Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH MATEMATIKA

RELASI DAN FUNGSI

OLEH
KELOMPOK 4
1. TURINI
2. ISTINGANATUL KHOIRIAH
3. JULIA SUSANTI

DOSEN PENGAMPU
PUPUT WAHYU HIDAYAT, M.

SEKOLAHTINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


STKIP MUARA BUNGO
T.A 2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang relasi dan fungsi matematika.
Makalah ilmiah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah tentang Relasi ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Muara Bungo, 29 November 2021


Penulis

ii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................. i
KATA PENGANTAR................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... iii
A. Latar Belakang..........................................................................
B. Rumusan Masalah.....................................................................
C.Tujuan........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN............................................................................
A.Pengertian Relasi.......................................................................
B.Metode menyatakan relasi..........................................................
C.Sifat – Sifat Relasi......................................................................
BAB III PENUTUP.................................................................................... 7
A. Kesimpulan................................................................................ 7
B. Saran........................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Matematika sebagai ilmu sains yang dapat berbentuk ilmu terapan jika
diimplementasikan pada cabang ilmu lain. Relasi adalah salah satu bagian dari
ilmu matematika diskrit yang menarik untuk di pelajari. Dimana relasi
merupakan suatu hubungan.
Pengertian dasar tentang hubungan antara objek diskrit yaitu Relasi.
Relasi digunakan untuk menyatakan suatu hubungan antara dua himpunan.
Relasi merupakan teori dasar dalam pembahasan matematika diskrit. Baik dari
definisi relasi , representasi dan sifat – sifat relasi biner.
Oleh karena itu, relasi tersebut menjadi salah satu dasar pembahasan
matematika diskrit, Maka Penulis ingin membuat makalah tentang Relasi untuk
menambah wawasan dan pengetahuan mengenai relasi dengan lebih jelas.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Relasi ?
2. Metode apa saja untuk menyatakan relasi ?
3. Apa saja sifat – sifat relasi ?

C. Tujuan
Tujuan rumusan tersebut yaitu :
Mengetahui pengertian ,metode , dan sifat – sifat apa saja yang
menyatakan relasi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Relasi
Relasi adalah hubungan antara dua elemen dua himpunan. Relasi juga
dikatakan sebagai suatu aturan yang memasangkan anggota himpunan satu ke
himpunan lain. Suatu relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah
pemasangan atau korespondensi dari anggota-anggota himpunan A ke anggota-
anggota himpunan B. relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah aturan
yang memasangkan anggota himpunan A dan anggota himpunan B dengan
aturan tertentu.

B. Metode menyatakan relasi


Relasi dapat dinyatakan dengan Empat cara, yaitu:
1) Dengan himpunan pasangan berurutan
Himpunan yang anggotanya semua pasangan berurutan ( x,y ) dinamakan
himpunan pasangan berurutan.
2) Dengan diagram panah
Langkah menyatakan relasi dengan diagram panah:
1. Membuat dua garis atau Elips.
2. Untuk meletakkan anggota himpunan A dan Anggota himpunan B
x = A di letakan pada lingkaran A dan y = B di letakan pada
lingkaran B.
3. X dan Y di hubungkan dengan anak panah.
4. Arah anak panah menunjukan arah relasi.
5. Anak panah tersebut mewakili aturan relasi.
3) Dengan diagram Cartesius
Diagram Cartesius memerlukan dua salip sumbu , Yaitu :
Sumbu mendatar ( Horizontal ) dan Sumbu Tegak ( Vertikal ) yang
berpotongan tegak lurus.
a. X = A diletakan pada sumbu mendatar.
b. Y = B diletakan pada sumbu tegak.

