Anda di halaman 1dari 20

3 TENSES UNTUK

KELAS 3

Disusun oleh : Alfred Mulya Simandjuntak


NIM : 69080073
Program studi : Magister Pendidikan UPH
Abstraksi

Merancang suatu instruksi merupakan keharusan bagi setiap instruktur sebelum


ia memberikan instruksi-instruksi kepada learner. Adapun kepentingan utama
bagi disain instruksi ini lebih kepada kelancaran proses belajar-mengajar yang
mengharuskan persiapan dari awal sampai akhir, yaitu sampai kepada tahap
assessment sebagai bentuk evaluasi terhadap kinerja learner selama proses
belajar-mengajar tersebut. Ketertarikan penulis untuk mencoba menyusun suatu
instruksi yang dapat diterapkan pada siswa kelas 3 SD dengan tujuan akhir
penguasaan 3 tenses dalam Bahasa Inggris telah menimbulkan pertanyaan
mendasar, yaitu apa saja yang diperlukan untuk menyusunnya sesuai dengan
tahapan-tahapan yang berlaku secara umum di dunia pendidikan. Dan, oleh
karena itulah makalah ini disusun, yaitu sebagai evaluasi dan jawaban atas
pertanyaan tersebut.
I. PENDAHULUAN

Mengajar anak-anak SD atau yang Piaget sebut dalam teori


perkembangan kognitifnya berada dalam perkembangan periode operasional
konkrit, mengingat usia mereka yang terentang dari 7 sampai dengan 12 tahun,
sungguhlah mengasyikkan. Karena dalam tahap itulah, anak mencoba untuk
membangun dasar pengenalan akan dirinya sendiri dan lingkungan sekitarnya,
menumbuhkan pemahaman logis akan objek-objek konkrit atau yang nyata,
dapat disentuh, dilihat; dan beranjak dari statusnya sebagai ‘mantan’ anak kecil
menuju periode remaja.

Bahasa Inggris sebagai salah satu topik yang sudah diberikan kepada
anak-anak kita dewasa ini, telah menimbulkan suatu tantangan tersendiri, baik
bagi mereka sebagai learner dan juga kita sebagai instructor; karena
kompleksitas dalam subjek tersebut dibandingkan dengan kebutuhan
masyarakat modern akan penguasaan yang mumpuni semenjak kecil adalah
sudah menjadi hal yang mendasar

Tidak dapat dipungkiri bahwa untuk mampu menyusun suatu lesson plan
yang baik, dibutuhkan pemahaman yang baik pula atas subjek yang ingin
disampaikan, kemampuan dasar dari learner dan dengan bertitik-tolak atas hasil
yang ingin dicapai. Selanjutnya, lesson plan yang sehari-hari digunakan oleh
instruktur didalam proses belajar-mengajar merupakan hasil rumusan dari
instruksi yang akan diberikan oleh instruktur dalam satu periode tertentu
mengenai suatu subjek yang akan diberikan kepada learner. Untuk itulah,
menjadi suatu ketertarikan tersendiri bagi penulis untuk melakukan analisis
menyeluruh untuk mengidentifikasikan tujuan: mengajarkan 3 tenses untuk anak
kelas 3, yang tentunya tidak hanya terbatas pada usia kelas 3 SD, tetapi dengan
harapan bahwa learner telah mencapai usia yang cukup, vocabulary yang cukup,
grammar dasar yang sesuai, agar instruksi yang diberikan tidak berbeda terlalu
jauh dari tujuan instruksi yang diharapkan atau dengan kata lain tidak menjadi
sia-sia.

Berikut adalah sequence atau urutan didalam mendisain instruksi, yang


disarikan dari The Systematic Design of Instruction oleh Walter Dick, Lou Carey
dan James O. Carey:
1. mengenali tujuan akhir dari instruksi yang ingin dicapai
2. menganalisis instruksi tersebut
3. menganalisis learner dan konteks didalamnya
4. menulis sasaran kinerja atau performa
5. mengembangkan alat-alat untuk evaluasi atau assessment
6. mengembangkan strategi instruksi
7. mengembangkan dan memilih bahan-bahan instruksi
8. merancang dan melakukan evaluasi formatif atas instruksi
9. mengadakan revisi
10. merancang dan melakukan evaluasi sumatif
II. ISI

A. Mengenali tujuan akhir dari instruksi.

Seperti telah dibahas sebelumnya, maka pembahasan akan dimulai


dengan mengenali tujuan akhir dari instruksi yang ingin dicapai, yang mana
dalam hal ini adalah memampukan learner agar mampu:
 mengenali 3 tenses dasar dalam Bahasa Inggris, yaitu Simple
Present, Simple Past dan Simple Future
 membedakan 3 tenses dasar tersebut
 membuat kalimat dalam 3 tenses tersebut, serta
mengaplikasikannya dalam percakapan sehari-hari
 mampu menuliskan sebuah cerita atau karangan yang berisikan
aplikasi dari 3 tenses tersebut.

Tujuan yang saya tetapkan, memampukan siswa untuk menguasai 3


tenses dasar dalam waktu 1 semester atau 6 bulan pengajaran, adalah sesuai
dengan time line berikut ini:
 pada 2 bulan pertama, fokus akan diarahkan pada pengenalan
akan 3 tenses tersebut berserta dengan cerita ataupun contoh
percakapan-percakapan yang mendukung
 2 bulan selanjutnya, learner sudah diharapkan mampu
membedakan atau minimal tahu kapan menggunakan simple
present, simple past dan simple future; dimana untuk periode ini,
beberapa soal latihan ataupun evaluasi-evaluasi singkat akan
diberikan untuk mengukur sejauh mana pemahaman mereka atas 3
tenses tersebut
 2 bulan terakhir, adalah yang paling menantang, karena yang
diharapkan bukan lagi pengetahuan tetapi aplikasi oleh learner baik
dalam bentuk lisan maupun tertulis.
Tentu saja, tingkat keberhasilan yang diharapkan tidak melulu 100 persen
atau sempurna, karena faktor motivasi yang berbeda, dimana menurut Teori
Atribusi Bernard Weiner dapat dibagi menjadi:
 harapan
 tingkat kepercayaan diri
 dan perilaku yang dipengaruhi oleh manfaat akhir instruksi bagi diri
mereka sendiri.

Melainkan, cukuplah apabila learner mampu membedakan atau tahu


kapan menggunakan salah satu dari ketiga tenses tersebut (timeline ke-2),
karena dalam percakapan Bahasa Inggris sehari-hari, diperlukan pengetahuan
untuk dapat menyampaikan apa yang ingin disampaikan dengan jelas dan
terstruktur.

B. Menganalisis instruksi.

Instruksi yang akan saya berikan dapat diurutkan sebagai berikut:


1. 3 tenses dasar dalam Bahasa Inggris: simple present, simple past dan
simple future
2. simple present digunakan untuk menyatakan keadaan atau tindakan yang
terjadi pada saat ini dengan berulang-ulang atau mengikuti pola tertentu,
atau suatu kebenaran ilmiah.
Contoh: Carlos goes to school everyday
Carlos and Albert have a math course three times in a week
Carlos and Albert are students of BPK Penabur Tangerang
The sun rises in the east and sets in the west
The earth rotates around the sun and around itself
3. simple past digunakan untuk menyatakan suatu keadaan atau tindakan
yang sudah terjadi dimasa lampau.
Contoh: Maverick studied hard last night
Maverick studied hard but his little sister asked him to play
with her
Maverick was a diligent student but his little sister was not
4. simple future digunakan untuk menyatakan suatu keadaan atau tindakan
yang akan terjadi dimasa depan.
Contoh: Jesselyn will be happy because her father will take her to
Kidzania next week
Jesselyn will study happily because she knows that her
father loves her very much
5. menerangkan bentuk negatif (-) dan pertanyaan (?) atau negative and
interrogative forms of Simple Present, Simple Past and Simple Future.
a. Dengan to be
 Simple Present:
Subject To be + Noun / To be Subject + Noun /
not Adjective Adjective + ?
I AM not A boy AM I boy?
He / She / It IS not Sad IS He / She / It sad?
You / We / They ARE not Animal ARE You / We / They
animal?
Edo IS not A doctor IS Edo doctor?
Silvana and I ARE not Friends ARE Silvana and I friends?

