Anda di halaman 1dari 23

Plagiarism Checker X Originality Report

Similarity Found: 14%

Date: Kamis, Desember 31, 2020


Statistics: 906 words Plagiarized / 6253 Total words
Remarks: Low Plagiarism Detected - Your Document needs Optional Improvement.
-------------------------------------------------------------------------------------------

PENGEMBANGAN SOAL TES BERPIKIR KRITIS BERBASIS ESD MELALUI ANALISIS


PEMODELAN RASCH DI SEKOLAH DASAR PROPOSAL PENELITIAN diajukan untuk
persyaratan penelitian dan penulisan skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Guru Sekolah Dasar oleh Neneng Widya Sopa Marwa NIM 1701792
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN
INDONESIA KAMPUS TASIKMALAYA 2020
1. PENDAHULUAN 1.1 Judul Penelitian “Pengembangan Soal Tes Berpikir Kritis Berbasis
ESD melalui Analisis Pemodelan Rasch di Sekolah Dasar”. 1.1

Latar Belakang Penelitian Pendidikan menjadi fondasi utama dalam membekali peserta
didik untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan baik dalam lingkup lokal
maupun global. Dengan demikian, proses pendidikan sebaiknya dikembangkan agar
peserta didik mampu menyadari dan memecahkan masalah yang dihadapinya (Balim,
2009). Adapun permasalahan-permasalahan global yang terjadi saat ini, antara lain
adalah pemanasan global, polusi air dan udara, kemiskinan, pendidikan yang tidak
merata dan kesehatan yang buruk.

Dalam rangka menuntaskan permasalahan global tersebut munculah sebuah konsep


yang berawal dari pendidikan lingkungan hidup yang dinamakan Educational for
Sustainable Development yang disingkat menjadi ESD (Segara, 2015). Educational for
Sustainable Development (ESD) merupakan sebuah visi pendidikan yang bertujuan
menciptakan masa depan yang berkelanjutan melalui pemberdayaan manusia agar
mampu menjaga keberlangsungan lingkungan di masa yang akan datang (Listiawati,
2011; Syakur, 2017).

ESD juga bertujuan untuk mengembangkan kompotensi individu untuk mereflesikan


tindakan mereka sendiri dengan mempertimbangkan dampak sosial, budaya dan
ekonomi serta lingkungan mereka saat ini dan di masa depan dari perspektif lokal
maupun global (UNESCO, 2017). Dengan demikian, melalui ESD diharapkan dapat
menyadarkan manusia mengenai pentingnya menjaga keseimbangan antara ekonomi,
sosial dan budaya terhadap kehidupan mendatang yang merupakan dimensi dari ESD
itu tersendiri. Pembelajaran dari segi pembangunan berkelanjutan berarti menjawab
pertanyaan dalam bentuk tindakan nyata tentang bagaimana membentuk masa depan
dengan tujuan untuk pembangunan berkelanjutan (Rauch, 2002).

Kurikulum 2013 yang dilaksanakan di Indonesia memang tidak secara ekplisit


menerangkan konsep ESD, akan tetapi secara implisit sudah mengarah pada konsep
pembangunan berkelanjutan yang berorientasi pada pengembangan SDM yang sesuai
dengan tuntutan pembangunan berkelanjutan (Clarisa et al., 2020). Pelaksanaan ESD
dapat dilaksanakan di semua jenjang pendidikan termasuk di sekolah dasar.
Pembelajaran berbasis ESD di sekolah dapat dilaksanakan dengan cara
mengintegrasikan ESD ke dalam kurikulum secara langsung maupun secara kurikulum
tersembunyi (the hidden curriculum).

Salah satunya dengan cara memasukkan konsep ESD ke dalam perangkat pembelajaran,
karena perangkat pembelajaran dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan proses
kegiatan belajar mengajar di kelas (Nuraini et al., 2016). Namun pada kenyataannya,
sebanyak 66.7% guru belum mengetahui tentang konsep ESD karena menurutnya
belum ada sosialisasi lebih lanjut tentang hal itu (Rahman et al., 2019). Begitupun
sekolah yang akan menerapkan pendekatan ESD belum sepenuhnya melaksanakan
kurikulum yang diintegrasikan dengan ESD (Rohmah, 2014).

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa pihak sekolah belum


mengetahui lebih jauh tentang konsep ESD sehingga sampai saat ini belum ada
perangkat pembelajaran yang dikembangkan di sekolah yang berorientasi pada ESD.
Sebagaimana disebutkan di awal, maka perlu adanya pengembangan perangkat
pembelajaran yang berorientasi pada pembelajaran berbasis ESD yang berfokus pada
kemampuan berpikir kritis peserta didik. Perangkat pembelajaran tersebut terdiri atas
RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), LKS (Lembar Kerja Siswa), bahan ajar, media
pembelajaran dan penilaian yang berbasis ESD.

Salah satu alat penilaian yang dapat mengukur tingkat berpikir kritis peserta didik
adalah soal tes berbasis Higher Order Thingking Skill (HOTS). HOTS atau keterampilan
berpikir tingkat tinggi merupakan bagian dari taksonomi bloom hasil revisi yang berupa
kata kerja operasional yang terdiri dari analyze (C4), evaluate (C5) dan create (C6) yang
dapat digunakan dalam penyusunan soal (Fanani, 2018). HOTS meliputi aspek
kemampuan berpikir kritis, kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan memecahkan
masalah (Lailly & Wisudawati, 2015).

Selain itu, soal HOTS merupakan salah satu kemampuan dalam ranah kognitif yang
menjadi perhatian kurikulum 2013 saat ini (Masitoh & Aedi, 2020). Berbicara lebih lanjut,
kemampuan berpikir kritis dalam konsep ESD tidak cukup sampai disana. Kompetensi
berpikir kritis menurut UNESCO (2017) menjelaskan bahwa peserta didik harus mampu
merefleksikan nilai, persepsi dan tindakannya sendiri dalam mengambil posisi yang
berkaitan dengan wacana berkelanjutan. Hal tersebut yang akan menjadi pembeda
antara soal tes berpikir kritis yang sudah ada dengan yang akan dikembangkan, yang
kemudian disebut dengan soal tes berpikir kritis berbasis ESD.

Selanjutnya, setelah menentukan tes yang akan digunakan diperlukan suatu alat untuk
menganalisis kualitas soal tes. Analisis kualitas soal tes merupakan suatu tahapan yang
harus ditempuh untuk mengetahui derajat kualitas suatu tes yang akan digunakan
(Amalia & Widayati, 2012). Suatu tes evaluasi yang baik memiliki ciri dan sifat yang
harus dipenuhi, yaitu tes tersebut harus valid dan juga reliable (Mujianto, 2017; Fariyani
et al., 2015).

Analisis soal tes dalam penelitian ini menggunakan analisis Model Rasch, karena dengan
menggunakan Model Rasch menyajikan suatu hasil analisis data yang berfokus pada
penelitian yang dilakukan (Andrich & Pedler, 2019). Keunggulan Model Rasch dibanding
dengan metode analisis lainnya terutama teori tes klasik adalah kemampuan
memprediksi data yang hilang (missing data), yang didasarkan pada pola respons yang
sistematis. Maka, dengan analisis pemodelan Rasch diharapkan menghasilkan suatu
hasil analisis statistik yang lebih akurat dalam analisis ujian yang dilakukan (Sumintono
& Widhiarso, 2015 hlm. 46).

