Anda di halaman 1dari 46

materi stase 1:

komunikasi

osce
stase 2 :
persiapan dan anastesi
stase 3 :
pemilihan forcep dan ekstraksi

blok 16 stase 4 :
kedaruratan
- alat dan bahan

anastesi - nervus
- macam macam teknik
- tatalaksana
tabel penilaian
nerve
nerve
notes nervus
anastesi blok anastesi infiltrasi maksila
a. nervus yang teranastesi, meliputi : Buccal:
- n. alveolaris inferior -N. Alveolaris superior posterior: akar palatal M1, M2, M3
- n. mentalis -N. Alevolaris superior media: P1- akar mesial M1
- n. milohyoid -N. Infraorbital/alv. Superior anterior: gigi I1-C
- n. lingualis Palatal:
b. daerah yang teranastesi, meliputi : -N. Nasopalatina: anterior C-C
molar mandibula, premolar mandibula, caninus mandibula, incisivus mandibula, mukosa, -Palatina mayor: posterior P-M3
inervasi kulit dagu, bibir bawah, lidah, dan pipi
c. perjalanan anestesi blok
n mandibularis- n. Alveolaris inferior- masuk ke foramen mandibula- menginervasi gigi
posterior dan mukosa- foramen mentale- n. Milohyoid- inervasi bawah dagu- foramen
mentale: n. Mentalis (gigi anterior, mukosa, bibir bawah) dan n. Incisivus
tahap persiapan
teknik
anastesi
topikal
teknik
anastesi
blok
teknik anastesi infiltrasi RB bukal/ labial
1. Persiapan operator (cuci tangan 6 langkah WHO dan penggunaan APD)
2. Persiapan pasien (duduk diDC egronomis dan senyaman mungkin, kumur larutan antisepti
3. Persiapan alat dan bahan persiapan anestesi: DS, lidocain murni, cotton ball, forcep
4. Operator memegang spuit seperti memegang pensil
5. Asepsis daerah kerja dengan iod glycerin
6. Penentuan titik anestesi pada perbatasan mukosa bergerak dan tidak bergerak (mukobukal fold) diretrak dengan tangan atau kaca mulut
7. Bevel jarum menghadap ke tulang 45 derajat mentok tulang
8. Tangan kiri memegang ujung spuit tangan kanan aspirasi, jika (-) maka langsung dilakukan deponir pastikan pasien sudah merasa kebas/teranestes
9. Ekstraksi gigi massage agar tidak terjadi edema
teknik anastesi infiltrasi RB lingual
1. Persiapan operator (cuci tangan 6 langkah WHO dan penggunaan APD)
2. Persiapan pasien (duduk diDC egronomis dan senyaman mungkin, kumur larutan antiseptik)
3. Persiapan alat dan bahan persiapan anestesi: DS, lidocain murni, cotton ball, forcep
4. Operator memegang spuit seperti memegang pensil
5. Asepsis daerah kerja dengan iod glycerin
6. Penentuan titik anestesi pada perbatasan mukosa bergerak dan tidak bergerak (mukobukal fold) diretrak dengan tangan atau kaca mulut
7. Bevel jarum menghadap ke tulang 90 derajat mentok tulang/2-3 cm habis jarum
8. Tangan kiri memegang ujung spuit tangan kanan aspirasi, jika (-) maka langsung dilakukan deponir pastikan pasien sudah merasa kebas/teranestesi
9. Ekstraksi gigi massage agar tidak terjadi edema
teknik anastesi infiltrasi RA bukal/ labial
1. Persiapan operator (cuci tangan 6 langkah WHO dan penggunaan APD)
2. Persiapan pasien (duduk diDC egronomis dan senyaman mungkin, kumur larutan antiseptik)
3. Persiapan alat dan bahan persiapan anestesi: DS, lidocain murni, cotton ball, forcep
4. Operator memegang spuit seperti memegang pensil
5. Asepsis daerah kerja dengan iod glycerin
6. Penentuan titik anestesi pada perbatasan mukosa bergerak dan tidak bergerak (mukobukal fold) diretrak dengan tangan atau kaca mulut
7. Bevel jarum menghadap ke tulang 45 derajat mentok tulang
8. Tangan kiri memegang ujung spuit tangan kanan aspirasi, jika (-) maka langsung dilakukan deponir pastikan pasien sudah merasa kebas/teranestesi
9. Ekstraksi gigi massage agar tidak terjadi edema
teknik anastesi infiltrasi RA palatal
1. Persiapan operator (cuci tangan 6 langkah WHO dan penggunaan APD)
2. Persiapan pasien (duduk diDC egronomis dan senyaman mungkin, kumur larutan antiseptik)
3. Persiapan alat dan bahan persiapan anestesi: DS, lidocain murni, cotton ball, forcep
4. Operator memegang spuit seperti memegang pensil
5. Asepsis daerah kerja dengan iod glycerin
6. Penentuan titik anestesi pada perbatasan mukosa bergerak dan tidak bergerak (mukobukal fold) diretrak dengan tangan atau kaca mulut
7. Bevel jarum sejajar dengan apex gigi agar langsyng mengenai apex dan teranestesi
8. Tangan kiri memegang ujung spuit tangan kanan aspirasi, jika (-) maka langsung dilakukan deponir pastikan pasien sudah merasa kebas/teranestesi
9. Ekstraksi gigi massage agar tidak terjadi edema
- alat dan bahan

