Cikal bakal pemberontakan DI/TII yang meluas di Indonesia) dan aparat pemerintahan. Terjadi
beberapa wilayah Indonesia bermula dari sebuah kevakuman di wilayah ini dan Amir Fatah beserta
gerakan di Jawa Barat yang dipimpin oleh S.M. pasukan Hizbullah yang tidak mau di-TNI-kan
Kartosuwiryo. Ia dulu adalah salah seorang tokoh segera mengambil alih. Saat pasukan TNI kemudian
Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII). Adalah balik kembali ke wilayah tersebut setelah Belanda
perjanjian Renville yang membuka peluang bagi melakukan agresi militernya yang kedua,
Kartosuwiryo untuk lebih mendekatkan cita-cita sebenarnya telah terjadi kesepakatan antara Amir
lamanya untuk mendirikan negara Islam. Salah satu Fatah dan pasukannya dengan pasukan TNI.
keputusan Renville adalah harus pindahnya pasukan
RI dari daerahdaerah yang diklaim dan diduduki
Amir Fatah bahkan diangkat sebagai koordinator
Belanda ke daerah yang dikuasai RI. Di Jawa Barat,
pasukan di daerah operasi Tegal dan Brebes. Namun
Divisi Siliwangi sebagai pasukan resmi RI pun
ketegangan karena berbagai persoalan antara
dipindahkan ke Jawa Tengah karena Jawa Barat
pasukan Amir Fatah dengan TNI sering timbul
dijadikan negara bagian Pasundan oleh Belanda.
kembali. Amir Fatah pun semakin berubah pikiran
Akan tetapi laskar bersenjata Hizbullah dan
setelah utusan Kartosuwiryo datang menemuinya
Sabilillah yang telah berada di bawah pengaruh
lalu mengangkatnya sebagai Panglima TII Jawa
Kartosuwiryo tidak bersedia pindah dan
Tengah. Ia bahkan kemudian ikut
malah membentuk Tentara Islam Indonesia (TII).
memproklamirkan berdirinya Negara Islam di Jawa
Tengah. Sejak itu terjadi kekacauan dan konflik
Vakum (kosong)-nya kekuasaan RI di Jawa Barat terbuka antara pasukan Amir Fatah dengan pasukan
segera dimanfaatkan Kartosuwiryo. Meski awalnya TNI.
ia memimpin perjuangan melawan Belanda dalam
rangka menunjang perjuangan RI, namun akhirnya
Tetapi berbeda dengan DI/TII di Jawa Barat,
perjuangan tersebut beralih menjadi perjuangan
perlawanan Amir Fatah tidak terlalu lama.
untuk merealisasikan cita-citanya. Ia lalu
Kurangnya dukungan dari penduduk membuat
menyatakan pembentukan Darul Islam (negara
perlawanannya cepat berakhir. Desember 1951, ia
Islam/DI) dengan dukungan TII, di Jawa Barat pada
menyerah.
Agustus 1948. Persoalan timbul ketika pasukan
Siliwangi kembali balik ke Jawa Barat. Kartosuwiryo
pemerintah dalam membentuk Tentara Republik
Selain Amir Fatah, di Jawa Tengah juga timbul dan demobilisasi yang dilakukan di Sulawesi
pemberontakan lain yang dipimpin oleh Kiai Haji Selatan. Namun beberapa tahun kemudian
Machfudz atau yang dikenal sebagai Kyai pemberontakan malah beralih dengan
Sumolangu. Ia didukung oleh laskar bersenjata bergabungnya mereka ke dalam DI/TII
Angkatan Umat Islam (AUI) yang sejak didirikan Kartosuwiryo. Tokoh Kahar Muzakkar sendiri pada
memang berkeinginan menciptakan suatu negara masa perang kemerdekaan pernah berjuang di Jawa
Indonesia yang berdasarkan prinsip-prinsip Islam. bahkan menjadi komandan Komando Grup Sulawesi
Meski demikian, dalam perjuangan untuk Selatan yang bermarkas di Yogyakarta. Setelah
mempertahankan kemerdekaan, awalnya AUI bahu pengakuan kedaulatan tahun 1949 ia lalu ditugaskan
membahu dengan tentara republik dalam ke daerah asalnya untuk membantu menyelesaikan
menghadapi Belanda. Wilayah operasional AUI persoalan tentang Komando Gerilya Sulawesi
berada daerah Kebumen dan daerah sekitar pantai Selatan (KGSS) di sana. KGSS dibentuk sewaktu
selatan Jawa Tengah. Namun kerjasama antara AUI perang kemerdekaan dan berkekuatan 16 batalyon
dengan Tentara RI mulai pecah ketika pemerintah atau satu divisi.
hendak melakukan demobilisasi AUI. Ajakan
pemerintah untuk berunding ditolak Kyai
Sumolangu. Pada akhir Juli 1950 Kyai Sumolangu
Pemerintah ingin agar kesatuan ini dibubarkan lebih
melakukan pemberontakan.
dahulu untuk kemudian dilakukan re-organisasi
tentara kembali. Semua itu dalam rangka penataan
ketentaraan. Namun anggota KGSS menolaknya.
Sesudah sebulan bertempur, tentara RI berhasil Begitu tiba, Kahar Muzakkar diangkat oleh
menumpas pemberontakan ini. Ratusan Panglima Tentara Indonesia Timur menjadi
pemberontak dinyatakan tewas dan sebagianbesar koordinator KGSS, agar mudah menyelesaikan
berhasil ditawan. Sebagian lainnya melarikan diri persoalan. Namun Kahar Muzakkar malah
dan bergabung dengan pasukan TII di Brebes dan menuntut kepada Panglimanya agar KGSS bukan
Tegal. Akibat pemberontakan ini kehancuran yang dibubarkan, melainkan minta agar seluruh anggota
diderita di Kebumen besar sekali. Ribuan rakyat KGSS dijadikan tentara dengan nama Brigade
mengungsi dan ratusan orang ikut terbunuh. Selain Hasanuddin. Tuntutan ini langsung ditolak karena
itu desa-desa juga mengalami kerusakan berat. pemerintah berkebijakan hanya akan menerima
anggota KGSS yang memenuhi syarat sebagai
tentara dan lulus seleksi.
Pemberontakan Darul Islam di Jawa Tengah lainnya
juga dilakukan oleh Batalyon 426 dari Divisi
Diponegoro Jawa Tengah. Ini adalah tentara
Indonesia yang anggota-anggotanya berasal dari Kahar Muzakkar tidak menerima kebijakan ini dan
laskar Hizbullah. Simpati dan kerjasama mereka memilih berontak diikuti oleh pasukan pengikutnya.
dengan Darul Islam pun jadinya tampak karena Selama masa pemberontakan, Kahar Muzakkar pada
DI/TII juga berbasis pasukan laskar Hizbullah. tanggal 7 Agustus 1953 menyatakan diri sebagai
Cakupan wilayah gerakan Batalyon 426 dalam bagian dari Negara Islam Indonesia Kartosuwiryo.
pertempuran dengan pasukan RI adalah Kudus, Pemberontakan yang dilakukan Kahar memang
Klaten hingga Surakarta.Walaupun dianggap kuat memerlukan waktu lama untuk menumpasnya.
dan membahayakan, namun hanya dalam beberapa Pemberontakan baru berakhir pada tahun 1965. Di
bulan saja, pemberontakan Batalyon 426 ini juga tahun itu, Kahar Muzakkar tewas tertembak dalam
berhasil ditumpas. suatu penyergapan.
3) Gerakan 30 September merupakan pertemuan 6) Dalang Gerakan 30 September adalah PKI
antara kepentingan Inggris-AS.
Menurut teori ini tokoh-tokoh PKI adalah
Menurut teori ini G30S adalah titik temu antara penanggungjawab peristiwa kudeta, dengan cara
keinginan Inggris yang ingin sikap konfrontatif memperalat unsur-unsur tentara. Dasarnya adalah
Soekarno terhadap Malaysia bisa diakhiri melalui serangkaian kejadian dan aksi yang telah
penggulingan kekuasaan Soekarno, dengan dilancarkan PKI antara tahun 1959-1965. Dasar
keinginan AS agar Indonesia terbebas dari lainnya adalah bahwa setelah G30S, beberapa
komunisme. Dimasa itu, Soekarno memang tengah perlawanan bersenjata yang dilakukan oleh
gencar melancarkan provokasi menyerang Malaysia kelompok yang menamakan diri CC PKI sempat
yang dikatakannya sebagai negara boneka Inggris. terjadi di Blitar Selatan, Grobogan, dan Klaten. Teori
Teori dikemukakan antara lain oleh Greg Poulgrain. yang dikemukakan antara lain oleh Nugroho
Notosusanto dan Ismail Saleh ini merupakan teori
yang paling umum didengar mengenai kudeta
4) Soekarno adalah dalang Gerakan 30
tanggal 30 September 1965.
September.