2
c. Pemasangan ( x,y) di tandai dengan sebuah Noktah ( titik ) yang
koordinatnya di tulis sebagai pasangan berurutan x,y.
4) Tabel

Nama Warna
Rizal Biru
Rizal Merah
Putri Ungu
Putri Putih
Ina Jingga
mawar Hitam
mawar Kuning

C. Sifat – Sifat Relasi


a. Relasi Refleksif ( Bercermin)
Relasi disebut refleksif jika dan hanya jika untuk setiap x anggota semesta-
nya, x berelasi dengan dirinya sendiri. Jadi R refleksif jika dan hanya jika
xRx.
Contoh :
Jika diketahui A= {1,2,3,4} dan relasi R= {(1,1), (2,2), (3,3), (4,4)}
Pada A, maka R x∈A adalah refleksif, karena untuk setiap x∈A terdapat
(x,x) pada R.
Perhatikan relasi pada himpunan = {1,2,3,4} berikut:
 R1= {(1,1), (1,2), (1,4), (2,1), (2,2), (3,3), (4,1), (4,4)}
 R2= {(1,1), (1,2), (1,3), (1,4), (2,2), (2,3), (2,4), (3,3), (3,4), (4,4)}
Relasi-relasi tersebut merupakan relasi refleksif karena memiliki elemen
(1,1), (2,2), (3,3), dan (4,4).
b. Relasi Irrefleksif
Relasi R pada A disebut Irrefleksif (anti refleksif) jika dan hanya jika
setiap elemen di dalam tidak berelasi dengan dirinya sendiri. Jadi,
irrefleksif jika dan hanya jika xRx.
Contoh :
Diketahui himpunan B= {a,b,c} dan relasi R= {(a,c), (b,c), (b,a)}. Relasi R
adalah irrefleksif, karena (a,a), (b,b), dan (c,c) bukan elemen.

3
Diketahui A= {1,2,3,4} dan relasi R= {(2,1), (3,2), (4,1), (4,2),
(4,3)}. Relasi R merupakan relasi irrefleksif, karena tidak terdapat elemen
(x,x), dimana x∈A.
c. Relasi Nonrefleksif
Relasi R pada A disebut nonrefleksif jika dan hanya jika ada sekurang-
kurangnya satu elemen di dalam A yang tidak berelasi dengan dirinya
sendiri.
Contoh :
Perhatikan relasi pada himpunan A= {1,2,3,}
R= {(1,1), (1,2), (2,2), (2,3), (3,3)}
Relasi tersebut merupakan relasi non refleksif, karena ada (1,2) dan (2,3).
d. Relasi Simetri
Relasi R disebut simetri pada S jika dan hanya jika setiap dua anggota a
dan b dari S berlaku jika a berelasi R dengan b maka b juga berelasi
dengan a.
Secara simbolik: aRb → bRa.
Contoh:
1. Relasi R = { (a,b), (b,a), (a,c), (c,a) } dalam himpunan {a, b, c}.
2. Ani menyukai Budi, Budi menyukai Ani {(Ani,Budi),(Budi,Ani)}
e. Relasi Asimetri
Relasi R disebut asimetri pada S jika dan hanya jika setiap dua anggota a
dan b dari S berlaku: jika a berelasi R dengan b maka b tidak berelasi R
dengan a. Secara simbolik: R asimetri pada S jhj (∀a,b∈S) aRb → bRa.
Contoh:
1. Relasi R = { (a,b), (b,c), (c,a) } dalam himpunan { a,b,c }.
f. Relasi Nonsimetri
Relasi R disebut nonsimetri pada S jika dan hanya jika ada dua anggota a
dan b dari S sedemikian hingga berlaku: a berelasi R dengan b tetapi b
tidak berelasi R dengan a.
Perhatikan bahwa nonsimetri adalah negasi/ingkaran dari simetri.
Contoh:
1. Relasi R = { (a,b), (a,c), (c,a) } dalam himpunan {a, b, c}

4
g. Relasi Antisimetri
Relasi R disebut antisimetri pada S jika dan hanya jika setiap dua
anggota a dan b dari S berlaku: jika a berelasi R dengan b dan b berelasi R
dengan a maka a=b.
Contoh:
1. A = keluarga himpunan.
Relasi “ himpunan bagian” adalah relasi yang antisimetris pada A,
karena untuk setiap dua himpunan x dan y, jika x y dan y x, maka x =
y.
2. Relasi “kurang dari atau sama dengan (≤)” dalam himpunan bilangan
real. Jadi, relasi “kurang dari atau sama dengan (≤)” bersifat anti
simetri, karena jika a ≤ b dan b ≤ a berarti a = b.
3. Relasi “habis membagi” pada himpunan bilangan bulat asli N
merupakan contoh relasi yang tidak simetri karena jika a habis
membagi b, b tidak habis membagi a, kecuali jika a = b. Sementara
itu, relasi “habis membagi” merupakan relasi yang anti simetri karena
jika a habis membagi b dan b habis membagi a maka a = b.
h. Relasi Transitif
R adalah relasi pada A. R disebut relasi Transitif pada A jika dan
hanya jika setiap 3 anggota himpunan A, (a,b,c ∈A) jika (a,b)∈R, dan
(b,c)∈R maka (a,c)∈R (setiap tiga anggota a,b,c dari A, jika a berelasi
dengan b dan b berelasi dengan c maka a berelasi dengan c).
Contoh:
1. Relasi R = {(a,b), (b,c), (a,c), (c,c) } dalam himpunan { a,b,c }.
i. Relasi Nontransitif
R adalah relasi pada A. R disebut relasi nontransitif pada A jika dan
hanya jika ada tiga anggota himpunan A, (a,b,c ∈A) sedemikian hingga
(a,b)∈R , dan (b,c)∈R dan (a,c)∉R (ada tiga anggota a,b,c dari A
sedemikian hingga a berelasi dengan b dan b berelasi dengan c dan a tidak
berelasi dengan c).
Contoh:
R = {(1,2),(2,3),(3,4)} dalam himpunan { 1,2,3,4}

5
j. Relasi Intransitif
R adalah relasi pada himpunan A. R disebut relasi intransitif pada
A jika dan hanya jika setiap tiga anggota himpunan A, (a,b,c ∈A) jika
(a,b)∈R dan (b,c)∈R maka (a,c)∉R (setiap tiga anggota a,b,c dari A, jika a
berelasi dengan b dan b berelasi dengan c maka a tidak berelasi dengan c).
Misal E = {1,2,3}, R = {(1,2),(2,3),(2,5),(3,4),(5,7)}
Relasi di atas intransitif karena :
(1,2)∈R dan (2,3)∈R, tetapi (1,3)∉R
(1,2)∈R dan (2,5)∈R, tetapi (1,5)∉R
(2,3)∈R dan (3,4)∈R, tetapi (2,4)∉R
(2,5)∈R dan (5,7)∈R, tetapi (2,7)∉R

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Relasi adalah hubungan antara dua elemen dua himpunan. Relasi juga
dikatakan sebagai suatu aturan yang memasangkan anggota himpunan satu ke
himpunan lain.
Relasi dapat dinyatakan dengan Empat cara, yaitu:
 Dengan himpunan pasangan berurutan
 Dengan diagram panah
 Dengan diagram Cartesius
 Tabel

Sifat – Sifat Relasi


a. Relasi Refleksif ( Bercermin)
b. Relasi Irrefleksif
c. Relasi Nonrefleksif
d. Relasi Simetri
e. Relasi Asimetri
f. Relasi Nonsimetri
g. Relasi Antisimetri
h. Relasi Transitif
i. Relasi Nontransitif
j. Relasi Intransitif

B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Semoga makalah

7
ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi kami selaku penyusun
makalah.
DAFTAR PUSTAKA

Foter, B. ( 2006). Soal dan Pembahasan Relasi. Jakarta: Erlangga.

Hariyono Rudi, D. (2005). Pintar Matematika SMA. Jakarta: Gitamedia Press.

Wibisono, S. (2008). Matematika Diskrit Ed. Jakarta: Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai