Anda di halaman 1dari 52

ASUHAN ANTE NATAL TERPADU

No. Dokumen :001/SOP/UKP-


KIA/PKM-
KRM/2018
SOP
No. Revisi :0
Tanggal Terbit : 10 Januari 2018
Halaman :1/2
UPTD Puskesmas H. TEDY HERIADI, SKM, MM.Kes
Kramatmulya NIP. 196908241989121002
1. Pengertian Asuhan Ante Natal Terpadu adalah pelayanan ante natal komprehensif
dan berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil
2. Tujuan Untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan ante natal
yang berkualitas sehingga mampu menjalani kehamilan dengan sehat,
bersalin dengan selamat dan melahirkan bayi yang sehat.
3. Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Kramatmulya Nomor
440/062/PKM-KRM/2018 Tanggal 5 Januari 2018 Tentang Layanan
Klinis di UPTD Puskesmas Kramatmulya
4. Referensi 1. Pedoman Pelayanan Ante Natal Terpadu Kemenkes Dirjen Bina
Kesehatan Masyarakat Tahun 2012
2. Modul Midwefery Update PD IBI tahun 2016
3. Buku KIA
5. Prosedur A. PERSIAPAN ALAT DAN OBAT :
- Stetoskop
- Tensi meter
- Metin
- Timbangan
- Pita lita
- Refleks Hammer
- Monosural / dopler
- Buku KIA
- Kartu ibu
- Handscoon
- Sput 0,5 cc
- Vaksin TT

B. PELAKSANAAN :
1. Timbang BB setiap kali kunjungan untuk mendeteksi adanya
gangguan pertumbuhan janin
2. Ukur tekanan darah setiap kali kunjungan ante natal untuk
mendeteksi adanya hipertensi
3. Nilai status gizi dengan mengukur lingkar lengan atas pada kontak
pertama trimester 1, untuk skrining ibu hamil KEK
4. Ukur tinggi fudus rahim setiap kali kunjungan
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin
6. Skrining status imunisasi TT
7. Beri tablet tambah darah (tablet besi)
8. Pemeriksaan laboratorium
9. Tata laksana / penanganan kasus
10. Temu wicara / konseling
No. Dokumen No. Halaman :
UPTD Puskesmas Asuhan Ante Natal 001/SOP/UKP- Revisi : 0 2/2
Kramatmulya Terpadu KIA/PKM-
KRM/2018

6. Diagram Alir
IBU
HAMIL

LOKET ANAMNESA
PENDAFTARAN RUANG KIA Hamil ini
Hamil yang lalu
Penyakit yang diderita
Penyakit keluarga

PEMERIKSAAN :
Tensi, TFU, Auskultasi
DJJ (bila ada indikasi)
LABORATORIUM Pemeriksaan lainnya
Semua Bumil (bila ada indikasi)
INDIKASI
Gol. Darah
PENYAKIT DM / TINDAKAN :
Hb
HIPERTENSI Pemberian TT, Tablet
Bila ada indikasi penyakit
Urine Reduksi Fe, Vitamin, terapi,
Urine Protein penyuluhan, pesan
untuk control

Sehat / Normal /
Ada keluhan Periksa BP Umum tidak beresiko
penyakit / BP Gigi dengan
beresiko therapy sesuai
indikasi

PASIEN
PULANG

Bumil resiko tinggi RUJUK

7. Unit terkait 1. Pemeriksaan umum


2. Pemeriksaan laboratorium
3. Pemeriksaan gigi dan mulut
8. Dokumen Buku register pasien
terkait

9. Rekaman
Historis
Perubahan No Yang Tgl. Dimulai di
Isi Perubahan
. diubah berlakukan
SUNTIK KB
No. Dokumen : 002/SOP/UKP-
KIA/PKM-
KRM/2018
SOP
No. Revisi :0
Tanggal Terbit : 10 Januari 2018
Halaman : 1/2
UPTD Puskesmas H. TEDY HERIADI, SKM, MM.Kes
Kramatmulya NIP. 196908241989121002
1. Pengertian Kontrasepsi suntikan progestin adalah mencegah terjadinya kehamilan
dengan cara disuntik intra muskuler yang berdaya kerja 3 bulan dan tidak
membutuhkan pemakaian setiap hari atau setiap akan mengandung hormon
progesteron dan tidak mengganggu produksi ASI
2. Tujuan Mencegah kehamilan selama 3 bulan yang digunakan untuk menunda
kehamilan, menjaga jarak kehamilan
3. Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Kramatmulya Nomor 440/062/PKM-
KRM/2018 Tanggal 5 Januari 2018 Tentang Layanan Klinis di UPTD
Puskesmas Kramatmulya
4. Referensi 1. Undang-undang Kesehatan No. 36 tahun 2006
2. Kepmenkes RI No. 279/Menkes/SK/IV/2006
3. Permenkes RI No. 259/Menkes/Per/III/2008
4. Permenkes RI No. HK.05.05/Memkes/0680/1/2010
5. Prosedur a. Persiapan bahan dan alat :
 Spuilt disposable
 Bak instrument
 Kartu obat / buku obat
 Bengkok
 Kapas / kasa antiseptic
 Obat dalam vial
 Baskom berisi larutan klorin 0,5%
 Tempat sampah media
 Handuk / lap tangan sekali pakai

b. Prosedur :
1. Melakukan informed consent sebelum melakukan tindakan. Sapa
pasien dengan ramah dan beritahukan tujuan pemeriksaan
2. Menyiapkan alat dan bahan secara berurutan. alat dan bahan
disusun sesuai tahapan penggunaan
3. Mengatur posisi pasien. Privacy pasien dijaga dan pasien
ditempatkan senyaman mungkin
4. Mencuci tangan dengan sabun cair dan air mengalir, melepaskan
semua perhiasan sebelum mencuci tangan dan dilakukan
sebeersih mungkin termasuk di bagian sela-sela jari
5. Menjelaskan kepeda pasien tentang prosedur yang akan dilakukan
6. Ambil spuilt isi dengan obat yang akan disuntikan. Buka dan buang
tutup kaleng pada vial. Buka bungkus spuilt. Jika jarum ke suntik
terpisah gabungkan jarum dengan pipa suntik. Balikan vial dengan
mulut ke bawah. Masukan cairan suntik ke dalam spuilt, masukan
semua obat ke dalam spuilt. Jika spuilt terisi semua keluarkan udara
dari pipa suntik, jangan sampai terdapat udara dalam pipa spuilt
pada saat penyuntikan.
7. Atur posisi klien untuk menyuntikan obat, klien bisa duduk dan
berbaring
No. Dokumen :
UPTD
002/SOP/UKP- No. Halaman :
Puskesmas SUNTIK KB
KIA/PKM- Revisi : 0 2/2
Kramatmulya
KRM/2018
8. Bersihkan tempat yang akan disuntik dengan kapal alcohol atau air
steril
9. Suntikan jarum di daerah penyuntikan dengan arah tegak lurus
hingga mencapai daerah otot. Apabila daerah penyuntikan terlalu
dangkal maka penyerapan obat akan lambat dan tidak bekerja dan
efektif
10. Sebelum penyuntikan obat perlahan-lahan tarik sedikit pompa, bila
ada darah masuk ke dalam pipa suntik, tarik keluar jarum dan
suntikkan di tempat lain / bagian otot didekatnya.
11. Lakukan kembali aspirasi
12. Angkat keluar jarum suntik dan bersihkan kulit sekali lagi dengan
kapas alcohol
13. Membuang spuilt yang telah dipakai ke tempat sampah khusus
14. Mencuci tangan dengan sabun
15. Menulis di buku catatan mengenai tindakan yang telah dilakukan dan
merencanakan tanggal penyuntikan berikutnya.

6. Unit terkait KIA, BKKBN, Dokter Puskesmas

7. Dokumen 1. Kartu status peserta KB


terkait 2. Kohort KB
3. Kartu KB pasien

8. Rekaman
historis Tgl. Dimulai di
No. Yang diubah Isi Perubahan
perubahan berlakukan
KELAS IBU HAMIL
No. Dokumen : 003/SOP/UKP-
KIA/PKM-
KRM/2018
SOP No. Revisi :0
Tanggal : 10 Januari
Terbit 2018
Halaman :1/2
UPTD Puskesmas H. TEDY HERIADI, SKM, MM.Kes
Kramatmulya NIP. 196908241989121002
1. Pengertian Kelas ibu hamil adalah Kelas Ibu hamil ini merupakan sarana untuk belajar
berasma tantang Kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap rnuka dalam
kelompok yang bertujuan untuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan
ibu mengenai kehamilan, perawatan kehamilan dan persalinan

2. Tujuan Meningkatkan pengatahuan, merubah sikap dan prilaku ibu agar memahami
tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan,
perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, KB pasca salin,
perawatan bayi baru lahir, mitos kepercayaan adat istiadat setempat,
penyakit menular dan akte kelahiran.

3. Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Kramatmulya Nomor 440/062/PKM-


KRM/2018 Tanggal 5 Januari 2018 Tentang Layanan Klinis di UPTD
Puskesmas Kramatmulya
4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun
2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
2. Pedoman Kelas

5. Prosedur 1. Petugas menyampaikan tujuan


2. Petugas menyampaiakan cara pelaksanaan kelas ibu hamil
3. Petugas melakukan Pembagian kelompok
4. Petugas memandu jalanya diskusi
5. Materi kelas ibu hamil bisa dengan lembar balik pedoman kelas ibu hamil
bisa mengunakan KMS Ibu hamil
6. Pertemuan 1 membahas kehamilan dan perawatan kehamilan
7. Pertemuan ke 2 membahas persalinan dan perawatan nifas
8. Pertemuan ke 3 membahas perawatan bayi. Mitos, penyakit menular,
akte kelahiran
9. Petugas menyampaikan kegiatan setelah kelas ibu hamil
10. Senam hamil
11. Aktifitas ibu hamil
12. Petugas jas menyampaiakan kontra indikasi senam hamil
13. Petugas memimpin aktifitas ibu hamil dan kelas ibu hamil
14. Menanyakan keluhan setelah senam hamil
15. Melakukan tindak lanjut bila ada keluhan
16. Petugas menyampaikan jadwal kelas ibu hamil bulan depan
UPTD Puskesmas Kelas Ibu Hamil No. Dokumen No. Halaman :
Kramatmulya 003/SOP/UKP- Revisi : 0 2/2
KIA/PKM-
KRM/2018

6. Unit terkait 1. Penanggung jawab kegiatan


2. Pelaksana kegiatan
3. Sasaran kegiatan
4. Lintas program
5. Lintas sektor
6. Rekaman historis

7. Dokumen terkait 1. Kartu status ibu hamil


2. Buku register Kohort ibu hamil
3. Buku register ibu hamil
4. Pengkajian kajian Kebidanan
5. Buku kesehatan ibu dan anak

6. Rekaman
historis Tgl. Dimulai di
No. Yang diubah Isi Perubahan
perubahan berlakukan
PENCEGAHAN KANKER LEHER RAHIM
No. Dokumen : 004/SOP/UKP-
KIA/PKM-
KRM/2018
SOP
No. Revisi :0
Tanggal Terbit : 10 Januari 2018
Halaman :1/3
UPTD Puskesmas H. TEDY HERIADI, SKM, MM.Kes
Kramatmulya NIP. 196908241989121002
1. Pengertian Kanker leher Rahim adalah salah satu kanker ganas yang menyerang kaum
wanita yaitu bagian dari leher Rahim

2. Tujuan 1. Untuk mengurangi morbiditas atau mortalitas dari penyakit dengan


pengobatan dini terhadap kasus-kasus yang ditemukan
2. Untuk mengetahui kelainan yang terjadi pada leher Rahim.

3. Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Kramatmulya Nomor 440/062/PKM-


KRM/2018 Tanggal 5 Januari 2018 Tentang Layanan Klinis di UPTD
Puskesmas Kramatmulya
4. Referensi Buku acuan pencegahan kanker payudara dan kanker leher rahim tahun 2010

5. Prosedur a. Persiapan Bahan dan Alat


1. Alat tulis dan format IVA
2. Kapas lidi
3. Sarung tangan
4. Spatula kayu
5. Kondom
6. Cairan asam asetrat
7. (3-5% clirin 0,5%, ruang IVA, lampu sorot, dll
b. Prosedur
1. Isi formulir catatan pencegahan kanker leher rahim
No klien, nama, umur, Berat Badan, Tinggi Badan, Riwayat Perkawinan,
Jumlah Anak Kandung, Alamat
2. Pemeriksaan Abdomen dan lipat paha
a. Meminta ibu untuk berbaring di meja periksa dengan kedua lengan
di samping
b. Memapar seluruh abdomen
c. Perhatikan apakah ada benjolan pada abdomen. Perhatikan letak
dan bentuk pusar
d. Memeriska abdomen untuk melihat apakah terdapa warna yang tak
biasa, perut, guratan atau ruam dan lesi.
e. Menekan dengan ringan menggunakan permukaan jari-jari tangan,
mempalpasi semua area abdomen. Mengedintifikasi adanya masa,
daerah yang nyeri atau resistensi otot, mencatat temuan.
f. Dengan menekan lebih dalam, tentukan ukuran, bentuk, konsistensi,
rasa nyeri, mobilitas dan pergerakan masa, mencatat masa dan rasa
nyeri yang ditemukan
g. Mengidentifikasi area yang terasa nyeri, jika terdapat nyeri periksa
apakah terjadi nyeri lepas
h. Jika ada luka terbuka pada abdomen bagian bawah atau lipat paha
i. Memakai sepasang sarung tangan yang baru atau sarung tangan
bedah yang telah di-DTT sebelum memeriksa daerah tersebut.
Mempalpasi kedua area abdomen bawah apakah terjadi benjolan
atau bisul.
No. Dokumen
UPTD Puskesmas Pencegahan kanker 004/SOP/UKP- No. Halaman :
Kramatmulya leher rahim KIA/PKM- Revisi : 0 2/3
KRM/2018

3. Pemeriksaan Genital Luar


a. Meminta ibu untuk menaruh kedua tumit pada dudukan. Membantu
ibu menaruh kedua kakinya di tepi luar ujung meja. Tutupi ibu
dengan selimut atau kain.
b. Mencuci tangan dengan air sabun sampai bersih dan dikeringkan
dengan kain bersih dan kering, atau dianginkan.
c. Menyalakan lampu/senter dan mengarahkan ke area genetial.
d. Memakai sepasang sarung tangan periksa yang baru atau telah di-
DTT.
e. Menyentuh paha sebelah dalam sebelum menyentuh daerah
genetial ibu.
f. Memperhatikan labia, klitoris dan perineum apakah terdapat parut,
lesi, inflamasi atau retakan kulit.
g. Dengan memisahkan labia majora dengan dua jari, memeriksa
labia minora, klitoris, mulut uretra dan mulut vagina.
h. Mempalpasi labia minora, Lihat apakah terdapat benjolan, cairan,
ulkus dan fistula, Rasakan apakah ada ketidakberaturan atau
benjolan dan apakah ada bagian yang terasa nyeri.
i. Memeriksa kelenjar skene untuk melihat adanya keputihan dan
nyeri. Dengan telapak tangan menghadap keatas, masukan jari
telunjuk ke dalam vagina di sisi bawah mulut vagina dan meraba
dasar masing-masing labia majora. Dengan menggunakan jari dan
ibu jari, mempalpasi setiap sisi untuk mencari apakah ada benjolan
atau nyeri.
j. Meminta ibu untuk mengejan ketika menahan lebia dalam posisi
terbuka. Periksa apakah terdapat benjolan pada dinding anterior
atau posterior vagina.
4. Pemeriksaan Visual Menggunakan Asam Asetat
(Inpeksi Visual Dengan Aplikasi Asam Asetat/IVA)
a. Memasang speklum dan menyesuaikan sehingga seluruh leher
Rahim dapat terlihat.
b. Memasang cocor bebek speculum dalam posisi terbuka sehingga
speculum tetap berada di tempatnya agar leher Rahim dapat
terlihat.
c. Memindahkan lampu/senter sehingga dapat melihat leher Rahim
dengan jelas.
d. Memeriksa leher Rahim apakah curiga kanker Serviks atau
terdapat Servisitis, ektopoin, tumor, ovula naboti atau luka bila
curiga kanker.
e. Serviks pemeriksaan diakhir, langsung ke langkah 12 dan
seterusnya tanpa langkah 13. Menggunakan swab kapas yang
bersih untuk menghilangkan cairan, darah, atau mukosa dari leher
Rahim. Membuang swab kapas yang telah dipakai ke dalam wadah
tahan bocor atau kantung plastic.
f. Mengidentifikasi ostium uteri, SSK (sambungan skuamo
koloumnar) dan zona transformasi. Bila SSK tidak bias
ditampakkan, pemeriksaan IVA tidak dilanjutkan dan bila
memungkingkan lanjutkan dengan prosedur.
g. Pemeriksaan test Pap. Bila tes Pap tidak memungkinkan untuk
dilakukan, lanjutkan ke langkah 12, dan seterusnya.
h. Mencelupkan swab bersih ke dalam cairan Asam Asetat lalu
mengoleskan pada leher Rahim. Membuang swab kapas ke dalam
kantung plastic.
i. Menunggu minimal 1 menit agar asam asetat terserap dan tampak
perubahan warna putih yang disebut dengan lesi putih.
j. Memeriksa SSK dengan teliti.
 Memeriksa apakah leher Rahim mudah berdarah
 Mencari apakah terdapat plak putih yang tebal dan meninggi
atau lesi putih.
k. Bila perlu, oleskan kembali asam asetat atau usap leher Rahim
dengan swab bersih untuk menghilangkan mukosa, darah atau
debris. Membuang swab ke dalam kantung plastic.
l. Bila pemeriksaan visual telah selesai, gunakan swab baru untuk air
dan sabun sampai bener-bener bersih lalu

