Pengetahuan mengenai metode pengambilan sample sangatlah penting untuk
merancang penelitian yang berkualitas. Dalam penellitian, populasi diartikan sebagai kumpulan individu, peristiwa, ataupun objek yang menunjukkan karakteristik yang menarik bagi peneliti (Elfil & Negida, 2017, Omair, 2014). Metode pengambilan sampel dikategorikan menjadi dua, yaitu metode probabilitas dan metode non probabilitas (Omair, 2014 ; Tyer & Heyman, 2016). Metode pengambilan sampel probabilitas yaitu menggabungkan aspek pemilihan acak yg memastikan bahwa populasi pada setiap kasus memiliki kemungkinan yang sama untuk dipilih. Metode pengambilan sampel probabilitas meliputi random sampling, systematic sampling, stratified sampling, dan cluster sampling. Sedangkan, metode pengambilan sampel non probabilitas menggunakan pendekatan dimana samperl dipilih berdasarkan penilaian subjektif peneliti daripada menggunakan pemilihan acak, yaitu meliputi quota sampling, purposive sampling, self-selection sampling, dan snowball sampling. Dalam memilih metode pengambilan sampel, peneliti harus benar-benar mempertimbangkan beberapa faktor seperti pertanyaan penelitian, studi metodologi, pengetahuan dan ukuran yang diminati populasi, serta tingkat kesamaan dan perbedaan). Jika peneliti tertarik meneliti pada populasi yang relatif kecil, maka memungkinkan peneliti untuk memasukkan semua orang dalam populaso dalam suatu penelitian (studi sensus). Pertanyaan penelitian kuantitatif memberikan metode pengambilan sampel probabilitas atau non-probabilitas, sedangkan pertanyaan penelitian kualitatif terbatas pada metode pengambilan sampel non-probabilitas. Pengambilan sampel acak sederhana (simple random sampling) artinya setiap orang dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih. Prosesnya mudah diikuti dan dipandang adil karena setiap orang dapat dipilih.. akan tetapi data yang lengkap dan mutakhir dibutuhkan untuk semua orang dalam populasi. Sehingga informasi ini seringkali tidak tersedia. Pengambilan sampel sistematis (systematic sampling) yaitu pemilihan didasarkan pada algoritme sistematis seperti setiap orang ke-5 atau ke-10. Lebih mudah dilakukan daripada pengambilan sampel acak sederhana dan cenderung memilih secara lebih merata di seluruh populasi. Akan tetapi, Proses seleksi dapat kehilangan karakteristik penting dari populasi berdasarkan penggunaan algoritma sistematis. Pengambilan sampel acak berstrata (stratified random sampling) yaitu pengambilan sampel melibatkan pembagian populasi menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil yang disebut strata, yang dibentuk berdasarkan karakteristik yang sama dan / atau unik. Sampel acak dari setiap strata dipilih secara proporsional dengan ukuran strata dalam populasi. Pengambilan sampel klaster (cluster sampling) yaitu pemilihan grup yang terjadi secara alami dipilih sebagai kluster pengambilan sampel. Misalnya, sekolah tertentu di suatu kabupaten dapat dipilih daripada semua sekolah di kabupaten tersebut.
Pengambilan sampel kuota (quota sampling) yaitu pemilihan berdasarkan
identifikasi strata dengan karakteristik yang sama atau unik dari populasi dan memilih orang yang sebanding dengan populasi. Purposive sampling yaitu menggunakan teknik pengambilan sampel yang mengandalkan penilaian peneliti untuk memilih orang. Teknik ini mencakup pengambilan sampel variasi maksimum, pengambilan sampel ahli, dan pengambilan sampel kasus biasa. Pengambilan sampel pemilihan sendiri (self selection sampling) yaitu peneliti menentukan kriteria inklusi / eksklusi yang diperlukan dan orang-orang dari populasi memilih untuk berpartisipasi berdasarkan keinginan bebas. Snowball sampling yaitu strategi di mana peserta yang ada merekrut calon peserta dari orang lain yang mereka kenal. Strategi sering digunakan untuk populasi yang sulit direkrut.
Peneliti harus benar-benar memahami akan bagaimana cara memilih metode
pengambilan sampel dengan tepat sehingga dapat menghasilkan penelitian yang berkualitas.