Anda di halaman 1dari 108

ht

tp
s:
//j
at
en
g.
bp
s.
go
.id
ht
tp
s:
//j
at
en
g.
bp
s.
go.
id
ht
tp
s:
//j
at
en
g.
bp
s.
go.
id
ANALISIS PEMBANGUNAN MANUSIA BERBASIS GENDER
JAWA TENGAH 2020

ISBN : 978-602-5419-94-2
Katalog : 2104028.33
No Publikasi : 33550.2116
Ukuran Buku : B5 JIS
Jumlah Halaman : XVI + 90

id
o.
Naskah : BPS Provinsi Jawa Tengah

g
s.
bp
Penyunting : BPS Provinsi Jawa Tengah
g.
en

Gambar Kulit : BPS Provinsi Jawa Tengah


at
//j
s:

Diterbitkan Oleh : © BPS Provinsi Jawa Tengah


tp
ht

Dicetak Oleh : CV Surya Lestari


TIM PENYUSUN

Pengarah : Sentot Bangun Widoyono, MA

Penanggung Jawab : Didik Nursetyohadi, M.Agb

Editor : Mathius Samuharwadi, S.ST

id
g o.
s.
bp
Penulis : Hayu Wuranti, S.Si
g.
en
at

Desain Kulit : Joko Mulyono


//j
s:
tp
ht

Desain dan Tata Letak : Joko Mulyono


KATA
PENGANTAR
Indikator yang digunakan untuk melihat capaian pembangunan
manusia, khususnya melihat kesenjangan dan akses perempuan dalam
pembangunan antara lain berupa Indeks Pembangunan Gender (IPG) dan
Indeks Pemberdayaan Gender (IDG). IPG menggambarkan kesenjangan
pencapaian pembangunan manusia antara laki-laki dan perempuan.

id
Sementara itu Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) mengukur partisipasi aktif

o.
laki-laki dan perempuan pada kegiatan ekonomi, politik, dan pengambilan

g
s.
keputusan. Kedua indikator gender tersebut dapat digunakan sebagai alat
bp
monitoring hasil pembangunan berbasis gender. Hal ini sejalan dengan visi
g.
en

Pembangunan Jangka Panjang Nasional tahun 2005-2025 untuk mewujudkan


at

Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur.


//j

Angka IPG dan IDG disajikan secara periodik setiap tahun pada tingkat
s:
tp

nasional, provinsi dan kabupaten/kota. Penyajian angka IPG dan IDG secara
ht

periodik menurut wilayah memungkinkan setiap wilayah mengetahui peta


pembangunan manusia berbasis gender di daerahnya, baik berupa
pencapaian, kecepatan, posisi, maupun disparitas antardaerah.
Indeks Pembangunan Gender Jawa Tengah tahun 2020 mencapai
92,18. Meskipun nilai IPG Jawa Tengah semakin meningkat, namun nilai IPG
masih di bawah 100, sehingga dapat disimpulkan bahwa secara umum laki-
laki masih lebih tinggi dibandingkan perempuan dalam menikmati hasil-hasil
pembangunan. Berbeda dengan IPG Jawa Tengah yang tercatat lebih tinggi
dibanding Nasional, IDG Jawa Tengah sebesar 71,73, justru lebih rendah
dibandingkan IDG Nasional yang tercatat sebesar 75,57. Pencapaian hasil

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


v
baik IPG maupun IDG, menyisakan pekerjaan dan tugas yang tidak ringan,
terutama yang terkait dengan isu disparitas pencapaian pembangunan
manusia antargender.
Semoga publikasi ini dapat memberikan gambaran terkait dengan
pembangunan manusia di Jawa Tengah, serta bisa digunakan sebagai salah
satu acuan dalam melaksanakan perencanaan dan evaluasi kebijakan
pembangunan manusia berbasis gender di Jawa Tengah pada masa
mendatang.

id
o.
Mei 2021

g
s.
Kepala BPS Provinsi Jawa Tengah
bp
g.
en
at

Sentot Bangun Widiyono, MA


//j
s:
tp
ht

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


vi
DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………..………………………………………………..…………………………………. v

Daftar Isi ………………………………….………………………………….………………………………….. vii

Daftar Tabel ……………….…………………………………………………………………………………… ix

Daftar Gambar ………………..………………………………………….…………………………………... x

Daftar Lampiran ………………..……………………………………………………………………………. xii

Ringkasan Eksekutif ………………………………………………………………………………………... xiii

id
o.
Bab I. Pendahuluan

g
s.
1.1. Latar Belakang ………………….. ……………………….…..………………………………… 3
bp
1.2. Tujuan …………….………………………….…………………….…………..…………………… 5
g.

1.3. Sistematika Penulisan .……………….…………………….…………..…………………… 6


en
at

1.4. Sumber Data ………………………….…………………….…………..……………………….. 6


//j

Bab II. Metodologi


s:
tp

2.1. Konsep Pembangunan Gender ……..……………………….…..……………………… 9


ht

2.2. Pengukuran Indeks Pembangunan Gender …….…………………….………….. 11

2.3. Perubahan Interpretasi ……………….…………………….…………..………………… 15

2.4. Konsep Pemberdayaan Gender ……………….…………………….…………..…….. 16

Bab III. Gambaran Umum Gender di Jateng

3.1. Komposisi Penduduk …………………….……………………..…………………………… 22

3.2. Kesehatan …………………………………………………………………………………………… 26

3.2.1. Kualitas Kesehatan Masyarakat ……………………………………………………. 27

3.2.2. Akses Kesehatan Masyarakat ………………………….……………………………. 30

3.3. Pendidikan …………………………………………………………..…………………………… 32

3.4. Tenaga kerja ………………………………………………….…………………………………. 34

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


vii
3.5. Kesempatan dalam Pemerintahan ………………… …………………………………… 38

Bab IV. Capaian Pembangunan Gender di Jawa Tengah

4.1. IPG Jateng dan Provinsi di Pulau Jawa ………………………………..………….…… 45

4.2. Perkembangan Pembangunan Gender Jawa Tengah …………………………. 47

4.3. Capaian Pembangunan Gender Kabupaten/Kota ……………. ………………… 53

Bab V. Capaian Pemberdayaan Gender di Jawa Tengah

5.1. IDG Jateng dan Provinsi di Pulau Jawa ………………………………..………….…… 63

5.2. Perkembangan Pemberdayaan Gender Jawa Tengah ………………………… 64

id
5.3. Capaian Pemberdayaan Gender Kabupaten/Kota …………….………………… 65

g o.
Bab VI. Kesimpulan…………………………………………………………………………………………… 77
s.
Daftar Pustaka ….……………………………………………………………………………………………... 81
bp
g.

Lampiran …………..……………………………………………………………………………………………... 83
en
at
//j
s:
tp
ht

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Batas Minimum dan Maksimum Indikator IPG .................................. 13

Tabel 2.2 Dimensi dan Indikator Pembentukan IDG ..................... ……………….. 17

Tabel 4.1 Komponen IPG Provinsi di Pulau Jawa Tahun 2020 ………………………. 46

Tabel 4.2 Status Pembangunan Manusia Kabupaten/Kota di Jawa Tengah


menurut Jenis Kelamin............. ………………………………………………….. 54

Tabel 4.3 Angka IPG dan IPM Menurut Kabupaten/Kota dengan Angka IPG

id
Tertinggi dan Terendah, 2020........................................................... 57

g o.
s.
bp
g.
en
at
//j
s:
tp
ht

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Rasio Jenis Kelamin menurut Kelompok Umur Tahun ………………. 23

Gambar 3.2 Rasio Jenis Kelamin menurut Kabupaten/Kota 2020 ………………… 24

Gambar 3.3 Piramida Penduduk Jawa Tengah 2020......................................... 25

Gambar 3.4 Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan dalam


Sebulan Terakhir menurut Jenis Kelamin di Jawa Tengah, 2018-
2020………………………………………………………………………………………….. 28

id
Gambar 3.5 Angka Kesakitan menurut Jenis Kelamin di Jawa Tengah, 2018-

o.
2020.............................................................................................. 29

g
Gambar 3.6
s.
Persentase Penduduk yang Mempunyai Keluhan Kesehatan dan
bp
Berobat Jalan dalam Sebulan Terakhir menurut Jenis Kelamin di
Jawa Tengah, 2018-2020............................................................... 31
g.
en

Gambar 3.7 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas menurut Jenis


Kelamin dan Ijasah Tertinggi yang Dimiliki di Jawa Tengah, 2020 32
at
//j

Gambar 3.8 Rasio APM Perempuan Terhadap Laki-laki di Jawa Tengah, Tahun
s:

2016-2020 ...................................................................................... 33
tp

Gambar 3.9 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menurut Jenis Kelamin di
ht

Jawa Tengah, Tahun 2016-2020 ..................................................... 35

Gambar 3.10 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Jenis Kegiatan
Seminggu yang Lalu dan Jenis Kelamin di Jawa Tengah, Tahun
2020................................................................................................. 36

Gambar 3.11 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurut
Status Pekerjaan dan Jenis Kelamin di Jawa Tengah, Tahun 2020 .. 37

Gambar 3.12 Rata-rata Upah Pekerja Jenis Kelamin di Jawa Tengah, Tahun 2020
(Ribuan Rupiah) ............................................................................... 38

Gambar 3.13 Jumlah PNS menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin
di Provinsi Jawa Tengah .................................................................. 39

Gambar 4.1 IPG Provinsi di Pulau Jawa Tahun 2020 ........................................... 45

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


x
Gambar 4.2 Perkembangan IPG, IPM Perempuan dan IPM Laki-laki Jawa Tengah
Tahun 2010-2020 ............................................................................. 48

Gambar 4.3 Perkembangan UHH menurut Jenis Kelamin Di Jawa Tengah Tahun
2010-2020 ........................................................................................ 49

Gambar 4.4 Perkembangan HLS menurut Jenis Kelamin Di Jawa Tengah Tahun
2010-2020 ........................................................................................ 50

Gambar 4.5 Perkembangan RLS menurut Jenis Kelamin Di Jawa Tengah Tahun
2010-2020 ....................................................................................... 51

Gambar 4.6 Perkembangan Perkembangan Pengeluaran Perkapita yang


Disesuaikan menurut Jenis Kelamin di Jawa Tengah Tahun 2010-

id
2020 ................................................................................................. 52

o.
Gambar 4.7 Indeks Pembangunan Gender menurut Kabupaten/Kota di Jawa

g
s.
Tengah, 2020 .................................................................................... 55
bp
Gambar 4.8 Posisi Kabupaten/Kota di Jawa Tengah menurut Kuadran
g.

Berdasarkan Angka IPG dan IPM,Tahun 2020 ................................. 58


en

Gambar 5.1 IDG Provinsi di Pulau Jawa Tahun 2020 ........................................... 64


at

Gambar 5.2 IDG Jawa Tengah Tahun 2010 – 2020 .............................................. 65


//j
s:

Gambar 5.3 Komponen IDG Jawa Tengah Tahun 2019 – 2020 ............................ 66
tp

Gambar 5.4 Perkembangan Persentase Keterlibatan Perempuan di Parlemen


ht

Jawa Tengah Tahun 2010 – 2020 ..................................................... 67

Gambar 5.5 Perkembangan Persentase Perempuan sebagai Tenaga Profesional


Jawa Tengah Tahun 2010 – 2020 ..................................................... 68

Gambar 5.6 Perkembangan Sumbangan Perempuan dalam Pendapatan Kerja di


Jawa Tengah Tahun 2010 – 2020 ..................................................... 69

Gambar 5.7 IDG Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Tahun 2020 ......................... 70

Gambar 5.8 Posisi Kabupaten/Kota di Jawa Tengah menurut Kuadran


Berdasarkan Angka IDG dan IPG Tahun 2020 .................................. 73

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


xi
DAFTAR INFOGRAFIS

Infografis 1 Pendahuluan ………………………………………………………………………...….. 1

Infografis 2 Penghitungan Pembangunan Gender……………………………………………. 7

Infografis 3 Perkembangan IPG Jawa Tengah …………………………………………..…..19

Infografis 4 Perkembangan IPG Kabupaten/Kota ……………………………………..…..39

Infografis 5 Perkembangan IDG Jateng dan Kab/Kota ………………………………..…..59

Infografis 6 Kesimpulan …………………………………………………………………………….…..73

id
g o.
s.
bp
g.
en
at
//j
s:
tp
ht

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Indeks Pembangunan Gender (IPG) Beserta Komponen, 2019-


2020………………………………………………………………………...…............. 8
5

Lampiran 2 Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Beserta Komponen, 2019-


2020………………………………………………………………………...…............. 9
0

id
g o.
s.
bp
g.
en
at
//j
s:
tp
ht

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


xiii
RINGKASAN
EKSEKUTIF
N
Diskriminasi gender dalam berbagai hal di kehidupan bermasyarakat
menimbulkan perbedaan capaian yang bisa dinikmati oleh penduduk laki-laki
dan perempuan. Di wilayah yang masih kental akan budaya patriarki,
perempuan umumnya lebih tertinggal dari laki-laki baik di bidang kesehatan,
pendidikan dan ekonomi. Hal ini terjadi karena norma yang ada pada budaya
patriarki seringkali merugikan perempuan dengan menempatkannya sebagai

id
“warga kelas dua”.

g o.
Isu gender menjadi salah satu poin dalam tujuan pembangunan
s.
berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs). SDGs merupakan
bp
kelanjutan dari tujuan pembangunan millenium/Millenium Development
g.

Goals (MDGs) yang telah berakhir pada tahun 2015. Kesetaraan gender
en

tercantum dalam tujuan ke-5 SDGs yakni “Mencapai Kesetaraan Gender dan
at

Memberdayakan Kaum Perempuan”. Gender merupakan isu yang bersifat


//j

multidimensi. Isu ini meliputi sisi kesehatan, pendidikan dan ekonomi yang
s:

juga menjadi fokus SDGs. Selain secara khusus dicantumkan dalam tujuan
tp

kelima, isu gender juga tercakup pada hampir seluruh tujuan dalam tujuan
ht

pembangunan berkelanjutan, seperti disagregasi indikator yang akan dicapai


disetiap tujuan.
Capaian Indeks Pembangunan Gender (IPG) di Jawa Tengah tahun
2020 tercatat sebesar 92,18 meningkat dibanding IPG Jawa Tengah tahun
2019 yang tercatat 91,89. Penjabarannya, IPM laki-laki di Jawa Tengah
sebesar 75,87 dan perempuan sebesar 69,94. Meskipun capaian
pembangunan yang dinikmati penduduk perempuan masih belum mampu
menyamai apa yang diperoleh kaum laki-laki, namun secara trend,
perkembangan pembangunan manusia kelompok perempuan tumbuh lebih
cepat dibanding pada kelompok laki-laki. Dalam kurun waktu 2011 hingga
2020, rata-rata pertumbuhan IPM laki-laki sekitar 0,72 persen per tahun,
sementara perempuan meningkat 0,93 persen per tahun. IPG Jawa Tengah
sempat mengalami penurunan IPM pada tahun 2017. Penyebabnya adalah

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


xiv
pertumbuhan IPM perempuan yang kalah cepat dibanding kenaikan IPM laki-
laki.
Apabila ditinjau berdasarkan gender, terlihat bahwa IPM laki-laki di
Jawa Tengah pada tahun 2020 hampir di seluruh kabupaten/kota (30
kabupaten/kota) berada di kategori tinggi, empat kabupaten/kota berada di
kategori sangat tinggi dan hanya ada satu kabupaten/kota dengan capaian
IPM Laki-laki berada di kategori sedang. Hal ini berkebalikan dengan capaian
IPM perempuan, dimana capaiannya di banyak kabupaten/kota masih
berada pada kategori sedang dan 12 kabupaten/kota berada di kategori
tinggi serta tiga kota berada pada kategori sangat tinggi.

id
Untuk melihat hubungan antara IPM dan IPG diperlukan pemetaan

o.
kabupaten/kota berdasarkan level IPG dan IPM. Oleh sebab itu digunakan

g
analisis kuadran yang membagi kabupaten/kota dalam empat kelompok
s.
(kuadran). Pada Kuadran I, berada kabupaten/kota dengan capaian angka
bp
IPM yang tinggi atau di atas IPM Jawa Tengah, dan angka IPG nya juga tinggi
g.

atau di atas IPG Jawa Tengah. Yang termasuk dalam kuadran II mencakup
en

kabupaten/kota yang mempunyai capaian IPM yang tinggi, namun


at

kesetaraan gendernya masih rendah. Sedangkan pada Kuadran III merupakan


//j

kabupaten/kota dengan IPM dan IPG yang rendah. Pada kuadran IV,
s:

kabupaten/kota yang mempunyai angka IPG tinggi namun capaian IPMnya


tp

sangat rendah. Dari hasil pengolahan data, sebanyak 14 kabupaten/kota


ht

berada di kuadran I dimana capaian angka IPM dan juga IPG berada di atas
IPM dan IPG Jawa Tengah. Namun demikian, masih terdapat 11
kabupaten/kota yang berada pada kuadran III dengan IPM dan IPG yang
rendah atau di bawah IPM dan IPG Jawa Tengah.
Pemberdayaan gender di Jawa Tengah pada periode 2010 – 2017
selalu mengalami peningkatan, namun sejak tahun 2018 – 2020 mulai
mengalami penurunan. Pada tahun 2020, IDG Jawa Tengah berada pada level
71,73, menurun 0,45 poin atau turun 0,62 persen dibanding IDG tahun 2019.
Penurunan IDG pada tahun 2020 terutama terjadi karena penurunan dua
komponen yakni persentase keterlibatan perempuan di parlemen dan
sumbangan perempuan dalam pendapatan kerja. Persentase keterlibatan
perempuan di parlemen menurun dari 19,17 pada tahun 2019, menjadi 18,80
pada tahun 2020, sedangkan sumbangan perempuan dalam pendapatan
kerja menurun dari 34,31 menjadi 34,29. IDG pada periode tahun 2018-2020

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


xv
cenderung menurun dibandingkan dengan tren pertumbuhan selama 8
tahun terakhir. Capaian ini menunjukkan belum adanya perbaikan keadaan
pemberdayaan gender di Jawa Tengah.
Secara wilayah, IDG Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2020 berada
pada level 71,73. Sebanyak 21 (60 persen) kabupaten/kota berada di bawah
angka provinsi dan hanya terdapat 14 kabupaten/kota dengan capaian IDG
di atas provinsi. IDG tertinggi dicapai oleh Kabupaten Temanggung (84,21),
sedangkan IDG terendah dicapai oleh Kabupaten Wonosobo (48,70). Capaian
IDG kabupaten/kota di Jawa Tengah relatif bervariasi. Sebagian besar
kabupaten/kota di Jawa Tengah memiliki nilai IDG 70-80. Hanya ada tiga
kabupaten/kota dengan IDG di atas 80 yaitu Temanggung, Boyolali dan

id
Pemalang. Sementara itu, masih terdapat empat kabupaten/kota dengan

o.
IDG di bawah 60 yaitu Kota Pekalongan, Grobogan, Jepara dan Wonosobo.

g
s.
bp
g.
en
at
//j
s:
tp
ht

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


xvi
ht
tp
s:
//j
at
en
g.
bp
s.
go.
id
ht
tp
s:
//j
at
en
g.
bp
s.
go.
id
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dari beberapa literatur, konsep gender secara umum diartikan
bukan sebagai perbedaan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan,
melainkan perbedaan peran, perilaku, kegiatan, serta atribut yang
dikonstruksikan secara sosial dalam masyarakat. Pada kehidupan

id
bermasyarakat dan bernegara, penjabaran konsep gender adalah

o.
keselarasan dalam peran sosial, ekonomi, dan politik antara laki-laki dan

g
s.
perempuan. Pada perkembangannya, peran kaum perempuan juga dapat
bp
terlihat dari peran reproduksi, peran produktif, dan peran sosial
g.
en

kemasyarakatan (Pusat Studi Wanita Universitas Udayana, 2003).


at

Dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari, isu-isu terkait gender


//j
s:

cukup menarik perhatian terutama pada masalah diskriminasi gender yang


tp

dialami oleh perempuan. Diskriminasi terjadi dari berbagai aspek kehidupan


ht

yaitu berupa perilaku masyarakat yang berasal dari suatu aturan, sejarah,
adat, norma, dan struktur masyarakat. Diskriminasi gender akan melahirkan
kesenjangan gender, yang akan menghilangkan hak-hak perempuan atas
kesempatan dan kendali pada sumber daya, ekonomi, kekuasaan, dan
partisipasi politik.
Sebagai pihak yang melahirkan dan mendidik generasi penerus,
perempuan harus dilindungi hak-hak hidupnya. Bentuk perlindungan hak-
hak tersebut adalah menerima perlakuan yang adil terhadap aspek-aspek
dasar manusia, yaitu dalam aspek kesehatan, pendidikan, dan ekonomi.

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


3
Dengan demikian, kebijakan yang melahirkan kesetaraan dan keadilan
gender menjadi sangat mutlak.
Upaya untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender telah
dilakukan oleh berbagai pihak. Masyarakat dunia melalui Majelis Umum
PBB telah mencetuskan deklarasi mengenai Hak Asasi Manusia pada tahun
1948, yang merupakan bentuk keprihatinan dunia terhadap permasalahan
gender, dan diikuti oleh berbagai deklarasi serta konvensi lainnya yang
berkaitan mengenai penghapusan diskriminasi terhadap perempuan.

id
Sementara itu, Pemerintah Indonesia juga mengadopsi berbagai kebijakan

o.
yang mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender melalui GBHN, Undang-

g
s.
Undang, Peraturan Pemerintah, dan lain-lain. Saat ini juga sedang dibahas
bp
mengenai Rancangan Undang-Undang Kesetaraan dan Keadilan Gender.
g.
en

Dengan berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah, tidak


at

serta merta masalah-masalah terkait gender akan hilang. Sebagian


//j

perempuan masih menjadi obyek yang harus menderita, seperti pada kasus
s:
tp

kekerasan terhadap perempuan, perdagangan manusia, dan lain-lain.


ht

Disamping itu, kesempatan perempuan dalam menyalurkan aspirasinya


melalui perlemen juga masih minim. Padahal perempuan telah berperan
banyak dalam pembangunan nasional dan pewujudan kesejahteraan. Hal ini
seiring dengan pendapat dari UNDP, bahwa mengabaikan aspek gender
akan menghambat proses pembangunan di suatu wilayah. Tingkat
keberhasilan pembangunan yang sudah mengakomodasi persoalan gender
saat ini telah dapat diukur, salah satunya adalah dengan IPG (Indeks
Pembangunan Gender), yang diperkenalkan oleh United Nations
Development Programs (UNDP) dalam Laporan Pembangunan Manusia
tahun 1995.

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


4
Dalam mengukur kesetaraan gender tersebut, ada beberapa indeks
yang digunakan yaitu IPM, IPG, dan IDG. Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) merupakan ukuran kualitas hidup manusia dalam bidang kesehatan,
pendidikan, maupun ekonomi. Ukuran tersebut kemudian digunakan untuk
mengukur Indeks Pembangunan Gender (IPG) yang difokuskan pada faktor
ketidaksetaraan akses dan kesempatan antara laki-laki dan perempuan di
berbagai level. Sedangkan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) mengukur
partisipasi aktif perempuan pada kegiatan ekonomi yaitu dengan indikator

id
persentase sumbangan perempuan dalam pendapatan kerja, kegiatan

o.
politik dengan indikator keterlibatan perempuan di parlemen, serta dalam

g
s.
pengambilan keputusan melalui indikator perempuan sebagai tenaga
bp
manajer, professional, administrasi, teknisi. Kesimpulannya, IDG digunakan
g.
en

untuk melihat sejauh mana pencapaian kapabilitas perempuan dalam


at

berbagai bidang kehidupan.


//j

Kesetaraan gender akan memperkuat kemampuan negara untuk


s:
tp

berkembang, mengurangi kemiskinan, dan memerintah secara efektif.


ht

Dengan demikian mempromosikan kesetaraan gender adalah bagian utama


dari strategi pembangunan dalam rangka untuk memberdayakan
masyarakat (semua orang) perempuan dan laki-laki untuk mengentaskan
diri dari kemiskinan dan meningkatkan taraf hidup mereka.

1.2. Tujuan
Publikasi ini disusun dalam rangka untuk memberikan informasi
mengenai tingkat pencapaian pembangunan manusia berbasis gender yang
direpresentasikan oleh Indeks Pembangunan Gender (IPG) dan Indeks

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


5
Pemberdayaan Gender (IDG). Disamping itu, disajikan pula analisis angka
IPG dan IDG pada level provinsi dan kabupaten.

1.3. Sistematika Penulisan


Publikasi ini terdiri dari 5 bab yang terdiri dari:
Bab I : menjelaskan latar belakang, tujuan penulisan, sistematika penulisan,
dan sumber data.
Bab II : menjelaskan metodogi penghitungan IPG

id
Bab III : menjelaskan gambaran umum gender di Jawa Tengah

g o.
Bab IV : menjelaskan capaian pembangunan gender di Jawa Tengah dan
s.
bp
Kabupaten/Kota
g.

Bab V : menjelaskan capaian pemberdayaan gender di Jawa Tengah dan


en

Kabupaten/Kota
at

Bab VI : menjelaskan kesimpulan dari penulisan publikasi ini.


//j
s:
tp

1.4. Sumber Data


ht

Sumber data yang digunakan dalam penghitungan Indeks


Pembangunan Gender (IPG) adalah Sensus Penduduk 2010 (SP2010), Survei
Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dan Survei Angkatan Kerja Nasional
(Sakernas) yang dipilah menurut laki-laki dan perempuan. Data Sensus
Penduduk 2010 digunakan untuk menghitung angka harapan hidup.
Sedangkan data Susenas digunakan untuk menghitung angka harapan lama
sekolah, angka rata-rata lama sekolah, serta pengeluaran per kapita yang
disesuaikan. Sementara data Sakernas digunakan untuk mendapatkan
angka upah serta jumlah angkatan kerja sebagai penunjang penghitungan
pendapatan per kapita yang disesuaikan.

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


6
ht
tp
s:
//j
at
en
g.
bp
s.
go.
id
ht
tp
s:
//j
at
en
g.
bp
s.
go.
id
BAB II METODOLOGI

Indeks Pembangunan Gender (IPG) diperkenalkan pertama kali oleh


UNDP pada tahun 1995, lima tahun setelah UNDP memperkenalkan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM). UNDP menggunakan metode yang sama
hingga tahun 2009. Pada metode lama tersebut, IPG tidak mengukur
langsung ketimpangan antargender yang terjadi, namun hanya disparitas
dari masing-masing komponen IPM untuk setiap jenis kelamin. Selain itu,

id
o.
angka IPG metode ini tidak bisa diinterpretasikan terpisah dari IPM.

g
Penghitungan IPG berhenti dilakukan oleh UNDP mulai tahun 2010
s.
bp
hingga 2013. Pada tahun 2014, UNDP kembali melakukan penghitungan IPG
g.

dengan menggunakan metode baru. Perubahan metode ini merupakan


en

penyesuaian dengan perubahan yang terjadi pada IPM. Selain sebagai


at
//j

penyempurnaan dari metode sebelumnya, IPG metode baru ini merupakan


s:

pengukuran langsung terhadap ketimpangan antargender dalam


tp

pencapaian IPM. Pada metode baru ini digunakan rasio IPM perempuan
ht

dengan IPM laki-laki, sehingga bisa terlihat pencapaian pembangunan


manusia antara perempuan dengan laki-laki.

2.1. Konsep Pembangunan Gender


Gender merupakan serangkaian karakteristik yang terikat dan
membedakan maskulinitas dan femininitas. Karakteristik tersebut dapat
mencakup jenis kelamin serta berbagai hal yang ditentukan berdasarkan
jenis kelamin. Istilah gender mulai diperkenalkan oleh ilmuwan sosial.
Konsep perbedaan pada maksud gender tidak menjadi masalah bila disertai
dengan keadilan. Apabila terjadi ketidakadilan, dapat merugikan kerugian

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


9
baik pihak laki-laki maupun perempuan. Sehingga, kesetaraan gender
merupakan hak yang sewajarnya terjadi agar laki-laki dan perempuan
memperoleh kesempatan yang sama untuk berperan dan berpartisipasi
dalam setiap aspek kehidupan.
Pembangunan manusia adalah perluasan kebebasan yang nyata
yang dinikmati oleh manusia dan melekat pada berbagai aspek, yaitu
pemberdayaan, partisipasi, dan kerjasama, keamanan, keberlanjutan, dan
kesetaraan, (Sen, 1989). Jika melihat komposisi jumlah penduduk, sumber

id
daya manusia laki-laki dan perempuan hampir sama secara kuantitas. Jika

o.
terjadi kesetaraan gender dalam hal hak, tanggung jawab, kapabilitas dan

g
s.
peluang yang sama, niscaya akan memperkuat kemampuan suatu wilayah
bp
untuk berkembang. Penguatan sistem penyediaan, pemutakhiran, dan
g.
en

pemanfaatan data terpilah gender sangatlah penting untuk penyusunan,


at

pemantauan, dan evaluasi kebijakan/program/kegiatan pembangunan.


//j

Pengukuran pencapaian pembangunan manusia berbasis gender menjadi


s:
tp

hal yang sangat diperlukan. Isu gender menjadi salah satu poin dalam
ht

tujuan pembangunan berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs).


Kesetaraan gender tercantum dalam tujuan SDGs yang ke-5, yaitu
“Mencapai Kesetaraan Gender dan Memberdayakan Kaum Perempuan”.
Kesetaraan ini meliputi sisi kesehatan, pendidikan, dan variabel sosial
ekonomi lainnya, selain secara khusus dicantumkan dalam tujuan kelima,
isu gender juga tercakup pada hampir seluruh tujuan dalam tujuan
pembangunan berkelanjutan.
Searah dengan target SDGs, meski tidak dicantumkan secara khusus,
pemerintah dalam program Nawacita juga turut mencanangkan beberapa
kebijakan gender yang tersirat dalam 3 agenda Nawacita, diantaranya:

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


10
1. Cita ke-2 yaitu “Membuat Pemerintah selalu Hadir dengan
Membangun Tata Kelola Pemerintah yang Bersih, Efektif,
Demokratis, dan Terpercaya”, kebijakan yang termaktub adalah
meningkatkan peranan dan keterwakilan perempuan dalam politik
dan pembangunan manusia.
2. Cita ke-4, yaitu “Memperkuat Kehadiran Negara Dalam Melakukan
Reformasi Sistem dan Penegakan Hukum Yang Bebas Korupsi,
Bermartabat dan Terpercaya”, kebijakannya adalah melindungi

id
anak, perempuan dan kelompok marjinal.

o.
3. Cita ke-5, yaitu “Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia dan

g
s.
Masyarakat Indonesia”, kebijakan terkait adalah peningkatan
bp
partisipasi pendidikan dalam rangka mengurangi variasi
g.
en

antardaerah dan kesenjangan gender.


at

Indeks Pembangunan Gender (IPG) menjadi salah satu alat dalam


//j

melihat keberhasilan pemerintah dalam implementasi program-program


s:
tp

yang telah dicanangkan terkait gender dalam nawacita maupun SDGs.


ht

2.2. Pengukuran Indeks Pembangunan Gender


Pada tahun 2014, Indeks Pembangunan Gender (IPG) mengalami
perubahan pada indikator yang digunakan dan juga metodologi
penghitungannya. Dalam metode baru ini, dimensi yang digunakan masih
sama seperti yang disampaikan sebelumnya, yaitu:
1) umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life)
2) pengetahuan (knowledge); dan
3) standar hidup layak (decent standard of living).

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


11
Menurut UNDP, ketiga dimensi tersebut digunakan sebagai pendekatan
dalam mengukur kualitas hidup, dimana hakikatnya adalah mengukur capaian
pembangunan manusia. Ketiga dimensi tersebut memiliki pengertian sangat luas
karena terkait banyak faktor.
Pada tahun 2014, UNDP mengganti beberapa indikator untuk
menyempurnakan metodologi yang digunakan. Pada dimensi pengetahuan dengan
menggunakan angka harapan lama sekolah dan angka rata-rata lama sekolah.
Selanjutnya untuk mengukur dimensi standar hidup layak digunakan Produk
Nasional Bruto (PNB) per kapita.

id
BPS mengukur dimensi umur panjang dan hidup sehat dengan

g o.
menggunakan umur harapan hidup/UHH saat lahir yang didapatkan dari data
s.
Sensus Penduduk 2010 (SP2010). Kemudian mengukur dimensi pengetahuan
bp
dengan menggunakan angka harapan lama sekolah dan angka rata-rata lama
g.
en

sekolah penduduk umur 25 tahun ke atas yang didapatkan dari data Susenas.
at

Selanjutnya untuk mengukur dimensi standar hidup layak tidak menggunakan PNB
//j

per kapita, karena tidak terdapat angka PNB per kapita hingga kabupaten/kota.
s:

Untuk dimensi ini, dilakukan pendekatan/proksi dengan menggunakan


tp
ht

pengeluaran per kapita yang disesuaikan yang didapatkan dari Susenas.


Pada penghitungan IPG, keseluruhan indikator di atas dihitung
berdasarkan jenis kelamin, laki-laki dan perempuan. Pada indikator angka harapan
lama sekolah, batas usia yang digunakan adalah 7 tahun ke atas. Ini merupakan
indikator yang mengukur input dari dimensi pengetahuan. Sedangkan angka rata-
rata lama sekolah memiliki batas usia yaitu 25 tahun ke atas. Indikator ini
digunakan sebagai tolok ukur output dari dimensi pengetahuan. Sehingga pada
dimensi ini, sudah mencakup baik indikator input maupun indikator output.
Pada dimensi umur panjang dan hidup sehat serta pengetahuan tidak
diperlukan data sekunder dalam penghitungannya. Hanya pada dimensi standar
hidup layak dibutuhkan beberapa data sekunder guna mendapatkan angka
pengeluaran per kapita berdasarkan jenis kelamin. Data sekunder yang digunakan

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


12
adalah upah yang diterima, jumlah angkatan kerja, serta jumlah penduduk untuk
laki-laki dan perempuan.
Penyusunan indeks komposit dimulai dengan membangun indeks
untuk masing-masing komponen. Indeks untuk masing-masing komponen
dihitung sama seperti pada metode lama. Perbedaannya hanya pada
batasan untuk masing-masing komponen. Berikut adalah nilai minimum dan
maksimum untuk masing-masing komponen.
Tabel 2.1. Batas Minimum dan Maksimum Indikator IPG

id
Maksimum Minimum

o.
Indikator
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan

g
(1) (2) (3) (4) (5)
Usia Harapan Hidup 82,5 s.
87,5 17,5 22,5
bp
(Tahun)
g.

Harapan Lama 18 18 0 0
en

Sekolah (Tahun)
at

Rata-rata Lama 15 15 0 0
//j

Sekolah (Tahun)
s:

Pengelauaran Per
tp

Kapita yang 1.007.436 26.572.352


ht

disesuaikan (Rp)

Penyusunan indeks masing-masing indikator, digunakan rumus


sebagai berikut:

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


13
Dimana : X(I,j) : indeks komposit komponen ke-i
X(i-min) : nilai minimum komponen
X(i-maks) : nilai maksimum komponen
Setelah masing-masing komponen memiliki indeks, dilakukan
penghitungan untuk indeks pendidikan. Penghitungan indeks pendidikan
menggunakan rata-rata aritmatik yaitu:

id
g o.
s.
Metode agregasi yang dilakukan guna mendapatkan angka IPM laki-
bp
laki dan perempuan sama seperti metode agregasi yang dilakukan ketika
g.

ingin mendapatkan angka IPM. Metode agregasi yang digunakan adalah


en
at

rata-rata geometrik dengan rumus sebagai berikut.


