Anda di halaman 1dari 14

Tema PENINGKATAN PELAYANAN PELABUHAN KEPADA MASYARAKAT PENGGUNA JASA

TRANSPORTASI LAUT

Judul : PERAN KSOP BITUNG DALAM UPAYA MENINGKATKAN PELAYANAN PELABUHAN


MELALUI PEMANFAATAN TEKNOLOGI SISTEM APLIKASI INAPORTNET GUNA MENEKAN
BIAYA LOGISTIK DI PELABUHAN BITUNG

Oleh:

RICHARD OKTAVIAN DALOPE


NIP: 19791010 200812 1 001, Pengatur (II/c),
Jabatan Penyusun Rencana Induk dan Pengembangan Pelabuhan,
Jabatan Setelah PI : Pengawas Penggunaan DLKr dan DLKP
Kantor Kesyahbandaran & Otoritas Pelabuhan Kelas II Bitung
Universitas Kristen Indonesia Tomohon, Ilmu Hukum, 2019

BITUNG,OKTOBER 2021
ABSTRAKSI

◦ Pelayanan yang baik dalam arti aman dan Efesien, terhadap pengguna Pelabuhan (Kapal, Barang dan Penumpang adalah modal dasar bagi
perkembangan suatu Pelabuhan.
◦ Sistem logistik menjadi salah satu kunci pentingnya pengembangan dan kebutuhan untuk meningkatkan daya saing yang memungkinkan mencapai
tujuan yang diharapkan melalui peningkatan penggunaan teknologi Informasi dan komunikasi dalam proses angkutan logistik. teknologi Informasi
dan komunikasi yang digunakan saat ini yaitu Sistem Aplikasi Inaportnet yang telah dibangun oleh Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut Direktorat
Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan yang diharapkan kedepannya dapat berkembang dan mampu menurunkan harga logistik di
seluruh Pelabuhan-pelabuhan di Indonesia serta dapat meningkatkan pelayanan Pelabuhan pada umumnya dan Pelabuhan Bitung pada khususnya.
◦ Sistem aplikasi Inaportnet adalah system layanan tunggal secara elektronik berbasis internet/web untuk mengintegrasikan system informasi
kepelabuhanan yang standar dalam melayani kapal dan barang secara fisik dari seluruh instansi dan Pemangku kepentingan terkait di pelabuhan.
◦ mengacu pada Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2020 tentang penataan ekosistem Logistik Nasional. Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal
Perhubungan Laut memberikan dukungan pelaksanaan penataan ekosistem logistik nasional dengan berkolaborasi dengan Kementerian-kementerian
dan Lembaga Negara lainnya.
◦ Pelabuhan Bitung adalah salah satu Pelabuhan di Wilayah timur Indonesia yang berdasarkan Pengamatan, pemantauan dilapangan masih terdapat
kendala-kendala yang signifikan dalam pelayanan Pelabuhan khususnya pelayanan Operasional bongkar muat barang kecepatan dan ketepatan
layanan bongkar muat di pelabuhan
LATAR BELAKANG
Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan adalah
Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementerian
Perhubungan yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Direktur Jenderal Perhubungan Laut.
(Pasal 1 PM.36 tahun 2012)

Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan adalah Unit Pelaksana Teknis di lingkungan


