Anda di halaman 1dari 23

1

REVIEW MATERI
( FARMAKOLOGI, GOLONGAN OBAT, FARMASI )

Oleh

SITI MASRUROH

1318011157

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
2

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI.......................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................ii

TUGAS
1.1 Penggolongan Obat............................................................................1
1.2 Rumus Perhitungan Dosis Obat.........................................................9
1.3 Obat-Obatan Yang Sering Ada Pada Masa Koas............................13
1.4 Bagian Tubuh Resep........................................................................19

DAFTAR PUSTAKA
3

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Contoh Formula Resep.....................................................................i
1

Penggolongan Obat

a. Golongan obat berdasarkan Jenisnya


1. Obat Bebas, merupakan obat yang dapat dijual bebas kepada umum tanpa
resep dokter, tidak termasuk dalam daftar narkotika, psikotropika, obat
keras, obat bebas terbatas dan sudah terdaftar di Depkes RI. Contoh :
Minyak Kayu Putih, Tablet Parasetamol, tablet Vitamin C, B Compleks, E.
Tanda khusus untuk obat bebas yaitu bulatan berwarna hijau dengan
garis tepi warna hitam.
2. Obat Bebas terbatas, obat keras yang dapat diserahkan kepada pemakainya
tanpa resep dokter, tanda khusus untuk obat bebas terbatas berupa lingkaran
berwarna biru dengan garis tepi berwarna hitam. Penyerahannya harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
- Obat tersebut hanya boleh dijual dalam bungkusan asli dari pabriknya atau
pembuatnya.
- Pada penyerahannya oleh pembuat atau penjual harus mencantumkan tanda
peringatan. Tanda peringatan tersebut berwarna hitam,berukuran panjang 5
cm, lebar 2 cm dan memuat pemberitahuan berwarna putih.
3. Obat Keras
Tanda khusus Obat Keras adalah Lingkaran bulat berwarna merah dengan
garis tepi berwarna hitam dengan hurup K yang menyentuh garis tepi.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI yang menetapkan/memasukkan
obat-obatan kedalam daftar obat keras, memberikan pengertian obat keras
adalah obat-obat yang ditetapkan sebagai berikut :

a. Semua obat yang pada bungkus luarnya oleh si pembuat disebutkan bahwa
obat itu hanya boleh diserahkan denagn resep dokter.
b. Semua obat yang dibungkus sedemikian rupa yang nyata-nyata untuk
dipergunakan secara parenteral.
c. Semua obat baru, terkecuali apabila oleh Departemen Kesehatan telah
dinyatakan secara tertulis bahwa obat baru itu tidak membahayakan
2

kesehatan manusia. Contoh : Andrenalin, Antibiotika, Antihistamin dan lain-


lain.
4. Obat Golongan Narkotika
Pengertian narkotika menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997
tentang narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan yang dibedakan kedalam golongan I, II dan
III. Contoh : Tanaman Papaver Somniferum, Tanaman Koka, Tanaman
ganja, Heroin, Morfina, Ovium, Kodein.
5. Obat Psikotropika
Merupakan zat atau obat baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat
yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.
Contoh : Lisergida, Amphetamin, Codein, Diazepam, Nitrazepam,
Fenobarbital.

b. Golongan obat berdasarkan mekanisme kerja


dibagi menjadi 5 jenis golongan antara lain :
1. Obat yang bekerja pada penyebab penyakit, misalnya penyakit akibat bakteri
atau mikroba, contohnya antibiotik.
2. Obat yang bekerja untuk mencegah kondisi patologis dari penyakit contoh
vaksin, dan serum.
3. Obat yang menghilangkan simtomatik/gejala, meredakan nyeri contoh
analgesik.
4. Obat yang bekerja menambah atau mengganti fungsi-fungsi zat yang kurang,
contoh vitamin dan hormon.
5. Placebo adalah pemberian obat yang tidak mengandung zat aktif, khususnya
pada pasien normal yang menganggap dirinya dalam keadaan sakit. contoh aqua
pro injeksi dan tablet placebo.
3

c. Golongan obat didasarkan pada golongan kerja obat

1. Antibiotik
Anti biotik adalah obat yang dipergunakan untuk menghambat pertumbuhan
bakteri penyebab infeksi. Obat ini telah digunakan untuk melawan infeksi
berbagai bakteri pada tumbuhan, hewan, dan manusia. Anti biotik di
kategorikan berdasarkan struktur kimia adalah sebagai berikut:

