SKRIPSI
Oleh :
NINA PRASETYANINGSIH
NIM. 6662120845
KONSENTRASI HUMAS
SERANG
2016
PERI\TYATAAN ORISINALITAS
NIM 6662120845
Menyatakan bahwa skripsi ini yang berjudul .'Representasi Makna Tekad dalam
Film Kahaani (Sebuah Analisis Semiotika Model Roland Barthes)" adalah hasil
karya saya sendiri, dan dan seluruh sumber yang dikutip maupun yang ditujuk telah
saya nyatakan benar. Apabila dikemudian hari skripsi ini terbukti mengandung
Nina Prasetyaningsih
LEMBAR PERSETUJUAN
NIM :6662120845
Judul Skripsi : Representasi Makna Tekad dalam Film Kahaani (Sebuah Analisis
Menyetujui,
Telah diuji di Hadapan dewan Penguji Sidang Skripsi di Serang, tanggal 28 bulan
September tahun 2016 dan dinyatakan LULUS.
Ketua Penguji :
Anggota :
?'
Da_rwis Sagita. S.LKom."
NrP. 198305132008121002
M.I.Kom :ffi_
/N
Anggota:
Ilusnan Nuriumap" S.As.. M.Si
NrP. 1978082s2010121003
Mengetahui,
, -i)" -".q Ks Fr"odi Ilmu I(omunikasr
./',.i .'..r..l,-,: t;'
:."a'*i(t
,-a'^..
.frfi:
**ja'.rf
"
,
. ,
i'-,
fji.,*,'
tc4
,'; r'l'
t rr'[
,
1bi
1 1002 '
196810192005012001
ti:-*
ABSTRAK
Nina Prasety aningsilt NIM 6662 1 2 084 5/20 1 6. Thesis. Representrtion Meaning
al determination in the ftlm Kahaani (A Semiotics Analysis Model Roland
Barthes). aniversity-level instructor I: Neha Fitriyah, ^S. ^Sos., M.Si; University-
level instructor II: Husnan Nurjumnn, S.Ag.,M.Si
Focus of this thesis is the reality of human life, namely determination attitude.
Determination is an attitude that sltauld be owned by everyone to achieve the life
goals. The purpose of this research is to identify futermination attitude process and
to understand the meaning of determination attitude in the Kahoani Film. The
method used in this research is semiatic analysis with a qualitative approach and
descriptive with the object af observation are scenes on Kahasni movie duration
182 minutes. The unit of analysis in this research is a Kahaani movie with observing
the images and sounds or dialogue that sign can describe determination attitude.
Then analysis used semiotic analysis Roland Barthes models, that analyzed in two
stages, stage denotation and connotation stage. Detntation meaning understood as
literal meanings, then connotations is the hidden meaning or implicitly contained
in tlp film. Ihis research concluded that the Kahaani fiIm con represented of
determination meaning to the onlooker. In denotation, meaning a determination is
represented through a dialogue between players, their intentions, beliefs, decisions
and actions are the cornerstones of the determination to achieve the goal. In
connotations, meaning s determination is represenled through face expressions,
eye gaze and tone afvoice the main character.
vt
KATA PENGANTAR
Penyrsunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah
satu syarat mendapatkan gelar sarjana strata satu (Sl) pada konsentrasi Hubungan
Masyarakat, Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik,
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
September,2016
Penulis
vil
UCAPAN TERIMA KASIH
Hadirnya skripsi ini tak lepas dari banyak pihak yang telah mendukung penulis.
Alhamdulillah, dengan rahmat serta kemurahan Tuhan Yang Maha Esa yang tiada hentinya serta
semangat dari ketauladanan Rasulullah SAW pada penulis, pada kesempatan kali ini, penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Dr. Agus Sjafari, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
2. Dr. Rahmi Winangsih, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa.
3. Darwis Sagita, M.Ikom, selaku Sekertaris Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa.
4. Neka Fitriyah, S.Sos,. M.Si, selaku pembimbing I skripsi yang sangat banyak membantu
memberikan pemahaman dalam penyusunan skripsi ini, serta dorongan semangat yang
diberikan kepada penulis.
5. Husnan Nurjuman, S.Ag., M.Si, selaku pembimbing II skripsi yang telah banyak
memberikan semangat dan membantu serta memberikan pemahaman dalam penyusunan
skripsi ini.
6. Puspita Asri Praceka, S.Sos., M.I.Kom, selaku pembimbing mata kuliah seminar proposal
tahap dua, terimakasih bu atas dorongan motivasi, kritik dan sarannya.
7. Seluruh Bapak Ibu Dosen yang telah membekali penulis dengan pengetahuan yang sangat
berharga serta tak ternilai.
8. Seluruh Staff Program Studi Ilmu Komunikasi yang selalu membantu dan mengarahkan
penulis.
viii
9. Roby Martin, ST., CHCHt., CRM., trainer motivator dan hipnoterapi,
narasumber penulis, abang kece yang super duper baik, yang selalu siap
melayani penulis, baik ketemu laugsung atau via chatting.
10. Ibu Bapak, Ana, Nisa, serta seluruh keluarga besar Mbah Karso Wiyono yang
12. Asri, Jannah dan Eko, pecahan sahabat perbojakan yang selalu kompak buat
magang, nyusun skripsi bareng, s{Lmpe nangis bareng masalah diduain. Oh my
16. UKM PSM Gita Tirtayasa Untirta yang telah memberikan pengalaman
berorganisasi dan saya bangga pernah menjadi anggota PSM Gita Tirtayasa.
17. Seluruh teman seperjuangan angkatan 2012Yrogam Studi Ilmu Komunikasi
Untirta yang selama ini telah banyak memberikan pelajaran dalam hidup di
dunia perkuliahan.
tx
ilikc komu berPikir dikclohkcn, moko kamu dikalchkon. illkc komu
berPikin kamu tidok tokut, mckc kcmu tidok tckut. ilikc komu ingin
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PERSETUJUAN ul
LEMBAR PENGESAHAN 1V
ABSTRAK
ABSTRACT V1
MOTTO
DAFTAR ISI xl
DAFTAR GAMBAR xv
BAB I PENDAHULUAN
xl
1.5.1 Manfaat Teoritis 7
2.1 Film I
2.2 Representasi .......... 11
4.3 Pembahasan 7l
4.3.1 Fihn sebagai Sarana Persuasi dalam Membangun Tekad... 7t
xII
4.3.2Tekad sebagai Komponen Penting dalam Meraih Tujuan
Hidup 73
BAB V PENUTUP 76
5. 1 Simpulan................ 76
5.2 Saran... 77
DAFTAR PUSTAKA 78
DAFTAR LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP 84
xl1r
DAtr'TAR TABEL
XIV
DAFTAR GAMBAR
xv
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
tergantung bagaimana cara penonton menyerap dan menonton sebuah film. Selain
dianggap sebagai refleksi dari kehidupan, film juga dianggap sebagai media yang
baik untuk merepresentasikan realitas kehidupan masyarakat. Realitas kehidupan
masyarakat sangatlah banyak dan beragam. Dalam kehidupan bermasyarakat sering
kali kita menemukan dan melihat orang-orang dengan segala keterbatasan, baik
secara ekonomi hingga keterbatasan kita sebagai manusia dalam memerankan peran
kita sebagai manusia di muka bumi. Kita seringkali menganggap diri kita tidak bisa
melakukan satu hal sebelum kita mencobanya. Setiap keterbatasan yang dimiliki
oleh manusia hendaknya tidak dijadikan penghalang dalam menjalani kehidupan.
Tujuan hidup yang tertanam dalam diri manusia akan membuat seorang
manusia terus bertahan dalam menghadapi apapun cobaan yang terjadi dihidupnya.
Hidup tanpa tujuan sama dengan hidup tanpa perjuangan dan tentunya kebahagiaan
yang diidamkan, tidak akan tercapai. Dalam berbagai ajaran agama, sebagai
manusia tidaklah diperbolehkan memiliki sikap patah semangat dan justru harus
memiliki tekad kuat dalam menjalankan kehidupan dan juga demi mencapai tujuan
hidup yang diinginkan. Sikap tekad merupakan sebuah sikap yang harus dimiliki
1
Purnadina. 2010. Remaja Revo Tekad Pantang Menyerah. Cetakan Pertama. Yogyakarta:
Leutika. hlm. 6
3
setiap manusia. Sikap tekad dapat memotivasi seseorang agar dapat menggapai
tujuan yang diinginkan. Tekad merupakan kesungguhan hati untuk keluar dari
sesuatu yang negatif yang ada dihidup kita. Tekad mampu membangkitkan manusia
dari kegagalan, rasa tidak puas dan semangat menggapai tujuan didalam hidup.
Tekad bukan sebuah talenta dasar yang dimiliki oleh manusia, tekad merupakan
sikap yang sudah semestinya harus dimiliki oleh manusia. Dengan tekad yang
teguh, kuat, dan ditambah sifat tidak patah semangat, seorang manusia pasti mampu
menjalani segala cobaan yang berat sekalipun.
2
Ria Pratiwi. 2014. Channel Khusus Film Bollywood Rambah Televisi Berbayar Indonesia.
Business Portal. via swa.co.id/swa/capital-market/corporate-action/channel-khusus-film-
bollywood-rambah-televisi-berbayar-indonesia diakses pada 16 Oktober 2016 03:17 p.m
3
Jaafar3m. 2013. Top Rated Indian Movies. www.imdb.com/list/ls053237568 diakses pada 16
Oktober 2016 3:23 p.m
4
Jaafar3m. 2013. Top Rated Indian Movies. www.imdb.com/list/ls053237568 diakses pada 16
Oktober 2016 3:23 p.m
5
5
Setia Furqon. 2015. Film Motivasi Islam. Setiafurqon.com/film-motivasi-islami.html diakses
pada 16 Oktober 2016 pada 3:34 p.m
6
Sobur, Alex. 2004. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotik dan analisis Framing. Bandung: Remaja Rosda Karya. hlm. 87
6
ada pada film tersebut. Alur film yang dibuat agak berliku, dan tanda atau adegan
yang tersaji sangat menarik, menjadikan film Kahaani pantas dijadikan sebagai
objek penelitian yang mampu menjadi inspirasi dan diaplikasikan dalam kehidupan
nyata, khususnya dalam merepresentasikan kekuatan tekad dalam menggapai
tujuan hidup dan kebagahiaan yang diidamkan. Dari pemaparan diatas, maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Representasi Makna
Tekad dalam Film Kahaani (Analisis Semiotika Model Roland Barthes)”.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Film
Kata film dalam kamus lengkap bahasa Indonesia berarti gambar hidup.7
Definisi film menurut UU 8/1992 adalah karya cipta seni dan budaya yang
merupakan media komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asa
sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, dan/atau bahan hasil
penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses
kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya dengan atau tanpa suara, yang dapat
dipertunjukkan dan atau ditayangkan dengan system proyeksi mekanik, elektronik,
dan atau lainnya.8
7
Ali, Muhammad. 2010. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, Jakarta: Pustaka Amani, hlm.
97
8
Undang-undang Perfilman No.8 Tahun 1992 Pasal 1 Bab 1
9
Sobur, Alex. 2009. Semiotika Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. hlm. 126
8
9
menggunakan alat khusus, yang biasa disebut dengan kamera. Itulah mengapa
seperti yang telah diutarakan tadi bahwa film tidak akan jauh dari kata ‘kamera’
dengan menggunakan konsep sinematografi dalam pembuatannya baik dengan atau
tanpa suara. Dalam Tjasmadi terdapat tiga fungsi film, yaitu10 :
a) Shot selama produksi film memiliki arti proses perekaman gambar sejak
kamera diaktifkan (on) hingga kamera dihentikan (off) atau juga sering
diistilahkan satu kali take (pengambilan gambar). Sementara shot setelah
film telah jadi (pasca produksi) memiliki arti satu rangkaian gambar untuh
yang tidak terinterupsi oleh potongan gambar (editing).
b) Adegan (scene), adegan adalah satu segmen pendek dari keseluruhan cerita
yang memperlihatkan satu aksi berkesinambungan yang diikat oleh ruang,
waktu, isi (cerita), tema, karakter, atau motif. Satu adegan umumnya terdiri
dari beberapa shot yang saling berhubungan.
c) Sekuen (sequence), salah satu adegan besar yang memperlihatkan satu
rangkaian peristiwa yang utuh. Satu sekuen umumnya terdiri dari beberapa
adegan yang saling berhubungan.
Dalam sinematografi, unsur visual merupakan “alat” utama dalam
berkomunikasi. Maka secara konkrit bahasa yang digunakan dalam sinematografi
adalah suatu rangkaian beruntun dari gambar bergerak yang dalam pembuatannya
10
Tjasmadi, Johan HM. 2008. 100 Tahun Sejarah Bioskop di Indonesia, Bandung: PT. Megindo
Tunggal Sejahtera. hlm. 44
11
Prastista, Himawan. 2008 Memahami Film, Yogyakarta: Homerian Pustaka. hlm. 29
10
12
Setyawati, Irma Fitri. 2012. Moral Anak dalam Film Hafalan Sholat Delisa. UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta. hlm. 1
13
Rakhmat. Jalaludin. 2009. Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya Offset. hlm.
155
14
Mulyana, Deddy. 2008. Komunikasi Massa Kontroversi, Teori, dan Aplikasi. Bandung: Widya
Padjajaran. hlm. 89
15
Sihabudin. Ahmad. 2011. Komunikasi Antar Budaya, Jakarta: PT. Bumi Aksara. hlm. 135
11
digunakan sebagai media edukasi untuk pembinaan generasi muda dalam rangka
nation and character building.16
2.2 Representasi
16
Ardianto, Elvaro & Lukiati Komala. 2007. Komunikasi Massa : Suatu Pengantar, Bandung:
Simbiosa Rekatama Media. hlm.134
17
Irwansyah, Ade. 2009. Seandainya Saya Kritikus Film, Yogyakarta: Humorian Pustaka. hlm. 17
18
Burton, Graeme 2007. Membincangkan Televisi, Yogyakarta & Bandung: JalaSutra. hlm.41-42
19
Danesi, Marcel. 2010. Pesan, Tanda dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan
Teori Komunikasi, Yogyakarta: Jalasutra. hlm. 24
20
Ibid. hlm.208
12
atau ditandai melalui gambar sepasang sejoli yang sedang berciuman secara
romantis.21
Menurut Stuart Hall seperti yang dikutip Nuraini Juliastuti, ada 2 proses
representasi: pertama, representasi mental, yaitu tentang seseuatu yang ada di
kepala kita masing-masing (peta konseptual). Representasi mental ini masih
berbentuk sesuatu yang abstrak. Kedua, “bahasa”, yang berperan penting dalam
proses konstruksi makna. Konsep abstrak yang ada dalam kepala kita harus
diterjemahkan dalam “bahasa” yang lazim supaya kita dapat menghubungkan
konsep dan ide-ide kita tentang sesuatu dengan tanda dan symbol-simbol tertentu.23
Representasi bekerja pada hubungan tanda dan makna. Konsep representasi sendiri
bisa berubah-ubah. Selalu ada pemaknaan baru. Menurut Nuraini Julianti
representasi berubah-ubah akibat makna yang juga berubah-ubah. Setiap waktu
terjadi proses negosiasi dalam pemaknaan.24
Jadi representasi bukanlah suatu kegiatan atau proses statis tapi merupakan
proses dinamis yang terus berkembang seiring dengan kemampuan intelktual dan
kebutuhan para pengguna tanda yaitu manusia sendiri yang juga terus bergerak dan
berubah. Representasi merupakan suatu bentuk usaha konstruksi, karena pandangan
21
Wibowo, Indiawan Seto Wahyu. 2013. Semiotika Komunikasi, Aplikasi Praktis Penelitian dan
Skripsi Komunikasi, Jakarta: Mitra Wacana Media. hlm. 148
22
Hartley, John. 2010. Communication, Culture, and Media Studies: Konsep Kunci. Yogyakarta:
Jalasutra. hlm. 265
23
Juliastuti, Nuraini. Maret 2000. Representasi, Newsletter KUNCI No.4 (online)
(http://ia700106.us.archive.org/15/items/NewsletterKunci4BudayaMateri/Newsletter_KUNCI_4_
Budaya_Materi.pdf, diakses pada 17 Agustus 2016)
24
Wibowo, Indiawan Seto Wahyu.Op.Cit. hlm. 150
13
25
Ibid,. hlm. 150
26
Ahmad, Nurzakiyah. 2009. Representasi Maskulinitas Baru Pada Iklan Produk Kosmetik Pria
dalam Majalah Berbahasa Jerman Brigitte dan Stern. Depok: FIB UI hlm. 12
27
Ibid,.
14
salah satu cara untuk memproduksi makna. Representasi bekerja melalui sistem
representasi yang terdiri dari dua komponen penting, yakni konsep dalam pikiran
dan bahasa. Kedua komponen ini saling berkorelasi. Konsep dari sesuatu hal yang
dimiliki dan ada dalam pikiran, membuat manusia atau seseorang mengetahui
makna dari sesuatu hal tersebut. Namun, makna tidak akan dapat dikomunikasikan
tanpa bahasa, sebagai contoh sederhana, konsep ‘gelas’ dan mengetahui maknanya.
Maka seseorang tidak akan dapat mengkomunikasikan makna dari ‘gelas’ (benda
yang digunakan orang untuk tempat minum) jika seseorang tidak dapat
mengungkapkannya dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh orang lain. Oleh
karena itu, yang terpenting dalam sistem representasi adalah bahwa kelompok yang
dapat berproduksi dan bertukar makna dengan baik adalah kelompok tertentu yang
memiliki suatu latar belakang pengetahuan yang sama sehingga dapat menciptakan
suatu pemahaman yang (hampir) sama. Menurut Stuart Hall, dalam Nurzakiyah,
Member of the same culture must share concepts, images, and ideas which
enable them to think and feel about the world in roughly similar ways. They
must be share, broadly speaking, the same ‘cultural codes’. In this sense,
thinking and feeling are themselves ‘sistem of representations’. (Anggota
dari budaya yang sama harus berbagi konsep, gambar, dan ide-ide yang
memungkinkan mereka untuk berpikir dan merasa tentang dunia dengan
cara yang kurang lebih sama. Mereka harus berbagi, umumnya, sama
dengan 'kode budaya' tersebut. Dalam hal ini, pikiran dan perasaan mereka
adalah 'sistem representasi’.). 28
28
Ibid,.
15
pemahaman yang tidak sama terhadap kode-kode budaya tertentu tidak akan bisa
memahami makna yang diproduksi oleh kelompok masyarakat lain.
Makna tidak lain adalah suatu konstruksi. Manusia mengkonstruksi makna
dengan sangat tegas sehingga suatu makna terlihat seolah-olah alamiah dan tidak
dapat diubah. Makna dikonstruksi melalui sistem representasi dan difiksasi melalui
kode. Kode inilah yang membuat masyarakat yang berbeda dalam suatu kelompok
budaya yang sama mengerti dan menggunakan nama yang sama, yang telah
melewati proses konvensi secara sosial. Misalnya, ketika kita memikirkan ‘rumah’
atau dalam bahasa Inggris ‘home’ yang bereati rumah, maka kita menggunakan kata
RUMAH atau HOME untuk mengkomunikasikan apa yang ingin kita ungkapkan
kepada orang lain. Hal ini karena kata RUMAH atau HOME adalah kode yang telah
disepakati dalam masyarakat untuk memaknai suatu konsep mengenai ‘rumah’
yang ada di pikiran kita (tempat berlindung atau berkumpul dengan keluarga).
Kode, dengan demikian, membangun korelasi antara sistem konseptual yang ada
dalam pikiran kita dengan sistem bahsa yang kita gunakan dan kita mengerti. Teori
representasi seperti ini memaknai pendekatan konstruksionis, yang berargumen
bahwa makna dikonstruksi melalui bahasa. Menurut artikel Stuart Hall dalam
Nurazakiyah,
“things don’t mean: we construct meaning, using representational systems-
concepts and signs.”(Sesuatu tidak berarti: kita membangun makna,
menggunakan sistem-konsep representasi dan tanda-tanda.). 29
Oleh karena itu, konsep (dalam pikiran) dan tanda (bahasa) menjadi bagian
yang penting yang digunakan dalam proses konstruksi atau produksi makna. Jadi
dapat disimpulkan bahwa representasi adalah suatu proses untuk memproduksi
makna dari konsep yang ada dipikiran kita melalui bahasa. Proses produksi makna
tersebut dimungkinkan dengan hadirnya sistem representasi. Namun, proses
pemaknaan tersebut tergantung pada latar pengetahuan dan pemahaman suatu
kelompok harus memiliki pengalaman yang sama untuk dapat memaknai sesuatu
dengan cara yang nyaris sama.
Penelitian ini ingin menjelaskan bagaimana proses representasi ini bekerja
29
Ibid., hlm. 25
16
pada film Kahaani dengan membedahnya melalui tanda yang tersaji dengan
memaknai tanda kedalam makna denotasi, makna konotasi dan mitos yakni
bagaimana makna denotasi (gambaran sebuah pertanda) yang bersifat langsung
yang dilanjutkan dengan makna konotasi yang bersifat subjektif yang terjadi ketika
tanda bertemu dengan perasaan yang kemudian dikaitkan dengan mitos yakni
bagaimana kebudayaan menjelaskan atau memahami beberapa aspek tentang
realitas atau gejala alam.
2.4 Tekad
Determination is simply not giving up. No matter how hard things get, or
how badly you want to just give up, you keep on going. (Sederhananya, tekad
adalah tidak menyerah. Tidak peduli bagaimana sulitnya mendapatkan atau
bagaimana buruknya seseorang untuk menyerah, namun tetap
menjalankannya.). 31
30
Kbbi.web.id/tekad
31
Abdumac. 2006. Top Definition; Determination.
http://www.urbandictionary.com/define.php?term=determination diakses pada 16 Oktober 2016
3:40 p.m.
32
Ust. Novel Alaydrus. 2010. Kalam Habib Muhammad Bin Abdullah Alaydrus: Kekuatan Niat.
Ar-Raudah Majelis Ilmu dan Dzikir Pelabuhan Hati Penuntut Ilmu. (online, ar-raudah.info/niat/
diakses pada Kamis, 06 Oktober 2016 01:01 a.m)
17
menggebu. Kekuatan niat seseorang ini dapat dilihat dari gerakan, suara hingga
tindakan yang sedang dilakukannya untuk menggapai niat tersebut. Tekad menjadi
penting didalam kehidupan manusia karena dengan adanya tekad, dapat menjadi
energi positif bagi manusia untuk mencapai sebuah tujuan.
Tekad tidak muncul begitu saja, tekad muncul dari kekuatan karakater yang
sengaja dibangun oleh manusia itu sendiri agar manusia itu dapat menggapai tujuan
hidupnya dengan cara yang diinginkannya. Semua manusia memiliki kekuatan
yang luar biasa, seperti raksasa dalam dirinya. Kekuatan itu biasa disebut dengan
inner power. Kekuatan itu bisa muncul ketika kita hendak menggunakannya,
walaupun belum tentu kita merasa mampu melakukannya.33
Life is made out of our determinations. (Hidup kita terbuat dari tekad.). 34
Semua orang pasti memiliki cita-cita, memiliki harapan dan tujuan hidup.
Namun untuk mencapai itu semuanya membutuhkan proses. Dari mulai proses yang
sederhana hingga proses yang rumit35. Terlepas dari kenyataan bahwa pencapaian
tujuan kita adalah penting untuk dicapai, tidak jarang bagi banyak orang gagal
dalam memenuhi target mereka. Dalam penerapannya, tekad berawal dari sebuah
niat, keyakinan dalam diri, lalu pengambilan keputusan dan berakhir tindakan.
Keempat penerapan tekad diatas merupakan konsep dari bertekad. Berikut
pemaparannya :
33
Purnadina. 2010. Remaja Revo Tekad Pantang Menyerah, Cetakan Pertama, Yogyakarta:
Leutika. hlm. 6
34
Sarah. 2016. https://www.linkedin.com/pulse/determination-your-life-rui-enes-
alves?articleId=7441129728695531620
35
Muhammad, Rifqi.. 2015. Ketika Hidup Tak Seperti Jalan Tol. Cetakan I, Fikri Press, Ciputat-
Tangerang Selatan. hlm. 23
18
36
Purnadina. 2010. Remaja Revo Tekad Pantang Menyerah, Cetakan Pertama, Yogyakarta:
Leutika. hlm. 57
37
Ibid,. hlm. 127
38
Ibid,. hlm. 39
39
Ibid,. hlm.18
19
d. Keempat adalah tindakan. Tindakan ini adalah hasil akhir dari proses
bertekad. Tindakan yang dilakukan ini akan membuktikan berhasil atau
tidaknya atas niat yang diinginkan. Meskipun gagal, seseorang yang
memiliki tekad kuat akan melakukan tindakan apa saja untuk menggapai
keinginan dan tujuan hidupnya.
Tekad adalah awal mula dari sebuah tindakan. Tidak ada tindakan jika tidak
ada tekad dalam diri. Tindakan yang dilakukan bukan tindakan omong kosong,
tetapi merupakan tindakan yang benar-benar komitmen dan totalitas dari apa yang
dia miliki untuk menggapai tujuan hidupnya dengan mengerahkan segala
kemampuan yang dimiliki. Tekad yang kuat juga merupakan kunci dari
keberhasilan dalam kehidupan, tak tergoyahkan oleh berbagai kesulitan dan
masalah yang ada. Ilmuwan sendiri tak bisa memberi ciri-ciri pada hal ini namun
dalam beberapa kasus, jelas sekali tekad itu sikap penting yang dapat memberi
seseorang kekuatan di luar batas manusia normal. Berikut ada tiga ciri seseorang
yang memiliki tekad kuat menurut beberapa surat dalam kitab Al-Qur’an,
diantaranya :
a. Pertama, orang yang memiliki tekad tidak akan mudah tergoda, sebesar
apapun godaan yang datang kepadanya.
b. Kedua, tekad yang kuat tidak cukup mengantarkan seseorang pada
tujuannya, jika tidak dibarengi dengan amal sholeh.
c. Ketiga, tawakal. Sebab tawakal akan menjadikan seseorang bersyukur jika
sukses mencapai tujuan dan menjadikan seseorang tetap berbaik sangka
kepada Tuhan.
Orang yang bertekad yang kuat juga terlihat dari cara dirinya berbicara, dari
intonasi dan dari kata-kata yang digunakan melambangkan keyakinan. Selain itu
seseorang yang memiliki tekad yang kuat juga dapat terlihat dari mimik wajahnya,
bisa dari tatapan mata yang melambangkan ke fokusan seseorang terhadap sesuatu.
Banyak sekali alasan seseorang untuk terus bertekad didalam hidupnya, misalnya
sebagai motor penggerak keputusan manusia dalam menjalani kehidupan, maka
20
dibutuhkan tekad. Karena tekad merupakan ruh atau landasan dari seseorang untuk
mencapai dan meraih impian.
Tekad yang terbentuk didalam diri manusia tentunya memiliki fungsi bagi
manusia itu sendiri, diantaranya dengan adanya tekad, seseorang dapat mencapai
apa yang diinginkannya dan apa yang ingin di tujunya. Tekad juga sebagai landasan
awal agar manusia mau melakukan dan berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi
dirinya sehingga menciptakan keyakinan yang total yang akhirnya menghasilkan
sebuah perbuatan atau tindakan. Dalam hal menggapai tujuan hidup, manusia sering
kali melawan rintangan dan banyak kesulitan yang menghadang. Namun rintangan
dan kesulitan tersebut akan dapat terlewati dengan mudah jika setiap manusia
memiliki semangat serta tekad yang kuat untuk menghadapinya demi menggapai
tujuan hidup tersebut. Kemauan, optimis, antusias dan keyakinan untuk mau
bertindak nyata adalah bagian yang harus dipersiapkan untuk merevolusi diri.41
Tekad pantang menyerahlah yang akan mengantarkan kamu menuju tangga-tangga
impian yang selama ini diidamkan.42
Film merupakan bidang kajian yang amat relevan bagi analisis structural
atau semiotika. Seperti yang dikemukakan oleh van Zoest, film dibangun dengan
tanda semata-mata. Tanda-tanda itu termasuk berbagai sistem tanda yang bekerja
sama dengan baik untuk mencapai efek yang diharapkan. Berbeda dengan fotografi
statis, rangakaian gambar dalam film menciptakan imaji dan sitem penandaan. Pada
fil digunakan tanda-tanda ikonis, yakni tanda-tanda yang menggambarkan sesuatu.
Ciri gambar-gambar film adalah persamaannya dengan realitas yang ditunjuknya.
Gambar yang dinamis dalam film merupakan ikonis bagi realitas yang
didenitasikannya.45 Film menuturkan ceritanya dengan cara khususnya sendiri.
kekhususan film adalah mediumnya, cara pembuatannya dengan kamera dan
pertunjukkannya dengan proyektor dan layar. Ada hal-hal yang dapat dilakukan
film yang tidak dapat dilakukan cerita tertulis dan sebaliknya.46
Film dan televisi memiliki bahasa sendiri dengan sintakis dan tata bahasa
yang berbeda. Tata bahasa itu terdiri atas semacam unsur yang akrab, seperti
pemotongan (cut), pemotreran jarak dekat (close-up), pemotretan dua (two shot),
pemotretan jarak jauh (long shot), pembesaran gambar (zoom-in), pengecilan
gambar (zoom-out), memudar (fade), pelarutan (dissolve), gerakan lambar (slow
motion), gerakan yang dipercepat (speeded-up), efek khusus (special effect).47
44
Baidhowi,2009. Antropologi Al-Quran. Yogyakarta: LKIS Yogyakarta. hlm. 24
45
Sobur, Alex. 2009. Op.Cit. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. hlm.128
46
Ibid,. hlm. 130
47
Ibid,. hlm. 130-131
22
Dari berbagai tanda dalam semiotika film, dikenal pula istilah mise en scene
yang terkait dengan penepatan posisi dan pergerakan actor pada set (blocking),
serta sengaja dipersiapkan untuk menciptakan sebuah adegan (scene) dan
sinematografi yang berkaitan dengan penempatan kamera. Mise en scene berarti
menempatkan sesuatu pada satu layar, unsur-unsurnya antara lain actor’s
performance yang terdiri dari script adalah sebuah naskah yang berisi semua
kalimat yang diucapkan oleh pemain film, dan movement yaitu semua hal dan
berbagai tindakan yang dilakukan oleh pemain film.49
Selain itu mise en scene juga terdiri dari unsur suara (sound). Sound yaitu
latar belakang suara pemain, lagu, sound effect, atau nat sound (suara disekeliling
pemain film). Suara yang dapat didengar mendampingi visualisasi gambar pada
layar.50 Adapun kategori suara antara lain: spoken word berupa perkataan,
komentar, dialog, maupun monolog dari seorang pemain film. Natural sound
berupa semua suara selain ucapan pemain film dan musik yang berfungsi sebagai
ilusi realitas dan simbolisasi keadaan. Serta, music berupa instrument atau nyanyian
yang berfungsi untuk membantu transisi antar sequence, membentuk suasana latar
48
Umberto, Eco. 2009. Teori Semiotika Signifikasi Komunikasi. Jakarta: Kreasi Wacana. hlm. 22
49
Widhiastuti, Chistina Ineke. 2012. Representasi Nasionalisme dalam Film Merah Putih.
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang. hlm. 22-23
50
Loc.Cit
23
tempat, membentuk kesan emosi pemain lebih hidup, untuk membentuk atmosfer,
menambah kesan dramatis ataupun sekedar menyampaikan pesan non verbal.51
51
Loc.Cit
52
Loc.Cit
53
Loc.Cit
24
Sumber : Artur Asa Berger. 2000. Media Analysis Techniques, hal. 33-3454
54
Loc.Cit
55
Wibowo, Indiawan Seto Wahyu. 2013. Op.Cit. hlm. 162
56
Sobur, Alex. Op.Cit, hlm. 15
25
berasal dari kata Yunani yaitu semeion, yang berarti tanda.57 Semiotika berakar dari
studi klasik dan skolastik atas seni logika, retorika, dan poetika.”Tanda” pada masa
itu masih bermakna suatu hal yang menunjuk pada adanya hal lain.58
57
Tinarbuko, Sumbo. 2008. Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Jalasutra. hlm. 11
58
Ibid., hlm 16-17
59
Ibid., hlm 16
60
Ibid., hlm 63
61
Ibid., hlm 70-71
26
Sumber : John Fiske dalam Sobur, Analisis Teks Media, 2004, hlm. 127
62
Sobur, Alex. 2004. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotik dan Analisis Framing. Bandung: Remaja Rosdakarya. hlm. 127
27
b. Makna Konotasi:
Konotasi digunakan Barthes untuk menunjukkan signifikasi tahap
kedua. Hal ini menggambarkan interaksi yang terjadi ketika tanda
bertemu dengan perasaan atau emosi dari pembaca serta nilai-nilai dari
kebudayaannya. Konotasi mempunyai makna yang subjektif, dengan
kata lain denotasi adalah apa yang digambarkan tanda terhadap sebuah
objek, sedangkan konotasi adalah bagaimana cara penggambarkan.
Makna konotatif adalah gabungan antara makna denotatif dengan segala
gambar, ingatan dan perasaan yang muncul ketika indera kita
bersinggungan dengan petanda. Sehingga akan terjadi interaksi saat
petanda bertemu dengan perasaan atau emosi dari pembaca serta nilai-
nilai dari kebudayaannya. Contohnya ketika kita menyebutkan kata
“vespa”, makna denotasi “vespa” menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah skuter, kendaraan bermotor beroda dua yang rodanya
lebih kecil daripada sepeda motor. Namun secara konotatif kata “vespa”
akan dimaknai sebagai sesuatu yang membuat bahagia, mengingatkan
akan perjalanan ke suatu tempat dan identik dengan seseorang yang
terlibat dalam ingatan akan kata “vespa” tersebut. Jika ditelaah melalui
63
Sobur, Alex. 2009. Op.Cit. Jakarta: Remaja Rosdakarya. hlm 70
28
Kerangka berpikir merupakan upaya suatu alur penelitian yang jelas dan
diterima secara akal. Kerangka berfikir penelitian ini menjabarkan realitas kekuatan
tekad dalam mencapai tujuan sebagai dasar dari penelitian. Bagaimana kekuatan
tekad dalam mencapai tujuan hidup menjadi sangat penting dan harus menjadi sifat
yang dimiliki oleh setiap manusia.
Realitas yang ada disekitar kita kini tidak hanya dapat dilihat secara real,
tetapi realitas yang ada juga dapat diangkat kedalam media masa seperti film. Film
merupakan salah satu media komunikasi yang tepat dalam penyampaian pesan
melalui audio-visualnya. Kita dapat menyaksikkan representasi dari sebuah realitas
yang terjadi dimasyarakat dalam bentuk karya yang disebut film. Disetiap karya
film, terkandung pesan-pesan yang sengaja ingin disampaikan oleh sang
pembuatnya.
64
Ibid,. hlm. 70
29
Selanjutnya film yang telah di pilih peneliti sebagai objek penelitian, akan
di analisis dengan menggunakan analisis semiotika model Roland Barthes dengan
fokus perhatian tertuju pada gagasan tentang signifikasi dua tahap (two order of
signification). Signifikasi tahap pertama merupakan hubungan antara penanda dan
petanda dalam sebuah realitas. Barthes menyebutnya sabagai makna denotasi yaitu
makna yang nyata dari sebuah tanda. Peneliti melihat visual dan audio-visual
berupa perkataan dari tokoh. Selanjutnya makna konotasi adalah istilah Barthes
untuk menyebut signifikasi tahap kedua yang menggambarkan interaksi yang
terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan atau emosi dari penonton serta nilai-
nilai kebudayaan yang dianut, peneliti akan melihat keterkaitan antara tanda yang
terdapat dalam film dengan kebiasaan dan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat,
yaitu sikap tekad. Kemudian hasil analisis di singkronisasikan dengan teori
komunikasi. Peneliti menggunakan teori representasi untuk melihat singkronisasi
apakah film Kahaani mampu merepresentasikan makna tekad yang ada didalamnya.
30
dan audio
Denotasi Konotasi
Teori Representasi
bagi orang lain. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan
kontribusi pemikiran dan gagasan ilmiah untuk pengembangan studi ilmu
komunikasi.
3. Skripsi berjudul “Pesan Moral dalam Film To Kill A Mockingbird
(Analisis Semiotika pada Film To Kill A Mockingbird)” yang disusun oleh
Jaquiline Melisa Renysef Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Hassanudin, 2014. Tujuan penelitian ini adalah
mengidentifikasi bentuk pesan moral dan memahami makna pesan moral
dalam film To Kill A Mockingbird. Metode yang digunakan untuk
penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan
deskriptif melalui pengamatan secara menyeluruh terhadap objek penelitian
yaitu film To Kill a Mockingbird. Data yang digunakan adalah film To Kill
a Mockingbird dengan mengobservasi gambar (visual image) dan suara atau
dialog (audio) yang didalamnya terdapat unsur tanda yang menggambarkan
pesan-pesan moral. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan
model Roland Barthes dan menggunakan tahapan signifikasi dua tahapnya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa film To Kill a Mockingbird
menyampaikan pesan moral yang kuat kepada penontonnya dengan
menggunakan sejarah, instruksi moral, perkembangan karakter dalam film
secara moral. Film ini mengikat penggambaran burung mockingbird dengan
representasi karakter untuk memberikan pesan walaupun terdapat
perbedaan, orang semestinya dapat hidup harmonis. Dengan menggunakan
setting era the great depression, dalam film ini digambarkan bagi penonton
jika film ini digarap di era kesulitan finansial dan rasis dimana pada saat itu
orang berkulit putih merupakan petani miskin. Karakter dalam film ini
menunjukkan pesan moral bagaimana orang tua memberikan instruksi dan
saran moral terhadap anak-anaknya dan film ini berusaha mendidik
penontonnya untuk bertanggung jawab dan bagaimana cara memperlakukan
orang lain. Film ini juga ingin menghilangkan struktur hirarkis dengan
menunjukkan karakter yang tidak membeda-bedakan antara kaya dan
miskin atau orang berkulit hitam dan putih. Film ini menggambarkan bahwa
34
semua orang walaupun berbeda ras, status sosial dan ekonomi perlu
diperlakukan dengan hormat dan tidak dihakimi. Makna pesan moral yang
terdapat dalam film ini terdiri dari moral sopan santun, bersyukur,
menghormati, kejujuran, pendidikan dan keberanian.
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Krisyantono, Rahmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media
66
Group. hlm. 69
36
37
Dalam penelitian ini, peneliti akan menganalisis tiap scene yang telah
dipilih dengan menggunakan tabel analisis sebagai berikut :
1. Bandara 00:07:54 –
00:07:59
3. Penginapan 00:18:28 –
Monalisa 00:18:42
Dan
00:19:11 –
00:19:49
39
4. -Halaman 00:47:09 –
Kantor NDC 00:49:35
6. Penginapan 00:59:14 –
01:00:00
8. Rumah 01:54:01 –
Kolonel 01:55:40
Pratap
Bajpayee
41
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu dengan
menggunakan semiotika dengan model Roland Barthes. Dalam penelitian ini data
akan dianalisis dengan menggunakan tatanan signifikasi dua tahap milik Roland
Barthes.
Sumber : John Fiske dalam Sobur, Analisis Teks Media, 2004, hlm. 127
Dalam penelitian ini terdapat pembatasan masalah hanya sampai pada tahap
konotasi. Penelitian ini berfokus pada makna yang merepresentasikan sikap
tekadnya, serta proses bertekad yang terdapat dalam diri seseorang saja. Penelitian
ini menggunakan analisis semiotik Roland Barthes, yang menggunakan sistem
pemaknaan tingkat pertama atau yang biasa disebut dengan denotasi, selanjutnya
ke sistem pemaknaan tingkat kedua yang disebut konotasi. Dengan tahapan dalam
proses analisisnya adalah sebagai berikut:
42
Agenda Bulan
Januari Februari Maret April - Juli - September
Juni Agustus
Pra Riset objek dan
materi
Penyusunan Bab 1
beserta observasi
objek penelitian
Penyusunan Bab 2
Penyusunan Bab 3
Sidang Outline
Penyusunan Bab 4-5
Sidang Skripsi
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN
TIM KRU :
Sutradara : Sujoy Ghosh / Produser : Sujoy Ghosh – Kushal Kantilal Gada / Penulis
: Sujoy Ghosh – Sutapa Sikdar / Skenario : Sujoy Ghosh – Suresh Nair – Nikhil
Vyas / Cerita : Sujoy Ghosh – Advaita Kala / Sinamatografi : Setu / Penyunting :
Namrata Rao / Editing : Dattatraya P. Ghodke, Nitesh Bhatia.
43
44
ORIGINAL SOUNTRACK :
Kahaani (male), penyanyi KK, lirik : Vishal Dadlani / Aami Shotti Bolchi,
penyanyi Usha Uthup dan Vishwesh Krishnaml, lirik : Vishal Dadlani / Tore Bina,
penyanyi Sukhwinder Singh, lirik : Anvita Dutt / Piya Tu Kaahe Rootha Re,
penyanyi Javed Bashir, lirik : Sandeep Shrivastava / Kahaani (female), penyanyi
Shreya Ghoshal, lirik : Vishal Dadlani / Ekla Cholo Re, penyanyi : Amitabh
Bachchan, lirik : Clinton Cerejo.
PRESTASI FILM :
1. Vidya Balan sebagai Vidya Bagchi : tokoh ini merupakan tokoh utama
dalam film. Tokoh ini memiliki background pekerjaan sebagai teknisi
computer. Ia memiliki suami bernama Arnab Bagchi. Suaminya ini diduga
mirip dengan buronan teroris yang sudah lama dicari oleh agen FBI India.
Vidya seorang pemeluk agama Hindu yang masih percaya dengan adat Puja
Durga. Di tengah perjalanan hidupnya ia kehilangan suaminya kemudian
pergi mencari kebenaran dan kepastian akan keberadaan suaminya.
Diceritakan Vidya memiliki sikap pantang penyerah, semangat, serta
45
kekuatan tekad yang tinggi, karena itu diakhir cerita Vidya akhirnya
menemukan kebenaran akan keberadaan suaminya.
2. Parambrata Chatterjee sebagai Satyoki “Rana” Sinha : tokoh ini memiliki
background pekerjaan sebagai seorang polisi. Ia membantu Vidya sejak
awal Vidya datang dan melaporkan keberadaan suaminya yang hilang.
Selain sebagai polisi, Rana juga setia sebagai seorang kawan. Di tengah
pencarian Arnab, ia mendapatkan tawaran dari seorang agen FBI India
untuk memanfaatkan situasi pencarian Arnab. Selain tegas, Rana juga
digambarkan sisi manisnya, ia bersedia menolong dan menjaga Vidya
kapanpun. Hingga akhirnya Vidya mengetahui jika Rana terlibat
‘memanfaatkan’ dirinya. Diakhir cerita Vidya dan Rana perang dingin dan
tidak saling bicara.
3. Nawazuddin Siddiqui sebagai A. Khan : adalah seorang wakil komandan
intelijen New Delhi, sekelas FBI India. Sosok yang tegas, keras dan egois.
Ia merupakan ketua penyelesaian dari sebuah kasus teroris yang
tersangkanya diduga mirip dengan Arnab. Setelah mengetahui ada seorang
wanita hamil sedang mencari keberadaan suami yang hilang dan berwajah
mirip dengan tersangka kasus teroris, A.Khan langsung berfikir untuk
memanfaatkan Vidya agar kasusnya bisa dibuka dan ditemukan
kebenarannya.
4. Indraneil Sengupta sebagai Milan Damji : adalah seorang tentara yang
dibekali ilmu tertentu oleh satuannya. Milan juga berkawan dengan Arnab
sewaktu masih satu markas tentara dan pelatihan bersama. Namun dalam
cerita Milan adalah seorang penghianat dan ia menjadi soerang teroris
dengan membius warga India didalam sebuah gerbong kereta. Milan diduga
memiliki wajah yang sama dengan Arnab, suami Vidya.
5. Dhritiman Chatterjee sebagai Bhaskaran K : adalah seorang kepala
komandan intelijen New Delhi yang juga merupakan atasan dari Milan dan
Arnab sewaktu di ketentaraan.
46
16. Riddhi Sen sebagai Poltu, seorang pekerja di tea-stall dan informan Rana
dan Vidya.
17. Massod Akhtar sebagai Rasik Tyagi, supervisor sistem di NDC dan
informan bagi R.Shidhar
Kisah bermula dari seorang ilmuan yang membuat eksperimen cairan kimia.
Hingga suatu hari disebuah kota bernama Kolkata di India, bertempat di kereta
bawah tanah, terjadi dugaan pembunuhan masal didalam sebuah monorail. Cairan
kimia mematikan tersebut ada didalam tas seorang wanita yang sedang membawa
anaknya, dan nampak seorang laki-laki dewasa sedang mencari tas yang berisikan
cairan kimia mematikan tersebut. Akhirnya cairan kimia itu jatuh dan seluruh
penumpang dalam sebuah gerbong monorail meninggal dunia karena menghirup
gas beracun dari cairan kimia tersebut. Dugaan pembunuhan masal yang dilakukan
oleh komplotan teroris ini, membuat masyarakat Kota Kolkata khawatir akan ada
pembantaian susulan didalam monorail.
Dua tahun kemudian, seorang perempuan yang sedang hamil, Vidya Bagchi
datang dari London ke Kota Kolkata India untuk mencari suaminya, Arnab Bagchi
yang sudah selama dua tahun tak pulang. Vidya mencari jejak suaminya dibekas
hotel yang ditinggali oleh suaminya, dibantu dengan pihak kepolisian Kalighat.
Pihak kepolisisan mengutus Rana untuk menemani Vidya dalam mencari suaminya.
Vidya dan suaminya merupakan teknisi komputer.
Agnes D'Mello meninggal karena ditembak oleh pembunuh bayaran, Bob Biswas.
Perjuangan Vidya tak berakhir, Vidya tetap melakukan pencarian atas suaminya
dan Milan Damji yang dianggap mirip dengan suaminya bersama Rana. Hingga
dalam pencarian yang panjang ini, Vidya bertemu dengan A. Khan, wakil
komandan intelijen New Delhi.
Pengambilan scene dengan teknik medium shoot selama 5 detik ini berlatar
di sebuah bandara di India. Dalam adegan ini terdapat latar lagu dengan tone cepat.
Penanda dalam adegan tersebut adalah seorang wanita hamil yang baru saja tiba di
bandara dengan membawa koper. Petandanya adalah seorang wanita hamil yang
terlihat kuat dan percaya diri melakukan perjalanan jauh sendiri, sejauh London-
India.
Makna denotasi dari adegan yang disajikan ini adalah realitas yang terjadi
antara tanda adegan dengan kehidupan sehari-hari sama, yakni seseorang akan
mencari seseorang yang sangat berpengaruh dihidupnya. Seperti yang dilakukan
50
oleh Vidya yang berangkat dari niat untuk mencari keberadaan suaminya.
Sedangkan makna konotasi yang didapat adalah seorang wanita yang sedang hamil
dengan kekuatan tekadnya yang dimiliki berusaha untuk mencari suaminya yang
hilang. Berdasarkan scene ini seolah segala sesuatunya tergantung dari kemauan
dan kemampuan serta keyakinan yang dimiliki oleh orang itu sendiri. Saat
seseorang sudah memiliki niat yang kuat dan kekuatan tekad mulai merasuk
kedalam diri seseorang, maka apapun dapat terwujud.
Visual Audio
Pengambilan scene dengan teknik close up yang diambil selama 35 detik ini
berlatar di kantor kepolisian Kalighat di India. Dalam adegan ini terdengar
percakapan serius antara Vidya yang melaporkan kejadian kehilangan suami
kepada kepala kepolisian daerah kalighat. Scene ini menunjukkan komunikasi antar
personal yang seringkali dilakukan setiap orang dikesehariannya. Dari scene atau
adegan yang tersaji dapat dilihat penanda dalam adegan tersebut adalah percakapan
antara Vidya dengan kepala kepolisian. Sedangkan petandanya adalah seorang istri
yang datang ke kantor polisi dan duduk bersama kemudian melakukan pelaporan
mengenai suaminya yang hilang.
supaya gajinya tidak habis untuk membayar tagihan telefon. Tapi aku tak paham
kenapa mereka berbohong.” Dan semua percakapan yang terjadi dilakukan secara
fokus dan terarah oleh Vidya.
Visual Audio
sugesti tersendiri dan dengan adanya keyakinan tersebut akan meningkatkan tekad
seseorang untuk menggapai sebuah tujuan.
Visual Audio
semangat untuk terus mencari dan yakin akan menemukannya vidya sampai
mendatangi kantor lama NDC untuk menemukan bukti-bukti mengenai Arnab.
Sedangkan makna konotasi yang didapat adalah seorang istri juga hanyalah seorang
wanita yang memiliki stereotip lemah didirinya. Menurut hasil wawancara dengan
narasumber, terkadang, kelemahan dan rasa lelah yang timbul didalam diri akan
menurunkan kadar tekad dalam diri seseorang itu sendiri. Namun ada baiknya
kelemahan yang muncul janganlah menjadi penghalang, tetapi semakin dijadikan
semangat untuk menggapai tujuan dalam hidup. Terlihat dari mimik wajah dan
tatapan Vidya yang fokus dalam berkata dan meyakinkan Rana, hingga akhirnya
membuat Rana optimis dan keduanya sepakat untuk melakukan pencarian kembali.
Visual Audio
Visual Audio
Visual Audio
Pengambilan scene pada 01 jam 46 menit lebih 49 detik ini berlatar di taman
triangular. Teknik yang digunakan adalah medium shot dan long shot. Scene ini
ingin menunjukkan pertemuan antara Vidya dan Milan Damji. Disana Vidya
bertemu dengan Milan. Penanda dalam adegan tersebut adalah pertemuan Vidya
62
Secara denotasi, scene tersebut memiliki makna Vidya sebagai seorang istri
yang sedang mencari suaminya dan akhirnya menemukan titik terang dan bertemu
dengan Milan. Sedangkan makna konotasinya adalah scene ini menggambarkan
keberhasilan seseorang yang memiliki kekuatan tekad dan keyakinan dalam
hidupnya. Dalam agama pun diajarkan setiap manusia harus memiliki tujuan dalam
hidupnya, berikut dengan cara-cara menggapai dan menghadapi rintangan untuk
menggapai tujuan hidup. Dalam adegan ini digambarkan Vidya sudah melakukan
usaha dan tekad yang besar dalam hidupnya untuk mencapai sebuah tujuan. Jadi
bisa disimpulkan alasan Vidya dapat menggapai tujuan hidupnya adalah karena dia
memiliki keyakinan dan tekad yang ada dalam diri yang terus dibangun. Proses
penggapaian sebuah tujuan haruslah didasari dengan tekad, dan keyakinan. Sikap
tekad merupakan sikap yang haruslah dimiliki. Dalam scene tersebut mimik wajah
Vidya terlihat puas dan bangga karena dengan tekadnya, Vidya akhirnya mampu
bertemu dan melawan Milan.
Visual Audio
Pengambilan scene pada 01 jam 54 menit lebih 01 detik ini berlatar rumah
Kolonel Pratap Bajpayee. Teknik yang digunakan adalah close up dan medium shot.
Scene ini ingin menunjukkan adegan keberhasilan Vidya menggapai tujuan hidup
utamanya, yakni menemukan bukti-bukti pembunuhan atas suaminya. Penanda
dalam adegan ini adalah mimik wajah lega dan monolog percakapan kolonel kepada
64
Vidya berupa “Arup pasti sangat bahagia hari ini, Vidya. Dia pasti bangga
padamu. Sebab hari ini kau sudah melaksanakan tugas yang kami semua tidak
sanggup melakukannya.” Sedangkan petandanya adalah rasa bangga dari sang
Kolonel terhadap utusannya setelah dapat menjalankan tugas yang sekaligus tujuan
hidup dari Vidya.
Kekuatan tekad dapat dijadikan sifat utama dalam menggapai tujuan hidup.
Kekuatan tekad mampu membuat seseorang terus bertahan dan selalu saja
memperoleh cara untuk mengatasi segala kesulitan dalam menggapai tujuan
hidupnya. Tekad merupakan kunci keberhasilan dalam setiap apapun yang kita
lakukan. Bila tekad dalam diri seseorang sudah terbentuk, maka rasa takut tidak
akan ada lagi, yang ada hanya rasa percaya diri untuk terus melangkah menggapai
tujuan hidup.
65
Jika dikaitkan antara teori representasi diatas dengan film ini, maka
keterkaitannya dengan makna bertekad seseorang sudah tergambarkan dengan baik.
Latar belakang pengetahuan yang dimiliki peneliti dari hasil wawancara dan diskusi
dengan narasumber yang merupakan seorang motivator, rangkaian adegan yang
terdapat dalam film ini, disimpulkan jika film ini sesuai dengan teori representasi.
Dalam rangkaian adengan, sang tokoh utama digambarkan memiliki sikap bertekad
yang cukup kuat. Ditandai dengan kekuatan niat Vidya (tokoh utama) dalam
mencari suaminya hingga mendatangkan dirinya ke India, keyakinan yang dimiliki
sang tokoh yang digambarkan melalui mimik wajah dan didukung dengan bahasa
(dialog-dialog) yang mengindikasikan keyakinan seseorang. Tingkah laku yang
dihadirkan Vidya (tokoh utama) juga memperlihatkan atau merepresentasikan
seseorang bertekad, terlihat dari proses-proses Vidya sebelum melalukan bertindak
melakukan sesuatu, Vidya kerap kali melakukan analisis kemungkinan-
kemungkinan yang akan terjadi. Selain tingkah laku, makna bertekad seseorang ini
66
tereperentasi dari mimik wajah yang diperlihatkan. Budaya seseorang bertekad ini
merupakan budaya yang sudah seharusnya dimiliki oleh semua manusia, meskipun
berbeda suku, bahasa, gender bahkan ras. Secara pakem proses bertekad, film
Kahaani ini cukup merepresentasikan seseorang yang memiliki sikap bertekad yang
kuat.
Tidak mudah tergoda, selalu berkelakuan baik dan tawakal merupakn ciri-
ciri seseorang bertekad. Film kahaani berusaha memperlihatkan kepada
penonton tentang keteguhan hati yang tidak mudah tergoda dengan keadaan
apapun dan halangan apapun. Hal ini di perlihatkan pada scene pertama hingga
scene terakhir yang diambil sebagai unit analisis. Dalam scene tersebut tekad
Vidya terlihat dari kekuatan niat Vidya yang digambarkan berangkat dari
London ke India demi mencari suaminya, setelah itu Vidya melaporkan
kehilangan suaminya kepada kepolisian.
67
Niat yang kuat serta kefokusan yang ditampilkan Vidya dalam memaparkan
keberadaan suaminya mengindikasikan jika Vidya bukanlah orang yang mudah
tergoda. Cara penyampaian informasi yang tegas dan lugas serta sopan
menandakan Vidya merupakan seorang wanita yang berkelakuan baik. Selain
itu dari rangkaian scene pertama hingga scene ketiga digambarkan Vidya adalah
orang yang selalu tawakal dan berusaha mencari apapun yang ingin diketahui.
Tawakal atau usaha yang dijalankan Vidya diantaranya adalah melaporkan
kehilangan suami kepada pihak kepolisian dan mendatangi penginapan yang
menjadi kemungkinan tempat suaminya pernah tinggal hingga berfikir
mengenai beberapa kemungkinan yang terjadi antara suaminya dengan
seseorang yang dianggap mirip dengan suaminya.
Dalam film ini mengajarkan penonton untuk memiliki niat yang kuat serta
kefokusan agar tidak mudah tergoda. Dari awal film, sikap tidak mudah tergoda
dan tawakal ini sudah ditunjukkan. Kefokusan agar tidak mudah tergoda ini
menjadi komponen penting dalam bertekad. Patah semangat didalam sela-sela
tawakal merupakan salah satu dari sekian banyak godaan yang menghadang.
Pada scene ke empat dikisahkan semangat Rana, teman dari Vidya yang mulai
goyah. Maka disinilaih, awal mula niat yang kuat menjadi penting, karena jika
seseorang sudah memiliki niat yang kuat, maka kemungkinan tergodanya akan
sedikit. Seseorang yang memiliki niat yang kuat akan terus bertekad dan
bertawakal untuk menyelesaikan dan menggapai tujuan hidupnya itu. Pada
scene kelima ketika Vidya sedang berusaha mencari tahu Milan, namun Khan
tidak bersedia memberi tahu. Kemudian Vidya berusaha mencari sendiri
kebenaran tentang Milan. Meskipun Khan bersikap kurang baik terhadap Vidya,
namun Vidya masih menghormatinya dan tetap berkelakuan baik kepada Khan.
Selain sikap baik yang ditunjukkan Vidya, Vidya juga menunjukkan sikap
tawakalnya. Usaha Vidya dalam mencari tahu kebenaran cukup keras hingga
akhirnya pada scene ke tujuh, usaha Vidya tidak sia-sia. Akhirnya Vidya
bertemu dengan Milan. Disana mereka saling mencari tahu satu sama lain
hingga akhirnya mereka terlibat perkelahian yang dimenangkan oleh Vidya.
68
Wajah lega dan bangga akhirnya terpancar dari wajah Vidya. Segala bentuk
usaha dan sikapnya yang tak mudah tergoda serta tetap berkelakukan baik
kepada yang memanfaatkannya ternyata membuahkan hasil yang baik.
a. Kekuatan Niat
Selanjutnya, makna tekad lainnya yang tersaji dalam film Kahaani melalui
tokoh Vidya ini adalah sikap kekuatan niat yang dimilikinya. Vidya sangat niat
sekali menemukan suaminya yang hilang. Kedatangan Vidya di India ini
mengajarkan kepada kita akan pentingnya sebuah kekuatan niat. Niat merupakan
sesuatu yang dilakukan dengan cara menyengaja atau menyadari dengan total atas
keinginan tertentu. Niat sangat penting didalam kehidupan, karena semua keinginan
berawal dari niat. Melalui karakter Vidya, film Kahaani ingin memberitahukan
kepada penonton bahwa kekuatan niat merupakan sesuatu yang penting dan
sangatlah berpengaruh dalam kehidupan. Kekuatan niat yang dimiliki oleh setiap
manusia tidak tergantung pada gender. Penonton dapat dengan mudah melihat
kekuatan niat dari seorang Vidya melalui scene Vidya yang tiba di India untuk
mencari suaminya.
b. Keyakinan
Kaitannya dengan scene yang terdapat dalam Film Kahaani terlihat pada scene
kedua, ketiga dan keempat. Pada scene kedua diceritakan Vidya melaporkan kasus
kehilangan suaminya kapada pihak kepolisisan, disana Vidya terlihat sangat yakin
ketika menjelaskan duduk permasalahan. Keyakinan Vidya terlihat dari intonasi
dan tatapan mata yang fokus kepada kepala kepolisian. Pada scene ketiga juga
diceritakan Vidya memiliki keyakinan sendiri akan keberadaan suaminya. Dengan
sorotan mata yang fokus ketika menjelaskan kepada manajer hotel didukung
dengan intonasi serta nada bicara yang agak meninggi, sehingga
mengidentifikasikan bahwa dirinya yakin bahkan karena keyakinannya Vidya
berusaha meyakinkan manajer hotel dan polisi Rana agar keduanya percaya akan
keyakinan Vidya bahwa suaminya pernah menginap dihotel tersebut. Terakhir,
yang mengidentifikasikan keyakinan seseorang terdapat pada scene keempat. Di
scene ini dikisahkan Rana merasa putus asa dan mustahil untuk menemukan Arnab,
suami Vidya. Namun dengan keyakinan yang dimiliki, Vidya berusaha meyakinkan
Rana kembali, sehingga Rana tersulut semangat lagi untuk tetap menemani Vidya.
Keyakinan seseorang terhadap sesuatu juga dapat mempengaruhi keyakinan orang
lain.
c. Keputusan
Setelah melalui niat dan keyakinan yang kuat, maka seseorang akan membuat
keputusan-keputusan yang akan dijalani untuk membuat niat menjadi kenyataan.
Keputusan yang dibuat ini juga memikirkan kemungkinan apa saja yang akan
terjadi dalam penggapaian tujuan yang ingin digapai. Kaitannya dengan scene yang
terdapat dalam Film Kahaani terlihat pada scene kelima dan keenam. Pada scene
kelima diceritakan Vidya banyak mengalami kejanggalan akan keberadaan
suaminya, sehingga mempertemukannya dengan Khan, agen FBI India yang
memanfaatkan Vidya untuk menemukan Milan yang merupakan teroris dengan
wajah yang mirip dengan Arnab. Vidya mengambil keputusan untuk terus
menemukan bukti mengenai Arnab. Keputusan yang diambil Vidya untuk
menemukan bukti kebenaran didukung dengan dialog Vidya kepada Khan, “aku
akan keluar dan bertanya pada setiap orang tak perduli itu orang biasa dijalanan
70
ataupun seorang polisi atau media. Pasti ada yang punya jawaban atas pertanyaan
ini.” Keputusan Vidya untuk menemukan jawaban atas keingintahuannya akhirnya
menunjukan semakin kuatnya tekad yang dimiliki oleh Vidya, tokoh utama dalam
film tersebut. Selain itum proses pengambilan keputusan yang dilakukan Vidya
juga terdapat dalam scene kelima. Dalam scene kelima diperlihatkan bagaimana
Vidya mengambil keputusan untuk menemukan bukti kebenaran. Didukung dengan
dialog antara Vidya dan Rana, “Rana, ada 3 hal yang mungkin terjadi. Pertama,
Arnab telah meninggalkanku dan pergi. Kedua, Arnab dan Milan Damji adalah
orang yang sama dan ketiga Arnab tampak seperti milan Damji dan karenanya
Arnab kena masalah.” Dari beberapa kemungkinan yang dibuat oleh Vidya, ini
menunjukkan proses terjadinya tekad pada diri seseorang, yakni sebelum
memutuskan suatu keputusan, maka seseorang yang bertekad akan membuat dan
juga memikirkan kemungkinan apa saja yang akan terjadi dalam penggapaian
tujuan yang ingin digapai.
d. Tindakan
Tindakan ini adalah hasil akhir dari proses bertekad. Tindakan yang dilakukan
ini akan membuktikan berhasil atau tidaknya niat yang diinginkan. Kaitannya
dengan scene yang terdapat dalam Film Kahaani terlihat pada scene ketujuh. Dalam
scene ini diperlihatkan Vidya akhirnya melakukan tindakan terbesar dalam
hidupnya, yakni melakukan pertemuan Milan Damji yang selama ini menjadi teka-
tekinya. Selain itu Vidya juga membunuh Milan. Tindakan yang dilakukan oleh
Vidya ini merupakan hasil akhir dari proses seseorang bertekad. Pada akhirnya
diketahui jika selain mencari tahu kematian suaminya, ternyata Vidya juga
merupakan orang suruhan agen FBI untuk menemukan dan memusnahkan Milan.
Pada scene ketujuh ini digambarkan tekad Vidya untuk menemukan keberanan
akan kematian suaminya tercapai, untuk mencapainya Vidya melalui banyak
rintangan dan usaha. Tekad yang kuat pada diri seseorang akan menghasilkan
tindakan yang berani serta diluar pikiran dari manusia itu sendiri, demi menggapai
keinginan dan tujuan hidupnya.
71
4.3 Pembahasan
adegan yang diambil sebagai adegan yang merepresentasikan makna tekad, kerap
ditemui cara pengambilan gambar denga cara close up dan medium shot. Close up
bermakna keintiman dari seseorang, baik saat sang tokoh sedang berdialog dengan
lawan main ataupun saat sang tokoh utama sedang merenung. Sedangkan medium
shot bermakna hubungan personal yang coba diperlihatkan didalam film. Selain itu
dalam adegan inti, ketika Vidya bertemu dengan Milan, pengambilan gambar
berubah menjadi full shot dengan pergerakan kamera secara pan down.
Pengambilan gambar full shot bermakna hubungan sosial yang terjalin dan
pergerakan kamera secara pan down bermakna kekuasaan atau kewenangan. Dalam
adegan tersebut terlihat sekali Vidya memang memegang kekuasaan dan akhirnya
mampu menghabisi Milan. Teknik-teknik pengambilan gambar dan pergerakan
kamera ini mempengaruhi cara pandang dan pemaknaan tersendiri bagi para
penonton. Selain itu, film juga berfungsi sebagai medium ekspresi seni pemeran
dan ide dari sang pembuat film.
Tekad haruslah dimiliki oleh setiap manusia tak memandang gender, suku,
ras bahkan budaya. Dalam konteks budaya, di India sendiri, sikap tekad merupakan
sikap yang penting yang harus dimiliki oleh setiap orang disana. Tekad masyarakat
74
India cukup kuat. Tekad yang terbentuk di masyarakat India kebanyakan adalah
terutama untuk meraih kesuksesan bagi dirinya sendiri. Sebagai salah satu contoh
sikap bertekad merupakan sikap yang harus ada dan dimiliki oleh masyarakat India.
Tekad sendiri merupakan sikap yang sudah tertanam sejak ribuan tahun lalu dan
tercermin melalui pahlawan kemerdekaan India, Mahatma Gandhi yang merupakan
seorang pemimpin rohani di India. Pengaruh Gandhi ini sangat besar, dan banyak
memberi pelajaran jika ingin menggapai sesuatu haruslah didasari dengan semangat
dan tekad yang kuat. Selain itu budaya bertekad di India juga diajarkan oleh
Chanakya, seorang turunan Brahmana (golongan cendekiawan yang mampu
menguasai ajaran, pengetahuan, adat, adab hingga keagamaan) yang menghalangi
ekspansi Iskandar, namun dihina oleh Raja Dhana Nanda.
Tekad merupakan langkah pertama yang harus dilakukan dan dimiliki. Dari
Gandhi dan Chanakya, masyarakat India akhirnya memperoleh pelajaran jika
bertekad itu penting. Budaya bertekad ini, kini dapat kita lihat dari banyaknya
masyarakat India yang merantau ke negeri orang. Sebagai contoh, banyak sekali
masyarakat India yang sukses berniaga di negeri orang berkat keuletan serta
tekadnya untuk mengubah perekonomian mereka, dimana mengubah
perekonomian merupakan salah satu tujuan hidup mereka. Sikap tekad merupakan
sikap positif. Pada akhirnya sikap tekad menjadi budaya yang harus terus ditularkan
agar semua manusia memiliki sikap tekad ini untuk menggapai tujuan hidupnya.
75
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
1. Saran Teoritis
76
77
2. Saran Praktis
3. Saran Sosial
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Ali, Muhammad. 2010 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern- Jakarta : Pustaka
Amani
Ardianto, Elvaro & Lukiati Komala. 2407. Komunikasi Massa : Suatu Pengantar,
Bandung: Simbiosa Rekatama Media
Artur Asa Berger. 2000. Media Analysis Techniques
Baidhowi, 2009. Antropologi Al-Quran. Yogyakarta: LKIS Yogyakarta
Burton, Graeme. 2007. MembincangkanTelevisi. Yogyakarta& Bandung: JalaSutra
Effendy, Onong Uchjana. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Cetakan Ketig4 PT.
Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003.
Danesi, Marcel. 2010. Pesan, Tsnda dan Mabta: Buku Teks Dasar Mengenai
Semiotika dan Teori Komunilmsi Yogyakarta: Jalasuta
Hartley, John. 2010. Communicatian, Culture, and Media Studies: Konsep Kunci.
Yogyakarta: Jalasu&a
Hoed, Benny H. 2008. Semiotik dan Dinamilm Sosial Budaya. Depok: Fakultas Ilmu
Pengetahuan dan Budaya (FIB) Universitas Indonesia
Irwansyah, Ade. 2009. Seandainya Saya Kritihts Film, Yogyakarta: Humorian Pustaka
Krisyantono, Rahmat. 2006. Telmik Prahis Riset Komuniknsi. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group
Muhammad, Rifqi.. 2015. Ketika Hidup Tak Seperti Jalan Tol. Cetakanl, Fikri Press,
Ciputat-Tangerang S elatan
Mulyana, Dedy. 2008. Komunilcasi Massa Kontroversi, Teori, dan Aplikasr. Bandung:
Widya Padjajaran
Purnadina. 2010. Remaja Revo Tekad Pantang Menyerah. Cetakan Pertama.
Yogyakarta: Leutika
79
Jurnal:
Skripsi:
Ahmad, Nurzakiah. 2009. Representast Mashtlinitas Baru pada lklan Produk
Kosmetik Pria dalam Majalah Berbahasa Jerman Brigitte dan Stern. Skripsi.
Depok: Jurusan Studi Jerman. Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya. Universitas
Indonesia.
80
Hakim, Rosyid Rochman Nur. 2012. Representasi lklas dalam Film "Emak Ingin Naih
Haii" (Analisis Semiotik terhadap Takah Emak). Skripsi. Yogyakarta: Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah. UIN sunan Kalijaga.
Renysef, Jaquiline Melisa. 2Aru. Pesan Moral dalam Film To Kill A Mockingbird
(Analisis Semiotika pada Film To Kill A Mochingbird). Skripsi. Makassar:
Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Hassanudin.
Setyawati, Irma Fitri. 2012. Moral Anak dalam Film Hafalan Sholat Delisa. Skripsi.
Yogyakarta: Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Fakultas Dakwah.
