tp
s:
//j
at
en
g.
bp
s.
go
.id
ht
tp
s:
//j
at
en
g.
bp
s.
go.
id
ht
tp
s:
//j
at
en
g.
bp
s.
go.
id
ANALISIS PEMBANGUNAN MANUSIA BERBASIS GENDER
JAWA TENGAH 2020
ISBN : 978-602-5419-94-2
Katalog : 2104028.33
No Publikasi : 33550.2116
Ukuran Buku : B5 JIS
Jumlah Halaman : XVI + 90
id
o.
Naskah : BPS Provinsi Jawa Tengah
g
s.
bp
Penyunting : BPS Provinsi Jawa Tengah
g.
en
id
g o.
s.
bp
Penulis : Hayu Wuranti, S.Si
g.
en
at
id
Sementara itu Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) mengukur partisipasi aktif
o.
laki-laki dan perempuan pada kegiatan ekonomi, politik, dan pengambilan
g
s.
keputusan. Kedua indikator gender tersebut dapat digunakan sebagai alat
bp
monitoring hasil pembangunan berbasis gender. Hal ini sejalan dengan visi
g.
en
Angka IPG dan IDG disajikan secara periodik setiap tahun pada tingkat
s:
tp
nasional, provinsi dan kabupaten/kota. Penyajian angka IPG dan IDG secara
ht
id
o.
Mei 2021
g
s.
Kepala BPS Provinsi Jawa Tengah
bp
g.
en
at
id
o.
Bab I. Pendahuluan
g
s.
1.1. Latar Belakang ………………….. ……………………….…..………………………………… 3
bp
1.2. Tujuan …………….………………………….…………………….…………..…………………… 5
g.
id
5.3. Capaian Pemberdayaan Gender Kabupaten/Kota …………….………………… 65
g o.
Bab VI. Kesimpulan…………………………………………………………………………………………… 77
s.
Daftar Pustaka ….……………………………………………………………………………………………... 81
bp
g.
Lampiran …………..……………………………………………………………………………………………... 83
en
at
//j
s:
tp
ht
Tabel 4.1 Komponen IPG Provinsi di Pulau Jawa Tahun 2020 ………………………. 46
Tabel 4.3 Angka IPG dan IPM Menurut Kabupaten/Kota dengan Angka IPG
id
Tertinggi dan Terendah, 2020........................................................... 57
g o.
s.
bp
g.
en
at
//j
s:
tp
ht
Gambar 3.1 Rasio Jenis Kelamin menurut Kelompok Umur Tahun ………………. 23
id
Gambar 3.5 Angka Kesakitan menurut Jenis Kelamin di Jawa Tengah, 2018-
o.
2020.............................................................................................. 29
g
Gambar 3.6
s.
Persentase Penduduk yang Mempunyai Keluhan Kesehatan dan
bp
Berobat Jalan dalam Sebulan Terakhir menurut Jenis Kelamin di
Jawa Tengah, 2018-2020............................................................... 31
g.
en
Gambar 3.8 Rasio APM Perempuan Terhadap Laki-laki di Jawa Tengah, Tahun
s:
2016-2020 ...................................................................................... 33
tp
Gambar 3.9 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menurut Jenis Kelamin di
ht
Gambar 3.10 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Jenis Kegiatan
Seminggu yang Lalu dan Jenis Kelamin di Jawa Tengah, Tahun
2020................................................................................................. 36
Gambar 3.11 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurut
Status Pekerjaan dan Jenis Kelamin di Jawa Tengah, Tahun 2020 .. 37
Gambar 3.12 Rata-rata Upah Pekerja Jenis Kelamin di Jawa Tengah, Tahun 2020
(Ribuan Rupiah) ............................................................................... 38
Gambar 3.13 Jumlah PNS menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin
di Provinsi Jawa Tengah .................................................................. 39
Gambar 4.3 Perkembangan UHH menurut Jenis Kelamin Di Jawa Tengah Tahun
2010-2020 ........................................................................................ 49
Gambar 4.4 Perkembangan HLS menurut Jenis Kelamin Di Jawa Tengah Tahun
2010-2020 ........................................................................................ 50
Gambar 4.5 Perkembangan RLS menurut Jenis Kelamin Di Jawa Tengah Tahun
2010-2020 ....................................................................................... 51
id
2020 ................................................................................................. 52
o.
Gambar 4.7 Indeks Pembangunan Gender menurut Kabupaten/Kota di Jawa
g
s.
Tengah, 2020 .................................................................................... 55
bp
Gambar 4.8 Posisi Kabupaten/Kota di Jawa Tengah menurut Kuadran
g.
Gambar 5.3 Komponen IDG Jawa Tengah Tahun 2019 – 2020 ............................ 66
tp
id
g o.
s.
bp
g.
en
at
//j
s:
tp
ht
id
g o.
s.
bp
g.
en
at
//j
s:
tp
ht
id
“warga kelas dua”.
g o.
Isu gender menjadi salah satu poin dalam tujuan pembangunan
s.
berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs). SDGs merupakan
bp
kelanjutan dari tujuan pembangunan millenium/Millenium Development
g.