Penisilin (Penicillins)
Penisilin atau antibiotik beta-laktam adalah kelas antibiotik yang merusak
dinding sel bakteri saat bakteri sedang dalam proses reproduksi. Penisilin
adalah kelompok agen bakterisida yang terdiri dari penisilin G, penisilin V,
ampisilin, tikarsilin, kloksasilin, oksasilin, amoksisilin, dan nafsilin.
Antibiotik ini digunakan untuk mengobati infeksi yang berkaitan dengan
kulit, gigi, mata, telinga, saluran pernapasan, dan lain-lain. Adapun contoh
obat yang termasuk dalam golongan ini antara lain  Ampisilin dan
Amoksisilin.

Sefalosporin (Cephalosporins)
Obat golongan ini barkaitan dengan penisilin dan digunakan untuk mengobati
infeksi saluran pencernaan bagian atas (hidung dan tenggorokan) seperti sakit
tenggorokan, pneumonia, infeksi telinga, kulit dan jaringan lunak, tulang, dan
saluran kemih (kandung kemih dan ginjal). Sefalosporin terdiri dari beberapa
generasi, yaitu:  
- Sefalosporin generasi pertama, untuk  infeksi saluran kemih.
- Sefalosporin generasi kedua, untuk sinusitis
- Sefalosporin generasi ketiga, untk meningitis
Adapun contoh obat yang termasuk dalam golongan ini antara lain : Sefradin,
Sefaklor, Sefadroksil, Sefaleksin.
4

Aminoglikosida (Aminoglycosides)
Jenis anti biotik  ini menghambat pembentukan protein bakteri. Adapun
contoh obat yang termasuk dalam golongan ini antara lain: amikasin,
gentamisin, neomisin sulfat, netilmisin.

Makrolid (Macrolides)
Digunakan untuk mengobati infeksi saluran nafas bagian atas seperti infeksi
tenggorokan dan infeksi telinga, infeksi saluran nafas bagian bawah seperti
pneumonia, untuk infeksi kulit dan jaringan lunak, untuk sifilis, dan efektif
untuk penyakit legionnaire (penyakit yang ditularkan oleh serdadu sewaan).
Sering pula digunakan untuk pasien yang alergi terhadap penisilin. Adapun
contoh obat yang termasuk dalam golongan ini antara
lain: Eritromisin, Azitromisin, Klaritromisin.

Sulfonamida (Sulfonamides)
Obat ini efektif mengobati infeksi ginjal, namun sayangnya memiliki efek
berbahaya pada ginjal. Untuk mencegah pembentukan Kristal obat, pasien
harus minum sejumlah besar air. Adapun contoh obat yang termasuk dalam
golongan ini antara lain : gantrisin.

Fluoroquinolones
Fluoroquinolones adalah satu-satunya kelas antibiotic yang secara langsung
menghentikan sintesis DNA bakteri.

Tetrasiklin (Tetracyclines)
Obat golongan ini digunakan untuk mengobati infeksi jenis yang sama seperti
yang diobati penisilin dan juga untuk infeksi lainnya seperti kolera, demam
berbintik Rocky Mountain, syanker, konjungtivitis mata, dan amubiasis
intestinal. Dokter ahli kulit menggunakannya pula untuk mengobati beberapa
5

jenis jerawat. Adapun contoh obat yang termasuk  dalam golongan ini antara
lain: Tetrasiklin, Klortetrasiklin, Oksitetrasiklin.

