Anda di halaman 1dari 31

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/362265074

Nilai Guna Media Sosial bagi Mahasiswa di Perkotaan

Chapter · July 2022

CITATIONS READS

0 14

2 authors:

Muryanti Muryanti Aisyah Ariani


Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
51 PUBLICATIONS   29 CITATIONS    2 PUBLICATIONS   1 CITATION   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

The Strategy of Survival of Dayak Communities in Tanjung Maju Village, Sungai Laur, Ketapang District, Kalimantan Barat View project

All content following this page was uploaded by Muryanti Muryanti on 26 July 2022.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Kata Pengantar:
Dr. Mochamad Sodik, S.Sos., M.Si.
(Dekan FISHUM UIN Sunan Kalijaga)

Agus Saputro, M.Si.


(Sekretaris Prodi Sosiologi FISHUM UIN Sunan Kalijaga)

Bunga Rampai
Sosiologi dan Komunikasi
BUNGA RAMPAI SOSIOLOGI DAN KOMUNIKASI

Editor: Agus Saputro, M.Si.


Penata Sampul: Lisa Aditia Putra
Penata Isi: Tri Muryani

Penerbit:
Manggar Media
Munggur RT 06, No. 16, Srimartani Piyungan Bantul,
Yogyakarta 55792
WA: +62823377200478
E-mail: mediamanggar@gmail.com
Website: www.manggarmedia.com

laboratorium Sosiologi,
Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, UIN Sunan Kalijaga
Jl. Marsda Adisucipto, Papringan, Caturtunggal, Kec. Depok,
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281
Email: isoshum@uin-suka.ac.id
Instagram: @labsos_uinsuka

BUNGA RAMPAI SOSIOLOGI DAN KOMUNIKASI


Yogyakarta: Manggar Media, 2022
ix + 245 hlm, 15,5 x 23 cm

ISBN: 978-623-94594-2-0
Cetakan Pertama: Februari, 2022

ii Sosiologi dan Komunikasi


Kata Pengantar
Sekretaris Prodi Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora
UIN Sunan Kalijaga

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Alhamdulillah. Puji syukur atas kehadirat Allat SWT,
atas rahmat dan hidayahnya sehingga dapat diterbitkan buku
bunga rampai “Sosiologi dan Komunikasi”. Buku ini merupakan
kumpulan tulisan civitas Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu
Sosial & Humaniora (FISHUM) dan Program Pascasarjana UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta. Saya ucapkan selamat terkhusus
untuk Dr. Muryanti, M.A, selaku Kepala Program Studi Sosiologi
sekaligus berperan sebagai reviewer atas artikel-artikel di dalam
buku ini sehingga layak untuk diterbitkan. Karya ini bentuk
kolaborasi antara dosen dan mahasiswa, sekaligus output nyata
dari proses pembelajaran.
Terbitnya buku ini sebagai bentuk kontribusi kaum
akademisi dalam merespon perkembangan teknologi informatika
khususnya terkait komunikasi, melalui sudut pandang sosiologis.
Isu-isu problematika komunikasi yang diangkat dalam buku ini
sangat manarik dan kekinian. Di era globalisasi, batas jarak dan
waktu antar manusia seakan tidak ada lagi. Manusia diberbagai
belahan dunia dihubungkan oleh teknologi informatika kapanpun
mereka inginkan. Kondisi perkembangan teknologi informatika
yang serba canggih ini, manusia dihadapkan pada banyak pilihan
akan alat, bentuk dan cara komunikasi. Kecanggihan teknologi
informatika harusnya manusia semakin dimudahkan dalam
melakukan aktivitas terkhusus komunikasi, akan tetapi pada
kenyataannya problematika komunikasi juga semakin kompleks.

Sosiologi dan Komunikasi iii


Komunikasi tidak hanya sebatas penyampaian informasi
antar manusia. Dalam buku ini komunikasi dikaitkan dengan
berbagai isu yang menyertai. Praktik-praktik komunikasi dengan
berbagai caranya, telah memberikan dampak ekonomi, politik,
sosial dan budaya pada masyarakat. Adapun poin penting dalam
buku ini, laju berkembangnya peradaban manusia tidak terlepas
dari masalah komunikasi. Komunikasi dan isu yang menyertainya
berkembang seta berubah mengikuti perkembangan jamannya.
Meski berkembang dan berubah, rentetan komunikasi dan
masalah yang menyertai dapat dirunut dari waktu ke waktu.
Sehingga, artikel dalam buku ini diharapkan mampu memberi
kontribusi dalam pengembangan keilmuan di masa yang akan
datang.
Sekali lagi kami ucapakan selamat atas terbitnya Buku
Bunga Rampai “Sosiologi dan Komunikasi”. Semoga dengan
terbitnya buku ini mampu menginspirasi civitas UIN Sunan
Kalijaga pada khususnya, untuk dapat berkontribusi dalam
bidang ilmu demi kehidupan yang lebih baik. Terimakasih
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, Januari 2022

Sekretaris Prodi Sosiologi


Agus Saputro, M.Si.

iv Sosiologi dan Komunikasi


Kata Pengantar
Dekan
Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora
UIN Sunan Kalijaga
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Sosiologi Komunikasi merupakan kajian yang sangat menarik
bagi akademisi sosial. Kajian ini membahas bagaimana interaksi antar
individu, individu dengan kelompok, serta bagaimana dampaknya.
Beberapa hal penting dalam kajian Sosiologi Komunikasi antara
lain ialah etika komunikasi, interaksi komunikasi, serta bagaimana
komunikasi masyarakat hari ini memanfaatkan perkembangan
teknologi. Buku bunga rampai dengan “Sosiologi dan Komunikasi”
oleh Prodi Sosiologi memberikan kontribusi pemikiran terhadap
kajian Sosiologi Komunikasi.
Di Indonesia sendiri, kajian mengenai Sosiologi Komunikasi
mengalami berbagai dinamika dan pembaharuan seiring dengan
berkembangnya teknologi informasi. Media komunikasi juga
mengalami pertumbungan yang sangat pesat, ditandai dengan
lahirnya berbagai jenis media sosial, baik Facebook, Instagram,
YouTube, Whatsapp, Gmail, dan lain sebagainya. Bahkan media
komunikasi diperkirakan akan terus mengalami perkembangan
seiring dengan kecanggihan teknologi itu sendiri. Perkembangan ini
memberikan dampak dan perubahan yang sangat luar biasa pada
interaksi dan kehidupan masyarakat, sekaligus menjadikan kajian
Sosiologi Komunikasi semakin kompleks.
Sosiologi Komunikasi ialah kajian multidisipliner antara
kajian ilmu sosial dan kajian ilmu komunikasi. Kajian ini melihat
bahwa komunikasi merupakan proses memaknai informasi yang
disampaikan oleh seseorang untuk orang lain atau untuk kelompok.
Lebih dalam lagi, Sosiologi Komunikasi juga melihat bagaimana

Sosiologi dan Komunikasi v


gerak-gerik, sikap, perilaku, cara seseorang menyampaikan informasi
dan yang lainnya merespon hal tersebut. Berkembangnya teknologi
informasi melahirkan logika teknologi yang membentuk cara berfikir
dan bersikap masyarakat. Sehingga, kajian Sosiologi Komunikasi
merupakan kajian yang sangat kontekstual dengan keadaan saat ini.
Secara pribadi, saya sangat bangga dengan lahirnya buku ini
sebagai salah satu kontribusi keilmuan di bidang sosial. Apalagi karya
dalam buku ini merupakan hasil kolaborasi antara dosen dengan
mahasiswa yang memuat tema-tema yang sangat menarik, misalnya
kolaborasi penelitian antara Dr. Muryanti, M.A. selaku Ketua Prodi
Sosiologi sekaligus Dosen Prodi Sosiologi dengan mahasiswinya
saudari Aisyah Ariani Safri’ah. Tulisan dengan judul “Nilai Guna
Media Sosial Bagi Mahasiswa di Perkotaan” merupakan tema yang
sangat kontekstual. Media sosial hari ini tidak bisa dilepaskan dari
kehidupan mahasiswa di perkotaan yang sangat dekat dengan sarana
prasarana teknologi. Lebih jauh, dalam buku ini, kajian komunikasi
juga dikaitkan dengan berbagai isu yakni ekonomi, politik, sosial dan
budaya pada masyarakat.
Maka dari itu, saya mengucapkan selamat kepada Dr.
Muryanti, M.A, selaku Ketua Program Studi Sosiologi beserta tim serta
mahasiswa dan mahasiswi yang ikut terlibat menuangkan pemikiran
ilmiahnya dalam buku ini. Selamat dan sukses atas terbitnya satu lagi
karya kolaboratif dosen dan mahasiswa yakni buku bunga rampai
“Sosiologi dan Komunikasi”. Semoga buku ini menjadi inspirasi
karya-karya ilmiah selanjutnya dan semoga dengan terbitnya buku ini
mampu menginspirasi civitas UIN Sunan Kalijaga pada khususnya,
untuk dapat berkontribusi dalam bidang ilmu sosial. Dalam buku ini
terdapat 13 judul tulisan yang bisa dinikmati oleh pembaca. Terakhir
saya mengucapkan: “Selamat membaca! Semoga pembaca dapat
mengambil manfaat dari buku ini. Amin.”
Wassalamualaikum Wr.Wb.

Yogyakarta, Januari 2022

Dekan FISHUM
Dr. Mochamad Sodik, S.Sos., M.Si.

vi Sosiologi dan Komunikasi


Daftar Isi
Kata Pengantar iii
Agus Saputro M.Si.
Sekretaris Prodi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora

Kata Pengantar v
Dr. Mochamad Sodik, S.Sos., M.Si.
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga

Nilai Guna Media Sosial 1


Bagi Mahasiswa Di Perkotaan
Muryanti
Aisyah Ariani Safri’ah

Manfaat dan Risiko 19


Penggunaan Media Sosial
Instagram Sebagai Proses Interaksi Sosial
Kanita Khoirun Nisa

Pengaruh Media Sosial Instagram 33


Sebagai Media Informatif Bagi Remaja Generasi Z
Vinda Rismaputri

Konflik Pendirian 45
The Panorama Resort Penggundulan Bukit Gedang,
Seyegan, Sleman
Aulia Rachma Diah

Sosiologi dan Komunikasi vii


Proses Dan Fungsi Peran Lembaga Media 55
Dan Komunikasi Pada Organisasi Ikatan Pelajar
Muhammadiyah
Izzatul Himmah

Tes Wawasan Kebangsaan KPK 69


Dalam Bingkai Media:
Studi Framing Dalam Film Dokumenter The Endgame
Annidaul Aula

Kontra-Narasi Ideologi Ekstremisme 97
Di Media Sosial: Studi Pada Akun
@Muslimunitedofficial
Dwi Kartika Kusuma Wardani

Islamic Center Mataram 107


Sebagai Wisata Religi
Abdurrazak

Instagram @Mardiguwp 117


Dalam Menyoroti Pemerintah
Bayu Aribowo

Konstruksi Media Atas 143


Permendikbud Nomor 30 Tahun 2021
Auliya Ihza Husnudldlon

Dramaturgi Instagram @Giring 169


Menuju Pemilihan Presiden 2024
Muhammad Revi Hari Prajanto

Personal Branding Dan Media Sosial: 187
Dramaturgi Ganjar Pranowo Di Media Sosial Tiktok
Kholimatus Nadia

viii Sosiologi dan Komunikasi


Pemberdayaan Masyarakat 211
Melalui Pengenalan Konsep Ecobrick
Sebagai Upaya Pengelolaan Limbah Plastik
Di Dusun Pulegundes Gunungkidul
Nanda Hasibuan, Nur Kholisoh, Nurma Rafiki, Faiz Hanindra,
Gilang Ramadhan, Ramadhan Widiantoro, Prafastara Achmad
Bagus N.

Peran Media Televisi 229


Dalam Upaya Sosialisasi Pemahaman Masyarakat
Tentang Bahaya Covid-19
Eny Rahmawati

Sosiologi dan Komunikasi ix


NILAI GUNA MEDIA SOSIAL BAGI MAHASISWA DI
PERKOTAAN

Muryanti
Aisyah Ariani Safri’ah
Prodi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, UIN Sunan Kalijaga
Email: muryanti@uin-suka.ac.id: aisyahariani.safriah@gmail.com

ABSTR AK
Pada awalnya interaksi sosial dilakukan secara langsung antara
komunikan satu dengan yang lain. Perkembangan media sosial
menjadikan interaksi sosial terjadi secara tidak langsung atau tatap
muka. Sebagaimana ciri dari media massa adalah memfasilitasi
komunikasi yang tidak bisa diselenggarakan secara langsung antara
komunikan. Media sosial menjadikan timeless time and space are flow.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif research, penggalian
data dengan menggunakan cara observasi dan wawancara. Subyek
penelitian dilakukan terhadap kurang lebih 60 orang mahasiswa
generasi muda yang aktif menggunakan media sosial. Hasil penelitian
menunjukan media sosial yang banyak digunakan oleh generasi muda
adalah WhatsApp, Facebook, Instagram dan Youtube. Penggunaan
media sosial bagi mahasiswa untuk memperoleh jenjang pertemanan
guna membangun komunikasi bersama, membangun identitas diri
dan instropeksi dengan adanya like, komen dan jumlah follower yang
dimilikinya. Namun demikian, walaupun interaksi online mereka
lakukan layaknya komunikasi langsung. Berinteraksi secara langsung
tetap disukai oleh mayoritas generasi milenial. Mengingat dalam
media sosial yang ditampilkan lebih banyak pencitraan dari realitas
yang sebenarnya dalam bentuk berita hoax.
Kata Kunci: Makna, Media sosial, Masayarakat, Digital

PENDAHULUAN
Interaksi sosial memegang peran penting dalam kehidupan
manusia melalui komunikasi untuk mencapai tujuan bersama.
Interaksi sosial dapat dilihat dari relasi yang terjadi antar individu,
kelompok dengan individu maupun antar kelompok manusia. Kimball

Sosiologi dan Komunikasi 1


Young dan Raymond W. Mack menyebut bahwa interaksi sosial
menjadi penentu dari kehidupan sosial manusia. Interaksi sosial dapat
terjadi jika memunculkan hubungan timbal balik di antara kedua
belah pihak. Sedangkan hubungan timbal balik diperoleh dari kerja
sama dan berbicara (Mhd Ihsanullah & Hesti Asriwandari, 2016).
Interaksi sosial merupakan proses dimana gerak, fisiologi individu,
dan pertimbangan yang logis dan secara sadar dilakukan sehingga
dapat mempengaruhi orang lain, begitupun sebaliknya. Intensitas
interaksi sosial yang dilakukan akan menentukan nilai dari perilaku
seseorang (Jonathan H. Turner, 1988). Oleh sebab itu, interaksi sosial
memungkinkan aktor membuat perubahan pada sistem sosial.
Seiring dengan perkembangan zaman pola interaksi sosial
juga mengalami perubahan. Hal tersebut merupakan dampak dari
perubahan sosial yang terjadi di masyarakat. Suatu keadaan dikatakan
sebagai sebuah perubahan sosial apabila dapat mempengaruhi segala
lini kehidupan. Menurut Gillin & Gillin, perubahan sosial merupakan
sebuah perubahan yang disebabkan oleh berbagai unsur, seperti
kultur, ideologi, temuan baru, perubahan geografis dan komposisi
penduduk (Joan Hesti Purwasih & Sri Muhammad Kusumantoro,
2018). Sementara itu, Selo Soemardjan mendefinisikan perubahan
sosial sebagai perubahan yang menitikberatkan pada lembaga
kemasyarakatan yang berpengaruh pada sistem sosial masyarakat.
Perubahan ini meliputi sikap, nilai dan perilaku pada kelompok
masyarakat tersebut (A.S Cahyono, 2016).
Dari definisi tersebut dapat dilihat bahwa perubahan sosial
berpengaruh pada pola interaksi. Sebagai contoh adalah interaksi
sosial yang awalnya mengharuskan pertemuan langsung kini dapat
dilakukan melalui genggaman tangan atau secara online. Salah satu
penikmat interaksi online adalah para pemuda. Hal tersebut didukung
oleh perkembangan teknologi yang semakin maju. Ditambah lagi
para pemuda memiliki kepekaan yang tinggi untuk menggunakan
dan menyesuaikan diri terhadap teknologi baru yang hadir di tengah
masyarakat. Interaksi sosial menjadi lebih mudah dilakukan dalam
skala besar, baik oleh individu maupun kelompok yang ditandai
dengan munculnya era new media. Selain kemudahan komunikasi,
pengguna juga dapat merasakan kemudahan konsumsi informasi,
menyuarakan pendapat dan aksesibilitas terhadap teknologi dengan
biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan zaman sebelumnya.

2 Sosiologi dan Komunikasi


Pada masa ini masyarakat mengandalkan internet dan media sosial
sebagai salah satu produk dari era new media.
Internet merupakan mesin pencarian informasi utama yang
digunakan masyarakat saat ini. Pada tahun 2017 pengguna internet
di Indonesia mencapai angka 143,26 juta jiwa dari total penduduk
sejumlah 262 juta jiwa. Berdasarkan komposisi usianya, penetrasi
pengguna internet pada tahun tersebut didominasi oleh kelompok
usia 13-18 tahun sejumlah 75,50% dan disusul kelompok 19-34 tahun
sebesar 74,23%. Secara umum, di tahun 2017 pengguna memanfaatkan
internet untuk mengakses berbagai layanan, namun kebutuhan yang
paling besar adalah chatting sebesar 89,35% dan media sosial sebesar
87,13% (APJII, 2017). Kemudian pada tahun 2018, pengguna internet
mengalami kenaikan dengan penetrasi sejumlah 171.176.716,8 juta
jiwa yang mengalami kenaikan sebesar 10,12% dibandingkan tahun
sebelumnya. Pada tahun ini pengguna internet didominasi oleh
kelompok usia 15-19 tahun dengan total persentase sebesar 91% pada
kelompok usia tersebut, kemudian disusul kelompok usia 20-24 tahun
dengan persentase pengguna sebesar 88,5%. Secara keseluruhan,
tujuan penggunaan internet dari tahun lalu hingga tahun ini pun
masih sama, yaitu untuk komunikasi melalui pesan sebesar 24,7% dan
18,9% (APJII, 2018). Terakhir adalah penetrasi pengguna internet di
Indonesia pada tahun 2019-2020 yang meningkat menjadi 196,71 juta
jiwa dari total penduduk Indonesia sebesar 266,91 juta jiwa. Hal ini
menunjukkan bahwa akses internet di Indonesia telah menjangkit
lebih dari 73,7% penduduk Indonesia. Berbeda dengan alasan
penggunaan internet pada tahun-tahun sebelumnya, di tahun 2019-
2020 ini alasan penggunaan internet mengalami perubahan, yaitu
media sosial sebesar 51,5% dan 32,9% (APJII, 2018).
Media sosial menjadi pilihan banyak orang untuk melakukan
komunikasi saat ini. Pemanfaatan media sosial sebagai alat komunikasi
menunjukkan karakteristik sebagai masyarakat informasi. Selama
tahun 2019-2020 media sosial yang sering diakses adalah Facebook,
Instagram, Youtube, dan WhatsApp sebagai media sosial sekaligus
aplikasi panggilan video dan berkirim pesan (APJII, 2020). Ditambah
lagi, pada tahun 2020 dunia mengalami situasi pandemi, yang
menyebabkan berbagai kegiatan menggunakan media sosial. Hal
ini ditunjukkan dengan meningkatnya pengguna internet sebesar
202,6 juta jiwa dan pengguna aktif media sosial di tahun 2020 yang

Sosiologi dan Komunikasi 3


berjumlah 160 juta jiwa menjadi 170 juta jiwa di tahun 2021. Pada
tahun 2021 pengguna media sosial didominasi oleh kelompok usia
24-34 dan disusul kelompok usia 18-24 tahun. Hal ini menunjukkan
bahwa media sosial memiliki peranan yang kuat dalam kehidupan saat
ini, terlebih bagi para anak muda. Sedangkan dari total pengguna yang
berusia 16-24 tahun, media sosial yang sering diakses adalah Youtube
(93,8%), WhatsApp (87,7%), Instagram (86,6%), Facebook (85,5%),
dan Twitter (63,6%) dengan multi akses atau seorang pengguna tidak
hanya menggunakan satu media sosial saja (We are Social, 2021).
Meningkatnya pengguna menjadi sesuatu yang menarik,
karena menunjukkan perubahan interaksi antar individu. Oleh karena
itu, tulisan ini hendak mengkaji tentang makna media sosial bagi
anak muda, serta keuntungan dan kerugian yang diperoleh dengan
menggunakan media sosial tersebut saat ini.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yaitu salah
satu metode penelitian yang didefinisikan sebagai proses penelitian
yang berusaha menafsirkan makna sebuah peristiwa atau kejadian
yang melibatkan interaksi manusia dalam konteks sosial tanpa
menggunakan prosedur statistik (Moleong, 2018). Metode penggalian
data dilakukan dengan cara menggunakan teknik observasi dan
wawancara untuk mengetahui bagaimana makna bisa terbentuk
dalam proses penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.
Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap
mahasiswa Prodi Sosiologi yang menggunakan media sosial terkait
bagaimana interaksinya dengan media sosial, media sosial apa saja
yang mereka gunakan dan berapa jumlahnya serta seberapa penting
media sosial tersebut membantu menyelesaikan permasalahannya
sehingga bisa diketahui makna media sosial tersebut bagi mereka.
Wawancara mendalam dilakukan kepada 10 orang informan dari 60
orang total informan yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak 60
informan. Wawancara mendalam dilakukan untuk lebih mengetahui
secara mendalam tentang arti pentingnya media sosial serta bagaimana
proses melakukan pemaknaan dari penggunaan media sosial tersebut.

4 Sosiologi dan Komunikasi


HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Media Sosial yang Digunakan Mahasiswa
Saat ini telah banyak media sosial yang dikembangkan untuk
digunakan masyarakat luas. Media sosial tersebut memiliki fungsi
tertentu sesuai dengan fitur dan spesifikasi tergantung kebutuhan
mahasiswa, antara lain:
a. WhatsApp
WhatsApp menjadi media sosial yang paling banyak
digunakan oleh mahasiswa, yaitu sebanyak 52 orang. Berbagai alasan
mendasari mahasiswa-mahasiswa tersebut menggunakan media
sosial ini, seperti: alat komunikasi utama, menjadi media bertukar
informasi, mudah digunakan, tetap dapat dipakai meskipun jaringan
kurang mendukung, dan terdapat berbagai fitur pendukung (pesan
suara, pengiriman foto, video dan dokumen, dapat digunakan untuk
membuat status atau story). Selain itu, WhatsApp juga memiliki fitur
grup chat yang mampu menampung lebih dari 200 peserta, sehingga
memungkinkan untuk dilakukan diskusi bersama. Terakhir, alasan
mahasiswa menggunakan aplikasi ini karena WhatsApp bersifat
pribadi.
b. Facebook
Media sosial yang tidak kalah banyak penggunanya adalah
Facebook. Media sosial ini digunakan oleh 48 mahasiswa. Mereka
menggunakan Facebook sebagai media komunikasi dengan teman
dan bertukar pesan, membaca berita, karya-karya penulis dan
membuat catatan. Facebook juga mereka gunakan untuk membangun
pertemanan dengan pengguna lain. Selain itu, Facebook juga dilengkapi
dengan berbagai fitur menarik dan dapat digunakan meskipun
hanya memiliki sedikit kuota internet. Facebook juga menjadi media
nostalgia karena di sana terdapat kenangan lama. Selain itu mahasiswa
menggunakan Facebook untuk membagikan informasi jasa dan
melihat drama korea. Terakhir, Facebook memiliki kemampuan
dalam pencarian identitas orang lain tanpa kita melakukan add friend
atau menambahkannya sebagai teman.
c. Instagram
Instagram menjadi aplikasi popular ketiga di kalangan
mahasiswa dengan jumlah 47 orang pengguna. Daya tarik utama
aplikasi ini adalah visualisasi gambar dan video dan memiliki jangkauan
yang luas. Oleh karena itu, mahasiswa menjadikan Instagram sebagai

Sosiologi dan Komunikasi 5


media hiburan dan bisnis. Jenis unggahan yang dicari mahasiswa
berupa trailer film, aktivitas keseharian idola, serta motivasi dan fakta
unik. Informasi terbaru dan respon yang diberikan di aplikasi ini pun
cepat beredar. Ditambah lagi adanya fitur efek kamera, caption yang
dapat ditulis dengan panjang, serta aplikasi yang mudah digunakan
menjadi nilai tambah. Mahasiswa biasanya menggunakan media sosial
ini untuk eksis dan menampilkan dirinya di depan umum, meskipun
terdapat fitur privat account/akun pribadi yang membatasi orang-orang
untuk melihat unggahan di akun tersebut.
d. Youtube
Media sosial ketiga adalah Youtube yang digunakan oleh
30 orang mahasiswa. Youtube menyediakan berbagai jenis konten
berbasis video. Mahasiswa menggunakan media sosial ini sebagai
media hiburan, mempelajari materi perkuliahan dan tutorial. Mereka
juga menggunakannya untuk menghabiskan kuota internet yang akan
mencapai tanggal batas pemakaian. Mahasiswa menganggap bahwa
dengan melihat video melalui Youtube membuat mereka lebih mudah
memahami sesuatu dibandingkan dengan membaca artikel. Selain itu,
dalam media sosial ini terdapat fitur tonton nanti yang memungkinkan
untuk membuat wishlist.
e. Line
Media sosial keempat adalah Line dengan pengguna sebanyak
26 orang mahasiswa. Line mereka pilih karena memudahkan
komunikasi dan berkirim pesan, ditambah banyak stiker lucu yang
dapat digunakan. Selain itu, mereka menggunakan aplikasi ini untuk
melihat berita terkini yang valid dan tips-tips bermanfaat.
f. Twitter
Media sosial ini digunakan oleh 23 orang mahasiswa.
Mahasiswa cenderung menggunakan media sosial ini untuk melihat
kicauan politisi dan artis, karena twitter menjadi wadah tokoh terkenal.
Fitur yang tersedia pun sederhana. Salah satunya adalah hastag atau
trending topic untuk memudahkan mereka melihat berita yang terbaru
di dunia. Oleh sebab itu, berita-berita yang ada di twitter sangat update.
Selain itu, twitter bisa dengan cepat membagikan tulisan. Terakhir,
media sosial ini menyediakan informasi beasiswa dan konten-konten
yang mendidik dan berbobot.
g. E-mail
Aplikasi ini digunakan oleh 17 mahasiswa untuk mengakses

6 Sosiologi dan Komunikasi


media sosial. Selain itu, mereka menggunakan e-mail untuk bertukar
surat atau pesan pribadi mengenai permasalahan yang penting. Aplikasi
ini mengandung fitur cc dan bcc yang memudahkan mahasiswa ketika
akan mengirim e-mail kepada banyak orang. Selain itu, e-mail juga
digunakan sebagai wadah untuk mengumpulkan tugas.
h. Google
Mahasiswa menggunakan Google untuk mencari berbagai
informasi dengan cepat, seperti informasi mengenai hiburan dan
Pendidikan. Selain itu, Google juga menyediakan foto-foto yang
beragam sesuai dengan pencarian. Mahasiswa yang menggunakan
Google sebanyak 8 orang.
i. BBM
BBM atau BlackBerry Messenger tidak asing lagi ditelinga kita
dan saat ini masih digunakan oleh 5 orang mahasiswa. Alasannya
karena masih banyak teman dan keluarga yang memakai aplikasi
chatting tersebut. Namun tidak hanya digunakan untuk chatting saja,
mahasiswa menggunakan BBM untuk melakukan panggilan. Mereka
merasa bahwa BBM memudahkan dalam mengelola grup dan
memiliki fitur yang bagus untuk bisnis.
j. Wattpad
Mahasiswa menggunakan aplikasi ini untuk membaca dan
mengunggah novel atau tulisan. Selain itu, Wattpad juga digunakan
untuk melakukan interaksi dengan penulis secara langsung. Mahasiswa
yang menggunakan aplikasi ini sebanyak 3 orang.
k. Blog
Saat ini blog digunakan oleh 2 orang mahasiswa. Mereka
menggunakan blog untuk melakukan promosi dan pembelian barang.
l. Koran
Koran digunakan oleh mahasiswa untuk membaca berita-
berita terbaru. Penggunanya sebanyak 1 orang mahasiswa.
m. Telegram
Aplikasi media sosial dipakai karena lebih mudah digunakan.
Telegram digunakan oleh seorang mahasiswa.
n. Messenger
Messenger digunakan oleh mahasiswa untuk melakukan
komunikasi dengan teman-teman Facebook dengan mudah.
Messenger juga digunakan oleh seorang mahasiswa saja.

