Kelompok 7 - Analisis GCG Bank Mandiri Syariah

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 6

Nama Kelompok :

1. Fadila Anastasya (18.0102.006


2. Nurul Muzdalifah ( 18.0102.0074)
3. Denitto Giantoro ( 20.0102.0071 )
Prodi : Akuntansi 18B

ANALISIS PRINSIP-PRINSIP LAPORAN PELAKSANAAN GCG


PADA BANK MANDIRI SYARIAH
TAHUN 2019

Dalam rangka mewujudkan industri perbankan syariah yang sehat, prudent dan
tangguh, Mandiri Syariah sebagai salah satu bank pengelola kegiatan usaha syariah wajib
menerapkan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG) dan
memenuhi prinsip syariah. Pelaksanaan GCG merupakan upaya untuk melindungi
kepentingan stakeholders dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan yang berlaku serta nilai-nilai etika yang berlaku umum di industri perbankan
syariah.
Penerapan tata kelola perusahaan yang baik dapat menguatkan integritas jajaran
perusahaan dan menjaga kepercayaan stakeholder. Mandiri Syariah berkomitmen secara
berkesinambungan melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik untuk menjadikan
Mandiri Syariah sebagai perusahaan yang sehat dan turut menjadi bagian dalam membangun
industri perbankan syariah di Indonesia. Mandiri Syariah menyadari perlunya untuk terus
mempraktekkan dan mengikuti perkembangan GCG sesuai dengan kebutuhan. Pentingnya
implementasi prinsip-prinsip GCG menjadikan Mandiri Syariah untuk terus berupaya
menjalankan sistem perbankan yang sehat dan berkesinambungan.
Sejak awal berdirinya, Mandiri Syariah terus meningkatkan dan menerapkan prinsip-
prinsip Good Corporate Governance (GCG) sejalan dengan tuntutan regulasi dan praktik
terbaik di bidang perbankan. Manajemen senantiasa menyampaikan pesan kepada setiap
insan Mandiri Syariah untuk konsisten dalam menerapkan prinsip-prinsip GCG dan
menjadikannya budaya kerja yang sejalan dengan langkah-langkah dalam menegakkan
prinsip-prinsip keuangan syariah.
Dalam menerapkan tata kelola perusahaan yang baik (GCG) melalui pengelolaan
yang didasarkan pada asas Transparansi, Akuntabilitas, Responsibilitas, Profesionalitas, serta
Kewajaran akan meningkatkan kualitas perusahaan. Mandiri Syariah meyakini bahwa
pelaksanaan GCG yang menyeluruh di setiap jenjang organisasi akan sangat mendukung
upaya mewujudkan sasaran bisnis serta memberikan manfaat bagi semua pemangku
kepentingan dalam jangka panjang. Penerapan prinsip-prinsip GCG yang tercermin di setiap
kegiatan usaha akan menjadikan nilai keunggulan baik dalam layanan dan kinerja, serta
mewujudkan visi dan misi menjadi Bank Syariah Terdepan dan Modern.
Implementasi GCG harus dilakukan secara terencana dan terarah dengan standar
terbaik dalam mendukung pencapaian visi dan misi perusahaan, sesuai dengan ketentuan
yang berlaku, berkesinambungan dan melibatkan seluruh elemen perusahaan dengan
berlandaskan pada prinsip Transparansi (Transparency), Akuntabilitas (Accountability),
Pertanggungjawaban (Responsibility), Profesional (Professional), dan Kewajaran (Fairness).
Dalam hubungan denggan prinsip-prinsip tersebut bank perlu memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
1. Transparansi
a. Perseroan mengungkapkan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat
dan dapat diperbandingkan serta dapat diakses oleh pihak yang berkepentingan
(stakeholders).
b. Perseroan mengungkapkan informasi yang meliputi tetapi tidak terbatas pada visi,
misi, sasaran usaha, strategi Perseroan, kondisi keuangan dan non keuangan
Perseroan, susunan Direksi dan Dewan Komisaris, pemegang saham pengendali,
pengelolaan risiko, sistem pengawasan dan pengendalian internal, penerapan
fungsi kepatuhan, sistem dan implementasi good corporate governance serta
informasi dan fakta material yang dapat mempengaruhi keputusan pemodal.
c. Kebijakan Perseroan harus tertulis dan dikomunikasikan kepada stakeholders yang
berhak memperoleh informasi tentang kebijakan tersebut.
d. Prinsip keterbukaan tetap memperhatikan ketentuan rahasia Perseroan, rahasia
jabatan dan hak-hak pribadi sesuai peraturan yang berlaku
2. Akuntabilitas
a. Perseroan menetapkan sasaran usaha dan strategi untuk dapat
dipertanggungjawabkan kepada stakeholders.
b. Perseroan menetapkan tugas dan tanggung jawab yang jelas bagi masing-masing
organ anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta seluruh jajaran di bawahnya
yang selaras dengan visi, misi, nilai-nilai Perusahaan, sasaran usaha dan strategi
Perseroan.
c. Perseroan harus meyakini bahwa masing-masing anggota Dewan Komisaris dan
Direksi maupun seluruh jajaran di bawahnya mempunyai kompetensi sesuai
dengan tanggung jawabnya dan memahami perannya dalam pelaksanaan good
corporate governance.
d. Perseroan menetapkan check and balance system dalam pengelolaan Perseroan.
e. Perseroan memiliki ukuran kinerja dari semua Jajaran Perseroan berdasarkan
ukuran yang disepakati secara konsisten dengan nilai perusahaan (Corporate
Culture Values), sasaran usaha dan strategi Perseroan serta memiliki rewards and
punishment system.
3. Responsibilitas
a. Perseroan berpegang pada prinsip kehati-hatian (prudential banking practices) dan
menjamin kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.
b. Perseroan sebagai good corporate citizen peduli terhadap lingkungan dan
melaksanakan tanggung jawab sosial secara wajar.
4. Independensi
a. Perseroan menghindari terjadinya dominasi yang tidak wajar oleh stakeholders
manapun dan tidak terpengaruh oleh kepentingan sepihak serta terbebas dari
benturan kepentingan (conflict of interest).
b. Perseroan mengambil keputusan secara obyektif dan bebas dari segala tekanan
dari pihak manapun.
5. Kewajaran
a. Perseroan memperhatikan kepentingan seluruh stakeholders berdasarkan asas
kesetaraan dan kewajaran (equal treatment).
b. Perseroan memberikan kesempatan kepada seluruh stakeholders untuk
memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan Perseroan
serta membuka akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip keterbukaan
c. Penetapan Standar Kualitas Implementasi Good Corporate Governance
d. Dalam rangka mewujudkan Visi dan menjalankan Misinya, Perseroan telah
menetapkan standar implementasi GCG yang dapat dijadikan sebagai acuan dasar.
Acuan dasar tersebut meliputi kriteria yang akan dicapai dari berbagai aspek yang
terkait dengan implementasi GCG. Selain itu, penetapan standar implementasi
juga bertujuan agar Perseroan mampu untuk senantiasa meningkatkan kualitas
implementasi GCG. Standar tersebut dirumuskan berdasarkan peraturan terkait,
masukan dari stakeholders, hasil assessment dan benchmarking. Penerapan Good
Corporate Governance Secara Berkelanjutan Lingkup standar implementasi GCG
Bank Mandiri mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
No.55/POJK.03/2016 tentang penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum dan Surat
Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 13/SEOJK.03/2017 tentang Penerapan Tata
Kelola Bagi Bank Umum.
Standar penilaian pelaksanaan GCG meliputi 11 (sebelas) aspek yaitu:
1. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris.
2. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi.
3. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite.
4. Penanganan Benturan Kepentingan.
5. Penerapan Fungsi Kepatuhan.
6. Penerapan Fungsi Audit Intern.
7. Penerapan Fungsi Audit Ekstern.
Tahapan pelaksanaan Implementasi GCG
Mandiri Syariah mengimplementasikan GCG melalui beberapa tahapan yang dimulai
melalui:
1. Komitem GCG
Tahapan awal dalam implementasi GCG adalah membangun komitmen jajaran
perusahaan untuk menjadi bagian dalam implementasi GCG. Bentuk implementasi
komitmen GCG bersama dimulai membangun landasan yang menjadi dasar
pelaksanaan komitmen implementasi GCG seperti; Anggaran Dasar Perusahaan, Visi
Misi Perusahaan, Code of Conduct, dan GCG charter.
2. Struktur GCG
Mandiri Syariah melengkapi dan menempatkan sumber daya yang tepat pada struktur
perusahaan dan menyempurnakan berbagai infrastruktur pendukung untuk
memastikan governance process dapat berjalan sebagaimana mestinya.
3. Mekanisme GCG
Prinsip-prinsip GCG dibuat melekat dalam kebijakan, pedoman dan prosedur kerja,
dan aturan internal lainnya guna memastikan benar terlaksana dalam governance
processnya.
4. Sosialisasi dan Evaluasi
Untuk memastikan jajaran perusahaan dapat mengimplementasikan prinsip-prinsip
GCG yang telah diinternalisasi dalam sistem perusahaan maka tahapan berikutnya
adalah melaksanakan sosialisasi kepada seluruh jajaran perusahan. Dengan
dilaksanakannya sosialisasi diharapkan Keberlanjutan jajaran perusahaan memahami
dan dapat mengimplementasikan GCG dengan baik dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya. Evaluasi dilaksanakan untuk memantau sampai sejauh mana
implementasi GCG telah dilaksanakan untuk memperbaiki kekurangan guna
meningkatkan implementasi GCG kedepan secara berkelanjutan.
5. Keberlanjutan
Keberhasilan implementasi GCG tidak didapatkan secara instan, konsistensi dan
keberlanjutan implementasi prinsip-prinsip GCG menjadi kunci penting dalam
implementasi GCG. Evaluasi yang dilaksanakan merupakan salah satu cara untuk
memperbaiki implementasi GCG yang telah berjalan. Selain evaluasi, inovasi dalam
implementasi GCG juga menjadi kunci dalam keberlanjutan GCG.
Penerapan GCG merupakan proses jangka panjang yang akan menghasilkan sustainable
value, sehingga Bank mutlak memerlukannya untuk menghadapi persaingan usaha,
meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam mengelola sumber daya, memaksimalkan nilai
perusahaan, sehingga Mandiri Syariah mampu beroperasi dan tumbuh secara berkelanjutan.
Untuk itu penerapan GCG sebagai kerangka utama dari pertumbuhan perusahaan harus
diterapkan secara konsisten dan berkesinambungan, manajemen Mandiri Syariah memiliki
komitmen yang kuat untuk menerapkan GCG secara konsisten dengan melanjutkan tahapan
yang telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya. Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan
terus dikembangkan seiring dengan pertumbuhan dan target yang ingin dicapai Bank guna
mendorong terciptanya budaya yang menjunjung tinggi profesionalisme, integritas, kualitas
layanan.

Kesimpulan GCG

Penerapan prinsip GCG pada PT. Bank Syariah Mandiri sudah baik, hal ini dapat dilihat
dengan adanya Transparansi , Akuntabilitas , Tanggung Jawab, Independensi, dan Kewajaran
dalam laporan pelaksanaan GCG. Keterbukaan dalam pelaporan pelaksanaan GCG terdiri
dari self assessment,laporan pelaksanaan GCG. Akuntabilitas dalam laporan pelaksanaan
GCG terdiri dari frekuensi rapat Dewan Komisari dan Direksi, jumlah penyimpangan, serta
pemeringkatan. Pertanggungjawaban dalam laporan pelaksanaan GCG terdiri dari
permasalahan hukum, serta tanggung jawab sosial. Kemandirian dalam laporan pelaksanaan
GCG terdiri dari penetapan Komisaris Independen, Komite Audit, dan sebagainya.
Kewajaran dalam laporan pelaksanaan GCG penerapan sanksi bagi pegawai yang melanggar
disiplin, pemberian apresiasi berupa penghargaan atau hadiah bagi pegawai yang berprestasi.

Anda mungkin juga menyukai