SKRIPSI
Gelar Sarjana Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Komunikasi
Oleh
PROGRAM STUDI
SKRIPSI
Gelar Sarjana Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Komunikasi
Oleh
PROGRAM STUDI
Disetujui untuk dipertahankan dihadapan panitia ujian skripsi program studi Ilmu
Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Slamet Riyadi
Surakarta.
Skripsi ini telah diuji dan disarankan oleh Panitia Skripsi Jurusan Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Slamet Riyadi Surakarta
dan telah diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Ilmu
Komunikasi
Pada Hari :
Tanggal :
1. Ketua :
2. Sekretaris :
3. Penguji :
Mengetahui,
NIDN. 0613116201
HALAMAN PERNYATAAN
NPM : 18410089
hasil penelitian baik untuk satu gelar sarjana yang sudah ada di Universitas Slamet
Riyadi Surakarta maupun hasil penelitian lain. Sejauh yang peneliti ketahui,
skripsi ini tidak mengambil bahan dari publikasi atau tulisan karya peneliti lain
kecuali yang sudah disebutkan dalam rujukan. Peneliti bersedia menerima sanksi
NPM. 18410089
MOTTO
(@yeahmahasiswa)
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur, tugas akhir yang telah disusun ini, dipersembahkan
untuk :
2. Kedua orangtua saya yang paling saya cintai dan seluruh keluarga yang
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan
Peneliti skripsi ini merupakan salah satu syarat guna memenuhi pencapain gelar
Peneliti menyadari bahwa terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari peran serta
1. Orangtua saya
Surakarta
3. Drs. Buddy Riyanto, M.SI selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
4. Dr. Herning Suryo, M.SI selaku wakil Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
10. Seluruh pihak lain yang berkontribusi dalam penyelesaian tugas akhir ini
ini masih terdapat kekurangan. Peneliti berharap adanya kritik dan saran yang
dapat membangun demi meningkatkan kualitas esensi skripsi ini. Semoga setiap
karya skripsi yang telah ditulis ini dapat membeerikan nilai manfaat bagi peneliti
NPM. 18410089
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
ABSTRAK
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
dengan perubahan yang terjadi dalam pikiran manusia. Daya tahan wayang yang
luar biasa ini membuktikan bahwa wayang mempunyai fungsi dan peranan dalam
1991: 1).
meliputi aspek yang terlihat (bentuk, fungsi) maupun yang tak telihat (filosofi).
estetika tradisional dan kritik-kritik dari pengamat seni wayang (wawasan lokal),
seperti mengingkari pakem, konsep inovasi yang tidak jelas dan lain sebagainya
semenjak 1500 tahun sebelum Masehi. Wayang lahir dari para cendikia nenek
moyang suku Jawa di masa silam. Pada masa itu, wayang diperkirakan hanya
terbuat dari rerumputan yang diikat sehingga bentuknya masih sangat sederhana.
Wayang dimainkan dalam ritual pemujaan roh nenek moyang dan dalam upacara-
Sampai saat ini, catatan awal yang bisa didapat tentang pertunjukan
wayang berasal dari Prasasti Balitung pada Abad ke 4 yang berbunyi si Galigi
kebudayaan yang sudah ada, seni pertunjukan ini menjadi media efektif
Para Wali Songo di Jawa, sudah membagi wayang menjadi tiga. Wayang
Kulit di timur, wayang wong di Jawa Tengah dan wayang golek di Jawa Barat.
Adalah Raden Patah dan Sunan Kali Jaga yang berjasa besar. Demikian juga saat
dalam wujud manusia dilarang, munculah boneka wayang yang terbuat dari kulit
sapi, di mana saat pertunjukan yang ditonton hanyalah bayangannya saja. Wayang
inilah yang sekarang kita kenal sebagai wayang kulit. Untuk menyebarkan Islam,
Wayang kulit dengan menggunakan figur yang terbuat dari kulit kerbau, dianggap
sebagai bentuk wayang tertua yang berdiri sendiri, referensi paling awal untuk
pertunjukan wayang yang dapat menjadi wahana untuk mengangkat kisah realitas
kehidupan masyarakat sekarang secara lebih lugas dan bebas tanpa harus terikat
oleh norma-norma estetik yang rumit seperti halnya wayang klasik. Dengan
oleh penonton. Isu-isu aktual yang berkembang di masyarakat masa kini, baik
Pancasila sering di bengkokkan oleh oknum dan juga mereka para pemangku
yang mempunyai kepentingan itu sendiri. Dari situ akhirnya Wayang Kampung
pada setiap pagelaran yang ia selenggarakan demi membuat Pancasila itu berjalan
merasa bahwa ketahanan Ideologi Pancasila kembali diuji ketika dunia memasuki
dalam segenap sendi-sendi bangsa melalui berbagai macam sudut. Dengan adanya
nilai-nilai Pancasila yang sudah diterapkan pada warga Siwal Baki ini menjadi
tergerus oleh globalisasi seperti fakta yang terjadi di luar sana bahwa Pancasila
sedikit demi sedikit sudah mulai dilupakan karena modernisasi yang meluas.
membangun kesadaran masyarakat terutama pada desa Siwal Baki untuk tetap
berpegang teguh pada nilai Pancasila dan lebih jauh lagi Wayang Kampung
Sebelah ingin mengajak masyarakat Siwal Baki untuk selalu memaknai Pancasila
dalam ranah tindakan, Wayang Kampung Sebelah menilai bahwa masalah saat ini
adalah budaya dan sikap yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila pada dewasa ini
Sebelah merasa penting dan perlu bersama untuk menerjemahkan sila-sila pada
kaya dengan idiom lokal, diksi lokal dan mengangkat kearifan lokal setempat
menjadi wadah rekreasi hiburan dari pagelaran yang mereka jalankan, juga
juga dianggap oleh warga Siwal Baki sangat dibutuhkan pada era globalisasi ini
yang dimana ideologi bangsa mulai digerus oleh berbagai macam ideologi luar.
peneguhan nilai-nilai Pancasila dalam dunia pewayangan yang mampu dan berani
memiliki daya untuk menyampaikan pesan-pesan kritik sosial kepada publik diera
wayang kulit purwa pada umumnya. Hal ini dapat dilihat dari berbagai tanda
visual yang dipakai dalam WKS, mulai dari pakaian dalang, boneka wayang,
instrumen musik, hingga pakaian para penyanyi (bukan sinden). Bahasa yang
pada segi cerita WKS ingin melepaskan diri dari dominasi cerita-cerita keratonan
masyarakat plural yang terdiri dari penarik becak, bakul jamu, preman, pelacur,
Pak Rukun Tetangga (RT), Pak lurah, hingga pejabat besar kota. Wayang
gagasan yang solutif atas problem keseharian yang hidup didalam masyarakat
pada umumnya. Dari hal tersebut terasa ada sesuatu hal yang diperjuangkan oleh
berkebangsaan.
Bahkan juga warga Siwal Baki merasa bahwa pada dekade ini banyak
terdahulu dan diturunkan pada mereka sudah cenderung mulai terkikis oleh
westernisasi. Dari situ warga Siwal Baki menganggap bahwa WKS sebagai agen
dalam penyampaian nilai-nilai Pancasila, juga dianggap penting dalam
gotong-royong yang sejak dahulu sudah dilakukan oleh warga Siwal Baki,
kemudian menguatkan kesadaran akan rasa toleransi antara satu dengan yang lain
tiap pesan mengenai peneguhan Nilai Pancasila melalui pagelaran yang mereka
lakukan kepada warga Siwal Baki, penulis merasa bahwa bagaimana strategi
pewayangan yang mampu dan berani mereposisi diri dan beradaptasi dengan
C. Tujuan Penelitian.
D. Manfaat Penelitian
mencapai sebuah visi dan misi dari komunitas tersebut, dan hasil penelitian ini
Pancasila.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Komunikasi
a. Pengertian
Secara etimologis komunikasi berasal dari bahasa Latin, yaitu cum, kata
depan yang artinya dengan atau bersama dengan, dan kata units, kata bilangan
yang berarti satu. Dua kata tersebut membentuk kata benda communio, yang
melakukan communion, diperlukan usaha dan kerja. Kata communio dibuat kata
untuk menjawab suatu pertanyaan, Who Says What In Which Channel To Whom
With What Effect (Siapa mengatakan apa, melalui saluran apa, kepada siapa dan
berefek apa). Sehingga dengan definisi tersebut dapat diturunkan menjadi lima
unsur komunikasi yang akan saling bergantung satu dengan lainnya yaitu source
b. Unsur-unsur Komunikasi
1) Sumber
pengirim informasi. Sumber harus jelas dan valid, karena memiliki peran yang
2) Komunikator
3) Komunikasi
melakukan sesuai dengan apa yang telah disampaikan sumber sehingga tujuan
Pesan adalah semua hal yang disampaikan oleh komuniktor, isi pesan
harus sesuai tengan tema atau inti pesan agar tujuan dari komunikator dapat
5) Media
untuk menjawab suatu pertanyaan, Who Says What In Which Channel To Whom
With What Effect (Siapa mengatakan apa, melalui saluran apa, kepada siapa dan
berefek apa). Sehingga dengan definisi tersebut dapat diturunkan menjadi lima
unsur komunikasi yang akan saling bergantung satu dengan lainnya yaitu source
Pengantar yang dikutip oleh Ngalimun (2017:30) dalam buku Ilmu Komunikasi
terhindar dari tekanan. Pembentukan konsep diri, konsep diri adalah pandangan
kita mengenai siapa diri kita dan itu hanya bisa kita peroleh lewat informasi yang
diberikan orang lain kepada kita. Konsep diri yang paling dini umumnya
dipengaruhi oleh keluarga, dan orang-orang dekat lainnya disekitar kita, termasuk
nonverbal. Perasaan yang peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, takut, prihatin,
marah dan benci dapat disampaikan lewat kata-kata, namun terutama lewat
perilaku nonverbal.
sikap dan keyakinan, mengubah perilaku atau menggerakan tindakan dan juga
gagasan-gagasan untuk mengkritisi suatu kondisi yang tidak baik. Oleh karena itu
menjadi wajib apabila metode komunikasi harus dipikirkan, apa yang kemudian
B. Strategi Komunikasi
Menurut (Effendy, 2015: 32) segala perkembangan suautu bidang saat ini
sewaktu waktu bergantung pada situasi dan kondisi. Dalam strategi komunikasi
ketika kita sudah memahami sifat komunikan, dan memahami efek yang
ditimbulkan dari mereka, maka sangatlah penting dalam memilih cara apa yang
baik untuk berkomunikasi, karena ini berkaitan dengan media apa yang akan kita
gunakan.
langkah atau upaya yang terancang dengan menggabungkan semua sumber daya
dan kemampuan untuk mencapai tujuan. Strategi dapat dijadikan panduan atau
pegangan untuk bekerja, berusaha dan bertindak untuk mencapai suatu tujuan.
1) Khalayak
2) Pesan komunikasi
Pesan merupakan keseluruhan hal yang disampaikan oleh seorang
pemberi pesan dalam bentuk simbol, serta dipahami dan diterima oleh penerima
1) Media komunikasi
2) Komunikator komunikasi
3) Efek komunikasi
Efek adalah perubahan yang dirasakan penerima tentang suat hal yang
dirasakan, dipikirkan, dan dilakukan sebelum atau sesudah menerima pesan, efek
bisa terjadi pada sikap, pengetahuan, serta tingkah laku (Cangara 2013:34).
yang diinginkan
komunikator.
b.) Fungsi
komunikator bisa saling memahami satu sama lain dengan maksud agar tujuan
menjadi lebih cepat dicapai, kemudian ada pesan pesan yang persuasif,
informatif yang tersusun dengan baik kepada sasaran, juga dengan strategi
model ini diperkenalkan oleh David K Berlo pada yahun 1960. Model SM-C-R
adalah pihak yang menciptakan pesan baik seseorang maupun kelompok. Pesan
adalah terjemahan gagasan ke dalam kode simbolik, seperti bahasa atau isyarat,
saluran adalah medium yang membawa pesan dan penerima adalah orang orang
Saluran dalam komunikasi massa dapat berupa televisi, radio, surat kabar, buku
dan majalah. Model Berlo juga bersifat heuristik (merangsang penelitian), karena
b. Sikap (attitudes)
c. Pengetahuan (knowledge)
e. Budaya (culture)
2). Message (pesan) dengan dimensi :
a. Isi ( Content)
b. Elemen ( Elements )
c. Perlakuan (treatment)
d. Struktur ( Structure )
e. Kode (code)
dimensi :
a. Hearing ( Mendengar )
b. Seeing ( Melihat )
b. Sikap (attitudes)
c. Pengetahuan (knowlwdge)
e. Budaya (culture)
D. Kritik Sosial
Kritik Sosial adalah sebuah inovasi yang berarti kritik sosial menjadi
sebuah
sarana komunikasi gagasan baru di samping menilai gagasan lama untuk suatu
perubahan sosial. Kritik sosial sebagai salah satu bentuk komunikasi di dalam
masyarakat yang berfungsi sebagai kontrol terhadap jalannya sebuah sistem sosial
dapat disimpulkan bahwa kritik sosial merupakan bentuk perlawanan atau tidak
sosial dapat dibedakan menjadi dua kelompok sosial antara lain kritik sosial yang
dilakukan secara langsung maupun secara tidak langsung. Kritik sosial secara
langsung setiap kegiatan penilaian, kajian atau analisis terhadap suatu keadaan
masyarakat tertentu di
lakukan secara langsung. Sedangkan kritik sosial secara tidak langsung dapat
terhadap keadaan sosial masyarakat tertentu (Ataupah, 2012: 9). Kritik sosial
memiliki beberapa bentuk secara langsung atau tidak langsung. Beberapa bentuk
kritikan langsung yaitu dapat berupa aksi sosial, aksi unjuk rasa, dan
demonstrasi. Selain itu bentuk kritikan secara tidak langsung antara lain kritik
melalui lagu, kritik melalui puisi, kritik melalui film, aksi teatrikal dan lain
sebagainya.
Berbagai bentuk kritik sosial memiliki pengaruh dan dampak sosial yang penting
komunikasi yang dapat dipahami baik dalam bentuk lisan maupun tulisan,
masalah interpersonal.
E. Wayang
1). Pengertian
untuk memuja para ruh leluhur. Setelah zaman Kerajaan Kadari di Singasari,
terutama pada zaman Airlangga dan Jayabaya, ketika kebudayaan Hindu dari
India tersebar dalam kehidupan manusia Jawa, muncullah cerita Mahabharata dan
besar Majapahit, wayang berubah fungsi menjadi media dakwah oleh para wali
penyebar ajaran Islam. Cerita dalam lakon pewayangan tersebut dianggap sebagai
tahun 1500 SM di mana masyarakat pada saat itu meyakini bahwa setiap benda
yang hidup pasti mempunyai ruh baik dan ruh jahat.Kemudian wayang dibuat
sebagai bentuk ilusi atau bayangan serta perwujudan dari upaya penggambaran
sebagai “bayangan” atau samar-samar yang dapat bergerak sesuai lakon yang
cerita. Model wayang di Jawa yang terkenal adalah wayang kulit purwa, suatu
tokoh wayang dalam lakon tertentu sering dipakai untuk memberikan pemahaman
terhadap perjalanan hidup sehari-hari, dalam masa dahulu, sekarang, dan masa
2). Fungsi
dua hal, pihak atau kelompok yang saling bertentangan, baik dan buruk, lahir dan
batin, serta halus dan kasar. Keduanya bersatu dalam diri manusia untuk mendapat
dengan kritik sosial yang disampaikan lewat humor. Fungsi lain adalah sebagai
sarana pengukuhan status sosial, karena yang bisa menanggap wayang adalah
F. Penelitian Terdahulu
penelitian-penelitian terdahulu:
yang digunakan dan tantangan yang dihadapi dalam membuat inovasi dalam
pertunjukan wayang oleh WKS. Teori yang mendasari penelitian ini mengacu
karena merupakan bakat yang dimiliki oleh seseorang secara individu sehingga
untuk menarik penonton larut dalam cerita yang dituturkan. Strategi pemasaran
Kajian Tentang Boneka Wayang Kulit Kreasi Baru ( Sebuah Pendekatan Kritik
Holistik )” oleh Figur Rahman Fuad pada tahun , Strategi yang digunakan adalah
informan, tempat dan peristiwa, dan dokumen. Teknik sampling yang digunakan
menggunakan triangulasi sumber dan review informant. Teknik analisis data yang
dalam bentuk sketsa, pembuatan boneka dari kulit kerbau dengan teknik tatah,
berwujud manusia dengan bentuk tubuh yang dideformasi terutama pada bagian
tangannya yang panjang seperti pada boneka wayang kulit Purwa. Tanggapan
kali ini fokus dari penelitiannya adalah tentang bagaimana Wayang Kampung
Sebelah melakukan dan menyusun proses pesan kritik sosial peneguhan nilai-nilai
Pancasila untuk merubah warga Siwal Baki menjadi masyarakat yang Pancasilais
G. Kerangka Pikir
pada desa Siwal Baki untuk tetap berpegang teguh pada nilai Pancasila dan lebih
jauh lagi Wayang Kampung Sebelah ingin mengajak masyarakat Siwal Baki
Sebelah menilai bahwa masalah saat ini adalah budaya dan sikap yang
mencerminkan nilai-nilai Pancasila pada dewasa ini sudah mulai memudar seiring
dimakan zaman.
salah satu strategi yang mereka lakukan adalah dengan cara melakukan edukasi
atau muncul perilaku baru dari orang lain, dan timbul pemahaman yang sama
beberapa rencana atau langkah yang jika secara sistematis dilakukan dapat
menciptakan perubahan. Wayang Kampung Sebelah memiliki strategi untuk
mencapai tujuan mereka, salah satu strategi yang mereka lakukan adalah dengan
gagasan kepada orang lain. Pada penelitian ini strategi komunikasi dilakukan
b. Sikap (attitudes)
c. Pengetahuan (knowledge)
d. Sistem sosial (social systems)
e. Budaya (culture)
a. Isi ( Content)
b. Elemen ( Elements )
c. Perlakuan (treatment)
d. Struktur ( Structure )
e. Kode (code)
a. Hearing ( Mendengar )
b. Seeing ( Melihat )
b. Sikap (attitudes)
c. Pengetahuan (knowlwdge)
d. Sistem sosial (social systems)
e. Budaya (culture)
STRATEGI
WAYANG KOMUNIKASI
KAMPUNG PENDEKATAN PESAN-PESAN
SEBELAH KRITIK SOSIAL
DAVID K.
BERLOW
PENEGUHAN
NILAI-NILAI
PANCASILA
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
hanya pada sat variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri atau variabel
bebas) tanpa membuat perbandingan variabel itu sendiri dan mencari hubungan
mengumpulkan data dengan cara bertatap muka langsung dan berinteraksi dengan
2012, 32). Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok
manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu
sesuai dengan situasi dan kondisi ketika penelitan tersebut dilakukan. Penelitian
terutama dalam kaitannya dengan tema penelitian yang diambil. Peneliti nantinya
diatas dengan harapan peneliti dengan objek yang diteliti menjadi lebih dekat,
karena peneliti mengamati objek secara langsung atau dengan kata lain peneliti
B. Obyek Penelitian.
Kampung Sebelah sebagai obyek penelitian karena merupakan salah satu basis
budaya juga komunitas wayang yang sampai saat ini selalu menyampaikan pesan
–pesan kritik sosial peneguhan nilai Pancasila dengan relevan pada era kekinian.
observasi, wawancara, dan pengambilan data non numerik. Data yang diperoleh
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh saat observasi dan wawancara di
observasi, dan perekaman data dari orang yang terlibat langsung dalam kegiatan
b. Data Sekunder
artikel, jurnal, buku, kamus, pendapat para ahli, internet, serta dokumen yang
dimiliki komunitas Wayang Kampung Sebelah. Dokumen yang diperlukan
a.Wawancara
pertemuan yang dilakukan oleh dua orang untuk bertukar informasi mupun suatu
ide dengan cara tanya jawab, sehingga dapat dikerucutkan menjadi sebuah
5. Dokumentasi
memberikan informasi tentang dirinya ataupun orang lain atau suatu kejadian
atau suatu hal kepada peneliti atau pewawancara mendalam. Dapat disimpulkan
banyak mengenai objek yang sedang diteliti, dimintai informasi mengenai objek
penelitian
b. Dokumen
Dokumen biasanya dalam bentuk tulisan, gambar, dan karya monumental dari
gambar hidup, sketsa, dll. Dokumen berbentuk karya karya seni berbentuk
sampelnya sumber datanya adalah orang yang ahli makanan atau orang yang
terlibat didalamnya.
dengan tujuan tertentu didalam benaknya. Dalam hal ini menggunakan tiga
yang dapat dijadikan informan atau responden dalam penelitian ini diantaranya:
3. Warga Siwal Baki yang merupakan warga setempat dari basis Wayang
Kampung Sebelah
E. Teknik Pengumpulan Data
1). Observasi
2). Wawancara
3). Dokumentasi
digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip,
dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang
penggunaan metode observasi atau wawancara akan lebih dapat dipercaya atau
mempunyai kredibilitas yang tinggi jika didukung oleh foto-foto atau karya.
menentukan apakah data yang diperoleh peneliti valid dan sesuai dengan
mendalam, dan cermat. Cara ini dilakukan untuk memperoleh data dan urutan
kejadian yang valid sehingga dapat direkam secara pasti dan runtut.
2). Triangulasi data
sumber dengan berbagai cara dan waktu. Triangulasi sumber dilakukan dengan
berbeda.
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis
metode analisis kualitatif. Miles dan Huberman (2014) menjelaskan tahap- tahap
1).Reduksi data
2).Penyajian data
Bagan 1.2
PENGUMPULAN PENYAJIAN
DATA DATA
REDUKSI KESIMPULAN
DATA
BAB IV
HASIL PENELITIAN
1. Desa Siwal
teknologi informasi.
(https://www.liputan6.com/regional/read/3639081/jejak-kerajaan-mataram-hindu-
di-desa-modern-siwal-sukoharjo )
Desa Siwal adalah sebuah desa yang ada di wilayah Kecamatan Baki
Kabupaten Sukoharjo. Perkembangan penduduk desa Siwal saat ini masih bisa
dikategorikan sedang, hal ini karena didukung oleh kesadaran masyarakat akan
Berencana. Pada sektor pendidikan, data penyandang buta huruf di desa Siwal
semakin berkurang hal ini didukung dengan adanya program pemerintah tentang
Jika dilihat secara cermat, ada beberapa sektor yang mampu mendorong
sektor pertanian dan Batu bata, ini dilihat dari luasnya lahan pertanian yang
mendominasi sekitar 65% dari wilayah desa Siwal sekaligus mata pencaharian
masyarakat adalah sebagai petani dan buruh tani disamping itu pula sektor
industry batu bata dan usaha kecil menengah juga tumbuh sangat baik, hal ini
pengangguran.
ini sangat riskan dengan labilnya kondisi ekonomi global sehingga harus ada
penguatan terutama dibidang peningkatan sumber daya alam maupun sumber daya
manusia.
1.1 ) Keadaan Geografis
Tabel...
1. Pemukiman : 50.7 ha
3. Perkantoran : 0,105 ha
4. Sekolah : 0,25 ha
5. Jalan : 15 ha
Sumber http://siwal-sukoharjo.desa.id
Batas Wilayah.
Tabel...
Sumber http://siwal-sukoharjo.desa.id
Batas wilayah tersebut dapat di gambarkan seperti pada peta dibawah ini :
Sumber http://siwal-sukoharjo.desa.id
berikut;
Dibawah ini beberapa permasalahan yang pokok :
Masalah Pendidikan
kurang terpenuhi;
Masalah Kesehatan
• Perilaku hidup Bersih dan Sehat masyarakat masih sangat kurang • Sarana
• Belum ada koperasi penampungan hasil pertanian sehingga harga jual tidak
stabil;
Masalah Perumahan:
Masalah Perekonomian.
(https://jdih.sukoharjokab.go.id/upload/dokumen/rencana-kerja-pemerintah-desa-
siwal-tahun-2020-2019-guxql.pdf, diakses pada hari Minggu, 7 Agustus 2022,
Jam 10: 15 )
persoalan pada aspek kenakalan remaja seperti salah satu warga Siwal Baki yang
dengan barang bukti tiga buah plastik sisa sabu, tiga buah pipet dan peralatannya.
(https://www.rmoljawatengah.id/nyabu-satnarkoba-sukoharjo-amankan-disc-
jockey-dan-sembilan-tersangka-narkob).
Perilaku memudarnya nilai Pancasila juga dapat dilihat pada kasus pesta
(https://www.merdeka.com/peristiwa/polisi-gelar-rekonstruksi-pembunuhan-abg tolak-
55 )
royongan pada Desa Siwal telah mulai ditinggalkan oleh warga siwal baki akibat
masyarakat sudah tidak peduli lagi kebaikan hal tersebut ( Wawancara dengan
pertunjukan wayang yang dapat menjadi wahana untuk mengangkat kisah realitas
kehidupan masyarakat sekarang secara lebih lugas dan bebas tanpa harus terikat
oleh norma-norma estetik yang rumit seperti halnya wayang klasik. Dengan
oleh penonton. Isu-isu aktual yang berkembang di masyarakat masa kini, baik
yang terbuat dari kulit tidak lagi berbentuk seperti wayang kulit klasik pada
terdapat dalam Wayang Kampung Sebelah juga tidak mengacu pada tokoh dalam
masyarakat plural yang terdiri dari penarik becak, bakul jamu, preman, pelacur,
Pak Rukun Tetangga (RT), Pak lurah, hingga pejabat besar kota. Wayang
dalang dalam setiap adegan, menjadikan pertunjukan wayang dialogis dan segar
bagi penonton.
Selain penampilan pementasan Wayang Kampung Sebelah yang unik,
pertunjukan dengan gaya yang humoris tetapi tetap mendidik bagi masyarakat
sebagai tontonan bagi orang tua saja, melainkan bagi semua umur dan berbagai
siaran oleh Televisi Swasta dalam jumlah puluhan episode, di undang tampil oleh
Serangan pentas tersebut berlangsung dalam jumlah yang hampir tidak terhitng
untuk ukuran pentas wayang. Dari model serangan pentas yang gratisan tersebut
Budaya, Pada Rabu 2 Maret 2022 jam 18:00 WIB). Wayang Kampung Sebelah
atas problem keseharian yang hidup didalam masyarakat pada umumnya. Dari hal
tersebut terasa ada sesuatu hal yang diperjuangkan oleh Wayang Kampung
3. Profil Informan
Pesan Kritik Sosial Pada Warga Siwal Baki adalah sebagai berikut :
Dalang kelahiran tahun 1966 ini belajar mendalang wayang kulit purwa
Prestasinya mulai tampak saat menyabet juara II lomba dalang remaja se-
Jurusan Sastra Jawa Fakultas Sastra UNS Surakarta dan berhasil menyandang
gelar Sarjana Sastra di tahun 1995. Di tahun yang sama saat dia diwisuda sarjana,
dalang beristrikan teman sebangku kuliah bernama Sukamti itu berhasil meraih
prestasi masuk Sepuluh Besar Dalang Unggulan pada Festival Greget Dalang
yang diikuti oleh 50 dalang se-Indonesia. Kiprah dalang yang lahir di kota Solo
ini tidak hanya berhenti di panggung pertunjukan. Menulis adalah salah satu
geguritan dan artikel seni-budaya yang dimuat di berbagai mass media cetak.
Selain itu, tidak sedikit pula komunitas masyarakat maupun kampus-kampus yang
2001 bersama sekelompok seniman kota Solo membidani lahirnya genre seni
a. Yayat Yuheryatna
Pria kelahiran Banyumas 30 Juli 1960 ini memang teraliri darah seni dari
kakeknya yang sekaligus guru belajar karawitan baginya sejak kecil. Sejak awal
memang wawasan estetiknya tak hanya terpagari di ranah seni tradisional. Naluri
wilayah dalam dan luar negeri. Sederetan pengalaman dia yang benar-benar
Chiang Mai, Thailand 1997; mengikuti Pacific Music Festival, Sapporo, Jepang
Dayak Barong tongkok Kab. Kutai Barat Kaltim 2002; menjadi pemusik tari
Djimbe, ia memegang posisi pilar sebagai pencipta lagu dan penata iringan.
Repertoar lagu (origin) iringan Wayang Kampung Sebelah yang nakal dan kritis
b. Gendot Dekanipa
Sukoharjo 29 Oktober 1980. Ia teraliri darah seni dari sang ayah yang entertainer
kondang di kawasan Surakarta. Dari kiprah sang ayah itulah ia sejak kecil
sedemikian akrab dengan beragam jenis musik, seperti: pop, keroncong, dangdut,
bekal penting baginya sehingga berhasil tercatat sebagai guru seni musik di SMK
melalui berbagai aktivitas, antar lain: sebagai pendiri grup band Baby Doll
b. Emmanuel Desmas
Sebelah dalam Menyampaikan Pesan Kritik Sosial Pada Warga Siwal Baki dapat
sebagai berikut:
1. Source ( sumber )
kecil mengikuti kakek dan pamannya yang juga seorang dalang sehingga
belajar di SMKI Solo. Pak Parman menjadi dalang sejak di SMKI kemudian
secara resmi mendalang di WKS pada tahun 2001. Sejak dahulu Ki Jlitheng
Selain harus memiliki ketrampilan maka wawasan yang luas yang luas
artinya informan pandai dalam menyesuaikan diri, informan juga memiliki sikap
SMKI.
prinsip berkesenian, etik dan estetika hl tersebut yang membedakan dengan dalang
wayang lain. Selain hal tersebut informan memiliki karya komtemporer juga
terdapat counter culture atas hal yang tidak baik secara politik, sosial maupun
berpegang pada asas asas etik dan estetik . Pada sisi politik pun tidak terjebak
pada kepentingan kepentingan politik praktis jangka pendek apa lagi menghamba
kepada kekuasaan atau penguasa, oleh karena itu informan sering disebut dalang
mngkin.
paham betul musik apa yang akan dikeluarkan. Misalkan adegan A ketika adegan
B pasti ada transisinya sehingga nanti ada perbedaan, hal itu yang harus
dipersiapkan. Setelah selesai acara pagelaran biasanya para anggota dan dalang
kesalahan, sebuah kesalahan itu justru adalah sebuah proses. Ketrampilan yang
dimiliki sebagai dalang adalah skill, wawasan yang luas, seniman harus memotret
masyarakat.
tahap-tahap pada model SMCR, model ini diperkenalkan oleh David K Berlo
yaitu dengan Model SM-C-R yang merupakan kepanjangan dari Source (sumber),
budaya. Keseluruhan empat dimensi pada Berlo dilakukan oleh sumber yang
ucapan yang disampaikan. Pada aspek sikap dalang Ki Jlitheng memiliki sikap
dalam menyesuaikan diri, informan juga memiliki sikap sopan santun terhadap
Ki Jlitheng juga memiliki kemampuan untuk menerapkan etika dan estetika serta
2. Massage
Sebelah (WKS) adalah menentukan pesan atau topik-topik apa yang akan di
sampaikan saat pagelaran. Proses komunikasi harus terdapat pesan yang berfungsi
untuk menyampaikan ide dan gagasan sehingga komunikan akan mengerti apa
maksud dari komunikasi tersebut. Setiap rancangan pesan harus benar-benar dapat
atau topik adalah mengajak seluruh anggota untuk mediskusikan topik-topik atau
pesan supaya anggota memberikan masukan dan kritikan mengenai narasi yang
sesuai dengan keadaan, tepat sasaran yaitu pesan menjangkau seluruh sasaran
Topik yang ditentukan harus relevan dengan kondisi realitas sekitar seperti
ekonomi, sosial dan budaya sesuai dengan sila sila Pancasila. Informan merasa
bahwa masalah Indonesia saat ini adalah sistim negara sudah tidak lagi konsisten
pandanganya kekacauan negara ini karena sudah tidak lagi konsisten di dalam
ketatanegaraan yang tidak sesuai dengan dasar negara dan undang-undang dasar
negara, bahkan amandemen yang terjadi itu sebenarnya sudah mengubah dan
mengkudeta struktur negara NKRI, namun kondisi tersebut banyak yang tidak
tahu, ada yang tahu tapi tidak bisa bicara atau tidak punya ruang untuk bicara
dengan leluasa dan seterusnya. itulah mengapa pada saat saya mendalang banyak
bicara Pancasila karena memang sebenarnya dasar negara cita-cita bangsa ini
bernegara yaitu Pancasila itu. ketika Pancasila sudah tidak lagi dipakai oleh
negara sebagai dasar dan tujuan yang sama juga penyelenggaraan negara ini sudah
mengkhianati cita-cita berbangsa dan bernegara. Pada saat penentuan topik Semua
anggota wajib untuk memahami topik-topik dari narasi yang akan dibawakan
WKS sengaja tidak menggunakan bahasa yang sulit dipahami dan tidak
paradigma masa kini maka kemudian bahasanya pun bahasa masa kini, bahasa
Jawa nyapun jawa sekarang bukan masa Mataram. Bahasa dalam WKS luwes,
misalkan pada saat dikota lain yang tidak berbahasa jawa menggunakan bahasa
indonesia dengan aksen-aksen jawa maka dari itu tidak akan bingung dari segi
bahasa, menggunakan bahasa yang dicampur antara Indonesia dan logat Jawa jadi
format baru seperti WKS. Karena WKS adalah sebuah wayang yang mampu
Secara eksplisit tidak terdapat Visi misi yang dirumuskan secara resmi,
tetapi hal-hal yang terkait dengan tujuan berdirinya WKS disepakati oleh semua
Pesan atau topik saat pagelaran WKS adalah adaptif dalam merespon
sesuatu yang terjadi pada saat pagelaran itu terjadi artinya pada saat pagelaran
WKS membuat saling berinteraksi satu sama lain dengan interaktif sehingga
membuat pagelaran menjadi hidup dan meriah. Informan menganggap bahwa
semua bentuk dan jenis produk kebudayaan merupakan aparat ( alat) yang dimana
masyarakat, maka dari itu Informan berani mengkritisi lewat media wayang,
sehingga topik-topik berupa kritik sosial selalu menjadi pesan pasa saat pagelaran
WKS.
orang tua. Oleh WKS pagelaran tidak diwarnai dengan aspek kerajaan tetapi
demokrasi, tatanan negara, konstruksi sosial dan peneguhan Pancasila. Pada saat
pagelaran ,WKS memadukan antara bahasa, musik dan boneka yang menjadi
karakteristik tersendiri atau menjadi ciri khasnya Dibawah ini adalah dokumen
pagelaran WKS yang mengangkat tema tentang kritik sosial di aspek politik.
Dokuemntasi : solopos.co.id
dapat dijelaskan dimulai dari struktur pesan atau topik yang dipilih untuk
pagelaran WKS yaitu berkaitan dengan kritik sosial seperti permasalah sosial,
ekonomi, politik dan budaya juga terkait peneguhan nilai Pancasila. Pada elemen
WKS tidak menggunakan bahasa yang sulit dipahami, bahasa yang digunakn
adalah idiom-idom lokal, bahasa Indonesia logat khas jawa. Untuk dimensi
keseluruhan pada saat pagelaran ,WKS memadukan antara bahasa, musik dan
boneka yang menjadi karakteristik tersendiri atau menjadi ciri khasnya yang
membedakan dengan wayang klasik yang lain namun topik yang dibawakan
.3 Channel
Penentuan media WKS sebagai alat penyampai pesan kritik sosial disepakati oleh
secara lantang mengenai dimensi dimensi sosial. WKS pada setiap pagelarannya
dengan wayang klasik, penggunaan media WKS karena dapat melakukan interaksi
WKS menganggap bahwa pada dasarnya wayang adalah seni publik juga
media publik, sehingga harus melayani kepentingan publik juga berguna untuk
pesan pesan yang tidak terikat oleh pakem budaya wayang. Kemudian menejemen
penting pada dunia nyata, sedangkan musiknya beraneka ragam alat musik yang
terjadinya interaksi antara dalang, pemusiknya dan juga penonton pada saat
pagelaran, maka penonton merespon dengan gelak tawa, kemudian ada salah satu
penonton yang ikut menyanyi dengan vocalis dari WKS. Terkadang dalang juga
WKS sebagai media penyampai kritik sosial lahir sebagai respon terhadap
oleh Ki Jlitheng.
Ki Jlitheng di desa Siwal,selain itu juga melakukan pagelaran di luar desa Siwal
yang disebut dengan serangan pentas yaitu gerakan untuk mengedukasi secara
gratis kepada masyarakat. Meskipun demikian WKS juga dapat disewa untuk
merambah ke platform media yang bisa diakses melalui akun resmi youtube WKS
Dokumentasi Pribadi
Pada aspek channel , Berlo mengatakan faktor-faktor yang mempengaruhi
adalah, hearing dan seeing, maka pada penelitian ini cannel yang digunakan
adalah WKS . Untuk aspek yang didengar dan dilihat adalah penampilan WKS
4. Receiver
Tahap terakhir pada strategi komunikasi yang dilakukan oleh WKS adalah
sosial kepada semua kalangan. Hal ini didasari bahwa permasalahan sosial dan
memudarnya nilai-nilai Pancasila tidak hanya terjadi di desa Siwal saja tetapi
mereka menonton WKS merasa mendapatkan hal-hal baik misalnya, pada salah
budaya kepemimpinan yang jujur, bertanggung jawab dan dapat dipercaya juga,
toleransi dan silaturahmi. masyarakat penonton merasa bahwa isu isu yang
dibawakan WKS cukup komunikatif, unsur unsur yang bisa mencerahkan pikiran
masyarakat. Jadi dengan adanya WKS ini dapat dikatakan cukup relevan dengan
pagelaran wayang klasik membuat pesan yang disampaikan lebih padat dan
ada yang hingga menyentuh perasaan dan mampu menyadarkan terkait persoalan
sampaikan oleh WKS dirancang sesuai dengan nilai-nilai budaya serta estetika
yang berlaku pada masyarakat desa Siwal. Dengan demikian masyarakat tersebut
dapat menerima pesan yang disampaikan WKS karena tidak menyinggung atau
WKS. Efek yang diharapkan adalah setidaknya ada perubahan pada ranah
Hasil analisis pada aspek receiver atau komunikan yang pada penelitian
ini adalah masyarakat penonton WKS oleh Berlo berupa empat dimensi yaitu
penelitian ini yang dimaksud receiver adalah masyarakat penonton di desa Siwal
WKS, merasa mendapatkan hal-hal baik misalnya, pada salah satu pagelaran
disampaikan WKS telah menyadarkan mereka. Untuk sistim sosial , pesan sudah
dirancang supaya dapat diterima baik dari sisi kepercayaan penonton juga norma
yang berlaku di masyarakat setempat. Pesan juga sudah disesuaikan secara budaya
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
analisis tentang obyek penelitian ini, yaitu strategi komunikasi wayang kampung
sebelah dalam menyampaikan pesan kritik sosial pada warga Siwal Baki. Strategi
komunikasi WKS dapat dilihat dengan empat dimensi yaitu Source ( Sumber) –
Pada aspek massage atau pesan, topik berupa kritik sosial yaitu masalah
mudah dipahami dan menarik atau tidak menggunakan bahasa Jawa tingkat
tinggi. Secara keseluruhan pada saat pagelaran WKS memadukan antara bahasa,
musik dan boneka yang menjadi karakteristik tersendiri atau menjadi ciri khasnya
kritik sosial adalah seubuah media seni publik yaitu Wayang Kampung Sebelah
atau WKS
Pada Receiver atau masyarakat desa Siwal setelah mereka menonton
WKS, merasa mendapatkan hal-hal baik. Secara sikap, penonton sadar bahwa
B. Saran
Kampung Sebelah Dalam Menyampaikan Pesan Kritik Sosial Pada Warga Siwal
Pesan atau topik yang disampaikan oleh WKS melaui pagelarannya agar
lebih bervariatif dari satu tempat ke tempat yang lain. Tidak terbatas
pesan yang itu –itu saja karena permasalahan dari desa satu ke desa
Bandung: Alfabeta.
Rajagrafindo Persada
Andi, Wahid. 2016. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Jakarta: Mitra Wacana
Media
Pers.
Grafindo Persada
Grafindo Persada.
Budaya
Remaja Rosdakarya
Oksinata, Hantisa. 2010. “Kritik Sosial dalam Kumpulan Puisi Aku Ingin Jadi
Sebelas Maret.
Edukasi.
Persada
FTEO UKSW.
CV Alfabeta.
Umam, Khaerul. 2021. Komunikasi & Public Relation. Jakarta : Pustaka Setia
Wood, J.T. (2012). Komunikasi Teori dan Praktik. Jakarta: Salemba Humanika.
DAFTAR PUSTAKA
Aan Komariah dan Djam’an Satori. (2017). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Alfabeta.
Afrizal, M.A. 2016. Metode Penelitian Kualitatif Sebuah Upaya Mendukung
Penggunaan Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu. Jakarta:
Rajagrafindo Persada
Andi, Wahid. 2016. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Jakarta: Mitra Wacana Media
Ardian Kresna, 2012. Mengenal Wayang Jogjakarta: Laksana
Bungin, Burhan. (2015). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : Rajawali Pers.
Cangara, Hafied. (2013). Perencanaan dan Strategi Komunikasi. Jakarta, PT Raja
Grafindo Persada
Cangara, H. (2014). Perencanaan dan Strategi Komunikasi. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Frianda, V., Hairunnisa., & Ghufron. (2018). Strategi komunikasi lembaga swadaya
masyarakat gerakan memungut sehelai sampah (LSM GMSS) dalam
mengkampanyekan larangan membuang sampah di sungai karang mumus
samarinda. eJournal Ilmu Komunikasi, 6(2), 43-57.
Haryanto. S. 1991. Seni Kriya Wayang Kulit. Penerbit : Grafiti. Jakarta
Ibrahim. 2015. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Jazuli, M. 2001. Paradigma Seni Pertunjukkan. Yogyakarta : Yayasan Lentera Budaya
Miles,M.B, Huberman,A.M, dan Saldana,J. 2014. Qualitative Data Analysis, A Methods
Sourcebook, Edition 3. USA: Sage Publications. Terjemahan Tjetjep Rohindi
Rohidi, UI-Press.
Misnawati, I.T. (2013). Strategi komunikasi pada kampanye perlindungan orangutan
oleh lsm centre for orangutan protection (cop) di samarinda, kalimatan timur.
eJournal Ilmu Komunikasi, 1(4), 135-149.
Moleong, Lexy J. (2017). Metode Penelitian Kualitatif, cetakan ke-36, Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya Offset
Mulyana, Deddy. 2012. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Nazir, Moh. (2014). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Ngalimun. (2017). Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar Praktis. Yogyakarta: PT Pustaka
Baru Pers
Oksinata, Hantisa. 2010. “Kritik Sosial dalam Kumpulan Puisi Aku Ingin Jadi Peluru
Karya Wiji Thukul: Kajian Resepsi Sastra”. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Pamela S. Schindler, 2006. Metode Riset Bisnis. Jakarta: PT Media Global Edukasi.
Ruslan, Rosady. 2016. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada
Soekanto, Soejono. 2012 Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Supriana Yolandi Ataupah. 2012. Analisis Panggilan Yahezkiel Sebagai Penjaga Israel
berdasarkan Teori Kritik Sosial. Salatiga : Program Studi Teologi FTEO UKSW.