m. Menghilangkan sisa cairan asam asetat dari leher rahim dan


vagina. Membuang swab ke dalam kantung plastic.
n. Melepaskan spkulum dan melakukan dekontiminasi dengan
meletakan speculum dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
Melakukan pemeriksaan bimanual.
5. Langkah Pasca-TES IVA
a. Meminta ibu untuk duduk, turun dari meja periksa dan berpakaian.
b. Membersihkan lampu/senter dan alas tempat duduk pasien
berturut-turut dengan larutan klorin 0.5% cairan deterjen dan air
bersih.
c. Merendam sarung tangan dalam keadaan dipakai kedalam larutan
klorin 0,5%. Melepas sarung tangan dengan membalikan sisi dalam
keluar.
 Jika sarung tangan akan dibuang, buang ke dalam kantung
plastic.
 Jika sarung tangan akan dipakai ulang, dekontaminasi
dengan merendam sarung tangan dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit.
Mencuci tangan dengan
Dikeringkan dengan kain kering dan bersih atau dianginkan.
d. Mencatat hasil tes IVA dan temuan lainnya kedalan catatan medis
ibu.
 Jika didapatkan lesi putih, menggambar peta leher Rahim
dan daerah lesi putih [ada catatan medis ibu.
e. Membahas hasil pemeriksaan payudara dan tes IVA bersama ibu
dan menjawab pertanyaan
 Jika hasil pemeriksaan payudara dan tes IVA negative,
sebutkan waktu kunjungan berikutnya untuk menjalani
kembali pemeriksaan payudara dan tes IVA. Jika hasil
pemeriksaan payudara atau tes IVA positif atau dicurigai
terdapat kanker, membahas langkah-langkah selanjutnya
 Setelah member konseling, memberikan pengobatan atau
merujuk

6. Unit 1. KIA
Terkait 2. Dokter Puskesmas
7. Dokumen
Terkait
8. Rekaman TANGGAL
YANG DI ISI PERUBAHAN
Historis No MULAI
UBAH
Perubahan DIBERLAKUKAN
PEMASANGAN DAN PENCABUTAN
IMPLANT
No. Dokumen : 005/SOP/UKP-
KIA/PKM-
KRM/2018
SOP
No. Revisi :0
Tanggal Terbit : 10 Januari 2018
Halaman : 1/2
UPTD Puskesmas H. TEDY HERIADI, SKM, MM.Kes
Kramatmulya NIP. 196908241989121002
1. Pengertian Suatu cara pelayanan kontrasepsi yang diberikan kepada aseptor KB dengan
menggunakan susuk KB yang dilakukan melalui insersi dibawah kulit. Implant
merupakan kontrasepsi hormonal yang berisi levonorgestrel 75 mg dengan
masa efektif kontrasepsi selama 3 tahun.

2. Tujuan Mencegah kehamilan selama 3 tahun yang digunakan untuk menunda


kehamilan, menjaga jarak kelahiran.

3. Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Kramatmulya Nomor 440/062/PKM-


KRM/2018 Tanggal 5 Januari 2018 Tentang Layanan Klinis di UPTD
Puskesmas Kramatmulya
4. Referensi Buku pedoman pelayanan KB, panduan buku klinis, program pelayanan KB.

5. Prosedur a. Persiapan Bahan dan Alat :


1. Format inform concent
2. Inflant kid
3. Inflant set
4. Alat pembuka/up inflant set
5. Dekontaminasi
6. Bengkok
7. Kom kecil
8. Kasa streril
9. Betadin
10. Bisturi
11. Lidokain
12. Spuit 3 cc
13. Plaster
14. Kasa steril
b. Prosedur : PEMASANGAN
1. Konseling dan inform concent
2. Siapkan peralatan
3. Alat disusun agar dapat dijangkau
4. Cuci tangan
5. Pakai sarung tangan
6. Pasien disuntik dilengan kiri
7. Buat insisi dangkal 2 mm hanya untuk menembus kulit
8. Tusukan trocar dan pendorongnya
9. Tusukan trocar sampai batas tanda dan pendorongnya melalui insisi
dengan sudut kecil. Memasukan trocar apabila ada tahanan coba dari
sudut lainnya.
UPTD Puskesmas Pemasangan Dan No. Dokumen No. Halaman :
Kramatmulya Pencabutan 005/SOP/UKP- Revisi : 0 2/2
Implant KIA/PKM-
KRM/2018

10. Tusukan trocar dan pendorongnya


11. Tusukan trocar sampai batas tanda dan pendorongnya melalui insisi
dengan sudut kecil. Memasukan trocar apabila ada tahanan coba dari
sudut yang lainnya.
12. Angkat trocar ke atas
13. Trokar diangkat keatas untuk meletakan kapsul tepat dibawah kulit
sehingga kulit terangkat
14. Tarik pendorong keluar dan masukan kapsul inflant
15. Masukan kapsul inflant kedalam trocar dengan tangan atau dengan pinset
16. Bila kapsul diambil dengan tangan pastikan sarung tangan tersebut bebas
dari bedak atau partikel lain
17. Masukan pendorong dan dorong kapsul
18. Dorong kapsul sampai ada terasa tahanan
19. Jangan mendorong kapsul dengan paksa
20. Tahan pendorong dan Tarik trokar keluar
21. Raba ujung kapsul dengan jari untuk memastikan kapsul sudah keluar
seluruhnya dari trokar
22. Putar ujung trokar
23. Tanpa mengeluarkan seluruh trokar putar ujung trokar kearah kanan dan
kembali ke posisi semula
24. Geser trokar sekitar 15 derajat untuk memasang kapsul berikutnya
25. Trokar dikeluarkan setelah kapsul dikeluarkan semuanya
26. Tekan tempat insisi dengan jari selama 1 menit untuk menghentikan
pendarahan
27. Cuci tangan

PENCABUTAN
1. Konseling dan informes concent
2. Siapkan peralatan
3. Alat disusun agar dapat terjangkau
4. Cuci tangan
5. Pakai sarung tangan steril
6. Suntik lidokain dilengan yang terpasang inflant
7. Buat insisi pada lengan yang ada inflant
8. Buat insisi dangkal selebar 2 mm hanya untuk memasukan alat untuk up
inflant
9. Cuci tangan
6. Unit 1. KIA
Terkait 2. Dokter Puskesmas
7. Dokumen
Terkait
8. Rekaman
Historis
Perubahan TANGGAL
YANG DI
No ISI PERUBAHAN MULAI
UBAH
DIBERLAKUKAN
ASUHAN NIFAS
No. Dokumen : 006/SOP/UKP-
KIA/PKM-
KRM/2018
SOP
No. Revisi :0
Tanggal Terbit : 10 Januari 2018
Halaman : 1/1
UPTD Puskesmas H. TEDY HERIADI, SKM, MM.Kes
Kramatmulya NIP. 196908241989121002
1. Pengertian Asuhan nifas adalah setelah kala 4 sampai dengan 6 minggu berikutnya
(pulihnya alat-alat kandungan seperti keadaan sebelum hamil)

2. Tujuan 1. Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologis
2. Mendekati masalah secara komprehensif, Mencegah terjadinya komplikasi
yang mungkin timbul
3. Merujuk bila terjadi komplikasi ibu maupun bayi
4. Memberikan pendidikan kesehatan
5. Memberikan pelayanan KB
3. Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Kramatmulya Nomor 440/062/PKM-
KRM/2018 Tanggal 5 Januari 2018 Tentang Layanan Klinis di UPTD
Puskesmas Kramatmulya
4. Referensi Buku modul Midwefery Update, PD IBI Tahun 2016

5. Prosedur 1. Mobilisi
2. Nutrisi
3. Ambulansi
4. Eliminasi
5. Istirahat
6. Kebersihan diri / Personal hygiene
7. Sexual / senggama
8. Keluarga berencana
9. Senam nifas

6. Unit 1. Ruang Pemeriksaan umum


Terkait 2. Laboratorium
3. Gizi
4. KB
7. Dokumen 1. Kartu status ibu hamil
Terkait 2. Buku register kohort nifas
3. Buku kesehatan ibu dan anak
8. Rekaman
Historis TANGGAL
Perubahan YANG DI MULAI
No ISI PERUBAHAN
UBAH DIBERLAKU
KAN
ASUHAN PERSALINAN NORMAL
No. Dokumen : 007/SOP/UKP-
KIA/PKM-
KRM/2018
SOP
No. Revisi :0
Tanggal Terbit : 10 Januari 2018
Halaman : 1/7
UPTD Puskesmas H. TEDY HERIADI, SKM, MM.Kes
Kramatmulya NIP. 196908241989121002
1. Pengertian Asuhan Persalinan Normal adalah asuhan yang bersih dan aman selama
pengeluaran hasil konsepsi setelah pembuahan berumur lebih dari 37 minggu
dan setelah bayi lahir serta upaya pencegahan komplikasi

2. Tujuan Membantu persalinan supaya bersih dan aman, serta mencegah terjadinya
komplikasi dalam persalinan.
3. Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Kramatmulya Nomor 440/062/PKM-
KRM/2018 Tanggal 5 Januari 2018 Tentang Layanan Klinis di UPTD Puskesmas
Kramatmulya
4. Referensi Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan
Kemenkes Tahun 2013

5. Prosedur 1. Bak instrument berisi partus set (klem 2, gunting tali pusat 1, setengah koher
1, kateter 1)
2. Sarung tangan steril
3. Kom berisi kapas dan air DTT
4. Penghisap lender atau delee
5. Oksitosin
6. Spuit 3 cc
7. Umbilikal klem dan mono aural
8. Kasa steril
9. Kain untuk ibu dan bayi
10. Bengkok
11. Tempat placenta
12. Baskom berisi air DTT dan waslap
13. Baskom berisi cairan klorin 0,5%
14. Tempat sampah basah da nkering
I. MENGENAL GEALA DAN TANDA KALA DUA
1. Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan Kala Dua
 Ibu merasakan adanya dorongan kuat untuk meneran
 Ibu merasakan tekanan rectum dan vagina semakin meningkat
 Perineum tampak menonjol
 Vulva dan sfingter ani membuka

II. MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN


2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan, dan obat-obatan esensial untuk
menolong persalinan dan penatalaksanaan komplikasi ibu dan bayi baru
lahir
 Menggelar kain diatas perut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal
bahu bayi
 Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai di dalam
partu set
No. Dokumen
UPTD Puskesmas Asuhan Persalinan 007/SOP/UKP- No. Halaman :
Kramatmulya Normal KIA/PKM- Revisi : 0 2/7
KRM/2018

3. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan


dengan sabun dan air bersih mengalir, kemusian keringkan tangan
dengan handuk bersih dan kering
4. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk
pemeriksaan dalam
5. Memasukan oksifosin ke dalam tabung suntik (gunakan tangan yang
memakai sarung tangan DTT dan steril). Pastikan tidak terjadi kontaminasi
pada alat suntik

III.MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN KEADAAN JANIN BAIK


6. Membersihkan vulva dan prenieum, adri depan ke belakang dengan
menggunakan kapas atau kasa dengan dibasahi air DTT
 Jika introitus vagina, perineum atau anus berkontaminasi tinja,
bersihkan dengan seksama
 Buang kasa atau kapas pembersih (terkontaminasi) dalam wadah
yang tersedia
 Ganti jika sarung tangan terkontaminasi (dekontaminasi) lepas dan
rendam dalam larutan clorin 0,5%
7. Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan lengkap
 Bila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan sudah lengkap
lakukan amniotomi
8. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang
masih menggunakan sarng tangan kedalam larutan clorin 0,5%, kemudian
lepaskan dan rendam sarung tangan dalam posisi terbalik selama 10
menit. Kemudian cuci tangan
9. Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi/saat relaksasi uterus
untuk memastikan DJJ dalam batas normal (120-160 x/menit)
 Mengmabil tindakan yang sesuai jika tidak normal
Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam DJJ dan semua hasil
penilaian serta asuhan pada partograf.

IV. MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU PROSES


BIMBINGAN UNTUK MENERAN
10. Beritahu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik dan
bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan
keinginannya
 Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan pemantauan
kondisi dan kenyamanan ibu dan janin (ikuti pedoman
penatalaksanaan fase aktif) dan dokumentasikan temuan yang ada
 Jelaskan pada anggota keluarga bagaimana peran mereka untuk
mendukung dan member semangat kepada ibu untuk meneran
secara benar
No. Dokumen
UPTD Puskesmas Asuhan Persalinan 007/SOP/UKP- No. Halaman :
Kramatmulya Normal KIA/PKM- Revisi : 0 3/7
KRM/2018

11. Meminta keluarga untuk membantu menyiapkan posisi untuk menran (bila
ada rasa untuk meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu untuk
ke posisi setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu
merasa nyaman)
12. Laksanakan bimbinga meneran pada saat ibu merasa ada dorongan kuat
untuk meran :
 Bimbing ibu untuk meneran secara benar
 Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara
meneran apabila caranya tidak sesuai
 Bantu ibu untuk mengambil posisi yang nyaman sesuai dengan
pilihannya (kecuali dalam posisi terlentang dalam waktu yang lama)
 Anjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi
 Anjurkan keluarga untuk memberi dukungan dan semangat untuk ibu
 Beri cukup asupan cairan per-oral (minum)
 Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
 Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah 120
menit (2 jam) meneran (primigravida) atau 60 menit (1 jam) meneran
(multigravida)
13. Anjurkan ibu untuk berjalan-jalan, berjongkok atau mengambil posisi yang
nyaman jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60
menit

V. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI


14. Letakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di atas perut ibu, jika
kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm
15. Letakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu
16. Buka tutup partuset dan perhatikan kembali kelengkapan bahan dan alat
17. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan

VI. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI


18. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva
maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain
bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan
posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk
meneran perlahan sambal bernafas cepat dan dangkal
19. Periksa kemungkinana adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang
sesuai jika hal itu terjadi, dan lanjutkan proses kelahiran bayi
 Jika tali pusat melilit di leher secara longgar, lepaskan lewat bagian
atas kepala bayi
Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dia tempat dan
potong diantara dua klem tersebut
No. Dokumen
UPTD Puskesmas Asuhan Persalinan 007/SOP/UKP- No. Halaman :
Kramatmulya Normal KIA/PKM- Revisi : 0 4/7
KRM/2018

20. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan

Lahirkan bahu
21. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparietal.
Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakan kea
rah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis
dan kemudian gerakan kea rah atas dan distal untuk mengeluarkan bahu
belakang
22. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah kea rah perineum ibu
untuk menyangga kepala, lengan, dan siku sebelah bawah. Gunakan
tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah
atas
23. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke
punggung, bokong, tungkai, dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukan
telunjuk diantara kaki dan pegang masing-masing mata kaki dengan ibu
jari dan jari-jari lainnya)

VII. PENANGANAN BAYI BARU LAHIR


24. Lakukan penilaian (selintas) :
 Apabila bayi menangis kuat dan atau bernapas tanpa kesulitan ?
 Apabila bayi bergerak dengan aktif ?
Jika bayi tidak menangis, tidak bernafas atau mengap-mengap lakukan
tindakan resusitasi (langkah 25 ini berlanjut e langkah-langkah
prosedur resusitasi bayi baru lahir dengan asfiksia)
25. Keringkan dan posisi tubuh bayi di atas perut ibu
Keringkan bayi dari muka, kepala dan bagian tubun lainnya (tanpa
membersihkan verniks) kecuali bagian tangan
 Ganti handuk basah dengan handuk yang kering
 Pastikan bayi dalam kondisi yang mantap di atas perut ibu
26. Periksa kondisi perut ibu untuk memastikan tidak ada bayi kedua dalam
uterus (hamil tunggal)
27. Beri tahu kepada ibu bahwa penolong akan menyuntik oksitosin (agar
uterus berkontraksi baik)
28. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit
(intramuscular) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi
sebelum menyuntikan oksitosin)
29. Dengan menggunakan klem, jepit tali pusat (dua menit setelah bayi lahir)
pada sekitar 3 cm dari pusar (umbilicus) bayi. Dari sisi luar klem penjepit,
dorong isi tali pusat kea rah distal (ibu) dan lakukan penjepitan kedua
pada 2 cm distal dari klem pertama.
No. Dokumen
UPTD Puskesmas Asuhan Persalinan 007/SOP/UKP- No. Halaman :
Kramatmulya Normal KIA/PKM- Revisi : 0 5/7
KRM/2018

30. Pemotongan dan pengikatan tali pusat


• Dengan satu tangan, angkat tali pusat yang telah dijepit kemudian
lakukan pengguntingan tali pusat (lindungi perut bayi) diantara 2 kelm
tersebut
 Ikat tali pusat dengan benang DTT/steril pada satu sisi kemudian
lingkarkan kembali ke sisi berlawanan dan lakukan ikatan kedua
menggunakan dengan simpul kunci
 Lepaskan klem dan masukan dalam wadah yang telah disediakan
31. Tempatkan bayi untuk melakukan kontak kulit ibu ke kulit bayi letakan bayi
dengan posisi tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi
menempel baik di dinding dada-perut ibu.
Usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi lebih
rendah dari putting payudara ibu
32. Selimuti bayi dan ibu dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi

VIII. PENATALAKSANAAN AKTIF KALA TIGA


33. Pindahkan klem pada tali pusat hingga 5-10 cm dari vulva
34. Letakan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis,
untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat
35. Setelah uterus berkontraksi, tegakan tali pusat kea rah bawah sambil
tangan lain mendorong uterus kea rah belakang-atas (dorsoknarial)
secara hati-hati (untuk mencegah inversion uteri). Jika plasenta tidak lahir
setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga
timbul kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur di atas
 Jika uterus tidak segera berkontraksi, meminta ibu, suami, atau
anggota keluarga untuk melakukan stimulasi putting susu
Mengeluarkan Plasenta
36. Lakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial hingga plasenta
terlepas, meminta ib meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan
arah sejajar lantai dan kemudian kea rah atas, mengikuti poros jalan lahir
(tetapkan lakukan tekanan dorso-kranial)
 Jika tali pusat bertambah panjang. Pindahkan klem hingga berjarak
sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta
 Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat :
1. Beri dosisi ulang oksitosin 10 unit IM
2. Lakukan katerisasi (aseptik) jika kandung kemih penuh
3. Meminta keluarga untuk menyimpan rujukan
4. Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya
5. Segera rujuk jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi
lahir
6. Bila terjadi pendarahan, lakukan plasenta manual
37. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan dau
tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin
kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah
disediakan
 Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT satau steril
untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari-jari
tangan atau klem DTT atau steril untuk mengeluarkan bagian selaput
yang tertinggal
No. Dokumen
UPTD Puskesmas Asuhan Persalinan 007/SOP/UKP- No. Halaman :
Kramatmulya Normal KIA/PKM- Revisi : 0 6/7
KRM/2018

