Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad Rifqi Mauludin

Kelas : XII KGSP B


No. Absen :4
3. Setelah membaca kedua berita diatas, jawablah pertanyaan berikut!
a. Peristiwa apa saja yang diberitakan dalam dua teks berita tersebut?
Jawab : Teks berita pertama membahas peristiwa tim balap Formula 1 Manor Racing
yang masih mempertimbangkan posisi para pembalap dalam ajang balap F1 tahun
2016, termasuk pembalap yang menjadi pembalap utama dan cadangan.
b. Sebutkan fakta yang terdapat dalam kedua teks berita tersebut!
Jawab :
Berita 1:
- Hunnisett juga menegaskan posisinya bahwa pihaknya hanya ingin Rio menjadi
pembalap utama dalam tim asal Inggris itu berpasangan dengan pembalap Jerman,
Pascal Wehrlein yang sudah diumumkan sebelumnya sebagai pembalap Manor.
- Sejauh ini manajemen Rio, PT. Kiky Sport baru membayarkan 3 juta Euro dari total
15 Juta Euro yang diminta oleh Manor.
- Pada Selasa, (16/2), Indah bersama Rio dan Hunnisett menemui pendiri PT.
Saratoga Investama Sedaya, Sandiaga S Uno.
Berita 2:
- Selain itu, Manor pada musim kali ini juga akan berkolaborasi secara teknis dengan
tim Williams.
- Pada segi rancangan mobil, tim Manor akan diperkuat mantan perancang Ferrari,
Pat Fry dan Nikolas Tombazis.
- Sebelum akhirnya resmi dikontrak Manor Racing, Rio sempat terbelit masalah
pendanaan. Pasalnya, ia mesti menyetor senilai 15 juta euro atau sekira Rp 255
miliar ke Manor untuk mendapat kesempatan berlaga.
c. Berdasarkan peristiwa yang terjadi serta fakta yang terdata, ungkapkanlah isu actual
dari kedua teks berita tersebut dengan menggunakan kalimatmu!
Jawab : Isu aktual berita pertama adalah Rio Haryanto memiliki keinginan untuk
menjadi pebalap utama di tim Manor Racing. Sedangkan Isu aktual berita kedua
adalah kepastian Rio Haryanto berlaga mewakili Manor Racing dalam balap F1 tahun
2016.

Selanjutnya, untuk meningkatkan penguasaanmu terhadap materi ini, kerjakan tugas


berikut ini.
Tugas
1. Carilah minimal tiga berita utama yang isinya sama dari tiga media yang berbeda!
Jawab :
Berita utama 1
Sumber: Tribun News
Kepsek SMAN 87 Dengar Pengakuan Murid soal Guru N Diduga Sebarkan Pesan Anti-
Jokowi Kepala Sekolah SMA Negeri 87 Jakarta, Patra Patiah, memberikan penjelasan
terkait kabar guru agama SMA diduga menyebarkan pesan anti-Jokowi di hadapan murid.
Patra menjelaskan hal itu berawal pada Kamis (4/10/2018), ada yang mengirimkan sms
dari nomor tak dikenal kepadanya, tentang pengaduan kepada guru yang dalam
pengajaran dikatakan menyimpang. Patra baru menjawab setelah SMS ke tiga, karena
harus menafsirkan pesan itu secara seksama. Ia membalas kepada nomor yang
mengadukan akan menindaklanjuti laporan tersebut pada Senin (8/10/2018). Patra pun
membentuk tim yang terdiri dari para wakil kepala sekolah untuk menginvestigasi
masalah tersebut. "Tolong selidiki pengaduan ini kebenarannya. Ambil sampel beberapa
siswa yang diajarkan guru yang bersangkutan," ujarnya di depan ruangannya di Jalan
Mawar Bintaro II, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Rabu (10/10/2018). "Ada beberapa
murid yang saya ambil sampel, tidak semua, namun ada murid yang menyatakan beliau
suka berpolitik. Nah berpolitik ini saya tidak paham, karena saya tidak pernah masuk
ketika dia mengajar," tambahnya

Berita utama 2
Sumber: Detik News
Kontroversi Guru SMA 87 Dituding Doktrin Anti-Jokowi Seorang guru SMA Negeri 87
Jakarta, Nelty Khairiyah, dituding memberikan doktrin untuk membenci Presiden Jokowi
kepada peserta didiknya. Nelty langsung minta maaf. "Kalau pembinaan, saya sudah
(lakukan). Dia berjanji tidak akan mengulang lagi dan telah meminta maaf," ujar Kepala
SMAN 87 Jakarta Patra Patriah saat ditemui di kantornya, Bintaro, Jakarta Selatan, Rabu
(10/10/2018). Patra tak tahu persis bagaimana kejadiannya. Namun sempat viral aduan
mengenai materi pelajaran yang diberikan oleh Nelty. Materi itu dinilai mengandung
unsur doktrin yang menyudutkan Presiden Jokowi. Dalam aduan yang viral tersebut, si
pengadu yang mengaku orang tua murid menyebut anaknya dan siswa SMAN 87 lainnya
dikumpulkan guru N di suatu tempat dan kepada mereka ditunjukkan video gempa di
Palu, Sulawesi Tengah. Masih dalam aduan itu, si pengadu menjelaskan guru N menyebut
banyaknya korban bergelimpangan akibat gempa merupakan salah Jokowi. Pengadu
berkeberatan terhadap tindakan N yang dianggap telah melakukan doktrin anti-Jokowi.

Berita utama 3
Sumber: Kompas
Guru SMAN 87 Jakarta Akhirnya Minta Maaf kepada Presiden Jokowi Seorang guru
agama di SMAN 87 Jakarta, NK (sebelumnya disebut N), dilaporkan telah memberi
doktrin anti Presiden Joko Widodo atau Jokowi kepada murid-muridnya dalam kegiatan
belajar mengajar. Kepala Sekolah SMAN 87 Jakarta, Patra Patiah, mengatakan dia telah
memeriksa NK. Walau membantah telah memberi doktrin anti Presiden, NK tetap
meminta maaf. "Beliau sudah meminta maaf," kata Patra di SMAN 87 Jakarta, Rabu
(10/10/2018). Baca juga: Bawaslu Selidiki Guru SMAN 87 yang Diduga Beri Doktrin Anti-
Jokowi NK menolak diwawancarai wartawan. Melalui Patra, ia menyampaikan secarik
surat bermaterai berisi permohonan maaf. Berikut isi suratnya: Menyatakan bahwa: 1.
Paska gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah saya melakukan refleksi pembelajaran di
masjid dengan menggunakan media video tentang bencana gempa dan tsunami 2.
Selama dan setelah pemutaran video saya memberikan penjelasan/komentar tentang isi
video. Ada kemungkinan saya salah ucap atau siswa salah mempersepsikan kalimat-
kalimat penjelasan saya.
2. Tulislah peristiwa yang terdapat dalam ketiga teks berita tersebut!
Jawab : Peristiwa yang terdapat dalam teks tersebut adalah peningkatan jumlah tenaga
kesehatan yang meninggal dalam perang melawan pandemi Covid 19.
3. Identifikasilah fakta/peristiwa yang terdapat dalam ketiga teks berita tersebut!
Jawab : Fakta-fakta yang terdapat dalam teks editorial tersebut terdapat dalam paragraf
kedua dibuktikan dengan sajian data yang diambil dari IDI.
4. Berdasarkan peristiwa dan fakta yang sudah kamu kumpulkan, susunlah isu yang aktual,
fenomenal, dan kontroversial!
Jawab :Isu aktual fenomenal dan kontrovesial
Jumlah kematian tenaga medis yang terus meningkat, indikasi bahwa pemerintah dan
masyarakat kurang berempati pada perjuangan mereka.

Anda mungkin juga menyukai