ekstraksi
- macam macam alat
- fungsi alat
- ciri ciri alat
- tatalaksana ekstraksi
alat dan bahan
Alat Bahan

1. Spuit injeksi 1. Cairan anestesi

2. Forcep 2. Povidone iodine

3. Pinset 3. Cotton ball

4. Kuret 4. Disposable suturing kit

5. Bone rongeur
6. Bone File
7. Elevator

t
macam macam alat
ciri- ciri alat
1. tang/ dental forcep

fungsi alat 2. bein bengkok


• alat dr bahan ss yg bagian ujungnya tajam dan rapih, memiliki bentuk bengkok
ke mesial dan distal
Raspatorium : memisahkan perlekatan mucosa dari periosteum
• f(x) : untuk melepaskan gigi dr jaringan periodontium, mengambil akar gigi
Tang rongeur : memotong tulang
3. bein lurus
Cryer : mengambil sisa radix
• alat dr bahasn ss yg ujungnya tajam dan pipih serta memiliki bentuk yg lurus
Bein : memisahkan perlekatan gingiva, check anestesi
• f(x) : untuk melepaskan gigi dr jar periodontium dan mengambil sisa akar gigi
Bone file : menghaluskan tulang yang tajam
4. crayer
pinset cirugis : memegang jaringan
• alat dr bahan ss berbentuk T serta memiliki bentuk yg berbeda di masing
ujungnya kanan dan kiri
• f(x) : untuk mengambil sisa akar, indikasi apabila mencabut gigi dg dua akar
baru satu akar yg tercabut, memisahkan akar gigi yg fraktur diatas bifurkasi
5. alat suntik
• citoject : berbeda dg spuit harus menggunakan obat injeksi yg khusus dg jarum
yg lebih kecil
• cara pemakaian dg memasukkan/ menekan pd waktu mengeluarkan obat dr
samping dan dr belakang tanpa aspirasi
• f(x) : sbg alat suntik
6. rasparotarium
• u/ ekstraksi flap
tatalaksana ekstraksi
1. Operator mencuci tangan dengan langkah WHO dan dilakukan pemakaian APD
2. Operator menyiapkan alat dan bahan
3. Pasien diinstruksikan untuk duduk di dental chair dan diposisikan senyaman mungkin
4. Operator memposisikan diri sesuai daerah kerja gigi yang akan dilakukan pencabutan
a. maxillary extraction : sandaran kursi harus dimundurkan hingga membentuk sudut 120 derajat dengan lantai, dan
posisi operator pada pukul 8
b. mandibular extraction : sandaran kursi harus dimundurkan hingga membentuk sudut 110 derajat dengan lantai. 
pencabutan gigi posterior bawah (kanan) --> pukul 9-12 dan (kiri) --> pukul 8 
pencabutan gigi anterior bawah --> pukul 8-9 
next ...
5. kemudian kita melakukan asepsis pada daerah kerja dengan menggunakan povidone iodine yang dioleskan pada cotton ball
6. lakukan anastesi pada nervus untuk gigi yang akan dilakukan pencabutan (tahapan persiapan, teknik, tatalaksana di slide awal ya)
7. kita melakukan pelonggaran pada gigi bagian distal dan mesial menggunakan bein agar gigi mudah untuk dilepaskan, akan tetapi perlu
diperhatikan jangan sampai mengenai gigi sebelahnya ditakutkan ikut longgar juga
8. adaptasi forcep , ujung paruh sampai memegang akar/melewati CEJ. Tang dimasukan ke arah apical sambil dicengkram sampai 3-4mm melewati
CEJ dan posisi paruh tang sejajar dengan sumbu gigi. gerakan tang secara umum ada 2 yaitu lateral (buccal, lingual, palatal) & rotasional (mesial
dan distal)
9. lalu melakukan ekstraksi pada gigi yang akan dicabut (dengan teknik yang tepat : next slide)
next ...
1.Persiapan operator (cuci tangan 6 langkah WHO dan penggunaan APD)
2.Persiapan pasien (duduk diDC ergonomis dan senyaman mungkin, kumur larutan antiseptik)
3.Persiapan alat dan bahan forcep, DS, larutan anestesi , cotton ball, luxator, bone file dll)
4.Asepsis dengan iod glycerin pada daerah anestesi
5.Separasi (memisahkan gigi dari jaringan-jaringan lunak disekitarnya)
Bisa dilakukan menggunakan ekskvator diseparasi gingiva yang mengelilingi gigi yang akan diekstraksi akan langsung terjadi perdarahan (hal normal) di
dep menggunakan cotton ball (harus adekuat agar forcep bisa jelas memegang bagian cervix.
6.Luksasi (mengungkit menggunakan luxator dengan teknik pinch grasp)
Gigi regio I : operator berada pada jam 10-11
Gigi regio II : operator berada didepan pasien
Gerakan luksasi : mesial distal
7.Spooling
Menggunakan NaCl + povidon iodin dilanjutkan dengan menghaluskan tulang alveolar yang lancip dan kasar menggunakan bone file
8.Massage
9.Instruksi pasien
-Menggigit kapas 15-30 menit
-Menghindari untu konsumsi makanan dan minuman panas
-Menghindari penggunaan sedotan karena dapat memberikan tekanan dan mengganggu proses terjadinya pembekuan darah
-Pemberian medikasi berupa antibiotik
next ...
(teknik ekstraksi maksila)
next ...
(teknik ekstraksi maksila)
next ...
(teknik ekstraksi mandibula)
kedarura - perdarahan
- dry socket
- syncope

tan - avulsi
- syok anafilaksis
perdarahan
notes
• perdarahan adalah kondisi keluarnya darah berlebihan tidak berhenti.
• hal ini disebabkan karena 2 faktor yaitu lokal dan sistemik. lokal yaitu terjadi akibat pembuluh darah yang terkoyak dan sistemik yaitu berkaitan dengan
gangguan proses pembekuan darah
• perdarahan dari mulut biasanya disebabkan karena pencabutan gigi dan luka pada jaringan lunak akibat kecelakaan
perdarahan dg dep vasokonstriktor
1. Gunakan suction dan cairan salin untuk irigasi dan membersihkan daerah perdarahan.
2. Masukkan catton roll dalam daerah perdarahan dan pasien diminta menggigit dengan tekanan konstan untuk 20 menit
3. Jika masih terjadi perdarahan sesudah 20 menit dilakukan penekanan pada daerah yang berdarah, dilakukan injeksi infiltrasi di daerah ekstrasi
dengan lokal anastesi dan vasoconstritor seperti lidokain 2% 1: 100.000 atau 1: 50.000 epineprine sampai jaringan putih. Pasien diminta
menggigit kapas lagi selama 20 menit. Anasetik akan megurangi sakit sewaktu pasien menggigit kain kasa kuat-kuat dan epineprin membantu
menghambat perdarahan
4. Jika perdarahan tidak berhanti, tutup daerah berdarah dengan Gelfoam, kain kasa dibasahi topical trombin atau bone wax (jika daerah
perdarahan adalah soket bony) tempatkan kain kasa diatasnya dan ditekan. e. Ketika perdarahan berhenti, kain kasa yang menutup daerah
perdarahan dibuka
perdarahan dg suturing
Jika perdarahan tidak berhenti dengan penekanan atau dep (perlakuan lokal) maka dilakukan suturing
1. Infiltrasi sekeliling soket dengan anastesi lokal yang mengandung adrenalin tungggu 2-3 menit. Buang daerah bekuan darah dan periksa tepian
luka.Bila perdarahan berasal dari luka koyak atau insisi, eksisi tepi lokal yang bergerak atau yang pasokan darahnya meragukan.
2. Jahit yang dalam pada jaringan melalui daerah yang koyak atau bagian yang diinsisi, tempat asal perdarahan, dan ikat dengan kencang untuk
menekan jaringan tersebut.
3. Tarik mukosa melalui soket dengan menggunakan jahitan figure of eight dan ikat jahitan dengan kencang sampai jaringan gingival memutih.
4. Letakkan kasa pada soket dan diinstruksikan untuk digigit selama 5 menit. Bila sudah tidak terjasi perdarahan yang besar pasien bisa di
pulangkan.
perdarahan pada arteri
1. klem dengan hemostat pada area arteri memancar, kebudian ligase ikat pembuluh darah memalau sisi yang berlawanan dari arah pancaran
darah disebelah hemostat
2. Bila tersedia digunakan elektrokougulasi dari pembuluh darah yang diklem sehingga tidak perlu diikat. Untuk mengukur kehilangan darah
digunakan orthostatic vital sign
3. Ketika perdarahan berhenti, kain kasa yang menutup daerah perdarahan di buka
dry socket
notes
• dry socket merupakan hasil dari kombinasi proses patologi kehilangan bekuan darah dengan inflamasi lokal
• nama lain dry socket : alveolar osteitis, alveolitis sisca dolorasa, infected socket
• penyebab : karena hilangnya bekuan darah akibat lisis, mengelupas, ataupun keduanya, keterlibatan bakteri (streptococcus). selain itu, dpt disebabkan
karena bbrp aktivitas yg dilakukan pasien pasca ekstraksi spt merokok, minum dengan sedotan, makan atau minum yang panas krn dpt menimbulkan
tekanan negative dlm rongga mulut (jadi kan kek nyedot gitu, nah dia lagi proses tu mau nutupin lukanya. akhirnya kesedot lagi luka lagi).
• tanda : tjd inflamasi pd keseluruhan/ sebagian dr tulang yg mengelilingi soket (lamina dura), sakit hebat sampai ke telinga meskipun sudah dimedikasi dg
analgesik (dimulai dr 24-72 jam stlh ekstraksi dan dpt berakhir stlh 7-10 hari), terlihat soket bekas pencabitan masih terbuka, kosong dan tdk ada bekuan
darah, ohi rongga mulut kurang baik, sering tjd pd regio molar mandibula (M3) atau pada pencabutan yg sulit
• terganggunya proses pembekuan darah (bleeding time : 1-6 menit dan clotting time 6-14 menit.
• menghindari rokok, sisa makanan yg tdk dibersihkan, penggunaan sedotan, terkena tekanan

