B. PELAKSANAAN :
1. Timbang BB setiap kali kunjungan untuk mendeteksi adanya
gangguan pertumbuhan janin
2. Ukur tekanan darah setiap kali kunjungan ante natal untuk
mendeteksi adanya hipertensi
3. Nilai status gizi dengan mengukur lingkar lengan atas pada kontak
pertama trimester 1, untuk skrining ibu hamil KEK
4. Ukur tinggi fudus rahim setiap kali kunjungan
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin
6. Skrining status imunisasi TT
7. Beri tablet tambah darah (tablet besi)
8. Pemeriksaan laboratorium
9. Tata laksana / penanganan kasus
10. Temu wicara / konseling
No. Dokumen No. Halaman :
UPTD Puskesmas Asuhan Ante Natal 001/SOP/UKP- Revisi : 0 2/2
Kramatmulya Terpadu KIA/PKM-
KRM/2018
6. Diagram Alir
IBU
HAMIL
LOKET ANAMNESA
PENDAFTARAN RUANG KIA Hamil ini
Hamil yang lalu
Penyakit yang diderita
Penyakit keluarga
PEMERIKSAAN :
Tensi, TFU, Auskultasi
DJJ (bila ada indikasi)
LABORATORIUM Pemeriksaan lainnya
Semua Bumil (bila ada indikasi)
INDIKASI
Gol. Darah
PENYAKIT DM / TINDAKAN :
Hb
HIPERTENSI Pemberian TT, Tablet
Bila ada indikasi penyakit
Urine Reduksi Fe, Vitamin, terapi,
Urine Protein penyuluhan, pesan
untuk control
Sehat / Normal /
Ada keluhan Periksa BP Umum tidak beresiko
penyakit / BP Gigi dengan
beresiko therapy sesuai
indikasi
PASIEN
PULANG
9. Rekaman
Historis
Perubahan No Yang Tgl. Dimulai di
Isi Perubahan
. diubah berlakukan
SUNTIK KB
No. Dokumen : 002/SOP/UKP-
KIA/PKM-
KRM/2018
SOP
No. Revisi :0
Tanggal Terbit : 10 Januari 2018
Halaman : 1/2
UPTD Puskesmas H. TEDY HERIADI, SKM, MM.Kes
Kramatmulya NIP. 196908241989121002
1. Pengertian Kontrasepsi suntikan progestin adalah mencegah terjadinya kehamilan
dengan cara disuntik intra muskuler yang berdaya kerja 3 bulan dan tidak
membutuhkan pemakaian setiap hari atau setiap akan mengandung hormon
progesteron dan tidak mengganggu produksi ASI
2. Tujuan Mencegah kehamilan selama 3 bulan yang digunakan untuk menunda
kehamilan, menjaga jarak kehamilan
3. Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Kramatmulya Nomor 440/062/PKM-
KRM/2018 Tanggal 5 Januari 2018 Tentang Layanan Klinis di UPTD
Puskesmas Kramatmulya
4. Referensi 1. Undang-undang Kesehatan No. 36 tahun 2006
2. Kepmenkes RI No. 279/Menkes/SK/IV/2006
3. Permenkes RI No. 259/Menkes/Per/III/2008
4. Permenkes RI No. HK.05.05/Memkes/0680/1/2010
5. Prosedur a. Persiapan bahan dan alat :
Spuilt disposable
Bak instrument
Kartu obat / buku obat
Bengkok
Kapas / kasa antiseptic
Obat dalam vial
Baskom berisi larutan klorin 0,5%
Tempat sampah media
Handuk / lap tangan sekali pakai
b. Prosedur :
1. Melakukan informed consent sebelum melakukan tindakan. Sapa
pasien dengan ramah dan beritahukan tujuan pemeriksaan
2. Menyiapkan alat dan bahan secara berurutan. alat dan bahan
disusun sesuai tahapan penggunaan
3. Mengatur posisi pasien. Privacy pasien dijaga dan pasien
ditempatkan senyaman mungkin
4. Mencuci tangan dengan sabun cair dan air mengalir, melepaskan
semua perhiasan sebelum mencuci tangan dan dilakukan
sebeersih mungkin termasuk di bagian sela-sela jari
5. Menjelaskan kepeda pasien tentang prosedur yang akan dilakukan
6. Ambil spuilt isi dengan obat yang akan disuntikan. Buka dan buang
tutup kaleng pada vial. Buka bungkus spuilt. Jika jarum ke suntik
terpisah gabungkan jarum dengan pipa suntik. Balikan vial dengan
mulut ke bawah. Masukan cairan suntik ke dalam spuilt, masukan
semua obat ke dalam spuilt. Jika spuilt terisi semua keluarkan udara
dari pipa suntik, jangan sampai terdapat udara dalam pipa spuilt
pada saat penyuntikan.
7. Atur posisi klien untuk menyuntikan obat, klien bisa duduk dan
berbaring
No. Dokumen :
UPTD
002/SOP/UKP- No. Halaman :
Puskesmas SUNTIK KB
KIA/PKM- Revisi : 0 2/2
Kramatmulya
KRM/2018
8. Bersihkan tempat yang akan disuntik dengan kapal alcohol atau air
steril
9. Suntikan jarum di daerah penyuntikan dengan arah tegak lurus
hingga mencapai daerah otot. Apabila daerah penyuntikan terlalu
dangkal maka penyerapan obat akan lambat dan tidak bekerja dan
efektif
10. Sebelum penyuntikan obat perlahan-lahan tarik sedikit pompa, bila
ada darah masuk ke dalam pipa suntik, tarik keluar jarum dan
suntikkan di tempat lain / bagian otot didekatnya.
11. Lakukan kembali aspirasi
12. Angkat keluar jarum suntik dan bersihkan kulit sekali lagi dengan
kapas alcohol
13. Membuang spuilt yang telah dipakai ke tempat sampah khusus
14. Mencuci tangan dengan sabun
15. Menulis di buku catatan mengenai tindakan yang telah dilakukan dan
merencanakan tanggal penyuntikan berikutnya.
8. Rekaman
historis Tgl. Dimulai di
No. Yang diubah Isi Perubahan
perubahan berlakukan
KELAS IBU HAMIL
No. Dokumen : 003/SOP/UKP-
KIA/PKM-
KRM/2018
SOP No. Revisi :0
Tanggal : 10 Januari
Terbit 2018
Halaman :1/2
UPTD Puskesmas H. TEDY HERIADI, SKM, MM.Kes
Kramatmulya NIP. 196908241989121002
1. Pengertian Kelas ibu hamil adalah Kelas Ibu hamil ini merupakan sarana untuk belajar
berasma tantang Kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap rnuka dalam
kelompok yang bertujuan untuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan
ibu mengenai kehamilan, perawatan kehamilan dan persalinan
2. Tujuan Meningkatkan pengatahuan, merubah sikap dan prilaku ibu agar memahami
tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan,
perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, KB pasca salin,
perawatan bayi baru lahir, mitos kepercayaan adat istiadat setempat,
penyakit menular dan akte kelahiran.
6. Rekaman
historis Tgl. Dimulai di
No. Yang diubah Isi Perubahan
perubahan berlakukan
PENCEGAHAN KANKER LEHER RAHIM
No. Dokumen : 004/SOP/UKP-
KIA/PKM-
KRM/2018
SOP
No. Revisi :0
Tanggal Terbit : 10 Januari 2018
Halaman :1/3
UPTD Puskesmas H. TEDY HERIADI, SKM, MM.Kes
Kramatmulya NIP. 196908241989121002
1. Pengertian Kanker leher Rahim adalah salah satu kanker ganas yang menyerang kaum
wanita yaitu bagian dari leher Rahim
6. Unit 1. KIA
Terkait 2. Dokter Puskesmas
7. Dokumen
Terkait
8. Rekaman TANGGAL
YANG DI ISI PERUBAHAN
Historis No MULAI
UBAH
Perubahan DIBERLAKUKAN
PEMASANGAN DAN PENCABUTAN
IMPLANT
No. Dokumen : 005/SOP/UKP-
KIA/PKM-
KRM/2018
SOP
No. Revisi :0
Tanggal Terbit : 10 Januari 2018
Halaman : 1/2
UPTD Puskesmas H. TEDY HERIADI, SKM, MM.Kes
Kramatmulya NIP. 196908241989121002
1. Pengertian Suatu cara pelayanan kontrasepsi yang diberikan kepada aseptor KB dengan
menggunakan susuk KB yang dilakukan melalui insersi dibawah kulit. Implant
merupakan kontrasepsi hormonal yang berisi levonorgestrel 75 mg dengan
masa efektif kontrasepsi selama 3 tahun.