Polipeptida (Polypeptides)
Polipeptida dianggap cukup beracun sehingga terutama digunakan pada
permukaan kulit saja. Ketika disuntikan ke dalam kulit, polipeptida bisa
menyebabkan efek samping seperti kerusakan ginjal dan saraf. Adapun contoh
obat yang termasuk  dalam golongan ini antara lain: gentamisin dan
karbenisilin.

2. Anti Inflamasi
Pengobatan anti inflamasi mempunyai dua tujuan utama yaitu, meringankan
rasa nyeri yang seringkali merupakan gejala awal yang terlihat dan keluhan
utama yang terus menerus dari pasien dan kedua memperlambat atau
membatasi perusakan jaringan. Berdasarkan mekanisme kerjanya, obata-obat
anti inflamasi terbagi ke dalam golongan steroid dan golongan non-steroid:

Obat Anti-inflamasi Nonsteroid


Obat antiinflamasi (anti radang) non steroid, atau yang lebih dikenal dengan
sebutan NSAID (Non Steroidal Anti-inflammatory Drugs) adalah suatu
golongan obat yang memiliki khasiat analgesik (pereda nyeri), antipiretik
(penurun panas), dan antiinflamasi (anti radang). Contoh : Aspirin

Obat antiinflamasi Steroid
Adapun mekanisme kerja obat dari golongan steroid adalah menghambat
enzim fospolifase sehingga menghambat pembentukan prostaglandin maupun
leukotrien. Contoh : hidrokortison, deksametason, metil prednisolon, kortison
asetat, betametason, triamsinolon, prednison, fluosinolon asetonid,
prednisolon, triamsinolon asetonid dan fluokortolon.

3. Anti Konvulsan
6

Anti Konvulsan berfungsi untuk mencegah dan mengobati bangkitan epilepsi


(epileptic seizure) dan bangkitan non-epilepsi. Adapun contoh obat yang
termasuk  dalam golongan ini antara lain : bromide, fenobarbital, fenitoin,
karbamazepim.

4. Anti Hipertensi
Anti hipertensi digunakan untuk menurunkan mortalitas dan morbiditas
cardiovascular. Obat anti hipertensi di bagi menjadi 5 kelompok, yaitu:

Diuretik
Diuretik bekerja meningkatkan ekskresi natrium, air dan klorida sehingga
menurunkan volume darah dan cairan ekstraseluler. Contohnya
Hidroklorotiazid

Obat Penghambat Adrenergik


Penghambat adrenergik atau adrenolitik ialah golongan obat yang
menghambat perangsangan adrenergik. Berdasarkan cara kerjanya obat ini
dibedakan menjadi:
- Penghambat adrenoseptor (adrenoseptor bloker) yaitu obat yang
menduduki adrenoseptor baik alfa (a) maupun beta (b) sehingga
menghalanginya untuk berinteraksi dengan obat adrenergik.
- Penghambat saraf adrenergik yaitu obat yang mengurangi respons sel
efektor terhadap perangsangan saraf adrenergik. Obat ini bekerja dengan
cara menghambat sintesis, penyimpanan, dan pelepasan neurotransmitter.
Obat yang termasuk penghambat saraf adrenergik adalah
guanetidinbetanidin, guanadrel, bretilium, dan reserpin. Semua obat
golongan ini umumnya dipakai sebagai antihipertensi.
- Penghambat adrenergik sentral atau adrenolitik sentral yaitu obat yang
menghambat perangsangan adrenergik di SSP.
7

Vasolidator
Vasolidator berfungsi untuk mengendurkan otot polos arteri, menyebabkan
mereka untuk membesar dan dengan demikian mengurangi resistensi
terhadap aliran darah. Contoh : hydralazine dan minoxidil

Penghambat Angiotensin-Converting Enzime (ACE-inhibitor) dan


Antagonis Reseptor Angiotensin II (Angitensin Receptor Blocker, ARB)
Angiotensin converting enzyme (ACE) berfungsi untuk memblokir aksi
hormon angiotensin II, yang mempersempit pembuluh darah. Contoh :
captopril, enalapril, perindopril, ramipril, quinapril dan lisinopril

Angiotensin receptor blocker berperilaku dengan cara yang sama seperti ACE


inhibitor. Contoh : candesartan, irbesartan, telmisartan, eprosartan.

Antagonis Kalsium
Antagonis Kalsium berfungsi untuk menghambat influx kalsium pada sel otot
polos pembuluh darah dan miokard. Contoh : nifedipin.

5. Anti Koagulasi
Anti koagulasi digunakan  untuk mencegah pembekuan darah dengan jalan
menghambat pembentukan atau menghambat fungsi beberapa faktor
pembekuan darah. Antikoagulasi dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu :

Heparin
Heparin merupakan satu-satunya antikoagulan yang diberikan secara
parenteral dan merupakan obat terpilih bila diperlukan efek yang cepat
misalnya untuk emboli paru-paru dan trombosis vena dalam. Contoh :
Protamin Sulfat
8

Antikoagulasi  oral
Terdiri dari derivat 4-hidroksikumarin misalnya : dikumoral, warfarin dan
derivate indan-1,3-dion misalnya : anisindion.

Antikoagulasi yang bekerja dengan mengikat ion kalsium


Contoh : Natrium sitrat, Asam oksalat dan senyawa oksalat, dan natrium
edetat.

6. Anti Histamin
Pada manusia histamin merupakan mediator yang penting pada reaksi alergi
tipe segera dan reaksi inflamasi. Berdasarkan mekanisme kerja Anti histamin
digolongkan mejadi 3 kelompok yaitu:

Antagonis H1
Antagonis H1 sering pula disebut anti histamin  klasik atau anti histamin H1,
adalah senyawa yang dalam  kadar rendah dapat menghambat secara
bersaing kerja histamin pada jaringan yang mengandung reseptor H1.
Penggunaan  mengurangi gejala alergi karena musim atau cuaca. Antagonis
H1 terdiri dari: Difenhidramin HCl (benadryl), Dimenhidrinat (Dramamim,
Antimo), Karbinoksamin HCl (Clistin), Klorfenoksamin HCl (systral),
Klemestin Fumarat (Tavegyl), Piperinhidrinat (Kolton).

Antagonis H2
Antagonis H2 adalah senyawa yang menghambat secara bersaing interaksi
histamin dengan reseptor H2 sehingga dapat menghambat sekresi asam
lambung. Antagonis H2  terdiri dari: Semitidin (Cimet, Corsamet, Nulcer,
Tagamet, Ulcadine), Ranitidin, HCl (Ranin, Ranatin, Ranatac, Zantac,
Zantadin), Famotidin (Facid, Famocid, Gaster Ragastin, Restidin).
9

Rumus Perhitungan Dosis Obat

A. Perhitungan dosis berdasarkan Usia, persamaan yang digunakan adalah:

1. Rumus Young (anak di bawah 8 tahun)

n : umur dalam tahun

2. Rumus Dilling (anak di atas 8 tahun)

n : umur dalam tahun

3. Rumus Cowling
n : umur dalam satuan tahun
n
× Dosis dewasa yang digenapkan keatas. Misal
24
pasien 1 tahun 1 bulan dihitung
4. Rumus Fried (khusus untuk bayi) 2 tahun.

n n : umur dalam bulan


× Dosis dewasa
150

5. Rumus Gaubius

- 0-1th = 1/12 X dosis dewasa

- 1-2th = 1/8 X dosis dewasa

- 2-3th = 1/6 X dosis dewasa

- 3-4th = 1/4 X dosis dewasa

- 4-7th = 1/3 X dosis dewasa

- 7-14th = 1/2 X dosis dewasa


10

- 14-20th = 2/3 X dosis dewasa

- 21-60th = Dosis dewasa

Contoh Kasus

Dosis lazim parasetamol untuk dewasa adalah 500 mg untuk 1 kali pakai. Berapa dosis
obat ini untuk anak usia 11 tahun?

