Anda di halaman 1dari 8

Tugas Teks Ulasan

Mata Kuliah B. Indonesia

Wulung Setrayudha (220322022)

Program Studi

Teknik Perancangan Mekanik Umum

Politeknik Manufaktur Bandung

Tahun Ajaran 2021/2022

i
A. Identitas

a. Judul
Grand Hotel Budapest
b. Pengarang
Wes Anderson & Hugo Guinness
c. Produksi
Studio Balsberg & Fox searchlight pictures
d. Tahun Produksi
2014
e. Aliran Film
Drama-Komedi

2
f. Durasi
100 menit
B. Orientasi
Film ini menceritakan kehidupan dari manager hotel dan seorang lobby
boy di sebuah hotel Bernama Grand Hotel Budapest Pada wilayah Eropa
Timur pada tahun 1932 dalam keadaan peralihan perang dunia I dan II. Film
ini tidak menggunakan Nama asli dari sebuah negara atau kubu, contohnya
pihak jerman pada saat itu diberi nama Zubrowka sehingga tidak
menyinggung penonton secara langsung. Wes Anderson selaku sutradara
membuat cerita ini semenjak tahun 2006, sebanyak 18 skrip yang dibuat
Bersama Hugo Guinness. Untuk pemilihan kostum Anderson terinspirasi dari
pembuat novel yang berasal dari Austria Bernama Stefan zweig, dimana pada
novel nya menggambarkan Austria pada awal abad ke-20. Wes Anderson juga
terinspirasi dengan keadaan perang dunia II pada wilayah eropa. Untuk
pemilihan lokasi syuting, Wes Anderson memilih wilayah di Czech, Italia,
dan Jerman.

Gambar 1. Wes Anderson


C. Sinopsis

3
Pada tahun 1932, Zero adalah Lobby boy, yang baru direkrut di hotel
ternama Bernama Grand Budapest Hotel. Monsieur Gustave H merupakan
hotel manajer di Grand Budapest Hotel, Gustave H mempunyai hubungan
dengan bangsawan berumur 84 tahun Bernama Madame D, namun Madame
D tiba – tiba meninggal setelah berkunjung ke Grand Hotel Budapest. Setelah
mendengar kabar tersebut Gustave dan Zero berkunjung ke kediaman
Madame Schloss Lutz, dimana Gustave dituduh oleh kerabat dari Madame D
bahwa dia telah membunuh nya, ditambah seluruh warisan dari Madame D
diserahkan pada Gustave yang membuat dugaan kerabat keluarga semakin
kuat.

Gambar 2. Orang paling kanan (Gustave, Manajer Hotel), Orang


urutan kedua dari kanan (Madame D), dan orang ketiga dari kanan (Zero,
Lobby Boy)
Akhirnya Gustave dipenjara, namun Gustave berhasil kabur dengan
bantuan alat penggali yang dikirim oleh Zero dengan disimpan didalam kue.
Setelah Gustave keluar dari penjara, Gustave dan Zero ingin membuktikan

4
bahwa Gustave tidak bersalah, Namun anak dari Madame D (Dimitri),
menyewa pembunuh bayaran Bernama J. G. Jopling untuk membunuh
Gustave. Zero dan Gustave menemukan bahwa Madame D memiliki Surat
warisan kedua yang masih belum diketahui keberadaannya. Saat Zero dan
Gustave menuju Grand Hotel Budapest, tempat tersebut telah berubah
menjadi markas militer. Gustave dan Zero yang telah memiliki lukisan Boy
With Apple yang didapatkan dari warisan, berniat untuk menjualnya karena
memiliki harga yang tinggi.

Gambar 3. Gustave saat dipenjara


Saat ingin menjual lukisan tersebut, mereka bertemu Dimitri dan terjadi
pertengkaran, namun segera dilerai oleh kepala polisi Zubrowska. Dimana
ditemukan surat warisan kedua tersebut dibelakang lukisan Boy with Apple.
Surat warisan itu berisi pernyataan bahwa seluruh harta kekayaan dari
Madame D diberikan kepada Gustave. Beberapa bulan kemudian, Gustave
telah menjadi salah satu orang terkaya di Zubrowska dan Zero telah menjadi
manajer dari Grand Budapest Hotel, mereka sedang menaiki kereta dan
dihadang oleh tentara sekutu dimana Zero akan ditahan karena memiliki surat
yang kurang lengkap. Namun, Gustave melindungi Zero dan akhirnya

5
tertembak mati, sehingga harta kekayaan Gustave diwariskan kepada Zero.
Zero akhirnya menjadi pemilik Grand Budapest Hotel untuk mengenang istri
(Agatha) dan anaknya yang meninggal akibat flu.

Gambar 4. Urutan dari kiri (Mr. Gustave, Zero, dan Agatha)


D. Analisis
Setiap film yang dibuat Wes Anderson memiliki ciri khas yaitu
penggunaan narator pada film nya, dimana narrator memiliki hubungan
langsung dengan penontonnya sehingga penonton dapat mengikuti ceritanya
dengan baik. Film ini juga memiliki ciri khas dalam pemilihan warna dan
penggunaan widescreen yang bisa disebut Andersonian karena widescreen
digunakan hanya pada scene tertentu. Penggunaan cahaya dalam film ini
hangat dan lembut, gambar diletakkan pada tengah frame (centre framed), dan
transisi yang mulus sebagai ciri khas dari Wes Anderson. Namun yang unik
pada film ini adalah saat pengambilan gambar hotel dari luar, hotel tersebut

6
merupakan miniature, Wes Anderson terinspirasi terhadap film yang berjudul
the dool pada tahun 1919.

Gambar 5. Perbandingan opening scene The doll 1919 dan Grand


Hotel Budapest.
Untuk cerita dapat ditarik kesimpulan, bahwa sutradara
menggambarkan Grand Hotel Budapest sebagai kejadian di masa lalu dan
mengajak penonton untuk merasakan Nostalgia melalui cerita yang
7
diceritakan oleh narator dan mengajak penonton kejadian tersebut sehingga
terasa nyata. Film ini juga memberikan rasa mengenai dampak dari perang
dunia yang telah membunuh 2.5 % populasi di seluruh dunia. Sutradara juga
memberikan rasa atas “kenyataan” pada cerita fiksi.
E. Evaluasi
Kekurangan pada film ini adalah hubungan antara penonton dan juga
narrator di awal film, karena membuat penonton kebingungan, di awal film
penonton digambarkan sebagai camera dan narrator sebagai lelaki tua yang
sedang membaca buku terhadap anaknya. Namun, setelah memasuki cerita
hubungan narrator lebih jelas dengan penonton. Selain itu, banyak
penggunaan istilah yang sering digunakan oleh orang eropa pada periode 1920
– 1950 sehingga diperlukan pengetahuan mengenai istilah tersebut agar
penonton dapat mengikuti cerita lebih dalam lagi.
Untuk kelebihan, hampir sama pada point analisis dimana pemilihan
warna, peletakkan gambar, transisi antar scene, dan penggunaan cahaya yang
hangat dan lembut sehingga penonton mendapatkan rasa hangat dan nyaman
saat menonton film tersebut.

Anda mungkin juga menyukai