NIM : 120200102001
Nama Dosen : BRIGJEN TNI Dr. Pujo Widodo, SE, SH, MA, M.Si, MDMS,
M.Si(Han)
1
professional, and political activity (On War p. 596). Terkandung dalam pengertian
kedua ini ialah sasaran abstrak yaitu hancurnya pemerintahan, tatanan sosial,
maupun ideologi politik.
Ketiga, menyerang sekutu-sekutu musuh (alliances), merupakan prioritas
berikutnya yang patut dijadikan sasaran untuk menaklukkan musuh. Menurut dia,
“In small countries that rely on large ones, the center of gravity is usually the Army
of their protector. Delivery of an effective blow against his principal ally if that ally
is more powerful than he”. Clausewitz mengakui bahwa hubungan yang paling
lemah dalam suatu koalisi terletak pada kemampuan sekutunya untuk bekerjasama
dan itulah yang sering kali menyebabkan memisahkan mereka secara politik
maupun militer.
Keempat, sekalipun tidak dijelaskan secara mendetail, maka Clausewitz
menyatakan bahwa “Karakteristik personil dari pemimpin merupakan salah satu
COG. Pemimpin dapat diartikan bermacam-macam baik pemimpin militer
maupun pemimpin sipil dari pihak musuh. Dia mengambil contoh dalam perang
Napoleon, perang hanya dapat diakhiri apabila Napoleon sebagai pemimpin
sekaligus panglima perang dapat dienyahkan. Demikian pula dalam Perang Dunia
kedua, perang tidak dapat diakhiri apabila Hitler masih tetap berkuasa.
Kelima, di era perang modern dewasa ini, opini publik telah menjadi salah
satu COG yang paling menentukan, khususnya perang dengan sifat berkepanjangan
seperti perang gerilya atau bahkan perang melawan terorisme. Sejarah
perangVietnammenunjukkan bahwa ketiadaan dukungan publik atau masyarakat
dalam negeri mempercepat kekalahan Perancis maupun Amerika disana.
2
Pertama, menurut SunTzu menyerang strategi atau rencana musuh yang
paling penting untuk dilakukan, kalau mungkin jauh sebelum perang terjadi.
Apabila perang telah meletus barulah penyerangan terhadap kekuatan fisik
musuh yang terbesar dilakukan.
Kedua, memutuskan atau menghancurkan persekutuan musuh juga harus
dilakukan sebelum perang atau konflik terjadi. Kata sebelum di sini merupakan kata
kunci yang berarti bahwa Sun Tzu lebih mengutamakan penyelesaian secara non
kekerasan daripada dengan kekerasan. Konsep pertama dan kedua dari SunTzu ini,
lebih berada pada domain strategi dan diplomasi, sehingga berbeda dengan
Clausewitz yang berada pada setingkat di bawahnya yaitu operasional, karena
menginginkan penyelesaian dengan menggunakan kekerasan langsung. Juga Sun
Tzu kurang setuju untuk menyerang kota-kota sebelum upaya lain dilakukan karena
menurutnya: “The worst policy is to attack cities. Attack cities only when there is
no alternatives. (The Art Of War p. 78).
Ketiga, sama seperti Clausewitz (prioritas berbeda) adalah menyerang
kekuatan utama musuh secara fisik.
Keempat, sebagai alternatif terakhir ( last resort) COG adalah menyerang
kota-kota.
3
Salah satu hal namun pokok dilakukan adalah menentukan COG terorisme
secara tepat dan akurat dengan tujuan agar upaya yang kita lakukan tidak sia-sia
atau malahan salah sasaran. Konsep penentuan COG seperti yang diuraikan di atas
mungkin dapat membantu, namun harus disesuaikan dengan kondisi dan situasi saat
ini. Dapat dipastikan bahwa musuh (teroris) memiliki tidak hanya satu COG.
Dari beberapa COG kita harus mampu menentukan urutan prioritas
sehingga dengan sumber daya yang kita miliki kita dapat melakukan perang lawan
(kontra) secara efektif dan efisien.Sebagai analog dari apa yang dikemukakan oleh
Clausewitz; Kekuatan pokok “Army” tidak lain adalah pasukan inti teroris yang
melakukan serangan bersenjata ataupun bom bunuh diri. Singkatnya adalah
pasukan nyata secara fisik. Apabila kita menentukan pasukan ini sebagai COG
dengan prioritas no.1, maka dapat dipastikan kita akan gagal. Kemudian apa yang
disebut “the seizure of his capitol” tidak lain adalah markas atau pusat komando
teroris sebagai COG. Aparat keamanan sudah melakukannya, dengan cara
mengepung dan menyerang markas mereka di Batu,Malang beberapa waktu yang
lalu. Tapi inipun bukanlah COG yang utama dengan prioritas yang tinggi. Karena
sekalipun markasnya hancur dan pemimpinnya tewas, bukan berarti teroris sudah
kalah. Markas dapat dipindahkan dan dibentuk baru.
Berikutnya adalah “The delivery of an effective military blow against his
principal ally.” Implementasi dari pernyataan ini adalah mencari dan memutus
jaringan terorisme baik di dalam negeri maupun di luar negeri, atau dengan kata
lain memutuskan dan mengisolasi gerakan terorisme dari sekutunya yang
memberikan bantuan kepada mereka baik logistik, persenjataan, finansial bahkan
personil yang memungkinkan mereka hidup dan melakukun kegiatan. COG
berikutnya adalah “The enemy’s leader”, dimaksudkan apabila dapat menangkap
atau bahkan dapat membunuh pemimpin, komandan atau kepalanya maka dengan
sendirinya anak buahnya akan menyusul menyerah dan selanjutnya persoalan
selesai.
4
Apakah memang demikian? Kenyataannya banyak pemimpin teroris sudah
ditangkap atau bahkan terbunuh (juga diluar negeri) namun kemudian muncul
pemimpin-pemimpin baru dan gerakan mereka belum dapat dipatahkan. Urutan
berikut adalah “ The enemy’s public opinion“. Pendapat dan dukungan publik
dewasa ini sangat menentukan. Di dalamnya terkandung dukungan moril yang
didasarkan pada keyakinan bahwa perjuangan teroris itu adalah perjuangan yang
benar dan “suci” dan oleh karena itu harus didukung dan dibela, kalau perlu
dengan mengorbankan jiwa dan raga.
Mempelajari karakteristik gerakan teroris baik dalam negeri maupun di luar
negeri serta mengambil pelajaran dari pengalaman kita, maka menurut pendapat
penulis gerakan ini memiliki setidaknya dua Center of Gravity yaitu sesuai urutan
prioritas: pertama, jaringan sekutu (allies) baik di dalam negeri maupun luar negeri
yang memberikan dukungan baik material maupun moral dan kedua: pendapat
publik yang tidak kelihatan namun yang kekuatannya sangat dahsyat. Walaupun
tidak ada yang dapat menjamin bila segala upaya, daya dan dana kita arahkan untuk
menghancurkan COG musuh ini lalu serta merta gerakan ini hancur/kalah, tapi
paling tidak kita tidak menghambur-hamburkan sumber daya kita secara tidak
terukur melainkan kepada sasaran yang lebih efektif . Itulah harapannya.