Contoh penyelesaian kasus dengan rumus Cowling

n
× Dosis dewasa
24
11
¿ × 500 mg
24

¿ 229,2 mg

B. Perhitungan dosis berdasarkan Berat Badan individu, persamaan yang


digunakan adalah:

1. Rumus Clark (Amerika)


Catatan
berat badan(dalam Pon)
× dosis dewasa 1 kg = 2,2 Pon
150

2. Rumus Thremich-Fier (Jerman)

berat badan(dalam Kg)


× dosis dewasa
70

3. Rumus Black (Belanda)


11

berat badan(dalam Kg)


× dosis dewasa
62

Contoh Kasus

Dosis lazim parasetamol untuk dewasa adalah 500 mg untuk 1 kali pakai.
Berapa dosis obat ini untuk anak berbobot 40 kg?

Contoh penyelesaian denan menggunakan rumus Thremich-Fier (Jerman)

berat badan(dalam Kg)


× dosis dewasa
70

40
¿ × 500
70

¿ 285.7

¿ 286 mg

C. Perhitungan dosis berdasarkan Luas Permukaan Tubuh, persamaan yang


digunakan adalah:

1. Farmakologi

Luas permukaan tubuh anak


×dosis dewasa
1,75

2. Rumus Catzel
12

Luas permukaan tubuh anak


× 100 ×dosis dewasa
Luas permukaan tub uh dewasa

D. Perhitungan dosis untuk Lansia, menggunakan konversi dari dosis dewasa


yaitu:

1. Lansia umur 60-70 tahun

4
×dosis dewasa
5

2. Lansia umur 70-80 tahun

3
×dosis dewasa
4

3. Lansia umur 80-90 tahun

2
× dosis dewasa
3

4. Lansia umur >90 tahun

1
×dosis dewasa
2

Contoh Kasus

Dosis dewasa paracetamol adalah 500 mg untuk sekali pakai. Berapakah dosis untuk
lansia berumur 67 tahun ?
13

Lansia umur 60-70 tahun

4
×dosis dewasa
5

4
¿ ×500 mg
5

¿ 400 mg

Obat-obatan yang sering ada pada masa Koas

Anti histamin dan antialergi

Nama Obat Sediaan


Cetirizine diHCL Tablet (10 mg), Sirup (60 mL)
Diphenhydramine HCL Tablet (50 mg), Vial (10 mg/ mL)
Loratadin Tablet (10 mg), sirup (5 mg/ 5 mL)

Kortikosteroid

Nama Obat Sediaan


Dexamethasone Tablet (0.5 mg500 mg), Ampul 5 mg/ml)

Preparat Anti Asma dan PPOK

Nama Obat Sediaan


Theophylline Tablet (150 mg), sirup (150 mg/ 15 ml),
Kapsul (130 mg)
Salbutamol Sulfate Tablet (2 mg, 4 mg), Sirup (2 mg/5 ml)
Terbutaline Sulfate Tablet (2.5 mg), Ampul (0.5 mg/ml),
Sirup (1.5 mg/ 5 ml)

Obat batuk dan pilek

Nama Obat Sediaan


Pseudoephedrine HCL Tetes (7.5 mg/ 0.8 ml)
Ambroxol (Mukolitik) Tablet (30 mg), Sirup (15 mg/ 5 ml)
Bromhexine HCL (Mukolitik) Tablet (8 mg), Eliksir (4mg/ 5 ml)
14

Antiseptik dan desinfektan kulit

Nama Obat Sediaan


Povidone iodine Larutan 100 mg/mL, 4 mL, 5 mL

Kortikosteroid topikal

Nama Obat Sediaan


Betamethasone valerate Krim (0.1 %)
Desonide Krim (0.05%) Salep (0.05%)

OAINS dan Antipiretik

Nama Obat Sediaan


Meloxicam Tablet (7. 5 mg, 15 mg)
Diclofenac K Tablet (25 mg, 50 mg)
Ibuprofen Suspensi (100 mg/ 5 ml), Tablet (200 mg)
Indometacin Farnesil Kapsul (100 mg)
Mefenamic acid Tablet salut selaput (500 mg), Kaplet (250
mg, 500 mg)
Paracetamol Tablet( 500 mg), Sirup (120 mg/ 5 ml),
Kaplet (500 mg)

Antibiotik

Nama Obat Sediaan


Kloramfenikol Vial (1 g), Kapsul (250 mg), sirup (125
mg/5 ml)
Cefixime Kapsul (100 mg, 200 mg), sirup kering
(100 mg/5 ml), kaplet (250 mg)
Ceftriaxone Vial (1 g)
Tetracycline HCL Kapsul (250 mg, 500 mg)
Doycycline hyclate Kapsul (50 mg, 100 mg)
Amoxicillin Kapsul (500 mg), sirup (125 mg/ 5 ml)
15

Erythromicin Kapsul (250 mg, 500 mg), sirup (200 mg/


5 ml)
Azithromycin Kapsul (250 mg), sirup (200 mg/5 ml),
Tablet salut selaput (500 mg)
Co-trimoxazole Kaplet (10 mg), sirup (60 ml), tablet (10
mg)
Metronidazole Tablet (500 mg), Laruta infus (500
mg/100 ml)
Clindamycin HCL Kapsul (15 mg, 300 mg)

Antidepressan

Nama Obat Sediaan


Fluoxetine HCL Kapsul (10 mg, 20 mg)
Sentraline HCL Tablet salut selaput (50 mg), Kapsul (50
mg)
Amitriptyline Tablet (25 mg)

Antipsikotik

Nama Obat Sediaan


Haloperidol Tablet (1.5 mg), Kapsul (5 mg), Tetes (2
mg/ 15 ml), Ampul (5 mg/5 ml)
Risperidone Tablet (1 mg, 2 mg, 3 mg)

Antispasmodik

Nama Obat Sediaan


Hyoscine N butylbromide Tablet (10 mg), Injeksi amp (20 mg/ml)

GI
16

Nama Obat Sediaan


Domperidone Tablet (10 mg), Suspensi (5 mg), Sirup 5
mg/5 ml
Omeprazole Kapsul (20 mg)
Lansoprazole Tablet (30 mg), Kapsul (30 mg)
Simeticone Tablet
Simvastatin Tablet salut selaput (20 mg), Kaplet salut
selaput (10 mg)
Lamivudine (antivirus) Tablet (150 mg), tablet salut selaput (100
mg)
Lactulose Sirup (3.335g/5 ml, 120 ml, 3.43g/ 5 ml)

Antijamur, antivirus, dan antiprotozoa

Nama Obat Sediaan


Fluconazole Tablet (50 mg, 200 mg), Kapsul (50 mg,
150 mg)
Ketokonazole Tablet (200 mg)
Griseofulvin Tablet (500 mg)
Nystatin Tetes (100,000 u/ml), tablet (500,000 IU)
Acyclovir Kaplet (200 mg, 400 mg)
Pyrimethamine Tablet (25 mg)

Antikonvulsan

Nama Obat Sediaan


Lamotrigin Tablet salut selaput (50 mg), Tablet
kunyah (100 mg)
Carbamazepin Kaplet salut selaput (200 mg)
Gabapentin Kapsul (100 mg, 300 mg)
Valproat Sirup (250 mg/5 ml)

Obat jantung

Nama Obat Sediaan


Dobutamine Ampul (50 mg), Vial (250 mg)
17

Dopamine HCL Ampul (40 mg), Vial (25mg/ml)


Amiodaron HCL Tablet (200 mg), Ampul (150mg/3 ml)
Digoxin Tablet (0.25 mg), Ampul (0.25 mg/ 2 ml)
Isosorbide dinitrate Tablet (5 mg dan 10 mg), Botol Spray
(375 mg/ 15 ml), Ampul (10 mg/ 10 ml),
Tablet sublingual (5 mg)
Captopril (ACEI) Tablet (12.5 mg, 25 mg)
Lisinopril (ACEI) Tablet (5 mg, 10 mg)
Bisoprolol (Penyekat B) Tablet (5 mg)
Bisoprolol Hemifumarate (Penyekat B) Tablet salut selaput (1.25 mg, 2.5 mg, 5
mg)
Propanolol HCL (Penyekat B) Tablet salut selaput (10 mg)
Amlodipine besylate (Antagonis Ca) Tablet (5 mg, 10 mg)
Nifedipine (Antagonis Ca) Tablet (5 mg, 10 mg)

Gout

Nama Obat Sediaan


Allupurinol Tablet (100 mg, 300 mg), tablet salut
selaput

Obat TB

Nama Obat Sediaan


Ethambutol Tablet (500 mg)
Rifampicin Kapsul (450 mg, 600 mg)
Pyrazinamide Kaplet (500 mg)
INH Tablet (400 mg)

Preparat insulin dan obat antidiabetes

Nama Obat Sediaan


Insulin Lispro Injeksi (100 IU/mL
Glimepiride Tablet dan kaplet (1 mg, 2 mg, 3 mg, 4
18

mg)
Glibenclamide Tablet (5 mg)
Metformin HCL Tablet (500 mg, 850 mg)
Acarbose Tablet (50 mg, 100 mg)

Antiinfeksi dan Antiseptik Mata

Nama Obat Sediaan


Azithromycin dihydrate Tetes mata (15 mg/g)
Ciprofloxacin Tetes mata (3 mg/Ml)
Kloramfenikol Salep mata (1%)

Bagian Tubuh Resep

Bagian Tubuh Resep, terdiri dari :

Inscriptio  
1. Identitas  dokter:  Nama,  alamat  dan   nomor  izin  praktek    dokter.   Dapat  dilengkapi
dengan  nomor  telepon, jam praktek  serta  hari  praktek.  
2. Nama  kota  &  tangal penulisan resep.    
3. Tanda   R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep. Tanda ini adalah singkatan dari
Recipe yang berarti harap  diambil.Sebagian literatur menggolongkan tanda R sebagai
Superscriptio.
Praescriptio

1. Inti resep dokter atau koposisi berisi : nama setiap jenis/bahan obat, dan jumlah
bahan obat (mg, g, ml, l) dengan angka arab. Untuk penulisan jumlah obat dala satuan
biji (tablet, kapsul, botol) dalam angka romawi.
2. Perintah pembuatan bentuk sediaan obat yang dikehendaki, misalnya f.l.a. pulv =
fac lege artis pulveres = buatlah sesuai aturan obat berupa puyer

Signatura
19

1. Aturan pemakaian obat (frekuensi, jumlah obat dan saat obat diminum, informasi
lain), umumnya ditulis dengan singkatan dalam bahasa latin. Aturannya dengan
menggunakan tanda signa yang disingkat dengan S
2. Identitas pasien di belakang Pro: nama pasien, umur, alamat lengkap. Bila penderita
seorang anak harus ditulis umurnya. Bila resep untuk orang dewasa dicantumkan
Tuan/Nyonya/Bapak/Ibu diikuti nama penderita dan umurnya.

Subscriptio

Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep untuk menjadikan suatu resep otentik.
Resep obat dari golongan narkotika perlu tanda tangan dokter tidak cukup dengan hanya
paraf saja.

Gambar 1. Contoh Formula Resep

Kriteria Resep yang Rasional Menurut WHO

1. Jumlah obat setiap datang minimal 2


2. Nama generik digunakan pada semua obat (100%)
20

3. Peresepan antibiotika <30% dari semua peresepan


4. Peresepan obat injeksi <20% dari semua peresepan

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, GS. 2007. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: Badan Penerbit FK UI

Katzung, BG. 22001. Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta: Salemba Medika

Syamsudin. 2011. Buku Ajar Farmakologi Efek Samping Obat. Jakarta: Salemba
Medika

_________. 2013. MIMS Petunjuk Konsultasi. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer

Anda mungkin juga menyukai