Sosiologi dan Komunikasi 7


Pentingnya Media Sosial Bagi Mahasiswa
1. Berdasarkan Jumlah Pengikut/Followers
Media sosial memungkinkan penggunanya memperoleh
jejaring pertemanan dan membangun komunikasi bersama orang baru
dengan lebih luas. Hal tersebut didukung oleh fitur menambah teman
(add friend) atau mengikuti ( follow)/mengikuti kembali ( follow back).
Bagi sebagian mahasiswa jumlah pengikut atau teman di media sosial
tidak penting. Terdapat beberapa alasan yang dikemukakan, yaitu
kebermanfaatan media sosial untuk membagikan karya dan konten
positif, sebagai tempat berekspresi, serta sarana komunikasi. Selain
itu, terdapat mahasiswa yang lebih mementingkan like/komentar
dari pengguna lain, dibandingkan dengan jumlah pengikut karena
belum tentu mengenal semua pengikut di akun tersebut. Meskipun
media sosial merupakan tempat terbuka bagi semua orang, namun
terdapat mahasiswa yang lebih nyaman dengan sedikit pengikut
karena ingin lebih privat. Disamping itu terdapat banyak mahasiswa
yang ingin memiliki banyak pengikut. Mereka melakukan berbagai
cara agar menaikkan jumlah pengikut, seperti membeli followers, aktif
memberikan komentar dan like di akun lain, meminta follow back
dengan mengirim pesan kepada pengguna lain atau meminta secara
langsung dan menyebut (mention) orang lain di sebuah postingan agar
mendapat pengikut baru.
2. Manfaat Teman di Media Sosial
Teman di media sosial memiliki peran beragam. Pertama, kita
dapat mengetahui keadaan orang lain yang tidak berada di dekat kita
dengan cepat dan mendapatkan berbagai informasi yang dibagikan
di laman media sosial. Kedua, media sosial merupakan tempat untuk
mendapatkan pengakuan, eksistensi dan popularitas diri. Ketiga,
media sosial menjadi sarana belajar yang menyediakan berbagai ilmu
pengetahuan, seperti bahasa asing. Keempat, tempat untuk mencari
pasangan. Kelima, teman di media sosial berperan dalam interaksi
melalui like, komentar, pesan dan story/status yang kita buat di media
sosial.
3. Like dan Komentar di Media Sosial
Like dan komentar merupakan respon yang dilakukan oleh
pengguna media sosial terhadap unggahan orang lain maupun
unggahan pribadinya. Terdapat mahasiswa menganggap Like dan
komentar menjadi salah satu tolak ukur postingan, solidaritas

8 Sosiologi dan Komunikasi


pertemanan, sebagai sarana untuk introspeksi diri atau hanya
iseng saja. Mahasiswa umumnya memberi Like pada unggahan
yang menarik, unik, memiliki nilai dan makna bagi orang lain,
menginspirasi, terdapat unggahan yang menandainya dan memiliki
emosi seperti yang dirasakan, seperti senang atau sedih. Kemudian
komentar digunakan mahasiswa untuk memberikan kritik, media
komunikasi, mengucapkan selamat dan untuk meramaikan media
sosial.

4. Komunikasi Melalui Media Sosial


Tidak dapat dipungkiri perkembangan teknologi membawa
dampak pada interaksi dan komunikasi di masyarakat. Misalnya
saja mahasiswa yang sudah tidak asing dengan berbagai model
komunikasi melalui media sosial. Terdapat mahasiswa yang
melakukan komunikasi online setiap saat untuk berinteraksi dengan
keluarga dan teman. Namun ada juga mahasiswa yang membatasi
sesuai dengan kebutuhan atau ketika tidak tersambung dengan wifi.
Di samping itu banyak juga mahasiswa yang membatasi komunikasi
secara online dengan alasan lain. Misalnya aturan pondok pesantren
yang melarang penggunaan smartphone, menggunakannya saat liburan
dan ingin membagikan momen, dalam kondisi darurat, hanya saat
dibutuhkan atau sedang luang pada sore atau malam hari, serta untuk
menyelesaikan pekerjaan dan tugas kuliah.
Berbeda dengan komunikasi online, komunikasi offline dilakukan oleh
mahasiswa tidak memiliki paket data internet, saat makan bersama
teman atau berkumpul dengan teman, keluarga dan tetangga. Selain
itu mereka berinteraksi langsung ketika ada masalah penting. Akan
tetapi terdapat mahasiswa yang setiap hari melakukan interaksi
langsung, namun sesuai dengan kebutuhannya.
5. Kenyamanan Saat Melakukan Interaksi
Selain metode komunikasinya, mahasiswa juga mempertimbangkan
kenyamanan dalam melakukan interaksi. Interaksi melalui online lebih
mudah dan dapat dilakukan dimana saja, serta dapat menghubungkan
dengan banyak orang. Selain itu interaksi online lebih nyaman ketika
akan mengungkapkan banyak hal sekaligus meminimalisir resiko
menyakiti perasaan orang lain karena dapat disetting sesuai dengan
keinginan. Akan tetapi mayoritas mahasiswa ternyata lebih nyaman
ketika berinteraksi secara langsung. Terdapat beberapa faktor yang

Sosiologi dan Komunikasi 9


melatarbelakangi hal tersebut, seperti tidak menghabiskan kuota
internet, interaksi yang dilakukan lebih intens, dapat dilakukan dalam
waktu yang lebih lama dan mengurangi kesalahpahaman. Selain itu,
dengan melakukan interaksi langsung mahasiswa tahu persis dengan
siapa ia berinteraksi sehingga tidak menimbulkan kebohongan.
6. Interaksi Melalui Media Sosial
Kemudian jika melihat untung rugi suatu interaksi, interaksi online
memiliki sisi positif dan negatifnya dalam prosesnya. Interaksi
online memungkinkan informasi cepat diperoleh, dapat berinteraksi
dengan orang di dalam dan luar negeri, terdapat fitur emoticon
untuk menampilkan ekspresi kepada orang lain, mudah dan fleksibel,
serta tidak terikat ruang dan waktu. Sedangkan dampak negatif
interaksi online yaitu menciptakan jarak dengan orang lain, terjadinya
hiperealitas dan manipulasi, menimbulkan rasa malas dan lupa waktu,
adanya kemungkinan dalam melakukan pelanggaran privasi, biaya
yang dikeluarkan lebih tinggi dan memecah fokus.
Tidak jauh berbeda dengan interaksi online, interaksi offline
juga memiliki dampak positif dan negatif yang ditimbulkan. Interaksi
offline atau interaksi secara langsung dapat mempererat silaturahmi
dan hubungan dengan orang lain. Selain itu, dengan melakukan
interaksi langsung masalah yang terjadi dapat diselesaikan dengan
cara musyawarah karena komunikasi lebih jelas dilakukan, sehingga
semua pihak mampu menerima keputusan. Selain itu, interaksi
yang terjadi juga menjadi lebih intim dan minim manipulasi karena
dilakukan dengan tatap muka. Interaksi langsung juga membuat
aktor lebih ekspresif, tidak dibatasi dengan karakter dan kalimat,
mengurangi resiko sakit mata, serta tidak membutuhkan biaya.
Sedangkan dampak negatif dari interaksi offline menyebabkan
seseorang dapat marah atau kesal ketika mendapat tanggapan yang
tidak sesuai dengan keinginannya dan dapat memicu konflik yang
lebih besar dibandingkan dengan konflik di media sosial. Interaksi
yang dilakukan terbatas ruang dan waktu, sehingga menjadi tidak
fleksibel dan menyita banyak waktu. Interaksi offline juga tidak dapat
dilakukan dengan orang-orang yang berjarak jauh. Terakhir, interaksi
ini juga membuat seseorang merasa malu untuk menyampaikan
pendapatnya apabila tidak memiliki kemampuan komunikasi yang
baik, serta memungkinkan adanya sikap acuh kepada orang lain.

10 Sosiologi dan Komunikasi


Media Sosial Selama Pandemi Covid-19
Media sosial membawa peran penting dalam interaksi dan
komunikasi dalam masyarakat. Media sosial merujuk pada media baru
yang melibatkan partisipasi aktif dari penggunanya. Bagi mahasiswa,
khususnya, media sosial sulit dipisahkan dari kehidupan sehari-hari
karena tuntutan zaman yang terus berkembang. Saat ini kita dituntut
untuk melakukan segala sesuatu dalam waktu cepat dan adanya media
sosial menjadi solusi agar pekerjaan tertentu dapat diselesaikan secara
efektif dan efisien. Media sosial memiliki peran dasar dalam pencarian
informasi, sarana untuk melakukan komunikasi dan interaksi sosial,
dan membangun relasi yang berada jauh dari kita, baik skala nasional
maupun internasional. Perannya sebagai wadah komunikasi dan
interaksi sosial ini memungkinkan seseorang mampu menekan
akomodasi atau biaya ketika melakukan komunikasi secara langsung.
Tidak berhenti sampai di sana, media sosial juga berperan dalam
pembuatan janji temu yang memudahkan penyebaran informasi
secara digital. Keadaan tersebut terus berlangsung hingga pada tahun
2020 muncul pandemi Covid-19.
Pandemi Covid-19 membawa perubahan terhadap pola interaksi
dan komunikasi. Kemudian, aturan, prosedur dan pedoman yang
umumnya dibuat secara langsung berubah menjadi serba online. Hal
ini menjadi implementasi kebijakan physical distancing yang ditetapkan
oleh pemerintah. Tujuannya untuk menekan angka penyebaran
Covid-19 yang dapat ditransmisikan melalui kontak langsung. Dengan
perubahan drastis yang terjadi di segala aspek kehidupan, penggunaan
media sosial menjadi pilihan tepat untuk mengoptimalkan sistem
pemerintahan, pendidikan, ekonomi dan sosial agar dapat berjalan.
Akibatnya, terlihat pada penggunaan media sosial di kehidupan
sehari-hari.
Pada masa pandemi Covid-19, hampir semua ruang publik
memanfaatkan media sosial sebagai media komunikasi massal. Media
sosial menjadi kebutuhan primer untuk memenuhi segala aspek
kehidupan jika dibandingkan dengan masa sebelum pandemi terjadi,
baik yang bersifat pribadi maupun kelompok. Hal ini juga dialami
oleh mahasiswa yang mengalami peningkatan intensitas penggunaan
media sosial. Ditambah lagi adanya kebijakan di rumah saja dan Work
from Home (WFH), yang menyebabkan berbagai fasilitas publik di
tutup. Salah satunya aktivitas pembelajaran di kampus yang berubah

Sosiologi dan Komunikasi 11


dari tatap muka menjadi daring. Mahasiswa menggunakan media
sosial untuk belajar dan melakukan kuliah jarak jauh, misalnya saja
untuk mengakses materi pembelajaran berbasis video. Selain untuk
kebutuhan pendidikan, mahasiswa juga menggunakan media sosial
untuk melakukan transaksi pembelian online. Hal ini dilakukan karena
merupakan pilihan yang paling efektif dilakukan.
Kebutuhan lain terkait akses media sosial selama pandemi
Covid-19 Sebagai sarana hiburan seperti konser, pasar malam
dan panggung hiburan yang ditiadakan ketika pandemi Covid-19
berlangsung. Oleh karena itu, mereka melihat konser-konser virtual
melalui media sosial. Akan tetapi meningkatnya akses media sosial
ini juga menyebabkan pemakaian kuota internet mahasiswa menjadi
menggelembung. Selain itu, meskipun mahasiswa melakukan
transaksi pembelian secara online, namun terdapat mahasiswa yang
usahanya justru mengalami penurunan yaitu usaha kaos kaki.
Media sosial yang paling banyak digunakan oleh mahasiswa
selama masa pandemi yaitu : Instagram, Twitter, Youtube dan
WhatsApp. WhatsApp merupakan media sosial yang paling
banyak mereka gunakan untuk berbagi informasi terkait pandemi
Covid-19. Kemudian Instagram dan Twitter mereka gunakan untuk
mendapatkan informasi tentang Covid-19. Tampilan dan cara
pemakaian yang mudah menjadi daya tarik tersendiri untuk mereka
(Fiona Suwana, Alila Pramiyanti, Ira Mayangsari, dkk, 2020). Secara
umum, penggunaan media sosial pada masa pandemi meningkat
dengan pesat sebagai salah satu bentuk dari pelarian segala rutinitas,
media informasi utama tentang perkembangan Covid-19 dan menjadi
sarana yang memuaskan untuk melakukan sesuatu (Nurliya Ni’matul
Rohmah, 2020). Bagi mahasiswa, media sosial digunakan untuk
membangun jaringan dan dukungan secara online, serta bermanfaat
dalam kegiatan pembelajaran secara online sehingga dapat berjalan
dengan efektif. Oleh karena itu, penggunaan media sosial menjadi
platform alternatif untuk mendorong pembelajaran online (Abu Elnasr
E. Sobaih, Ahmed M. Hasanein, dan Ahmed E. Abu Elnasr, 2020).
Namun demikian, dampak negatif dalam penggunaan media sosial
selama masa pandemi juga meningkat terkait dengan disinformasi
pemberitaan tentang Covid berupa hoax. Disinformasi tersebut
menimbulkan mispersepsi yang lebih tinggi dibandingkan dengan
media berita. Hal ini berdampak pada kepatuhan masyarakat yang

12 Sosiologi dan Komunikasi


lebih rendah terhadap aturan yang berhubungan dengan menjaga
Protokol Kesehatan (Prokes). Oleh karena itu, disinformasi yang
beredar di media sosial, berpotensi memperbesar spektrum dan
tingkat kematian akibat Covid-19 (Aengus Bridgeman, Eric Merkley,
Peter John Loewen, dkk, 2020).

Makna Media Sosial bagi Mahasiswa


Media sosial sudah tidak bisa dipisahkan dari kehidupan
sehari-hari bagi masyarakat di era digital society saat ini. Masyarakat
digital yang dimaksud yaitu masyarakat yang terkoneksi oleh
ruang yang tidak secara langsung berhubungan dalam dunia nyata,
akan tetapi di dalam jaringan. Yang memiliki ciri-ciri: munculnya
budaya pencitraan, munculnya faktor-faktor produksi yang
berbasiskan informasi, munculnya ruang aliran berupa simulasi yang
memunculkan realitas semu sehingga tidak ada batas antara yang
nyata dan tidak nyata (Bungin, 2014). Terlebih lagi mahasiswa yang
bisa dikategorikan generasi Z yang sudah native dengan media sosial
sebagai bagian dari teknologi. Penggunaan media sosial meningkat
pesat dalam level global, dimana Indonesia sebagai 3 negara besar
yang memanfaatkan media sosial untuk berkomunikasi. Terutama
pada masa pandemi pada akhir 2019, media sosial menjadi bagian
terpenting yang tidak bisa dipisahkan dalam menyampaikan pesan
(Hendra Junawan dan Nurdin Laugu, 2020).
Bagi pengguna media sosial, ada beberapa hal yang
menyebabkan media sosial menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan
dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut disebabkan, media sosial
merupakan sarana untuk memperoleh informasi, melakukan interaksi
dengan pengguna lain, menghabiskan waktu, sebagai media hiburan,
sebagai media komunikasi, sebagai media relaksasi dan sarana untuk
mendapatkan kenyamanan. Pada kalangan mahasiswa, media sosial
yang memiliki tingkat kepuasan paling tinggi adalah Instagram.
Faktor yang berpengaruh dalam peningkatan kepuasan penggunaan
media sosial yaitu adanya interaksi dengan orang yang memiliki hobi
sama, bergabung dengan komunitas, interaksi dengan idola, transaksi
jual beli dan menemukan teman baru (Gusmia Arianti, 2017).
Hal terpenting dari peranan media sosial yakni menjadi bagian
penting dari pembentukan citra dan identitas bagi pengguna, terutama
anak muda. Mereka berupaya menampilkan citra dan konsep diri

Sosiologi dan Komunikasi 13


yang terlihat baik di profil media sosial mereka, meskipun sebenarnya
bertolak belakang dengan konsep diri sebenarnya. Dari temuan
tersebut, kampanye yang dilakukan menekankan pada pengungkapan
diri remaja yang sebenarnya meskipun tanpa media sosial. Hal ini
diharapkan agar remaja mampu mengurangi penggunaan media
sosial, sehingga mampu meningkatkan produktivitas mereka. (Pamela
Felita, Christine Siahaja, Vania Wijaya, 2016)
Namun demikian, penggunaan yang berlebihan dari media
sosial bisa dapat menyebabkan permasalahan bagi mahasiswa itu
sendiri. Beberapa permasalahan yang ditimbulkan dengan adanya
penggunaan media sosial yang berlebihan, diantaranya: munculnya
hoax dan berita bohong berkembang dengan cepat sehingga memecah
dan menimbulkan ketegangan, kepanikan dan kenaikan tingkat stress
pada masyarakat, terutama pada generasi milenial (Amar Ahmad
dan Nurhidaya, 2020). Selain itu juga banyak konten yang tidak
layak dikonsumsi sesuai dengan umurnya juga berpengaruh negatif
terhadap psikologisnya (Fifit Fitriansyah, 2018). Dampak penggunaan
media sosial di malam hari dapat menyebabkan peningkatan kantuk
di siang hari (A.M.A Nasirudeen, Lau Lee Chin Adeline, Koh Wat Neo
Josephine, Lim Lay Seng and Li Wenjie, 2017). Ketika media dianggap
mewakili identitas mereka, dapat meningkatkan rasa tidak mampu
(Melissa Brough, Ioana Literat, dan Amanda Ikin, 2020)
Dalam konteks kajian media sosial ini, dampak negatif
media sosial dirasakan oleh sebagian mahasiswa karena kurangnya
interaksi langsung yang mereka lakukan dengan keluarga, teman
dan tetangga. Mereka akan sibuk menggunakan smartphone-nya di
manapun, meskipun sedang bertemu dengan orang lain, saat makan
atau lebih memilih menghabiskan waktunya untuk menonton film
di dalam kamar. Dengan intensitas yang tinggi dalam menggunakan
media sosial, kesehatan mental mereka juga mengalami gangguan
seperti susah lepas dari media sosial dan munculnya rasa cemas ketika
tidak menggunakan media sosial. Media sosial juga mempengaruhi
mahasiswa di kehidupan nyata ketika melihat konten-konten negatif
di media sosial atau membuat mereka membandingkan kehidupannya
di dunia nyata dengan dunia digital, ditambah lagi mereka kurang bisa
mengontrol waktu penggunaan media sosial. Penggunaan media sosial
juga sering memunculkan konflik karena interaksi hanya berbasis
pesan teks. Terakhir, media sosial menyebabkan privasi mahasiswa

14 Sosiologi dan Komunikasi


semakin terbuka karena semua unggahan dan data diri dapat dengan
mudah ditemukan dan dilihat orang lain.
Dampak negatif penggunaan media sosial tidak serta merta
menghilangkan dampak positifnya. Bahkan mayoritas mahasiswa
lebih merasakan dampak positif dibanding dampak negatif dalam
kehidupan mereka. Media sosial memberikan kebahagiaan tersendiri
untuk mereka karena menjadi sarana untuk relaksasi dan menghibur
diri. Selain itu, media sosial membuat mereka dapat melakukan
interaksi sekaligus membangun relasi pertemanan dengan orang-
orang baru yang jaraknya jauh dari mereka. Media sosial juga
membantu mereka mengekspresikan diri dengan berbagai fitur
yang ada di seperti status/story dan mengunggah konten video untuk
mengisi waktu luang. Media sosial juga memberikan kesempatan
untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan, misalnya
saja dengan mengikuti webinar yang diselenggarakan secara online.
Sebaliknya, mahasiswa juga memiliki kesempatan untuk belajar
menjadi operator dalam suatu acara secara online. Terakhir, media
sosial juga menjadi sarana untuk mencari informasi dengan mudah,
cepat dan dari berbagai sumber sehingga mampu memberikan
berbagai perspektif. Meskipun media sosial memiliki banyak dampak
positif, mahasiswa tetap mencoba untuk membatasi diri mereka agar
kehidupan sosial di dunia nyata dengan dunia maya dapat seimbang.
Dengan demikian, media sosial memiliki makna ganda. Media
sosial mempunyai makna yang positif karena mampu menjadi bagian
dari menciptakan simulasi baru untuk memenuhi berbagai macam
kebutuhannya, terkait dengan kebutuhan informasi. Informasi sebagai
kebutuhan dasar atau pun informasi sebagai gaya hidup. Informasi
dalam konteks gaya hidup mampu menjadi ruang-ruang untuk
menciptakan simulasi yang bisa dikonsumsi oleh penikmat media
sosial. Informasi dalam konteks negatif bisa menimbulkan berbagai
macam bentuk simulasi yang identik dengan yang hoaks yang tidak
bisa diketahui tingkat kebenaran dari pemberitaan tersebut. Sehingga
makna yang tertuang dalam media sosial tersebut harus diselidiki
dengan menggunakan pendapat yang lain sehingga kita terjebak
dengan pemberitaan bohong yang dibuat oleh media.

Sosiologi dan Komunikasi 15


PENUTUP
Perubahan sosial memaksa anak muda terus mengikuti
perkembangan zaman. Salah satunya media sosial sebagai produk
media baru (new media). Hal ini membuat media sosial membawa
perubahan pada pola interaksi dan komunikasi pada anak muda.
Media sosial dikembangkan dengan berbagai jenis, fungsi dan fitur
untuk menunjang segala aktivitas dan kebutuhan. Media sosial yang
paling banyak digunakan oleh mahasiswa sebagai representasi dari
anak muda adalah WhatsApp, Facebook, Instagram, Youtube dan Line.
Media sosial tersebut berfungsi untuk berinteraksi dengan keluarga,
teman lama dan membangun jaringan pertemanan baru, hiburan,
kebutuhan pendidikan, membangun jaringan dalam pekerjaan,
bisnis sebagai bentuk promosi usaha. Pada konteks ini, media sosial
berperan penting dalam kehidupan mahasiswa sebagai sarana untuk
menyelesaikan berbagai problematika yang dihadapinya. Dengan
menggunakan media sosial anak muda terbantu untuk melakukan
berbagai kegiatan yang menuntut diselesaikan dalam cepat dan bisa
menjangkau wilayah yang luas. Dalam konteks ini, media sosial
memiliki peranan penting yang membentuk makna baru bagi
mahasiswa dengan adanya kenyamanan dalam berkomunikasi tanpa
harus bertemu secara langsung.
Kekurangan dari penggunaan media sosial yang berlebihan
dapat menyebabkan efek negatif, terutama terkait dengan tidak adanya
pertemuan secara langsung sehingga maksud dari pesan tidak bisa
tersampaikan dengan baik. Tidak adanya pertemuan secara langsung
menyebabkan adanya pemberitaan bohong (hoax) yang beredar secara
massif di media sosial sehingga menimbulkan terjadinya konflik,
bahkan kematian dalam konteks pandemi Covid-19. Hal tersebut
bisa diatasi dengan adanya proses literasi digital. Dalam proses
penulisan artikel ini memiliki banyak kekurangan, terkait dengan
proses penggalian data yang kurang mendalam. Sehingga data yang
diperoleh tidak bisa menggali makna lebih mendalam. Dengan adanya
kekurangan tersebut menjadi bahan kajian bagi peneliti selanjutnya
tentang kajian penggunaan media sosial bagi mahasiswa.

16 Sosiologi dan Komunikasi


DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Amar dan Nurhidaya. 2020. Media Sosial dan Tantangan Masa
Depan Generasi Milenial. Avant Garde, Vol. 08 No. 02, hlm 134-
148
APJII. 2017 Penetrasi & Perilaku Pengguna Internet Indonesia Survey
2017
APJII. 2018. Penetrasi & Perilaku Pengguna Internet Indonesia Survey 2018
APJII. 2020. Laporan Survei Internet APJII 2019 – 2020 (Q2)
Arianti, Gusmia. 2017. Kepuasan Remaja Terhadap Penggunaan Media
Sosial Instagram Dan Path. Wacana, Vol. 16 No. 2, hlm. 180 – 192
Bridgeman, Aengus., Eric Merkley, Peter John Loewen, dkk. 2020. The
Causes and Consequences of COVID-19 Misperceptions: Understanding
the Role of News and Sosial Media. The Harvard Kennedy School
Misinformation Review. Volume 1, hlm 1-18
Brough, Melissa, Ioana Literat, dan Amanda Ikin. 2020. “Good Sosial
Media?”: Underrepresented Youth Perspectives on the Ethical and
Equitable Design of Sosial Media Platforms. Sosial Media+ Society,
Vol. 6, No. 2, hlm 1-11
Bungin, Burhan. 2014. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana
Cahyono, A.S. 2016. Pengaruh media sosial terhadap perubahan sosial
masyarakat di Indonesia. Jurnal Publiciana, 9 (1), hlm 140-157.
Felita, Pamela, Christine Siahaja dan Vania Wijaya. 2016. Pemaknaan
Media Sosial Dan Self Concept Pada Remaja. Manasa-old, Vol 5, no.
1, hlm 30-41
Fitriansyah, Fifit. 2018. Efek Komunikasi Massa Pada Khalayak (Studi
Deskriptif Penggunaan Media Sosial dalam Membentuk Perilaku
Remaja). Cakrawala-Jurnal Humaniora, Vol 18, No. 2, hlm 171-
178.
Ihsanullah, Mhd dan Hesti Asriwandari. 2016 Analysis of Sosial Capital
in The Community College Students Pelalawan (Hipmawan) In
Pekanbaru. Jom Fisip Vol. 3 No. 2, hlm 1-15
Junawan, Hendra dan Nurdin Laugu. 2020. Eksistensi Media Sosial,
Youtube, Instagram dan WhatsApp Ditengah Pandemi Covid-19
Dikalangan Masyarakat Virtual Indonesia. Baitul Ulum: Jurnal
Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Vol. 4 No. 1, hlm 41-57

Sosiologi dan Komunikasi 17


Moleong, Lexy. 2018. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
Nasirudeen, A.M.A., Lau Lee Chin Adeline, Koh Wat Neo Josephine,
Lim Lay Seng dan and Li Wenjie. 2017. Impact of social media
usage on daytime sleepiness: A study in a sample of tertiary students in
Singapore. Digital Health, Vol 3, hlm 1-9
Purwasih, Joan Hesti dan Sri Muhammad Kusumantoro. 2018.
Perubahan Sosial. Klaten: Penerbit Cempaka Putih
Ritzer, George. 2005. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana
Rohmah, Nurliya Ni’matul. 2020. Media Sosial Sebagai Media Alternatif
Manfaat dan Pemuas Kebutuhan Informasi Masa Pandemik Global
Covid 19 (Kajian Analisis Teori Uses and Gratification). l-I’lam; Jurnal
Komunikasi dan Penyiaran, Vol. 4, No 1, hlm. 1-16
Sobaih, Abu Elnasr E., Ahmed M. Hasanein, dan Ahmed E. Abu
Elnasr. 2020. Responses to COVID-19 in Higher Education: Sosial
Media Usage for Sustaining Formal Academic Communication in
Developing Countries. Sustainability, 12 (16), hlm 1-18
Suwana, Fiona., Alila Pramiyanti, Ira Mayangsari, dkk. 2020. Jurnal
Sosioteknologi, Volume 19, No 3, hlm 327-340
Turner, Jonathan H. 1988. A Theory of Sosial Interaction. Stanford:
Stanford University Press
We are Social. 2021. Digital 2021: Indonesia. https://datareportal.com/
reports/digital-2021-indonesia

18 Sosiologi dan Komunikasi


View publication stats

Anda mungkin juga menyukai