 Simple Past
Subject To be + Noun / To be Subject + noun /
not Adjective Adjective + ?
I WAS not A student Was I a student?
He / She / It WAS not Lazy Was He / She / It lazy?
You / We / They WERE friend Were Were not friend
not
 Simple Future
Subject WILL + Noun / Will Subject + be +
NOT + Adjective Noun / Adjective?
BE
I WILL A teacher WILL You be a teacher?
NOT BE
He / She / It WILL Diligent WILL He / She / It be
NOT BE diligent?
You / We / They WILL Friend WILL You / We / They be
NOT BE friend?

b. Tanpa to be
 Simple Present:
Subject Do / Does + Verb 1 Do / Does Subject + Verb 1 + ?
not
I Do not Cry Do you cry?
He / She / It Does not Laugh Does He / She / It laugh?
You / We / They Do no Sit Do You / We / They sit?
Edo Does not Have a Does Edo have a pen?
pen
Silvana and I Do not Play Do Silvana and I play?

 Simple Past
Subject Did + not Verb 1 Did Subject + Verb 1 + ?
I Did not Run Did You run?
He / She / It Did not Study Did He / She / It study?
You / We / They Did not Fly Did You / We / They fly?

 Simple Future
Subject WILL + Verb 1 Will Subject + Verb 1?
NOT
I WILL Smile WILL You smile?
He / She / It WILL Go WILL He / She / It go?
You / We / They WILL Pray WILL You / We / They
pray?

6. mengukur apakah learner sudah memahami ketiga tenses tersebut


dengan meminta mereka membuat contoh serupa
7. a. apabila mereka memahami, atau setidaknya 90 persen dari mereka
mampu membuat kalimat dengan pola yang serupa, maka akan
dilanjutkan dengan memberikan mereka waktu untuk meneruskan kalimat-
kalimat yang sudah mereka tuliskan
b. apabila baru sekitar 20 atau 30 persen yang mampu membuat kalimat
serupa, maka penjelasan akan diulang minimal 2 atau 3 kali lagi dengan
contoh-contoh yang lebih bervariasi dan membuat mereka mudah untuk
paham.
Contoh: I take a bath three times in a day
My father goes to work everyday
We go to mall twice in a week.

Tahap pengenalan dan memahami, yaitu tahap 1 sampai dengan 6


merupakan tahap yang dapat dikerjakan dalam rentang 4 bulan pertama,
selanjutnya tahap untuk mengaplikasikan pemahaman mereka kedalam
percakapan ataupun tulisan akan dapat dipenuhi dalam waktu 2 bulan
selanjutnya.

C. Menganalisis learner dan konteks didalamnya.

Untuk menganalisis learner dibutuhkan satu hal penting dalam


mengetahui kesiapan mereka menerima instruksi yang akan diberikan, yaitu
entry behaviours. Dan, dalam hal ini, entry behaviors yang dibutuhkan adalah
minimal learners mengetahui:
1. waktu saat ini atau present yang antara lain diwakili dengan contoh: every
day, every month, today, every year, etc.
2. waktu yang lampau atau past yang contohnya adalah: 2 days ago, a few
minutes earlier, yesterday, last week, etc.
3. waktu yang akan datang atau future dengan contoh: 3 days from now,
next month, next week, tomorrow, a few hours later, etc.

Kemudian untuk konteks dimana instruksi ini akan dipakai adalah pada
murid-murid kelas 3 SD yang sebaiknya diterapkan pada sekolah swasta dengan
ujian penempatan siswa (ujian saringan masuk) yang lebih selektif dibandingkan
sekolah-sekolah negeri. Walaupun, pada akhirnya diharapkan sekolah-sekolah
negeri juga dapat menerapkannya karena untuk menghindari terjadinya
disparitas pendidikan atau dimana learner dengan sumberdaya yang mumpuni
dapat lebih sukses dibandingkan puluhan juta dari anak-anak kita yang pada
dasarnya juga ingin menjadi pintar.

D. Menulis sasaran kinerja atau performa

Merupakan proses terpenting dari keseluruhan proses mendisain


instruksi, karena berisi langkah-langkah yang lebih rinci dan terstruktur mengenai
tujuan yang ingin dicapai. Dengan tujuan penulisan makalah ini, yaitu:
memberikan 3 tenses dasar Bahasa Inggris dalam waktu 1 semester untuk anak
kelas 3 SD, maka berikut ini adalah pedoman-pedoman yang dapat saya
berikan:
1. menjelaskan kepada learner tentang Simple Present, Simple Past dan
Simple Future dengan penjelasan yang mudah dan dapat dimengerti oleh
anak-anak kelas 3 SD.
Contoh: Simple Present → I eat and drink everyday
Simple Past → I studied English yesterday
Simple Future → I will go home after I finish my school
Respon yang diharapkan: learner minimal mampu membuat contoh yang
serupa atau mengembangkannya, minimal 2 contoh dari masing-masing
Tenses. Apabila learner masih kurang dapat memahami, maka akan lebih
baik jika gambar-gambar yang telah saya persiapkan sebelumnya atas
kegiatan-kegiatan seperti contoh di atas, dapat ditampilkan untuk lebih
menarik perhatian mereka.
2. memberitahukan perbedaan antara Simple Present, Simple Past dan
Simple Future berdasarkan contoh-contoh yang sederhana dan dapat
dimengerti learner.
Contoh: My father works everyday is Simple Past or Simple Present?
My mother will fetch me this afternoon is Simple Present or
Simple Future?
Respon yang diharapkan: learner sudah mulai dapat membedakan tenses
apa yang menggunakan will, kata kerja berakhiran -s, -es, -ies, -d, -ed,
-ied; dimana kata kerja yang diberi akhiran -s, -es, -ies merupakan
penanda bahwa kalimat itu Simple Present, contoh: cooks, lives, studies;
kemudian apabila diberikan will merupakan Simple Future, contoh: will
live, will study, will go; serta kata kerja berakhiran -d, -ed, -ied merupakan
penanda Simple Past, contoh: lived, played, studied,
Sarana untuk mempertajam ingatan dan daya analisis anak, tidak lain dan
tidak bukan adalah melalui PR / PS, tugas-tugas lainnya, dan ulangan
harian.
3. mengantisipasi pertanyaan atau keingintahuan learner, pada dasarnya
apa yang ingin saya sampaikan lewat penjelasan 3 tenses dasar untuk
kelas 3 SD sudah mencakup hal-hal yang memang diperlukan agar
learner dengan mudah mampu memahaminya; tetapi, ada kalanya
keingintahuan mereka berkembang, seperti: bagaimana mengatakan
‘saya sekarang sedang belajar’ dalam Bahasa Inggris? Apakah berbeda
‘dengan saya belajar setiap hari’? Pak, kata mama saya, ‘I am going to
school tomorrow’ sama dengan ‘I will go to school tomorrow’, apakah
memang demikian?

Pertama-tama, memang kita harus mempersiapkan instruksi yang telah


kita disain terhadap segala kemungkinan, termasuk diantaranya pertanyaan-
pertanyaan kritis, yang tidak dapat dipungkiri justru sering dilontarkan oleh otak-
otak brilian. Tanpa bermaksud mengubah atau justru menambahkan
(mempersulit) instruksi yang memang saya peruntukkan bagi murid-murid kelas
3 SD, maka ada beberapa hal yang ingin saya jadikan dasar didalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan semacam itu:
 Karena pada dasarnya pertanyaan-pertanyaan tersebut bersifat
keingintahuan semata dan bukannya keharusan didalam kurikulum atau
dengan kata lain, tidak perlu bagi saya untuk menerangkan 100 persen;
maka yang saya akan lakukan adalah mengambil saran dari Teori Kognitif
Piaget yaitu mempersilahkan siswa-siswi yang ingin tahu untuk mencari
sendiri jawabannya. Contoh: mengijinkan mereka untuk pergi ke
perpustakaan dan meminta pustakawan untuk menunjukkan buku-buku
yang dapat membantu mereka.
 Jikalau yang memang menginginkan penjelasan lebih lanjut ada sekitar
lebih dari separuh kelas, maka saya dengan ‘terpaksa’ akan menjelaskan
kepada mereka, dengan catatan bahwa penjelasan tersebut hanyalah
bersifat tambahan dan tidak akan berpengaruh terhadap kurikulum atau
instruksi yang telah saya susun sebelumnya. Tetapi, dalam praktik
percakapan sehari-hari, hal-hal tambahan seperti inilah yang dapat
menjadi nilai tambah apakah learner benar-benar bertanya untuk sekedar
ingin tahu atau memang ingin menambah kemampuan berbahasa
Inggrisnya.
E. Mengembangkan alat-alat untuk evaluasi atau assessment.

Pada dasarnya, bagian ini akan memberikan contoh evaluasi atau


assessment yang berguna untuk mengukur sejauh mana kemampuan learner
atas instruksi yang telah diberikan. Tanpa bermaksud untuk membagi kelas
kedalam mereka yang memahami atau tidak, maka perlu dipahami oleh learner
bahwa nilai buruk dan nilai bagus bukan berarti akhir dari segalanya. Tes atau
ulangan yang ingin saya sampaikan disini adalah berbentuk ulangan harian dan
ujian akhir atau evaluasi sehari-hari atas performa learner dan evaluasi akhir
atas keseluruhan instruksi yang saya telah berikan selama periode 1 semester.

Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam assessment:


1. Write 3 sentences in the form of Simple Present!
2. Write 3 sentences in the form of Simple Past!
3. Write 3 sentences in the form of Simple Future!
4. Change the 3 sentences in number 1 into negative and interrogative
forms!
5. Change the 3 sentences in number 2 into negative and interrogative
forms!
6. Change the 3 sentences in number 3 into negative and interrogative
forms!
7. I . . . everyday.
a. study b. play c. studies d. goes to school
8. My father . . . in USA last month.
a. was b. studied c. played d. will study
9. Andra . . . study hard tonight.
a. will b. was c. will be d. does not
10. Felicia . . . a beautiful girl.
a. is b. will be c. was d. does not

Contoh pertanyaan-pertanyaan di atas, dapat dikembangkan lagi menjadi


bentuk-bentuk soal yang lebih bervariasi seperti: mencocokkan, mengacak kata
atau sentence building, dsb.

F. Mengembangkan strategi instruksi.


Menurut Walter Dick, Lou Carey dan James O. Carey dalam bukunya The
Systematic Design of Instruction, ada 6 langkah ideal dalam mengembangkan
strategi instruksi, antara lain:
1. mengulang atau me-review analisis instruksi dan mengenali bagian-
bagian logis dari tujuan instruksi yang akan diajarkan dalam urutan-urutan
yang sesuai.
Dalam hal pengajaran 3 tenses untuk siswa kelas 3 SD, maka yang pertama
saya lakukan adalah mengulang kembali hal-hal yang perlu bagi learner agar
dapat mengikuti instruksi yang saya akan berikan. Contoh: give me 5
examples of Noun? Adjectives? Subjects?

2. merencanakan komponen pembelajaran yang akan digunakan dalam


instruksi, yang terdiri dari: preinstructional activities, content presentation,
learner participation, assessment, dan follow-through activities.
Untuk preinstructional activites, dapat diberikan cerita tentang Spongebob
Squarepants, salah satu idola kartun anak-anak, dimana dalam cerita
tersebut akan ada boneka-boneka yang seolah-olah sedang berbicara satu
sama lain (dalam Bahasa Inggris) dengan topik Simple Present.
Sedangkan untuk content presentation, berupa penjelasan yang mudah dan
dapat dimengerti oleh learnes tentang Simple Present.
Kemudian untuk learner participation, saya dapat membagi kelas menjadi 3
kelompok: 1 kelompok Simple Present, 1 kelompok Simple Past dan 1
kelompok Simple Future.
Pada bagian assessment, soal-soal yang sebelumnya sudah saya persiapkan
dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana learner memahami
penjelasan instruktur.
Terakhir pada bagian follow-through activites, dapat dipentaskan sebuah
drama yang dapat disadur dari cerita-cerita klasik anak-anak, seperti: si kancil
yang cerdik, petualangan Sun-Go-Kong, dsb., dengan tetap menampilkan
tema Simple Present, Simple Past dan Simple Future.
3. memilih bentuk pengelompokkan siswa untuk proses belajar-mengajar,
pada dasarnya akan lebih mudah dalam mengajarkan learner dengan
tingkat intelejensi yang sama, tetapi hal tersebut sungguh mustahil. Jadi,
ada baiknya apabila saya tetap mengelompokkan mereka kedalam grup
dimana pembagiannya adalah 1 siswa yang tingkat intelejensinya tinggi
dengan 2 atau 3 siswa yang sedang-sedang dan 2 siswa dengan tingkat
intelejensi tinggi dengan 2 atau 3 siswa yang termasuk lambat dalam
pemahaman.

4. menentukan media dan bahan-bahan yang efektif dalam kisaran harga,


kenyamanan, kepraktisan yang wajar. Proses belajar-mengajar akan
semakin motivatif apabila ditunjang dengan alat-alat peraga atau alat
bantu yang mendukung, dalam hal ini, yang saya rasa penting bagi anak-
anak kelas 3 SD adalah: boneka Spongebob Squarepants, yang dapat
mereka buat sendiri dalam pelajaran kesenian.

5. menentukan sasaran bagi bahan yang diajarkan dan mengkonsolidasikan


pilihan media. Sasaran dan media yang dipilih, harus mengikuti tujuan
akhir pembelajaran yaitu: 3 tenses bagi siswa kelas 3 SD dalam waktu 1
semester. Contoh: dalam bulan pertama, siswa sudah mampu
membedakan simple present dan simple past serta simple future dengan
kemampuan story-telling yang digunakan oleh instruktur dengan media
boneka Spongebob Squarepants.

6. memilih atau mengembangkan sebuah sistim penyampaian yang paling


mengakomodasi keputusan-keputusan yang telah dibuat dalam langkah
pertama sampai dengan langkah kelima. Ada beberapa model yang dapat
digunakan, antara lain: metode tradisional (pelatihan di kelas, instruktur
menjelaskan, learner memperhatikan), kelompok diskusi, dengan media
komputer, internet, dsb. Dalam hal ini, sistim penyampaian yang baik
adalah yang mampu menjaga motivasi learner untuk tetap bersemangat
dalam proses belajar-mengajar dan oleh karenanya variasi penggunaan
sesuai dengan situasi dan kondisi belajar-mengajar merupakan salah satu
solusi terbaik.

G. Mengembangkan dan memilih bahan-bahan instruksi.

Pada dasarnya, merupakan langkah terakhir sebelum diadakan evaluasi


terhadap disain instruksi yang telah siap diterbitkan. Atas dasar itulah,
pengembangan dan pemilihan bahan-bahan instruksi, diupayakan agar sedapat
mungkin tidak menyimpang dari tujuan akhir pembuatan disain instruksi tetapi
mampu memberikan suatu pengembangan yang berarti demi sempurnanya
disain instruksi tersebut yaitu tidak hanya bagi si instruktur melainkan juga bagi
learner dan pihak-pihak lain yang mungkin berkepentingan terhadap disain
instruksi tersebut.

Untuk pengembangan yang penulis rasa penting diberikan adalah pada


assessment yang akan diberikan. Karena salah satu untuk mempertajam daya
ingat learner adalah dengan melalui pemberian evaluasi yang mana selain
‘memaksa’ learner untuk mempersiapkan diri sebelumnya, juga memiliki dampak
punishment dan reward. Oleh karenanya pengembangan bahan-bahan instruksi
untuk bagian assessment akan tampak sebagai berikut:
soal-soal latihan atau posttest yang diberikan dapat berupa variasi dari
hal-hal yang sebelumnya pernah dipelajari learner, seperti: tidak hanya
melulu berisikan 3 tenses dasar Bahasa Inggris, tapi dapat juga
ditambahkan soal-soal seperti:
 Mention 5 Nouns you know! Mention 5 Adjectives you know! Put
them into 3 sentences, each!
 Vocabulary: write the English of these things!
 Vocabulry: complete these missing letters!
R - … - … - B - I - ... → it eats carrots
D-…-…-K → it makes a wek, wek, wek sound
E-…-…-…-…-…-…-… → the biggest land animal

H. Merancang dan melakukan evaluasi formatif atas instruksi.

Setelah disain instruksi dirasakan cukup, maka langkah selanjutnya


adalah mengadakan evaluasi terhadapnya. Tidak dapat dipungkiri, bahwa alasan
mendasar diperlukannya evaluasi adalah menjamin agar kesalahan atau
bantahan dimasa depan, setelah diterbitkannya instruksi, tidak berdampak terlalu
fatal terhadap keseluruhan proses belajar-mengajar. Kesalahan pasti ada, besar
atau kecil, tetapi peran evaluasilah yang dapat mempersiapkan instruktur dan
learner terhadap potensi terjadinya kerugian akibat kegagalan yang tidak
dipredisksi sebelumnya.
Evaluasi formatif merupakan proses yang dilakukan disainer untuk
mendapatkan data yang dapat digunakan untuk memperbaiki atau merevisi
instruksi-instruksi mereka agar membuatnya lebih optimal, yaitu lebih efektif dan
efisien. Pada dasarnya ada 3 urutannya, yakni:
 Evaluasi satu-satu dengan learner
 Evaluasi dalam kelompok kecil
 Percobaan lapangan atau field trial

Saya percaya bahwa instruksi yang saya persiapkan untuk 3 tenses untuk
kelas 3 SD juga perlu mendapatkan evaluasi, demi tujuan optimalnya instruksi
setelah siap untuk diterbitkan. Oleh karenanya, evaluasi dengan learner secara
pribadi, kemudian dalam kelompok kecil, yang dalam hal ini saya perluas tidak
hanya dengan learner melainkan juga dengan meminta pendapat instruktur-
insutruktur lain yang dapat juga berkepentingan terhadap disain instruksi 3
tenses untuk kelas 3 SD.

I. Mengadakan revisi.

Revisi atau perubahan dalam disain instruksi yang telah dirancang, pada
dasarnya merupakan proses selanjutnya dari merancang dan melakukan
evaluasi formatif atas instruksi, jadi dengan telah dikumpulkannya data-data
yang berasal dari:
 Evaluasi satu-satu dengan learner
 Evaluasi dalam kelompok kecil
 Percobaan lapangan atau field trial
Maka selanjutnya, perlu diadakan suatu analisis terhadap hasil
pengumpulan data dengan ketiga metode tersebut, untuk ditentukan arah revisi
yang perlu dilakukan. Analisis tersebut akan berguna untuk membantu disainer
didalam menentukan sendiri, berdasarkan data-data yang telah dikumpulkannya,
keputusan-keputusan untuk mengubah: mengurangi atau menambahkan
instruksi yang telah dipersiapkan, agar sesuai dengan tujuan akhir yang ingin
dicapai yaitu optimalnya pengajaran 3 tenses untuk siswa kelas 3 SD.

J. Merancang dan melakukan evaluasi sumatif.

Evaluasi sumatif dapat diterjemahkan sebagai bentuk evaluasi yang


dilakukan setelah instruksi diterbitkan, yaitu yang dilakukan oleh instruktur lain
untuk mengumpulkan data dan menentukan seberapa besar keefektifannya.
Adapun beberapa macam dari evaluasi sumatif:
 Penilaian oleh pakar dibidang yang sama, dan
 Percobaan lapangan atau field trial

Adapun untuk bagian merancang dan melakukan evaluasi formatif atas


instruksi, mengadakan revisi dan merancang dan melakukan evaluasi sumatif
penulis tidak akan membahasnya terlalu rinci karena mereka adalah proses yang
harus benar-benar dilakukan atau diimplementasikan dalam suatu tindakan
nyata; sedangkan yang dijadikan tujuan penulisan makalah ini hanyalah
pembuatan instruksi disain 3 tenses untuk anak kelas 3 SD dalam rentang waktu
1 semester.

Anda mungkin juga menyukai