Kelemahan teknik ini adalah apabila menggunakan material akrilik dapat mudah fraktur karena
akrilik bersifat brittle ketika terkena tekanan pengunyahan.
4. Klasifikasi dentoalveolar (menurut Andreasen):
a. Crown infraction
b. Fraktur mahkota sederhana (fraktur enamel; dentin dan pulpa tidak terbuka)
c. Fraktur mahkota kompleks (fraktur enamel; dentin dan pulpa terbuka)
d. Fraktur mahkota-akar sederhana (fraktur pada enamel dan akar; dentin, cementum, dan
pulpa tidak terbuka)
e. Fraktur mahkota-akar kompleks (fraktur pada enamel dan akar; dentin, cementum, dan
pulpa terbuka)
f. Fraktur akar