PEMATERI
ADHI YUDHA MULIA, ST., MDM. (198307032009121001)
Peneliti S1 Teknik Sipil Univ. Brawijaya
Penyelia Lab. Bahan Bangunan S2 Disaster Management, GRIPS
Balai Bahan dan Struktur Bangunan Japan
Gedung, Dit. Bina Teknik Permukiman
dan Perumahan, Ditjen CK, PUPR Anggota tim Litbang Puslitbang
Permukiman dan Perumahan
Anggota tim pemeriksaan pasca
bencana
Penyelia Lab. bahan bangunan
Anggota tim revisi SNI 2847:2013
Anggota tim revisi SNI 7860:20xx
adhi.y@pu.go.id
081334830570
02
DESKRIPSI SINGKAT
Materi Bimbingan Teknis ini memberikan informasi kepada peserta tentang spesifikasi,
ketentuan, dan persyaratan material/ bahan bangunan untuk digunakan dalam
konstruksi bangunan gedung, serta metode uji yang digunakan untuk memperoleh nilai
parameter‐parameter yang disyaratkan berdasarkan SNI atau standar lain yang
termutakhir
TUJUAN
Setelah mengikuti Bimbingan Teknis ini peserta mampu menjelaskan spesifikasi,
ketentuan, dan persyaratan material/ bahan bangunan untuk digunakan dalam
konstruksi bangunan gedung berdasarkan SNI atau standar lain yang termutakhir
03
OUTLINE MATERI
PENGANTAR
04
PENGANTAR
why it fell?
Sumber: www.euronews.com
06
Dasar Hukum Bangunan Gedung
1. UU No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
Persyaratan Keandalan Bangunan Gedung:
1. Keselamatan
2. Kesehatan
3. Kenyamanan
4. Kemudahan
2. PP No. 16 tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang‐Undang Nomor 28
Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
Pasal 29 ayat (2)
Jenis Konstruksi (berdasarkan material):
1. Konstruksi beton
2. Konstruksi baja
3. Konstruksi kayu
4. Konstruksi bambu
5. Konstruksi dengan bahan dan teknologi khusus
06
PEMERIKSAAN
PERENCANAAN PELAKSANAAN PEMELIHARAAN PERAWATAN PEMBONGKARAN
BERKALA
PEMBANGUNAN PEMANFAATAN
KAJIAN
IDENTIFIKASI
PELESTARIAN
PENYEDIA JASA
07
Acuan Teknis Perencanaan Bangunan Gedung
1. SNI 1726:2019 Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung
dan nongedung
2. SNI 1727:2020 Beban desain minimum dan kriteria terkait untuk bangunan gedung dan
struktur lain
3. SNI 8460:2017 Persyaratan perancangan geoteknis
4. SNI 2847:2019 Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung dan penjelasan (ACI
318M‐14 dan ACI 318RM‐14, MOD)
5. SNI 8140:2016 Persyaratan beton struktural untuk rumah tinggal
6. SNI 1729:2020 Spesifikasi untuk bangunan gedung baja struktural (ANSI/AISC 360‐16, IDT)
7. SNI 7860:2020 Ketentuan seismik untuk bangunan gedung baja struktural (ANSI/AISC 341‐16,
IDT)
8. SNI 7973:2013 Spesifikasi desain untuk konstruksi kayu
9. SNI 7971:2013 Struktur baja canai dingin
10. SNI 8020:2014 Kegunaan bambu
08
SUSTAINABILITY STRENGTH
SERVICEABILITY
DURABILITY
09
Fact Finding
10
Fact Finding
11
Fact Finding
12
fc’ (MPa)
Kegunaan Jenis beton
minimum maksimum
Sistem rangka pemikul momen khusus dan Berat normal 21 Tidak ada
dinding struktural khusus Berat ringan 21 35
Umum Berat normal dan berat ringan 17 Tidak ada
14
Beton
Syarat penerimaan fc’
Hasil rata‐rata pengujian setidaknya dua silinder Ø150 mm atau tiga silinder Ø100 mm yang terbuat dari
beton dengan sampel yang sama dan berusia 28 hari.
Diuji oleh laboratorium terakreditasi.
Frekuensi benda uji:
‐ Setidaknya sekali sehari.
‐ Setidaknya sekali untuk setiap 110 m3 beton.
‐ Setidaknya sekali untuk setiap 460 m2 luas permukaan pelat atau dinding.
Kekuatan tekan tiap campuran beton dapat diterima jika memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1) Setiap rata‐rata tiga spesimen pengujian kekuatan tekan yang dilakukan secara berurutan, dengan
kekuatan tekan ≥ fc’ ; dan
2) Kekuatan tekan tidak boleh lebih rendah dari fc’ sebesar 3,5 MPa (jika nilai fc’ ≤ 35 MPa, atau lebih
dari 0,10 fc’ jika nilai fc’ > 35 MPa.
15
Beton
Benda uji silinder Benda uji kubus
Berdasarkan SNI 03‐2847‐2002 dan pemutakhirannya Berdasarkan PBI 1971
16
Beton
Benda uji silinder Benda uji kubus
Rasio tinggi terhadap lebar yang kecil pada benda uji kubus menghasilkan kekuatan semu
yang lebih besar daripada benda uji silinder
Area kontak benda uji kubus dengan pelat atas mesin uji lebih besar sehingga menghasilkan
kekangan tambahan. Tambahan kekangan (confinement) yang menahan ekspansi benda uji
menambah kekuatan tekan
Penggunaan bahan anorganik dapat mempengaruhi sifat ikatan antar partikel pada semen
sehingga mempengaruhi karakteristik mekanis
17
Beton
Contoh hasil uji kuat tekan beton
18
Beton
Kategori Kelas Kondisi
Sulfat (S) Sulfat (SO42‐) larut dalam air di tanah Sulfat (SO42‐) larut dalam air (dalam
(dalam persen massa) ppm)
S0 SO42‐ < 0,10 SO42‐ < 150
S1 0,10 ≤ SO42‐ < 0,20 150 ≤ SO42‐ < 1500 atau air laut
S2 0,20 ≤ SO42‐ < 2,00 1500 ≤ SO42‐ < 10.000
S3 SO42‐ ≥ 2,00 SO42‐ ≥ 10.000
Kontak dengan air (W) W0 Beton kering kondisi layan (beton kontak dengan air dan permeabilitas rendah
tidak disyaratkan)
W1 Beton kontak dengan air dan permeabilitas rendah disyaratkan
Proteksi korosi tulangan (C) C0 Beton kering atau terlindung dari kelembapan
C1 Beton terpapar terhadap kelembapan tetapi tidak terhadap sumber klorida luar
C2 Beton terpapar terhadap kelembapan dan sumber klorida eksternal dari bahan
kimia, garam, air asin, air payau, atau percikan dari sumber‐sumber ini
19
Beton
Material sementisius ‐ tipe Material campuran
Kelas fc’ min
w/cm maks. tambahan kalsium
Paparan (MPa)
Semen Portland Semen Hidrolik Camp. Semen Hidrolik klorida
S0 T/A 17 Tanpa batasan tipe Tanpa batasan tipe Tanpa batasan tipe Tanpa batasan
S1 0,50 28 II Tipe IP(MS), IS(MS) atau MS Tanpa Batasan
IT(MS)
S2 0,45 31 V IP(HS), IS(HS) atau IT(HS) HS Tidak diizinkan
S3 0,45 31 V + pozzolan atau slag IP(HS), IS(HS) atau IT(HS) HS + pozzolan atau Tidak diizinkan
dan plus pozzolan atau slag slag
20
21
Bahan Pembentuk Beton
SNI 8321:2016 Spesifikasi agregat beton (ASTM C33/C33M ‐ 13, IDT)
22
23
Baja Tulangan
24
Karakteristik Fisis
Berat nominal CATATAN:
Diameter nominal Luas penampang 1. Berat nominal hanya digunakan sebagai referensi
Penamaan 2 per meter*
(mm) nominal (mm )
(kg/m) 2. Kuat tarik dihitung menggunakan luas penampang nominal
P 6 6 28 0,222
P 8 8 50 0,395
P 10 10 79 0,617 Penyimpangan
P 12 12 113 0,888 Diameter (mm) Toleransi (mm)
kebundaran maks. (mm)
P 14 14 154 1,208
6 ± 0,3 0,42
P 16 16 201 1,578
P 19 19 284 2,226 8 ≤ d ≤ 14 ± 0,4 0,56
P 22 22 380 2,984 16 ≤ d ≤ 25 ± 0,5 0,70
P 25 25 491 3,853
P 28 28 616 4,834
28 ≤ d ≤ 34 ± 0,6 0,84
P 32 32 804 6,313 d ≥ 36 ± 0,8 1,12
P 36 36 1.018 7,990
