Anda di halaman 1dari 4

Penyebaran Islam di Brunei

a. Melalui Perdagangan

Pedangangan Portugis dan Arab merupakan golongan yang memainkan peranan penting dalam
penyebaran islam di sekitar pulau-pulau Melayu. Brunei juga merupakan salah satu kawasan yang
dianggap menerima islam melalui golongan itu.

Pada abad ke-19, perdangan-perdangan Arab-Persia menguasai perdagangan laut diantara dunia Arab
hingga ke Cina. Malah mereka menjadi penghubung diantara Kepulauan Melayu dengan Cina. Sejarah
Cina menggelarkan Brunei sebagai polisi mencatatkan bahwa ia mempunyai pelabuhan yang maju dan
disinggahi oleh pedangang-pedangang Asia seperti: Arab, Persia, India, dan Cina.

Pedagang-pedangan Islam ini boleh jadi menyebarkan Islam itu sendiri. Membawa ulama-ulama Islam
atau kapal-kapall mereka atau mengadakan perkawinan dengan pennduduk setempat.

b. Melalui Perkawinan

Amalan perkawinan merupakan salah satu faktor universal yang membantu penyebaran Islam di
tempat, dan di dunia ini. Dalam konteks penyebaran Islam di Asia tenggara Brunei juga tidak terkecuali.
Perkawinan di antara tokoh pendakwah Syarif ali dengan putrid raja Brunei dianggap telah banyak
memberikan sambungan kepada kita pada perkembangan Islam di Brunei, dan di tambah pulabelia
menjadi Sultan Brunei yang ke-5, inin semakin memudahkan dalam usaha-usaha penyebaran islam di
Negara itu.

c. Melalui Dakwah-Dakwah Para Pendakwah

Kegiatan Islam oleh pendakwah Islam sangat dianggap berpengaruh ini di mulai pada kurun waktu yang
ke 10 dan seterusnya. Ia berkemungkinan terbit dari persaingan yang wujud di antara Islam dan Kristen
melalui cirri-ciri peramg salib yang berlaku di Eropa. Di antara pendakwah Islam yang memainkan
peranannya seperti Syekh Alwi Al Fakeh Al-Muqqaddam.

d. Politik

Sistem politik yang berlaku di Brunei adalah monarki absolute, di mana kepala Negara juga menjadi
kepala pemerintahan dan dinegara ini tidak ada lembaga legislatif dan pelaksanaan pemilu.

Negeri yang berpenduduk mayoritas muslim ini menjadikan kepala Negaranya sekaligus pemimpin
islam, dengan kata lain, Sultan menjabat Kepala Negara sekaligus merangkap ketua lembaga keagamaan
yang mengatur lalu lintas kehidupan beragama dan dibantu oleh mufti (ulama). Sementara itu, lembaga
eksekutifnya terdiri dari Perdana Menteri dan dibantu oleh 12 kementerian.

e. Pendidikan
Pendidikan Agama Islam telah diperkenalkan di Brunei sejak abad ke – 14, yaitu oleh mubaligh-mubaligh
melalui masjid-masjid, ataupun balai-balai adat. Pelajaran agama sebagai salah satu mata pelajaran,
pertama diperkenalkan di sekolah dasar tahun 1930-an. Walaupun demikian sekolah agama baru
terdapat pada tahun 1956, sekolah agama ini adalah atas titah perintah Sultan Omar Ali Saifuddin III
karena mendapat laporan bahwasanya kelemahan murid-murid di beberapa sekolah Melayu terdapat
dalam pendidikan Agama.

Laporan tersebut menyatakan dua hal yaitu pertama, kebanyakan murid tidak tahu rukun Islam
sementara kedua, waktu belajar agama terlalu singkat dan guru-guru yang mengajar itu pun bukan dari
lulusan sekolah agama sehingga tidak terlalu pandai dalam menjalankan tugas menurut peraturan
sekolah.

Oleh karena itu pendidikan sekolah agama secara penuh dan bersistem telah disatukan dengan sekolah-
sekolah Kerajaan Melayu dan Inggris pada saat itu. Kemudian untuk pertama kalinya pada tahun 1966
sekolah Arab pertama pun dibangun sebagai salah satu pilihan dalam pendidikan di Brunai.

Dengan kemunculan sekolah agama dan sekolah Arab, ternyata kedua-dua jenis sekolah ini telah dapat
memenuhi sebagian besar syarat dari titah Sultan Omar Ali Saifuddin III yang menginginkan adanya
sekolah yang berdasarkan atas agama Islam .

Kemudian dalam tahun 1972, muncul pula Perguruan Agama Seri Begawan dengan tujuan untuk
membekalkan guru-guru agama agar nantinya bisa ditempatkan di sekolah-sekolah dasar agama. Pada
pertengahan tahun 1970-an, dibangunlah sekolah dasar yang berguna untuk menampung pertambahan
murid-murid. Perkembangan institusi pengajian agama terus meningkat setelah 1980-an seperti Ma’had
Islam Brunei.

Penyebaran Islam di indonesia

1. Perdagangan

Kaum saudagar asing sudah masuk ke Nusantara sejak awal masehi. Jalur perdagangan inilah yang dinilai
sebagai langkah awal penyebaran agama Islam di Kepulauan Nusantara.

Sejak abad ke-7 Masehi, kawasan Nusantara sangat ramai dikunjungi pedagang dari Arab, Persia, India,
maupun Cina. Kaum pedagang inilah yang ditengarai membawa ajaran Islam dan menyebarkannya di
daerah-daerah yang dikunjungi.

2. Perkawinan

Banyak pedagang asing muslim yang menyambangi kemudian memutuskan untuk menetap. Mereka
mendirikan perkampungan orang Islam yang biasa disebut dengan istilah pekojan.

Dari sinilah terjadi interaksi dengan warga lokal. Tidak sedikit pedagang asing muslim yang menikahi
penduduk setempat. Orang lokal yang belum beragama Islam kemudian menjadi mualaf dan beranak-
pinak turun-temurun.
3. Pendidikan

Faktor pendidikan juga berpengaruh dalam penyebaran agama Islam di Indonesia seiring munculnya
para ulama, kyai, atau guru agama yang kemudian mendirikan pondok pesantren dan memiliki banyak
murid atau santri.

Pada masa Kesultanan Demak sebagai kerajaan Islam pertama di Jawa, misalnya, para Wali Songo
biasanya juga mengasuh pondok pesantren. Para santri pesantren inilah yang kemudian turut
menyebarkan ajaran Islam di Nusantara.

4. Kesenian

Kebudayaan lokal ternyata dapat digunakan sebagai cara menyebarkan Islam di Nusantara. Para
pendakwah Islam awal di Jawa, terutama para Wali Songo, melakukan syiar Islam dengan cara
memadukan ajaran agama dan tradisi lokal, seperti seni musik, tari, sastra, ukir, hingga bangunan.

Beberapa strategi berkesenian dalam penyebaran Islam di Jawa di antaranya adalah pertunjukan
wayang yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga dan permainan musik oleh Sunan Bonang.

5. Politik

Para pendakwah muslim di Jawa atau Nusantara juga memakai jalur politik untuk menyebarkan ajaran
Islam. Sebagai contoh adalah kiprah para Wali Songo yang turut memprakarsai berdirinya Kesultanan
Demak.

Pemimpin pertama sekaligus pendiri Kesultanan Demak adalah Raden Patah yang merupakan pangeran
dari Majapahit, kerajaan bercorak Hindu-Buddha terbesar di Nusantara.

Berkat peran Wali Songo, Raden Patah kemudian memeluk Islam dan merintis didirikannya Kesultanan
Demak sebagai kerajaan Islam pertama di Jawa. Kesultanan Demak inilah yang pada akhirnya
memungkasi riwayat Kerajaan Majapahit.

Jika seorang raja sudah masuk Islam, maka rakyat kerajaan akan berbondong-bondong mengikutinya.
Dengan begitu, dapat dikatakan bahwa Islam juga disebarkan melalui jalur politik.

6. Tasawuf

Tasawuf adalah ajaran untuk mendekatkan diri serta mengenal Tuhan dalam Islam. Ajaran tasawuf
rupanya berpengaruh dalam kehidupan sosial masyarakat Nusantara sehingga turut andil dalam
penyebaran Islam.

Ajaran tasawuf sudah ada di Nusantara sejak abad ke-13 Masehi dan berkembang dengan cepat pada
abad ke-17 Masehi.

Terkait bukti adanya ajaran tasawuf di Nusantara dapat dilihat dari Sejarah Banten, Babad Tanah Jawi,
Hikayat Raja-raja Pasai, dan naskah-naskah lama lainnya.
Penyebaran Islam di Malaysia

1. Faktor perkawinan

Bagi mengembangkan lagi dakwah Islamiah, perkawinan juga dapat memainkan peranan secara lebih
mantap dan berkesan. Perkawinan yang biasa berlaku disini dalam periode permulaan Islam ialah
perkawinan antar saudagar-saudagar Islam dengan gadis-gadis pribumi, terutama putri-putri dikalangan
istana dan pembesar-pembesar negeri. Begitu juga perkawinan antara seorang Raja dengan putri-putri
Raja di negeri jiran atau di negeri yang ditaklukinya. Kedua struktur perkawinan itu merupakan faktor
pembantu dalam menyebarkan Islam didaerah ini.

Seorang saudagar Islam misalnya bila perkawinan dengan gadis-gadis pribumi sama ada dengan
keturunan bangsawan atau rakyat jelata, besar kemungkinan kaum keluarga dan kerabat sebelah pihak
istrinya mulai dan menaruh minat untuk mengetahui seluk-beluk agama Islam. Lebih-lebih lagi saudagar-
saudagar tersebut memiliki harta kekayaan.

2. Faktor perdagangan

Kegiatan perdagangan antara Arab, Farsi dan India dengan Nusantara dikatakan telah berlaku sejak
beberapa abad sebelum masehi lagi hingga ke zaman kedatangan Islam pada abad ke-17 dan ke-8
Masehi. Sejak zaman awal Islam lagi pedagang-pedagang Arab-Islam disamping menjalankan aktivitas
perdangangan di Nusantara mereka telah memperkenalkan agama suci itu dimana-mana saja pelabuhan
yang mereka singgahi. Dari sifat mulia dan kepribadian yang tinggi serta amalan-amalan agama Islam
yang dianut oleh mereka. Situasi tersebut menyebabkan mereka senantiasa disanjung tinggi dan
dipercayai oleh segenap lapisan masyarakat.

Pada abad ke-14 hingga abad ke-17 Masehi, kegiatan perdagangan di Nusantara begitu maju dan
menggalakkan. Dalam abad ke-14 Masehi kegiatan persaganga dimainkan oleh kerajaan pasai, pada
abad ke-15 Masehi dimainkan dimalaka, sedangkan aktivitas perdagangan di abad ke-16 dan ke-17
Masehi pula diambil alih oleh kerajaan Aceh dan Kerajaan Islam Demak di Jawa.

Anda mungkin juga menyukai