Kementerian Perhubungan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur
Jenderal Perhubungan Laut yang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan
penegakan hukum di bidang keselamatan dan keamanan pelayaran, koordinasi kegiatan
pemerintahan di pelabuhan serta pengaturan, pengendalian, dan pengawasan kegiatan
kepelabuhanan pada pelabuhan yang diusahakan secara komersial.(Psl 2 PM.36 than 2012)
Pelabuhan Bitung adalah salah satu Pelabuhan strategis di Indonesia yang menjadi bagian dari
Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) sebagai
Pelabuhan HUB Internasional pelabuhan Bitung mempunyai posisi yang strategis sebagai jalur
perniagaan di kawasan asia pasifik. secara teknis Pelabuhan Bitung terbilang menguntungkan
karna merupakan Pelabuhan alam yang terlindung dari Pulau Lembeh yang berlokasi di kota Bitung
Sulawesi utara, secara geografis Pelabuhan Bitung berada pada posisi koordinat 010 26’19.37” U
dan 1250 11’3173” T yang merupakan Pelabuhan terbesar di Sulawesi utara yang disinggahi kapal-
kapal barang maupun penumpang antarkota besar di Indonesia
Kualitas Infrastruktur Pelabuhan yang memadai, modern bersih dan terpelihara baik dermaga dan
terminalnya berpengaruh terhadap aktivitas pelayanan Pelabuhan yakni salah satunya pada aktifitas
kegiatan bongkar muat guna kelancaran arus Kunjungan kapal maupun kegiatan pelayanan Barang
baik bongkar muat peti kemas maupun non petikemas. Pergerakan kegiatan logistik khususnya di
Pelabuhan Bitung menjadi faktor yang penting dalam upaya meningkatkan efesiensi pergerakan
barang di Pelabuhan bitung Aktifitas bongkar muat di Pelabuhan Bitung berdasarkan Sistem dan
Prosedur (Sispro) Pelayanan Kapal dan barang yang ditetapkan Oleh Kepala Kantor KSOP Bitung
yang didukung dengan Sistem Aplikasi Inaportnet Milik Direktorat Lalu Lintas dang Angkutan Dirjen
Perhubungan laut Kementerian Perhubungan dimana aplikasi Inaportnet di Pelabuhan Bitung sudah
diterapkan seja dilaunching pada tanggal 8 Agustus 2017 yang lalu oleh Direktur Jenderal
Perhubungan laut yang diwakili oleh Direktur Lalu Lintas dan Angkutan laut Bpk. Bay M.Hasani
seiring dengan berjalannya waktu sampai dengan saat ini di tahun 2021 semenjak aplikasi Inaportnet
diterapkan di Pelabuhan Bitung masih terdapat permasalahan-permasalah salah satunya yakni
keterlambatan dalam hal pelayanan Pelabuhan baik Pelayanan Kapal maupun pelayanan Barang,
sehingga memepengaruhi biaya logistic di Pelabuhan
RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang hal tersebut, maka dapat diperoleh rumusan masalah yaitu :
Apakah Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Lonjakan Harga atau biaya Logistik di Pelabuhan bitung dan
upaya apa saja yang perlu dilakukan KSOP Bitung untuk menekan biaya logistik di Pelabuhan Bitung?
Dari rumusan masalah diatas KSOP Kelas II Bitung selaku Pihak Regulator di Pelabuhan Bitung tertantang
untuk mengatasi permasalahan dimaksud
BATASAN RUANG LINGKUP

◦ Batasan ruang lingkup ini memfokuskan pada kegiatan angkutan di perairan untuk pelayanan
kapal dan barang di Pelabuhan Bitung persyaratan Pelayanan Kapal dan Barang yang meliputi
kegiatan pemasukan dan pengeluaran barang petikemas di terminal Petikemas TPB Pelabuhan
Bitung yang dikelola Operator Pelabuhan PT. Pelindo TPB Cabang Bitung melalui pemanfaatan
system Aplikasi Inaportnet guna mewujudkan Visi Kantor KSOP Kelas II Bitung yakni terwujudnya
transportasi laut yang handal dan berdaya saing sebagai tulang punggung system logistik Negara
Maritim Indonesia dan memberikan nilai tambah dalam mendukung ketahanan Nasional
khususnya di wilayah Provinsi Sulawesi Utara
PEMBAHASAN
◦ Peran strategis Sistem Logistik Nasional tidak hanya
dalam memajukan ekonomi nasional, namun sekaligus
sebagai salah satu wahana pemersatu bangsa dalam
bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Sistem Logistik Nasional yang efektif dan efisien diyakini
mampu mengintegrasikan daratan dan lautan menjadi
satu kesatuan yang utuh dan berdaulat, sehingga
diharapkan dapat menjadi penggerak bagi terwujudnya
Indonesia sebagai negara maritim.
◦ Kegiatan Logistik di Pelabuhan adalah merupakan titik temu antar
transportasi darat dan laut, peranan pelabuhan menjadi sangat vital dalam
mendorong pertumbuhan perekonomian, terutama daerah hinterlandnya
menjadi tempat perpindahan barang dan manusia dalam jumlah banyak
serta perkembangan industri. Pelabuhan bukan hanya digunakan sebagai
tempat merapat bagi sebuah kapal melainkan juga dapat berfungsi untuk
tempat penyimpanan stok barang, seperti contohnya sebagai tempat
penyimpanan cadangan minyak dan peti kemas (container), karena
biasanya selain sebagai prasarana transportasi manusia pelabuhan juga
kerap menjadi prasarana transportasi untuk barang barang. Dalam segi
kepentingan suatu daerah pelabuhan memiliki arti ekonomis yaitu karena
pelabuhan mempunyai fungsi sebagai tempat ekspor impor dan kegiatan
ekonomi lainnya yang saling berhubungan sebab akibat (Bintarto, 1968).
◦ Pelabuhan berfungsi sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan
pengusahaan. bagi Indonesia pelabuhan memiliki arti penting karena
mendukung kelangsungan sistem transportasi laut yang merupakan sistem
transportasi paling besar di Indonesia.
◦ Peran pelabuhan juga sangat penting bagi perkembangan sosial dan
ekonomi suatu daerah mengingat pelabuhan merupakan pusat segala
kegiatan pelayanan pelayaran yang meliputi pelayanan terhadap kapal dan
muatannya (penumpang, barang, dan hewan).
I. Faktor –faktor penyebab terjadinya Lonjakan biaya Logistik di Pelabuhan Bitung

◦ Berdasarkan data kegiatan Kepelabuhanan di pelabuhan Bitung pada system aplikasi Inaportnet dalam
pengolahan data yang di analisis oleh pengolah data di KSOP Bitung dengan Data Kegiatan Kepelabuhanan
pada BUP PT.Pelindo masih belum maksimal ini dapat terlihat dari data evaluasi standar Kinerja operasional
pelabuhan pada tahun 2020 masih belum mencapai target dan atau standar yang ditetapkan oleh Dirjen
Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan sesuai Keputusan Direktorat Jenderal Perhubungan laut
No.HK.103/2/18 tentang standar Kinerja Pelayanan Operasional Pelabuhan.
LAPORAN KINERJA OPERASIONAL PELABUHAN SAMUDERA BITUNG
STANDAR 2020
NO KINERJA
OP/KSOP JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AGST SEPT OKT NOV DES RATA-RATA 2020

TERMINAL SAMUDERA BITUNG


I. PELAYANAN KAPAL
1 Waiting Time 0,12 0,12 0,33 0,07 0,17 0,30 0,30 0,32 0,30 0,30 0,17 0,18
1,00 0,22
2 Aproach Time 0,17 0,17 0,38 0,12 0,19 0,35 1,80 1,47 1,30 1,80 0,19 0,29
1,50 0,76
3 ET : BT ( % )
80 73,30
76,67 73,78 73,55 72,82 74,65 73,77 76,92 75,63 74,67 74,09 71,70 74,12
II. PELAYANAN BARANG
4
20 21,89
General Cargo 18,00 20,20 20,72 21,13 21,35 22,86 23,66 24,04 19,00 22,66 20,00 23,00
5
25 #DIV/0!
Bag Cargo
6
35 #DIV/0!
Unitized
7
150 152,42
Curah Cair 150,00 150,13 150,05 155,50 152,13 150,15 145,17 146,50 150,01 150,00 156,00 153,66
8
100 97,09
Curah Kering 100,00 95,75 95,35 97,69 98,35 95,75 97,15 96,15 97,01 96,13 96,25 98,52
III. UTILISASI FASILITAS DAN PERALATAN
11 B/C/H/
12 #DIV/0!
12 R/D Petikemas - #DIV/0!
13 BOR ( % )
70,00 54,40
58,55 55,66 52,23 51,02 51,12 57,34 51,35 50,00 55,00 55,00 50,00 57,34
14 SOR ( % )
65,00 53,26
62,90 2,86 0,13 60,00 0,00 55,80 45,00 61,00 60,00 60,00 61,00 55,80
15 YOR ( % )
75,00 #DIV/0!
16 Kesiapan Peralatan 90,00 90,00 90,00 90,00 90,00 90,00 90,00 90,00 90,00 90,00 90,00 90,00
90,00 90,00
II. Upaya yang dilakukan KSOP Bitung untuk menekan Biaya Logistik di Pelabuhan Bitung
1. Pemanfaatan Aplikasi Inaportnet Pemanfaatan system Aplikasi Inaportnet di Pelabuhan Bitung belum maksimal
sepebnuhnya dilaksanakan oleh para pemangku kepentingan dana tau p[engguna
jasa pelabuhan dan disarankan khusus untuk untuk Agen Pelayaran mengajukan
layanan kapal agar lebih teliti lagi dan berkoordinasi dengan BUP,JPT bagi
Perusahaan Bongkar (PBM)juga harus mengikuti ketentuan dalam penginputan
RKBM dengan mengisi data-data Bongkar muat berdasarkan data rill yang terdapat
pada time sheet report dalam portal /Dashboard yang tersedia di aplikasi Inaportnet
sehingga Operator Inaportnet pada KSOP Bitung dapat dengan mudah memonitor
waktu barang bongkar maupun muat dan bagi Perusahaan JPT terkait Pemasukan
dan pengeluaran barang di pelabuhan agar menginput dokumen-dokumen
Angkutanyang seharusnya diinput baik barang masuk maupun barang keluar dari
lini 1(satu) dermaga Pelabuhan serta kegiatan Penyimpan maupun kegiatan
Penumpukan Barang Pihak BUP wajib melaporkan ke KSOP Bitung guna
Pengolahan data yang lebih Ril sesuai data dilapangan
Dari hasil pemantauan dilapangan dapat dianalisa factor-faktor penyebab terjadinya
Keterlambatan pelayanan kapal dan barang di pelabuhan yakni antara lain:
a. Pelaporan dokumen- dokumen persyaratan yang diminta KSOP belum sesuai
SOP atau Sistem dan Prosedur Pelayanan kapal dan barang yang ditetapkan;
b. Pelayanan Pelabuhan yang dilakukan Pihak KSOP selaku Regulator dan BUP
Pelindo selaku Operator belum maksimal (Contoh Ketepatan Waktu penetapan
Pelayanan Kapal terjadi kendala-kendala salah satunya diantaranya faktor
komunikasi antara pihak Kapal dgn agen Pelayaran (Operator Kapal) dan pihak
PBM, JPT maupun dengan para pelaku-pelaku usaha di pelabuhan,
c. Laporan Angkutan Barang (LAB) dalam system Aplikasi Inaportnet belum
seluruh dilaporkan ke KSOP Bitung sehingga menyulitkan pihak operator
maupun pengelola data dan infromasi di kantor KSOP Bitung pada Seksi Lalu
Lintas angkutan Lut dan Usaha kepelabuhaan dalam mempertanggung
jawabajan data kegiatan Logistik di Pelabuhan Bitung dan atau pergerakan
Pemasukan dan pengeluaran Barang di Pelabuhan khususnya kegiatan Bongkar
muat Petikemas di Terminal TPB Pelabuhan Bitung.
KESIMPULAN
◦ Dari hasil pembahasan diatas penulis dapat menarik kesimpulan antara lain :
1. Salah satu faktor yang paling mempengaruhi mahalnya biaya logistik di indonesia adalah
masih sering terjadinya keterlambatan dalam hal pelayanan Pelabuhan terkait penyampaian
Dokumen Persyaratan kepada Pihak KSOP Bitung, kurangnya koordinasi antara pemangku
kepentingan di Pelabuhan sehingga dapat menyebabkan mahalnya biaya logistik di
Pelabuhan.

2. Infrastuktur pelabuhan terkait pengembangan Pelabuhan masih masih mengalami Hambatan


dimana pengaturan ruang Pelabuhan berupa peruntukan rencana tata guna tanah dan
perairan di DLKr dan DLKp,serta tahapan pengembangan dilihat dari sisi rencana
pengembangan belum sepenuhnya terpenuhi kendalanya yakni pada lahan relokasi Dermaga
Pelayaran rakyat dan dermaga ASDP belum berjalan sebagaimana yang diharapkan.
SARAN
◦ Perlu adanya perbaikan infrastruktur dalam sektor logistik, seperti infrastuktur pelabuhan
Bitung, diharapkan dengan adanya infrastruktur yang memadai dan Pengembangan Pelabuhan
berjalan sebagaimana yang diharapkan oleh pemerintah serta penerapan teknologi informasi
dan komunikasi dapat terwujud dan kegiatan pelayanan Pelabuhan khususnya di Pelabuhan
Bitung agar dapat lebih baik efektif dan efesien
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai