Anda di halaman 1dari 5

DAFTAR WAWANCARA LAPANGAN

A. Pertanyaan Wawancara untuk Dinas Sosial Kota Medan

1. Seperti apa prosedur pelaksanaan upaya yang dilakukan Dinas Sosial Kota Medan
dalam menanggulangi permasalahan gelandangan dan pengemis di Kota Medan?
2. Dalam menanggulangi permasalahan gelandangan dan pengemis, Dinas Sosial Kota
Medan bekerjasama dengan pihak apa saja?
3. Bagaimana bentuk kerjasama yang dilakukan Dinas Sosial Kota Medan dengan pihak
lain tersebut dalam menanggulangi gepeng?
4. Adakah suatu wilayah di Kota Medan yang diperkirakan menjadi sumber munculnya
gepeng? Seperti wilayah yang dihuni oleh penduduk yang kurang mampu?
5. Apakah Dinas Sosial Kota Medan memiliki upaya dalam mencegah timbulnya gepeng
di wikayah Kota Medan yang diperkirakan menjadi sumber munculnya gepeng atau
daerah yang memiliki tingkat kemiskinan tinggi?
6. Seperti apa bentuk dari upaya Dinsos Kota Medan dalam mencegah timbulnya gepeng
dan bagaimana Dinsos Kota Medan melaksanakan upaya pencegahan tersebut?
Misalnya seperti melakukan penyuluhan, pembinaan sosial, perluasan kesempatan
kerja, membuat pemukiman lokal, memberi bantuan sosial atau memberi bantuan
kesempatan kerja kepada masyarakat pengangguran atau yang diperkirakan memiliki
kemungkinan menjadi gepeng.
7. Upaya pencegahan seperti apa yang sering dilakukan Dinsos Kota Medan dalam
mencegah munculnya gepeng di Kota Medan?
8. Apakah ada dampak positif dari pelaksanaan upaya pencegahan timbulnya gepeng?
Seperti angka gelandangan dan pengemis di Kota Medan semakin menurun, atau
apakah justru tidak berdampak apa-apa?
9. Adakah kendala yang dihadapi Dinsos Kota Medan saat melakukan tindakan
pencehagan munculnya gelandangan pengemis?
10. Dalam menjalankan tugas untuk menanggulangi permasalahan gepeng, bagaimana
cara Dinsos Kota Medan melakukan razia gepeng?
11. Apakah Dinas Sosial Kota Medan dalam melakukan razia gepeng selalu bersama
dengan pihak yang lain yang membantu? Atau pihak Dinas Sosial Kota Medan pernah
mengadakan razia tanpa bantuan pihak lain?
12. Kira-kira berapa kali Dinas Sosial Kota Medan melakukan penjaringan razia
gelandangan dan pengemis di jalan?
13. Dalam melakukan razia, apakah setiap razia yang dilakukan selalu berhasil
mengamankan seorang atau lebih gepeng?
14. Berapa usia rata-rata atau kriteria (Pria/wanita atau dewasa/anak-anak) dari para
gelandangan dan pengemis yang terjaring razia oleh Dinas Sosial Kota Medan?
15. Dalam Perda Kota Medan No.6 Tahun 2003 pasal 2 ayat 2 dikatakan bahwa “Dilarang
dengan sengaja memperajat orang lain seperti bayi, anak kecil dan atau mendatangkan
seseorang/beberapa orang untuk maksud melakukan pengemisan. Apa yang akan
dilakukan Dinsos Kota Medan jika mendapati pengemis yang membawa bayi atau
gepeng anak-anak?
16. Bagaimana pihak Dinas Sosial Kota Medan mengetahui titik titik dimana gepeng
berada sebelum dilakukannya razia? Apakah ada bantuan dari masyarakat?
17. Adakah perlawanan dari pihak gepeng saat sedang dilakukannya kegiatan razia oleh
tim Dinas Sosial Kota Medan?
18. Dalam melakukan razia gepeng, adakah kendala yang dialami oleh Dinsos Kota
Medan? Seperti apa kendala tersebut?
19. Saat melakukan pendataan gepeng yang terjaring razia, apa yang menjadi pertanyaan
utama untuk mendata gepeng tersebut? Dan apa tujuan utama dari dilakukannya
kegiatan pendataan kepada gepeng yang terjaring razia?
20. Saat melakukan pendataan, apakah ada gelandangan pengemis yang tertangkap saat
dirazia di jalanan lebih dari satu kali?
21. Saat melakukan pendataan dan ada gepeng yang sudah tertangkap razia lebih dari satu
atau dua kali, apa yang biasanya akan dilakukan oleh pihak Dinas Sosial Kota
Medan? Apakah akan diberikan sanksi?
22. Pada saat melakukan pendataan, biasanya gepeng yang terjaring razia memiliki latar
belakang seperti apa?
23. Dalam melaksanakan pendataan gepeng, apakah gelandangan dan pengemis yang
tertangkap betul-betul orang yang tidak mampu?
24. Jika didapati seorang gepeng yang ternyata dia adalah masyarakat yang mampu
(kaya), apa yang akan dilakukan oleh pihak Dinas Sosial Kota Medan terhadap
mereka? Apakah akan diberikan sanksi?
25. Setelah di lakukan pendataan pasca razia, apakah gelandangan dan pengemis yang
terjaring razia akan langsung di rehabilitasi atau bagaimana prosedur dari Dinsos Kota
Medan dalam menanganinya?
26. Dalam proses rehabilitasi, fasilitas atau program pelayanan apa yang diberikan oleh
Dinas Sosial Kota Medan untuk merehabilitasi gelandangan dan pengemis?
27. Adakah tempat khusus atau panti yang digunakan Dinas Sosial Kota Medan dalam
melakukan kegiatan rehabilitasi sosial terhadap gepeng yang terjaring razia? Jika ada,
hal apa saja yang biasanya dilakukan di dalam panti rehabilitasi tersebut dalam
penanganan gepeng?
28. Adakah kerja sama antara Dinas Sosial Kota Medan dengan pihak lain dalam
melakukan rehabilitasi bagi para gelandangan dan pengemis?
29. Saat direhabilitasi, seperti apa pembinaan yang diberikan kepada gelandangan dan
pengemis? Apakah mereka mendapatkan pelatihan khusus berupa keterampilan atau
keahlian di bidang lainnya?
30. Apakah saat gepeng sedang direhablitiasi pihak Dinsos Kota Medan melakukan
pengawasan? Bagaimana bentuk pengawasan yang dilakukan?
31. Berapa lama biasanya gepeng menjalani masa rehabilitasi mereka sesuai program
yang dijalankan Dinas Sosial Kota Medan?
32. Selain diberikan pelatihan, apalagi yang diberikan kepada gepeng saat rehabilitasi?
33. Apa kendala/hambatan yang sering dihadapi saat melakukan rehabilitasi pada
gelandangan pengemis di Kota Medan?
34. Bagaimana tindakan Dinas Sosial Kota Medan dalam menangani kendala/hambatan
yang terjadi saat sedang melakukan upaya penanggulangan gelandangan dan
pengemis secara keseluruhan?
35. Setelah gepeng melakukan rehabilitasi dan dipulangkan lagi ke tempat asal mereka,
apakah pihak Dinsos melakukan pengawasan kembali terhadap mereka? Seperti
melihat kehidupan mereka setelah rehabilitasi, apakah rehabilitasi tersebut membuat
perubahan dalam kehidupan mereka atau justru mereka malah kembali lagi menjadi
ggepeng seperti sebelumnya? Jika tidak dilakukan pengawasan, mengapa?
36. Dinsos Kota Medan melakukan upaya razia, pendataan lalu rehabilitasi kepada
gepeng yang tertangkap. Dimana setelah di rehabilitasi mereka akan dipulangkan ke
tempat asalnya kembali. Apakah proses itu tidak terlalu mudah bagi para gelandangan
dan pengemis yang tertangkap?
37. Menurut Bapak/Ibu dari pihak Dinsos Kota Medan, mengapa di Kota Medan ini
masih banyak sekali gelandangan dan pengemis? Kira-kira apa yang menjadi alasan
atau faktor utama mereka melakukan kegiatan tersebut?
38. Adakah harapan dari pihak Dinas Sosial Kota Medan terhadap para gelandangan dan
pengemis di Kota Medan?

B. Pertanyaan Wawancara untuk Satpol PP

1. Adakah peraturan Satpol PP tentang penanganan gelandangan dan pengemis di Kota


Medan?
2. Bagaimana prosedur Satpol PP dalam menangani permasalahan gelandangan dan
pengemis di Kota Medan?
3. Bagaimana bentuk kerjasama antara Satpol PP dengan Dinas Sosial Kota Medan
dalam menanggulangi masalah gelandangan dan pengemis?
4. Bantuan kerjasama seperti apa yang biasanya diberikan Satpol PP dalam
menanggulangi permasalahan gepeng di Kota Medan?
5. Upaya apa saja yang dilakukan pihak Satpol PP dalam penanganan permasalahan
gelandangan dan pengemis?
6. Dalam melaksanakan razia gepeng, apakah Satpol PP melakukn kegiatan razia
tersebut sendirian atau selalu ditemani oleh tim Dinas Sosial Kota Medan?
7. Jika pernah melaksanakan razia gepeng tanpa kerjasama dengan pihak lain, apakah
gepeng yang terjaring razia diserahkan langsung ke dinas sosial atau ada prosedur
yang harus dilakukan sendiri oleh pihak Satpol PP?
8. Apakah Satpol PP juga melakukan pendataan terhadap gepeng yang terjaring razia?
9. Berapa kali jangka waktu Satpol PP melakukan razia terhadap gepeng di Kota
Medan? Dalam melakukan setiap razia, apakah selalu mendapatkan gepeng?
10. Adakah lokasi atau titik wilayah yang paling sering ditemukan gepeng saat
melakukan razia?
11. Biasanya apa kriteria yang paling sering tertangkap saat melakukan razia gepeng?
Anak-anak, orang dewasa atau remaja?
12. Adakah hal lain yang dilakukan Satpol PP dalam menangani permasalahan gepeng
selain melakukan razia? Jika ada apa sajakah hal tersebut?
13. Apa yang menjadi kendala bagi Satpol PP dalam melakukan upaya penanggulangan
gelandangan pengemis di lapangan?
14. Dalam melakukan kegiatan razia, adakah perlawanan yang diberikan dari pihak
gepeng terhadap tim Satpol PP? Kira-kira seperti apa perlawanan yang diberikan?
15. Bagaimana pihak Satpol PP menghadapi kendala yang ada di lapangan?
16. Menurut pihak Satpol PP, apa yang menyebabkan gepeng ini jumlahnya banyak di
Kota Medan? Dan apa harapan Satpol PP terhadap gelandangan dan pengemis di Kota
Medan ini?

C. Pertanyaan Wawancara untuk Gelandangan Pengemis

1. Perkenalan nama, umur, pendidikan, tempat tinggal dan lainnya (Biodata)


a. Siapa nama Bapak/Ibu?
b. Berapa Umur Bapak/Ibu?
c. Dimana tempat tinggal Bapak/Ibu?
d. Apa pendidikan terakhir Bapak/Ibu?
2. Sejak kapan Bapak/Ibu menjadi seorang gelandangan pengemis?
3. Darimanakah asal Bapak/Ibu? Jika dari luar kota, kenapa pergi ke Kota Medan? Hal
apa yang menyebabkan Bapak/Ibu untuk mengadu nasib di Kota Medan?
4. Apa yang menyebabkan Bapak/Ibu melakukan kegiatan tersebut?
5. Apa yang menjadi alasan Bapak/Ibu berprofesi sebagai pengemis?
6. Adakah rasa takut dari dalam diri Bapak/Ibu sebagai seorang gelandangan dan
pengemis?
7. Apakah sudah mempunyai keluarga?
8. Jika mempunyai keluarga, apakah kebutuhan keluarga bisa tercukupi hanya dengan
mengemis dan menggelandang?
9. Apa yang dilakukan atau dikerjakan oleh anggota keluarga yang lain?
10. Biasanya sehari bisa menghasilkan berapa rupiah dari kegiatan mengemis?
11. Kapan waktu yang biasanya Bapak/Ibu luangkan untuk mengemis?
12. Pernahkah Bapak/Ibu terjaring razia oleh Dinas Sosial dan Satpol PP? Berapa kali?
13. Jika lebih dari sekali, apakah Bapak/Ibu tidak jera? Mengapa?
14. Pernahkah Bapak/Ibu berhasil lolos dari razia gepeng yang sedang dilakukan?
15. Saat terjaring razia, hal apa yang dilakukan Dinas Sosial terhadap Bapak/Ibu?
16. Saat menjalani proses rehabilitasi, berapa lama waktu Bapak/Ibu direhabilitasi?
17. Adakah proses rehabilitasi dan pelatihan yang diikuti setelah terjaring dalam razia
gepeng? Jika ada, pelatihan atau program apa yang diberikan?
18. Apakah program atau pelatihan yang diberikan saat rehabilitasi memiliki pengaruh
kepada kehidupan Bapak/Ibu? Seperti memiliki keahlian baru yang bisa saja
digunakan setelah kembali dari rehabilitasi.
19. Jika Bapak/Ibu pernah terjaring razia dan mengikuti tahap rehabilitasi, mengapa saat
ini Bapak/Ibu tetap menjadi seorang gelandangan atau pengemis? Mengapa tidak
memanfaatkan hasil pelatihan yang dilakukan saat rehabilitasi?
20. Apakah kegiatan mengemis menjadi satu-satunya hal yang paling mudah dilakukan
sehingga Bapak/Ibu tidak melakukan hal lain seperti yang sudah dilakukan saat masa
rehabilitasi? Apakah Bapak/Ibu memiliki harapan lain yang tidak bisa dilakukan,
sehingga Bapak/Ibu tetap mengemis?
21. Apakah Bapak/Ibu tidak ingin berubah atau mencari pekerjaan lain sesuai dengan
pelatihan saat rehabilitasi sehingga tidak mengemis mengemis? Atau justru merasa
nyaman menjadi gelandangan pengemis walau resikonya akan tertangkap saat razia?
Jika nyaman menjadi seorang gelandangan pengemis, hal apa yang membuat
nyaman?
22. Adakah dampak yang Bapak/Ibu rasakan setelah dirazia dan diberi pelatihan atau
rehabilitasi?
23. Pernahkan Bapak/Ibu mendapatkan perhatian khusus dari pemerintahan Kota Medan?
Seperti program bantuan dan lain-lain?

D. Pertanyaan Wawancara untuk Masyarakat Kota Medan

1. Menurut anda, apakah upaya yang dilakukan Dinas Sosial Kota Medan dalam
menanggulangi permasalahan gepeng di Kota Medan ini sudah berjalan dengan baik?
2. Apakah keberadaan gelandangan dan pengemis di Kota Medan ini mengganggu?
Mengapa?
3. Dalam beberapa waktu ini, apakah anda merasa jumlah gelandangan dan pengemis di
Kota Medan berkurang? Atau justru bertambah?
4. Apakah anda memiliki harapan sendiri terhadap maraknya permasalahan gelandangan
dan pengemis di Kota Medan ini? Seperti apa harapan anda?
5. Menurut anda, apa yang seharusnya dilakukan Dinas Sosial Kota Medan dalam
menanggulangi permasalahan gepeng selain melakukan razia dan rehabilitasi di panti?
Atau yang Dinsos Kota Medan lakukan itu sudah sangat baik?

Anda mungkin juga menyukai