Selain itu, menggunakan pemodelan Rasch dalam mengevaluasi suatu data yang
diperoleh dari responden dapat memberikan kekayaan informasi terhadap kualitas item
yang peneliti gunakan (Apple, 2013). Berdasarkan pemaparan di awal, peneliti merasa
perlu mengembangkan soal tes dengan analisis pemodelan Rasch yang mampu
memberikan ketepatan atas tes yang akan dikembangkan oleh peneliti. Oleh karena itu,
peneliti bermaksud melakukan penelitian yang berjudul “Pengembangan Soal Tes
Berpikir Kritis Berbasis ESD melalui Analisis Pemodelan Rasch di Sekolah Dasar”. 1.2

Identifikasi Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di awal,
peneliti mengidentifikasi beberapa permasalahan, diantaranya: 1.2.1 Kurangnya
pengetahuan guru mengenai konsep ESD sehingga belum adanya pengintegrasian
konsep tersebut ke dalam kurikulum 2013. 1.2.2 Belum adanya pengembangan soal tes
berpikir kritis pada pembelajaran berbasis ESD di sekolah dasar. 1.2.3 Kesulitan guru
dalam mengelola skor mentah hasil ujian di sekolah dasar. 1.3

Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan oleh
peneliti, maka secara umum rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana
bentuk soal tes pada pembelajaran berbasis ESD melalui analisis pemodelan Rasch
untuk mencapai kemampuan berpikir kritis di sekolah dasar?”. Adapun secara khusus
rumusan masalah dalam penelitian ini, diantaranya: 1.3.1 Bagaimana bentuk dan
pengolahan soal tes tertulis yang digunakan di sekolah dasar pada umumnya? 1.3.2
Bagaimana rancangan awal tes tertulis berbasis ESD untuk mencapai kemampuan
berpikir kritis siswa kelas V di sekolah dasar? 1.3.3

Bagaimana uji coba rancangan tes tertulis berbasis ESD untuk mencapai kemampuan
berpikir kritis siswa kelas V di sekolah dasar? 1.3.4 Bagaimana proses pengolahan skor
tes tertulis berbasis ESD untuk mencapai kemampuan berpikir kritis siswa kelas V di
sekolah dasar dengan analisis pemodelan Rasch? 1.3.5 Bagaimana bentuk akhir
rancangan tes tertulis berbasis ESD untuk mencapai kemampuan berpikir kritis siswa di
kelas V sekolah dasar dengan pemodelan Rasch? 1.4

Tujuan Penelitian Berawal dari rumusan masalah yang relah dirumuskan oleh peneliti,
tujuan penelitian yang hendak dicapai secara umum adalah “Pengembangan Soal Tes
Tertulis dengan Analisis Pemodelan Rasch pada Pembelajaran Berbasis ESD untuk
Mencapai Kemampuan Berpikir Kritis di Sekolah Dasar”. Adapun secara khusus, tujuan
dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1.4.1 Untuk memperoleh
gambaran mengenai bentuk dan pengolahan soal tes terulis di sekolah dasar yang
digunakan saat ini. 1.4.2 Untuk mendeskripsikan rancangan soal tes tertulis pada
pembelajaran berbasis ESD untuk mencapai kemampuan berpikir kritis siswa di kelas V
sekolah dasar. 1.4.3

Untuk mendapat gambaran berdasarkan hasil uji coba rancangan soal tes tertulis pada
pembelajaran berbasis ESD untuk mencapai kemampuan berpikir kritis siswa di kelas V
sekolah dasar. 1.4.4 Untuk menghasilkan analisis soal tes tertulis pada pembelajaran
berbasis ESD untuk mencapai kemampuan berpikir kritis siswa dengan pemodelan
Rasch. 1.4.5 Menghasilkan produk soal tes tertulis pada pembelajaran berbasis ESD
untuk mencapai kemampuan berpikir kritis siswa di kelas V sekolah dasar dengan
Pemodelan Rasch. 1.5

Manfaat Penelitian Manfaat dari hasil penelitian ini dispesifikkan menjadi dua manfaat,
yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis. Secara teoretis, hasil dari penelitian yang
dilakukan diharapkan dapat memperkaya khazanah keilmuan dan dapat menjadi bahan
rujukan bagi penelitian berikutnya mengenai soal tes berpikir kritis pada pembelajaran
berbasis ESD di sekolah dasar. Secara praktis, hasil penelitian yang dilakukan dapat
bermanfaat: 1.5.1

Bagi guru Dapat menambah wawasan dan referensi untuk mengembangkan soal tes
pada pembelajaran berbasis ESD di sekolah dasar serta dijadikan bahan evaluasi untuk
mengembangkan penilaian yang mengusung kemampuan berpikir kritis pada
pembelajaran berbasis ESD di sekolah dasar. 1.5.2 Bagi Lembaga Dapat dijadikan
rujukan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan penilaian yang mengusung
keterampilan berpikir kritis pada pembelajaran berbasis ESD untuk mencapai tujuan
pembangunan berkelanjutan. 1.5.3 Bagi peneliti Dapat menambah wawasan dan
khazanah keilmuan mengenai pelaksanaan dan penilaian pembelajaran berbasis ESD di
sekolah dasar sebagai hasil kajian teori ataupun pengamatan secara langsung sehingga
menghasilkan soal tes untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran di sekolah
dasar. 1.5.4

Bagi peneliti lain Dapat dijadikan referensi untuk melakukan penelitian lanjutan
mengenai pengembangan soal tes pada pembelajaran berbasis ESD untuk mengukur
kemampuan berpikir kritis siswa melalui analisis pemodelan Rasch di sekolah dasar. 2.
KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Implementasi Penilaian pada Kurikulum 2013 di
Sekolah Dasar Sistem Pendidikan Nasional yang tertuang dalam Undang-undang
Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 menyatakan bahwa “pendidikan adalah usaha sadar dan
tersencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

Kemudian pada Pasal 3 menyatakan bahwa “pendidikan nasional berfungsi


mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang telah dipaparkan di awal, maka
fungsi dan tujuan tersebut menjadi tolak ukur dalam merumuskan suatu Standar
Nasional Pendidikan yang terdiri atas delapan standar, salah satunya adalah Standar
Penilaian yang terdapat pada salinan lampiran Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013.

Dalam salinan permendikbud tersebut dijelaskan bahwa penilaian hasil belajar peserta
didik di tingkat satuan pendidikan harus mengacu pada prinsip-prinsip berikut ini:
Objektif, berarti penilaian tidak dipengaruhi oleh subjektivitas penilai dan berpacu pada
standar yang ada. Terpadu, berarti penilaian yang dilakukan pendidik dilakukan secara
terencana sesuai dengan kegiatan pembelajaran dan bersifat kontinu. Ekonomis, berarti
penilaian dilakukan secara efektif dan efisien baik dalam perencanaan, pelaksanaan
maupun pelaporannya. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian dan
dasar pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak tanpa terkecuali.

Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada semua pihak baik


kepada internal sekolah maupun eksternal dalam aspek teknik, prosedur dan hasilnya.
Edukatif, berarti dapat mendidik dan memotivasi peserta didik dan juga guru. Standar
Penilaian Pendidikan yang telah dijelas di awal menjadi landasan dalam melakukan
penilaian di tingkat satuan pendidikan mulai dari jenjang pendidikan dasar dan
pendidikan menengah termasuk menjadi standar penilaian dalam Kurikulum 2013.
Penilaian dalam Kurikulum 2013 juga menerapkan penilaian yang autentik, artinya
penilaian tersebut mengukur kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh peserta
didik sesuai dengan keadaan yang sebenarnya (Sutama et al., 2017).

Penilaian pada kurikulum 2013 bersifat koheren dan saling berkesinambungan karena
Kurikulum 2013 dirancang secara terpadu. Pelaksanaan penilaian pada Kurikulum 2013
mensyaratkan keseimbangan dalam tiga ranah domain, yaitu kognitif, afektif dan
psikomotor. Selanjutnya menurut Setiadi (2016) teknik penilaian dalam proses
pembelajaran yang digunakan, meliputi: Penilaian kompetensi sikap melalui observasi,
penilaian diri, teman sejawat dan jurnal. Penilaian kompetensi pengetahuan melalui tes
tertulis, tes lisan dan penguasaan, Penilaian kompetensi keterampilan melalui tes
praktik, projek dan portofolio. 2.1.2

Pemodelan Rasch Seorang kolega George Rasch yaitu Benjamin Wright dari Universitas
Chicago di Amerika Serikat telah mempopulerkan pemodelan Rasch pada tahun 1980-
an. Dengan tersedianya mikrokomputer di tahun tersebut, memunculkan beberapa
paket program komputer (software) untuk melakukan perhitungan berdasarkan
pemodelan Rasch sehingga dapat diimplementasikan ke berbagai bidang ilmu,
khususnya untuk pengujian instrumen dalam riset kuantitatif. Dengan berbagai
perkembangan menunjukkan bahwa analisis untuk penilaian pendidikan khususnya
ujian/tes, akan menghasilkan informasi yang lebih tepat jika menggunakan pemodelan
Rasch (Sumintono & Widhiarso, 2015 hlm. 36).

