Anda di halaman 1dari 11

PERTEMUAN 11

Akar Ciri dan Vektor Ciri

𝐴𝑥 = 𝜆𝑥

𝐴𝑥 − 𝜆𝑥 = 0
(𝐴 − 𝜆𝐼𝑛 )𝑥 = 0

Solusi trivial jika x = 0


Solusi non-trivial ketika 𝑑𝑒𝑡(𝐴 − 𝜆𝐼𝑛 ) = 0

Contoh:
1 0 −2
1. Cari akar ciri dan vektor ciri dari 𝐴 = [ 0 1 2]
−1 0 0
Jawab:
𝑑𝑒𝑡(𝐴 − 𝜆𝐼𝑛 ) = 0
1 0 −2 1 0 0
𝑑𝑒𝑡 ([ 0 1 2 ] − 𝜆 [ 0 1 0]) = 0
−1 0 0 0 0 1
1 0 −2 𝜆 0 0
𝑑𝑒𝑡 ([ 0 1 2 ]− [ 0 𝜆 0]) = 0
−1 0 0 0 0 𝜆
1−𝜆 0 −2
𝑑𝑒𝑡 ([ 0 1 −𝜆 2 ]) = 0
−1 0 0−𝜆
1−𝜆 0 −2
𝑑𝑒𝑡 ([ 0 1 −𝜆 2 ]) = 0
−1 0 −𝜆
((1 − 𝜆)(1 − 𝜆)(−𝜆)) − ((−1)(−2)(1 − 𝜆)) = 0

(−𝜆 + 2𝜆2 − 𝜆3 ) − (2 − 2𝜆) = 0

𝜆 + 2𝜆2 − 𝜆3 − 2 = 0
(1 − 𝜆)(𝜆2 − 𝜆 − 2) = 0
(1 − 𝜆)(𝜆 − 2)(𝜆 + 1) = 0

𝜆1 = 1 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝜆2 = 2 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝜆3 = −1 <- AKAR CIRI


 Vektor Ciri untuk 𝜆 1 = 1
(𝐴 − 𝜆𝐼𝑛 )𝑥 = 0

1 0 −2 1 0 0
([ 0 1 2 ] − 1 [0 1 0]) 𝑥 = 0
−1 0 0 0 0 1

1 0 −2 1 0 0
([ 0 1 2 ] − [0 1 0]) 𝑥 = 0
−1 0 0 0 0 1

0 0 −2
([ 0 0 2 ]) 𝑥 = 0
−1 0 −1

0 0 0
𝑥 1 = (2) atau 𝑥 2 = (1) atau 𝑥 3 = (4)
0 0 0
0
maka x = (𝑥 )
0

 Vektor Ciri untuk 𝜆 2 = 2


(𝐴 − 𝜆𝐼𝑛 )𝑥 = 0

1 0 −2 1 0 0
([ 0 1 2 ] − 2 [0 1 0]) 𝑥 = 0
−1 0 0 0 0 1

1 0 −2 2 0 0
([ 0 1 2 ] − [0 2 0]) 𝑥 = 0
−1 0 0 0 0 2

−1 0 −2
([ 0 −1 2 ]) 𝑥 = 0
−1 0 −2

−2 −4 −6
𝑥 1 = ( 2 ) atau 𝑥 2 = ( 4 ) atau 𝑥 3 = ( 6 )
1 2 3
−2𝑥
maka x = ( 2𝑥 )
𝑥

 Vektor Ciri untuk 𝜆 3 = −1


(𝐴 − 𝜆𝐼𝑛 )𝑥 = 0
1 0 −2 1 0 0
([ 0 1 2 ] − (−1) [0 1 0]) 𝑥 = 0
−1 0 0 0 0 1

1 0 −2 1 0 0
([ 0 1 2 ] + [0 1 0]) 𝑥 = 0
−1 0 0 0 0 1

2 0 −2
([ 0 2 2 ]) 𝑥 = 0
−1 0 1

1 2 3
𝑥 1 = (−1) atau 𝑥 2 = (−2) atau 𝑥 3 = (−3)
1 2 3
𝑥
maka x = (−𝑥 )
𝑥
Praktikum 10. Aljabar Matriks

TRANSFORMASI LINEAR

Definisi

Misal 𝑈dan 𝑉 adalah ruang vektor, 𝑇: 𝑈 → 𝑉 dinamakan transformasi linear apabila:


𝑇(𝑢 + 𝑣) = 𝑇(𝑢) + 𝑇(𝑣)
𝑇(𝑘𝑢) = 𝑘𝑇(𝑢)

Contoh Soal
𝑥−𝑦
𝑥
1. Tunjukkan bahwa 𝑇: 𝑅 → 𝑅 dimana 𝑇 (𝑦) = ( −𝑥 )
2 3
𝑦
Jawab:
𝑢1 𝑣1
Misal 𝑢 = (𝑢 ) dan 𝑣 = (𝑣 ) maka
2 2
 Akan dibuktikan bahwa 𝑇(𝑢 + 𝑣) = 𝑇(𝑢) + 𝑇(𝑣)

𝑇(𝑢 + 𝑣) = 𝑇(𝑢) + 𝑇(𝑣)

𝑢1 +𝑣1 𝑢1 𝑣1
𝑇 (𝑢 𝑣 ) = 𝑇 (𝑢 ) + 𝑇 (𝑣 )
2+ 2 2 2

𝑢1 + 𝑣1 − (𝑢2 + 𝑣2 ) 𝑢1 − 𝑢2 𝑣1 − 𝑣2
( −(𝑢1 + 𝑣1 ) )= ( −𝑢 1 ) + ( −𝑣1 )
𝑢2 + 𝑣2 𝑢2 𝑣2

𝑢1 + 𝑣1 − 𝑢2 − 𝑣2 𝑢1 + 𝑣1 − 𝑢2 − 𝑣2
( −𝑢1 − 𝑣1 )= ( −𝑢1 − 𝑣1 )
𝑢2 + 𝑣2 𝑢2 + 𝑣2

Terbukti

 Akan dibuktikan bahwa 𝑇(𝑘𝑢) = 𝑘𝑇(𝑢)

𝑇(𝑘𝑢) = 𝑘𝑇(𝑢)

𝑘𝑢1 𝑢1
𝑇( ) = 𝑘𝑇 (𝑢 )
𝑘𝑢2 2

𝑘𝑢1 − 𝑘𝑢2 𝑢1 − 𝑢2
( −𝑘𝑢1 ) = 𝑘 ( −𝑢1 )
𝑘𝑢2 𝑢2
𝑘𝑢1 − 𝑘𝑢2 𝑘𝑢1 − 𝑘𝑢2
( −𝑘𝑢1 ) = ( −𝑘𝑢1 )
𝑘𝑢2 𝑘𝑢2

Terbukti

Karena tertutup terhadap pada operasi penjumlahan dan perkalian skalar maka T
merupakan tranformasi linear.
𝑥
3 2 𝑥2
2. Tunjukkan 𝑇: 𝑅 → 𝑅 dimana 𝑇 (𝑦 ) = ( ) !
𝑦
𝑧
Jawab:
𝑢1 𝑣1
Misal 𝑢 = (𝑢2 ) dan 𝑣 = (𝑣2 ) maka
𝑢3 𝑣3
 Akan dibuktikan bahwa 𝑇(𝑢 + 𝑣) = 𝑇(𝑢) + 𝑇(𝑣)

𝑇(𝑢 + 𝑣) = 𝑇(𝑢) + 𝑇(𝑣)

𝑢1 + 𝑣1 𝑢1 𝑣1
𝑢
𝑇( 2 + 𝑣 𝑢 𝑣
2) = 𝑇 ( 2 ) + 𝑇 ( 2 )
𝑢3 + 𝑣3 𝑢3 𝑣3

(𝑢1 + 𝑣1 )2 𝑢 2 𝑣 2
( )= ( 1 )+ ( 1 )
𝑢2 + 𝑣2 𝑢2 𝑣2

(𝑢1 + 𝑣1 )2 𝑢 2 + 𝑣1 2
( )≠ ( 1 )
𝑢2 + 𝑣2 𝑢2 + 𝑣2

Tidak terbukti

Karena tidak tertutup terhadap pada operasi penjumlahan maka T bukan tranformasi
linear.

Sifat:

Jika T: V → W adalah transformasi linier, maka:

- T(0) = 0
- T(-v) = - T(v) untuk semua v di V
- T(v-w) = T(v) – T(w) untuk semua v dan w di V

Gram-Schmidt

Tujuan: Mengubah baris {𝑥1 , 𝑥2 , … , 𝑥𝑛 } menjadi:


1. Basis orthogonal {𝑦1 , 𝑦2 , … , 𝑦𝑛 }
2. Basis orthonormal {𝑧1 , 𝑧2 , … , 𝑧𝑛 }
Rumus:

𝑦1 = 𝑥1

𝑦2 = 𝑥2 − 𝑝𝑦1 𝑥2

𝑦3 = 𝑥3 − 𝑝𝑦1 𝑥3 − 𝑝𝑦2 𝑥3

Proyeksi 𝑥2 ke 𝑦1 :

𝑦1 ′ 𝑥2
𝑝𝑦1 𝑥2 = 𝑦1
||𝑦1 ||2

Contoh Soal:

1. Lakukan proses orthogonalisasi Gram-Schmidt


1 6 3
𝑥1 = (1) , 𝑥2 = (4) , 𝑥3 = (6)
1 5 9
Jawab:
1
𝑦1 = (1)
1
6
(1 1 1)(4) 1 1 1 5
5 15
𝑝𝑦1 𝑥2 = (1) = (1) = 5 (1) = (5)
12 + 12 + 11 3
1 1 1 5

6 5 1
𝑦2 = (4) − (5) = (−1)
5 5 0

3
(1 1 1)(6) 1 1 1 6
9 18
𝑝𝑦1 𝑥3 = (1) = (1) = 6 (1) = (6)
12 + 12 + 11 3
1 1 1 6

3
(1 −1 0)(6) 1 1
9 −3
𝑝𝑦2 𝑥3 = (−1) = (−1)
12 + (−1)2+ 01 2
0 0

3 6 1 − 3⁄2
−3
𝑦3 = (6) − (6) − (−1) = (− 3⁄ )
2 2
9 6 0
3
Kita ubah agar othogonal:

𝑧1 ′ = {1⁄ , 1⁄ , 1⁄ }
√3 √3 √3

𝑧2 ′ = {1⁄ , −1⁄ , 0}
√2 √2

𝑧1 ′ = {−1⁄9 , −1⁄9 , 2⁄9}


Responsi 8. Aljabar Matriks

RUANG VEKTOR DAN ANAK RUANG VEKTOR

Ruang Vektor

Andaikan 𝑉 adalah gugus yang di dalamnya berlaku operasi penjumlahan dan perkalian
skalar, 𝑢, 𝑣, dan 𝑤 anggota 𝑉 dan 𝑐, 𝑑 adalah skalar. Maka 𝑉 disebut ruang vektor jika
memenuhi 10 aksioma:

1. 𝑢 + 𝑣 ada di dalam 𝑉 atau tertutup terhadap operasi penjumlahan


2. 𝑢+𝑣 = 𝑣+𝑢
3. 𝑢 + (𝑣 + 𝑤) = (𝑢 + 𝑣) + 𝑤
4. 𝑉 memuat vektor nol sehingga untuk setiap 𝑢 pada 𝑉 berlaku 𝑢 + 0 = 𝑢
5. Untuk setiap 𝑢 pada 𝑉 terdapat (−𝑢) sehingga berlaku 𝑢 + (−𝑢) = 0
6. 𝑐. 𝑢 ada di dalam 𝑉 atau tertutup terhadap operasi perkalian skalar
7. 𝑐 (𝑢 + 𝑣) = 𝑐𝑢 + 𝑐𝑣
8. (𝑐 + 𝑑 )𝑢 = 𝑐𝑢 + 𝑑𝑢
9. 𝑐(𝑑𝑢) = 𝑐𝑑(𝑢)
10. 1. 𝑢 = 𝑢

Ruang euclides ordo n (𝑹𝒏 )

Operasi yang dapat dilakukan:

1. Penjumlahan
𝑢 + 𝑣 = (𝑢1 + 𝑣1 , 𝑢2 + 𝑣2 , … , 𝑢𝑛 + 𝑣𝑛 )
2. Perkalian dengan skalar k
𝑘𝑢 = (𝑘𝑢1 , 𝑘𝑢2 , … , 𝑘𝑢𝑛 )
3. Perkalian titik
𝑢 ∙ 𝑣 = 𝑢1 𝑣1 + 𝑢2 𝑣2 + … + 𝑢𝑛 𝑣𝑛
4. Panjang vektor
‖𝑢‖ = √𝑢1 2 + 𝑢2 2 + ⋯ + 𝑢3 2

5. Jarak dua vektor


𝑑(𝑢, 𝑣) = ‖𝑢 − 𝑣‖ = √(𝑢1 − 𝑣1 )2 + (𝑢2 − 𝑣2 )2 + ⋯ + (𝑢𝑛 + 𝑣𝑛 )2

Contoh:

𝑢 = (1,2,3,4), 𝑣 = (6,7,8,9) maka

𝑢 + 𝑣 = (1 + 6, 2 + 7, 3 + 8, 4 + 9) = (7,9,11,13)

𝑢 ∙ 𝑣 = 1𝑥6 + 2𝑥7 + 3𝑥8 + 4𝑥9 = 80


‖𝑢‖ = √12 + 22 + 32 + 42 = √30
𝑑(𝑢, 𝑣) = ‖𝑢 − 𝑣‖ = √(1 − 6)2 + (2 − 7)2 + (3 − 8)2 + (4 − 9)2 = 10

Anak Ruang Vektor

Misalkan 𝑊 sub himpunan dari sebuah ruang vektor 𝑉 maka 𝑊 merupakan anak ruang
vektor jika memenuhi:

1. 𝑊 ≠ {}
2. 𝑊⊆𝑉
3. Jika 𝑢, 𝑣 ∈ 𝑊 maka 𝑢 + 𝑣 ∈ 𝑊 atau tertutup terhadap operasi penjumlahan vektor
4. Jika 𝑢 ∈ 𝑊 dan 𝑐 ∈ ℝ maka 𝑐𝑢 ∈ 𝑊 atau tertutup terhadap operasi perkalian skalar

Contoh Soal

1. Diketahui 𝑢 = {𝑢|𝑢 = [0 𝑢]′ , 𝑢 ∈ ℝ}, apakah 𝑢 merupakan anak ruang vektor?


Jawab:
 Dicek apakah 𝑢 tertutup terhadap operasi penjumlahan vektor
[0 𝑢1 ]′ + [0 𝑢2 ]′ = [0 𝑢1 + 𝑢2 ]′ ∈ 𝑢 (tertutup)
 Dicek apakah 𝑢 tertutup terhadap operasi perkalian skalar
𝑐[0 𝑢1 ]′ = [0 𝑐𝑢1 ]′ ∈ 𝑢 (tertutup)

Karena 𝑢 tertutup terhadap operasi penjumlahan dan perkalian maka 𝑢 merupakan anak
ruang vektor

2. Diketahui v= {𝑣|𝑣 = [𝑣 1]′ , 𝑣 ∈ ℝ}, apakah 𝑣 merupakan anak ruang vektor?


Jawab:
 Dicek apakah 𝑣 tertutup terhadap operasi penjumlahan vektor
[𝑣1 1]′ + [𝑣2 1]′ = [ 𝑣1 + 𝑣2 2 ]′ ∉ 𝑣 (tidak tertutup)

Seharusnya [𝑣1 + 𝑣2 1]′


 Dicek apakah 𝑣 tertutup terhadap operasi perkalian skalar
𝑐[ 𝑣1 1]′ = [𝑐𝑣1 𝑐 ]′ ∉ 𝑣 (tidak tertutup)

Seharusnya [𝑐𝑣1 1]′

Karena 𝑣 tidak tertutup terhadap operasi penjumlahan dan perkalian maka 𝑣 bukan anak
ruang vektor

3. Jika 𝑉 adalah himpunan vektor 3x1 dengan bentuk


𝑎
2𝑎
( )
3𝑎
Untuk 𝑎 bilangan real. Periksa apakah 𝑉 adalah sebuah anak ruang vektor dari 𝑅3 !
Jawab:
𝑎
𝑉 = {𝑉 = (2𝑎) , 𝑎 ∈ ℝ}
3𝑎

Karena 𝑅3 maka dimisalkan 3 himpunan vektor


𝑎1 𝑎2 𝑎3
2𝑎 2𝑎 2𝑎
𝑉1 = ( 1 ), 𝑉2 = ( 2 ), dan 𝑉3 = ( 3 )
3𝑎1 3𝑎2 3𝑎3
 Dicek apakah 𝑉 tertutup terhadap operasi penjumlahan vektor
𝑎1 𝑎2 𝑎3 𝑎1 + 𝑎2 + 𝑎3
𝑉1 + 𝑉2 + 𝑉3 = (2𝑎1 ) + (2𝑎2 ) + (2𝑎3 ) = (2𝑎1 + 2𝑎2 + 2𝑎3 )
3𝑎1 3𝑎2 3𝑎3 3𝑎1 + 3𝑎2 + 3𝑎3
𝑎1 + 𝑎2 + 𝑎3
= (2(𝑎1 + 𝑎2 + 𝑎3 )) ∈ 𝑉
3(𝑎1 + 𝑎2 + 𝑎3 )
Tertutup
 Dicek apakah 𝑉 tertutup terhadap operasi perkalian skalar
Cukup dicek pada salah satu himpunan vektor
𝑎1 𝑐𝑎1
2𝑎
𝑐𝑉1 = 𝑐 ( 1 ) = ( 2𝑐𝑎 1) ∈ 𝑉
3𝑎1 3𝑐𝑎1
Tertutup

Maka 𝑉 merupakan anak ruang vektor dari 𝑅3 .

4. Jika 𝑊 adalah himpunan vektor 3x1 dengan bentuk


𝑎
(𝑏)
𝑎𝑏
Untuk 𝑎 dan 𝑏 bilangan real. Periksa apakah 𝑊 adalah anak ruang vektor dari 𝑅3 !
Jawab:
𝑎
𝑊 = {𝑊 = ( 𝑏 ) , 𝑎, 𝑏 ∈ ℝ}
𝑎𝑏

Karena 𝑅3 maka dimisalkan 3 himpunan vektor


𝑎1 𝑎2 𝑎3
𝑊1 = ( 𝑏1 ), 𝑊2 = ( 𝑏2 ), dan 𝑊3 = ( 𝑏3 )
𝑎1 𝑏1 𝑎2 𝑏2 𝑎3 𝑏3
 Dicek apakah W tertutup terhadap operasi penjumlahan vektor
𝑎1 𝑎2 𝑎3 𝑎1 + 𝑎2 + 𝑎3
𝑊1 + 𝑊2 + 𝑊3 = ( 𝑏1 ) + ( 𝑏2 ) + ( 𝑏3 ) = ( 𝑏1 + 𝑏2 + 𝑏3 )∉𝑊
𝑎1 𝑏1 𝑎2 𝑏2 𝑎3 𝑏3 𝑎1 𝑏1 + 𝑎2 𝑏2 + 𝑎3 𝑏3
Tidak tertutup
Seharusnya 𝑎1 𝑏1 + 𝑎2 𝑏2 + 𝑎3 𝑏3 berbentuk (𝑎1 + 𝑎2 + 𝑎3 )(𝑏1 + 𝑏2 + 𝑏3 )
 Dicek apakah 𝑊 tertutup terhadap operasi perkalian skalar
Cukup dicek pada salah satu himpunan vektor
𝑎1 𝑐𝑎1
𝑐𝑊1 = 𝑐 ( 𝑏1 ) = ( 𝑐𝑏1 ) ∈ 𝑊
𝑎1 𝑏1 𝑐𝑎1 𝑏1
Tertutup

Karena 𝑊 tidak tertutup terhadap operasi penjumlahan vektor maka 𝑊 bukan anak ruang
vektor dari 𝑅3 .

Anda mungkin juga menyukai