Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

DAN PARASITOLOGI FARMASI

DOSEN PENGAMPU

1. apt. Rizki Ardian Hartanto Sawal, M.Farm

2. apt. Margareta Retno Priamsari, M.Sc

Penyusun :

1. Kamilla Sekar Rosandy (B1201008)


2. Michael Siburian (B1201010)
3. Ni Putu Kajol Novasta (B1201012)
4. Rima Amaliyah Sodakh (B1201016)
5. Yolanda Rema Mahesa (B1201019)

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI NUSAPUTERA SEMARANG

2021
BAB VI

“PENGUJIAN STERILITAS”

I. TUJUAN PRAKTIKUM

Mahasiwa mengetahui cara pengujian sterilitas dari berbagai produk


farmasi yang telah memenuhi syarat sterilitas

II. DASAR TEORI

Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua


mikroorganisme yang ada, sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium
tidak ada lagi mikroorganisme yang dapat berkembang biak. Sterilisasi harus
dapat membunuh mikroorganisme yang paling tahan panas yaitu spora
bakteri. Steril menunjukkan kondisi yang memungkinkan terciptanya
kebebasan penuh dari mikroorganisme dengan keterbatasan tertentu
sedangkan aseptis menunjukkan proses atau kondisi terkendali dimana tingkat
kontaminasi mikroba dikurangi sampai suatu tingkat tertentu dimana
mikroorganisme dapat ditiadakan pada suatu produk (Lachman dkk., 2008)

Sediaan obat dan alat kesehatan seharusnya bersifat steril dan bebas
dari kuman, terutama sediaan obat yang langsung kontak dengan mukosa atau
langsung masuk ke aliran darah seperti tetes mata, injeksi, cairan infus, salep
mata, tablet implant,dll. Demikian juga dengan alat-alat kesehatan seperti
kasa steril, disposable syringe, benang bedah,dll. Standar sterilisasi ini dibuat
dengan tujuan agar tidak terjadi infeksi pada pasien yang menggunakan
sediaan obat maupun alat kesehatan tersebut akibat dari kontaminasi kuman
patogen. (Lachman dkk., 2008).

Uji sterilitas dilakukan terhadap produk dan bahan yang sebelumnya


telah mengalami proses pensterilan yang telah diberlakukan. Hasilnya
membuktikan bahwa prosedur sterilisasi dapat diulang secara efektif. Tetapi
umumnya disetujui bahwa kontrol yang dilaksanakan selama proses validasi
memberikan jaminan lebih efektifnya proses sterilisasi. Uji ini dilakukan
terhadap sampel yang dipilih untuk mewakili keseluruhan lot bahan tersebut.
Sampel bisa diambil dari kemasan atau wadah akhir suatu produk, atau
sebagai bagian dari tangki bulk cairan atau dari bahan bulk lainnya (Lachman
dkk., 2008).

Pengujian sediaan farmasi dan alat kesehatan ini merupakan suatu cara
pengujian untuk mengetahui kesterilan suatu sediaan/bahan farmasi/alat-alat
kesehatan yang dipersyaratkan harus dalam keadaan steril. Syarat suatu
sediaan dikatakan steril apabila Sterility Assurance Level dengan probabilitas
sama atau lebih baik dari 10-6, artinya dalam satu juta sediaan steril hanya
boleh maksimum 1 sediaan yang tidak steril. Uji sterilitas ini berdasarkan
dengan ada tidaknya pertumbuhan mikroba pada media Fluid Thioglicolate
Medium (FTM) dan Tryptic Soy Broth (TSB) pada suhu 30-35˚C (untuk
bakteri) dan 20-25˚C (untuk fungi) selama 7-14 hari (Zinda, 2008).

Uji sterilitas digunakan untuk menetapkan apakah bahan-bahan


sediaan farmasi yang harus steril memenuhi syarat berkenaan dengan uji
sterilitas seperti yang tertera pada monografi masing-masing. Pada pengujian
sterilitas ini sangat ditentukan oleh teknik aseptik yang baik dan
minimalisasi terjadinya kontaminasi dari lingkungan. Dengan demikian pada
pengujian sterilitas ini sangat diperlukan ketrampilan teknik aseptik dari
analis dan pemenuhan persyaratan lingkungan steril. Prosedur pengujian
sterilitas terdiri dari inokulasi langsung ke dalam media uji dan teknik
penyaringan membran.

III. ALAT DAN BAHAN

1. Alat
Nama Alat Gambar

Tabung reaksi
Pipet ukur
Inkubator

Bunsen

Laminar air flow


2. Bahan
Nama Bahan Gambar

Fluid Thioglicolate Medium


(FTM)

Tryptic Soy Broth (TSB)

Sampel bahan uji


Alkohol 70%

IV. SKEMA KERJA

Sucihamakan ruang kerja/LAF dengan alkohol 70%

Rendam sampel dalam alkohol 70%

Pipet 1 ml sampel dan masukkan ke dalam 15 ml media FTM

Pipet 1 ml sampel dan masukkan ke dalam 15 ml media TSB

Buat kontrol Bacillus subtilis pada media FTM dan Candida albicarus pada media
TSB

Buat kontrol negatif, yaitu inkubasikan media tanpa penambahan apapun


Inkubasikan media FTM pada inkubator 37˚C

Inkubasikan media TSB pada inkubator 20˚C

Amati kekeruhan media setiap hari selama 14 hari

Anda mungkin juga menyukai