Anda di halaman 1dari 4

Assalamualaikum Wr.

Wb

Yth. Ibu Tutor Suswati Nasution, SE,M.Si dan teman-teman.

Nama saya Linda Alvira Cesari

NIM 042214219

Jurusan Akuntansi semester 3

Berikut jawaban saya mengenai soal diskusi sesi 7.

1. Permintaan faktor produksi sering disebut sebagai permintaan turunan. Jelaskan dan
diskusikan!

Permintaan faktor produksi disebut permintaan turunan karena permintaan produsen akan faktor-faktor
produksi merupakan permintaan tak langsung untuk memenuhi kebutuhan seperti permintaan
produsen berupa tenaga kerja, tanah, kapital, dan wirausahawan di perlukan untuk memproduksi
barang-barang dan jasa-jasa yang kemudian diminta atau dibeli oleh konsumen.

Permintaan turunan adalah permintaan tak langsung. Ini merupakan permintaan input suatu produk
yang tercermin pada permintaan output. Sebagai contoh permintaan tenaga kerja pabrik benang
tercermin pada permintaan kain atau tekstil, yang artinya permintaan akan tenaga kerja sangat
tergantung pada permintaan barang dan jasa. Permintaan tenaga listrik, misalnya, merupakan
permintaan minyak bumi, gas alam, atau batubara karena tiga komoditi primer tersebut merupakan
input utama untuk memproduksi tenaga listrik dan merupakan input yang dapat saling mengantikan.
Permintaan input energi primer tersebut merupakan permintaan turunan.

Seperti juga output maka input atau faktor-faktor produksi pun mempunyai harga yang ditentukan oleh
permintaan dan penawaran pasar. Penawaran berasal dari sektor rumah tangga konsumen dan
permintaan dari sektor perusahaan produsen yang menggunakan untuk memproduksi ouput. Karena
itu, permintaan faktor produksi disebut permintaan turunan.

Dapat disimpulkan, Permintaan terhadap suatu barang dikatakan sebagai permintaan turunan bila
permintaan terhadap barang tersebut sangat tergantung pada permintaan terhadap barang lain.

Sumber Referensi :

MANSOER, Faried Widjaya.2019.Pengantar Ekonomi Mikro.Tangerang Selatan:Universitas Terbuka.

Atau BMP ESPA4111/Modul 7 hal 7.4 dan 7.21 sd 7.22

2. Diskusikan mengenai konsep Pareto Optimal, dengan disertai gambar dan analisisnya?

Berdasarkan BMP ESPA4111 Modul 8 hal 8.17, Konsep optimum pareto atau pareto optimal berarti
tidak dapat membuat keadaan seseorang menjadi lebih baik tanpa membuat keadaan yang lain lebih
buruk. Dapat disimpulkan, Pareto optimal didefinisikan sebagai sebuah kondisi di mana sudah tidak
mungkin lagi mengubah alokasi sumber daya untuk meningkatkan kesejahteraan pelaku ekonomi
tanpa mengorbankan pelaku ekonomi yang lain.
Salah satu cara melihatnya adalah dengan menggunakan grafik Batas Kemungkinan Daya Guna.
Konsep ini hampir sama dengan konsep batas kemungkinan produksi yang merupakan batas
kombinasi banyaknya output fisik maksimal yang dapat diproduksi oleh masyarakat, sedangkan yang
pertama merupakan batas kepuasan nilai guna atau kesejahteraan yang dapat di capai.

• Batas Kemungkinan Nilai Guna Optimum Pareto

Gambar diatas menunjukkan batas kemungkinan nilai atau daya guna. Sumbu tegak menunjukkan nila
guna atau kepuasan individu A diberi simbol UA dan pada sumbu mendatar menunjukkan kepuasan
individu B dan diberi simbol UB.

Pergerakan dari titik D ke titik E menunjukan terjadinya redistribusi berupa kenaikan nilai guna yang
diperoleh oleh A dan penurunan nilai guna yang diperoleh B dari barang yang di konsumsi. Hal ini
paling mungkin terjadi karena ada redistribusi pendapatan dari individu B ke individu A.

Di sepanjang titik-titk pada batas kemungkinan nilai guna, misalnya di titik D atau E perekonomian telah
mencapai efisiensi alokatif optimal karena disini kita tak dapat membuat keadaan seseorang menjadi
lebih baik tanpa menurunkan kesejahteraan atau nilai guna yang diperoleh oleh individu lain.

Pada titik yang terletak di sebelah dalam kurva batas kemungkinan nilai guna (UF 0), sementara titik F
tak dapat dicapai karena berada di luar jangkauan batas UF0. Dengan menggunakan konsep batas
kemungkinan nilai guna maka dapat dikatakan situasi yang menggambarkan efisiensi alikatif tercapai
pada titik-titik di sepanjang garis batas kemungkinan nilai guna. Pada titik C, masyarakat belum
mencapai tingkat nilai guna maksimum, dengan demikian perpindahan dari titik C ke D akan
memperbaiki keadaan kesejahteraan atau nilai guna yang di peroleh oleh individu A dan B. dalam
jangka waktu panjang, karena semakin banyak barang konsumsi di produksi dan tersedia maka batas
kemungkinan nilai guna akan bergeser ke kanan, misalnya menjadi UF 1 dan sekarang titik F terlihat
bahwa nilai guna atau kesejahteraan masyarakat bertambah naik.
Sumber Referensi :

MANSOER, Faried Widjaya.2019.Pengantar Ekonomi Mikro.Tangerang Selatan:Universitas Terbuka.

Atau BMP ESPA4111/Modul 8 hal 8.17 sd 8.19

3. Diskusikan mengenai surplus konsumen, dan surplus produsen secara verbal dan grafis.

• Secara verbal

- Surplus konsumen adalah selisih antara nilai yang dibayar oleh konsumen dengan nilai pasar dan
manfaat total yang diperoleh konsumen. Hal ini karena konsumen memperoleh lebih banyak nilai
manfaat daripada nilai yang dibayar. Surplus konsumen muncul karena konsumen membayar harga
yang sama untuk setiap barang yang di beli. Tak ada bedanya apakah barang tersebut merupakan unit
petama ataupun unit terkhir yang di beli.

Konsumen akan terus menambah pembelian barang-barangnya sampai tingkat dimana surplus
konsumen nol, atau dimana nilai guna yang diperoleh atas konsumsi barang tersebut sama dengan
harga.

- Surplus produsen adalah selisih antara harga pasar dengan biaya marjinal. Produsen akan
memproduksi sampai pada tingkat output dimana surplus produsen not atauu dimana biaya marjinal
sama dengan harga.

• Secara grafis

Pada titik keseimbangan E produsen menjual pada harga dan kuantitas keseimbangan P E dan QE.
Seluruh produsen dalam industri bersangkutan memperoleh surplus konsumen sebesar bidang
segitiga AEPE, karena dengan menjual sampai kuantitas sebesar QE produsen dapat menjual pada
tingkat harga diatas biaya produksi marjinal.
Sementara itu, pada harga dan kuantitas keseimbangan P E dan QE, seluruh konsumen memperoleh
surplus konsumen sebesar bidang atau area segitiga BPEE. Bila dua area segitiga yang merupakan
surplus konsumen dan surplus produsen dijumlah maka diperoleh surplus ekonomi.

Sumber Referensi :

MANSOER, Faried Widjaya.2019.Pengantar Ekonomi Mikro.Tangerang Selatan:Universitas Terbuka.

Atau BMP ESPA4111/Modul 8 hal 8.19 sd 8.21

Demikian jawaban saya, Mohon koreksi apabila terdapat kesalahan.

Terimakasih.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Anda mungkin juga menyukai