Anda di halaman 1dari 246

KAJIAN

RANGKAIAN GEMPA LOMBOK


PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
KAJIAN
29 Juli 2018 (M6.4)
RANGKAIAN GEMPA LOMBOK
5 Agustus 2018 (M7.0)
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
19 Agustus 2018(M6.4)
29 Juli 2018 (M6.9)
5 Agustus 2018 (M7.0)
19 Agustus 2018 (M6.9)

Disusun oleh:
Tim Pusat Studi Gempa Nasional
Disusun oleh:
Tim Pusat Studi Gempa Nasional

EDITOR
Prof. Ir. Masyhur Irsyam, MSE., Ph.D
Dr. Nuraini Rahma Hanifa
EDITOR
Dr. Didiek
Prof. Ir. Masyhur Irsyam, Djarwadi
MSE., Ph.D
Dr. Nuraini Rahma Hanifa
Dr. Didiek Djarwadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman


Badan
Pusat Penelitian danPenelitian dan Pengembangan
Pengembangan Perumahan dan Permukiman
Kementrian Pekerjaan
Badan Umum
Penelitian dan Perumahan Rakyat
dan Pengembangan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
KAJIAN
RANGKAIAN GEMPA LOMBOK
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT, INDONESIA
29 Juli 2018 (M6.4)
5 Agustus 2018 (M7.0)
19 Agustus 2018 (M6.9)

PENYUSUN
Tim Pusat Studi Gempa Nasional

ISBN:
978-602-5489-13-6

EDITOR
Prof. Ir. Masyhur Irsyam, MSE., Ph.D
Dr. Nuraini Rahma Hanifa
Dr. Didiek Djarwadi

Penerbit:
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Jalan Panyaungan Cileunyi Wetan Kabupaten Bandung 40393


: 022 7798393
: 022 7798392

Cetakan Pertama, September 2018

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang


Dilarang keras menerjemahkan, menfotocopy, atau memperbanyak sebagian atau
seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit
 Pusat )Studi
Pusat GSGempa
NeStudi ( lanoNasional
uPGempa N apm(PuSGeN)
isaNasional
eG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat Pusat
UP gn abPerumahan Litbang
tilaB ,n amikdan
umeP Perumahan rdan
eP gPemukiman,
nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, L tasuP Balitbang PUPR
nabtiPUPR

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR
 KATA SAMBUTAN

Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29 Juli 2018
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kotapukul 05.47 WIB
Mataram, dengan
Provinsi Nusakekuatan
Tenggara M6,4.
BaratGempa tersebut terletak
pada kedalaman 24 pada koordinat
km. Gempa ini telah 8,4 mengakibatkan
LS dan 116,5 BT,korban
atau tepatnya
jiwa yangberlokasi
tidak disedikit.
darat pada jarak 47 km arah timur
Terdapat
laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa Barat pada kedalaman 24 km. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan
ini telah infrastruktur
mengakibatkan berupa
korban bangunan
jiwa yang tidakyangsedikit.
mengalamiTerdapat korban yang
rusak ringan hingga menderita
runtuh. luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa ini pun
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami rusak
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
ringan hingga runtuh.
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan Sesaat setelahdasar;
kebutuhan gempapelindungan
tersebut terjadi,
terhadapdiperlukan
kelompok aksi tanggap darurat untuk
rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana
menanggulangi bencana vitalyang
dengan segera. pengkajian
menyangkut Oleh karenasecara itu, cepat dan tepat
diperlukan kajian dampak
terhadap bencana
lokasi,gempa melalui
kerusakan, dansurvei
sumberlapangan
daya. yang mencakup
Diperlukan juga penentuan status
kajian sumber gempa keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi itu,
(baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain masyarakat terkena
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; perlindungan terhadap kelompok
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
lapangan dilakukan rentan; dan pemulihan
untuk mendapatkan rabmaG naripmaL
dataprasarana dan sarana
dan informasi vital dengan
yang cepat, lengkap,segera. Oleh karena
itu, diperlukan
dan akurat. Korban mengalami kajianmaupun
luka-luka dampak bencana
yang meninggalgempa melaluiakibat
umumnya survei lapangan yang
tertimpa reruntuhan mencakup
bangunan kajian sumber
rumah dan gempa (baik Identifikasi
gedung. gempa utama maupun gempa susulan).
kerusakan
bangunan menjadi penting
Selain itu,agarkajian
bila terjadi
dampak gempa pada masa
kerusakan yang yang akan datang,
ditimbulkan oleh gempa terhadap
korban dan kerusakan infrastruktur
infrastruktur dapat
berserta diminimalisasi
sarana dan prasarana,dengandan membangun
lingkungannya juga penting
bangunan yang tahan gempa.
dilakukan. Survei lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
yang cepat, lengkap, dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral,meninggal umumnya
Kementerian akibat
Ristek dantertimpa
Pendidikanreruntuhan bangunan rumah dan gedung.
Tinggi, Kementerian
Perhubungan,BadanIdentifikasi
Meteorologi kerusakan bangunan
Klimatologi dan menjadi
Geofisika,penting
Badanagar bila terjadi gempa pada
Nasional
masa yang akan Ilmu
Penanggulangan Bencana,Lembaga datang, korban danIndonesia,
Pengetahuan kerusakanBadaninfrastruktur
Informasi dapat diminimalisasi
Geospasial, Institutdengan
Teknologi Bandung,bangunan
membangun dan unsuryang asosiasi/
tahanpraktisi/
gempa. perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari Kementerian
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan Sumber Daya
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadapMineral,
dampak Kementerian
bencana. AtasRistek dan Pendidikan
perhatian dan kerja sama Tinggi,
semuaKementerian
pihak Perhubungan,
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional Penanggulangan
diucapkan terima kasih.
Bencana, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi Geospasial,
Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan swasta.
6
i i i

 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)


Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan Kajian
Gempa Lombok 2018.

Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini dapat
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua
pihak diucapkan terima kasih.

Kepala,
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman,
Badan Penelitian dan Pengembangan,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Arief Sabaruddin
19651130 199003 1 001
Lampiran Gambar

ii ii

 Pusat )Studi
Pusat GSGempa
NeStudi ( lanoNasional
uPGempa N apm(PuSGeN)
isaNasional
eG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat Pusat
UP gn abPerumahan Litbang
tilaB ,n amikdan
umeP Perumahan rdan
eP gPemukiman,
nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, L tasuP Balitbang PUPR
nabtiPUPR

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR
 KATA PENGANTAR

Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan
Rangkaian gempa kekuatan
LombokM6,4. Gempa
tanggal tersebut
29 Juli terletak pada
2018 (M6.4), 5 Agustus 2018 (M7.0)
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
dan 19 Agustus 2018 (M6.9) terjadi pada kawasan tektonik aktif, dimana menurut
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah buku Sumber dan Bahaya
mengakibatkan korban Gempa
jiwa yang Nasional
tidak 2017, Pulau
sedikit. Lombok dikelilingi oleh
Terdapat
beberapa
korban yang menderita sumber
luka-luka ringangempa,
sampaiyaitudengan diantaranya Zona Back
korban meninggal. Arc Thrust di wilayah
Gempa
utara,
ini pun mengakibatkan megathrust
kerusakan di selatan,berupa
infrastruktur dan sistem
bangunan sesar geser
yang di sisi barat dan timurnya.
mengalami
rusak ringan hingga Observasi
runtuh. lapangan telah dilakukan oleh berbagai tim PuSGeN dari berbagai
Sesaat setelah gempa
instansi tersebut
seperti terjadi,
Kementrian diperlukan
PUPR, aksi tanggap
Badan Geologi darurat
Kementrian ESDM, Kementerian
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat
Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian Perhubungan, Kementrian Pendidikan dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
dan Kebudayana, BNPB, BMKG, LIPI, BPPT, BIG, ITB, ISTN, UGM, UI, UNRAM, AIPI,
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan HATTI, PAMA dasar;
kebutuhan dan IATsI khususnyaterhadap
pelindungan pada bulan Agustus
kelompok 2018 dengan rentang
rentan;
waktu observasi
dan pemulihan prasarana yang bervariasi.
dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa Keunikan
(baik dan
gempa pembelajaran
utama maupun baru dari aspek
gempa kegempaan
susulan). Selainkejadian
itu, gempa Lombok
2018 didokumentasikan
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkanpada olehbuku
gempa ini, terhadap
yang merupakan kompilasi Quick Report
infrastruktur
berserta sarana dandari
prasarana,
beberapa dan lingkungannya
instansi mencakup: juga penting dilakukan.
penyelidikan Surveigempa lombok 29
geologi pasca
lapangan dilakukan juli
untuk mendapatkan data rabmaG naripmaL
dan informasi yang cepat, lengkap,
2018, 5 agustus 2018 dan 19 agsutus 2018, aspek seismologi, pemantauan
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
deformasi secara geodetik rangkaian gempa lombok, penjelasan komprehensif
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
sumber gempa lombok, survei dampak gempa lombok, identifikasi gerakan tanah
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakanyang infrastruktur
dipicu oleh gempa dapat lombok 2018, pemeriksaan
diminimalisasi dengan membangun dan pemetaan kerusakan
bangunan yang tahan bangunan
gempa. paska gempa lombok, strong motion gempa lombok (29 juli 2018, 05,
Survei lapangan
09 dan 19 iniagustus
telah 2018),
melibatkan berbagai dan
aspek geoteknik tenaga ahli hazard,
seismic dari evaluasi kondisi
Kementerian Pekerjaan Umum dan
bendungan Perumahan
di pulau lombokRakyat, Kementerian
setelah gempa, Energi
tinjauan dan bangunan dalam
struktur
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
kejadian gempa di wilayah NTB, kajian kerentanan struktur bangunan di lombok,
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
serta analisis spasial kerusakan bangunan sekolah.
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
Penyusunan Buku Kajian Gempa Lombok 2018 dilakukan Pusat Studi Gempa
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok Nasional
2018. (PuSGeN) yang telah diinisiasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan
Semoga segala Rakyat.
upaya tim PuSGeN
pelaksana berperan
survei dan tim sebagai
penyusunwadah untukinisimpul pertemuan
laporan
dan koordinasi antarpeneliti gempa dari
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah berbagai kementerian/ lembaga dan
pemulihan terhadapdengan
dampaklatar
bencana. Atas keahlian
belakang perhatianyang dan kerja
berbedasamasehingga
semua pihakdapat saling bertukar
diucapkan terima kasih.
informasi dan mengumpulkan hasil penelitian sesuai tugas institusinya. Atas
nama seluruh anggota tim PuSGeN, kami mengucapkan terima kasih atas segala

6
i 
iiiiii

 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)


daya upaya seluruh anggota tim dalam menyiapkan Peta Sumber dan Bahaya
Gempa Indonesia 2017.

Ketua,
Tim Pemutakhiran Peta Sumber dan Bahaya
Gempa Indonesia Tahun 2017
dan Tim Penyiapan Pusat Studi Gempa Nasional,

Prof. Ir. Masyhur Irsyam, MSE, PH.D

Lampiran Gambar

iv iv

 Pusat )Studi
Pusat GSGempa
NeStudi ( lanoNasional
uPGempa N apm(PuSGeN)
isaNasional
eG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat Pusat
UP gn abPerumahan Litbang
tilaB ,n amikdan
umeP Perumahan rdan
eP gPemukiman,
nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, L tasuP Balitbang PUPR
nabtiPUPR

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR TIM PENYUSUN


PEMBINA
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Kepala Balitbang Kementerian PUPR
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah PENGARAH
mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita Prof.
luka-luka
Dr. Ir.ringan
Arief sampai dengan
Sabaruddin, CESkorban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
Ir. Lutfi Faizal
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelahProf.
gempa tersebut
Masyhur terjadi,
Irsyam, MSE,diperlukan
Ph.D aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
Prof. Sri Widyantoro,
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber Ph.D.
daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat Prof.
bencana;
Iswandipenyelamatan
Imran dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
Dr. Danny Hilman Natawidjadja
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampakDr.bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
Irwan Meilano
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
Wahyu Triyoso, Ph.D
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
Dr. Sri Hidayati
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
lapangan dilakukan untuk mendapatkan
Ariska Rudyanto, S.Si,
rabmaG naripmaL
dataM.Si
dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting
EDITOR agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
Prof. Ir. Masyhur Irsyam, MSE, Ph.D
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Dr. Nuraini Rahma Hanifa
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Dr. Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Didiek Djarwadi
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, InstitutKONTRIBUTOR
Teknologi Bandung, PuSGeN dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
Puslitbang Perumahan Dan Permukiman Kementrian PUPR
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak
Dr. Ir. bencana.
MohamadAtas perhatian dan kerja sama semua pihak
Ridwan
diucapkan terima kasih.
Ir. Dadri Arbiyakto, M. T.

Yoga Megantara, S.T.



6
i vv

 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)


Balai Bendungan, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian PUPR
Ir. Bastari M.Eng
Ir. Djoko Mulyono M.Eng
Ir. Bernard Jonggi P. Sitanggang MPSDA

Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara I, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,
Departemen PUPR
Supriyono ST. MT

Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

Drs. Subandriyo, M.Si.


Dr. Sri Hidayati


Dr. Supartoyo


Dr. Akhmad Solikhin



Lampiran Gambar
Amalfi Omang, S.Si., M.Phil
Pandu Adi Minarno, S.T.
Rahayu Robiana, S.T., M.T.
Merry Cristina Natalia, S.T.
Athanasius Tjipta, S.T., M.T.
Heri Isep
Fadlianto Nurfalah

Sekretariat Nasional Sekolah Pendidikan Aman Bencana, Kementrian


Pendidikan dan Kebudayaan
Jamjam Muzaki, S.Pd., M.KP.

vi vi

 Pusat )Studi
Pusat GSGempa
NeStudi ( lanoNasional
uPGempa N apm(PuSGeN)
isaNasional
eG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat Pusat
UP gn abPerumahan Litbang
tilaB ,n amikdan
umeP Perumahan rdan
eP gPemukiman,
nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, L tasuP Balitbang PUPR
nabtiPUPR

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


BMKG
KATA PENGANTAR
 Ariska Rudyanto, S.Si, M.Si
 Dr. Daryono, S.Si, M.Sc
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan
Artadi kekuatan
Pria Sakti, M.Si.M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
Sigit Pramono,
arah timur laut Kota Mataram, M.Si.
Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
LIPI kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
ini pun mengakibatkan
rusak ringan hingga runtuh.
Dr. Danny Hilman Natawidjadja
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
Dr. Mudrik
untuk menanggulangi bencana R. Daryono
yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
BPPT
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak Dr.bencana
Widjo Kongko
gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baikDr. Agustan utama maupun gempa susulan). Selain itu,
gempa
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
Dr. Mulyodan
berserta sarana dan prasarana, Harris Pradono juga penting dilakukan. Survei
lingkungannya
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan
Institut Teknologirumah dan(ITB)
Bandung gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan Prof. Masyhur Irsyam
infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Prof. Sri Widyantoro, Ph.D.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Prof.
Umum Iswandi Imran
dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Prof.Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Nanang Puspito
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Dr. Danny Hilman Natawidjadja
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Dr. Irwan
Geospasial, Institut Teknologi Meilanodan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
Bandung,
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Wahyu Triyoso, Ph.D
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segalaDr. Benjamin
upaya Sapiie survei dan tim penyusun laporan ini
tim pelaksana
dapat memberikan manfaat yang
Dr. Andri sebesar-besarnya
Dian Nugraha dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih. Dr. Zulfakriza
Dr. Nuraini Rahma Hanifa
Dr. Endra Gunawan
6
i 
viivii

 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)


Dr. Astyka Pamumpuni
Dr. Sugeng Krisnanto
Giovanni Cynthia Pradipta, ST.
Alwidya Angga Safitri, ST., MT.
M. Edo Marshal
Derry Apriansyah
Adycipta Anisprawoto

Universitas Mataram (UNRAM)


Dr. Muhamad Ali
Dr. Syamsuddin

Universitas Indonesia (UI)


Prof. Dr. Widjojo Prakoso
Lampiran Gambar
Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN)
Dr. M. Asrurifak

HATTI
Dr. Agus Darmawan Adi
Dr. Idrus M. Alatas
Dr. Didiek Djawardi
Dr. Helmy Daryanto

IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia


Gegar Prasetya

viii viii

 Pusat )Studi
Pusat GSGempa
NeStudi ( lanoNasional
uPGempa N apm(PuSGeN)
isaNasional
eG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat Pusat
UP gn abPerumahan Litbang
tilaB ,n amikdan
umeP Perumahan rdan
eP gPemukiman,
nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, L tasuP Balitbang PUPR
nabtiPUPR

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


Kesekretariatan
KATA PENGANTAR
 Ir. Lutfi Faizal
 Yoga Megantara
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut KotaLayout
Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
Alwidya Angga Safitri
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
Nuraini Rahma
ini pun mengakibatkan kerusakan Hanifa berupa bangunan yang mengalami
infrastruktur
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i 
ixix

 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Lampiran Gambar

x x

 Pusat )Studi
Pusat GSGempa
NeStudi ( lanoNasional
uPGempa N apm(PuSGeN)
isaNasional
eG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat Pusat
UP gn abPerumahan Litbang
tilaB ,n amikdan
umeP Perumahan rdan
eP gPemukiman,
nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, L tasuP Balitbang PUPR
nabtiPUPR

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR
 DAFTAR ISI

KATA Bali
Gempa Lombok, SAMBUTAN
dan Sumbawa .....................................................................................................
terjadi pada hari Minggu, tanggal 29 I
KATA
Juli 2018 pukul 05.47 WIBPENGANTAR
dengan kekuatan ..................................................................................................
M6,4. Gempa tersebut terletak pada III
koordinat 8,4 LS danTIM 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
PENYUSUN ....................................................................................................... V
arah timur laut KotaDAFTAR
Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
ISI .............................................................................................................. XI
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. XV
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... XXX
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga I.runtuh.
EXECUTIVE SUMMARY ................................................................................ XXXI
KAJIAN
Sesaat setelah AWALtersebut
gempa ..........................................................................................................
terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat 1
untuk menanggulangi 1. bencana
PENDAHULUAN ................................................................................................
yang menyangkut pengkajian secara cepat dan 3
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
1.1 Survei tim PuSGeN ................................................................................. 3
status keadaan darurat
2. bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
SURVEI GEOLOGI.............................................................................................. 7
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
2.1 Pendahuluan .......................................................................................... 7
dan pemulihan prasarana 2.2 dan sarana vital
Hasil/Temuan dengan segera. Oleh karena itu,
........................................................................................ 7
diperlukan kajian dampak2.3 bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
Rekomendasi/Saran ............................................................................... 8
kajian sumber gempa 3. (baik
ASPEKgempaSEISMOLOGIutama........................................................................................
maupun gempa susulan). Selain itu, 13
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
3.1 Pendahuluan ........................................................................................ 13
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
3.2 Data ..................................................................................................... 14
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
4. PEMANTAUAN DEFORMASI SECARA GEODETIK RANGKAIAN
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
GEMPA LOMBOK ........................................................................................... 17
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting 4.1 agar Pendahuluan
bila terjadi........................................................................................
gempa pada masa yang akan datang, 17
korban dan kerusakan 4.2 Analisis Deformasi
infrastruktur dari data INSAR
dapat diminimalisasi dengan Pascamembangun
Rangkaian Gempa Lombok 17
bangunan yang tahan gempa. 4.2.1 Instalasi GPS ......................................................................... 18
4.2.2 Hasil awal deformasi
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari GPS ..................................................... 21
Kementerian Pekerjaan Umum4.2.3 dan PerumahanObervasiRakyat,deformasiKementerian
secara visualEnergi .........................................
dan 22
5. PENJELASAN KOMPREHENSIF SUMBER
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian GEMPA LOMBOK ............................. 23
Perhubungan,Badan6. Meteorologi
PENYELIDIKAN GEOLOGI dan
Klimatologi PASCAGeofisika,
GEMPA LOMBOK Badan 5NasionalAGUSTUS 2018 ............ 27
Penanggulangan Bencana,Lembaga
6.1 Kondisi Ilmu Pengetahuan
geologi Indonesia, Badan Informasi
..................................................................................... 27
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan
6.2 Fenomena pasca unsur
gempa asosiasi/ praktisi/
yang ditemui perusahaan
................................................ 27
swasta. Kajian awal terhadap hasil6.2.1surveiTanah tersebut disampaikan
longsor pada buku Laporan
....................................................................... 28
Kajian Gempa Lombok 2018. 6.2.2 Likuifaksi ............................................................................... 30
Semoga segala upaya6.2.3 tim pelaksana Subsidencesurveidan danuplift
tim penyusun laporan ini
........................................................... 31
dapat memberikan manfaat 6.3 yangDaerah sebesar-besarnya
terdampak kaitanya dalam menghadapi
dengan langkah........................... 32
kondisi geologi
pemulihan terhadap7.dampakGEMPA bencana.
LOMBOK Atas perhatian
TANGGAL 29dan
JULIkerja
2018sama DAN semua
DAMPAKNYA pihak ........................ 35
diucapkan terima kasih. 7.1 Latar Belakang ..................................................................................... 35
7.2 Metodologi .......................................................................................... 39
7.3 Hasil dan Pembahasan ......................................................................... 40
6
i 
xixi

 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)


7.3.1 Dampak Gempa .................................................................... 40
7.3.2 Intensitas Gempa ................................................................. 46
7.4 Kesimpulan .......................................................................................... 46
8. DAMPAK PERMUKAAN GEMPA LOMBOK TANGGAL 5 AGUSTUS 2018.......... 51
8.1 Latar Belakang ..................................................................................... 51
8.2 Maksud dan Tujuan ............................................................................. 52
8.3 Metodologi .......................................................................................... 53
8.4 Hasil ..................................................................................................... 53
8.4.1 Geologi Pulau Lombok.......................................................... 53
8.4.2 Dampak Gempa Lombok Tanggal 5 Agustus 2018................ 54
8.4.3 Skala Intensitas Gempa Lombok Tanggal 5 Agustus 2018 .... 65
8.5 Penutup ............................................................................................... 65
9. OBSERVASI DAMPAK DAN KAJIAN MIKROTREMOR DI LOMBOK TIMUR
PASCA GEMPA LOMBOK 19 AGUSTUS 2018 .................................................. 69
9.1 Latar Belakang ..................................................................................... 69
9.2 Kondisi Geologi Pulau Lombok ............................................................ 70
9.3 Dampak Gempa Lombok 19 Agustus 2018 .......................................... 71
9.4 Analisis Kondisi Bencana Berdasarkan Data Mikrometer .................... 75
9.5 Kesimpulan .......................................................................................... 77
10. IDENTIFIKASI GERAKAN TANAH DIPICU GEMPA DI PULAU LOMBOK,
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ............................................................... 79
Lampiran Gambar
10.1 Gerakan Tanah Pasca Gempa 6,4 SR 29 Juli 2018 ................................ 79
10.2 Gerakan Tanah Pasca Gempa 7.0 SR 5 Agustus 2018 .......................... 84
10.3 Gerakan Tanah Paska Gempa 6.2 SR Tanggal 9 Agustus 2018 ............. 90
10.4 Penutup 91
11. SURVEI DAMPAK GEMPA LOMBOK 5 AGUSTUS 2018 DI WILAYAH
DESA SELAT, KAB LOMBOK BARAT DAN PEMENANG, KAB LOMBOK UTARA . 93
11.1 Survei dampak gempa Lombok............................................................ 93
11.2 Survei dampak gempa di wilayah Kota Mataram ................................ 93
11.3 Survei dampak gempa di wilayah Desa Selat, Kecamatan Narmada,
Kabupaten Lombok Barat .................................................................... 96
11.4 Survei dampak gempa Desa Malaka, Kabupaten Lombok Utara ......... 98
11.5 Survei penurunan muka tanah dan likuifaksi pesisir Barat Lombok .. 104
11.6 Pertemuan Koordinasi dan sosialisasi................................................ 106
12. PEMERIKSAAN DAN PEMETAAN KERUSAKAN BANGUNAN PASKA GEMPA
LOMBOK 5 AGUSTUS 2018 .......................................................................... 109
12.1 Pendahuluan...................................................................................... 109
12.2 Metode Pemetaan dan Pemeriksaan Tingkat Kerusakan Bangunan . 110
12.3 Temuan Lapangan dan Diskusi .......................................................... 112
12.4 Kesimpulan ........................................................................................ 116

xii xii

 Pusat )Studi
Pusat GSGempa
NeStudi ( lanoNasional
uPGempa N apm(PuSGeN)
isaNasional
eG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat Pusat
UP gn abPerumahan Litbang
tilaB ,n amikdan
umeP Perumahan rdan
eP gPemukiman,
nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, L tasuP Balitbang PUPR
nabtiPUPR

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


13. STRONG MOTION GEMPA LOMBOK (29 JULI 2018, 05, 09, DAN
KATA PENGANTAR
19 AGUSTUS 2018)....................................................................................... 119

13.1 Pendahuluan ...................................................................................... 119

13.2 Strong Motion BMKG ......................................................................... 120
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
13.2.1 Gempa M6.4, 29 Juli 2018 .................................................. 120
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
13.2.2 Gempa M7.0, 05 Agustus 2018 .......................................... 122
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
13.2.3 Gempa M5.9, 09 Agustus 2018 .......................................... 123
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
13.2.4 Gempa M6.9, 19 Agustus 2018 .......................................... 125
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
13.3 Kesimpulan ........................................................................................ 126
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
14. ASPEK GEOTEKNIK DAN SEISMIC HAZARD ................................................... 127
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
14.1 Probabilistric Seismic Hazard Gempa ................................................ 127
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempaPengaruh
14.2 tersebutTanah
terjadi, Lokal Pulau Lombok
diperlukan ................................................
aksi tanggap darurat 128
14.3 Percepatan
untuk menanggulangi bencana Gempa dan
yang menyangkut Pengaruhnya
pengkajian secaraTerhadap
cepat Struktur
dan Bangunan 133
14.4 Likuifaksi 135
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
14.5 Rekomendasi
status keadaan darurat bencana; penyelamatan .....................................................................................
dan evakuasi masyarakat terkena 136
15. EVALUASI KONDISI BENDUNGAN DI
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;PULAU LOMBOK SETELAH GEMPA ..... 137
dan pemulihan prasarana 15.1 dan
Pendahuluan ......................................................................................
sarana vital dengan segera. Oleh karena itu, 137
15.2 Bendungan di Lombok .......................................................................
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup 139
15.3 gempa
kajian sumber gempa (baik Inspeksi Bendungan
utama maupun setelah
gempa Gempa ..................................................
susulan). Selain itu, 141
kajian dampak kerusakan yang 15.3.1 Bendungan
ditimbulkan Gegurit terhadap
oleh gempa ............................................................
infrastruktur 142
15.3.2 Embung Lokok Tawah .........................................................
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei 144
15.3.3 Bendungan
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasirabmaG naripmaL
Jelantik ............................................................
yang cepat, lengkap, 146
15.3.4 Embung Babi ......................................................................
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat 148
tertimpa reruntuhan bangunan 15.3.5rumahBendungan
dan gedung. Batu Tulis .........................................................
Identifikasi kerusakan 149
bangunan menjadi penting agar 15.3.6 Bendungan
bila terjadi gempa Surabaya
pada masa ..........................................................
yang akan datang, 150
15.3.7 Embung Jurang Jaler
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun ........................................................... 151
bangunan yang tahan gempa. 15.3.8 Bendungan Pandanduri ...................................................... 152
Survei lapangan ini15.3.9
telah Bendungan
melibatkan Kali Ujung ........................................................
berbagai tenaga ahli dari 154
15.3.10 Bendungan Tundak
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan ............................................................. 155
15.3.11Ristek
Sumber Daya Mineral, Kementerian Bendungan Jago .................................................................
dan Pendidikan Tinggi, Kementerian 157
Perhubungan,Badan Meteorologi 15.3.12 Bendungan
Klimatologi danPengga .............................................................
Geofisika, Badan Nasional 159
15.3.13 Bendungan Batujai .............................................................
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi 160
15.4 Evaluasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, pada
danPeralatan Hidromekanikal
unsur asosiasi/ praktisi/ Bendungan
perusahaan........................ 161
15.4.1
swasta. Kajian awal terhadap hasil surveiPeralatan
tersebut hidromekanikal
disampaikan pada bendungan
buku Laporan Pandanduri ............ 161
Kajian Gempa Lombok 2018. 15.4.2 Peralatan hidromekanikal bendungan Pengga ................... 162
Semoga segala upaya15.4.3 Peralatan
tim pelaksana surveihidromekanikan
dan tim penyusun bendungan
laporanBatujaiini .................. 163
15.5 Kesimpulan ........................................................................................
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah 164
16. TINJAUAN STRUKTUR BANGUNAN DALAM
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak KEJADIAN GEMPA
diucapkan terima kasih. DI WILAYAH NTB .......................................................................................... 165
16.1 Pendahuluan ...................................................................................... 165
16.2 Pelajaran dari Gempa Lombok ........................................................... 166
6
i 
xiiixiii

 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)


16.2.1 Bangunan Non-Engineered (Rumah Tinggal) ...................... 166
16.2.2 Bangunan Engineered ........................................................ 167
16.2.3 Kerusakan pada Elemen Non-struktural ............................. 167
16.2.4 Kerusakan pada Elemen Struktur Sekunder ....................... 171
15.2.5 Kerusakan pada elemen Struktur Utama............................ 172
16.3 Prinsip dan Kaidah Perencanaan Bangunan Tahan Gempa ............... 174
15.4 Kesimpulan ........................................................................................ 175
17. KAJIAN KERENTANAN STRUKTUR BANGUNAN DI LOMBOK ......................... 177
17.1 Pendahuluan...................................................................................... 177
17.2 Diskusi 181
17.3 Usulan Perbaikan ............................................................................... 182
17.4 Penutup 184
18. ANALISIS SPASIAL KERUSAKAN BANGUNAN SEKOLAH ................................ 185
18.1 Pendahuluan...................................................................................... 185
18.2 Analisis Spasial ................................................................................... 187
19. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI .............................................................. 191
19.1 Kesimpulan ........................................................................................ 191
19.2 Rekomendasi ..................................................................................... 191
REFERENSI ........................................................................................................... 195

Lampiran Gambar

xiv xiv

 Pusat )Studi
Pusat GSGempa
NeStudi ( lanoNasional
uPGempa N apm(PuSGeN)
isaNasional
eG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat Pusat
UP gn abPerumahan Litbang
tilaB ,n amikdan
umeP Perumahan rdan
eP gPemukiman,
nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, L tasuP Balitbang PUPR
nabtiPUPR

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR
 DAFTAR GAMBAR

Gambar
Gempa Lombok, Balii.1dan Sumbawa
Tektonik aktif
terjadidi pada
wilayah hariLombok
Minggu,berdasarkan
tanggal 29 Peta Sumber dan
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan
Bahaya Gempa M6,4.Nasional
Gempa tersebut
2017, danterletak pada
lokasi mainshock pada tanggal
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau5 tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47
Agustus 2018 (M7.0) dan 19 Agustus (M6.9). Sumber Data km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa hasil
epicenter: Tenggara Barat
relokasi BMKG pada kedalaman
pada 29 Juli – 24 19 Agustus 2018.xxxi
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
Gambar i.2 Indikasi Back Arc Thrust (warna merah) penyebab rangkaian
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
Gempa Lombok
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur 2018bangunan
berupa (Pokja Geologi PuSGeN) ........................xxxiii
yang mengalami
Gambar
rusak ringan hingga runtuh. i.3 Peta intensitas gempa Lombok pada skala MMI (atas) dan SIG-
BMKG terjadi,
Sesaat setelah gempa tersebut (bawah)diperlukan
tanggal 29 aksiJuli 2018 darurat
tanggap (M6,4), 5 Agustus 2018
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut
(M7.0), dan 19 Agustuspengkajian
2018 secara cepat dan
(M6.9). .......................................xxxiv
tepat terhadap lokasi, kerusakan,
Gambar i.4 dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
Distribusi 13 stasiun seismograf ITB – PUSGEN (segi tiga biru dan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan
merah) sejak dan evakuasi
tanggal masyarakat
2 Agustus 2018 dan terkena
lokasi episenter gempa
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
M 7.0 (5 Agustus 2018, bintang merah) dan M 6.9 (19 Agustus
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa2018, bintang
melaluikuning) (Sumber data:
survei lapangan yang BMKG).
mencakup .......................... xxxv
Gambar i.5 Rekaman seismogram (3-component)
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu, dari gempa M 7.0 pada
tanggal 5 Agustus
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa 2018terhadap
di stasiuninfrastruktur
seismograf lokal ITB LOM01,
berserta sarana dan prasarana, danLOM02 lingkungannya
dan LOM03. jugaLokasi
penting dilakukan.
episenter dariSurvei
BMKG (bintang merah),
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan rabmaG naripmaL
informasi yang cepat, lengkap,
terlihat gelombang P pertama kali tiba di stasiun LOM01
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
kemudian tiba di stasiun LOM02 dan LOM03. ........................ xxxvii
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
Gambar i.6 Rekaman seismogram (3-component) dari gempa M 6.9 pada
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur tanggal
dapat19diminimalisasi
Agustus 2018 dengan di stasiunmembangun
seismograf lokal ITB LOM01,
bangunan yang tahan gempa. LOM02 dan LOM03. Lokasi episenter dari BMKG (bintang kuning),
Survei lapangan ini telah melibatkan
terlihat gelombang berbagai
P pertama tenagakaliahlitibadaridi stasiun LOM01
Kementerian Pekerjaan Umum dankemudian Perumahan tibaRakyat,
di stasiun Kementerian
LOM02 dan Energi LOM03.dan ........................ xxxvii
Sumber Daya Mineral, Kementerian
Gambar i.7 Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Observasi deformasi akibat gempa Lombok berdasarkan data
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
INSAR, untuk gempa tanggal 29 Juli 2018 (M6.4), 5 Agustus 2018
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
(M7.0),dan
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, danunsur
19 Agustus
asosiasi/2018 (M6.9)perusahaan
praktisi/ (Agustan, 2018) ............ xxxviii
swasta. Kajian awal Gambar
terhadapi.8hasil survei
Kenaikan daratan
tersebut (uplift) dan
disampaikan pada penurunan
buku Laporan (subsidence) akibat
Kajian Gempa Lombok 2018. gempa tanggal 5 Agustus dan 19 Agustus 2018 yang terobservasi
Semoga segala upaya tim daripelaksana surveidan
data INSAR danobservasi
tim penyusunlapangan laporan ini
....................................... xl
dapat memberikan Gambar
manfaati.9yang Instalasi
sebesar-besarnya dalam menghadapi
alat monitoring langkah
deformasi menggunakan GPS (Global
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua
Positioning System) kontinu semi-temporer. Segitiga merah pihak
diucapkan terima kasih.
dipasang sejak tanggal 11 Agustus 2018, dan segitiga biru
dipasang sejak tanggal 15 Agustus 2018. ...................................... xl
6
i 
xvxv

 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)


Gambar i.10 Peta intensitas gempa Lombok berdasarkan pengamatan
lapangan a) gempa 29 Juli, b) gempa 5 Agustus dan c) gempa 19
Agustus 2018. .............................................................................. xli
Gambar i.11 Spektra gelombang percepatan gempa Lombok Timur 19 Agustus
2018 pada Stasiun TWSI (kiri) dan Stasiun MASE (kanan) .......... xliii
Gambar i.12 Kiri: Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gempa Bumi di Pulau
Lombok (Badan Geologi). Warna kuning menandakan KRB Gempa
bumi Menengah yang berpotensi mengalami guncangan dengan
intensitas VII – VIII MMI, sedangkan warna pink dikategorikan
sebagai KRB Gempa bumi Tinggi, yang berpotensi mengalami
guncangan dengan intensitas > VIII MMI. Kanan: Peta MCE pada
SNI 1726:2018, warna kuning artinya potensi mengalami
goncangan 0.4-0.5 g .................................................................... xlv
Gambar 1.1 Peta Tektonik dan sebaran pusat gempa pada rangkaian gempa
Lombok 2018. ............................................................................... 4
Gambar 2.1 Tim melakukan sosialisasi & diskusi dengan otoritas-komunitas-
penyintas. ..................................................................................... 9
Gambar 2.2 Tim menemukan fakta-fakta penaikan daratan di Lombok
Utara.10
Gambar 2.3 Lampiran Gambar
Tim menemukan fakta-fakta penurunan daratan di Teluk Nara. 11
Gambar 2.4 Tim menemukan kerusakan infrastruktur & tipe rumah tinggal. 12
Gambar 3.1 Distribusi 13 stasiun seismograf ITB – PUSGEN (segi tiga biru dan
merah) sejak tanggal 2 Agustus 2018 dan lokasi episenter gempa
M 7.0 (5 Agustus 2018, bintang merah) dan M 6.9 (19 Agustus
2018, bintang kuning) (Sumber data: BMKG).............................. 13
Gambar 3.2 Rekaman seismogram (3-component) dari gempa M 7.0 pada
tanggal 5 Agustus 2018 di stasiun seismograf lokal ITB LOM01,
LOM02 dan LOM03. Lokasi episenter dari BMKG (bintang merah),
terlihat gelombang P pertama kali tiba di stasiun LOM01
kemudian tiba di stasiun LOM02 dan LOM03. ............................ 15
Gambar 3.3 Rekaman seismogram (3-component) dari gempa M 6.9 pada
tanggal 19 Agustus 2018 di stasiun seismograf lokal ITB LOM01,
LOM02 dan LOM03. Lokasi episenter dari BMKG (bintang kuning),
terlihat gelombang P pertama kali tiba di stasiun LOM01
kemudian tiba di stasiun LOM02 dan LOM03. ............................ 15

xvi xvi

 Pusat )Studi
Pusat GSGempa
NeStudi ( lanoNasional
uPGempa N apm(PuSGeN)
isaNasional
eG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat Pusat
UP gn abPerumahan Litbang
tilaB ,n amikdan
umeP Perumahan rdan
eP gPemukiman,
nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, L tasuP Balitbang PUPR
nabtiPUPR

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


Gambar 4.1 Observasi deformasi akibat gempa Lombok berdasarkan data
KATAINSAR,PENGANTAR
untuk gempa tanggal 29 Juli 2018 (M6.4), 5 Agustus 2018

(M7.0), dan 19 Agustus 2018 (M6.9) (Agustan, 2018). ................ 18

Gambar
Gempa Lombok, Bali4.2 Pembuatan
dan Sumbawa dan pemasangan
terjadi pada hari Minggu, GPS di Lombok.
tanggal 29 ............................ 19
Gambar 4.3 Lokasi titik GPS yang di pasang
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada pada 11 Agustus 2018 (segitiga
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, ataumerah)
tepatnyadanberlokasi
seminggudisetelahnya
darat pada(segitigajarak 47biru).km ....................... 20
arah timur laut KotaGambar
Mataram,
4.4 Provinsi
Contoh Nusa Tenggara
Analisis Barat pada
deformasi lanjutankedalaman
paska gempa 24 tahun 2006 di
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
Pangandaran, Jawa Barat (Gunawan dkk., 2016). ....................... 20
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
Gambar 4.5 Time series observasi GPS di Lombok. Garis putus-putus vertical
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
menandakan co-seismic gempa 19 Agustus 2018 (M6.5). .......... 21
rusak ringan hingga runtuh.
Gambar
Sesaat setelah 4.6 tersebut
gempa Coseismic displacement
terjadi, diperlukanuntuk aksi gempa
tanggapbumi 19 Agustus (M6.5) . 21
darurat
Gambar 4.7 Kesesuaian observasi deformasi
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan lapangan dengan deformasi dari
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dandata sumber daya. Diperlukan juga penentuan
INSAR. ................................................................................. 22
status keadaan darurat bencana;
Gambar 5.1 penyelamatan dan evakuasi
Seismisitas Rangkaian Gempa masyarakat
Lombok serta terkena Gempa Susulan, dan
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok
penampang melintang yang memperlihatkan sebaran pusat-pusat rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
gempa rangkaian Gempa Lombok (BKG, 2018) ........................... 24
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa Gambar
(baik5.2
gempaKenaikan daratan gempa
utama maupun (uplift) susulan).
dan penurunan Selain itu, (subsidence) akibat
gempa tanggal
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh 5gempa
Agustusterhadap
dan 19 Agustus 2018 yang terobservasi
infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dandari data INSAR dan
lingkungannya jugaobservasi lapangan. ....................................
penting dilakukan. Survei 24
lapangan dilakukan Gambar
untuk mendapatkan
5.3 IndikasidataBackdan Arc rabmaG naripmaL
informasi
Thrustyang (warnacepat, lengkap,
merah) penyebab rangkaian
dan akurat. Korban mengalami luka-luka
Gempa maupun
Lombok yang
2018meninggal
(Pokja Geologi umumnya PuSGeN) akibat ........................... 25
tertimpa reruntuhan bangunan
Gambar 5.4 rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
Ilustrasi Cross Section sumber gempa di Lombok (grafis oleh Box
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
Breaker dengan diskusi substansi bersama tim PuSGeN)............ 26
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan Gambar
gempa.6.1 Rock fall di tepi Jalan Raya Mataram – Senggigi (kiri) dan di
Survei lapangan ini telah daerah Bayan (kanan).
melibatkan ................................................................
berbagai tenaga ahli dari 28
Gambar
Kementerian Pekerjaan Umum6.2 danLongsoran
Perumahanpada Rakyat, tepi Kementerian
Jalan Raya Energi Lombok danUtara, Kecamatan
Sumber Daya Mineral, Kementerian RistekDebri
Gangga. dan berupa
Pendidikan batuan Tinggi, Kementerian
tuff dari Formasi Lekopiko. .......... 29
Perhubungan,BadanGambar
Meteorologi
6.3 Klimatologi
(kiri) Pergerakandan Geofisika,
tanah padaBadan tepi Nasional
jembatan daerah Bayan,
Penanggulangan Bencana,Lembaga Lombok Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Utara dan (kanan) lateral spread yang diikuti oleh
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
likuifaksi (kotak merah). .............................................................. 30
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok Gambar
2018.6.4 Jejak likuifaksi (liquefaction), retakan tanah yang disertai dengan
Semoga segala upaya tim keluarnya
pelaksanaair bersamaan
survei dan timdenganpenyusun lumpur.
laporan ..................................
ini 31
dapat memberikan Gambar
manfaat6.5 yang Lubang-lubang
sebesar-besarnya dalam
hasil menghadapi
likuifaksi yang banyak langkah dijumpai di daerah
pemulihan terhadap dampak bencana. Ataspantai.
sekitar perhatian dan kerja
Lubang yang sama semuadipihak
terbentuk tepi pantai cenderung
diucapkan terima kasih. membentuk kerucut terbalik (kanan).......................................... 32
Gambar 6.6 Dampak gempa pada rumah penduduk yang dibangun di atas
dataran alluvial (kiri) dan pada batuan breksi dan lava (kanan). . 33
6
i xvii
xvii

 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)


Gambar 6.7 Dampak gempa pada rumah penduduk yang dibangun di atas
dataran alluvial (kiri) dan pada batuan breksi dan lava (kanan). . 34
Gambar 7.1 Peta geologi wilayah Pulau Lombok (Mangga dkk., 1994). ......... 36
Gambar 7.2 Peta kejadian gempa disekitar pulau Lombok Perioda 1973 – Juli
2018 (Sumber: USGS, 2018). ....................................................... 37
Gambar 7.3 Pusat gempa dengan beberapa gempa susulan yang terjadi
tanggal 29 Juli 2018 di Lombok Timur. ........................................ 38
Gambar 7.4 Kerusakan bangunan di Dusun Malempo, Desa Obel-obel,
Kecamatan Sambelia akibat gempa tanggal 29 Juli 2018. ........... 41
Gambar 7.5 Retakan tanah yang teridentifikasi di wilayah Dusun Malempo,
Desa Obel-obel, Kecamatan Sambelia, dengan arah retakan pada
N85oE dan N110oE. .................................................................... 41
Gambar 7.6 Kerusakan bangunan di Dusun Ketapang, Desa Madayin,
Kecamatan Sambelia akibat gempa tanggal 29 Juli 2018. Tidak
terjadi kerusakan pada bangunan yang terbuat dari kayu dan
bambu. ........................................................................................ 42
Gambar 7.7 Gerakan tanah pada jalan setapak di dekat pemukiman yang
terjadi akibat goncangan gempa di Dusun Ketapang. ................. 42
Gambar 7.8 Kerusakan bangunan di Desa Sajang, Kecamatan Sembalun akibat
Lampiran Gambar
gempa 29 Juli 2018. .................................................................... 43
Gambar 7.9 Retakan tanah yang teridentifikasi di Desa Sajang, Kecamatan
Sembalun. ................................................................................... 44
Gambar 7.10 Retakan tanah pada jalur pendakian mulai pos 4 Bukit Penyesalan
sampai titik awal Plawangan (Foto: Tim TDGT - PVMBG)............ 45
Gambar 7.11 Retakan dan Potensi Longsor pada sumber mata air (Foto: Tim
TDGT - PVMBG). .......................................................................... 45
Gambar 7.12 Sebaran nilai intensitas gempa berdasarkan hasil pengamatan
dampak gempa terhadap bangunan serta wawancara dengan
penduduk. ................................................................................... 47
Gambar 7.13 Peta Pusat dan Intensitas gempa tanggal 29 Juli 2018 berdasarkan
hasil pemeriksaan sebaran kerusakan dan besaran goncangan
yang dirasakan masyarakat. ........................................................ 47
Gambar 8.1 Peta geologi wilayah Pulau Lombok (Mangga dkk., 1994). ......... 55
Gambar 8.2 Batuan rombakan gunungapi muda berupa tuff dan breksi
gunungapi mengalami retakan tanah akibat gempabumi tanggal 5
Agustus 2018 di daerah Gangga. ................................................. 55

xviii xviii

 Pusat )Studi
Pusat GSGempa
NeStudi ( lanoNasional
uPGempa N apm(PuSGeN)
isaNasional
eG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat Pusat
UP gn abPerumahan Litbang
tilaB ,n amikdan
umeP Perumahan rdan
eP gPemukiman,
nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, L tasuP Balitbang PUPR
nabtiPUPR

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


Gambar 8.3 Tidak terlihat adanya jejak tsunami di Pantai Tampes, Desa
KATASelengan,
PENGANTAR Kecamatan Kayangan akibat gempa tanggal 5 Agustus

2018. Terlihat adanya retakan tanah berarah NW-SE ................. 58

Gambar
Gempa Lombok, Bali8.4 Sebaran sesar
dan Sumbawa terjadiminorpada permukaan
hari Minggu,ditanggal Desa Selengan,
29 Kecamatan
Kayangan. ....................................................................................
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada 58
koordinat 8,4 LS danGambar 8.5 atauSebaran
116,5 BT, tepatnyasesar
berlokasi minor permukaan
di darat pada jarak di Dusun
47 km Beraringan, Desa
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Kecamatan
Kayangan, Tenggara Barat pada ................................................
Kayangan. kedalaman 24 59
km. Gempa ini telah mengakibatkan
Gambar 8.6 korban jiwa yang tidak sedikit.
Sebaran sesar minor permukaan di Desa Sambik Bengkol, Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara. .......................... 59
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
Gambar 8.7 Off set vertikal setinggi 44 cm akibat kejadian gempa Lombok
rusak ringan hingga runtuh.
Utara terjadi,
Sesaat setelah gempa tersebut tanggal diperlukan
5 Agustusaksi 2018 di Desa
tanggap Selengan, Kecamatan
darurat
Kayangan, Kabupaten Lombok
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan Utara. ......................................... 60
tepat terhadap lokasi, kerusakan,
Gambar 8.8 dan
Sesarsumber daya. Diperlukan
minor permukaan (minorjuga penentuan
surface rupture) berarah barat –
status keadaan darurat bencana; penyelamatan
timur akibat dan evakuasi
kejadian gempa masyarakat
Lombok terkenaUtara tanggal 5 Agustus
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok
2018 di Desa Sambik Bengkol, Kecamatan Gangga, Kabupaten rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
Lombok Utara. ............................................................................ 60
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa Gambar
(baik8.9
gempaSesarutamaminor
maupunpermukaangempa berarahsusulan).barat Selain – timur
itu, akibat kejadian
gempa Lombok
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa Utara terhadap
tanggal infrastruktur
5 Agustus 2018 di Dusun
berserta sarana dan prasarana, danBeraringan,
lingkungannya Desajuga Kayangan, KecamatanSurvei
penting dilakukan. Kayangan, Kabupaten
lapangan dilakukan untuk mendapatkan Lombok data rabmaG naripmaL
dan ................................................................................
Utara. informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka ............................................................................................
maupun yang meninggal umumnya akibat 61
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi
Gambar 8.10 Sesar minor permukaan akibat kejadian gempa tanggal 5 Agustus kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
2018 dengan off set vertikal sekitar 10 cm dan mengakibatkan
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa. kerusakan rumah penduduk di Desa Sambik Bengkol, Kecamatan
Survei lapangan ini telah Gangga, Kabupaten
melibatkan Lombok Utara.
berbagai tenaga............................................
ahli dari 61
Gambar
Kementerian Pekerjaan Umum8.11danKenampakan
Perumahan Rakyat, likuifaksiKementerian
tipe sand boil Energi akibat
dan kejadian gempa
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek Utara
Lombok dan Pendidikan
tanggal 5 Agustus Tinggi, Kementerian
2018 di Kecamatan Kayangan,
Perhubungan,Badan Meteorologi Kabupaten
KlimatologiLombok dan Geofisika, Badan Nasional
Utara. .......................................................... 62
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan
Gambar 8.12 Kenampakan likuifaksi jenis spreading lateral akibat kejadian Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
gempa Lombok Utara tanggal 5 Agustus 2018 di Kecamatan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018. Gangga. ....................................................................................... 62
Gambar
Semoga segala 8.13tim Likuifaksi
upaya pelaksanaakibatsurveikejadian
dan tim gempa penyusun Lombok
laporan Utaraini tanggal 5 Agustus
dapat memberikan manfaat yang 2018 sebesar-besarnya
mengakibatkan dalam menghadapi
kerusakan rumah langkah
penduduk dan sumur
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian
menjadi miring di Dusun dan kerja sama semua
Beraringan, DesapihakKayangan, Kecamatan
diucapkan terima kasih. Kayangan, Kabupaten Lombok Utara. ......................................... 63

6
i 
xixxix

 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)


Gambar 8.14 Retakan tanah akibat kejadian gempa Lombok Utara tanggal 5
Agustus 2018 mengakibatkan kerusakan jalan di Kecamatan
Kayangan, Kabupaten Lombok Utara. ......................................... 63
Gambar 8.15 Gerakan tanah dipicu kejadian gempa Lombok Utara tanggal 5
Agustus 2018 menutup jalan raya di Kecamatan Kayangan,
Kabupaten Lombok Utara. .......................................................... 64
Gambar 8.16 Retakan tanah mengarah ke lembah akibat kejadian gempa
tanggal 5 Agustus 2018. Retakan tanah ini berpotensi menjadi
bidang gelincir gerakan tanah bila dipicu curah hujan melalui
retakan tanah yang terbentuk. ................................................... 64
Gambar 8.17 Gedung Alfa Mart di daerah Karang Bedil Kota Mataram roboh
akibat kejadian gempa susulan setelah kejadian gempa tanggal 5
Agustus 2018. ............................................................................. 66
Gambar 8.18 Kerusakan gedung karantina di jalan Adisucipto Kota Mataram
kejadian gempa bumi Lombok Utara tanggal 5 Agustus 2018. ... 67
Gambar 8.19 Peta intensitas gempa Lombok Utara tanggal 15 Agustus 2018. 67
Gambar 9.1 Peta geologi pulau Lombok dimodifikasi dari peta geologi lembar
Lombok skala 1:250.000 (Andi Mangga, dkk., 1994) serta lokasi
kerusakan hasil pemeriksaan lapangan. ...................................... 71
Gambar 9.2 Lampiran Gambar
Peta dampak gempa tanggal 19 Agustus 2018. .......................... 72
Gambar 9.3 Peta intensitas gempa Lombok 19 Agustus 2018. ....................... 73
Gambar 9.4 Retakan tanah berarah N050˚E mengakibatkan kerusakan jalan di
Pelabuhan Kayangan, Desa Labuhan Lombok, akibat gempa 19
Agustus 2018. ............................................................................. 73
Gambar 9.5 Retakan tanah berarah N 45˚E mengakibatkan kerusakan jalan di
Pelabuhan Kayangan, Desa Labuhan Lombok, akibat gempa 19
Agustus 2018. ............................................................................. 74
Gambar 9.6 Kenampakan likuifaksi di Pelabuhan Kayangan, Desa Labuhan,
Kecamatan Sambelia, akibat gempa 19 Agustus 2018. ............... 74
Gambar 9.7 Kerusakan rumah dan retakan tanah di Desa Padak Guar,
Kecamatan Sambelia. .................................................................. 75
Gambar 9.8 Kerusakan jalan akibat likuifaksi dan retakan tanah berarah
N195˚E di Desa Belanting, Kecamatan Sambelia. ....................... 75
Gambar 9.9 Peta perioda dominan berdasarkan pengukuran mikrotremor
daerah Kabupaten Lombok Timur. ............................................. 76
Gambar 9.10 Peta amplifikasi gempa berdasarkan pengukuran mikrotremor
daerah Kabupaten Lombok Timur. .............................................. 77
6

xx xx

 Pusat )Studi
Pusat GSGempa
NeStudi ( lanoNasional
uPGempa N apm(PuSGeN)
isaNasional
eG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat Pusat
UP gn abPerumahan Litbang
tilaB ,n amikdan
umeP Perumahan rdan
eP gPemukiman,
nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, L tasuP Balitbang PUPR
nabtiPUPR

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


Gambar 10.1Peta situasi gerakan tanah di area Plawangan dan sekitarnya
KATApaskaPENGANTAR
gempa Lombok 6,4 SR tanggal 29 Juli 2018. ..................... 81

Gambar 10.2 Retakan pada jalur pendakian mulai pos 4 Bukit Penyesalan

sampai titik
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadiawalpadaPelawangan.
hari Minggu, Retakan-retakan
tanggal 29 ditemukan
hampir sepanjang jalur dengan
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada arah umum barat daya-timur laut
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atausampai
tepatnyabarat – timur.di
berlokasi ..................................................................
darat pada jarak 47 km 82
arah timur laut KotaGambar
Mataram,
10.3Provinsi Nusalongsoran
Foto-foto Tenggara Barat / runtuhanpada kedalaman
batu yang terjadi24 ketika gempa
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
susulan. Longsoran pada dinding kawah yang terjadi saat terjadi
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
gempa pada hari jumat pagi (Kiri bawah). Kiri atas longsoran pada
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
lereng Gunung Sangkareang. Kanan runtuhan batu pada lereng di
rusak ringan hingga runtuh.
sekitarterjadi,
Sesaat setelah gempa tersebut jalur pendakian
diperlukan menuju Pelawangan
aksi tanggap Sembalun. ............. 82
darurat
Gambar 10.4 Longsor pada Bukit di atas
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan Posko Madayin, Sambelia paska gempa
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber
susulan daya. Diperlukan
4 Agustus 2018. Endapan juga penentuan
longsor tersebut berpotensi
status keadaan darurat bencana; penyelamatan
berkembang dan evakuasi
menjadi masyarakat
aliran bahan terkena
rombakan pada musim
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok
penghujan (atas). Longsor pada Bukit Mentareng, Obel-Obel, rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
Sambelia paska gempa susulan 4 Agustus 2018 (bawah). Endapan
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempalongsor utama tersebut
maupun berpotensi
gempa susulan). berkembang Selain menjadi
itu, aliran bahan
rombakan pada
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh musim
gempa penghujan.
terhadap .............................................
infrastruktur 84
berserta sarana danGambar 10.5danRuntuhan
prasarana, batuanjuga
lingkungannya danpenting
dinding dilakukan.
tebing yangSurvei telah terkekarkan pada
lapangan dilakukan untuk mendapatkanjalur datajalan rabmaG naripmaL
dan informasi yang cepat, lengkap,
Mataram-Senggigi-Pemenang yang dapat
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang
membahayakan meninggal
pengguna jalanumumnya akibat motor mengalami
(kiri). Sepeda
tertimpa reruntuhan bangunan kecelakaan
rumah danakibat gedung. Identifikasi kerusakan
menabrak bongkah batu yang jatuh dari tebing
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
(kanan). ....................................................................................... 85
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan Gambar
gempa.10.6 Longsoran di daerah Gunung Sari pada jalur jalan Pemenang-
Survei lapangan ini telah Gunungsari-Mataram.
melibatkan berbagai .................................................................
tenaga ahli dari 85
Gambar
Kementerian Pekerjaan Umum10.7danRetakan
Perumahan dan Rakyat,
nendatanKementerian
di Lokok Piko, Energi Dusun
dan Jugil Barat pada
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek
badan danantara
jalan Pendidikan
Pemenang Tinggi, Kementerian
– Kayangan (atas). Jejak likuifaksi
Perhubungan,Badan Meteorologi yang Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
dijumpai disebelah barat retakan pada badan jalan (bawah).
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu86 Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
Gambar 10.8 Longsoran pada tebing antara Menangacangkring dan Kali
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018. Penggolong pada jalur Pemenang – Kayangan yang menghambat
Semoga segala upaya tim kelancaran lalu lintas
pelaksana survei dan dan membahayakan
tim penyusun laporan pengguna
ini jalan karena
dapat memberikan manfaat yang longsoran
sebesar-besarnya
masih aktif.dalamKanan,menghadapilongsoran langkah
yang terjadi pada saat
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian
pemeriksaan. Kepulan dan kerja
asap samaberasal semua
dari pihak
material yang bergerak
diucapkan terima kasih. turun ketika dirasakan gempa susulan (kiri). Longsoran pada
tebing jalan antara Siduran dan Beraringan pada jalaur Jalan
Pemenang-Kayangan (kanan). ..................................................... 87
6
i 
xxixxi

 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)


Gambar 10.9 Peta situasi gerakan tanah pada jalur jalan Gangga-Kayangan
Kab.Lombok Utara, NTB .............................................................. 88
Gambar 10.10 Gawir longsoran bahan rombakan akibat gempa di Desa
Selengen, Kec. Kayangan. Material longsor membendung badan
sungai sehingga alirannya terhambat dan berubah jalur. ........... 89
Gambar 10.11 Kondisi daerah gerakan tanah di Desa Loloan, Kec. Bayan, Kab.
Lombok Utara. Nampak permukiman di bawah gawir terjal yang
terancam oleh gerakan tanah (atas). Gawir longsor di Desa
Loloan, Kec. Bayan, Kab. Lombok Utara. Sebagian material longsor
terlihat masih tersisa di bagian atas gawir yang berpotensi longsor
kembali jika hujan turun atau terkena guncangan gempa (bawah)
90
Gambar 10.12 Longsoran bahan rombakan pada tebing sungai di Desa Senaru,
Kec. Bayan. Material longsor berpotensi membendung aliran
sungai, mengancam saluran irigasi dan menutup jalur wisata
menuju Air Terjun Sindanggile (kiri). Beberapa gawir longsoran di
bagian hulu Air Terjun Sindanggile. Longsor dengan dimensi
serupa banyak terjadi di sepanjang tebing sungai ini (kanan)..... 91
Gambar 10.13 Peta sebaran gerakan tanah dipicu kejadian gempa Lombok tahun
Lampiran Gambar
2018. Peta ZKGT modifikasi dari Luthfi dkk (2008) dan Djadja
(2008).......................................................................................... 91
Gambar 11.1 Survei yang dilakukan pada tanggal 10-13 Agustus 2018............ 94
Gambar 11.2 Kerusakan Kantor KKP di Kota Mataram ..................................... 95
Gambar 11.3 Kerusakan bangunan minimarket di Kota Mataram ................... 95
Gambar 11.4 Salah satu Pos Pengungsi di Kota Mataram. ............................... 96
Gambar 11.5 Foto foto kerusakan di desa Selat oleh gempa Lombok. ............. 97
Gambar 11.6 Foto udara kerusakan di Desa Selat, Kecamatan Narmada,
Kabupaten Lombok Barat. .......................................................... 98
Gambar 11.7 Foto foto kerusakan di desa Malaka oleh gempa Lombok. ......... 99
Gambar 11.8 Foto kerusakan hunian di desa Malaka Kabupaten Lombok Utara
oleh gempa Lombok.................................................................... 99
Gambar 11.9 Kerusakan sebuah Hotel di Senggigi oleh gempa Lombok. ....... 100
Gambar 11.10 Kerusakan gapura perbatasan Kabupaten Lombok Barat dan
Kabupaten Lombok Utara. ........................................................ 100
Gambar 11.11 Kerusakan salah satu bangunan Puskesmas di Kabupaten Lombok
Utara. ........................................................................................ 101
Gambar 11.12 Pospenas Tanjung, Kabupaten Lombok Utara. ......................... 101
6

xxii xxii

 Pusat )Studi
Pusat GSGempa
NeStudi ( lanoNasional
uPGempa N apm(PuSGeN)
isaNasional
eG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat Pusat
UP gn abPerumahan Litbang
tilaB ,n amikdan
umeP Perumahan rdan
eP gPemukiman,
nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, L tasuP Balitbang PUPR
nabtiPUPR

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


Gambar 11.13 Kerusakan salah satu bangunan masjid di kabupaten lombok
KATAUtara. PENGANTAR
..............................................................................................

102

Gambar
Gempa Lombok, Bali11.14 Kerusakanterjadi
dan Sumbawa salah padasatu hari
took Minggu,
di Kecamatan tanggalKayangan,
29 Kabupaten
Lombok Utara. ..........................................................................
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada 102
koordinat 8,4 LS danGambar 11.15
116,5 BT, atauKerusakan
tepatnya di kantor BPBD
berlokasi di darat kabupaten
pada jarak Lombok
47 kmUtara. .............. 103
arah timur laut KotaGambar
Mataram,
11.16Provinsi Nusa salah
Kerusakan Tenggara satu Barat
masjidpada rubuh kedalaman
di Kabupaten 24 Lombok Utara. ..
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
.......................................................................................... 103
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
Gambar 11.17 Kerusakan bangunan di desa Gunung Sari, Kabupaten Lombok
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
Barat.......................................................................................... 103
rusak ringan hingga runtuh.
Gambar
Sesaat setelah gempa11.18 Retakan
tersebut padadiperlukan
terjadi, jalan di jalan aksi utama
tanggap sekitar
darurat Tanjung, Kabupaten
Lombok Utara. ..........................................................................
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan 104
tepat terhadap lokasi, kerusakan,
Gambar 11.19 danLandsumber
subsidence daya.diDiperlukan
Desa Pemenang juga penentuan
Barat, Kabupaten Lombok
status keadaan darurat bencana; penyelamatan
Utara, mengakibatkan dan evakuasi masyarakat
air laut masuk hingga terkena sekitar 300 meter ke
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
darat. ......................................................................................... 105
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
Gambar 11.20 Foto udara Land subsidence di Desa Pemenang Barat, Kabupaten
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempaLombok utamaUtara.maupun ..........................................................................
gempa susulan). Selain itu, 105
Gambaryang
kajian dampak kerusakan 11.21ditimbulkan
Likuifaksi dioleh Pemenang
gempaBarat, terhadapKabupaten Lombok Utara. ......... 106
infrastruktur
berserta sarana danGambar 11.22
prasarana, danDiskusi dan koordinasi
lingkungannya juga penting dengan tim dariSurvei
dilakukan. berbagai instansi dan
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan
stakeholder. rabmaG naripmaL
informasi yang cepat, lengkap,
.............................................................................. 107
dan akurat. Korban mengalami
Gambar 12.1 luka-luka maupun
Area survey yang meninggal
kerusakan bangunan umumnya
akibat gempa akibat Lombok 5 Agustus
tertimpa reruntuhan bangunan 2018. rumah.........................................................................................
dan gedung. Identifikasi kerusakan 110
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
Gambar 12.2 Persiapan dan pelaksanaan pengambilan foto udara dengan
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa. menggunakan drone di lokasi area kerusakan Gunung Sari, Kab.
Survei lapangan ini telah Lombok Barat. ...........................................................................
melibatkan berbagai tenaga ahli dari 111
Gambar
Kementerian Pekerjaan 12.3danTipikal
Umum Perumahan kerusakanRakyat, bangunan
Kementerian rumahEnergi tinggal dandi daerah Lombok
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek runtuhan
berupa dan Pendidikan pada Tinggi,dindingKementerian
pasangan, hancuran pada
Perhubungan,Badan Meteorologi sambunganKlimatologi dinding dan Geofisika,
– kolom Badan Nasionalpada rangka atap.
dan runtuhan
Penanggulangan Bencana,Lembaga Hampir Ilmu Pengetahuan
seluruhnya Indonesia,
diakibatkan Badan
kondisiInformasi
bahan yang sudah tua
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
(lapuk) atau bangunan tanpa rangka struktur kolom dan balok. ....
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018. .......................................................................................... 113
Gambar
Semoga segala 12.4tim Contoh
upaya pelaksana kerusakan
survei dan pada timbangunan
penyusun dengan laporan rangkaini struktur yang
dapat memberikan manfaat yang masih sebesar-besarnya
berdiri walaupun dalam menghadapi
sudah rusak langkah
berat (gambar kiri),
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian
sedangkan gambardan kerja sama
kanan semua pihakbangunan dengan
memperlihatkan
diucapkan terima kasih. kondisi struktur yang baik tidak mengalami kerusakan dimana
lingkungan sekitarnya mayoritas bangunan mengalami rusak
berat – runtuh. .......................................................................... 113
6
i xxiii
xxiii

 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)


Gambar 12.5 Pemeriksaan bangunan gedung sekolah SDN 2 yang berlokasi di
Gunung Sari yang memperlihatkan kerusakan pada bagian-bagian
struktur dan non struktur berupa: retak geser-lentur pada
dinding, plesteran dinding terkelupas, dinding terpisah/terlepas
pada pertemuan dengan kolom akibat tidak dipasang angker,
pada beberapa bagian ditemukan jatuhan plafon. Secara
keseluruhan bangunan ini dapat dikategorikan rusak sedang. . 114
Gambar 12.6 Pemeriksaan bangunan gedung sekolah SDN 1 Lembah Sari yang
berlokasi di Jalan Raya Mataram – Tanjung), Kel. Lembahsari, Kec.
Batu Layar, yang memperlihatkan runtuhan pada bangunan
tambahan, kerusakan pada bagian-bagian struktur dan non
struktur berupa: retak geser-lentur pada dinding, plesteran
dinding terkelupas, Secara keseluruhan bangunan ini dapat
dikategorikan rusak ringan – roboh. ......................................... 114
Gambar 12.7 Penyebaran area kerusakan yang sudah teramati secara cepat
akibat gempa bumi Lombok 5 Agustus 2018. Simbol bintang lima
adalah lokasi episenter gempa-gempa besar yang bersumber dari
BMKG. Sumber peta dasar: Peta Rupa Bumi Indonesia dari BIG
(2018)........................................................................................ 115
Lampiran Gambar
Gambar 12.8 Penyebaran area kerusakan di Lombok Barat akibat gempa
Lombok 5 Agustus 2018 dan beberapa foto udara yang diambil
dari drone di lokasi Selat dan Gunung Sari. Mayoritas bangunan
pada area ini mengalami rusak berat-runtuh seperti terlihat pada
foto-foto yang diambil dari udara. Sumber peta dasar: Peta Rupa
Bumi Indonesia dari BIG (2018). ............................................... 116
Gambar 13.1 Peta epicenter gempa Lombok (relokasi : Supendi, 2018). ....... 119
Gambar 13.2 Peak spectra acceleration di Stasium BMKG Bandara International
Lombok (MASE) dan Taliwang (TWSI) untuk gempa Lombok pada
tanggal 29 Juli 2018. ................................................................. 121
Gambar 13.3 Peak spectra acceleration di Stasium BMKG Bandara International
Lombok (MASE) dan Taliwang (TWSI) untuk gempa Lombok pada
tanggal 05 Agustus 2018. .......................................................... 123
Gambar 13.4 Peak spectra acceleration di Stasium BMKG Bandara International
Lombok (MASE) dan Taliwang (TWSI) untuk gempa Lombok pada
tanggal 09 Agustus 2018. .......................................................... 124

xxiv xxiv

 Pusat )Studi
Pusat GSGempa
NeStudi ( lanoNasional
uPGempa N apm(PuSGeN)
isaNasional
eG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat Pusat
UP gn abPerumahan Litbang
tilaB ,n amikdan
umeP Perumahan rdan
eP gPemukiman,
nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, L tasuP Balitbang PUPR
nabtiPUPR

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


Gambar 13.5Peak spectra acceleration di Stasium BMKG Bandara International
KATALombokPENGANTAR (MASE) dan Taliwang (TWSI) untuk gempa Lombok pada

tanggal 19 Agustus 2018. .......................................................... 125

Gambar
Gempa Lombok, Bali14.1 Hazard probabilistik
dan Sumbawa terjadi pada hari lokasi Pulautanggal
Minggu, Lombok 29 dan sekitarnya
berdasarkan SNI 1726-2012.
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada ..................................................... 127
koordinat 8,4 LS danGambar 14.2atauKontribusi
116,5 BT, masing-masing
tepatnya berlokasi di darat mekanisme
pada jaraksumber 47 km gempa terhadap
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi
hazard Nusa
gempa Tenggara
pada peta Barat pada 2010.
gempa kedalaman 24
..................................... 128
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit.
Gambar 14.3 PGA gempa Lombok Agustus 2018 dibandingkan dengan PGA Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
hazard probabilistik pada peta gempa 2017. ............................ 129
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
Gambar 14.4 Mekanisme perambatan gelombang gempa dari batuan dasar ke
rusak ringan hingga runtuh.
permukaan
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, tanah. .....................................................................
diperlukan aksi tanggap darurat 129
Gambar 14.5 Jenis tanah di Pulau Lombok.
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan .................................................... 130
tepat terhadap lokasi, kerusakan,
Gambar 14.6 dan sumberdidaya.
Percepatan permukaanDiperlukantanahjuga padapenentuan
peta gempa 2017. ........ 130
status keadaan darurat bencana;
Gambar 14.7 penyelamatan
Perbandingandan evakuasi
respons spektramasyarakat
di permukaan terkena berdasarkan SNI dan
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok
pengukuran gempa Lombok Agustus 2018: (a) Di lokasi Praya, (b) rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
Di lokasi Taliwang. ..................................................................... 132
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa Gambar
(baik14.8
gempaPlot PGA maupun
utama yang terukur gempa di lokasi
susulan).Praya dan Taliwang
Selain itu, dibanginkan
dengan perhitungan
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempamenggunakan terhadap infrastrukturbeberapa fungsi atenuasi
berserta sarana dan prasarana, danpercepatan
lingkungannya gempa. juga ...................................................................
penting dilakukan. Survei 132
lapangan dilakukan Gambar
untuk mendapatkan
14.9 Kerusakan data dan rabmaG naripmaL
padainformasi
badan jalan yang cepat,
akibat lengkap,
likuifaksi di daerah Bayan: (a)
dan akurat. Korban mengalami luka-luka
Lateral maupun
spreading yang meninggal
pada umumnya
badan jalan; akibatpada badan jalan.
(b) Lubang
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
.......................................................................................... 134
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
Gambar 14.10 (a) Kondisi air sumur di Kota Mataram yang berubah menjadi
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa. keruh setelah gempa; (b) Sumur di daerah Bayan yang menjadi
Survei lapangan ini telah tersumbat
melibatkansetelahberbagai
gempa. ........................................................
tenaga ahli dari 135
Gambar
Kementerian Pekerjaan Umum14.11
dan(a) DistribusiRakyat,
Perumahan ukuran Kementerian
butiran tanah Energi yang
dan rentan terhadap
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek .........................................................................................
likuifaksi. dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi 136 dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan
Gambar 15.1 Kisaran jarak bendungan Indonesia, denganBadan Informasi
pusat gempa tanggal 29 Juli
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
2018 ................................................................................................
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018. 143
Gambar
Semoga segala 15.2tim Tampak
upaya pelaksana atas bendungan
survei dan timGegurik.
penyusun .............................................
laporan ini 143
dapat memberikan Gambar
manfaat15.3
yang Kerusakan
sebesar-besarnya pada puncak dalambendungan
menghadapi langkah
Gegurik ............................ 144
pemulihan terhadapGambar
dampak15.4bencana.
TampakAtas atas
perhatian
embung danLokok
kerjaTawah.
sama semua pihak
......................................... 145
diucapkan terima kasih.
Gambar 15.5 Kerusakan pada puncak embung Lokok Tawah. ........................ 146
Gambar 15.6 Tampak atas bendungan Jelantik. ............................................. 147
Gambar 15.7 Puncak bendungan dan daerah genangan bendungan Jelantik. 147
6
i xxv
xxv

 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)


Gambar 15.8 Tampak atas embung Babi dari foto drone setelah diguncang
gempa Lombok. ........................................................................ 148
Gambar 15.9 Kondisi embung Babi setelah diguncang gempa Lombok. ........ 148
Gambar 15.10 Tampak atas bendungan Batutulis dari foto drone setelah
diguncang gempa Lombok. ....................................................... 149
Gambar 15.11 Kondisi bendungan Batu Tulis setelah diguncang gempa Lombok. .
.......................................................................................... 149
Gambar 15.12 Tampak atas bendungan Surabaya dari foto drone setelah
diguncang gempa Lombok. ....................................................... 150
Gambar 15.13 Kondisi bendungan Surabaya setelah diguncang gempa Lombok. ..
.......................................................................................... 150
Gambar 15.14 Tampak atas embung Jurang Jaler dari foto drone setelah
diguncang gempa Lombok. ....................................................... 151
Gambar 15.15 Kondisi embung Jurang Jaler setelah diguncang gempa Lombok....
.......................................................................................... 151
Gambar 15.16 Tampak atas bendungan Pandanduri dari foto drone setelah
diguncang gempa Lombok. ....................................................... 152
Gambar 15.17 Kondisi bendungan Pandanduri setelah diguncang gempa
Lombok. ..........................................................................................
152 Lampiran Gambar
Gambar 15.18 Retakan pada jalan akses antara Saddle Dam 8 dan Saddle Dam 9 .
.......................................................................................... 153
Gambar 15.19 Tampak atas bendungan Kali Ujung. ......................................... 154
Gambar 15.20 Kondisi bendungan Kali Ujung setelah diguncang gempa Lombok.
.......................................................................................... 155
Gambar 15.21 Foto puncak bendungan Tundak setelah diguncang Gempa
Lombok. .................................................................................... 156
Gambar 15.22 Pengerukan lumpur dari dalam reservoir bendungan Tundak. . 156
Gambar 15.23 Foto kerusakan pada puncak bendungan Jago. ........................ 157
Gambar 15.24 Pengukuran lebar retakan pada puncak bendungan Jago......... 158
Gambar 15.25 Rehabilitasi puncak bendungan Jago. ....................................... 158
Gambar 15.26 Bendungan Pengga setelah diguncang Gempa. ........................ 159
Gambar 15.27 Kondisi bendungan Pengga setelah diguncang gempa Lombok. 159
Gambar 15.28 Puncak bendungan Batujai........................................................ 160
Gambar 15.29 Kondisi bendungan Batujai setelah diguncang gempa Lombok. 160
Gambar 15.30 Kondisi Bangunan Pelimpah (spillway) dan Bangunan
Pengambilan bendungan Pandanduri. ...................................... 161
6

xxvi xxvi

 Pusat )Studi
Pusat GSGempa
NeStudi ( lanoNasional
uPGempa N apm(PuSGeN)
isaNasional
eG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat Pusat
UP gn abPerumahan Litbang
tilaB ,n amikdan
umeP Perumahan rdan
eP gPemukiman,
nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, L tasuP Balitbang PUPR
nabtiPUPR

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


Gambar 15.31 Kondisi Bangunan Pelimpah (spillway) dan stop log bendungan
KATAPenggaPENGANTAR setelah diguncang gempa ............................................. 162

Gambar 15.32 Kondisi Bangunan Pelimpah (spillway) bendungan Batujai setelah

diguncangterjadi
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa gempa.pada .....................................................................
hari Minggu, tanggal 29 163
Gambar 16.1 Kerusakan pada bangunan
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada non-engineered oleh gempa Lombok ..
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya..........................................................................................
berlokasi di darat pada jarak 47 km 167
arah timur laut KotaGambar
Mataram,
16.2Provinsi
Dinding Nusa Tenggara
tidak Barat pada
terikat dengan baik.kedalaman 24
............................................ 168
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
Gambar 16.3 Kerusakan pada plafond akibat kurangnya pengaku. ................ 169
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
Gambar 16.4 Ornamen arsitektural yang lepas. ............................................. 170
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
Gambar 16.5 Fenomena pounding dan rip off. ............................................... 170
rusak ringan hingga runtuh.
Gambar
Sesaat setelah 16.6 tersebut
gempa Kerusakan akibat
terjadi, penyatuan
diperlukan aksitangga
tanggap .........................................
darurat 172
Gambar 16.7 Soft Story. .................................................................................
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan 173
tepat terhadap lokasi, kerusakan,
Gambar 16.8 dan sumber
Bangunan yang daya. Diperlukan
runtuh. juga penentuan
............................................................. 174
status keadaan darurat bencana;
Gambar 17.1 penyelamatan
Masjid Kerandangan dan evakuasi
dan ragam masyarakat
kerusakan terkena
pada kolom. .......... 177
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
Gambar 17.2 Lokasi bangunan kajian pertama. .............................................. 177
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
Gambar 17.3 Pengukuran kuat tekan beton dengan hammer, pengukuran
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempadimensi utamatulangan,
maupun dan gempa pengukuran
susulan).dimensiSelain struktur.
itu, ............... 178
Gambaryang
kajian dampak kerusakan 17.4 ditimbulkan
Penampangoleh kolom tipe bundar
gempa terhadap daninfrastruktur
tipe persegi. ..................... 179
berserta sarana danGambar 17.5danRagam
prasarana, getar model
lingkungannya jugabangunan pada T1 =Survei
penting dilakukan. 0,52372 detik (arah Y)
lapangan dilakukan untuk mendapatkandan T2data = 0,52141 rabmaG naripmaL
dan informasi
detik (arah yang X).cepat, lengkap,
............................................... 180
dan akurat. Korban mengalami
Gambar 17.6 luka-luka
Desain maupun
Spektrum yangdi meninggal
Lokasi Bangunan umumnya akibatpuskim.pu.go.id). .
(Sumber:
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
.......................................................................................... 180
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
Gambar 17.7 Kapasitas kolom terlampaui pada percepatan spectral 0,2 g pada
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa. arah X (gambar kiri) dan arah Y (gambar kanan). ...................... 180
Gambar 17.8
Survei lapangan Penambahan
ini telah melibatkanbresing berbagai padatenaga model ahli bangunan
dari menyebabkan
Kementerian Pekerjaan Umum danturunnyaPerumahan T1 Rakyat,
menjadi Kementerian
0,17836 detik (arahdan
Energi Y) dan T2 menjadi
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristekdetik
0,13372 dan (arah
Pendidikan Tinggi, Kementerian
X). .............................................................. 182
Perhubungan,BadanGambar
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan
17.9 Kapasitas kolom belum terlampaui pada percepatan spectral 0,4 g Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga pada Ilmu arah
Pengetahuan
X (gambarIndonesia,
kiri) dan arah Badan Informasi
Y (gambar kanan). ............. 183
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
Gambar 17.10 Gaya aksial maksimal pada bresing (pada sisi belakang gedung)
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018. sebesar 142 kN masih lebih kecil dari kapasitas bresing sebesar
Semoga segala upaya tim 390 kN. ............................................................................................
pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya
183 dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadapGambar
dampak18.1
bencana. Atas perhatian
Kerusakan bangunan dan SDkerja sama semua
1 Gondang, Kabupatenpihak Lombok Utara. ....
diucapkan terima kasih. .......................................................................................... 186
Gambar 18.2 Infografis kerusakan sekolah (Seknas dan Box Breaker, 2018).. 186
Gambar 18.3 Distribusi spasial kerusakan sekolah di Lombok dan Sumbawa. 188
6
i xxvii
xxvii

 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)


Gambar 18.4 Overlay distribusi spasial kerusakan sekolah di Lombok dengan
Peta Intensitas dari BMKG ........................................................ 188
Gambar 18.5 Overlay distribusi spasial kerusakan sekolah di Lombok dengan
Peta Geologi dari Badan Geologi............................................... 189
Gambar 18.6 Overlay distribusi spasial kerusakan sekolah di Lombok dengan
Peta Kerawanan Bencana Gempa dari Badan Geologi .............. 189

Lampiran Gambar

xxviii xxviii

 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR
 DAFTAR TABEL

Tabel Bali
Gempa Lombok, 7.1 danKejadian
Sumbawa gempaterjadimerusak
pada hari dan Minggu,
tsunami tanggaldi Pulau29 Lombok (Supartoyo
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan dkk., 2014). ......................................................................................
kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada 39
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak
Tabel 7.2 Dampak kejadian gempa tanggal 29 Juli 2018 bersumber dari data 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusatanggal
BNPB hingga Tenggara Barat pada
5 Agustus 2018,kedalaman
pukul 09:5024WITA. ................ 40
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang
Tabel 7.3 Hasil wawancara dengan penduduk mengenai tidak sedikit. Terdapatgoncangan gempa
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
tanggal 29 Juli 2018.......................................................................... 48
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga Tabel 8.1 Dampak kejadian gempa Lombok Utara tanggal 5 Agustus 2018
runtuh.
Sesaat setelah gempa menurut
tersebut data daridiperlukan
terjadi, BNPB (15 Agustus aksi tanggap2018, 21:50
darurat WITA). ............... 56
untuk menanggulangi Tabel 13.1 Nilai
bencana yangPeak Ground Acceleration
menyangkut pengkajian gempa secaraM6.4 cepattanggal
dan 29 Juli 2018. 121
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga
Tabel 13.2 Nilai Peak Ground Acceleration gempa M7.0 tanggal 05 Agustus penentuan
status keadaan darurat bencana;2018.
penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
.......................................................................................... 122
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
Tabel 13.3 Nilai Peak Ground Acceleration gempa M5.9 tanggal 09 Agustus
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
2018. .......................................................................................... 123
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa Tabel 13.4gempa
(baik Nilai utama
Peak Ground
maupunAcceleration
gempa susulan). gempaSelain M6.9itu, tanggal 19 Agustus
kajian dampak kerusakan yang2018. ..........................................................................................
ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur 125
berserta sarana danTabel
prasarana, dan lingkungannya
15.1 Daftar Bendungan dijuga pulau penting dilakukan. Survei
Lombok............................................... 140
lapangan dilakukan Tabel
untuk15.2
mendapatkan data dan rabmaG naripmaL
informasi yang cepat,
Kisaran jarak bendungan di pulau Lombok dengan pusat gempa lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun
besar tanggal yang
29 Juli meninggal
2018. umumnya akibat
............................................................. 141
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
Tabel 16.1 Rangkaian gempa yang terjadi di Lombok yang tercatat oleh BMKG ...
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat ..........................................................................................
diminimalisasi dengan membangun 166
bangunan yang tahan Tabel 17.1 Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton Kolom dengan Hammer Test ... 179
gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
xxx i xxix

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Lampiran Gambar

xxx
 Pusat )Studi
Pusat GSGempa
NeStudi ( lanoNasional
uPGempa N apm(PuSGeN)
isaNasional
eG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat Pusat
UP gn abPerumahan Litbang
tilaB ,n amikdan
umeP Perumahan rdan
eP gPemukiman,
nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, L tasuP Balitbang PUPR
nabtiPUPR

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR i. EXECUTIVE SUMMARY

 RANGKAIAN GEMPA LOMBOK 2018
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS danRangkaian
116,5 BT, atau tepatnya
Gempa berlokasi2018
Lombok di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan
Pulau korban rangkaian
Lombok mengalami jiwa yanggempa
tidak sedikit.
dimulai Terdapat
pada tanggal 29 July 2018
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
(M6.4) sebagai foreshock, 5 August 2018 (M7.0) sebagai mainshock pertama, 9
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga Agustus
runtuh. 2018 (M6.2) sebagai aftershock signifikan, serta 19 August 2018 yang
didahului
Sesaat setelah foreshock
gempa tersebutM6.3 dandiperlukan
terjadi, mainshockaksi
kedua M6.9darurat
tanggap sepuluh jam setelahnya.
untuk menanggulangi Wilayah Lombok,
bencana yang Provinsi Nusapengkajian
menyangkut Tenggara Barat
secara(NTB),
cepatterletak
dan pada kawasan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
tektonik aktif, dimana menurut buku Sumber dan Bahaya Gempa Nasional 2017,
status keadaan darurat
Pulau bencana;
Lombokpenyelamatan
dikelilingi olehdan evakuasisumber
beberapa masyarakat
gempa,terkena
yaitu diantaranya Zona
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
Back Arc Thrust di wilayah utara, megathrust di selatan, dan sistem sesar geser di
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
sisi barat dan timurnya. Tektonik aktif wilayah Lombok serta lokasi kedua
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa mainshock serta sebaran
(baik gempa utama foreshock dan aftershock
maupun gempa susulan).diperlihatkan
Selain itu, pada Gambar i.1.
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,Flores Back Arc Thrust (Sesar Naik Busur Belakang Flores)

dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
− 8˚

tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan


bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
BALI
LOMBOK

korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun


− 9˚
SUMBAWA

bangunan yang tahan gempa.


Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
− 10˚ − 10˚

Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian


Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu PengetahuanMeIndonesia, Badan Informasi
gathrust mba
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/Supraktisi/
− 11˚
perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Data Sumber Gempa: PuSGeN 2017
Data Gempa: BMKG, 28 Juli – 19 Agustus 2018 (relocated)

Kajian Gempa Lombok 2018. Pusat Gempa 5 Agustus 2018 (M6.8) & gempa susulannya
Pusat Gempa 19 Agustus 2018 (M6.9) & gempa susulannya

Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
− 12˚
115˚ 116˚ 117˚ 118˚

dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah


pemulihan terhadapGambar
dampak
i.1 bencana.
TektonikAtas
aktifperhatian dan kerja
di wilayah Lombok sama semua
berdasarkan pihak dan Bahaya Gempa
Peta Sumber
diucapkan terima kasih. Nasional 2017, dan lokasi mainshock pada tanggal 5 Agustus 2018 (M7.0) dan 19
Agustus (M6.9). Sumber Data epicenter: hasil relokasi BMKG pada 29 Juli – 19
Agustus 2018.

6
i xxxi
xxxi

 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)


Berdasarkan data lokasi geografis dari sebaran gempa-gempa dan mekanisme
fokal gempa, diketahui rangkaian gempa-gempa yang terjadi terkait dengan
pergerakan sesar naik di busur belakang Pulau Lombok. Hasil overlay antara
model background seismicity dengan pola sebaran aftershock, memperlihatkan
adanya indikasi bahwa sebaran aftershock bersesuaian dengan pola background
seismicity yang memperlihatkan adanya pola kluster barat dan kluster timur.
Dengan demikian, rangkaian gempa yang terkait mainshock pertama dan kedua
diduga berasal dari dua segmen thrust yang bersebelahan. Hasil intepretasi data
InSAR yang dilakukan oleh beberapa pakar dan institusi (Agustan, 2018; Teguh,
2018, NASA, 2018) memperlihatkan terjadinya deformasi sesar yang
menyebabkan sisi utara Pulau Lombok naik rata-rata sekitar 25 cm. Merefer
beberapa hasil pengamatan dan pengolahan data Insar serta parameter sesar
gempa utama sejak 29 Juli sampai dengan 19 Agustus 2018, selanjutnya dilakukan
evaluasi awal simulasi model deformasi, uplift dan gradient perpindahan yang
dikaitkan dengan pola background seismicity. Uplifting pada umumnya terjadi di
pantai utara Lombok dalam orde puluhan cm. Dari studi simulasi, ada indikasi
perpindahan pembebanan strain/stress yang memicu terjadinya rentetan gempa
utama. Akibat kejadian gempa tanggal 19 Agustus, ada kecenderungan pola
pembebanan strain/stress ke arah timur.
Lampiran Gambar
Hasil analisa sementara menunjukkan bahwa jalur muka sesar naik yang menjadi
sumber gempa Lombok lebih dekat dengan daratan Lombok dibandingkan
perkiraan sebelumnya, seperti yang sudah dipetakan pada peta gempa nasional
2017 (Gambar i.2), sehingga kejadian ini akan menjadi bahan masukkan untuk
revisi peta berikutnya. Untuk itu maka diperlukan penelitian lebih lanjut untuk
mendetailkan sumber gempa ini serta implikasinya pada area yang berdekatan.
Jalur sesar naik busur belakang ini sering disebut sebagai sesar Flores karena
dikaitkan dengan kejadian gempa-tsunami di Flores tahun 1992 yang
mengakibatkan korban sampai sekitar 2000 orang. Namun karena jalur sesar ini
membentang mulai dari Pulau Alor-Wetar, Flores, Sumbawa, Lombok, sampai
Bali; maka mungkin dapat diusulkan untuk dinamakan sebagai Zona Sesar Busur
Belakang Nusa Tenggara yang terdiri dari banyak segmen, termasuk segmen
Lombok yang menjadi sumber gempa Lombok baru-baru ini.

xxxii xxxii

 Pusat )Studi
Pusat GSGempa
NeStudi ( lanoNasional
uPGempa N apm(PuSGeN)
isaNasional
eG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat Pusat
UP gn abPerumahan Litbang
tilaB ,n amikdan
umeP Perumahan rdan
eP gPemukiman,
nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, L tasuP Balitbang PUPR
nabtiPUPR

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa Gambar i.2 gempa
(baik Indikasi Back Arc
utama Thrust (warna
maupun gempamerah) penyebab
susulan). rangkaian
Selain itu, Gempa Lombok 2018
(Pokja Geologi PuSGeN)
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
Intensitas
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakanPeta infrastruktur
intensitas yang dikeluarkan
dapat BMKG menunjukkan
diminimalisasi dengan membangun bahwa rangkaian gempa
pendahuluan
bangunan yang tahan gempa. dan gempa utama yang terjadi memiliki intensitas pada rentang IV-
VIII MMIiniatau
Survei lapangan II - melibatkan
telah IV pada Skala Intensitas
berbagai Gempaahli
tenaga BMKG
dari (SIG-BMKG), yang
Kementerian Pekerjaan Umum dan
diperlihatkan Perumahan
pada Gambar Rakyat, Kementerian
i.3. Berdasarkan Energi dan
hasil analisis dan survei lapangan,
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
BMKG menyimpulkan bahwa dampak gempa yang terjadi pada tanggal 5 Agustus
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
dan tanggal 19 Agustus 2018 mencapai maksimum intensitas VIII-IX MMI di
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
daerah Lombok Barat, Lombok Timur, dan Lombok Utara. Hal ini berarti bahwa
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal bangunan-bangunan
terhadap hasil survei tersebutyang disampaikan
telah didesain
pada bukudanLaporan
dilaksanakan dengan
memperhatikan
Kajian Gempa Lombok 2018. kaidah-kaidah bangunan tahan gempa mestinya hanya
Semoga segala upaya kerusakan
mengalami tim pelaksana surveiringan
struktural dan tim penyusun
hingga laporan ini
sedang.
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i xxxiii
xxxiii

 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

M6.4, 29 Juli 2018 M7.0, 5 Agustus 2018 M6.9, 19 Agustus 2018

Lampiran Gambar

M6.4, 29 Juli 2018 M7.0, 5 Agustus 2018 M6.9, 19 Agustus 2018

Gambar i.3 Peta intensitas gempa Lombok pada skala MMI (atas) dan SIG-BMKG (bawah)
tanggal 29 Juli 2018 (M6,4), 5 Agustus 2018 (M7.0), dan 19 Agustus 2018 (M6.9).

Monitoring Seismologi
Beberapa hari setelah kejadian gempa pertama (M 6.4, 29 Juli 2018), pada
tanggal 2 Agustus 2018 Tim Seismologi KK Geofisika Global ITB-PUSGEN
berangkat ke Lombok untuk melakukan instalasi seismograf yang bertujuan untuk
pemantauan aktifitas gempa dan gempa susulan. Jaringan seismograf ini terdiri
6

xxxiv xxxiv

 Pusat )Studi
Pusat GSGempa
NeStudi ( lanoNasional
uPGempa N apm(PuSGeN)
isaNasional
eG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat Pusat
UP gn abPerumahan Litbang
tilaB ,n amikdan
umeP Perumahan rdan
eP gPemukiman,
nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, L tasuP Balitbang PUPR
nabtiPUPR

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


dari 13 unit yang merupakan jaringan lokal kegempaan paling rapat untuk
KATA PENGANTAR
monitoring aktifitas rangkaian gempa Lombok 2018 (Gambar i.4). Distribusi

stasiun seismograf meliputi Pulau Lombok, terutama di bagian Utara, Barat dan

TimurBali
Gempa Lombok, yangdanmerupakan
Sumbawa zona lokasi
terjadi padaepisenter gempa
hari Minggu, utama
tanggal 29dan daerah paling
terdampak karena guncangan gempa-gempa tersebut.
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
Gambar i.4 Distribusi 13 stasiun seismograf ITB – PUSGEN (segi tiga biru dan merah) sejak
kajian dampak kerusakan yang tanggal ditimbulkan
2 Agustusoleh
2018 gempa
dan lokasiterhadap infrastruktur
episenter gempa M 7.0 (5 Agustus 2018, bintang
berserta sarana dan prasarana, merah)
dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei data: BMKG).
rabmaG naripmaL
dan M 6.9 (19 Agustus 2018, bintang kuning) (Sumber
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
Data-data
bangunan menjadi penting rekaman
agar gelombang
bila terjadi gempa(waveform/seismogram)
pada masa yang akan datang, dari jaringan seismograf
korban dan kerusakan infrastruktur
tersebut diharapkandapatakandiminimalisasi
memberikan dengan
informasimembangun
sangat penting mengenai (i)
bangunan yang tahan gempa.
lokasi hiposenter gempa utama dan gempa-gempa susulan dimana sampai saat
Survei lapangan ini telah
ini ditentukan melibatkan
melalui jaringan berbagai tenaga sehingga
regional/global ahli darimasih mempunyai
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
uncertainty lokasi hiposenter yang cukup tinggi terutama untuk kedalaman fokus
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badangempanya,
Meteorologi (ii) Klimatologi
gempa-gempa dankecil akan terekam
Geofisika, Badan dengan
Nasionaljelas, (iii) analisis
mekanisme fokus,
Penanggulangan Bencana,Lembaga (iv)Pengetahuan
Ilmu magnitudo dan b-value Badan
Indonesia, dan (v)Informasi
struktur kecepatan seismik
Geospasial, Institut3D bawah Bandung,
Teknologi permukaan dandari inversi
unsur tomografi
asosiasi/ serta
praktisi/ metode-metode geofisika
perusahaan
swasta. Kajian awal lainnya
terhadapdengan
hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
data ini sehingga akhirnya geometrid dan segmen-segmen
Kajian Gempa Lombok 2018.
sumber gempa akan terdefinisikan dengan baik. Pada tanggal 31 Agustus 2018,
Semoga segala upaya tim pelaksana
Tim Seismologi ITB – Pusgensurveimelakukan
dan tim penyusun laporan
pengambilan ini (download) untuk
data
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pertama kalinya, berikut tampilan rekaman seismogram untuk gempa M 7 (5
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
Agustus 2018) dan M 6.9 (19 Agustus 2018) di stasiun LOM01, LOM02 dan LOM03
diucapkan terima kasih.
seperti ditunjukkan pada Gambar 4 dan 5. Untuk gempa M 7 (5 Agustus 2018)
terlihat gelombang P pertama kali tiba di stasiun ITB LOM01 kemudian LOM02
6
i xxxv
xxxv

 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)


dan LOM03. Stasiun LOM01 relatif paling dekat dibandingkan kedua stasiun
tersebut. Guncangan yang begitu kuat mengakibatkan rekaman seismogram
LOM01 dan LOM02 terlihat off scale kemungkinan gelombang permukaan yang
sangat kuat (Gambar 5). Untuk gempa M 6.9 (19 Agustus 2018) terlihat
gelombang P juga pertama kali tiba di stasiun LOM01 kemudian tiba di LOM02
dan LOM03, akan tetapi perbedaan waktu tiba di LOM1 dan LOM02 sangat kecil,
kemungkinan jarak episenter terhadap kedua stasiun tersebut mirip. Guncangan
yang begitu kuat juga mengakibatkan rekaman seismogram LOM01 dan LOM02
terlihat off scale kemungkinan gelombang permukaan yang sangat kuat (Gambar
i.6). Analisis lebih detil dan mendalam akan diperoleh setelah rekaman di semua
stasiun dilakukan pemrosesan dan interpretasi.

Monitoring Deformasi

Deformasi akibat gempa terobservasi pada data satelit Synthetic Aperture Radar
dengan teknik interferometeri (INSAR) yang diolah oleh Agustan (2018) dengan
menggunakan citra satelit Sentinel. Metode ini membandingkan pola deformasi
Lampiran Gambar
permukaan bumi menggunakan data satelit sebelum dan sesudah gempa. Hasil
observasi INSAR mengungkapkan bahwa deformasi yang terjadi akita gempa
tanggal 29 Juli 208 (M6.4) terjadi uplift atau pengangkatan daratan sebanyak 10
cm di daerah pesisir utara, dan penurunan sekitar 10 cm di sekitar gunung rinjani.
Kemudian gempa tanggal 5 Agustus 2018 (M7.0) mengakibatkan uplift sekitar 20
cm di wilayah utara, dan subsidence atau penurunan di wilayah pesisir
pemenang. Berikutnya gempa tanggal 19 Agustus 2018 (M6.9) mengakibatkan
uplift sekitar 28 cm di sekitar pesisir utara Lombok Timur, dan penurunan sekitar
6 cm di pesisir timur. Secara total, perubahan permukaan yang terjadi akibat
rangkaian gempa Lombok pada umumnya adalah kenaikan (uplift) di daerah
pesisir utara dengan kumulatif sekitar 60 cm, tetapi juga terdapat penurunan
(subsidence) yang terdeteksi di pantai barat dan timur sekitar 6-10 cm. Hasil
deformasi observasi INSAR pada ketiga gempa tersebut diberikan pada Gambar
i.7.

xxxvi xxxvi

 Pusat )Studi
Pusat GSGempa
NeStudi ( lanoNasional
uPGempa N apm(PuSGeN)
isaNasional
eG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat Pusat
UP gn abPerumahan Litbang
tilaB ,n amikdan
umeP Perumahan rdan
eP gPemukiman,
nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, L tasuP Balitbang PUPR
nabtiPUPR

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
Gambar i.5 Rekaman seismogram (3-component) dari gempa M 7.0 pada tanggal 5 Agustus
bencana; pemenuhan kebutuhan2018 dasar; pelindungan
di stasiun seismograf terhadap kelompok
lokal ITB LOM01, LOM02rentan;
dan LOM03. Lokasi episenter
dan pemulihan prasarana dandarisarana vital dengan segera. Oleh
BMKG (bintang merah), terlihat gelombang karena itu, kali tiba di stasiun
P pertama
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
LOM01 kemudian tiba di stasiun LOM02 dan LOM03.
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim
Gambar i.6
pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
Rekaman seismogram (3-component) dari gempa M 6.9 pada tanggal 19 Agustus
dapat memberikan manfaat yang 2018sebesar-besarnya
di stasiun seismografdalam
lokal ITBmenghadapi
LOM01, LOM02langkah
dan LOM03. Lokasi episenter
pemulihan terhadap dampak bencana.
dari BMKGAtas(bintang
perhatian danterlihat
kuning), kerja sama semua
gelombang pihak kali tiba di stasiun
P pertama
diucapkan terima kasih. LOM01 kemudian tiba di stasiun LOM02 dan LOM03.

6
i xxxvii
xxxvii

 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Deformasi Gempa 29 Juli 2018 Deformasi Gempa 5 Agustus 2018 Deformasi Gempa 19 Agustus 2018

Gambar i.7 Observasi deformasi akibat gempa Lombok berdasarkan data INSAR, untuk gempa
tanggal 29 Juli 2018 (M6.4), 5 Agustus 2018 (M7.0), dan 19 Agustus 2018 (M6.9)
(Agustan, 2018)

Observasi lapangan dilakukan oleh tim PuSGeN-LIPI-ITB-BPPT pada tanggal 10-12


Agustus 2018 dan ditemukan Koral mikroatoll yang terangkat di wilayah pesisir
Lombok Utara daerah Kayangan-Bayan, serta penurunan (subsidence) disertai

Lampiran Gambar
likuifkasi terobservasi di daerah Pemenang, Kab. Lombok utara di pesisir timur.
(Gambar i.8). Observasi lapangan kedua dilakukan pada tanggal 5 September
2018, menemukan koral mikroatoll yang terangkat di pesisir utara Lombok sisi
paling timur. Observasi lapangan ini sesuai dengan observasi deformasi dari data
INSAR.

Sebagai komplementer dalam melakukan monitoring gempa, deformasi dan


regangan yang terjadi akibat gempa Lombok, tim Geodesi PuSGeN juga telah
memasang 5 jaringan temporer kontinu GPS pada 5 lokasi (Gambar i.9) di
sepanjang wilayah utara Lombok sekitar pusat gempa. Pemasangan titik GPS ini
bekerjasama dengan Universitas Mataram (UNRAM). Selain itu direncanakan
akan dilakukan survei lanjutan untuk pengukuran deformasi dari koral mikroatoll.

Dampak

Survei lapangan telah dilakukan oleh berbagai tim PuSGeN dari berbagai instansi
seperti Badan Geologi Kementrian ESDM, Puskim Kementrian PUPR, BMKG, LIPI,
6

xxxviii xxxviii

 Pusat )Studi
Pusat GSGempa
NeStudi ( lanoNasional
uPGempa N apm(PuSGeN)
isaNasional
eG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat Pusat
UP gn abPerumahan Litbang
tilaB ,n amikdan
umeP Perumahan rdan
eP gPemukiman,
nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, L tasuP Balitbang PUPR
nabtiPUPR

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


BPPT, ITB, HATTI dan lain-lain pada rentang waktu 30 Juli 2018 sampai saat ini
KATA PENGANTAR
dengan rentang waktu observasi yang bervariasi.


Berdasarkan laporan dari Tim Tanggap Darurat Badan Geologi Kementrian ESDM,
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
dampak
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan dari gempa kekuatan M6.4 M6,4. tanggal
Gempa 29tersebut
Juli 2018 dengan
terletak intensitas VIII MMI
pada
koordinat 8,4 LS danmenyebabkan
116,5 BT, atau kerusakan
tepatnyaberat yang diterkonsentrasi
berlokasi darat pada jarak di Kabupaten
47 km Lombok Timur
arah timur laut Kotakhususnya
Mataram, Kecamatan Provinsi Nusa Tenggarayaitu
Sembalun BaratdipadaDesakedalaman 24
Sajang, serta di Kecamatan
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang
Sambelia pada Dusun Malempo, Desa Obel-Obel dan Dusun Ketapang, Desa tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita
Madayinluka-luka (Gambar ringani.10a). sampai Padadengan ketigakorban
lokasimeninggal. Gempa
tersebut ditemukan retakan tanah
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
yang berarah barat-timur. Retakan ini menyebabkan kerusakan berat pada
rusak ringan hingga runtuh.
bangunan
Sesaat setelah gempayang dilaluinya.
tersebut terjadi, Selain itu, retakan
diperlukan tanah berarah
aksi tanggap daruratrelatif barat-timur
untuk menanggulangi danbencana
sebagianyang longsoran menyangkutditemukan di sepanjang
pengkajian secarajalur pendakian
cepat dan Gunung Rinjani,
mulai
tepat terhadap lokasi, Pos 4 di dan
kerusakan, Bukitsumber Penyesalan daya. sampai
DiperlukanPlawangan. Selanjutnya Gempa bumi
juga penentuan
status keadaan darurat
M7.0bencana;
pada tanggal penyelamatan 5 Agustus dan evakuasi
2018 dengan masyarakat
VIII MMI terkena
menyebabkan kerusakan
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap
berat yang juga terkonsentrasi di Kab. Lombok Utara, yaitu Dusun Tampes, Desakelompok rentan;
dan pemulihan prasarana
Selengan; dan Dusun sarana vital dengan
Beraringan, segera. Oleh
Desa Kayangan, karena itu,
Kecamatan Kayangan, dan Desa
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
Sambik Bengkol Kecamatan Gangga.
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana,
Observasi Lapangan dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
tim PuSGeN-LIPI-ITB-BPPT
tanggal 10-12 Agustus 2018. Koral mikroatoll terangkat di
lapangan dilakukan untuk mendapatkan
wilayah pesisir Lombok Utara daerahdata dan informasi yang cepat, lengkap,
Kayangan-Bayan.
Subsidence disertai likuifkasi terobservasi di daerah Pemenang,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
Kab. Lombok utara di pesisir timur.

tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan


Uplift
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dansubsidence Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
Agustan 2018
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam (a)menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i xxxix
xxxix

 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Uplift

Observasi lapangan tim PuSGeN-LIPI-BPPT tanggal 5 September 2018.


Koral mikroatoll di ujung timur Lombok utara terangkat min. 37 cm
akibat gempa M6.3 dan 6.9 tanggal 19 Agustus 2018. Tim berfoto
bersama Pak Camat dan Kapolers Sambelia yang ikut survei.

(b)

Gambar i.8 Kenaikan daratan (uplift) dan penurunan (subsidence) akibat gempa tanggal 5
Agustus dan 19 Agustus 2018 yang terobservasi dari data INSAR dan observasi
lapangan

−8˚
Lampiran Gambar
− 10
00

−9˚
116˚ 117˚

Gambar i.9 Instalasi alat monitoring deformasi menggunakan GPS (Global Positioning System)
kontinu semi-temporer. Segitiga merah dipasang sejak tanggal 11 Agustus 2018,
dan segitiga biru dipasang sejak tanggal 15 Agustus 2018.

Kerusakan berat pada bangunan dan jalan disebabkan karena adanya indikasi
deformasi di permukaan (minor surface rupture), dan retakan tanah yang berarah
barat - timur serta adanya likuifaksi (Gambar i.10b). Ditemukan juga retakan dan
6

xl xl

 Pusat )Studi
Pusat GSGempa
NeStudi ( lanoNasional
uPGempa N apm(PuSGeN)
isaNasional
eG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat Pusat
UP gn abPerumahan Litbang
tilaB ,n amikdan
umeP Perumahan rdan
eP gPemukiman,
nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, L tasuP Balitbang PUPR
nabtiPUPR

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


nendatan pada badan jalan serta longsoran pada tebing jalan antara Pemenang –
KATA PENGANTAR
Kayangan. Sementara itu, gempa M7.0 tanggal 19 Agustus 2018 dengan intensitas

dengan VIII MMI menimbulkan kerusakan berat yang merusak bangunan di

Kecamatan
Gempa Lombok, Sambelia,
Bali dan Sumbawa Kecamatan Sembalun
terjadi pada yang terletak
hari Minggu, tanggaldi29Kabupaten Lombok
Timur, serta Kecamatan Bayan yang
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletakterletak di Kabupaten
pada Lombok Utara
koordinat 8,4 LS dan(Gambar
116,5 BT,i.10c).
atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan
Gambar i.10 Petarumah
intensitasdan gedung.
gempa Identifikasipengamatan
Lombok berdasarkan kerusakanlapangan a) gempa 29
bangunan menjadi penting agarJuli, bilab)terjadi
gempa 5gempa
Agustus pada
dan c) masa
gempa yang akan2018.
19 Agustus datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan  gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Dampak Geoteknik
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Dampak geoteknik yang terjadi di Lombok berdasarkan observasi lapangan
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
mencakup likuifaksi,
Penanggulangan Bencana,Lembaga longsor dan Indonesia,
Ilmu Pengetahuan retakan tanah.
Badan Dari pengamatan lapangan
Informasi
Geospasial, Institutditemukan bahwa likuifaksi
Teknologi Bandung, dan unsurberupa lateral
asosiasi/ spreading,
praktisi/ perusahaanretakan tanah telah
swasta. Kajian awal menyebabkan
terhadap hasil kerusakan
survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
pada jalan dan beberapa oprit jembatan serta daerah
Kajian Gempa Lombok 2018. Fenomena likuifaksi juga menyebabkan fenomena semburan air dan
pelabuhan.
Semoga segala
pasir upaya
(sand tim pelaksana
boiling) survei dan
dari retakan di tim penyusuntanah
permukaan laporandaninidari sumur-sumur
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
penduduk.
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.
Dampak lainnya adalah kerusakan bendungan. Di Lombok terdapat 64 bendungan
kecil dan besar sesuai dengan kriteria ICOLD, selain ratusan embung yang telah
beroperasi. Ispeksi bendungan setelah gempa telah dilakukan oleh Balai Wilayah
6
i 
xlixli

 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)


Sungai Nusa Tenggara I. Bendungan-bendungan tersebut terletak pada radius 20
sampai 90 Km dari pusat gempa dengan magnitude 7.0 Mw yang terjadi pada
tanggal 5 Agustus 2018. Tenaga ahli Balai Bendungan kemudian melakukan
inspeksi ulang pada tanggal 15 sampai 17 Agustus 2018 pada 13 bendungan yang
dipilih secara acak berdasarkan jarak dan jenis bendungan, dan ditemukan 3
bendungan tipe urugan mengalami kerusakan dengan klasifikasi ringan pada
puncak bendungan, sedangkan bendungan dari pasangan batu kali relatif tidak
mengalami kerusakan. Pemeriksaan lebih detail terhadap perilaku instrumentasi
bendungan dan rembesan di hilir bendungan sedang dilakukan untuk mengetahui
lebih detail kondisi dan perubahan di dalam badan bendungan akibat guncangan
gempa. Metoda perbaikan untuk ketiga bendungan yang mengalami kerusakan
ringan telah disampaikan untuk segera dilaksanakan.

Getaran Tanah/Ground Motion

Kerusakan dan keruntuhan bangunan akibat gempa terjadi karena bangunan


tidak mampu mengantisipasi getaran tanah (ground motion) Peak Ground
Acceleration (PGA) yang ditimbulkannya. Besarnya getaran tanah akibat gempa
dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu sumber gempa (source), jalur penjalaran
Lampiran Gambar
gelombang (path), dan pengaruh kondisi tanah setempat (site). Dapat dipahami
bahwa sumber gempa yang besar dan dekat akan menimbulkan getaran tanah
yang juga besar. Berdasarkan hasil analisa data akselerograf BMKG, rangkaian
gempa di Lombok memberikan Nilai Peak Ground Acceleration (PGA) sebagai
berikut:
A. Gempa foreshock M6.4 tanggal 29 Juli 2018, tercatat di stasiun Praya (MASE)
yang berjarak 47.9 km dari episenter, sebesar 6.2 gal. Sedangkan stasiun
Taliwang (TWSI) yang berjarak 55.9 km mencatat PGA sebesar 41 gal.
B. Gempa mainshock M7.0 tanggal 5 Agustus 2018, tercatat di stasiun Praya
(MASE) yang berjarak 48 km dari episenter, sebesar 44 gal. Sedangkan stasiun
Taliwang (TWSI) yang berjarak 58.48 km mencatat PGA sebesar 18 gal.
C. Gempa afteshock M5.9 tanggal 9 Agustus 2018, tercatat di stasiun Praya
(MASE) yang berjarak 36.97 km dari episenter, sebesar 33 gal. Sedangkan
stasiun Taliwang (TWSI) yang berjarak 80.74 km mencatat PGA sebesar 13
gal.

xlii xlii

 Pusat )Studi
Pusat GSGempa
NeStudi ( lanoNasional
uPGempa N apm(PuSGeN)
isaNasional
eG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat Pusat
UP gn abPerumahan Litbang
tilaB ,n amikdan
umeP Perumahan rdan
eP gPemukiman,
nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, L tasuP Balitbang PUPR
nabtiPUPR

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


D. Gempa mainshock baru M6.9 tanggal 19 Agustus 2018, tercatat di stasiun
KATA PENGANTAR
Praya (MASE) yang berjarak 48.9 km dari episenter, sebesar 12 gal.

Sedangkan stasiun Taliwang (TWSI) yang berjarak 34.7 km mencatat PGA

Gempa Lombok,sebesar
Bali dan 293Sumbawa
gal. terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut KotaDari hasil analisa
Mataram, Provinsispectral
Nusa acceleration
Tenggara Barat dapat dilihat
pada nilai maksimum
kedalaman 24 percepatan
km. Gempa ini telah mengakibatkan
dicapai pada periodekorban tertentu.jiwa yang
Hasil tidak“quick
analisa sedikit. Terdapat
analysis” spektra dari rekaman
korban yang menderita
dataluka-luka
akselerografringan sampai
gempa dengan korban
mainshock meninggal.
baru M6.9 tanggalGempa
19 Agustus 2018 untuk
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
terbesar yaitu stasiun TWSI diperoleh nilai PSA sebesar 628.28 gal pada periode 0
rusak ringan hingga runtuh.
- 0.1 detik untuk komponen E-W , 774.50 gal pada periode 0.1 - 0.3 detik untuk
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi komponen
bencanaN-S, yangdanmenyangkut
362.16 gal pada periode secara
pengkajian 0 - 0.1 detik
cepatuntuk
dan komponen Z. Jika
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuanmemiliki ancaman
dilihat dari nilai PSA ini, wilayah disekitar stasiun TWSI
terhadap
status keadaan darurat bencana;infrastruktur
penyelamatanpada bangunan
dan evakuasi ketinggian setara
masyarakat kurang dari 1 - 3 lantai.
terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan
Dimana periode dasar; pelindungantinggi
menggambarkan terhadap kelompok
struktur rentan;
suatu bangunan.
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
Sedangkan
diperlukan kajian dampak bencana untuk
gempa stasiun
melaluiMASE yang
survei memiliki
lapangan yangjarak dari epicenter 72.1 km
mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain0.1
memiliki nilai PSA sebesar 31.56 gals pada periode itu,- 0.3 detik untuk
komponen
kajian dampak kerusakan yangE-W , 31.37 gal oleh
ditimbulkan pada gempa
periodeterhadap
0.1 - 0.3 detik untuk komponen N-S, dan
infrastruktur
berserta sarana dan16.72
prasarana, dan periode
gals pada lingkungannya
0.2 - 0.3 juga penting
detik untukdilakukan.
komponenSurveiZ. Jika dilihat dari nilai
lapangan dilakukan PSA
untukini,
mendapatkan data rabmaG naripmaL
dan informasi yang cepat, lengkap,
wilayah disekitar stasiun MASE juga memiliki ancaman terhadap
dan akurat. Korban mengalami
infrastrukturluka-luka maupun yang
pada bangunan meninggal
ketinggian umumnya
setara akibat
kurang dari 1 – 3 lantai seperti
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
pada stasiun TWSI (Gambar i.11).
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadapGambar
dampak i.11bencana.
Spektra Atas perhatian
gelombang dan kerja
percepatan sama
gempa semua
Lombok pihak
Timur 19 Agustus 2018 pada
diucapkan terima kasih. Stasiun TWSI (kiri) dan Stasiun MASE (kanan)

6
i xliii
xliii

 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)


Dampak pada Struktur Bangunan

Berdasarkan pengukuran percepatan tanah yang dilakukan BMKG, nilai PGA di


lokasi yang terdampak pengaruh goncangan gempa mencapai 0.3 hingga 0.4 g
(gravitasi) di batuan dasar. Hal ini berarti bahwa bangunan bangunan yang telah
didesain dan dilaksanakan dengan memperhatikan kaidah-kaidah bangunan
tahan gempa berdasarkan SNI 1726-2012 mestinya hanya mengalami kerusakan
struktural ringan. Namun kenyataannya banyak dijumpai bangunan-bangunan
yang mengalami kerusakan struktural sedang hingga berat, bahkan sampai runtuh
akibat gempa yang terjadi. Berdasarkan observasi lapangan terindikasi bahwa
bentuk-bentuk kerusakan bangunan yang terjadi umumnya disebabkan oleh
berbagai faktor dalam tahapan perencanaan, pelaksanaan hingga perawatan
bangunan yang pada hakekatnya belum sepenuhnya mengantisipasi adanya
potensi gempa besar di wilayah tersebut. Banyak bangunan yang runtuh atau
rusak berat karena rancangan bentuk dan sistem struktur bangunan yang tidak
sesuai dengan tingkat kerawanan daerah setempat terhadap gempa. Selain itu,
rancangan struktur dan detail penulangan yang diaplikasikan umumnya kurang
memadai, termasuk dalam hal ini kurangnya pertimbangan struktural pada
perancangan komponen-komponen non-struktural. Penggunaan material
Lampiran Gambar
konstruksi dengan kualitas yang kurang baik, serta praktek konstruksi yang
kurang baik (yang dapat disebabkan oleh kurang baiknya bentuk pengawasan dan
kontrol pelaksanaan yang diterapkan) tentunya juga ikut berkontribusi dalam
menghasilkan bangunan yang kurang baik kinerjanya terhadap gempa. Hal lain
yang juga ikut berkontribusi adalah kurangnya bentuk-bentuk perawatan yang
diterapkan pada bangunan, sehingga hal ini juga ikut berperan dalam
memperlemah bangunan terhadap gempa.

Analisis Seismic Hazard


Data seimotektonik menunjukkan bahwa di sekitar wilayah Lombok banyak
terdapat sumber-sumber gempa yang berpotensi menggoncang ini. Nilai
goncangan gempa akibat kondisi tektonik ini diterjemahkan dalam analisis
seismic hazard, dimana besarannya direpresentasikan dalam bentuk nilai
percepatan gempa atau Peak Ground Acceleration (PGA).
Berdasarkan peta intensitas yang dikeluarkan oleh USGS, dampak dari gempa
Lombok mencapai maksimum VII MMI di wilayah Lombok Utara dan Timur.
Menurut laporan masyarakat dan analisis peta guncangan, menunjukan bahwa
6

xliv xliv

 Pusat )Studi
Pusat GSGempa
NeStudi ( lanoNasional
uPGempa N apm(PuSGeN)
isaNasional
eG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat Pusat
UP gn abPerumahan Litbang
tilaB ,n amikdan
umeP Perumahan rdan
eP gPemukiman,
nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, L tasuP Balitbang PUPR
nabtiPUPR

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


guncangan dirasakan di daerah Lombok Utara dan Lombok Timur mencapai VI-VII
KATA PENGANTAR
MMI (BMKG, Detik News Senin 20 Agustus 2018, 01:47 WIB). Skala VII MMI ini

bila dikonversikan ke nilai PGA adalah sekitar 0.18-0.34 g (gravitasi), sedangkan di

Peta Bali
Gempa Lombok, Gempa Indonesia terjadi
dan Sumbawa yang ada pada SNIhari 1726:2012
Minggu, tanggal(Tata29cara perencanaan
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletakdan
ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung padanon gedung) untuk
koordinat 8,4 LS danwilayah
116,5 BT, Lombok nilainya berlokasi
atau tepatnya adalah 0.4-0.5
di darat gpada di jarak
batuan dasar dan bila ada
47 km
arah timur laut Kotadipermukaan
Mataram, Provinsi
maka nilaiNusaPGATenggara
ini bisaBarat pada kedalaman
bertambah besar karena 24 terjadi amplifikasi
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban
akibat dari kondisi tanah setempat. jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
Hal kerusakan
ini pun mengakibatkan ini berarti bahwa bangunan
infrastruktur berupa bangunan
bangunan yang telah
yang didesain dan dilaksanakan
mengalami
rusak ringan hingga dengan
runtuh. memperhatikan kaidah-kaidah bangunan tahan gempa mestinya hanya
Sesaat setelah gempakerusakan
mengalami tersebut terjadi,
structuraldiperlukan aksi tanggap
ringan. Namun darurat banyak dijumpai
kenyataannya
untuk menanggulangi bangunan-bangunan yang mengalami kerusakan sedang dan
bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat hingga berat, bahkan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
sampai runtuh akibat gempa yang terjadi.
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan
Potensi bahayadasar; pelindungan
guncangan gempa terhadap kelompok
di Provinsi Nusa rentan;
Tenggara Barat telah
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera.
diupayakan mitigasinya melalui produk Badan Geologi berupa Oleh karena itu, Peta Kawasan
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang
Rawan Bencana (KRB) Gempa yang diterbitkan tahun 2012 dan produk mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
Kementerian PUPR berupa SNI 1726-2012 mengenai “Tata cara perencanaan
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana danketahanan
prasarana,gempa untuk struktur
dan lingkungannya jugabangunan gedung danSurvei
penting dilakukan. non gedung”, dimana
lapangan dilakukan estimasi guncangan gempa
untuk mendapatkan rabmaG naripmaL
data dandi Kab. Lombok
informasi Utara
yang dan Lombok
cepat, lengkap,Timur pada VII-VIII
MMI (Gambar i.12). Saat ini tengah
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat dimutakhirkan dalam SNI 1726-2018
tertimpa reruntuhan bangunan
termasuk rumah adalah
didalamnya dan gedung.pemakaian Identifikasi kerusakan
peta sumber dan bahaya gempa
bangunan menjadi penting agar
nasional 2017. bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan Gambar
manfaat i.12yang
Kiri:sebesar-besarnya
Peta Kawasan Rawandalam Bencanamenghadapi
(KRB) Gempa langkah
Bumi di Pulau Lombok (Badan
Geologi). Warna kuning menandakan
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak KRB Gempa bumi Menengah yang
berpotensi mengalami guncangan dengan intensitas VII – VIII MMI, sedangkan
diucapkan terima kasih.
warna pink dikategorikan sebagai KRB Gempa bumi Tinggi, yang berpotensi
mengalami guncangan dengan intensitas > VIII MMI. Kanan: Peta MCE pada SNI
1726:2018, warna kuning artinya potensi mengalami goncangan 0.4-0.5 g
6
i xlv
xlv

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Lampiran Gambar

xlvi
 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
KAJIAN AWAL
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
GEMPA LOMBOK 2018
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

1
 6
i 1
 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Lampiran Gambar

2 2

 Pusat )Studi
Pusat GSGempa
NeStudi ( lanoNasional
uPGempa N apm(PuSGeN)
isaNasional
eG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat Pusat
UP gn abPerumahan Litbang
tilaB ,n amikdan
umeP Perumahan rdan
eP gPemukiman,
nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, L tasuP Balitbang PUPR
nabtiPUPR

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR 1. PENDAHULUAN


Gempa Lombok,
Gempa Bali dan Sumbawa
Lombok, Bali danterjadi
Sumbawa padaterjadi
hari Minggu,
pada hari tanggal
Minggu, 29 tanggal 29 Juli
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak
2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada pada
koordinat 8,4 LS dankoordinat
116,5 BT,8,4 atau tepatnya
LS dan 116,5berlokasi
BT, atau di darat pada
tepatnya jarak di
berlokasi 47darat
km pada jarak 47
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
kedalaman
korban yang menderita luka-luka 24ringan
km. Berdasarkan
sampai dengan informasi
korbandari BMKG, gempa
meninggal. Gempa Lombok 29 Juli
memiliki
ini pun mengakibatkan intensitas
kerusakan IV pada berupa
infrastruktur Skala Intensitas
bangunanGempa BMKG (SIG-BMKG) setara
yang mengalami
rusak ringan hingga dengan
runtuh. VI-VIII MMI. Gempa tersebut disusul dengan gempa susulan yang
Sesaat setelah
hinggagempa
pukultersebut
22.00 WIB terjadi, diperlukan
di hari aksi tanggap
yang sama, darurat213 kali gempa
telah terjadi
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara
susulan dengan magnitudo terbesar 5,7 SR. Gempa ini kemudian cepat dan diketahui
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
sebagai foreshock dari gempa utama yang terjadi pada hari Minggu tanggal 5
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
Agustus 2018 pukul 18.46 WIB, dengan magnitudo 7.0 pada 8,25 LS dan 116,49
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
yang memberikan
dan pemulihan prasarana dan sarana dampakvital yang
denganluas.segera.
Hingga Oleh
Seninkarena
dini hariitu,
(6/8/2018) pukul
02.30 WIB,
diperlukan kajian dampak bencana BNPB tercatat
gempa 82 orang
melalui meninggalyang
survei lapangan dunia akibat gempa, ratusan
mencakup
kajian sumber gempa orang luka-luka
(baik gempa utamadan ribuanmaupun rumahgempamengalami
susulan). kerusakan.
Selain itu, Ribuan warga
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
mengungsi ke tempat yang aman. Gempa Bumi Lombok M 7 (5 Agustus 2018)
berserta sarana dansampai
prasarana,
pukuldan lingkungannya juga penting121
dilakukan.
gempa Survei
05.00
rabmaG naripmaL
WIB tercatat sebanyak
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
(14) hari setelahnya, pada tanggal 19 Agustus 2018 terjadi kembali gempa
susulan. Empat belas

dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
pada segmen di sisi timur, dimulai dengan gempa magnitudo 6.3 disusul oleh
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
gempa dengan
bangunan menjadi penting agar bilamagnitudo
terjadi gempa6.9, diikuti oleh yang
pada masa 484 gempa susulan yang tercatat
akan datang,
korban dan kerusakanhingga tanggal 31 Agustus
infrastruktur 2018 pukul 18.00
dapat diminimalisasi WIB,membangun
dengan 23 diantaranya dirasakan.
bangunan yang tahan gempa.
Hingga 31 Agustus 2018, BNPB mencatat 560 jiwa penduduk meninggal dunia,
Survei lapangan ini penduduk
396.032 jiwa telah melibatkan
mengungsi, berbagai tenagarusak
83.392 rumah ahli(Gambar
dari 1.1).
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
1.1 Survei tim PuSGeN
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, InstitutSurvei
Teknologi
yang Bandung,
dilakukan dan olehunsur asosiasi/
tim PuSGeN praktisi/oleh
dilakukan perusahaan
masing-masing instansi
swasta. Kajian awal seperti
terhadapTim hasilTanggap
survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Darurat Badan Geologi, BMKG, ITB, selain itu juga
Kajian Gempa Lombok 2018.
didukung oleh tim advis teknis Puskim serta beberapa dana CSR. Buku ini
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
merangkum hasil temuan lapangan terkait aspek kegempaan yang dilakukan
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadapoleh berbagai
dampak tim yang
bencana. Atasmeliputi
perhatiankajian
dan mutidisiplin. Pada rentang
kerja sama semua pihak waktu survey
tersebut, tim juga melakukan koordinasi dengan LPPM UNRAM, Pospenas di
diucapkan terima kasih.
Tanjung, Desk Relawan di Tanjung, serta BPBD dan BMKG setempat. Sebagian
survei yang dilaporkan pada buku ini dilakukan pada bulan Agustus 2018.
6
i 3 3

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 1.1 Peta Tektonik dan sebaran pusat gempa pada rangkaian gempa Lombok 2018.

Lampiran Gambar
Buku kajian awal ini merupakan kompilasi Quick Report dari beberapa instansi
mencakup:
1. Survei Geologi
2. Aspek Seismologi
3. Pemantauan Deformasi Secara Geodetik Rangkaian Gempa Lombok
4. Penjelasan Komprehensif Sumber Gempa Lombok
5. Penyelidikan Geologi Pasca Gempa Lombok 5 Agustus 2018
6. Laporan Awal Tanggap Darurat Badan Geologi pada Gempa Lombok 29
Juli 2018
7. Laporan Awal Tanggap Darurat Badan Geologi pada Gempa Lombok 5
Agustus 2018
8. Laporan Awal Tanggap Darurat Badan Geologi pada Gempa Lombok 19
Agustus 2018
9. Identifikasi Gerakan Tanah yang dipicu oleh Gempa Lombok 2018
10. Survei Dampak Gempa Lombok di Wilayah Desa Selat, Kabupaten
Lombok Barat, dan Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara,
6

4
4

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
serta Pemetaan Kerusakan Bangunan Sekolah Akibat Gempa Lombok
KATA PENGANTAR
2018

 11. Pemeriksaan dan Pemetaan Kerusakan Bangunan Paska Gempa
Gempa Lombok, Bali Lombok 5 Agustusterjadi
dan Sumbawa 2018 pada hari Minggu, tanggal 29
12. dengan
Juli 2018 pukul 05.47 WIB Strong Motion
kekuatanGempa
M6,4. Lombok (29 Juli 2018,
Gempa tersebut 05,pada
terletak 09 dan 19 Agustus
koordinat 8,4 LS dan 116,5 2018)
BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram,
13. AspekProvinsi Nusadan
Geoteknik Tenggara
SeismicBarat
Hazardpada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
14. Evaluasi Kondisi Bendungan di Pulau Lombok setelah Gempa
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
15. Tinjauan Struktur Bangunan dalam Kejadian Gempa di Wilayah NTB
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh. Kajian Kerentanan Struktur Bangunan di Lombok
16.
Sesaat setelah17. Analisis
gempa Spasialterjadi,
tersebut Kerusakan Bangunan
diperlukan aksiSekolah
tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut
18. Kesimpulan dan Rekomendasi pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i 5
5

 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Lampiran Gambar

6 6

 Pusat )Studi
Pusat GSGempa
NeStudi ( lanoNasional
uPGempa N apm(PuSGeN)
isaNasional
eG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat Pusat
UP gn abPerumahan Litbang
tilaB ,n amikdan
umeP Perumahan rdan
eP gPemukiman,
nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, L tasuP Balitbang PUPR
nabtiPUPR

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR 2. SURVEI GEOLOGI

 Danny H. Natawidjaja1, Mudrik R.Daryono1, Widjo Kongko2, Gegar
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29 Prasetya3
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada 1
LIPI, 2BPPT, 3IATsI
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
2.1 luka-luka
korban yang menderita Pendahuluan
ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan
Tim kerusakan infrastruktur
kecil (LIPI/PuSGeN, berupa
BPPT, danbangunan yang mengalami
IATsI) secara mandiri telah melakukan
rusak ringan hingga reconnaissance
runtuh. survey pasca gempa Lombok pada 10 s/d 12 Agustus 2018 di
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
sepanjang pantai Lombok Utara, dari Gili Sulat hingga Senggigi.
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan,
Survei singkat dan sumber daya.
ini bertujuan untukDiperlukan
melakukan jugaobservasi
penentuan lapangan terkait
status keadaan darurat bencana;
dengan penyelamatan
perubahan morfologi dandaratan/pantai
evakuasi masyarakat terkena
dan infrastrukturnya, serta
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok
merekam respon masyarakat terhadap gempa & peringatan dini tsunami. rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
Tim berhasil
diperlukan kajian dampak bencana melakukan wawancara
gempa melalui surveidengan
lapangan enam
yangPenyintas,
mencakupdua pengukuran
kajian sumber gempa (baik
profil gempa
pantai, duautama maupun
pengamatan gempa
koral, sertasusulan). Selain itu,elevasi dermaga
dua pengukuran
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
dan sensor pasang-surut. Tim juga bertemu dan berkoordinasi dengan BPBD
berserta sarana danProvinsi,
prasarana, dandanlingkungannya juga penting dilakukan.di Survei
BMKG,
rabmaG naripmaL
Posko FT Unram, serta Komunitas
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
Posko LIPI.
Dokumentasi
dan akurat. Korban mengalami kegiatan
luka-luka lapangan
maupun yang tim kecil (LIPI/PuSGeN,
meninggal umumnya akibat BPPT, dan IATsI)
tertimpa reruntuhan bangunandalam
disampaikan rumahGambardan 2.1gedung. Identifikasi
sampai dengan Gambarkerusakan
2.4
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
2.2 Hasil/Temuan
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
1. Perbandingan data InSAR Rakyat,
& preliminaryKementerian Energi
deformation dandengan temuan
model
Sumber Daya Mineral,diKementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
lapangan secara umum sinkron/sesuai. Lombok Utara mengalami
Perhubungan,Badan Meteorologi
penaikan daratan Klimatologi
antara dan15-40Geofisika,
cm berdasarBadanpengukuran
Nasional pengangkatan
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
koral, perubahan rekaman elevasi pasang surut, kenaikan lantai dermaga &
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
sensor hasil
swasta. Kajian awal terhadap pasang surut
survei di Pelabuhan
tersebut Carik, pada
disampaikan serta buku
pengamatan
Laporandebris di muara
Kajian Gempa Lombok Pantai
2018. Cemplung. Di Teluk Nara dsk., daratan mengalami penurunan hingga
Semoga segala21upaya
cm berdasar pengamatan
tim pelaksana survei dan penetrasi air laut
tim penyusun dan ini
laporan penurunan muka
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya
tanah/infrastruktur (sandbag). dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap2.dampak bencana. Atas
Infrastruktur transportasi perhatian
utamadan kerja sama semua
(jalan/jembatan) pihak lokasi survei
di sepanjang
diucapkan terima kasih.secara umum berfungsi baik. Beberapa spot crack teramati di badan jalan
dan settlement/ambles pada isian/timbunan di sekitar ujung jembatan.
Bekas longsoran tebing ke badan jalan utama saat ini sudah dibersihkan.
6
i 7 7

Pusat Studi Gempa
Pusat StudiNasional (PuSGeN)(PuSGeN)
Gempa Nasional
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, BalitbangBalitbang
PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)


Pelindung pantai/sandbag di Teluk Nara ambles dan dilaporkan ada ruas
tanggul jebol.
3. Tim setidaknya menemukan dua tipe hunian yang strukturnya berbeda
secara signifikan. Tipe hunian itu adalah stuktur menggunakan kolom dan
yang lainnya menggunakan pasangan bata/batako. Tipe bangunan di atas
masing-masing mempunyai respon/dampak yang berbeda secara signifikan
terhadap gempa. Tim juga menemukan rumah tradisional (panggung) yang
tahan terhadap goncangan gempa.
4. Hasil wawancara:
a. Penyintas mendapatkan informasi kejadian gempa dan peringatan
tsunami secara viral melalui gawai dan pesan berantai di antara mereka;
b. Penyintas mempunyai pengetahuan sangat minim/tidak ada terkait
dengan gempa dan tsunami serta prosedur mitigasinya; evakuasi yang
telah dilakukan adalah spontan/tidak terlatih dan bersifat sporadis.
Sarana untuk tempat evakuasi sementara, rute evakuasi, dan prosedurnya
tidak ada/tersedia di lokasi;
c. Saat survei dilakukan, mental para Penyintas masih dalam kondisi
panik/khawatir dan trauma akan terjadinya gempa susulan. Penyintas
bingung/hilang kepercayaan terhadap informasi yang dikeluarkan oleh
Lampiran Gambar
pihak otoritas akibat informasi yang tidak sesuai dengan kondisi di
lapangan dan banyaknya beredar berita palsu/hoax.

2.3 Rekomendasi/Saran
1. Perlunya kontinuitas penanganan tanggap darurat secara cepat/tepat (TES,
logistik, kesehatan, dll.). Perlunya pemulihan trauma masyarakat dan
penyediaan informasi yang akurat untuk menangkal berbagai berita
palsu/hoax.
2. Prosedur peringatan dini tsunami dari gempa lokal (nearfield tsunami),
perlu dievaluasi kembali (besaran, durasi, dan lokasinya), untuk
menghindari ketidakpastian yang terlalu lama di masyarakat.
3. Perlunya survei lanjutan yang lebih detil terkait situasi/kondisi Penyintas
dan infrastuktur pokok yang diperlukan, serta fenomena tektonik uplift dan
subsidence perubahan morfologi daratan/pantai.
4. Perlunya peningkatan koordinasi/sinergi antar otoritas-pakar di K/L dan
komunitas agar program PRB ke depan lebih efektif. Serta, perlunya
gerakan sosialisasi masif anti berita palsu dan pembangunan rumah tahan
gempa (misalnya: pentingnya kolom untuk rumah tahan gempa, dll.).6
8
8

 Pusat )Studi
Pusat GSGempa
NeStudi ( lanoNasional
uPGempa N apm(PuSGeN)
isaNasional
eG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat Pusat
UP gn abPerumahan Litbang
tilaB ,n amikdan
umeP Perumahan rdan
eP gPemukiman,
nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, L tasuP Balitbang PUPR
nabtiPUPR

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.
Gambar 2.1 Tim melakukan sosialisasi & diskusi dengan otoritas-komunitas-penyintas.

6
i 9 9

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Lampiran Gambar

Gambar 2.2 Tim menemukan fakta-fakta penaikan daratan di Lombok Utara.


6

10
10

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal Gambar
terhadap
2.3 hasil
Timsurvei tersebut
menemukan disampaikan
fakta-fakta pada
penurunan bukudi Laporan
daratan Teluk Nara.
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i 11
11

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Lampiran Gambar

Gambar 2.4 Tim menemukan kerusakan infrastruktur & tipe rumah tinggal. 6

12
12

PusatNeStudi
)Studi uPGempa
GSGempa isaNasional
( lanoNasional eG(PuSGeN)
N apm(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat
Pusat
UP gn abPerumahan
tilaBPusat
,n amLitbang
ikdan
umeP nPerumahan
ad n ah amuBalitbang
Pemukiman, rdan
eP gPemukiman,
nabtiPUPR
L tasuP Balitbang PUPR

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
KATA PENGANTAR
 3. ASPEK SEISMOLOGI

Andri Dian Nugraha1, Zulfakriza1, Sri Widiyantoro1, Nanang Pusito1
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu,1 tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak Institutpada
Teknologi Bandung
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota3.1
Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
Pendahuluan
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
Beberapa
korban yang menderita hariringan
luka-luka setelah kejadian
sampai dengangempa pertama
korban (M 6.4,
meninggal. 29 Juli 2018), pada
Gempa
tanggal
ini pun mengakibatkan 2 Agustus
kerusakan 2018 Tim
infrastruktur Seismologi
berupa bangunan KKyang
Geofisika
mengalamiGlobal ITB-PUSGEN
rusak ringan hingga berangkat
runtuh. ke Lombok untuk melakukan instalasi seismograf yang bertujuan
Sesaat setelah
untukgempa tersebut
pemantauan terjadi,
aktifitas diperlukan
gempa aksi tanggap
dan gempa susulan. darurat
Jaringan seismograf ini
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara
terdiri dari 13 unit yang merupakan jaringan lokal kegempaan cepat dan paling rapat
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
untuk monitoring aktifitas rangkaian gempa Lombok 2018 (Gambar 3.1).
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan Distribusi stasiun
kebutuhan seismograf
dasar; meliputi
pelindungan Pulau Lombok,
terhadap kelompokterutama
rentan;di bagian Utara,
Barat dandan
dan pemulihan prasarana Timur yangvital
sarana merupakan
dengan zona lokasi
segera. Olehepisenter
karena gempaitu, utama dan
daerahbencana
diperlukan kajian dampak paling terdampak karena
gempa melalui guncangan
survei gempa-gempa
lapangan yang mencakup tersebut.
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadapGambar
dampak 3.1bencana. Atas
Distribusi perhatian
13 stasiun dan kerja
seismograf ITB – sama
PUSGENsemua pihak
(segi tiga biru dan merah) sejak
diucapkan terima kasih. tanggal 2 Agustus 2018 dan lokasi episenter gempa M 7.0 (5 Agustus 2018,
bintang merah) dan M 6.9 (19 Agustus 2018, bintang kuning) (Sumber data:
BMKG).

6
i
13 13

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi
Pusat Litbang Gempadan
Perumahan Nasional (PuSGeN)
Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)
3.2 Data
Data-data rekaman gelombang (waveform/seismogram) dari jaringan
seismograf tersebut diharapkan akan memberikan informasi sangat penting
mengenai:
a. lokasi hiposenter gempa utama dan gempa-gempa susulan dimana
sampai saat ini ditentukan melalui jaringan regional/global sehingga
masih mempunyai uncertainty lokasi hiposenter yang cukup tinggi
terutama untuk kedalaman fokus gempanya,
b. gempa-gempa kecil akan terekam dengan jelas,
c. analisis mekanisme fokus,
d. magnitudo dan b-value dan
e. struktur kecepatan seismik 3D bawah permukaan dari inversi
tomografi serta metode-metode geofisika lainnya dengan data ini
sehingga akhirnya geometrid dan segmen-segmen sumber gempa
akan terdefinisikan dengan baik.

Pada tanggal 31 Agustus 2018, Tim Seismologi ITB – Pusgen melakukan


pengambilan data (download) untuk pertama kalinya, berikut tampilan
Lampiran Gambar
rekaman seismogram untuk gempa M 7 (5 Agustus 2018) dan M 6.9 (19
Agustus 2018) di stasiun LOM01, LOM02 dan LOM03 seperti ditunjukkan pada
Gambar 3.2 dan Gambar 3.3. Untuk gempa M 7 (5 Agustus 2018) terlihat
gelombang P pertama kali tiba di stasiun ITB LOM01 kemudian LOM02 dan
LOM03. Stasiun LOM01 relatif paling dekat dibandingkan kedua stasiun
tersebut. Guncangan yang begitu kuat mengakibatkan rekaman seismogram
LOM01 dan LOM02 terlihat off scale kemungkinan gelombang permukaan yang
sangat kuat (Gambar 3.2). Untuk gempa M 6.9 (19 Agustus 2018) terlihat
gelombang P juga pertama kali tiba di stasiun LOM01 kemudian tiba di LOM02
dan LOM03, akan tetapi perbedaan waktu tiba di LOM1 dan LOM02 sangat
kecil, kemungkinan jarak episenter terhadap kedua stasiun tersebut mirip.
Guncangan yang begitu kuat juga mengakibatkan rekaman seismogram LOM01
dan LOM02 terlihat off scale kemungkinan gelombang permukaan yang sangat
kuat (Gambar 3.3). Analisis lebih detil dan mendalam akan diperoleh setelah
rekaman di semua stasiun dilakukan pemrosesan dan interpretasi.

14
14

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan
Gambar dasar; seismogram
3.2 Rekaman pelindungan terhadapdari
(3-component) kelompok
gempa Mrentan;
7.0 pada tanggal 5 Agustus
dan pemulihan prasarana dan2018 di stasiun
sarana vital seismograf lokal ITBOleh
dengan segera. LOM01, LOM02itu,
karena dan LOM03. Lokasi
episenter dari BMKG (bintang merah), terlihat gelombang P pertama kali tiba
diperlukan kajian dampak bencana gempa
di stasiun melalui
LOM01 surveitiba
kemudian lapangan
di stasiunyang
LOM02 mencakup
dan LOM03.
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan Gambar
manfaat
3.3 yang sebesar-besarnya
Rekaman dalam menghadapi
seismogram (3-component) dari gempalangkah
M 6.9 pada tanggal 19
pemulihan terhadap dampak bencana.
Agustus Atas
2018 perhatian
di stasiun dan kerja sama
seismograf semua
lokal ITB pihak
LOM01, LOM02 dan LOM03.
diucapkan terima kasih. Lokasi episenter dari BMKG (bintang kuning), terlihat gelombang P pertama
kali tiba di stasiun LOM01 kemudian tiba di stasiun LOM02 dan LOM03.

6
i 15
15

 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Lampiran Gambar

16 16

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat
Pusat
UP gn abPerumahan
Studi
tilaB ,n amikdan
umeP
Gempa Nasional (PuSGeN)
nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR
 4. PEMANTAUAN DEFORMASI SECARA GEODETIK
 RANGKAIAN GEMPA LOMBOK
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
1 2 1
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan Endra Gunawan
kekuatan , Agustan
M6,4. Gempa , Irwan Meilano
tersebut pada Rahma Hanifa1,
, Nuraini
terletak
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi3, di
Syamsuddin darat pada
Muhamad Ali3,jarak 47 km
Giovanni Cynthia Pradipta1
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalamanITB, 1 242BPPT, 3UNRAM
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
4.1kerusakan
ini pun mengakibatkan Pendahuluan
infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Kegiatan
Sesaat setelah gempa yangtersebut
dilakukan oleh diperlukan
terjadi, Pokja Geodesi aksimeliputi
tanggapsurveidarurat deformasi secara
untuk menanggulangi visual, instalasi
bencana yangGPSmenyangkut
semi temporer, analisissecara
pengkajian data INSAR,
cepat analisis
dan pemodelan
tepat terhadap lokasi, kerusakan,
sumber gempa dan darisumber daya. Diperlukan
data geodetik, survei dampak juga penentuan
dari gempa Lombok dan
status keadaan darurat bencana;
menyajikan penyelamatan
dalam bentuk peta dan evakuasi
spasial dampakmasyarakat terkenagempa Lombok,
dan kerusakan
bencana; pemenuhan serta penyediaan peta untuk beberapa posko dan timrentan;
kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok relawan. Survei awal
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
dilakukan pada tanggal 10 hingga 14 Agustus 2018.
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan4.2 Analisis
prasarana, danDeformasi
lingkungannya darijuga
data INSAR
penting Pasca Rangkaian
dilakukan. Survei Gempa
lapangan dilakukan Lombok rabmaG naripmaL
untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
Deformasi akibat gempa terobservasi pada data satelit Synthetic Aperture
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
Radar dengan
bangunan menjadi penting teknik
agar bila interferometeri
terjadi gempa pada (INSAR) masa yang yangakandiolah oleh Agustan (2018)
datang,
korban dan kerusakandengan menggunakan
infrastruktur citra
dapat satelit Sentinel.
diminimalisasi Metode
dengan ini membandingkan pola
membangun
bangunan yang tahan deformasi
gempa. permukaan bumi menggunakan data satelit sebelum dan sesudah
Survei lapangan
gempa. Hasilini telah
observasimelibatkan berbagai tenaga
INSAR mengungkapkan bahwa ahli dari yang terjadi
deformasi
Kementerian Pekerjaan
akitaUmumgempadan Perumahan
tanggal 29 JuliRakyat,
208 (M6.4) Kementerian Energi atau
terjadi uplift dan pengangkatan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
daratan sebanyak 10 cm di daerah pesisir utara, dan penurunan sekitar 10 cm
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
di sekitar gunung rinjani. Kemudian gempa tanggal 5 Agustus 2018 (M7.0)
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institutmengakibatkan
Teknologi Bandung, uplift dan
sekitar
unsur 20asosiasi/
cm di wilayah
praktisi/utara, dan subsidence atau
perusahaan
swasta. Kajian awal penurunan
terhadap hasil di wilayah pesisir pemenang.
survei tersebut disampaikan Berikutnya
pada buku gempa
Laporantanggal 19 Agustus
Kajian Gempa Lombok 2018 (M6.9) mengakibatkan uplift sekitar 28 cm di sekitar pesisir utara Lombok
2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana
Timur, dan penurunan survei
sekitar 6 dan
cm di timpesisir
penyusun
timur.laporan
Secaraini total, perubahan
dapat memberikan permukaan
manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi
yang terjadi akibat rangkaian gempa Lombok pada umumnya langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
adalah kenaikan (uplift) di daerah pesisir utara dengan kumulatif sekitar 60 cm,
diucapkan terima kasih.
tetapi juga terdapat penurunan (subsidence) yang terdeteksi di pantai barat
dan timur sekitar 6-10 cm. Hasil deformasi observasi INSAR pada ketiga gempa
tersebut
6 diberikan pada Gambar 4.1.

i
17 17

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi
Pusat Litbang Gempadan
Perumahan Nasional (PuSGeN)
Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)
4.2.1 Instalasi GPS
Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh Tim Geodesi adalah pemasangan
Global Positioning System (GPS) di lokasi terdampak gempa. Tim yang pada
awalnya direncanakan berangkat ke Lombok dari Bandung pada tanggal 9
Agustus 2018, mengalami penundaan keberangkatan oleh pihak maskapai
penerbangan, hingga akhirnya dapat berangkat tanggal 10 Agustus 2018.
Sesampainya di Lombok, tim langsung berkoordinasi dan berkolaborasi dengan
tim dari Universitas Mataram, dengan tujuan utama yaitu bekerja sama dalam
hal investigasi deformasi gempa yang terjadi menggunakan data GPS.
Dikarenakan kondisi lapangan yang jauh dari pusat kota Mataram, maka tim
memutuskan untuk menyiapkan beberapa rencana pembuatan titik stasiun
GPS.

Lampiran Gambar
Deformasi Gempa 29 Juli 2018 Deformasi Gempa 5 Agustus 2018 Deformasi Gempa 19 Agustus 2018

Gambar 4.1 Observasi deformasi akibat gempa Lombok berdasarkan data INSAR, untuk
gempa tanggal 29 Juli 2018 (M6.4), 5 Agustus 2018 (M7.0), dan 19 Agustus
2018 (M6.9) (Agustan, 2018).

Opsi pertama adalah pemasangan titik pada bangunan yang masih berdiri
kokoh, dengan cara memasang pin untuk antenna GPS pada atap bangunan
tersebut. Waktu yang diperlukan untuk pembuatan titik GPS menggunakan
metode ini dilakukan relative sangat cepat, hanya sekitar ~2 jam, dan
pengamatan GPS dapat langsung dilakukan. Opsi kedua, adalah membuat titik
benchmark baru, yang berpondasi di dalam tanah hingga kedalaman ~1 m,
sehingga membutuhkan rangka dengan panjang total ~2 m. Karena benchmark
tersebut harus dibuat dengan menggunakan semen, rangka besi, dan melalui
proses cor, maka waktu yang dibutuhkan sangat lama, bisa hingga ~10 jam.
Untuk opsi kedua ini, benchmark yang sudah jadi tidak bisa langsung
digunakan, akan tetapi harus ditunggu hingga cor kering setidaknya selama ~3
hari. Setelah bahan-bahan disiapkan, tim kemudian berangkat ke Lombok
6

18
18

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
Utara pada tanggal 11 Agustus 2018. Di lokasi survey, diputuskan bahwa Opsi 1
KATA PENGANTAR
bisa dilakukan, dan pembuatan dan pemasangan GPS dapat dilihat pada

Gambar 4.2 berikut.

Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
Gambar 4.2 Pembuatan dan pemasangan GPS di Lombok.
diucapkan terima kasih.
Pembuatan dan pemasangan GPS yang dilakukan pada tanggal 11 Agustus
2018 berhasil dilakukan untuk 3 lokasi, yang berarda di bagian barat dan utara
6
Lombok, seperti terlihat pada Gambar 4.3 di bawah ini.
i 19
19

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi
Pusat Litbang Gempadan
Perumahan Nasional (PuSGeN)
Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)
− 8˚

− 10
00

− 9˚
116˚ 117˚
Gambar 4.3 Lokasi titik GPS yang di pasang pada 11 Agustus 2018 (segitiga merah) dan
seminggu setelahnya (segitiga biru).

Pemasangan GPS direncanakan akan dilakukan selama setidaknya 2 bulan


sehingga data time-series dari pengamatan kontinyu akan didapatkan. Analisis
lebih jauh terhadap data kontinyu ini akan sangat bermanfaat untuk
mengetahui fenomena deformasi yang terjadi di Lombok dalam kaitan dengan
Lampiran Gambar
gempa yang terjadi. Contoh hasil dari analisis yang akan dilakukan ke depan
adalah seperti terlihat dari Gambar 4.4 berikut ini.

Gambar 4.4 Contoh Analisis deformasi lanjutan paska gempa tahun 2006 di Pangandaran,
Jawa Barat (Gunawan dkk., 2016).
6

20
20

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
4.2.2 Hasil
KATAawalPENGANTAR
deformasi GPS
 Data observasi GPS yang dipasang berhasil merekam co-seismic dari gempa
 tanggal 19 Agustus 2018 (M6.9) seperti ditunjukkan pada Gambar 4.5 dan
Gempa Lombok, Bali 4.6.
Gambar dan Sumbawa
Selanjutnyaterjadi
data pada hari Minggu,
observasi GPS initanggal
akan 29
digunakan untuk
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
melakukan pemodelan dan analisis co-seismic dan post-seismic dari gempa
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
Lombok 2018, untuk mendapatkan pemahaman mengenai mekanisme dari
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telahgempa Lombok 2018korban
mengakibatkan ini. jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
Gambar 4.5 Time series observasi GPS di Lombok. Garis putus-putus vertical menandakan
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
co-seismic gempa 19 Agustus 2018 (M6.5).
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

Gambar 4.6 Coseismic displacement untuk gempa bumi 19 Agustus (M6.5)


6
i 21
21

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi
Pusat Litbang Gempadan
Perumahan Nasional (PuSGeN)
Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)
4.2.3 Obervasi deformasi secara visual
Observasi lapangan dilakukan oleh tim PuSGeN-ITB-LIPI-BPPT pada tanggal 10-
12 Agustus 2018 dan ditemukan Koral mikroatoll yang terangkat di wilayah
pesisir Lombok Utara daerah Kayangan-Bayan, serta penurunan (subsidence)
disertai likuifkasi terobservasi di daerah Pemenang, Kab. Lombok Utara di
pesisir timur (Gambar 4.7). Observasi lapangan ini sesuai dengan observasi
deformasi dari data INSAR.

Observasi Lapangan tim PuSGeN-LIPI-ITB-BPPT


tanggal 10-12 Agustus 2018. Koral mikroatoll terangkat di
wilayah pesisir Lombok Utara daerah Kayangan-Bayan.
Subsidence disertai likuifkasi terobservasi di daerah Pemenang,
Kab. Lombok utara di pesisir timur.

Uplift

subsidence

Lampiran Gambar
Agustan 2018

Gambar 4.7 Kesesuaian observasi deformasi lapangan dengan deformasi dari data INSAR.

22
22

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
KATA PENGANTAR
 5. PENJELASAN KOMPREHENSIF

SUMBER
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari GEMPA
Minggu, tanggal 29 LOMBOK
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
Danny Hilman Natawidjadja1, Sri Widiyantoro2, Irwan Meilano2, Sri Hidayati3,
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya 2
berlokasi di darat
1
pada jarak
3
47 km 1
Masyhur Irsyam
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman Gunawan
, Mudrikh Daryono , Supartoyo , Endra 24 , Nuraini
1
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat Rahma Hanifa
1
LIPI, 2ITB,
korban yang menderita luka-luka 3
ringan sampai
Badan dengan
Geologi, korban meninggal.
Kementerian Energi danGempa
Sumber Daya Mineral
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Analisis
Sesaat setelah gempamengenai
tersebut kejadian
terjadi,gempa Lombok
diperlukan aksi dilakukan secara komprehensif
tanggap darurat
untuk menanggulangi berdasarkan
bencana yang berbagai jenis data
menyangkut geologi, secara
pengkajian seismologi,
cepat geodesi,
dan deformasi
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga
permukaan baik secara geologi maupun geodesi, serta persebaran dampak. penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhandata
Berdasarkan dasar;lokasipelindungan terhadap
geografis dari sebaran kelompok rentan;dan mekanisme
gempa-gempa
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera.
fokal gempa, diketahui rangkaian gempa-gempa yang terjadi Oleh karena itu, terkait dengan
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
pergerakan sesar naik di busur belakang Pulau Lombok. Hasil overlay antara
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
model background
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan seismicity dengan
oleh gempa pola sebaran infrastruktur
terhadap aftershock, memperlihatkan
berserta sarana danadanya
prasarana,indikasi bahwa sebaran
dan lingkungannya aftershock
juga penting bersesuaian
dilakukan. Survei dengan pola
lapangan dilakukan background
untuk mendapatkan
seismicitydata rabmaG naripmaL
yangdanmemperlihatkan
informasi yang cepat,adanya lengkap,
pola kluster barat dan
dan akurat. Korban mengalami
kluster timur. luka-luka
Dengan maupun yang rangkaian
demikian, meninggal gempaumumnya akibat
yang terkait mainshock
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
pertama dan kedua diduga berasal dari dua segmen thrust yang bersebelahan.
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
Hasil intepretasi data InSAR yang dilakukan oleh beberapa pakar dan institusi
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan (Agustan,
gempa. 2018; Teguh, 2018, NASA, 2018) memperlihatkan terjadinya
Survei lapangan inisesar
deformasi telahyang menyebabkan
melibatkan sisi utara
berbagai Pulauahli
tenaga Lombok
dari naik rata-rata
sekitar
Kementerian Pekerjaan Umum25 cm.danMerefer
Perumahan beberapa hasil Kementerian
Rakyat, pengamatan dan Energipengolahan
dan data Insar
Sumber Daya Mineral,sertaKementerian
parameter sesar Ristek dan Pendidikan
gempa utama sejakTinggi,29 JuliKementerian
sampai dengan 19 Agustus
Perhubungan,Badan2018, Meteorologi Klimatologi dan Geofisika,
selanjutnya dilakukan evaluasi awal simulasi model Badan Nasional
deformasi, uplift dan
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan
gradient perpindahan yang dikaitkan dengan pola background seismicity. Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
Uplifting pada umumnya terjadi di pantai utara Lombok dalam orde puluhan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok cm.2018.
Dari studi simulasi, ada indikasi perpindahan pembebanan strain/stress
yang upaya
Semoga segala memicu tim terjadinya
pelaksana survei rentetan
dan gempa utama.laporan
tim penyusun Akibatinikejadian gempa
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkahstrain/stress ke
tanggal 19 Agustus, ada kecenderungan pola pembebanan
pemulihan terhadaparahdampak
timur. bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i 23
23

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi
Pusat Litbang Gempadan
Perumahan Nasional (PuSGeN)
Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 5.1 Seismisitas Rangkaian Gempa Lombok serta Gempa Susulan, dan penampang
melintang yang memperlihatkan sebaran pusat-pusat gempa rangkaian Gempa
Lombok (BKG, 2018)

Observasi Lapangan tim PuSGeN-LIPI-ITB-BPPT


tanggal 10-12 Agustus 2018. Koral mikroatoll terangkat di
wilayah pesisir Lombok Utara daerah Kayangan-Bayan.
Subsidence disertai likuifkasi terobservasi di daerah Pemenang,
Kab. Lombok utara di pesisir timur.

Uplift

Lampiran Gambar
subsidence

Agustan 2018

Uplift

Observasi lapangan tim PuSGeN-LIPI-BPPT tanggal 5 September 2018.


Koral mikroatoll di ujung timur Lombok utara terangkat min. 37 cm
akibat gempa M6.3 dan 6.9 tanggal 19 Agustus 2018. Tim berfoto
bersama Pak Camat dan Kapolers Sambelia yang ikut survei.

Gambar 5.2 Kenaikan daratan (uplift) dan penurunan (subsidence) akibat gempa tanggal 5
Agustus dan 19 Agustus 2018 yang terobservasi dari data INSAR dan observasi
6
lapangan.
24
24

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
Observasi lapangan dilakukan oleh tim PuSGeN-LIPI-ITB-BPPT pada tanggal 10-
KATA PENGANTAR
12 Agustus 2018 dan ditemukan Koral mikroatoll yang terangkat di wilayah

pesisir Lombok Utara daerah Kayangan-Bayan, serta penurunan (subsidence)

disertai
Gempa Lombok, Balilikuifkasi terobservasi
dan Sumbawa terjadidipada
daerah
hari Pemenang,
Minggu, tanggal Kab. 29
Lombok utara di
pesisir
Juli 2018 pukul 05.47 WIB timur.
dengan (Gambar
kekuatan 5.2M6,4.atas). Observasi
Gempa lapangan
tersebut terletakkedua
pada dilakukan pada
koordinat 8,4 LS dantanggal
116,5 BT,
5 September 2018, menemukan koral mikroatoll km
atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 yang terangkat di
arah timur laut Kotapesisir
Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman
utara Lombok sisi paling timur (Gambar 5.2 bawah). Observasi 24 lapangan
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak
ini sesuai dengan observasi deformasi dari data INSAR. sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Gambar 5.3 Indikasi Back Arc Thrust (warna merah) penyebab rangkaian Gempa Lombok
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek
2018 (Pokja dan PuSGeN)
Geologi Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan
Hasil analisa sementara menunjukkan Indonesia,
bahwa Badan
jalurInformasi
muka sesar naik yang
Geospasial, Institutmenjadi
Teknologisumber
Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
gempa Lombok lebih dekat dengan daratan Lmbok
swasta. Kajian awal dibandingkan
terhadap hasilperkiraan
survei tersebut disampaikan
sebelumnya, sepertipada
yangbuku Laporan
sudah dipetakan pada peta
Kajian Gempa Lombok 2018.
gempa nasional 2017 (Gambar 5.3), sehingga kejadian ini akan menjadi bahan
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan masukkan
manfaat yang untuksebesar-besarnya
revisi peta berikutnya.
dalam Untuk itu maka
menghadapi diperlukan penelitian
langkah
pemulihan terhadaplebih
dampaklanjut untuk Atas
bencana. mendetailkan
perhatian sumber
dan kerjagempa ini serta
sama semua implikasinya pada
pihak
area yang berdekatan. Jalur sesar naik busur belakang ini sering disebut
diucapkan terima kasih.
sebagai sesar Flores karena dikaitkan dengan kejadian gempa-tsunami di
Flores tahun 1992 yang mengakibatkan korban sampai sekitar 2000 orang.
6
Namun karena jalur sesar ini membentang mulai dari Pulau Alor-Wetar, Flores,
i 25
25

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi
Pusat Litbang Gempadan
Perumahan Nasional (PuSGeN)
Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)
Sumbawa, Lombok, sampai Bali; maka mungkin dapat diusulkan untuk
dinamakan sebagai Zona Sesar Busur Belakang Nusa Tenggara yang terdiri dari
banyak segmen, termasuk segmen Lombok yang menjadi sumber gempa
Lombok baru-baru ini. Ilustrasi sumber gempa di Lombok diberikan pada
Gambar 5.4.

Gambar 5.4 Ilustrasi Cross Section sumber gempa di Lombok (grafis oleh Box Breaker
dengan diskusi substansi bersama tim PuSGeN).

Lampiran Gambar

26
26

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
KATA PENGANTAR
 6. PENYELIDIKAN GEOLOGI

PASCAterjadi
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa GEMPA LOMBOK
pada hari 5 AGUSTUS
Minggu, tanggal 29 2018
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa
Astyka Pamumpuni 1 tersebutSapiie
, Benjamin terletak
1
, M.pada
Edo Marshal1, Derry
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
Apriansyah1, Adycipta Anisprawoto1
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24 1
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat ITB
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga 6.1 Kondisi geologi
runtuh.
Sesaat setelah
Pulaugempa
Lombok tersebut
adalahterjadi,
pulau diperlukan
yang terbentuk aksi tanggap
oleh adanyadaruratgunung api hasil
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
subduksi lempeng Australia (yang menunjam ke arah utara, di bawah lempeng
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
Eurasia). Batuan di P. Lombok didominasi oleh batuan produk gunung api.
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan Salah satunyadasar;
kebutuhan adalahpelindungan
breksi -yaitu batuankelompok
terhadap dengan rentan;
tekstur kasar berupa
fragmen-fragmen
dan pemulihan prasarana dan sarana lebihvital
dari dengan
2mm dan menyudut,
segera. tuff -batuan
Oleh karena itu, hasil jatuhan
diperlukan kajian dampak bencana
atau aliran gempa melalui
piroklastik dengan survei
butiranlapangan
fragmenyang mencakup
kurang dari 2mm, dan lava -
kajian sumber gempa batuan yang merupakan pembekuan aliran magma yangitu,telah keluar ke
(baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain
kajian dampak kerusakan yangbumi.
permukaan ditimbulkan
Terdapatoleh
jugagempa
batuanterhadap
karbonatinfrastruktur
yang merupakan terumbu
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
karang yang telah terangkat ke permukaan.
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami
Lombok bagianluka-luka maupun
selatan yang meninggal
tersusun umumnya
oleh batuan berupaakibatbreksi volkanik
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
(materialnya berupa batuan volkanik) dan lava dengan umur batuan Miosen
bangunan menjadi penting
Awal (20agar
juta bila
tahunterjadi gempa Pliosen-Plistosen
lalu) hingga pada masa yang (3.6-1.8akan datang,
juta tahun yang lalu).
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
Batuan di lombok bagian utara umumnya berupa batuan volkanik yang
bangunan yang tahan gempa.
berumur ini
Survei lapangan Kuarter (2.6melibatkan
telah juta tahun yang lalu - hari
berbagai ini). ahli dari
tenaga
Kementerian Pekerjaan UmumP.Lombok
Morfologi dan Perumahan Rakyat, api,
khas gunung Kementerian Energigunung
berupa kerucut dan api dengan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
beberapa sisa kerucut, kaldera. Dataran aluvial terdapat di beberapa bagian,
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
salah satunya yaitu Kota Mataram dan sekitarnya. Dataran aluvial in disusun
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institutoleh material
Teknologi lepas-lepas
Bandung, danhasil
unsurerosi batuanpraktisi/
asosiasi/ yang ada.
perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
6.2 upaya
Semoga segala Fenomena pascasurvei
tim pelaksana gempa yang
dan tim ditemui
penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadapFenomena geologi Atas
dampak bencana. yangperhatian
muncul pasca gempa
dan kerja 6.4semua
sama (29 Juli 2018) dan 7.0 (5
pihak
Agustus 2018) didominasi oleh deformasi permukaan tanah berupa tanah
diucapkan terima kasih.
longsor dan likuifaksi.

6
i 27
27

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi
Pusat Litbang Gempadan
Perumahan Nasional (PuSGeN)
Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)
6.2.1 Tanah longsor
Tanah longsor yang diterjadi di Lombok pasca gempa adalah longsor yang
dipicu oleh gempa. Tipe longsoran yang ada adalah rock fall dan debri
kombinasi sliding.
a. Rock fall adalah tanah longsor berupa jatuhnya batuan dari tebing
atau lereng. Rock fall banyak terjadi di batuan dengan fragmen yang
besar dan lereng. Jalan Mataram – Senggigi dan Mataram – Pusuk –
Bangsal, adalah lokasi banyak terjadi rock fall (Gambar 6.1). Batuan
yang jatuh berupa bongkah fragmen batuan dan pecahan batauan.
Fragmen yang jatuh berupa batuan yang sebelumnya menempel
sebagai fragmen breksi, atau bongkah batuan yang berada di puncak
bukit yang menggelinding saat terjadi gempa. Pecahan batuan
longsor sebagai rock fall berupa batuan beku yang memiliki banyak
rekahan sebelumnya. Rock fall pasca gempa Lombok ini terjadi
umumnya pada batuan breksi dan lava Formasi Kalibabak pada
potongan jalan. Sedangkan gelindingan bongkah terjadi pada lereng
bukit.

Lampiran Gambar

Gambar 6.1 Rock fall di tepi Jalan Raya Mataram – Senggigi (kiri) dan di daerah Bayan
(kanan).

b. Debris fall dan debris slide adalah longsoran dengan material lepas-
lepas dengan mekanisme jatuhan (debri fall) atau gelinciran (debri
slide). Debri fall fan debri slide terjadi di banyak lokasi di Lombok
Utara. Sepanjang jalan pantai barat-utara P. Lombok, longsoran
debri banyak terjadi pada tebing potongan jalan (Gambar 6.2). Di
bagian utara P. Lombok, longsoran banyak terjadi pada tebing-tebing
sungai yang terjal. Longsoran tipe debri ini berupa material lepas-
lepas yang jatuh. Batuan yang mengalami longsoran tipe debri ini
6

28
28

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
adalah batuan tuff batuapung (scoria) dengan karakter yang lepas-
KATA PENGANTAR
lepas yang termasuk pada Formasi Lekopiko. Karakterisitik sungai

pada batuan formasi Lekopiko ini adalah sungai-sungai dengan erosi

Gempa Lombok, Bali vertikal yang dominan,
dan Sumbawa terjadi padamenyebabkan
hari Minggu, sungai sempit
tanggal 29 dengan tebing
sisi sungai
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan yang M6,4.
kekuatan tinggi. Gempa
Karaktertersebut
batuan yang lepas-lepas
terletak pada dari Formasi
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT,
Lekopiko sangat mempengaruhi bentukan sungaikm
atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 tersebut. Tebing-
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
tebing curam di sisi sungai tersebut yang banyak mengalami longsor
km. Gempa ini telah mengakibatkan
pada saatkorban
terjadi jiwa
gempa.yang tidak
Pada saatsedikit.
terjadiTerdapat
gempa susulan dengan
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
magnitudo 5.9 pada siang hari tanggal 9 Agustus 2018, dari kejauhan
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh. terliat debu yang membumbung akibat terjadinya longsoran debri
fall/slide
Sesaat setelah gempa di dinding
tersebut terjadi, sungai.
diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana
c. Lateral spread Lateral pengkajian
yang menyangkut spread adalah secara
salahcepat
satu dan
tipe gerakan tanah
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
yang berupa rekahan terbuka yang memanjang. Lateral spread
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan umunyadasar;berada pada daerah
pelindungan terhadap dengan
kelompoklereng landai atau datar.
rentan;
dan pemulihan prasarana dan Pergerakan tanahdengan
sarana vital pada tipe
segera.lateral
Oleh spread
karena adalah
itu, pergerakan
diperlukan kajian dampak bencana gempaPergerakan
horizontal. melalui survei
tanahlapangan
lateral yang
pascamencakup
gempa banyak terjadi di
kajian sumber gempa (baik gempa
bagian barat-utara P. Lombok. jalan yang berupa itu,
utama maupun gempa susulan). Selain timbunan di ujung
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
jembatan merupakan lokasi yang paling sering terjadi lateral spread
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
(Gambar 6.3). Selain itu, bukit dengan lithologi tuff scoria yang lepas-
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalamilepas juga teramati
luka-luka maupun mengalami pergerakan
yang meninggal umumnya lateral (lateral spread).
akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.
Gambar 6.2 Longsoran pada tepi Jalan Raya Lombok Utara, Kecamatan Gangga. Debri
berupa batuan tuff dari Formasi Lekopiko.

6
i 29
29

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi
Pusat Litbang Gempadan
Perumahan Nasional (PuSGeN)
Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 6.3 (kiri) Pergerakan tanah pada tepi jembatan daerah Bayan, Lombok Utara dan
(kanan) lateral spread yang diikuti oleh likuifaksi (kotak merah).

6.2.2 Likuifaksi
Pasca gempa dengna magnitudo 7.0, beberapa fenomena yang muncul adalah
adanya rekahan yang mengeluarkan air bersamaan dengan lumpur atau pasir.
Rekahan yang terjadi berupa rekahan yang memanjang dan rekahan berupa
lubang bundar.
a. Retakan tanah dengan disertai air yang keluar Retakan tanah yang
Lampiran Gambar
memanjang akibat likuifaksi berupa retakan memanjang dengan
lebar 2-10cm. Dari retakan ini, beberapa saat setelah gempa, keluar
air bersamaan dengan lumpur dan atau pasir (Gambar 6.4).
Keluarnya air ini bisa sangat banyak dan menggenangi daerah
tersebut. Daerah yang mengalami liquifaksi ini umumnya daerah
pinggir pantai dengan lithologi yang berupa tuff lepas atau aluvial.
Selain itu muka air tanah di daerah yang mengalami likuifaksi
umumnya cukup dangkal.
b. Lubang-lubang besar yang disertai keluarnya air ataupun tidak.
Lubang-lubang hasil likuifaksi ini berupa lubang berdiameter 50cm –
4m dengan kedalaman bervariasi mencapai 3 meter. Lubang ini
mengeluarkan air yang cukup banyak pada saat dan dan setelah
gempa terjadi. Setelah air berhenti lubang terlihat menganga dengan
kedalaman bervariasi dengan kedalaman maksimal yang teramati
adalah 3meter (Gambar 6.5). Beberapa lubang yang terjadi di pantai
menyisakan lubang di pasir pantai dengan bentuk seperti kerucut
terbalik dan tidak terlhat adanya sisa-sisa lumpur atau pasir yang
terbawa air. 6

30
30

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
Gambar 6.4 Jejak likuifaksi (liquefaction), retakan tanah yang disertai dengan keluarnya air
dan pemulihan prasarana danbersamaan sarana dengan
vital dengan
lumpur. segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan6.2.3 Subsidence
prasarana, dan uplift juga penting dilakukan. Survei
dan lingkungannya
lapangan dilakukan Pasca
untuk gempa
mendapatkan
7.0, terjadi rabmaG naripmaL
data gejala
dan informasi
kenaikanyang
dancepat, lengkap,
penurunan permukaan tanah.
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
Pada daerah utara terlihat bukti kenaikan permukaan tanah berupa koral yang
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
berada di atas permukaan air pada saat air surut. Sebelumnya koral berada di
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakanbawah permukaan dapat
infrastruktur air meskipun pada saatdengan
diminimalisasi air surutmembangun
maksimal. Sedangkan pada
bangunan yang tahan lokasi di bagian utara dari P. Lombok didapatkan koral yang berada pada 50cm
gempa.
diatas permukaan
Survei lapangan ini telah laut saat air laut
melibatkan surut. Selain
berbagai tenagakenaikan permukaan tanah,
ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan
penururnan Perumahan
permukaan tanahRakyat, Kementerian
juga di identifikasi Energi
pada bagiandan barat P. Lombok.
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Penurunan permukaan tanah diamati dari tergenangnya permukaan tanah
Perhubungan,Badanyang Meteorologi
sebelumnyaKlimatologi danGenangan
tidak terjadi. Geofisika, Badan yang
air payau Nasional
terjadi menandakan
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
adanya penurunan permukaan tanah sehingga pada saat pasang, air
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal menggenang, sedangkan
terhadap hasil survei sebelum
tersebut terjadipada
disampaikan gempa 7.0, air pasang tidak
buku Laporan
Kajian Gempa Lombok menggenangi
2018. daerah tersebut. Penurunan permukaan tanah tersebut
mencapai
Semoga segala upaya40cm.
tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i 31
31

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi
Pusat Litbang Gempadan
Perumahan Nasional (PuSGeN)
Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 6.5 Lubang-lubang hasil likuifaksi yang banyak dijumpai di daerah sekitar pantai.
Lubang yang terbentuk di tepi pantai cenderung membentuk kerucut terbalik
(kanan).

6.3 Daerah terdampak kaitanya dengan kondisi geologi


Daerah yang terdampak gempa dengan manitudo 6.4 dan 7.0 di P. Lombok
adalah daerah sebelah barat dan utara dari P. Lombok. Beberapa daerah yang
Lampiran Gambar
terdampak signifikan adalah daerah Sengigi, Pemenang, Tanjung, Gangga,
Kayangan, Bayan, Sembalun dan sekitarnya. Berdasarkan morfologi yang
diamati di lapangan, daerah sekitar Senggigi, Pemenang, dan Gangga adalah
daerah dengan morfologi dataran alluvial. Dataran alluvial ini disusun oleh
batuan material lepas yang merupakan hasil erosi dari bukit-bukit yang ada di
sebelah timur dari area tersebut. Permukaan air tanah di daerah dengan
morfologi dataran alluvial ini cukup dangkal. Ketika gelombang gempa
melewati material lepas yang jenuh dengan air (muka air tanah yang dangkal),
gelombang gempa ini mengalami amplifikasi yang signifikan. Kemungkinan hal
tersebut yang menyebabkan banyaknya kerusakan di daerah dengan morfologi
dataran alluvial (Gambar 6.6).
Daerah Kayangan, Bayan, Sembalun, secara morfologi merupakan bukit-bukit
dan punggungan lereng gunung api. Perbukitan dan punggungan ini dicirikan
dengan sungai-sungai yang radial yang mengerosi cukup dalam. Batuan
penyusun dari morfologi ini umumnya adalah tuff, breksi, dan lava. Beberapa
daerah yang mengalami kerusakan berat ternyata tersusun oleh batuan tuff
dengan karakter yang lepas-lepas, sangat porus, dan tebal. Muka air tanah
pada daerah dengan batuan tuff lepas-lepas ini bervariasi, daerah 6pinggir

32
32

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
pantai umumnya dangkal, bahkan hanya berkisar 50cm. Sedangkan pada
KATA PENGANTAR
daerah perbukitan muka air tanah cukup dalam, mencapai 8m. Daerah dengan

batuan tuff lepas-lepas dan muka air tanah yang dangkal umumnya mengalami

gejalaBali
Gempa Lombok, likuifaksi baik yang
dan Sumbawa berupa
terjadi lubang-lubang
pada hari Minggu, tanggalmaupun29 retakan yang
memanjang.
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan Sedangkan daerahGempa
kekuatan M6,4. yang tersusun oleh tuffpada
tersebut terletak dan berada pada
koordinat 8,4 LS danketinggian
116,5 BT,umumnya
atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
mengalami longsor, terutama pada dinding sungai yang
arah timur laut Kotaterjal
Mataram, Provinsi Nusa Tenggara
maupun pada lereng-lereng Barat
bukit yangpada kedalaman 24
terjal.
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
Padaluka-luka
korban yang menderita daerah yang
ringanmengalami kerusakan
sampai dengan korban cukup parah tersebut
meninggal. Gempa terkadang ada
beberapa
ini pun mengakibatkan kerusakanlokasi yang tidak berupa
infrastruktur mengalami kerusakan
bangunan walaupun bangunan yang
yang mengalami
rusak ringan hingga ada
runtuh.
tidak berbeda secara kualitas dengan lokasi yang lain. Dari pengamatan
Sesaat setelah gempaternyata
lapangan, tersebutbangunan
terjadi, diperlukan
yang masih aksi baik
tanggap darurat
tidak terdampak, gempa
untuk menanggulangi walaupun dengan kualitas bangunan yang sama, berada dan
bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat pada batuan yang
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
berupa breksi maupun lava dengan lapisan tanah (lapukan) yang tipis (Gambar
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan 6.7).
kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Gambar 6.6 Dampak gempa pada rumah penduduk yang dibangun di atas dataran alluvial
Survei lapangan ini (kiri)
telah melibatkan
dan pada berbagai
batuan breksi tenaga ahli dari
dan lava (kanan).
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i 33
33

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi
Pusat Litbang Gempadan
Perumahan Nasional (PuSGeN)
Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 6.7 Dampak gempa pada rumah penduduk yang dibangun di atas dataran alluvial
(kiri) dan pada batuan breksi dan lava (kanan).

Lampiran Gambar

34
34

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
KATA PENGANTAR


7. GEMPA LOMBOK TANGGAL 29 JULI 2018
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu,DAN
tanggalDAMPAKNYA
29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
1 1
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau
Rahayu Robiana tepatnya
, Pandu berlokasi di darat
Adi Minarno pada
, Sri jarak1,47
Hidayati km
Supartoyo 1
, Fadlianto
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24 Nurfalah1
km. Gempa ini telah mengakibatkan
1
Pusat Vulkanologi korban danjiwa yangBencana
Mitigasi tidak sedikit.
Geologi, Terdapat
Badan Geologi, KESDM
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga 7.1
runtuh.
Latar Belakang
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi Pulau Lombok
bencana yangmerupakan
menyangkut salahpengkajian
satu wilayah di Indonesia
secara cepat danyang rawan dan
berpotensi
tepat terhadap lokasi, kerusakan, terhadap
dan sumber terjadinya bencana gempa.
daya. Diperlukan Sumber gempa yang
juga penentuan
status keadaan darurat bencana;wilayah
mengancam penyelamatan
ini terdapatdan di
evakuasi
laut yang masyarakat
berasal dari terkena
sesar aktif di sebelah
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
barat dan timur, zona subduksi di selatan dan sesar naik aktif di utara serta di
dan pemulihan prasarana
darat yangdan sarana vital
diakibatkan dengan aktivitas
oleh adanya segera. pergerakan
Oleh karena itu, sesar aktif.
sistem
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa Struktur
(baik geologi
gempa utama diindikasikan
maupunoleh kelurusan
gempa susulan). morfologi berdasarkan citra
Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap
landsat, peta topografi baik kelurusan sungai, punggungan dan juga infrastruktur
berserta sarana danberdasarkan
prasarana, dan lingkungannya
pengamatanjuga pentingdi dilakukan. Survei ditemukannya
kepada
rabmaG naripmaL
langsung
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
lapangan dengan
indikasi cermin sesar, gores-garis, kekar, off-set litologi, gawir sesar (scarp) dan
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
triangular facet. Berdasarkan peta geologi lembar Lombok (Mangga dkk., 1994)
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
sesar-sesar
bangunan menjadi penting agartersebut
bila terjadi dikelompokkan
gempa pada masa menjadi: yang sesar pada dinding kaldera
akan datang,
korban dan kerusakanSembalun, kawah Propok,
infrastruktur sesar normal Pusuk,
dapat diminimalisasi denganBonduri,
membangun Seribu, Tanakiabang,
bangunan yang tahan gempa.
Lantih, sesar Lentih, Orok, Libajalin, Batujang, Grenggengan dan Berenong.
Survei lapangan
Stratigrafiinidaerah
telah penyelidikan
melibatkan disusunberbagaimenuruttenaga karakteristik
ahli dari batuan yang
Kementerian Pekerjaan Umum dan
berdasarkan Perumahan
kepada data Rakyat,
lapanganKementerian Energi dan
dengan memperhatikan prinsip
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
vulkanostratigrafi, yang dikelompokkan menjadi 10 satuan batuan dengan
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
urutan dari tua ke
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu muda sebagai berikut:
Pengetahuan Satuan
Indonesia, Badanaliran lava Sembalun (Qsal),
Informasi
Geospasial, InstitutSatuan
Teknologi aliran lava Rinjani
Bandung, (Qral),asosiasi/
dan unsur Satuan aliran
praktisi/piroklastik
perusahaanSembalun (Qsmap),
swasta. Kajian awal Satuan
terhadap aliran
hasillava Prigitersebut
survei (Qpal), Satuan aliran pada
disampaikan lava mentar (Qmnal), Satuan aliran
buku Laporan
Kajian Gempa Lombok lava2018.
Monyet (Qmjal), Satuan aliran lava Selong (Qslal), Satuan aliran lava
Semoga segala
Talagaupaya timSatuan
(Qtal), pelaksana surveipiroklastik
jatuhan dan tim penyusun
Rinjani (Qrjp)laporan daniniEndapan aluvial
dapat memberikan (Qal)
manfaat(Manggayang dkk.,
sebesar-besarnya
1994) (gambardalam menghadapi
7.1). Khusus langkah
di sekitar Gunungapi Rinjani,
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
batuan yang berada di sini adalah batuan sedimen lepas hasil letusan
diucapkan terima kasih.
gunungapi. Material batuan berupa kerikil, lapili, dan bom, bersifat mudah
lepas. Tanah penutup adalah pasir dengan fragmen dan matrik batuapung,
ketebalan
6 sekitar 2 m yang bersifat lepas.
i 35
35

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi
Pusat Litbang Gempadan
Perumahan Nasional (PuSGeN)
Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Lampiran Gambar

Gambar 7.1 Peta geologi wilayah Pulau Lombok (Mangga dkk., 1994).

36
36

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
Gambar 7.2
kajian dampak kerusakan `Peta
yang kejadian gempa
ditimbulkan disekitar
oleh gempa pulau Lombok Perioda
terhadap 1973 – Juli 2018 (Sumber:
infrastruktur
USGS, 2018).
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
lapangan dilakukan Sejarah
untuk mendapatkan
kegempaan data rabmaG naripmaL
dan informasi
di sekitar wilayahyang cepat,
pulau lengkap,
Lombok memiliki aktivitas
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
kegempaan yang cukup tinggi, seperti ditunjukkan pada peta sebaran gempa
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
selama periode 1973 - 2018 (gambar 7.2). Sebagian gempa-gempa tersebut
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakanberdampak pada aktivitas
infrastruktur manusia dan menyebabkan
dapat diminimalisasi terjadinya korban jiwa /
dengan membangun
kerusakan.
bangunan yang tahan gempa. Berdasarkan data dari Supartoyo dkk. (2014), kejadian gempa
Survei lapangan
merusak ini telahpada
diawali melibatkan
tanggal 19berbagai tenagayang
Agustus 1977 ahlimenimbulkan
dari tsunami
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
dan mengakibatkan Rakyat,
terjadinya Kementerian
korban jiwa Energibangunan
dan kerusakan dan di wilayah
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Pulau Bali, Lombok, Sumbawa dan Sumba. Pusat gempa terletak pada
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
koordinat 11,1 LS dan 119 BT (Samudera Hindia) pada kedalaman 33 km
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institutdengan magnitudo
Teknologi Bandung, 6,1.
danPenyebab terjadinya
unsur asosiasi/ gempaperusahaan
praktisi/ ini akibat subduksi antara
swasta. Kajian awal Lempeng Samudera
terhadap hasil surveiHindia-Australia denganpada
tersebut disampaikan Lempeng Benua Eurasia. Gempa
buku Laporan
Kajian Gempa Lombok ini mencapai
2018. VII skala MMI, menimbulkan terjadinya tsunami melanda Pulau
Semoga segala upaya tim
Bali, Lombok, pelaksana
Sumbawa survei
dan Sumba danmengakibatkan
tim penyusun kerusakan
laporan inipada bangunan.
dapat memberikan Gempa
manfaatmerusak
yang sebesar-besarnya
selanjutnya terjadidalampadamenghadapi
tanggal 30 langkah
Mei 1979 dengan
pemulihan terhadapmagnitudo
dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
6,1 dan kedalaman 25 km. Gempa ini mengakibatkan 29 orang
diucapkan terima kasih.
meninggal, 127 orang luka – luka. Pada tanggal 2 Januari 2004 kembali wilayah
Lombok Utara terjadi gempa merusak dengan magnitude 6,2 dan kedalaman
33 km. Kejadian tersebut mengakibatkan 32 orang luka-luka dan ribuan
6
i 37
37

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)


bangunan mengalami kerusakan. Berikutnya terjadi gempa merusak pada
tanggal 22 Juni 2013 bersumber di laut, tepatnya di Selat Lombok di sebelah
baratlaut pulau Lombok, berjarak 14 km sebelah barat laut Lombok Barat,
provinsi Nusa Tenggara Barat, dengan magnitudo 5,4, dan kedalaman pusat
gempa sekitar 10 km. Gempa ini disebabkan oleh adanya aktivitas sesar aktif
laut selat Lombok di sebelah baratlaut pulau Lombok, menyebabkan 30 orang
luka, 3.087 rusak berat, 1.858 rusak menengah, 425 rusak ringan. Kejadian
gempa merusak selengkapnya ditampilkan pada tabel 7.1.

Gempa pada hari Minggu tanggal 29 Juli 2018, pukul 05:47:39 WIB dengan
kekuatan 6,4 Mw, merupakan salah satu gempa merusak yang terjadi di
wilayah Lombok. Menurut BMKG gempa berada pada koordinat 8,26° LS -
116,55° BT dengan kedalaman 10 km, sedangkan menurut USGS pusat gempa
berada pada 8,27° LS – 116,49° BT dengan kedalaman 6,4 km (gambar 3).
Gempa tersebut terjadi akibat aktivitas sesar naik aktif dari sistem Flores
Backarc Thrust yang berada di laut utara Pulau Lombok. Mekanisme
pergerakan sumber gempa adalah sesar naik (thrusting) dengan strike N 83 o E,
dip 28o, dan rake 78o.

Lampiran Gambar

Gambar 7.3 Pusat gempa dengan beberapa gempa susulan yang terjadi tanggal 29 Juli 2018
di Lombok Timur. 6

38
38

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
7.2 Metodologi
KATA PENGANTAR
 Pemeriksaan terhadap dampak yang ditimbulkan oleh kejadian gempa tanggal
 29 Juli 2018 dilakukan melalui kegiatan tanggap darurat gempa di instansi
Gempa Lombok,
Pusat Bali dan Sumbawa
Vulkanologi terjadiBencana
dan Mitigasi pada hari Minggu,
Geologi tanggalBadan
(PVMBG), 29 Geologi (BG),
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM). Kegiatan ini bertujuan
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
untuk memetakan distribusi intensitas gempa yang terukur melalui skala MMI
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah (Modified Mercalli Intensity).
mengakibatkan korban jiwaRincian
yangdari kegiatan
tidak ini meliputi:
sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempayang terdampak
• Pemeriksaan kerusakan bangunan pada wilayah-wilayah
ini pun mengakibatkanlangsung
kerusakangoncangan gempa
infrastruktur tanggal
berupa 29 Juli 2018.
bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga •runtuh.
Mencari dan memeriksa kerusakan geologi berupa retakan tanah dan
Sesaat setelahlongsoran
gempa tersebut
(gerakanterjadi,
tanah). diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut
• Melakukan wawancara secara pengkajian
langsungsecara
dengan cepat dan
masyarakat baik yang
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
berlokasi dekat maupun yang jauh dengan sumber gempa.
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan • kebutuhan
Membuat peta intensitas
dasar; gempaterhadap
pelindungan berdasarkan sebaran
kelompok kerusakan dan besar
rentan;
dan pemulihan prasarana goncangan
dan yang
saranadirasakan masyarakat.
vital dengan segera. Oleh karena itu,

diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa Tabel(baik
7.1 gempa utama
Kejadian gempamaupun gempa
merusak dan susulan).
tsunami Selain (Supartoyo
di Pulau Lombok itu, 39
dkk., 2014).
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i 39
Tabel 7.1 Kejadian gempa merusak dan tsunami di Pulau Lombok (Supartoyo dkk., 2014).
39

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)
7.3 Hasil dan Pembahasan
7.3.1 Dampak Gempa
Berdasarkan pemeriksaan Tim Tanggap Darurat (TTD) PVMBG BG di lokasi
bencana, kejadian gempa Lombok menghasilkan goncangan yang cukup kuat
sehingga menimbulkan korban jiwa, kerusakan bangunan, serta kerusakan
geologi. Daerah yang mengalami kerusakan akibat guncangan gempa ini
terdapat di wilayah Kabupaten Lombok Timur yaitu Kecamatan Sambelia,
Sembalun, Pringgabaya, dan Aikmel serta Kabupaten Lombok Utara yaitu di
Kecamatan Bayan, Kayangan, dan Gangga (tabel 7.2).

Tabel 7.2 Dampak kejadian gempa tanggal 29 Juli 2018 bersumber dari data BNPB hingga
tanggal 5 Agustus 2018, pukul 09:50 WITA.

Rumah Rumah Rumah


Meninggal Luka-
No Daerah Rusak rusak Rusak
dunia luka
Berat Sedang Ringan
Kota
1 0 0 0 0 0
Mataram
Kab. Lombok
2 0 0 6 15 8
Barat

3
Lampiran
Kab. Lombok
5
Gambar
12 3151 2478 4168
Utara
Kab. Lombok
4 15 353 830 0 1326
Timur
Kab.
5 Sumbawa 0 0 0 1 0
Barat

Dengan korban jiwa antara lain terdapat di Kecamatan Sambelia, Kecamatan


Sembalun, dan Kecamatan Bayan. Gempa ini juga berdampak pada 10.982 KK,
47.361 jiwa, 55 tempat ibadah, 60 sarana pendidikan, dan 5 sarana kesehatan.
Kerusakan bangunan terparah terdapat di Dusun Malempo - Desa Obel-obel
dan Dusun Ketapang - Desa Madayin, Kecamatan Sambelia, serta Desa Sajang,
Kecamatan Sembalun, dengan tingkat kerusakan bangunan mayoritas
mengalami rusak berat hingga roboh. Bangunan yang mengalami kerusakan
hampir merata di semua wilayah tersebut, sehingga tidak layak ditempati.
Kerusakan bangunan di wilayah Dusun Malempo terutama disebabkan oleh
besarnya goncangan gempa yang terasa di wilayah ini (gambar 7.4). Tidak ada
6
kerusakan bangunan yang disebabkan oleh adanya retakan tanah di wilayah ini
40
40

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
walaupun di beberapa lokasi teridentifikasi adanya retakan tanah berarah
KATA PENGANTAR
barat – timur yang membelah jalan-jalan dusun di wilayah Malempo (gambar

7.5).

Gempa Lombok,
KorbanBalijiwa
danterdapat
Sumbawaditerjadi pada hari
Kecamatan Minggu,Kecamatan
Sambelia, tanggal 29 Sembalun, dan
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak
Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Timur. Gempa ini juga padaberdampak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
10.982 KK, 47.361 jiwa, 55 tempat ibadah, 60 sarana pendidikan, dan 5 sarana
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
kesehatan.
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur
Gambar 7.4 Kerusakandapat diminimalisasi
bangunan dengan
di Dusun Malempo, membangun
Desa Obel-obel, Kecamatan Sambelia
bangunan yang tahan gempa. akibat gempa tanggal 29 Juli 2018.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

Gambar
6 7.5 Retakan tanah yang teridentifikasi di wilayah Dusun Malempo, Desa Obel-obel,
Kecamatan Sambelia, dengan arah retakan pada N85oE dan N110oE.
i 41
41

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)


Kerusakan juga teramati di wilayah Dusun Ketapang, Desa Madayin,
Kecamatan Sambelia, yang berdekatan dengan Dusun Malempo. Jenis
kerusakan bangunan hampir merata dengan kategori rusak berat hingga
roboh. Kerusakan terutama terjadi pada bangunan dengan dinding semen,
sedangkan bangunan kayu dan bambu tidak mengalami kerusakan (gambar
7.6). Kerusakan terutama diakibatkan karena goncangan gempa yang cukup
kuat, tanpa adanya indikasi kerusakan akibat retakan tanah yang memotong ke
perumahan. Retakan tanah berarah barat - timurterdapat di satu titik di
perkebunan warga, serta satu titik gerakan tanah (longsoran) dekat
pemukiman (gambar 7.7).

Lampiran Gambar

Gambar 7.6 Kerusakan bangunan di Dusun Ketapang, Desa Madayin, Kecamatan Sambelia
akibat gempa tanggal 29 Juli 2018. Tidak terjadi kerusakan pada bangunan
yang terbuat dari kayu dan bambu.

Gambar 7.7 Gerakan tanah pada jalan setapak di dekat pemukiman yang terjadi akibat
goncangan gempa di Dusun Ketapang.

Wilayah lain dengan tingkat kerusakan tinggi adalah Desa Sajang, Kecamatan
Sembalun. Kerusakan yang terjadi di wilayah ini masuk kategori rusak6 berat
42
42

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
dengan mayoritas bangunan sudah tidak layak huni (gambar 7.8). Di wilayah ini
KATA PENGANTAR
juga teridentifikasi adanya retakan tanah baik yang memotong jalan, kebun

bahkan memotong lantai dan fondasi bangunan (gambar 7.9). Retakan tanah

ini mengontrol
Gempa Lombok, kerusakanterjadi
Bali dan Sumbawa beberapa
pada rumah penduduk
hari Minggu, yang dilaluinya.
tanggal 29 Retakan
tanah
Juli 2018 pukul 05.47 WIBteridentifikasi
dengan kekuatan menerus
M6,4.dengan
Gempapanjang
tersebutsekitar 50pada
terletak - 100 m pada arah
o o
koordinat 8,4 LS danantara
116,5N220 E - N295
BT, atau N. berlokasi di darat pada jarak 47 km
tepatnya
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Gambar 7.8 `Kerusakan bangunan di Desa Sajang, Kecamatan Sembalun akibat gempa 29 Juli
Penanggulangan Bencana,Lembaga 2018.
Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i 43
43

Pusat Studi Gempa
Pusat StudiNasional (PuSGeN)(PuSGeN)
Gempa Nasional
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, BalitbangBalitbang
PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Lampiran Gambar
Gambar 7.9 Retakan tanah yang teridentifikasi di Desa Sajang, Kecamatan Sembalun.

Kejadian gempa tanggal 29 Juli 2018 juga memicu terjadinya gerakan tanah
atau tanah longsor pada jalur pendakian gunung Rinjani. Gerakan tanah
dimensi kecil teramati di pemukiman warga di Dusun Ketapang, Desa
Madayin, Kecamatan Sambelia. Berdasarkan pengamatan tim Tanggap
Darurat Gerakan Tanah (TDGT) - PVMBG, ditemukan retakan pada jalur
pendakian mulai pos 4 Bukit Penyesalan sampai titik awal Plawangan.
Retakan-retakan ditemukan hampir sepanjang jalur dengan arah umum barat
daya-timur laut sampai barat – timur (gambar 10). Dijumpai juga beberapa
runtuhan baru yang terjadi akibat gempa susulan pada Jumat (3 Agustus 2018)
dini hari sekitar pukul 3 dini hari dan pagi hari. Dengan kondisi retakan yang
ada, masih terdapat potensi terjadinya longsoran dan runtuhan batu di sekitar
jalur pendakian, Plawangan, dan dinding kaldera, serta dinding-dinding yang
sudah mengalami retakan (gambar 7.10 dan 7.11).

44
44

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaBPusat
,n amStudi
ikdan
umeGempa
P nad nNasional
ah amuBalitbang
Pemukiman, reP(PuSGeN)
gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
Gambar 7.10 Retakan tanah pada jalur pendakian mulai pos 4 Bukit Penyesalan sampai titik
status keadaan darurat bencana;awal
penyelamatan danTim
Plawangan (Foto: evakuasi masyarakat terkena
TDGT - PVMBG).
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

Gambar 7.11 Retakan dan Potensi Longsor pada sumber mata air (Foto: Tim TDGT - PVMBG).
6
i 45
45

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)
7.3.2 Intensitas Gempa
Intensitas merupakan dampak yang diakibatkan oleh goncangan gempa yang
terjadi di permukaan. Nilai intensitas dapat diperkirakan berdasarkan tingkat
kerusakan yang terjadi, respon yang dirasakan masyarakat, ataupun secara
empiris dihitung berdasarkan energi gempa. Skala intensitas yang
dipergunakan mengacu skala MMI (Modified Mercalli Intensity) yang terbagi
menjadi 12 tingkatan. Untuk memetakan tingkat intensitas gempa Lombok
tanggal 29 Juli 2018, dilakukan melalui pengamatan langsung terhadap
kerusakan bangunan dan kerusakan geologi secara langsung, serta melakukan
korespondensi dengan masyarakat di wilayah Lombok mengenai besarnya
goncangan yang mereka rasakan. Data yang diperoleh kemudian di gabungkan
dengan nilai intensitas empiris yang dirilis oleh USGS, sehingga diperoleh peta
sebaran nilai intesitas gempa di pulau Lombok.

Intensitas gempa terbesar berada di wilayah utara pulau Lombok yang


mencapai VII - VIII skala MMI, yang teridentifikasi dari tingkat kerusakan
bangunan akibat goncangan gempa. Wilayah dengan nilai intensitas tersebut
melanda wilayah Sambelia, Sembalun, dan Bayan. Wilayah dengan nilai
intensitas V - VI skala MMI teridentifikasi di wilayah pantai barat Lombok Utara
Lampiran Gambar
dan pantai timur Lombok Timur melalui hasil wawancara terhadap masyarakat
sekitar, dan ditandai oleh adanya retakan minor pada rumah penduduk,
goncangan gempa dirasakan kuat, serta adanya barang di dalam rumah yang
jatuh. Wilayah lain di Lombok Tengah diperkirakan merasakan goncangan
gempa pada III - IV skala MMI (tabel 7.3, gambar 7.12 dan 7.13).

7.4 Kesimpulan
Gempa Lombok tanggal 29 Juli 2018 merupakan salah satu gempa merusak di
Indonesia. Kejadian gempa tersebut diakibatkan oleh aktivitas zona sesar naik
busur belakang Flores yang berarah barat timur. Gempa ini telah
menimbulkan korban jiwa, kerusakan bangunan, retakan tanah, dan gerakan
tanah. Hasil pengamatan terhadap kerusakan serta respon masyarakat dalam
merasakan goncangan gempa, mempunyai intensitas maksimum sebesar VII -
VIII skala MMI. Hasil pengamatan lapangan memperlihatkan bahwa kerusakan
bangunan pada kejadian gempa tanggal 29 Juli 2018 diakibatkan oleh
beberapa faktor yaitu : jarak yang dekat dengan sumber gempa, bangunan
yang dirancang tidak tahan goncangan gempa (non engineering building), dan
6

46
46

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
bangunan terletak pada endapan aluvial dan batuan rombakan gunungapi
KATA PENGANTAR
muda yang telah mengalami pelapukan.


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
lapangan dilakukan Gambar
untuk mendapatkan data
7.12 Sebaran nilai
rabmaG naripmaL
dan informasi
intensitas yang cepat,
gempa berdasarkan hasil lengkap,
pengamatan dampak gempa
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupunserta
terhadap bangunan yangwawancara
meninggal umumnya
dengan akibat
penduduk.
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

Gambar 7.13 Peta Pusat dan Intensitas gempa tanggal 29 Juli 2018 berdasarkan hasil
pemeriksaan sebaran kerusakan dan besaran goncangan yang dirasakan
6 masyarakat.
i 47
47

48
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR


Tabel 7.3 Hasil wawancara dengan penduduk mengenai goncangan gempa tanggal 29 Juli 2018.

No Dusun Desa/Kelurahan Kecamatan Kondisi Bangunan Kondisi Benda Kondisi Tanah Keterangan MMI
Retakan besar pada Berjatuhan
1 Sembalun Sembalun Tidak ada retakan tanah VI
bangunan sebagian
Kebanyakan hancur
2 Sajang Sajang Sembalun Berjatuhan Tidak ada retakan tanah VIII
dan runtuh
terdapat beberapa retakan
Kebanyakan hancur yang memotong tegak lurus
3 Ronjongkong Sajang Sembalun Berjatuhan o VIII
dan runtuh jalan. Arah retakan N220 E.
Lebar retakan 3 mm
terdapat banyak retakan Dusun dengan
o
Kebanyakan hancur tanah. Arah retakan N200 E. kerusakan terparah
4 Sajang Lauk Sajang Sembalun dan runtuh. Lantai Berjatuhan Ada 5 jalur retakan dengan di Kecamatan VIII
terbelah. panjangnya sekitar 5 - 10 Sembalun. Ada 1
meter dengan lebar 1- 5 cm korban jiwa
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Semua rumah di terdapat banyak retakan Dusun dengan


Dusun rusak. tanah. Arah retakan rata-rata kerusakan terparah
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)

5 Melempo Obel-obel Sambelia Berjatuhan o VIII

Lampiran Gambar
Beberapa hancur N110 E di jalan dusun, dan di Kecamatan
o
total. N40 E di jalan raya provinsi Sambelia
Beberapa retak.
6 Madayin Madayin Sambelia Tidak ada yang Berjatuhan Tidak ada retakan tanah VI
hancur
Banyak yang
hancur, rata dengan Ada retakan tanah dengan
7 Ketapang Madayin Sambelia Berjatuhan o 2 korban jiwa VIII
tanah. Rumah arah N225 E
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

bambu tidak rusak.


Ada kerusakan tapi
Sembalun
8 Jorong Sembalun tidak ada yang Berjatuhan Tidak ada retakan tanah VI

6
Bumbung
runtuh

48

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR
VII

VII

VII

49VII
VI

VI

VI
VI

VI

VI
IV

IV
V

V


49


berupa pasir pantai,

berupa pasir pantai,


bangunan

tertimpa bangunan
keruh,
ada pipa air yang
Air masih macet

macet
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29

masihmuncul

banyak muncul
Litologi daerah

Litologi daerah
tanah penutup

tanah penutup
2 Korban jiwa

2 Korban jiwa
mata air

mata air
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
putus
Sumber air

koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km

banyak
tertimpa

arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24

Air
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
lokasi retakan di perbukitan,

di perbukitan,
Ada retakan tanah N270 E,
panjang 20 m, lebar 5 mm

panjang 20 m, lebar 5 mm
(menurut warga, setelah

retakansetelah
arah retakan tegak lurus

arah retakan tegak lurus


Tidak ada retakan tanah

tanah

Tidak ada retakan tanah


gempa lebarnya 10 cm).

gempa lebarnya 10 cm).


Tidak ada retakan tanah

Tidak ada retakan tanah

Tidak ada retakan tanah


Tidak ada retakan tanah

Tidak ada retakan tanah

tanah

Tidak ada retakan tanah


Tidak ada retakan tanah

Tidak ada retakan tanah

Tidak ada retakan tanah

Tidak ada retakan tanah

Tidak ada retakan tanah

Tidak ada retakan tanah


ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
o
kemiringan bukit

kemiringan bukit
rusak ringan hingga runtuh.
ada retakan
Tidak ada warga,

Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat


untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
retakan
(menurut

tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
Tidak

status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena


lokasi

bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;


dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
Tidak jatuh, TV

Tidak jatuh, TV
tidak ada yang

tidak ada yang


diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
motor jatuh

motor jatuh
Berjatuhan,

Berjatuhan,
Berjatuhan

Berjatuhan
Berjatuhan

Berjatuhan

Berjatuhan
Berjatuhan
Berjatuhan

Berjatuhan

Berjatuhan

Berjatuhan
Tidak jatuh

jatuh
bergeser

bergeser
jatuh

jatuh
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
Tidak
Balitbang PUPR

kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur


berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap, rabmaG naripmaL
tidak ada kerusakan

tidak ada kerusakan


Ada rumah yang

Ada rumah yang


rumah

Terdapat rumah

dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
Rusak sedang
rumah retak

rumah retak

rumah retak

rumah retak

rumah retak

rumah retak

rumah retak

rumah retak

rumah retak

rumah retak
yang hancur

yang hancur
rusak parah

rusak parah
Retak-retak

tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan


Tanjung dan Pemukiman,

Terdapat

bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)

korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun


bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Wanasaba

Kayangan

Kayangan

Kayangan

Kayangan
Tanjung
Litbang Perumahan

Gangga

Gangga

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan


Bayan

Bayan

Bayan

Bayan
Bayan

Bayan

Bayan

Bayan

Bayan

Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian


Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Tembeng Putik

Kayangan

Kayangan
Sukadana

Sukadana

Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan


Selengan

Selengan
Rempek

Rempek
Tanjung

Tanjung
Senaru

Senaru
Bayan

Bayan

Bayan
Anyar

Anyar

swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Pusat

Kajian Gempa Lombok 2018.


Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
Lokok Rangan

Lokok Rangan
Bayan Barat
Lekok Buak

Lekok Buak
Lempenge

Lempenge
Lenggundi

Lenggundi
Panggung

Panggung
Rempah

Rempah

pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
Telaga

Telaga
Nanga

Dusun

Nanga

Dusun
Timur

Timur

diucapkan terima kasih.


11

12

13

14

10
15

16
11
17

18
12

13

14

15

16

17

18
9

6



i 49
50
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)


Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR




tidak ada yang


19 Sokong Tanjung tidak ada kerusakan Tidak ada retakan tanah IV
jatuh
tidak ada tidak ada yang
19 Sokong Tanjung tidak ada kerusakan tidak ada yang
Tidak IV
20 Jenggik Terara kerusakan, jendela jatuh Tidak ada
ada retakan
retakan tanah
tanah IV
jatuh
rumah berbunyi
tidak ada
tidak
tidak ada
ada yang
yang
20
21 Jenggik
Sikur Terara
Sikur kerusakan,
tidak jendela
ada kerusakan Tidak
Tidak ada
ada retakan
retakan tanah
tanah IV
IV
jatuh
jatuh
rumah berbunyi
berjatuhan,
tidak ada yang
21 Labuhan
Sikur Sikur ada kerusakan Tidak IV
22 Pringgabaya tidakrumah retak motor tidak
jatuh Tidak ada
ada retakan
retakan tanah
tanah V
Lombok
jatuh
berjatuhan,
Labuhan berjatuhan,
22 Pringgabaya rumah retak motor tidak Tidak ada retakan tanah V
23 Lombok
Pringgabaya Pringgabaya rumah retak motor tidak Tidak ada retakan tanah V
jatuh
jatuh
berjatuhan,
23 Pringgabaya Pringgabaya rumah retak lampu
motorgantung
tidak Tidak ada retakan tanah V
retak di beberapa
bergoyang,
jatuh
24 Bagek Nyaka Aikmel bangunan, kubah Tidak ada retakan tanah V
lampu tidak
motorgantung
masjid rusak
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

retak di beberapa jatuh


bergoyang,
24 Bagek Nyaka Aikmel bangunan, kubah Tidak ada retakan tanah V
25 Ambung Masbagik Timur Masbagik tidak ada kerusakan motor tidak
gelas jatuh Tidak ada retakan tanah IV
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)

masjid rusak

Lampiran Gambar
tidakjatuh
ada yang
25 Ambung Masbagik Timur Masbagik tidak ada kerusakan jatuh, jatuh
gelas lampu Tidak ada retakan tanah IV
26 Mataram Barat Selaparang tidak ada kerusakan Tidak ada retakan tanah IV
gantung
tidak ada yang
bergoyang
jatuh, lampu
26 Mataram Barat Selaparang tidak ada kerusakan Tidak ada retakan tanah IV
gantung
bergoyang
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

6
50

50

 Pusat
Pusat NeStudi
)Studi uPGempa
GSGempa isaNasional
( lanoNasional eG(PuSGeN)
N apm(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaBPusat
,n amLitbang
ikdan
umeP nPerumahan
ad n ah amuBalitbang
Pemukiman, rdan
eP gPemukiman,
nabtiPUPR
L tasuP Balitbang PUPR

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
KATA PENGANTAR
 8. DAMPAK PERMUKAAN GEMPA LOMBOK

TANGGAL
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari 5 AGUSTUS
Minggu, tanggal 29 2018
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut1terletak pada1
Supartoyo , Sri Hidayati , Amalfi Omang1
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau1 tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi BadanNusaGeologi,
TenggaraKementerian
Barat pada Energi dan Sumber
kedalaman 24 Daya Mineral
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
8.1 Latar Belakang
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga Pulau
runtuh. Lombok merupakan bagian dari Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
letaknya diapit oleh Pulau Bali pada bagian barat dan Pulau Sumbawa pada
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
bagian
tepat terhadap lokasi, timurnya.
kerusakan, dan Pulau
sumberLombok disamping juga
daya. Diperlukan terkenal keindahan alamnya
penentuan
sehingga
status keadaan darurat dijadikan
bencana; sebagai salah
penyelamatan satu tujuan
dan evakuasi wisata, terkena
masyarakat merupakan salah satu
bencana; pemenuhan daerah di Indonesia
kebutuhan yang rawan
dasar; pelindungan dan kelompok
terhadap berpotensirentan;
terjadinya bencana
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera.
gempabumi dan tsunami. Sumber gempa yang mengancam Oleh karena itu, Pulau Lombok
diperlukan kajian dampak
terdapat bencana
di laut,gempayangmelalui
berasalsurvei
darilapangan yang mencakup
zona subduksi yang terbentuk akibat
kajian sumber gempa interaksi antara Lempeng Samudera Hindia-Australia danitu,Lempeng Benua
(baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
Eurasia pada bagian selatan dan sistem sesar naik busur belakang Flores
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
lapangan dilakukan (Flores back arc thrust)
untuk mendapatkan datarabmaG naripmaL
yang
danterdapat
informasidi yang
laut Flores
cepat,pada bagian utara. Kedua
lengkap,
sumber gempa
dan akurat. Korban mengalami tersebut
luka-luka maupunberpotensi memicu umumnya
yang meninggal terjadinyaakibat
tsunami, sedangkan
tertimpa reruntuhan sumber gempa di
bangunan darat diperkirakan
rumah dan gedung. berasal dari sesar
Identifikasi aktif. Disamping itu juga
kerusakan
bangunan menjadi penting
terdapat sumber gempa lainnya yang terletak didatang,
agar bila terjadi gempa pada masa yang akan selat Lombok yang
korban dan kerusakan infrastruktur
memisahkan Pulaudapat diminimalisasi
Bali dan Lombok, serta dengan membangun
di selat Alas yang memisahkan
bangunan yang tahan gempa.
Pulau Sumbawa dan Lombok.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
PadaUmum
Kementerian Pekerjaan hari Minggu tanggal 5 Agustus
dan Perumahan Rakyat, 2018, pukul 18:46:35
Kementerian Energi danWIB pulau Lombok
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi,
digoncang gempa kuat dengan magnitudo 7 Mw (moment magnitude). Kementerian
Perhubungan,BadanSebelumnya
Meteorologi pada Klimatologi
hari Minggudan Geofisika,
tanggal Badanterjadi
29 Juli 2018, Nasional
gempa awal dengan
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
kekuatan atau magnitudo 6,4 Mw. Menurut data BMKG lokasi pusat gempa
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
tanggal 5 Agustus 2018 terletak di darat pada koordinat 8,37° LS - 116,48° BT
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok sekitar
2018.44,48 km arah timur laut Kota Mataram atau sekitar 33,37 km timur
Kota upaya
Semoga segala Tanjung tim(ibu kota Kabupaten
pelaksana survei danLombok Utara), laporan
tim penyusun pada kedalaman
ini 15 km.
dapat memberikan Kejadian
manfaat gempa
yang sebesar-besarnya dalam menghadapi
tersebut telah mengakibatkan langkah
bencana di Pulau Lombok,
pemulihan terhadaptercatat
dampaklebihbencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
dari 468 orang meninggal dan lebih dari 1.416 orang mengalami
diucapkan terima kasih.
luka-luka berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
hingga tanggal 17 Agustus 2018. Kejadian gempa ini bersumber dari zona sesar
naik busur belakang Flores. Sebelumnya menurut data dari Supartoyo dkk,
6
i
51 51

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi
Pusat Litbang Gempadan
Perumahan Nasional (PuSGeN)
Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)
(2004), aktivitas sesar naik busur belakang Flores pernah mengakibatkan
kejadian gempa merusak (destructive earthquake) yaitu : tahun 1979
mengakibatkan 29 orang meninggal dan 127 orang luka-luka, tahun 2004
mengakibatkan 32 orang meninggal, tahun 2013 mengakibatkan 30 orang luka-
luka, tahun 2016 mengakibatkan 41 bangunan rusak, dan terakhir tahun 2018
merupakan serangkaian gempabumi dahsyat yang mengakibatkan bencana
parah.
Hingga saat ini belum ditemukan ilmu dan teknologi yang tepat untuk
memprediksi kapan, dimana dan berapa besar kekuatan gempabumi yang akan
terjadi. Namun demikian berdasarkan pengetahuan kebumian telah dapat
didentifikasi sumber gempabumi dan wilayah rawan gempa. Identifikasi
sumber gempa terutama yang terletak di darat sangatlah penting, karena
wilayah rawan gempa pada umumnya terletak dekat dengan sumber gempa.
Identifikasi tersebut sangat bagus dilakukan setelah kejadian gempa dengan
kekuatan besar dan pusat gempa terletak di darat, sehingga memungkinkan
untuk terbentuknya sesar permukaan (surface rupture).
Sehubungan dengan hal tersebut dan untuk membantu Pemerintah Provinsi
NTB dalam upaya mitigasi gempabumi terutama untuk mengidentifikasi
Lampiran Gambar
dampak kejadian gempai tanggal 5 Agustus 2018, maka Pusat Vulkanologi dan
Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi (BG) mengirim Tim
Tanggap Darurat Gempabumi (TTD) ke lokasi bencana. TTD BG bertugas untuk
melakukan pemeriksaan dampak dari kejadian gempa tanggal 5 Agustus 2018,
menenangkan masyarakat dari isu-isu seputar gempabumi yang tidak jelas
sumbernya, sosialisasi langsung kepada aparat Pemerintah Provinsi NTB dan
masyarakat di wilayah bencana, serta membantu Pemerintah Daerah setempat
sebagai tahapan pekerjaan mitigasi bencana gempa.

8.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dari penulisan ini menghimpun data di permukaan tanah sebagai
dampak dari kejadian gempa Lombok tanggal 5 Agustus 2018. Data yang
dihimpun bersumber dari kegiatan TTD BG yang melaksanakan survei di Pulau
Lombok pada tanggal 6 s/d 12 Agustus 2018. Adapun tujuannya adalah
memberikan informasi teknis terkait tahapan mitigasi gempa selanjutnya, yaitu
tahapan rehabilitasi dan rekonstruksi kepada pihak-pihak terkait.
6

52
52

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
8.3 Metodologi
KATA PENGANTAR
 Metodologi kegiatan pemeriksaan terhadap dampak yang ditimbulkan oleh
 kejadian gempa tanggal 5 Agustus 2018 adalah :
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
• WIB
Juli 2018 pukul 05.47 Pemeriksaan dampak goncangan
dengan kekuatan M6,4. Gempa gempa berupa
tersebut kerusakan
terletak pada bangunan pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada
wilayah-wilayah yang terdampak langsung goncangan gempa. jarak 47 km
arah timur laut Kota• Mataram,
PemeriksaanProvinsi
dampakNusapensesaran
Tenggara Barat pada kedalaman
permukaan dan sesar 24 minor permukaan
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
akibat kejadian gempa tanggal 5 Agustus 2018.
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
• Pemeriksaan dampak bahaya ikutan (collateral hazard) akibat kejadian
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
gempa tanggal 5 Agustus 2018 meliputi retakan tanah, likuifaksi dan
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelahgerakan
gempatanah
tersebutatauterjadi,
longsoran.
diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang
• Melakukan menyangkut
wawancara pengkajian
secara langsungsecara cepat masyarakat
dengan dan untuk
tepat terhadap lokasi, mengetahui
kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
besarnya goncangan kejadian gempa tanggal 5 Agustus 2018
status keadaan daruratyangbencana; penyelamatan dan evakuasitersebut
merasakan kejadian gempabumi masyarakat terkena dekat maupun
dan berlokasi
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
jauh dari lokasi pusat gempa.
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,

diperlukan kajian dampakMembuat
bencanapetagempa isoseismal
melalui atau
surveipeta intensitas
lapangan yang gempa
mencakup dalam skala skala
kajian sumber gempa MMI (baik(Modified
gempa utama Mercalli Intensity)
maupun gempaberdasarkan
susulan).dampak goncangan gempa,
Selain itu,
kajian dampak kerusakan sebaran
yangkerusakan
ditimbulkan bangunan
oleh gempadan pensesaran permukaan serta bahaya
terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana,
ikutan. dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
8.4 Hasil
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan8.4.1infrastruktur
Geologi Pulau Lombok
dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Pulau Lombok merupakan busur vulkanik berkaitan dengan subduksi antara
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Lempeng Indo-Australia yang bergerak ke utara dengan kecepatan sekitar 7
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral,cm/tahun dan Lempeng
Kementerian Ristek Eurasia yang bergerak
dan Pendidikan ke Kementerian
Tinggi, tenggara dengan kecepatan
Perhubungan,Badansekitar sekitar 0,4
Meteorologi cm/ tahundan
Klimatologi (Minster dan Jordan,
Geofisika, Badan1978 dalam Yeats, 1997).
Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan
Zona subduksi tersebut Indonesia,
telah berlangsung sejakBadan
Jaman Informasi
Kapur Akhir (sekitar 65
Geospasial, Institutjuta
Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
tahun yang lalu) dan masih berlangsung hingga kini yang mengakibatkan
swasta. Kajian awal terbentuknya
terhadap hasilzonasurvei tersebutdidisampaikan
subduksi bagian selatan pada buku
Nusa Laporandan kompresi di
Tenggara
Kajian Gempa Lombok 2018.
bagian utaranya. Kompresi belakang busur pada bagian utara mengakibatkan
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan orogenesa
manfaat yangSunda mulai dari Jawa dalam
sebesar-besarnya hinggamenghadapi
Nusa Tenggara dan mengakibatkan
langkah
pemulihan terhadapterbentuknya
dampak bencana.sesarAtasnaikperhatian
Flores (Simandjuntak,
dan kerja sama2004).
semuaSubduksi
pihak pada bagian
selatan Pulau Lombok dan kompresi belakang busur pada bagian utara masih
diucapkan terima kasih.
aktif hingga kini, dibuktikan tingginya kegempaan di zona – zona tersebut.

6
i 53
53

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi
Pusat Litbang Gempadan
Perumahan Nasional (PuSGeN)
Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)
Pulau Lombok pada bagian utara merupakan tubuh Gunungapi Rinjani yang
tergolong sebagai gunungapi tipe A, yaitu gunungapi tersebut pernah meletus
setelah tahun 1.600. Morfologi Pulau Lombok pada umumnya merupakan
morfologi tubuh gunungapi. Batuan rombakan gunungapi terdiri-dari lava,
breksi gunungapi, lapilli, tuff, batuapung merupakan batuan dominan di Pulau
Lombok. Berdasarkan pengamatan lapangan dan kenampakan peta topografi,
Pulau Lombok dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) satuan morfologi, yaitu :
dataran, gunungapi dan perbukitan bergelombang sedang hingga terjal.
Morfologi dataran terdapat pada pantai landai dan sekitar Kota Mataram.
Morfologi dataran tersusun oleh endapan Kuarter berupa endapan aluvial
pantai, aluvial sungai dan batuan rombakan rombakan gunungapi muda.
Morfologi gunungapi terdiri-dari bagian puncak, tubuh gunungapi, kaki
gunungapi dan terdapat di sekitar gunungapi Rinjani maupun gunungapi
lainnya. Litologinya berupa batuan rombakan gunungapi dan sebagian telah
mengalami pelapukan. Tanah pelapukan ini ditunjang dengan keberadaan air
permukaan yang melimpah menjadikan tanah subur. Morfologi perbukitan
bergelombang sedang hingga terjal tersebar setempat-setempat di bagian
barat, barat daya dan sebagian di selatan Pulau Lombok. Batuan rombakan
gunungapi yang telah mengalami pelapukan dan endapan Kuarter pada
Lampiran Gambar
umumnya bersifat lepas, urai, lunak, belum kompak dan memperkuat efek
goncangan, mudah berubah susunannya bila terkena goncangan gempa,
sehingga rawan goncangan gempa.

8.4.2 Dampak Gempa Lombok Tanggal 5 Agustus 2018


Kejadian gempa tanggal 5 Agustus 2018 tersebut telah mengakibatkan
terjadinya bencana di Pulau Lombok, meliputi Kabupaten Lombok Utara,
Lombok Timur, Lombok Barat, Lombok Tengah dan Kota Mataram. Selain itu
bencana juga terjadi di Pulau Bali dan Sumbawa. Bencana terparah terjadi di
Kabupaten Lombok Utara, sehingga kejadian gempa tanggal 15 Agustus 2018
dapat disebut gempabumi Lombok Utara. Berdasarkan data BNPB dan hasil
pemeriksaan lapangan dampak dari kejadian gempabumi Lombok Utara
tanggal 5 Agustus 2018 telah mengakibatkan 468 orang meninggal, 1.416
orang luka-luka, 81.813 rumah penduduk rusak, dan ribuan orang mengalami
trauma. Data dampak selengkapnya tercantum pada tabel 8.1.

54
54

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami
Gambar 8.1 luka-luka maupun
Peta geologi wilayah yang meninggal
Pulau Lombok umumnya
(Mangga akibat
dkk., 1994).
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.
Gambar 8.2 Batuan rombakan gunungapi muda berupa tuff dan breksi gunungapi
mengalami retakan tanah akibat gempabumi tanggal 5 Agustus 2018 di daerah
Gangga.
6
i 55
55

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi
Pusat Litbang Gempadan
Perumahan Nasional (PuSGeN)
Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)
Tabel 8.1 Dampak kejadian gempa Lombok Utara tanggal 5 Agustus 2018 menurut data
dari BNPB (15 Agustus 2018, 21:50 WITA).

Meninggal Rumah
No Daerah Luka-luka Pengungsi
dunia Rusak
1 Kota Mataram 9 63 754 18.894
Kab. Lombok
2 39 399 25.540 116.453
Barat
Kab. Lombok
3 405 829 24.989 178.122
Utara
Kab. Lombok
4 12 122 25.540 104.060
Timur
Kab. Lombok
5 2 0 4.767 0
Tengah
Jumlah 466 1054 71.937 417.529

Hasil pemeriksaan lapangan memperlihatkan bahwa kejadian gempa Lombok


Utara tanggal 5 Agustus 2018 tidak memperlihatkan adanya jejak tsunami di
pantai Lombok Utara dan Lombok Timur. Kejadian gempabumi tersebut telah
mengakibatkan adanya fenomena geologi permukaan berupa sesar minor
permukaan (minor surface rupture), retakan tanah, likuifaksi (liquefaction) dan
Lampiran Gambar
gerakan tanah atau longsoran. Fenomena tersebut merupakan manifestasi dari
bahaya gempa yaitu efek goncangan, pensesaran permukaan dan bahaya
ikutan (collateral hazard) berupa likuifaksi, retakan tanah dan gerakan tanah
atau longsoran. Sesar minor permukaan ditemukan di Desa Sambik Bengkol,
Kecamatan Gangga; Dusun Beraringan, Desa Kayangan, Kecamatan Kayangan;
dan Desa Selengan, Kecamatan Kayangan. Sesar minor permukaan yang
ditemukan pada ketiga daerah tersebut secara umum berarah barat – timur
dan mengakibatkan bangunan mengalami rusak berat/ roboh. Kenampakan
sesar minor permukaan tersebut berupa pergeseran tanah dengan dengan off
set vertikal di Desa Sambik Bengkol, Kayangan dan Selengan bervasiasi antara
2 cm hingga maksimal 50 cm. Pergeseran tanah tersebut membentuk suatu
zona, dan panjangnya bervariasi sekitar 300 m hingga 1 km.
Retakan tanah ditemukan di Kecamatan Pemenang, Tanjung, Gangga, dan
Kayangan, Kabupaten Lombok Utara. Arah retakan tanah tersebut bervariasi,
yaitu barat-timur, utara-selatan, barat laut-tenggara dan barat daya-timur laut.
Retakan tanah tersebut mengakibatkan kerusakan jalan yaitu di daerah
Gangga dan Kayangan. Selain itu juga mengakibatkan terjadinya kerusakan
rumah penduduk. 6

56
56

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
Fenomena likuifaksi dicirikan munculnya pasir dan material halus yang berasal
KATA PENGANTAR
dari dalam tanah ke permukaan. Likuifaksi terjadi akibat goncangan gempa

 kuat dengan kondisi daerah terlanda berupa endapan aluvial dengan susunan
ukuran
Gempa Lombok, butir
Bali danhalus,
Sumbawa jenuhterjadi
air danpadamempunyai mukatanggal
hari Minggu, air tanah29 dangkal. Lokasi
likuifaksi
Juli 2018 pukul 05.47 tersebar
WIB dengan di Kecamatan
kekuatan Gangga,tersebut
M6,4. Gempa Kayangan dan Bayan.
terletak pada Likuifaksi yang
koordinat 8,4 LS danditemukan
116,5 BT,mempunyai
atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak
2 jenis yaitu sand boil dicirikan adanya 47 km gundukan atau
arah timur laut Kotabukit
Mataram, Provinsi
pasir kecil dan Nusa Tenggara
spreading lateralBarat pada munculnya
dicirikan kedalaman pasir 24 dan material
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
halus yang berasal dari dalam tanah ke permukaan melalui retakan tanah yang
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
terbentuk. Likuifaksi jenis spreading lateral umum ditemukan di Kecamatan
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga Gangga
runtuh. dan Kayangan. Fenomena likuifaksi ini mengakibatkan kerusakan jalan
dan rusaknya
Sesaat setelah rumah penduduk.
gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
Bahaya ikutan lainnya adalah gerakan tanah dan ditemukan di Kecamatan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
Gangga,
status keadaan darurat Kayangan
bencana; dan Bayan.
penyelamatan danGerakan
evakuasi tanah telah terjadi
masyarakat terkenaakibat goncangan
bencana; pemenuhan gempa sebelumnya
kebutuhan dasar; yaitu tanggal terhadap
pelindungan 29 Juli 2018, terutama
kelompok rentan;yang terdapat di
sepanjangdan
dan pemulihan prasarana jalursarana
pendakian vitalGunungapi
dengan segera.Rinjani mulai
Oleh darikarena pos itu,
4 Bukit Penyesalan
diperlukan kajian dampak
hinggabencana
titik awal gempa melalui survei
Pelawangan, denganlapangan
arah yang
umum mencakup
barat daya-timur laut
kajian sumber gempa sampai barat – timur. Adapun gerakan tanah akibat gempaitu,
(baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain tanggal 5 Agustus
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
2018 terdapat di pinggir jalan dan materialnya menutupi jalan seperti yang
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
terdapat di Kecamatan Gangga dan Kayangan. Jenis gerakan tanah di jalan raya
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
antara Gangga
dan akurat. Korban mengalami dan Kayangan
luka-luka maupun yang adalah longsoran
meninggal jenis bidang
umumnya akibat gelincir planar.
tertimpa reruntuhan Materialnya
bangunan adalah
rumahlapillidan
dan tuff yang bersifat
gedung. lepas,kerusakan
Identifikasi sehingga apabila terkena
goncangan
bangunan menjadi penting agar gempa
bila terjadi rentan
gempauntukpada masaterjadiyang
gerakan
akan datang,tanah. Berdasarkan
korban dan kerusakan infrastruktur
pengamatan lapangandapat diminimalisasi
terlihat bahwa masih dengan
terjadimembangun
longsoran-longsoran kecil
bangunan yang tahan gempa.
di sepanjang jalur jalan antara Gangga dan Kayangan. Pada daerah perbukitan
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
bergelombang hingga terjal yang telah terbentuk retakan tanah terutama yang
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
mengarah ke lembah dan berbentuk tapal kuda, maka harus diwaspadai.
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,BadanApabila dipicu oleh
Meteorologi curah hujan,
Klimatologi maka tentu
dan Geofisika, BadanakanNasional
berpotensi terjadinya
gerakan tanah. Ilmu
Penanggulangan Bencana,Lembaga Gerakan tanah yang
Pengetahuan terjadi di
Indonesia, daerah
Badan perbukitan tersebut,
Informasi
Geospasial, Institutdiperkirakan
Teknologi Bandung,
berpotensi danuntuk
unsurberkembang
asosiasi/ praktisi/
menjadi perusahaan
aliran bahan rombakan
swasta. Kajian awal terutama
terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada
pada musim hujan. Oleh karena itu bagi masyarakat buku Laporan yang bermukim
Kajian Gempa Lombok dan2018.
beraktivitas di bawah lereng terjal harus mewaspadai akan potensi
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
terjadinya gerakan tanah.
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i 57
57

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 8.3 Tidak terlihat adanya jejak tsunami di Pantai Tampes, Desa Selengan,
Kecamatan Kayangan akibat gempa tanggal 5 Agustus 2018. Terlihat adanya
retakan tanah berarah NW-SE
Lampiran Gambar

Gambar 8.4 Sebaran sesar minor permukaan di Desa Selengan, Kecamatan Kayangan.
6

58
58

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
Gambar 8.5 Sebaran sesar minor permukaan di Dusun Beraringan, Desa Kayangan,
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
Kecamatan Kayangan.
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

Gambar 8.6 Sebaran sesar minor permukaan di Desa Sambik Bengkol, Kecamatan Gangga,
6 Kabupaten Lombok Utara.
i
59 59

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 8.7 Off set vertikal setinggi 44 cm akibat kejadian gempa Lombok Utara tanggal 5
Agustus 2018 di Desa Selengan, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok
Utara.

Lampiran Gambar

Gambar 8.8 Sesar minor permukaan (minor surface rupture) berarah barat – timur akibat
kejadian gempa Lombok Utara tanggal 5 Agustus 2018 di Desa Sambik Bengkol,
6
Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara.
60
60

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana
Gambar 8.9 danSesar
sarana
minor vital dengan
permukaan segera.
berarah barat –Oleh
timurkarena itu, gempa Lombok
akibat kejadian
Utara tanggal 5 Agustus 2018 di Dusun Beraringan,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup Desa Kayangan, Kecamatan
Kayangan, Kabupaten Lombok Utara.
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
Gambar 8.10 Sesar minor permukaan akibat kejadian gempa tanggal 5 Agustus 2018 dengan
diucapkan terima kasih.
off set vertikal sekitar 10 cm dan mengakibatkan kerusakan rumah penduduk
di Desa Sambik Bengkol, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara.

6
i 61
61

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi
Pusat Litbang Gempadan
Perumahan Nasional (PuSGeN)
Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 8.11 Kenampakan likuifaksi tipe sand boil akibat kejadian gempa Lombok Utara
tanggal 5 Agustus 2018 di Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara.

Lampiran Gambar

Gambar 8.12 Kenampakan likuifaksi jenis spreading lateral akibat kejadian gempa Lombok
Utara tanggal 5 Agustus 2018 di Kecamatan Gangga.

62
62

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak
Gambarbencana gempaakibat
8.13 Likuifaksi melalui surveigempa
kejadian lapangan yangUtara
Lombok mencakup
tanggal 5 Agustus 2018
kajian sumber gempa (baik gempa mengakibatkan kerusakangempa
utama maupun rumah susulan).
penduduk dan sumur
Selain itu,menjadi miring di
kajian dampak kerusakan yang Dusun Beraringan,
ditimbulkan olehDesagempa
Kayangan, Kecamatan
terhadap Kayangan, Kabupaten Lombok
infrastruktur
Utara.
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

Gambar 8.14 `Retakan tanah akibat kejadian gempa Lombok Utara tanggal 5 Agustus 2018
mengakibatkan kerusakan jalan di Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok
6
Utara.
i 63
63

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi
Pusat Litbang Gempadan
Perumahan Nasional (PuSGeN)
Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 8.15 Gerakan tanah dipicu kejadian gempa Lombok Utara tanggal 5 Agustus 2018
menutup jalan raya di Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara.

Lampiran Gambar

Gambar 8.16 Retakan tanah mengarah ke lembah akibat kejadian gempa tanggal 5 Agustus
2018. Retakan tanah ini berpotensi menjadi bidang gelincir gerakan tanah bila
dipicu curah hujan melalui retakan tanah yang terbentuk. 6

64
64

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
8.4.3 Skala
KATAIntensitas Gempa Lombok Tanggal 5 Agustus 2018
PENGANTAR
 Berdasarkan hasil pemeriksaan lapangan, skala intensitas maksimum kejadian
 gempa tanggal 5 Agustus 2018 melanda daerah Lombok Utara terutama
Gempa Lombok,
daerah BaliGangga
dan Sumbawa terjadi pada
dan Kayangan yanghari Minggu,skala
mencapai tanggal 29
intensitas VIII MMI
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
(Modified Mercally Intensity). Hal ini dicirikan oleh orang mengemudi mobil
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kotaterganggu,
Mataram, terjadi
Provinsikerusakan
Nusa Tenggara pada Barat
bangunan-bangunan
pada kedalaman yang 24 kuat karena
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapatdi atas berputar
terdapat bagian-bagian yang runtuh, tangki air yang berada
hingga
korban yang menderita terjatuh,
luka-luka rangka
ringan sampai rumah
denganberpindah dari fondasinya,
korban meninggal. Gempa dinding-dinding
ini pun mengakibatkan
yangkerusakan infrastruktur
tidak terikat dengan baik berupa
jatuhbangunan yang mengalami
atau terlempar, ranting pohon patah dari
rusak ringan hingga dahannya,
runtuh. tanah yang basah dan lereng yang curam terbelah, terjadi retakan
Sesaat setelah
tanah,gempa tersebut
pergeseran terjadi,
tanah, diperlukan
likuifaksi dan aksi tanggap
gerakan darurat
tanah/ longsoran. Daerah
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
Gangga dan Kayangan yang terdapat fenomena sesar minor permukaan,
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
likuifaksi,
status keadaan darurat retakan
bencana; tanah dan dan
penyelamatan gerakan tanahmasyarakat
evakuasi terletak pada skala intensitas VIII
terkena
MMI. Permukiman penduduk dan bangunan
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan; yang terdapat di daerah tersebut
hampir sekitar
dan pemulihan prasarana dan 75%
saranamengalami rusak segera.
vital dengan berat hingga
Olehroboh.
karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
Daerah Tanjung, Pemenang dan Bayan berada pada skala intensitas VII MMI.
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
Adapunyang
kajian dampak kerusakan daerah Ampenan oleh
ditimbulkan dan Kota Mataram
gempa terhadapberada pada skala intensitas VI
infrastruktur
berserta sarana danMMI. Beberapa
prasarana, bangunan yangjuga
dan lingkungannya mengalami kerusakan Survei
penting dilakukan. hingga roboh masih
lapangan dilakukan dapat
untuk mendapatkan
dijumpai di daerah rabmaG naripmaL
data dantersebut,
informasimisalnya
yang cepat, lengkap,
gedung karantina di jalan
dan akurat. Korban mengalami luka-luka
Adisucipto Kota maupun
Mataram dan yang meninggal
bangunan umumnya
Alfa Mart akibat
di daerah Karang Bedil Kota
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
Mataram. Menurut peta kawasan rawan bencana gempa yang diterbitkan oleh
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
PVMBG, BG tahun 2012 terlihat bahwa daerah Lombok Utara yang mengalami
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan kerusakan
gempa. parah terletak pada kawasan rawan bencana gempa menengah
yang berpotensi
Survei lapangan ini telah terlanda goncangan
melibatkan gempa pada
berbagai tenagaskalaahli
VII hingga
dari VIII MMI.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
8.5 Penutup
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga IlmudiPengetahuan
Berdasarkan uraian Indonesia,
atas berkaitan dengan Badan
kejadianInformasi
gempa Lombok Utara
Geospasial, Instituttanggal
Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
5 Agustus 2018, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
:
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya
• Pulau tim pelaksana
Lombok surveiwilayah
merupakan dan timrawan
penyusun laporan
gempa, ini terletak dekat
karena
dapat memberikan manfaatdenganyang sebesar-besarnya
sumber gempa berupa dalam
zonamenghadapi
penunjaman,langkah
sesar naik busur
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama
belakang Flores, sesar di Selat Lombok dan Alas. semua pihak
diucapkan terima kasih.
• Gempa Lombok Utara tanggal 5 Agustus 2018 diakibatkan oleh aktivitas
zona sesar naik busur belakang Flores yang berarah barat timur.

6
i 65
65

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi
Pusat Litbang Gempadan
Perumahan Nasional (PuSGeN)
Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)
• Semua jenis – jenis bahaya gempa muncul pada kejadian gempa Lombok
Utara tanggal 5 Agustus 2018, yaitu goncangan gempa, pensesaran
permukaan, bahaya ikutan meliputi retakan tanah, likuifaksi dan gerakan
tanah.
• Skala intensitas gempa maksimum terjadi di daerah Gangga dan Kayangan,
Kabupaten Lombok Utara yang mencapai skala VIII MMI.
• Kerusakan bangunan pada kejadian gempa Lombok Utara tanggal 5 Agustus
2018 diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu: jarak yang dekat dengan
sumber gempa, bangunan yang dirancang tidak tahan gempa (non
engineering building), terletak pada endapan aluvial dan batuan rombakan
gunungapi muda yang telah mengalami pelapukan, terletak pada zona sesar
permukaan, retakan tanah dan lokasi likuifaksi.

Lampiran Gambar

Gambar 8.17 Gedung Alfa Mart di daerah Karang Bedil Kota Mataram roboh akibat kejadian
gempa susulan setelah kejadian gempa tanggal 5 Agustus 2018.

66
66

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
Gambar 8.18 Kerusakan gedung karantina di jalan Adisucipto Kota Mataram kejadian gempa
dan pemulihan prasarana danbumi sarana
Lombokvital
Utaradengan
tanggal 5segera. Oleh karena itu,
Agustus 2018.
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
Gambar 8.19 `Peta intensitas gempa Lombok Utara tanggal 15 Agustus 2018.
i 67
67

 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Lampiran Gambar

68 68

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
KATA PENGANTAR
 9. OBSERVASI DAMPAK DAN KAJIAN

MIKROTREMOR DI LOMBOK TIMUR PASCA
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
GEMPA
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. LOMBOK
Gempa 19 AGUSTUS
tersebut terletak pada 2018
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
1 1
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa
Merry Christina Tenggara
Natalia Barat pada
, Athanasius Tjiptakedalaman
, Akhmad24Solikhin1, Rahayu
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang Robiana tidak sedikit.
1 Terdapat
, Heri Isep 1
, Fadlianto Nurfalah1
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
1
Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
9.1 Latar Belakang
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
Pulau
status keadaan darurat Lombokpenyelamatan
bencana; dan sekitarnyadan merupakan
evakuasi salah satu kawasan
masyarakat terkena dengan tingkat
bencana; pemenuhan aktivitas kegempaan
kebutuhan dasar; yang tinggi di Indonesia
pelindungan karena letaknya
terhadap kelompok rentan;yang merupakan
bagian dari
dan pemulihan prasarana danbusur
saranasunda bagian
vital dengantimur. SecaraOleh
segera. tektonik,
karenabusur itu, kepulauan Bali
diperlukan kajian dampak
dan Nusa bencana gempa
Tenggara melalui
berada di survei
antaralapangan yang mencakup
zona tumbukan lempeng Indo-Australia
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan).
dengan Eurasia di bagian selatan dan patahan naik busur belakang Selain itu, Bali-Flores
kajian dampak kerusakan yang
di bagian utara. ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
Salah satu kejadian
dan akurat. Korban mengalami luka-lukagempa
maupun merusak pada tahun
yang meninggal 2018 melanda
umumnya akibat pulau Lombok
tertimpa reruntuhan yangbangunan
terjadi pada hari Minggu
rumah tanggal 19
dan gedung. Agustus 2018,
Identifikasi pukul 21:56:27 WITA
kerusakan
waktu setempat,
bangunan menjadi penting telah gempa
agar bila terjadi terjadi pada
gempa
masa besar
yangdengan magnitudo 6.9 Mw
akan datang,
korban dan kerusakan(momentinfrastruktur
magnitude) dapat diminimalisasi
dengan kedalamandengan
25.6 km membangun
pada posisi 8.324° LS –
bangunan yang tahan gempa.
116.626° BT, sekitar 2 km Selatan Belanting (Sumber: USGS). Gempa utama ini
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
diawali dengan gempa awal pada pukul 12:06:13 WITA dengan magnitudo 5.4
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Mw dan pukul 12:10:23 WITA dengan magnitudo 6.3 Mw. Kejadian gempa ini
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan(19/8) merupakan
Meteorologi gempa merusak
Klimatologi ketiga yangBadan
dan Geofisika, terjadi di Pulau Lombok.
Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, InstitutLokasi
Teknologi Bandung,
penelitian dan unsur pada
ini difokuskan asosiasi/ praktisi/
daerah perusahaan dampak gempa
yang mengalami
swasta. Kajian awal terbesar
terhadapyaitu
hasil Kecamatan
survei tersebut disampaikan pada buku Laporan Penelitian ini
Sambelia dan Kecamatan Pringgabaya.
Kajian Gempa Lombok 2018. untuk melakukan pemeriksaan dampak guncangan gempa serta
bertujuan
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
melakukan penyelidikan terkait sumber gempa dan kondisi tanah permukaan
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadapdidampak
daerahbencana.
bencana.AtasMetode untukdan
perhatian menganalisis
kerja sama kejadian gempa Lombok ini
semua pihak
adalah
diucapkan terima kasih. mengumpulkan parameter kejadian gempa, gempa susulan,
pemeriksaan lapangan untuk mengetahui dampaknya, pembuatan peta
intensitas gempa dan pengukuran data mikrotremor untuk mengestimasi
6
i 69
69

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi
Pusat Litbang Gempadan
Perumahan Nasional (PuSGeN)
Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)
respon dari lapisan tanah terhadap eksitasi gempa, dimana variasi karakteristik
gempa diwakili di permukaan tanah.

9.2 Kondisi Geologi Pulau Lombok

Pulau Lombok adalah salah satu pulau pada gugusan kepulauan Nusa
Tenggara. Secara geologi Pulau Lombok mempunyai batuan yang tergolong
relatif muda, didominasi oleh batuan gunung api: breksi volkanik, lava dan
batupasir (Agustawijaya, dkk., 2005, 2006). Batuan yang tertua di Pulau
Lombok adalah batuan dari Formasi Pengulung dan Kawangan, berumur
Oligosen yang terbentuk dari kegiatan gunungapi bawah laut akibat adanya
gejala tektonik (Andi Mangga, 1994). Gejala tektonik ini menyebabkan sesar
normal dan sesar geser jurus yang berarah barat laut-tenggara (Andi Mangga,
1994). Selain sesar atau kelurusan, kekar juga banyak dijumpai di Pulau
Lombok (Agustawijaya, dkk., 2005, 2006). Formasi Pengulung dan Formasi
Kawangan berada di bagian selatan Pulau Lombok, yang secara tektonik
berada di bagian depan (fore arc). Batuan breksi volkanik dan batupasir dari
Formasi Pengulung dan Formasi Kawangan di beberapa tempat diterobos oleh
batuan beku basal. Bagian utara Pulau Lombok, yaitu di sekitar Gunungapi
Lampiran Gambar
Rinjani, batuan terdiri dari batuan gunungapi tak terpisahkan yang terdiri dari
lava, breksi, tuf bersifat lepas dan berumur Kuarter. Lapisan batuan ini cukup
tebal, dan menutupi hampir dua per tiga bagian Pulau Lombok. Bagian utara
ini secara tektonik termasuk ke dalam bagian tengah (volcanic arc). Kaitannya
dengan kegempaan, batuan-batuan ini memberi andil kepada potensi
bencana, terutama dalam merambatkan getaran gempa.

Berdasarkan peta geologi pulau Lombok, daerah yang berdekatan dengan


pusat gempa, yaitu 2 km selatan Belanting (sumber: USGS) pada umumnya
disusun batuan rombakan gunungapi berumur kuarter dan aluvium (Gambar
9.1). Berdasarkan hasil pemeriksaan lapangan, kerusakan bangunan dan
kerusakan geologi (seperti retakan tanah dan likuifaksi) terjadi di daerah yang
disusun oleh endapan muda (batuan rombakan gunungapi dan aluvium) yang
berumur kuarter. Batuan aluvium di pesisir Kabupaten Lombok Timur berada
di atas batuan muda sehingga di daerah tersebut mempunyai batuan lunak
yang lebih tebal. Hal ini dapat memperkuat efek goncangan gempa.

70
70

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana danGambar 9.1 Peta geologi pulau Lombok dimodifikasi dari peta geologi lembar Lombok skala
prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
lapangan dilakukan untuk mendapatkan rabmaG naripmaL
1:250.000 (Andi Mangga, dkk., 1994) serta lokasi kerusakan hasil pemeriksaan
lapangan. data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting
9.3 Dampakagar bila terjadi
Gempa gempa
Lombokpada masa yang akan2018
19 Agustus datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Dampak dari
Survei lapangan gempa melibatkan
ini telah tergantung dari magnitudo,
berbagai tenaga jarak pusat
ahli darigempa terhadap
lokasiUmum
Kementerian Pekerjaan pemukiman dan kedalaman
dan Perumahan Rakyat,pusat gempa. Kejadian
Kementerian Energigempa
dan yang terletak
Sumber Daya Mineral, Kementerian
di darat Ristek dan
dengan kedalaman Pendidikan
dangkal Tinggi,
dan dekat Kementerian
dengan permukiman berpotensi
Perhubungan,Badanmengakibatkan
Meteorologi bencana
Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
meskipun magnitudonya tidak besar. Kejadian gempa
Penanggulangan Bencana,Lembaga
pada tanggal 19 Agustus 2018 telahIndonesia,
Ilmu Pengetahuan Badanbencana
mengakibatkan Informasidi pulau Lombok
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
dan pulau Sumbawa khususnya di Kabupaten Lombok Timur dan Kabupaten
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok Sumbawa
2018. Barat. Berdasarkan data BMKG telah tercatat sebanyak 302 kejadian
gempa
Semoga segala upayasusulan (sampai tanggal
tim pelaksana survei 24
danagustus 2018 pukul
tim penyusun laporan23:00
ini WITA) setelah
dapat memberikan gempa
manfaatyangyangterjadi pada tanggaldalam
sebesar-besarnya 19 Agustus
menghadapi2018. langkah
Jumlah dan kekuatan
pemulihan terhadapgempa
dampaksusulan
bencana. Atasterjadi
yang perhatian
akandan kerjamenurun,
terus sama semua hal pihak
ini mengindikasikan
diucapkan terima kasih.
bahwa blok batuan yang telah terpatahkan dan mengakibtkan terjadinya
gempa sedang menuju proses keseimbangan.

6
i 71
71

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)


Kejadian gempa di Lombok ini merupakan peristiwa alam yang dampaknya
tidak hanya terlihat pada kerusakan struktur bangunan, namun juga
berdampak pada keberlangsungan hidup para korban. Menurut data dari BNPB
rentetan gempa dari tanggal 29 Juli hingga 24 Agustus 2018 tercatat telah
menyebabkan 559 korban meninggal dunia dan sedkitnya 1.478 orang
mengalami luka berat dan ringan. Kejadian gempa tersebut juga
mengakibatkan kerusakan geologi berupa retakan tanah, likuifaksi dan gerakan
tanah. Retakan tanah dan likuifaksi yang disebabkan oleh gempa ini ditemukan
di Pelabuhan Kayangan (Desa Labuan Lombok, Kecamatan Pringgabaya), Desa
Labuan Pandan (Kecamatan Sambelia) dan Desa Sugian (Kecamatan Sambelia).
Sebagian besar bangunan yang dilalui oleh retakan tanah dan likuifaksi
mengalami kerusakan berat hingga roboh. Kejadian gempa ini juga memicu
terjadinya gerakan tanah di bukit Dandaun rinjani dan di Kokok putih
(Kecamatan Sambelia). Sebaran kerusakan akibat gempa Lombok 19 Juli 2018
dapat dilihat pada gambar 9.2.

Lampiran Gambar

Gambar 9.2 Peta dampak gempa tanggal 19 Agustus 2018.

Gambar 9.3 memperlihatkan peta intensitas gempa Lombok 19 Juli 2019


berdasarkan pemeriksaan lapangan di tambah informasi lain dari berbagai
sumber termasuk hasil wawancara dengan masyarakat terkait intensitas
guncangan gempa. Intensitas maksimum guncangan gempa melanda 6

72
72

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
Kabupaten Lombok Timur yang mencapai skala intensitas VIII MMI (Modified
KATA PENGANTAR
Mercalli Intensity). Hal ini dicirikan oleh kerusakan pada bangunan

berkonstruksi baik, rumah kayu yang bergeser maupun jatuh dari dudukan

nya, dinding-dinding
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa yang tidakpada
terjadi terikat
haridengan
Minggu,baik jatuh29serta terjadinya
tanggal
retakan
Juli 2018 pukul 05.47 tanah, likuifaksi
WIB dengan kekuatandan gerakan
M6,4. Gempatanah.
tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
Gambar 9.3 Peta intensitas gempa Lombok 19 Agustus 2018.
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

Gambar 9.4 Retakan tanah berarah N050˚E mengakibatkan kerusakan jalan di Pelabuhan
6 Kayangan, Desa Labuhan Lombok, akibat gempa 19 Agustus 2018.
i 73
73

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi
Pusat Litbang Gempadan
Perumahan Nasional (PuSGeN)
Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 9.5 Retakan tanah berarah N 45˚E mengakibatkan kerusakan jalan di Pelabuhan
Kayangan, Desa Labuhan Lombok, akibat gempa 19 Agustus 2018.

Lampiran Gambar

Gambar 9.6 Kenampakan likuifaksi di Pelabuhan Kayangan, Desa Labuhan, Kecamatan


Sambelia, akibat gempa 19 Agustus 2018. 6

74
74

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
Gambar 9.7 Kerusakan rumah dan retakan tanah di Desa Padak Guar, Kecamatan Sambelia.
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral,Gambar 9.8 Kerusakan
Kementerian jalandan
Ristek akibat likuifaksi dan
Pendidikan retakan
Tinggi, tanah berarah N195˚E di Desa
Kementerian
Belanting, Kecamatan Sambelia.
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal 9.4 Analisis
terhadap Kondisi
hasil survei Bencana
tersebut disampaikanBerdasarkan Data Mikrometer
pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Pengukuran
Semoga segala danpelaksana
upaya tim analisis survei
data mikrotremor
dan tim penyusun bertujuan
laporanuntuk
ini memperoleh
dapat memberikan informasi
manfaat yang sebesar-besarnya
mengenai kondisi dan dalam menghadapi
klasifikasi langkah
tanah berdasarkan gelombang
pemulihan terhadapseismik
dampakpermukaan
bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
dari getaran-getaran alami yang direkam oleh seismograf.
diucapkan terima kasih.
Pada tahun 2013 Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)
telah melaksanakan pengukuran mikrotremor di wilayah Kabupaten Lombok
Timur. Berdasarkan analisis data mikrotremor tersebut memperlihatkan
6
i 75
75

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi
Pusat Litbang Gempadan
Perumahan Nasional (PuSGeN)
Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)
bahwa wilayah yang mengalami kerusakan parah seperti di Desa Padak Guar
dan desa Gunung Malang, Kecamatan Pringgabaya mempunyai perioda
dominan lebih besar dari 0,6 detik (Gambar 9.9). Perioda dominan memiliki
keterkaitan yang sangat dekat dengan kedalaman lapisan sedimen lunak
(Nakamura, 1989). Hal ini dapat diartikan bahwa daerah tersebut mempunyai
lapisan tanah sangat lunak dan tebal (Berdasarkan klasifikasi tanah Kanai-
Omote-Nakajima, 1998). Berdasarkan Zhao, dkk. (2004), lapisan tanah dengan
periode natural lebih besar dari 0,6 detik mempunyai kecepatan gelombang
geser (gelombang-S) rata-rata pada kedalaman 0 hingga 30 m (Vs30) lebih kecil
dari 180 m/s atau termasuk ke dalam kelas E (soft soil) berdasarkan klasifikasi
tanah dari National Earthquake Hazard Reduction Program (NEHRP).

Lampiran Gambar

Gambar 9.9 Peta perioda dominan berdasarkan pengukuran mikrotremor daerah


Kabupaten Lombok Timur.

Wilayah yang tidak mengalami kerusakan parah seperti di desa Batuyang dan
Apitaik sebagian besar wilayah ini mempunyai perioda dominan kurang dari
0.2 detik. Hal ini dapat diartikan bahwa daerah tersebut mempunyai lapisan
6

76
76

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
tanah lunak yang tipis. Daerah yang memiliki perioda dominan tinggi (lebih dari
KATA PENGANTAR
0.6 detik) umumnya memiliki kerentanan untuk mengalami kerusakan wilayah

yang cukup tinggi jika terlanda gempa. Hal ini dikarenakan perioda dominan

berbanding
Gempa Lombok, lurus
Bali dan denganterjadi
Sumbawa nilai penguatan goncangan/amplifikasi
pada hari Minggu, tanggal 29 (Nakamura,
2000).
Juli 2018 pukul 05.47 WIB Selain
denganitu, terdapatM6,4.
kekuatan juga faktor
Gempaamplifikasi (penguatan
tersebut terletak padaefek goncangan
koordinat 8,4 LS dangempa)
116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47
karena sifat fisis tanah yang lebih lunak dibandingkan km batuan
arah timur laut Kotadasarnya.
Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
Pada umumnya, kondisi tanah di wilayah yang mengalami kerusakan
km. Gempa ini telah mengakibatkan
mempunyai korban jiwa
faktor amplifikasi yangsebesar
gempa tidak sedikit. Terdapat
3 kali (Gambar 9.10).
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Gambar 9.10 Peta amplifikasi gempa berdasarkan pengukuran mikrotremor daerah
Kajian Gempa Lombok 2018.
Kabupaten Lombok Timur.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
9.5 Kesimpulan
diucapkan terima kasih.

Gempa Lombok yang terjadi pada 19 Agustus 2018 dengan Magnitudo 6.9 Mw
(USGS)
6 telah menyebabkan banyak korban jiwa dan kerusakan infrastruktur.
i 77
77

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi
Pusat Litbang Gempadan
Perumahan Nasional (PuSGeN)
Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)
Gempa ini diikuti oleh ratusan aftershock. Kejadian gempa tersebut juga
mengakibatkan kerusakan geologi berupa retakan tanah, likuifaksi dan gerakan
tanah. Daerah yang mengalami kerusakan parah adalah di Kecamatan
Sambelia dan Kecamatan Pringgabaya. Skala intensitas maksimum guncangan
gempa melanda Kabupaten Lombok Timur yang mencapai skala intensitas VIII
MMI (Modified Mercalli Intensity). Berdasarkan analisis data mikrotremor yang
telah dilaksanakan oleh PVMBG pada tahun 2013 memperlihatkan bahwa
wilayah yang mengalami kerusakan parah seperti di Desa Padak Guar dan desa
Gunung Malang, Kecamatan Pringgabaya mempunyai perioda dominan lebih
besar dari 0,6 detik. Hal ini dapat diartikan bahwa daerah tersebut mempunyai
lapisan tanah sangat lunak dan tebal (berdasarkan klasifikasi tanah Kanai-
Omote-Nakajima, 1998). Berdasarkan Zhao, dkk. (2004), lapisan tanah dengan
periode natural lebih besar dari 0,6 detik mempunyai kecepatan gelombang
geser (gelombang-S) rata-rata pada kedalaman 0 hingga 30 m (Vs30) lebih kecil
dari 180 m/s atau termasuk ke dalam kelas E (soft soil) berdasarkan klasifikasi
tanah dari National Earthquake Hazard Reduction Program (NEHRP).

Lampiran Gambar

78
78

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
KATA PENGANTAR
 10. IDENTIFIKASI GERAKAN TANAH DIPICU GEMPA

DI PULAU LOMBOK, PROVINSI NUSA
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
TENGGARA
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada BARAT
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
1 1 1
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi
Yunara DasaNusa
Triana Tenggara Barat
, Iqbal Eras pada
Putra , kedalaman 24
Yohandi Kristiawan , M. Nizar
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat Firmansyah1
korban yang menderita luka-luka ringan 1 sampai
Badan dengan
Geologi, korban meninggal.
Kementerian Energi danGempa
Sumber Daya Mineral
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi Gempa mengguncang
bencana Pulau Lombok
yang menyangkut pengkajianpadasecara
tanggal
cepat 29 dan
Juli 2018 dengan
magnitude 6,4 SR. Gempa tersebut merupakan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan gempa awal yang terjadi
sebelum
status keadaan darurat disusul
bencana; dengan gempa
penyelamatan utama magnitudo
dan evakuasi masyarakat7.0 SR pada tanggal 5
terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan
Agustus 2018 dasar; pelindungan
dan magnitudo 6,2 terhadap
SR pada kelompok
tanggal 9 rentan;
Agustus 2019. Gempa
dan pemulihan prasarana
tersebut memicu terjadinya gerakan tanah pada beberapaitu,
dan sarana vital dengan segera. Oleh karena wilayah di Pulau
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
Lombok. Longsor yang paling menyita perhatian adalah gerakan tanah yang
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
terjadi di area Taman Nasional Gunung Rinjani paska Gempa 6,4 SR. Akibatnya
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana danpendakian
prasarana,Gunung Rinjani terpaksa
dan lingkungannya ditutup dilakukan.
juga penting hingga batas waktu yang tidak
Survei
lapangan dilakukan ditentukan. Gempa besar
untuk mendapatkan rabmaG naripmaL
data tanggal 5 Agustus
dan informasi menyebabkan
yang cepat, lengkap, jalur poros Tanjung
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat yang menutupi
Kahayan terhambat karena terdapat beberapa material longsor
tertimpa reruntuhan jalurbangunan rumah tanggal
tersebut. Gempa dan gedung.
9 AgustusIdentifikasi kerusakan
memicu terjadinya longsor di wilayah
bangunan menjadi penting agar bila terjadi
Kecamatan Bayan dan sekitarnya. gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telahTanah
10.1 Gerakan melibatkan
Pascaberbagai
Gempa tenaga 6,4 SR 29 ahliJuli
dari2018
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Gerakan tanah di wilayah Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
terjadi di jalur pendakian
Penanggulangan Bencana,Lembaga Gunung Rinjani
Ilmu Pengetahuan pada Badan
Indonesia, hari Minggu
Informasi30 Juli 2018 sekitar
Geospasial, Institutpukul 6.30 Bandung,
Teknologi WITA dipicu gempaasosiasi/
dan unsur di Pulaupraktisi/
Lombok dengan Magnitudo 6,4.
perusahaan
swasta. Kajian awal Gerakan
terhadaptanah
hasil survei tersebut
juga terjadi di disampaikan pada buku
Kecamatan Sambelia Laporan
terjadi tanggal 4 Agustus
Kajian Gempa Lombok 2018 2018.
akibat gempa susulan yang terjadi pada siang hari sekitar pukul 14.30
Semoga segala
WITA. upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadapBerdasarkan pengamatan
dampak bencana. langsungdan
Atas perhatian dankerja
visualsama
udara menggunakan
semua pihak drone pada
diucapkan terima kasih.
jalur pendakian Sembalun, jenis gerakan tanah yang terjadi adalah retakan dan
nendatan pada permukaan tanah. Pengamatan menggunakan drone
didapatkan visual untuk area Plawangan dan sekitarnya (Gambar 10.1).
6
Retakan dijumpai pada hampir sepanjang jalur pendakian Pelawangan
i 79
79

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)


Sembalun mulai Pos 4 Bukit Penyesalan sampai titik awal Plawangan (Gambar
2). Retakan-retakan yang dijumpai memiliki lebar antara 5 – 25 cm dengan
arah umum barat daya-timur laut sampai barat–timur. Selain retakan, pada
jalur pendakian menuju Pelawangan Sembalun juga dijumpai nendatan akibat
tarikan longsoran yang terjadi ke lereng di bawahnya dengan arah timur laut.
Longsoran ini mengakibatkan berkembangnya retakan dan nendatan ke arah
punggungan pada jalur pendakian (Gambar 1, Blok A). Longsoran juga terjadi
pada tebing-tebing di sekitar jalur pendakian Pelawangan Sembalun.
Terdapat beberapa tubuh longsoran dengan arah umum gerakan barat daya–
timur laut (Gambar 10.1, Blok B).
Pada jalur Pelawangan Sembalun, retakan dijumpai mulai awal Pelawangan
sampai persimpangan menuju danau kawah dan puncak G. Rinjani. Arah
retakan di Pelawangan Sembalun ini relatif barat-timur dan memotong jalur
pendakian, sehingga berpotensi memutus jalur pendakian jika retakan terus
berkembang menjadi longsoran.
Gambar 10.1, Blok C memperlihatkan situasi gerakan tanah berupa longsoran
dengan arah gerakan tenggara-barat laut dan retakan-retakan dengan arah
umum gerakan timur laut-barat daya. Longsoran ini mengakibatkan tarikan
Lampiran Gambar
pada permukaan tanah di sebelah timur sehingga terbentuk retakan dengan
arah umum relatif utara–selatan. Jika longsoran dan retakan akibat tarikan ini
terus berkembang akan mengancam jalur pendakian yang berada di sebelah
timur tubuh longsoran.
Retakan yang intensif terjadi pada jalur pendakian Pelawangan Dua. Terlihat
retakan-retakan yang membentuk kompleks retakan berarah umum utara-
selatan dengan lebar mencapai 15 meter dan panjang 50 meter. Lebar retakan
antara 5-35 cm dengan panjang retakan antara 50 cm sampai 15 m (Gambar
10.1, Blok D). Kondisi saat ini retakan masih berpotensi bertambah dan
berkembang jika dipicu goncangan gempa atau curah hujan yang tinggi
sehingga sangat membahayakan.
Gerakan tanah atau runtuhan batu juga terjadi pada jalur pendakian menuju
ke danau Segara Anak (Gambar 10.1, Blok E). Runtuhan batu ini mengancam
pengguna jalur menuju ke arah danau yang berada di bawahnya (sebelah
barat). Terdapat dua sistem longsoran dengan lebar mahkota antara 15 sampai
40 meter, arah gerakan relatif timur laut–barat daya dan tenggara-barat laut.
Selain runtuhan batu, jalur ini juga terancam oleh retakan yang terbentuk di
tenggara dengan arah retakan timur laut–barat daya dan potensi arah gerakan
6

80
80

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
tenggara–barat laut. Kondisi saat ini, lokasi ini masih berpotensi tejadi
KATA PENGANTAR
runtuhan jika diguncang gempa susulan.

 Pada Blok F, G, dan H memperlihatkan retakan dan longsoran pada perbukitan
Gempa Lombok, Bali dan
di sekitar Sumbawa
jalur terjadiTubuh-tubuh
pendakian. pada hari Minggu, tanggalumumnya
longsoran 29 berarah
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
tenggara–barat laut dan barat daya–timur laut ke arah lembah yang berada di
koordinat 8,4 LS danbawah
116,5 tebing
BT, atauyang
tepatnya berlokasi
longsor. di darat pada jarak
Longsoran-longsoran 47 km
ini merupakan longsoran
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
lama yang aktif kembali dipicu guncangan gempa.
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

Gambar 10.1 Peta situasi gerakan tanah di area Plawangan dan sekitarnya paska gempa
6 Lombok 6,4 SR tanggal 29 Juli 2018.

i 81
81

 Pusat
Pusat Studi StudiNasional
Gempa Gempa Nasional
(PuSGeN)(PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman,
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, BalitbangBalitbang
PUPR PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 10.2 Retakan pada jalur pendakian mulai pos 4 Bukit Penyesalan sampai titik awal
Pelawangan. Retakan-retakan ditemukan hampir sepanjang jalur dengan arah
umum barat daya-timur laut sampai barat – timur.

Lampiran Gambar

Gambar 10.3 Foto-foto longsoran / runtuhan batu yang terjadi ketika gempa susulan.
Longsoran pada dinding kawah yang terjadi saat terjadi gempa pada hari jumat
pagi (Kiri bawah). Kiri atas longsoran pada lereng Gunung Sangkareang. Kanan
runtuhan batu pada lereng di sekitar jalur pendakian menuju Pelawangan
Sembalun.
6

82 82

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
Menurut informasi, retakan juga terjadi pada jalur pendakian menuju puncak
KATA PENGANTAR
G. Rinjani. Lokasi ini tidak terjangkau oleh drone dan tidak dapat di tempuh

karena masih berbahaya akibat masih seringnya terjadi gempa susulan.

Gempa Lombok, Bali dan
Runtuhan batuSumbawa terjadi
juga terjadi padapada hari Minggu,
dinding tanggal
kaldera dan 29
perbukitan di sekitar
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
Gunung Rinjani. Runtuhan batu yang teramati di antaranya terjadi pada lereng
koordinat 8,4 LS danGunung
116,5 BT, atau tepatnya
Sangkareang berlokasi
yang masih diterjadi
darat pada
ketikajarak 47 km
pada saat pemeriksaan
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
lapangan ketika terjadi gempa susulan. Runtuhan batu ini bersamaan dengan
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
terjadinya
korban yang menderita runtuhan
luka-luka ringan batu pada
sampai dinding
dengan kaldera
korban (Gambar Gempa
meninggal. 10.3).
ini pun mengakibatkan kerusakandata
Berdasarkan infrastruktur berupa bangunan
di Posko Sembalun dan hasilyang mengalami
identifikasi lapangan, dampak
rusak ringan hingga gerakan
runtuh. tanah menyebabkan terisolirnya ratusan pendaki di Plawangan dan
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
Segara Anak. Satu orang pendaki meninggal dunia tertimpa runtuhan batu.
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
Alatkerusakan,
tepat terhadap lokasi, pemantau dan Gunungapi
sumberRinjani
daya. rusak akibatjuga
Diperlukan tanah permukaan tempat alat
penentuan
tersebut
status keadaan darurat retak.
bencana; Longsor jugadan
penyelamatan menyebabkan potensi terkena
evakuasi masyarakat banjir bandang akibat
bencana; pemenuhan kebutuhan material
penumpukan dasar; pelindungan
longsoran di terhadap
hulu Kokok kelompok
Belanting.rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
Faktor bencana
diperlukan kajian dampak penyebab gempagerakan tanah
melalui surveidilapangan
lokasi tersebut secara umum adalah
yang mencakup
kajian sumber gempa interaksi
(baik kondisi
gempa geologi dan dipicu
utama maupun oleh susulan).
gempa gempa. Tanah
Selain penutup
itu, pada jalur
pendakian
kajian dampak kerusakan yang hingga Pelawangan
ditimbulkan olehSembalun berupa endapan
gempa terhadap piroklastik dominan
infrastruktur
berserta sarana dantephra
prasarana,
yang dan lingkungannya
bersifat juga pentingbagian
lepas yang merupakan dilakukan. Survei Gunungapi tak
dari Batuan
lapangan dilakukan terpisahkan
untuk mendapatkan data rabmaG naripmaL
dan informasi yang cepat, lengkap,
yang berasal dari G. Rinjani (Qvhr) (Andi Mangga dkk, 1994). Lava
dan akurat. Korban mengalami
pada dinding-dindingmaupun
luka-luka tebing yang
jugameninggal umumnyapengkekaran
telah mengalami akibat intensif.
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
Kemiringan lereng yang sangat curam bahkan tegak pada beberapa tempat
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakanterutama pada lereng
infrastruktur ke arah
dapat Segara Anak.dengan membangun
diminimalisasi
bangunan yang tahan gempa.tanah juga terjadi di wilayah Kecamatan Sambelia di sekitar Desa
Gerakan
Survei lapangan
Madayin inidantelah melibatkan
Obel-obel. Gerakanberbagai
tanah tenaga ahli dari pada dinding
berupa longsoran
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Gunung Mentareng terjadi ketika gempa susulan pada tanggal 4 Agustus 2018.
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Menurut
Perhubungan,Badan Meteorologi keterangan penduduk,
Klimatologi longsoran Badan
dan Geofisika, kembaliNasional
terjadi ketika gempa
dengan Magnitude
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu7 Pengetahuan
melanda Pulau Lombok Badan
Indonesia, pada 5Informasi
Agustus 2018 (Gambar
Geospasial, Institut10.4
Teknologi Bandung,
dan 10.5). dan dari
Material unsur asosiasi/yang
longsoran praktisi/ N 3550 E ini menimpa
perusahaan
berarah
swasta. Kajian awal lembah
terhadap hasilmerupakan
yang survei tersebut disampaikan
hulu Sungai Kokok pada buku Material
Belanting. Laporan longsoran yang
Kajian Gempa Lombok 2018.
jatuh ke alur alir sungai berpotensi berkembang menjadi banjir bandang ketika
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
curah hujan tinggi.
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i 83
83

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi
Pusat Litbang Gempadan
Perumahan Nasional (PuSGeN)
Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Lampiran Gambar

Gambar 10.4 Longsor pada Bukit di atas Posko Madayin, Sambelia paska gempa susulan 4
Agustus 2018. Endapan longsor tersebut berpotensi berkembang menjadi
aliran bahan rombakan pada musim penghujan (atas). Longsor pada Bukit
Mentareng, Obel-Obel, Sambelia paska gempa susulan 4 Agustus 2018
(bawah). Endapan longsor tersebut berpotensi berkembang menjadi aliran
bahan rombakan pada musim penghujan.

10.2 Gerakan Tanah Pasca Gempa 7.0 SR 5 Agustus 2018

Gempa melanda Pulau Lombok dengan Magnitudo 7,0 pada hari Minggu 5
Agustus 2018 sekitar pukul 18.46 WITA. Akibat gempa tersebut memicu
terjadinya gerakan tanah terutama di daerah Kabupaten Lombok Utara,
tepatnya di Kecamatan Pemenang, Tanjung, Gangga, dan Bayan.
Gerakan tanah yang terjadi pada jalur Mataram-Senggi-Pemenang adalah
runtuhan batu pada tebing jalan. Tebing jalan tersusun oleh breksi yang
6 telah

84
84

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


terkekarkan dengan kuat. Pada jalur ini banyak dijumpai tebing-tebing lereng
KATA
yang telah PENGANTAR
terkekarkan dan berpotensi terjadi runtuhan batu (Gambar 10.5).
 Pada jalur ini dijumpai kendaraan roda dua yang mengalami kecelakaan akibat
 terkena bongkahan batu yang meluncur dari atas tebing. Runtuhan batu juga
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
terjadi
Juli 2018 pukul 05.47 di Gunungsari
WIB dengan kekuatanpada M6,4.jalur
Gempa Pemenang-Gunungsari-Mataram.
tersebut terletak pada Selain
koordinat 8,4 LS danruntuhan
116,5 BT,batu,
ataupada jalur berlokasi
tepatnya ini juga terjadi
di daratlongsoran-longsoran
pada jarak 47 km tanah dengan
arah timur laut Kotadimensi kecilProvinsi
Mataram, (GambarNusa 10.6).
Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana;
Gambar penyelamatan
10.5 Runtuhan batuan dandandinding
evakuasi masyarakat
tebing terkena pada jalur jalan
yang telah terkekarkan
bencana; pemenuhan kebutuhanMataram-Senggigi-Pemenang
dasar; pelindungan terhadap kelompok
yang dapat rentan; pengguna jalan
membahayakan
dan pemulihan prasarana dan(kiri). Sepeda
sarana motor
vital mengalami
dengan kecelakaan
segera. akibat menabrak
Oleh karena itu, bongkah batu
yang jatuh dari tebing (kanan).
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian
Gambar Ristek
10.6 Longsoran dan Pendidikan
di daerah Gunung SariTinggi, Kementerian
pada jalur jalan Pemenang-Gunungsari-
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi
Mataram. dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, InstitutGerakan
Teknologitanah pada dan
Bandung, jalurunsur
jalan asosiasi/
antara Pemenang-Tanjung-Gangga-Kayangan
praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal adalah
terhadaplongsoran pada
hasil survei tebing disampaikan
tersebut jalan dan retakan padaLaporan
pada buku permukaan tanah dan
Kajian Gempa Lombok 2018.
jalan. Gerakan tanah berupa retakan-retakan pada badan jalan terjadi dengan
Semoga segala
arah umumtim
upaya pelaksana
barat survei
daya-timur dansearah
laut tim penyusun
dengan laporan ini Lebar retakan
jalur jalan.
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
antara 5 cm sampai 25 cm dengan panjang antara 20 cm sampai lebih dari 1 m.
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.
Retakan pada badan jalan di Lokok Piko, Dusun Jugil Barat yang secara
geografis berada pada koordinat 8° 16' 24,7" LS dan 116° 13' 54,9" BT telah
membentuk mahkota dengan nendatan mencapai 20 cm, arah gerakan antara
N 6305°E - N 345°E atau relatif barat laut-tenggara dengan lebar mahkota
i
85 85

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)


mencapai 60 m (Gambar 7). Retakan pada badan jalan juga terjadi di Jugil
Timur yang secara geografis berada pada koordinat 8° 16' 11,4" LS dan 116° 14'
16,52" BT dengan arah relative barat daya-timur laut atau searah jalan. Di
lokasi ini juga ditemukan jejak likuifaksi yang terletak di sebelah barat badan
jalan (Gambar 7).

Lampiran Gambar

Gambar 10.7 Retakan dan nendatan di Lokok Piko, Dusun Jugil Barat pada badan jalan
antara Pemenang – Kayangan (atas). Jejak likuifaksi yang dijumpai disebelah
barat retakan pada badan jalan (bawah).

Longsoran dinding tebing jalan terjadi pada jalur jalan antara


Menangacangkring dan Kali Penggolong pada koordinat 8° 17' 07,8" LS dan
116° 13' 13,8" BT sampai 8° 17' 00,8" LS dan 116° 13' 16,2" BT atau sepanjang
sekitar 230 m. Tinggi yebing yang longsor antara 12 – 25 meter dengan arah
gerakan N 305°E atau relative tenggara-barat laut searah badan jalan (Gambar
8). Longsoran ini masih aktif bergerak ketika terjadi gempa susulan dirasakan.
Longsoran juga terjadi pada tebing jalan antara Siduran dan Beraringan pada
jalaur Jalan Pemenang-Kayangan. Longsoran ini berada pada koordinat6 8° 15'
86
86

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
59.1156" LS dan 116° 14' 29.7204" BT. Tebing jalan dengan tinggi antara 10–20
KATA PENGANTAR
meter longsor sepanjang 130 m dengan arah gerakan relative tenggara-barat

laut searah badan jalan (Gambar 8).

Gempa Lombok,
SelainBali
padadantebing
Sumbawa
jalan,terjadi
gerakan pada hariberupa
tanah Minggu,longsoran
tanggal 29juga terjadi pada
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
dinding perbukitan di sebelah selatan Kantor Bupati Lombok Utara di sekitar
koordinat 8,4 LS danlereng
116,5G.BT, atau tepatnya
Muterun. berlokasi
Jejak-jejak di darat
longsoran padatorehan
berupa jarak 47pada
km dinding tebing
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
terlihat jelas dari kantor Bupati Lombok Utara (Gambar 9). Gerakan tanah yag
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
terjadi menyebabkan
korban yang menderita luka-luka terganggunya
ringan sampai arus lalu
dengan korban lintas dari
meninggal. Gempa Mataram menuju
wilayah
ini pun mengakibatkan Kabupaten
kerusakan Lombok
infrastruktur berupaUtara dan Lombok
bangunan Timur. Longsor juga
yang mengalami
rusak ringan hingga memberikan
runtuh. ancaman bagi pengguna jalan karena potensi runtuhan batu dan
Sesaat setelah gempamasih
longsoran tersebut terjadi,
terjadi diperlukan
ketika aksi tanggap
ada gempa darurat
susulan serta debu yang
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut
mengakibatkan gangguan jarak pandang. pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakanGambar 10.8 Longsoran
infrastruktur pada diminimalisasi
dapat tebing antara Menangacangkring
dengan membangun dan Kali Penggolong pada
jalur Pemenang – Kayangan yang menghambat kelancaran lalu lintas dan
bangunan yang tahan gempa.
membahayakan pengguna jalan karena longsoran masih aktif. Kanan,
Survei lapangan ini longsoran
telah melibatkan berbagai
yang terjadi pada tenaga ahli
saat pemeriksaan. dari asap berasal dari
Kepulan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
material Rakyat,
yang bergerak Kementerian
turun ketika Energisusulan
dirasakan gempa dan (kiri). Longsoran
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek
pada tebing dan
jalan Pendidikan
antara Siduran danTinggi, Kementerian
Beraringan pada jalaur Jalan Pemenang-
Perhubungan,Badan Meteorologi Kayangan (kanan). dan Geofisika, Badan Nasional
Klimatologi
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i 87
87

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi
Pusat Litbang Gempadan
Perumahan Nasional (PuSGeN)
Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Lampiran Gambar

Gambar 10.9 Peta situasi gerakan tanah pada jalur jalan Gangga-Kayangan Kab.Lombok
Utara, NTB

Gerakan tanah menimbulkan korban jiwa terjadi di Dusun Dompu Indah, Desa
Selengen, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara. Gerakan tanah
yang terjadi berupa longsoran bahan rombakan yang terjadi di 36 titik.
88
88

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
Longsoran pertama terjadi pada lereng di antara permukan dan jalan desa
KATA PENGANTAR
dengan tinggi lereng 10 meter, kemiringan lereng 60° dan longsor ke arah

barat. Longsoran kedua terjadi pada lereng di antara permukiman dan Sungai

Amoramor
Gempa Lombok, dengan
Bali dan tinggi terjadi
Sumbawa lereng pada
40 meter, lebar gawir
hari Minggu, 120 meter,
tanggal 29 kemiringan
lereng
Juli 2018 pukul 05.47 WIB rata-rata 62° dan M6,4.
dengan kekuatan arah landaan N 306° E.
Gempa tersebut Material
terletak pada longsor di lokasi
koordinat 8,4 LS dankedua
116,5ini
BT, membendung
atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
aliran sungai di dekat kelokan sungai sehingga
arah timur laut Kotaalirannya
Mataram, Provinsi Nusa Tenggara
melimpah memotong kelokan. BaratLongsoran
pada kedalaman 24
ketiga terjadi pada lereng
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
di antara jalan dan Sungai Amoramor, dengan tinggi lereng 16 meter,
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
kemiringan lereng tegak dan arah landaan ke timur atau masuk ke lembah
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga sungai
runtuh. yang telah mengering karena terbendung oleh material longsoran
kedua.
Sesaat setelah Akibattersebut
gempa longsorterjadi,
ini menyebabkan
diperlukan 4aksi
(empat)
tanggaporang meninggal dunia, 2
darurat
untuk menanggulangi (dua) rumah yang
bencana hancur terbawa longsoran,
menyangkut pengkajian4 secara
(empat)cepat
rumah danterancam, Aliran
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
Sungai Amoramor terbendung sehingga berpotensi menimbulkan banjir
status keadaan darurat bencana;
bandang jika penyelamatan
bendungan tersebutdan evakuasi
bobolmasyarakat
secara cepat.terkena
Selain itu longsor
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
menyebabkan Akses jalan menuju Dusun Sambi Jengkel terancam terputus.
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

Gambar 10.10 Gawir longsoran bahan rombakan akibat gempa di Desa Selengen, Kec.
Kayangan. Material longsor membendung badan sungai sehingga alirannya
6 terhambat dan berubah jalur.
i 89
89

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)
10.3 Gerakan Tanah Paska Gempa 6.2 SR Tanggal 9 Agustus
2018

Gerakan tanah terjadi dipicu gempa 6,2 SR tanggal 9 Agustus 2018 terjadi
terutama di daerah Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara yaitu di Desa
Loloan dan Senaru. Gerakan tanah terjadi di Desa Loloan, berupa longsoran
bahan rombakan yang berasal dari tebing lereng yang memanjang utara-
selatan. Longsor bergerak ke arah N 195° E dengan lebar gawir 105 meter,
tinggi lereng 43 meter dan kemiringan lerengnya mencapai 67°. Gerakan tanah
ini mengakibatkan permukiman yang berada di bawah lereng menjadi
terancam (Gambar 11). Sedangkan gerakan tanah di Senaru berupa longsoran
bahan rombakan yang berasal dari tebing lereng yang memanjang utara-
selatan. Longsor bergerak ke arah N 195° E dengan lebar gawir 105 meter,
tinggi lereng 43 meter dan kemiringan lerengnya mencapai 67°. Gerakan tanah
ini mengakibatkan longsor di bagian hulu air Terjun Sindanggile yang
berpotensi membendung aliran sungai, mengancam irigasi, serta menutup
jalur wisata menuju air terjun (Gambar 12).

Lampiran Gambar

Gambar 10.11 Kondisi daerah gerakan tanah di Desa Loloan, Kec. Bayan, Kab. Lombok Utara.
Nampak permukiman di bawah gawir terjal yang terancam oleh gerakan tanah
(atas). Gawir longsor di Desa Loloan, Kec. Bayan, Kab. Lombok Utara. Sebagian
material longsor terlihat masih tersisa di bagian atas gawir yang berpotensi
longsor kembali jika hujan turun atau terkena guncangan gempa (bawah)6

90
90

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
Gambar 10.12 Longsoran bahan rombakan pada tebing sungai di Desa Senaru, Kec. Bayan.
korban yang menderita luka-lukaMaterial
ringan longsor
sampaiberpotensi
dengan korban meninggal. Gempa
membendung aliran sungai, mengancam saluran
ini pun mengakibatkan kerusakan irigasi dan menutup jalur wisata menuju yang
infrastruktur berupa bangunan mengalami
Air Terjun Sindanggile (kiri). Beberapa
rusak ringan hingga runtuh. gawir longsoran di bagian hulu Air Terjun Sindanggile. Longsor dengan dimensi
Sesaat setelah gempa serupa
tersebutbanyak terjadidiperlukan
terjadi, di sepanjang aksi
tebingtanggap
sungai inidarurat
(kanan).
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga
Gambar 10.13 PetaIlmu Pengetahuan
sebaran gerakan tanahIndonesia, Badan
dipicu kejadian Informasi
gempa Lombok tahun 2018. Peta
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur
ZKGT modifikasi asosiasi/
dari Luthfi praktisi/
dkk (2008) perusahaan
dan Djadja (2008).
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
10.4upaya
Semoga segala Penutuptim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadapBerdasarkan
dampak bencana.hasil Atas perhatiandidan
pengamatan kerja sama
lapangan, semua tanah
gerakan pihak yang berhasil
diucapkan terima kasih.
diidentifikasi paska gempa 29 Juli – 9 Agustus 2018 berjumlah 198 titik
(Gambar 13). Lokasi longsor tersebut tersebar terutama pada jalur pendakian
Gunung Rinjani hingga Kaldera Rinjani, wilayah Lombok Timur di Sambelia,
6
i 91
91

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi
Pusat Litbang Gempadan
Perumahan Nasional (PuSGeN)
Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)
sepanjang jalur jalan di Kawasan Lombok Utara, serta di wilayah Bayan,
Lombok utara. Longsor yang terjadi dipicu oleh getaran akibat gempa yang
terjadi baik gempa utama maupun susulannya. Adanya goncangan yang terus
menerus membuat daya dukung lereng menjadi berkurang. Akibatnya ada
sebagian kejadian longsor yang terjadi setelah beberapa kali diguncang gempa.
Kondisi batuan yang berupa material lepas seperti tuff serta kondisi lereng
yang curam semakin memperbesar potensi terjadinya longsor. Material
longsoran yang terendapkan berpotensi berkembang menjadi aliran bahan
rombakan ketika musim hujan tiba. Potensi aliran bahan rombakan terutama
terdapat pada beberapa aliran sungai yang terjadi longsor pada hulunya
seperti di Kokok Putih di Sembalun, Kokok Belanting, Kokok Nangka, Kokok
Obel Obel dan Kokok Sambelia di daerah Kecamatan Sambelia. Untuk jalur
pendakian Gunung Rinjani untuk sementara waktu terpaksa ditutup. Potensi
terjadinya longsor sangat besar karena masih banyak retakan di sepanjang
jalur ditambah dengan kemungkinan masuknya musim hujan. Mengingat
potensi gerakan tanah masih sangat besar saat musim hujan, maka
kewaspadaan masyarakat harus ditingkatkan. Mitigasi dapat dilakukan dengan
pemantauan terjadinya penumpukan material longsoran di hulu hulu sungai.
Jika dijumpai pembendungan agar dilakukan pembobolan untuk normalisasi
Lampiran Gambar
aliran sungai dan menghindari terjadinya banjir bandang. Selain itu sosialisasi
kepada masyarakat terus ditingkatkan untuk lebih mengenal dan memahami
gerakan tanah dan gejala-gejala yang mengawalinya sebagai upaya mitigasi
bencana gerakan tanah.

92
92

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
KATA PENGANTAR
 11. SURVEI DAMPAK GEMPA LOMBOK 5 AGUSTUS

Gempa Lombok, Bali dan 2018 DI WILAYAH
Sumbawa DESA
terjadi pada hari SELAT,
Minggu, tanggalKAB
29 LOMBOK
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
BARAT DAN PEMENANG, KAB LOMBOK UTARA
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi
Nuraini Nusa
Rahma Tenggara
Hanifa 1 Barat pada
, Muhammad Ali2kedalaman 24 1, Giovanni C.
,Endra Gunawan
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
Pradipta1
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa 1 2
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami ITB, UNRAM
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi 11.1 Surveiyang
bencana dampak gempa
menyangkut Lomboksecara cepat dan
pengkajian
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
Bab ini menyampaikan hasil survey dampak bangunan paska gempa besar
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kedua pada tanggal
kebutuhan dasar; 12 – 13 Agustus
pelindungan 2018 yang
terhadap dilakukan
kelompok di wilayah bagian
rentan;
barat Pulau
dan pemulihan prasarana danLombok
sarana (Gambar
vital dengan11.1)segera.
dan survey
Oleh reconnaissance
karena itu, di Lombok
Utara. bencana
diperlukan kajian dampak Survey kerusakan dilakukan
gempa melalui surveisecara cepat
lapangan dengan
yang mengunjungi lokasi-
mencakup
kajian sumber gempa lokasi yang dilaporkan mengalami banyak kerusakanitu,dan melakukan
(baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan
pemeriksaan oleh gempa
individu bangunan terhadap
secara visual infrastruktur
termasuk pemetaan area
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
kerusakan. Survei yang dilakukan terutama melingkupi wilayah desa Selat di
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
Kabupaten Lombok Barat, serta di Pemenang, Kabupaten Lombok Utara.
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan11.2infrastruktur
Survei dampak gempa di wilayah
dapat diminimalisasi dengan Kota Mataram
membangun
bangunan yang tahan gempa.
Kerusakan bangunan yang ditemui di Kota mataram sebagian besar bukanlah
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
rusak berat hingga menyebabkan bangunan roboh. Sebagian besar adalah
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
kerusakan arsitektural, atap yang berjatuhan, serta dinding yang retak
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Bangunan yang mengalami kerusakan cukup serius yaitu Gedung kantor Dinas
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Perikanan dan Kelautan, serta bangunan Alfamart. Warga yang kami temui di
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Kota Mataram banyak memilih tinggal di tenda-tenda pengungsian,
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
dikarenakan perasaan takut akan gempa yang akan kembali terjadi dapat
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
merobohkan bangunan rumah. Gambar 10.2 sampai Gambar 10.3
Kajian Gempa Lombok 2018.
menunjukkan foto foto kerusakan di Kota Mataram, sedangkan Gambar 10.4
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
menunjukkan salah satu pos pengungsi di Kota Mataram.
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i 93
93

 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)


Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 11.1 Survei yang dilakukan pada tanggal 10-13 Agustus 2018.
Lampiran Gambar


94


Gambar 11.1 Survei yang dilakukan pada tanggal 10-13 Agustus 2018.
6

94
94

 Pusat
Pusat NeStudi
)Studi uPGempa
GSGempa isaNasional
( lanoNasional eG(PuSGeN)
N apm(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaBPusat
,n amLitbang
ikdan
umeP nPerumahan
ad n ah amuBalitbang
Pemukiman, rdan
eP gPemukiman,
nabtiPUPR
L tasuP Balitbang PUPR

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan
Gambar dasar; Kantor
11.2 Kerusakan pelindungan terhadap
KKP di Kota Mataramkelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadapGambar
dampak11.3bencana.
Kerusakan bangunan
Atas minimarket
perhatian di Kota
dan kerja Mataram
sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i
95 95

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi
Pusat Litbang Gempadan
Perumahan Nasional (PuSGeN)
Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)
11.3 Survei dampak gempa di wilayah Desa Selat,
Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat
Memasuki desa Selat, mulai ditemui banyak sekali bangunan yang runtuh dan
rusak berat. Menurut kepala desa, 50% rumah di desa selat ini mengalami
rusak total dan rusak berat. Gambar 11.5 menunjukkan beberapa kerusakan di
desa Selat, sedangkan Gambar 11.6 menunjukkan foto udara (drone)
kerusakan desa Selat

Gambar 11.4 Salah satu Pos Pengungsi di Kota Mataram.

Lampiran Gambar

96
96

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
Gambar 11.5 Foto foto kerusakan di desa Selat oleh gempa Lombok.
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i 97
97

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi
Pusat Litbang Gempadan
Perumahan Nasional (PuSGeN)
Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 11.6 Foto udara kerusakan di Desa Selat, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok
Barat.

11.4 Survei dampak gempa Desa Malaka, Kabupaten


Lombok Utara

Lampiran Gambar
Salah satu dusun yang kami survei di desa Malaka ini merupakan salah satu
dusun di Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, yang tidak nampak telah
masuk bantuan pada waktu kami melakukan survei. Dusun ini sebagian terdiri
dari rumah-rumah bambu, rumah campuran bata dan bambu serta rumah
bata. Pada desa ini ditemui banyaknya rumah bambu maupun rumah campur
bata dan bambu yang masih berdiri dengan baik, sementara rumah bata rusak
total-rusak berat. Terdapat 2 sumur di dusun ini, sumur yang satu masih
memiliki air yang jernih, sedangkan sumur lainnya yang lebih dekat ke pantai
airnya menjadi keruh. Warga di sini memiliki saung-saung bambu yang
kemudian mereka tempati karena merasa lebih aman gempa di saung bambu.
Kearifan lokal bangunan dengan bambu serta keberadaan saung-saung bambu
ini dinilai membantu warga dusun ini dalam situasi darurat gempa. Gambar
10.7 dan Gambar 10.8 menunjukkan kerusakan di desa Malaka oleh gempa
Lombok.

98
98

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
lapangan dilakukan Gambar
untuk mendapatkan rabmaG naripmaL
data dandiinformasi
11.7 Foto foto kerusakan desa Malakayang cepat,Lombok.
oleh gempa lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.
Gambar 11.8 Foto kerusakan hunian di desa Malaka Kabupaten Lombok Utara oleh gempa
Lombok.
6
i 99
99

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 11.9 Kerusakan sebuah Hotel di Senggigi oleh gempa Lombok.

Lampiran Gambar

Gambar 11.10 Kerusakan gapura perbatasan Kabupaten Lombok Barat dan Kabupaten
Lombok Utara. 6

100
100

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
Gambar 11.11 Kerusakan salah satu bangunan Puskesmas di Kabupaten Lombok Utara.
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadapGambar
dampak bencana.
11.12 Atas
Pospenas perhatian
Tanjung, danLombok
Kabupaten kerja sama
Utara.semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i 101
101

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi
Pusat Litbang Gempadan
Perumahan Nasional (PuSGeN)
Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 11.13 Kerusakan salah satu bangunan masjid di kabupaten lombok Utara.

Lampiran Gambar

Gambar 11.14 Kerusakan salah satu took di Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara.

102
102

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga Gambar
runtuh.11.15 Kerusakan di kantor BPBD kabupaten Lombok Utara.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
Gambar 11.16 Kerusakan salah satu masjid rubuh di Kabupaten Lombok Utara.
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
Gambar 11.17 Kerusakan bangunan di desa Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat.
i 103
103

Pusat Studi Gempa
Pusat StudiNasional (PuSGeN)(PuSGeN)
Gempa Nasional
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, BalitbangBalitbang
PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 11.18 Retakan pada jalan di jalan utama sekitar Tanjung, Kabupaten Lombok Utara.

11.5 Survei penurunan muka tanah dan likuifaksi pesisir


Barat Lombok
Likuifaksi ditemukan di salah satu desa di Pemenang, seberang gili-gili. Warga
Lampiran Gambar
setempat menceritakan bahwa pada gempa tanggal 5 Agustus 2018, tanah
menjadi amblas sekitar 1 meter dan keluar lumpur dengan sangat banyak.
Setelah itu tanggul menjadi retak sehingga masuk air laut. Lapangan yang
semestinya penuh dengan rumput, saat itu menjadi tertutup dengan lumpur
dan air. Lokasi terjadinya fenomena subsidence dan likuifaksi ini konsisten
dengan data dari INSAR. Gambar 10.19 dan 10.20 menunjukkan land
subsidence di desa Pamenang Barat, Gambar 10.21 menunjukkan fenomena
likuifaksi de desa Pamenang Barat.

104 104

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat
Pusat
UP gn abPerumahan
Studi
tilaB ,n amikdan
umeP
Gempa Nasional (PuSGeN)
nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
lapangan dilakukan Gambar 11.19 Land subsidence
untuk mendapatkan data danrabmaG naripmaL
di informasi
Desa Pemenang Barat, lengkap,
yang cepat, Kabupaten Lombok Utara,
mengakibatkan air laut masuk hingga sekitar 300 meter ke darat.
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Gambar 11.20 Foto udara Land subsidence di Desa Pemenang Barat, Kabupaten Lombok
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
Utara.
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i
105 105

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi
Pusat Litbang Gempadan
Perumahan Nasional (PuSGeN)
Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Lampiran Gambar

Gambar 11.21 Likuifaksi di Pemenang Barat, Kabupaten Lombok Utara.

11.6 Pertemuan Koordinasi dan sosialisasi


Dalam rangkaian survey, tim juga melakukan koordinasi dan pertemuan
dengan Universitas Mataram serta Pospenas di Tanjung. Selain itu juga
melakukan beberapa diskusi di posko pengungsian, khususnya terkait
banyaknya pertanyaan mengenai mekanisme gempa yang terjadi, seperti
ditunjukkan dalam Gambar 11.22.

106
106

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,BadanGambar
Meteorologi Klimatologi
11.22 Diskusi dan dengan
dan koordinasi Geofisika, Badan
tim dari Nasional
berbagai instansi dan stakeholder.
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i 107
107

 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Lampiran Gambar

108 108

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
KATA PENGANTAR
 12. PEMERIKSAAN DAN PEMETAAN KERUSAKAN

Gempa Lombok, Bali dan SumbawaBANGUNAN
terjadi pada hari PASKA GEMPA
Minggu, tanggal 29 LOMBOK
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
5 AGUSTUS 2018
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara
Mohamad Ridwan1Barat
, Dadripada kedalaman
Arbriyakto 1 24 C. Pradipta 2
, Giovanni
km. Gempa ini telah mengakibatkan 1 korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
Puslitbang Perumahan dan Permukiman, Kementerian PUPR,
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
Bandung
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan 2
yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh. Pusat Penelitian Mitigasi Bencana ITB
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
12.1
tepat terhadap lokasi, Pendahuluan
kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan Gempa yang terjadi
kebutuhan dasar; secara beruntun
pelindungan di wilayah
terhadap Pulau Lombok
kelompok rentan; dan sekitarnya
telah memberikan
dan pemulihan prasarana dan sarana pelajaran yang cukup
vital dengan segera. penting
Oleh dikarena
bidangitu, ilmu kegempaan.
Gempa pertama terjadi pada tanggal 29 Juli
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup 2018 yang berpusat di Lombok
kajian sumber gempa Utara(baik gempa kekuatan
dengan utama maupunM 6.4gempa susulan). Selain
dan kedalaman 13 itu,km sudah cukup
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
menimbulkan kerusakan pada bangunan-bangunan gedung dan perumahan
berserta sarana danterutama
prasarana, dan lingkungannya jugayang
penting dilakukan. Survei
di wilayah
rabmaG naripmaL
Lombok Utara lokasinya
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
sangat
pusat gempa. Merujuk hasil pemantauan tim BMKG (2018) telah terjadi
berdekatan dengan

dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan puluhan gempa rumah
bangunan susulan dan
dengan magnitude
gedung. yang cenderung
Identifikasi kerusakanmenurun, tetapi
tiba-tibaagar
bangunan menjadi penting padabila
tanggal
terjadi5gempa
Agustus
pada2018
masa terjadi
yang gempa
akan datang,besar kedua dengan
kekuatan M 7.0 dan episenter gempa berada
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun di sebelah barat sumber gempa
bangunan yang tahan gempa.dengan kedalaman 32 km. Paska gempa kedua, tim ini langsung
pertama
Survei lapangan
mengunjungiini telah melibatkan
lokasi daerah berbagai
terdampak untuktenaga
melakukan ahli pemeriksaan
dari tingkat
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian
kerusakan bangunan dan memetakan distribusi daerah kerusakan yang Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
ditimbulkannya.
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga
Setelah gempa besar Ilmu Pengetahuan Indonesia,
kedua yang diikuti jugaBadan Informasisusulan dengan
gempa-gempa
Geospasial, Institutkekuatan
Teknologiyang
Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
fluktuatif, selanjutnya terjadi lagi gempa besar ketiga pada
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
tanggal 9 Agustus 2018 M 5.9 dimana episenter gempa bergeser semakin ke
Kajian Gempa Lombok 2018.
arah Barat. Kemudian pada tanggal 19 Agustus 2018 terjadi lagi gempa besar
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan bahkan
manfaatdua kalisebesar-besarnya
yang dalam satu hari dalam
yaitu dengan
menghadapi kekuatanlangkahM 6.3 dan M 6.9
pemulihan terhadapdimana
dampakepisenter
bencana.gempa bergeserdan
Atas perhatian ke arah
kerjaTimur
sama (Gambar
semua pihak 6). Sampai laporan
diucapkan terima kasih.
ini disusun pada pertengahan bulan Agustus 2018 gempa-gempa susulan
masih terus terjadi dengan kekuatan yang cenderung menurun dan masih
dalam pantauan tim BMKG dan KK Geofisika ITB dimana secara total jumlah
6
gempa susulan sudah mencapai 1648 kejadian (BMKG, 2018).
i 109
109

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi
Pusat Litbang Gempadan
Perumahan Nasional (PuSGeN)
Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)
Pada tulisan ini dipaparkan hasil survey kerusakan bangunan paska gempa
besar kedua pada tanggal 12 – 13 Agustus 2018 yang dilakukan di wilayah
bagian barat Pulau Lombok (Gambar 12.1) dan survey reconnaissance di
Lombok Utara. Survey kerusakan dilakukan secara cepat dengan mengunjungi
lokasi-lokasi yang dilaporkan mengalami banyak kerusakan dan melakukan
pemeriksaan individu bangunan secara visual termasuk pemetaan area
kerusakan. Fokus pemeriksaan dilakukan pada bangunan rumah tinggal dan
bangunan sekolah yang mengalami kerusakan akibat gempa tanggal 5 Agustus
2018.

‘ƒ•‹•—”˜‡›

Lampiran Gambar

Gambar 12.1 Area survey kerusakan bangunan akibat gempa Lombok 5 Agustus 2018.

12.2 Metode Pemetaan dan Pemeriksaan Tingkat Kerusakan


Bangunan
Survey kerusakan bangunan paska gempa dan pemetaan area terdampak
dilakukan beberapa saat setelah kejadian gempa kedua dimana saat itu masih
pada kondisi tanggap darurat untuk mendapatkan data faktual yang
merupakan data kerusakan betul-betul akibat gempa. Berdasarkan beberapa
informasi dari berbagai sumber, area terdampak akibat gempa Lombok ini
menyebar cukup luas dimana bangunan-bangunan yang dilaporkan mengalami
kerusakan menyebar hampir di tiap Kabupaten, hal ini tentunya diperlukan
waktu yang cukup untuk melakukan survey di seluruh lokasi, sehingga pada
kegiatan ini daerah survey difokuskan di bagian barat Pulau Lombok dan
melakukan survey reconnaissance di wilayah Lombok Utara.
6

110
110

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
Pemeriksaan kerusakan bangunan dilakukan secara cepat dengan merujuk
KATA PENGANTAR
acuan yang sering digunakan di negara lain dan juga oleh tim Puslitbang

Permukiman pada surver-survey paska gempa sebelumnya yang mencakup

pemeriksaan
Gempa Lombok, Bali dan komponen struktur
Sumbawa terjadi padadanhari
arsitektur, baik pada
Minggu, tanggal 29 bagian dalam
maupun
Juli 2018 pukul 05.47 pada kekuatan
WIB dengan bagian luar bangunan.
M6,4. Pemeriksaan
Gempa tersebut yang
terletak padalebih detil pada
koordinat 8,4 LS danindividu
116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
bangunan juga dilakukan pada bangunan prioritas yaitu bangunan
arah timur laut Kotagedung
Mataram, Provinsi
sekolah Nusamengetahui
untuk Tenggara Barat pada kerusakan
tingkat kedalaman dan 24 menentukan
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
alternatif metode perbaikan. Pemeriksaan dilakukan secara visual pada
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
komponen utama struktur seperti: kolom, balok, dan dinding geser, pada
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga komponen
runtuh. arsitektur, rangka atap dan utilitas bangunan. Kondisi tanah
setempat
Sesaat setelah gempa dan pondasiterjadi,
tersebut juga merupakan
diperlukan aksibagian dari pemeriksaan
tanggap darurat bangunan
untuk menanggulangi secara menyeluruh.
bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
Catatan koordinat lokasi bangunan/daerah kerusakan diplot pada peta dasar
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan untuk mengetahui
kebutuhan dasar;peta penyebaran
pelindungan daerahkelompok
terhadap kerusakan. Gambaran distribusi
rentan;
kerusakandan
dan pemulihan prasarana pada suatuvital
sarana areadengan
dibantusegera.
juga dengan menggunakan
Oleh karena itu, foto udara
diperlukan kajian dampak
denganbencana gempa kamera
menggunakan melalui drone
survei seperti
lapangan yang
yang mencakup
dilakukan di dua lokasi yaitu:
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain
Gunung Sari dan Nermada (Gambar 12.2). Sedangkan pada daerah yang itu,
kajian dampak kerusakan yangkerusakan
mengalami ditimbulkan
yangoleh gempa
sangat terhadap
masif dimanainfrastruktur
sebagian besar bangunan
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
mengalami keruntuhan seperti ditemui di Lombok Utara, maka peta daerah
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
kerusakan digeneralizir
dan akurat. Korban mengalami untuk seluruh
luka-luka maupun lokasi. umumnya akibat
yang meninggal
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

Gambar 12.2 Persiapan dan pelaksanaan pengambilan foto udara dengan menggunakan
6
drone di lokasi area kerusakan Gunung Sari, Kab. Lombok Barat.
i 111
111

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi
Pusat Litbang Gempadan
Perumahan Nasional (PuSGeN)
Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)
12.3 Temuan Lapangan dan Diskusi
Berdasarkan hasil survey di lapangan pada lokasi-lokasi yang sempat dilakukan
pengamatan, ditemukan daerah-daerah kerusakan dengan tingkat kerusakan
bangunan yang sangat beragam dan penyebarannya cukup luas. Pengamatan
di Kabupaten Lombok Barat dilakukan pada lokasi-lokasi dimana ditemukan
beberapa daerah kerusakan terutama pada area pemukiman yaitu: Nermaga,
Karanganyar, Selat, dan Gunung Sari. Kategori kerusakan di daerah tersebut
sangat beragam tetapi mayoritas adalah rusak berat – runtuh. Pada umumnya
jenis kerusakannya sangat tipikal yaitu kerusakan pada dinding pasangan bata
berupa retakan, plesteran terkelupas, atau runtuhan pada dinding ampig yang
disebabkan oleh kualitas material yang rendah. Sedangkan pada bangunan
yang mengalami rusak berat dan runtuh banyak terjadi pada bangunan yang
tidak memiliki rangka struktur ataupun menggunakan rangka struktur tetapi
tidak memenuhi persyaratan teknis dari mulai ukuran besi tulangan, jarak
sengkang, sambungan balok-kolom, dan juga kualitas material. (Gambar 12.3).
Pengamatan lainnya dilakukan di sepanjang akses jalan yang dapat dilalui
disekitar pantai Barat dan Utara Lombok. Berdasarkan hasil pengamatan
sepanjang bagian utara Lombok ditemukan kerusakan yang sangat masif
Lampiran Gambar
dimana hampir seluruh bangunan mengalami kerusakan berat – runtuh kecuali
beberapa bangunan dengan konstruksi kayu atau tembok yang dibangun
dengan baik. Kerusakan yang terjadi di bagian utara Lombok lebih disebabkan
akibat goyangan gempa yang cukup besar karena faktor jarak dari area
terdampak dengan sumber gempa yang cukup dekat sehingga bangunan
dengan kondisi kurang baik tidak sanggup menahan beban gempa. Selain
akibat menahan goyangan gempa utama juga telah puluhan kali digoyang
gempa-gempa susulan dengan magnitudo yang cukup besar.
Pemeriksaan lebih detil juga dilakukan pada bangunan prioritas yaitu
bangunan sekolah untuk menentukan kategori tingkat kerusakan dan
menentukan metode perbaikan pada tahap rekonstruksi. Hampir seluruh
bangunan sekolah di wilayah Kabupaten Lombok Barat yang berjumlah 15
gedung telah dilakukan pemeriksaan yang dilakukan secara visual mencakup
seluruh aspek struktur, arsitektur, dan utility 112ias112n. Pada gambar 4
diperlihatkan salah satu hasil pemeriksaan 112ias112n SDN 1 Lembahsari yang
memperlihatkan runtuhan pada bangunan tambahan, kerusakan pada bagian-
bagian struktur dan non struktur berupa: retak geser-lentur pada dinding,
plesteran dinding terkelupas. Secara keseluruhan bangunan ini 6 dapat

112
112

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
dikategorikan rusak ringan – roboh. Hasil analisis tingkat kerusakan dan lokasi
KATA PENGANTAR
pada seluruh bangunan sekolah di Kabupaten Lombok Barat diperlihatkan

 pada peta penyebaran tingkat kerusakan ringan, sedang, dan berat pada
Gambar
Gempa Lombok, Bali12.4.
dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
Gambar 12.3 Tipikal kerusakan bangunan rumah tinggal di daerah Lombok berupa runtuhan
korban dan kerusakan infrastruktur dapat pasangan,
pada dinding diminimalisasi
hancurandengan membangun
pada sambungan dinding – kolom dan
bangunan yang tahan gempa. runtuhan pada rangka atap. Hampir seluruhnya diakibatkan kondisi bahan
Survei lapangan ini yang telah melibatkan
sudah berbagai
tua (lapuk) atau bangunan tenaga ahlistruktur
tanpa rangka dari kolom dan balok.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
Gambar 12.4 Contoh kerusakan pada bangunan dengan rangka struktur yang masih berdiri
diucapkan terima kasih.
walaupun sudah rusak berat (gambar kiri), sedangkan gambar kanan
memperlihatkan bangunan dengan kondisi struktur yang baik tidak mengalami
kerusakan dimana lingkungan sekitarnya mayoritas bangunan mengalami
6 rusak berat – runtuh.

i 113
113

Pusat Studi Gempa
Pusat StudiNasional (PuSGeN)(PuSGeN)
Gempa Nasional
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, BalitbangBalitbang
PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 12.5 Pemeriksaan bangunan gedung sekolah SDN 2 yang berlokasi di Gunung Sari
yang memperlihatkan kerusakan pada bagian-bagian struktur dan non struktur
berupa: retak geser-lentur pada dinding, plesteran dinding terkelupas, dinding
terpisah/terlepas pada pertemuan dengan kolom akibat tidak dipasang angker,
pada beberapa bagian ditemukan jatuhan plafon. Secara keseluruhan
bangunan ini dapat dikategorikan rusak sedang.

Lampiran Gambar

Gambar 12.6 Pemeriksaan bangunan gedung sekolah SDN 1 Lembah Sari yang berlokasi di
Jalan Raya Mataram – Tanjung), Kel. Lembahsari, Kec. Batu Layar, yang
memperlihatkan runtuhan pada bangunan tambahan, kerusakan pada bagian-
bagian struktur dan non struktur berupa: retak geser-lentur pada dinding,
plesteran dinding terkelupas, Secara keseluruhan bangunan ini dapat
dikategorikan rusak ringan – roboh.

Berdasarkan hasil evaluasi data-data yang ditemukan dilapangan terkait


penyebaran dan kategori tingkat kerusakan bangunan diperlihatkan pada
Gambar 12.5 dimana dampak gempa yang paling berat terjadi di Kabupaten
Lombok Utara yang memperlihatkan kerusakan bangunan yang sangat
114ias114n. Sedangkan pola penyebaran kerusakan bangunan di bagian barat
Lombok untuk bangunan sekolah dan area permukiman yang ditemukan pada
empat lokasi berbeda yaitu di Nermada, Selat, Gunung Sari, dan Karanganyar.
Pada laporan ini mungkin belum seluruh lokasi kerusakan terkunjungi
dikarenakan keterbatasan waktu survey.

114 114

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat
Pusat
UP gn abPerumahan
Studi
tilaB ,n amikdan
umeP
Gempa Nasional (PuSGeN)
nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
Gambar 12.7 Penyebaran area kerusakan yang sudah teramati secara cepat akibat gempa
tertimpa reruntuhan bangunan bumirumah
Lombokdan gedung.
5 Agustus 2018. Identifikasi
Simbol bintangkerusakan
lima adalah lokasi episenter
bangunan menjadi penting agargempa-gempa
bila terjadi gempa pada
besar yang masa yang
bersumber dari akan
BMKG.datang,
Sumber peta dasar: Peta
Rupa Bumi Indonesia dari BIG (2018).
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Melihat pola penyebaran daerah kerusakan seperti diatas, kerusakan berat
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
padaUmum
Kementerian Pekerjaan bagiandanUtara Lombok
Perumahan sangatKementerian
Rakyat, terkait dengan Energibesarnya
dan goyangan
dikarenakan dekatnya area terdampak ke lokasi
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian episenter gempa, disamping
Perhubungan,Badantentunya ada 115ias115n-faktor
Meteorologi Klimatologi danlain seperti kondisi
Geofisika, Badan geologi
Nasionalsetempat, kondisi
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu beberapa
bangunan, dan pada Pengetahuan tempatIndonesia,
ditemukan Badan
jugaInformasi
bahaya ikutan likuifaksi.
Geospasial, InstitutSementara
Teknologi kerusakan
Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
yang terjadi pada empat daerah di Lombok Barat dengan
swasta. Kajian awal area
terhadap hasil survei tersebut
kerusakan yang tidak terlalu disampaikan pada buku Laporan
luas dan penyebarannya seperti terlihat pada
Kajian Gempa Lombok 2018.
Gambar 12.5, sangat sulit untuk dijelaskan dikarenakan pada kondisi
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan lingkungan disekitarnya
manfaat yang tidak mengalami
sebesar-besarnya kerusakan berat
dalam menghadapi walaupun jarak ke
langkah
lokasi sumber gempa yang 115ias115n sama. Kemungkinan
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak besar efek tanah
diucapkan terima kasih.
115ias115 sangat berpengaruh di wilayah Nermada, Selat, Gunung Sari, dan
Karanganyar sehingga terjadi amplifikasi yang lebih besar 115ias115nding
daerah sekitarnya, tetapi untuk mengetahui fenomena ini tentunya harus
6
dilengkapi dengan data-data yang cukup termasuk data-data tanah.
i
115 115

Pusat Studi Gempa
Pusat StudiNasional (PuSGeN)(PuSGeN)
Gempa Nasional
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, BalitbangBalitbang
PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Lampiran Gambar

Gambar 12.8 Penyebaran area kerusakan di Lombok Barat akibat gempa Lombok 5 Agustus
2018 dan beberapa foto udara yang diambil dari drone di lokasi Selat dan
Gunung Sari. Mayoritas bangunan pada area ini mengalami rusak berat-runtuh
seperti terlihat pada foto-foto yang diambil dari udara. Sumber peta dasar:
Peta Rupa Bumi Indonesia dari BIG (2018).

12.4 Kesimpulan
Berdasarkan hasil survey lapangan dan pemeriksaan secara visual pada
bangunan-bangunan yang mengalami kerusakan akibat gempa tanggal 5
Agustus 2018 secara umum adalah sebagai berikut:
6

116
116

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaBPusat
,n amStudi
ikdan
umeGempa
P nad nNasional
ah amuBalitbang
Pemukiman, reP(PuSGeN)
gnabtiPUPR
L tasuP

 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR


)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
1. KATA PENGANTAR
Kerusakan pada bangunan yang terjadi akibat gempa Lombok mayoritas
 disebabkan oleh goyangan gempa yang cukup besar dimana bangunan
 dengan kondisi struktur dan kualitas material rendah tidak mampu
Gempa Lombok,menahan
Bali dan Sumbawa terjadiKemungkinan
beban gempa. pada hari Minggu, tanggal
lain akibat 29 rupture atau
surface
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut
likuifaksi belum sempat teramati oleh tim survey. terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota2.Mataram,
Tipikal Provinsi
kerusakan pada
Nusa bangunan
Tenggara Baratrumah
pada tinggal
kedalamanadalah
24 sangat umum
dijumpai sepertikorban
km. Gempa ini telah mengakibatkan runtuhan
jiwapadayangdinding pasangan,
tidak sedikit. rangka atap, ataupun
Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan
runtuh total sampai
akibat dengan
kualitas korban
bahan meninggal.
yang Gempa dan mayoritas
sangat rendah
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
bangunan tidak mengikuti persyaratan teknis yang benar seperti tanpa
rusak ringan hingga runtuh.
rangka struktur kolom dan balok.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi 3. bencana yang menyangkut
Banyak ditemukan bangunan pengkajian secarastruktur
dengan kondisi cepat dandan material yang
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
baik tidak mengalami kerusakan atau hanya mengalami rusak ringan, hal
status keadaan darurat bencana;
ini 117iaspenyelamatan
menjadi contohdan evakuasi masyarakat
dan perlunya terkena
sosialisasi cara membangun
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
rumah tinggal ataupun bangunan lainnya dengan mengikuti persyaratan
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampakteknis bangunan
bencana gempayang tahan
melalui terhadap
survei gempa.
lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i 117
117

 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Lampiran Gambar

118 118

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
KATA PENGANTAR


13. STRONG MOTION GEMPA LOMBOK
(29
Gempa Lombok, Bali dan JULI 2018,
Sumbawa 05,hari
terjadi pada 09,Minggu,
dan 19 AGUSTUS
tanggal 29 2018)
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
Ariska Rudyanto1, Artadi Pria Sakti1
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi 1 di darat pada jarak 47 km
Badan Meteorologi,
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman Klimatologi
24 dan Geofisika
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
13.1
ini pun mengakibatkan Pendahuluan
kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga Sudah
runtuh.kurang lebih satu bulan setelah gempa besar yang terjadi di wilayah
Sesaat setelah gempaLombok
kabupaten tersebutUtara
terjadi,
dandiperlukan
Lombok Timur aksi tanggap
yaitu padadarurat
tanggal 29 Juli 2018
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
dengam M6.4, 5 Agustus 2018 dengan M7.0, pada tanggal 9 Agustus 2018
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
dengan
status keadaan darurat M6.5 penyelamatan
bencana; dan terkahir dan padaevakuasi
tanggalmasyarakat
19 Agustusterkena
2018 dengan M6.9,
bencana; pemenuhan puluhan bangunan
kebutuhan dasar;mengalami
pelindungankeruntuhan, ratusan mendapatkan
terhadap kelompok rentan; kerusakan
sedang dan
dan pemulihan prasarana danribuan
saranalainnya
vital rusak
denganringan. Kerusakan
segera. infrastruktur
Oleh karena itu, yang terjadi
diperlukan kajian dampak bencana
tentunya gempa melalui
menimbulkan surveifinansial
kerugian lapanganyang
yang sangat
mencakup besar dan dalam
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain
beberapa kasus menyebabkan korban jiwa. Dalam banyak berita disebutkanitu,
kajian dampak kerusakan yang
kerusakan ditimbulkan
di wilayah dekatoleh gempa
dengan sumberterhadap
gempainfrastruktur
(Lombok Utara dan Lombok
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
Timur) umumnya dialami oleh bangunan-bangunan rumah lantai 1-2. Ini
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
menimbulkan
dan akurat. Korban mengalami berbagai
luka-luka pertanyaan
maupun terkait keamanan
yang meninggal umumnya danakibat
kekuatan bangunan
tertimpa reruntuhan serupa di wilayah
bangunan lain yang
rumah danrawan bahayaIdentifikasi
gedung. gempa. kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
Gambar 13.1 Peta epicenter gempa Lombok (relokasi : Supendi, 2018).

i 119
119

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi
Pusat Litbang Gempadan
Perumahan Nasional (PuSGeN)
Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)
13.2 Strong Motion BMKG
Salah satu tugas utama yang diemban oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika (BMKG) adala melakukan monitoring gempa di Indonesia dan
menyajikan informasi terkait gempa di Indonesia secara cepat, akurat dan
tepat sasaran. Sejak tahun 2006 BMKG telah mengoperasikan jaringan
acceleropgraph, untuk pengamatan gempa kuat. Jaringan akselerograf sampai
dengan tahun 2018 berjumlah 270 stasiun dan menyediakan sumber potensial
yang berguna untuk penelitian dan mitigasi kegempaan. Jaringan monitoring
gempa kuat ini di desain untuk mengirimkan data secara real-time dari masing-
masing lokasi stasiun berada ke kantor pusat BMKG di Kemayoran Jakarta.
Kerusakan dan keruntuhan bangunan akibat gempa terjadi karena bangunan
tidak mampu mengantisipasi getaran tanah (ground motion) Peak Ground
Acceleration (PGA) yang ditimbulkannya. Besarnya getaran tanah akibat gempa
dipengaruhi oleh tiga hal, sumber gempa (source), jalur penjalaran gelombang
(path), dan pengaruh kondisi tanah setempat (site). Dapat difahami bahwa
sumber gempa yang besar dan dekat akan menimbulkan getaran tanah yang
juga besar. Demikian halnya kondisi tanah setempat berupa endapan sedimen
tebal dan lunak juga akan menimbulkan fenomena amplifikasi yang
Lampiran Gambar
memperbesar nilai getaran tanah di permukaan. Untuk itu, rekaman
akselerograf yang dekat dengan titik episenter gempa sangatlah penting untuk
menganalisa kerusakan bangunan dan infrastruktur akibat gempa. Pada saat
kejadian gempa di Lombok lalu, stasiun akselerograf / strong motion terdekat
dengan keempat sumber gempa di Lombok Utara dan Lombok Timur tersebut
adalah stasiun Mataram BIL (MASE) dan stasiun Taliwang (TWSI). Nilai Peak
Ground Acceleration (PGA) dan Peak Spectra Acceleration (PSA) dari setiap
stasiun beserta jaraknya untuk 4 (empat) gempa besar yang terjadi di Lombok
Timur dan Utara pada 29 Juli 2018 sampai dengan 19 Agustus 2018 lalu
disajikan pada ulasan di bawah ini.

13.2.1 Gempa M6.4, 29 Juli 2018


Nilai peak ground acceration gempa M6.4, tanggal 29 Juli 2018 disampaikan
dalam Tabel 12.1, sedangkan peak spectra acceleration gempa M6.4 tanggal
29 juli 2018 disampaikan dalam Gambar 13.1.

120
120

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
Tabel 13.1 Nilai Peak Ground Acceleration gempa M6.4 tanggal 29 Juli 2018.
KATA PENGANTAR
 No Stasiun Kode Lat Long Jarak PGA PGA PGA Site
(Z) (N) (E) Class
 Band Intl
Gempa Lombok,1 Bali dan Sumbawa
MASE -8.7658
terjadi 116.279
pada hari47,9
Minggu,3,034
tanggal6,217
29 5,655 B
Lombok
Juli 2018 pukul 05.472WIBTaliwang
dengan kekuatan M6,4. 116.8821
TWSI -8.7382 Gempa tersebut terletak30,698
55.9 15,786 pada 41,309 B
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempaPeak melalui survei
spectra lapangan
acceleration yangMASE
stasiun mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Peak spectra acceleration stasiun TWSI
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,BadanGambar 13.2 PeakKlimatologi
Meteorologi spectra acceleration di Stasium BMKG
dan Geofisika, BadanBandara International Lombok
Nasional
(MASE) dan Taliwang (TWSI) untuk gempa Lombok pada tanggal 29 Juli 2018.
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, InstitutGambar
Teknologi Bandung,
diatas dan unsur
merupakan hasilasosiasi/
analisa praktisi/
spektra perusahaan
dari dua stasiun terdekat
swasta. Kajian awal dengan
terhadapsumber
hasil survei
gempa (epicenter). Dapat dilihat bahwaLaporan
tersebut disampaikan pada buku stasiun TWSI memiliki
Kajian Gempa Lombok 2018.
nilai Peak Spectra Acceleration (PSA) sekitar 41 gals pada periode (T) 0,1-0,2
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan detik untukyang
manfaat komponen vertikal, 81 dalam
sebesar-besarnya gals pada T 0,1-0,2 detik
menghadapi untuk kompenen N
langkah
pemulihan terhadapdan 120 gals
dampak padaAtas
bencana. T 0,1-0,2 untuk
perhatian dankomponen
kerja samaE. Sedangkan
semua pihak stasiun MASE
mempunyai nilai PSA sebesar 13 gals pada periode 0,3-0,5 detik untuk
diucapkan terima kasih.
komponen vertikal, 20 gals pada T 0,3-0,5 detik untuk kompenen N dan 18 gals
pada T 0,3-0,5 untuk komponen E.
6
i 121
121

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi
Pusat Litbang Gempadan
Perumahan Nasional (PuSGeN)
Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)
Jika dilihat dari spektra stasiun MASE, ancaman terhadap infrastruktur terjadi
pada bangunan ketinggian setara 3-5 lantai dan bangunan rendah setara
dibawah 2 lantai. Sedangkan di wilayah stasiun Taliwang (TWSI), ancaman
insfrastruktur terjadi pada bangunan rendah saja kisaran 1-2 lantai. Untuk
wilayah Sumbawa secara keseluruhan, ancaman terhadap insfrastruktur pada
bangunan menengah saja.

13.2.2 Gempa M7.0, 05 Agustus 2018


Nilai peak ground acceration gempa M7.0, tanggal 05 Agustus 2018
disampaikan dalam Tabel 12.2, sedangkan peak spectra acceleration gempa
M7.0 tanggal 05 Agustus 2018 disampaikan dalam Gambar 13.2.

Tabel 13.2 Nilai Peak Ground Acceleration gempa M7.0 tanggal 05 Agustus 2018.

No Stasiun Kode Lat Long Jarak PGA (Z) PGA (N) PGA (E) Site
Class
Band
1 Intl MASE -8.7658 116.279 48 17,8762 43,4444 29,8665 B
Lombok
2 Taliwang Lampiran
TWSI Gambar
-8.7382 116.8821 58,48 11,1 14,4 18,89 B

Hasil analisa Peak Spektra Acceleration (PSA) dari stasiun MASE, yang
merupakan stasiun paling dekat dengan epicenter (48 km) memiliki nilai PSA
sebesar 98 gals pada periode 0.1 - 0.3 detik untuk komponen E-W , 105 gals
pada periode 0.1 - 0.3 detik untuk komponen N-S, dan 38 gals pada periode 0.1
- 0.3 detik untuk komponen Z. Jika dilihat dari nilai PSA ini, wilayah disekitar
stasiun MASE juga memiliki ancaman terhadap infrastruktur pada bangunan
ketinggian setara kurang dari 1 - 3 lantai.
Sedangkan untuk stasiun TWSI yang memiliki jarak dengan epicenter 58.4 km
sebesar 70 gals pada periode 0.1 - 0.2 detik untuk komponen E-W , 115 gals
pada periode 0.1 - 0.2 detik untuk komponen N-S, dan 21 gals pada periode 0.1
- 0.2 detik untuk komponen Z. Jika dilihat dari nilai PSA ini, wilayah disekitar
stasiun TWSI memiliki ancaman terhadap infrastruktur pada bangunan
ketinggian setara kurang dari 1 - 2 lantai.

122
122

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaBPusat
,n amStudi
ikdan
umeGempa
P nad nNasional
ah amuBalitbang
Pemukiman, reP(PuSGeN)
gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
Peak spectra acceleration stasiun MASE
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data rabmaG naripmaL
Peak spectra acceleration
dan informasi yangstasiun
cepat,TWSI
lengkap,
dan akurat. Korban mengalami
Gambar 13.3 luka-luka maupun
Peak spectra yang meninggal
acceleration umumnya
di Stasium BMKG akibat
Bandara International Lombok
tertimpa reruntuhan bangunan (MASE)
rumahdan Taliwang (TWSI) untuk
dan gedung. gempa Lombok
Identifikasi pada tanggal 05 Agustus
kerusakan
bangunan menjadi penting agar2018. bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
13.2.3 Gempa
Survei lapangan ini telahM5.9, 09 Agustus
melibatkan 2018 tenaga ahli dari
berbagai
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Nilai peak ground acceration gempa M5.9, tanggal 09 Agustus 2018
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badandisampaikan
Meteorologidalam Tabel 12.3,
Klimatologi dansedangkan
Geofisika,peakBadanspectra acceleration gempa
Nasional
M5.9 tanggal 09 Ilmu
Penanggulangan Bencana,Lembaga Agustus 2018 disampaikan
Pengetahuan Indonesia,dalam
BadanGambar 12.3.
Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok Tabel2018.
13.3 Nilai Peak Ground Acceleration gempa M5.9 tanggal 09 Agustus 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
No Stasiun Kode Lat Long Jarak PGA (Z) PGA (N) PGA (E) Site
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah Class
pemulihan terhadap dampak Bandbencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.
1 Intl MASE -8.7658 116.279 36,97 13,353 28,711 33,499 B
Lombok
2 Taliwang TWSI -8.7382 116.8821 80,74 11,1 13 4 B

6
i 123
123

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi
Pusat Litbang Gempadan
Perumahan Nasional (PuSGeN)
Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Peak spectra acceleration stasiun MASE

Lampiran Gambar
Peak spectra acceleration stasiun TWSI
Gambar 13.4 Peak spectra acceleration di Stasium BMKG Bandara International Lombok
(MASE) dan Taliwang (TWSI) untuk gempa Lombok pada tanggal 09 Agustus
2018.

Gambar diatas dapat dilihat bahwa stasiun TWSI memiliki nilai Peak Spectra
Acceleration (PSA) sekitar 10 gals pada periode (T) 0,1-0,2 detik untuk
komponen vertikal, 43 gals pada T 0,1-0,2 detik untuk kompenen N dan 78 gals
pada T 0,1-0,2 untuk komponen E. Sedangkan stasiun MASE mempunyai nilai
PSA sebesar 46 gals pada periode 0,1-0,3 detik untuk komponen vertikal, 84
gals pada T 0,1-0,3 detik untuk kompenen N dan 118 gals pada T 0,1-0,3 untuk
komponen E. Jika dilihat dari spektra stasiun MASE, ancaman terhadap
infrastruktur terjadi pada bangunan ketinggian setara 1-3 lantai. Sedangkan di
wilayah stasiun Taliwang (TWSI), ancaman insfrastruktur terjadi pada
bangunan rendah saja kisaran 1-2 lantai.

124
124

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
13.2.4 Gempa
KATA M6.9, 19 Agustus 2018
PENGANTAR
 Nilai peak ground acceration gempa M6.9, tanggal 19 Agustus 2018
 disampaikan dalam Tabel 12.4, sedangkan peak spectra acceleration gempa
Gempa Lombok,
M6.9 Bali
tanggaldan19Sumbawa terjadi
Agustus 2018 pada hari Minggu,
disampaikan tanggal13.4.
dalam Gambar 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS danTabel 13.4BT, atau
116,5 Nilai Peak Groundberlokasi
tepatnya Acceleration
di gempa
darat M6.9
padatanggal
jarak 19
47Agustus
km 2018.
arah timur laut KotaNoMataram,
Stasiun Provinsi
Kode Nusa Lat Tenggara
Long Barat padaPGA
Jarak kedalaman
(Z) PGA 24 (N) PGA (E) Site
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat Class
korban yang menderita luka-luka
Band ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
1 Intl
ini pun mengakibatkan kerusakan MASE -8.7658berupa
infrastruktur 116.279
bangunan48,9 yang4,96mengalami
10,025 12,06 B
Lombok
rusak ringan hingga runtuh.
2 Taliwang TWSI -8.7382 116.8821 34,7 172,875 252,602 293,204 B
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumahPeak dan gedung. Identifikasi kerusakan
spectra acceleration stasiun MASE
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana Peak spectra acceleration
survei dan stasiun TWSI
tim penyusun laporan ini
dapat memberikan Gambar
manfaat 13.5yang
Peaksebesar-besarnya
spectra accelerationdalam menghadapi
di Stasium langkah
BMKG Bandara International Lombok
pemulihan terhadap dampak bencana. (MASE) Atas
dan Taliwang (TWSI)
perhatian danuntuk
kerjagempa
sama Lombok
semua pada
pihaktanggal 19 Agustus
2018.
diucapkan terima kasih.

6
i 125
125

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi
Pusat Litbang Gempadan
Perumahan Nasional (PuSGeN)
Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)
Hasil analisa Peak Spektra Acceleration (PSA) dari stasiun TWSI, yang
merupakan stasiun paling dekat dengan epicenter (34.7 km) mempunyai nilai
PSA sebesar 628.28 gals pada periode 0 - 0.1 detik untuk komponen E-W ,
774.50 gals pada periode 0.1 - 0.3 detik untuk komponen N-S, dan 362.16 gals
pada periode 0 - 0.1 detik untuk komponen Z. Jika dilihat dari nilai PSA ini,
wilayah disekitar stasiun TWSI memiliki ancaman terhadap infrastruktur pada
bangunan ketinggian setara kurang dari 1 - 3 lantai.
Sedangkan untuk stasiun MASE yang memiliki jarak dari epicenter 72.1 km
memiliki nilai PSA sebesar 31.56 gals pada periode 0.1 - 0.3 detik untuk
komponen E-W , 31.37 gals pada periode 0.1 - 0.3 detik untuk komponen N-S,
dan 16.72 gals pada periode 0.2 - 0.3 detik untuk komponen Z. Jika dilihat dari
nilai PSA ini, wilayah disekitar stasiun MASE juga memiliki ancaman terhadap
infrastruktur pada bangunan ketinggian setara kurang dari 1 - 3 lantai seperti
pada stasiun TWSI.

13.3 Kesimpulan
Dari kejadian gempa Lombok ini, disamping keprihatinan dan duka cita yang
Lampiran Gambar
mendalam atas jatuhnya korban jiwa dan kerusakan bangunan yang tidak
sedikit, kita dapat mengambil beberapa pelajaran yaitu :
a. Bangunan rumah yang mengalami rusak berat dan sedang, lebih
banyak terjadi di daerah pedesaan dengan struktur bangunan yang
sederhana sehingga tidak dapat menahan beban gempa yang
diterima. Hal ini disebabkan oleh beberapa factor seperti faktor
perencanaan dan faktor pelaksanaan monstruksi. Sehingga perlunya
kesadaran untuk meningkatkan mutu perencanaan gedung dan
infrastruktur tahan gempa yang sesuai dengan peraturan yang ada.
b. Pentingnya adanya penelitian dan kajian terus menerus akan
fenomena gempa dan akibatnya, dengan pemasangan instrumentasi
seperti pada negara-negara maju.
c. Perlunya partisipasi aktif seluruh stakeholder kebencanaan untuk
turut serta melakukan pengamatan dan fenomena bencana gempa.

126
126

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
KATA PENGANTAR

 14. ASPEK GEOTEKNIK DAN SEISMIC HAZARD
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB denganSugeng
kekuatan M6,4. 2,3
Krisnanto Gempa
, Masyhurtersebut
Irsyam terletak
1,2,3
, M. pada
Asrurifak2,4, Idrus M.
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau2,4tepatnya
Alatas berlokasiAdi
, Agus Darmawan di 2,5
darat pada
, Helmy jarak 47
Darjanto 2,6 km
, Wijoyo Prakoso2,7,
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
Sigit Pramono8
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban1 jiwa2 yang tidak 4sedikit.5 Terdapat
AIPI, HATTI, ITB, ISTN, UGM, UNNAR, 7UI, 8BMKG
3 6
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
14.1gempa
Sesaat setelah Probabilistric Seismic
tersebut terjadi, Hazardaksi
diperlukan Gempa
tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
Hazard probabilistik goncangan akibat gempa Lombok 2018 dan di Peta Gempa
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
Indonesia
status keadaan darurat dapat
bencana; dilihat pada dan
penyelamatan Gambar 14.1.masyarakat
evakuasi Terlihat bahwa PGA Pulau Lombok
terkena
bencana; pemenuhan berdasarkan
kebutuhanSNI 1726-2012
dasar; adalah 0.4g
pelindungan s.d. 0.5
terhadap g.
kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh
Beberapa mekanisme gempa yang berkontribusi terhadap hazard karena itu, probabilistik
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
tersebut ditunjukkan pada Gambar 14.2. Ada dua kemungkinan mekanisme
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
gempa yang
kajian dampak kerusakan yang terjadi pada bulan
ditimbulkan oleh Agustus
gempa 2018: terhadap infrastruktur
1. Back Arch Thrust Flores di
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga pentingutara Lombok terletakSurvei
dilakukan. lebih ke Selatan dan
lapangan dilakukan untuk dekat ke daratan
mendapatkan Lombok
data rabmaG naripmaL
dibandingkan
dan informasi lokasi yang
yang cepat, diperkirakan dalam
lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka
Peta Gempa maupun
2017, atau yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan 2. bangunan rumah dan
Terdapat multiple rupture gedung.area /Identifikasi
fault padakerusakan
sistim Back Arch Thrust
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
Flores, di selatan sistim ini ada sumber baru sesar naik yang perlu
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
ditambahkan dari yang sudah ada
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

Gambar 14.1 Hazard probabilistik lokasi Pulau Lombok dan sekitarnya berdasarkan SNI
6 1726-2012.

i 127
127

 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)


Plot besar dan lokasi gempa Lombok ditunjukkan pada Gambar 14.3. Pada plot
ini juga dibandingkan dengan PGA probabilistik pada peta gempa tahun 2010
dan peta gempa tahun 2017. Dari pencatatan gempa Lombok terlihat bahwa
PGA yang terjadi pada gempa Lombok < 0.40g. Apabila nilai PGA tersebut
dibandingkan terhadap peta gempa 2010 dan 2017, terlihat bahwa PGA yang
terjadi masih lebih kecil atau sama dengan PGA pada peta gempa.

14.2 Pengaruh Tanah Lokal Pulau Lombok


Mekanisme perambatan gelombang gempa dari batuan dasar (bedrock) ke
permukaan tanah ditunjukkan pada Gambar 14.4. Dari bedrock gelombang
gempa merambat ke permukaan tanah. Nilai PGA di batuan dasar menjadi PGA
di permukaan. Tanah yang berpengaruh signifikan terhadap perubahan nilai
PGA di batuan dasar menjadi PGA di permukaan adalah tanah pada kedalaman
30 m.

Lampiran Gambar

Gambar 14.2 Kontribusi masing-masing mekanisme sumber gempa terhadap hazard gempa
pada peta gempa 2010.

128 128

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat
Pusat
UP gn abPerumahan
Studi
tilaB ,n amikdan
umeP
Gempa Nasional (PuSGeN)
nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana danGambar
prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data
probabilistik rabmaG naripmaL
14.3 PGA gempa Lombok Agustus 2018 dibandingkan dengan PGA hazard
padadan
petainformasi
gempa 2017. yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan Daribangunan
Gambar 14.5 terlihat
rumah bahwa
dan jenis tanah
gedung. lokal dikerusakan
Identifikasi Pulau Lombok adalah SD
dan SC. agar
bangunan menjadi penting Padabila
bagian tengah,
terjadi gempautara,
padaselatan dan pantai
masa yang timur sebelah selatan
akan datang,
terdiri dari tanah dengan kelas situs SC. Tanah
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun dengan kelas situs SD tersebar
bangunan yang tahan pada pantai barat dan bagian utara pantai timur Pulau Lombok.
gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

Gambar 14.4 Mekanisme perambatan gelombang gempa dari batuan dasar ke permukaan
tanah.
6
i
129 129

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi
Pusat Litbang Gempadan
Perumahan Nasional (PuSGeN)
Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 14.5 Jenis tanah di Pulau Lombok.

Mempertimbangkan percepatan gelombang gempa di batuan dasar dan


kondisi tanah lokal, PGA di permukaan untuk Pulau Lombok ditunjukkan pada
Lampiran Gambar
Gambar 14.6. Respons spektra di permukaan ditunjukkan pada Gambar 14.7.
Dari Gambar 14.7 terlihat bahwa respons spektra gempa di permukaan masih
di bawah respons spektra desain SNI.
Plot PGA yang terukur di lokasi Praya dan Taliwang dibandingkan dengan
perhitungan menggunakan beberapa fungsi atenuasi percepatan gempa
ditunjukkan pada Gambar 14.8. Terlihat bahwa PGA masih dalam rentang
perhitungan PGA berdasarkan beberapa fungsi atenuasi yang ada.

Gambar 14.6 Percepatan di permukaan tanah pada peta gempa 2017. 6

130
130

 Pusat
Pusat NeStudi
)Studi uPGempa
GSGempa isaNasional
( lanoNasional eG(PuSGeN)
N apm(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaBPusat
,n amLitbang
ikdan
umeP nPerumahan
ad n ah amuBalitbang
Pemukiman, rdan
eP gPemukiman,
nabtiPUPR
L tasuP Balitbang PUPR

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera.
Respons Oleh
spektra karena itu,
desain
berdasarkan SNI
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
Respons spektra gempa Lombok
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur Agustus 2018
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi (a) dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i 131 131

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Respons spektra desain SNI

Lampiran Gambar
(b)

Gambar 14.7 Perbandingan respons spektra di permukaan berdasarkan SNI dan pengukuran
gempa Lombok Agustus 2018: (a) Di lokasi Praya, (b) Di lokasi Taliwang.

Gambar 14.8 Plot PGA yang terukur di lokasi Praya dan Taliwang dibanginkan6dengan
perhitungan menggunakan beberapa fungsi atenuasi percepatan gempa.
132
132

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
Dari diskusi di atas, terlihat bahwa dengan melakukan mikrozonasi yang tepat,
KATA PENGANTAR
nilai PGA gempa bisa diprediksi. Oleh karena itu, sangat mendesak untuk

 melakukan mikrozonasi hazard dan risiko gempa untuk kota-kota besar dan
padatBali
Gempa Lombok, penduduk di Indonesia.
dan Sumbawa SelainhariituMinggu,
terjadi pada juga mendesak
tanggal 29juga menyusun
rencana
Juli 2018 pukul 05.47 daruratkekuatan
WIB dengan (contingency
M6,4.plan) terkait
Gempa hazard terletak
tersebut dan resiko gempa.
pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah 14.3 Percepatankorban
mengakibatkan Gempa jiwadanyangPengaruhnya Terhadap Struktur
tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
Bangunan
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga Dari
runtuh.
bahasan diatas terlihat bahwa data seismotektonik menunjukkan bahwa
Sesaat setelah gempawilayah
di sekitar tersebutLombok
terjadi, banyak
diperlukan aksi tanggap
terdapat darurat gempa yang
sumber-sumber
untuk menanggulangi berpotensi menggoncang ini. Nilai goncangan gempa akibatdan
bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat kondisi tektonik ini
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
diterjemahkan dalam analisis seismic hazard, dimana besarannya
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan direpresentasikan
kebutuhan dasar; dalam bentuk nilai
pelindungan percepatan
terhadap kelompokgempa atau Peak Ground
rentan;
Acceleration
dan pemulihan prasarana dan(PGA).
sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana
Berdasarkan petagempa melalui
intensitas survei
yang lapanganoleh
dikeluarkan yangUSGS,
mencakup
dampak dari gempa
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
Lombok mencapai maksimum VII MMI di wilayah Lombok Utara dan Timur.
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana danMenurut laporan
prasarana, masyarakat danjuga
dan lingkungannya analisis petadilakukan.
penting guncangan, menunjukan bahwa
Survei
lapangan dilakukan guncangan yang dirasakan
untuk mendapatkan rabmaG naripmaL
data dandiinformasi
daerah yangLombok Utara
cepat, dan Lombok Timur
lengkap,
mencapai VI-VII MMI. Skala VII MMI ini bila dikonversikan
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat ke nilai PGA adalah
tertimpa reruntuhan bangunan
sekitar 0.18-0.34rumah dan gedung.
g (gravitasi), Nilai GPAIdentifikasi kerusakan
pada Peta Gempa Indonesia pada SNI
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
1726:2012 (Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
gedung dan non gedung) untuk wilayah Lombok nilainya adalah 0.4-0.5 g di
bangunan yang tahan gempa.
batuan dasar. Apabila ada dipermukaan maka nilai PGA ini bisa bertambah
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
besarUmum
Kementerian Pekerjaan kareanadanterjadi amplifikasi
Perumahan akibatKementerian
Rakyat, dari kondisi tanah
Energisetempat.
dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian
Hal ini Ristek
berarti bahwa dan Pendidikan Tinggi,
bangunan-bangunan Kementerian
yang telah didesain dan dibangun
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
dengan memperhatikan kaidah-kaidah bangunan tahan gempa mestinya hanya
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institutmengalami kerusakandanstruktural
Teknologi Bandung, ringan.praktisi/
unsur asosiasi/ Meskipun demikian, kenyataan
perusahaan
swasta. Kajian awal dilapangan menunjukkan
terhadap hasil bahwa
survei tersebut banyak dijumpai
disampaikan pada buku bangunan-bangunan
Laporan yang
Kajian Gempa Lombok mengalami
2018. kerusakan sedang hingga berat, bahkan sampai runtuh akibat
Semoga segala
gempa upaya
yangtim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
terjadi.
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadapBerdasarkan
dampak bencana.observasi lapangan,danterindikasi
Atas perhatian kerja samabahwa bangunan-bangunan
semua pihak
tersebut belum sepenuhnya direncanakan dan dikonstruksi dengan
diucapkan terima kasih.
memperhatikan kaidah-kaidah bangunan tahan gempa. Selain itu, besar
kemungkinan bahwa terjadinya amplifikasi gempa yang disebabkan efek
6
i 133
133

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi
Pusat Litbang Gempadan
Perumahan Nasional (PuSGeN)
Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)
geoteknik lokal, sehingga hasil observasi lapangan mendapatkan nilai MMI
yang lebih besar daripada nilai MMI yang dimodelkan.
Tingkat kerusakan yang lebih besar ini juga diakibatkan oleh kandungan
frekuensi goncangan gempa. Hasil pengamatan accelerometer di permukaan
tanah yang tercatat di Stasiun BMKG Praya Lombok Tengah Kompleks Bandar
Udara Internasional Lombok memberikan kurva respon spektra percepatan
yang nilai puncaknya di sekitar perioda 0.1 dan 0.3 detik, hal ini menunjukkan
bahwa goyangan terbesar terjadi pada bangunan rendah, yang terdiri dari 1
sampai 3 lantai yang umumnya adalah rumah hunian. Hal ini perlu lebih lanjut
dikonfirmasi dengan data percepatan tanah dari hasil observasi accelerometer
lanjut yang tercatat di berbagai tempat di Lombok yang dapat memiliki site
class tanah yang berbeda.
Mempertimbangkan hal di atas, sangat perlu untuk membentuk tim ahli
bangunan gedung (TABG) di setiap ibukota provinsi. Tim ini akan membantu
pemerintah daerah dalam perancangan dan pelaksanaan pembangunan
bangunan tahan gempa. Pelaksanaan dari pembentukan TABG bisa mencontoh
yang sudah lama dipraktekkan di DKI Jakarta. Pemberdayaan TABG ini
merupakan amanat undang-undang di setiap kota/wilayah.
Lampiran Gambar

(a) (b)
Gambar 14.9 Kerusakan pada badan jalan akibat likuifaksi di daerah Bayan: (a) Lateral
spreading pada badan jalan; (b) Lubang pada badan jalan. 6

134
134

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
14.4 Likuifaksi
KATA PENGANTAR
 Hasil survei lapangan yang dilakukan oleh tim ITB-HATTI menunjukkan adanya
 fenomena likuifaksi atau perubahan fase tanah menjadi cair. Fenomena
Gempa Lombok, Bali umumnya
likuifaksi dan Sumbawa terjadi
terjadi padapada
tanahhari Minggu,
pasir jenuh tanggal
yang tidak29 padat dengan
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
gradasi seragam disebabkan peningkatan tekanan air pori pada tanah pasir
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kotapada saat gempa.
Mataram, ProvinsiLikuifaksi ini menyebabkan
Nusa Tenggara Barat pada berkurangnya
kedalaman 24 bahkan hilangnya
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapatspreading. Dari
daya dukung tanah, amblesan, retakan tanah dan lateral
pengamatan
korban yang menderita luka-luka lapangan ditemukan
ringan sampai denganbahwa
korbanlikuifaksi
meninggal. berupa
Gempa lateral spreading,
ini pun mengakibatkan kerusakan
retakan tanah infrastruktur berupa kerusakan
telah menyebabkan bangunan yangpada mengalami
jalan (Gambar 14.9a) dan
rusak ringan hingga lateral
runtuh.spreading (Gambar 14.9b). Lateral spreading juga terjadi di pelabuhan
Sesaat setelah gempaLombok
Kepayang, tersebut terjadi,
Timur saat diperlukan
gempa M6.9aksi padatanggap
tanggaldarurat
19 Agustus 2018.
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
Selain
tepat terhadap lokasi, keruntuhan
kerusakan, dan badan
sumberjalan,
daya.terjadi fenomena
Diperlukan lain yang mempengaruhi
juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penunjang
infrastruktur penyelamatan dan evakuasi
kehidupan masyarakat
masyarat yaitu airterkena
sumur yang berubah
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
menjadi keruh setelah gempa (Gambar 14.10a). Informasi dari penduduk juga
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
mengindikasikan beberapa sumur menjadi kering setelah gempa. Diperkirakan
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
hal ini terjadi karena likuifaksi. Pada saat terjadi semburan tanah, partikel
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
halus masuk
kajian dampak kerusakan ke dalam akuifer
yang ditimbulkan sehingga
oleh gempa menyebabkan
terhadap air sumur menjadi
infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Surveimengisi rongga
keruh. Pada kondisi tertentu bahkan partikel halus tersebut
lapangan dilakukan tanah
untuk di
mendapatkan
daerah akuifer, rabmaG naripmaL
datasehingga
dan informasi yang
air tidak cepat,
bisa lengkap,
mengalir melalui akuifer dan
dan akurat. Korban mengalami
sumur menjadi luka-luka
keringmaupun
(Gambaryang meninggal umumnya akibat
14.10b).
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
Distribusiagar
bangunan menjadi penting ukuran butirangempa
bila terjadi tanah pada
yang masa
rentan terhadap
yang likuifaksi ditunjukkan
akan datang,
korban dan kerusakanpada infrastruktur
Gambar 14.11. Terlihat
dapat bahwa tanah
diminimalisasi dengan yang paling rentan terhadap
membangun
bangunan yang tahan gempa.(most liquefiable soils) adalah tanah dengan jenis gradasi pasir (sand)
likuifaksi
Survei lapangan
menurut ini ASTM,telahtanah
melibatkan
jenis sandberbagai
adalah tenaga ahli dari
tanah dengan diameter butiran
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi
berkisar 0,075 mm sampai dengan 7.75 mm. Perlu penelitian lebih lanjut dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
mengenai gradasi tanah di daerah Lombok.
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

(b) (b)
Gambar 14.10 (a) Kondisi air sumur di Kota Mataram yang berubah menjadi keruh setelah
6 gempa; (b) Sumur di daerah Bayan yang menjadi tersumbat setelah gempa.
i 135
135

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi
Pusat Litbang Gempadan
Perumahan Nasional (PuSGeN)
Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 14.11 (a) Distribusi ukuran butiran tanah yang rentan terhadap likuifaksi.

14.5 Rekomendasi
1. Melakukan mikrozonasi hazard dan risiko gempa untuk kota-kota
besar dan padat penduduk di Indonesia beserta rencana daruratnya
Lampiran Gambar
(contingency plan).
2. Perlu membentuk tim ahli bangunan gedung (TABG) di setiap
ibukota provinsi. Tim ini akan membantu pemerintah daerah dalam
perancangan dan pelaksanaan pembangunan bangunan tahan
gempa. Pelaksanaan dari pembentukan TABG bisa mencontoh yang
sudah lama dipraktekkan di DKI Jakarta. Pemberdayaan TABG ini
merupakan amanat undang-undang di setiap kota/wilayah.
3. Perlunya membentuk semacam komite atau komisi khusus yang
mengatur, mengawasi dan ikut memantau pembangunan Gedung
dan / atau gedung tinggi di Indonesia.

136
136

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat
Pusat
UP gn abPerumahan
Studi
tilaB ,n amikdan
umeP
Gempa Nasional (PuSGeN)
nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR

 15. EVALUASI KONDISI BENDUNGAN DI PULAU
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa LOMBOK SETELAH
tersebut terletak pada GEMPA
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya 1
berlokasi
2
di darat pada
2
jarak 47 km 2
DidiekProvinsi
arah timur laut Kota Mataram, DjarwadiNusa, Bastari
Tenggara, JokoBarat
Mulyonopada, Bernard
kedalamanJonggi
24 P. Sitanggang ,
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat Supriyono3
1
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa HATTI,
ini pun mengakibatkan2kerusakan infrastruktur
Balai Bendungan, berupa
Direktorat bangunan
Jenderal yang
Sumber mengalami
Daya Air, Kementerian PUPR,
rusak ringan hingga runtuh.
3
Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara I, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat Departemen PUPR
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat
15.1bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
Pendahuluan
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
Gempa Lombok
dan pemulihan prasarana merupakan
dan sarana rentetansegera.
vital dengan gempa Oleh
besarkarena
yang berawal
itu, dari gempa
diperlukan kajian dampak
tanggalbencana
29 Juli gempa melaluimagnitudo
2018 dengan survei lapangan yang
Mw 6,4 mencakup
yang diikuti dengan gempa
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan).
tanggal 5 Agustus 2018 dengan magnitudo 7,0, kemudian Selain itu, disusul dengan
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
gempa tanggal 9 Agustus 2018 dengan magnitudo Mw 6,2, sampai dengan
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
gempa tanggal 19 Agustus 2018 yang didahului oleh gempa dengan magnitude
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
Mw 6,3 danluka-luka
dan akurat. Korban mengalami Mw 6,9 pada
maupunhari yang
yang meninggal
sama. umumnya akibat
tertimpa reruntuhan Gempabangunan rumah dan
gempa tersebut gedung.
tentunya Identifikasi kerusakan
akan mempengaruhi bendungan bendungan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa
yang telah selesai dibangun di pulau Lombok. yang akan
Saat datang,
terjadi gempa di Lombok
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
sudah terdapat 64 bendungan dengan skala besar dan kecil sesuai dengan
bangunan yang tahan gempa.
kriteria ICOLD
Survei lapangan ini telah (International
melibatkan Commission
berbagai tenagaon Largeahli Dams).
dari Bendungan
bendungan
Kementerian Pekerjaan Umum tersebut semuanya
dan Perumahan mempunyai
Rakyat, tinggi yang
Kementerian lebih
Energi dari 15,00 meter.
dan
Sumber Daya Mineral,Sesuai dengan ketentuan
Kementerian Ristek dandari ICOLD (Bulletin
Pendidikan 166: Inspection of Dams
Tinggi, Kementerian
Perhubungan,BadanFollowing
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan
Earthquakes Guidelines) yang diterbitkan pada Nasional
tahun 2016, bahwa
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
terdapat kewajiban pemilik bendungan untuk melakukan inspeksi terhadap
Geospasial, Institutbendungan
Teknologi Bandung, dan unsur
setelah terjadi gempaasosiasi/ praktisi/ perusahaan
dengan magnitude yang lebih besar dari Mw
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
5,0.
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala
Konsepupaya tim pelaksana
pembangunan survei danmodern
bendungan tim penyusun
adalahlaporan ini perancangan
melakukan
dapat memberikan bendungan
manfaat yangyangsebesar-besarnya
tahan terhadap dalam
gempa menghadapi langkah seismotektonik
yang sesuai dengan
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
dan sumber sumber gempa di sekeliling bendungan sampai dengan jarak 300
diucapkan terima kasih.
km, sehingga bendungan dalam menerima guncangan gempa dari sumber
sumber gempa yang diperhitungkan tidak boleh runtuh, tetapi boleh
mengalami
6 kerusakan yang dapat segera diperbaiki. Bendungan yang

i
137 137

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi
Pusat Litbang Gempadan
Perumahan Nasional (PuSGeN)
Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)
diguncang gempa juga tidak boleh terjadi pengeluaran air secara tidak
terkontrol, misalkan karena rusaknya bangunan pelimpah (spillway) dan sarana
pengeluaran air yang lain seperti waterway dan bottom outlet, maka muka air
waduk akan naik dan dapat melimpas melewati puncak bendungan. Limpasan
air diatas bendungan tipe urugan dapat menimbulkan gerusan dan berujung
pada keruntuhan bendungan. Dalam hal ini bendungan runtuh tidak oleh
karena guncangan gempa tetapi runtuh oleh dampak gempa terhadap
perangak pelengkap bendungan yang tidak dapat berfungsi setelah terjadi
gempa.
Hal yang menjadi kegiatan inspeksi bendungan setelah terjadi gempa adalah
memeriksa perubahan perubahan yang terjadi baik secara visual seperti
retakan pada puncak dan lereng bendungan, penurunan (deformasi) pada
puncak bendungan dan penggelembungan lereng, baik lereng hulu atau hilir,
serta longsor pada lereng hilir atau hulu bendungan dan adanya rembesan
pada lereng hilir bendungan apabila gempa terjadi pada saat waduk
mempunyai tinggi normal atau maksimum. Kecuali perubahan yang terjadi
pada bagian luar yang dengan mudah dapat dilihat, perlu juga dilakukan
evaluasi dari perubahan yang terekam dari instrumentasi bendungan seperti
Lampiran Gambar
perubahan nilai rembesan setelah gempa, perubahan tegangan air pori pada
bendungan, pertambahan deformasi lateral dan vertical pada tubuh
bendungan. Dari hasil inspeksi bendungan bendungan di pulau Lombok setelah
diguncang serangkaian gempa besar, maka perlu dilakukan evaluasi terhadap
keamanan bendungan dan skema perbaikan terhadap kerusakan bendungan
agar fungsinya tetap dapat dipertahankan.
Setelah terjadi gempa besar di pulau Lombok pada tanggal 29 Agustus 2018,
maka tim dari Balai Wilayah Sungai 1 Nusa Tenggara Barat telah melakukan
inspeksi bendungan dengan dibentuknya beberapa tim untuk memeriksa
semua bendungan yang berada di pulau Batam. Tim dari Balai Bendungan,
Kementerian PUPeRa kemudian secara acak memeriksa kembali 13 bendungan
yang telah diperiksa sebelumnya untuk melakukan identifikasi bendungan
dengan lebih detail. Bendungan bendungan yang diperiksa adalah:
a. Bendungan yang mewakili jenis bendungan tipe urugan dan
bendungan pasangan batu kali,
b. Bendungan yang mewakili kondisi muka air waduk, yaitu kondisi
kosong, terisi sebagian dan terisi penuh untuk mengetahui pengaruh
6

138
138

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
fenomena hidrodinamik terhadap kerusakan bendungan oleh
KATA PENGANTAR
gempa,

c. Bendungan yang mengalami kerusakan,

Gempa Lombok, Bali d. Bendungan
dan Sumbawa yangterjadi
terletakpadapaling
haridekat dengan
Minggu, episentrum
tanggal 29 gempa,
Juli 2018 pukul 05.47 WIBe.denganBendungan
kekuatan besar
M6,4. yangGempaada tersebut
di pulauterletak
Lombok yaitu bendungan
pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak
Pandanduri, bendungan Batujai dan bendungan Pengga, meskipun 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi
jaraknya Nusajauh
cukup Tenggara Barat padagempa.
dari episentrum kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
Dengan
korban yang menderita demikian
luka-luka ringaninspeksi acak yang
sampai dengan dilakukan
korban meninggal.dapat dikatakan mewakili
Gempa
semua
ini pun mengakibatkan kondisi infrastruktur
kerusakan dan jens bendungan yang ada di
berupa bangunan pulau
yang Lombok, sehingga hasil
mengalami
rusak ringan hingga evaluasi
runtuh. dapat dijadikan bahan masukan di dalam;
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana a. pelaksanaan bendungan
yang menyangkut yang tahansecara
pengkajian gempa,cepat dan
b. desaindan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, seismik daridaya.
sumber suatu Diperlukan
bendungan,juga penentuan
status keadaan darurat bencana;
c. respon penyelamatan dan evakuasi
suatu bendungan terhadap masyarakat
gempa besar terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
15.2 Bendungan
diperlukan kajian dampak bencana gempadimelaluiLombok survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
Sesuai yang
kajian dampak kerusakan dengan data dari oleh
ditimbulkan Balaigempa
Wilayah Sungai infrastruktur
terhadap nusa Tenggara 1, jumlah
berserta sarana danbendungan
prasarana, yang berada di Nusa
dan lingkungannya Tenggara
juga penting Barat adalah
dilakukan. sebanyak 70 buah,
Survei
lapangan dilakukan sedangkan yang berada
untuk mendapatkan rabmaG naripmaL
datadidan
pulau Lombok
informasi adalah
yang cepat, sebanyak
lengkap, 31 buah, seperti
dan akurat. Korban mengalami luka-luka
yang ditunjukkan maupun
pada Tabel1. yang meninggalbendungan
Bendungan umumnya akibat tersebut mempunyai
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
tinggi  15,00 meter, sehingga memenuhi kriteria ICOLD sebagai bendungan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
besar, meskipun beberapa bendungan tersebut mempunyai volume
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan tampungan,
gempa. kapasitas bangunan pengelak, panjang puncak bendung dan aspek
lain
Survei lapangan yanginibelumtelahmemenuhi
melibatkan kriteria ICOLD tenaga
berbagai sebagai bendungan
ahli dari besar. Selain
bendungan
Kementerian Pekerjaan Umum dan bendungan
PerumahanyangRakyat,
ada di Kementerian
dalam Tabel Energi15.1, didanpulau Sumbawa
Sumber Daya Mineral, Kementerian
terdapat 139 embung Ristek danumumnya
yang Pendidikan Tinggi, menampung
berfungsi Kementerianair pada musim
Perhubungan,Badanhujan,Meteorologi Klimatologi dan Geofisika,
dan menggunakan untuk keperluan untuk pengairan, Badan Nasional air minum dan
Penanggulangan Bencana,Lembaga
keperluan lain pada Ilmumusim
Pengetahuan
kemarau. Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal Setelah
terhadapterjadi gempatersebut
hasil survei besar pertama tanggal
disampaikan 29 buku
pada Juli 2018 dengan magnitudo
Laporan
Kajian Gempa Lombok Mw2018.
6,4, maka dibuat peta posisi bendungan terhadap pusat gempa untuk
Semoga segala upaya tim
mengetahui jarakpelaksana survei dan
masing masing tim penyusun
bendungan terhadap laporan
pusatinigempa tersebut.
dapat memberikan Petamanfaat
untukyanggempa sebesar-besarnya
besar kedua tanggal dalam menghadapi
5 Agustus 2018, langkah
gempa ketiga tanggal 9
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
Agustus 2018, dan gempa keempat pada tanggal 19 Agustus 2018 tidak dibuat,
diucapkan terima kasih.
mengingat setelah dilakukan plotting jarak masing masing bendungan
terhadap pusat gempa gempa tersebut tidak berubah banyak, meskipun
terdapat
6 tambahan kerusakan pada bendungan akibat dari serangkaian gempa
i 139
139

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat
Pusat Litbang
Studi GempaPerumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Nasional (PuSGeN)

Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)
tersebut. Kerusakan tersebut umumnya tambahan lebar dari retakan yang
tersebut. Kerusakan
terjadi pada puncaktersebut umumnyaGambar
bendungan. tambahan lebar
15.1 dari retakan peta
menunjukkan yang yang
terjadi pada puncak
menunjukkan kisaranbendungan.
jarak antaraGambar 15.1 menunjukkan
bendungan yang ditinjau peta yang pusat
terhadap
menunjukkan kisaran jarak antara bendungan yang ditinjau terhadap pusat
gempa tanggal 29 Juli 2018. Lokasi bendungan yang tertera pada Tabel 15.1 di
gempa
dalamtanggal
kisaran29jarak
Juli 2018.
dari Lokasi
pusat bendungan yangpertama
gempa besar tertera pada Tabel29
tanggal 15.1 di 2018
Juli
dalam kisaran jarak dari pusat gempa besar pertama tanggal 29 Juli 2018
dengan magnitudo Mw 6,4 disampaikan dalam Tabel 14.2 berikut ini.
dengan magnitudo Mw 6,4 disampaikan dalam Tabel 14.2 berikut ini.
Tabel 15.1 Daftar Bendungan di pulau Lombok.
Tabel 15.1 Daftar Bendungan di pulau Lombok.
Data Teknis Manfaat
Data Teknis Manfaat
Nama Volume Air
No Nama Tinggi Volume Tahun Air Irigasi PLTA
No Bendungan Tinggi tampung Tahun bakuIrigasi PLTA Lain Lain
Bendungan (m) tampung3 operasibaku (Ha) (kVA)Lain Lain
(m) 3 (m ) operasi (lt/dt)(Ha) (kVA)
(m ) (lt/dt)
6 Sawah baru
Sawah baru
1 1 Pengga
Pengga 33,00 27 X10
33,00 27 6X10 19911991 10,4210,423.589 3.589 1.862 1.862
520 ha 520 ha
6X106 Air ternak
22 Telaga
Telaga Lebur
Lebur 23,50
23,50 1,37
1,37 X10 20082008 1,30 1,30 210 210 -- --Air ternak
6X106 Air ternak
33 Batu Bokah
Batu Bokah 23,50
23,50 1,56
1,56 X10 19931993 1,06 1,06 306 306 -- --Air ternak
6
44 Surabaya 27,00 0,30 X10 1973 4,15 1.125 -- Air ternak
6
Surabaya 27,00 0,30 X10 1973 4,15 1.125 -- Air ternak
6 6
55 Bringe
Bringe 20,50 0,190,19
20,50 X10 X10 19831983 0,53 0,53 350 350 -- Air ternak
--Air ternak
6 6
66 Batunampar
Batunampar 18,00 0,290,29
18,00 X10 X10 19941994 0,36 0,36 300 300 -- Air ternak
--Air ternak
6
77 Tibu Kuning
Tibu Kuning 24,00 X10 X106 20072007 1,56 1,56 235 235 --
24,00 1,291,29 --Air ternak
Air ternak
6
88 Senang
Senang 18,50 X10 X106 19951995 1,26 1,26 200 200 --
18,50 0,260,26 --Air ternak
Air ternak
6
99 Jangkih Jawe
Jangkih Jawe 17,50
17,50 0,890,89
X10 X106 19971997 1,04 1,04 352 352 -- --Air ternak
Air ternak
1010 Batujai
Batujai Lampiran Gambar
16,00
16,00 25 X10
6
25 X10 19801980 6,00 6,003.140 3.140
6
6 150 150
Sawah baru
Sawah
350 ha 350 ha
baru

1111 Gunung
Gunung Paok
Paok 17,00
17,00 0,230,23
X10 X106 19811981 1,04 1,04 51 51 --
6
--Air ternak
Air ternak
12 Jelantik 19,00 0,54 X10 6 1997 0,13 350 -- Air ternak
12 Jelantik 19,00 0,54 X10 1997 0,13 350 -- Air ternak
Peneda 6 Air ternak
13 Peneda 18,00 0,91 X10 6 2004 2,08 450 -- Air ternak
13 Gandor 18,00 0,91 X10 2004 2,08 450 --
Gandor 6
14 Kali Ujing 16,00 0,10 X10 6 1994 3,65 300 -- Air ternak
14 Kali Ujing 16,00 0,10 6X10 1994 3,65 300 Air ternak
--Air ternak
15 Lingkok Lamun 18,00 0,25 X10 6 1980 0,78 1.163 --
1615 Kengkang
Lingkok Lamun 18,00
18,00 0,450,25
X10 X106
6
19941980 0,22 0,78 100 1.163-- Air ternak
--Air ternak
16 Kengkang
17 Pancor 18,00
15,70 0,600,45
X10 X106
6
19931994 0,26 0,22 100 100 -- Air ternak
--Air ternak
17 Pancor
18 Mapasan 15,70
15,00 0,65 X10 X10
0,60 6
20031993 0,21 0,26 180 100 -- Air ternak
--Air ternak
6
18 Mapasan
19 Sepit 15,00
24,50 0,60 X10 X10
0,65 6
19802003 1,04 0,21 176 180 -- Air ternak
--Air ternak
6
19 Sepit 24,50 27,20,60
X10 X10 20151980 1,045.168 176 -- -- -- Air ternak
6
20 Pandanduri 42,00 --
6 6
2120 Jerowaru
Pandanduri 42,00
16,00 0,1027,2
X10 X10 19992015 5,63 -- 85 5.168-- --Air ternak --
6
21 Propo
Jerowaru
Batu 16,00 0,10 6X10 1999 5,63 85 Air ternak
--Air ternak
22 15,00 0,05 X10 2000 3,32 150 --
Tinja
Propo Batu 6 Air ternak
22
23 Kembar
15,00 0,04X10
0,05 6X10 2000 1,04 3,32 517 150 -- --Air ternak
Tinja II 19,00 1982
6 6
2423 Tundak
Kembar II 16,50
19,00 0,26X10
0,04X10 19911982 0,25 1,04 350 517 -- --Air ternak
Air ternak
6
2524 Jago
Tundak 15,00 0,10X10
16,50 0,26X10
6 19861991 0,78 0,25 120 350 -- --Air ternak
Air ternak
6
2625 Batu
JagoTulis 15,00 0,34X10
15,50 19951986 2,99 0,78 190 120 -- --Air ternak
6
0,10X10
6
Air ternak
2726 Pejanggik
Batu Tulis 15,00 0,16X10
15,50 0,34X10
6 19831995 0,67 2,99 135 190 -- --Air ternak
Air ternak
6
28 Inen Ratu 17,00 0,01X10 6 1989 0,29 100 -- Air ternak
27 Pejanggik 15,00 0,16X10 6 1983 0,67 135 -- Air ternak
29 Jurang Dao 15,00 0,34X10 6 1970 0,41 196 -- Air ternak
28 Inen Ratu 17,00 0,01X10 6 1989 0,29 100 -- Air ternak
30 Gegurik 18,50 0,11X10 6 2008 150,00 200 -- Air ternak
29 Jurang Dao 15,00 0,34X10 6 1970 0,41 196 -- Air ternak
31 Kuangrundun 15,00 0,08X10 6 1998 250,00 56 -- Air ternak
30 Gegurik 18,50 0,11X10 2008 150,00 200 -- Air ternak
31 Kuangrundun 15,00 0,08X10
6
1998 250,00 56 -- 6 Air ternak
140
140 
140

 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


15.3 Inspeksi Bendungan setelah Gempa
KATA PENGANTAR
 Inspeksi bendungan dilakukan oleh tim Balai Wilayah Sungai 1 Nusa Tenggara
 Barat. Tim Balai Bendungan melakukan evaluasi kembali pada 11 bendungan
Gempa Lombok,
dan 2 Bali dan Sumbawa
embung secara acakterjadi padamengalami
baik yang hari Minggu, tanggalmaupun
kerusakan 29 yang tidak
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
mengalami kerusakan, yang reservoirnya dalam kondisi kosong dan dalam
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
kondisi terisi air, yang berupa bendungan tipe urugan dan bendungan
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah pasangan batu, untuk
mengakibatkan pendalaman
korban jiwa yangmasalah
tidak dan masukan
sedikit. untuk pelaksanaan
Terdapat
perbaikan
korban yang menderita bendungan
luka-luka berdasarkan
ringan sampai tingkat meninggal.
dengan korban kerusakan Gempa
yang dijumpai. Secara
ini pun mengakibatkan
umumkerusakan infrastruktur
bendungan berupa bangunan
dan beberapa embung yang mengalami
di pulau Lombok mengalami
rusak ringan hingga kerusakan
runtuh. dalam tingkat rendah dan tidak membahayak bendungan, kecuali
Sesaat setelah gempa Jago
bendungan tersebut
yangterjadi, diperlukan
dilaporkan aksi tanggap
mengalami darurat
rembesan pada lereng hilir,
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
setelah terjadi gempa besar keempat yang pada tanggal 19 Agustus 2018,
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
setelah
status keadaan darurat pada penyelamatan
bencana; pemeriksaan tanggal 14 Agustus
dan evakuasi 2018 terjadi
masyarakat terkenakerusakan pada
bencana; pemenuhan puncak bendungan
kebutuhan dasar;yang berupa retakan.
pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa Tabel(baik
15.2 gempa
Kisaranutama
jarak bendungan
maupun digempa
pulau Lombok dengan
susulan). pusatitu,
Selain gempa besar tanggal
29 Juli 2018.
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana danNo prasarana, dan lingkungannya juga pentingBendungan/Embung
dilakukan. Survei
lapangan dilakukan untuk
1
Kisaran
mendapatkan
Jarak
0 – 10 km data rabmaG naripmaL
dan informasi yang cepat, ----
lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggalBendungan umumnyaGegurik akibat
tertimpa reruntuhan 2 bangunan rumah
10 – 20 km dan gedung. Identifikasi kerusakan
Embung Bayan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang Embungakan datang,
Lokok Tawah
korban dan kerusakan 3 infrastruktur
20 – 30 km dapat diminimalisasi dengan membangun-------
bangunan yang tahan gempa. Bendungan Gunung Paok
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga Bendungan
ahli Jago
dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan II
4 30 – 40 km Bendungan Kembar
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan PendidikanBendungan Propok Batu Tinja
Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Bendungan Senang
Badan Nasional
Bendungan
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi Jurang Dao
5 40 – 50 km Bendungan
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan Pandanduri
Bendungan Penede Gandor
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Bendungan Jelantik
Kajian Gempa Lombok 2018.
Bendungan Batu Tulis
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
Bendungan Surabaya
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
Bendungan Inen Raja
pemulihan terhadap 6dampak bencana.
50 – 60 km Atas perhatian dan kerja samaBendungan Kalipihak
semua Ujung
diucapkan terima kasih. Bendungan Lingkok Lamun
Bendungan Tundak
Bendungan Breinge
6
i 141
141

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)
Bendungan Batujai
Bendungan Mapasam
Bendungan Pengga
7 60 – 70 km Bendungan Pejanggik
Bendungan Pare
Bendungan Batu Nampar
Bendungan Jerowaru
Bendungan Kengkang
Bendungan Jangkih Jawe
Bendungan Sepit
8 70 – 80 km
Bendungan Batu Bongkah
Bendungan Pancor
Bendungan Kuang Rundun
9 80 – 90 km Bendungan Telaga Lebur
Dari inspeksi dan evaluasi bendungan setelah diguncang beberapa kali gempa
besar yang terjadi dari tanggal 29 Juli 2018 sampai dengan tanggal 9 Agustus
2018, terlihat bahwa bendungan yang terbuat dari pasangan batu kali lebih
tidak mengalami kerusakanahan menerima guncangan gempa besar beberapa
kali dalam kurun waktu yang relatif singkat, dibandingkan dengan bendungan
tipe urugan. Kerusakan yang terjadi pada bendungan tipe urugan umumnya
adalah retakan yang terjadi pada puncak bendungan, penggelembungan lereng
Lampiran Gambar
hulu atau hilir bendungan dan dinding pasangan batu kali pada bangunan
pelimpah yang relatif tipis yaitu berkisar antara 30 sampai 50 cm. Pada
bendungan pasangan batu kali, retakan pada tubuh bendungan dan bangunan
pelimpah tidak terlihat, karena bangunan pelimpah menjadi bagian dari tubuh
bendungan itu sendiri. Berikut ini adalah hasil inspeksi dan evaluasi kerusakan
pada bendungan dan embung yang dipilih secara acak.

15.3.1 Bendungan Gegurit


Bendungan Gegurik terletak pada jarak 10 – 20 km dari pusat gempa besar
pertama tanggal 29 Juli 2018 dengan magnitudo Mw 6,4. Pada saat terjadi
gempa, bendungan Gegurik pada kondisi kosong, karena semua air yang
ditampung pada musim hujan sebelumnya telah terpakai habis sesuai dengan
peruntukannya. Tampak atas bendungan Gegurik disampaikan dalam Gambar
15.2.
Dari pengamatan lapangan yang dilakukan pada tanggal 15 Agustus 2016,
setelah bendungan Gegurik diguncang 3 gempa besar berturut turut yaitu
tanggal 29 Juli dengan magnitude Mw 6,4 dan tanggal 5 Agustus dengan
6

142
142

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
magnitude Mw 7,0 serta tanggal 9 Agustus dengan magnitude Mw 6,2,
KATA PENGANTAR
bendungan Gegurik hanya mengalami kerusakan yang relative sangat kecil

yaitu; retakan memanjang dan melintang pada puncak bendungan dengan

lebar 3Bali
Gempa Lombok, – 5dan
mm,Sumbawa
terjadi perenggangan
terjadi pada parapet secaratanggal
hari Minggu, acak dengan
29 lebar sekitar
3 mm,
Juli 2018 pukul 05.47 WIB pengelupasan
dengan kekuatan rip rap danGempa
M6,4. penggelembungan lereng
tersebut terletak hilir yang tertutup
pada
koordinat 8,4 LS dandengan rip rap.
116,5 BT, atau Kerusakan bendungan
tepatnya berlokasi gegurik
di darat pada
pada jarakpuncak
47 kmbendungan dan
arah timur laut Kotasekitarnya
Mataram,ditunjukkan
Provinsi NusapadaTenggara
Gambar Barat
15.3. pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
Gambar 15.1 Kisaran jarak bendungan dengan pusat gempa tanggal 29 Juli 2018
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.
Gambar 15.2 Tampak atas bendungan Gegurik.

6
i 143
143

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi
Pusat Litbang Gempadan
Perumahan Nasional (PuSGeN)
Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Lampiran Gambar

Gambar 15.3 Kerusakan pada puncak bendungan Gegurik

15.3.2 Embung Lokok Tawah


Embung Lokok Tawah berupa timbunan tanah homogin, terletak 1 km di
sebelah hulu dari bendungan Gegurik. Embung Lokok Tawah mempunyai tinggi
13 meter diatas pondasi, dan panjang puncak bendung 125 meter, berfungsi
untuk mengairi sawah seluas 163 ha, dan air baku untuk 100 KK. Embung
Lokok Tawah terletak pada jarak antara 10 – 20 km dari pusat gempa besar
pertama tanggal 29 Juli 2018 dengan magnitudo Mw 6,4. Pada saat 6terjadi
144
144

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
gempa, embung Lokok Tawah dalam kondisi kosong, karena semua air yang
KATA PENGANTAR
ditampung pada musim hujan sebelumnya telah terpakai habis sesuai dengan
 peruntukannya. Tampak atas bendungan Lokok Tawah disampaikan dalam

Gambar 15.4.
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB
Dari dengan kekuatan
pengamatan lapangan M6,4.
yangGempa tersebut
dilakukan padaterletak
tanggalpada
15 Agustus 2016,
koordinat 8,4 LS dansetelah
116,5 embung
BT, atau Lokok
tepatnyaTawah diguncang 3 gempa besar47berturut
berlokasi di darat pada jarak km turut yaitu
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
tanggal 29 Juli dengan magnitude Mw 6,4 dan tanggal 5 Agustus dengan
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
magnitude Mw 7,0 serta tanggal 9 Agustus dengan magnitude Mw 6,2,
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
embung
ini pun mengakibatkan Lokokinfrastruktur
kerusakan Tawah hanyaberupamengalami kerusakan
bangunan yang relative sangat kecil
yang mengalami
rusak ringan hingga yaitu;
runtuh.retakan memanjang dan melintang pada puncak bendungan dengan
Sesaat setelah
lebar gempa tersebut
3 – 5 mm, terjadi,
terjadi diperlukan
kerusakan aksi tanggap
pada parapet yang darurat
terbuat dari pasangan
untuk menanggulangi batu kali, perenggangan parapet secara acak dengan lebardan
bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat sekitar 3 mm, dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan,
retakan dan sumber
pada pasangan batudaya.
yang Diperlukan juga penentuan
berfungsi sebagai rip rap pada lereng hulu
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
embung Lokok Tawah. Kerusakan pada puncak embung Lokok Tawah
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
ditunjukkan
dan pemulihan prasarana pada
dan Gambar
sarana vital15.5.
dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

Gambar 15.4 Tampak atas embung Lokok Tawah.


6
i 145
145

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi
Pusat Litbang Gempadan
Perumahan Nasional (PuSGeN)
Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)
15.3.3 Bendungan Jelantik
Bendungan Jelantik adalah bendungan tipe urugan yang mempunyai fungsi
untuk air irigasi untuk 350 ha, penyediaan air baku 0,13 lt/dt. Tinggi
bendungan Jelantik adalah 19,00 meter, dan volume tampungannya sebesar
543.000 m3. Bendungan Jelantik mempunyai kisaran jarak 50 – 60 km dari
pusat gempa besar pertama tanggal 29 Juli 2018 dengan magnitudo Mw 6,4.
Pada saat terjadi gempa, bendungan Jelantik dalam kondisi terisi air, tetapi
dalam kondisi muka air rendah. Hasil inspeksi yang dilakukan pada tanggal 16
Agustus 2018 menunjukkan bahwa tidak terjadi kerusakan pada bendungan
Jelantik. Tampak atas bendungan Jelantik disampaikan dalam Gambar 15.6,
dan foto foto bendungan Jelantik setelah diguncang gempa ditunjukkan pada
Gambar 15.7.

Lampiran Gambar

Gambar 15.5 Kerusakan pada puncak embung Lokok Tawah.

146
146

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaBPusat
,n amStudi
ikdan
umeGempa
P nad nNasional
ah amuBalitbang
Pemukiman, reP(PuSGeN)
gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
Gambar 15.6 Tampak atas bendungan Jelantik.
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.
Gambar 15.7 Puncak bendungan dan daerah genangan bendungan Jelantik.

6
i 147
147

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)
15.3.4 Embung Babi
Embung Babi adalah embung pasangan batu kali yang mempunyai fungsi untuk
air irigasi untuk 150 ha, penyediaan air baku untuk 100 KK. Tinggi embung Babi
adalah 13,50 meter, dan volume tampungannya sebesar 110.000 m 3. Embung
Babi mempunyai kisaran jarak 40 – 50 km dari pusat gempa besar pertama
tanggal 29 Juli 2018 dengan magnitudo Mw 6,4. Pada saat terjadi gempa,
embung Babi dalam kondisi terisi air, yaitu pada muka air normal. Hasil
inspeksi yang dilakukan pada tanggal 16 Agustus 2018 menunjukkan bahwa
tidak terjadi kerusakan pada embung Babi. Tampak atas embung Babi dari foto
drone disampaikan dalam Gambar 15.8, dan foto foto embung Babi setelah
diguncang gempa ditunjukkan pada Gambar 15.9.

Lampiran Gambar

Gambar 15.8 Tampak atas embung Babi dari foto drone setelah diguncang gempa Lombok.

Gambar 15.9 Kondisi embung Babi setelah diguncang gempa Lombok. 6

148
148

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
15.3.5 Bendungan Batu Tulis
KATA PENGANTAR
 Bendungan Batutulis adalah bendungan pasangan batu kali yang mempunyai
 fungsi untuk air irigasi seluas 120 ha, penyediaan air baku sebesar 2,99 lt/dt.
Gempa Lombok,
TinggiBali dan Sumbawa
bendunagn terjadi
Batutulis pada
adalah hari meter,
15,50 Minggu,dan tanggal
volume29 tampungannya
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan
3 M6,4. Gempa tersebut terletak pada
sebesar 340.000 m . Bendungan Batutulis mempunyai kisaran jarak 50 – 60 km
koordinat 8,4 LS dandari
116,5 BT,gempa
pusat atau tepatnya berlokasi
besar pertama di darat
tanggal 29 pada jarakdengan
Juli 2018 47 km magnitudo Mw
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
6,4. Pada saat terjadi gempa, bendungan Batutulis dalam kondisi terisi air,
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
yaituluka-luka
korban yang menderita pada muka airsampai
ringan normal.dengan
Hasil korban
inspeksimeninggal.
yang dilakukan
Gempapada tanggal 16
Agustus
ini pun mengakibatkan 2018 infrastruktur
kerusakan menunjukkanberupa bahwabangunan
tidak terjadi
yangkerusakan
mengalami pada bendungan
rusak ringan hingga Batutulis.
runtuh. Tampak atas bendungan Batutulis dari foto drone disampaikan
Sesaat setelah
dalamgempa
Gambar tersebut
15.10,terjadi,
dan fotodiperlukan aksi tanggap
foto bendungan darurat
Batutulis setelah diguncang
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut
gempa ditunjukkan pada Gambar 15.11. pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral,GambarKementerian
15.10 TampakRistek dan Pendidikan
atas bendungan Batutulis Tinggi,
dari fotoKementerian
drone setelah diguncang gempa
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi
Lombok. dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
Gambar 15.11 Kondisi bendungan Batu Tulis setelah diguncang gempa Lombok.
i 149
149

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)
15.3.6 Bendungan Surabaya
Bendungan Surabaya adalah bendungan pasangan batu kali tertinggi di pulau
Lombok, yang mempunyai fungsi untuk air irigasi seluas 1.125 ha, penyediaan
air baku sebesar 4,15 lt/dt. Tinggi bendungan Surabaya adalah 27,00 meter,
dan volume tampungannya sebesar 300.000 m 3. Bendungan Surabaya
mempunyai kisaran jarak 50 – 60 km dari pusat gempa besar pertama tanggal
29 Juli 2018 dengan magnitudo Mw 6,4. Pada saat terjadi gempa, bendungan
Surabaya dalam kondisi terisi air, yaitu pada muka air rendah. Hasil inspeksi
yang dilakukan pada tanggal 16 Agustus 2018 menunjukkan bahwa tidak
terjadi kerusakan pada bendungan Surabaya. Tampak atas bendungan
Surabaya dari foto drone disampaikan dalam Gambar 15.12, dan foto foto
bendungan Surabaya setelah diguncang gempa ditunjukkan pada Gambar
15.13.

Lampiran Gambar

Gambar 15.12 Tampak atas bendungan Surabaya dari foto drone setelah diguncang gempa
Lombok.

Gambar 15.13 Kondisi bendungan Surabaya setelah diguncang gempa Lombok. 6

150
150

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
15.3.7 Embung Jurang Jaler
KATA PENGANTAR
 Embung Jurang Jaler adalah embung pasangan batu kali yang mempunyai
 fungsi untuk air irigasi untuk 200 ha, penyediaan air baku untuk 123 KK. Tinggi
Gempa Lombok,
embungBaliJurang
dan Sumbawa terjadi
Jaler adalah pada
13,00 hari dan
meter, Minggu,
volumetanggal 29
tampungannya sebesar
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan
3 kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
38.400 m . Embung Jurang Jaler mempunyai kisaran jarak 40 – 50 km dari
koordinat 8,4 LS danpusat
116,5 BT, atau
gempa tepatnya
besar pertamaberlokasi
tanggaldi29darat pada dengan
Juli 2018 jarak 47magnitudo
km Mw 6,4.
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
Pada saat terjadi gempa, embung Jurang Jaler dalam kondisi terisi air, yaitu
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
padaluka-luka
korban yang menderita muka airringan
normal. Hasildengan
sampai inspeksikorban
yang dilakukan
meninggal. pada tanggal 16 Agustus
Gempa
2018kerusakan
ini pun mengakibatkan menunjukkan bahwa tidak
infrastruktur berupaterjadi kerusakan
bangunan yang pada embung Jurang Jaler.
mengalami
rusak ringan hingga Tampak
runtuh. atas embung Jurang Jaler dari foto drone disampaikan dalam Gambar
Sesaat setelah
15.14,gempa
dan tersebut
foto foto terjadi, diperlukan
embung Jurangaksi tanggap
Jaler setelahdarurat
diguncang gempa
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut
ditunjukkan pada Gambar 15.15. pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan .
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Gambar 15.14 Tampak atas embung Jurang Jaler dari foto drone setelah diguncang gempa
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Lombok.
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
Gambar 15.15 Kondisi embung Jurang Jaler setelah diguncang gempa Lombok.
i 151
151

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)


15.3.8 Bendungan Pandanduri
Bendungan Pandanduri adalah bendungan tipe urugan batu (rock fill dam)
yang mempunyai fungsi tunggal yaitu untuk air irigasi seluas 5.168 ha. Tinggi
bendungan Pandanduri adalah 42,00 meter, dan tercatat sebagai bendungan
tertinggi di pulau Lombok. Volume tampungannya sebesar 27.200.000 m 3.
Bendungan Pandanduri mempunyai kisaran jarak 40 – 50 km dari pusat gempa
besar pertama tanggal 29 Juli 2018 dengan magnitudo Mw 6,4. Pada saat
terjadi gempa, bendungan Pandanduri dalam kondisi terisi air, yaitu pada
muka air rendah. Hasil inspeksi yang dilakukan pada tanggal 16 Agustus 2018
menunjukkan bahwa tidak terjadi kerusakan pada bendungan Pandanduri.
Tampak atas bendungan Pandanduri dari foto drone disampaikan dalam
Gambar 15.16, dan foto foto bendungan Pandanduri setelah diguncang gempa
ditunjukkan pada Gambar 15.17.

Lampiran Gambar

Gambar 15.16 Tampak atas bendungan Pandanduri dari foto drone setelah diguncang gempa
Lombok.

6
Gambar 15.17 Kondisi bendungan Pandanduri setelah diguncang gempa Lombok.
152
152

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
15.3.8.1 Kerusakan jalan akses penghubung Saddle Dam 8 dan Saddle Dam 9
oleh Gempa KATA PENGANTAR
 Pada inspeksi yang dilakukan pada tanggal 16 Agustus 2018 terjlihat adanya
 kerusakan pada jalan akses penghubung antara Saddle Dam 8 dan Saddle Dam
Gempa Lombok,
9, yangBaliberupa
dan Sumbawa
timbunanterjadi padasekitar
tipis yaitu hari Minggu,
2 metertanggal
diatas 29
permukaan tanah
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut
asli untuk menyesuaiakan elevasi Saddle Dam. Kerusakan terletak padaberupa retakan
koordinat 8,4 LS danmemanjang
116,5 BT, atau
yang tepatnya berlokasi
cukup intensif di darat
dengan lebarpada jarak
antara 47 km
2 mm sampai dengan 10
arah timur laut KotammMataram, Provinsi Nusa
pada permukaan jalanTenggara BaratSaddle
akses. Pada pada kedalaman
Dam 8 dan249 yang tingginya
km. Gempa ini telah mengakibatkan
sekitar 10 meter, tidak korban jiwakeretakan
terjadi yang tidak padasedikit. Terdapat
permukaan timbunan, karena
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal.
timbunan saddle dam dipadatkan sampai dengan kepadatan maksimum Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan
standard infrastruktur
Proctor, berupa
dan terletak bangunan
diatas pondasiyang mengalami
batuan, sehingga Saddle Dam
rusak ringan hingga tidak
runtuh.menerima amplifikasi dari “ground acceleration”, sedangkan jalan akses
Sesaat setelah
yang gempa
berupatersebut
timbunan terjadi,
diatasdiperlukan
tanah asli aksiakan
tanggap daruratamplifikasi dari
menerima
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara
”ground acceleration” yang menyebebkan terjadinya retakan. cepat dan Gambar 15.18
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
menunjukkan kerusakan pada jalan akses penghubung antara Saddle Dam 8
status keadaan darurat bencana;
dan Saddle Dampenyelamatan
9. dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

Gambar 15.18 Retakan pada jalan akses antara Saddle Dam 8 dan Saddle Dam 9 .
6
i 153
153

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)
15.3.9 Bendungan Kali Ujung
Bendungan Kali Ujung adalah bendungan pasangan batu kali yang mempunyai
fungsi untuk air irigasi untuk 300 ha, penyediaan air baku sebesar 3,65 lt/dt.
Tinggi bendungan Kali Ujung adalah 16,00 meter, dan volume tampungannya
sebesar 100.000 m3. Bendungan Kali Ujung mempunyai kisaran jarak 50 – 60
km dari pusat gempa besar pertama tanggal 29 Juli 2018 dengan magnitudo
Mw 6,4. Pada saat terjadi gempa, bendungan Kali Ujung dalam kondisi terisi
air, yaitu pada muka air tinggi. Hasil inspeksi yang dilakukan pada tanggal 16
Agustus 2018 menunjukkan bahwa tidak terjadi kerusakan pada bendungan
Kali Ujung. Tampak atas bendungan Kali Ujung disampaikan dalam Gambar
15.19, dan foto foto bendungan Kali Ujung setelah diguncang gempa
ditunjukkan pada Gambar 15.20.

Lampiran Gambar

Gambar 15.19 Tampak atas bendungan Kali Ujung.

154
154

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agarKondisi
Gambar 15.20 bila terjadi gempa
bendungan pada setelah
Kali Ujung masa diguncang
yang akan datang,
gempa Lombok.
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan
15.3.10 ini telah melibatkan
Bendungan Tundak berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral,Bendungan TundakRistek
Kementerian adalah
danbendungan
Pendidikanpasangan batu kali yang mempunyai
Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badanfungsi untuk air Klimatologi
Meteorologi irigasi untuk dan
350 ha, penyediaan
Geofisika, air sebesar
Badan Nasional0,25 lt/dt. Tinggi
bendungan Tundak
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmuadalah 16,50 meter,
Pengetahuan dan Badan
Indonesia, volumeInformasi
tampungannya sebesar
Geospasial, Institut260.000
Teknologi
m3Bandung,
. Bendungan dan Tundak
unsur asosiasi/ praktisi/
mempunyai perusahaan
kisaran jarak 50 – 60 km dari
swasta. Kajian awal pusat
terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
gempa besar pertama tanggal 29 Juli 2018 dengan magnitudo Mw 6,4.
Kajian Gempa Lombok 2018.
Pada saat terjadi gempa, bendungan Tundak dalam kondisi rehabilitasi, yaitu
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
penerukan lumpur di daerah genangan untuk mengembalikan volume
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadaptampungan yang terisi
dampak bencana. dengan dan
Atas perhatian lumpur
kerjahasil
sama proses pengendapan. Hasil
semua pihak
inspeksi yang dilakukan pada tanggal 16 Agustus 2018 menunjukkan bahwa
diucapkan terima kasih.
tidak terjadi kerusakan pada bendungan Tundak. Foto puncak bendungan
Tundak disampaikan dalam Gambar 15.21, dan foto foto bendungan Tundak
6
setelah diguncang gempa ditunjukkan pada Gambar 15.22.
i 155
155

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 15.21 Foto puncak bendungan Tundak setelah diguncang Gempa Lombok.

Lampiran Gambar

6
Gambar 15.22 Pengerukan lumpur dari dalam reservoir bendungan Tundak.
156
156

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
15.3.11 Bendungan Jago
KATA PENGANTAR
 Bendungan Jago adalah bendungan urugan tanah homogin yang mempunyai
 fungsi untuk air irigasi untuk 120 ha, penyediaan air baku sebesar 0,78 lt/dt.
Gempa Lombok,
TinggiBali dan Sumbawa
bendungan Jago terjadi
adalahpada
15,00harimeter,
Minggu,dantanggal
volume 29 tampungannya
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan
3 M6,4. Gempa tersebut terletak pada
sebesar 100.000 m . Bendungan Jago mempunyai kisaran jarak 30 – 40 km dari
koordinat 8,4 LS danpusat
116,5 BT, atau
gempa besartepatnya
pertamaberlokasi
tanggaldi29darat pada dengan
Juli 2018 jarak 47magnitudo
km Mw 6,4.
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
Pada saat terjadi gempa, bendungan Jago dalam kondisi terisi air, yaitu pada
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
muka
korban yang menderita air tinggi.
luka-luka Hasilsampai
ringan inspeksi yang korban
dengan dilakukan pada tanggal
meninggal. Gempa 16 Agustus 2018
menunjukkan
ini pun mengakibatkan kerusakan bahwa pada bendungan
infrastruktur Jago terjadi
berupa bangunan kerusakan yaitu terdapat
yang mengalami
rusak ringan hingga retakan
runtuh. memanjang pada puncak bendungan dengan lebar antara 10 – 170
Sesaat setelah gempa
mm yang tersebut
tidak merataterjadi, diperlukan
sepanjang aksi Ditengarai
puncaknya. tanggap darurat
juga terjadi rembesan
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara
pada sisi hilir bendungan, yang masih harus dievaluasi lebih cepat dan lanjut tingkat
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
bahayanya terhadap keselamatan bendungan. Sampai saat ini belum
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
ditemukan dokumentasi dan gambar pelaksanaan bendungan Jago yang
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dibangun dan
dan pemulihan prasarana padasarana
tahun vital
1986.dengan
Foto foto kerusakan
segera. bendungan
Oleh karena itu, Jago setelah
diguncang
diperlukan kajian dampak gempa
bencana gempaditunjukkan pada Gambar
melalui survei lapangan15.23.
yang Pengukuran
mencakup lebar retakan
kajian sumber gempa di puncak bendungan
(baik gempa utama ditunjukkan pada Gambar
maupun gempa susulan).15.24,
Selainsedangkan
itu, perbaikan
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
yang segera dilakukan untuk menutup retakan pada puncak bendungan
berserta sarana danditunjukkan
prasarana, pada
dan lingkungannya
Gambar 15.25.juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
Gambar 15.23 Foto kerusakan pada puncak bendungan Jago.
i 157
157

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 15.24 Pengukuran lebar retakan pada puncak bendungan Jago.

Lampiran Gambar

Gambar 15.25 Rehabilitasi puncak bendungan Jago.

158
158

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
15.3.12 Bendungan Pengga
KATA PENGANTAR
 Bendungan Pengga adalah bendungan tipe urugan batu (rock fill dam) kedua
 tertinggi di pulau Lombok, yang mempunyai fungsi utama untuk air irigasi
Gempa Lombok,
sebesar Bali3.859
dan ha,
Sumbawa terjadiairpada
penyediaan bakuhari Minggu,
sebesar 10,42tanggal
lt/dt. 29
Tinggi bendungan
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak
Pengga adalah 33,00 meter, dan volume tampungannya sebesar 27.000.000 pada
koordinat 8,4 LS danm116,5
3 BT, atauPengga
. Bendungan tepatnya berlokasi kisaran
mempunyai di daratjarak
pada60jarak
– 7047kmkm dari pusat gempa
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
besar pertama tanggal 29 Juli 2018 dengan magnitudo Mw 6,4. Pada saat
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
terjadi
korban yang menderita gempa,ringan
luka-luka bendungan
sampaiPengga
dengandalamkorbankondisi terisi air,
meninggal. yaitu pada muka air
Gempa
rendah.
ini pun mengakibatkan Hasil infrastruktur
kerusakan inspeksi yang berupadilakukan
bangunan pada
yangtanggal
mengalami 16 Agustus 2018
rusak ringan hingga menunjukkan
runtuh. bahwa tidak terjadi kerusakan pada bendungan Pengga. Tampak
Sesaat setelah
atas gempa tersebut
bendungan terjadi,
Pengga diperlukandalam
disampaikan aksi tanggap
Gambar darurat
15.26, dan foto foto
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara
bendungan Pengga setelah diguncang gempa ditunjukkan pada cepat dan Gambar 15.27.
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan
Gambar Umum
15.26 dan Perumahan
Bendungan Pengga Rakyat, Kementerian
setelah diguncang Gempa. Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

Gambar 15.27 Kondisi bendungan Pengga setelah diguncang gempa Lombok.


6
i 159
159

Pusat Studi Gempa
Pusat StudiNasional (PuSGeN)(PuSGeN)
Gempa Nasional
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, BalitbangBalitbang
PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)


15.3.13 Bendungan Batujai
Bendungan Batujai adalah bendungan tipe urugan batu (rock fill dam) ketiga
tertinggi di pulau Lombok yang mempunyai fungsi untuk air irigasi seluas 3.140
ha, penyediaan air baku sebesar 6 lt/dt. Tinggi bendungan Batujai adalah 16,00
meter, dan volume tampungannya sebesar 25.000.000 m 3. Bendungan Batujai
mempunyai kisaran jarak 50 – 60 km dari pusat gempa besar pertama tanggal
29 Juli 2018 dengan magnitudo Mw 6,4. Pada saat terjadi gempa, bendungan
Batujai dalam kondisi terisi air, yaitu pada muka air normal. Hasil inspeksi yang
dilakukan pada tanggal 16 Agustus 2018 menunjukkan bahwa tidak terjadi
kerusakan pada bendungan Batujai. Foto puncak bendungan Batujai
disampaikan dalam Gambar 15.28, dan foto foto bendungan Batujai setelah
diguncang gempa ditunjukkan pada Gambar 15.29.

Lampiran Gambar

Gambar 15.28 Puncak bendungan Batujai.

Gambar 15.29 Kondisi bendungan Batujai setelah diguncang gempa Lombok. 6

160
160

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
15.4 Evaluasi pada Peralatan Hidromekanikal Bendungan
KATA PENGANTAR
 Evaluasi terhadap kinerja peralatan hidromekanikal, yaitu pintu pada spillway
 baik berupa ”sliding gate”, ”radial gate” atau jenis lain, alur stop log,
Gempa Lombok, Bali dan
perubahan Sumbawa
lebar alur gateterjadi pada
akibat hari Minggu,
deformasi tanggalbangunan,
pada kolom 29 maupun
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
aspek lainnya yang berhubungan dengan berfungsinya sistim pengendalian
koordinat 8,4 LS danmuka
116,5airBT, atau tepatnya
bendungan berlokasi di darat pada jarak 47 km
telah dilaksanakan.
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah Di mengakibatkan
pulau Lombok korban jiwa yangtiga
hanya terdapat tidak sedikit. Terdapat
bendungan yang mengoperasikan
korban yang menderita luka-luka
peralatan ringan sampaiyaitu
hidromekanikal dengan korban meninggal.
bendungan Gempa Pengga dan
Batujai, bendungan
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
bendungan Pandanduri. Kondisi hidromekanikal semua bendungan telah
rusak ringan hingga runtuh.
dilakukan inspeksi setelah gempa dan tidak ditemukan kerusakan. Berikut ini
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi disampaikan
bencana yangevaluasi terhadap kondisi
menyangkut peralatan
pengkajian secarahydromekanikal
cepat dan bendungan
bendungan
tepat terhadap lokasi, kerusakan,tersebut.
dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
15.4.1 Peralatan
dan pemulihan prasarana dan sarana hidromekanikal bendungan
vital dengan segera. OlehPandanduri
karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
Peralatan hidromekanikal pada bendungan Pandanduri telah diperiksa, baik
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
pilar bangunan
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkanpelimpaholeh (spillway), bangunan
gempa terhadap pengendali beserta
infrastruktur
berserta sarana danperlengkapannya (hoist) tidak mengalami
prasarana, dan lingkungannya juga pentingkerusakan
dilakukan.oleh rangkaian gempa
Survei
lapangan dilakukan besar
untukyang terjadi di pulau
mendapatkan rabmaG naripmaL
Lombok.
data dan Penurunan
informasi dan pengangkatan
yang cepat, lengkap, stop log dan
dan akurat. Korban mengalami
pintu geser luka-luka maupun
(sliding gate) telahyang meninggal
dilakukan umumnya
untuk akibat
setiap pintu dan tidak terjadi
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
kendala. Demikian juga kondisi peralatan hidromekanikal di dalam bangunan
bangunan menjadi penting agar bila
pengambilan terjaditower)
(intake gempatidak
pada mengalami
masa yang akan datang, Gambar 15.30
kerusakan.
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
menunjukkan bangunan pelimpah (spillway) dan bangunan pengambilan
bangunan yang tahan gempa.
(intake tower)
Survei lapangan bendungan
ini telah Pandanduri.
melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

Gambar 15.30 Kondisi Bangunan Pelimpah (spillway) dan Bangunan Pengambilan bendungan
Pandanduri.
6
i 161
161

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)
15.4.2 Peralatan hidromekanikal bendungan Pengga
Peralatan hidromekanikal pada bendungan Pengga telah diperiksa, baik pilar
bangunan pelimpah (spillway), bangunan pengendali beserta perlengkapannya
(hoist) tidak mengalami kerusakan oleh rangkaian gempa besar yang terjadi di
pulau Lombok. Penurunan dan pengangkatan stop log dan pintu radial (radial
gate) telah dilakukan untuk setiap pintu dan tidak terjadi kendala. Demikian
juga kondisi peralatan hidromekanikal di dalam bangunan pengambilan (intake
tower) tidak mengalami kerusakan. Gambar 15.31 menunjukkan pintu radial
dan peralatan untuk memasang stop log pada bangunan bangunan pelimpah
(spillway) bendungan Pengga setelah diguncang serangkaian gempa besar di
pulau Lombok.

Lampiran Gambar

Gambar 15.31 Kondisi Bangunan Pelimpah (spillway) dan stop log bendungan Pengga setelah
diguncang gempa

162
162

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
15.4.3 Peralatan hidromekanikan bendungan Batujai
KATA PENGANTAR
 Peralatan hidromekanikal pada bendungan Batujai telah diperiksa, baik pilar
 bangunan pelimpah (spillway), bangunan pengendali beserta perlengkapannya
Gempa Lombok,
(hoist)Bali dan
tidak Sumbawakerusakan
mengalami terjadi pada
olehhari Minggu,gempa
rangkaian tanggal 29 yang terjadi di
besar
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
pulau Lombok. Penurunan dan pengangkatan stop log dan pintu geser (sliding
koordinat 8,4 LS dangate)
116,5 BT, dilakukan
telah atau tepatnya
untukberlokasi di darat
setiap pintu danpada
tidakjarak 47 kendala,
terjadi km dan tidak
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
mengalami kerusakan. Gambar 15.32 menunjukkan pintu geser pada
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-lukapengelak
bangunan (spillway)
ringan sampai denganbendungan BatujaiGempa
korban meninggal. setelah diguncang
serangkaian
ini pun mengakibatkan kerusakan gempa besar di berupa
infrastruktur pulau Lombok.
bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

Gambar 15.32 Kondisi Bangunan Pelimpah (spillway) bendungan Batujai setelah diguncang
gempa.
6
i 163
163

Pusat Studi Gempa
Pusat StudiNasional (PuSGeN)(PuSGeN)
Gempa Nasional
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, BalitbangBalitbang
PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)


15.5 Kesimpulan
Inspeksi dan evaluasi bendungan setelah diguncang serangkaian gempa di
pulau Lombok telah dibahas. Dari 31 buah bendungan dan 139 buah embung
di pulau Lombok, semua bendungan dan embung yang menjadi tanggung
jawab operasi Balai Wilayah Sungai 1 Nusa Tenggara telah dilakukan inspeksi.
Kemudian oleh Balai Bendungan, Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah dilakukan verifikasi dengan
melakukan inspeksi ulang terhadap 13 bendungan dan embung. Dari hasil
evaluasi dan verifikasi kerusakan terhadap bendungan dapat disampaikan
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
a. Kerusakan yang terjadi oleh guncangan gempa adalah kerusakan
kecil, yaitu berupa retakan dan kerusakan lain yang terjadi pada
puncak bendungan,
b. Kerusakan pada puncak bendung hanya ditemukan pada bendungan
tipe urugan tanah homogin,
c. Bendungan dan embung yang terbuat dari pasangan batu kali relatif
tidak mengalami kerusakan,
Lampiran Gambar
d. Kerusakan yang terjadi berupa retakan pada punca bendungan
paling besar adalah 200 mm, dan segera diperbaiki agar tidak
menjadi sarana masuknya air hujan ke dalam tubuh bendungan,
e. Terdapat anomali tingkat kerusakan bendungan dengan gempa
serupa seperti gempa Bhuj di India dan gempa Wenchuan di China
dengan magnitudo yang relatif sama dan pada jarak yang juga
hampir sama, dimana kerusakan bendungan di pulau Lombok oleh
serangkaian gempa besar adalah sangat kecil. Hal ini belum boleh
digunakan sebagai acuan ketahanan bendungan gempa terhadap
guncangan gempa besar, sebelum anomali gempa Lombok bisa
dijelaskan secara detail.

164
164

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
KATA PENGANTAR

 16. TINJAUAN STRUKTUR BANGUNAN
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB denganDALAM KEJADIAN
kekuatan M6,4. GEMPA
Gempa tersebut DI WILAYAH
terletak pada NTB
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km Iswandi Imran
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, ITB
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga 16.1
runtuh.Pendahuluan
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
Gempa Lombok pada bulan Agustus 2018 telah merusak banyak bangunan dan
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
infrastruktur di wilayah Lombok Utara, dan Tengah. Kerusakan-kerusakan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
struktur
status keadaan darurat bangunan
bencana; yang terjadi
penyelamatan pada umumnya
dan evakuasi masyarakatdisebabkan
terkena oleh kurang
bencana; pemenuhan memadainya
kebutuhankekuatan, kekakuan, integritas
dasar; pelindungan dan daktilitas
terhadap kelompok sistem struktur itu
rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana
sendiri dalam menahan vitalbeban
dengan segera.
gempa Olehdesain),
(aspek karena kualitas
itu, bahan dan
diperlukan kajian dampak bencana
pelaksanaan gempa
yang melalui
memang surveibaik
kurang lapangan
(aspekyang mencakup dan durabilitas
pelaksanaan)
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan).
bahan yang kurang baik (aspek operasional). Namun Selain itu, banyak juga
demikian,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
dijumpai bangunan-bangunan rumah sederhana yang mampu bertahan atau
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
lapangan dilakukan hanya
untuk mengalami
mendapatkankerusakan rabmaG naripmaL
data danringan akibatyang
informasi gempa.
cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami
Laporan iniluka-luka maupun
menyajikan yang meninggal
beberapa umumnya
pelajaran penting akibat
yang dapat dipetik dari
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
kejadian gempa Lombok dan merupakan hasil studi yang dilakukan oleh tim
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
Satgas ITB yang melakukan kajian di daerah-daerah yang terkena bencana. Tim
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan satgas ITB melakukan kajian di wilayah-wilayah Kota Mataram, Sengigi, dan
gempa.
Pemenang.
Survei lapangan ini Struktur bangunan yang
telah melibatkan dikaji meliputi
berbagai tenaga bangunan
ahli dari non-enginereed
(rumah
Kementerian Pekerjaan Umumtinggal)
dan dan bangunan
Perumahan engineered
Rakyat, (mesjid, Energi
Kementerian sekolah,
danruko, kantor dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
lain-lain).
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Serangkaian gempa
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmuyang terjadi di Indonesia,
Pengetahuan Lombok mengakibatkan
Badan Informasi banyak kerusakan
Geospasial, Institutpada bangunan
Teknologi rumahdan
Bandung, warga,
unsurbangunan
asosiasi/ fasilitas
praktisi/umum, maupun infrasruktur
perusahaan
swasta. Kajian awal lainnya,
terhadapTabel
hasil survei tersebut disampaikan
16.1 menunjukkan rangkaianpada bukuyang
gempa Laporan
terjadi di Lombok
Kajian Gempa Lombok yang2018.
tercatat oleh BMKG.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i 165
165

Pusat Studi Gempa
Pusat StudiNasional (PuSGeN)(PuSGeN)
Gempa Nasional

Pusat Litbang Perumahan
Pusat Litbang dan Pemukiman,
Perumahan BalitbangBalitbang
dan Pemukiman, PUPR PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)


Tabel 16.1 Rangkaian gempa yang terjadi di Lombok yang tercatat oleh BMKG

Tanggal Waktu (WIB) Lintang Bujur Magnitudo Kedalaman (km) Wilayah


29 Juli 2018 05:47:39 -8,26 116,55 6,4 10 28 km Barat Laut Lombok Timur - NTB
29 Juli 2018 06:06:49 -8,29 116,46 5,5 10 22 km Timur Laut Lombok Utara - NTB
29 Juli 2018 06:15:58 -8,16 116,54 5,0 10 37 km Timur Laut Lombok Utara - NTB
29 Juli 2018 08:50:32 -8,22 116,46 5,7 10 26 km Timur laut Lombok Utara - NTB
29 Juli 2018 09:20:09 -8,26 116,49 5,0 10 26 km Timur laut Lombok Utara - NTB
05 Agustus 2018 18:45:35 -8,25 116,49 6,8 10 27 km Timur Laut Lombok Utara - NTB
05 Agustus 2018 19:49:52 -8,28 116,17 5,6 10 15 km Barat Laut Lombok Utara - NTB
05 Agustus 2018 20:07:38 -8,09 116,46 5,0 51 37 km Timur Laut Lombok Utara - NTB
05 Agustus 2018 18:46:35 -8,37 116,48 7,0 15 18 km Barat Laut Lombok Timur - NTB
05 Agustus 2018 23:49:41 -8,18 116,25 5,1 10 21 km Barat Laut Lombok Utara - NTB
06 Agustus 2018 07:28:19 -8,46 116,2 5,4 10 12 km Barat Daya Lombok Utara - NTB
06 Agustus 2018 22:50:55 -8,37 116,04 5,4 10 23 km Barat Laut Mataram - NTB
07 Agustus 2018 01:21:19 -8,18 116,29 5,5 10 21 km Barat Laut Lombok Utara - NTB
09 Agustus 2018 12:52:32 -8,36 116,22 6,2 12 6 km barat Laut Lombok Utara - NTB
10 Agustus 2018 22:57:38 -8,05 116,49 5 10 43 Timur Laut Lombok Utara - NTB

Kerusakan bangunan yang teramati di Lombok bervariasi dari kerusakan


ringan, kerusakan parah, sampai runtuh. Bangunan-bangunan sekolah, kantor
pemerintah, rumah sakit/puskesmas, dan perumahan juga banyak yang
Lampiran Gambar
mengalami kerusakan parah. Prasarana jalan dan jembatan juga
memperlihatkan kerusakan ringan hingga berat. Atas kejadian ini perlu adanya
tindakan investigasi penyebab kerusakan, sehingga dapat menjadi
pembelajaran untuk masa yang akan datang.

16.2 Pelajaran dari Gempa Lombok

16.2.1 Bangunan Non-Engineered (Rumah Tinggal)


Bangunan-bangunan rumah tinggal di wilayah-wilayah yang dipengaruhi
gempa Lombok, yaitu wilayah Kabupaten Sembalun, Sambelia, dan Bayan,
pada umumnya terbuat dari susunan bata dan atap terbuat dari seng. Pada
umumnya kerusakan bangunan rumah tinggal pada daerah yang terdampak,
tidak memiliki elemen struktural pengikat yang cukup sehingga beban gempa
yang terjadi ditahan langsung oleh elemen non-struktural lainnya dimana
elemen tersebut hanya mengandalkan ikatan plesteran dan sejenisnya
(Gambar 16.1).
6

166 166

 Pusat
Pusat NeStudi
)Studi uPGempa
GSGempa isaNasional
( lanoNasional eG(PuSGeN)
N apm(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaBPusat
,n amLitbang
ikdan
umeP nPerumahan
ad n ah amuBalitbang
Pemukiman, rdan
eP gPemukiman,
nabtiPUPR
L tasuP Balitbang PUPR

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
Gambar
status keadaan darurat 16.1 Kerusakan
bencana; pada bangunan
penyelamatan non-engineered
dan evakuasi oleh gempa
masyarakat Lombok
terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak
16.2.2bencana
Bangunan gempa melalui survei lapangan yang mencakup
Engineered
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
Strukturyang
kajian dampak kerusakan bangunan engineered
ditimbulkan bertingkat
oleh gempa rendahinfrastruktur
terhadap dan menengah di wilayah
berserta sarana danyang terkenadanpengaruh
prasarana, gempajuga
lingkungannya Lombok
pentingpada umumnya
dilakukan. Surveiberupa struktur
lapangan dilakukan bangunan rangka terbuka
untuk mendapatkan rabmaG naripmaL
yanginformasi
data dan terbuat dari
yangbahan
cepat,beton bertulang. Struktur
lengkap,
dan akurat. Korban mengalami
bangunan ini luka-luka maupun yang
pada umumnya meninggal
diberi dindingumumnya akibatdinding pengisi/
bata sebagai
tertimpa reruntuhan bangunan
penyekat. rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakanKerusakan-kerusakan
infrastruktur dapat yang timbul akibat
diminimalisasi gempa
dengan pada struktur-struktur
membangun
bangunan yang tahan bangunan
gempa. yang ditinjau di wilayah Lombok pada dasarnya dapat
Survei lapangan ini telah
dikelompokkan atas:melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
a. Kerusakan
Sumber Daya Mineral, Kementerian padadan
Ristek komponen non-struktural,
Pendidikan Tinggi, Kementerian
b. Kerusakan
Perhubungan,Badan Meteorologi pada komponen
Klimatologi struktur sekunder,
dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga
c. Kerusakan Ilmu pada
Pengetahuan
komponen Indonesia, Badan Informasi
struktur utama.
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal Dalam
terhadap hasil berikut
bagian survei tersebut
ini akandisampaikan pada buku Laporan
dibahas contoh-contoh kerusakan yang umum
Kajian Gempa Lombok 2018.
dijumpai pada struktur-struktur bangunan di wilayah tersebut akibat gempa
Semoga segala
besarupaya tim pelaksana
yang terjadi surveiAgustus
di awal bulan dan timtahun
penyusun
2018.laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.
16.2.3 Kerusakan pada Elemen Non-struktural
Kerusakan elemen non-struktural yang dijumpai berupa kerusakan dinding-
dinding
6 pengisi atau penyekat, plafond dan serta runtuh/lepasnya ornamen-
i
167 167

Pusat Studi Gempa
Pusat StudiNasional (PuSGeN)(PuSGeN)
Gempa Nasional
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, BalitbangBalitbang
PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)


ornamen arsitektural bangunan. Kerusakan pada dinding-dinding pengisi pada
umumnya karena dinding tidak diikat dengan baik pada rangka dengan baik
dan dinding memiliki luas tanpa rangka yang melebihi 9m2. Pada saat gempa
terjadi, karena kekakuannya yang relatif lebih tinggi, sebagian besar gaya
gempa terserap oleh struktur dinding bata yang kaku tersebut. Namun, karena
dinding tersebut tidak terikat oleh rangka beton secara memadai, sistem
dinding tersebut mengalami kerusakan yang parah, dan bahkan mengalami
keruntuhan total akibat gempa seperti yang ditunjukan pada Gambar 16.2.
Keruntuhan dinding seperti ini dapat membahayakan penghuni gedung serta
lingkungan di sekitarnya, dan juga dapat membahayakan sistem struktur
gedung itu sendiri bilamana keruntuhan terjadi secara tiba-tiba. Keruntuhan
dinding pengisi/ penyekat yang sifatnya tiba-tiba dapat menyebabkan
terjadinya pengalihan gaya total yang tadinya diterima dinding bata ke sistem
portal di sekitarnya secara mendadak. Hal ini dapat memicu terjadinya
keruntuhan pada sistem portal tersebut.

Lampiran Gambar

Gambar 16.2 Dinding tidak terikat dengan baik.

Di lain pihak, struktur-struktur bangunan dengan dinding-dinding penyekat


penuh, tanpa bukaan, yang diberi rangka pengikat yang lengkap dan memadai
pada umumnya menghasilkan kinerja yang baik selama gempa, dengan tingkat

168 168

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


kerusakan yang tidak signifikan, baik pada elemen non-struktural maupun
KATA PENGANTAR
elemen strukturalnya.

 Kerusakan tipikal lain yang diamati pada elemen non-struktural adalah
kerusakan
Gempa Lombok, Bali dan padaSumbawa
sistem plafond, khususnya
terjadi pada di ruangan
hari Minggu, yang29
tanggal berada di tingkat
Juli 2018 pukul 05.47 WIB atas.
paling dengan kekuatan ini
Kerusakan M6,4. Gempa tersebut
diakibatkan terletak
oleh tidak pada
memadainya kekakuan
koordinat 8,4 LS dandiafragma
116,5 BT, atap
atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
di lantai paling atas. Berdasarkan pengamatan, banyak
arah timur laut Kotadijumpai
Mataram, Provinsi Nusa Tenggara
struktur bangunan Barat level
yang bidang pada lantai
kedalaman
atapnya24 fleksibel. Balok
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
atap pada umumnya hanya dipasang di perimeter luar bangunan, tanpa
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
dilengkapi
ini pun mengakibatkan dengan
kerusakan pelat lantai
infrastruktur berupaatau balok melintang/
bangunan memanjang interior.
yang mengalami
rusak ringan hingga Kalaupun
runtuh. balok melintang interior dipasang, ukurannya pada umumnya tidak
Sesaat setelah gempaAkibat
memadai. tersebuttidak memadainya
terjadi, kekakuan
diperlukan aksi tanggapdiafragma
darurat lantai yang
untuk menanggulangi bencanadeformasi
dihasilkan, yang menyangkut
relatif yangpengkajian secara
terjadi antara cepat dantepi yang saling
portal-portal
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
berhadapan menjadi besar. Kondisi ini menyebabkan runtuhnya sistem
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
plafond yang memang tidak didesain untuk menerima deformasi yang besar
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
seperti yang ditunjukan pada Gambar 16.3.
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Gambar 16.3 Kerusakan pada plafond akibat kurangnya pengaku.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umumnon-struktural
Kerusakan dan Perumahan Rakyat,
lainnya yangKementerian
diamati adalah Energi danatau runtuhnya
rusak
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
ornamen-ornamen arsitektural yang memiliki bobot yang berat yang pada
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
kenyataannya tidak diberi sistem penumpu/ pengikat yang memadai, seperti
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
yang ditunjukan pada Gambar 15.4.
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i
169 169

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 16.4 Ornamen arsitektural yang lepas.

Kerusakan elemen non-struktural lainnya disebabkan oleh kurangnya celah


pada lokasi dilatasi struktur, sehingga ketika terjadi gempa dapat
menyebabkan fenomena Pounding dan Rip Off, seperti yang ditunjukan pada
Gambar 15.5.

Lampiran Gambar

 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)


 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gambar 16.5 Fenomena pounding dan rip off. 6

170 16.2.4
170  Kerusakan pada Elemen Struktur Sekunder
 Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, banyak dijumpai terjadinya
 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat )Litbang
Pusat GSuPPerumahan
NeStudi Gempa N apdan
( lanoisaNasional
meGPemukiman,
idutS tasuP Balitbang PUPR
(PuSGeN)
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP
Gambar 16.5 Fenomena pounding dan rip off.
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
16.2.4 Kerusakan pada Elemen Struktur Sekunder
KATA PENGANTAR
 Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, banyak dijumpai terjadinya
 kegagalan pada elemen-elemen struktur sekunder bangunan yang dirancang
untukBali
Gempa Lombok, menumpu berbagaiterjadi
dan Sumbawa elemen non-struktural
pada hari Minggu, seperti
tanggal tangga,
29 ornamen dan
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan
lain-lain. kekuatan
Kegagalan yangM6,4. Gempa
terjadi padatersebut
umumnya terletak pada oleh karena
disebabkan
koordinat 8,4 LS danelemen-elemen
116,5 BT, ataustruktur
tepatnyasekunder
berlokasitersebut
di daratmemang
pada jarak 47 km
tidak dirancang terhadap
arah timur laut Kotakondisi
Mataram, Provinsi
pembebanan gempa. Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
Selain
korban yang menderita itu, kegagalan
luka-luka pada elemen
ringan sampai dengan struktur sekunder juga
korban meninggal. Gempa dapat disebabkan
ini pun mengakibatkan
olehkerusakan infrastruktur
adanya ketidak berupa sistem
konsistenan bangunan yang mengalami
struktur yang diasumsikan dalam
rusak ringan hingga desain
runtuh. dengan sistem struktur yang dilaksanakan. Hal ini sebagai contoh
Sesaat setelah gempa
dijumpai padatersebut terjadi, tangga.
perencanaan diperlukanDalamaksi analisis
tanggapstruktur,
darurat sistem tangga
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
biasanya tidak dimodelkan sebagai elemen yang menyatu dengan struktur
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
utamanya.
status keadaan darurat bencana; Namun, dalam pelaksanaannya
penyelamatan sistem tangga
dan evakuasi masyarakat terkenapada umumnya
bencana; pemenuhan dibuat menyatu
kebutuhan dengan
dasar; sistem struktur
pelindungan terhadap utama. Hal inirentan;
kelompok dapat menyebabkan
sistem tangga
dan pemulihan prasarana berfungsi
dan sarana vitalsebagai
dengan elemen
segera. strut
Oleh (penunjang)
karena itu, disaat terjadi
diperlukan kajian dampak
deformasibencana gempa
lateral akibatmelalui
gempa. survei lapangan
Sebagai yang mencakup
konsekuensi, balok penumpu tangga
kajian sumber gempa yang menyatu dengan sistem struktur utama tersebut akanitu,
(baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain menerima beban
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
tambahan yang besar, yang tidak diantisipasi sebelumnya. Hal ini dapat
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
lapangan dilakukan memicu terjadinya keruntuhan
untuk mendapatkan rabmaG naripmaL
balok penumpu
data dan informasi tanggalengkap,
yang cepat, dan pada akhirnya juga
dapat mempengaruhi
dan akurat. Korban mengalami kinerja yang
luka-luka maupun elemen struktur
meninggal utama yang
umumnya akibat dijadikan sebagai
tertimpa reruntuhan tempat tumpuan
bangunan balok tersebut.
rumah dan gedung. SelainIdentifikasi
itu, posisi tangga
kerusakan yang tidak simetris
bangunan menjadi penting agar bila lokasi
dapat merubah terjadi pusat
gempakekakuan
pada masa yang akan
struktur, datang, untuk kondisi-
khususnya
korban dan kerusakankondisiinfrastruktur dapat diminimalisasi
dimana struktur tangga disatukan dengandenganmembangun
struktur rangka utama
bangunan yang tahan gempa.
bangunan. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya puntiran yang besar, yang
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
sebelumnya tidak pernah diantisipasi dalam perencanaan. Gambar 16.6
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral,memperlihatkan
Kementerian contoh kerusakan
Ristek dan kolom
Pendidikan akibatKementerian
Tinggi, puntir yang kenungkinan
Perhubungan,Badanbesar dipicu olehKlimatologi
Meteorologi penyatuan sruktur-struktur
dan Geofisika, tanggaBadan yang konfigurasinya tidak
Nasional
simetris dengan Ilmu
Penanggulangan Bencana,Lembaga struktur rangka utama.
Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
171
 i 171
 Pusat
Pusat Studi StudiNasional
Gempa Gempa Nasional
(PuSGeN)(PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman,
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, BalitbangBalitbang
PUPR PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Lampiran Gambar

Gambar 16.6 Kerusakan akibat penyatuan tangga

15.2.5 Kerusakan pada elemen Struktur Utama


Bentuk-bentuk kerusakan yang diamati pada elemen struktur utama bangunan
di wilayah Lombok yang terkena bencana lebih banyak disebabkan oleh kurang
memadainya kekuatan, kekakuan, integritas dan daktilitas sistem struktur itu
sendiri dalam menahan beban gempa (aspek desain) serta kualitas bahan dan
6

172 172

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
pelaksanaan yang memang kurang baik (aspek pelaksanaan). Banyak dijumpai
KATA PENGANTAR
detailing penulangan, penyambungan serta pengangkuran yang tidak

memenuhi kaidah perencanaan yang berlaku.

Gempa Lombok, Bali dan
Sedangkan pada Sumbawa
Gambar terjadi pada hari
16.7 terlihat Minggu,
bahwa sendi tanggal 29
plastis terjadi pada kolom
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
lantai 1. Mekanisme keruntuhan ini disebut sebagai soft story, mekanisme
koordinat 8,4 LS dankeruhtuhan
116,5 BT, atau tepatnya berlokasi
ini disebabkan di darat pada
karena kekakuan jarak
struktur 47 km
pada lantai 2 lebih kaku
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
dari kekakuan struktur lantai 1. Struktur lantai 2 memiliki kekakuan lebih besar
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
karena
korban yang menderita tembokringan
luka-luka pada sampai
strukturdengan
lantai 2korban
umumnya bersifatGempa
meninggal. penuh (dengan sedikit
bukaan)
ini pun mengakibatkan sedangkan
kerusakan pada lantai
infrastruktur 1 memiliki
berupa bukaan
bangunan yangyang banyak, dan terkadang
mengalami
rusak ringan hingga hanya
runtuh.ada di perimeter bangunan.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Gambar 16.7 Soft Story.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Pada Gambar 16.8
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmudapat dilihat bangunan
Pengetahuan Indonesia,tidak
Badan menggunakan
Informasi tulangan ulir
Geospasial, Institutsebagai
Teknologi Bandung,
tulangan dansebagaimana
utama, unsur asosiasi/ praktisi/
yang perusahaan
telah diatur dalam SNI 2847 2013.
swasta. Kajian awal Beban
terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
pada atap juga sangat besar sehingga ketika gempa terjadi beban yang
Kajian Gempa Lombok 2018.
diterima struktur menjadi sangat besar.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i 173
173

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi
Pusat Litbang Gempadan
Perumahan Nasional (PuSGeN)
Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 16.8 Bangunan yang runtuh.

16.3 Prinsip dan Kaidah Perencanaan Bangunan Tahan


Gempa Lampiran Gambar
Sebagaimana telah disampaikan dalam paparan di atas kerusakan struktur-
struktur bangunan akibat Gempa Lombok pada umumnya disebabkan oleh
rancangan struktur dan detail penulangan yang diaplikasikan yang memang
kurang memadai. Agar hal yang sama tidak terjadi lagi, prinsip-prinsip dasar
berikut perlu diperhatikan dalam perencanaan, perancangan dan pelaksanaan
struktur bangunan tahan gempa di wilayah rawan gempa seperti di NTB:
a. Sistem struktur yang digunakan haruslah sesuai dengan tingkat
kerawanan daerah terhadap gempa. Untuk wilayah Lombok, sistem
struktur bangunan haruslah memiliki tingkat daktilitas khusus (paling
tinggi).
b. Aspek kontinuitas dan integritas struktur bangunan perlu
diperhatikan. Dalam pendetailan penulangan dan sambungan-
sambungan, unsur-unsur struktur bangunan harus terikat secara
efektif menjadi satu kesatuan untuk meningkatkan integritas
struktur secara menyeluruh.
6

174
174

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
c. Konsistensi sistem struktur yang diasumsikan dalam desain dengan
KATA PENGANTAR
sistem struktur yang dilaksanakan harus terjaga.

 d. Material bangunan yang digunakan haruslah yang ringan dan awet.
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIBe.dengan
Unsur-unsur
kekuatanarsitektural
M6,4. Gempa yangtersebut
memiliki massapada
terletak yang besar harus
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, terikat dengan berlokasi
atau tepatnya kuat padadi daratsistem
pada portal
jarak 47utama
km dan harus
arah timur laut Kota Mataram, diperhitungkan
Provinsi Nusapengaruhnya
Tenggara Barat terhadap sistem struktur.
pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
f. Metoda pelaksanaan, sistem quality control dan quality assurance
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan dalam tahapan konstruksi
infrastruktur harus dilaksanakan
berupa bangunan dengan baik dan harus
yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh. sesuai dengan kaidah yang berlaku.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
g. Bangunan harus secara rutin dirawat agar tidak terjadi degradasi
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
material
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dankonstruksi yang signifikan.
sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
Hal lain yang
dan pemulihan prasarana dan perlu
saranadiperhatikan
vital denganadalah
segera. bahwa
Olehbesarnya gaya gempa yang
karena itu,
diterima
diperlukan kajian dampak struktur
bencana gempabangunan
melalui pada
surveidasarnya
lapangan dipengaruhi
yang mencakup oleh karakteristik
kajian sumber gempa (baikyang
gempa gempa utamakarakteristik
terjadi, maupun gempa tanahsusulan).
dimanaSelain itu, berada dan
bangunan
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan
karakteristik oleh gempa
struktur bangunan. terhadap infrastruktur
Karakteristik struktur bangunan yang
berserta sarana danberpengaruh
prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei beban gravitasi
rabmaG naripmaL
diantaranya bentuk bangunan, massa bangunan,
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
yang bekerja, kekakuan dan lain-lain. Bentuk denah bangunan yang terbaik
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan untuk menahanrumah
bangunan gempa danadalah bentukIdentifikasi
gedung. yang sederhana, simetris dan tidak
kerusakan
terlalu panjang.
bangunan menjadi penting agar bilaSebaiknya dihindari
terjadi gempa padarancangan
masa yangbentuk massa bangunan yang
akan datang,
korban dan kerusakanmemiliki tekukan yang
infrastruktur dapatbesar atau bentuk-bentuk
diminimalisasi yang “nyeleneh”. Apabila
dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.denah bangunan tidak dapat dibuat simetris, maka bagian yang
bentuk
Survei lapangan
menonjolini konstruksinya
telah melibatkan berbagai
sebaiknya tenaga dari
dipisahkan ahli dari
bangunan utama.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Selanjutnya, distribusi kekakuan arah vertikal bangunan sebaiknya seragam
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badandan menerus. Perubahan
Meteorologi kekakuan
Klimatologi yang drastisBadan
dan Geofisika, sebaiknya dihindari.
Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu
Selain itu, semakin Pengetahuan
besar massa yangIndonesia,
ada padaBadan Informasi
bangunan semakin besar beban
Geospasial, Institutinersia
Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
yang timbul pada saat terjadi gempa. Oleh karena itu, massa bangunan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
sebaiknya dibuat seringan mungkin. Hindari penggunaan unsur-unsur
Kajian Gempa Lombok 2018.
arsitektural
Semoga segala upaya yang memiliki massa
tim pelaksana survei yang besar.
dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
15.4 Kesimpulan
diucapkan terima kasih.
Laporan ini mempresentasikan hasil kajian terhadap bentuk-bentuk kerusakan
bangunan yang terjadi di wilayah Lombok akibat gempa besar yang terjadi di
6
i 175
175

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)
awal bulan Agustus tahun 2018 yang lalu. Hasil kajian memperlihatkan bahwa
banyak aspek-aspek detailing penulangan yang belum diakomodasi dalam
perencanaan struktur bangunan tersebut. Selain itu, kualitas pelaksanaan yang
kurang memadai juga ikut mempengaruh kinerja bangunan yang dihasilkan
pada saat terjadi gempa. Berikut ini disampaikan beberapa rekomendasi yang
perlu dicermati dalam upaya rekonstruksi di wilayah NTB yang terkena
bencana:
a. Karena berada di daerah dengan tingkat kegempaan yang tinggi,
struktur bangunan di wilayah Lombok sebaiknya direncanakan
dengan sistem struktur yang memenuhi persyaratan detailing (sesuai
dengan SNI 2847 2013). Sistem struktur yang dapat digunakan
diantaranya adalah SRPMK (Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus)
atau SDSK (Sistem Dinding Struktur Khusus) atau kombinasi diantara
keduanya.
b. Untuk bangunan rumah, sebaiknya dibangun dengan mengacu pada
guideline bangunan rumah tahan gempa. Sistem bangunan bisa
berupa confined masonry atau sistem portal. Struktur dan penutup
atap yang digunakan sebaiknya berupa sistem yang terbuat dari
Lampiran Gambar
bahan konstruksi yang ringan.

Keterampilan pekerja, metoda pelaksanaan, sistem quality control dan quality


assurance dalam tahapan konstruksi perlu diperhatikan agar tidak menjadi
penyebab kegagalan terhadap struktur yang telah direncanakan dengan baik.

176
176

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR

 17. KAJIAN KERENTANAN STRUKTUR BANGUNAN
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada DI LOMBOK
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km Harris Pradono
Mulyo
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga 17.1
runtuh.Pendahuluan
Sesaat setelah
Surveigempa tersebut
dilakukan terjadi, 8-9
pada tanggal diperlukan
Agustus aksi
2018.tanggap darurat pada struktur
Kajian dilakukan
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
bangunan yang terdampak gempa tanggal 5 Agustus 2018 di Pulau Lombok.
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
Bangunan
status keadaan darurat bencana; yang dikaji mempunyai
penyelamatan komponen
dan evakuasi struktur
masyarakat yang jelas terlihat
terkena
bencana; pemenuhan (kolom, balok,dasar;
kebutuhan dan pelat). Kajian pertama
pelindungan terhadapberupa masjid
kelompok (Gambar 17.1) yang
rentan;
lokasinya dan
dan pemulihan prasarana disampaikan dalam
sarana vital Gambar
dengan 17.2.Oleh
segera. Pondasi
karenadiasumsikan
itu, bekerja
diperlukan kajian dampak
denganbencana gempa melalui
baik. Tujuannya survei
adalah lapangan yang
diperolehnya mencakup
model struktur yang dapat
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun
digunakan untuk analisis lebih lanjut. gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Gambar 17.1 Masjid
Penanggulangan Bencana,Lembaga Kerandangan
Ilmu dan ragam
Pengetahuan kerusakan
Indonesia, pada kolom.
Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

Gambar 17.2 Lokasi bangunan kajian pertama.


6
i
177 177

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi
Pusat Litbang Gempadan
Perumahan Nasional (PuSGeN)
Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)
Bangunan pertama yang dikaji adalah Masjid Kerandangan di Jl. Raya Senggigi
No. 16, Senggigi, Batu Layar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat
83355, Koordinat: -8.4872830, 116.0392760 (lihat Gambar 16.2). Struktur
bangunan adalah rangka beton bertulang, dengan sekat berupa tembok bata
tak penuh. Jumlah lantai adalah satu dan bangunan selesai dibangun pada
tahun 2014.
Terjadi kerusakan momen pada kolom akibat gaya lateral pada gedung. Ragam
kerusakan ini membahayakan, karena terjadi pada ujung kolom atas dan ujung
bawah. Ragam kerusakan ini berpotensi menjadi perilaku soft story (lantai
lemah) dan dapat menimbulkan pancaking (satu lantai lenyap). Ragam
kerusakan kolom bangunan tahan gempa semestinya adalah “strong column
weak beam”, di mana kerusakan kolom hanya terjadi pada ujung bawah kolom
lantai dasar dan pada balok, yang sengaja dibuat relatif lemah daripada bagian
lainnya terhadap momen akibat gempa (seperti prinsip sekering pada teknik
elektro; menggunakan istilah Profesor Iswandi Imran, ITB).
Agar bisa diketahui percepatan gempa saat mulai terjadi kerusakan pada
bangunan ini, maka dibuatlah model numerik bangunan, agar strukturnya
dapat dianalisis lebih lanjut. Model numerik memerlukan data berupa: kuat
Lampiran Gambar
tekan beton, dimensi struktur (kolom, balok, dan pelat beton), dan dimensi
tulangan. Pada bangunan yang rusak, kuat tekan beton diperoleh
menggunakan uji hammer pada permukaan beton yang terekspos, dimensi
struktur dapat diperoleh dengan meteran dan lasermeter, dimensi tulangan
dapat diukur dan diketahui tipenya (ulir atau polos) pada bagian kolom yang
rusak (Gambar 17.3 dan Tabel 17.1).

Gambar 17.3 Pengukuran kuat tekan beton dengan hammer, pengukuran dimensi tulangan,
dan pengukuran dimensi struktur.
6

178
178

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
Tabel 17.1 Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton Kolom dengan Hammer Test
KATA PENGANTAR
 No Koordinat Kolom Tpe Bentuk Kuat Tekan Beton
 Kolom (Mpa)*
Gempa Lombok, 1 Bali dan Sumbawa
B2 terjadi K1
pada hari Bundar
Minggu, tanggal 29 10,5
Juli 2018 pukul 05.47 2WIB dengan kekuatan
A2 M6,4. Gempa
K1 tersebut
Bundarterletak pada 10,5
koordinat 8,4 LS dan 116,5
3 BT, atauC4 tepatnya berlokasiK2 di darat pada jarak 47 km 6,0
Persegi
arah timur laut Kota Mataram,
4 Provinsi
B5 Nusa Tenggara K1 Barat padaBundar kedalaman 24 9,5
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka *Catatan: ekivalendengan
ringan sampai terhadap kuatmeninggal.
korban tekan uji silinder
Gempa beton
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Dari gempa
Sesaat setelah hasil pengujian di atas,diperlukan
tersebut terjadi, nilai kuat aksi
tekan betondarurat
tanggap cukup rendah, yaitu
2
untuk menanggulangi maksimum
bencana10,5yangMPa atau sekitar
menyangkut 105 kg/cm
pengkajian . Untuk
secara bangunan
cepat dan satu sampai
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan
dua lantai, nilai ini paling tidak adalah 20 MPa. juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan Dimensi tulangan
kebutuhan dasar;dibanding dimensi
pelindungan kolomkelompok
terhadap menunjukkan nilai yang cukup
rentan;
kecil. Untuk
dan pemulihan prasarana dan kolom
sarana berpenampang bundar,Oleh
vital dengan segera. rasiokarena
antaraitu,
luas penampang
diperlukan kajian dampak
tulanganbencana gempa
dan luas melalui survei
penampang kolomlapangan yang mencakup
beton adalah 0,013 (mendekati 0,01:
kajian sumber gempa nilai minimum tulangan kolom). Pada kolom berpenampangitu,
(baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain persegi, rasionya
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan
minimum, yaitu 0,01 (Gambar 17.4).oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan
Gambar 17.4 Penampang Indonesia,
kolom tipe bundar Badan Informasi
dan tipe persegi.
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal Tulangan yangsurvei
terhadap hasil digunakan
tersebutpun adalah tulangan
disampaikan pada buku polos yang kurang dapat
Laporan
Kajian Gempa Lombok merekat
2018.pada beton karena permukaannya licin. Ragam getar model bangunan
disampaikan
Semoga segala upaya timpada Gambar
pelaksana 17.5,
survei dan sedangkan
tim penyusun desain
laporanspektrum
ini di lokasi
dapat memberikan bangunan
manfaat yang sebesar-besarnya
disampaikan dalam Gambar dalam menghadapi langkah
17.6.
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i 179
179

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Z
X
Y

Gambar 17.5 Ragam getar model bangunan pada T1 = 0,52372 detik (arah Y) dan T2 =
0,52141 detik (arah X).

Lampiran Gambar
Gambar 17.6 Desain Spektrum di Lokasi Bangunan (Sumber: puskim.pu.go.id).

Spektrum gempa desain pada lokasi bangunan dapat diakses dari laman
Kememterian PU (puskim.pu.go.id). Karena lokasi gedung berada di tanah
dengan kemiringan landai, maka klasifikasi tanah diasumsikan tanah sedang
(D). Pada spektrum desain ini, percepatan tanah di permukaan tanah adalah :
0,29 g. Spektral percepatan pada T1 = 0,52 detik adalah 0,724 g. Gambar 17.7
menunjukkan kapasitas kolom pada arah sumbu X dan sumbu Y pada
percepatan spektral 0,2g

Gambar 17.7 Kapasitas kolom terlampaui pada percepatan spectral 0,2 g pada arah X
(gambar kiri) dan arah Y (gambar kanan). 6

180
180

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
Berdasarkan analisis di atas, kapasitas kolom terlampaui saat gedung
KATA PENGANTAR
mengalami percepatan sebesar 0,2g. Jika dibandingkan dengan spectral

percepatan desain dari PU tersebut, maka nilai percepatan ini adalah

0,2/0,724,
Gempa Lombok, atauSumbawa
Bali dan sebesar 1/3,6 daripada
terjadi yangharidistandarkan oleh Kementerian
Minggu, tanggal 29 PU.
Juli 2018 pukul 05.47
HalWIB dengan
di atas tidakkekuatan
menjadiM6,4. Gempa
masalah jikatersebut
bangunan terletak pada
ini mempunyai daktilitas
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
(kemampuan mengalami deformasi besar pasca lelehnya tulangan tanpa
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
kehilangan kekuatan) sebesar 3,6. Akan tetapi, persyaratan daktilitas
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
bangunan
korban yang menderita luka-lukabelum
ringanterpenuhi
sampai denganpada korban
bangunan ini, karena
meninggal. Gempatulangan bukan
tulangan
ini pun mengakibatkan ulir, infrastruktur
kerusakan jarak sengkang tidakbangunan
berupa rapat di yang
daerah momen terbesar, dan
mengalami
rusak ringan hingga adanya
runtuh. short column mechanism akibat adanya tembok yang menempel pada
Sesaat setelah
kolom. gempa
Dengan tersebut terjadi,
kenyataan ini, diperlukan
diasumsikanaksi tanggaphanya
bangunan darurat
mampu menahan
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat
gaya gempa sampai percepatan spectral = 0,2 g. Dengan nilai percepatan ini dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
dan berdasarkan spektrum desain di atas, percepatan puncak di permukaan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan tanah diasumsikan
kebutuhan dasar;sebesar 0,29 xterhadap
pelindungan 0,2/0,724kelompok
= 0,08 g, atau sekitar MMI V
rentan;
(0,039 – 0,092
dan pemulihan prasarana dan g).sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa
Jadi bangunan melalui survei
ini diperkirakan rusaklapangan yang mencakup
saat mengalami getaran gempa paling
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
tidak sebesar MMI V yaitu 0,08 g (mulai mendekati MMI VI).
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
17.2 Diskusi
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
Mengapa bangunan ini tidak langsung runtuh walaupun kapasitas kolomnya
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
terlampaui dan mekanisme kerusakannya berpotensi untuk terjadi soft story
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan yang bisa menuju kepada pancaking?
gempa.
Survei lapangan
Pada saatinikolomtelahrusak,
melibatkan berbagai
kolom berubah tenaga
menjadi tidakahli
kaku.dari
Hal ini membuat
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
bangunan menjadi lebih fleksibel. Akibatnya frekuensi alami bangunan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badanmengecil dan menjauhi
Meteorologi Klimatologifrekuensi dominan gempa.
dan Geofisika, Badan Dengan
Nasionalkata lain, tidak
terjadi lagi resonansi
Penanggulangan Bencana,Lembaga pada bangunan
Ilmu Pengetahuan akibat gempa.
Indonesia, Badan Dan juga kerusakan pada
Informasi
Geospasial, Institutkolom meningkatkan
Teknologi Bandung, peredaman energy getaran
dan unsur asosiasi/ gempa.
praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Akan tetapi, jika bangunan ini berada di tanah lunak (yang membuat getaran
Kajian Gempa Lombok 2018.
gempa
Semoga segala mempunyai
upaya tim pelaksanafrekuensi
surveidominan lebih rendah),
dan tim penyusun laporan maka
ini kemungkinan
dapat memberikan resonansi
manfaat masih bisa terjadi. Dan jika
yang sebesar-besarnya simpangan
dalam bangunan
menghadapi cukup besar, dapat
langkah
pemulihan terhadapterjadi
dampak bencana.
P-Delta Atasyang
effect perhatian
dapat dan kerja sama semua
mengakibatkan pihak Untung hal ini
pancaking.
diucapkan terima kasih.
tidak terjadi, karena bangunan ini berada di tanah sedang.

6
i 181
181

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)


17.3 Usulan Perbaikan
Untuk meningkatkan kekuatan bangunan dalam menahan beban gempa, maka
diperlukan metode perbaikan. Perbaikan yang diusulkan adalah penambahan
rangka baja bresing (Gambar 17.8). Penambahan ini dimungkinan karena
tersedianya beberapa ruang kosong di antara dua kolom. Dengan adanya
rangka bresing ini diharapkan beban lateral gempa di kolom dapat dibagi
bersama dengan rangka bresing. Sedangkan beban vertikal struktur tetap
didukung oleh kolom. Sehingga bresing tidak harus sangat kuat karena hanya
membantu kolom menahan beban lateral saat gempa.
Bresing inipun dapat dibuat tidak langsung menerima beban saat terjadi
gempa. Pada saat kolom mulai mengalami kerusakan besar dan simpangan
antar lantai menjadi besar, maka bresing baru mulai menahan simpangan
antar lantai agar tidak menjadi semakin besar. Hal ini akan mencegah
terjadinya P-Delta Effect yang menuju kepada pancaking.

Lampiran Gambar

Z
X
Y
Gambar 17.8 Penambahan bresing pada model bangunan menyebabkan turunnya T1
menjadi 0,17836 detik (arah Y) dan T2 menjadi 0,13372 detik (arah X).

Aplikasi bresing dalam model gedung meningkatkan kekakuan bangunan.


Ragam getar 1 arah Y yang semula T1 = 0,52 detik menjadi 0,178 detik, dan
ragam getar 2 arah Y yang semula T2 = 0,52 detik menjadi 0,133 detik (Gambar
17.9 dan 17.10). Jika aplikasi rangka bresing pada struktur utama tidak
langsung menempel pada struktur (diberi spasi), maka diharapkan perioda
getar bangunan dapat dijaga. Pada saat gempa besar dan struktur mengalami
6

182
182

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
simpangan yang membahayakan, maka bresing mulai membantu menahan
KATA PENGANTAR
gaya lateral.

 Dengan adanya bresing, bangunan ini lebih mampu menerima gaya gempa
Gempa Lombok,
lebih Bali danyaitu
besar, Sumbawa
sampaiterjadi
lebih pada
dari 2hari Minggu,
kalinya daritanggal 29 ini jika tanpa
bangunan
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
bresing. Gaya aksial yang bekerja pada bresing yang dipasang pada sebagian
koordinat 8,4 LS danrangka
116,5bangunan
BT, atau tepatnya berlokasi
ini (dalam kasus inidiberupa
darat pada
baja jarak
hollow47ukuran
km luar 12 x 12
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
cm dan tebal 7 mm) tidak terlampaui batas kapasitasnya.
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita
Dalamluka-luka ringan sampaidapat
pengembangannya, dengan korban
juga dibuatmeninggal. Gempa
rangka bresing yang mempunyai
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
sifat meredam energi, misalnya bresing yang daktail atau yang berperedam
rusak ringan hingga mekanik
runtuh. maupun likuid, sehingga selain sebagai penguat, juga sebagai
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
peredam energi. Untuk aplikasi di lapangan pasca gempa Lombok ini,
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
diperlukan
tepat terhadap lokasi, studidan
kerusakan, intensif padadaya.
sumber bangunan yang akan
Diperlukan jugadiperkuat.
penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur
Gambar 17.9 Kapasitasdapat
kolomdiminimalisasi
belum terlampauidengan membangun
pada percepatan spectral 0,4 g pada arah X
bangunan yang tahan gempa. (gambar kiri) dan arah Y (gambar kanan).
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadapGambar
dampak17.10 Gaya aksial
bencana. Atasmaksimal padadan
perhatian bresing (pada
kerja sisi semua
sama belakangpihak
gedung) sebesar 142 kN
masih lebih kecil dari kapasitas bresing sebesar 390 kN.
diucapkan terima kasih.

6
i 183
183

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)
17.4 Penutup
Bangunan kajian pertama, Mesjid Kerandangan, mulai rusak pada percepatan
spectral gempa sekitar 0,2 g, atau jika dikonversikan ke percepatan permukaan
tanah sekitar 0,08 g. Percepatan ini dapat dikatakan pada sekitar MMI V (0,039
– 0,092 g).
Kapasitas yang rendah ini berhubungan dengan kuat tekan beton yang relatif
rendah (sekitar 10,5 MPa) dan rasio tulangan yang relatif kecil (0,013), yaitu
mendekati nilai minimum rasio tulangan untuk kolom (0,01).
Direkomendasikan untuk memperbaiki bangunan ini dengan memasang
bresing baja.
Pemasangan bresing di bangunan ini dapat meningkatkan kemampuan
bangunan dalam menerima beban gempa sampai dengan kurang lebih 2
kalinya.
Penambahan bresing ini juga diharapkan dapat mencegah kerusakan dini pada
elemen non struktural yang berpotensi menimbulkan korban juga karena
elemen non struktural umumnya juga cukup berat dan berbahaya, misalnya
dinding berlapis marmer, jendela besar dengan kaca, pecahan tembok bata,
dan sebagainya. Lampiran Gambar
Masih ada 3 bangunan lagi yang sudah dikaji pada tempat yang berbeda.
Hasilnya pada prinsipnya adalah sepemahaman.

184
184

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
KATA PENGANTAR

 18. ANALISIS SPASIAL KERUSAKAN
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut BANGUNAN
terletak pada SEKOLAH
koordinat 8,4 LS danNuraini
116,5 Rahma
BT, atauHanifa
tepatnya
1 berlokasi
, Astya Pamumpunidi darat
1 pada jarak
, Jamjam Muzaki47 2km
, Ariska Rudyanto3,
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
Sri Hidayati4, Giovanni Cynthia Pradipta1
km. Gempa ini telah mengakibatkan
1
korban jiwa yang
2
tidak sedikit. Terdapat 3 4
Institutringan
korban yang menderita luka-luka Teknologi
sampaiBandung,
denganSeknas
korbanSPAB Kemendikbud,
meninggal. Gempa BMKG, Badan
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami Geologi
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi 18.1 Pendahuluan
bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana;
Rangkaian penyelamatan
Gempa Lombok 2018 dan berdampak
evakuasi masyarakat terkena
pada fasilitas bangunan sekolah,
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
baik PAUD, TK, SD, SMP, SMA maupun SMK. Salah satu sekolah yang disurvei
dan pemulihan prasarana
yaitu SD 1dan saranadivital
Gondang denganLombok
Kabupaten segera.Utara,
Oleh dimana
karena sebagian
itu, bangunan
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
rubuh, dan sebagian lainnya rusak sedang (Gambar 18.1). Hingga tanggal 2
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
September
kajian dampak kerusakan yang2018, Sekretariat
ditimbulkan olehNasional
gempa Sekolah
terhadapAman Bencana (Seknas SPAB)
infrastruktur
berserta sarana danKementrian
prasarana, danPendidikan dan Kebudayaan
lingkungannya juga penting (Kemendikbud)
dilakukan. Survei mencatat dampak
lapangan dilakukan sekolah rusak akibat gempa
untuk mendapatkan rabmaG naripmaL
data dan Lombok di Lombok
informasi dan Sumbawa
yang cepat, lengkap, mencapai 1235
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun
sekolah, sebagaimana yang meninggal
diperlihatkan pada Gambar umumnya
18.2. akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i 185
185

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi
Pusat Litbang Gempadan
Perumahan Nasional (PuSGeN)
Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 18.1 Kerusakan bangunan SD 1 Gondang, Kabupaten Lombok Utara.

Lampiran Gambar

Gambar 18.2 Infografis kerusakan sekolah (Seknas dan Box Breaker, 2018).

186
186

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
18.2 Analisis
KATASpasial
PENGANTAR

 Seknas SPAB Kemendikbud telah melakukan klasifikasi kerusakan yaitu rusak
berat Bali
Gempa Lombok, (warna
dan merah),
Sumbawa rusak sedang
terjadi pada(warna oranye)tanggal
hari Minggu, dan rusak
29 ringan (warna
kuning),
Juli 2018 pukul 05.47 yang kemudian
WIB dengan kekuatan dipetakan
M6,4. Gempa untuk mendapatkan
tersebut terletak gambaran
pada kerusakan
koordinat 8,4 LS dansekolah
116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
secara spasial (Gambar 18.3). Selanjutnya dilakukan overlay sekolah
arah timur laut Kotarusak
Mataram,
dengan Provinsi Nusa Tenggara
peta Intensitas Barat pada
dari BMKG kedalaman
(Gambar 18.4), 24
peta geologi dari
km. Gempa ini telah Badan Geologi (Gambar 18.5), serta peta Kawasan Terdapat
mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Rawan Bencana Gempa
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
Lombok dari Badan Geologi (Gambar 18.6). Terlihat bahwa sebaran sekolah
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga yang
runtuh.rusak berat tersebar di wilayah Lombok bagian utara serta sisi Barat-
Utara,gempa
Sesaat setelah dengan jenis batuan
tersebut terjadi,alluvium,
diperlukan tufaaksi
batu apung darurat
tanggap serta breksi dan lava.
untuk menanggulangi Padabencana
lokasi dengan jenis tanah pengkajian
yang menyangkut alluvium, ditemukan
secara cepat terjadi
dankerusakan yang
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
lebih berat, seperti lokasi mesjid yang rubuh pada Gambar 10.16. Sebaran
status keadaan darurat bencana;
kerusakan jugapenyelamatan
berada pada dan evakuasi
wilayah rawan masyarakat terkenadengan potensi
bencana gempa
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
intensitas VII-VIII MMI (warna kuning) yang telah dikeluarkan oleh Badan
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
Geologi.
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
Distribusi
kajian dampak kerusakan yangsebaran sekolah oleh
ditimbulkan dapatgempa
mencerminkan
terhadap distribusi penduduk, dimana
infrastruktur
berserta sarana dankeberadaan
prasarana, sekolah
dan lingkungannya
mengikuti pola jugakeberadaan
penting dilakukan.
penduduk. Survei
Dari hasil observasi
lapangan dilakukan lapangan,
untuk mendapatkan data rabmaG naripmaL
dan informasi yang cepat, lengkap,
pada wilayah yang sekolah mengalami kerusakan, maka bangunan di
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun
sekitarnya mengalami yang meninggal
pola kerusakan umumnya
yang serupa, akibat
sehingga analissi spasial ini
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
dapat mencerminkan kondisi kerusakan secara umum di Lombok akibat
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakandampak rangkaiandapat
infrastruktur gempadiminimalisasi
Lombok. Haldengan ini menunjukkan
membangunperlunya upaya
bangunan yang tahan rehabilitasi
gempa. dan rekonstruksi sekolah yang mampu menahan beban goncangan
gempa hingga
Survei lapangan ini telahpalingmelibatkan
tidak intensitas VII. Diperlukan
berbagai tenaga ahli perhatian
dari khusus pada
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
sekolah-sekolah yang berada Rakyat,pada Kementerian
wilayah Energi dan yang dapat
alluvium,
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek
mengamplifikasi goncangan gempa.dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i 187
187

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Lampiran Gambar
Gambar 18.3 Distribusi spasial kerusakan sekolah di Lombok dan Sumbawa.

Gambar 18.4 Overlay distribusi spasial kerusakan sekolah di Lombok dengan Peta Intensitas
6
dari BMKG
188
188

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
Gambar 18.5 Overlay distribusi spasial kerusakan sekolah di Lombok dengan Peta Geologi
kajian dampak kerusakan yang dariditimbulkan
Badan Geologioleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

Gambar 18.6 Overlay distribusi spasial kerusakan sekolah di Lombok dengan Peta
6 Kerawanan Bencana Gempa dari Badan Geologi

i 189
189

 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Lampiran Gambar

190 190

 Pusat
Pusat NeStudi
)Studi uPGempa
GSGempa isaNasional
( lanoNasional eG(PuSGeN)
N apm(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaBPusat
,n amLitbang
ikdan
umeP nPerumahan
ad n ah amuBalitbang
Pemukiman, rdan
eP gPemukiman,
nabtiPUPR
L tasuP Balitbang PUPR

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
KATA PENGANTAR

 19. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan19.1
116,5Kesimpulan
BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
1. Rangkaiankorban
km. Gempa ini telah mengakibatkan gempa jiwaLombok
yang2018tidakinisedikit.
akan menjadi
Terdapatbahan masukkan
untuk revisi peta gempa nasional
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa berikutnya. Untuk itu maka
diperlukan penelitian lebih lanjut
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami untuk mendetailkan sumber
rusak ringan hingga runtuh. gempa ini serta implikasinya pada area yang berdekatan. Studi lebih
lanjut
Sesaat setelah gempa untukterjadi,
tersebut mendetailkan
diperlukansumberaksi gempa
tanggapterdiri dari studi geologi,
darurat
seismologi, geodesi dan pemetaan
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan dasar laut untuk memahami
lokasidan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, yangsumber
tepat daya.
dari keberadaan
Diperlukan Back Arc Thrust di utara Pulau
juga penentuan
Lombok.
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan
2. Mengingat wilayah Lombok terhadap kelompok
memiliki tingkatrentan;
resiko yang tinggi
dan pemulihan prasarana dan terhadap gempa, sebaiknya rekonstruksi harusitu,
sarana vital dengan segera. Oleh karena dilakukan secara
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
serius dengan memperhatikan kondisi geoteknik dan kaidah-kaidah
kajian sumber gempa (baik gempa
bangunan utama maupun
tahanan gempa gempa susulan).ketentuan
berdasarkan Selain itu,SNI yang berlaku
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan
saat ini. oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dandilakukan
lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
3. Perlu
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data rabmaG naripmaL
inspeksi
dan
pada
informasi
(khususnya bangunan publik) di
bangunan-bangunan
yang cepat,
yang belum rusak
lengkap,Lombok untuk
wilayah
dan akurat. Korban mengalamimengidentifikasi
luka-luka maupun yang meninggal
kerawanan sistemumumnya
strukturnyaakibat
terhadap gempa
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
sehingga dapat diterapkan bentuk-bentuk perkuatan yang sesuai
bangunan menjadi penting agaragarbila terjadibangunan
struktur gempa pada dapat masa yang bila
bertahan akanterjadi
datang,
gempa besar.
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
4. Sumber daya yang tersedia saat ini, termasuk pengetahuan dan
bangunan yang tahan gempa. keahlian dari kalangan akademisi dan sekolah kejuruan, perlu
Survei lapangan ini telah melibatkan
dioptimalkan berbagai tenaga
untuk menghasilkan ahli dari
bangunan-bangunan yang benar-
Kementerian Pekerjaan Umumbenar dan Perumahan
tahan gempa. Rakyat, Kementerian
Pendekatan Energi dan
perancangan dan pelaksanaan
Sumber Daya Mineral, Kementerian
bangunan Ristek dan Pendidikan
berdasarkan Tinggi, Kementerian
kebiasaan-kebiasaan lama yang cendrung
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan
kurang memperhatikan aspek-aspek bangunan tahan gempa harusNasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
mulai ditinggalkan.
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
19.2upaya
Semoga segala Rekomendasi
tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya
1. Melakukan penelitian lebihdalam lanjut
menghadapi
untuk langkah
mendetailkan sumber
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja
gempa Lombok 2018 serta implikasinya pada areasama semua pihak
yang berdekatan.
diucapkan terima kasih.
2. Rekonstruksi harus dilakukan secara serius dengan memperhatikan
kaidah-kaidah bangunan tahanan gempa berdasarkan ketentuan SNI
yang berlaku saat ini.
6
i 191 191

Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)
3. Perlu dilakukan inspeksi pada bangunan-bangunan yang belum
rusak (khususnya bangunan publik) di wilayah Lombok untuk
mengidentifikasi kerawanan sistem strukturnya terhadap gempa
sehingga dapat diterapkan bentuk-bentuk perkuatan yang sesuai
agar struktur bangunan dapat bertahan bila terjadi gempa besar.
4. Sumber daya yang tersedia saat ini, termasuk pengetahuan dan
keahlian dari kalangan akademisi dan sekolah kejuruan, perlu
dioptimalkan untuk menghasilkan bangunan-bangunan yang benar-
benar tahan gempa.
5. Pendekatan perancangan dan pelaksanaan bangunan berdasarkan
kebiasaan-kebiasaan lama yang cenderung kurang memperhatikan
aspek-aspek bangunan tahan gempa harus mulai ditinggalkan.
6. Perlunya kontinuitas penanganan tanggap darurat secara
cepat/tepat (TES, logistik, kesehatan, dll.). Perlunya pemulihan
trauma masyarakat dan penyediaan informasi yang akurat untuk
menangkal berbagai berita palsu/hoax.
7. Prosedur peringatan dini tsunami dari gempa lokal (nearfield
tsunami), perlu dievaluasi kembali (besaran, durasi, dan lokasinya),
untuk menghindari ketidakpastian yang terlalu lama di masyarakat.
Lampiran Gambar
8. Perlunya survei lanjutan yang lebih detil terkait situasi/kondisi
Penyintas dan infrastuktur pokok yang diperlukan, serta fenomena
tektonik uplift dan subsidence perubahan morfologi daratan/pantai.
9. Perlunya peningkatan koordinasi/sinergi antar otoritas-pakar di K/L
dan komunitas agar program PRB ke depan lebih efektif. Serta,
perlunya gerakan sosialisasi masif anti berita palsu dan
pembangunan rumah tahan gempa (misalnya: pentingnya kolom
untuk rumah tahan gempa, dll.).
4. Melakukan mikrozonasi hazard dan risiko gempa untuk kota-kota
besar dan padat penduduk di Indonesia beserta rencana daruratnya
(contingency plan).
5. Perlu membentuk tim ahli bangunan gedung (TABG) di setiap
ibukota propinsi. Tim ini akan membantu pemerintah daerah dlm
perancangan dan pelaksanaan pembangunan bangunan tahan
gempa. Pelaksanaanya bisa mencontoh yang sudah lama
dipraktekkan di DKI Jakarta. Pemberdayaan TABG ini merupakan
amanat undang-undang di setiap kota/wilayah.

192
192

Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
 RPLitbang
Pusat tilaBPusat
,n amStudi
UP gn abPerumahan umeGempa
ikdan P nad nNasionalreP(PuSGeN)
ah amuBalitbang
Pemukiman, gnabtiPUPR
L tasuP
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
6. Perlunya membentuk TABG di setiap ibukota propinsi untuk
KATA PENGANTAR
membantu pemerintah daerah dalam perancangan dan pelaksanaan

pembangunan bangunan tahan gempa mencontoh yang sdh lama

Gempa Lombok, Bali dipraktekkan
dan Sumbawa diterjadi
DKI pada
Jakarta.
hari Dimana
Minggu, pemberdayaan
tanggal 29 TABG ini
merupakan
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan amanat
kekuatan M6,4.undang-undang
Gempa tersebut di setiap kota/wilayah.
terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,57. BT,
Perlunya membentuk
atau tepatnya semacam
berlokasi di darat komite
pada jarakatau komisi khusus yg
47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa
mengatur, Tenggara Barat
mengawasi dan padaikut kedalaman
memantau24 pembangunan
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak
gedung/gedung tinggi di Indonesia. sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
8. Perlunya membentuk semacam komite atau komisi khusus yg
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
mengatur, mengawasi, dan ikut memantau pembangunan
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempagedung/gedung tinggi
tersebut terjadi, di Indonesia.
diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i 193
193

 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Lampiran Gambar

194 194

 Pusat
Pusat NeStudi
)Studi uPGempa
GSGempa isaNasional
( lanoNasional eG(PuSGeN)
N apm(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaBPusat
,n amLitbang
ikdan
umeP nPerumahan
ad n ah amuBalitbang
Pemukiman, rdan
eP gPemukiman,
nabtiPUPR
L tasuP Balitbang PUPR

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG
KATA PENGANTAR
 REFERENSI

Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Agustawijaya, D. S. (2006). Aspek-Aspek Geologi Teknik dan Kegempaan dalam
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 Analisis
BT, atauResiko
tepatnyaGempabumi.
berlokasi diOrasi
daratIlmiah dalam47Rangka
pada jarak km Dies Natalis
Universitas Mataram ke-44, 2 Oktober
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24 2006.
km. Gempa ini telah mengakibatkan
Agustawijaya, D. S.,korban jiwa yang
Sulistyowati, tidak sedikit.
T., Suroso, A., Hadi,Terdapat
S. (2005). Pengkajian
korban yang menderita luka-luka
Bhayaringan
LongsorsampaiTipedengan
Jatuhankorban meninggal.
Batuan Gempa
(Rockfall). Laporan Tahap I
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
Penelitian Hibah Bersaing, Direktorat jendral Pendidikan Tinggi,
rusak ringan hingga runtuh.
Departemen Pendidikan Nasional.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi Andi, M. S., Atmawinata,
bencana yang menyangkut S., Hermanto,
pengkajian B., secara
Amin, T. C. (1994).
cepat dan Peta Geologi
Lembar dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, Lombok,
sumberNusa daya.Tenggara
Diperlukan(in juga
Indonesia).
penentuan Direktorat Jendral
Geologi dan Sumberdaya Mineral,
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkenaDepartemen Pertambangan dan
bencana; pemenuhan kebutuhan Energi.dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana
Badan Informasi vital dengan
Geospasial. (2018).segera. Oleh karena
Peta Rupa itu,
Bumi Indonesia skala 1 :
diperlukan kajian dampak bencana
25.000. gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
Badan Standardisasi Nasional. (2012). Standar Perencanaan Ketahanan Gempa
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
untukdan
berserta sarana dan prasarana, Struktur Bangunanjuga
lingkungannya Gedung dan dilakukan.
penting Non-Gedung (SNI 1726-2012).
Survei
lapangan dilakukan Badan Standardisasi Nasional.
untuk mendapatkan rabmaG naripmaL
(2013). Tata
data dan informasi yangCara Perhitungan
cepat, lengkap, Struktur Beton
dan akurat. Korban mengalami luka-luka
untuk Bangunan maupun
Gedung yang meninggal
(SNI 2847-2013).umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan
BMKG. rumah danSusulan
(2018). Gempabumi gedung. Identifikasi
Lombok. Personnal kerusakan
Communication.
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan
BNPB. (2018). Laporan Dampak dan Penanganan Gempabumi Lombok 2018. datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
BSSC. (2003). NEHRP Recommended provisions for Seismic regulations for new
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan buildings
ini telahandmelibatkan
other structures (FEMAtenaga
berbagai 450). New ahliYork,
dariAmerica.
Departemen
Kementerian Pekerjaan Umum dan Pekerjaan
Perumahan Umum. (2003).
Rakyat, Pedoman Energi
Kementerian Teknis dan Pemeriksaan Awal
Kerusakan Ristek
Sumber Daya Mineral, Kementerian BangunanBeton
dan Pendidikan Bertulang
Tinggi,Akibat Gempa, No. Pd T-11-
Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi2004. Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan
Djadja. (2008). Laporan Pemetaan Indonesia, Badan Informasi
Zona Kerentanan Gerakan Tanah di Pulau
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
Lombok Bagian Barat dan Sekitarnya, Nusa Tenggara Barat. Bandung:
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.
Kajian Gempa Lombok 2018.
Irsyam,
Semoga segala M.,tim
upaya Widiyantoro,
pelaksana surveiS., Natawidjaja, D.N., Meilano,
dan tim penyusun laporan ini I., Rudyanto, A.,
dapat memberikan manfaatHidayati, S., Triyoso, W., Hanifa,
yang sebesar-besarnya dalamN.R., Djarwadi,langkah
menghadapi D., Faizal, L., Sunarjito.
pemulihan terhadap dampak(2017).
bencana. PetaAtassumber
perhatian dandanbahaya gempa
kerja sama semuaIndonesia
pihak tahun 2017.
diucapkan terima kasih. Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perumahan dan
Permukiman, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

6
i
195 195

Pusat Studi Gempa
Pusat StudiNasional (PuSGeN)(PuSGeN)
Gempa Nasional
 Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, BalitbangBalitbang
PUPR
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)


Kertapati, E. K. A., Soehaimi, A., Djuhanda, Efendi, I. (1998). Peta
Seismotektonik Indonesia. Bandung: Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi.
Luthfi, A. (2008). Laporan Pemetaan Zona Kerentanan Gerakan Tanah Pulau
Lombok Bagian Timur dan Sekitarnya, Nusa Tenggara Barat. Bandung:
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.
Mangga, S. A, Atmawinata, S., Hermanto, B., Setrogroho, B., Amin, T.C. (1994).
Peta Geologi Lembar Lombok, Nusa Tenggara Barat, Skala 1 : 250.000.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.
Nakamura, Y. (1989). A method for dynamic characteristic estimation of
subsurface using micrometer on the ground surface. Quatrely Report
of The Railway Technical Research Institute, Tokyo, 30, 25-33.
Nakamura, Y. (2000). Clear Identification of FUndamental Idea od Nakamura's
Technique and It's Application. Tokyo University, Japan.
Omang, A., Indra B. (2012). Peta Kawasan Rawan Bencara Gempa Provinsi
Nusa Tengga Barat. Bandung: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
Geologi.
SImandjuntak, T. O. (2004). Tektonika (Publikasi Khusus). Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi, ISSN 0852-873X.
Lampiran Gambar
Supartoyo, Surono, Tofani, E. (2014). Katalog Gempa Merusak Indonesia Tahun
1612 - 2014 (Edisi Kelima). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
Geologi, Badan Geologi. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral.
Yeats, R. S., Sieh, K., Allen, C. R. (1997). The Geology of Earthquake. Oxford
University Press.
Zhao, J. X., Irikura, K., Zhang, J., Fukushima, Y., Somerville, P. G., Asano, A.,
Saiki, T., Okada, H., Takahashi, T. (2004). Site Classification for Strong-
Motion Stations in japa Using H/V Response Spectral Ratio. 13th World
Conference on Earthuquake Engineering. Vancouver: Canada.

196
196


Anda mungkin juga menyukai