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Widhiastuti, Christina Ineke. 2012. Representasi Nasionalisme dalam Film Merah
Putih (Analisis Semiotika Roland Barthes). Skripsi. Serang: Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Internet:
Kbbi.web.id/tekad
Ust. Novel Alaydrus. 2010. Kalam Habib Muharnmad Bin Abdullah Alaydrus:
Kelatatan Niat. Ar-Raudah Majelis llmu dan Dzikir Pelabuhan Hati Penuntut
Ilmu. online, ar-raudah.infolntatl diakses pada Kamis, 06 Oktober 2016 0l:01 a.m
Ria Pratiwi. 2014. Channel Khusus Film Bollywood Rambah Televisi Berbayar
Indonesia. Business Portal. via swa.co.id./swa/capital-market/corporate-
action/channel-khusus-film-bollywood-rarnbah-televisi-berbayar-indonesia
diakses pada16 Oktober 2016 03:17 p.m
81
xvi
Traskip Wawancara Narasumber
Tekad itu lebih kepada niat. Kalo saya ngeliatnya tekad itu kekuatan niat. Kan
dalam sebuah struktur tindakan ya yang saya pelajari awal mula itu seseorang itu selalu
mengawali dari kata-kata dalam dirinya jadi dialog internal dulu. Jadi pergumulan dari
sebuah tekad, rangkum sendiri yah, jadi tekad itu berasal dari dialog internal dengan
diri sendiri. jadi ketika dialog itu membulat dalam artinya dia itu sudah yakin, jadi
konsepnya itu niat, kemudian yakin, yakin kepada niatnya itu, misalnya si agung nih
mau nikah, kan dia niat nih, lalu dia akan mencari dalil alasan dan motivasi-motivasi,
kan jadi yakin nih, nanti kalo udah yakin dia akan memvisualisasikan keindahan nikah,
dia akan membayangkan indahnya bersama. Lalu secara kinestiknya dia akan
merasakan kebahagiaan jika mereka bersama. Nah jadi itulah mode pola pikir
menangkap itu membayangkan dan merasakan. Nah kalo udah jelas visualisasinya dan
kinestiknya lalu dia mengambil keputusan lalu lahirlah tindakan. Niat terbagi atas dua
tingkatan, pertama niat dengan kesungguhan dan kedua adalah niat yang terbentuk
biasa saja tidak terlalu menggebu. Tekad menjadi penting didalam kehidupan manusia
karena dengan adanya tekad, dapat menjadi energi positif bagi manusia untuk
mencapai sebuah tujuan. Makanya saya bilangnya tekad itu adalah awal mula dari
adanya sebuah tindakan, tidak ada tindakan kalo tidak ada tekad jadi tindakannya itu
bukan tindakan omong kosong dia bener-bener komitmen dan totalitas berawal dari
tekad itu, jadi saya juga bilangnya tekad itu kekuatan niat, jadi semakin kuat niatnya
semakin kuat tekad nya, semakin kuat tekadnya maka semakin kuat tindakannya.
Ketika kekuatan tekad mulai merasuk kedalam diri seseorang, maka apapun dapat
terwujud. Tekad itu sikap dari seseorang ya, bukan sifat. Kalo sifat itu bawaan dari
lahir yang masih bisa berubah kapanpun sedangkan sikap itu bentuk berlakuan,
misalnya bagaimana cara kita berinteraksi, nanti terlihat dari tingkah laku, cara bicara,
cara menatap dan masih banyak lagi.
Nah komponen dan konsep ini tadi sudah kita bahas, komponen dan konsep
tekad hampir sama yah, pertama niat, kedua keyakinan seseorang itu tadi lalu
keputusan dan yang terakhir tindakan. Tetapi dalam penerapannya ada orang yang
tidak seperti itu penerapan tekadnya, bisa saja dibalik-balik, bisa dari gambaran dulu,
lalu niat, keputusan dan tindakan, gak baku. Tetapi biasanya sih konsepnya ya dari niat
lalu keyakinan, itu penting karena proses visualisasi yang terjadi nantinya bisa
berubah-ubah, jadi membingungkan nanti malah dia ga punya tekad untuk hidup kan.
Jadi kita itu kalo udah membayangkan punya dua motivasi, pertama motivasi menuju
yang lebih baik yang nantinya akan membayangkan yang baik-baik sedangkan
motivasi buruk nantinya kita mikir yang jelek-jeleknya aja jadi kita malah gak mau
bikin keputusan apalagi tindakan. Ada tuh dalam teori NELP itu motivasi itu ada
motivasi menjauh atau mendekati yah kalo mendekati itu selalu mikir yang baik-
baiknya dan sebaliknya, makanya kalo kita mau motivasi orang kita harus liat dia tipe
menjauh atau mendekat. Kalo menjauh kita kasih yang jelek-jeleknya duluan dan
sebaliknya kalo yang mendekat kita kasih kebaikan-kebaikannya. Nanti film kamu bisa
dikorelasikan bagian niatnya itu dimana yakin dimana sampai tindakan. Sugesti
perkataan serta prasangka baik juga tentunya akan mempengaruhi keinginan seseorang
untuk terus berusaha menggapai tujuan hidup yang diinginkannya.
Niat itu artinya mnyegaja artinya menyadari. Jadi ketika dia menyegaja dengan
niat yang total maka dia akan benar-benar yakin. Kokoh, dihatinya penuh dan fokus.
Jadi Ciri-ciri orang bertekad agak susah sih dilihatnya, tapi kita bisa lihat di mimik
muka, intonasi. Kalo menurut ilmu fisiognami sih kita bisa lebih mendalam lagi.
Keteguhan seseorang dalam bertekad dalat diamati dari mimik wajah, intonasi serta
tatapan mata. Tapi kalo liat scene-scene ini sih kita bisa liat dari gerakan wajahnya,
mimiknya, ini sih dia memang benar-benar fokus ya, dan dia intonasinya agak
merendah walaupun terkadang buat lebih meyakinkan dia oranglain, intonasinya agak
lebih tinggi. Kalau engga bisa sih secara tersurat biasanya orang yang bertekad ga
mudah tergoda apapun godaannya, terus biasanya orang yang bertekad selalu dibarengi
dengan amal sholeh, terus lebih tawakal lagi orang yang bertekad dan dia percaya tekad
yang dia bangun itu akan menjauhkannya dari kesengsaraan. Setiap manusia memiliki
rasa penasaran. Semakin penasaran akan sesuatu, maka manusia akan semakin
bertekad untuk mencari tahu dan menyelesaikan rasa penasaran itu.
Biasanya nih ya seseorang itu bertekad itu untuk meraih impian trus bisa untuk
penggerak keputusan dia. Untuk memotivasi orang itu sendiri buat jadi manusia yang
gak lemah, terkadang, kelemahan dan rasa lelah yang timbul didalam diri akan
menurunkan kadar tekad dalam diri seseorang. Tekad juga sebagai landasan atau
pondasi seseorang untuk mencapai tujuan. Cara-cara atau strategi yang kurang baik dan
kurang terencana akan dengan mudah menghancurkan keyakinan yang sudah dibangun
untuk menggapai tujuan. Cara dan strategi yang salah bisa bikin seseorang merasa lelah
dan enggan untuk melanjutkan suatu tujuan. Kekuatan tekad dapat dijadikan sikap
utama dalam menggapai tujuan hidup. Kekuatan tekad yang dimiliki mampu membuat
seseorang terus bertahan dan selalu saja memperoleh cara untuk mengatasi segala
kesulitan dalam menggapai tujuan hidupnya. Tekad merupakan kunci keberhasilan
dalam setiap apapun yang kita lakukan. Bila tekad dalam diri seseorang sudah
terbentuk, maka rasa takut tidak akan ada lagi, yang ada hanya rasa percaya diri untuk
terus melangkah menggapai tujuan hidup. Pokoknya semua orang punya tekad yang
tinggi atau rendah tergantung kekuatan tekadnya masing-masinglah ya, memang agak
susah deh ya tekad ini. Tekad itu awal mula dari sebuah impian. Kalo ga ada tekad yah
ga jalan sih sebenernya. Motivasi seseorang kan disebut dorongan, nah dorongannya
itulah tekad, jadi tekad itu dasarnya sebenernya.
Proses bertekad bisa diliat dari komponennya, kamu tinggal elaborasi saja.
Biasanya nih keyakinan yang tumbuh juga bisa berasal dari pengalaman-pengalaman
yang dirasakan oleh seseorang. Makanya itu kan saya bilang tadi bentuknya tidak baku
proses bertekad itu tergantung masing-masing orang. Tapi penentuan tujuan
merupakan langkah pertama sebelum niat dalam membuat perencanaan sehingga
dalam pelaksanaannya nanti terarah sesuai dengan tujuan dan hasil yang ingin dicapai.
Kan dalam di agama kita juga dikatakan, haram bagi manusia jika mereka memelihara
sifat putus asa, maka setiap manusia harus memiliki sifat-sifat yang positif untuk terus
melanjutkan hidupnya seperti berniat baik, bertekad kuat, semangat, optimis, pokoknya
semuanya kegiatan yang positif. Dalam agama apapun diajarkan setiap manusia harus
memiliki tujuan dalam hidupnya, berikut dengan cara-cara menggapai dan menghadapi
rintangan untuk menggapai tujuan hidup. Pokoknya fikiran sama tubuh saling
berhubungan nanti dari tujuan, terus niat, yakin, keputusan dan tindakan, proses
bertekadnya.
Banyak sih fungsi tekad mah, saya kasih tiga ajalah ya, yang pertama biar
seseorang dapat mencapai keinginan dan tujuan hidupnya terus juga sebagai landasan
awal agar orang mau berbuat sesuatulah ya nah yang terakhir menciptakan keyakinan
yang total yang menghasilkan perbuatan ataupun tindakan.
84
PENGALAMAN ORGANISASI
Perkumpulan Muda-Mudi Tegal Tong RW.005 2008-sekarang
UKM Paduan Suara Gita Tirtayasa 2012-2014
PENDIDIKAN
2000-2006 : SDN 2 Cilegon
2006-2009 : SMPN 1 Cilegon
2009-2012 : SMAN 2 Krakatau Steel Cilegon
2012-2016 : Konsentrasi Hubungan Masyarakat, Jurusan Ilmu Komunikasi,
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa