( KONTRAK BISNIS )
Oleh : KELOMPOK 2
Nama Anggota :
1. Ni Putu Rahayu Pertiwi ( 2002022457 )
2. Ni Luh Gede Ayu Sujaniari ( 2002022459 )
3. Ida Ayu Santy Apryani ( 2002022463 )
4. I Putu Aldi Wirawan ( 2002022464 )
5. Ni Putu Septa Artini ( 2002022467 )
6. Ida Ayu Amelia Putri ( 2002022466 )
7. Ni PutuLinda Yani ( 2002022465 )
Perikatan bersyarat merupakan salah satu bentuk perikatan yang dikenal dalam
masyarakat. Dalam KUHPerdata sendiri perikatan bersyarat didefinisikan sebagai
perikatan yang digantungkan pada syarat. Syarat itu adalah peristiwa yang masih
akan datang dan masih belum tentu akan terjadi. Perikatan dengan syarat ini
dibedakan menjadi dua, yaitu :
1) Perikatan dengan syarat Tangguh
Perikatan dengan syarat tangguh yaitu menangguhkan lahirnya perikatan hingga
syarat yang dimaksud terjadi.
2) Perikatan dengan Syarat Batal
Sedangkan perikatan dengan syarat batal yaitu perikatan yang sudah lahir justru
berakhir atau dibatalkan apabila peristiwa yang dimaksud itu terjadi.
Dalam prakteknya syarat batal ini sering dicantumkan dalam klausul yang
mengatur tentang kemungkinan terjadinya pembatalan perjanjian beserta penyebab
dan konsekuensinya bagi para pihak. Pembatalan kontrak yang diatur dalam
perjanjian (terminasi) dapat dilakukan dengan penyebutan alasan pemutusan
perjanjian, dalam hal ini dalam perjanjian diperinci alasan-alasan sehingga salah satu
pihak atau kedua belah pihak dapat memutus perjanjian. Maka dalam hal ini tidak
semua wanprestasi dapat menyebabkan salah satu pihak memutuskan perjanjiannya,
tetapi hanya wanprestasi yang disebutkan dalam perjanjian saja.
Cara lain pembatalan kontrak yang diatur dalam perjanjian yakni dengan
kesepakatan kedua belah pihak. Sebenarnya hal ini hanya penegasan saja, karena
tanpa penyebutan tentang hal tersebut, demi hukum, perjanjian dapat diterminasi jika
disetujui oleh para pihak.
Dari uraian di atas, terjadinya ingkar janji atu wanprestasi dari pihak-pihak dalam
perjanjian, pihak yang dirugikan dapat meminta pembatalan perjanjian. Pembatalan
perjanjian dengan alasan wanprestasi sudah sering terjadi, dan dianggap wajar.
Apalagi jika alasan itu dibenarkan dalam termination clause yang sudah disepakati
bersama kedua pihak.
Masalah pembatalan perjanjian karena kelalaian atau wanprestasi salah satu
pihak, dalam KUHPerdata, terdapat pengaturan pada Pasal 1266, yaitu suatu Pasal
yang terdapat dalam bagian kelima Bab I, Buku III, yang mengatur tentang perikatan
bersyarat. Pasal 1266 KUHPerdata, menjadi dasar bahwa hakimlah yang menentukan
apakah telah terjadi wanprestasi atau tidak dalam suatu kontrak.
Sebenarnya, pengakhiran kontrak sepihak karena wanprestasi tanpa putusan dari
hakim tidak menjadi masalah kalau pihak lain juga menerima keputusan itu. Tetapi
kalau salah satu pihak menolak dituduh wanprestasi, maka para pihak sebaiknya
menyerahkan keputusan kepada hakim untuk menilai ada tidaknya wanprestasi. Jika
hakim menyatakan perbuatan wanprestasi terbukti dan sah, maka ingkar janji itu
dihitung sejak salah salah satu pihak mengakhiri perjanjian. Pembatalan perjanjian
bertujuan membawa kedua belah pihak kembali pada keadaan sebelum perjanjian
diadakan. Jika suatu pihak telah menerima sesuatu dari pihak lainnya, baik uang
ataupun barang, maka uang atau barang tersebut harus dikembalikan.
5. ANATOMI KONTRAK
Salah satu unsur yang paling penting dalam merancang kontrak, yaitu si
perancang harus memperhatikan struktur dan anatomi kontrak yang dibuat atau yang
akan dirancang. Struktur kontrak adalah susunan dari kontrak yang akan dibuat atau
dirancang dan Anatomi Kontrak berkaitan dengan letak dan hubungan antara bagian-
bagian yang satu dengan bagian yang lainnya.
Para ahli berbeda pandangan tentang hal-hal apa saja yang menjadi struktur dan anatomi
kontrak. Charles R. Calleros mengemukakan struktur dan anatomi kontrak, yaitu:
- An introduction identifying the parties to the transaction (identifikasi para pihak
yang mengadakan transaksi)
- A section describing the rights and obligations of the parties (deskripsi tentang hak
dan kewajiban para pihak
- Signature lines showing the parties’ agreement to the terms of contract (tanda tangan
para pihak yang mengadakan kontrak)
- Statement of recital, which describes the background of the transaction and the
parties’ reason for entering into the contract (recital), yaitu latar belakang dibuatnya
kontrak
- a glossary of defined terms, yaitu definisi atau pengertian a section of miscellaneous
provisions addressing such topics as termination of the contract on the other
transaction, yaitu syarat-syarat penghentian/berakhirnya kontrak pada transaksi
lainnya
Menurut Scott J. Burnham, mengemukakan bahwa setiap kontrak dibangun dengan
kerangka sebagai berikut:
- Decription of instrument (bagian pembuka)
- Caption (identitas para pihak)
- Transition (transisi/peralihan)
- Recital (latar belakang)
- Definition ( definisi)
- Operative language (klausul transaksi)
- Closing (penutup).
Menurut Ray wijaya mengemukakan bahwa ada tujuh anatomi kontrak/akta, yaitu:
- Judul (heading)
- Pembukaan
- Komparisi
- Premis (recital)
- Isi Perjanjian
- Penutup (clocure/closing)
- Tanda Tangan (attestation)
Sutarno juga mengemukakan struktur dan anatomi kontrak, khususnya perjanjian kredit,
yaitu:
- Judul
- Kepala
- Komparisi
- Konsiderans atau Pertimbangan
- Definisi
- Isi Pokok (substansi perjanjian)
- Bagian Penutup
Hikmahanto Juwana mengemukakan bahwa ada tiga bagian utama dari kontrak,
khususnya kontrak bisnis, yaitu (1) bagian pendahuluan, (2) isi, (3) penutup.
1. Bagian pendahuluan dibagi menjadi tiga sub bagian, sebagai berikut:
a) Sub bagian pembuka (description of the instrument). Sub bagian ini memuat tiga hal
berikut, yaitu:
- Sebutan atau nama kontrak dan penyebutan selanjutnya (penyingkatan)
yang dilakukan
- Tanggal dari kontrak yang dibuat dan ditandatangani
- Tempat dibuat dan ditandatanginya kontrak
b) Sub bagian pencantuman identitas para pihak. Dalam sub bagian ini dicantumkan
identitas para pihak yang mengikatkan diri dalam kontrak dan siapa-siapa yang
menandatangani kontrak tersebut. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan tentang
identitas para pihak, yaitu:
- Para pihak harus disebutkan secara jelas
- Orang yang menandatangani harus disebutkan kapasitasnya sebagai apa
- Pendefinisian pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak
c) Sub bagian penjelasan. Pada sub bagian ini diberikan alasan/penjelasan mengapa para
pihak mengadakan kontrak (sering disebut bagian premis, witnesseth, whereby,
recital, menerangkan lebih dahulu, dan lain-lain).
2. Ada empat hal yang tercantum dalam bagian isi, sebagai berikut:
a) Klausul definisi (definition)
Adalah klausul-klausul yang berisi tentang transaksi yang akan dilakukan. Misalnya,
dalam jual beli aset, harus diatur tentang objek yang akan dibeli dan
pembayarannya. Demikian pula dengan suatu kontrak patungan, perlu diatur tentang
kesepakatan para pihak dalam kontrak tersebut.
c) Klausul Spesifik
Mengatur hal-hal yang spesifik dalam suatu transaksi. Artinya klausul tersebut tidak
terdapat dalam kontrak dengan transaksi yang berbeda.
d) Klausula Ketentuan Umum
Adalah klausul yang sering kali dijumpai dalam berbagai kontrak dagang maupun
kontrak lainnya. Klausula ini antara lain mengatur tentang domisili hukum,
penyelesaian sengketa, pilihan hukum, pemberitahuan, keseluruhan dari perjanjian,
dan lain-lain.
3. Ada dua hal yang tercantum pada bagian penutup, yaitu:
a) Sub bagian kata penutup (closing). Kata penutup biasanya menerangkan bahwa
perjanjian tersebut dibuat dan ditandatangani oleh pihak-pihak yang memiliki
kapasitas untuk itu atau para pihak menyatakan ulang bahwa mereka akan terikat
dengan isi kontrak.
b) Sub bagian ruang penempatan tanda tangan adalah tempat pihak-pihak
menandatangani perjanjian atau kontrak dengan menyebutkan nama pihak yang
terlibat dalam kontrak, nama jelas orang yang menandatangani dan jabatan dari orang
yang menandatangani.
Berdasarkan hasil analisis terhadap berbagai kontrak yang berdimensi Nasional, maka
kita dapat memilah struktur kontrak menjadi 12 (dua belas) hal pokok. Kedua belas hal
itu meliputi:
1. Judul Kontrak
2. Pembukaan Kontrak
3. Komparisi
5. Definisi
7. Domisili
12. Penutup
2. Pembukaan
3. Para Pihak
6. Penutup