Sebuah pendekatan statistik untuk mengukur kinerja, sikap dan persepsi manusia
merupakan definisi dari pemodelan Rasch (Patras & Hidayat, 2020; Hidayat et al., 2019).
Cara kerja dari pemodelan Rasch juga menghasilkan penilaian yang objektif, karena
pemodelan Rasch telah memenuhi kelima syarat pengukuran yang objektif diantaranya:
(1) memberikan pengukuran yang linier; (2) mengatasi data yang hilang; (3) melakukan
proses estimasi yang tepat; (4) menemukan yang tidak tepat (misfits) atau tidak umum
(outliers); dan (5) memberikan instrumen pengukuran yang otonom dari standar yang
diteliti (Sumintono & Widhiarso, 2014 hlm. 57).

Kemudian dengan pemodelan Rasch dapat melihat tingkat kemampuan peserta didik
(person ability) dengan tingkat kesulitan item (item difficulty) (Nuryanti et al., 2018).
Prinsip-prinsip dalam pemodelan Rasch menurut Sumintono & Widhiarso (2014) adalah
sebagai berikut: Mengembalikan data sesuai dengan kondisi alamiahnya, karena
pemodelan Rasch menggunakan pendekatan probabilitas sehingga tidak bersifat
deterministik dan mampu mengidentifikasi objek ukur secara lebih cermat.

Keterbatasan skor mentah, pemodelan Rasch dapat mengatasi masalah perbedaan


metrik antar butir sehingga skol yang dihasilkan bukan merupakan skor mentah akan
tetapi skor murni yang terbebas dari error pengukuran. Skor mentah dan keintervalan
data, pemodelan Rasch mengakomodasi transformasi nilai logit sehingga menghasilkan
suatu interval yang lebih jelas. Data hilang, pemodelan Rasch cukup tahan (robust)
terhadap data yang hilang karena pemodelan ini sangat fleksibel terhadap berbagai
bentuk struktur data.
Pengukuran objektif, pemodelan Rasch terbebas dari pengaruh jenis subjek,
karakteristik penilai dan karakteristik alat ukur yang dieliminasi oleh teknis estimasi dan
kalibrasi pada pemodelan ini. 2.1.3 ESD dan Implementasinya di Sekolah Dasar Sidang
Umum PBB pada tanggal 25 September 2015 menghasilkan suatu rumusan untuk
Pembangunan Berkelanjutan, yang dikenal dengan agenda 2030. Inti dari agenda
tersebut menurut UNESCO (2017) adalah 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
(Sustainable Development Goals/SDGs).

Tujuan dari 17 SDGs adalah untuk menjamin kehidupan yang berkelanjutan, damai,
sejahtera dan adil di bumi, baik untuk manusia saat sekarang maupun di masa depan.
Selanjutnya, menurut UNESCO (2015) menyatakan bahwa, “pendidikan dapat dan harus
berkontribusi pada visi baru pembangunan global yang berkelanjutan”. Oleh karena itu,
untuk menciptakan dunia yang lebih berkelanjutan dan untuk terlibat dengan masalah
terkait keberlanjutan seperti yang telah dijelaskan dalam SDGs, maka individu harus
menjadi pembuat pembangunan berkelanjutan.

Dengan demikian, manusia membutuhkan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap


untuk berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan melalui pendidikan. Maka,
pendidikan dinilai sangat penting dan mempunyai peran dalam mendukung
pembangunan berkelanjutan. Akan tetapi, tidak semua jenis pendidikan mendukung
pembangunan berkelanjutan, hanya pendidikan pembangunan berkelanjutan (ESD)
yang saat ini mapan dalam memberdayakan peserta didik untuk mengambil keputusan
yang tepat dan tindakan yang bertanggung jawab untuk menjaga integritas lingkungan
(UNESCO, 2017). Education for Sustainable (ESD) merupakan pendidikan holistik dan
transformasional yang membahas konten dan hasil pembelajaran , pedagogi dan hasil
pembelajaran (UNESCO, 2017).

Pengakuan internasional terhadap ESD sebagai pendorong utama pembangunan


berkelanjutan terus berkembang. ESD diakui seperti itu pada tiga puncak pembangunan
global, yaitu: Konferensi PBB pada tahun 1992 tentang Lingkungan dan Pembangunan
(UNCED) di Rio de Janeiro. KKT Dunia pada tahun 2002 tentang Pembangunan
Berkelanjutan di Johannersbug, Afrika Selatan. Konferensi PBB pada tahun 2012 tentang
Pembangunan Berkelanjutan (UNCSD) di Janeiro, Brasil.

Pada pengimplementasian ESD di sekolah telah ditemukan beberapa pokok


permasalahan, yaitu para guru di Swedia kurang mampu mengkoneksikan ketiga
dimensi dalam ESD yaitu sosial, ekonomi dan lingkungan yang merupakan satu
kesatuan yang utuh, karena menganggap kurangnya praktik sebagai rujukan dalam
pengimplementasian ESD sehingga kurangnya kemampuan guru dalam menerapkan
konsep pembangunan berkelanjutan (Borg et al., 2014). Kemudian, guru di sekolah
dasar yang mengajar di Selandia Baru kurang memahami konsep pembangunan
berkelanjutan (Birdsall, 2014).

Dengan demikian, implementasi ESD terutama di Indonesi perlu diperkuat untuk


mencapai pembangunan berkelanjutan yang sesuai dengan harapan. Adapun alternatif
yang dapat dilakukan dalam mengimplementasikan pembangunan berkelanjutan yaitu
dengan mengintegrasikannya ke dalam pendidikan (Birdsall, 2014). Penerapan ESD
menurut Agung (2010) di satuan pendidikan baik pendidikan dasar dan menengah
dilakukan dengan cara mengintegrasikan ke dalam kegiatan intrakurikuler dan
ekstrakurikuler.

Walaupun ESD masih dalam jalur pendidikan, akan tetapi ESD merupakan materi sisipan
untuk membangun kesadaran, pemahaman, perubahan sikap dan perilaku yang sejalan
dengan konteks pembangunan berkelanjutan. Namun, sebaiknya tetap diadakan
evaluasi untuk melihat ketercapaian hasil penerapannya. Kerangka dan penerapan ESD
melalui pendidikan menurut Agung (2010) digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.1
Kerangka Berpikir dan Penerapan ESD melalui Pendidikan 2.1.4 Kompetensi Berpikir
Kritis Terdapat kompetensi kunci dalam mencapai pembangunan berkelanjutan,
kompetensi kunci tersebut dipandang penting untuk mendukung SDGs.

Kompetensi-kompetensi yang dimaksud tersebut antara lain (de Haan, 2010; Rieckmann,
2012; Wiek et al., 2011): kompetensi berpikir sistem, kompetensi antisipatif, kompetensi
normatif, kompetensi strategis, kompetensi kolaborasi, kompetensi berpikir kritis,
kompetensi kesadaran diri dan kompetensi pemecahan masalah terintegrasi.
Keterampilan berpikir kritis dalam konteks ESD menurut UNESCO (2017) adalah
“kemampuan untuk mempertanyakan norma, praktik, dan pendapat; untuk
merefleksikan nilai, persepsi, dan tindakannya sendiri; dan mengambil posisi dalam
wacana berkelanjutan”.

Individu yang berpikir kritis ketika dihadapkan dengan suatu permasalahan, ia akan
terus mencari solusi agar permasalahan tersebut bisa terpecahkan (Arifin, 2016). 2.1.5
Bahan Ajar yang digunakan Proses pembelajaran dilakukan di kelas V sekolah dasar.
Adapun tema yang diangkat adalah “Air Bersih Bagi Kehidupanku” yang tentunya
disesuaikan dengan konteks ESD. Pengambilan Kompeten Dasar (KD) pada Kurikulum
2013 dijelaskan sebagai berikut: No Mata Pelajaran Kompetensi Dasar 1. IPA 3.8
Menganalisis siklus air dan dampaknya pada peristiwa di bumi serta kelangsungan
makhluk hidup. 4.8 Membuat karya tentang skema siklus air berdasarkan informasi dari
berbagai sumber. 2, IPS 3.2

Menganalisis bentuk-bentuk interaksi manusia dengan lingkungan dan pengaruhnya


terhadap pembangunan sosial, budaya dan ekonomi masyarakat Indonesia. 4.2
Menyajikan hasil analisis tentang interaksi manusia dengan lingkungan dan
pengaruhnya terhadap pembangunan sosial, budaya dan ekonomi masyarakat
Indonesia, 3. Bahasa Indonesia 3.7 Menguraikan konsep-konsep yang saling berkaitan
pada teks non fiksi. 4.7 Menyajikan konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks non
fiksi ke dalam tulisan dengan Bahasa sendiri. 2.1.6

Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan
oleh peneliti mengenai pengembangan soal tes berpikir kritis berbasis ESD di sekolah
dasar adalah penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yaitu penelitian
yang berjudul “Using High Order Thinking Questions to Foster Critical Thinking: A
Classroom Study” oleh Barnett & Francis (2012) yang menyatakan bahwa pertanyaan
berpikir tingkat tinggi mampu memfasilitasi peserta didik untuk berpikir secara
mendalam tentang materi atau memfasilitas siswa untuk memikirkan kembali materi
faktual beserta materi yang lebih kompleks sehingga mampu mengasah siswa dalam
berpikir kritis.

Selanjutnya, penelitian yang berjudul “Pengembangan Soal Tes Tertulis Berbasis STEM
dengan Pemodelan Rasch di Sekolah Dasar” oleh Rahmat et al. (2020) yang menyatakan
bahwa hasil analisis soal tes melalui pemodelan Rasch layak untuk mengembangkan
keterampilan berpikir kritis siswa pada pembelajaran berbasis STEM. Kemudian,
diperkuat dengan penelitian yang berjudul “Analisis Rasch untuk Soal Tes Berpikir Kritis
pada Pembelajaran STEM di Sekolah Dasar” oleh Syadiah & Hamdu (2020) yang
menghasilkan hasil analisis model Rasch menunjukkan kesesuaian untuk mengenali
kualitas item butir soal ataupun abilitas siswa sehingga memberikan kepuasan terhadap
guru dalam melakukan proses pembelajaran di sekolah.

Hasil dari analisis rasch tersebut memberikan 4 pengelompokan item dan 4


pengelompokan abilitas siswa (sangat tinggi, tinggi, sedang dan rendah). Kaitannya
dalam pembelajaran berbasis ESD peneliti mengacu pada penelitian yang berjudul
“Desain Pembelajaran Matematika Berbasis Education for Sustainable Development
untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis dan Sikap Empati Siswa
SMK: Design Research dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Lingkungan” oleh
Martiani (2019) yang menyatakan bahwa hasil penelitian berupa produk desain
pembelajaran matematika berbasis ESD yang terdiri dari Silabus, RPP, LKS, Instrumen tes
kemampuan berpikir kritis dan angket sifat empati setelah diimplementasikan
menghasilkan respon siswa yang positif terhadap produk desain ESD, terbentuk dan
berkembangnya kemampuan berpikir kritis matematis siswa dan tumbuhnya sikap
empati terhadap masalah lingkungan.
Selain itu juga penelitian yang berjudul “Contributions of Education for Suistainable
Development (ESD) to Quality Education: A Syntesis of Reserch” oleh Laurie et al. (2016)
yang melakukan sintesis penelitian dari 18 negara untuk mengidentifikasi kontribusi
pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan (ESD) terhadap kualitas pembelajaran
sehingga mengungkap bahwa ESD berkontribusi dalam banyak hal terhadap kualitas
pendidikan di sekolah dasar dan menengah dengan mengintegrasikan ESD ke semua
mata pelajaran. 3.1

Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode Design Based Research (DBR), karena metode DBR ini berfokus pada
pengembangan produk yang akan dikembangkan oleh peneliti agar layak untuk
digunakan (Kurniasih et al., 2020). Hal tersebut juga sesuai dengan Plomp & Nieveen
(2007 hlm. 13) yang mengatakan bahwa “Penelitian desain relevan dengan praktik
pendidikan karena bertujuan untuk mengembangkan solusi berbasis penelitian untuk
masalah yang kompleks. Kemudian titik awal untuk penelitian desain adalah masalah
pendidikan yang divalidasi ketersediaannya untuk struktur dan mendukung kegiatan
desain dan pengembangan”.

Dengan demikian, tujuan dari metode DBR adalah menghadirkan solusi permasalahan
dari temuan data yang ditemukan oleh peneliti di lapangan (Mulyati et al., 2019).
Berdasarkan pernyataan di awal, peneliti mengembangkan suatu perangkat
pembelajaran berupa soal tes untuk mengukur berpikir kritis peserta didik pada
pembelajaran berbasis ESD. Hal tersebut bertujuan untuk mengukur seberapa jauh siswa
dalam berpikir kritis terkait dengan kehidupannya saat ini dan di masa mendatang
dengan tetap menjaga keseimbangan sosial, ekonomi dan lingkungan sebagai dimensi
dari ESD itu tersendiri. 3.2

Desain Penelitian Proses pengembangan perangkat pembelajaran berupa soal tes


berpikir kritis berbasis ESD dalam metode DBR ini mengacu pada langkah
pengembangan pembelajaran yang dikenal dengan Model Reeves (Herrington et al.,
2007), dengan tahapan sebagai berikut: Gambar 3.1 Diagram Design Research Model
Reeves Berdasarkan diagram tersebut pengembangan tahapan penelitian dijelaskan
secara lebih rinci dengan tahapan sebagai berikut: 3.2.1 Identifikasi dan analisis masalah
oleh peneliti dan praktisi secara kolaboratif.

Identifikasi dan analisis masalah yang dilakukan oleh peneliti yaitu melalui studi literatur
pada penelitian yang relevan dengan apa yang akan dilakukan oleh peneliti di tahun-
tahun sebelumnya. Sumber data yang digunakan oleh peneliti pada tahap studi literatur
adalah artikel atau hasil penelitian mengenai pengembangan soal tes berpikir kritis di
sekolah. Adapun hasil penelitian sebelumnya yang dijadikan acuan oleh peneliti adalah
artikel yang berjudul “Using High Order Thinking Questions to Foster Critical Thinking: A
Classroom Study” oleh Barnett & Francis (2012), “Pengembangan Soal Tes Tertulis
Berbasis STEM dengan Pemodelan Rasch di Sekolah Dasar” oleh Rahmat et al. (2020),
“Analisis Rasch untuk Soal Tes Berpikir Kritis pada Pembelajaran STEM di Sekolah Dasar”
oleh Syadiah & Hamdu (2020).

“Desain Pembelajaran Matematika Berbasis Education for Sustainable Development


untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis dan Sikap Empati Siswa
SMK: Design Research dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Lingkungan” oleh
Martiani (2019) dan “Contributions of Education for Suistainable Development (ESD) to
Quality Education: A Syntesis of Reserch” oleh Laurie et al. (2016). 3.2.2
Mengembangkan solusi yang didasarkan pada patokan teori, design pribciple yang ada
dan inovasi teknologi. Dalam mengembangkan solusi, peneliti menghubungkan
permasalahan yang telah peneliti temukan di lapangan kemudian menghubungkan
dengan hasil studi literatur yang telah peneliti kaji berdasarkan teori yang berkaitan
dengan permasalahan tersebut.

Permasalahan yang ditemukan oleh peneliti adalah kurangnya pengembangan soal tes
berpikir kritis berbasis ESD di sekolah dasar dan kurangnya pengetahuan guru dalam
mengelola skor mentah hasil tes di sekolah. Solusi yang ditawarkan adalah perangkat
pembelajaran berbasis ESD dengan fokus utama peneliti, yaitu pengembangan soal tes
berpikir kritis berbasis ESD melalui analisis pemodelan Rasch. Dengan adanya soal yang
akan dirancang oleh peneliti adalah untuk mewujudkan pengembangan keterampilan
berpikir kritis berbasis ESD dengan analisis pemodelan Rasch sebagai upaya untuk
mewujudkan pembangunan berkelanjutan melalui pendidikan. 3.2.3

Melakukan proses berulang untuk menguji dan memperbaiki solusi secara praktis.
Produk yang telah dirancang dan dikembangkan oleh peneliti selanjutnya akan
diujicobakan di sekolah dasar. Hal tersebut untuk mengetahui efektifitas dari produk
yang dikembangkan berdasarkan hasil identifikasi dan analisis masalah. Kekurangan
yang diketahui dari produk soal tes yang telah diuji coba kemudian diolah dengan
menggunakan analisis pemodelan Rasch melalui aplikasi Ministep.

Hasil revisi kemudian diperbaiki dan dilakukan Kembali uji coba sebagai bentuk
perbaikan dari uji coba pertama. Dengan adanya revisi dari produk tersebut, peneliti
mendapatkan solusi untuk memperbaiki soal tes berpikir kritis berbasis ESD di sekolah
dasar. 3.2.4 Refleksi untuk menghasilkan design principle serta meningkatkan
implementasi dari solusi secara praktis. Setelah dilakukan uji coba berulang, maka akan
diperoleh suatu produk yaitu desain akhir soal tes berpikir kritis berbasis ESD yang
kemudian akan direfleksikan melalui analisis pemodelan Rasch, uji validitas ahli,
observasi, studi dokumentasi dan wawancara sebagai langkah awal revisi produk agar
lebih baik dari sebelumnya. Tahap ini juga merupakan tahap penyempurnaan produk
dengan melakukan revisi pada setiap pengembangan soal tes dengan memperhatikan
saran dari observer. 3.3

Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian pengembangan soal tes berpikir kritis
pada pembelajaran berbasis ESD melalui analisis Pemodelan Rasch di sekolah dasar
akan dilaksanakan di beberapa sekolah dasar di Kota Tasikmalaya diantaranya SDN 1
Nagarawangi, SDN 1 Kalangsari dan SDN Nagarasari. Subjek penelitian dalam penelitian
ini adalah Siswa Kelas V di masing-masing sekolah dasar tersebut. Pemilihan subjek
penelitian didasarkan atas pertimbangan bahwa ketiga sekolah dasar tersebut sudah
menggunakan Kurikulum 2013 secara menyeluruh, akan tetapi belum mengintegrasikan
konsep ESD ke dalam Kurikulum 2013.

Selain itu, pengembangan soal tes berpikir kritis pada pembelajaran berbasis ESD belum
dilaksanakan di ketiga sekolah ini sehingga perlu adanya penelitian yang dilakukan di
ketiga sekolah tersebut yang nantinya dapat dijadikan acuan oleh guru dalam
mengembangkan pembelajaran yang berbasis pada pendidikan untuk pembangunan
berkelanjutan (ESD). Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam
penelitian kualitatif melibatkan empat jenis strategi (Creswell, 2013 hlm, 267),
diantaranya: observasi kualitatif, wawancara kualitatif, mengumpulkan dokumen-
dokumen kualitatif dan materi audio-visual.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti secara rinci dijelaskan sebagai
berikut: a. Wawancara Wawancara dilakukan peneliti untuk menggali informasi
mengenai penggunaan soal tes pada pembelajaran, selain itu juga mengenai bagaimana
guru mengolah hasil skor mentah tersebut. Wawancara dilakukan di beberapa sekolah,
yaitu: SDN 1 Nagarawangi, SDN 1 Kalangsari dan SDN Nagarawangi. Pertanyaan yang
diajukan saat wawancara merupakan pertanyaan semi terstruktur. b.

Studi Dokumentasi Studi dokumentasi dilakukan peneliti terhadap soal tes yang dibuat
oleh guru kelas V di beberapa sekolah yang diwawancarai oleh peneliti yaitu: SDN 1
Nagarawangi, SDN 1 Kalangsari dan SDN Nagarawangi. c. Observasi Peneliti melakukan
observasi untuk mengamati soal tes yang digunakan di sekolah dasar yang diteliti.
Adapun pada saat observasi peneliti berperan sebagai pengamat saat berlangsungnya
kegiatan penelitian. Tabel 3.1 Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data, Instrumen, Sumber
Data, dan Tahapan No. Jenis Data Teknik Pengumpulan Data Instrumen Sumber Data
Tahapan 1.

Soal tes yang digunakan guru saat ini serta kaitannya terhadap kemampuan berpikir
kritis yang dikembangkan Wawancara semi terstruktur Pedoman wawancara Guru kelas
V Identifikasi 2. Soal tes yang digunakan guru saat ini dan kaitannya terhadap
kemampuan berpikir yang dikembangkan Studi dokumentasi Tabel hasil analisis soal
dari hasil studi dokumentasi Arsip soal (Lembar PTS kelas V) Identifikasi 3. Kualitas soal
tes berpikir kritis berbasis ESD yang dikembangkan Validasi ahli Dokumen Tim ahli
Validasi desain Tes hasil belajar Soal tes berpikir kritis berbasis ESD (tahap
pengembangan) Siswa kelas V Uji coba Instrumen Penelitian Salah satu karakteristik
penelitian kualitatif menurut Creswell (2013, hlm.

261) yaitu, peneliti sebagai instrumen kunci (researcher as key instrument), peneliti
mengumpulkan data sendiri melalui dokumentasi, observasi perilaku atau wawancara
dengan para partisipan. Secara umum, peneliti tidak menggunakan kuesioner atau
instrument yang dibuat oleh peneliti lain, karena peneliti menggunakan sejenis
instrumen untuk mengumpulkan data berdasarkan apa dibutuhkan oleh peneliti. Dalam
hal ini juga peneliti menjadi satu-satunya instrumen dalam mengumpulkan informasi.
Dengan demikian, peneliti berhak merancang kriteria instrumen penelitian secara bebas
yang disesuaikan dengan kebutuhan peneliti.

Adapun instrument penelitian yang akan digunakan adalah sebagai berikut: 1) Lembar
Observasi Lembar observasi berisi indikator yang harus diperhatikan dan menjadi
catatan bagi peneliti, kemudian lembar observasi tersebut digunakan untuk mengamati
soal tes yang dibuat oleh guru di sekolah dasar. 2) Pedoman Wawancara Pedoman
wawancara disusun secara sistematis yang berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai hal-
hal yang ingin diketahui oleh peneliti. Selanjutnya pertanyaan-pertanyaan tersebut
ditanyakan secara langsung secara lisan kepada guru selaku narasumber. Wawancara
dilakukan ketika melakukan studi pendahuluan kepada guru kelas V di beberapa
sekolah dasar di Tasikmalaya.

Oleh karena itu, pedoman wawancara ini berisi topik terkait permasalahan yang ingin
diketahui secara langsung oleh peneliti. Adapun topik tersebut berkaitan dengan
pembuatan dan penggunaan soal tes serta bagaimana menganalis soal hasil tes di
sekolah tersebut. 3) Lembar Studi Dokumentasi Dokumen-dokumen yang dianalisis
adalah dokumen yang berkaitan dengan soal tes tertulis yang digunakan di beberapa
SD di Kota Tasikmalaya, yaitu: SDN 1 Nagarawangi, SDN 1 Kalangsari dan SDN
Nagarasari.

Kemudian soal tes yang dianalisis meliputi soal tes penilaian harian yang digunakan di
sekolah dasar tersebut. 3.6 Teknik Analisis Data Dalam menganalisis suatu data
diperlukan suatu teknik analisis data yang tepat. Dalam hal ini peneliti menggunakan
teknik analisis data menurut Miles & Huberman (1994, hlm. 12) dengan tahapan:
Gambar 3.2 Tahapan Teknis Analisis Data Berdasarkan gambar diawal, maka teknik
analisis data yang dimaksud dijelaskan sebagai berikut: 1) Data reduction (reduksi data)
Dalam mereduksi suatu data, peneliti mengacu pada pemilihan dari hasil wawancara
kepada guru dan hasil studi dokumentasi soal harian di sekolah. Data-data tersebut
yang dijadikan suatu data pokok bagi peneliti.

2) Data display (penyajian data) Setelah peneliti memilih data pokok atau data yang
dianggap penting oleh peneliti, maka peneliti melakukan penyajian data berupa uraian
yang dibantu dengan gambar atau tabel. 3) Conclusion drawing/verifying (pengambilan
keputusan dan verifikasi) Pengambilan keputusan oleh peneliti dilakukan dengan cara
menarik kesimpulan dari hasil analisis data yang berdasar pada fokus penelitian.
Simpulan disajikan dalam bentuk deskripsi, kemudian data tersebut diverifikasi. 3.7
Jadwal Penelitian No Jenis Kegiatan Bulan 1 2 3 4 5 1, Menentukan topik penelitian
2.

Merancang studi literatur 3. Melakukan studi literatur 4.


Perancangan design research dan studi pendahuluan 5. Identifikasi dan
analisis masalah dengan studi pendahuluan 6. Penyusunan proposal
7. Revisi Proposal 8. Merumuskan design principle 9. Uji
coba design research 10. Mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data
11.

Melakukan rancangan perbaikan 12. Menyusun design principle revisi


13. Uji coba design principle revisi 14. Mengolah data dan
menganalisis data hasil uji coba design principle revisi 15. Refleksi
16. Penyusunan laporan
DAFTAR PUSTAKA Agung, I. (2010). Perspektif Multidimensional Pendidikan
Pembangunan Berkelanjutan: Pemikiran Awal Konsep dan Penerapan. Jurnal Pendidikan
Dan Kebudayaan, 16(4), 453–468.

https://doi.org/10.24832/jpnk.v16i4.477 Amalia, A. N., & Widayati, A. (2012). Analisis


Butir Soal Tes Kendali Mutu Kelas XII SMA Mata Pelajaran Ekonomi Akuntansi di Kota
Yogyakarta Tahun 2012. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, 10(1), 1–16.
https://doi.org/10.21831/jpai.v10i1.919 Andrich, D., & Pedler, P. (2019). A Law of Ordinal
Random Error: The Rasch Measurement Model and Random Error Distributions of
Ordinal Assessments. Measurement, 131, 771–781.
https://doi.org/10.1016/j.measurement.2018.08.062 Apple, M. T. (2013). Using Rasch
Analysis to Create and Evaluate a Measurement Instrument for Foreign Language
Classroom Speaking Anxiety. JALT Journal, 35(1), 5–28.
https://doi.org/10.37546/jaltjj35.2-5 Arifin, Z. (2016).

Pengembangan Instrumen Pengukur Berpikir Kritis Matematika Siswa SMA Kelas X.


Jurnal THEOREMS (The Original Research of Mathematics), 1(1), 58–74. Balim, A. G.
(2009). The Effects of Discovery Learning on Students’ Success and Inquiry Learning
Skills. Eurasian Journal of Educational Research, 35, 1–20. Barnett, J. E., & Francis, A. L.
(2012). Using Higher Order Thinking Questions to Foster Critical Thinking: A Classroom
Study. Educational Psychology: An International Journal of Experimental Educational
Psychology, 32(2), 201–2011. Birdsall, S. (2014). Measuring Student Teachers’
Understandings and Self-Awareness of Sustainability. Environmental Education
Research, 20(6), 814–835.

https://doi.org/10.1080/13504622.2013.833594 Borg, C., Gericke, N., Höglund, H. O., &


Bergman, E. (2014). Subject- and Experience-Bound Differences in Teachers’ Conceptual
Understanding of Sustainable Development. Environmental Education Research, 20(4),
526–551. https://doi.org/10.1080/13504622.2013.833584 Clarisa, G., Danawan, A.,
Muslim, M., & Wijaya, A. F. (2020). Penerapan Flipped Classroom dalam Konteks ESD
untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif dan Membangun Sustainability Awareness
Siswa. Journal of Natural Science and Integration, 3(1), 13.
https://doi.org/10.24014/jnsi.v3i1.8953 Creswell, J. W. (2010).

Research design pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan mixed. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar. de Haan, G. (2010). The Development of ESD-Related Competencies in
Supportive Institutional Frameworks. International Review of Education, 56(2), 315–328.
https://doi.org/10.1007/s11159-010-9157-9 Fanani, M. Z. (2018). Strategi
Pengembangan Soal Higher Order Thinking Skill (HOTS) dalam Kurikulum 2013.
Edudeena: Journal of Islamic Religious Education, 2(1), 57–76.
https://doi.org/10.30762/ed.v2i1.582 Fariyani, Q., Rusilowati, A., & Sugianto, S. (2015).
Pengembangan Four-Tier Diagnostic Test Untuk Mengungkap Miskonsepsi Fisika Siswa
SMA Kelas X. Journal of Innovative Science Education, 4(2), 41–49. Herrington, J.,
McKenney, S., Reeves, T. C., & Oliver, R. (2007).

Design-Based Research and Doctoral Students: Guidelines for Preparing a Dissertation


Proposal. World Conference on Educational Multimedia, Hypermedia and
Telecommunications, 4089–4097. Hidayat, R., Suhardi, E., & Patras, Y. E. (2019).
Instrumen Kepuasan Mahasiswa Universitas Swasta Dengan Menggunakan Pemodelan
Rasch. Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, 6(2), 169–178.
https://doi.org/10.24246/j.jk.2019.v6.i2.p169-178 Kurniasih, Y., Hamdu, G., & Lidinillah, D.
A. M. (2020). Rubrik Asesmen Kinerja Berpikir Kritis pada Pembelajaran STEM dengan
Media Lightning Tamiya Car. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar, 4(2), 175–185.
https://doi.org/10.23887/jisd.v4i2.25172 Lailly, N. R., & Wisudawati, A. W. (2015).

Analisis Soal Tipe Higher Order Thinking Skill (HOTS) dalam Soal UN KIMIA SMA Rayon
B Tahun 2012/2013. Kaunia, XI(1), 27–39. Laurie, R., Nonoyama-Tarumi, Y., Mckeown, R.,
& Hopkins, C. (2016). Contributions of Education for Sustainable Development (ESD) to
Quality Education: A Synthesis of Research. Journal of Education for Sustainable
Development, 10(2), 226–242. https://doi.org/10.1177/0973408216661442 Listiawati, N.
(2011). Relevansi Nilai-nilai ESD dan Kesiapan Guru dalam Mengimplementasikannya di
Sekolah. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 17(2), 135.
https://doi.org/10.24832/jpnk.v17i2.13 Martiani, S. (2019).

Desain Pembelajaran Matematika Berbasis Education for Sustainable Development


untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis dan Sikap Empati Siswa
SMK: Design Research dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Lingkungan.
Universitas Pendidikan Indonesia. Masitoh, L. F., & Aedi, W. G. (2020). Pengembangan
Instrumen Asesmen Higher Order Thinking Skills (HOTS) Matematika di SMP Kelas VII.
Jurnal Cendekia?: Jurnal Pendidikan Matematika, 4(2), 886–897.
https://doi.org/10.31004/cendekia.v4i2.328 Miles, M. B., & Huberman, A. M. (1994).
Qualitative Data Analysis: An expanded sourcebook. sage. Mujianto, S. (2017). Analisis
Daya Beda Soal, Taraf Kesukaran, Validitas Butir Tes, Interpretasi Hasil Tes dan Valliditas
Ramalan dalam Evaluasi Pendidikan.

Dirasat: Jurnal Manajemen Dan Pendidikan Islam, 2(2), 192–213. Mulyati, C., L, D. A. M.,
& Rahman, T. (2019). Pengembangan Media Papan Flanel untuk Memfasilitasi
Kemampuan Konsep Bilangan Anak pada Kelompok B. Jurnal Pendidikan Dan Konseling,
1(1), 62–71. Nuraini, N., Tindangen, M., & Masawet, E. T. (2016). Analisis Permasalahan
Guru Terkait Perangkat Pembelajaran Berbasis Model Inquiry dan Permasalahan Siswa
Terkait Kemampuan Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Biologi di SMA. Jurnal
Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan, 1(10), 2066–2070.
https://doi.org/10.17977/jp.v1i10.7653 Nuryanti, S., Masykuri, M., & Susilowati, E. (2018).

Analisis Iteman dan Model Rasch pada Pengembangan Instrumen Kemampuan Berpikir
Kritis Peserta Didik Sekolah Menengah Kejuruan. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 4(2),
224–233. Patras, Y. E., & Hidayat, R. (2020). Pengembangan Instrumen Kualitas Layanan
Dosen Universitas Swasta Menggunakan Pemodelan Rasch. Jurnal Konseling Dan
Pendidikan, 8(1), 9–22. https://doi.org/10.29210/140000 Plomp, T., & Nieveen, N. (2007).
An Introduction to Educational Design Research. In Proceedings of Seminar Conducted
at the East China Normal University Shanghai (PR China) (Vol. 23). Rahman, A., Heryanti,
L. M., & Ekanara, B. (2019).

Pengembangan Modul Berbasis Education for Sustainable Development pada Konsep


Ekologi untuk Siswa Kelas X SMA. Jurnal Eksakta Pendidikan (JEP), 3(1), 1.
https://doi.org/10.24036/jep/vol3-iss1/273 Rahmat, A. A., Hamdu, G., & Nur’aeni, E.
(2020). Pengembangan Soal Tes Tertulis Berbasis STEM dengan Pemodelan Rasch di
Sekolah Dasar. Metodik Didaktik: Jurnal Pendidikan Ke-SD-An, 16(1), 29–40.
https://doi.org/10.17509/md.v16i1.25099 Rauch, F. (2002). The Potential of Education for
Sustainable Development for Reform in Schools. Environmental Education Research,
8(1), 43–51. https://doi.org/10.1080/13504620120109646 Rieckmann, M. (2012).

Future-oriented Higher Education: Which Key Competencies Should Be Fostered


through University Teaching and Learning? Futures, 44(2), 127–135.
https://doi.org/10.1016/j.futures.2011.09.005 Rohmah, L. (2014). Implementasi
Kurikulum Berbasis Education for Sustainable Development (ESD) di SDIT Internasional
Luqman Hakim Yogyakarta. Al-Bidayah: Jurnal Pendidikan Dasar Islam, 6(1), 217. Segara,
N. B. (2015). Education for Sustainable Development (ESD) Sebuah Upaya Mewujudkan
Kelestarian Lingkungan. SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 2(1), 22–
30. https://doi.org/10.15408/sd.v2i1.1349 Setiadi, H. (2016).

Pelaksanaan Penilaian pada Kurikulum 2013. Jurnal Penelitian Dan Evaluasi Pendidikan,
20(2), 166–178. https://doi.org/10.21831/pep.v20i2.7173 Sumintono, B., & Widhiarso, W.
(2013). Aplikasi Model Rasch untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial (edisi revisi). Trim
Komunikata. Publishing House. Sumintono, B., & Widhiarso, W. (2015). Aplikasi
Pemodelan Rasch pada Assessment Pendidikan. Cimahi: Trim Komunikata. Sutama, S.,
Sandy, G. A., & Fuadi, D. (2017). Pengelolaan Penilaian Autentik Kurikulum 2013 Mata
Pelajaran Matematika di SMA. Jurnal Manajemen Pendidikan, 12(1), 105–114.
https://doi.org/10.23917/jmp.v12i1.2967 Syadiah, A. N., & Hamdu, G. (2020).
Analisis Rasch untuk Soal Tes Berpikir Kritis pada Pembelajaran STEM di Sekolah Dasar.
Premiere Educandum?: Jurnal Pendidikan Dasar Dan Pembelajaran, 10(2), 138–148.
https://doi.org/10.25273/pe.v10i2.6524 Syakur, A. (2017). Education for Sustainable
Development (ESD) Sebagai Respon Dari Isu Tantangan Global Melalui Pendidikan
Berkarakter dan Berwawasan Lingkungan Yang Diterapkan Pada Sekolah Dasar, Sekolah
Menengah Dan Kejuruan Di Kota Malang. Eduscience: Jurnal Pendidikan Dan Sains, 1(1),
37–47. UNESCO., & Bokova, I. (2015). Rethinking Education: Towards a Global Common
Good?. UNESCO Publishing. UNESCO. (2017). Education for Sustainable Development
Goals: Learning Objectives. UNESCO Publishing.

Wiek, A., Withycombe, L., & Redman, C. L. (2011). Key Competencies in Sustainability: A
Reference Framework for Academic Program Development. Sustainability Science, 6(2),
203–218. https://doi.org/10.1007/s11625-011-0132-6

