Anda di halaman 1dari 2

THE BOY IN THE STRIPED PAJAMAS

Rilis Sutradara Penulis Skenario Pemain Aliran Rating IMDb Rating Resensator Resensator : 28 November 2008 : Mark Herman : John Boyne (novel), Mark Herman (film) : Asa Butterfield, David Thewlis dan Rupert Friend : Drama; Sejarah; Peperangan : 7.8/10 : 8.7/10 : Atika Rahma Hadiana / 105060304111003

Film ini mengisahkan tentang seorang anak laki-laki berumur 8 tahun bernama Bruno yang hidup di masa Perang Dunia II Jerman. Dia memiliki sahabat seorang anak laki-laki aneh yang mengenakan piyama bergaris. Ayah Bruno adalah tentara yang memiliki jabatan penting. Tentara dengan misi rahasia untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik. Promosi dan misi rahasia tersebut mengharuskan Ayah Bruno untuk membawa keluarganya pindah dari kota menuju ke daerah terisolasi. Mereka tinggal di sebuah rumah yang terletak di pedesaan besar yang berada di tengah hutan, tanpa tetangga satupun sehingga tidak ada teman untuk Bruno bermain. Bruno yang kesepian menemukan kebun belakang yang membawanya pada petualangan kecil yang mempertemukannya dengan anak laki-laki sebayanya di belakang pagar aneh bernama Schmuel. Bruno tidak mengetahui bahwa ayahnya sebenarnya adalah tentara Nazi yang memiliki pekerjaan rahasia di sebuah kamp. Teman baru Bruno di balik pagar adalah seorang Yahudi. Ayah Bruno dengan berhati-hati berkata pada Bruno, yang perlu kamu ketahui tentang pekerjaan Ayah di sini adalah bahwa pekerjaan ini sangat penting untuk Negara kita. Dengan naf, Bruno sangat bangga dengan ayahnya. Ayahnya pun menghadirkan seorang guru untuk kegiatan belajar Bruno dan kakaknya dengan bahan ajar mengenai betapa jahat dan hina kaum Yahudi. Seiring dekatnya hubungan persahabatan rahasia Bruno dan Schmuel, Bruno semakin bingung. Dia bertanya kepada gurunya Apakah ada kaum Yahudi yang baik di luar sana?,

dan gurunya membalas Menurutku, Bruno, jika kamu pernah menemukan seorang Yahudi yang baik, kamu adalah petualangan paling hebat di dunia. Akhir kisah The Boy in The Striped Pajamas ini akan membuat anda tertegun. Film ini memiliki alur yang sangat jelas dan mudah dipahami, namun anda akan melihat dalam sudut pandang Bruno yang mengakibatkan kegamangan akan kisah tersebut. Kegamangan tersebut akan hancur seketika ketika anda sampai pada akhir film. Anda akan dikejutkan dengan peristiwa tidak berperikemanusiaan. Peristiwa tersebut merupakan sejarah kelam bagi dunia. Beberapa film yang menampilkan banyak pertumpahan darah pada Perang Dunia II mungkin membuat anda merasa pedih melihat kejadian-kejadian yang tidak

berperikemanusiaan. Namun tidak untuk The Boy in The Striped Pajamas. Film ini tidak terlalu menampilkan pertumpahan darah, namun akan membuat anda merinding lewat fakta yang ditutupi oleh Ayah Bruno dan kejadian apa yang terdapat di akhir film. Kelebihan film ini adalah alur cerita yang membawa penonton larut dalam kisah persahabatan yang kompleks yang diakhiri peristiwa yang sama sekali tidak terduga. Penggambaran karakter film sangat bagus sehingga masing-masing tokoh berperan penting dalam film. Cerita yang diangkat bertema menarik dan peristiwa di dalamnya tidak terlalu menampakkan pertumpahan darah seperti film peperangan pada umumnya, namun sangat berkesan. Kekurangan The Boy in The Striped Pajamas adalah kurangnya penggambaran kamp yang sebenarnya pada film. Film ini sangat berkesan karena kisah yang diangkat merupakan sejarah kelam dalam Perang Dunia II dan ditampilkan dalam sudut pandang yang lain, yaitu persahabatan dua anak laki-laki tidak berdosa yang terlibat dalam perilaku tidak berperikemanusiaan para tentara Nazi pada masa itu. Akhir cerita sama sekali tidak tertebak, sehingga meninggalkan kesan yang sangat mendalam terhadap film ini.

Anda mungkin juga menyukai