Toleransi = d – daktual
P 40 40 1.257 9,865
Penyimpangan kebundaran = dmaks ‐ dmin
P 50 50 1.964 15,413
25
Baja Tulangan Sirip (BjTS)
Diameter
Luas penam‐ Tinggi sirip (H) Jarak sirip Lebar sirip
Berat nominal Karakteristik Fisis
pang nominal melintang (P) membujur (T)
Penamaan
nominal (d)
(A) min maks Maks Maks
per meter CATATAN:
1. Diameter nominal hanya dipergunakan untuk
2
mm mm mm mm mm m kg/m perhitungan parameter nominal lainnya dan tidak perlu
diukur
S 6 6 28 0,3 0,6 4,2 4,7 0,222
2. Cara menghitung diameter aktual:
S 8 8 50 0,4 0,8 5,6 6,3 0,395
26
Baja Tulangan
Uji tarik Uji lengkung
Kelas baja kuat luluh/leleh Regangan dalam Rasio TS/YS
Karakteristik Mekanis
kuat tarik (TS) diameter plunger
tulangan (YS) 200 mm, Min. sudut lengkung (Hasil Uji)
MPa MPa % mm
BjTS 420A
Min. 420
Min. 525
8 (22 ≤ d ≤ 25 mm) 180° 5d (19 ≤ d ≤ 25 mm)
Min. 1,25
Uji tarik berdasarkan SNI 8389:2017 Cara uji
Maks. 545
7 (d ≥ 29 mm)
180° 7d (29 ≤ d ≤ 36 mm) tarik logam
90° 9d (d > 36 mm) Uji lengkung berdasarkan SNI 0410:2017 Cara
14 (d ≤ 19 mm) 180° 3,5d (d ≤ 16 mm )
uji lengkung logam
Min. 420 12 (22 ≤ d ≤36 mm) 180° 5d (19 ≤ d ≤ 25 mm)
BjTS 420B Min. 525 Min. 1,25
Maks. 545 180° 7d (29 ≤ d ≤ 36 mm)
10 (d > 36 mm) struktur
90° 9d (d > 36 mm)
7 (d ≤ 25 mm) 180° 5d (d ≤ 25 mm) tahan gempa
Min. 520
BjTS 520 Min. 650 180° 7d (29 ≤ d ≤ 36 mm) Min. 1,25
Maks. 645 6 (d ≥ 29 mm)
90° 9d (d > 36 mm)
7 (d ≤ 25 mm) 180° 5d (d ≤ 25 mm)
BjTS 550
Min. 550
Min. 687,5 180° 7d (29 ≤ d ≤ 36 mm) Min. 1,25
Keterangan:
Maks. 675 6 (d ≥ 29 mm) 1. d adalah diameter nominal baja tulangan beton
90° 9d (d > 36 mm)
7 (d ≤ 25 mm) 180° 5d (d ≤ 25 mm)
2. hasil uji lengkung tidak boleh menunjukan retak
BjTS 700
Min. 700
Min. 805 180° 7d (29 ≤ d ≤ 36 mm) Min. 1,15
pada sisi luar lengkungan benda uji lengkung
Maks. 825 6 (d ≥ 29 mm)
90° 9d (d > 36 mm)
27
Baja Tulangan
Baja tulangan harus dilindungi dari korosi dan ekspos terhadap lingkungan luar dengan cara:
1. Dilindungi oleh selimut beton
Persyaratan tebal selimut beton untuk beton dicor di tempat (cast in situ)
Ketebalan Selimut
Paparan Komponen Struktur Diameter Tulangan
(mm)
Dicor dan secara permanen Semua Semua
75
kontak dengan tanah
Terpapar cuaca atau kontak Semua Batang D19 – D57 50
dengan tanah
Batang D16, kawat Ø13 atau D13
40
dan yang lebih kecil
Tidak terpapar cuaca atau Pelat, pelat berusuk dan Batang D43 dan D57 40
kontak dengan tanah dinding
Batang D36 dan yang lebih kecil 20
Balok, kolom, pedestal dan Tulangan utama, sengkang,
batang tarik sengkang ikat, spiral dan sengkang 40
pengekang
28
Baja Tulangan
Baja tulangan harus dilindungi dari korosi dan ekspos terhadap lingkungan luar dengan cara:
1. Dilindungi oleh selimut beton
29
Baja Tulangan
Baja tulangan harus dilindungi dari korosi dan ekspos terhadap lingkungan luar dengan cara:
2. Dilindungi dengan coating
Bahan coating : seng (hot‐dipped galvanized) (ASTM A767/A767M‐19), epoksi atau keduanya
Untuk baja tulangan dari baja karbon, baja alloy rendah, atau baja as dan baja rel
30
Baja Profil
Ketentuan material baja struktural untuk bangunan gedung:
SNI 6764:2016
31
Baja Profil
Jenis Spesifikasi Kuat Leleh min. (MPa Kuat Tarik min. (MPa) Elongasi min. (%)
Profil struktur gilas panas SNI 6764:2016 (ASTM A36/A36M) 250 400 20
ASTM A529/A529M Grade 345 345 450 18
ASTM A529/A529M Grade 380 380 485 17
SNI 8306:2016 (ASTM A572/572M Grade 290) 290 415 20
SNI 8306:2016 (ASTM A572/572M Grade 345) 345 450 18
SNI 8306:2016 (ASTM A572/572M Grade 380) 380 485 17
SNI 8306:2016 (ASTM A572/572M Grade 415) 415 520 16
SNI 8306:2016 (ASTM A572/572M Grade 450) 450 550 15
ASTM A588/A588M 345 485 18
ASTM A709/A709M Grade 250 250 400 20
ASTM A709/A709M Grade 345 345 450 18
ASTM A709/A709M Grade QST 345 345 450 18
ASTM A709/A709M Grade 345S 345 450 18
ASTM A709/A709M Grade QST 345S 345 450 18
ASTM A709/A709M Grade 345W dan HPS 345W 345 485 18
ASTM A709/A709M Grade 345CR 345 485 ‐
ASTM A709/A709M Grade QST 450 450 550 15
ASTM A709/A709M Grade QST 485 485 620 14
32
Baja Profil
Jenis Spesifikasi Kuat Leleh min. (MPa Kuat Tarik min. (MPa) Elongasi min. (%)
Profil struktur gilas panas ASTM A709/A709M Grade HPS 485W 485 585 ‐
ASTM A709/A709M Grade HPS 690W 690 760 ‐
ASTM A913/A913M Grade 345 345 450 18
ASTM A913/A913M Grade 415 415 520 16
ASTM A913/A913M Grade 450 450 550 15
ASTM A913/A913M Grade 485 485 620 14
ASTM A913/A913M Grade 550 550 655 13
SNI 8493:2019 (ASTM A992/A992M) 345 450 18
ASTM A1043/1043M Grade 250 250 400
ASTM A1043/1043M Grade 345 345 450
Penampang struktur berongga ASTM A53/A53M Grade B Tergantung luas
(PSR) penampang dan kuat
240 415
tarik minimum yang
disyaratkan
ASTM A500/A500M Grade A Pipa (Nonpipa) 230 (270) 310 25
ASTM A500/A500M Grade B Pipa (Nonpipa) 290 (315) 400 23
ASTM A500/A500M Grade C Pipa (Nonpipa) 315 (345) 425 21
ASTM A500/A500M Grade D Pipa (Nonpipa) 250 400 23
ASTM A501/A501M Grade A 250 400 23
ASTM A501/A501M Grade B 345 483 23
33
Baja Profil
Jenis Spesifikasi Kuat Leleh min. (MPa Kuat Tarik min. (MPa) Elongasi min. (%)
Penampang struktur berongga ASTM A618/A618M Grade Ia, Ib, dan II tebal < 19,0 mm
345 (315) 485 (460) 19 (18)
(PSR) (tebal ≥ 19,0 mm)
ASTM A618/A618M III 345 450 18
ASTM A847/A847M 345 485 19
ASTM A1065/A1065M
ASTM A1085/A1085M
Pelat SNI 6764:2016 (ASTM A36/A36M) 250 400 20
ASTM A242/A242M, tebal ≤ 20 mm 345 480 18
ASTM A242/A242M, 20 mm < tebal ≤ 40 mm 315 460 18
ASTM A242/A242M, 40 mm < tebal ≤ 100 mm 290 435 18
ASTM A283/A283M Grade C (Grade D) 205 (230) 380 (415) 22 (20)
ASTM A514/A514M, tebal ≤ 65 mm 690 760 18
ASTM A514/A514M, tebal > 65 mm 620 690 16
ASTM A529/A529M Grade 345 345 450 18
ASTM A529/A529M Grade 380 380 485 17
SNI 8306:2016 (ASTM A572/A572M) lihat profil struktur gilas panas
ASTM A588/A588M 345 485 18
ASTM A709/A709M lihat profil struktur gilas panas
ASTM A1043/A1043M lihat profil struktur gilas panas
34
Baja Profil
Jenis Spesifikasi Kuat Leleh min. (MPa Kuat Tarik min. (MPa) Elongasi min. (%)
Pelat ASTM A1066/A1066M Grade 345 345 450 18
ASTM A1066/A1066M Grade 415 415 520 16
ASTM A1066/A1066M Grade 450 450 550 15
ASTM A1066/A1066M Grade 485 485 585 14
ASTM A1066/A1066M Grade 550 550 620 13
