Anda di halaman 1dari 7

FAKTOR MANUSIA DENGAN TERJADINYA KECELAKAAN KERJA DI SENTRA INDUSTRI

MEUBEL ALUMINIUM DI KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA

Michelle Savitri, Gunung Setiadi, Yohanes Joko Supriadi


Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Jurusan Kesehatan Lingkungan
Jl.H.M. Cokrokusumo No.1 A Kota Banjarbaru
Email: michellesavitri@gmail.com

Abstract : Human Factors With The Occurrence Of Work Accidents In Industry Center
Of Aluminium Furniture Regency Hulu Sungai Utara . Work accident do not happen by
accident but there is. The first group is categorized the 80-85% of the human factor and 20-
25% because to mechanical/environmental factors. Human factors that can lead to the
occurrence of accidents is worker characteristics (age, education level, work period, and job
training), less concentration workers, work discipline (APD) and psychological factors
(marital status). The purpose of this analytic research is to know the relation of human
factors with the occurrence of accidents. This type of research analytic with cross sectional
design. Population of research to 43 people. Data analysis used X2 (Chi Square). The results
showed that once a work accident. Many accident as 40 people. The type of accident is
slipped (11.6%), punctured (48.8%), cut throat (32.6%). Location of the wound (69.8%).
The results showed that there is a relationship of age and educational level (p <0.05) with
the occurrence of accidents. Control means with makes a comfortable working space, rest
enough schedule, procurement of personal protective equipment (PPE) in accordance with
the hazard potential

Keywords: human factors, occupational accidents, industry Aluminum furniture

Abstrak : Faktor manusia dengan terjadinya kecelakaan kerja di sentra industri


meubel aluminium di Kabupaten Hulu Sungai Utara. Kecelakaan kerja tidak terjadi
secara kebetulan melainkan ada sebabnya. Dikategorikan yaitu golongan pertama 80-85%
faktor manusia dan 20-25% mekanis /lingkungan. Faktor manusia yang dapat
menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja adalah karakteristik pekerja (usia, tingkat
pendidikan, masa kerja, dan latihan kerja), kurangnya konsentrasi pada pekerja, disiplin
kerja (APD) dan faktor psikologis (status perkawinan). Tujuan utama dari penelitian analitik
ini adalah untuk mengetahui hubungan antara faktor manusia dengan terjadinya kecelakaan
kerja. Jenis penelitian adalah penelitian analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi
penelitian berjumlah 43 orang. Analisis data menggunakan uji X2 (Chi Square). Hasil
penelitian menunjukan yang pernah mengalami kecelakaaan kerja sebanyak 40 orang. Jenis
kecelakaan kerja tersebut adalah terpeleset (11,6%), tertusuk (48,8%), Tersayat (32,6%).
Bagian tubuh yang terluka yang banyak menimpa adalah pada tangan (69,8%). Hasil
penelitian menunjukan ada hubungan usia dan tingkat pendidikan (p<0,05) dengan
terjadinya kecelakaan kerja. Upaya pengendalian dilakukan dengan membuat ruang kerja
yang nyaman, jadwal istirahat yang cukup, pengadaan alat pelindung diri (APD) yang sesuai
dengan potensi bahaya yang ada.

Kata Kunci : Faktor manusia, kecelakaan kerja,industri meubel Aluminium

PENDAHULUAN pada khususnya. Jadi dapat disimpulkan,


Keselamatan kerja bertujuan bahwa keselamatan kerja pada
menjamin keadaan, keutuhan dan hakekatnya adalah usaha manusia untuk
kesempurnaan, baik jasmani maupun melindungi hidupnya dan yang
rohaniah manusia, serta hasil karya dan berhuhubungan dengan itu, dengan
budayanya tertuju pada kesejahteraan melakukan tindakan preventif dan
masyarakat pada umumnya dan pekerja pengamanan terhadap terjadinya
362 Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 13 No. 2 Juli 2016

kecelakaan kerja ketika kita sedang kurangnya hati-hati dalam bekerja serta
bekerja (5). tidak mempedulikan kondisi lingkungan
Kabupaten di Hulu Sungai Utara sekitar. Kejadian kecelakaan kerja
selain sudah dikenal sebagai lumbung tersebut dihubungkan dengan faktor
peternakan Itik dan Kerbau, namun unsafe action yaitu tindakan tenaga kerja
dikenal juga sebagai sentra pengolahan yang tidak benar.
meubel kayu dan alumunium atau industri Secara umum penelitian ini bertujuan
yang bergerak pada sektor informal untuk mengetahui hubungan faktor
sebagai komoditas unggulan. Sebagai manusia dengan terjadinya kecelakaan
daerah yang tidak banyak memiliki kerja pada sentra industri meubel
potensi sumber daya alam, Kabupaten aluminium. Mengidentifikasi karakteristik
Hulu Sungai Utara dipacu untuk terus pekerja (usia, tingkat pendidikan, masa
berkreasi dengan memajukan komuditas kerja, status perkawinan). Mengetahui
unggulannya tersebut, yakni dijadikan tahapan proses produksi. Mengetahui
juga sebagai potensi pendapatan daerah. hazard potensial kegiatan proses
Berdasarkan data hasil survey produksi. Mengetahui klasifikasi
pendahuluan melalui wawancara dari kecelakaan akibat kerja berdasarkan jenis
beberapa pemilik industri yang memiliki luka, sifat luka, dan letak luka di sentra
industri meubel aluminium ini yang Industri meubel aluminium. Mengetahui
berjumlah 16 buah industri di desa Banyu hubungan usia, tingkat pendidikan, masa
Tajun, Kecamatan Sungai Pandan yang kerja, dan status perkawinan dengan
masing-masing rumah memiliki 3 pekerja terjadinya kecelakaan kerja di sentra
dengan jam kerja selama 10 jam bahkan industri meubel aluminium di Desa Banyu
lebih serta semua pekerja tidak pernah Tajun, Kecamatan Sungai Pandan,
memakai alat pelindung diri saat Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2016.
melakukan pekerjaanya. Dalam
pengolahan meubel kayu cuma terkendala
bahan baku yang harganya mahal, kayu BAHAN DAN CARA PENELITIAN
yang sering digunakan adalah kayu lurus, Desain dalam penelitian ini adalah
kayu Jati hanya untuk pesanan saja. dengan Cross Sectional, yaitu data yang
Mahalnya bahan baku itulah, membuat menyangkut variabel bebas (usia, tingkat
para pengrajin pindah ke pengolahan pendidikan, masa kerja, status
meubel alumunium, disamping bahan perkawinan) dan variabel terikat
bakunya mudah didapat, harganya juga (kecelakaan kerja) akan dikumpulkan
murah dan mata pencaharian masyarakat dalam waktu yang bersamaan dan secara
tersebut adalah pengrajin meubel langsung. Populasi penelitian ini adalah
aluminium mereka melakukan pekerjaan seluruh pekerja pada unit usaha di sentra
ini bisa dibilang secara turun-temurun industri pembuatan meubel aluminium
dan tidak ada perusahan yang resmi yang yang ada di Desa Banyu Tajun,
menaungi pengrajin tersebut. Pengarajin Kecamatan Sungai Pandan, Kabupaten
meubel di Banyu Tajun melakukan Hulu Sungai Utara berjumlah 48 orang
kegiatan atau usahanya di masing-masing pekerja.. Yang men jadi variabel
rumah mereka serta dari pembelian penelitian ini adalah variabel bebas yaitu
bahan baku melalui pengeluaran mereka usia, tingkat pendidikan, masa kerja, dan
sendiri. status perkawinan . Variabel terikat yaitu
Kejadian kecelakaan kerja pada kecelakaan kerja. Metode pengumpulan
industri sektor informal dengan proses data yaitu menggunakan Purposive
produksi hampir sama dengan sentra di Sampling adalah teknik penentuan sampel
industri meubel di Desa Banyu Tajun. dengan pertimbangan tertentu (15). Cara
Pada saat produksi meubel aluminium pengumpulan data yaitu melalui
sering terjadi kecelakaan kerja seperti observasi dan kuesioner dengan pekerja
tersayat, terpotong, kejatuhan barang, meubel Aluminium. Pengolahan data
terpeleset, dan terjatuh. Kecelakaan yaitu menggunakan analisis uji X2 (Chi-
akibat kerja tersebut disebabkan oleh Square).
Michelle Savitri, Gunung Setiadi, Y. Joko Supriyadi. Faktor manusia 363
dengan terjadinya kecelakaan kerja di sentra industri meubel aluminium
di Kabupaten Hulu Sungai Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN pendidikan dasar (SD-SMP) yaitu


Hasil distribusi karakteristik pekerja sebanyak 32 orang (74,4%), dan
berdasarkan usia responden pada kelompok pendidikan menengah (SLTA
Industri Meubel Aluminium Tahun 2016 sederajat) sebanyak 11 orang (25,6%).
dapat dilihat pada Tabel 1. Hasil distribusi karakteristik pekerja
Tabel 1. Usia Responden berdasarkan Masa Kerja responden pada
Usia Jumlah (%) Industri Meubel Aluminium Tahun 2016
(orang) dapat dilihat pad Tabel 3.
Muda 31 72,1 Tabel 3. Masa Kerja Responden
(<30 Tahun) Masa Kerja Jumlah (%)
Tua 12 27,9
(≥30 Tahun ) (orang)
Total 43 100,0 Baru < 3 Tahun 26 60,5
Lama ≥3 Tahun 17 39,5
Berdasarkan Tabel 1 diketahui Total 43 100,0
bahwa dari 43 responden yang terbanyak
adalah responden dengan kelompok usia Berdasarkan Tabel 3 diketahui
muda < 30 tahun yaitu sebanyak 31 bahwa dari 43 responden yang terbanyak
orang (72,1%), dan kelompok usia ≥30 adalah responden dengan kelompok masa
tahun sebanyak 12 orang (27,9 %). kerja baru < 3 tahun yaitu sebanyak 26
Hasil distribusi karakteristik pekerja orang (60,5%), dan kelompok masa kerja
berdasarkan Tingkat Pendidikan lama ≥3 tahun sebanyak 17 orang
responden pada Industri Meubel (39,5%).
Aluminium Tahun 2016 dapat dilihat pada Tahapan proses produksi meubel
Tabel 2. Aluminium secara rinci adalah penyiapan
Tabel 2. Tingkat Pengetahuan Responden bahan baku, penyiapan bahan baku,
Tingkat Jumlah (%) pemotongan, pembentukan, perakitan,
Pendidikan (orang) dan proses finishing yang dipasarkan
Pendidikan Dasar 32 74,4 diberbagai daerah diseluruh Kalimantan
(SD-SMP) Selatan.
Pendidikan Menengah 11 25,6 Tabel 4 menjelaskan klasifikasi
(SLTA sederajat)
kecelakaan akibat kerja yang terjadi pada
Total 43 100,0 proses produksi meubel aluminium.

Berdasarkan Tabel 2 diketahui


bahwa dari 43 responden yang terbanyak
adalah responden dengan kelompok

Tabel 4. Klasifikasi Kecelakaan Akibat Kerja (KAK)


No Tahapan Klasifikasi KAK Hilang Waktu KAK
proses Hari
produksi jenis Penyebab Sifat Letak Kerja
luka luka
1 Penyiapa Tersa Tersayat Luka tangan 1 hari Saat membuka
n bahan yat saat permuk lapisan lapisan
baku mengangk aan kaca
at kaca
2 Pemoton Tersa Tersayat Luka tangan 1 hari Saat
gan yat saat permuk memotong-
memotong aan motong kaca
kaca
364 Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 13 No. 2 Juli 2016

No Tahapan Klasifikasi KAK Hilang Waktu KAK


proses Hari
produksi jenis Penyebab Sifat Letak Kerja
luka luka
3 Pembent Tertu Peralatan Luka tangan - Saat
ukan suk kerja permuk pebentukan
aan,me aluminium dan
mar kaca
4 Perakitan Tertu Peralatan Luka tangan - Saat merakit
suk, kerja permuk lemari,rk
Tersa aan dan sepatu dsb
yat memar
5 Finishing Terpe Lingkunga Memar, Kaki 1 hari Saat
leset, n kerja luka pengepakan
Tersa (tindakan permuk barang
yat pekerja aan,
yang tidak keseleo
aman)

Tabel 5. Hubungan Usia Dengan Terjadinya Kecelakaan Kerja Pada Industri Meubel
Aluminium Tahun 2016.
Usia Kecelakaan Kerja Jumlah P- Value
(Tahun) (orang)
Pernah % Tidak Pernah %
Muda < 30 31 10 0 0 31
0 0,018
Tua ≥ 30 9 75 3 25 12

Jumlah 40 3 43

Tabel 5 di atas dan berdasarkan hasil usia responden dengan terjadinya


uji statistik, ada hubungan kejadian kecelakaan kerja.
kecelakaan kerja pada usia muda≤ Hubungan tingkat pendidikan dengan
30tahun dan usia tua ≥ 30 tahun atau terjadinya kecelakaan kerja dapat dilihat
dengan kata lain ada hubungan antara pada Tabel 6.