INTERNET SOURCES:
-------------------------------------------------------------------------------------------
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/285927994_Pemodelan_Rasch_pada_Asesmen
_Pendidikan_suatu_pengantar
<1% - https://123dok.com/document/zglx9d6q-implementasi-pembelajaran-
pendidikan-berwawasan-multikultural-bandar-lampung-repository.html
<1% - https://filediamant.wordpress.com/2012/03/18/65-model-pembelajaran-dan-15-
metode-pembelajaran/
<1% - https://www.scribd.com/document/344961694/5BBURN-5D-Prosiding-Pendas-
2015-Vol-2
<1% - https://studylib.net/doc/12708988/laporan-tahunan-penelitian-strategis-
nasional-tema--penge...
<1% -
https://zombiedoc.com/proceeding0a9a40dcf80a5ff2c1f8b1fd27e187d029207.html
<1% - https://www.berkasedukasi.com/2017/05/silabus-rpp-pendidikan-agama-hindu-
dan.html
<1% - https://core.ac.uk/download/pdf/270211984.pdf
<1% - https://jurnal.iainkediri.ac.id/index.php/edudeena/article/download/582/455
<1% - http://digilib.uin-suka.ac.id/27034/1/Nur%20Rochmah%20Lailly%20-
%20ANALISIS%20SOAL%20TIPE%20HIGHER%20ORDER%20THINKING%20SKILL
%20%28HOTS%29%20DALAM%20SOAL%20UN%20KIMIA%20SMA%20RAYON%20B
%20TAHUN%2020122013.pdf
<1% - https://doku.pub/documents/a-d0nvx5m5y6qz
<1% - https://nidamaryam29.wordpress.com/2015/06/18/31/
<1% - http://repository.uin-malang.ac.id/470/1/Aplikasi%20Model%20Rasch%20pada
%20Kesmen.pdf
<1% -
https://www.academia.edu/35497801/PENGARUH_KUALITAS_SISTEM_INFORMASI_AKAD
EMIK_BERBASIS_WEB_DAN_KINERJA_UNIT_LAYANAN_TERHADAP_KEPUASAN_MAHASIS
WA_DI_PERGURUAN_TINGGI_SWASTA
<1% - https://pt.scribd.com/doc/291291029/Contextual-Teaching-and-Learning-untuk-
Meningkatkan-Problem-Solving-Skill-Siswa-SD-l
<1% - http://repository.unpas.ac.id/27618/4/BAB%20I%20%20.pdf
<1% - https://bagiilmukuliah.wordpress.com/2015/01/13/teknik-pemeriksaan-
pemberian-skor-dan-pengolahan-tes-hasil-belajar/
<1% - https://authorzilla.com/7vpOg/prosiding-seminar-nasional.html
<1% - https://zombiedoc.com/seminar-nasional-pendidikan-dasar-2018.html
<1% - https://www.scribd.com/document/409737494/Hasil-Akhir-Prosiding-VI-pdf
<1% - https://123dok.com/document/z3o43m9z-pengembangan-pembelajaran-materi-
organ-tubuh-manusia-sekolah-repository.html
<1% - https://id.scribd.com/doc/291291029/Contextual-Teaching-and-Learning-untuk-
Meningkatkan-Problem-Solving-Skill-Siswa-SD-l
<1% - https://edmodo.id/contoh-manfaat-penelitian/
<1% - https://manfaat.co.id/manfaat-penelitian
<1% - https://pgsd.binus.ac.id/2020/07/06/keterampilan-mengajar/
<1% - http://eprints.umm.ac.id/37986/3/BAB%20II.pdf
<1% - http://staffnew.uny.ac.id/upload/130682770/pengabdian/cd-12-pembekalan-
k13unri18-19-agt-13.pdf
<1% - http://eksis.ditpsmk.net/uploads/book/file/0773E9DA-AD01-4A95-B744-
10C573BD1550/Manajemen_Pendidikan_2016_.pdf
<1% - https://cecepkustandi.wordpress.com/2016/05/04/difusi-inovasi-dalam-
pendidikan/
<1% - https://edhakidam.blogspot.com/2015/01/makalah-pentingnya-pendidikan-
karakter.html
<1% - https://www.gurupaud.my.id/2020/12/kurikulum-2013-menurut-
permendikbud.html
<1% - https://es.slideshare.net/iwansukma/buku-pegangan-guru-ppkn-smasmk-kelas-
11-kurikulum-2013
<1% - https://mudzakirfaizal.wordpress.com/2014/11/05/makalah-kurikulum-2013/
<1% - https://penilaianpembelajaran.blogspot.com/2014/03/penilaian-autentik-pada-
dasarnya.html
<1% - https://belajarbersamakoko.wordpress.com/2015/06/10/penilaian-kurikulum-
2013/
<1% - https://www.jamarismelayu.com/2014/09/pendidikan-kepramukaan-
ekstrakurikuler.html
<1% - https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2013/05/
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/304227240_ACUAN_TEKNIK_PENILAIAN_PRO
SES_HASIL_BELAJAR_DALAM_KURIKULUM_2013
<1% - https://nurmaherawatifaizal.wordpress.com/2014/05/31/pengelolaan-penilaian/
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/282673464_Aplikasi_Pemodelan_Rasch_pada_
Assessment_Pendidikan
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/341223928_Pengembangan_instrumen_kualit
as_layanan_dosen_universitas_swasta_menggunakan_pemodelan_Rasch
<1% - https://jurnal.ugm.ac.id/jpsi/article/download/17801/15824
<1% -
https://www.academia.edu/9478441/Aplikasi_Model_Rasch_untuk_Penelitian_Ilmu_Ilmu_
Sosial_edisi_revisi_
<1% - http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/195207251978031-
ACE_SURYADI/askar_jaya.pdf
<1% - http://journal-litbang-rekarta.co.id/index.php/jartika/article/download/268/243
<1% - https://id.noordermarketing.com/3000-term-paper-on-sustainable-
development--economics
<1% - http://repository.radenintan.ac.id/5137/5/BAB%20IV.docx
<1% - https://edumech2045.blogspot.com/
<1% - http://eprints.umm.ac.id/46202/3/BAB%20II.pdf
<1% - https://noorsyafitriramadhani.blogspot.com/2018/10/rpp-tema-3-kelas-5-sd.html
1% - https://www.tasadmin.id/2019/11/data-ringkasan-kd-kelas-5-sd.html
<1% - https://idoc.pub/documents/metode-penelittian-kuantitatif-dan-kualitatif-
2nv83xp9orlk
<1% - http://repository.upi.edu/36379/1/T_PTK_1706837_Title.pdf
<1% - http://e-
journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/didika/article/download/2197/pdf_38
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/333222595_STUDI_LITERATUR_MODEL_PEMB
ELAJARAN_BERDASARKAN_MASALAH_MATEMATIKA
<1% - https://caridokumen.com/download/pusat-penerbitan-universitas-p2u-
_5a4604cfb7d7bc7b7ae8190e_pdf
<1% - http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_ARAB/196205131988032-
NUNUNG_NURSYAMSIAH/disertasi/Proposal-S3.pdf
<1% - https://id.scribd.com/doc/37752284/JMA-VOL-6-NO-1
<1% - https://zombiedoc.com/bagian-1-metode-pembelajaran.html
<1% - https://id.123dok.com/document/dzx37dvz-pengembangan-sistem-penggajian-
pada-kantor-pelayanan-kekayaan-negara-dan-lelang-kpknl-kota-metro-payroll-system-
development-at-kantor-pelayanan-kekayaan-negara-dan-lelang-kpknl-in-metro-
city.html
1% - http://repository.upi.edu/30975/8/S_KTP_1307533_Chapter%205.pdf
<1% - https://metodepenelitiana.wordpress.com/literature-review-2/
<1% - https://www.gurupendidikan.co.id/rancangan-penelitian/
<1% - https://markey.id/blog/bisnis/pengembangan-produk
<1% -
https://www.researchgate.net/profile/Dindin_Abdul_muiz_lidinillah/publication/3158949
88_PENGEMBANGAN_MODEL_PENILAIAN_BERBASIS_TAKSONOMI_SOLO_PADA_KONSE
P_PEMBAGIAN_PECAHAN_SEKOLAH_DASAR/links/58ecac620f7e9b269ad376a6/PENGE
MBANGAN-MODEL-PENILAIAN-BERBASIS-TAKSONOMI-SOLO-PADA-KONSEP-
PEMBAGIAN-PECAHAN-SEKOLAH-DASAR.pdf?origin=publication_detail
<1% - https://ronaldsibotolungun.blogspot.com/
<1% - https://ugm.ac.id/id/berita/18712-kampus-perlu-mengajarkan-pendidikan-
untuk-pembangunan-berkelanjutan
<1% - https://disperin.bone.go.id/2020/06/03/naskah-akademik-rancangan-peraturan-
daerah-kabupaten-bone-tentang-rencana-pembangunan-industri-kabupaten-bone-
2019-2039/
<1% - https://www.gurupendidikan.co.id/metode-penelitian-kualitatif/
<1% - http://repository.upi.edu/14401/1/S_SOS_1001839_Chapter3.pdf
<1% - https://alorpanorama.blogspot.com/2017/01/research-design-pendekatan-
metode.html
<1% - http://eprints.umm.ac.id/38580/4/BAB%20III.pdf
<1% - https://fatkhan.web.id/teknik-pengumpulan-data-dan-analisis-dalam-penelitian/
<1% - http://eprints.radenfatah.ac.id/631/3/BAB%20III.pdf
<1% - http://lib.unnes.ac.id/28804/1/4001412022.pdf
<1% - https://123dok.com/document/qvl985gy-pengaruh-pembelajaran-kooperatif-
pemahaman-pelajaran-eksprimen-madrasah-pelajaran.html
<1% - http://journal2.um.ac.id/index.php/jpbm/article/view/5954
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/342516431_Rubrik_Asesmen_Kinerja_Berpikir_
Kritis_pada_Pembelajaran_STEM_dengan_Media_Lightning_Tamiya_Car
<1% - https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/13504622.2020.1724889
<1% - http://repository.upi.edu/11586/3/S_PAUD_1010101_Bibliography.pdf
<1% - https://keithrkenney.files.wordpress.com/2012/03/haughtmileshuberman.pdf
<1% - http://scholar.google.com/citations?user=XcGNKh0AAAAJ&hl=id
<1% - https://sinta.ristekbrin.go.id/journals/detail?page=12&id=1330
<1% - https://jurnal.konselingindonesia.com/index.php/jkp/article/view/400
<1% - http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jpbi/article/view/9864
<1% - https://www.mdpi.com/2071-1050/11/1/269/htm
<1% - https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0040162516300129
<1% - https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/tadris-kimiya/article/view/5908
<1% - http://pubs.sciepub.com/education/6/8/20/index.html
<1% - http://ijec.ejournal.id/index.php/counseling/article/view/102
<1% - http://www.ejournal.akfarsurabaya.ac.id/index.php/edus/article/view/91
<1% - http://ejournal.akfarsurabaya.ac.id/index.php/edus/issue/view/8/1-47
<1% - http://www.public.asu.edu/~awiek/

Anda mungkin juga menyukai