PENCABUTAN
1. Konseling dan informes concent
2. Siapkan peralatan
3. Alat disusun agar dapat terjangkau
4. Cuci tangan
5. Pakai sarung tangan steril
6. Suntik lidokain dilengan yang terpasang inflant
7. Buat insisi pada lengan yang ada inflant
8. Buat insisi dangkal selebar 2 mm hanya untuk memasukan alat untuk up
inflant
9. Cuci tangan
6. Unit 1. KIA
Terkait 2. Dokter Puskesmas
7. Dokumen
Terkait
8. Rekaman
Historis
Perubahan TANGGAL
YANG DI
No ISI PERUBAHAN MULAI
UBAH
DIBERLAKUKAN
ASUHAN NIFAS
No. Dokumen : 006/SOP/UKP-
KIA/PKM-
KRM/2018
SOP
No. Revisi :0
Tanggal Terbit : 10 Januari 2018
Halaman : 1/1
UPTD Puskesmas H. TEDY HERIADI, SKM, MM.Kes
Kramatmulya NIP. 196908241989121002
1. Pengertian Asuhan nifas adalah setelah kala 4 sampai dengan 6 minggu berikutnya
(pulihnya alat-alat kandungan seperti keadaan sebelum hamil)
2. Tujuan 1. Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologis
2. Mendekati masalah secara komprehensif, Mencegah terjadinya komplikasi
yang mungkin timbul
3. Merujuk bila terjadi komplikasi ibu maupun bayi
4. Memberikan pendidikan kesehatan
5. Memberikan pelayanan KB
3. Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Kramatmulya Nomor 440/062/PKM-
KRM/2018 Tanggal 5 Januari 2018 Tentang Layanan Klinis di UPTD
Puskesmas Kramatmulya
4. Referensi Buku modul Midwefery Update, PD IBI Tahun 2016
5. Prosedur 1. Mobilisi
2. Nutrisi
3. Ambulansi
4. Eliminasi
5. Istirahat
6. Kebersihan diri / Personal hygiene
7. Sexual / senggama
8. Keluarga berencana
9. Senam nifas
2. Tujuan Membantu persalinan supaya bersih dan aman, serta mencegah terjadinya
komplikasi dalam persalinan.
3. Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Kramatmulya Nomor 440/062/PKM-
KRM/2018 Tanggal 5 Januari 2018 Tentang Layanan Klinis di UPTD Puskesmas
Kramatmulya
4. Referensi Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan
Kemenkes Tahun 2013
5. Prosedur 1. Bak instrument berisi partus set (klem 2, gunting tali pusat 1, setengah koher
1, kateter 1)
2. Sarung tangan steril
3. Kom berisi kapas dan air DTT
4. Penghisap lender atau delee
5. Oksitosin
6. Spuit 3 cc
7. Umbilikal klem dan mono aural
8. Kasa steril
9. Kain untuk ibu dan bayi
10. Bengkok
11. Tempat placenta
12. Baskom berisi air DTT dan waslap
13. Baskom berisi cairan klorin 0,5%
14. Tempat sampah basah da nkering
I. MENGENAL GEALA DAN TANDA KALA DUA
1. Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan Kala Dua
Ibu merasakan adanya dorongan kuat untuk meneran
Ibu merasakan tekanan rectum dan vagina semakin meningkat
Perineum tampak menonjol
Vulva dan sfingter ani membuka
11. Meminta keluarga untuk membantu menyiapkan posisi untuk menran (bila
ada rasa untuk meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu untuk
ke posisi setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu
merasa nyaman)
12. Laksanakan bimbinga meneran pada saat ibu merasa ada dorongan kuat
untuk meran :
Bimbing ibu untuk meneran secara benar
Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara
meneran apabila caranya tidak sesuai
Bantu ibu untuk mengambil posisi yang nyaman sesuai dengan
pilihannya (kecuali dalam posisi terlentang dalam waktu yang lama)
Anjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi
Anjurkan keluarga untuk memberi dukungan dan semangat untuk ibu
Beri cukup asupan cairan per-oral (minum)
Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah 120
menit (2 jam) meneran (primigravida) atau 60 menit (1 jam) meneran
(multigravida)
13. Anjurkan ibu untuk berjalan-jalan, berjongkok atau mengambil posisi yang
nyaman jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60
menit
20. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan
Lahirkan bahu
21. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparietal.
Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakan kea
rah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis
dan kemudian gerakan kea rah atas dan distal untuk mengeluarkan bahu
belakang
22. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah kea rah perineum ibu
untuk menyangga kepala, lengan, dan siku sebelah bawah. Gunakan
tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah
atas
23. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke
punggung, bokong, tungkai, dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukan
telunjuk diantara kaki dan pegang masing-masing mata kaki dengan ibu
jari dan jari-jari lainnya)
Evaluasi
45. Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah pendarahan pervaginam
2-3 kali dalam 15 menit pertama pascapersalinan
Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pascapersalinan
Setiap 30 menit pada jam kedua pascapersalinan
Jika terus tidak berkontraksi dengan baik, elakukan asuhan yang
sesuai untuk menatalaksanakan atonia uteri
46. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi
47. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
48. Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama
1 jam pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua
pascapersalinan
No. Dokumen
007/SOP/UKP-
UPTD Puskesmas Asuhan Persalinan No. Halaman :
KIA/PKM-
Kramatmulya Normal Revisi : 0 7/7
KRM/2018
Dokumentasi
56. Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda vital
dan asuhan kala IV
6. Unit 1. KIA
Terkait 2. Dokter Puskesmas
3. Laboratorium
4. Dokter SPOG atau dokter SPA
5. Rumah sakit
7. Dokumen 1. Kartu status ibu hamil
Terkait 2. Buku register kohort nifas
3. Buku register ibu hamil
4. Buku kesehatan ibu dan anak
8. Rekaman
Historis
Perubahan TANGGAL
YANG DI
No ISI PERUBAHAN MULAI
UBAH
DIBERLAKUKAN
PEMASANGAN DAN PENCABUTAN IUD
No. Dokumen : 008/SOP/UKP-
KIA/PKM-
KRM/2018
SOP
No. Revisi :0
Tanggal Terbit : 10 Januari 2018
Halaman : 1/2
UPTD Puskesmas H. TEDY HERIADI, SKM, MM.Kes
Kramatmulya NIP. 196908241989121002
1. Pengertian Pemasangan dan pencabutan IUD merupakan langkah dari teknik pemasangan dan
pencabutan alat kontrasepsi dalam Rahim (AKDR)
2. Tujuan Agar pasien yang akan memasang dan melepas AKDR mendapat pelayanan yang
cepat, puas, dan sesuai dengan kebutuhan
3. Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Kramatmulya Nomor 440/062/PKM-
KRM/2018 Tanggal 5 Januari 2018 Tentang Layanan Klinis di UPTD
Puskesmas Kramatmulya
4. Referensi 1. Buku pedoman pelayanan KB
2. Panduan buku klinis, program pelayanan KB
b. Prosedur :
Pemasangan IUD
1. Memberi penjelasan kepada calon peserta mengenai keuntungan, efek
samping dan cara menanggulangi efek samping
2. Melaksanakan anmnese umum, keluarga, media dan kebidanan
3. Melaksanakan pemeriksaan umum meliputi timbang badan, mengukur
tensimeter
4. Mempersilahkan calon peserta untuk mengosongkan kandung kemih
5. Siapkan alat-alat yang diperlukan
6. Mempersilahkan calon peserta untuk berbaring di bed
7. Gynaecologi dengan posisi Lithotomi
8. Petugas cuci tangan
9. Pakai sarung tangan kanan dan kiri
10. Bersihkan vagina dengan kapas
11. Melaksanakan pemeriksaan dalam untuk menentukan keadaan posisi uterus
Pasang Speculum
12. Gunakan kogel tang untuk menjepit cervix
13. Masukan sonde dalam Rahim untuk menentukan ukuran, posisi dan bentuk
Rahim
14. Inserter yang telah berisi AKDR dimasukan perlahan-lahan kedalam rongga
Rahim, kemudian plugger di dorong sehingga AKDR masuk ke dalam inserter
dikeluarkan
15. Gunting AKDR sehingga panjang benang 5 cm
16. Speculum dilepas dan benang AKDR di dorong ke samping mulut Rahim
UPTD Puskesmas Pemasangan Dan No. Dokumen No. Halaman :
Kramatmulya Pencabutan IUD 008/SOP/UKP- Revisi : 0 2/2
KIA/PKM-
KRM/2018
6. Unit KIA
Terkait
7. Dokumen 1. Kartu status peserta KB = K4
Terkait 2. Kohort KB
3. Kartu KB pasien = K1
8. Rekaman
Historis
TANGGAL
Perubahan YANG DI
No ISI PERUBAHAN MULAI
UBAH
DIBERLAKUKAN
ASUHAN PRE EKSLAMPSI DAN
EKSLAMPSI
No. Dokumen : 009/SOP/UKP-
KIA/PKM-
KRM/2018
SOP
No. Revisi :0
Tanggal Terbit : 10 Januari 2018
Halaman : 1/2
UPTD H. TEDY HERIADI, SKM, MM.Kes
Puskesmas NIP. 196908241989121002
Kramatmulya
1. Pengertian Preeklampsi merupakan penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema dan
proteinurin yang timbul karena kehamilan
2. Tujuan Mencegah kematian ibu bersalin
3. Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Kramatmulya Nomor 440/062/PKM-
KRM/2018 Tanggal 5 Januari 2018 Tentang Layanan Klinis di UPTD
Puskesmas Kramatmulya
4. Referensi Modul Midwifery Update PD IBI Tahun 2016
5. Prosedur a. Tata laksana umum : Ibu hamil dengan pre ekslampsia dan ekslampsia
penanganannya sama
b. Pengelolaan kejang
Perlengkaoan untuk penanganan kejang (jalan nafas, penghisap lender,
masker oksigen dan oksigen)
Lindungi pasien dan kemungkinan trauma
Aspirasi mulut dan tenggorokan
Baringkan pasien pada sisi kiri, posisi trendelenbrug
Berikan O2 4-6 liter / menit
c. Pengelolaan umum
Jika tekanan diastole >110 mmHg berikan anti hipertensi sampai tekanan
diastole antara 90 – 100 mmHg
Pasang infus RL dengan jarum no. 16
Ukur keseimbangan cairang jangan upperload
Kateterisasi urin dan periksa protein urine
Infus cairan dipertahankan 1,5 – 2 ltr / 24 jam
Jangan tinggalkan pasien sendirian
Observasi tanda vital setiap jam
Auskultasi paru untuk melihat tanda edema paru
d. Antikonvulsan : Megnesium sulfat (MgSO4) merupakan obat pilihan untuk
mencegah dan mengatasi kejang
e. Antihipertensi
Obat pilihan adalah Nipedipine yang diberikan 5 – 10 mg oral dapat
diulang sampai 8 x per 24 jam
6. Unit 1. Pelayanan umum
Terkait 2. Laboratorium
9. Rekaman
Historis
Perubahan TANGGAL
YANG DI
No ISI PERUBAHAN MULAI
UBAH
DIBERLAKUKAN
MENCUCI TANGAN
No. Dokumen : 010/SOP/UKP-
KIA/PKM-
KRM/2018
SOP
No. Revisi :0
Tanggal Terbit : 10 Januari 2018
Halaman : 1/1
UPTD Puskesmas H. TEDY HERIADI, SKM, MM.Kes
Kramatmulya NIP. 196908241989121002
1. Pengertian Membersihkan tangan dari segala kotoran, dimulai dari ujung jari sampai
siku dan lengan dengan cara tertentu sesuai kebutuhan
2. Tujuan 1. Mencegah terjadinya infeksi silang melalui tangan
2. Menjaga kebersihan perorangan
3. Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Kramatmulya Nomor 440/118/PKM-
KRM/2018 Tanggal 5 Januari 2018 Tentang Sasaran Keselamatan Pasien
di UPTD Puskesmas Kramatmulya
4. Referensi Panduan pencegahan infeksi – Jakarta; Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, 2004
8. Rekaman
Historis
TANGGAL
Perubahan YANG DI
No ISI PERUBAHAN MULAI
UBAH
DIBERLAKUKAN
MENGUKUR BERAT BADAN
No. Dokumen :
No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit : 05 Januari 2017
Halaman : 1/2
PUSKESMAS H. TEDY HERIADI, SKM,
S.Kep, MM.Kes
KRAMATMULYA NIP. 196908241989121002
b. RS Kabupaten
Form MP (Formulir Maternal dan perintal)
Formulir ini mencatat data dasar ibu bersalin maternal /
perintal yang masuk ke RS
Form MA (Formulir Medical Adict)
Dipakai untuk menulis hasil / kesimpulan dari Adist
maternal / perintal. Yang mengisi formulir ini adalah dokter
yang bertugas di bagian kandungan atau bagian anak
2. Pelaporan
Pelaporan hasil kegiatan dilakukan secara berjenjang, yaitu :
a. Laporan dari RS Kabupaten ke Dinkes
b. Laporan dari Puskesmas ke dinas kesehatan kabupaten
5. Prosedur a. Tata laksana umum ibu hamil dengan pre ekslampsi dan
ekslampsi penanganannya sama
b. Pengelolaan kejang
Perlengkapan untuk penanganan kejang (jalan nafas,
penghisap lender, masker oksigen dan oksigen)
Lindungi pasien dari kemungkinan trauma
Aspirasi mulut dan tenggorokan
Baringkan pasien pada sisi kiri, posisi trendelenbrug
Berikan O2 4 - 6 liter / menit
c. Pengelolaan Umum
Jika tekanan diastole > 110 mmHg, berikan anti hipertensi
sampai tekanan diastole antara 90 – 100 mmHg
Pasang infus RK dengan jarum no. 16
Ukur keseimbangan cairan jangan upperload
Kateterisasi urin dan periksa protein urine
Infus cairan dipertahankan 1,5 – 2 liter / 24 jam
Jangan tinggalkan pasien sendirian
Observasi tanda vital setiap jam
Auskultasi paru untuk melihat tanda ederma paru
e. Antihipertensi
Obat pilihan adalah Nipedipine yang diberikan 5-10 mg
oral dapat diulang sampai 8 x per 24 jam
Puskesmas Asuhan Program No. Dokumen No. Halaman :
Kramatmulya pre ekslampsi dan Revisi : 2/2
ekslampsi 0
6. Unit 1. BP
Terkait 2. Laboratorium
Langkah :
1. Petugas menanyakan kepada ibu mengenai masalah
anaknya
2. Petugas memeriksa tanda bahaya umum (tidak mau minum
atau menyusu, memuntahkan semuanya, letargus kejang)
3. Jika terdapat tanda bahaya umum, petugas melakukan tata
laksana rujukan
4. Jika terdapat tanda bahaya umum, petugas melaukan
pemeriksaan fisik
5. Petugas melakukan klasifikasi kasus
6. Jika perlu petugas melakukan pemeriksaan penunjang
7. Jika perlu petugas melakukan rujukan interna ke unit lain
10. Petugas melakukan penatalaksanaan kasus sesuai dengan
klasifikasi
11. Petugas memberikan KIE
12. Petugas mendokumentasikan hasil pemeriksaan
Puskesmas MTBS No. Dokumen No. Halaman :
Kramatmulya Revisi : 2/2
0
8. Rekaman
Historis
Perubahan Yang di Tanggal mulai
No Isi perubahan
ubah diberlakukan