Batang SNI 6764:2016 (ASTM A36/A36M) lihat profil struktur gilas panas
ASTM A529/A529M lihat profil struktur gilas panas
SNI 8306:2016 (ASTM A572/A572M) lihat profil struktur gilas panas
ASTM A709/A709M lihat profil struktur gilas panas
Lembaran ASTM A606/A606M Grade 310 310 450 22
ASTM A1011/A1011M SS
ASTM A1011/A1011M HSLAS
ASTM A1011/A1011M HSLAS‐F
35
Nilai Desain Acuan (MPa) Modulus Elastisitas Acuan (MPa)
Kayu Struktural Kode
Mutu Fb Ft Fc Fv FcꞱ E Emin
E25 26,0 22,9 22,9 3,06 6,11 25.000 12.500
E24 24,4 21,5 21,5 2,87 5,74 24.000 12.000
Nilai desain acuan untuk kayu E23 23,2 20,5 20,5 2,73 5,46 23.000 11.500
E22 22,0 19,4 19,4 2,59 5,19 22.000 11.000
E21 21,3 18,8 18,8 2,50 5,00 21.000 10.500
E20 19,7 17,4 17,4 2,31 4,63 20.000 10.000
E19 18,5 16,3 16,3 2,18 4,35 19.000 9.500
E18 17,3 15,3 15,3 2,04 4,07 18.000 9.000
E17 16,5 14,6 14,6 1,94 3,89 17.000 8.500
E16 15,0 13,2 13,2 1,76 3,52 16.000 8.000
E15 13,8 12,2 12,2 1,62 3,24 15.000 7.500
E14 12,6 11,1 11,1 1,48 2,96 14.000 7.000
E13 11,8 10,4 10,4 1,39 2,78 13.000 6.500
E12 10,6 9,4 9,4 1,25 2,50 12.000 6.000
E11 9,1 8,0 8,0 1,06 2,13 11.000 5.500
E10 7,9 6,9 6,9 0,93 1,85 10.000 5.000
E9 7,1 6,3 6,3 0,83 1,67 9.000 4.500
Gedung Mjøstårnet, Norwegia E8 5,5 4,9 4,9 0,65 1,30 8.000 4.000
E7 4,3 3,8 3,8 0,51 1,02 7.000 3.500
E6 3,1 2,8 2,8 0,37 0,74 6.000 3.000
E5 2,0 1,7 1,7 0,23 0,46 5.000 2.500
Jenis/ Penggunaan Kadar air maks. (%)
Kayu gergajian 19
Kayu glulam 16
I‐joist kayu prefabrikasi 16
38
Kayu Struktural
Spesifikasi dan metode pengawetan
SNI 01-7205-2006 Uji bahan pengawet pada kayu dan produk kayu
Spesifikasi dan metode pengawetan kayu untuk perumahan dan gedung, serta cara pengujian bahan pengawet kayu.
39
Bambu Konstruksi
Acuan: SNI 8020:2014 Kegunaan bambu
Bambu untuk konstruksi:
• berat: buluh yang dipakai pada konstruksi bangunan sebagai penyangga beban secara langsung
• sedang: buluh yang dipakai pada konstruksi bangunan bukan sebagai penyangga beban secara langsung
• ringan: bilah, setengah buluh dan pelupuh yang dipakai pada konstruksi bangunan bukan sebagai penyangga
beban secara langsung
Persyaratan umum:
• Buluh harus lurus
• Kadar air kering udara
• Bebas cacat, kecuali kulit mengelupas dan kulit tergores
40
Bambu Konstruksi
Persyaratan khusus:
Konstruksi
Karakteristik
Berat Sedang Ringan
Tingkat kedewasaan (maturity) dewasa muda
Densitas (g/cm3) > 0,65 0,56 – 0,65 < 0,56
tidak
Diameter (mm) > 100 < 100
dipersyaratkan
Untuk meningkatkan umur pakai, semua jenis bambu sebaiknya diawetkan
Jenis bambu yang direkomendasikan: betung, andong/ gombong, tali, ater, hitam
41
Bambu Konstruksi
Jenis dan karakteristik bambu:
Karakteristik batang
Jenis Karakteristik lainnya
Ketebalan dinding
Diameter Tinggi
pada batang
Betung hijau Dapat mencapai Dapat mencapai 10 Dapat mencapai 20 Batang muda berbulu coklat seperti beludru, dengan batang
(Dendrocalamus >100 mm m mm bagian atas berwarna keputihan karena ditutupi oleh lapisan
asper) lilin tipis
Betung hitam Dapat mencapai Dapat mencapai 30 10 mm‐15 mm Bagian pangkal mempunyai ruas pendek 100 mm‐250 mm.
(Dendrocalamus 150 mm m Batang muda yang berbulu coklat seperti beludru, dengan
asper) batang bagian atas berwarna kehitaman
Dapat mencapai Dapat mencapai 25 Dapat mencapai 15 Ruas bagian tengah dapat mencapai 500 mm. Bagian pangkal
Gombong
100 mm m mm bambu agak pendek (300 mm‐400 mm), namun tidak sependek
(Gigantochloa
pada buku‐buku pangkal bambu betung. Batang ketika masih
pseudoarundinacea)
segar berwarna hijau kekuningan cerah dengan garis kuning.
Tali (Gigantochloa Dapat mencapai 80 Dapat mencapai 20 8 mm‐10 mm Batang berwarna hijau keputihan, ada kultivar yang batangnya
apus). mm m berwarna hitam. Pelepah buluh tidak mudah luruh walaupun
sudah tua, sehingga tampak dari jauh tetap melekat. Hanya jenis
bambu tali ini yang mempunyai pelepah buluh tetap melekat.
Serat batang berpadu sehingga menurunkan kualitas
pemesinan.
42
Bambu Konstruksi
Jenis dan karakteristik bambu:
Karakteristik batang
Jenis Karakteristik lainnya
Ketebalan dinding
Diameter Tinggi
pada batang
Ater (Gigantocohloa Dapat mencapai 80 Dapat mencapai 25 Dapat mencapai 10 Berwarna hijau dengan pelepah hijau berbulu hitam. Batang
atter) mm m mm berwarna hijau kebiruan. Beberapa kultivar mempunyai bulu
coklat pada buku‐bukunya. Kultivar yang dari Bali warna batang
sangat hijau licin mengkilap
Hitam (Gigantochloa Dapat mencapai Dapat mencapai 15 10 mm‐15 mm Batang muda kadang‐kadang berwarna hijau bila ditanam di
atroviolacea) 100 mm m daerah yang bercurah hujan tinggi, namun di tempat yang
kurang curah hujannya batang berwarna hitam kecoklatan
kadang bergaris hijau.
43
Bambu Lamina
Acuan: SNI 7944:2014 Bambu lamina penggunaan umum
Diperoleh dari hasil perekatan bilah bambu sejajar serat ke arah lebar dan/atau ke arah tebal
Kadar air ≤ 14%
Syarat mutu:
Mutu
Karakteristik
A B C
Cacat alami
Buku bambu tidak sehat (jumlah yang tampak) tidak diperkenankan 1 buah tidak dibatasi
Lubang gerek tidak diperkenankan maks Ø 1,5 mm; tidak berkelompok didempul dan diampelas rata
dan panjang 16 mm
Keseragaman warna seragam 75% seragam tidak dibatasi
Cacat teknis
Retak dan pecah tidak diperkenankan didempul tidak dibatasi
Celah antar bilah tidak diperkenankan lebar ≤ 1,5 mm, didempul lebar ≤ 3 mm, didempul
Tergores tidak diperkenankan didempul dan diampelas rata tidak dibatasi
Permukaan kasar tidak diperkenankan diperkenankan asal didempul rata tidak dibatasi
Cacat ampelas tidak diperkenankan halus dan rata tidak dibatasi
44
Bambu Lamina
Syarat mutu:
Mutu
Karakteristik
A B C
Cacat teknis (lanjutan)
Cacat kempa tidak diperkenankan sejajar serat 3 mm x 20mm, 1 buah sejajar serat 8 mm x 20mm, 2 buah
per papan, didempul dan diampelas per papan, didempul dan diampelas
rata rata
Noda perekat tidak diperkenankan dipekenankan asal rata
Noda minyak/ oli tidak diperkenankan tidak dibatasi
Membusur tidak diperkenankan ≤ 0,7% panjang ≤ 1,0% panjang
45
Baja Ringan (Baja Canai Dingin)
Jenis bahan baku:
• Baja lembaran lapis seng (Bj. LS)
• Baja lembaran lapis aluminium‐seng (Bj. LAS)
• Baja lembaran lapis aluminium‐seng‐magnesium (Zinc Aluminium Magnesium Alloy)
Bentuk profil:
46
47
Baja Ringan (Baja Canai Dingin)
Toleransi tebal logam dasar induk Tebal
Toleransi
nominal 630 ≤ L ≤ 1.000 ≤ L ≤ 1.250 ≤ L ≤
L ≤ 630 mm
1.000 1.250 1.600
0,90 ± 0,070 ± 0,070 ± 0,080 ± 0,080
0,95 ± 0,070 ± 0,070 ± 0,080 ± 0,080
1,00 ± 0,070 ± 0,070 ± 0,080 ± 0,080
1,05 ± 0,070 ± 0,070 ± 0,080 ± 0,080
1,10 ± 0,070 ± 0,070 ± 0,080 ± 0,080
1,20 ± 0,070 ± 0,070 ± 0,080 ± 0,090
1,30 ± 0,080 ± 0,080 ± 0,090 ± 0,100
1,40 ± 0,080 ± 0,080 ± 0,090 ± 0,100
1,50 ± 0,100 ± 0,100 ± 0,100 ± 0,100
1,60 ± 0,100 ± 0,100 ± 0,100 ± 0,100
1,80 ± 0,100 ± 0,110 ± 0,120 ± 0,130
1,90 ± 0,120 ± 0,120 ± 0,140 ± 0,140
2,00 ± 0,120 ± 0,120 ± 0,140 ± 0,140
2,20 ± 0,140 ± 0,140 ± 0,140 ± 0,150
2,30 ± 0,140 ± 0,140 ± 0,140 ± 0,150
2,50 ± 0,140 ± 0,140 ± 0,140 ± 0,150
2,60 ± 0,160 ± 0,160 ± 0,160 ± 0,170
2.80 ± 0,160 ± 0,160 ± 0,160 ± 0,170
3,00 ± 0,160 ± 0,160 ± 0,170 ± 0,170
48
Penandaan produk
‐ Merek
‐ Jenis dan ukuran nominal profil
‐ Tebal nominal (BMT) dan panjang
‐ Spesifikasi bahan (kelas baja dan jenis lapisan)
‐ Penamaan semua jenis profil dicantumkan spesifikasi tinggi (A)
49
Baja Ringan (Baja Canai Dingin)
50
Acuan: SNI 8640:2018 Spesifikasi bata ringan untuk pasangan dinding
Memiliki bobot isi 400 ‐ 1400 kg/m3
Meliputi bata ringan AAC (autoclaved aerated concrete) dan CLC (cellular lightweight
concrete)
52
Bata Ringan
Persyaratan toleransi dimensi
Ukuran (mm)
Toleransi (mm)
panjang lebar tebal
600 + 3 200 + 3 75 ±2
‐5 ‐ 5 100
125
150
54
Bata Beton
Acuan: SNI 03‐0349‐1989 Bata beton untuk pasangan dinding
Berupa bata beton pejal atau bata beton berlubang
55
Bata Beton
Persyaratan fisis dan mekanis:
Tingkat mutu bata beton pejal Tingkat mutu bata beton berlubang
Parameter
I II III IV I II III IV
Kuat tekan bruto rata‐rata min. (kg/cm2) 100 70 40 25 70 50 35 20
Kuat tekan bruto masing‐masing benda uji min. (kg/cm2) 90 65 32 21 65 45 30 17
Penyerapan air rata‐rata maks. (%) 25 35 ‐ ‐ 25 35 ‐ ‐
Tingkat mutu Penggunaan
I Konstruksi yang memikul beban dan bisa digunakan pula untuk konstruksi yang tidak terlindung (di luar atap)
konstruksi yang memikul beban, tetapi penggunaannya hanya untuk konstruksi yang terlindung dari cuaca luar
II (di bawah atap)
konstruksi yang tidak memikul beban, dinding penyekat serta konstruksi lainnya yang selalu terlindung dari
III hujan dan terik matahari, tetapi permukaan dinding dari bata tersebut boleh tidak diplester (di bawah atap)
konstruksi yang tidak memikul beban, dinding penyekat serta konstruksi lainnya yang selalu terlindung dari
IV hujan dan terik matahari (harus di plester dan di bawah atap).
56
Bata Merah
Acuan: SNI 15‐2094‐2000 Bata merah pejal untuk pasangan dinding
Berbentuk prisma segiempat panjang, pejal atau berlubang (maks. 15 %), dibuat dari
tanah liat dengan/ tanpa bahan aditif, dibakar pada suhu tertentu
Persyaratan mekanis:
Kelas Kuat tekan rata‐rata*) minimum (kg/cm2) Koef. variasi (%)
50 50 22
100 100 15
150 150 15
*) dari 30 bata yang diuji
57
Paving Block
Acuan: SNI 03‐0691‐1996 Bata beton (paving block)
Tebal minimum: 60 mm (± 8%)
Persyaratan mutu:
Ketahanan aus
Kuat tekan (MPa) Penyerapan air
Mutu Penggunaan (mm/menit)
rata‐rata maks. (%)
rata‐rata min. rata‐rata maks.
A Jalan 40 35,0 0,090 0,103 3
B Parkir 20 17,0 0,130 0,149 6
C Jalur pejalan kaki 15 12,5 0,160 0,184 8
D Taman dan penggunaan lain 10 8,5 0,219 0,251 10
58
Acuan:
• SNI 6882:2014 Spesifikasi mortar untuk pekerjaan unit pasangan (ASTM C270 – 10, IDT)
• SNI 8837‐1:2019 Mortar siap pakai – Bagian 1: Perekat ubin keramik dan batu alam
59
Mortar Siap Pakai / Mortar Instan / Mortar Premiks
Persyaratan* untuk mortar perekat bata (thinbed):
Kekuatan tekan rata‐rata min. Retensi air, min. Kadar udara maks. Rasio agregat (diukur dalam kondisi
Tipe
pada umur 28 hari (MPa) (%) (%) lembap, lepas)
M 17,2 75 12
S 12,4 75 12 Tidak kurang dari 2¼ dan tidak lebih
dari 3½ jumlah dari volume terpisah
N 5,2 75 14** dari material sementisius
O 2,4 75 14**
* Untuk pengujian kondisi laboratorium
** Bila terdapat tulangan struktural dalam mortar, kadar udara maksimum harus 12 %
61
Penutup Atap Genting Keramik/ Tanah Liat
Acuan : SNI 03‐2095‐1998 Genteng keramik
SNI 03‐2134‐1996 Genteng keramik berglasir
Persyaratan mutu tampak:
‐ permukaan atas yang mulus, tidak terdapat retak, bintik‐bintik hitam, benjolan dan lekukan yang disebabkan oleh
bagian permukaan yang lepas atau cacat lain dan nuansa warna dan bentuk harus seragam bagi tiap jenis. Susunan
genteng pada pemasangan harus rapih dan baik.
‐ Permukaan glasir harus seragam, bebas dari retak retak dan cacat, warna glasir harus rnerata, harus mempunyai
permukaan yang utuh, tidak ada deformasi, kerapatan pada pemasangan di atas atap harus baik.
62
63
Penutup Atap Genting Keramik/ Tanah Liat
Persyaratan penyerapan dan beban lentur:
‐ Genting keramik polos
Beban lentur (kgf)
Penyerapan air maks.
Tingkat Minimum dari masing‐
(%) Rata‐rata dari 6 benda uji
masing benda uji
I 12 170 140
II 15 110 90
III 20 80 65
‐ Genting keramik berglasir
Beban lentur minimum 1.180 N
Penyerapan air maksimum 18 %
Tahan terhadap perubahan suhu hingga 150 °C (tidak terjadi retak‐retak)
64
65
Penutup Atap Genting Beton
Persyaratan beban lentur:
Genting interlock
Genting non‐
Tinggi profil (mm) Profil Rata
interlock
t > 20 20 ≥ t ≥ 5 t < 5
Lebar penutup (mm) ≥ 300 ≤ 200 ≥ 300 ≤ 200 ≥ 300 ≤ 200 ‐
Beban lentur (N) 2000 1400 1400 1000 1200 800 550
66
67
Penutup Atap Metal/ Zincalum
Tebal ekuivalen Bj LAS
Massa lapisan Tebal ekuivalen
AS 200 tebal nominal + 0,060 mm
AS 150 tebal nominal + 0,046 mm
AS 100 tebal nominal + 0,027 mm
AS 70 tebal nominal + 0,019 mm
68
adhi.y@pu.go.id Sharing your knowledge with others
does not make you less important
081334830570
ditbtpp.bbsbg@pu.go.id bbsbg.djck bbsbg_djck Kang Batur Bbsbg Djck 081313968585