Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
SKRIPSI
Oleh:
Melvin Maulana
NIM. 150210102088
SKRIPSI
diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat
untuk menyelesaikan Program Studi Pendidikan Fisika (S1)
dan mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Melvin Maulana
NIM. 150210102088
i
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
PERSEMBAHAN
ii
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
MOTO
1
Departemen Agama Republik Indonesia. 2010. Al-Quran dan
Terjemahannya. Bandung: JABAL.
iii
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
PERNYATAAN
Melvin Maulana
NIM. 150210102088
iv
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
SKRIPSI
Oleh:
Melvin Maulana
NIM. 150210102088
Pembimbing
v
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
PENGESAHAN
Skripsi berjudul “Solusi Lengkap Fungsi Gelombang Atom Hidrogen (𝐻11 ) pada
Bilangan Kuantum Utama (𝑛) 4” telah diuji dan disahkan pada:
Hari, tanggal :
Tempat : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Tim Penguji:
Ketua, Sekretaris,
Anggota I Anggota II
Mengesahkan
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jember,
vi
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
RINGKASAN
Atom Hidrogen disimbolkan (𝐻11 ) merupakan atom yang paling ringan dan
sederhana karena memiliki sebuah elektron serta sebuah proton sebagai intinya.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan solusi lengkap fungsi gelombang atom
hidrogen. Jenis Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan non
eksperimen pada teori mekanika kuantum yang dikerjakan secara analitik. Teori
yang dikembangkan adalah solusi lengkap fungsi gelombang atom hidrogen
sampai pada keadaan tereksitasi ketiga yaitu pada nilai bilangan kuantum utama
(𝑛) 4. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
persamaan Schrodinger keadaan tunak menggunakan koordinat bola. Sedangkan
untuk metodenya digunakan metode separasi variabel dan normalisasi fungsi
gelombang.
Persamaan schrodinger merupakan persamaan differensial parsial orde dua
dan memiliki solusi berupa fungsi Schrodinger yang dapat memberikan informasi
mengenai perilaku gelombang dari suatu partikel seperti elektron didalam atom
hidrogen. Koordinat bola (𝑟, 𝜃, 𝜙) digunakan dalam menyelesaikan persamaan
schrodinger untuk atom hidrogen karena atom secara umum dianggap simetri
dengan bola. Kemudian dengan metode separasi variabel akan diperoleh solusi
analitik berupa fungsi gelombang meliputi fungsi gelombang Radial 𝑅𝑛𝑙 (𝑟) serta
fungsi gelombang Angular 𝑌𝑙𝑚 (𝜃, 𝜙) yang merupakan gabungan dari fungsi
gelombang Polar Θ𝑙𝑚 (𝜃) dan fungsi gelombang Azimut Φ𝑚 (𝜙). Solusi lengkap
fungsi gelombang atom hidrogen disimbolkan 𝜓𝑛𝑙𝑚 (𝑟, 𝜃, 𝜙) merupakan gabungan
dari fungsi gelombang Radial 𝑅𝑛𝑙 (𝑟) dengan fungsi gelombang Angular
𝑌𝑙𝑚 (𝜃, 𝜙).
vii
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
viii
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Solusi Lengkap
Fungsi Gelombang Atom Hidrogen (𝐻11 ) pada Bilangan Kuantum Utama (𝑛) 4”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan
strata satu (S1) pada Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan MIPA
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember.
Penyusunan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis menyatakan terima kasih kepada:
1. Prof. Drs. Dafik, M.Sc., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Jember yang telah memberikan fasilitas sehingga
skripsi ini dapat selesai;
2. Dr. Dwi Wahyuni, M.Kes., selaku ketua jurusan Pendidikan MIPA yang telah
memberikan fasilitas sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini;
3. Drs. Albertus Djoko Lesmono, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang telah banyak berjasa dalam kelancaran penyusunan skripsi ini;
4. Drs. Bambang Supriadi, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah
membimbing penulis dalam segala aspek sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini;
5. Drs. Alex Harijanto, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Anggota yang telah
membimbing penulis dalam segala aspek sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini;
6. Drs. Trapsilo Prihandono, M.Si., selaku Dosen Penguji Utama yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini;
7. Dr. Yushardi, S.Si., M.Si., selaku Dosen Penguji Anggota yang telah
membimbing, memberikan saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini;
8. Vikar, Ilul, Jepri, Erwin, Halim, Nandi, Anjas dan Fahim selaku teman-teman
sekontrakan di Jember yang selalu mendukung dalam penyelesaian skripsi ini;
ix
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
Huda, Rico, Fitroh, Aida, Vela, Tutut dan Lutfiyah selaku team research
quantum yang telah memberikan banyak motivasi dalam penyelesaian skripsi
ini;
9. Serta pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah
memberikan kontribusi dan bantuannya demi kelancaran pengerjaan skripsi ini.
Kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kebaikan dan kesempurnaan
skripsi ini, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat.
x
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SKRIPSI......................................................................................... i
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... ii
HALAMAN MOTO .......................................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ...........................................................................iii
HALAMAN PEMBIMBING ............................................................................. v
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... vi
RINGKASAN ................................................................................................... vii
PRAKATA ........................................................................................................ ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv
BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................3
1.3 Tujuan .........................................................................................................3
1.4 Batasan Masalah .......................................................................................4
1.5 Manfaat Penelitian ....................................................................................4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 5
2.1 Dualisme Gelombang Partikel ................................................................5
2.2 Persamaan Schrodinger ...........................................................................7
2.2.1 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu ..................................... 7
2.2.2 Persamaan Schrodinger Tidak Bergantung Waktu ........................... 9
2.2.3 Persamaan Schrodinger dalam Koordinat Bola .............................. 10
2.3 Persamaan Schrodinger untuk Atom Hidrogen ................................ 11
2.3.2 Bagian Radial ................................................................................ 12
2.3.3 Bagian Angular ............................................................................. 19
2.3.4 Solusi Lengkap Fungsi Gelombang Atom Hidrogen ...................... 22
2.4 Bilangan Kuantum .................................................................................. 23
BAB 3. METODE PENELITIAN.................................................................... 25
xi
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
xii
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Data Simulasi Menentukan Solusi Lengkap Fungsi Gelombang Atom
Hidrogen ............................................................................................ 29
Tabel 3.2 Validasi Solusi Lengkap Fungsi Gelombang Atom Hidrogen 𝑛 = 1,2,3
.......................................................................................................... 31
Tabel 4.1 Hasil Solusi Lengkap Fungsi Gelombang Atom Hidrogen 𝑛 = 4 ....... 38
Tabel 4.a Polinomial Laguerre Terasosiasi untuk Fungsi Gelombang Radial
𝑛 = 1,2,3 ........................................................................................... 94
Tabel 5.a Polinomial Laguerre Terasosiasi untuk Fungsi Gelombang Radial
𝑛 = 4 ............................................................................................... 107
Tabel 7.a Solusi Lengkap Fungsi Gelombang Atom Hidrogen 𝑛 = 1,2,3......... 122
xiii
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Koordinat Bola: jari-jari 𝑟, sudut polar 𝜃, dan sudut azimut 𝜙 ....... 10
Gambar 3.1 Bagan Langkah-Langkah Penelitian .............................................. 26
Gambar 3.2 Validasi Grafik Hasil Fungsi Gelombang Radial Atom Hidrogen
𝑛 = 1,2,3....................................................................................... 33
Gambar 3.3 Validasi Grafik Rapat Probabilitas Radial Atom Hidrogen 𝑛 = 1,2,3
...................................................................................................... 34
Gambar 3.4 Validasi Grafik Rapat Probabilitas Angular Atom Hidrogen 𝑛 = 1,2
...................................................................................................... 35
Gambar 4.1 Hasil Grafik Fungsi Gelombang Radial Atom Hidrogen 𝑛 = 4 ...... 40
Gambar 4.2 Hasil Grafik Rapat Probabilitas Radial Atom Hidrogen 𝑛 = 4 ....... 40
Gambar 4.3 Hasil Grafik Rapat Probabilitas Angular Atom Hidrogen 𝑛 = 4 .... 41
Gambar 3.a Posisi Relatif Elektron terhadap Proton.......................................... 63
Gambar 7.a Grafik Fungsi Gelombang Radial Atom Hidrogen 𝑛 = 1,2,3 ....... 123
Gambar 7.b Grafik Rapat Probabilitas Radial Atom Hidrogen 𝑛 = 1,2,3 ........ 123
Gambar 7.c Grafik Rapat Probabilitas Angular Atom Hidrogen 𝑛 = 2 ........... 123
Gambar 8.a Flowchart untuk Program Menampilkan Grafik Fungsi Radial..... 124
Gambar 8.b Flowchart untuk Program Menampilkan Grafik Probabilitas Radial
.................................................................................................... 125
Gambar 8.c Flowchart untuk Program Menampilkan Grafik Probabilitas Angular
.................................................................................................... 127
xiv
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Matriks Penelitian ......................................................................... 50
Lampiran 2. Penjabaran Persamaan Schodinger Bergantung Waktu dan
Persamaan Schrodinger Tidak Bergantung Waktu ......................... 52
Lampiran 3. Penjabaran Persamaan Schrodinger dalam Koordinat Bola ............ 55
Lampiran 4. Penjabaran Persamaan Schrodinger untuk Atom Hidrogen ............ 62
Lampiran 5. Perhitungan Solusi Lengkap Fungsi Gelombang Atom Hidrogen
untuk 𝑛 = 1,2,3 ............................................................................. 92
Lampiran 6. Solusi Lengkap Fungsi Gelombang Atom Hidrogen 𝑛 = 4 ......... 105
Lampiran 7. Simulasi Fungsi Gelombang Atom Hidrogen untuk 𝑛 = 1,2,3 ..... 122
Lampiran 8. Flowchart pada program matlab2015 ........................................... 124
Lampiran 9. M-file untuk Membuat Simulasi Grafik pada Matlab2015 ........... 128
xv
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
BAB 1. PENDAHULUAN
of The Wave Function and of the Energy States of Hydrogen Stored in a Spherical
Cavity mengatakan bahwa fungsi gelombang atom hidrogen merupakan kuantitas
kompleks terdiri dari bagian radial dan bagian angular. Prastowo, et al. (2018),
dalam penelitiannya tentang The Stark Effect on the Spectrum Energy of Tritium
in First Excited State with Relativistic Condition mengatakan bahwa atom tritium
dapat diaplikasikan sebagai bahan untuk pembuatan baterai nuklir, sedangkan
perhitungan fungsi gelombang dan tingkat energi dari atom tritium mirip dengan
perhitungan fungsi gelombang dan tingkat energi dari atom hidrogen karena atom
tritium merupakan keluarga dari atom hidrogen. Penelitian-penelitian diatas
membahas fungsi gelombang atom hidrogen sampai pada bilangan kuantum
utama (𝑛) ≤ 3. Beberapa buku referensi yang digunakan pada mata kuliah
mekanika kuantum juga kebanyakan membahas fungsi gelombang atom hidrogen
sampai pada bilangan kuantum utama (𝑛) ≤ 3.
Berdasarkan beberapa uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai fungsi gelombang atom hidrogen pada bilangan kuantum
utama (𝑛) 4. Oleh sebab itu, peneliti melakukan penelitian yang berjudul
“SOLUSI LENGKAP FUNGSI GELOMBANG ATOM HIDROGEN (𝑯𝟏𝟏 )
PADA BILANGAN KUANTUM UTAMA (𝒏) 4”.
1.3 Tujuan
Adapan tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji fungsi gelombang atom
hidrogen pada bilangan kuantum utama (𝑛) 4.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 4
𝐸 = 𝑛ℎ𝑓 (2.1)
dimana 𝑛 menyatakan jumlah kuanta (𝑛 = 1,2,3, …) dan ℎ merupakan tetapan
Planck yang besarnya 6,626 × 10−34 Js. Einstein pada tahun 1905
mengemukakan ide yang didasarkan pada teori Planck, bahwa suatu partikel
misalnya foton dengan energi ℎ𝑓 memiliki momentum linear 𝑝 yang searah
dengan arah pergerakannya. Besarnya 𝑝 dapat dituliskan
ℎ𝑓 ℎ
𝑝= =𝜆 (2.2)
𝑐
(Krane, 2012:103)
dengan ℎ merupakan tetapan Planck. Panjang gelombang de Broglie hanya dapat
diamati untuk partikel-partikel yang berukuran atom atau inti atom. Sedangkan
kecepatan gelombang de Broglie dapat dituliskan,
𝑣 = 𝜆𝑓 (2.4)
Gelombang dalam perambatannya memindahkan sejumlah energi dari suatu
subsistem ke subsistem lainnya. Suatu gelombang yang merambat dalam arah
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 6
tertentu misalnya diambil arah sumbu-𝑥 dalam suatu waktu memenuhi persamaan
gelombang
𝜕 2𝜓 1 𝜕 2𝜓
= 𝑣2 (2.5)
𝜕𝑥 2 𝜕𝑡 2
apabila dimisalkan sebuah partikel bebas yang merambat dalam arah sumbu-𝑥
maka solusi dari persamaan diatas berupa fungsi gelombang yang dapat dituliskan
𝜓(𝑥, 𝑡) = 𝐴𝑒 −𝑖𝜔(𝑡−𝑥/𝑣) (2.6)
Sebuah partikel bebas yang tidak dipengaruhi oleh gaya luar, maka akan
memiliki frekuensi yang tetap dan bilangan gelombang yang besar dan arahnya
tetap.
𝐸 𝑝
𝜔= dan 𝑘 = (2.7)
ℏ ℏ
didapatkan
𝜓(𝑥, 𝑡) = 𝐴𝑒 −𝑖𝜔(𝑡−𝑥/𝑣)
𝐸
= 𝐴𝑒 −𝑖 ℏ (𝑡−𝑥/𝑣)
𝑖
𝜓(𝑥, 𝑡) = 𝐴𝑒 − ℏ(𝐸𝑡−𝑝𝑥) (2.9)
(Beiser, 2003:166).
Fungsi gelombang 𝜓 adalah kuantitas kompleks yang memberi karakteristik
gelombang de Broglie. Harga fungsi gelombang 𝜓 tidak mempunyai arti fisis
secara langsung akan tetapi dapat memberikan informasi fisis bahwa partikel
tersebut memiliki gerakan yang tak terbatas. Kuadrat harga mutlak dari fungsi
gelombang |𝜓|2 disebut dengan kerapatan probabilitas 𝑃(𝑟) yang menyatakan
kemungkinan suatu partikel misalnya elektron ditemukan pada posisi tertentu
dalam sebuah atom.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 7
Suku pertama ruas kiri menyatakan energi kinetik, suku kedua menyatakan energi
potensial, dan ruas kanan menyatakan energi total.
b. Linear, bernilai tunggal dan berhingga
Pemecahan persamaan Schrodinger harus memberikan informasi tentang
probabilitas untuk menemukan partikelnya. Walaupun dapat pula probabilitas
berubah secara kontinu dan partikelnya menghilang secara tiba-tiba dari suatu titik
dan muncul kembali pada titik berikutnya, namun fungsi gelombangnya haruslah
bernilai tunggal dan berhingga artinya tidak boleh ada dua probabilitas untuk
menemukan partikel di satu titik yang sama. Indikator dari sifat gelombang yang
linear yaitu fungsi gelombangnya harus memiliki sifat superposisi gelombang
(Krane, 2012:141).
c. Taat azas terhadap hipotesa de Broglie
Persamaan itu bagaimanapun bentuknya, haruslah konsisten dengan hipotesa
de Broglie. Untuk menyelesaikan persamaan matematis bagi sebuah partikel
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 8
pada persamaan (2.10) ruas kanan dan ruas kiri masing-masing dikalikan dengan
fungsi 𝜓(𝑥, 𝑡), kemudian substitusi persamaan (2.12) dan persamaan (2.14)
didapatkan
𝑝2 𝜓(𝑥,𝑡)
+ 𝑉𝜓(𝑥, 𝑡) = 𝐸𝜓(𝑥, 𝑡)
2𝑚
ℏ2 𝜕 2𝜓(𝑥,𝑡) 𝜕𝜓(𝑥,𝑡)
− 2𝑚 + 𝑉𝜓(𝑥, 𝑡) = 𝑖ℏ (2.15)
𝜕𝑥 2 𝜕𝑡
(Beiser, 2003:168).
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 9
kemudian ruas kiri dan kanan masing-masing suku pada persamaan (2.19) dibagi
𝑖𝐸𝑡
dengan 𝑒 − ℏ maka didapatkan
ℏ2 𝜕 2𝜓(𝑥)
− 2𝑚 + 𝑉𝜓(𝑥 ) = 𝐸𝜓(𝑥) (2.20)
𝜕𝑥 2
(Liboff, 2003:187)
persamaan (2.20) merupakan persamaan Schrodinger tidak bergantung waktu
dalam satu dimensi. Pada kasus tiga dimensi, persamaan (2.20) dapat dituliskan
ℏ2 𝜕2 𝜕2 𝜕2
− 2𝑚 (𝜕𝑥 2 + 𝜕𝑦 2 + 𝜕𝑧 2) 𝜓(𝑥,𝑦,𝑧) + 𝑉𝜓(𝑥,𝑦,𝑧) = 𝐸𝜓(𝑥,𝑦,𝑧) (2.21)
(Gasiorowics, 1996:169)
atau
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 10
ℏ2
∇2 𝜓 + [𝐸 − 𝑉 (𝑟)]𝜓 = 0 (2.23)
2𝑚
(Sugiono, 2016:404)
substitusi persamaan (2.24) ke persamaan (2.23) didapatkan
ℏ2 1 𝜕 𝜕 1 𝜕 𝜕 1 𝜕2
2
[ (𝑟 2 𝜕𝑟 ) + sin 𝜃 𝜕𝜃 (sin 𝜃 𝜕𝜃) + 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 𝜕𝜙2] 𝜓(𝑟,𝜃,𝜙) +
2𝑚 𝑟 𝜕𝑟
[𝐸 − 𝑉(𝑟)]𝜓(𝑟,𝜃,𝜙) = 0 (2.25)
dimana fungsi gelombang 𝜓(𝑟,𝜃,𝜙) dideskripsikan sebagai fungsi yang bergantung
pada jari-jari 𝑟 dan fungsi yang bergantung pada sudut polar 𝜃 dan sudut azimut
𝜙.
Gambar 2.1 Koordinat Bola: jari-jari 𝒓, sudut polar 𝜽, dan sudut azimut 𝝓
kemudian tiap suku pada persamaan (2.27) dikalikan dengan 𝑟 2 dan dibagi
dengan 𝑅(𝑟)Y(𝜃, 𝜙) didapatkan
1 𝜕 𝜕𝑅(𝑟) 1 𝜕 𝜕Y(𝜃,𝜙) 1 𝜕 2 Y(𝜃,𝜙)
(𝑟 2 ) + Y(𝜃,𝜙) sin 𝜃 𝜕𝜃 (sin 𝜃 ) + Y(𝜃,𝜙) 𝑠𝑖𝑛2𝜃 +
𝑅(𝑟) 𝜕𝑟 𝜕𝑟 𝜕𝜃 𝜕𝜙 2
2𝑚𝑟 2
[𝐸 − 𝑉(𝑟)] = 0 (2.28)
ℏ2
(Griffith, 2005:134)
atau dapat dituliskan
1 𝜕 𝜕𝑅(𝑟) 2𝑚𝑟 2 1 𝜕 𝜕Y(𝜃,𝜙)
[ (𝑟 2 )+ [𝐸 − 𝑉(𝑟)]] + [ (sin 𝜃 )+
𝑅(𝑟) 𝜕𝑟 𝜕𝑟 ℏ2 Y(𝜃,𝜙) sin 𝜃 𝜕𝜃 𝜕𝜃
1 𝜕 2 Y(𝜃,𝜙)
]=0 (2.29)
Y(𝜃,𝜙) 𝑠𝑖𝑛 2 𝜃 𝜕𝜙 2
persamaan (2.29) terbagi atas dua suku, dimana suku yang pertama hanya
bergantung pada arah radial 𝑅(𝑟) dan suku kedua hanya bergantung pada arah
angular 𝑌(𝜃, 𝜙). Sehingga penjumlahan dari masing-masing suku akan selalu
tetap (sama dengan konstanta). Apabila dipilih konstanta pemisah berharga
𝑙(𝑙 + 1), maka persamaan (2.29) dapat dipisah menjadi bagian radial yaitu suku
yang hanya bergantung jari-jari 𝑟 berikut
1 𝜕 𝜕𝑅(𝑟) 2𝑚𝑟 2
(𝑟 2 )+ [𝐸 − 𝑉(𝑟)] = 𝑙(𝑙 + 1) (2.30)
𝑅(𝑟) 𝜕𝑟 𝜕𝑟 ℏ2
dan bagian angular yaitu suku yang bergantung sudut 𝜃 dan sudut 𝜙 berikut
1 𝜕 𝜕Y(𝜃,𝜙) 1 𝜕 2Y(𝜃,𝜙)
(sin 𝜃 ) + Y(𝜃,𝜙) 𝑠𝑖𝑛2𝜃 = −𝑙(𝑙 + 1) (2.31)
Y(𝜃,𝜙) sin 𝜃 𝜕𝜃 𝜕𝜃 𝜕𝜙 2
massa tereduksi dari sistem dua partikel antara elektron bermassa 𝑚𝑒 berputar
disekeliling inti (proton) bermassa 𝑚𝑝 yang lebih berat, dinyatakan oleh
𝑚 𝑚
𝜇 = 𝑚 𝑒+𝑚𝑝
𝑒 𝑝
𝑚𝑒 𝑚𝑝
𝜇= 𝑚𝑝
𝜇 = 𝑚𝑒 (2.32)
Dimana dapat diperoleh bahwa massa tereduksi 𝜇 nilainya adalah sama dengan
massa dari elektron 𝑚𝑒 .
