Anda di halaman 1dari 4

Asymmetric Warfare Dynamic

Dr. Treyoga budi Prasetyo Msi

Nama : Abdillah Satari Rahim


NIM : 120200102001
Mata Kuliah : Asymmetric Warfare Dynamic
Nama Dosen : Dr. Treyoga budi Prasetyo Msi

“Asymmetric strategies for weak”


RESUME
Kehebatan militer unipolar /bipolar/multi polar tak tertandingi di abad
ke-21. Satu dekade memasuki abad baru, negara kuat masih terlibat dalam
perang terpanjang melawan aktor non-negara yang lebih lemah, tanpa
akhir yang terlihat. Konsep asimetri belakangan ini telah diterapkan di
sejumlah tempat berbeda konteks. 1) Musuh non-tradisional, non-militer
(atau jaringan musuh), 2) Konflik yang libatkan aktor negara dan non
negara, 3) Penggunaan tehnologi senjata, dan 4) Keterlibatan negara
dalam kekuatan multi polar/bipolar/unipolar utk gabungkan pendekatan.
konvensional dan nonkonvensional utk susun strategi asimetris
Nasutin : Mengembangkan Guerillia warfare dan anti gerilya sebagai
perang semesta menggunakan segala kekuatan (sumber daya) untuk
mengalahkan musuh yang lebih kuat. Mao : perang yang bersifat
revolusioner, perang gerilya dapat dipahami sebagai bagian dari sebuah
kontinum.
Setiap strategi dilakukan untuk meningkatkan kemenangan( strategi
serangan dan balasan mereka memilih dan menerapkan strategi balasan
itu). Para aktor yang dapat memprediksi strategi musuh untuk tingkatkan
peluang kemenangan. Aktor yang kuat seringkali kehilangan peluang
Dalam konflik asimetris ketika mereka mengadopsi strategi yang salah.
Aktor kuat akan memenangkan interaksi dengan pendekatan yang
sebanding dengan keunggulan dalam kekuatan relative. Dalam Konflik
asimetris ketika interaksi strategis dilakukan maka aktor kuat cenderung
kalah karena kerentanan politik dan penundaan yang tidak terduga atas
komitmen pok AB krn adanya tekanan Dalam negeri.

1
Asymmetric Warfare Dynamic
Dr. Treyoga budi Prasetyo Msi

Pertahanan langsung/direct . mengacu gun kuat mil utk gagalkan


musuh rebut wil, sumberdaya dan polpulasi. Strategi perang gerilya
(GWS)/indirect gunakan kekuatan semesta hadapi kekuatan militer musuh
dgn hindari konfrontasi langsung. Analisis:Strategi serangan (aktor kuat): 1)
Serangan langsung, 2) Barbarisme, Strategi pertahanan (aktor lemah): 1)
Pertahanan langsung, 2) Strategi perang gerilya.
How Do The Weak Win Wars : Kemungkinan menang dan kalah
dalam konflik asimetris bergantung pada interaksi antara strategi yang
digunakan aktor lemah dan kuat. Pengembangan strategi counter yang
efektif terhalang oleh persepsi asimetris
Strategi dan taktik utama perang gerilya cenderung melibatkan
penggunaan kekuatan bergerak kecil yang menyerang melawan kekuatan
yang besar dan berat. Diorganisir dalam unit-unit kecil yang bergantung
pada dukungan penduduk setempat. Secara taktis, tentara gerilya
membuat serangan berulang jauh dari pusat gravitasi lawan dengan tujuan
untuk meminimalkan korbannya sendiri dan memaksakan tekanan yang
terus-menerus melemahkan musuh.
Perang gerilya sebagai bagian dari proses terintegrasi, lengkap
dengan doktrin , organisasi, keterampilan khusus, dan kemampuan
propaganda yang terintegrasi . Gerilyawan dapat beroperasi sebagai
kelompok penyerang kecil yang tersebar, tetapi mereka juga dapat bekerja
berdampingan dengan pasukan reguler, atau bergabung untuk operasi
bergerak jarak jauh bahkan membentuk unit konvensional.
"Lawrence of Arabia“(1938), memperkenalkan teori taktik perang
gerilya yang ia bandingkan pejuang gerilya dengan gas. Para pejuang
tersebar di daerah operasi secara acak. Gerilyawan atau selnya
menempati ruang intrinsik yang sangat kecil di area itu. Para pejuang dapat
bergabung menjadi beberapa kelompok untuk tujuan taktis, tetapi keadaan
umum mereka tersebar. Pejuang seperti itu tidak bisa "ditangkap". Mereka
tidak bisa dibendung. Mereka sangat sulit untuk "dikalahkan" karena
mereka tidak bisa dibawa berperang dalam jumlah yang signifikan.

2
Asymmetric Warfare Dynamic
Dr. Treyoga budi Prasetyo Msi

Biaya tentara dan material untuk menghancurkan sejumlah besar dari


mereka menjadi penghalang, dalam segala hal, secara fisik, ekonomi, dan
moral. Orang-orang Arab tidak dapat mengalahkan Turki dalam
pertempuran sengit karena mereka adalah pejuang individualistis, bukan
tentara disiplin yang biasa bertempur dalam formasi besar.
Doktrin pendirian tentara Indonesia ditemukan dalam Fundamentals
of Guerrilla Warfare 1953 oleh Nasution. Perang gerilya sebagai bagian dari
Sishankamrata / Total war. Eksplorasi Potensi geografis/demografi dan
kondisi sosial. Menjadi inspirasi bagi Michael Collins di Irlandia, Lawrence
di Timur Tengah dan Mao di China pada awal abad ke-20, hingga
pemberontak kontemporer di Afghanistan dan Irak. Sering menyebut
beberapa kegiatan gerilya/kontra gerilya sebagai tindakan "Wingate“/garis
pertahanan musuh.
1) Implikasi kebijakan pertahanan :
• Untuk aktor lemah, sukses melawan aktor kuat bergantung
pada strategi tidak langsung.
• Untuk aktor kuat, tesis interaksi strategis menunjukkan
bahwa musuh lemah yang menggunakan pertahanan tidak
langsung akan sulit dikalahkan
2) Strategi tidak langsung seperti GWS mengandalkan dukungan
lingkungan kesemestaan untuk mendapatkan dan
mempertahankan simpati ataupersetujuan mayoritas masyarakat
3) Strategi barbarian hanya mengorbankan kemenangan
perdamaian untuk kemenangan dalam perang
4) Pola kebijakan yang diakukan ketika menghadapai dengan
negara lemah
• Mengenali asimetris strategi
• Mengambil tindakan untuk mengganggu dan
menghilangkan keuntungan musuh dari faktor kritis

Prospek Kedepan.

3
Asymmetric Warfare Dynamic
Dr. Treyoga budi Prasetyo Msi

Strategi asimetris telah menjadi strategi pemilihan negara lemah


untuk menghindari kerusakan negara. Penggunaan metode perang gerilya
dirasakan lebih menghemat sumberdaya yang dimiliki negara lemah
Penggunaan kekuatan militer yang besar hanya dilakukan jika terjadi
perang di wilayah teritorialnya. Dalam perspektif multi polar/aliansi dan uni
polar keberadaan pihak lemah akan selalu mendapat tekanan dari aliansi
aktor kuat.
Dibutuhkan struktur organisasi yang dapat mengembangkan tindakan
militer/non militer yang mengintegrasikan semua komponen yang
diperlukan menjadi strategi militer. Kemenangan dapat dicapai dengan
kombinasikan dukungan negara kuat dengan strategi asimetris

Anda mungkin juga menyukai