Rangsang Taktil (Masase) Uterus


38. Segera setelah plasenta dan selpaut ketuban lahir, lakukan masase
uterus, letakan telapak tangan di atas fundus dan lakukan masase dengan
gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus
teraba keras)
 Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi
setelah 15 detik melakukan rangsangan taktil/masase

IX. MENILAI PENDARAHAN


39. Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan pastikan
selpaut ketuban lengkap dan utuh. Masukan plasenta ke dalam kantung
plastic atau tempat khusus
40. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Lakukan
penjahitan bila laserasi menyebabkan pendarahan. Bila ada robekan yang
menimbulkan pendarahan antif, segera lakukan penjahitan

X. MELAKUKAN ASUHAN PASCA PERSALINAN


41. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam
42. Beri cukup waktu untuk melakukan kontak kulit ibu-bayi (di dada ibu paling
sedikit 1 jam)
 Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusui dini
dalam waktu 30-60 meni. Menyusui pertama biasanya berlangsung 10-
15 menit. Bayi cukup menyusui dari satu payudara
 Biarkan nayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah
berhasil menyusui
43. Lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotic
profilaksis, vitamin K1 1 mg intramuscular di paha kiri anterolateral setelah
satu jam kontak ibu-bayi
44. Berikan suntikan imunisasi Hepatitis B (setelah satu jam pemberian
Vitamin K1) di paha kanan anterolateral
 Letakan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu bisa
disusunkan
Letakan kembali bayi pada dada ibu bila belum berhasil menyusu di
dalam satu jam pertama dan biarkan sampai bayi berhasil menyusu

Evaluasi
45. Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah pendarahan pervaginam
 2-3 kali dalam 15 menit pertama pascapersalinan
 Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pascapersalinan
 Setiap 30 menit pada jam kedua pascapersalinan
 Jika terus tidak berkontraksi dengan baik, elakukan asuhan yang
sesuai untuk menatalaksanakan atonia uteri
46. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi
47. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
48. Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama
1 jam pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua
pascapersalinan
No. Dokumen
007/SOP/UKP-
UPTD Puskesmas Asuhan Persalinan No. Halaman :
KIA/PKM-
Kramatmulya Normal Revisi : 0 7/7
KRM/2018

 Memeriksa temperature tubuh ibu setiap 1 jam sampai dengan 2 jam


pascapersalinan
 Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal
49. Periksa kembali kondisi bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas
dengan baik (40-60 kali/menit) serta suhu tubuh normal (36,6-37,5)

Kebersihan dan Keamanan


50. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk
dekotaminasi (10 Menit). Cuci dan bilas peralatan setelah dekontaminasi
51. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampai yang sesuai
52. Bersihkan badan ibu dengan air DTT. Bersihkan sisa cairan ketuban,
lender, dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering
53. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI, Anjurkan
keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan yang diinginkan
Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%
54. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%, balikan
bagian dalam ke luar dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10
menit
55. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian
keringkan dengan tissue atau handuk yang kering dan bersih

Dokumentasi
56. Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda vital
dan asuhan kala IV

6. Unit 1. KIA
Terkait 2. Dokter Puskesmas
3. Laboratorium
4. Dokter SPOG atau dokter SPA
5. Rumah sakit
7. Dokumen 1. Kartu status ibu hamil
Terkait 2. Buku register kohort nifas
3. Buku register ibu hamil
4. Buku kesehatan ibu dan anak
8. Rekaman
Historis
Perubahan TANGGAL
YANG DI
No ISI PERUBAHAN MULAI
UBAH
DIBERLAKUKAN
PEMASANGAN DAN PENCABUTAN IUD
No. Dokumen : 008/SOP/UKP-
KIA/PKM-
KRM/2018
SOP
No. Revisi :0
Tanggal Terbit : 10 Januari 2018
Halaman : 1/2
UPTD Puskesmas H. TEDY HERIADI, SKM, MM.Kes
Kramatmulya NIP. 196908241989121002
1. Pengertian Pemasangan dan pencabutan IUD merupakan langkah dari teknik pemasangan dan
pencabutan alat kontrasepsi dalam Rahim (AKDR)
2. Tujuan Agar pasien yang akan memasang dan melepas AKDR mendapat pelayanan yang
cepat, puas, dan sesuai dengan kebutuhan
3. Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Kramatmulya Nomor 440/062/PKM-
KRM/2018 Tanggal 5 Januari 2018 Tentang Layanan Klinis di UPTD
Puskesmas Kramatmulya
4. Referensi 1. Buku pedoman pelayanan KB
2. Panduan buku klinis, program pelayanan KB

5. Prosedur a. Persiapan Bahan dan Alat :


1. Timbangan berat badan
2. Tensi meter dan stetoskop
3. IUD set steril
4. Bengkok
5. Lampu
6. Katu KB (Kl, K IV)
7. Buku-buku administrasi dan registrasi KB
8. Meja dan Duk steril
9. Speculum
10. Sonde Rahim
11. Kapas first aid secukupnya
12. Kogel tang
13. Pincet dan gunting

b. Prosedur :
Pemasangan IUD
1. Memberi penjelasan kepada calon peserta mengenai keuntungan, efek
samping dan cara menanggulangi efek samping
2. Melaksanakan anmnese umum, keluarga, media dan kebidanan
3. Melaksanakan pemeriksaan umum meliputi timbang badan, mengukur
tensimeter
4. Mempersilahkan calon peserta untuk mengosongkan kandung kemih
5. Siapkan alat-alat yang diperlukan
6. Mempersilahkan calon peserta untuk berbaring di bed
7. Gynaecologi dengan posisi Lithotomi
8. Petugas cuci tangan
9. Pakai sarung tangan kanan dan kiri
10. Bersihkan vagina dengan kapas
11. Melaksanakan pemeriksaan dalam untuk menentukan keadaan posisi uterus
Pasang Speculum
12. Gunakan kogel tang untuk menjepit cervix
13. Masukan sonde dalam Rahim untuk menentukan ukuran, posisi dan bentuk
Rahim
14. Inserter yang telah berisi AKDR dimasukan perlahan-lahan kedalam rongga
Rahim, kemudian plugger di dorong sehingga AKDR masuk ke dalam inserter
dikeluarkan
15. Gunting AKDR sehingga panjang benang 5 cm
16. Speculum dilepas dan benang AKDR di dorong ke samping mulut Rahim
UPTD Puskesmas Pemasangan Dan No. Dokumen No. Halaman :
Kramatmulya Pencabutan IUD 008/SOP/UKP- Revisi : 0 2/2
KIA/PKM-
KRM/2018

17. Peserta dirapihkan dan dipersilahkan berbaring 5 menit


18. Alat dibersihkan
19. Petugas cuci tangan
20. Setelah pemasangan AKDR dan kapan harus control
21. Membuat KB

6. Unit KIA
Terkait
7. Dokumen 1. Kartu status peserta KB = K4
Terkait 2. Kohort KB
3. Kartu KB pasien = K1

8. Rekaman
Historis
TANGGAL
Perubahan YANG DI
No ISI PERUBAHAN MULAI
UBAH
DIBERLAKUKAN
ASUHAN PRE EKSLAMPSI DAN
EKSLAMPSI
No. Dokumen : 009/SOP/UKP-
KIA/PKM-
KRM/2018
SOP
No. Revisi :0
Tanggal Terbit : 10 Januari 2018
Halaman : 1/2
UPTD H. TEDY HERIADI, SKM, MM.Kes
Puskesmas NIP. 196908241989121002
Kramatmulya
1. Pengertian Preeklampsi merupakan penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema dan
proteinurin yang timbul karena kehamilan
2. Tujuan Mencegah kematian ibu bersalin
3. Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Kramatmulya Nomor 440/062/PKM-
KRM/2018 Tanggal 5 Januari 2018 Tentang Layanan Klinis di UPTD
Puskesmas Kramatmulya
4. Referensi Modul Midwifery Update PD IBI Tahun 2016
5. Prosedur a. Tata laksana umum : Ibu hamil dengan pre ekslampsia dan ekslampsia
penanganannya sama
b. Pengelolaan kejang
 Perlengkaoan untuk penanganan kejang (jalan nafas, penghisap lender,
masker oksigen dan oksigen)
 Lindungi pasien dan kemungkinan trauma
 Aspirasi mulut dan tenggorokan
 Baringkan pasien pada sisi kiri, posisi trendelenbrug
 Berikan O2 4-6 liter / menit
c. Pengelolaan umum
 Jika tekanan diastole >110 mmHg berikan anti hipertensi sampai tekanan
diastole antara 90 – 100 mmHg
 Pasang infus RL dengan jarum no. 16
 Ukur keseimbangan cairang jangan upperload
 Kateterisasi urin dan periksa protein urine
 Infus cairan dipertahankan 1,5 – 2 ltr / 24 jam
 Jangan tinggalkan pasien sendirian
 Observasi tanda vital setiap jam
 Auskultasi paru untuk melihat tanda edema paru
d. Antikonvulsan : Megnesium sulfat (MgSO4) merupakan obat pilihan untuk
mencegah dan mengatasi kejang
e. Antihipertensi
 Obat pilihan adalah Nipedipine yang diberikan 5 – 10 mg oral dapat
diulang sampai 8 x per 24 jam
6. Unit 1. Pelayanan umum
Terkait 2. Laboratorium

7. Dokumen a. Register KIA


Terkait b. Buku KIA
c. Kohort ibu
No. Dokumen
UPTD Puskesmas Asuhan Pre Ekslampsi 009/SOP/UKP- No. Halaman :
Kramatmulya dan Ekslampsi KIA/PKM- Revisi : 0 2/2
KRM/2018

9. Rekaman
Historis
Perubahan TANGGAL
YANG DI
No ISI PERUBAHAN MULAI
UBAH
DIBERLAKUKAN
MENCUCI TANGAN
No. Dokumen : 010/SOP/UKP-
KIA/PKM-
KRM/2018
SOP
No. Revisi :0
Tanggal Terbit : 10 Januari 2018
Halaman : 1/1
UPTD Puskesmas H. TEDY HERIADI, SKM, MM.Kes
Kramatmulya NIP. 196908241989121002
1. Pengertian Membersihkan tangan dari segala kotoran, dimulai dari ujung jari sampai
siku dan lengan dengan cara tertentu sesuai kebutuhan
2. Tujuan 1. Mencegah terjadinya infeksi silang melalui tangan
2. Menjaga kebersihan perorangan
3. Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Kramatmulya Nomor 440/118/PKM-
KRM/2018 Tanggal 5 Januari 2018 Tentang Sasaran Keselamatan Pasien
di UPTD Puskesmas Kramatmulya
4. Referensi Panduan pencegahan infeksi – Jakarta; Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, 2004

5. Prosedur a. Persiapan Alat dan bahan :


1. Air bersih yang mengalir
2. Sabun cair
3. Handuk / lap bersih / tissue
b. Prosedur :
1. Cincin dan alroji dilepas
2. Cuci tangan basahi tangan sampai siku
3. Basahi tangan dengan sabun
4. Cuci tangan dengan 7 langkah :
 Cuci telapak tangan kiri dan telapak tangan kanan
 Cuci punggung jari tangan kiri dan punggung tangan kanan
 Cuci sela-sela jari tngan kiri dan tangan kanan
 Cuci punggung jari tangan kiri dan tangan kanan secara
berlawanan
 Putar ibu jari dalam telapak tangan secara berlawanan
 Gosok ujung jari ditelapak tangan yang berlawanan, tangan kiri
dan tangan kanan secara berlawanan
5. Usap lengan dengan air yang mengalir secara bergantian
6. Lap dengan handuk kering

6. Unit Semua petugas Puskesmas Kramatmulya


Terkait
7. Dokumen
Terkait
8. Rekaman TANGGAL
Historis YANG DI MULAI
No ISI PERUBAHAN
Perubahan UBAH DIBERLAKU
KAN
MENGHITUNG PERNAPASAN
No. Dokumen :
No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit : 05 Januari 2017
Halaman : 1/1
PUSKESMAS H. TEDY HERIADI, SKM,
S.Kep, MM.Kes
KRAMATMULYA NIP. 196908241989121002

1. Pengertian Menghitung pernapasan adalah cara menghitung pernafasan


dengan menggunakan penunjuk waktu atau stopwatch pada
pasien

2. Tujuan Sebagai acuan dalam menentukan langkah-langkah bagi petugas


dalam menghitung pernapasan pada pasien
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kramatmulya No…………………
tanggal………………… tentang Penugasan Pemegang Program
Keluarga Berencana dan KIA

4. Referensi 1. Permenkes NO. 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis


Bagi Dokter si Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
2. Pedoman pengobatan dasar di Puskesmas, Depkes RI, dirjen
pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan 2007

5. Prosedur 1. Petugas memberitahu pada pasien tindakan yang akan


dilakukan
2. Petugas menghitung pernapasan dengan melihat naik turun
dada
3. Petugas menghitung pernafasan selama satu menit
4. Petugas mencatat hasilnya pada rekam medis
6. Unit Ruang BP Umum
Terkait
7. Dokumen Rekam Medis Pasien
Terkait
8. Rekaman
Historis
TANGGAL
Perubahan YANG DI
No ISI PERUBAHAN MULAI
UBAH
DIBERLAKUKAN
MENGUKUR TEKANAN DARAH
No. Dokumen :
No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit : 05 Januari 2017
Halaman : 1/2
PUSKESMAS H. TEDY HERIADI, SKM,
S.Kep, MM.Kes
KRAMATMULYA NIP. 196908241989121002

1. Pengertian Mengukur tekanan darah adalah suatu tindakan keperawatan


untuk mengukur tekanan darah pasien dengan menggunakan alat
tensimeter
2. Tujuan Sebagai acuan dalam menentukan langkah-langkah mengukur
tekanan darah pasien agar mendapatkan data yang objektif
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kramatmulya No…………………
tanggal………………… tentang Penugasan Pemegang Program
Keluarga Berencana dan KIA

4. Referensi Permenkes NO. 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktek Klinis


Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer

5. Prosedur 1. Petugas memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik


2. Petugas menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
3. Petugas menjalankan tujuan tindakan pada pasien
4. Petugas mengatur posisi pasien
5. Petugas menempatkan diri di sebelah pasien
6. Petugas membebaskan lengan pasien dari baju
7. Petugas memasang manset 2 jari diatas mediana cubiti
selang sejajar dengan arteri brachialis
8. Petugas meraba denyut arteri brachialis
9. Petugas meletakkan diafragma stetoskop siatas arteri
brachialis
10. Petugas menutup sekrup balon, membuka pengunci air raksa
11. Petugas memompa sehingga tak terdengar denyut arteri
12. Petugas membuka sekrup balon perlahan-lahan sambil
meliha turunnya air raksa / jarum dan dengarkan bunyi
denyut
13. Petugas melakukan validasi dengan mengulang mulai poin 1-
12, bila hasil pengukuran keduanya berbeda ulangi sekali lagi
14. Petugas mengunci air raksa dan lepaskan manset
15. Petugas merapikan pasien
16. Petugas merapikan alat
17. Petugas menyampaikan hasil pengukuran
18. Petugas mencatat hasil pengukuran pada Rekam Medis
pasien
6. Unit Semua Unit Pelayanan Klinis
Terkait
7. Dokumen Rekam Medis Pasien
Terkait
PUSKESMAS Mengukur No. Dokumen No. Halaman :
KRAMATMULYA Tekanan Darah Revisi : 0 1/2

8. Rekaman
Historis
TANGGAL
Perubahan YANG DI
No ISI PERUBAHAN MULAI
UBAH
DIBERLAKUKAN
MENGUKUR BERAT BADAN
No. Dokumen :
No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit : 05 Januari 2017
Halaman : 1/2
PUSKESMAS H. TEDY HERIADI, SKM,
S.Kep, MM.Kes
KRAMATMULYA NIP. 196908241989121002

1. Pengertian Mengukur berat badan adalah cara untuk mengetahui berat


badan pasien yang berkunjung ke Puskesmas
2. Tujuan Sebagai acuan dalam menentukan langkah-langkah mengukur
berat badan pasien agar mendapatkan data yang objektif
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kramatmulya No…………………
tanggal………………… tentang Penugasan Pemegang Program
Keluarga Berencana dan KIA

4. Referensi Permenkes NO. 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktek Klinis


Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer

5. Prosedur 1. Petugas memanggil pasien


2. Petugas mencocokan identitas pasien dengan rekam medik
3. Petugas menjelaskan pada pasien tentang tindakan yang
akan dilakukan
4. Petugas mempersiapkan alat yang digunakan
5. Petugas memastikan jarum penunjuk timbangan menunjuk
pada angka nol
6. Petugas memerintahkan pasien melepas jaket, alas kaki dan
tas
7. Petugas mempersilahkan pasien untuk berdiri / naik ke atas
timbangan
8. Petugas membaca jarum penunjuk skala
9. Petugas mempersilahkan pasien turun dari timbangan
10. Petugas mencatat hasil pengukuran berat badan pasien ke
dalam Rekam Medis
11. Petugas menginformasikan hasil penimbangan berat badan
kepada pasien
PUSKESMAS Mengukur Berat No. Dokumen No. Halaman :
KRAMATMULYA Badan Revisi : 0 1/2

6. Unit Semua Unit Pelayanan Klinis


Terkait
7. Dokumen Rekam Medis Pasien
Terkait
8. Rekaman
Historis
Perubahan TANGGAL
YANG DI
No ISI PERUBAHAN MULAI
UBAH
DIBERLAKUKAN
PENGKAJIAN PASIEN
No. Dokumen :
No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit : 05 Januari 2017
Halaman : 1/2
PUSKESMAS H. TEDY HERIADI, SKM,
S.Kep, MM.Kes
KRAMATMULYA NIP. 196908241989121002

1. Pengertian Pengkajian Pasien adalah proses pengkajian kepada pasien yang


meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang serta kajian social untuk mengidentifikasi berbagai
kebutuhan dan harapan pasein beserta keluarga
2. Tujuan Sebagai acuan dalam menentukan langkah-langkah persiapan
pelayanan agar pasien dapat terlayani secara baik dan maksimal
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kramatmulya No…………………
tanggal………………… tentang Penugasan Pemegang Program
Keluarga Berencana dan KIA

4. Referensi Permenkes NO. 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktek Klinis


Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer

5. Prosedur 1. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut


2. Petugas mencocokan identitas pasien dengan rekam medis,
jika ada ketidaksesuaian data petugas mengkonfirmasikan
dengan unit pendaftaran
3. Petugas melakukan anamnesis
4. Petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah
5. Petugas mengukur suhu tubuh pasien
6. Petugas menimbang berat badan pasien
7. Petugas menghitung nadi pasien
8. Petugas melakukan pemeriksaan fisik pasien
9. Bila memerlukan pemeriksaan penunjang, petugas merujuk
pasien untuk melakukan pemeriksaan penunjang diagnostik
10. Petugas mencatat hasil kajian dalam Rekam Medis
11. Petugas mengumpulkan data pengkajian dan penunjang
guna membuat rencana asuhan dan pelaksanaan asuhan
PUSKESMAS Pengkajian Pasien No. Dokumen No. Halaman :
KRAMATMULYA Revisi : 0 1/2

6. Unit Semua Unit Pelayanan Klinis


Terkait
7. Dokumen Rekam Medis Pasien
Terkait
8. Rekaman
Historis
Perubahan TANGGAL
YANG DI
No ISI PERUBAHAN MULAI
UBAH
DIBERLAKUKAN
PEMERIKSAAN NADI
No. Dokumen :
No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit : 05 Januari 2017
Halaman : 1/2
PUSKESMAS H. TEDY HERIADI, SKM,
S.Kep, MM.Kes
KRAMATMULYA NIP. 196908241989121002

1. Pengertian Pemeriksaan nadi adalah suatu tindakan keperluan untuk


menghitung nadi pasien selama satu menit
2. Tujuan Sebagai acuan dalam menentukan langkah-langkah mengukur
nadi pasien agar mendapatkan data yang objektif
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kramatmulya No…………………
tanggal………………… tentang Penugasan Pemegang Program
Keluarga Berencana dan KIA

4. Referensi Permenkes NO. 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktek Klinis


Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer

5. Prosedur 1. Petugas menjalin komunikasi baik dengan pasien


2. Petugas melakukan anamnesis
3. Petugas menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
pasien
4. Petugas mengatur posisi pasien
5. Petugas menentukan lokasi nadi yang akan di ukur
6. Petugas meraba denyut nadi dengan 2 jari (telunjuk dan jari
tengah)
7. Petugas menghitung nadi sekurang-kurangnya 1 menit
8. Petugas menilai hasil pengukuran
PUSKESMAS Mengukur Nadi No. Dokumen No. Halaman :
KRAMATMULYA Revisi : 0 1/2

6. Unit Semua Unit Pelayanan Klinis


Terkait
7. Dokumen Rekam Medis Pasien
Terkait
8. Rekaman
Historis
Perubahan No YANG DI ISI PERUBAHAN TANGGAL
UBAH MULAI
DIBERLAKUKAN
AUDIT MATERNAL - PERINTAL
No. Dokumen : 011/SOP/UKP-
KIA/PKM-
KRM/2018
SOP
No. Revisi :0
Tanggal Terbit : 10 Januari 2018
Halaman : 1/2
UPTD Puskesmas H. TEDY HERIADI, SKM, MM.Kes
Kramatmulya NIP. 196908241989121002
1. Pengertian Audit maternal perintal adalah merupakan suatu kegiatan untuk menelusuri sebab
kesakitan dan kematian ibu dan perintal dengan maksud mencegah kesakitan dan
kematian di masa akan datang
2. Tujuan 1. Umum
Meningkatkan mutu pelayanan KIA di seluruh wilayah dalam rangka
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan perintal
2. Khusus
a. Menerapkan pembahasan analitik mengenai kasus kebidanan dan perintal
secara teratur dan berkesinambungan
b. Menentukan intervensi dan pembinaan untuk masing-masing pihak yang
diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah yang ditemukan dalam
pembahasan kasus
c. Mengembangkan mekanisme koordinasi antara Dinas Kesehatan, RS,
Puskesmas, RB, BPS dalam perencanaan

3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kramatmulya No…………………


tanggal………………… tentang Penugasan Pemegang Program Keluarga
Berencana dan KIA

4. Referensi 1. Permenkes RI NO. 75 Tahun 2014 tentang Pusat kesehatan masyarakat


2. Pedoman Audit Maternal Perintal, Kemenkes

5. Prosedur 1. Petugas melakukan anamnesis


a. Penelusuran kasus dan melengkapi data yang telah dilaporkan Puskesmas
b. Menentukan penyebab masalah kematian / kesakitan
 Faktor kondisi dan kesehatan bayi
 Faktor sosial dan lingkungan
 Faktor pelayanan kesehatan
 Pengisian format analisa penyebab kematian / kesakitan
 Menentukan rencana tindak lanjut pemecahan masalah
 Menentukan lokasi Audit Perintal
 Menentukan jadwal pelaksanaan Audit Perintal
 Menentukan bentuk dan materi pengkayaan
 Menentukan Narasumber
 Menyiapkan format yang akan dipakai
 Menyiapkan dan mengirimkan undangan
PUSKESMAS Audit Maternal - No. Dokumen No. Halaman :
KRAMATMULYA Perintal Revisi : 0 1/2

Output dari persiapan AMP adalah sebagia berikut :


1. Format otopsi verbal perintal yang sudah lengkap terisi
2. Materi persentasi kasus
3. Format analisa penyebab kematian atau kesakitan ibu dan
perintal (format AMP 1) yang sudah diisi lengkap
4. Format analisa penyebab masalah dan upaya pemecahan
masalah (format AMP 2 yang sudah diisi lengkap)
5. Jenis AMP : Medis atau sosial
6. Waktu dan tempat pelaksanaan AMP
7. Kerangka acuan dan jadwal pertemuan
8. Materi pengkayaan (sesuai penyebab masalah pada
analisa kasus dengan format AMP 1)
9. Alat bantu pengkayaan
10. Presetan
11. Narasumber
12. Moderator
13. Peserta yang diundang
14. Fasilitator
15. Notulis dan buku notulen
16. Format evaluasi pelaksanaan AMP (format AMP3)
17. Daftar hadir
18. RTL dan rekomendasi AMP yang lalu
19. Undangan
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan Audit perintal hendaknya mengikuti hal-hal
sebagai berikut :
1. Peserta pertemuan sebaiknya untuk kabupaten / kota dan
provinsi paling banyak adalah 40 orang, paling sedikit 30
orang, sedangkan Puskesmas anata 20 s/d 30 orang
2. Tempat pertemuan sebaiknya tempat yang nyaman
dengan ventilasi dan penerangan sesuai
3. AVA dan alat bantu untuk penyajian dan pengkayaan
sudah dipersiapkan dengan rapih
4. Makalah dan materi sudah diperbanyak sesuai dengan
jumlah peserta yang hadir
5. Presentasi kasus sebaiknya oleh tim pengkaji (tidak
langsung oleh tenaga kesehatan atau individu yang
terkena kasus) menyajikan kronologis kejadian secara
lengkap
6. Pelaksanaan diskusi
7. Pembahasan rencana tindak lanjut
8. Pengkayaan oleh narasumber
9. Pelaksanaa dan penyampaian evaluasi
10. Lama pertemuan sebaiknya antara 3-4 jam
PENGUMPULAN DATA
No. Dokumen :
No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit : 05 Januari 2017
Halaman : 1/2
PUSKESMAS H. TEDY HERIADI, SKM,
S.Kep, MM.Kes
KRAMATMULYA NIP. 196908241989121002

1. Pengertian Pencatatan ialah catatan tertulis kegiatan-kegiatan yang


dilakukan, mencakup data sasaran dan data pelayanan
Pelaporan ialah melaporkan secara tertulis kegiatan yang telah
dilakukan
2. Tujuan a. Tujuan Umum
Tercapntaunya cakupan dan mutu pelayanan KIA secara terus
menerus disetiap wilayah kerja
b. Tujuan Khusus
 Memantau kemajuan cakupan indicator pelayanan
kesehatan ibu, secara teratur (bulanan) dan terus
menerus.
 Menilai kesenjangan antara target yang ditetapkan
dengan pencapaian
 Menentukan urutan wilayah prioritas yang akan
ditanganisecara intensif berdasarkan besarnya
kesenjangan antara target dan pencapaian
 Merencanakan tindak lanjut dengan menggunakan
sumber daya yang tersedia dan yang potensial untuk
digunakan
 Membangkitkan peran apparat setempat dalam
penggerakan sasaran mobilisasi sumber daya
 Meningkatkan peranserta dan kesadaran masyarakat
untuk memanfaatkan pelayanan KIA

3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kramatmulya No…………………


tanggal………………… tentang Penugasan Pemegang Program
Keluarga Berencana dan KIA

4. Referensi Permenkes RI NO. 75 Tahun 2014 tentang Pusat kesehatan


masyarakat

5. Prosedur 1. Pengumpulan Data


Pengumpulan dan Pengelolaan data merupakan kegiatan pokok
dari PWS KIA. Data yang dicatat per desa / kelurahan dan
kemudian dikumpulkan di tingkat puskesmas akan dilaporkan
sesuai jenjang administrasi
PUSKESMAS Pengumpulan No. Dokumen No. Halaman :
KRAMATMULYA Data Revisi : 0 1/2

b. RS Kabupaten
 Form MP (Formulir Maternal dan perintal)
Formulir ini mencatat data dasar ibu bersalin maternal /
perintal yang masuk ke RS
 Form MA (Formulir Medical Adict)
Dipakai untuk menulis hasil / kesimpulan dari Adist
maternal / perintal. Yang mengisi formulir ini adalah dokter
yang bertugas di bagian kandungan atau bagian anak
2. Pelaporan
Pelaporan hasil kegiatan dilakukan secara berjenjang, yaitu :
a. Laporan dari RS Kabupaten ke Dinkes
b. Laporan dari Puskesmas ke dinas kesehatan kabupaten

6. Unit Dinas Kesehatan


Terkait RS Pemerintah / Swasta
Pemda
Puskesmas
Organisasi rofesi

7. Dokumen Buku pedoman Audit Maternal Perintal


Terkait
8. Rekaman
Historis
Perubahan TANGGAL
YANG DI
No ISI PERUBAHAN MULAI
UBAH
DIBERLAKUKAN
STERILISASI ALAT
No. Dokumen :
No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit : 05 Januari 2017
Halaman : 1/2
PUSKESMAS H. TEDY HERIADI, SKM,
S.Kep, MM.Kes
KRAMATMULYA NIP. 196908241989121002

1. Pengertian Suatu tindakan untuk membunuh kuman pathogen dan apatogen


beserta sporanya pada peralatan, perawatan dan kedokteran
sengan cara merebus, stoom, panas tinggi atau menggunakan
bahan kimia
2. Tujuan 1. Mencegah tejadinya infeksi silang
2. Mencegah peralatan agar tidak cepat rusak
3. Menyiapkan peralatan perawatan dan kedokteran dalam
keadaan siap pakai

3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kramatmulya No…………………


tanggal………………… tentang Penugasan Pemegang Program
Keluarga Berencana dan KIA

4. Referensi Modul Midwefery Update, PD IBI Tahun 2016

5. Prosedur a. Persiapan Alat dan bahan :


1. Peralatan yang akan dibersihkan
2. Tempat pencucian dengan air yang mengalir atau baskom
3. Sabun cuci tangan
4. Sikat halus
5. Bengkok
6. Lap kering
7. Larutan desinfektan
8. Kain kasa
9. Sterilisator dalam keadaan siap pakai / klakat
b. Prosedur :
1. Peralatan yang sudah dipergunakan dibilas air sebaliknya
dibawah air yang mengalir untuk menghilangkan kotoran
yang melekat kemudian direndam didalam larutan
desinfektan, sekurang kurang nya 2 jam, khusus peralatan
yang telah dipergunakan pada pasien berpenyakit menular
harus direndam sekurang-kurang nya 24 jam
2. Peralatan disabuni satu per satu kemudian dibilas
selanjutnya diseterilkan dengan cara merebus didalam
sterilisatir yang telah diisi secukupnya dimasak sampai
mendidih setelah air medidih selama 20 menit baru diangkat
PUSKESMAS SOP No. Dokumen No. Halaman :
KRAMATMULYA Revisi : 0 1/2

3. Peralatan yang telah disterilkan diangkat / dipindahkan


dengan korentang steril ke tempat penyimpanan yang
steril
4. Setelah selesai peralatan dibersihkan, dibereskan dan
dikembalikan ke tempat semula

6. Unit Semua Unit Pelayanan Klinis


Terkait
7. Dokumen
Terkait
8. Rekaman
Historis
Perubahan TANGGAL
YANG DI
No ISI PERUBAHAN MULAI
UBAH
DIBERLAKUKAN
ASUHAN PRE EKSLAMPSI DAN
EKSLAMPSI
No. Dokumen :
No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit : 06 Januari 2017
Halaman : 1/2
PUSKESMAS H. TEDY HERIADI, SKM,
S.Kep, MM.Kes
KRAMATMULYA NIP. 196908241989121002

1. Pengertian Pre ekslampsi merupakan penyakit dengan tanda-tanda


hipertensi ederma dan proteinurin yang timbul karena kehamilan
2. Tujuan Mencegah kematian ibu bersalin

3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kramatmulya No…………………


tanggal………………… tentang Penugasan Pemegang Program
KIA

4. Referensi Modul Midwefery Update, PD IBI Tahun 2016

5. Prosedur a. Tata laksana umum ibu hamil dengan pre ekslampsi dan
ekslampsi penanganannya sama

b. Pengelolaan kejang
 Perlengkapan untuk penanganan kejang (jalan nafas,
penghisap lender, masker oksigen dan oksigen)
 Lindungi pasien dari kemungkinan trauma
 Aspirasi mulut dan tenggorokan
 Baringkan pasien pada sisi kiri, posisi trendelenbrug
 Berikan O2 4 - 6 liter / menit

c. Pengelolaan Umum
 Jika tekanan diastole > 110 mmHg, berikan anti hipertensi
sampai tekanan diastole antara 90 – 100 mmHg
 Pasang infus RK dengan jarum no. 16
 Ukur keseimbangan cairan jangan upperload
 Kateterisasi urin dan periksa protein urine
 Infus cairan dipertahankan 1,5 – 2 liter / 24 jam
 Jangan tinggalkan pasien sendirian
 Observasi tanda vital setiap jam
 Auskultasi paru untuk melihat tanda ederma paru

d. Antikonvulsan : magnesium sulfat (MgSO4) merupakan obat


pilihan untuk mencegah dan mengatasi kejang

e. Antihipertensi
 Obat pilihan adalah Nipedipine yang diberikan 5-10 mg
oral dapat diulang sampai 8 x per 24 jam
Puskesmas Asuhan Program No. Dokumen No. Halaman :
Kramatmulya pre ekslampsi dan Revisi : 2/2
ekslampsi 0

6. Unit 1. BP
Terkait 2. Laboratorium

7. Dokumen a. Register KIA


Terkait b. Buku KIA
c. Kohort Ibu
8. Rekaman
Historis
Perubahan Yang di Tanggal mulai
No Isi perubahan
ubah diberlakukan
MTBS
No. Dokumen :
No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit : 06 Januari 2017
Halaman : 1/2
PUSKESMAS H. TEDY HERIADI, SKM,
S.Kep, MM.Kes
KRAMATMULYA NIP. 196908241989121002

1. Pengertian MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit) adalah suatu


pendekatan terpadu dalam tata laksanaka Balita Sakit

2. Tujuan Sebagai pedoman petugas dalam melaksanakan MTBS

3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kramatmulya No…………………


tanggal………………… tentang Penugasan Pemegang Program
KIA

4. Referensi Departemen Kesehatan RI Buku Manajemen Terpadu Balita Sakit


(MTBS) Jakarta 2010

5. Prosedur 1. Petugas melakukan anamnesa


2. Petugas melakukan pemeriksaan antropometri dan vital sign
3. Petugas menanyakan kepada ibu mengenai masalah
anaknya
4. Petugas memeriksa tanda bahaya umum (tidak mau minum
atau menyusu, memuntahkan semuanya, letargus kejang)
5. Jika terdapat tanda bahaya umum, petugas melakukan tata
laksana rujukan
6. Jika terdapat tanda bahaya umum, petugas melaukan
pemeriksaan fisik
7. Petugas melakukan klasifikasi kasus
8. Jika perlu petugas melakukan pemeriksaan penunjang
9. Jika perlu petugas melakukan rujukan interna ke unit lain

Langkah :
1. Petugas menanyakan kepada ibu mengenai masalah
anaknya
2. Petugas memeriksa tanda bahaya umum (tidak mau minum
atau menyusu, memuntahkan semuanya, letargus kejang)
3. Jika terdapat tanda bahaya umum, petugas melakukan tata
laksana rujukan
4. Jika terdapat tanda bahaya umum, petugas melaukan
pemeriksaan fisik
5. Petugas melakukan klasifikasi kasus
6. Jika perlu petugas melakukan pemeriksaan penunjang
7. Jika perlu petugas melakukan rujukan interna ke unit lain
10. Petugas melakukan penatalaksanaan kasus sesuai dengan
klasifikasi
11. Petugas memberikan KIE
12. Petugas mendokumentasikan hasil pemeriksaan
Puskesmas MTBS No. Dokumen No. Halaman :
Kramatmulya Revisi : 2/2
0

6. Unit 1. Unit BP Umum


Terkait 2. Unit KIA-KB
3. Unit Gizi

7. Dokumen a. Rekam Medis


Terkait b. Format MTBS

8. Rekaman
Historis
Perubahan Yang di Tanggal mulai
No Isi perubahan
ubah diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai