Anda di halaman 1dari 4

1

hml. 92 Tugas/Latihan Pertemua ke-3.2

Bab III Pokok Bahasan: Menikmati Cerita Sejarah Indonesia

Kelas: XII MIPAC


Nama: Fajar Rivaldi Ibnusina
No.absen: 15
Hari dan tanggal: Kamis, 15 Oktober 2020
______________________________________________________________________________
___

Soal/Tugas
Materi Pembelajaran Bab III Memahami Isu Terkini Lewat Editorian
A. Mengidentifikasi Informasi Penting dalam Teks editorial (hlm. 86)
Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan mampu:
(1) Mengidentifikasi isi teks editorial
(2) Membedakan fakta dan opini dalam Teks editorial.

Tugas 1
1. A
2. B
3. E
4. A
5. A
Tugas 2
Kerjakan tugas No 3. hlm. 96
a. Peristiwa
Kedua teks tersebut memberitakan peristiwa yang tengah dialami oleh Rio Haryanto. Meskipun
demikian terdapat perbedaan antara artikel pertama dan artikel kedua. Dalam artikel teks pertama,
tema yang digulirkan penulis mengupas tentang kepastian Rio Haryanto menjadi pembalap utama
Tim Manor. Selain itu, juga dituliskan bagaimana kekurangan dana yang dialami oleh Rio
Haryanto.

b. Sebutkan ....
Fakta dalam teks pertama:
- Manajemen Rio, PT Kiky Sport baru membayarkan 3 juta Euro dari total 15 juta euro yang
diminta oleh Manor.
- Pada selasa, 16/2), Indah bersama Rio dan Hunniset menemui pendiri PT Saratoga Investama
Sedaya, Sansiaga S. Uno.

Fakta dalam teks kedua:


- Tim asal Inggris, Manor Racing LTD memastikan secara resmi bahwa mereke mengontrak Rio
Haryanto sebagai salah satu pembalap utama ajang F1 musim 2016 ini.
- Balapan resmi perdana Rio nanti adalah Australian Grand Prix yang bertempat di Melbourne
Grand Prix Circuit pada Maret.
- Sebelum ke Melborne, Rio akan menjalani dua kali uji coba di Sirkuit Barcelona-Katalunya,
Spanyol.

c. berdasarkan ....
Rio Haryanto merupakan sosok pembalap berbakat yang mengawali karirnya dari pembalap
Gokart. Hingga akhirnya berusaha untuk tampil dalam ajang balapan paling bergengsi di muka
bumi ini, Formula 1. Meskipun membutuhkan biaya yang tidak sedikit, Rio tetap akan berusaha
masuk dalam klub balapan Manor Racing Ltd untuk bertarung melawan pebalap F1 lainnya.
Salah satu solusi untuk membiayai balapannya selain melalui PT Kiky Sport adalah menggalang
dana sebanyak-banyaknya.

Tugas 2
Carilah contoh teks editorial hari ini (yang aktual) dari berbagai sumber!

Aplaus untuk Hukuman Maksimal Koruptor

INDONESIA sejatinya punya reputasi tak bagus soal pemberian hukuman bagi pelaku
korupsi alias koruptor. Pengadilan di Indonesia ‘terlalu baik hati’ menghukum pelaku
kejahatan luar biasa ini.

Kebaikan itulah yang barangkali menjadi musabab mengapa seperti sama sekali tidak ada
efek jera yang membuat orang mesti berpikir dua kali untuk menilap uang negara. Kebaikan
yang tidak baik itu ibarat pupuk yang membuat korupsi tumbuh subur di negeri ini.

Indonesia Corruption Watch (ICW) baru-baru ini merilis catatan buruk terkait hukuman bagi
koruptor itu. Menurut penelitian mereka, ratarata vonis yang diberikan kepada para koruptor
hanya tiga tahun. Data tersebut diperoleh selama kurun waktu Januari-Juni 2020 atawa
semester I-2020. Bandingkan dengan total kerugian negara akibat kasus korupsi dalam
kurun waktu yang sama yang mencapai Rp39 triliun. Bagai langit dan bumi.

Menjadi amat wajar ketika pada Senin (12/10) lalu majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana
Korupsi (Tipikor) pada PN Jakarta Pusat me nebar vonis penjara seumur hidup kepada
empat terdakwa kasus korupsi PT Asuransi Jiwasraya, publik bersorak. Tim jaksa dan
majelis hakim diapresiasi. Mereka dianggap mampu melepaskan diri dari ‘kutukan’ tuntutan
dan vonis ringan yang selama ini kerap membelenggu.
Bara perang melawan korupsi yang sebelumnya mulai kehabisan harapan, seperti
menemukan momentum untuk kembali menyala. Penuntutan dan vonis hukuman maksimal
diharapkan dapat menjadi ‘kebiasaan’ baru dalam laku kejaksaan dan pengadilan saat
menghadapi kasus korupsi. Ini utamanya untuk kasus-kasus rasywah dengan nilai dan
menimbulkan kerugian yang besar bagi negara.

Peraturan Mahkamah Agung (Perma) pun sebetulnya sudah mengatur soal itu. Dalam
Perma disebutkan koruptor yang korupsi Rp100 miliar atau lebih, dihukum maksimal
penjara seumur hidup atau penjara 16 hingga 20 tahun. Artinya, ketika peraturan sudah
tersedia, momentum pun sudah ada, semestinya tidak ada alasan lagi bagi pengadilan
memberikan hukuman ringan bagi para terdakwa kasus korupsi di kemudian hari.

Pesan ini pun selayaknya berlaku bagi pengadilan- pengadilan tingkat lanjutan di atas
pengadilan negeri. Kita tahu, putusan majelis hakim di pengadilan tingkat pertama belumlah
inkrah ketika si terdakwa mengajukan banding hingga kasasi. Publik ingin majelis hakim di
tingkat mana pun punya kesamaan perspektif tentang penjeraan, atau dalam bahasa
vulgarnya mungkin mereka perlu memiliki tingkat kesadisan yang sama dalam menghukum
koruptor.

Bukan cerita bohong bila selama ini, bahkan akhir-akhir ini beberapa kali terjadi, ada istilah
diskon hukuman di pengadilan tingkat lanjutan. Alih-alih memperkuat vonis hukuman bagi
koruptor di tingkat pertama dan tingkat banding, Majelis Hakim MA di level kasasi justru me
ringankan vonis hukuman dan bahkan memvonis bebas koruptor yang telah terbukti
melakukan tindak pidana korupsi. Di awal mereka jera, di ujung mereka juara.

Ini seharusnya mengingatkan kita semua bahwa upaya pemberantasan korupsi mesti
dilakukan serius, bukan cuma pura-pura serius. Korupsi tak bakal mati jika kita hanya
terusmenerus menarasikan bahwa korupsi ialah kejahatan luar biasa, tetapi senyatanya
ditangani dengan cara biasa-biasa saja.

Vonis untuk empat terdakwa kasus korupsi PT Asuransi Jiwasraya harus dijadikan
preseden sekaligus spirit seluruh penegak hukum di negeri ini. Sejatinya efek jera hanya
bisa dicapai jika koruptor dituntut dan divonis hukuman maksimal tanpa perlu lagi diskon,
korting hukuman, atau sejenisnya

Sumber: https://mediaindonesia.com/editorials/detail_editorials/2142-aplaus-untuk-
hukuman-maksimal-koruptor
1. Jelaskan Apa topik editorial tersebut?
Topik dari editorial tersebut adalah masalah pemberian hukuman kepada koruptor yang masih kurang
maksimal oleh pengadialn di Indonesia.
2. Buatlah satu ringkasan isi teks editorial tersebut menjadi satu paragraf saja
Indonesia mempunyai reputasi tak bagus soal pemberian hukuman bagi koruptor. Pengadilan
Indonesia masih terlalu baik hati dalm menghukum pelaku korupsi. Hal ini lah yang barangkali
menjadi alasan mengapa sama sekali tidak ada efek jera yang membuat orang mesti berpikir 2
kali untuk korupsi. Pada senin (12/10) Tim jaksa dan majelis hakim diapresiasi karena
menjatuhkan hukuman seumur hidup pada terdakwa kasus korupsi PT Asuransi Jiwasraya.
Penentuan dan vonis hukuman maksimal diharapkan menjadi ‘kebiasaan’ baru dalam laku
kejaksaan dan pengadilan saat menghadapi kasus korupsi. Upaya pemberantasan korupsi mesti
dilakukan serius, bukan cuma pura-pura serius. Korupsi tak akan mati jika kita hanya terus
menerus menarasikan bahwa korupsi ialah kejahatan luar biasa tanpa ada aksi yang nyata.

3. Temukan dua contoh kalimat beupa fakta dan dua kalimat berupa opini!
Fakta:
 Menjadi amat wajar ketika pada Senin (12/10) lalu majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana
Korupsi (Tipikor) pada PN Jakarta Pusat me nebar vonis penjara seumur hidup kepada empat
terdakwa kasus korupsi PT Asuransi Jiwasraya, publik bersorak.
 Dalam Perma disebutkan koruptor yang korupsi Rp100 miliar atau lebih, dihukum maksimal
penjara seumur hidup atau penjara 16 hingga 20 tahun.

Opini:
 Bara perang melawan korupsi yang sebelumnya mulai kehabisan harapan, seperti menemukan
momentum untuk kembali menyala.
 Sejatinya efek jera hanya bisa dicapai jika koruptor dituntut dan divonis hukuman maksimal tanpa
perlu lagi diskon, korting hukuman, atau sejenisnya.

Anda mungkin juga menyukai