Goals (MDGs) yang telah berakhir pada tahun 2015. Kesetaraan gender
en
tercantum dalam tujuan ke-5 SDGs yakni “Mencapai Kesetaraan Gender dan
at
multidimensi. Isu ini meliputi sisi kesehatan, pendidikan dan ekonomi yang
s:
juga menjadi fokus SDGs. Selain secara khusus dicantumkan dalam tujuan
tp
kelima, isu gender juga tercakup pada hampir seluruh tujuan dalam tujuan
ht
id
Untuk melihat hubungan antara IPM dan IPG diperlukan pemetaan
o.
kabupaten/kota berdasarkan level IPG dan IPM. Oleh sebab itu digunakan
g
analisis kuadran yang membagi kabupaten/kota dalam empat kelompok
s.
(kuadran). Pada Kuadran I, berada kabupaten/kota dengan capaian angka
bp
IPM yang tinggi atau di atas IPM Jawa Tengah, dan angka IPG nya juga tinggi
g.
atau di atas IPG Jawa Tengah. Yang termasuk dalam kuadran II mencakup
en
kabupaten/kota dengan IPM dan IPG yang rendah. Pada kuadran IV,
s:
berada di kuadran I dimana capaian angka IPM dan juga IPG berada di atas
IPM dan IPG Jawa Tengah. Namun demikian, masih terdapat 11
kabupaten/kota yang berada pada kuadran III dengan IPM dan IPG yang
rendah atau di bawah IPM dan IPG Jawa Tengah.
Pemberdayaan gender di Jawa Tengah pada periode 2010 – 2017
selalu mengalami peningkatan, namun sejak tahun 2018 – 2020 mulai
mengalami penurunan. Pada tahun 2020, IDG Jawa Tengah berada pada level
71,73, menurun 0,45 poin atau turun 0,62 persen dibanding IDG tahun 2019.
Penurunan IDG pada tahun 2020 terutama terjadi karena penurunan dua
komponen yakni persentase keterlibatan perempuan di parlemen dan
sumbangan perempuan dalam pendapatan kerja. Persentase keterlibatan
perempuan di parlemen menurun dari 19,17 pada tahun 2019, menjadi 18,80
pada tahun 2020, sedangkan sumbangan perempuan dalam pendapatan
kerja menurun dari 34,31 menjadi 34,29. IDG pada periode tahun 2018-2020
id
Pemalang. Sementara itu, masih terdapat empat kabupaten/kota dengan
o.
IDG di bawah 60 yaitu Kota Pekalongan, Grobogan, Jepara dan Wonosobo.
g
s.
bp
g.
en
at
//j
s:
tp
ht
id
bermasyarakat dan bernegara, penjabaran konsep gender adalah
o.
keselarasan dalam peran sosial, ekonomi, dan politik antara laki-laki dan
g
s.
perempuan. Pada perkembangannya, peran kaum perempuan juga dapat
bp
terlihat dari peran reproduksi, peran produktif, dan peran sosial
g.
en
yaitu berupa perilaku masyarakat yang berasal dari suatu aturan, sejarah,
adat, norma, dan struktur masyarakat. Diskriminasi gender akan melahirkan
kesenjangan gender, yang akan menghilangkan hak-hak perempuan atas
kesempatan dan kendali pada sumber daya, ekonomi, kekuasaan, dan
partisipasi politik.
Sebagai pihak yang melahirkan dan mendidik generasi penerus,
perempuan harus dilindungi hak-hak hidupnya. Bentuk perlindungan hak-
hak tersebut adalah menerima perlakuan yang adil terhadap aspek-aspek
dasar manusia, yaitu dalam aspek kesehatan, pendidikan, dan ekonomi.
id
Sementara itu, Pemerintah Indonesia juga mengadopsi berbagai kebijakan
o.
yang mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender melalui GBHN, Undang-
g
s.
Undang, Peraturan Pemerintah, dan lain-lain. Saat ini juga sedang dibahas
bp
mengenai Rancangan Undang-Undang Kesetaraan dan Keadilan Gender.
g.
en
perempuan masih menjadi obyek yang harus menderita, seperti pada kasus
s:
tp
id
persentase sumbangan perempuan dalam pendapatan kerja, kegiatan
o.
politik dengan indikator keterlibatan perempuan di parlemen, serta dalam
g
s.
pengambilan keputusan melalui indikator perempuan sebagai tenaga
bp
manajer, professional, administrasi, teknisi. Kesimpulannya, IDG digunakan
g.
en
1.2. Tujuan
Publikasi ini disusun dalam rangka untuk memberikan informasi
mengenai tingkat pencapaian pembangunan manusia berbasis gender yang
direpresentasikan oleh Indeks Pembangunan Gender (IPG) dan Indeks
id
Bab III : menjelaskan gambaran umum gender di Jawa Tengah
g o.
Bab IV : menjelaskan capaian pembangunan gender di Jawa Tengah dan
s.
bp
Kabupaten/Kota
g.
Kabupaten/Kota
at
id
o.
angka IPG metode ini tidak bisa diinterpretasikan terpisah dari IPM.
g
Penghitungan IPG berhenti dilakukan oleh UNDP mulai tahun 2010
s.
bp
hingga 2013. Pada tahun 2014, UNDP kembali melakukan penghitungan IPG
g.
pencapaian IPM. Pada metode baru ini digunakan rasio IPM perempuan
ht
id
daya manusia laki-laki dan perempuan hampir sama secara kuantitas. Jika
o.
terjadi kesetaraan gender dalam hal hak, tanggung jawab, kapabilitas dan
g
s.
peluang yang sama, niscaya akan memperkuat kemampuan suatu wilayah
bp
untuk berkembang. Penguatan sistem penyediaan, pemutakhiran, dan
g.
en
hal yang sangat diperlukan. Isu gender menjadi salah satu poin dalam
ht
id
anak, perempuan dan kelompok marjinal.
o.
