Anda di halaman 1dari 2

NAMAKU MATA HARI

sosok penuh intrik


Identitas novel:
1. Judul novel
: Namaku Mata Hari
2. Nama pengarang
: Remy Sylado
3. Jumlah halaman
: 559 halaman
4. Penerbit
: PT Gramedia Pustaka Utama
5. Tempat terbit : Jakarta
6. Tahun terbit
: Oktober 2011 (cetakan kedua)
Mata Hari, sosok yang masih berupa misteri. Sosok yang melegenda,
yang juga mempengaruhi pada budaya pop lainnya seperti, Pada tahun 1967
James Bond berjudul Casino Royale, cerita fiksi tentang tokoh Mata Bond yang
dikisahkan sebagai puteri Mata Hari dengan James Bond. Ia juga berperan sebagai
seorang penari seperti ibunya, namun bukan seorang mata-mata berbahaya. Hidup

di sekitar akhir abad ke-19 sampai awal abad ke-20. Mata Hari, nama yang
tercatat di berbagai literatur, terutama dihubungkan dengan spionase, matamata, intrik juga sensualitas. Siapa penulis yang pada novel ini seperti
menunjukkan sifat androgini, keluar-masuk dunia perempuan dan lelaki,
untuk menggali sisi terdalam Mata Hari dengan penuh empati? Ia adalah
Remy Sylado, ikon kehidupan anak muda pada tahun 1970-an.
Bercerita tentang Margaretha Geertruida Zelle yang lahir dan besar di
Leeuwarden dan memiliki seorang ibu yang berdarah Jawa-Belanda, Antje
van der Meulen. Saat berumur 18 tahun dia menikah dengan seorang opsir
Belanda berdarah Skotland bernama Rudolph MacLeod. Margretha mengikuti
suaminya yang bertugas ke Indonesia. Di sana mereka tinggal di Ambarawa.
Indonesia inilah Margaretha jatuh cinta terhadap tarian dan pertama
kali mengenal nama Mata Hari, nama yang kelak akan dia gunakan menjadi
nama panggungnya. Dia belajar tari Jawa yang eksotik dengan Mbah Kung.
Saat dia mengisi tarian bersama rombongan Mbah Kung di Candi Borobudur,
Margaretha berkenalan dengan J. Th. Cremer. Dari sinilah dia kemudian akan
banyak mementaskan tarian yang bahkan pada periode berikutnya ia juga
mulai menarikan tarian-tarian erotik di hadapan banyak orang.
Melalui Tuan Cremer inilah Margaretha meminta Ruud dipindah
tugaskan ke Batavia. Di Batavia, dia mulai bekerja sebagai penari di gedung
soos dan mengenal banyak pejabat. Awal dari petualangannya sebagi
pelacur dan penari.
Di Batavia jugalah dia ribut dengan suaminya, Ruud dan mengetahui
perselingkuhannya dengan mantan babunya, Nyai Kidhal.
Anak pertamanya, Norman John meninggal karena memakan dodol
kiriman dari adik Nyai Kidhal yang dendam terhadap Ruud yang tidak mau
bertanggung jawab padahal sudah menghamili Nyai Kidhal. Pertengkaran
demi pertengkaran mengantarkannya pada keputusan untuk cerai dari
suaminya.
Margaretha kembali ke Belanda bersama anak keduanya Jeanne Louisa
atau biasa dipanggil Non untuk mengurus perceraiannya dengan sang
suami. Hak asuh anaknya jatuh ke tangan Ruud.

Di Belanda, Mata Hari bertemu dengan Gabriel Astruc yang kemudian


menjadi manajernya. Astruc mengatur pentas tarinya pertama kali di
Prancis. Pentas yang mengantarkannya menjadi seorang penari eksotik yang
dikenal dunia.
Kedekatannya dengan banyak pejabat dan petinggi militer
membuatnya terseret menjadi agen ganda bagi Prancis dan Jerman pada
Perang Dunia I. Dia mengorek informasi dari kedua pihak melalui dialog
bantal dan kemudian informasi itu diberikan kepada kedua pihak.
Dari pihak Prancis dia mengenal Vadim Maslov, seorang pilot Rusia
yang kemudian menjadi kekasihnya.
Mata Hari ditangkap oleh pihak Prancis dan dituduh sebagai
pengkhianat. Diketahui kedoknya sebagai mata-mata Jerman dengan kode H
21. Dia kemudian di eksekusi mati di hutan pinggiran Paris pada 15 Oktober
1917.
Namaku Mata Hari yang ditulis Remy Silado ini sejatinya adalah semua novel
sejarah. Remy menulisnya dengan riset arsip tentang kehidupan Mata Hari.
Mengeksplorasi bagian hubungan Mata Hari dan Indonesia. Remy menulisnya
seakan-akan Mata Hari sendirilah yang telah menulis novel ini. Remy menuliskannya
dari sudut pandang yang sangat perempuan.
Melalui sudut pandang Mata Hari, Remy menggambarkan kultural laki-laki
yang lebih dominan ketimbang perempuan. Namun di sisi lain laki-laki adalah pihak
yang justru dikuasai oleh perempuan, yang Remy gambarkan dari hubungan Mata
Hari dengan para pria yang dikencaninya. Yang membuat novel ini menarik adalah
penulis menulis kisah Mata Hari selama di Indonesia. Kisah yang belum banyak
diketahui orang.
Bahasa dari sang penulis sangat frontal dan tidak terkesan ditutupi.
Penggunaan bahasa pada novel ini termasuk kasar. Contohnya penggunaan kata
babu, dan betina. Selain itu ada beberapa kesalahan ketik, contohnya penulisan
mejamakan seharusnya meja makan. Tercatat, kata-kata yang nyaris tidak
pernah digunakan penulis Indonesia lain seperti; tenahak, takrif, bertempiksorak, mukhlis, dikajeni dan lain-lain bertebaran di dalam buku ini. Selain itu,
mengingat status sosial tokoh utamanya merupakan seorang penari sensual yang
plus-plus, maka kata-kata vulgar seperti vagina, penis maupun senggama
juga dengan mudah kita temukan.

Tokoh dan Penokohan:


Mata Hari/ Mrs MacLeod/ Lady Macleod/ Madame Macleod/ Margaretha Geertuida
Zelle/ H 21/ Clara Benedix: seorang vrijdenker (pemikir bebas) yang berpemikiran
bebas, masih mempertanyakan keberadaan Tuhan, cerdik
Rudolph MacLeod: egois, suka main perempuan, dan kasar.
J. Th. Cremer: sering membantu Mata Hari
Nyai Kidhal: babu Mata Hari yang kemudian menjadi selingkuhan suaminya.

Anda mungkin juga menyukai