Persamaan Schrodinger untuk atom hidrogen pada lintasan bola dalam
sistem dua partikel dapat dituliskan
𝑝2
(2𝜇 + 𝑉(𝑟)) 𝜓 = 𝐸𝜓 (2.33)
dengan 𝑉(𝑟) merupakan energi potensial untuk gaya interaksi antara inti (proton)
dan elektron yang dapat dituliskan
1 𝑒2
𝑉(𝑟) = − 4𝜋𝜀 (2.34)
0 𝑟
𝜕𝑅(𝑟) 𝜕𝑈(𝑟)
𝑟2 =𝑟 − 𝑈(𝑟) (2.37)
𝜕𝑟 𝜕𝑟
dan diperoleh
𝜕 𝜕𝑅(𝑟) 𝜕 2𝑈(𝑟)
(𝑟 2 )=𝑟 (2.38)
𝜕𝑟 𝜕𝑟 𝜕𝑟 2
(Purwanto, 2016:136)
Persamaan radial atom hidrogen diperoleh dengan mensubstitusi persamaan
(2.34) ke dalam persamaan (2.39) dan menggunakan massa tereduksi 𝜇 akan
didapatkan
ℏ2 𝜕 2 𝑈(𝑟) 1 𝑒2 ℏ2 𝑙(𝑙+1)
− 2𝜇 + [(− 4𝜋𝜀 ) + 2𝜇 ] 𝑈(𝑟) = 𝐸𝑈(𝑟)
𝜕𝑟 2 0 𝑟 𝑟2
karena elektron dalam keadaan terikat dengan inti atom, maka energi yang
2𝜇(−𝐸)
dimiliki oleh elektron akan berharga negatif. Apabila dimisalkan √ =q ,
ℏ2
[−2q(l + 1)𝑟 𝑙 𝑒 −qr + 𝑙(𝑙 + 1)𝑟 𝑙−1 + q2 𝑟 𝑙+1 𝑒 −qr ]𝐾(𝑟) (2.54)
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 15
solusi 𝐾 (𝑟) pada persamaan (2.55) dapat diasumsikan sebagai deret pangkat
dalam (𝑟) yang dapat dituliskan
𝐾 (𝑟) = ∑∞
𝑘=0 𝑏𝑘 𝑟
𝑘
(2.56)
dimana
𝜕𝐾(𝑟)
= ∑∞
𝑘=0 𝑘𝑏𝑘 𝑟
𝑘−1
(2.57)
𝜕𝑟
𝜕 2 𝐾(𝑟)
= ∑∞
𝑘=0 𝑘(𝑘 − 1)𝑏𝑘 𝑟
𝑘−2
(2.58)
𝜕𝑟 2
kemudian substitusi persamaan (2.56), (2.57) dan (2.58) ke persamaan (2.55) akan
diperoleh
∑∞
𝑘=0{𝑘 (𝑘 + 2𝑙 + 1)𝑏𝑘 𝑟
𝑘−2
+ 2[−q(𝑘 + l + 1) + μ𝑒 2 ⁄4𝜋𝜀0 ℏ2 ]𝑏𝑘 𝑟 𝑘−1 } = 0
(2.59)
dengan mengubah 𝑘 ke 𝑘 − 1 pada penyebut suku pertama, maka persamaan
(2.59) akan menjadi
(𝑘 + 1)(𝑘 + 2𝑙 + 2)𝑏𝑘+1 𝑟 𝑘−1 + 2[−q(𝑘 + l + 1) + μ𝑒 2⁄4𝜋𝜀0 ℏ2 ]𝑏𝑘 𝑟 𝑘−1 = 0
2[q(𝑘+l+1)+μ𝑒 2 ⁄4𝜋𝜀0 ℏ2]
𝑏𝑘+1 = 𝑏𝑘 (2.60)
(𝑘+1)(𝑘+2𝑙+2)
dimana
(2q)𝑘
𝑏𝑘 = 𝑏0 (2.62)
𝑘!
μ𝑒 4 1
𝐸𝑛 = − 2(4𝜋𝜀 2 ℏ2 , dimana 𝑛 = 1,2,3, … (2.68)
0) 𝑛2
4𝜋𝜀0 ℏ2
apabila dimisalkan sebagai 𝑎0 , akan kita peroleh energi dalam bentuk
μ𝑒 2
𝑒2 1
𝐸𝑛 = − 8𝜋𝜀 2 (2.69)
0 𝑛 𝑎0
hasil ini ternyata identik dengan teori Bohr tentang atom hidrogen yang terkenal
ketika kita ambil nilai 𝑛 = 1 atau pada keadaan dasar, dimana disini dinyatakan
bahwa jarak elektron mengorbit inti (proton) diukur dari pusat atom dinyatakan
menurut persamaan
𝑟𝑛 = 𝑛2 𝑎0 (2.70)
dimana 𝑟𝑛 menyatakan jarak elektron mengorbit inti (proton) untuk tiap 𝑛 yang
ditentukan, sedangkan 𝑎0 menyatakan jarak orbit terdekat elektron pada inti
(proton) ketika mengorbit. Kemudian dengan mengotak-atik persamaan 𝑎0 akan
diperoleh
4𝜋𝜀0ℏ2 μ 4𝜋𝜀0
𝑎0 = => =𝑎 (2.71)
μ𝑒 2 ℏ2 0𝑒
2
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 17
Ketika nilai dari 𝑍 pada persamaan (2.67) adalah 𝑍 = 0,1,2,3, dan seterusnya,
maka akan mensyaratkan nilai dari 𝑛 adalah harus sama atau lebih besar dari 𝑙 +
1. Sehingga akan didapatkan nilai yang diizinkan dari bilangan kuantum azimut 𝑙
memiliki nilai hanya antara nol sampai 𝑛 − 1 yaitu (𝑙 = 0,1,2, … , 𝑛 − 1), agar
harga 𝑛 dapat dipenuhi sebagai bilangan kuantum utama yang berharga (𝑛 =
1,2,3, … ).
Fungsi radial atom hidrogen dapat diperoleh dengan mensubstitusi
persamaan (2.65) kedalam persamaan (2.52) dan merujuk kembali pada
1
pendefinisian 𝑈(𝑟) = 𝑟𝑅(𝑟) serta q = 𝑛𝑎 , dapat dituliskan sebagai berikut
0
r
1 −
𝑅𝑛𝑙 (𝑟) = 𝑟 𝑈𝑛𝑙 (𝑟) = 𝑁𝑛𝑙 𝑒 𝑛𝑎0 𝑟 𝑙 ∑𝑍𝑘=0 𝑏𝑘 𝑟 𝑘 (2.73)
dimana
𝑑𝑘
𝐿𝑘 (𝑟) = 𝑒 𝑟 𝑑𝑟 𝑘 (𝑟 𝑘 𝑒 −𝑟 ) (2.75)
masing-masing dari 𝐿𝑘 (𝑟) dan 𝐿𝑍𝑘 (𝑟) merupakan solusi umum dari persamaan
differensial berikut
𝑑2 𝐿𝑘 (𝑟) 𝑑𝐿𝑘 (𝑟)
𝑟 + (1 − 𝑟 ) + 𝑘𝐿𝑘 (𝑟) = 0 (2.76)
𝑑𝑟 2 𝑑𝑟
𝑑2 𝐿𝑍
𝑘 (𝑟) 𝑑𝐿𝑍
𝑘 (𝑟)
𝑟 + (𝑍 + 1 − 𝑟 ) + (𝑘 − 𝑍)𝐿𝑍𝑘 (𝑟) = 0 (2.77)
𝑑𝑟 2 𝑑𝑟
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 18
bentuk dari persamaan (2.77) identik dengan persamaan radial atom hidrogen
pada persamaan (2.55) dengan menggunakan sebuah variabel pengganti
2𝜇𝐸
𝑓 = 2qr = 2√− 𝑟 (2.78)
ℏ2
4𝜋𝜀0 ℏ2 1
dan menggunakan 𝑎0 = serta q = 𝑛𝑎 , kita dapat menjabarkan persamaan
μ𝑒 2 0
Sekarang kita mengetahui bahwa persamaan (2.77) dan persamaan (2.79) adalah
identik dengan asumsi bahwa 𝐾(𝑟) = 𝐿(𝑓). Oleh karena itu, kita dapat
mengambil keputusan bahwa solusi dari persamaan (2.79) merupakan polinomial
Laguerre terasosiasi yang diberikan oleh 𝐿2𝑙+1
𝑛+1 (2qr). Sehingga fungsi gelombang
radial atom hidrogen pada persamaan (2.73) dapat kita tuliskan kembali sebagai
berikut
r 𝑙
− 2𝑟 2𝑟
𝑅𝑛𝑙 (𝑟) = 𝑁𝑛𝑙 𝑒 𝑛𝑎0 (𝑛𝑎 ) 𝐿2𝑙+1
𝑛+1 (𝑛𝑎 ) (2.80)
0 0
dimana 𝑁𝑛𝑙 merupakan sebuah konstanta normalisasi yang dapat dicari nilainya
dengan syarat normalisasi fungsi radial
∞
∫0 [𝑅𝑛𝑙 (𝑟)]∗ [𝑅𝑛𝑙 (𝑟)] 𝑟 2 𝑑𝑟 = 1 (2.81)
dan menggunakan kondisi normalisasi dari polinomial Laguerre terasosiasi
berikut
∞ 2𝑛[(𝑛+𝑙)!]3
∫0 𝑒 −𝑤 𝑤 2𝑙 [𝐿2𝑙+1 2 2
𝑛+1 (𝑤 )] 𝑤 𝑑𝑤 = (𝑛−𝑙−1)!
(2.82)
(Zettili, 2009:359)
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 19
sama seperti persamaan (2.29) persamaan (2.87) bernilai benar jika kedua ruas
sama dengan konstanta tertentu, misalkan dipilih 𝑚2 agar solusi yang diberikan
mempunyai makna fisis. Sehingga persamaan (2.87) dapat dipisahkan menjadi
suku yang hanya bergantung pada sudut polar 𝜃 yaitu
sin 𝜃 𝜕 𝜕Θ(𝜃)
(sin 𝜃 ) + 𝑙(𝑙 + 1)𝑠𝑖𝑛2 𝜃 = 𝑚2 (2.88)
Θ(𝜃) 𝜕𝜃 𝜕𝜃
(Boas, 2006:583)
dimana 𝑃𝑙 (𝑣) pada persamaan (2.90) merupakan polinomial Legendre yang
didefinisikan oleh formula Rodrigues berikut
1 𝑑 𝑙
𝑃𝑙 (𝑣) = 2𝑙 𝑙! (𝑑𝑣 ) (𝑣 2 − 1)𝑙 (2.91)
Langkah yang harus dilakukan adalah pada persamaan (2.88) dikalikan dengan
Θ(𝜃)
, maka didapatkan
𝑠𝑖𝑛 2 𝜃
1 𝜕 𝜕Θ(𝜃) 𝑚2
(sin 𝜃 ) + (𝑙(𝑙 + 1) − 𝑠𝑖𝑛2 𝜃) Θ(𝜃) = 0 (2.94)
sin 𝜃 𝜕𝜃 𝜕𝜃
dengan asumsi bahwa Θ = 𝑃𝑙𝑚 (𝑣), maka akan didapatkan bahwa persamaan
(2.95) identik dengan persamaan differensial Legendre terasosiasi pada persamaan
(2.93), sehingga kita dapat mengambil keputusan bahwa solusi dari persamaan
(2.194) adalah sebagai berikut
Θ(𝜃) ~ 𝑃𝑙𝑚 (cos 𝜃)
Θ𝑙𝑚 (𝜃) = 𝐶𝑙𝑚 𝑃𝑙𝑚 (cos 𝜃 ) (2.96)
dimana 𝑃𝑙𝑚 (cos 𝜃) merupakan polinomial Legendre terasosiasi yang bergantung
variabel cos 𝜃, sedangkan 𝐶𝑙𝑚 merupakan suatu konstanta normalisasi yang
nilainya dapat dicari menggunakan syarat normalisasi fungsi gelombang Θ𝑙𝑚 (𝜃)
diberikan oleh
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 21
𝜋
∫0 [Θ𝑙𝑚 (𝜃)]∗ [Θ𝑙𝑚 (𝜃)] sin 𝜃 𝑑𝜃 = 1 (2.97)
dan menggunakan normalisasi polinomial Legendre terasosiasi berikut
𝜋 2 (𝑙+|𝑚|)!
∫0 [ 𝑃𝑙𝑚 (cos 𝜃 )]2 sin 𝜃 𝑑𝜃 = (2𝑙+1) ((𝑙−|𝑚|)!)
(Skobelev, 2018:183)
bilangan bulat 𝑚 disebut sebagai bilangan kuantum magnetik.
c. Fungsi gelombang angular
Bagian angular memiliki solusi yang disebut sebagai fungsi gelombang
angular. fungsi gelombang angular merupakan gabungan dari fungsi gelombang
polar pada persamaan (2.99) dan fungsi gelombang azimut pada persamaan
(2.105), sehingga solusi persamaan angular dapat dituliskan sebagai berikut
𝑌𝑙𝑚 (𝜃, 𝜙) = Θ𝑙𝑚 (𝜃)Φ𝑚 (𝜙)
2𝑙+1 (𝑙−|𝑚|)!
𝑌𝑙𝑚 (𝜃, 𝜙) = (−1)(𝑚+|𝑚|)⁄2 √ 𝑒 𝑖𝑚𝜙 𝑃𝑙𝑚 (cos 𝜃) (2.106)
4𝜋 (𝑙+|𝑚|)!
(Supriadi, 2018:2).
2.3.4 Solusi Lengkap Fungsi Gelombang Atom Hidrogen
Solusi lengkap fungsi gelombang atom hidrogen merupakan solusi
gabungan dari fungsi gelombang radial pada persamaan (2.84) dan fungsi
gelombang angular pada persamaan (2.106) yang dapat dituliskan
𝜓𝑛𝑙𝑚 (𝑟, 𝜃, 𝜙) = 𝑅𝑛𝑙 (𝑟)𝑌𝑙𝑚 (𝜃, 𝜙)
3⁄ 𝑙
2 2 (𝑛−𝑙−1)! 2𝑙+1 (𝑙−|𝑚|)! 2𝑟
= (𝑛𝑎 ) (−1)(𝑚+|𝑚|)⁄2 √ (𝑛𝑎 )
0 2𝑛[(𝑛+𝑙)!]3 4𝜋 (𝑙+|𝑚|)! 0
2𝑟 𝑟⁄
[−𝐿2𝑙+1
𝑛+𝑙 ( )] 𝑃𝑙𝑚 (cos 𝜃 ) 𝑒 𝑖𝑚𝜙 𝑒 − 𝑛𝑎0 (2.107)
𝑛𝑎0
Persiapan
Pengembangan Teori
Simulasi/Pengambilan Data
Pembahasan
Kesimpulan
e. Pembahasan
Selanjutnya dari hasil perhitungan analitik akan dijelaskan secara rinci
mengenai solusi lengkap fungsi gelombang atom hidrogen pada bilangan
kuantum utama (𝑛) 4.
f. Kesimpulan
Hasil dari pembahasan kemudian disimpulkan untuk menjawab rumusan
masalah dalam penelitian.
(Zettili, 2009:359)
2𝑟
dimana L2𝑙+1
𝑛+𝑙 (𝑛𝑎 ) merupakan polinomial Laguerre terasosiasi.
(Supriadi, 2018:2).
3.4.3 Solusi Lengkap Fungsi Gelombang Atom Hidrogen
𝜓𝑛𝑙𝑚 (𝑟, 𝜃, 𝜙) = 𝑅𝑛𝑙 (𝑟)𝑌𝑙𝑚 (𝜃, 𝜙)
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 29
3⁄ 𝑙
2 2 (𝑛−𝑙−1)! 2𝑙+1 (𝑙−|𝑚|)! 2𝑟
= (𝑛𝑎 ) (−1)(𝑚+|𝑚|)⁄2 √ (𝑛𝑎 )
0 2𝑛[(𝑛+𝑙)!]3 4𝜋 (𝑙+|𝑚|)! 0
2𝑟 𝑟⁄
[−𝐿2𝑙+1
𝑛+𝑙 ( )] 𝑃𝑙𝑚 (cos 𝜃 ) 𝑒 𝑖𝑚𝜙 𝑒 − 𝑛𝑎0
𝑛𝑎0
Tabel 3.1 Data Simulasi Menentukan Solusi Lengkap Fungsi Gelombang Atom Hidrogen
𝑌𝑙𝑚 (𝜃, 𝜙)
n l m 𝑅𝑛𝑙 (𝑟) 𝜓𝑛𝑙𝑚 (𝑟, 𝜃, 𝜙)
Θ𝑙𝑚 (𝜃) Φ𝑚 (𝜙)
0 0
-1
1 0
1
-2
-1
2 0
1
4
2
-3
-2
-1
3 0
1
2
3
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 30
𝑌𝑙𝑚 (𝜃, 𝜙)
n l m 𝑅𝑛𝑙 (𝑟) 𝜓𝑛𝑙𝑚 (𝑟, 𝜃, 𝜙)
Θ𝑙𝑚 (𝜃) Φ𝑚 (𝜙)
2 1 1 1
1 0 0 3/2 𝑒 −𝑟/𝑎0 √2 √2𝜋 𝑒 −𝑟/𝑎0
𝑎0 √𝜋(𝑎0 )3/2
1 𝑟 1 1 1 𝑟
0 0 (2 − 𝑎 ) 𝑒 −𝑟/2𝑎0 √2 √2𝜋 (2 − 𝑎 ) 𝑒 −𝑟/2𝑎0
(2𝑎0 )3/2 0 2√𝜋(2𝑎0 )3/2 0
√3 1 1 𝑟
-1 sin 𝜃 √2𝜋 𝑒 −𝑖𝜙 ( ) sin 𝜃 𝑒 −𝑖𝜙 𝑒 −𝑟/2𝑎0
2 2√2𝜋(2𝑎0 )3/2 𝑎0
2
1 𝑟 3 1 1 𝑟
1 0 ( ) 𝑒 −𝑟/2𝑎0 √2 cos 𝜃 √2𝜋 (𝑎 ) cos 𝜃 𝑒 −𝑟/2𝑎0
√3(2𝑎0 )3/2 𝑎0 2√𝜋(2𝑎0 )3/2 0
√3 1 1 𝑟
1 − sin 𝜃 √2𝜋 𝑒 𝑖𝜙 (− 𝑎 ) sin 𝜃 𝑒 𝑖𝜙 𝑒 −𝑟/2𝑎0
2 2√2𝜋(2𝑎0 )3/2 0
2 2𝑟 2𝑟 2 1 2𝑟 2𝑟 2
0 0 (1 − 3𝑎 + 27𝑎 2 ) 𝑒 −𝑟/3𝑎0 √2
1
√2𝜋
1
3 (1 − 3𝑎 + 27𝑎 2 ) 𝑒 −𝑟/3𝑎0
(3𝑎0 )3/2 0 0 √𝜋(3𝑎0 )2 0 0
√3 1 2√3 𝑟 𝑟2
-1 sin 𝜃 √2𝜋 𝑒 −𝑖𝜙 (𝑎 + 6𝑎 2 ) sin 𝜃 𝑒 −𝑖𝜙 𝑒 −𝑟/3𝑎0
2 9√𝜋(3𝑎0 )3/2 0 0
8 𝑟 𝑟2 3 1 4 √3 𝑟 𝑟2
1 0 (𝑎 + 6𝑎 2 ) 𝑒 −𝑟/3𝑎0 √2 cos 𝜃 √2𝜋 ( + 6𝑎 2 ) 𝑒 −𝑟/3𝑎0
9√2(3𝑎0 )3/2 0 0 9√2𝜋(3𝑎0 )3/2 𝑎 0 0
3
√3 1 2√3 𝑟 𝑟2
1 − sin 𝜃 √2𝜋 𝑒 𝑖𝜙 (− 𝑎 − 6𝑎 2) sin 𝜃 𝑒 𝑖𝜙 𝑒 −𝑟/3𝑎0
2 9√𝜋(3𝑎0 )3/2 0 0
√15 1 √3 𝑟2
-2 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 √2𝜋 𝑒 −2𝑖𝜙 ( ) 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 𝑒 −2𝑖𝜙 𝑒 −𝑟/3𝑎0
4 𝑟2 4 54√𝜋(3𝑎0 )3/2 𝑎02
2 ( ) 𝑒 −𝑟/3𝑎0
27√10(3𝑎0 )3/2 𝑎02 15 1 √3 𝑟2
-1 √ sin 𝜃 cos 𝜃 √2𝜋 𝑒 −𝑖𝜙 ( ) sin 𝜃 cos 𝜃 𝑒 −𝑖𝜙 𝑒 −𝑟/3𝑎0
4 27√𝜋(3𝑎0 )3/2 𝑎02
31
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
5 1 1 𝑟2
0 √8 (3𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 − 1) √2𝜋 ( ) (3𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 − 1) 𝑒 −𝑟/3𝑎0
27√2𝜋(3𝑎0 )3/2 𝑎 20
15 1 √3 𝑟2
1 −√ 4 sin 𝜃 cos 𝜃 √2𝜋 𝑒 𝑖𝜙 (− 𝑎 2 ) sin 𝜃 cos 𝜃 𝑒 𝑖𝜙 𝑒 −𝑟/3𝑎0
27√𝜋(3𝑎0 )3/2 0
√15 1 √3 𝑟2
2 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 √2𝜋 𝑒 2𝑖𝜙 3/2 ( ) 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 𝑒 2𝑖𝜙 𝑒 −𝑟/3𝑎0
4 54√𝜋(3𝑎0 ) 𝑎0 2
32
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 33
Gambar 3.2 Validasi Grafik Hasil Fungsi Gelombang Radial Atom Hidrogen 𝒏 = 𝟏, 𝟐, 𝟑
Gambar 3.2 merupakan grafik hasil fungsi gelombang radial atom hidrogen
untuk (𝑛 = 1,2,3) yang digunakan sebagai validasi simulasi grafik fungsi
gelombang radial atom hidrogen untuk (𝑛 = 1,2,3) pada rujukan yang digunakan.
Berdasarkan grafik tersebut dapat dijelaskan bahwa pada sumbu ordinat
menyatakan posisi elektron (𝑟) diukur dari inti (proton) didalam atom hidrogen
dalam satuan (𝑎0 ), sedangkan pada sumbu absis adalah menyatakan simpangan
𝑅(𝑟) dalam satuan amstrong (Å). Masing-masing keadaan (𝑛 = 1,2,3) memiliki
jumlah dan bentuk gelombang yang berbeda. Hal ini disebabkan karena
kebergantungan pada nilai (𝑙) yang diizinkan. Berdasarkan grafik juga dapat
dilihat bahwa amplitudo dari tiap-tiap gelombang pada masing-masing keadaan
(𝑛 = 1,2,3) adalah semakin menurun ketika nilai (𝑙) semakin bertambah. Grafik
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 34
𝑙 = 0, 𝑚 = 0 𝑙 = 1, 𝑚 = 0 𝑙 = 1, 𝑚 = ±1
Gambar 3.4 Validasi Grafik Rapat Probabilitas Angular Atom Hidrogen 𝒏 = 𝟏, 𝟐
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengembangan dari penelitian dapat diambil kesimpulan
bahwa solusi lengkap fungsi gelombang atom hidrogen pada bilangan kuantum
utama (𝑛) = 4 memiliki 16 fungsi gelombang berbeda yang terdiri dari 4 fungsi
gelombang radial dan 16 fungsi gelombang angular. Berdasarkan grafik dua
dimensi diperoleh bahwa seiring dengan meningkatnya nilai bilangan kuantum
utama (𝑛) maka jarak dari nilai titik puncak (𝑟𝑚𝑎𝑥 ) akan semakin meningkat akan
tetapi nilai probabilitas untuk menemukan elektron akan semakin mengecil yang
ditandai dengan menurunnya nilai dari simpangan probabilitas untuk tiap (𝑟𝑚𝑎𝑥 )
pada masing-masing keadaan 𝑛 = 1,2,3 dan 4, sedangkan untuk mengetahui
bentuk orbital dari elektron mengorbit pada inti (proton) didalam atom hidrogen
dapat dinyatakan dari fungsi gelombang angularnya yang dinyatakan dalam
bentuk grafik tiga dimensi.
5.2 Saran
Dalam penelitian ini, pengembangan teori yang dikaji hanya sampai solusi
lengkap fungsi gelombangnya saja. Saran yang bisa diberikan untuk penelitian
selanjutnya adalah menentukan nilai probabilitas, nilai ekspektasi, atau sampai
pada spektrum energinya. Kondisi atom hidrogen dalam penelitian ini juga dalam
kerangka nonrelativistik dan tidak memperhatikan spin kopling. Saran kedua yang
bisa diberikan adalah mungkin untuk penelitian selanjutnya menggunakan kondisi
real Atom hydrogen serta ditambahkan pendekatan teori gangguan (perturbasi
theory) pada keadaan dasar ataupun tereksitasi.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
DARTAR PUSTAKA
Ayres, F. and Ault, J. C. 1999. Persamaan Differensial. Edisi Kelima. Alih bahasa
oleh Lily Ratna. Jakarta: Erlangga.
Krane, K. 2012. Modern Physics Third Edition. United States of America: John
Wiley & Sons, Inc
Prastowo, S. H. B., B. Supriadi, S. Bahri, and Z. R. Ridlo. 2018. The Stark Effect
on the Spectrum Energy of Tritium in First Excited State with Relativistic
Condition. Journal of Physics: Conference Series. 1008 012013: 1-8.
LAMPIRAN
50
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
51
Menyetujui, Menyetujui,
Dosen Pembimbing Utama Dosen Pembimbing Anggota
51
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 52
Fungsi gelombang 𝜓 untuk partikel yang bergerak bebas pada arah sumbu 𝑥
positif memenuhi persamaan berikut
𝜓 = 𝐴𝑒 −𝑖𝜃
𝜓 = 𝐴𝑒 −𝑖(𝜔𝑡−𝑘𝑥)
2𝜋
Karena 𝑘 = ; 𝜔 = 2𝜋𝑓; 𝑣 = 𝜆𝑓, maka diperoleh
𝜆
2𝜋
𝜓 = 𝐴𝑒 −𝑖(𝜔𝑡− 𝜆 𝑥)
2𝜋
−𝑖(𝜔𝑡− ⁄ 𝑥)
𝜓 = 𝐴𝑒 𝑣 𝑓
2𝜋𝑓
𝜓 = 𝐴𝑒 −𝑖(𝜔𝑡− 𝑣
𝑥)
𝜔
𝜓 = 𝐴𝑒 −𝑖(𝜔𝑡− 𝑣 𝑥)
𝑥
𝜓 = 𝐴𝑒 −𝑖𝜔(𝑡−𝑣)
𝑥
𝜓(𝑥, 𝑡) = 𝐴𝑒 −𝑖𝜔(𝑡−𝑣)
ℎ
Mengingat bahwa 𝐸 = ℎ𝑓; 𝜆 = 𝑝 ; ℎ = 2𝜋ℏ, maka fungsi gelombang 𝜓 dapat
𝑝
𝜓 = 𝐴𝑒 −𝑖2𝜋(𝑓𝑡−ℎ𝑥)
𝐸𝑡 𝑝𝑥
𝜓 = 𝐴𝑒 −𝑖2𝜋( ℎ − ℎ )
2𝜋
𝜓 = 𝐴𝑒 −𝑖 ℎ (𝐸𝑡−𝑝𝑥)
𝑖
𝜓 = 𝐴𝑒 − ℏ(𝐸𝑡−𝑝𝑥)
𝑖
𝜓(𝑥, 𝑡) = 𝐴𝑒 − ℏ(𝐸𝑡−𝑝𝑥)
Turunan kedua dari fungsi gelombang 𝜓 diatas terhadap 𝑥 adalah
𝜕2𝜓 𝜕 𝜕𝜓
= 𝜕𝑥 ( 𝜕𝑥 )
𝜕𝑥 2
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 53
𝑖
𝜕2𝜓 𝜕 𝑖𝑝
= ( 𝐴𝑒 − ℏ(𝐸𝑡−𝑝𝑥) )
𝜕𝑥 2 𝜕𝑥 ℏ
𝑖
𝜕2𝜓 𝑖 2 𝑝2
= 𝐴𝑒 − ℏ(𝐸𝑡−𝑝𝑥)
𝜕𝑥 2 ℏ2
𝑖
𝜕2𝜓 𝑝2
= − ℏ2 𝐴𝑒 − ℏ(𝐸𝑡−𝑝𝑥)
𝜕𝑥 2
𝜕2𝜓 𝑝2 𝜕2𝜓
= − ℏ2 𝜓 => 𝑝2 𝜓 = −ℏ2 𝜕𝑥 2
𝜕𝑥 2
Untuk kasus tiga dimensi persamaan Schrodinger bergantung waktu diatas dapat
dituliskan
ℏ2 𝜕2𝜓 𝜕 2𝜓 𝜕2𝜓 𝜕𝜓
− 2𝑚 ( 𝜕𝑥 2 + 𝜕𝑦 2 + 𝜕𝑧 2 ) + 𝑉𝜓 = 𝑖ℏ 𝜕𝑡
𝑖𝑝𝑥
Selanjutnya apabila dimisalkan 𝜓(𝑥 ) = 𝐴𝑒 ℏ , maka fungsi gelombang 𝜓 dalam
bentuk 𝐸 dan 𝑝 diawal akan menjadi
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 54
ℏ2
∇2 𝜓 + [𝐸 − 𝑉 (𝑟)]𝜓 = 0
2𝑚
𝑉 (𝑟)]𝜓(𝑟,𝜃,𝜙) = 0
Metode separasi variabel,
𝜓(𝑟,𝜃,𝜙) = 𝑅(𝑟)𝑌(𝜃, 𝜙)
Substitusi ke persamaan sebelumnya,
ℏ2 1 𝜕 𝜕 1 𝜕 𝜕 1 𝜕2
[ (𝑟 2 𝜕𝑟) + 𝑟 2 sin 𝜃 𝜕𝜃 (sin 𝜃 𝜕𝜃) + 𝑟 2𝑠𝑖𝑛2 𝜃 𝜕𝜙2 ] 𝑅(𝑟)𝑌(𝜃, 𝜙) +
2𝑚 𝑟2 𝜕𝑟
[𝐸 − 𝑉(𝑟)]𝑅(𝑟)𝑌(𝜃, 𝜙) = 0
1 𝜕 𝜕 1 𝜕 𝜕 1 𝜕2 2𝑚
[ (𝑟 2 ) + (sin 𝜃 𝜕𝜃) + 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 𝜕𝜙2 ] 𝑅 (𝑟)𝑌(𝜃, 𝜙) + [𝐸 −
𝑟2 𝜕𝑟 𝜕𝑟 sin 𝜃 𝜕𝜃 ℏ2
𝑉 (𝑟)]𝑅(𝑟)𝑌(𝜃, 𝜙) = 0
1 𝜕 𝜕𝑅(𝑟)𝑌(𝜃,𝜙) 1 𝜕 𝜕𝑅(𝑟)𝑌(𝜃,𝜙) 1 𝜕 2𝑅(𝑟)𝑌(𝜃,𝜙)
[ (𝑟 2 ) + sin 𝜃 𝜕𝜃 (sin 𝜃 ) + 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 ]+
𝑟2 𝜕𝑟 𝜕𝑟 𝜕𝜃 𝜕𝜙 2
2𝑚
[𝐸 − 𝑉 (𝑟)]𝑅(𝑟)𝑌(𝜃, 𝜙) = 0
ℏ2
1 𝜕 𝜕𝑅(𝑟) 𝑅(𝑟) 𝜕 𝜕Y(𝜃,𝜙) 𝑅(𝑟) 𝜕 2Y(𝜃,𝜙)
2
[Y(𝜃, 𝜙) (𝑟 2 )+ (sin 𝜃 ) + 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 ]+
𝑟 𝜕𝑟 𝜕𝑟 sin 𝜃 𝜕𝜃 𝜕𝜃 𝜕𝜙 2
2𝑚
[𝐸 − 𝑉(𝑟)]𝑅(𝑟)Y(𝜃, 𝜙) = 0
ℏ2
𝑟2
Selanjutnya tiap suku dikalikan dengan 𝑅(𝑟)𝑌(𝜃,𝜙) sebagai berikut,
𝑟2 2𝑚
[𝐸 − 𝑉(𝑟)]𝑅(𝑟)Y(𝜃, 𝜙) = 0
𝑅(𝑟)𝑌(𝜃,𝜙) ℏ2
2𝑚𝑟 2
[𝐸 − 𝑉(𝑟)] = 0
ℏ2
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 56
2𝑚𝑟 2
[𝐸 − 𝑉 (𝑟)] = 0
ℏ2
1 𝜕 𝜕𝑅(𝑟) 2𝑚𝑟 2 1 𝜕 𝜕Y(𝜃,𝜙)
(𝑟 2 )+ [𝐸 − 𝑉 (𝑟)] + (sin 𝜃 )+
𝑅(𝑟) 𝜕𝑟 𝜕𝑟 ℏ2 Y(𝜃,𝜙)sin 𝜃 𝜕𝜃 𝜕𝜃
1 𝜕 2Y(𝜃,𝜙)
=0
Y(𝜃,𝜙) 𝑠𝑖𝑛 2 𝜃 𝜕𝜙 2
1 𝜕 𝜕𝑅(𝑟) 2𝑚𝑟 2
[ (𝑟 2 )+ [𝐸 − 𝑉 (𝑟)]] +
𝑅(𝑟) 𝜕𝑟 𝜕𝑟 ℏ2
1 𝜕 𝜕Y(𝜃,𝜙) 1 𝜕 2 Y(𝜃,𝜙)
[ (sin 𝜃 ) + Y(𝜃,𝜙) 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 ]=0
Y(𝜃,𝜙) sin 𝜃 𝜕𝜃 𝜕𝜃 𝜕𝜙 2
1 𝜕 𝜕Y(𝜃,𝜙) 1 𝜕 2 Y(𝜃,𝜙)
[ (sin 𝜃 ) + Y(𝜃,𝜙) 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 ]=𝛽−𝛽
Y(𝜃,𝜙) sin 𝜃 𝜕𝜃 𝜕𝜃 𝜕𝜙 2
Persamaan diatas dapat dipisah menjadi persamaan radial yang hanya bergantung
(𝑟) yaitu,
1 𝜕 𝜕𝑅(𝑟) 2𝑚𝑟 2
(𝑟 2 )+ [𝐸 − 𝑉 (𝑟)] = 𝛽
𝑅(𝑟) 𝜕𝑟 𝜕𝑟 ℏ2
Dan persamaan angular yang bergantung sudut (𝜃) dan sudut (𝜙) yaitu,
1 𝜕 𝜕Y(𝜃,𝜙) 1 𝜕 2 Y(𝜃,𝜙)
(sin 𝜃 ) + Y(𝜃,𝜙) 𝑠𝑖𝑛2𝜃 = −𝛽
Y(𝜃,𝜙) sin 𝜃 𝜕𝜃 𝜕𝜃 𝜕𝜙 2
Sehingga diperoleh persamaan differensial baru antara lain persamaan polar yang
bergantung pada sudut (𝜃) yaitu
sin 𝜃 𝜕 𝜕Θ(𝜃)
(sin 𝜃 ) + 𝛽 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 = 𝑚2
Θ(𝜃) 𝜕𝜃 𝜕𝜃
1 𝜕 𝜕Θ(𝜃) 𝑚 2 Θ(𝜃)
(sin 𝜃 ) + 𝛽 Θ(𝜃) =
sin 𝜃 𝜕𝜃 𝜕𝜃 𝑠𝑖𝑛 2 𝜃
1 𝜕 𝜕Θ(𝜃) 𝑚 2 Θ(𝜃)
(sin 𝜃 ) + 𝛽 Θ (𝜃 ) − =0
sin 𝜃 𝜕𝜃 𝜕𝜃 𝑠𝑖𝑛 2𝜃
1 𝜕 2 Φ(𝜙)
+ 𝑚2 = 0
Φ(𝜙) 𝜕𝜙 2
𝜕 2 Φ(𝜙)
+ 𝑚2 Φ(𝜙) = 0
𝜕𝜙 2
Dimisalkan,
𝑑𝑣
𝑣 = cos 𝜃 = − sin 𝜃
𝑑𝜃
𝑑 𝑑 𝑑𝑣 𝑑
sin 𝜃 = √1 − 𝑣 2 = 𝑑𝑣 𝑑𝜃 = − sin 𝜃 𝑑𝑣
𝑑𝜃
𝑑2 Θ 𝑑Θ
(1 − 𝑣 2 ) − 2𝑣 +𝛽Θ=0
𝑑𝑣 2 𝑑𝑣
Untuk 𝑣 = 0
2𝑣 2(0)
𝐴(𝑣) = − (1+𝑣)(1−𝑣) = − (1+0)(1−0) = 0
𝛽 𝛽
𝐵(𝑣) = (1+𝑣)(1−𝑣) = (1+0)(1−0) = 𝛽
Θ(𝑣) = (𝑣 ± 1)𝑠 ∑∞
𝑛=0 𝑐𝑛 (𝑣 ± 1)
𝑛
𝛽 Θ(𝑣 ) = 𝛽 (𝑐0 + 𝑐1 𝑣 + 𝑐2 𝑣 2 + 𝑐3 𝑣 3 )
0 = 𝛽𝑐0 + 2𝑐2 + (𝛽𝑐1 − 2𝑐1 + 6𝑐3 )𝑣 + (𝛽𝑐2 − 4𝑐2 − 2𝑐2 +
12𝑐4 )𝑣 2 + (𝛽𝑐3 − 6𝑐3 − 6𝑐3 + 20𝑐5 )𝑣 3
Persamaan diatas merupakan persamaan polinomial atau identitas, maka masing-
masing koefisien dari semua pangkat 𝑣 harus sama dengan nol. Hubungan antara
koefisien-koefisiennya dapat dituliskan,
𝛽
(𝛽𝑐0 + 2𝑐2 )𝑣 0 = 0 diperoleh 𝑐2 = − 2 𝑐0
𝛽+2
(𝛽𝑐1 − 2𝑐1 + 6𝑐3 )𝑣1 = 0 diperoleh 𝑐3 = − 𝑐1
6
𝛽+6
(𝛽𝑐2 − 4𝑐2 − 2𝑐2 + 12𝑐4 )𝑣 2 = 0 diperoleh 𝑐4 = − 𝑐2
12
𝛽+12
(𝛽𝑐3 − 6𝑐3 − 6𝑐3 + 20𝑐5 )𝑣 3 = 0 diperoleh 𝑐5 = − 𝑐3
20
𝛽+(𝑛−1)(𝑛−2)
Sehingga dari hubungan antar koefisien diperoleh 𝑐𝑛 = − 𝑐𝑛−2
𝑛(𝑛−1)
Solusi Θ(𝑣) dapat dipecah menjadi dua bagian yaitu solusi genap dan solusi ganjil
sebagai berikut,
Θ(𝑣) = (𝑐0 + 𝑐2 𝑣 2 + 𝑐4 𝑣 4 … 𝑐2𝑛 𝑣 2𝑛 ) +
(𝑐1 𝑣 + 𝑐3 𝑣 3 + 𝑐5 𝑣 5 … 𝑐2𝑛−1 𝑣 2𝑛−1 )
Deret genap atau ganjil diatas akan terputus apabila pangkat tertinggi dari deret
ditentukan (misalnya dipilih 𝑛), maka nilai koefisien 𝑐𝑛+2 dan seterusnya akan
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 60
𝛽+(𝑛+1)(𝑛)
0 = − (𝑛+2)(𝑛+1) 𝑐𝑛
Akan didapatkan
0 = −𝛽 + (𝑛 + 1)(𝑛)
𝛽 = (𝑛 + 1)(𝑛)
Dimana 𝑛 merupakan bilangan cacah yang bernilai 𝑛 = 0,1,2,3, …
Apabila variabel 𝑛 diganti dengan 𝑙 (dimana 𝑙 disebut sebagai bilangan kuantum
orbital) maka didapatkan,
𝛽 = (𝑙 + 1)(𝑙)
𝛽 = 𝑙(𝑙 + 1) , dimana 𝑙 = 0,1,2,3, …
Sehingga diperoleh bahwa persamaan Schrodinger dalam koordinat bola dapat
dipisah menjadi,
1. Persamaan Radial
1 𝜕 𝜕𝑅(𝑟) 2𝑚𝑟 2
(𝑟 2 )+ [𝐸 − 𝑉 (𝑟)] = 𝛽
𝑅(𝑟) 𝜕𝑟 𝜕𝑟 ℏ2
1 𝜕 𝜕𝑅(𝑟) 2𝑚𝑟 2
(𝑟 2 )+ [𝐸 − 𝑉 (𝑟)] = 𝑙(𝑙 + 1)
𝑅(𝑟) 𝜕𝑟 𝜕𝑟 ℏ2
𝜕 𝜕𝑅(𝑟) 2𝑚𝑟 2
(𝑟 2 )+ [𝐸 − 𝑉(𝑟)]𝑅(𝑟) = 𝑙(𝑙 + 1)𝑅(𝑟)
𝜕𝑟 𝜕𝑟 ℏ2
2. Persamaan Polar
sin 𝜃 𝜕 𝜕Θ(𝜃)
(sin 𝜃 ) + 𝛽 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 = 𝑚2
Θ(𝜃) 𝜕𝜃 𝜕𝜃
sin 𝜃 𝜕 𝜕Θ(𝜃)
(sin 𝜃 ) + 𝑙(𝑙 + 1) 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 = 𝑚2
Θ(𝜃) 𝜕𝜃 𝜕𝜃
3. Persamaan Azimut
1 𝜕 2 Φ(𝜙)
= −𝑚2
Φ(𝜙) 𝜕𝜙 2
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 62
𝑒2 (𝑚𝑣)2
=
4𝜋𝜀0𝑟 𝑚
𝑚𝑒 2
= (𝑚𝑣)2
4𝜋𝜀0𝑟
𝑚𝑒 2 𝑛 2 ℏ2
=
4𝜋𝜀0 𝑟
4𝜋𝜀0𝑛 2 ℏ2
𝑟= 𝑚𝑒 2
4𝜋𝜀0 ℏ2
𝑟 = 𝑛2
𝑚𝑒 2
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 63
Komponen gaya-gaya yang bekerja pada kedua partikel tersebut adalah sebagai
berikut,
𝑝
𝐹1 = gaya luar yang bekerja pada proton
𝐹2𝑒 = gaya luar yang bekerja pada elektron
𝑝𝑒
𝐹12 = gaya internal yang bekerja pada proton karena pengaruh elektron
𝑒𝑝
𝐹21 = gaya internal yang bekerja pada elektron karena pengaruh proton
Menurut hukum III Newton, gaya aksi dan reaksi yang bekerja adalah
𝑝𝑒 𝑒𝑝
𝐹 = 𝐹12 = −𝐹21
Sedangkan gaya luar yang bekerja pada sistem adalah sebagai berikut,
𝑝
𝐹 ′ = 𝐹1 − 𝐹2𝑒
Menurut hukum II Newton, gerak dua benda dalam kerangka laboratorium adalah
𝑝 𝑝𝑒 𝑒𝑝
𝑚1 𝑟̈1 = 𝐹1 + 𝐹12 dan 𝑚2 𝑟̈2 = 𝐹2𝑒 + 𝐹21
Kemudian persamaan pertama dikalikan dengan 𝑚2 dan persamaan kedua
dikalikan dengan 𝑚1 untuk menentukan massa tereduksi, sehingga dapat
dilakukan eliminasi berikut
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 64
𝑝 𝑝𝑒
𝑚1 𝑚2 𝑟̈1 = 𝑚2 𝐹1 + 𝑚2 𝐹12
𝑒𝑝
𝑚1 𝑚2 𝑟̈2 = 𝑚1 𝐹2𝑒 + 𝑚1 𝐹21
𝑝 𝑝𝑒 𝑒𝑝
𝑚1 𝑚2 (𝑟̈1 − 𝑟̈2 ) = 𝑚2 𝐹1 − 𝑚1 𝐹2𝑒 + 𝑚2 𝐹12 − 𝑚1 𝐹21
𝑝
Apabila tidak ada gaya luar yang bekerja pada sistem, maka 𝐹1 = 𝐹2𝑒 = 0.
Sehingga persamaan diatas menjadi
𝑝𝑒 𝑒𝑝
𝑚1 𝑚2 (𝑟̈1 − 𝑟̈2 ) = 𝑚2 𝐹12 − 𝑚1 𝐹21
𝑝𝑒 𝑒𝑝
𝑚1 𝑚2 (𝑟̈1 − 𝑟̈2 ) = 𝑚2 𝐹12 + 𝑚1 𝐹12
𝑚1 𝑚2 (𝑟̈1 − 𝑟̈2 ) = 𝑚2 𝐹 + 𝑚1 𝐹
𝑚1 𝑚2 (𝑟̈1 − 𝑟̈2 ) = (𝑚1 + 𝑚2 )𝐹
𝑚 𝑚
𝐹 = (𝑚 1+𝑚2 ) (𝑟̈1 − 𝑟̈2 )
1 2
𝑚1 𝑚2
Dimana disebut sebagai massa tereduksi 𝜇. Sehingga untuk atom
(𝑚1+𝑚2 )
𝑚𝑒 𝑚𝑝
𝜇=
𝑚𝑒 +𝑚𝑝
Karena massa proton jauh lebih besar dibandingkan massa elektron (𝑚𝑝 ≫ 𝑚𝑒 )
maka pada penelitian ini proton dianggap relatif diam. Sehingga massa
tereduksinya menjadi
𝑚𝑒 𝑚𝑝
𝜇=𝑚
𝑒 +𝑚𝑝
𝑚𝑒 𝑚𝑝
𝜇= 𝑚𝑝
𝜇 = 𝑚𝑒
Kembali mengacu pada penjabaran persamaan Schrodinger dalam koordinat bola
sebelumnya, persamaan Schrodinger untuk atom hidrogen dapat dituliskan
ℏ2 1 𝜕 𝜕 1 𝜕 𝜕 1 𝜕2
− 2𝜇 [𝑟 2 𝜕𝑟 (𝑟 2 𝜕𝑟) + 𝑟 2 sin 𝜃 𝜕𝜃 (sin 𝜃 𝜕𝜃) + 𝑟 2𝑠𝑖𝑛2 𝜃 𝜕𝜙2] 𝜓(𝑟,𝜃,𝜙) +
1 𝑒2
[(− ) − 𝐸] 𝜓(𝑟,𝜃,𝜙) = 0
4𝜋𝜀0 𝑟
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 65
1 𝜕 𝜕Y(𝜃,𝜙) 1 𝜕 2 Y(𝜃,𝜙)
[ (sin 𝜃 ) + Y(𝜃,𝜙) 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 ]=0
Y(𝜃,𝜙) sin 𝜃 𝜕𝜃 𝜕𝜃 𝜕𝜙 2
Oleh karena itu, persamaan Schrodinger untuk atom hidrogen dapat dipisah
menjadi bagian radial dan bagian angular sebagai berikut:
Bagian Radial
Merujuk kembali pada persamaan radial yang telah dijabarkan pada persamaan
Schrodinger dalam koordinat bola,
ℏ2 𝑑2 𝑈(𝑟) 𝑙(𝑙+1)ℏ2
− 2𝑚 + (𝑉 (𝑟) + ) 𝑈 (𝑟) = 𝐸𝑈 (𝑟)
𝑑𝑟 2 2𝑚𝑟 2
Kemudian mengganti dengan massa tereduksi dan energi potensial Coulumb akan
diperoleh,
ℏ2 𝑑2 𝑈(𝑟) 𝑙(𝑙+1)ℏ2
− 2𝑚 + (𝑉 (𝑟) + ) 𝑈 (𝑟) = 𝐸𝑈 (𝑟)
𝑑𝑟 2 2𝑚𝑟 2
ℏ2 𝑑2 𝑈(𝑟) 1 𝑒2 𝑙(𝑙+1)ℏ2
− 2𝜇 + [(− 4𝜋𝜀 )+ ] 𝑈 (𝑟) = 𝐸𝑈 (𝑟)
𝑑𝑟 2 0 𝑟 2𝜇𝑟 2
ℏ2 𝜕 2𝑈(𝑟) 1 𝑒2 ℏ2 𝑙(𝑙+1)
− 2𝜇 + [(− 4𝜋𝜀 ) + 2𝜇 ] 𝑈 (𝑟) = 𝐸𝑈(𝑟)
𝜕𝑟 2 0 𝑟 𝑟2
𝜕 2 𝑈(𝑟) 2𝜇 1 𝑒2 ℏ2 𝑙(𝑙+1) 2𝜇
+ − ℏ2 [(− 4𝜋𝜀 ) + 2𝜇 ] 𝑈 (𝑟 ) = − 𝐸𝑈(𝑟)
𝜕𝑟 2 0 𝑟 𝑟2 ℏ2
Kelakuan asimtotik dari solusi, pertama untuk 𝑟 yang sangat kecil (𝑟 → 0) maka
persamaan diatas menjadi
𝑑2 𝑈(𝑟) 𝑙(𝑙+1)
− 𝑈 (𝑟 ) = 0
𝑑𝑟 2 𝑟2
Turunan pertamanya
𝑑𝑈(𝑟) 𝑑
= [𝐶0 𝑟 𝑠 + 𝐶1 𝑟 𝑠+1 + 𝐶2 𝑟 𝑠+2 + ⋯ ]
𝑑𝑟 𝑑𝑟
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 66
𝑑𝑈(𝑟)
= 𝐶0 𝑠𝑟 𝑠−1 + 𝐶1 (𝑠 + 1)𝑟 𝑠 + 𝐶2 (𝑠 + 2)𝑟 𝑠+1 + ⋯
𝑑𝑟
Turunan keduanya
𝑑2 𝑈(𝑟) 𝑑 𝑑𝑈(𝑟)
= 𝑑𝑟
𝑑𝑟 2 𝑑𝑟
𝑑2 𝑈(𝑟) 𝑑
= 𝑑𝑟 [𝐶0 𝑠𝑟 𝑠−1 + 𝐶1 (𝑠 + 1)𝑟 𝑠 + 𝐶2 (𝑠 + 2)𝑟 𝑠+1 + ⋯ ]
𝑑𝑟 2
𝑑2 𝑈(𝑟)
= 𝐶0 𝑠(𝑠 − 1)𝑟 𝑠−2 + 𝐶1 𝑠(𝑠 + 1)𝑟 𝑠−1 + 𝐶2 (𝑠 + 1)(𝑠 + 2)𝑟 𝑠 + ⋯
𝑑𝑟 2
Sedangkan,
𝑙(𝑙+1) 𝑙(𝑙+1)
− 𝑈 (𝑟 ) = − [𝐶0 𝑟 𝑠 + 𝐶1 𝑟 𝑠+1 + 𝐶2 𝑟 𝑠+2 + ⋯ ]
𝑟2 𝑟2
𝑙(𝑙+1)
− 𝑈 (𝑟) = −[𝐶0 𝑙(𝑙 + 1) 𝑟 𝑠−2 + 𝐶1 𝑙(𝑙 + 1) 𝑟 𝑠−1 + 𝐶2 𝑙(𝑙 + 1) 𝑟 𝑠 + ⋯ ]
𝑟2
𝑈 (𝑟) = 𝐴𝑟 𝑙+1 + 𝐵𝑟 −𝑙
untuk (𝑟 → 0) maka 𝑟 −𝑙 akan menjadi tak berhingga, sehingga 𝐵 = 0 agar 𝑈(𝑟)
berhingga. Oleh karena itu solusinya dapat dituliskan
𝑈 (𝑟) = 𝐴𝑟 𝑙+1 atau 𝑈(𝑟) ~ 𝑟 𝑙+1
Kedua adalah untuk 𝑟 yang sangat besar (𝑟 → ∞), persamaan radial menjadi
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 67
𝜕 2 𝑈(𝑟) 2𝜇𝐸
+ 𝑈 (𝑟 ) = 0
𝜕𝑟 2 ℏ2
Karena elektron dalam keadaan terikat dengan inti atom, maka energi yang
dimiliki oleh elektron akan berharga negatif dan energi eigen dapat ditulis
𝐸 = −|𝐸 |.
Dengan menggunakan pemisalan,
𝜕2 2𝜇(−𝐸)
= 𝐷2 dan = 𝑞2
𝜕𝑟 2 ℏ2
𝜕 2𝜇(−𝐸)
=𝐷 √ =q
𝜕𝑟 ℏ2
Didapatkan,
𝜕 2 𝑈(𝑟) 2𝜇𝐸
+ 𝑈 (𝑟 ) = 0
𝜕𝑟 2 ℏ2
𝐷 2 𝑈 (𝑟 ) − 𝑞 2 𝑈 (𝑟 ) = 0
𝐷2 − 𝑞 2 = 0
(𝐷 − 𝑞 )(𝐷 + 𝑞 ) = 0
𝐷 = ±𝑞
𝜕𝑈(𝑟)
= ±𝑞𝑈 (𝑟)
𝜕𝑟
1
𝑑𝑈 (𝑟) = ±𝑞 𝑑𝑟
𝑈(𝑟)
1
∫ 𝑈(𝑟) 𝜕𝑈(𝑟) = ∫ ±𝑞 𝜕𝑟
ln 𝑈(𝑟) = ± 𝑞𝑟
𝑈 (𝑟) = 𝑒 ±𝑞𝑟
Atau dapat dituliskan,
𝑈 (𝑟) = 𝐶𝑒 qr + 𝐷𝑒 −qr
untuk (𝑟 → ∞) maka 𝑒 qr akan menjadi tak berhingga, sehingga 𝐶 = 0 agar 𝑈(𝑟)
berhingga. Oleh karena itu solusinya dapat dituliskan
𝑈 (𝑟) = 𝐷𝑒 −qr atau 𝑈(𝑟) ~ 𝑒 −qr
Menghilangkan perilaku asimtotik dengan mengkombinasi masing-masing solusi
𝑈(𝑟) dan memperkenalkan fungsi baru 𝐾(𝑟) dihasilkan solusi sebagai berikut,
𝑈 (𝑟) = 𝑟 𝑙+1 𝐾 (𝑟) 𝑒 −qr
Dimana untuk turunan pertamanya
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 68
𝜕𝑈(𝑟) 𝜕
= [𝑟 𝑙+1 𝐾(𝑟) 𝑒 −qr ]
𝜕𝑟 𝜕𝑟
𝜕𝑈(𝑟) 𝜕 𝜕 𝜕
= 𝐾(𝑟) 𝑒 −qr 𝜕𝑟 𝑟 𝑙+1 + 𝑟 𝑙+1 𝑒 −qr 𝜕𝑟 𝐾(𝑟) + 𝑟 𝑙+1 𝐾 (𝑟) 𝜕𝑟 𝑒 −qr
𝜕𝑟
𝜕𝑈(𝑟) 𝜕𝐾(𝑟)
= 𝐾(𝑟) 𝑒 −qr (𝑙 + 1)𝑟 𝑙 + 𝑟 𝑙+1 𝑒 −qr − 𝑟 𝑙+1 𝐾 (𝑟)q𝑒 −qr
𝜕𝑟 𝜕𝑟
𝜕𝑈(𝑟) 𝜕𝐾(𝑟)
= (𝑙 + 1)𝑟 𝑙 𝑒 −qr 𝐾(𝑟) + 𝑟 𝑙+1 𝑒 −qr − q𝑟 𝑙+1 𝑒 −qr 𝐾(𝑟)
𝜕𝑟 𝜕𝑟
Turunan keduanya
𝜕 2 𝑈(𝑟) 𝜕 𝜕𝑈(𝑟)
= 𝜕𝑟
𝜕𝑟 2 𝜕𝑟
𝜕 2 𝑈(𝑟) 𝜕 𝜕𝐾(𝑟)
= 𝜕𝑟 [(𝑙 + 1)𝑟 𝑙 𝑒 −qr 𝐾 (𝑟) + 𝑟 𝑙+1 𝑒 −qr − q𝑟 𝑙+1 𝑒 −qr 𝐾(𝑟)]
𝜕𝑟 2 𝜕𝑟
𝜕 2 𝑈(𝑟) 𝜕 𝜕 𝜕
= (𝑙 + 1) [𝑒 −qr 𝐾(𝑟) 𝜕𝑟 𝑟 𝑙 + 𝑟 𝑙 𝐾 (𝑟) 𝜕𝑟 𝑒 −qr + 𝑟 𝑙 𝑒 −qr 𝜕𝑟 𝐾 (𝑟)] +
𝜕𝑟 2
𝜕𝐾(𝑟) 𝜕 𝜕𝐾(𝑟) 𝜕 𝜕 2 𝐾(𝑟)
[𝑒 −qr 𝑟 𝑙+1 + 𝑟 𝑙+1 𝑒 −qr + 𝑟 𝑙+1 𝑒 −qr ]−
𝜕𝑟 𝜕𝑟 𝜕𝑟 𝜕𝑟 𝜕𝑟 2
𝜕 𝜕 𝜕
q [𝑒 −qr 𝐾 (𝑟) 𝜕𝑟 𝑟 𝑙+1 + 𝑟 𝑙+1 𝐾 (𝑟) 𝜕𝑟 𝑒 −qr + 𝑟 𝑙+1 𝑒 −qr 𝜕𝑟 𝐾(𝑟)]
𝜕 2 𝑈(𝑟) 𝜕𝐾(𝑟)
= (𝑙 + 1) [𝑒 −qr 𝐾(𝑟)(𝑙 𝑟 𝑙−1 ) − 𝑟 𝑙 𝐾(𝑟)𝑞𝑒 −qr + 𝑟 𝑙 𝑒 −qr ]+
𝜕𝑟 2 𝜕𝑟
[𝑙(𝑙 + 1)𝑒 −qr 𝑟 𝑙−1 − 2(𝑙 + 1)𝑒 −qr q𝑟 𝑙 + 𝑒 −qr 𝑞 2 𝑟 𝑙+1 ]𝐾(𝑟)
Substitusi ke persamaan radial,
𝜕 2 𝑈(𝑟) 2𝜇𝐸 2𝜇𝑒 2 𝑙(𝑙+1)
+ [ ℏ2 + 4𝜋𝜀 − ] 𝑈 (𝑟 ) = 0
𝜕𝑟 2 0ℏ
2𝑟 𝑟2
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 69
𝜕 2 𝐾(𝑟) 𝜕𝐾(𝑟)
[𝑒 −qr 𝑟 𝑙+1 + [2(𝑙 + 1)𝑒 −qr 𝑟 𝑙 − 2𝑒 −qr 𝑞𝑟 𝑙+1 ] + [ 𝑙 (𝑙 +
𝜕𝑟 2 𝜕𝑟
2𝜇𝐸 2𝜇𝑒 2
1)𝑒 −qr 𝑟 𝑙−1 − 2(𝑙 + 1)𝑒 −qr q𝑟 𝑙 + 𝑒 −qr 𝑞 2 𝑟 𝑙+1 ]𝐾(𝑟)] + [ ℏ2 + 4𝜋𝜀 2𝑟 −
0ℏ
𝑙(𝑙+1)
] 𝑟 𝑙+1 𝐾 (𝑟) 𝑒 −qr = 0
𝑟2
2𝜇(−𝐸) ℏ2 𝑞 2
Mengganti nilai 𝐸 dari pemisalan = 𝑞 2 => 𝐸 = − didapatkan,
ℏ2 2𝜇
𝜕 2 𝐾(𝑟) 𝜕𝐾(𝑟) 2𝜇 ℏ2 𝑞 2
+ [2(𝑙 + 1)𝑟 −1 − 2𝑞 ] + [−2(𝑙 + 1)𝑞𝑟 −1 + 𝑞 2 − ℏ2 +
𝜕𝑟 2 𝜕𝑟 2𝜇
2𝜇𝑒 2
] 𝐾 (𝑟 ) = 0
4𝜋𝜀0ℏ2 𝑟
Turunan pertamanya
𝜕𝐾(𝑟)
= ∑∞
𝑘=0 𝑘𝑏𝑘 𝑟
𝑘−1
𝜕𝑟
Turunan keduanya
𝜕 2 𝐾(𝑟) 𝜕 𝜕𝐾(𝑟)
= 𝜕𝑟
𝜕𝑟 2 𝜕𝑟
𝜕 2 𝐾(𝑟) 𝜕
= [∑∞
𝑘=0 𝑘𝑏𝑘 𝑟
𝑘−1 ]
𝜕𝑟 2 𝜕𝑟
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 70
𝜕 2 𝐾(𝑟)
= ∑∞
𝑘=0 𝑘(𝑘 − 1)𝑏𝑘 𝑟
𝑘−2
𝜕𝑟 2
∑∞
𝑘=0 𝑘(𝑘 − 1)𝑏𝑘 𝑟
𝑘−2
+ 2(𝑙 + 1) ∑∞
𝑘=0 𝑘𝑏𝑘 𝑟
𝑘−2
− 2𝑞 ∑∞
𝑘=0 𝑘𝑏𝑘 𝑟
𝑘−1
+
2[−(l + 1)q + (𝜇𝑒 2 ⁄4𝜋𝜀0 ℏ2 )] ∑∞
𝑘=0 𝑏𝑘 𝑟
𝑘−1
=0
∑∞
𝑘=0[𝑘(𝑘 − 1)𝑏𝑘 𝑟
𝑘−2
+ 2(𝑙 + 1)𝑘𝑏𝑘 𝑟 𝑘−2 − 2𝑞𝑘𝑏𝑘 𝑟 𝑘−1 + 2[−(l + 1)q +
(𝜇𝑒 2 ⁄4𝜋𝜀0 ℏ2 )]𝑏𝑘 𝑟 𝑘−1 ] = 0
∑∞
𝑘=0[(𝑘(𝑘 − 1) + 2(𝑙 + 1)𝑘 )𝑏𝑘 𝑟
𝑘−2
+
2[−𝑞𝑘 − (l + 1)q + (𝜇𝑒 2 ⁄4𝜋𝜀0 ℏ2 )]𝑏𝑘 𝑟 𝑘−1 ] = 0
∑∞
𝑘=0[𝑘 (𝑘 + 2𝑙 + 1)𝑏𝑘 𝑟
𝑘−2
+ 2[−𝑞(k + l + 1) + μ𝑒 2 ⁄4𝜋𝜀0 ℏ2 ]𝑏𝑘 𝑟 𝑘−1 ] = 0
Mengubah 𝑘 ke (𝑘 + 1) pada penyebut suku pertama akan diperoleh,
∑∞
𝑘=0[𝑘 (𝑘 + 2𝑙 + 1)𝑏𝑘 𝑟
𝑘−2
+ 2[−𝑞(k + l + 1) + μ𝑒 2 ⁄4𝜋𝜀0 ℏ2 ]𝑏𝑘 𝑟 𝑘−1 ] = 0
𝑘(𝑘 + 2𝑙 + 1)𝑏𝑘 𝑟 𝑘−2 + 2[−𝑞(k + l + 1) + μ𝑒 2 ⁄4𝜋𝜀0 ℏ2 ]𝑏𝑘 𝑟 𝑘−1 = 0
(𝑘 + 1)(𝑘 + 1 + 2𝑙 + 1)𝑏(𝑘+1) 𝑟 𝑘+1−2 +
2[−𝑞(k + l + 1) + μ𝑒 2 ⁄4𝜋𝜀0 ℏ2 ]𝑏𝑘 𝑟 𝑘−1 = 0
(𝑘 + 1)(𝑘 + 2𝑙 + 2)𝑏𝑘+1 𝑟 𝑘−1 + 2[−q(𝑘 + l + 1) + μ𝑒 2 ⁄4𝜋𝜀0 ℏ2 ]𝑏𝑘 𝑟 𝑘−1 = 0
(𝑘 + 1)(𝑘 + 2𝑙 + 2)𝑏𝑘+1 𝑟 𝑘−1 = 2[q(𝑘 + l + 1) − μ𝑒 2 ⁄4𝜋𝜀0 ℏ2 ]𝑏𝑘 𝑟 𝑘−1
(𝑘 + 1)(𝑘 + 2𝑙 + 2)𝑏𝑘+1 = 2[q(𝑘 + l + 1) − μ𝑒 2 ⁄4𝜋𝜀0 ℏ2 ]𝑏𝑘
Didapatkan rumus rekursi,
2[q(𝑘+l+1)−μ𝑒 2 ⁄4𝜋𝜀0ℏ2 ]
𝑏𝑘+1 = (𝑘+1)(𝑘+2𝑙+2)
𝑏𝑘
Untuk nilai 𝑘 → ∞,
2𝑞𝑘
𝑏𝑘+1 = (𝑘)(𝑘) 𝑏𝑘
2𝑞
𝑏𝑘+1 = 𝑏𝑘
𝑘
Dimana,
(2q)𝑘
𝑏𝑘 = 𝑏0
𝑘!
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 71
(2q)𝑘
𝐾 (𝑟) = ∑∞
𝑘=0 𝑏0 𝑟 𝑘
𝑘!
(2q)𝑘
𝐾 (𝑟) = 𝑏0 ∑∞
𝑘=0 𝑟𝑘
𝑘!
(2qr)𝑘
𝐾 (𝑟) = 𝑏0 ∑∞
𝑘=0 𝑘!
(2qr)𝑘
Hasil ini merupakan hasil dari sebuah deret eksponensial 𝑒 2qr = ∑∞
𝑘=0 ,
𝑘!
2[q(𝑍+l+1)−μ𝑒 2 ⁄4𝜋𝜀0ℏ2 ]
0= (𝑍+1)(𝑍+2𝑙+2)
𝑏𝑘
0 = 2[q(𝑍 + l + 1) − μ𝑒 2 ⁄4𝜋𝜀0 ℏ2 ]
q(𝑍 + l + 1) − μ𝑒 2 ⁄4𝜋𝜀0 ℏ2 = 0
2𝜇𝐸
Sejak q = √− dan dengan mengenalkan notasi baru berikut,
ℏ2
𝑛 =𝑍+l+1
Dimana 𝑛 kita kenal sebagai bilangan kuantum utama. Kita dapat memperoleh
persamaan energi sebagai berikut,
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 72
q𝑛 − μ𝑒 2 ⁄4𝜋𝜀0 ℏ2 = 0
q𝑛 = μ𝑒 2 ⁄4𝜋𝜀0 ℏ2
2𝜇𝐸
√− 𝑛 = μ𝑒 2 ⁄4𝜋𝜀0 ℏ2
ℏ2
2𝜇𝐸
− 𝑛2 = 𝜇2 𝑒 4 ⁄(4𝜋𝜀0 )2 ℏ4
ℏ2
𝐸𝑛2 = − 𝜇𝑒 4 ⁄2(4𝜋𝜀0 )2 ℏ2
𝜇𝑒 4 1
𝐸 = − 2(4𝜋𝜀 2 2 2
0) ℏ 𝑛
2
𝜇 𝑒2 1
𝐸𝑛 = − 2ℏ2 (4𝜋𝜀 ) , untuk 𝑛 = 1,2,3, …
0 𝑛2
Dimana,
𝑚𝑒 = 9,109390 × 10−31 𝑘𝑔
𝑚𝑝 = 1,672623 × 10−27 𝑘𝑔
𝜇 = 𝑚𝑒 = 9,109390 × 10−31 𝑘𝑔
ℎ = 6,626 × 10−34 𝐽𝑠
ℎ 6,626×10−34 𝐽𝑠
ℏ = 2𝜋 = = 1,054136 × 10−34 𝐽𝑠
2(22/7)
𝑒2
= 2,307113707464 × 10−28 𝐽𝑚
4𝜋𝜀0
2
𝜇 𝑒2 9,109390×10−31 𝑘𝑔
𝐸1 = − 2ℏ2 (4𝜋𝜀 ) = − 2(1,054136×10−34 𝐽𝑠)2 (2,307113707464 × 10−28 𝐽𝑚)2
0
9,109390×10−31 𝑘𝑔
𝐸1 = − 2,22240541×10−68 𝐽2 𝑠 2 (5,32277366 × 10−56 𝐽2 𝑚2 )
4𝜋𝜀0 ℏ2
𝑎0 = 𝑒2 𝜇
𝑎0 = 0,0529 × 10−9 𝑚
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 73
𝑎0 = 0,529 × 10−10 𝑚
𝑎0 = 0,529 Å
Dan persamaan energinya dapat dituliskan kembali dalam bentuk 𝑎0 adalah
2
𝜇 𝑒2 1
𝐸𝑛 = − 2ℏ2 (4𝜋𝜀 )
0 𝑛2
𝜇𝑒 4 1
𝐸𝑛 = − 2(4𝜋𝜀 2 ℏ2
0) 𝑛2
𝑒2 𝜇𝑒 2 1
𝐸𝑛 = − 2(4𝜋𝜀
0 ) (4𝜋𝜀0 )ℏ2 𝑛2
𝑒2 1
𝐸𝑛 = − 2(4𝜋𝜀 2
0 )𝑎0 𝑛
4𝜋𝜀0 ℏ2
𝑎0 = 𝑒2 𝜇
𝜇 4𝜋𝜀
= 𝑒 2 𝑎0
ℏ2 0
𝜇
q = √−2 ℏ2 𝐸𝑛
4𝜋𝜀 𝑒2 1
q = √−2 [𝑒 2 𝑎0 ] [− 2(4𝜋𝜀 2
]
0 0 )𝑎0 𝑛
1
q=√ 2
𝑛 2 𝑎0
1
q = 𝑛𝑎
0
𝐾 (𝑟) = ∑𝑍𝑘=0 𝑏𝑘 𝑟 𝑘
Didapatkan fungsi radial atom hidrogen,
1
𝑅(𝑟) = 𝑟 𝑈(𝑟)
1
𝑅(𝑟) = 𝑁𝑛𝑙 𝑟 𝑟 𝑙+1 𝐾(𝑟) 𝑒 −qr
Dan solusinya disebut polinomial Laguerre terasosiasi 𝐿𝑍𝑘 (𝑟) yang merupakan
turunan ke 𝑍 dari Polinomial Laguerre 𝐿𝑘 (r),
𝑑𝑍
𝐿𝑍𝑘 (𝑟) = 𝑑𝑟 𝑍 𝐿𝑘 (𝑟)
Dapat dijabarkan,
𝜕 2 𝐾(𝑟) (𝑙+1) 𝜕𝐾(𝑟) −(l+1)q+(𝜇𝑒 2 ⁄4𝜋𝜀0 ℏ2 )
+2[ − 𝑞] + 2[ ] 𝐾 (𝑟 ) = 0
𝜕𝑟 2 𝑟 𝜕𝑟 𝑟
𝜕 2 𝐾(𝑟) (𝑙+1) 𝜕𝐾(𝑟) −(l+1)q+(1⁄𝑎0 )
+2[ − 𝑞] + 2[ ] 𝐾 (𝑟 ) = 0
𝜕𝑟 2 𝑟 𝜕𝑟 𝑟
𝜕 2𝐾(𝑟) (𝑙+1) 𝜕𝐾(𝑟) −(l+1)q+(1⁄𝑎0 )
(2qr) + (2qr)2 [ − 𝑞] + (2qr)2 [ ] 𝐾 (𝑟 ) = 0
𝜕𝑟 2 𝑟 𝜕𝑟 𝑟
𝜕 2𝐾(𝑟) 𝜕𝐾(𝑟) 4q
(2qr) + [4𝑞(𝑙 + 1) − 4𝑞 2 𝑟] + [−4𝑞 2 (l + 1) + 𝑎 ] 𝐾(𝑟) = 0
𝜕𝑟 2 𝜕𝑟 0
𝜕 2 𝐾(𝑟) 𝜕𝐾(𝑟)
(2𝑞𝑟) + [(2𝑞)2(𝑙 + 1) − (2𝑞)(2𝑞𝑟)] + [−(4𝑞)𝑞(l + 1) +
𝜕𝑟 2 𝜕𝑟
1
(4𝑞) 𝑎 ] 𝐾(𝑟) = 0
0
𝜕 2 𝐾(𝑟) 𝜕𝐾(𝑟) 1
𝑓 + 2𝑞 [2(𝑙 + 1) − 𝑓] + 4𝑞 [−𝑞(l + 1) + 𝑎 ] 𝐾(𝑟) = 0
𝜕𝑟 2 𝜕𝑟 0
𝑓 𝜕 2 𝐾(𝑟) 2𝑞 𝜕𝐾(𝑟) 4𝑞 1
+ (2𝑞)2 [2(𝑙 + 1) − 𝑓] + (2𝑞)2 [−𝑞(l + 1) + 𝑎 ] 𝐾(𝑟) = 0
(2𝑞)2 𝜕𝑟 2 𝜕𝑟 0
𝜕 2 𝐾(𝑟) 𝜕𝐾(𝑟) 1 1
𝑓 + [ 2(𝑙 + 1) − 𝑓 ] + 𝑞 [−𝑞(l + 1) + 𝑎 ] 𝐾(𝑟) = 0
𝜕𝑓 2 𝜕𝑓 0
𝜕 2 𝐾(𝑟) 𝜕𝐾(𝑟) 1
𝑓 𝜕𝑓 2
+ [ 2(𝑙 + 1) − 𝑓 ] 𝜕𝑓
+ [−(l + 1) + 𝑞𝑎 ] 𝐾(𝑟) = 0
0
𝜕 2 𝐾(𝑟) 𝜕𝐾(𝑟) 1
𝑓 + [ 2(𝑙 + 1) − 𝑓 ] + [−(l + 1) + (1/𝑛𝑎 ] 𝐾 (𝑟 ) = 0
𝜕𝑓 2 𝜕𝑓 0 )𝑎0
𝜕 2 𝐾(𝑟) 𝜕𝐾(𝑟)
𝑓 + [ 2(𝑙 + 1) − 𝑓 ] + [−(l + 1) + 𝑛]𝐾(𝑟) = 0
𝜕𝑓 2 𝜕𝑓
𝜕 2 𝐾(𝑟) 𝜕𝐾(𝑟)
𝑓 + [(2𝑙 + 1) + 1 − 𝑓] + [(𝑛 + 𝑙 ) − (2𝑙 + 1)]𝐾(𝑟) = 0
𝜕𝑓 2 𝜕𝑓
2𝑟
𝑑 (𝑛𝑎 ) = 1
0
3 2𝑟 2𝑙 2 2
2 ∞ − 2𝑟 2𝑟 2𝑟 2𝑟
𝑁𝑛𝑙 2 (𝑛𝑎 ) ∫0 𝑒 𝑛𝑎0 (𝑛𝑎 ) [𝐿2𝑙+1
𝑛+1 (𝑛𝑎 )] (𝑛𝑎 ) 𝑑 (𝑛𝑎 ) = 1
0 0 0 0 0
2 −3 ∞
𝑁𝑛𝑙 2 (𝑛𝑎 ) ∫0 𝑒 −𝑤 𝑤 2𝑙 [𝐿2𝑙+1 2 2
𝑛+1 (𝑤 )] 𝑤 𝑑𝑤 = 1
0
2 −3 2𝑛[(𝑛+𝑙)!]3
−𝑁𝑛𝑙 2 (𝑛𝑎 ) (𝑛−𝑙−1)!
=1
0
2 3 (𝑛−𝑙−1)!
𝑁𝑛𝑙 2 = − (𝑛𝑎 )
0 2𝑛[(𝑛+𝑙)!]3
3⁄
2 2 (𝑛−𝑙−1)!
𝑁𝑛𝑙 = − (𝑛𝑎 ) √2𝑛[(𝑛+𝑙)!]3
0
3⁄ r 𝑙
2 2 (𝑛−𝑙−1)! − 2𝑟 2𝑟
𝑅𝑛𝑙 (𝑟) = − (𝑛𝑎 ) √2𝑛[(𝑛+𝑙)!]3 𝑒 𝑛𝑎0 (𝑛𝑎 ) 𝐿2𝑙+1
𝑛+𝑙 (𝑛𝑎 )
0 0 0
3⁄ 𝑙
2 2 (𝑛−𝑙−1)! 2𝑟 𝑟⁄ 2𝑟
𝑅𝑛𝑙 (𝑟) = − (𝑛𝑎 ) √2𝑛[(𝑛+𝑙)!]3 (𝑛𝑎 ) 𝑒 − 𝑛𝑎0 𝐿2𝑙+1
𝑛+𝑙 (𝑛𝑎 )
0 0 0
Bagian Angular
Persamaan angular pada atom hidrogen sama dengan persamaan angular pada
koordinat bola karena pada persamaan angular merupakan persamaan yang telah
tetap dalam arti tidak mengandung fungsi atau operator yang belum diketahui
seperti 𝑉(𝑟) pada persamaan radial. Sehingga penyelesaiannya sama dengan
persamaan angular dalam koordinat bola. Persamaan angular merupakan
persamaan gelombang yang merambat secara angular atau berotasi berdasarkan
sudut polar (𝜃) dan sudut azimut (𝜙) dengan menggunakan separasi variabel
berikut
𝑌𝑙𝑚 (𝜃, 𝜙) = Θ𝑙𝑚 (𝜃)Φ𝑚 (𝜙)
Oleh karena itu persamaan angular terpisah menjadi persamaan polar yaitu
persamaan yang hanya bergantung pada sudut polar (𝜃),
sin 𝜃 𝜕 𝜕Θ(𝜃)
(sin 𝜃 ) + 𝑙(𝑙 + 1)𝑠𝑖𝑛2 𝜃 = 𝑚2
Θ(𝜃) 𝜕𝜃 𝜕𝜃
Dan persamaan azimut yaitu persamaan yang hanya bergantung pada sudut azimut
(𝜙) berikut,
1 𝜕 2 Φ(𝜙)
= −𝑚2
Φ(𝜙) 𝜕𝜙 2
Persamaan Polar
sin 𝜃 𝜕 𝜕Θ(𝜃)
(sin 𝜃 ) + 𝛽 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 = 𝑚2
Θ(𝜃) 𝜕𝜃 𝜕𝜃
sin 𝜃 𝜕 𝜕Θ(𝜃)
(sin 𝜃 ) + 𝑙(𝑙 + 1) 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 = 𝑚2
Θ(𝜃) 𝜕𝜃 𝜕𝜃
1 𝜕 𝜕Θ(𝜃) 𝑚 2Θ(𝜃)
(sin 𝜃 ) + 𝑙 (𝑙 + 1) Θ(𝜃) =
sin 𝜃 𝜕𝜃 𝜕𝜃 𝑠𝑖𝑛 2 𝜃
1 𝜕 𝜕Θ(𝜃) 𝑚 2 Θ(𝜃)
(sin 𝜃 ) + 𝑙 (𝑙 + 1 ) Θ (𝜃 ) − =0
sin 𝜃 𝜕𝜃 𝜕𝜃 𝑠𝑖𝑛 2 𝜃
1 𝜕 𝜕Θ(𝜃) 𝑚2
(sin 𝜃 ) + (𝑙(𝑙 + 1) − ) Θ (𝜃 ) = 0
sin 𝜃 𝜕𝜃 𝜕𝜃 𝑠𝑖𝑛 2 𝜃
𝜕 2 𝜕Θ 𝑚2
((√1 − 𝑣 2 ) ) + (𝑙(𝑙 + 1) − 2 ) Θ=0
𝜕𝑣 𝜕𝑣 (√1−𝑣 2 )
𝜕 𝜕Θ 𝑚2
((1 − 𝑣 2 ) 𝜕𝑣 ) + (𝑙(𝑙 + 1) − (1−𝑣 2)) Θ = 0
𝜕𝑣
𝜕2Θ 𝜕(1−𝑣 2) 𝜕Θ 𝑚2
(1 − 𝑣 2 ) + + (𝑙(𝑙 + 1) − (1−𝑣 2)) Θ = 0
𝜕𝑣 2 𝜕𝑣 𝜕𝑣
𝜕2Θ 𝜕Θ 𝑚2
(1 − 𝑣 2 ) − 2𝑣 𝜕𝑣 + (𝑙(𝑙 + 1) − (1−𝑣 2)) Θ = 0
𝜕𝑣 2
𝜕2Θ 𝜕Θ
(1 − 𝑣 2 ) − 2𝑣 𝜕𝑣 + 𝑙(𝑙 + 1) Θ = 0
𝜕𝑣 2
(1 − 2𝑥𝑠 + 𝑠 2 )−1/2 = ∑∞
𝑛=0 𝑃𝑛 (𝑥)𝑠
𝑛 |𝑠 | < 1
(1 − (2𝑥𝑠 − 𝑠 2 ))−1/2 = ∑∞
𝑛=0 𝑃𝑛 (𝑥)𝑠
𝑛 |𝑠 | < 1
Ruas kiri dapat dijabarkan menggunakan deret binomial (1 − 𝑥)𝑝 sebagai berikut,
1 3
1 (− )(− )
(1 − (2𝑥𝑠 − 𝑠 2 ))−1/2 = 1 + (− ) (−(2𝑥𝑠 − 𝑠 2 )) + 2 2
(−(2𝑥𝑠 −
2 2!
1 3 5
(− )(− )(− )
2 )2 2 2 2
(−(2𝑥𝑠 − 𝑠 2 ))3 + ⋯ +
𝑠 ) + 3!
1 3 5 7 (2𝑛−1)
(− )(− )(− )(− )…(− )
2 2 2 2 2
(−(2𝑥𝑠 − 𝑠 2 ))𝑛
𝑛!
(1)(2)(3)(4)(5)(6)(7)(8)…(2𝑛−1)2𝑛
= (−1)𝑛 𝑛! 2𝑛 (2)(4)(6)(8)…2𝑛
(2𝑛)!
= (−1)𝑛 𝑛! 2𝑛 2𝑛 𝑛!
(2𝑛)!
= (−1)𝑛 (𝑛!)2 22𝑛
(2𝑛)!
= ∑∞ 𝑛 𝑛 2 𝑛
𝑛=0(−1) (𝑛!)2 22𝑛 (−1) (2𝑥𝑠 − 𝑠 )
(2𝑛)!
= ∑∞
𝑛=0(−1)
2𝑛 (2𝑥𝑠 − 𝑠 2 )𝑛
(𝑛!)2 22𝑛
(2𝑛)!
= ∑∞ 2 𝑛
𝑛=0 (𝑛!)2 22𝑛 (2𝑥𝑠 − 𝑠 )
Didapatkan,
𝑛!
(2𝑥𝑠 − 𝑠 2 )𝑛 = ∑𝑛𝑘=0 (2𝑥 )𝑛−𝑘 (𝑠)𝑘 (−1)𝑘
𝑘!(𝑛−𝑘)!
𝑛!
= ∑𝑛𝑘=0 (2𝑥 )𝑛−𝑘 (𝑠)𝑛+𝑘 (−1)𝑘
𝑘!(𝑛−𝑘)!
(2𝑛)! 𝑛!
= ∑∞ 𝑛
𝑛=0 (𝑛!)2 22𝑛 (∑𝑘=0 𝑘!(𝑛−𝑘)! (2𝑥 )
𝑛−𝑘 ( )𝑛+𝑘 (
𝑠 −1)𝑘 )
(2𝑛)! 1
= ∑∞ 𝑛
𝑛=0 ∑𝑘=0 22𝑛 (𝑛!) (2𝑥 )𝑛−𝑘 (𝑠)𝑛+𝑘 (−1)𝑘
𝑘!(𝑛−𝑘)!
(2(𝑛−𝑘))! 1
(1 − (2𝑥𝑠 − 𝑠 2 ))−1/2 = ∑∞ 𝑛
𝑛=0 ∑𝑘=0 22(𝑛−𝑘) (𝑛−𝑘)! 𝑘!((𝑛−𝑘)−𝑘)!
(2(𝑛−𝑘))! 1
∑𝑛𝑘=0 (2𝑥)(𝑛−2𝑘) (−1)𝑘 = 𝑃𝑛 (𝑥)
22(𝑛−𝑘)(𝑛−𝑘)! 𝑘!(𝑛−2𝑘)!
(2(𝑛−𝑘))! 1
∑𝑛𝑘=0 (2)(𝑛−2𝑘) (𝑥)(𝑛−2𝑘) (−1)𝑘 = 𝑃𝑛 (𝑥)
22(𝑛−𝑘)(𝑛−𝑘)! 𝑘!(𝑛−2𝑘)!
(2(𝑛−𝑘))! 1
∑𝑛𝑘=0 2𝑛 2−2𝑘 (𝑥 )(𝑛−2𝑘) (−1)𝑘 = 𝑃𝑛 (𝑥)
22𝑛 2−2𝑘 (𝑛−𝑘)! 𝑘!(𝑛−2𝑘)!
(2(𝑛−𝑘))! 1
∑𝑛𝑘=0 (𝑥 )(𝑛−2𝑘) (−1)𝑘 = 𝑃𝑛 (𝑥)
2𝑛 (𝑛−𝑘)! 𝑘!(𝑛−2𝑘)!
(2(𝑛−𝑘))! 1
𝑃𝑛 (𝑥) = ∑𝑛𝑘=0 2𝑛 (𝑛−𝑘)! (𝑥 )(𝑛−2𝑘) (−1)𝑘
𝑘!(𝑛−2𝑘)!
Jika ingin merubah bentuk deret menjadi bentuk persamaan differensial, maka
untuk setiap 𝑛 bilangan bulat berlaku
𝑑𝑛
𝑥 2(𝑛−𝑟) = (2(𝑛 − 𝑟))(2(𝑛 − 𝑟) − 1)(2(𝑛 − 𝑟) − 2) …
𝑑𝑥 𝑛
𝑑𝑛 1
𝑃𝑛 (𝑥 ) = ∑𝑛𝑟=0 𝑑𝑥 𝑛 𝑥 2(𝑛−𝑟) 2𝑛 𝑟!(𝑛−𝑟)! (−1)𝑟
1 𝑛! 𝑑𝑛
𝑃𝑛 (𝑥 ) = ∑𝑛𝑟=0 2𝑛 𝑟!(𝑛−𝑟)! (−1)𝑟 𝑥 2(𝑛−𝑟)
𝑛! 𝑑𝑥 𝑛
𝑛! 𝑑𝑛
𝑃𝑛 (𝑥 ) = ∑𝑛𝑟=0 2𝑛 𝑛! 𝑟!(𝑛−𝑟)! (−1)𝑟 𝑥 2(𝑛−𝑟)
𝑑𝑥 𝑛
1 𝑑𝑛 𝑛!
𝑃𝑛 (𝑥 ) = 2𝑛(𝑛!) 𝑑𝑥 𝑛 ∑𝑛𝑟=0 𝑟!(𝑛−𝑟)! 𝑥 2(𝑛−𝑟) (−1)𝑟
Didapatkan,
𝑛!
(𝑥 2 − 1)𝑛 = ∑𝑛𝑘=0 (𝑥 2 )𝑛−𝑘 (−1)𝑘
𝑘!(𝑛−𝑘)!
Atau
1 𝑑𝑙
𝑃𝑙 (𝑣) = 2𝑙 (𝑙!) 𝑑𝑣 𝑙 (𝑣 2 − 1)𝑙 , dimana 𝑙 = 0,1,2,3, …
Dimana,
𝐴(𝑣) = 𝑃𝑙 (𝑣)
𝐵 (𝑣 ) = (1 − 𝑣 2 )
Dengan menggunakan notasi Leibnit’z akan diperoleh,
𝑑𝑚 𝑚! 𝑑𝑚−0 𝑚! 𝑑
[ ( ) (1 − 𝑣 2 )] =
𝑚 𝑃𝑙 𝑣
(1 − 𝑣 2 ) 𝑃𝑙 (𝑣) + (𝑚−1)!1! 𝑑𝑣 (1 −
𝑑𝑣 (𝑚−0)!0! 𝑑𝑣 𝑚−0
𝑑𝑚−1 𝑚! 𝑑2 𝑑𝑚−2
𝑣 2 ) 𝑑𝑣 𝑚−1 𝑃𝑙 (𝑣) + (𝑚−2)!2! 𝑑𝑣 2 (1 − 𝑣 2 ) 𝑑𝑣 𝑚−2 𝑃𝑙 (𝑣)
𝑑𝑚 𝑑𝑚 𝑑𝑚−1
𝑚 [𝑃𝑙 (𝑣) (1 − 𝑣 2 )] = (1 − 𝑣 2 ) 𝑃𝑙 (𝑣) + 𝑚(−2𝑣) 𝑑𝑣 𝑚−1 𝑃𝑙 (𝑣) +
𝑑𝑣 𝑑𝑣 𝑚
𝑚(𝑚−1) 𝑑𝑚−2
(−2) 𝑑𝑣 𝑚−2 𝑃𝑙 (𝑣)
2
𝑑𝑚 𝑑𝑚 𝑑𝑚−1
[ ( ) (1 − 𝑣 2 )] = (1 − 𝑣 2 )
𝑚 𝑃𝑙 𝑣 𝑃 (𝑣) − 2𝑚𝑣 𝑑𝑣 𝑚−1 𝑃𝑙 (𝑣) − 𝑚(𝑚 −
𝑑𝑣 𝑑𝑣 𝑚 𝑙
𝑑𝑚−2
1) 𝑑𝑣 𝑚−2 𝑃𝑙 (𝑣)
Sehingga gabungan dari suku pertama, suku kedua dan suku ketiga akan
dihasilkan
𝑑𝑚 𝑑2 𝑃𝑙 (𝑣) 𝑑𝑚 𝑑𝑃𝑙 (𝑣) 𝑑𝑚
(1 − 𝑣 2 ) − 𝑑𝑣 𝑚 2𝑣 + 𝑑𝑣 𝑚 𝑙(𝑙 + 1) 𝑃𝑙 (𝑣) = 0
𝑑𝑣 𝑚 𝑑𝑣 2 𝑑𝑣
𝑑 (𝑚𝑣𝑤)
𝑢′′ = 𝑑𝑣 [𝑤 ′ (1 − 𝑣 2 )−𝑚/2 + (1−𝑣 2) (1 − 𝑣 2 )− 𝑚/2 ]
𝑑 𝑑 (𝑚𝑣𝑤)
𝑢′′ = 𝑑𝑣 [𝑤 ′ (1 − 𝑣 2 )−𝑚/2 ] + 𝑑𝑣 [(1−𝑣 2 ) (1 − 𝑣 2 )− 𝑚/2 ]
Persamaan diatas dapat diselesaikan dengan menguraikan suku pertama dan suku
kedua sebagai berikut,
Suku pertama
𝑑 𝑑 𝑑
[𝑤 ′ (1 − 𝑣 2 )−𝑚/2 ] = (1 − 𝑣 2 )−𝑚/2 (𝑤 ′ ) + (𝑤 ′ ) (1 − 𝑣 2 )−𝑚/2
𝑑𝑣 𝑑𝑣 𝑑𝑣
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 85
𝑚
𝑑
[𝑤 ′ (1 − 𝑣 2 )−𝑚/2 ] = 𝑤 ′′ (1 − 𝑣 2 )−𝑚/2 + (𝑚𝑣𝑤 ′ ) (1 − 𝑣 2 )− 2 − 1
𝑑𝑣
𝑑 (𝑚𝑣𝑤 ′ )
[𝑤 ′ (1 − 𝑣 2 )−𝑚/2 ] = 𝑤 ′′ (1 − 𝑣 2 )−𝑚/2 + (1 − 𝑣 2 )−𝑚/2
𝑑𝑣 (1−𝑣 2 )
𝑑 (𝑚𝑣𝑤 ′ )
[𝑤 ′ (1 − 𝑣 2 )−𝑚/2 ] = [𝑤 ′′ + ] (1 − 𝑣 2 )−𝑚/2
𝑑𝑣 (1−𝑣 2)
Suku kedua
𝑑 (𝑚𝑣𝑤)
[ (1 − 𝑣 2 )− 𝑚/2 ] = ⋯
𝑑𝑣 (1−𝑣 2 )
Digunakan pemisalan,
(𝑚𝑣𝑤)
𝐸 = (1−𝑣 2 ) 𝐹 = (1 − 𝑣 2 )− 𝑚/2
𝑑 (𝑚𝑣𝑤) 𝑑
𝐸 ′ = 𝑑𝑣 (1−𝑣 2) 𝐹 ′ = 𝑑𝑣 (1 − 𝑣 2 )− 𝑚/2
𝑚
(𝑣𝑤) 𝑑𝑚 (𝑚𝑤) 𝑑𝑣 (𝑚𝑣) 𝑑𝑤
𝐸 ′ = (1−𝑣 2 ) 𝑑𝑣 + (1−𝑣 2 ) 𝑑𝑣 + (1−𝑣 2) 𝑑𝑣 𝐹 ′ = (𝑚𝑣)(1 − 𝑣 2 )− 2 − 1
(𝑣𝑤) 𝑑𝑚 𝑑 𝑣 (𝑚𝑣) 𝑑𝑤 (𝑚𝑣)
𝐸 ′ = (1−𝑣 2 ) 𝑑𝑣 + (𝑚𝑤) 𝑑𝑣 (1−𝑣 2) + (1−𝑣 2 ) 𝑑𝑣 𝐹 ′ = (1−𝑣 2 ) (1 − 𝑣 2 )−𝑚/2
Maka didapatkan,
𝑑 (𝑚𝑣𝑤)
[ (1 − 𝑣 2 )− 𝑚/2 ] = 𝐸 ′ 𝐹 + 𝐹 ′ 𝐸
𝑑𝑣 (1−𝑣 2 )
(𝑚𝑣) (𝑚𝑣𝑤)
[(1−𝑣 2 ) (1 − 𝑣 2 )−𝑚/2 ]
(1−𝑣 2 )
𝑣 2 )− 𝑚/2
Kemudian dengan menggabungkan nilai differensial suku pertama dan suku
kedua akan didapatkan,
𝑑 𝑑 (𝑚𝑣𝑤)
𝑢′′ = 𝑑𝑣 [𝑤 ′ (1 − 𝑣 2 )−𝑚/2 ] + 𝑑𝑣 [(1−𝑣 2 ) (1 − 𝑣 2 )− 𝑚/2 ]
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 86
(𝑚 2 𝑣 2𝑤)
] (1 − 𝑣 2 )− 𝑚/2
(1−𝑣 2)2
𝑣 2 )−𝑚/2 = 0
Dapat disederhanakan menjadi,
(2𝑚𝑣𝑤 ′) (𝑚𝑤) (2𝑚𝑣 2 𝑤) (𝑚 2𝑣 2𝑤)
(1 − 𝑣 2 ) [𝑤 ′′ + + (1−𝑣 2 ) + + ] − 2𝑣(𝑚 + 1) [𝑤 ′ +
(1−𝑣 2 ) (1−𝑣 2)2 (1−𝑣 2 )2
(𝑚𝑣𝑤)
] + (𝑙 − 𝑚)(𝑙 + 𝑚 + 1)(𝑤) = 0
(1−𝑣 2 )
(𝑚 2𝑣 2 𝑤)
𝑤 ′′ (1 − 𝑣 2 ) + (𝑚𝑤) − (1−𝑣 2 )
− 2𝑣𝑤 ′ + (𝑙 − 𝑚)(𝑙 + 𝑚 + 1)(𝑤) = 0
(𝑚 2𝑣 2 𝑤)
𝑤 ′′ (1 − 𝑣 2 ) + (𝑚𝑤) − (1−𝑣 2 )
− 2𝑣𝑤 ′ + (𝑙 2 + 𝑙 − 𝑚2 )𝑤 − (𝑚𝑤) = 0
(𝑚 2𝑣 2 )
𝑤 ′′ (1 − 𝑣 2 ) − 2𝑣𝑤 ′ + [𝑙 2 + 𝑙 − 𝑚2 − (1−𝑣 2 )
]𝑤 = 0
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 87
(𝑚 2 𝑣 2)
𝑤 ′′ (1 − 𝑣 2 ) − 2𝑣𝑤 ′ + [𝑙(𝑙 + 1) − 𝑚2 − (1−𝑣 2)
]𝑤 = 0
𝑚 2(1−𝑣 2 )+(𝑚 2 𝑣 2)
𝑤 ′′ (1 − 𝑣 2 ) − 2𝑣𝑤 ′ + [𝑙(𝑙 + 1) − (1−𝑣 2 )
]𝑤 = 0
𝑚2
𝑤 ′′ (1 − 𝑣 2 ) − 2𝑣𝑤 ′ + [𝑙(𝑙 + 1) − (1−𝑣 2 )] 𝑤 = 0
Sehingga solusi dari persamaan self adjoint diatas dapat dituliskan kembali dalam
bentuk
𝑑𝑚
𝑤 (𝑣) = (𝑑𝑣 𝑚 𝑃𝑙 (𝑣)) (1 − 𝑣 2 )𝑚/2
𝑑𝑚
𝑤 (𝑣) = (1 − 𝑣 2 )𝑚/2 𝑑𝑣 𝑚 𝑃𝑙 (𝑣)
Dengan solusi,
𝑑𝑚
𝑤 (𝑣) = (1 − 𝑣 2 )𝑚/2 𝑑𝑣 𝑚 𝑃𝑙 (𝑣)
Maka dapat diambil keputusan bahwa solusi dari persamaan differensial Legendre
terasosiasi (disebut polinomial Legendre terasosiasi) adalah,
𝑑𝑚
𝑃𝑙𝑚 (𝑣) = 𝑤(𝑣) = (1 − 𝑣 2 )𝑚/2 𝑑𝑣 𝑚 𝑃𝑙 (𝑣)
Sedangkan,
1 𝑑𝑙
𝑃𝑙 (cos 𝜃) = 2𝑙 (𝑙!) 𝑑(cos 𝜃)𝑙 (𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 − 1)𝑙
2𝑙+1 (𝑙−|𝑚|)!
𝐶𝑙𝑚 = (−1)(𝑚+|𝑚|)/2 √ (𝑙+|𝑚|)!
2
1
Φ𝑚 (𝜙) = √2𝜋 𝑒 𝑖𝑚𝜙
2𝑙+1 (𝑙−|𝑚|)!
𝑌𝑙𝑚 (𝜃, 𝜙) = (−1)(𝑚+|𝑚|)⁄2 √ 𝑒 𝑖𝑚𝜙 𝑃𝑙𝑚 (cos 𝜃)
4𝜋 (𝑙+|𝑚|)!
Persamaan Azimut
1 𝜕 2 Φ(𝜙)
= −𝑚2
Φ(𝜙) 𝜕𝜙 2
𝜕2 𝜕
Misalkan: 𝜕𝜙2 = 𝐷2 dan 𝜕𝜙 = 𝐷
Maka,
𝐷2 Φ(𝜙) + 𝑚2 Φ(𝜙) = 0
𝐷2 + 𝑚2 = 0
−𝑏±√𝑏2 −4𝑎𝑐
𝐷= 2𝑎
0±√0−(4)(1)(𝑚 2)
𝐷=
(2)(1)
±√−4𝑚 2
𝐷= 2
±2𝑚 √−1
𝐷= 2
𝐷 = ±𝑖𝑚
𝜕
= ±𝑖𝑚
𝜕𝜙
𝜕
Φ(𝜙) = ±𝑖𝑚Φ(𝜙)
𝜕𝜙
𝜕
∫ 𝜕𝜙 Φ(𝜙) = ∫ ±𝑖𝑚Φ(𝜙)
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 90
1
∫ Φ(𝜙) 𝜕Φ(𝜙) = ∫ ±𝑖𝑚 𝜕𝜙
ln Φ(𝜙) = ±𝑖𝑚𝜙
Φ(𝜙) ~ 𝑒 ±𝑖𝑚𝜙
Dimiliki suatu hubungan,
Φ(𝜙 + 2𝜋) = Φ(𝜙)
𝑒 ±𝑖𝑚(𝜙+2𝜋) = 𝑒 ±𝑖𝑚𝜙
𝑒 ±𝑖𝑚𝜙 𝑒 ±𝑖𝑚2𝜋 = 𝑒 ±𝑖𝑚𝜙
𝑒 ±𝑖𝑚2𝜋 = 1
𝑒 ±𝑖𝑚2𝜋 = 𝑒 0
Sehingga nilai 𝑚 adalah bilangan bulat yang dapat berharga (𝑚 = 0, ±1, ±2, … ).
Oleh karena itu dipilih yang berharga positif saja,
Φ(𝜙) ~ 𝑒 𝑖𝑚𝜙
Φ𝑚 (𝜙) = 𝐴𝑚 𝑒 𝑖𝑚𝜙
Syarat normalisasi fungsi gelombang azimut,
2𝜋
∫0 [Φ𝑚 (𝜙)]∗ [Φ𝑚 (𝜙)]𝑑𝜙 = 1
2𝜋 ∗
∫0 [𝐴𝑚 𝑒 −𝑖𝑚𝜙 ] [𝐴𝑚 𝑒 𝑖𝑚𝜙 ]𝑑𝜙 = 1
2𝜋
𝐴𝑚 2 ∫0 𝑒 −𝑖𝑚𝜙+𝑖𝑚𝜙 𝑑𝜙 = 1
2𝜋
𝐴𝑚 2 ∫0 𝑒 0 𝑑𝜙 = 1
2𝜋
𝐴𝑚 2 ∫0 𝑑𝜙 = 1
𝐴𝑚 2 (2𝜋 − 0) = 1
𝐴𝑚 2 (2𝜋) = 1
1
𝐴𝑚 2 = 2𝜋
1
𝐴𝑚 = √2𝜋
2𝑙+1 (𝑙−|𝑚|)!
(−1)(𝑚+|𝑚|)⁄2 √ 𝑒 𝑖𝑚𝜙 𝑃𝑙𝑚 (cos 𝜃)
4𝜋 (𝑙+|𝑚|)!
3⁄ 𝑙
2 2 (𝑛−𝑙−1)! 2𝑙+1 (𝑙−|𝑚|)! 2𝑟
= − (𝑛𝑎 ) (−1)(𝑚+|𝑚|)⁄2 √ (𝑛𝑎 )
0 2𝑛[(𝑛+𝑙)!]3 4𝜋 (𝑙+|𝑚|)! 0
2𝑟 𝑖𝑚𝜙 − 𝑟⁄
𝐿2𝑙+1 𝑚
𝑛+𝑙 (𝑛𝑎 ) 𝑃𝑙 (cos 𝜃 ) 𝑒 𝑒 𝑛𝑎0
0
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 92
Polinomial Laguerre
𝑑𝑘
𝐿𝑘 (𝑟) = 𝑒 𝑟 𝑑𝑟 𝑘 (𝑟 𝑘 𝑒 −𝑟 )
Untuk 𝐿1 (𝑟)
𝑑1
𝐿1 (𝑟) = 𝑒 𝑟 𝑑𝑟 1 (𝑟1 𝑒 −𝑟 )
𝐿11 (𝑟) = −1
Untuk 𝐿12 (𝑟)
𝑑1
𝐿12 (𝑟) = 𝐿2 (𝑟)
𝑑𝑟 1
𝑑1
𝐿12 (𝑟) = 𝑑𝑟 1 [𝑟 2 − 4𝑟 + 2]
𝐿12 (𝑟) = 2𝑟 − 4
Untuk 𝐿13 (𝑟)
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 94
𝑑1
𝐿13 (𝑟) = 𝐿3 (𝑟)
𝑑𝑟 1
𝑑1
𝐿13 (𝑟) = 𝑑𝑟 1 [−𝑟 3 + 9𝑟 2 − 18𝑟 + 6]
𝐿33 (𝑟) = −6
Untuk 𝐿34 (𝑟)
𝑑3
𝐿34 (𝑟) = 𝑑𝑟 3 𝐿4 (𝑟)
𝑑3
𝐿34 (𝑟) = 𝑑𝑟 3 [𝑟 4 − 16𝑟 3 + 72𝑟 2 − 96𝑟 + 24]
2𝑟
𝐿𝑍𝑘 (𝑟) 𝐿2𝑙+1
𝑛+𝑙 ( )
𝑛𝑎0
𝐿11 (𝑟) = −1 2𝑟
𝐿11 (𝑛𝑎 ) = −1
0
𝐿12 (𝑟) = 2𝑟 − 4 2𝑟
𝐿12 (𝑛𝑎
2𝑟
) = 2 (𝑛𝑎 ) − 4
0 0
𝐿13 (𝑟) = −3𝑟 2 + 18𝑟 − 18 2𝑟 2𝑟 2 2𝑟
𝐿13 (𝑛𝑎 ) = −3 (𝑛𝑎 ) + 18 (𝑛𝑎 ) − 18
0 0 0
𝐿33 (𝑟) = −6 2𝑟
𝐿33 (𝑛𝑎 ) = −6
0
𝐿34 (𝑟) = 24𝑟 − 96 2𝑟 2𝑟
𝐿34 (𝑛𝑎 ) = 24 (𝑛𝑎 ) − 96
0 0
𝐿55 (𝑟) = −120 2𝑟
𝐿55 (𝑛𝑎 ) = −120
0
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 95
3⁄
2 2 1 𝑟⁄ 2𝑟
𝑅10 (𝑟) = − (𝑎 ) √2 𝑒 − 𝑎0 𝐿11 (𝑎 )
0 0
3
(2) ⁄2 1⁄ 𝑟⁄
𝑅10 (𝑟) = − 3 (2)− 2 𝑒− 𝑎0 [−1]
(𝑎0 ) ⁄2
2 𝑟⁄
𝑅10 (𝑟) = 3 𝑒− 𝑎0 => digunakan untuk validasi
(𝑎0) ⁄2
3⁄
1 2 1 − 𝑟⁄2𝑎 𝑟
𝑅20 (𝑟) = − (𝑎 ) √4[2]3 𝑒 0 𝐿12 (𝑎 )
0 0
1 1 − 𝑟⁄2𝑎 𝑟
𝑅20 (𝑟) = − 3 3 𝑒 0 [2 ( ) − 4]
(𝑎0 ) ⁄2 (2)(2) ⁄2 𝑎 0
1 𝑟 − 𝑟⁄2𝑎
𝑅20 (𝑟) = 3 [2 − ( )] 𝑒 0 => digunakan untuk validasi
(2𝑎0 ) ⁄2 𝑎 0
3⁄
1 2 1 𝑟 − 𝑟⁄2𝑎 𝑟
𝑅21 (𝑟) = − (𝑎 ) √4[6]3 (𝑎 ) 𝑒 0 𝐿33 (𝑎 )
0 0 0
1 1 𝑟 − 𝑟⁄2𝑎
𝑅21 (𝑟) = − 3 3 (𝑎 ) 𝑒 0 [−6]
(𝑎0 ) ⁄2 (6)(2) ⁄2√3 0
1 𝑟 − 𝑟⁄2𝑎
𝑅21 (𝑟) = 3 (𝑎 ) 𝑒 0 => digunakan untuk validasi
√3 (2𝑎0 ) ⁄2 0
3⁄
2 2 2 − 𝑟⁄3𝑎 2𝑟
𝑅30 (𝑟) = − (3𝑎 ) √6[6]3 𝑒 0 𝐿13 (3𝑎 )
0 0
3⁄ 2
2 2 1 1 − 𝑟⁄3𝑎 2𝑟 2𝑟
𝑅30 (𝑟) = − (3𝑎 ) √ 𝑒 0 [−3 (3𝑎 ) + 18 (3𝑎 ) − 18]
0 (6) 3[6] 0 0
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 96
2 2𝑟 2𝑟 2 − 𝑟⁄3𝑎
𝑅30 (𝑟) = 3 [1 − ( )+( )] 𝑒 0 => digunakan untuk validasi
(3𝑎0 ) ⁄2 3𝑎0 27𝑎02
3⁄
2 2 1 2𝑟 − 𝑟⁄3𝑎 2𝑟
𝑅31 (𝑟) = − (3𝑎 ) √6[24]3 (3𝑎 ) 𝑒 0 𝐿34 (3𝑎 )
0 0 0
3⁄
2 2 1 1 2𝑟 − 𝑟⁄3𝑎 2𝑟
𝑅31 (𝑟) = − (3𝑎 ) √ ( )𝑒 0 [24 ( ) − 96]
0 (24) 6[24] 3𝑎 0 3𝑎0
8 𝑟 𝑟2 − 𝑟⁄3𝑎
𝑅31 (𝑟) = 3 [( ) − ( 2 )] 𝑒 0 => digunakan untuk validasi
9√2 (3𝑎0 ) ⁄2 𝑎 0 6𝑎 0
3⁄ 2
2 2 1 2𝑟 − 𝑟⁄3𝑎 2𝑟
𝑅32 (𝑟) = − ( ) √6[120]3 (3𝑎 ) 𝑒 0 𝐿55 ( )
3𝑎0 0 3𝑎0
3⁄ 2
2 2 1 1 2𝑟 − 𝑟⁄3𝑎
𝑅32 (𝑟) = − (3𝑎 ) √ ( ) 𝑒 0 [−120]
0 (120) 6[120] 3𝑎 0
4 𝑟2 − 𝑟⁄3𝑎
𝑅32 (𝑟) = 3 (𝑎 2 ) 𝑒 0 => digunakan untuk validasi
27√10(3𝑎0 ) ⁄2 0
𝑌2(−2) (𝜃, 𝜙); 𝑌2(−1) (𝜃, 𝜙); 𝑌20 (𝜃, 𝜙); 𝑌21 (𝜃, 𝜙) dan 𝑌22 (𝜃, 𝜙).
Fungsi gelombang angular atom hidrogen juga menggunakan polinomial
Legendre terasosiasi yang didalamnya mengandung polinomial Legendre. Berikut
ini merupakan perhitungan beberapa polinomial Legendre dan polinomial
Legendre terasosiasi yang dapat dijabarkan sebagai berikut.
Polinomial Legendre
1 𝑑𝑙
𝑃𝑙 (cos 𝜃) = 2𝑙 (𝑙!) 𝑑(cos 𝜃)𝑙 (𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 − 1)𝑙
Untuk 𝑃0 (cos 𝜃)
1 𝑑0
𝑃0 (cos 𝜃) = (𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 − 1)0
20 (0!) 𝑑(cos 𝜃)0
𝑃0 (cos 𝜃) = 1
Untuk 𝑃1 (cos 𝜃)
1 𝑑1
𝑃1 (cos 𝜃 ) = 21 (1!) 𝑑(cos 𝜃)1 (𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 − 1)1
1
𝑃𝑙 (cos 𝜃) = 2 (2 cos 𝜃)
𝑃1 (cos 𝜃 ) = cos 𝜃
Untuk 𝑃2 (cos 𝜃)
1 𝑑2
𝑃2 (cos 𝜃) = 22 (2!) 𝑑(𝑐𝑜𝑠 2𝜃) (𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 − 1)2
1 𝑑 𝑑
𝑃2 (cos 𝜃) = 8 𝑑(cos 𝜃) [𝑑(cos 𝜃) (𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 − 1)2 ]
1 𝑑
𝑃2 (cos 𝜃) = 8 𝑑(cos 𝜃) [2(𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 − 1)(2 cos 𝜃)]
1 𝑑
𝑃2 (cos 𝜃) = 2 𝑑(cos 𝜃) (𝑐𝑜𝑠 3 𝜃 − cos 𝜃)
1
𝑃2 (cos 𝜃) = 2 (3 𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 − 1)
Dimana,
|𝑚|
𝑃𝑙 (cos 𝜃) = 𝑃𝑙|−𝑚| (cos 𝜃)
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 98
𝑃00 (cos 𝜃 ) = 1
Untuk 𝑃10 (cos 𝜃 )
𝑑0
𝑃10 (cos 𝜃 ) = (1 − 𝑐𝑜𝑠 2 𝜃)0/2 𝑑(cos 𝜃)0 𝑃1 (cos 𝜃)
𝑑1
𝑃11 (cos 𝜃 ) = (𝑠𝑖𝑛2 𝜃)1/2 𝑑(cos 𝜃)1 (cos 𝜃)
𝑑1 1
𝑃21 (cos 𝜃 ) = (𝑠𝑖𝑛2 𝜃)1/2 𝑑(cos 𝜃)1 [ 2 (3 𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 − 1)]
1
𝑃21 (cos 𝜃 ) = sin 𝜃 [ 2 (6 cos 𝜃)]
1 1
𝑌00 (𝜃, 𝜙) = [√2] [√2𝜋 ] => digunakan untuk validasi
1
𝑌00 (𝜃, 𝜙) = √4𝜋
31 1
𝑌1(−1) (𝜃, 𝜙) = [(−1)0 √ 𝑃1 (cos 𝜃)] [√ 𝑒 −𝑖𝜙 ]
22 1 2𝜋
√3 1
𝑌1(−1) (𝜃, 𝜙) = [ 2 sin 𝜃] [√2𝜋 𝑒 −𝑖𝜙 ] => digunakan untuk validasi
3
𝑌1(−1) (𝜃, 𝜙) = √8𝜋 sin 𝜃 𝑒 −𝑖𝜙
3 1
𝑌10 (𝜃, 𝜙) = [(−1)0 √2 cos 𝜃] [√2𝜋 ]
3 1
𝑌10 (𝜃, 𝜙) = [√2 cos 𝜃] [√2𝜋 ] => digunakan untuk validasi
3
𝑌10 (𝜃, 𝜙) = √4𝜋 cos 𝜃
2+1 (1−|1|)! 1
𝑌1 (𝜃, 𝜙) = [(−1)(1+|1|)⁄2 √ 𝑃1 (cos 𝜃)] [√2𝜋 𝑒 𝑖(1)𝜙 ]
2 (1+|1|)! 1
31 1
𝑌11 (𝜃, 𝜙) = [(−1)1 √2 2 sin 𝜃] [√2𝜋 𝑒 𝑖𝜙 ]
√3 1
𝑌1 (𝜃, 𝜙) = [− sin 𝜃] [√2𝜋 𝑒 𝑖𝜙 ] => digunakan untuk validasi
2
3
𝑌11 (𝜃, 𝜙) = −√8𝜋 sin 𝜃 𝑒 𝑖𝜙
5 1 1
𝑌2(−2) (𝜃, 𝜙) = [(−1)2 √2 (24) 𝑃22 (cos 𝜃)] [√2𝜋 𝑒 −2𝑖𝜙 ]
5 1
𝑌2(−2) (𝜃, 𝜙) = [√48 (3)𝑠𝑖𝑛2 𝜃] [√2𝜋 𝑒 −2𝑖𝜙 ]
45 1
𝑌2(−2) (𝜃, 𝜙) = [√48 𝑠𝑖𝑛2 𝜃] [√2𝜋 𝑒 −2𝑖𝜙 ]
√15 1
𝑌2(−2) (𝜃, 𝜙) = [ 𝑠𝑖𝑛2 𝜃] [√2𝜋 𝑒 −2𝑖𝜙 ] => digunakan untuk validasi
4
15
𝑌2(−2) (𝜃, 𝜙) = √32𝜋 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 𝑒 −2𝑖𝜙
5 1 1
𝑌2(−1) (𝜃, 𝜙) = [(−1)0 √2 (6) 𝑃21 (cos 𝜃)] [√2𝜋 𝑒 −𝑖𝜙 ]
5 1
𝑌2(−1) (𝜃, 𝜙) = [√12 (3) sin 𝜃 cos 𝜃] [√2𝜋 𝑒 −𝑖𝜙 ]
45 1
𝑌2(−1) (𝜃, 𝜙) = [√12 sin 𝜃 cos 𝜃] [√2𝜋 𝑒 −𝑖𝜙 ]
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 101
15 1
𝑌2(−1) (𝜃, 𝜙) = [√ 4 sin 𝜃 cos 𝜃] [√2𝜋 𝑒 −𝑖𝜙 ] => digunakan untuk validasi
15
𝑌2(−1) (𝜃, 𝜙) = √8𝜋 sin 𝜃 cos 𝜃 𝑒 −𝑖𝜙
5 1
𝑌20 (𝜃, 𝜙) = [(−1)0 √2 𝑃20 (cos 𝜃)] [√2𝜋 ]
5 1 1
𝑌20 (𝜃, 𝜙) = [√2 (2)(3 𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 − 1)] [√2𝜋 ]
5 1
𝑌20 (𝜃, 𝜙) = [√8 (3 𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 − 1)] [√2𝜋 ] => digunakan untuk validasi
5
𝑌20 (𝜃, 𝜙) = √16𝜋 (3 𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 − 1)
5 1 1
𝑌21 (𝜃, 𝜙) = [(−1)1 √2 (6) (3) sin 𝜃 cos 𝜃] [√2𝜋 𝑒 𝑖𝜙 ]
5 1
𝑌21 (𝜃, 𝜙) = [−√12 (3) sin 𝜃 cos 𝜃] [√2𝜋 𝑒 𝑖𝜙 ]
45 1
𝑌21 (𝜃, 𝜙) = [−√12 sin 𝜃 cos 𝜃] [√2𝜋 𝑒 𝑖𝜙 ]
15 1
𝑌21 (𝜃, 𝜙) = [−√ 4 sin 𝜃 cos 𝜃] [√2𝜋 𝑒 𝑖𝜙 ] => digunakan untuk validasi
15
𝑌21 (𝜃, 𝜙) = −√8𝜋 sin 𝜃 cos 𝜃 𝑒 𝑖𝜙
4+1 (2−|2|)! 1
𝑌22 (𝜃, 𝜙) = [(−1)(2+|2|)⁄2 √ 𝑃2 (cos 𝜃)] [√2𝜋 𝑒 𝑖(2)𝜙 ]
2 (2+|2|)! 2
5 1 1
𝑌22 (𝜃, 𝜙) = [(−1)2 √2 (24) (3)𝑠𝑖𝑛2 𝜃] [√2𝜋 𝑒 2𝑖𝜙 ]
5 1
𝑌22 (𝜃, 𝜙) = [√48 (3)𝑠𝑖𝑛2 𝜃] [√2𝜋 𝑒 2𝑖𝜙 ]
45 1
𝑌22 (𝜃, 𝜙) = [√48 𝑠𝑖𝑛2 𝜃] [√2𝜋 𝑒 2𝑖𝜙 ]
√15 1
𝑌22 (𝜃, 𝜙) = [ 𝑠𝑖𝑛2 𝜃] [√2𝜋 𝑒 2𝑖𝜙 ] => digunakan untuk validasi
4
15
𝑌22 (𝜃, 𝜙) = √32𝜋 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 𝑒 2𝑖𝜙
1 𝑟⁄
𝜓100 (𝑟, 𝜃, 𝜙) = 3 𝑒− 𝑎0
√𝜋(𝑎0 ) ⁄2
1 𝑟
𝜓200 (𝑟, 𝜃, 𝜙) = 2 (2 − 𝑎 ) 𝑒 −𝑟/2𝑎0
√𝜋(2𝑎0 )3/2 0
1 𝑟 3
𝜓21(−1) (𝑟, 𝜃, 𝜙) = [ ( ) 𝑒 −𝑟/2𝑎0 ] [√8𝜋 sin 𝜃 𝑒 −𝑖𝜙 ]
√3(2𝑎0 )3/2 𝑎0
1 𝑟
𝜓21(−1) (𝑟, 𝜃, 𝜙) = 2 ( ) sin 𝜃 𝑒 −𝑖𝜙 𝑒 −𝑟/2𝑎0
√2𝜋(2𝑎0 )3/2 𝑎0
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 103
1 𝑟
𝜓210 (𝑟, 𝜃, 𝜙) = 2 ( ) cos 𝜃 𝑒 −𝑟/2𝑎0
√𝜋(2𝑎0 )3/2 𝑎0
1 𝑟
𝜓211 (𝑟, 𝜃, 𝜙) = 2 (− 𝑎 ) sin 𝜃 𝑒 𝑖𝜙 𝑒 −𝑟/2𝑎0
√2𝜋(2𝑎0 )3/2 0
1 2𝑟 2𝑟 2
𝜓300 (𝑟, 𝜃, 𝜙) = 3 (1 − 3𝑎 + 27𝑎 2 ) 𝑒 −𝑟/3𝑎0
0 0
√𝜋(3𝑎0 )2
8 𝑟 𝑟2 3
𝜓31(−1) (𝑟, 𝜃, 𝜙) = [9 ( + 6𝑎 2 ) 𝑒 −𝑟/3𝑎0 ] [√8𝜋 sin 𝜃 𝑒 −𝑖𝜙 ]
√2(3𝑎0 )3/2 𝑎 0 0
2 √3 𝑟 𝑟2
𝜓31(−1) (𝑟, 𝜃, 𝜙) = 9 (𝑎 + 6𝑎 2 ) sin 𝜃 𝑒 −𝑖𝜙 𝑒 −𝑟/3𝑎0
√𝜋(3𝑎0 )3/2 0 0
4 √3 𝑟 𝑟2
𝜓310 (𝑟, 𝜃, 𝜙) = 9 ( + 6𝑎 2 ) 𝑒 −𝑟/3𝑎0
√2𝜋(3𝑎0 )3/2 𝑎 0 0
2 √3 𝑟 𝑟2
𝜓311 (𝑟, 𝜃, 𝜙) = 3/2 (− − ) sin 𝜃 𝑒 𝑖𝜙 𝑒 −𝑟/3𝑎0
9√𝜋(3𝑎0 ) 𝑎0 6𝑎0 2
4 𝑟2 15
𝜓32(−2) (𝑟, 𝜃, 𝜙) = [27 ( ) 𝑒 −𝑟/3𝑎0 ] [√32𝜋 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 𝑒 −2𝑖𝜙 ]
√10(3𝑎0 )3/2 𝑎 2 0
√3 𝑟2
𝜓32(−2) (𝑟, 𝜃, 𝜙) = 54 3/2 ( ) 𝑠𝑖𝑛2 𝜃𝑒 −2𝑖𝜙 𝑒 −𝑟/3𝑎0
√𝜋(3𝑎0 ) 𝑎0 2
4 𝑟2 15
𝜓32(−1) (𝑟, 𝜃, 𝜙) = [27 (𝑎 2 ) 𝑒 −𝑟/3𝑎0 ] [√8𝜋 sin 𝜃 cos 𝜃 𝑒 −𝑖𝜙 ]
√10(3𝑎0 )3/2 0
√3 𝑟2
𝜓32(−1) (𝑟, 𝜃, 𝜙) = 27 3/2 ( ) sin 𝜃 cos 𝜃 𝑒 −𝑖𝜙 𝑒 −𝑟/3𝑎0
√𝜋(3𝑎0 ) 𝑎0 2
1 𝑟2
𝜓320 (𝑟, 𝜃, 𝜙) = 27 (𝑎 2 ) (3𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 − 1) 𝑒 −𝑟/3𝑎0
√2𝜋(3𝑎0 )3/2 0
√3 𝑟2
𝜓321 (𝑟, 𝜃, 𝜙) = 27 3/2 (− ) sin 𝜃 cos 𝜃 𝑒 𝑖𝜙 𝑒 −𝑟/3𝑎0
√𝜋(3𝑎0 ) 𝑎0 2
√3 𝑟2
𝜓322 (𝑟, 𝜃, 𝜙) = 54 ( ) 𝑠𝑖𝑛2 𝜃𝑒 2𝑖𝜙 𝑒 −𝑟/3𝑎0
√𝜋(3𝑎0 )3/2 𝑎0 2
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 105
Sama seperti sebelumnya, akan tetapi sekarang yang akan dicari adalah untuk
(𝑛) = 4. Sehingga fungsi gelombang radial yang akan memenuhi adalah
𝑅40 (𝑟), 𝑅41 (𝑟), 𝑅42 (𝑟), 𝑅43 (𝑟).
Polinomial Laguerre
𝑑𝑘
𝐿𝑘 (𝑟) = 𝑒 𝑟 𝑑𝑟 𝑘 (𝑟 𝑘 𝑒 −𝑟 )
Untuk 𝐿4 (𝑟)
𝑑4
𝐿4 (𝑟) = 𝑒 𝑟 𝑑𝑟 4 (𝑟 4 𝑒 −𝑟 )
𝑑5
𝐿5 (𝑟) = 𝑒 𝑟 𝑑𝑟 5 (𝑟 5 𝑒 −𝑟 )
Untuk 𝐿6 (𝑟)
𝑑6
𝐿6 (𝑟) = 𝑒 𝑟 𝑑𝑟 6 (𝑟 6 𝑒 −𝑟 )
Untuk 𝐿7 (𝑟)
𝑑7
𝐿7 (𝑟) = 𝑒 𝑟 𝑑𝑟 7 (𝑟 7 𝑒 −𝑟 )
𝑑
𝐿14 (𝑟) = 𝑑𝑟 𝐿4 (𝑟)
𝑑
𝐿14 (𝑟) = 𝑑𝑟 [(𝑟 4 ) − 16(𝑟 3 ) + 72(𝑟 2 ) − 96(𝑟) + 24]
𝑑3
𝐿35 (𝑟) = 𝑑𝑟 3 𝐿5 (𝑟)
𝑑3
𝐿35 (𝑟) = 𝑑𝑟 3 [−(𝑟 5 ) + 25(𝑟 4 ) − 200(𝑟 3 ) + 600(𝑟2 ) − 600(𝑟) + 120]
𝑑5
𝐿56 (𝑟) = 𝑑𝑟 5 𝐿6 (𝑟)
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 107
𝑑5
𝐿56 (𝑟) = [(𝑟 6 ) − 36(𝑟 5 ) + 450(𝑟 4 ) − 2400(𝑟 3 ) + 5400(𝑟2 ) −
𝑑𝑟 5
4320(𝑟) + 720]
𝑑7
𝐿77 (𝑟) = 𝑑𝑟 7 𝐿7 (𝑟)
𝑑7
𝐿77 (𝑟) = 𝑑𝑟 7 [−(𝑟 7 ) + 49(𝑟 6 ) − 882(𝑟 5 ) + 7350(𝑟 4 ) − 29400(𝑟3 ) +
2𝑟
𝐿2𝑙+1
𝑛+𝑙 ( )
𝑛𝑎0
2𝑟 2𝑟 3 2𝑟 2 2𝑟
𝐿14 (𝑛𝑎 ) = 4 (𝑛𝑎 ) − 48 (𝑛𝑎 ) + 144 (𝑛𝑎 ) − 96
0 0 0 0
2𝑟 2𝑟 2 2𝑟
𝐿35 (𝑛𝑎 ) = −60 (𝑛𝑎 ) + 600 (𝑛𝑎 ) − 1200
0 0 0
2𝑟 2𝑟
𝐿56 (𝑛𝑎 ) = 720 (𝑛𝑎 ) − 4320
0 0
2𝑟
𝐿77 (𝑛𝑎 ) = −5040
0
3⁄ 3 2
1 2 (3)! − 𝑟⁄4𝑎 𝑟 𝑟 𝑟
𝑅40 (𝑟) = − (2𝑎 ) √8[4!]3 𝑒 0 [4 (2𝑎 ) − 48 (2𝑎 ) + 144 (2𝑎 ) − 96]
0 0 0 0
1 3𝑟 𝑟2 𝑟3 − 𝑟⁄4𝑎
𝑅40 (𝑟) = 3 [1 − ( ) + (8𝑎 2 ) − (192𝑎 3 )] 𝑒 0
4(𝑎0 ) ⁄2 4𝑎0 0 0
3⁄ 1
2 2 (4−1−1)! 2𝑟 − 𝑟⁄4𝑎 2𝑟
𝑅41 (𝑟) = − (4𝑎 ) √8[(4+1)!]3 (4𝑎 ) 𝑒 0 𝐿35 (4𝑎 )
0 0 0
3⁄ 1 2
1 2 2 𝑟 − 𝑟⁄4𝑎 𝑟 𝑟
𝑅41 (𝑟) = − (2𝑎 ) √8[5!]3 (2𝑎 ) 𝑒 0 [−60 (2𝑎 ) + 600 (2𝑎 ) − 1200]
0 0 0 0
5 𝑟 𝑟2 𝑟3 − 𝑟⁄4𝑎
𝑅41 (𝑟) = 3 [( ) − ( 2 ) + ( )] 𝑒 0
16√15(𝑎0 ) ⁄2 𝑎 0 4𝑎 80𝑎 3 0 0
3⁄ 2
1 2 1 𝑟 − 𝑟⁄4𝑎 𝑟
𝑅42 (𝑟) = − (2𝑎 ) √8[6!]3 (2𝑎 ) 𝑒 0 [720 ( ) − 4320]
0 0 2𝑎0
1 3𝑟 2 𝑟3 − 𝑟⁄4𝑎
𝑅42 (𝑟) = 3 [( 2 ) − (4𝑎 3 )] 𝑒
0
192√5(𝑎0 ) ⁄2 𝑎0 0
3⁄ 3
1 2 1 𝑟 − 𝑟⁄4𝑎
𝑅43 (𝑟) = − (2𝑎 ) √8[7!]3 (2𝑎 ) 𝑒 0 [−5040]
0 0
1 𝑟3 − 𝑟⁄4𝑎
𝑅43 (𝑟) = 3 (𝑎 3 ) 𝑒 0
768√35(𝑎0 ) ⁄2 0
𝑌2(−2) (𝜃, 𝜙); 𝑌2(−1) (𝜃, 𝜙); 𝑌20 (𝜃, 𝜙); 𝑌21 (𝜃, 𝜙); 𝑌22 (𝜃, 𝜙); 𝑌3(−3) (𝜃, 𝜙); 𝑌3(−2) (𝜃, 𝜙);
𝑌3(−1) (𝜃, 𝜙); 𝑌30 (𝜃, 𝜙); 𝑌31 (𝜃, 𝜙); 𝑌32 (𝜃, 𝜙); 𝑌33 (𝜃, 𝜙).
Fungsi gelombang angular atom hidrogen juga menggunakan polinomial
Legendre terasosiasi yang didalamnya mengandung polinomial Legendre. Berikut
ini merupakan perhitungan beberapa polinomial Legendre dan polinomial
Legendre terasosiasi yang dapat dijabarkan sebagai berikut
Polinomial Legendre
1 𝑑𝑙
𝑃𝑙 (cos 𝜃) = 2𝑙 (𝑙!) 𝑑(cos 𝜃)𝑙 (𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 − 1)𝑙
Untuk 𝑃0 (cos 𝜃)
1 𝑑0
𝑃0 (cos 𝜃) = 20 (0!) 𝑑(cos 𝜃)0 (𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 − 1)0
𝑃0 (cos 𝜃) = 1
Untuk 𝑃1 (cos 𝜃)
1 𝑑1
𝑃1 (cos 𝜃 ) = 21 (1!) 𝑑(cos 𝜃)1 (𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 − 1)1
1
𝑃𝑙 (cos 𝜃) = 2 (2 cos 𝜃)
𝑃1 (cos 𝜃 ) = cos 𝜃
Untuk 𝑃2 (cos 𝜃)
1 𝑑2
𝑃2 (cos 𝜃) = 22 (2!) 𝑑(𝑐𝑜𝑠 2𝜃) (𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 − 1)2
1 𝑑 𝑑
𝑃2 (cos 𝜃) = 8 𝑑(cos 𝜃) [𝑑(cos 𝜃) (𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 − 1)2 ]
1 𝑑
𝑃2 (cos 𝜃) = 8 𝑑(cos 𝜃) [2(𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 − 1)(2 cos 𝜃)]
1 𝑑
𝑃2 (cos 𝜃) = 2 𝑑(cos 𝜃) (𝑐𝑜𝑠 3 𝜃 − cos 𝜃)
1
𝑃2 (cos 𝜃) = 2 (3 𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 − 1)
Untuk 𝑃3 (cos 𝜃)
1 𝑑3
𝑃3 (cos 𝜃) = 23 (3!) 𝑑(𝑐𝑜𝑠 3𝜃) (𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 − 1)3
1 𝑑2 𝑑
𝑃3 (cos 𝜃) = 8(6) 𝑑(𝑐𝑜𝑠 2𝜃) [𝑑(cos 𝜃) (𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 − 1)3 ]
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 110
1 𝑑2
𝑃3 (cos 𝜃) = [3(𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 − 1)2 (2 cos 𝜃)]
48 𝑑(𝑐𝑜𝑠 2𝜃)
1 𝑑 𝑑
𝑃3 (cos 𝜃) = 48 𝑑(cos 𝜃) [𝑑(cos 𝜃) 6 cos 𝜃 (𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 − 1)2 ]
1 𝑑
𝑃3 (cos 𝜃) = 8 𝑑(cos 𝜃) [cos 𝜃 (2(𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 − 1)(2 cos 𝜃 )) + (𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 − 1)2 ]
1 𝑑
𝑃3 (cos 𝜃) = [4(𝑐𝑜𝑠 4 𝜃 − 𝑐𝑜𝑠 2 𝜃) + (𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 − 1)2 ]
8 𝑑(cos 𝜃)
1
𝑃3 (cos 𝜃) = 8 [4(4𝑐𝑜𝑠 3 𝜃 − 2 cos 𝜃 ) + (2(𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 − 1)(2 cos 𝜃 ))]
1
𝑃3 (cos 𝜃) = 2 [(4𝑐𝑜𝑠 3 𝜃 − 2 cos 𝜃 ) + (𝑐𝑜𝑠 3 𝜃 − cos 𝜃 )]
1
𝑃3 (cos 𝜃) = 2 (5 𝑐𝑜𝑠 3 𝜃 − 3 cos 𝜃)
Dimana,
|𝑚|
𝑃𝑙 (cos 𝜃) = 𝑃𝑙|−𝑚| (cos 𝜃)
Untuk 𝑃00 (cos 𝜃 )
𝑑0
𝑃00 (cos 𝜃 ) = (1 − 𝑐𝑜𝑠 2 𝜃)0/2 𝑑(cos 𝜃)0 𝑃0 (𝑣)
𝑃00 (cos 𝜃 ) = 1
Untuk 𝑃10 (cos 𝜃 )
𝑑0
𝑃10 (cos 𝜃 ) = (1 − 𝑐𝑜𝑠 2 𝜃)0/2 𝑑(cos 𝜃)0 𝑃1 (cos 𝜃)
𝑑1
𝑃11 (cos 𝜃 ) = (1 − 𝑐𝑜𝑠 2 𝜃)1/2 𝑃 (cos 𝜃 )
𝑑(cos 𝜃)1 1
𝑑1
𝑃11 (cos 𝜃 ) = (𝑠𝑖𝑛2 𝜃)1/2 𝑑(cos 𝜃)1 (cos 𝜃)
𝑑1 1
𝑃21 (cos 𝜃 ) = (𝑠𝑖𝑛2 𝜃)1/2 𝑑(cos 𝜃)1 [ 2 (3 𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 − 1)]
1
𝑃21 (cos 𝜃 ) = sin 𝜃 [ 2 (6 cos 𝜃)]
𝑑1 1
𝑃31 (cos 𝜃 ) = (𝑠𝑖𝑛2 𝜃)1/2 𝑑(cos 𝜃)1 [ 2 (5 𝑐𝑜𝑠 3 𝜃 − 3 cos 𝜃 )]
1
𝑃31 (cos 𝜃 ) = sin 𝜃 [ 2 (15 𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 − 3)]
3
𝑃31 (cos 𝜃 ) = sin 𝜃 (5 𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 − 1)
2
𝑑 𝑑 1
𝑃32 (cos 𝜃 ) = 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 𝑑(cos 𝜃) [𝑑(cos 𝜃) (2 (5 𝑐𝑜𝑠 3 𝜃 − 3 cos 𝜃 ))]
1 𝑑
𝑃32 (cos 𝜃 ) = 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 𝑑(cos 𝜃) [15 𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 − 3]
2
1
𝑃32 (cos 𝜃 ) = 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 [30 cos 𝜃]
2
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 112
𝑑2 𝑑 1
𝑃33 (cos 𝜃 ) = (𝑠𝑖𝑛2 𝜃)3/2 𝑑(cos 𝜃)2 [𝑑(cos 𝜃) (2 (5 𝑐𝑜𝑠 3 𝜃 − 3 cos 𝜃 ))]
1 𝑑2
𝑃33 (cos 𝜃 ) = 𝑠𝑖𝑛3 𝜃 𝑑(cos 𝜃)2 [15 𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 − 3]
2
3 𝑑 𝑑
𝑃33 (cos 𝜃 ) = 𝑠𝑖𝑛3 𝜃 𝑑(cos 𝜃) [𝑑(cos 𝜃) (5 𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 − 1)]
2
3 𝑑
𝑃33 (cos 𝜃 ) = 𝑠𝑖𝑛3 𝜃 𝑑(cos 𝜃) [10 cos 𝜃 ]
2
1 1
𝑌00 (𝜃, 𝜙) = [√2] [√2𝜋 ] => digunakan untuk validasi
1
𝑌00 (𝜃, 𝜙) = √4𝜋
1
𝑌00 (𝜃, 𝜙) = 2
√𝜋
31 1
𝑌1(−1) (𝜃, 𝜙) = [(−1)0 √2 2 𝑃11 (cos 𝜃)] [√2𝜋 𝑒 −𝑖𝜙 ]
√3 1
𝑌1(−1) (𝜃, 𝜙) = [ 2 sin 𝜃] [√2𝜋 𝑒 −𝑖𝜙 ]
3
𝑌1(−1) (𝜃, 𝜙) = √ sin 𝜃 𝑒 −𝑖𝜙
8𝜋
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 113
√3
𝑌1(−1) (𝜃, 𝜙) = sin 𝜃 𝑒 −𝑖𝜙
2√2𝜋
3 1
𝑌10 (𝜃, 𝜙) = [(−1)0 √2 cos 𝜃] [√2𝜋 ]
3 1
𝑌10 (𝜃, 𝜙) = [√2 cos 𝜃] [√2𝜋 ]
3
𝑌10 (𝜃, 𝜙) = √4𝜋 cos 𝜃
√3
𝑌10 (𝜃, 𝜙) = 2 cos 𝜃
√𝜋
31 1
𝑌11 (𝜃, 𝜙) = [(−1)1 √2 2 sin 𝜃] [√2𝜋 𝑒 𝑖𝜙 ]
√3 1
𝑌1 (𝜃, 𝜙) = [− 2
sin 𝜃] [√2𝜋 𝑒 𝑖𝜙 ]
3
𝑌11 (𝜃, 𝜙) = −√8𝜋 sin 𝜃 𝑒 𝑖𝜙
√3
𝑌11 (𝜃, 𝜙) = − 2 sin 𝜃 𝑒 𝑖𝜙
√2𝜋
5 1 1
𝑌2(−2) (𝜃, 𝜙) = [(−1)2 √2 (24) 𝑃22 (cos 𝜃)] [√2𝜋 𝑒 −2𝑖𝜙 ]
5 1
𝑌2(−2) (𝜃, 𝜙) = [√ (3)𝑠𝑖𝑛2 𝜃] [√ 𝑒 −2𝑖𝜙 ]
48 2𝜋
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 114
45 1
𝑌2(−2) (𝜃, 𝜙) = [√48 𝑠𝑖𝑛2 𝜃] [√2𝜋 𝑒 −2𝑖𝜙 ]
√15 1
𝑌2(−2) (𝜃, 𝜙) = [ 𝑠𝑖𝑛2 𝜃] [√2𝜋 𝑒 −2𝑖𝜙 ]
4
15
𝑌2(−2) (𝜃, 𝜙) = √32𝜋 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 𝑒 −2𝑖𝜙
√15
𝑌2(−2) (𝜃, 𝜙) = 4 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 𝑒 −2𝑖𝜙
√2𝜋
5 1 1
𝑌2(−1) (𝜃, 𝜙) = [(−1)0 √2 (6) 𝑃21 (cos 𝜃)] [√2𝜋 𝑒 −𝑖𝜙 ]
5 1
𝑌2(−1) (𝜃, 𝜙) = [√12 (3) sin 𝜃 cos 𝜃] [√2𝜋 𝑒 −𝑖𝜙 ]
45 1
𝑌2(−1) (𝜃, 𝜙) = [√12 sin 𝜃 cos 𝜃] [√2𝜋 𝑒 −𝑖𝜙 ]
15 1
𝑌2(−1) (𝜃, 𝜙) = [√ sin 𝜃 cos 𝜃] [√ 𝑒 −𝑖𝜙 ]
4 2𝜋
√15 1
𝑌2(−1) (𝜃, 𝜙) = [ sin 𝜃 cos 𝜃] [√2𝜋 𝑒 −𝑖𝜙 ]
2
15
𝑌2(−1) (𝜃, 𝜙) = √8𝜋 sin 𝜃 cos 𝜃 𝑒 −𝑖𝜙
√15
𝑌2(−1) (𝜃, 𝜙) = 2 sin 𝜃 cos 𝜃 𝑒 −𝑖𝜙
√2𝜋
5 1
𝑌20 (𝜃, 𝜙) = [(−1)0 √2 𝑃20 (cos 𝜃)] [√2𝜋 ]
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 115
5 1 1
𝑌20 (𝜃, 𝜙) = [√2 (2)(3 𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 − 1)] [√2𝜋 ]
√5 1
𝑌20 (𝜃, 𝜙) = [2 (3 𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 − 1)] [√2𝜋 ]
√2
√5
𝑌20 (𝜃, 𝜙) = 4 (3 𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 − 1)
√𝜋
5 1 1
𝑌21 (𝜃, 𝜙) = [(−1)1 √2 (6) (3) sin 𝜃 cos 𝜃] [√2𝜋 𝑒 𝑖𝜙 ]
5 1
𝑌21 (𝜃, 𝜙) = [−√12 (3) sin 𝜃 cos 𝜃] [√2𝜋 𝑒 𝑖𝜙 ]
45 1
𝑌21 (𝜃, 𝜙) = [−√12 sin 𝜃 cos 𝜃] [√2𝜋 𝑒 𝑖𝜙 ]
√15 1
𝑌21 (𝜃, 𝜙) = [− sin 𝜃 cos 𝜃] [√2𝜋 𝑒 𝑖𝜙 ]
2
15
𝑌21 (𝜃, 𝜙) = −√8𝜋 sin 𝜃 cos 𝜃 𝑒 𝑖𝜙
√15
𝑌21 (𝜃, 𝜙) = − 2 sin 𝜃 cos 𝜃 𝑒 𝑖𝜙
√2𝜋
5 1 1
𝑌22 (𝜃, 𝜙) = [(−1)2 √2 (24) (3)𝑠𝑖𝑛2 𝜃] [√2𝜋 𝑒 2𝑖𝜙 ]
5 1
𝑌22 (𝜃, 𝜙) = [√48 (3)𝑠𝑖𝑛2 𝜃] [√2𝜋 𝑒 2𝑖𝜙 ]
45 1
𝑌22 (𝜃, 𝜙) = [√48 𝑠𝑖𝑛2 𝜃] [√2𝜋 𝑒 2𝑖𝜙 ]
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 116
√15 1
𝑌22 (𝜃, 𝜙) = [ 𝑠𝑖𝑛2 𝜃] [√2𝜋 𝑒 2𝑖𝜙 ]
4
15
𝑌22 (𝜃, 𝜙) = √32𝜋 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 𝑒 2𝑖𝜙
√15
𝑌22 (𝜃, 𝜙) = 4 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 𝑒 2𝑖𝜙
√2𝜋
7 1 1
𝑌3(−3) (𝜃, 𝜙) = [(−1)0 √ 𝑃3 (cos 𝜃)] [√ 𝑒 −3𝑖𝜙 ]
2 (720) 3 2𝜋
7 1
𝑌3(−3) (𝜃, 𝜙) = [√1440 (15) 𝑠𝑖𝑛3 𝜃] [√2𝜋 𝑒 −3𝑖𝜙 ]
35 1
𝑌3(−3) (𝜃, 𝜙) = [√32 𝑠𝑖𝑛3 𝜃] [√2𝜋 𝑒 −3𝑖𝜙 ]
√35
𝑌3(−3) (𝜃, 𝜙) = 8 𝑠𝑖𝑛3 𝜃 𝑒 −3𝑖𝜙
√𝜋
7 1 1
𝑌3(−2) (𝜃, 𝜙) = [(−1)0 √2 (120) 𝑃32 (cos 𝜃)] [√2𝜋 𝑒 −2𝑖𝜙 ]
7 1
𝑌3(−2) (𝜃, 𝜙) = [√240 (15) 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 cos 𝜃] [√2𝜋 𝑒 −2𝑖𝜙 ]
√105 1
𝑌3(−2) (𝜃, 𝜙) = [ 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 cos 𝜃] [√2𝜋 𝑒 −2𝑖𝜙 ]
4
√105
𝑌3(−2) (𝜃, 𝜙) = 4 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 cos 𝜃 𝑒 −2𝑖𝜙
√2𝜋
7 2 1
𝑌3(−1) (𝜃, 𝜙) = [(−1)0 √2 (24) 𝑃31 (cos 𝜃)] [√2𝜋 𝑒 −𝑖𝜙 ]
7 3 1
𝑌3(−1) (𝜃, 𝜙) = [√24 (2) sin 𝜃 (5 𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 − 1)] [√2𝜋 𝑒 −𝑖𝜙 ]
21 1
𝑌3(−1) (𝜃, 𝜙) = [√32 sin 𝜃 (5𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 − 1)] [√2𝜋 𝑒 −𝑖𝜙 ]
√21
𝑌3(−1) (𝜃, 𝜙) = 8 sin 𝜃 (5 𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 − 1) 𝑒 −𝑖𝜙
√𝜋
7 1 1
𝑌30 (𝜃, 𝜙) = [(−1)0 √2 (2) (5 𝑐𝑜𝑠 3 𝜃 − 3 cos 𝜃 )] [√2𝜋 ]
7 1
𝑌30 (𝜃, 𝜙) = [√8 (5𝑐𝑜𝑠 3 𝜃 − 3 cos 𝜃 )] [√2𝜋 ]
√7
𝑌30 (𝜃, 𝜙) = 4 (5 𝑐𝑜𝑠 3 𝜃 − 3 cos 𝜃 )
√𝜋
7 2 3 1
𝑌31 (𝜃, 𝜙) = [(−1)1 √2 (24) (2) sin 𝜃 (5 𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 − 1)] [√2𝜋 𝑒 𝑖𝜙 ]
7 3 1
𝑌31 (𝜃, 𝜙) = [−√24 (2) sin 𝜃 (5 𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 − 1)] [√2𝜋 𝑒 𝑖𝜙 ]
21 1
𝑌31 (𝜃, 𝜙) = [−√32 sin 𝜃 (5𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 − 1)] [√2𝜋 𝑒 𝑖𝜙 ]
√21
𝑌31 (𝜃, 𝜙) = − 8 sin 𝜃 (5 𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 − 1) 𝑒 𝑖𝜙
√𝜋
6+1 (3−|2|)! 1
𝑌32 (𝜃, 𝜙) = [(−1)(2+|2|)⁄2 √ 𝑃2 (cos 𝜃)] [√2𝜋 𝑒 𝑖(2)𝜙 ]
2 (3+|2|)! 3
7 1 1
𝑌32 (𝜃, 𝜙) = [(−1)2 √2 (120) (15) 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 cos 𝜃] [√2𝜋 𝑒 2𝑖𝜙 ]
7 1
𝑌32 (𝜃, 𝜙) = [√240 (15) 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 cos 𝜃] [√2𝜋 𝑒 2𝑖𝜙 ]
√105 2 1
𝑌32 (𝜃, 𝜙) = [ 𝑠𝑖𝑛 𝜃 cos 𝜃] [√ 𝑒 2𝑖𝜙 ]
4 2𝜋
√105
𝑌32 (𝜃, 𝜙) = 4 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 cos 𝜃 𝑒 2𝑖𝜙
√2𝜋
7 1 1
𝑌33 (𝜃, 𝜙) = [(−1)3 √2 (720) 𝑃33 (cos 𝜃)] [√2𝜋 𝑒 3𝑖𝜙 ]
7 1
𝑌33 (𝜃, 𝜙) = [−√1440 (15) 𝑠𝑖𝑛3 𝜃] [√2𝜋 𝑒 3𝑖𝜙 ]
35 1
𝑌33 (𝜃, 𝜙) = [−√ 𝑠𝑖𝑛3 𝜃] [√ 𝑒 3𝑖𝜙 ]
32 2𝜋
√35
𝑌33 (𝜃, 𝜙) = − 8 𝑠𝑖𝑛3 𝜃 𝑒 3𝑖𝜙
√𝜋
1 3𝑟 𝑟2 𝑟3
𝜓400 (𝑟, 𝜃, 𝜙) = 3 [1 − + 2 − ] 𝑒−𝑟⁄4𝑎0
8√𝜋(𝑎0 ) ⁄2 4𝑎0 8𝑎0 192𝑎0 3
5 𝑟 𝑟2 𝑟3 √3
𝜓41(−1) (𝑟, 𝜃, 𝜙) = { 3 [ − 2 + 3 ] 𝑒−𝑟⁄4𝑎0 } { sin 𝜃 𝑒 −𝑖𝜙 }
16√15(𝑎0 ) ⁄2 𝑎0 4𝑎0 80𝑎0 2√2𝜋
5 𝑟 𝑟2 𝑟3
𝜓41(−1) (𝑟, 𝜃, 𝜙) = 3 [ − 2+ ] sin 𝜃 𝑒−𝑖𝜙 𝑒−𝑟⁄4𝑎0
32√10𝜋(𝑎0 ) ⁄2 𝑎 4𝑎 80𝑎 3
0 0 0
5 𝑟 𝑟2 𝑟3
𝜓410 (𝑟, 𝜃, 𝜙) = 3 [ − 2+ ] cos 𝜃 𝑒−𝑟⁄4𝑎0
32√5𝜋(𝑎0 ) ⁄2 𝑎 4𝑎0 80𝑎 3 0 0
5 𝑟 𝑟2 𝑟3
𝜓411 (𝑟, 𝜃, 𝜙) = 3 [− + 2 − ] sin 𝜃 𝑒𝑖𝜙 𝑒−𝑟⁄4𝑎0
32√10𝜋(𝑎0 ) ⁄2 𝑎0 4𝑎0 80𝑎0 3
√3 3𝑟2 𝑟3
𝜓42(−2) (𝑟, 𝜃, 𝜙) = 3 [ − ] 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 𝑒−2𝑖𝜙 𝑒−𝑟⁄4𝑎0
768 √2𝜋(𝑎0 ) ⁄2 𝑎0 2 4𝑎0 3
√3 3𝑟2 𝑟3
𝜓42(−1) (𝑟, 𝜃, 𝜙) = 3 [ − ] sin 𝜃 cos 𝜃 𝑒−𝑖𝜙 𝑒−𝑟⁄4𝑎0
384 √2𝜋(𝑎0 ) ⁄2 𝑎0 2 4𝑎0 3
1 3𝑟2 𝑟3
𝜓420 (𝑟, 𝜃, 𝜙) = 3 [ − ] (3𝑐𝑜𝑠2 𝜃 − 1) 𝑒−𝑟⁄4𝑎0
768 √𝜋(𝑎0 ) ⁄2 𝑎0 2 4𝑎0 3
√3 3𝑟2 𝑟3
𝜓421 (𝑟, 𝜃, 𝜙) = 3 [− + ] sin 𝜃 cos 𝜃 𝑒𝑖𝜙 𝑒−𝑟⁄4𝑎0
384 √2𝜋(𝑎0 ) ⁄2 𝑎0 2 4𝑎0 3
√3 3𝑟2 𝑟3
𝜓422 (𝑟, 𝜃, 𝜙) = 3 [ − ] 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 𝑒2𝑖𝜙 𝑒−𝑟⁄4𝑎0
768 √2𝜋(𝑎0 ) ⁄2 𝑎0 2 4𝑎0 3
1 𝑟3
𝜓43(−3) (𝑟, 𝜃, 𝜙) = 3 [ ] 𝑠𝑖𝑛3 𝜃 𝑒−3𝑖𝜙 𝑒−𝑟⁄4𝑎0
6044√𝜋(𝑎0 ) ⁄2 𝑎0 3
√3 𝑟3
𝜓43(−2) (𝑟, 𝜃, 𝜙) = 3 [ ] 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 cos 𝜃 𝑒−2𝑖𝜙 𝑒−𝑟⁄4𝑎0
3072√2𝜋(𝑎0 ) ⁄2 𝑎0 3
√3 𝑟3
𝜓43(−1) (𝑟, 𝜃, 𝜙) = 3 [ ] sin 𝜃 (5𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 − 1) 𝑒−𝑖𝜙 𝑒−𝑟⁄4𝑎0
6044√5𝜋 (𝑎0 ) ⁄2 𝑎0 3
√3 𝑟3
𝜓430 (𝑟, 𝜃, 𝜙) = 3 [ ] (5𝑐𝑜𝑠 3 𝜃 − 3 cos 𝜃)𝑒−𝑟⁄4𝑎0
3072√5𝜋(𝑎0 ) ⁄2 𝑎0 3
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 121
√3 𝑟3
𝜓431 (𝑟, 𝜃, 𝜙) = 3 [− ] sin 𝜃 (5𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 − 1)𝑒𝑖𝜙 𝑒−𝑟⁄4𝑎0
6044√5𝜋 (𝑎0 ) ⁄2 𝑎0 3
√3 𝑟3
𝜓432 (𝑟, 𝜃, 𝜙) = 3 [ ] 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 cos 𝜃 𝑒2𝑖𝜙 𝑒−𝑟⁄4𝑎0
3072√2𝜋(𝑎0 ) ⁄2 𝑎0 3
1 𝑟3
𝜓433 (𝑟, 𝜃, 𝜙) = 3 [− ] 𝑠𝑖𝑛3 𝜃 𝑒3𝑖𝜙 𝑒−𝑟⁄4𝑎0
6044√𝜋(𝑎0 ) ⁄2 𝑎0 3
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 122
Mulai
Masukkan nilai 𝑛, 𝑙
Plot (x,y)
Selesai
Mulai
Masukkan nilai 𝑛, 𝑙
Plot (x,y)
Selesai
Mulai
Masukkan nilai 𝑙, 𝑚
1
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 127
Surf (X,Y,Z)
Selesai
R40=((1/4).*((1)/((a0).^(1.5))).*(1-((3.*r)/(4.*a0))+((r.^2)/((8).*(a0).^2))-
((r.^3)/((192).*(a0).^3))).*(exp(-r/(4.*a0)))).*10;
R41=((5/(16.*sqrt(15))).*((1)/((a0).^(1.5))).*((r/a0)-((r.^2)/((4).*(a0).^2))+
((r.^3)/((80).*(a0).^3))).*(exp(-r/(4.*a0)))).*10;
R42=((1/(192.*sqrt(5))).*((1)/((a0).^(1.5))).*((3.*(r.^2)/(a0).^2)-((r.^3)/((4) .*
(a0).^3))).*(exp(-r/(4.*a0)))).*10;
R43=((1/(768.*sqrt(35))).*((1)/((a0).^(1.5))).*((r.^3)/((a0).^3)).*
(exp((-r)/(4.*a0)))).*10;
plot(er,R40,'b-',er,R41,'r-',er,R42,'m-',er,R43,'g-');
xlabel('r');ylabel('R(r)')
Rapat probabilitas radial untuk bilangan kuantum 𝑛 = 4; 𝑙 = 0,1,2,3
n=0:0.01:40;
r=n*a0;
er=r/a0;
R40=(1/4).*((1)/((a0).^(1.5))).*(1-((3.*r)/(4.*a0))+((r.^2)/((8).*(a0).^2))-
((r.^3)/((192).*(a0).^3))).*(exp(-r/(4.*a0)));
R41=(5/(16.*sqrt(15))).*((1)/((aB).^(1.5))).*((r/a0)-((r.^2)/((4).*(a0).^2))+
((r.^3)/((80).*(a0).^3))).*(exp(-r/(4.*a0)));
R42=(1/(192.*sqrt(5))).*((1)/((a0).^(1.5))).*((3.*(r.^2)/(a0).^2)-((r.^3)/((4).*
(a0).^3))).*(exp(-r/(4.*a0)));
R43=(1/(768.*sqrt(35))).*((1)/((a0).^(1.5))).*((r.^3)/((a0).^3)).*
(exp((-r)/(4.*a0)));
P40=(abs(R40).^2).*(r.^2);
P41=(abs(R41).^2).*(r.^2);
P42=(abs(R42).^2).*(r.^2);
P43=(abs(R43).^2).*(r.^2);
sum(P40);
sum(P41);
sum(P42);
sum(P43);
fit=P40/sum(P40);
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 130
alf=P41/sum(P41);
ria=P42/sum(P42);
cit=P43/sum(P43);
mel=(fit).*100;
vin=(alf).*100;
mau=(ria).*100;
lana=(cit).*100;
plot(er,mel,'b-',er,vin,'r-',er,mau,'m-',er,lana,'g-')
xlabel('r');ylabel('P(r)')
kk = kk+1;
end
end
end
X=cos(phi).*sin(theta).*rho; %convert to cartesian coordinate
Y=sin(phi).*sin(theta).*rho;
Z=cos(theta).*rho;
% the following code figures out the maximim
% coordinate value and then puts it as the range of all
% three coordinates X, Y and Z when drawing the figure.
xmax = 0;
ymax = 0;
zmax = 0;
tmp=max(X,[],1);
xmax=max(tmp);
tmp=max(Y,[],1);
ymax=max(tmp);
tmp=max(Z,[],1);
zmax=max(tmp);
amax = max([xmax ymax zmax]);
amaxn= amax*(-1.0);
%plot the spherical harmonics on the surface of a sphere
surf(X,Y,Z,'FaceColor','b','EdgeColor','none')
camlight left; lighting phong;
axis tight equal off
axis([amaxn amax amaxn amax amaxn amax]);
if (0 == 0)
return;
end
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 132
xmax = 0;
ymax = 0;
zmax = 0;
tmp=max(X,[],1);
xmax=max(tmp);
tmp=max(Y,[],1);
ymax=max(tmp);
tmp=max(Z,[],1);
zmax=max(tmp);
amax = max([xmax ymax zmax]);
amaxn= amax*(-1.0);
%plot the spherical harmonics on the surface of a sphere
surf(X,Y,Z,'FaceColor','b','EdgeColor','none')
camlight left; lighting phong;
axis tight equal off
axis([amaxn amax amaxn amax amaxn amax]);
if (0 == 0)
return;
end