Tabel 6. Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Terjadinya Kecelakaan Kerja Pada Industri
Meubel Aluminium Tahun 2016.
Tingkat Pendidikan Kecelakaan Kerja Jumlah P- Value
Pernah % Tidak % (orang)
Pernah
Pendidikan Dasar (SD-
SMP) 32 100 0 0 32
Pendidikan Menengah 0,013
(SLTA sederajat) 8 72,7 3 27,3 11

Total 40 3 43

Hasil uji statistik berarti ada dengan kata lain ada hubungan antara
hubungan kejadian kecelakaan kerja pada tingkat pendidikan responden dengan
tingkat pendidikan dasar (SD-SMP) dan terjadinya kecelakaan kerja.
tingkat pendidikan menengah, atau
Michelle Savitri, Gunung Setiadi, Y. Joko Supriyadi. Faktor manusia 365
dengan terjadinya kecelakaan kerja di sentra industri meubel aluminium
di Kabupaten Hulu Sungai Utara

Tabel 7. Hubungan Masa Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan Kerja Pada Industri Meubel
Aluminium Tahun 2016.
Kecelakaan Kerja Jumlah P- Value
Masa Kerja Pernah % Tidak Pernah % (orang)
(Tahun)
Baru < 3 26 100 0 0 26
0,055
Lama ≥ 3 14 82,4 3 17,6 17

Total 40 3 43

Hasil uji statistik, berarti tidak ada tempat tersebut, jadi potensi bahaya
hubungan kejadian kecelakaan kerja pada kecelakaan akibat kerja yang ditimbulkan
masa kerja ≤ 3 tahun dan masa kerja ≥ 3 seperti tersayat dan tertusuk sering
tahun atau dengan kata lain tidak ada ditemukan di.tempat kerja.
hubungan antara masa kerja responden Berdasarkan hasil observasi di
dengan terjadinya kecelakaan kerja. Industri meubel Aluminium pada hazard
potential KAK, Kecelakaan pada masing –
PEMBAHASAN masing proses dapat berbeda – beda,
Usia pekerja dapat menjadi penyebab namun secara keseluruhan kecelakaan
terjadinya kecelakaan kerja. Pada akibat kerja yang dapat terjadi pada
pekerjaan yang banyak memerlukan proses produksi adalah tertusuk, tersayat,
tenaga, biasanya dipilih pekerja yang dan terpeleset saat finishing. Secara
masih muda karena fisiknya masih kuat, keseluruhan KAK terjadi pada saat
tetapi usia muda ini biasanya masih responden bekerja. letak luka yang
penuh dengan sikap emosi, ceroboh, serta dialami pekerja bila terjadi KAK tersebut
kurangnya pengalaman. adalah pada anggota badan (tangan,Jari
Seorang pekerja yang tingkat dan kaki) dan hilang hari kerja selama 1
pendidikannya rendah akan sering hari.
terlambat atau ragu-ragu dalam Berdasarkan hasil uji statistik,
pengambilan keputusan, maka kondisi ini menggunakan Uji chi-square dan hasil ini
akan mengundang terjadinya kecelakaan didasarkan pada uji alternatif Fisher
kerja. Exact Test diperoleh nilai p-Value= 0,018.
Masa kerja pekerja pada industri Dengan demikian p-Value hitung < p-
Meubel Aluminium sebagian besar Value alpha (0,05), sehingga Ho Ditolak,
memiliki masa kerja yang baru karena berarati ada hubungan kejadian
banyak yang pindah pekerjaan yang kecelakaan kerja pada usia muda≤
dulunya bekerja di meubel kayu 30tahun dan usia tua ≥ 30 tahun, atau
berpindah menjadi pekerja meubel dengan kata lain dapat disimpulkan
Aluminium. bahwa ada hubungan antara usia
Proses produksi ini bahan baku yang responden dengan terjadinya kecelakaan
digunakan yaitu Aluminium dan kaca. kerja pada Industri Meubel Aluminium Di
Berdasarkan hasil penelitian setiap Desa Banyu Tajun, Kecamatan Sungai
tahapan proses produksi berpotensi Pandan, Kabupaten Hulu Sungai Utara
mengalami kecelakaan kerja dilihat dari Tahun 2016.
tenaga kerja, aktivitas produksi, dan Faktor usia sebagai penyebab
lingkungan kerja. Pada tahapan proses terjadinya kecelakaan kerja, terutama
produksi bangunan tempat memproduksi pada usia muda biasanya masih penuh
meubel Aluminium, ruangan pada semua dengan emosi, ceroboh, serta kurangnya
tahapan dilakukan dalam satu ruangan pengalamam, sehingga sering
atau tanpa ada pembagian setiap tahapan menimbulkan tindakan yang
produksi dan kurangnya penerangan di membahayakan keselamatannya. Salah
366 Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 13 No. 2 Juli 2016

satu faktor penting lainnya sebagai sebab p-Value alpha (0,05), sehingga Ho
kecelakaan pada tenaga kerja muda Diterima, berarati tidak ada hubungan
adalah kurangnya perasaan tanggung kejadian kecelakaan kerja antara
jawab (Salamo Perangin-angin, 2007). responden yang sudah kawin dan belum
Berdasarkan hasil uji statistik, kawin,, atau dengan kata lain dapat
menggunakan uji chi-square dan hasil ini disimpulkan bahwa tidak ada hubungan
didasarkan pada uji alternatif Fisher antara status perkawinan responden
Exact Test diperoleh nilai p-value= 0,013. dengan terjadinya kecelakaan kerja pada
Dengan demikian p-Value hitung < p- Industri Meubel Aluminium di Desa Banyu
Value alpha (0,05), sehingga Ho Ditolak, Tajun, Kecamatan Sungai Pandan,
berarati ada hubungan kejadian Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun
kecelakaan kerja pada pendidikan dasar 2016.
(SD-SMP) dan pendidikan Penyebab hal ini menunjukkan
menengah(SLTA sederajat), atau dengan bahwa perilaku sebelum kawin dan
kata lain dapat disimpulkan bahwa ada sesudah kawin tidak terjadi perbedaan di
hubungan antara tingkat pendidikan industri meubel Aluminium, biasanya
responden dengan terjadinya kecelakaan orang yang sudah kawin lebih berhati-hati
kerja pada Industri Meubel Aluminium Di karena keluarga menunggu dirumah
Desa Banyu Tajun, Kecamatan Sungai namun ada juga yang berpendapat
Pandan, Kabupaten Hulu Sungai Utara pekerja yang dalam menjalankan tugas
Tahun 2016. dimana pikirannya dibebani berbagai
Tingkat pendidikan sangat macam masalah,yaitu masalah rumah
mempengaruhi kecakapan seseorang tangga.
dalam melakukan pekerjaan.Tingkat
pendidikan juga berhubungan dengan KESIMPULAN DAN SARAN
cepat atau lambatanya tenaga kerja dalam Karakteristik responden meliputi
mengambil keputusan. usia muda sebanyak 72,1%, tingkat
Berdasarkan hasil uji statistik, pendidikan yaitu pendidikan dasar
menggunakan uji chi-square dan hasil ini sebanyak 74,4%, masa kerja baru ≤ 3
didasarkan pada uji alternatif Fisher tahun sebanyak 65,1 %, dan status
Exact Test diperoleh nilai p-Value= 0,055. perkawinan diketahui sebanyak 83,7%
Dengan demikian p-Value hitung >p-Value yang sudah kawin. Tahapan proses
alpha (0,05), sehingga Ho Diterima, produksi yang ada di industri meubel
berarati tidak ada hubungan kejadian Aluminium terdiri dari penyiapan bahan
kecelakaan kerja pada masa kerja baru ≤ baku, pemotongan, pembentukan,
3 tahun dan masa kerja lama ≥ 3 tahun, perakitan, dan proses finishing yang
atau dengan kata lain dapat disimpulkan dipasarkan diberbagai daerah diseluruh
bahwa tidak ada hubungan antara masa Kalimantan Selatan.Hazard potential pada
kerja responden dengan terjadinya kegiatan proses produksi meubel
kecelakaan kerja pada Industri Meubel Aluminium, secara keseluruhan bahaya
Aluminium Di Desa Banyu Tajun, fisik yang dapat terjadi adalah
Kecamatan Sungai Pandan, Kabupaten suhu/tekanan panas, bahaya kimia adalah
Hulu Sungai Utara Tahun 2016. debu, bahaya biologi adalah
Hal ini sesuai dengan pernyataan vektor/nyamuk, bahaya fisiologi adalah
Suma’mur (2011) yang mengemukakan low back pain/keram pada anggota tubuh
bahwa pengalaman untuk waspada dan bahaya psikologi yang umum terjadi
terhadap kecelakaan kerja bertambah adalah stress. Klasifikasi kecelakaan
baik sesuai dengan pertambahan masa akibat kerja secara keseluruhan yang
kerja dan lama bekerja di tempat kerja dapat terjadi pada proses produksi adalah
yang bersangkutan. Berdasarkan hasil uji tertusuk, tersayat dan terpeleset dengan
statistik, menggunakan uji chi-square dan media penyebab kecelakaan diperalatan
hasil ini didasarkan pada uji alternatif kerja maupun dilingkungan kerja dan
Fisher Exact Test diperoleh nilai p-value= hilang hari kerja sebanyak 1 hari. Ada
0,064. Dengan demikian p-Value hitung > hubungan antara usia responden dengan
Michelle Savitri, Gunung Setiadi, Y. Joko Supriyadi. Faktor manusia 367
dengan terjadinya kecelakaan kerja di sentra industri meubel aluminium
di Kabupaten Hulu Sungai Utara

terjadinya kecelakaan kerja. Ada Kecelakaan Kerja Pada Industri Kayu


hubungan antara tingkat pendidikan Lapis PT. Basirih Industrial
responden dengan terjadinya kecelakaan Corporation.Banjarbaruhttp://www.d
kerja. Tidak ada hubungan antara masa epkes.go.id,2003.
kerja responden dengan terjadinya 8. http://www.depkes.go.id,2008.
kecelakaan kerja. Tidak ada hubungan 9. http://www.depkes.go.id,2009.
antara status perkawinan responden 10. http://www.depkes.go.id,2014.
dengan terjadinya kecelakaan kerja. 11. Infodatin. 2014.Direktorat Bina
Dapat disarankan bagi pemilik usaha Kesehatan Kerja dan Olahraga
Menyediakan APD yang cukup sesuai Kementerian Kesehatan
dengan potensi bahaya yang ada. 12. Kurniawati, E., Sugiono, & Yuniarti, R.
Menciptakan lingkungan kerja yang aman (2012). Analisis Potensi Kecelakaan
dan nyaman. Membuat izin usaha kepada Kerja Pada Departemen Produksi
dinas terkait. Peningkatan pengawasan Springbed Dengan Metode Hazard
kegiatan proses produksi dimeubel Identification and risk Assesment .
Aluminium sehingga pekerja mempunyai Jurusan Teknik Industri Universitas
perilaku bekerja yang lebih aman seperti Brawijaya .
memakai APD saat bekerja Bagi Pekerja 13. Soekidjo Notoatmodjo, 2003, Ilmu
Untuk lebih meningkatkan kesadaran Kesehatan Masyarakat Prinsip-
akan pentingnya keselamatan kerja agar Prinsip Dasar,
dapat mencapai produktifitas kerja yang Jakarta: Rineka Cipta.
maksimal dan terhindar dari kecelakaan 14. Sucipto, Cecep Dani.
akibat kerja. 2014.Keselamatan dan Kesehatan
Kerja. Yogyakarta :Gosyen
KEPUSTAKAAN Publishing.
1. Andriana, M (2008). Analisis 15. Sugiyono, P. D. 2006. Statistika Untuk
Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Industri Pembuatan Pintu, Kusen Dan 16. Suma’mur, 1996. Keselamatan Kerja
Jendela. Banjarbaru dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta :
2. Badan Pusat Statistik Kabupaten Hulu CV Haji Masagung.
Sungai Utara. 2015. 17. Triwibowo Cecep, M. E.
http://hulusungaiutarakab.go.id/asse 2013.Kesehatan Lingkungan dan K3.
ts/docs/Statistik-Daerah-Kabupaten- Yogyakarta: Nuha
Hulu-Sungai- Utara-2015.pdf. Medika
Diakses tanggal 1 Febuari 2016. 18. UU NO. 1 Tahun 1970 Tentang
3. Budiono Sugeng, 2003, Bunga Rampai Keselamatan Kerja.
Hiperkes dan KK, Semarang: Badan 19. UU NO. 13 Tahun 2003 Tentang
Penerbit Universitas Diponegoro Ketenagakerjaan.
Semarang.
4. Colling D.A (1990).Fire prevention
and protection. Safety Mangement
and tehnology
5. Daryanto.2002. Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja. Malang: Rineka
Cipta.
6. Dinas Perindustrian, Perdagangan,
Penanaman Modal, Penanaman Modal
dan Koperasi Provinsi Kalimantan
Selatan.2008.Pertumbuhan Ekonomi
Sektor Informal Provinsi Kalimantan
Selatan Tahun 2008.
7. Erliyanti, E. D. (2009). Hubungan
Faktor Manusia Dengan Terjadinya

Anda mungkin juga menyukai