Anda di halaman 1dari 2

Nama : Arsyi Ichsani

NPM : 18410046

Kelas : VII.02 (VII.B)

Mata Kuliah : Event Organizing

ULASAN ACARA FORDIS FISIP UNISRI 17 NOVEMBER 2020

Forum diskusi adalah salah satu acara yang diadakan oleh Fakultas Ilmu Sosial & Politik
(FISIP) Universitas Slamet Riyadi. Fordis ini ditayangkan langsung melalui kanal YouTube
FISIP UNISRI. Pada acara Fordis tanggal 17 November kemarin mengangkat tema “Pilkada,
Pandemi. Dan Potensi Golput di Solo pada Pilkada.” Acara yang dibawakan oleh Dosen Unisri,
Irawan Wibisono bersama dengan bintang tamu Roso Prajoko (Pengamat Politik & Penulis Buku
“Komunikasi Politik & Perilaku Golput”) & Yulianto Sudrajat (Ketua KPU Jawa Tengah),
Selain itu juga ada Hendri Wahyono (DKPP)

Pada saat pembawa acara memberikan pertanyaan kepada mbah Roso (Sebutan Roso
Prajoko) mengenai bukunya yang berjudul “Komunikasi Politik & Perlaku Golput”, mbah Roso
menjelaskan bahwa dasar dari bukunya adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh beliau di kota
Sragen pada tahun 2015. Penelitian tersebut didasari dengan pernyataan bahwa fenomena Golput
selalu meningkat dari tahun ke tahun. Trend Golput ini diawali di era Orde Baru. Hasil penelitian
tersebut menurutnya tidak jauh berbeda dengan pernyataan yang ia katakan. Menurut hasil
penelitiannya, fenomena Golput didasari faktor-faktor seperti kecewa pada partai politik & calon
yang selalu mereka katakan selalu tidak dapat diharapkan dari visi misi yang si calon bawa.
Selain itu, terdapat faktor domisili yang menyebabkan seseorang Golput. Faktor kedua adalah
sosialisasi yang kurang. Rata-rata tingkat sosialisasi yang dilakukan hanya ada di tingkat
Kabupaten & Kecamatan. Harusnya, menurut beliau sosialisasi harus dilakukan lewat Kepala
Keluarga. Fakor ketiga adalah terdapat ajakan memilih Golput, Masyarakat yang golput
mengajak orang-orang seperti tetangganya untuk ikut-ikutan Golput. Faktor terakhir adalah figur
kandidat yang biasa-biasa saja. Kecuali jika si calon termasuk tokoh dengan nama-nama yang
besar, maka masyarakat akan berbondong-bondong ke TPS.

Kemudian pada saat bapak Yulianto Sudrajat diberi kesempatan untuk berbicara, beliau
membantah riset-riset yang dilakukan oleh mbah Roso dalam bukunya. Satu hal dalam rangka
pemilu atau pilkada, KPU langsung mensosialisasikan kepada Kepala Keluarga, yaitu melalui
pencocokan data yang menurutnya mempunyai fungsi sosialisasi. Kegiatan tersebut diakhiri
dengan menempel stiker yang tertera tanggal pemilihannya. Kedua, ketika membagikan fomulir
C6. Disitu termasuk sosialisasi Pemilu secara langsung. Lalu ketika si pemilih ingin datang &
tidak datang tidak apa-apa karena hal tersebut adalah hak, bukan kewajiban. Meskipun begitu,
KPU selalu mendorong agar masyarakat menggunakan hak pilihnya agar hasil pemilu tersebut
memiliki hasil legitimasi yang lebih besar & baik. Indonesia termasuk negara yang memiliki
antusias yang tinggi dalam pemilu. Beliau memberi contoh Pemilu serentak 2019 presentasenya
mencapai 81%. Bahkan negara sebesar Amerika hanya memiliki tingkat partisipasi sebesar 50%.
Kedua, beliau juga menyanggah permasalahan domisili yang dikatakan mbah Roso, Yulianto
mengatakan bahwa saat ini, pemilihan bisa dilakukan di luar daerah tetap bisa dilakukan dengan
beberapa syarat seperti Pemilu serentak 2019 lalu.

Selain itu, beliau juga menambahkan bahwa Pilkada serentak di tahun ini, yang diadakan
di masa pandemi seharusnya sudah tidak perlu dijadikan alasan untuk Golput. KPU melalui
petugas TPS tiap pos sudah diberi himbauan untuk memberikan beberapa peraturan yang dapat
mengurangi potensi penularan virus COVID-19. Yaitu memberikan sarung tangan sekali pakai,
bilik suara yang dari 2 ditambah 4, dan pemberian tinta tidak dilakukan melalui dicelup, tetapi
dengan diteteskan. Dengan langkah-langkah yang dilakukan ini, KPU berharap bahwa Pilkada
akan berlangsung dengan selamat tanpa ada ketakutan yang dirasakan saat ini.

Anda mungkin juga menyukai