proses tjdnya dry socket


proses bleeding time- clotting time- pada normalnya terjadi pembentukan jaringan baru- kemudian tjd kerusakan pebentukan darah (spt rokok, sisa makanan
yg tdk dibersihkan, penggunaan sedotan, terkena tekanan )- pembuluh darah terkontaminasi dan mengalami infeksi oleh mikroorganism treponema denticola
yang mengeluarkan toxin sebagai aktivator yg akan mengubah plasminogen yang berfungsi untuk pembentukan jaringan baru- plasmin- fibrinolisis-
terbentuklah fibrin- hancur oleh plasmin untuk proses pembekuan darah- padahal darah dibutuhkan- soket terekspos- jaringan sekitar berwarna putih karena
mati
pencegahan
1. kumur antiseptik sebelum perawatan
2. hal ini biasanya tjd 2-5 hari pasca pencabutan tapi ada yg setelah 24 jam juga kena
3. meminimalkan traumatik jaringan lunak atau jaringan pendukung, seminimal mungkin penggunaan bein yg berlebihan
4. setelah tercabut, lakukan kuretase dan pengecekan serpihan tulang, lalu di spooling dengan larutan NaCl
5. gigit kapas minimal 20 menit dengan benar
tatalaksana
1. pasien diinstruksikan untuk berkumur antiseptik sebelum dilakukan pemeriksaan
2. dilakukan anastesi lokal infiltrasi atau blok bila perlu dan dibuang jaringan nekrotiknya.
3. irigasi dg larutan saline hangat/ hydrogen piroxyde (spooling) pada soket
4. lakukan palpasi pada daerah mana yg paling sakit
5. pada bagian tulang yg terbuka diletakkan bahan antiseptik seperti pasta lunak berserat yg mengandung eugenol (alvolgyl) atau kapas yg telah
dibasahi eugenol. nah bahannya dibiarkan di tempat tsb bbrp hari sampai dia keluar sendiri
6. rasa nyeri akan hilang dlm bbrp jam. akan ttpi, bila rasa nyerinya menetap/ tidak hilang maka kita lakukan lagi irigasi dg larutan garam NaCl
soketnya dan diletakkan bahan antiseptik (hal ini diganti 1x 24 jam)
7. diresepkan obat antiinflamasi dan analgesik AINS dan antibiotik spektrum luas
8. kain kassa diganti setiap 1-2 hari dan diirigasi (hal ini dilakukan selama 1 minggu)
syncope
notes
• syncope merupakan suatu bentuk shock neurogenik atau hilangnya kesadaran yg disebabkan karena penurunan suplai darah pada otak yang mendadak
yg menimbulkan hipoksia serebral dan umumnya akan pulih scr spontan
• hal ini dpt disebabkan karena ischemia cerebral sekunder, penurunan volume darah ke otak, serta trauma psikologi
• beberapa tanda bahwa pasien ini mungkin mengalami pre syncope
1. sudah lama ga ke dokter gigi (mungkin karena takut)
2. tidak menggambarkan ruang perawatan dengan kesan yg positif shg dia merasa cemas
3. peningkatan denyut jantung
tatalaksana
1. Apabila ada pasien yang mengalami syncope, operator bersikap tenang dan jangan panik serta perawatan dihentikan terlebih dahulu
2. call for help yaitu operator memanggil bantuan org disekitar segera
3. cek respon pasien dengan cara memanggil nama atau menepuk bagian tubuh
4. tempatkan pasien pada posisi trendelenburg dimana posisi kaki lebih tinggi daripada kepala
5. melonggarkan ikat pinggang ataupun pakaian yg ketat, serta dilakukan pembebasan jalan nafas
6. monitor vital sign mulai dari denyut nadi, tekanan darah, dan respirasi
7. coba sadarkan pasien dengan diberikan wewangian atau apapun yg memiliki aroma tajam (ammonia inhalant)
8. dilanjutkan dengan pemberian oksigen dengan volume 6-10liter/ menit
9. pasien akan mengalami syncope selama 30-60 detik, namun apabila pasien belum sadar juga maka lakukan panggilan.

post syncope- recovery


1. pasien harus tetap dalam posisi supine dengan kaki sedikit ditinggikan (trendelenburg)
2. meyankinkan pasien
3. menanyakan apakah pasien ingin melanjutkan perawatan atau di reschedule
4. pastikan bahwa vital sign telah kembali normal sebelum pasien dipulangkan
avulsi
notes
• avulsi adalah lepasnya gigi dari soket secara keseluruhan yang disebabkan karena trauma ataupun benturan yang keras
• ini perlu diperhatikan , karena biasanya kalo orang abis kecelakaan, giginya kurang menjadi perhatian
• selama gigi belum dipasang kembali/ replantasi, giginya harus disimpan dulu di media, seperti : saliva, saline, isotonik (air kelapa), susu, dan air
(alternatif terakhir).
• golden periode : 30 menit
• replantasi - splinting - observasi
• lebih dari 30 menit dilakukan endo/ PSA
• pada saat melakukan anamnesa kepada pasien, diperlukan menanyakan bbrp hal meliputi :
1) kapan tjdnya trauma/ kecelakaan
2) dimana lokasinya (hal ini ditanyakan u/ apakah perlu dilakukan pemberian profilaksis tetanus atau tidak, misal di ruang terbuka)
3) usia pasien (u/ melihat apakah apeksnya sudah tertutup sempurna atau belum)
alat dan bahan
alat : bahan :
1) DS 1) saline
2) spuit anastesi 2) larutan anastesi
3) wire (apabila splinting menggunakan wire) 3) komposit dan serat fiber (apabila splinting
4) tang potong menggunakan komposit)
tatalaksana
misal kasus gigi avulsi : gigi 11
1. memeriksa dan membersihkan gigi dari kotoran yang menempel. apabila gigi masih dalam waktu golden periode maka yang boleh dipegang
hanya mahkotanya, akar tidak boleh dipegang. namun, apabila gigi sudah lebih dari golden periode maka jaringan lunaknya dibersihkan di air
mengalir dan diusap dengan kain bersih
2. melakukan pemberian anastesi infiltrasi
3. cek soket dengan memeriksa adanya pembekuan darah/ koagulasi, lalu dipecahkan
4. bersihkan soketnya dengan menggunakan saline hangat
5. apabila masih terdapat serpihan tulang alveolar dibersihkan
6. apabila terdapat tulang alveolar yang bengkok, harus dibalikkan dengan menggunakan instrumen bisa pake plastis instrumen ataupun probe
7. lakukan replantasi yaitu memasang kembali gigi pada soketnya
8. lalu lakukan reposisi dengan melihat tinggi gigi sebelahnya dan di paskan lalu tekan dengan digital/ jari (dpt menggunakan ibu jari atau telunjuk)
9. pasien diinstruksikan untuk menggigit, di cek apakah tdpt traumatik oklusi atau tidak
10. jika dirasa sudah tidak trauma oklusinya, maka dapat dilakukan splinting dengan gigi 21 dan 12 sebagai pegangannya (splinting dilakukan dg
memegang 2-3 gigi di sebelahnya)
11. berikan antibiotik (doxycycline 2x per hari slm 7 hari dg dosis sesuai usia dan BB) dan profilaksis tetanus pada pasien
12. pasien diinstruksikan untuk melakukan diet lunak terlebih dahulu slm 2 minggu dan sikat gigi dg bulu lembut stlh makan

NOTES : kalo avulsi pada apeks yg terbuka disarankan u/ pemeriksaan RO setiap 2 minggu sekali u/ mengevaluasi kondisi pulpa
syok anafilaksis
notes
• syok anafilaksis merupakan manifestasi dari hipersensitivitas tipe cepat dimana individu yang peka terpajan suatu antigen spesifik yang mengakibatkan
gangguan pernafasan yang mengancam jiwa, biasanya diikuti oleh kolaps vascular serta syok dan disertai dengan urtikaria, pruritus, dan angioedema.
tatalaksana
tatalaksana

maaf ya mager ngetik, insyaallah penting semuaa


dOne!
A+

Anda mungkin juga menyukai