Anda di halaman 1dari 2

Sampling Methods

Andrea E. Berndt, PhD

Pengetahuan mengenai metode pengambilan sample sangatlah penting untuk


merancang penelitian yang berkualitas. Dalam penellitian, populasi diartikan sebagai
kumpulan individu, peristiwa, ataupun objek yang menunjukkan karakteristik yang
menarik bagi peneliti (Elfil & Negida, 2017, Omair, 2014). Metode pengambilan
sampel dikategorikan menjadi dua, yaitu metode probabilitas dan metode non
probabilitas (Omair, 2014 ; Tyer & Heyman, 2016). Metode pengambilan sampel
probabilitas yaitu menggabungkan aspek pemilihan acak yg memastikan bahwa
populasi pada setiap kasus memiliki kemungkinan yang sama untuk dipilih. Metode
pengambilan sampel probabilitas meliputi random sampling, systematic sampling,
stratified sampling, dan cluster sampling. Sedangkan, metode pengambilan sampel
non probabilitas menggunakan pendekatan dimana samperl dipilih berdasarkan
penilaian subjektif peneliti daripada menggunakan pemilihan acak, yaitu meliputi
quota sampling, purposive sampling, self-selection sampling, dan snowball sampling.
Dalam memilih metode pengambilan sampel, peneliti harus benar-benar
mempertimbangkan beberapa faktor seperti pertanyaan penelitian, studi metodologi,
pengetahuan dan ukuran yang diminati populasi, serta tingkat kesamaan dan
perbedaan). Jika peneliti tertarik meneliti pada populasi yang relatif kecil, maka
memungkinkan peneliti untuk memasukkan semua orang dalam populaso dalam suatu
penelitian (studi sensus). Pertanyaan penelitian kuantitatif memberikan metode
pengambilan sampel probabilitas atau non-probabilitas, sedangkan pertanyaan
penelitian kualitatif terbatas pada metode pengambilan sampel non-probabilitas.
Pengambilan sampel acak sederhana (simple random sampling) artinya setiap
orang dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih. Prosesnya
mudah diikuti dan dipandang adil karena setiap orang dapat dipilih.. akan tetapi
data yang lengkap dan mutakhir dibutuhkan untuk semua orang dalam populasi.
Sehingga informasi ini seringkali tidak tersedia. Pengambilan sampel sistematis
(systematic sampling) yaitu pemilihan didasarkan pada algoritme sistematis seperti
setiap orang ke-5 atau ke-10. Lebih mudah dilakukan daripada pengambilan
sampel acak sederhana dan cenderung memilih secara lebih merata di seluruh
populasi. Akan tetapi, Proses seleksi dapat kehilangan karakteristik penting dari
populasi berdasarkan penggunaan algoritma sistematis. Pengambilan sampel acak
berstrata (stratified random sampling) yaitu pengambilan sampel melibatkan
pembagian populasi menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil yang disebut
strata, yang dibentuk berdasarkan karakteristik yang sama dan / atau unik. Sampel
acak dari setiap strata dipilih secara proporsional dengan ukuran strata dalam
populasi. Pengambilan sampel klaster (cluster sampling) yaitu pemilihan grup
yang terjadi secara alami dipilih sebagai kluster pengambilan sampel. Misalnya,
sekolah tertentu di suatu kabupaten dapat dipilih daripada semua sekolah di
kabupaten tersebut.

Pengambilan sampel kuota (quota sampling) yaitu pemilihan berdasarkan


identifikasi strata dengan karakteristik yang sama atau unik dari populasi dan
memilih orang yang sebanding dengan populasi. Purposive sampling yaitu
menggunakan teknik pengambilan sampel yang mengandalkan penilaian peneliti
untuk memilih orang. Teknik ini mencakup pengambilan sampel variasi maksimum,
pengambilan sampel ahli, dan pengambilan sampel kasus biasa. Pengambilan
sampel pemilihan sendiri (self selection sampling) yaitu peneliti menentukan kriteria
inklusi / eksklusi yang diperlukan dan orang-orang dari populasi memilih untuk
berpartisipasi berdasarkan keinginan bebas. Snowball sampling yaitu strategi di
mana peserta yang ada merekrut calon peserta dari orang lain yang mereka kenal.
Strategi sering digunakan untuk populasi yang sulit direkrut.

Peneliti harus benar-benar memahami akan bagaimana cara memilih metode


pengambilan sampel dengan tepat sehingga dapat menghasilkan penelitian yang
berkualitas.

Anda mungkin juga menyukai