Sedangkan di daerah, persoalan-persoalan yang Pada bulan-bulan awal tahun 1965 PKI “menyerang”
muncul tampaknya malah lebih pelik lagi karena para pejabat anti PKI dengan menuduhnya sebagai
bersinggungan dengan konflik yang lebih radikal. kapitalis birokrat yang korup. Demonstrasi-
Hal ini sebagian merupakan akibat dari masalah- demonstrasi juga dilakukan untuk menuntut
masalah yang ditimbulkan oleh program di bidang pembubaran Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
agraria (landreform/UU Pokok Agraria 1960), Maka hingga pertengahan tahun 1965 atau sebelum
dimana PKI segera melancarkan apa yang disebut pecah kudeta di awal Oktober, kekuatan politik di
sebagai kampanye aksi sepihak. Aksi ini merupakan ibukota tampaknya sudah semakin bergeser ke kiri.
upaya mengambilalih tanah milik pihak-pihak PKI kian berada di atas angin dengan perjuangan
mapan di desa dengan paksa dan menolak janji-janji partai yang semakin intensif.
bagi hasil yang lama. “Tujuh Setan Desa”
karenanya dirumuskan oleh PKI, yang terdiri dari
Usul pembentukan angkatan ke-5 selain AD-AUAL-
tuan tanah jahat, lintah darat, tukang ijon,
Polisi yang dikemukakan oleh PKI pada Januari
tengkulak jahat, kapitalis birokrat desa, pejabat desa
1965, diakui memang semakin memperkeruh
jahat dan bandit desa. “Setan Desa”menurut versi
suasana terutama dalam hubungan antara PKI dan
PKI ini, menurut Tornquist, ujung-ujungnya
AD. Tentara telah membayangkan bagaimana 21
merujuk pada para pemilik tanah (Tornquist, 2011).
juta petani dan buruh bersenjata, bebas dari
pengawasan mereka.
Adegan-adegan protespun berlangsung bahkan
radikalisme dipraktikkan hingga upaya menurunkan
Bagi para petinggi militer gagasan ini bisa berarti
lurah serta aksi protes terhadap para sesepuh desa.
pengukuhan aksi politik yang matang, bermuara
Dalam aksi pengambilalihan tanah –terutama di
pada dominasi PKI yang hendak mendirikan
pemerintahan komunis yang pro RRC (Republik Mereka adalah : Letnan Jenderal Ahmad Yani
Rakyat Cina yang komunis) di Indonesia (Menteri/Panglima AD), Mayor Jenderal S. Parman,
(Southwood dan Flanagan, 2013). Usulan ini Mayor Jenderal Soeprapto, Mayor Jenderal MT.
akhirnya memang gagal direalisasikan. PKI lalu Haryono, Brigadir Jenderal DI Panjaitan, Brigadir
meniupkan isu tentang adanya Dewan Jenderal di Jenderal Sutoyo Siswomiharjo dan Letnan Satu
tubuh AD yang tengah mempersiapkan suatu Pierre Andreas Tendean. Sedangkan Jenderal Abdul
kudeta. Di sini, PKI menyodorkan “Dokumen Haris Nasution berhasil lolos dari upaya penculikan,
Gilchrist” yang ditandatangani Duta Besar Inggris di namun putrinya Ade Irma Suryani menjadi korban.
Indonesia. Isi dokumen ditafsirkan sebagai isyarat Di Yogyakarta Gerakan 30 September juga
adanya operasi dari pihak Inggris-AS dengan melakukan penculikan dan pembunuhan terhadap
melibatkan our local army friend (kawan-kawan perwira AD yang anti PKI, yaitu : Kolonel Katamso
kita dari tentara setempat) untuk melakukan kudeta. dan Letnan Kolonel Sugiono.
Meski kebenaran isi dokumen ini diragukan Pada berita RRI pagi harinya, Letkol Untung lalu
danJenderal Ahmad Yani kemudian menyanggah menyatakan pembentukan “Dewan Revolusi”,
keberadaan Dewan Jenderal ini saat Presiden sebuah pengumuman yang membingungkan
Soekarno bertanya kepadanya, namun pertentangan masyarakat. Dalam situasi tak menentu itulah
PKI dengan angkatan darat kini tampaknya telah Panglima Komando Strategis Angkatan Darat
mencapai level yang akut. Bulan itu juga, Pelda (Pangkostrad) Mayor Jenderal Soeharto segera
Sujono yang berusaha menghentikan penyerobotan berkeputusan mengambil alih pimpinan Angkatan
tanah perkebunan tewas dibunuh sekelompok orang Darat, karena Jenderal Ahmad Yani selaku
dari BTI dalam peristiwa Bandar Betsy di Sumatera Men/Pangad saat itu belum diketahui ada dimana.
Utara. Jenderal Yani segera menuntut agar mereka Setelah berhasil menghimpun pasukan yang masih
yang terlibat dalam peristiwa Bandar Betsy diadili. setia kepada Pancasila, operasi penumpasan
Sikap tegasnya didukung penuh oleh organisasi- Gerakan 30 September pun segera dilakukan. Bukan
organisasi Islam, Protestan dan Katolik. saja di Jakarta, melainkan hingga basis mereka di
daerah-daerah lainnya. Dalam perkembangan
berikutnya, ketika diketahui bahwa Gerakan
Sementara itu di Mantingan, PKI berusaha
September ini berhubungan dengan PKI, maka
mengambil paksa tanah wakaf Pondok Modern
pengejaran terhadap pimpinan dan pendukung PKI
Gontor seluas 160 hektar (Ambarwulan dan Kasdi
juga terjadi. Bukan saja oleh pasukan yang setia
dalam Taufik Abdullah, ed., 2012: 139). Sebuah
pada Pancasila tetapi juga dibantu oleh masyarakat
tindakan yang tentu saja semakin membuat marah
yang tidak senang dengan sepak terjang PKI.
kalangan Islam. Apalagi empat bulan sebelumnya
G30S/PKI pun berhasil ditumpas, menandai pula
telah terjadi peristiwa Kanigoro Kediri, dimana BTI
berakhirnya gerakan dari Partai Komunis Indonesia.
telah membuat kacau peserta mental Training
Pelajar Islam Indonesia dan memasuki tempat
ibadah saat subuh tanpa melepas alas kaki yang 2. Konflik dan Pergolakan yang Berkait
penuh lumpur lalu melecehkan Al Quran. dengan Kepentingan.
3) Dewan Garuda di Sumatra Selatan yang b. Persoalan Negara Federal dan BFO
dipimpin oleh Letkol Barlian.
Konsep Negara Federal dan “Persekutuan” Negara
4) Dewan Manguni di Sulawesi Utara yang Bagian (BFO/Bijeenkomst Federal Overleg) mau
dipimpin oleh Kolonel Ventje Sumual. tidak mau menimbulkan potensi perpecahan di
kalangan bangsa Indonesia sendiri setelah
kemerdekaan. Persaingan yang timbul terutama
Dewan-dewan ini bahkan kemudian mengambil alih adalah antara golongan federalis yang ingin bentuk
kekuasaan pemerintah daerah di wilayahnya negara federal dipertahankan dengan golongan
masing-masing. Beberapa tokoh sipil dari pusatpun unitaris yang ingin Indonesia menjadi negara
mendukung mereka bahkan bergabung ke kesatuan. Dalam konferensi Malino di Sulawesi
dalamnya, seperti Syafruddin Prawiranegara, Selatan pada 24 Juli 1946 misalnya, pertemuan
Burhanuddin Harahap dan Mohammad Natsir. untuk membicarakan tatanan federal yang diikuti
KSAD Abdul Haris Nasution dan PM Juanda oleh wakil dari berbagai daerah non RI itu, ternyata
sebenarnya berusaha mengatasi krisis ini dengan mendapat reaksi keras dari para politisi pro RI yang
jalan musyawarah, namun gagal. Ahmad Husein lalu ikut serta. Mr. Tadjudin Noor dari Makasar bahkan
mengultimatum pemerintah pusat, menuntut agar begitu kuatnya mengkritik hasil konferensi.
Kabinet Djuanda mengundurkan diri dan
menyerahkan mandatnya kepada presiden.
Tuntutan tersebut jelas ditolak pemerintah pusat. Perbedaan keinginan agar bendera Merah-Putih dan
Krisis pun akhirnya memuncak ketika pada tanggal lagu Indonesia Raya digunakan atau tidak oleh
15 Februari 1958 Achmad Hussein Negara Indonesia Timur (NIT) juga menjadi
memproklamasikan berdirinya Pemerintahan persoalan yang tidak bisa diputuskan dalam
Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Padang, konferensi. Kabinet NIT juga secara tidak langsung
Sumatera Barat. Seluruh dewan perjuangan di ada yang jatuh karena persoalan negara federal ini
Sumatera dianggap mengikuti pemerintahan ini. (1947).
Sebagai perdana menteri PRRI ditunjuk Mr.
Syafruddin Prawiranegara.
Dalam tubuh BFO juga bukan tidak terjadi
pertentangan. Sejak pembentukannya di Bandung
Bagi Syafruddin, pembentukan PRRI hanyalah pada bulan Juli 1948, BFO telah terpecah ke dalam
sebuah upaya untuk menyelamatkan negara dua kubu. Kelompok pertama menolak kerjasama
Indonesia, dan bukan memisahkan diri. Apalagi PKI dengan Belanda dan lebih memilih RI untuk diajak
saat itu mulai memiliki pengaruh di pusat. Tokoh- bekerjasama membentuk Negara Indonesia Serikat.
tokoh sipil yang ikut dalam PRRI sebagian memang Kubu ini dipelopori oleh Ide Anak Agung Gde Agung
berasal dari partai Masyumi yang dikenal anti PKI. (NIT) serta R.T. Adil Puradiredja dan R.T.
Berita proklamasi PRRI ternyata disambut dengan Djumhana (Negara
antusias pula oleh para tokoh masyarakat Manado,
Sulawesi Utara.
Pasundan).