Pembahasan Soal Responsi 12

Evaluasi Pengujian
1. Diketahui :
1
(1 − 𝜃)𝑥, 𝑥 = 1, 2
𝑝(𝑥|𝜃) = {3
𝜃, 𝑥=3
0, 𝑥 𝑙𝑎𝑖𝑛𝑛𝑦𝑎
Dimana 0 < 𝜃 < 1
Diambil 2 contoh acak, yaitu 𝑋1 dan 𝑋2

Hipotesis :
𝐻0 ∶ 0 < 𝜃 ≤ 0.5
𝐻1 ∶ 0.5 < 𝜃 < 1
Daerah Kritik :
Uji 1 : Tolak 𝐻0 , jika (𝑋1 , 𝑋2 ) ∈ {(3,3)}
Uji 2 : Tolak 𝐻0 , jika (𝑋1 , 𝑋2 ) ∈ {(1,3), (2,3)}

Ditanyakan :
Tunjukan 𝛼1 = 𝛼2 = 0.25 !

Jawab :
Fungsi Kuasa Uji 1
𝛽1 (𝜃) = 𝑃(𝑡𝑜𝑙𝑎𝑘 𝐻0 (𝑢𝑗𝑖 1)) = 𝑃(3,3) = 𝑃(3)𝑃(3) = 𝜃(𝜃) = 𝜃 2
Ukuran Uji 1
𝑠𝑢𝑝 𝑠𝑢𝑝
𝛼1 = 𝜃∈𝜃0𝛽1 (𝜃) = 𝜃∈(0,0.5]𝜃 2
Mencari 𝜃 ∈ 𝜃0 yang memaksimumkan 𝛽1 (𝜃):
𝑑𝛽1 (𝜃) 𝑑𝜃 2
= = 2𝜃
𝑑𝜃 𝑑𝜃
𝑑𝛽1 (𝜃)
= 0 ⟺ 2𝜃 = 0 (𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑜𝑙𝑢𝑠𝑖 𝑏𝑎𝑔𝑖 𝜃)
𝑑𝜃
Sehingga, cek kemonotonan 𝛽1 (𝜃)
𝑑𝛽1 (𝜃)
= 2𝜃 > 0, 𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝜃 > 0
𝑑𝜃
𝑑𝛽1 (𝜃)
Sehingga, karena 𝑑𝜃 > 0, maka 𝛽1 (𝜃) adalah fungsi monoton naik terhadap 𝜃.
Sehingga, 𝜃 ∈ 𝜃0 yang memaksimumkan 𝛽1 (𝜃) adalah max(𝜃 ∈ 𝜃0 ) =
max(0 < 𝜃 ≤ 0.5) = 0.5.
𝛼1 = 𝛽1 (0.5) = 0.52 = 0.25
Jadi, ukuran uji 1 adalah sebesar 0.25
 Fungsi Kuasa Uji 2
𝛽2 (𝜃) = 𝑃(𝑡𝑜𝑙𝑎𝑘 𝐻0 (𝑢𝑗𝑖 2))
= 𝑃(1,3) + 𝑃(2,3)
= 𝑃(1)𝑃(3) + 𝑃(2)𝑃(3)
1 2
= (1 − 𝜃)𝜃 + (1 − 𝜃)𝜃
3 3
= (1 − 𝜃)𝜃
= 𝜃 − 𝜃2
Ukuran Uji 2
𝑠𝑢𝑝 𝑠𝑢𝑝
𝛼2 = 𝜃∈𝜃0𝛽2 (𝜃) = 𝜃∈(0,0.5](𝜃 − 𝜃 2 )
Mencari 𝜃 ∈ 𝜃0 yang memaksimumkan 𝛽2 (𝜃):
𝑑𝛽2 (𝜃) 𝑑(𝜃 − 𝜃 2 )
= = 1 − 2𝜃
𝑑𝜃 𝑑𝜃
𝑑𝛽2 (𝜃)
= 0 ⟺ 1 − 2𝜃 = 0
𝑑𝜃
2𝜃 = 1
1
𝜃= = 0.5
2
Karena 𝜃 = 0.5 adalah salah satu anggota 𝜃 ∈ 𝜃0 atau 𝜃 ∈ (0,0.5] dan
memaksimumkan 𝛽2 (𝜃), maka
𝛼2 = 𝛽2 (0.5) = 0.5 − 0.52 = 0.5 − 0.25 = 0.25
Jadi, ukuran uji 2 adalah sebesar 0.25

