Anda di halaman 1dari 3

Model Modifikasi Tingkah Laku (Behavioral)

1. Pengertian Model Modifikasi Tingkah Laku

Model ini bertitik tolak dari teori belajar behavioristik, yaitu bertujuan
mengembangkan sistem yang efisien untuk mengurutkan tugas-tugas belajar
dan membentuk tingkah laku dengan cara memanipulasi penguatan. Model ini
lebih menekankan pada aspek perubahan perilaku psikologis dan perilaku
yang tidak dapat diamati. Perilaku yang tidak dapat diamati secara langsung
seperti ketakutan dan kecemasan. Karakteristik model ini adalah dalam hal
penjabaran tugas-tugas yang harus dipelajari peserta didik lebih efisien dan
berurutan.

Dalam rumpun model pembelajaran ini terdapat beberapa model pembelajaran,


yaitu :

a. Belajar Tuntas (Mastery Learning)

Merupakan proses pembelajaran yang dilakukan secara sistematis dan terstruktur.


Tujuannya untuk mengadaptasi pembelajaran pada siswa kelompok besar
(pengajaran klasikal), membantu mengatasi perbedaan-perbedaan yang ada pada
peserta didik, dan berguna untuk menciptakan kecepatan belajar (rate of program).

Tujuan proses mengajar belajar secara ideal adalah agar bahan yang dipelajari
dikuasai oleh siswa. Inilah yang disebut " mastery learning" atau belajar tuntas,
artinya penguasaan penuh.

b. Belajar kontrol diri ( Learning Self Control)

Dalam proses pendidikan melibatkan tiga faktor di dalamnya, yaitu anak sebagai
peserta didik, guru atau orang tua sebagai pendidik, dan lingkungan sebagai tempat
pendidikan. Selain memberikan pengetahuan, tenaga pendidik juga memperhatikan
perilaku peserta didik dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, dibutuhkan
kontrol diri dalam diri siswa untuk membentuk tingkah laku positif dan mengurangi
tingkah laku negatif.

c. Latihan Assertif (Assertive Training)

Assertive Training merupakan latihan keterampilan sosial yang diberikan pada


individu yang diganggu kecemasan, tidak mampu mempertahankan hak-haknya,
terlalu lemah, tidak mampu mengekspresikan amarahnya dengan benar dan cepat
tersinggung.
Latihan Assertif ini merupakan rangkuman dari keterampilan, konsep, dan sikap
yang dapat mengembangkan dan melatih individu untuk menyampaikan dengan
terus terang tentang pikiran, perasaan, keinginannya dengan penuh percaya diri
sehingga individu tersebut mampu berhubungan baik dengan lingkungan sosialnya.

2. Implementasi Model Modifikasi Tingkah Laku (Behavioral)

Implementasi dari model modifikasi tingkah laku adalah meningkatkan


ketelitian pengucapan pada anak. Guru selalu memperhatikan tingkah laku
belajar peserta didik. Modifikasi tingkah laku dilakukan dengan cara
memberikan penguatan terhadap peserta didik.

Ada empat fase dalam model modifikasi tingkah laku, yaitu:

a) Fase mesin pembelajaran (CAI dan CBI)

Fase mesin pembelajaran merupakan pembelajaran yang memanfaatkan dua


macam penerapan yaitu dalam bentuk pembelajaran dengan bantuan komputer
(Computer Assited Instruction) dan pembelajaran berbasis komputer (Computer
Based Instruction). Pada CAI perangkat lunak yang digunakan berfungsi membantu
guru dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung seperti penggunaan
multimedia, alat bantu dalam presentasi ataupun demonstrasi atau juga sebagai alat
bantu dalam pelaksanaan pembelajaran.

CBI adalah bentuk penyajian bahan-bahan pembelajaran dan keahlian dalam satuan
bagian-bagian kecil. CBI merupakan suatu pembelajaran yang memanfaatkan
komputer sebagai alat dalam sistem pembelajaran, dalam hal ini peserta didik
berinteraksi langsung dengan sistem yang sudah diprogramkan oleh guru di
komputer.

b) Penggunaan media

Media merupakan sarana perantara yang digunakan sebagai alat yang menunjang
pembelajaran yang membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran
sehingga materi tersebut mudah dipahami oleh peserta didik.

c) Pengajaran berprogama

Pengajara berprograma juga disebut dengan metode Programed Instruction dengan


menerapkan prinsip operant condtioning bagi belajar peserta didik di sekolah.
Pengajaran ini dilakukan secara langsung seperti pengajaran diri sendiri dengan
menunjukkan suatu topik yang disusun secara cermat untuk dipelajari dan juga
dikerjakan oleh peserta didik, dimana tiap-tiap pekerjaan peserta didik diberikan
feedback (umpan balik) secara langsung.

d) Operant conditioning dan operant reinforcement

Operant conditioning adalah suatu bentuk pembelajaran yang didalamnya terdapat


sebuah respon yang meningkat frekuensinya karena adanya sebuah penguatan.
Dalam proses pembelajaran, reward atau reinforcer menjadi faktor yang utama
dalam teori ini. Hal ini disebabkan perangsang itu memperkuat respons yang
dilakukan. Penggunaan konsekuensi yang menyenangkan atau pun tidak untuk
mengubah perilaku disebut dengan pengkondisian operant

Dalam pembentukan tingkah laku diperlukan adanya penguatan. Penguatan disini


disebut dengan operant reinforcement, dimana dalam hal ini terdapat dua macam
penguatan yaitu penguatan positif dan juga penguatan negatif. Penguatan positif
adalah sebuah kejadian, ketika disajikan langsung mengikuti sebuah perilaku,
menyebabkan perilaku tersebut meningkat frekuensinya. Sedangkan penguatan
negatif adalah sebagai penghilangan stimulus tertentu segera sesudah munculnya
sebuah respons akan meningkatkan kemungkinan bagi respons tersebut untuk
muncul kembali.

Anda mungkin juga menyukai