3. Cita ke-5, yaitu “Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia dan
g
s.
Masyarakat Indonesia”, kebijakan terkait adalah peningkatan
bp
partisipasi pendidikan dalam rangka mengurangi variasi
g.
en
id
BPS mengukur dimensi umur panjang dan hidup sehat dengan
g o.
menggunakan umur harapan hidup/UHH saat lahir yang didapatkan dari data
s.
Sensus Penduduk 2010 (SP2010). Kemudian mengukur dimensi pengetahuan
bp
dengan menggunakan angka harapan lama sekolah dan angka rata-rata lama
g.
en
sekolah penduduk umur 25 tahun ke atas yang didapatkan dari data Susenas.
at
Selanjutnya untuk mengukur dimensi standar hidup layak tidak menggunakan PNB
//j
per kapita, karena tidak terdapat angka PNB per kapita hingga kabupaten/kota.
s:
id
Maksimum Minimum
o.
Indikator
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
g
(1) (2) (3) (4) (5)
Usia Harapan Hidup 82,5 s.
87,5 17,5 22,5
bp
(Tahun)
g.
Harapan Lama 18 18 0 0
en
Sekolah (Tahun)
at
Rata-rata Lama 15 15 0 0
//j
Sekolah (Tahun)
s:
Pengelauaran Per
tp
disesuaikan (Rp)
id
g o.
s.
Metode agregasi yang dilakukan guna mendapatkan angka IPM laki-
bp
laki dan perempuan sama seperti metode agregasi yang dilakukan ketika
g.
id
g o.
2.3. Perubahan Interpretasi
s.
bp
Akibat perubahan metodologi yang terjadi, terjadi pula perubahan
g.
interpretasi dari angka IPG. Pada metode lama, angka IPG yang dihasilkan
en
harus dibandingkan dengan angka IPM. Semakin kecil selisih angka IPG
at
//j
dengan angka IPM, maka semakin kecil ketimpangan yang terjadi antara
s:
laki-laki dan perempuan. Pada metode baru, interpretasi dari angka IPG
tp
ht
berubah. Interpretasi angka IPG tidak perlu dibandingkan lagi dengan angka
IPM.
Semakin kecil jarak angka IPG dengan nilai 100, maka semakin setara
pembangunan antara laki-laki dengan perempuan. Namun semakin besar
jarak angka IPG dengan nilai 100, maka semakin terjadi ketimpangan
pembangunan antara laki-laki dan perempuan. Angka 100 dijadikan patokan
untuk menginterpretasikan angka IPG karena angka tersebut merupakan
nilai rasio paling sempurna.
id
hasil yang menggembirakan. Perkembangan ketenagakerjaan yang semakin
g o.
kondusif kontribusinya terhadap perempuan, menunjukkan bahwa sektor
s.
bp
publik bukan lagi ranah yang hanya ditujukan untuk laki-laki.
g.
(IDG). Indeks ini merupakan nama lain dari Gender Empowerment Measure
//j
s:
Dimensi Indikator
id
Distribusi Pendapatan Upah buruh non pertanian; laki-laki dan
o.
perempuan
g
Sumber : BPS s.
bp
g.
id
g o.
s.
bp
g.
en
at
//j
s:
tp
ht
id
rumah tangga, pekerjaan, kehidupan bermasyarakat, maupun bernegara.
g o.
Diskriminasi terhadap perempuan dalam kehidupan melalui praktik-praktik
s.
bp
nilai-nilai budaya, sosial dan nilai-nilai kehidupan lainnya tidak dapat
g.
dihindari.
en
dalam aktivitas publik, yaitu aktivitas yang dilakukan di luar rumah dan
tp
dalam peran domestik, yaitu aktivitas yang dilakukan di dalam rumah, yaitu
mengurus rumah tangga dan tidak dimaksudkan untuk mendapat
pendapatan. Kedua peran ini dapat menjelaskan perbedaan peran gender
dalam masyarakat selama ini. Secara umum, perempuan lebih berperan
secara domestik dibandingkan publik. Hal ini tidak terlepas dengan kodrat
perempuan untuk mengurus rumah tangga. Sementara untuk mencari
nafkah keluarga menjadi tanggung jawab laki-laki.
Banyak pandangan mengenai perempuan bahwa perempuan
hanyalah pendamping hidup, bersifat lemah, selalu memakai perasaan,
berpikiran sempit dan lain sebagainya. Disamping itu budaya patriarki yang
id
berkarya dan bekerja untuk menambah penghasilan keluarga. Bahkan
o.
banyak perempuan yang menjadi tulang punggung keluarga karena suami
g
s.
tidak bekerja atau menjadi orang tua tunggal. Di samping itu banyak
bp
prestasi-prestasi yang diperoleh para perempuan Indonesia pada level
g.
en
id
rendah dari perempuan, maka kecenderungannya jumlah penduduk laki-
o.
laki lebih sedikit dibandingkan dengan penduduk perempuan.
g
s.
bp
Gambar 3.1. Rasio Jenis Kelamin menurut Kelompok Umur Tahun 2020
g.
en
at
//j
s:
tp
ht
id
g o.
s.
bp
g.
en
at
//j
s:
tp
ht
id
o.