჻ Terbukti bahwa 𝛼1 = 𝛼2 = 0.25

2. Diketahui :
1
𝑓(𝑥|𝜃) = 1 − 𝜃 + (𝜃 − ) 𝑥, 0 < 𝑥 < 2, 𝜃 ∈ {0,1}
2
Diambil 1 observasi, yaitu 𝑋

Hipotesis :
𝐻0 ∶ 𝜃 = 0
𝐻1 ∶ 𝜃 = 1
Ditanyakan :
a. Daerah kritis UPKS untuk 𝛼 = 0.1
b. 𝛽(𝜃)
Jawab :
a. Daerah kritis UPKS menurut Lemma Neyman-Person :
Tolak 𝐻0 , jika
𝑓(𝑥|𝜃0 )
<𝑘
𝑓(𝑥|𝜃1 )
Karena hanya diambil satu observasi maka, 𝑓(𝑥|𝜃) = 𝑓(𝑥|𝜃), sehingga
Tolak 𝐻0 , jika
𝑓(𝑥|𝜃0 )
<𝑘
𝑓(𝑥|𝜃1 )
𝑓(𝑥|𝜃 = 0)
<𝑘
𝑓(𝑥|𝜃 = 1)
1
1 − 0 + (0 − 2) 𝑥
<𝑘
1
1 − 1 + (1 − 2) 𝑥
1
1 − 2𝑥
<𝑘
1
2 𝑥
2
−1<𝑘
𝑥
2
<𝑘+1
𝑥
1 𝑘+1
<
𝑥 2
2
𝑥>
𝑘+1
𝑥 > 𝑘∗
Sehingga, tolak 𝐻0 , jika 𝑥 > 𝑘 ∗
Selanjutnya akan dicari nilai 𝑘 ∗ , jika 𝛼 = 0.1
𝛼 = 𝑃(𝑡𝑜𝑙𝑎𝑘 𝐻0 |𝐻0 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟)
0.1 = 𝑃(𝑥 > 𝑘 ∗ |𝜃 = 0)
2
0.1 = ∫ 𝑓(𝑥|𝜃 = 0) 𝑑𝑥
𝑘∗
2
1
0.1 = ∫ 1 − 0 + (0 − ) 𝑥 𝑑𝑥
𝑘∗ 2
2
1
0.1 = ∫ 1 − 𝑥 𝑑𝑥
𝑘∗ 2
1 2 2
0.1 = [𝑥 − 𝑥 ]
4 𝑘∗
1 2 1
0.1 = 2 − (2 ) − 𝑘 ∗ + (𝑘 ∗ )2
4 4
1
0.1 = 2 − 1 − 𝑘 ∗ + (𝑘 ∗ )2
4
1 ∗ 2
0 = (𝑘 ) − 𝑘 ∗ + 0.9
4
Solusi bagi 𝑘 ∗ adalah
1
−(−1) ± √(−1)2 − 4 (4) (0.9) 1 ± √1 − 0.9
𝑘∗ = = = 2(1 ± √0.1)
1 1
2 (4 ) 2
𝑘 ∗ = 2.632455532 atau 𝑘 ∗ = 1.367544468
 Karena nilai 𝑥 yang mungkin adalah dari 0 < 𝑥 < 2, maka 𝑘 ∗ = 1.367544468.

჻ Sehingga, daerah kritik UPKS dengan hipotesis diatas dan 𝛼 = 0.1 adalah tolak
𝐻0 , jika 𝑋 > 1.367544468
b. Fungsi kuasa
𝛽(𝜃) = 𝑃(𝑡𝑜𝑙𝑎𝑘 𝐻0 ) = 𝑃(𝑋 > 1.367544468)
2
1
=∫ 1 − 𝜃 + (𝜃 − ) 𝑥 𝑑𝑥
1.367544468 2
2
1 1
= [(1 − 𝜃)𝑥 + (𝜃 − ) 𝑥 2 ]
2 2 1.367544468
1 1
= [2(1 − 𝜃) + (𝜃 − ) (22 )]
2 2
1 1
− [1.367544468(1 − 𝜃) + (𝜃 − ) (1.3675444682 )]
2 2
= 2 − 2𝜃 + 2𝜃 − 1 − 1.367544468 + 1.367544468𝜃 − 0.935088936𝜃
+ 0.467544468
= 0.432455532𝜃 + 0.1

Karena hanya ada 2 kemungkinan 𝜃, yaitu 0 atau 1, maka

0.1, 𝜃=0
𝛽(𝜃) = {
0.532455532, 𝜃=1
3. Diketahui :
𝑋~𝐵𝑒𝑟𝑛𝑜𝑢𝑙𝑙𝑖(𝜃)
𝑓(𝑥|𝜃) = 𝜃 𝑥 (1 − 𝜃)1−𝑥 , 𝑥 = 0 𝑎𝑡𝑎𝑢 1, 0<𝜃<1
Diambil 𝑛 contoh acak, yaitu 𝑋1 , 𝑋2 , … , 𝑋𝑛
Hipotesis :
𝐻0 ∶ 𝜃 = 0.5
𝐻1 ∶ 𝜃 < 0.5
Ditanyakan :
a. Daerah Kritis untuk UPKS
b. 𝛼, jika 𝑘 ∗ = 1
c. 𝛼, jika 𝑘 ∗ = 0
Jawab :
a. Daerah kritis UPKS menurut Lemma Neyman-Person :
Tolak 𝐻0 , jika
𝑓(𝑥|𝜃0 )
<𝑘
𝑓(𝑥|𝜃1 )
Karena diambil 𝑛 contoh acak, maka akan dicari fkp bersama 𝑋 nya terlebih
dahulu
𝑛 𝑛

𝑓(𝑥|𝜃) = ∏ 𝑓(𝑥𝑖 |𝜃) = ∏ 𝜃 𝑥𝑖 (1 − 𝜃)1−𝑥𝑖

𝑖=1 𝑖=1
∑𝑛
𝑖=1 𝑥𝑖 ∑𝑛
𝑖=1(1−𝑥𝑖 )
=𝜃 (1 − 𝜃)
∑𝑛 𝑛
= 𝜃 𝑖=1 (1 − 𝜃)𝑛−∑𝑖=1 𝑥𝑖
𝑥𝑖
 Sehingga, tolak 𝐻0 , jika
𝑓(𝑥|𝜃0 )
<𝑘
𝑓(𝑥|𝜃1 )
𝑓(𝑥|𝜃 = 0.5)
< 𝑘, 0 < 𝜃1 < 0.5
𝑓(𝑥|𝜃1 )
𝑛 𝑛
0.5∑𝑖=1 𝑥𝑖 (1 − 0.5)𝑛−∑𝑖=1 𝑥𝑖
∑𝑛 𝑥 𝑛
<𝑘
𝜃1 𝑖=1 𝑖 (1 − 𝜃1 )𝑛−∑𝑖=1 𝑥𝑖
∑𝑛
𝑖=1 𝑥𝑖
𝑛
0.5 0.5 𝑛−∑𝑖=1 𝑥𝑖
( ) ( ) <𝑘
𝜃1 1 − 𝜃1
∑𝑛
𝑖=1 𝑥𝑖
𝑛
0.5 0.5 𝑛−∑𝑖=1 𝑥𝑖
log (( ) ( ) ) < log 𝑘
𝜃1 1 − 𝜃1
𝑛 𝑛
0.5 0.5
∑ 𝑥𝑖 log ( ) + (𝑛 − ∑ 𝑥𝑖 ) log ( ) < log 𝑘
𝜃1 1 − 𝜃1
𝑖=1 𝑖=1
𝑛 𝑛
0.5 0.5 0.5
1−𝜃1 1 ∑ 𝑥𝑖 log ( ) + 𝑛 log ( ) − ∑ 𝑥𝑖 log ( ) < log 𝑘
Cek log ( ) = log ( − 1) apakah > 0 𝜃1 1 − 𝜃1 1 − 𝜃1
𝜃1 𝜃1 𝑖=1 𝑖=1
𝑛
atau < 0 0.5 0.5 0.5
0 < 𝜃1 < 0.5 ∑ 𝑥𝑖 (log ( ) − log ( )) < log 𝑘 − 𝑛 log ( )
𝜃1 1 − 𝜃1 1 − 𝜃1
1 1 𝑖=1
∞> > 0.5
𝜃1 0.5 𝑛
1 𝜃 0.5
>2 ∑ 𝑥𝑖 log ( 1 ) < log 𝑘 − 𝑛 log ( )
𝜃1 0.5 1 − 𝜃1
𝑖=1
1 1 − 𝜃1
−1>2−1 𝑛
𝜃1 0.5 1 − 𝜃1 0.5
1 ∑ 𝑥𝑖 log ( ) < log 𝑘 − 𝑛 log ( )
−1>1 𝜃1 0.5 1 − 𝜃1
𝜃1 𝑖=1
𝑛
1 1 − 𝜃1 0.5
log ( − 1) > log 1 ∑ 𝑥𝑖 log ( ) < log 𝑘 − 𝑛 log ( )
𝜃1 𝜃1 1 − 𝜃1
1 𝑖=1
log ( − 1) > 0 𝑛 0.5
𝜃1 log 𝑘 − 𝑛 log (1 − 𝜃 )
1
1
Jadi, log (𝜃 − 1) > 0, sehingga apabila kedua ∑ 𝑥𝑖 <
1−𝜃
1
𝑖=1 log ( 𝜃 1 )
1 1
ruas dibagi dengan log ( − 1), tanda tidak 𝑛
𝜃1
berubah ∑ 𝑥𝑖 < 𝑘 ∗
𝑖=1

Sehingga, daerah kritis UPKS dengan hipotesis di atas adalah

tolak 𝐻0 , jika ∑𝑛𝑖=1 𝑥𝑖 < 𝑘 ∗
 b. Ukuran uji, jika 𝑘 ∗ = 1 𝑋~𝐵𝑒𝑟𝑛𝑜𝑢𝑙𝑙𝑖(𝜃)
𝛼 = 𝑃(𝑇𝑜𝑙𝑎𝑘 𝐻0 |𝐻0 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟)
= 𝑃(∑𝑛𝑖=1 𝑥𝑖 < 𝑘 ∗ |𝜃 = 0.5) Misalkan 𝑌 = ∑𝑛𝑖=1 𝑋𝑖
= 𝑃(𝑌 < 1|𝜃 = 0.5) 𝑛
1 𝑌 = ∑ 𝑋𝑖 ~𝐵𝑖𝑛𝑜𝑚𝑖𝑎𝑙(𝑛, 𝜃)
𝑛
= ∑ ( ) 0.5𝑦 (1 − 0.5)𝑛−𝑦 𝑖=1
𝑦
𝑦=0 𝑛
1 𝑃(𝑌|𝜃) = ( ) 𝜃 𝑦 (1 − 𝜃)𝑛−𝑦 , 𝑦 = 0,1 , … , 𝑛
𝑛 𝑦
= ∑ ( ) 0.5𝑦 (0.5)𝑛−𝑦 Type equation here.
𝑦
𝑦=0
1
𝑛
= ∑ ( ) 0.5𝑦+𝑛−𝑦
𝑦
𝑦=0
1
𝑛
= ∑ ( ) 0.5𝑛
𝑦
𝑦=0
𝑛 𝑛
= ( ) 0.5𝑛 + ( ) 0.5𝑛 = 0.5𝑛 + 𝑛0.5𝑛 = 0.5𝑛 (1 + 𝑛)
0 1
c. Ukuran uji, jika 𝑘 ∗ = 0
𝛼 = 𝑃(𝑇𝑜𝑙𝑎𝑘 𝐻0 |𝐻0 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟)
= 𝑃(∑𝑛𝑖=1 𝑥𝑖 < 𝑘 ∗ |𝜃 = 0.5)
= 𝑃(𝑌 < 0|𝜃 = 0.5)
= 𝑃(𝑌 = 0|𝜃 = 0.5)
𝑛
= ( ) 0.50 (1 − 0.5)𝑛−0
0
= 0.5𝑛
4. Diketahui :
𝑓(𝑥) = 𝑒 −𝑥 , 𝑥>0
𝜃
Diambil 1 observasi, yaitu 𝑌, dimana 𝑌 = 𝑋
Hipotesis :
𝐻0 ∶ 𝜃 = 1
𝐻1 ∶ 𝜃 = 2
Ditanyakan :
a. Daerah kritis UPKS dengan 𝛼 = 0.1
b. 𝛽
Jawab :
a. Akan dicari terlebih dahulu fkp dari 𝑌 dengan transformasi :
- Invers :
𝑌 = 𝑋𝜃
1
𝑋 = 𝑌𝜃
- Turunan pertama :
1
𝑑𝑥 𝑑 (𝑦 𝜃 ) 1 1 −1
= = 𝑦𝜃
𝑑𝑦 𝑑𝑦 𝜃
- Fkp dari 𝑌 :
1 1
𝑑𝑥 1 1 1 1
𝑓𝑌 (𝑦) = 𝑓𝑋 (𝑔−1 (𝑦)) | | = 𝑒 −𝑦𝜃 | 𝑦 𝜃−1 | = 𝑦 𝜃−1 𝑒 −𝑦𝜃
𝑑𝑦 𝜃 𝜃
- Batas :
𝑥>0
1
𝑦𝜃 > 0
𝑦 > 0𝜃
𝑦>0
Sehingga,
1 1 −1 −𝑦𝜃1
𝑓𝑌 (𝑦) =
𝑦𝜃 𝑒 , 𝑦>0
𝜃
Daerah kritis UPKS menurut Lemma Neyman-Person :
Tolak 𝐻0 , jika
𝑓 (𝑦|𝜃0 )
<𝑘
𝑓 (𝑦|𝜃1 )
Karena hanya diambil satu observasi maka, 𝑓 (𝑦|𝜃) = 𝑓(𝑦|𝜃), sehingga
Tolak 𝐻0 , jika
𝑓(𝑦|𝜃0 )
<𝑘
𝑓(𝑦|𝜃1 )
𝑓(𝑦|𝜃 = 1)
<𝑘
𝑓(𝑦|𝜃 = 2)
1 11−1 −𝑦11
1𝑦 𝑒 <𝑘
1 12−1 −𝑦12
𝑦 𝑒
2
𝑦 0 𝑒 −𝑦
<𝑘
1 −12 −𝑦12
2𝑦 𝑒
1
1 −𝑦−(−𝑦 2 )
2𝑦 2 𝑒 <𝑘
1 1
−𝑦+𝑦 2
2𝑦 𝑒
2 <𝑘
1 1
log (2𝑦 2 𝑒 −𝑦+𝑦2 ) < log 𝑘
1 1
log 2 + log 𝑦 − 𝑦 + 𝑦 2 < log 𝑘
2
 1 1 Sehingga, daerah kritis
Misal : 𝑔(𝑦) = log 2 + 2 log 𝑦 − 𝑦 + 𝑦 2
terdiri dari 2 kondisi, yaitu :
Akan dicari kemonotonan dari 𝑔(𝑦) terhadap 𝑦, yaitu - Apabila 0 < 𝑌 < 1,
𝑑𝑔(𝑦)
dengan mencari turunan pertama 𝑔(𝑦) terhadap 𝑦 : maka > 0, sehingga
𝑑𝑦
1 𝑔(𝑦) adalah fungsi
𝑑𝑔(𝑦) 1 1 1 1 − 2𝑦 + 𝑦 2
= − 1 + 𝑦 −2 = monoton naik, sehingga
𝑑𝑦 2𝑦 2 2𝑦
tanda tidak berubah. Oleh
Karena 𝑦 > 0, 𝑚𝑎𝑘𝑎 2𝑦√𝑦 > 0 karena itu, daerah kritis
yang digunakan adalah :
Terdapat 2 kemungkinan : Tolak 𝐻0 , jika 𝑌 < 𝑘1∗
𝑑𝑔(𝑦) 1 - Apabila 𝑌 > 1,
- > 0, 𝑗𝑖𝑘𝑎 1 − 2𝑦 + 𝑦 2 > 0 𝑑𝑔(𝑦)
𝑑𝑦
1 2
maka < 0, sehingga
1 𝑑𝑦
1− 2 (𝑦 2 ) + 𝑦2 >0 𝑔(𝑦) adalah fungsi
monoton turun, sehingga
1 1
− < 𝑦2 < 1 tanda berubah. Oleh
2
karena itu, daerah kritis
1
Karena 𝑦 𝜃 > 0, maka yang digunakan adalah :
1 Tolak 𝐻0 , jika 𝑌 > 𝑘2∗
0 < 𝑦2 < 1
0<𝑦<1 Sehingga, daerah kritis
𝑑𝑔(𝑦) 1 UPKS adalah tolak 𝐻0 ,
- < 0, 𝑗𝑖𝑘𝑎 1 − 2𝑦 + 𝑦 2 < 0 jika 𝑌 < 𝑘1∗ atau 𝑌 > 𝑘2∗
𝑑𝑦
1 2 1
1 − 2 (𝑦 2 ) + 𝑦 2 < 0
11 1
𝑦2 < −
𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑦 2 > 1
2
1
Karena 𝑦 𝜃 > 0, maka
1
𝑦2 > 1
𝑦>1

Mencari nilai dari 𝑘1∗ dan 𝑘2∗ , dengan 𝛼 = 0.1

𝛼 = 𝑃(𝑇𝑜𝑙𝑎𝑘 𝐻0 |𝐻0 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟)
0.1 = 𝑃(𝑌 < 𝑘1∗ |𝜃 = 1) + 𝑃(𝑌 > 𝑘2∗ |𝜃 = 1)
𝑘1∗ ∞
1 1−1 −𝑦11 1 1−1 −𝑦11
0.1 = ∫ 𝑦1 𝑒 𝑑𝑦 + ∫ 𝑦1 𝑒 𝑑𝑦
0 1 𝑘2∗ 1
𝑘1∗ ∞
0.1 = ∫ 𝑒 −𝑦 𝑑𝑦 + ∫ 𝑒 −𝑦 𝑑𝑦
0 𝑘2∗
𝑘1∗
0.1 = [−𝑒 −𝑦 ]0 + [−𝑒 −𝑦 ]∞
𝑘2∗
∗ ∗
0.1 = −𝑒 −𝑘1 + 1 − 0 + 𝑒 −𝑘2
∗ ∗
0 = 0.9 − 𝑒 −𝑘1 + 𝑒 −𝑘2
Diperlukan syarat lain untuk mencari 𝑘1∗ dan 𝑘2∗ , yaitu
𝑓(𝑘1∗ |𝜃0 ) 𝑓(𝑘2∗ |𝜃0 )
=
𝑓(𝑘1∗ |𝜃1 ) 𝑓(𝑘2∗ |𝜃1 )
𝑓(𝑘1∗ |𝜃 = 1) 𝑓(𝑘2∗ |𝜃 = 1)
=
𝑓(𝑘1∗ |𝜃 = 2) 𝑓(𝑘2∗ |𝜃 = 2)
1 1
1 ∗ 11−1 −𝑘1∗ 1 1 ∗ 11−1 −𝑘2∗1
1 𝑘1 𝑒 = 1 𝑘2 𝑒
1 ∗ 12−1 −𝑘1∗ 2 1 ∗ 12−1 −𝑘2∗12
1

2 𝑘1 𝑒 2 𝑘2 𝑒
∗ ∗
𝑒 −𝑘1 𝑒 −𝑘2
1 = 1
∗ ∗
𝑘1∗ −2 𝑒 −√𝑘1 𝑘2∗ −2 𝑒 −√𝑘2
∗ ∗ ∗ ∗
√𝑘1∗ 𝑒 −𝑘1+√𝑘1 − √𝑘2∗ 𝑒 −𝑘2 +√𝑘2 = 0
∗ ∗
√𝑘2∗ 𝑒 −𝑘2 +√𝑘2
1− ∗ ∗
=0
√𝑘1∗ 𝑒 −𝑘1 +√𝑘1

𝑘2∗ −𝑘∗ +√𝑘∗ +𝑘∗ −√𝑘∗

1−√ 𝑒 2 2 1 1=0
𝑘1∗

Dengan menggunakan metode numeric pada R dapat ditemukan solusi dari 2

persamaan tsb :
∗ ∗
0.9 − 𝑒 −𝑘1 + 𝑒 −𝑘2 = 0

𝑘2∗ −𝑘∗ +√𝑘∗ +𝑘∗ −√𝑘∗

1−√ 𝑒 2 2 1 1=0
𝑘1∗

library(nleqslv)

fn<-function(x){

a=0.9-exp(-x[1])+exp(-x[2])

b=1-exp(-x[2]+sqrt(x[2])+x[1]-sqrt(x[1]))*sqrt(x[2]/x[1])

return(c(a,b))

nleqslv(c(1,1),fn)

Diperoleh solusi, yaitu 𝑘1∗ = 0.076546 dan 𝑘2∗ = 3.637798

Sehingga, daerah kritis UPKS adalah
tolak 𝐻0 , jika 𝑌 < 0.076546 atau 𝑌 > 3.637798
 b. Peluang dari melakukan salah jenis II
𝛽 = 𝑃(𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑡𝑜𝑙𝑎𝑘 𝐻0 |𝐻0 𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ)
= 𝑃(𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑡𝑜𝑙𝑎𝑘 𝐻0 |𝐻1 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟)
= 𝑃(0.076546 < 𝑌
< 3.637798|𝜃 Misal:
= 2) 1
3.637798 𝑈 = 𝑌 2
1 1−1 −𝑦2 1
=∫ 𝑦2 𝑒 𝑑𝑦 𝑑𝑢 1 −1
0.076546 2 = 𝑦 2
𝑑𝑦 2
3.637798
1 1 1
Batas integral :
= ∫ 𝑦 −2 𝑒 −𝑦2 𝑑𝑦
2 0.076546 𝑦 = 0.076546 ⟺ 𝑢 = √0.076546 = 0.2766694779
𝑦 = 3.637798 ⟺ 𝑢 = √3.637798 = 1.9073012347

1 1.9073012347 −1 −𝑢 2
= ∫ 𝑦 2𝑒 1 𝑑𝑢
2 0.2766694779
𝑦 −2
1.9073012347
=∫ 𝑒 −𝑢 𝑑𝑢
0.2766694779
= [−𝑒 −𝑢 ]1.9073012347
0.2766694779 = −𝑒
−1.9073012347
+ 𝑒 −0.2766694779 = 0.6098245317

5. Diketahui :
𝑓(𝑥|𝜃) = 𝜃𝑥 𝜃−1 , 0 < 𝑥 < 1, 𝜃>0
Diambil sebuah observasi, yaitu 𝑋
Hipotesis :
𝐻0 ∶ 𝜃 = 𝜃0
𝐻1 ∶ 𝜃 ≠ 𝜃0
Ditanyakan :
a. Daerah Kritis UPKS berukuran 𝛼
b. 𝛽(𝜃)
Jawab :
a. Daerah kritis UPKS menurut Lemma Neyman-Person :
Tolak 𝐻0 , jika
𝑓(𝑥|𝜃0 )
<𝑘
𝑓(𝑥|𝜃1 )
Karena hanya diambil satu observasi maka, 𝑓(𝑥|𝜃) = 𝑓(𝑥|𝜃), sehingga
Tolak 𝐻0 , jika
𝑓(𝑥|𝜃0 )
<𝑘
𝑓(𝑥|𝜃1 )
𝜃0 𝑥 𝜃0−1
<𝑘
𝜃1 𝑥 𝜃1−1
𝜃0 𝜃 −1−𝜃 +1
𝑥 0 1 <𝑘
𝜃1
𝜃0 𝜃 −𝜃
𝑥 0 1<𝑘
𝜃1
 𝑘𝜃1
𝑥 𝜃0−𝜃1 <
𝜃0
Hipotesis tersebut adalah uji 2 sisi, dimana dapat dipecah menjadi 2 uji, yaitu
1. Uji 1 :
𝐻0 ∶ 𝜃 = 𝜃0
𝐻1 ∶ 𝜃 > 𝜃0
Maka, 𝜃0 < 𝜃1 , sehingga daerah kritisnya adalah tolak 𝐻0 , jika 𝑋 > 𝑘1∗
2. Uji 2 :
𝐻0 ∶ 𝜃 = 𝜃0
𝐻1 ∶ 𝜃 < 𝜃0
Maka, 𝜃0 > 𝜃1 , sehingga daerah kritisnya adalah tolak 𝐻0 , jika 𝑋 < 𝑘2∗

Sehingga, daerah kritisnya UPKS untuk hipotesis di atas adalah tolak 𝐻0 , jika 𝑋 >
𝑘1∗ atau 𝑋 < 𝑘2∗ .
Mencari nilai 𝑘1∗ dan 𝑘2∗ pada uji 2-sisi, misalkan pada tiap uji 1-sisi memiliki
𝛼
ukuran uji yang sama, yaitu 2 , maka
Pada uji 1 :
𝛼/2 = 𝑃(𝑡𝑜𝑙𝑎𝑘 𝐻0 |𝐻0 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟)
= 𝑃(𝑋 > 𝑘1∗ |𝜃0 )
1
= ∫𝑘 ∗ 𝜃0 𝑥 𝜃0−1 𝑑𝑥
1
1
= [𝑥 𝜃0 ]𝑘∗
1

=1− 𝑘1∗ 𝜃0
1
𝛼 𝜃
𝑘1∗ = (1 − ) 0
2
Pada uji 2 :
𝛼/2 = 𝑃(𝑡𝑜𝑙𝑎𝑘 𝐻0 |𝐻0 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟)
= 𝑃(𝑋 < 𝑘2∗ |𝜃0 )
𝑘2∗
= ∫ 𝜃0 𝑥 𝜃0−1 𝑑𝑥
0
𝑘∗
= [𝑥 𝜃0 ]02
= 𝑘2∗ 𝜃0
1
𝛼 𝜃
𝑘2∗=( ) 0
2
Sehingga, daerah kritis UPKS untuk hipotesis di atas adalah
1 1
𝛼 𝜃0 𝛼 𝜃
tolak 𝐻0 , jika 𝑋 > (1 − ) atau 𝑋 < (2) 0
2
b. Fungsi kuasa untuk uji UPKS
1 1
𝛼 𝜃 𝛼 𝜃
𝛽(𝜃) = 𝑃(𝑡𝑜𝑙𝑎𝑘 𝐻0 ) = 𝑃 (𝑋 > (1 − ) 0 ) + 𝑃 (𝑋 < ( ) 0 )
2 2
 1
𝛼
1 ( ) 𝜃0
2
=∫ 1 𝜃𝑥 𝜃−1 𝑑𝑥 + ∫ 𝜃𝑥 𝜃−1 𝑑𝑥
𝛼
(1− )𝜃0 0
2
1
𝛼
𝜃 1 ( )𝜃0
= [𝑥 ] 1 + [𝑥 𝜃 ]02
𝛼
(1− )𝜃0
2
𝜃 𝜃
𝛼 𝜃0 𝛼 𝜃
= 1 − (1 − ) + (2) 0
2
6. Diketahui :
𝑋~𝑃𝑜𝑖𝑠𝑠𝑜𝑛(𝜆)
𝜆𝑥 𝑒 −𝜆
𝑃(𝑥|𝜆) = , 𝑥 = 0, 1, 2, …
𝑥!
Diambil n contoh acak, yaitu 𝑋1 , 𝑋2 , … , 𝑋𝑛
Hipotesis :
𝐻0 : 𝜆 ≤ 𝜆0
𝐻1 : 𝜆 > 𝜆0
Ditanyakan :
𝑛 untuk UPKS yang memenuhi :
- 𝑃(𝑡𝑜𝑙𝑎𝑘 𝐻0|𝜆 = 1) = 0.05
- 𝑃(𝑡𝑜𝑙𝑎𝑘 𝐻0|𝜆 = 2) = 0.9
Jawab :
Tolak 𝐻0 , jika
𝑓(𝑥|𝜆0 )
<𝑘
𝑓(𝑥|𝜆1 )
Karena diambil 𝑛 contoh acak, maka akan dicari fkp bersama 𝑋 nya terlebih
dahulu
𝑛

𝑓(𝑥|𝜆) = ∏ 𝑓(𝑥𝑖 |𝜆)

𝑖=1
𝑛
𝜆𝑥𝑖 𝑒 −𝜆
=∏
𝑥𝑖 !
𝑖=1
∑𝑛
𝑖=1 𝑥𝑖 −𝑛𝜆
𝜆 𝑒
=
∏𝑛𝑖=1 𝑥𝑖 !
 Sehingga, tolak 𝐻0 , jika
𝑓(𝑥|𝜆0 )
<𝑘
𝑓(𝑥|𝜆1 )
∑𝑛 𝑥
𝜆0 𝑖=1 𝑖 𝑒 −𝑛𝜆0
∏𝑛𝑖=1 𝑥𝑖 !
𝜆 ∑𝑛 𝑥
< 𝑘, 𝜆1 > 𝜆0
Mencari ln (𝜆0), apakah > 0 atau < 𝜆1 𝑖=1 𝑖 𝑒 −𝑛𝜆1
1
0 ∏𝑛𝑖=1 𝑥𝑖 !
∑𝑛
𝑖=1 𝑥𝑖
𝜆1 > 𝜆0 𝜆0
( ) 𝑒 −𝑛𝜆0 +𝑛𝜆1 < 𝑘
𝜆1
𝜆0
1> ∑𝑛
𝑖=1 𝑥𝑖
𝜆1 𝜆0 𝑘
( ) <
𝜆1 𝑒 −𝑛𝜆0 +𝑛𝜆1
𝜆0 ∑𝑛
ln 1 > ln ( ) 𝜆0 𝑖=1 𝑥𝑖 𝑘
𝜆1 ln ( ) < ln ( −𝑛𝜆 +𝑛𝜆 )
𝜆1 𝑒 0 1
𝜆0 𝑛
0 > ln ( ) 𝜆0 𝑘
𝜆1 ∑ 𝑥𝑖 ln ( ) < ln ( −𝑛𝜆 +𝑛𝜆 )
𝜆1 𝑒 0 1
𝜆 𝑖=1
Karena ln ( 0 ) < 0, maka jika kedua 𝑘
𝜆 1 𝑛
𝜆 ln ( )
ruas dibagi oleh ln (𝜆0 ), tanda ∑ 𝑥𝑖 > 𝑒 −𝑛𝜆0 +𝑛𝜆1
1 𝜆
menjadi berubah 𝑖=1 ln ( 0 )
𝜆1
𝑛

∑ 𝑥𝑖 > 𝑘 ∗
𝑖=1
Sehingga, daerah kritis UPKS untuk hipotesis tersebut adalah
tolak 𝐻0 , jika ∑𝑛𝑖=1 𝑥𝑖 > 𝑘 ∗
- Syarat 1 : 𝑃(𝑡𝑜𝑙𝑎𝑘 𝐻0|𝜆 = 1) = 0.05
𝑃(𝑡𝑜𝑙𝑎𝑘 𝐻0|𝜆 = 1) = 0.05
𝑋~𝑃𝑜𝑖𝑠𝑠𝑜𝑛(𝜆)
𝑃(∑𝑛𝑖=1 𝑥𝑖 > 𝑘 ∗ |𝜆 = 1) = 0.05 𝑛
𝑘∗ − 𝑛 ∑ 𝑥𝑖 ~𝑃𝑜𝑖𝑠𝑠𝑜𝑛(𝑛𝜆)
𝑃 (𝑍 > ) = 0.05
√𝑛 𝑖=1
𝑘∗ − 𝑛 CLT : 𝑛 → ∞, maka
𝑃 (𝑍 > ) = 0.05 ∑𝑛𝑖=1 𝑥𝑖 𝑎𝑝𝑝𝑟𝑜𝑥𝑖𝑚𝑎𝑡𝑒𝑙𝑦 𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙(𝑛𝜆, 𝑛𝜆)
√𝑛 ∑𝑛𝑖=1 𝑥𝑖 − 𝑛𝜆
𝑘∗ − 𝑛 𝑍= ~𝑁(0,1)
𝑃 (𝑍 < ) = 1 − 0.05 √𝑛𝜆
√𝑛
∗
𝑘 −𝑛
𝑃 (𝑍 < ) = 0.95
√𝑛
Dicari invers normal standar, dapat Fungsi excel :
menggunakan excel dengan fungsi
𝑘 ∗ −𝑛 =normal.inv(0.95,0,1)
𝑍0.95 =
√𝑛
𝑘∗ − 𝑛
1.644854 =
√𝑛
∗
𝑘 − 𝑛 = 1.644854√𝑛
𝑘 ∗ = 1.644854√𝑛 + 𝑛
- Syarat 2 : 𝑃(𝑡𝑜𝑙𝑎𝑘 𝐻0|𝜆 = 2) = 0.9
𝑃(𝑡𝑜𝑙𝑎𝑘 𝐻0|𝜆 = 2) = 0.9
𝑃(∑𝑛𝑖=1 𝑥𝑖 > 𝑘 ∗ |𝜆 = 2) = 0.9
𝑘 ∗ − 2𝑛
𝑃 (𝑍 > ) = 0.9
√2𝑛
𝑘 ∗ − 2𝑛
𝑃 (𝑍 > ) = 0.9
√2𝑛
𝑘 ∗ − 2𝑛
𝑃 (𝑍 < ) = 1 − 0.9
√2𝑛
𝑘 ∗ − 2𝑛
𝑃 (𝑍 < ) = 0.1
√2𝑛
Dicari invers normal standar, dapat Fungsi excel :
menggunakan excel dengan fungsi
𝑘 ∗ −2𝑛 =normal.inv(0.1,0,1)
𝑍0.1 =
√2𝑛
𝑘 ∗ − 2𝑛
−1.28155 =
√2𝑛
∗
𝑘 − 2𝑛 = −1.28155√2𝑛
𝑘 ∗ = −1.28155√2𝑛 + 2𝑛
Sehingga, dari persamaan berikut :
𝑘 ∗ = 1.644854√𝑛 + 𝑛
𝑘 ∗ = −1.28155√2𝑛 + 2𝑛
Dapat dicari solusi untuk 𝑛, yaitu :
1.644854√𝑛 + 𝑛 = −1.28155√2𝑛 + 2𝑛
1.644854√𝑛 + 1.28155√2𝑛 = 𝑛
1.644854√𝑛 + 1.28155√2𝑛 = 𝑛
(1.644854 + 1.28155√2)√𝑛 = 𝑛
𝑛
3.45723909 =
√𝑛
√𝑛 = 3.45723909
𝑛 = 11.9525
𝑛 ≈ 12