Acute Necrotizing Ulcerative Gingivitis (ANUG) digambarkan sebagai infeksi
gingiva yang disebabkan oleh beberapa faktor etiologi yang kompleks yang dapat merusak dengan cepat serta tidak menular. Konidisi ini ditandai dengan adanya nekrosis pada puncak papilla gingiva , pendarahan spontan, nyeri, serta halitosis. Apabila kondisi ini tidak segera ditangani, maka dapat menyebar ke lateral dan apikal hingga dapat melibatkan seluruh bagian gingiva. ANUG merupajan bentuk gingivitis yang parah, disertai rasa sakit yang ditandai dengan adanya nyeri pada gingiva, pendarahan, dan nekrosis pada papilla interproksimal. ANUG pertama kali dijelaskan oleh Plaut (Barnesdkk., 1973) pada tahun 1894 dan Vincent (Miller, 1950), kondisi ini seringkali disebut juga dengan Vincent, trench mouth, dan fusospirochetalgingivitis. Hal ini disebabkan karena adanya bakteri anaerob yang berkembang biak yang dianggap sebagai patogen oportunistik. Dan didukung adanya faktor predisposisi seperti stress, gangguan kemotaksis, kebersihan mulut yang buruk, konsumsi alkok, merokok, dan malnutrisi. Jurnal ini membahas menegenai adanya laporan kasus ANUG. Pengobatan ANUG difokuskan pada pengelolaan aspek mikroba penyakit yaitu dengan agen antimikroba. Pada awalnya arsenik digunakan karena dianggap efektif dalam spirochetes. Kemudian Vincent menggunakan alikasi yodium topikal dan larutan asam kromat karena dapat mengatasi mikroorganisme yang bersifat anaerobuk, dan hal ini telah digunakan dalam dua dekade. Pada tahun 192 Schluger melaporkan bahwa melakukan perawatan dengan kuretase diikuti dengan pemberian hidrogen peroksidadan pembilasan air 6-8 kali sehari. Pada tahun 1960, Fitch menyarankan menggunakan instrumentasi ultrasonik Kemudian metronidazole disarankan agar menjadi terapi yang efektif untuk mengatasi ANUG. Horning dan Cohen menggambarkan terdapat tujuh tahap pernyakit periodontal nekrotik menurut permukaan mulut yang terkena, mulai dari nekrosis ujung papila hingga nekrosis yang mengenai mukosa pipi. Pada kasus dianggap sebagai tahap 5 karena menunjukkan adanya progresi palatina dan hampir mengenai garis tengah. Akan tetapi, tidak ada kerusakan tulang, karena apabila terdapat kerussakan tulang hal ini akan mengarah pada stomatitis nekrotikans. Untuk penatalaksanaannya kemungkinan tidak akan dilakukan debridement mekanik karena adanya rasa sakit lalu lebih melakukan pendekatan yang lebih konservatif yaitu dengan pemberian hidrogen peroksida dan penggunaan obat kumur chlorhexidine untuk mencegah pembentukan plak diatas lesi debridement. Kemudian, disarankan juga untuk memberikan obat antibiotik dan obat antiinflamasi metronidazole yang dianggap efektif dalam pengelolaan kasus ini. Serta pemerian amoxiciline yang dianggap efektif juga dalam mengatasi nekrosis penyakit periodontal dan mikroba yang terlibat menjadi faktor etiologinya. ANUG dapat menyebabkan adanya kawah interdental yang dapat merusak secara permanen terutama pada gingiva anterior. Diperlukan pendekatan multidisiplin guna menunjang penatalaksaan dalam kasus serta adanyya pendekatan terapi konservatif