75 +
g
70 - 74
65 - 69 s.
bp
60 - 64
g.
55 - 59
en
50 - 54
45 - 49
at
40 - 44
//j
35 - 39
s:
30 - 34
tp
25 - 29
ht
20 - 24
15 - 19
10-14
5-9
0-4
(10,00) (8,00) (6,00) (4,00) (2,00) 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00
Laki-laki Perempuan
id
kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya
g o.
memberikan kemudahan akses pelayanan publik bidang kesehatan seperti
s.
bp
puskesmas yang sasaran utamanya menurunkan Angka Kesakitan
g.
prevalensi gizi buruk dan gizi kurang serta meningkatkan Usia Harapan
at
Hidup.
//j
s:
id
yang memiliki kromosom Y hanya mengandung sekitar 100 gen.
g o.
Meski perempuan memiliki usia harapan hidup yang lebih tinggi dari
s.
laki-laki, namun secara umum perempuan lebih sensitif terhadap rasa sakit.
bp
Kondisi ini terlihat dari data keluhan kesehatan. Dalam kurun waktu 2018
g.
en
lebih banyak dibanding laki- laki. Selama kurun waktu tersebut, penduduk
//j
s:
45
38,89
id
40 36,32
34,75 34,38
o.
35 32,36 32,38
g
30
25 s.
bp
20
g.
15
en
10
at
//j
5
s:
0
tp
Laki-laki Perempuan
id
15 14,63
o.
14,5
g
14
13,5
s.
bp
13
2018 2019 2020
g.
Laki-laki Perempuan
en
at
id
dari ketersediaan/kemudahan mencapai fasilitas/tempat dan tenaga
g o.
kesehatan sebagai rujukan penduduk jika mengalami keluhan sakit hingga
s.
bp
harus pergi berobat. Dari informasi tersebut dapat teridentifikasi berbagai
g.
fasilitas dan sarana kesehatan merupakan salah satu faktor yang penting
//j
s:
id
penduduk yang melakukan berobat jalan. Ada dugaan bahwa selama
o.
pandemi Covid-19, penduduk yang mengalami sakit menghindari berobat
g
s.
jalan. Hal ini bisa terjadi sebagai akibat kekhawatiran penduduk, agar tidak
bp
terinfeksi virus Covid-19 di fasilitas kesehatan.
g.
en
56 55,03
tp
54 52,53
ht
52 50,94 50,79
50 49,17
48 47,17
46
44
42
2018 2019 2020
Laki-laki Perempuan
id
Tinggi (D1/D2/D3 dan S1 ke atas), persentase perempuan yang memperoleh
g o.
ijazah melebihi persentase laki-laki.
s.
bp
Gambar 3.7. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas menurut
Jenis Kelamin dan Ijasah Tertinggi yang Dimiliki di Jawa Tengah, 2020
g.
en
100
at
90
80
//j
70
s:
60
tp
50
40
ht
30
20
10
0
Laki-laki Perempuan Total
D4/S1+ 5,27 5,45 5,36
D1/D2/D3 1,6 1,93 1,77
SMK 8,33 5,57 6,93
SMA 17,63 16,13 16,86
SMP 23,93 22,61 23,25
SD 28,84 27,16 27,99
Tidak Punya Ijasah 14,41 21,15 17,84
id
rasio Angka Partisipasi Murni (APM) perempuan terhadap laki-laki pada tiga
o.
jenjang pendidikan (Gambar 3.8). APM adalah proporsi anak sekolah pada
g
s.
satu kelompok usia tertentu yang bersekolah pada jenjang yang sesuai
bp
dengan kelompok usianya.
g.
en
108,00 107,46
s:
tp
107,00
ht
106,00
105,00
105,45
103,76 104,55
104,00 104,15
103,00
102,26
102,00
101,40
101,00
100,57 99,97 100,72
100,00
99,00 99,60
99,09 99,28
98,78 98,90
98,00
2016 2017 2018 2019 2020
SD SMP SMA
id
o.
3.4. TENAGA KERJA
g
s.
bp
Dalam kehidupan bermasyarakat, jenis kelamin masih sering
g.
90
81,68
80 82,46 81,59 82,78
80,87
id
70
g o.
60
s. 57,54
bp
56,26 56,43 55,35
g.
50 53,94
en
Laki-laki Perempuan
//j
s:
70,00
60,00
54,33
50,00
id
o.
40,00
g
32,26
s.
bp
30,00
g.
20,00
en
at
//j
3,21
tp
0,00
ht
Laki-laki Perempuan
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
id
30%
o.
20%
g
10%
s.
bp
0%
Laki-laki Perempuan
g.
7. Pekerja keluarga/tak
7,23 23,26
dibayar
en
6. Pekerja bebas di
12,41 2,59
at
nonpertanian
//j
3.000
2.410 2.434
2.500 2.344
2.255
2.125
2.000 1.820
1.791
1.725
1.653
1.516
1.500
id
1.000
g o.
500
s.
bp
g.
0
en
Laki-laki Perempuan
//j
s:
id
g o.
130.000
120.000
s.
bp
110.000
g.
100.000
en
90.000
at
80.000
//j
70.000
s:
60.000
tp
50.000
ht
40.000
30.000
20.000
10.000
0
DIV/S1/S2/
SD SMP SMA DI/DII DIII
S3
Laki-laki 2.478 5.484 29.152 4.086 8.708 93.962
Perempuan 215 369 12.810 4.639 27.859 120.613
id
g o.
s.
bp
g.
en
at
//j
s:
tp
ht
id
multidimensi. Isu ini meliputi sisi kesehatan, pendidikan dan ekonomi yang
g o.
juga menjadi fokus SDGs. Selain secara khusus dicantumkan dalam tujuan
s.
bp
kelima, isu gender juga tercakup pada hampir seluruh tujuan dalam tujuan
g.
pembangunan berkelanjutan.
en
id
untuk mengambil keputusan untuk menggunakan sumber daya tersebut.
o.
Dengan beberapa kebijakan-kebijakan yang lebih berpihak pada
g
s.
kesetaraan dan keadilan gender, maka perempuan di Indonesia akan
bp
mempunyai peran yang lebih besar dalam pembangunan dan
g.
en
id
dan laki-laki.
g o.
Gambar 4.1. IPG Provinsi di Pulau Jawa Tahun 2020
s.
bp
94,63 94,80
95,00
g.
94,00
en
93,00 92,18
at
91,74
92,00 91,07 91,06
//j
91,00
s:
90,00 89,20
tp
89,00
ht
88,00
87,00
86,00
id
komponen pembentuknya.
o.
Tabel 4.1. Komponen IPG Provinsi di Pulau Jawa Tahun 2020
g
s.
bp
DKI JAWA JAWA JAWA
KOMPONEN DIY BANTEN INDONESIA
JAKARTA BARAT TENGAH TIMUR
g.
id
Tengah sebesar 75,87 dan perempuan sebesar 69,94. Sejak tahun 2010 IPM
g o.
laki-laki di Jawa Tengah sudah berstatus ‘tinggi’ (nilainya diatas 70),
s.
bp
sedangkan IPM perempuan masih berstatus ‘sedang’ (antara 60 sampai
g.
antara laki-laki dan perempuan. Hal inilah yang menyebabkan IPG Jawa
at
Tengah masih berada di bawah angka 100 dalam kurun waktu 2010 hingga
//j
s:
sekarang.
tp
id
o.
100,00
g
92,21 92,22 91,94 91,95 91,89 92,18
91,12 91,50 91,89
90,32 90,92
s.
bp
90,00
g.
en
80,00
75,13 75,79 75,87
at
74,48
73,00 73,39 73,87
71,00 71,56 72,25
70,63
//j
70,00
s:
69,94
68,48 69,08 69,64
tp
50,00
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
id
demikian, secara praktik di beberapa wilayah, female advantages lebih kecil
o.
sebagai akibat tindakan diskriminasi, kekerasan, dan budaya yang
g
menyebabkan rendahnya peluang akses perempuan dalam bidang s.
bp
kesehatan.
g.
en
77,00
76,30
76,02 76,10
s:
75,10 75,28
74,75 74,92
ht
75,00
74,18 74,23 74,37
73,88 73,96 74,02 74,08
74,00
73,28
73,00 72,73 72,91 73,09
id
dilakukan pemerintah dalam membangun negara. Tingkat pendidikan yang
o.
baik akan mengarahkan suatu negara menuju kondisi yang lebih baik.
g
s.
Karena itu, pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam
bp
pembangunan.
g.
en
13,00
s:
12,50
tp
ht
12,00
11,50
11,00
10,50
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
HLS Total 11,09 11,18 11,39 11,89 12,17 12,38 12,45 12,57 12,63 12,68 12,70
HLS L 11,17 11,22 11,43 11,91 12,20 12,29 12,34 12,52 12,62 12,69 12,70
HLS P 10,95 11,15 11,35 11,87 12,14 12,47 12,57 12,63 12,64 12,66 12,79
id
pendidikan suatu negara adalah harapan lama sekolah (HLS) penduduk usia
o.
7 tahun keatas. HLS juga menjadi gambaran tentang keberhasilan
g
s.
pembangunan pendidikan. Pada tahun 2020 HLS perempuan adalah 12,70
bp
tahun dan laki-laki sebesar 12,79 persen. Dengan nilai pencapaian yang
g.
en
id
laki adalah sekitar 8,16 tahun, sedangkan perempuan 7,24 tahun.
o.
Gambar 4.6. Perkembangan Perkembangan Pengeluaran Perkapita yang
g
s.
Disesuaikan menurut Jenis Kelamin di Jawa Tengah Tahun 2010-2020
bp
16.000 15.279
15.031
g.
14.822
15.000
14.214
en
13.871
14.000 13.469
13.226 13.286 13.345
at
12.961
12.701
//j
13.000
s:
12.000
tp
11.102 10.930
10.777
ht
11.000 10.377
10.153
9.930 9.895
9.497 9.618 9.640 9.603
10.000 9.296
9.107 9.207
8.992 8.945 9.001
8.643 8.788
9.000 8.394
8.058
8.000
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
id
satunya dipengaruhi oleh keterbatasan perempuan dalam memasuki pasar
o.
tenaga kerja di lapangan usaha tertentu yang lebih banyak membutuhkan
g
s.
tenaga kerja laki-laki, seperti pada pertambangan dan penggalian, listrik,
bp
gas dan air, serta angkutan, pergudangan dan komunikasi. Lapangan usaha
g.
en
id
Magelang Tinggi Sedang Sedang
Boyolali Tinggi Tinggi Tinggi
o.
Klaten Tinggi Tinggi Tinggi
g
Sukoharjo Tinggi Tinggi Tinggi
Wonogiri Tinggi s.
Sedang Tinggi
bp
Karanganyar Tinggi Tinggi Tinggi
g.
id
o.
95
g
s.
bp
90
g.
en
85
at
//j
s:
80
tp
ht
75
id
Jawa Tengah berada pada angka 92,18. Pada level kabupaten/kota, nilai IPG
o.
tertinggi dicapai oleh Kota Surakarta dengan nilai IPG sebesar 96,84,
g
s.
sedangkan IPG terendah dicapai oleh Kabupaten Blora dengan nilai IPG
bp
sebesar 83,88. Secara keseluruhan terdapat 20 kabupaten/kota yang
g.
en
Jawa Tengah masih menjadi masalah yang harus diselesaikan agar capaian
s:
tp
pembangunan di Jawa Tengah menjadi lebih berimbang. Hal ini juga sejalan
ht
dengan semangat Nawa Cita poin ke tiga yaitu membangun Indonesia dari
pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka
negara kesatuan. Pada tahun 2020, IPG tertinggi dicapai oleh Kota
Surakarta, diikuti oleh Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sukoharjo,
Kabupaten Semarang dan Kabupaten klaten pada urutan ke dua hingga ke
lima. Sejak tahun 2010 nilai IPG Kota Surakarta telah menduduki peringkat
pertama dan masih bertahan pada tahun 2020. Salah satu faktor yang
mendukung IPG Kota Surakarta berada di posisi pertama adalah komponen
Umur harapan hidup dan harapan lama sekolah perempuan yang meningkat
lebih cepat dibandingkan laki-laki.
id
Tabel 4.3 Angka IPG dan IPM Menurut Kabupaten/Kota dengan
o.
Angka IPG Tertinggi dan Terendah, 2020
g
Indeks s. Indeks
bp
Kabupaten/Kota Pembangunan Pembangunan
g.
id
g o.
s. 3300
bp
g.
en
at
//j
s:
tp
ht
3300
id
4.8. Pada Kuadran I, adalah kabupaten/kota dengan capaian angka IPM
o.
yang tinggi atau di atas IPM Jawa Tengah, dan angka IPG nya juga tinggi
g
s.
atau di atas rata-rata Jawa Tengah. Pada kuadran ini, tingginya
bp
pembangunan manusia yang dicapai, sejalan dengan kesetaraan gender
g.
en
yang diperoleh juga. Sebagai contoh Kota Surakarta, mempunyai angka IPG
at
kabupaten/kota dengan IPM dan IPG yang rendah. Sebagai contoh Brebes,
ht
id
g o.
s.
bp
g.
en
at
//j
s:
tp
ht
id
dunia kerja, serta parisipasi dalam jabatan publik.
g o.
Sistem patriarki yang mendominasi sebagian besar masyarakat
s.
bp
menjadikan laki-laki memiliki hak istimewa terhadap perempuan. Dominasi
g.
patriarki telah terwujud dalam sosial, budaya, hukum, politik, dan ekonomi
at
id
o.
76,00 75,14 75,16 74,73
g
74,00
72,18 s.
73,59 73,04
73,03
bp
72,00 71,73
g.
70,24
en
68,00
//j
s:
66,00
tp
64,00
ht
2019 2020
id
level 71,73, menurun 0,45 poin atau turun 0,62 persen dibanding tahun
g o.
2019.
s.
bp
Gambar 5.2. IDG Jawa Tengah Tahun 2010 - 2020
g.
76,00
en
74,89
74,46
at
74,00 74,03
//j
s:
72,00
tp
71,73
ht
70,00
69,06
68,00
67,96
66,00
64,00
2010 2012 2014 2016 2018 2020
100,00
19,17 18,80
80,00 34,31 34,29
49,36 50,20
id
60,00
g o.
40,00
s.
bp
20,00
g.
0,00
en
Laki-laki Perempuan
ht
id
23,00
g o.
22,00
21,00
s.
bp
21,00
19,00
g.
18,80
19,00
19,17
en
19,00 19,00
at
17,00
//j
s:
tp
15,00
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
ht
50,20
50,00
49,30
49,36
id
o.
48,00 47,57
g
47,72
46,97
s.
bp
45,70 46,97
46,00
g.
45,67
en
44,89
45,22
at
44,00
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
//j
s:
34,60 34,31
34,50
34,51
34,00 34,28 34,29
34,13
33,50
id
o.
33,46
33,00
g
32,99
s.
bp
32,50
32,05 32,55
g.
32,33
32,00
en
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
at
//j
48,70
Jepara
Kota Pekalongan
Batang
Blora
Sragen
Pati
Kebumen
id
o.
Magelang
g
Cilacap
s.
bp
Wonogiri
g.
Tegal
at
Karanganyar
//j
s:
Semarang
tp
Kota Magelang
ht
Sukoharjo
Pemalang
Temanggung 84,21
0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00
Secara wilayah, IDG Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2020 berada
pada level 71,73. Sebanyak 21 (60 persen) kabupaten/kota berada di bawah
angka provinsi dan hanya terdapat 14 kabupaten/kota dengan capaian IDG
di atas provinsi. IDG tertinggi dicapai oleh Kabupaten Temanggung (84,21),
sedangkan IDG terendah dicapai oleh Kabupaten Wonosobo (48,70).
Capaian IDG kabupaten/kota di Jawa Tengah relatif bervariasi. Sebagian
id
pembangunan gender akan menciptakan keseimbangan pemberdayaan
o.
antara laki-laki dan perempuan. Selama ini, perempuan cenderung
g
s.
tertinggal di berbagai peran seperti ekonomi tenaga kerja dan pengambilan
bp
keputusan yang disebabkan oleh mengakarnya budaya patriarki. Seiring
g.
en
id
dan IDG. Capaian IPG dan IDG suatu provinsi akan menentukan posisi
o.
kuadran, sedangkan perbedaan kecepatan IPG dan IDG suatu provinsi
g
s.
dibanding provinsi lain dan nasional akan menentukan pergeseran kuadran
bp
antarwaktu.
g.
en
kuadran, yaitu:
//j
3300
id
g o.
s.
bp
g.
en
at
//j
s:
tp
3300
ht
id
Sedangkan kabupaten kota yang memilki capaian baik IPG maupun
o.
IDG yang lebih baik dibandingkan angka provinsi berada di Kuadran I antara
g
s.
lain Banjarnegara, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Kabupaten Semarang,
bp
Temanggung, Kendal, Kota Magelang, Kota Surakarta, Kota Salatiga dan
g.
en
Kota Semarang.
at
//j
s:
tp
ht
id
ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan, dan kesamaan dalam
o.
menikmati hasil pembangunan Kesetaraan gender dapat dicapai dengan
g
s.
mengurangi kesenjangan antara penduduk perempuan dan laki-laki dalam
bp
mengakses dan mengontrol sumber daya, berpartisipasi dalam pengambilan
g.
digunakan yaitu IPM, IPG, dan IDG. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
tp
id
berada di posisi yang cukup tinggi. Tercermin dari posisi angka IPG Jawa
g o.
Tengah tertinggi ketiga setelah DI Yogyakarta dan DKI Jakarta, bahkan jika
s.
bp
dibandingkan IPG Nasional juga lebih tinggi. Provinsi di Pulau Jawa dengan
g.
angka IPG terendah adalah Jawa Barat, diikuti oleh Jawa Timur dan Banten.
en
capaian IPM berada di kategori sedang. Hal ini berkebalikan dengan capaian
IPM perempuan, dimana capaiannya di banyak kabupaten/kota masih
berada pada kategori sedang dan 12 kabupaten/kota berada di kategori
tinggi serta tiga kota berada pada kategori sangat tinggi.
Capaian perbandingan antara pembangunan perempuan dan laki-
laki tercermin dari indeks pembangunan gender (IPG). Pada tahun 2020, IPG
Jawa Tengah berada pada angka 92,18. Pada level kabupaten/kota, nilai IPG
tertinggi dicapai oleh Kota Surakarta dengan nilai IPG sebesar 96,84,
sedangkan IPG terendah dicapai oleh Kabupaten Blora dengan nilai IPG
id
capaian IPM dan IPG di bawah provinsi Jawa Tengah. Keterkaitan antara IPG
o.
dan IDG di tingkat provinsi dan kabupaten/kota juga menunjukkan
g
hubungan yang positif. s.
bp
Posisi IDG Jawa Tengah pada tahun 2020 sebesar 71,73, dalam
g.
en
Jakarta sebesar 75,16, DI Yogyakarta sebesar 74,73 dan Jawa Timur sebesar
//j
73,03. Berbeda dengan IPG Jawa Tengah yang tercatat lebih tinggi
s:
tp
dibanding Nasional, IDG Jawa Tengah justru lebih rendah dibandingkan IDG
ht
id
g o.
s.
bp
g.
en
at
//j
s:
tp
ht
id
Badan Pusat Statistik. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menurut Jenis
o.
Kelamin. Diakses pada 15 Maret 2021.
g
https://www.bps.go.id/indicator/40/462/1/indeks-pembangunan-
manusia-ipm-menurut-jenis-kelamin.html s.
bp
Badan Pusat Statistik. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG). Diakses pada 15
g.
pemberdayaan-gender-idg-.html
Badan Pusat Statistik. (2021). Keadaan Pekerja di Indonesia Agustus 2021.
at
id
Rakyat Provinsi Jawa Tengah 2019. Semarang : Badan Pusat Statistik
o.
Provinsi Jawa Tengah.
g
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah (2021). Statistik Kesejahteraan
s.
Rakyat Provinsi Jawa Tengah 2020. Semarang : Badan Pusat Statistik
bp
Provinsi Jawa Tengah.
g.
health/read/3759617/ternyata-wanita-lebih-mudah-sakit-dibanding-
tp
pria-alasannya
ht
id
3307 Wonosobo 69,61 69,89 73,48 73,70 71,60 71,82
o.
3308 Magelang 71,62 71,84 75,38 75,55 73,56 73,72
g
3309 Boyolali 73,98 74,15 77,73 77,85 75,83 75,95
3310 Klaten 74,88 s.
75,01 78,60 78,69 76,68 76,78
bp
3311 Sukoharjo 75,77 75,90 79,52 79,61 77,55 77,65
g.
id
3308 Magelang 12,52 12,53 12,94 12,95 12,53 12,54
o.
3309 Boyolali 12,17 12,18 12,77 13,12 12,43 12,56
g
3310 Klaten 13,08 13,09 13,46 13,50 13,24 13,25
3311 Sukoharjo 13,81 s.
13,82 14,21 14,22 13,82 13,83
bp
3312 Wonogiri 12,49 12,50 12,22 12,25 12,48 12,49
g.
id
3309 Boyolali 8,46 8,64 6,94 7,25 7,56 7,84
o.
3310 Klaten 8,94 9,17 7,77 8,07 8,31 8,58
g
3311 Sukoharjo 9,72 9,96 8,67 8,87 9,10 9,34
3312 Wonogiri 7,61 s.
7,92 6,71 6,80 7,04 7,33
bp
3313 Karanganyar 9,32 9,33 7,93 8,02 8,52 8,56
g.
id
3309 Boyolali 17.580 17.340 12.630 12.464 13.079 12.910
o.
3310 Klaten 13.298 13.141 11.588 11.439 12.074 11.921
g
3311 Sukoharjo 12.499 12.259 11.104 10.875 11.557 11.325
3312 Wonogiri s.
12.995 12.733 8.492 8.357 9.426 9.286
bp
3313 Karanganyar 12.124 11.988 11.217 11.029 11.569 11.428
g.
id
3309 Boyolali 77,79 78,01 72,73 73,48 73,80 74,25 93,50 94,19
o.
3310 Klaten 77,21 77,46 74,15 74,49 75,29 75,56 96,04 96,17
g
3311 Sukoharjo 78,74 78,90 76,05 76,13 76,84 76,98 96,58 96,49
3312 Wonogiri 74,26 74,55 s.
67,88 67,90 69,98 70,25 91,41 91,08
bp
3313 Karanganyar 77,33 77,29 74,61 74,60 75,89 75,86 96,48 96,52
g.
3314 Sragen 77,75 78,15 71,06 71,60 73,43 73,95 91,40 91,62
en
3315 Grobogan 76,31 76,31 65,61 65,73 69,86 69,87 85,98 86,14
3316 Blora 74,23 74,45 62,32 62,45 68,65 68,84 83,96 83,88
at
3317 Rembang 75,04 74,90 65,17 65,16 70,15 70,02 86,85 87,00
//j
3318 Pati 75,96 76,44 69,58 69,94 71,35 71,77 91,60 91,50
s:
3319 Kudus 79,02 79,15 73,41 73,41 74,94 75,00 92,90 92,75
tp
3320 Jepara 75,83 75,94 68,94 69,10 71,88 71,99 90,91 90,99
ht
3321 Demak 76,57 76,82 69,35 69,83 71,87 72,22 90,57 90,90
3322 Semarang 75,90 75,87 73,17 73,12 74,14 74,10 96,40 96,38
3323 Temanggung 71,89 71,90 68,37 68,53 69,56 69,57 95,10 95,31
3324 Kendal 75,63 75,82 70,22 70,66 71,97 72,29 92,85 93,19
3325 Batang 72,62 72,70 66,14 66,50 68,42 68,65 91,08 91,47
3326 Pekalongan 73,27 73,23 67,83 67,72 69,71 69,63 92,58 92,48
3327 Pemalang 71,41 71,41 61,28 61,29 66,32 66,32 85,81 85,83
3328 Tegal 73,88 74,03 64,08 64,25 68,24 68,39 86,74 86,79
3329 Brebes 70,77 70,75 61,11 61,10 66,12 66,11 86,35 86,36
3371 Kota Magelang 81,35 81,59 77,70 77,73 78,80 78,99 95,51 95,27
3372 Kota Surakarta 82,91 83,24 80,19 80,61 81,86 82,21 96,72 96,84
3373 Kota Salatiga 86,23 86,24 81,92 82,08 83,12 83,14 95,00 95,18
3374 Kota Semarang 85,33 85,22 81,53 81,38 83,19 83,05 95,55 95,49
3375 Kota Pekalongan 77,83 77,88 73,88 74,12 74,77 74,98 94,92 95,17
3376 Kota Tegal 78,60 78,90 73,39 73,52 74,93 75,07 93,37 93,18
id
3305 Kebumen 78,00 22,00 78,00 22,00
3306 Purworejo 82,22 17,78 82,22 17,78
o.
3307 Wonosobo 97,78 2,22 95,56 4,44
g
3308 Magelang 88,00 12,00 86,00 14,00
3309 Boyolali
s.
68,89 31,11 68,89 31,11
bp
3310 Klaten 82,00 18,00 84,00 16,00
3311 Sukoharjo 77,78 22,22 77,78 22,22
g.
id
3309 Boyolali 54,03 45,97 51,86 48,14
o.
3310 Klaten 44,27 55,73 39,28 60,72
g
3311 Sukoharjo 49,75 50,25 45,72 54,28
3312 Wonogiri s.
51,03 48,97 55,24 44,76
bp
3313 Karanganyar 49,96 50,04 44,80 55,20
g.
id
3309 Boyolali 59,30 40,70 59,27 40,73 81,88 81,95
o.
3310 Klaten 62,19 37,81 62,28 37,72 72,35 69,42
g
3311 Sukoharjo 58,94 41,06 58,98 41,02 78,52 77,98
3312 Wonogiri 60,75 s.
39,25 60,80 39,20 71,88 71,56
bp
3313 Karanganyar 61,86 38,14 61,89 38,11 74,76 74,29
g.