//j
s:
tp
ht

Penggunaan rata-rata geometrik ini sangat beralasan, yaitu rata-rata


geometric ini cenderung sensitif terhadap ketimpangan. Tidak seperti rata-
rata aritmatik yang dapat menutupi ketimpangan yang terjadi antardimensi,
rata-rata geometrik menuntut keseimbangan antar dimensi. Pada metode
baru, penghitungan angka IPG tidak lagi dengan membandingkannya
dengan angka IPM, namun dengan menggunakan rasio sebagai berikut.

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


14
Angka ini menunjukkan rasio antara pembangunan perempuan dan
pembangunan laki-laki. Ketika angka indeks pembangunan gender makin
mendekati 100, maka pembangunan gender semakin seimbang atau
merata. Namun semakin menjauhi 100, maka pembangunan gender makin
timpang antar jenis kelamin.

id
g o.
2.3. Perubahan Interpretasi
s.
bp
Akibat perubahan metodologi yang terjadi, terjadi pula perubahan
g.

interpretasi dari angka IPG. Pada metode lama, angka IPG yang dihasilkan
en

harus dibandingkan dengan angka IPM. Semakin kecil selisih angka IPG
at
//j

dengan angka IPM, maka semakin kecil ketimpangan yang terjadi antara
s:

laki-laki dan perempuan. Pada metode baru, interpretasi dari angka IPG
tp
ht

berubah. Interpretasi angka IPG tidak perlu dibandingkan lagi dengan angka
IPM.
Semakin kecil jarak angka IPG dengan nilai 100, maka semakin setara
pembangunan antara laki-laki dengan perempuan. Namun semakin besar
jarak angka IPG dengan nilai 100, maka semakin terjadi ketimpangan
pembangunan antara laki-laki dan perempuan. Angka 100 dijadikan patokan
untuk menginterpretasikan angka IPG karena angka tersebut merupakan
nilai rasio paling sempurna.

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


15
2.4. Konsep Pemberdayaan Gender
Konsep pemberdayaan gender lebih mengacu pada proses
terbukanya kesempatan yang setara ataupun sama. Sesuai dengan konsep
UNDP (1995) yang memfokuskan makna pemberdayaan pada opportunity,
bukan pada kapabilitas, yang menjadi ukuran well-being. Salah satu indikasi
terciptanya kesetaraan gender dalam konsep pemberdayaan adalah
kontribusi yang sama dalam sektor publik antara laki-laki dan perempuan.
Seiring berjalannya waktu, peran perempuan di sektor publik menunjukkan

id
hasil yang menggembirakan. Perkembangan ketenagakerjaan yang semakin

g o.
kondusif kontribusinya terhadap perempuan, menunjukkan bahwa sektor
s.
bp
publik bukan lagi ranah yang hanya ditujukan untuk laki-laki.
g.

Dalam mengukur capaian pemberdayaan gender di Indonesia


en

digunakan sebuah indeks komposit yaitu Indeks Pemberdayaan Gender


at

(IDG). Indeks ini merupakan nama lain dari Gender Empowerment Measure
//j
s:

(GEM) yang dihitung oleh UNDP. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)


tp

menunjukkan apakah perempuan dapat memainkan peranan aktif dalam


ht

kehidupan ekonomi dan politik. Titik beratnya adalah seberapa besar


partisispasi perempuan, dengan cara mengukur ketimpangan gender di
bidang ekonomi, partisipasi politik, dan pengambilan keputusan.
IDG diperoleh dari rata-rata aritmatik dari tiga indeks yang dibentuk
dari tiga komponen yaitu keterlibatan perempuan dalam parlemen,
perempuan sebagai tenaga professional dan sumbangan pendapatan
perempuan. Arah dan perubahan IDG sangat dipengaruhi oleh ketiga
komponen tersebut. Jika IPG mengukur capaian kualitas pembangunan
manusia terpilah gender dari sisi kesehatan, pendidikan, dan ekonomi,

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


16
maka IDG melihat sejauh mana kesetaraan gender dalam hal peran aktif di
dunia politik, pengambilan keputusan, dan ekonomi.
Tabel 2.2. Dimensi dan Indikator Pembentukan IDG

Dimensi Indikator

Keterwakilan di Parlemen Proporsi keterwakilan di parlemen laki-laki dan


perempuan
Pengambilan Keputusan Proporsi dari manajer, staf administrasi, pekerja
profesional dan teknisi; laki-laki dan perempuan

id
Distribusi Pendapatan Upah buruh non pertanian; laki-laki dan

o.
perempuan

g
Sumber : BPS s.
bp
g.

Dalam penghitungan IDG, terlebih dahulu dihitung indeks untuk


en

masing-masing komponen berdasarkan persentase yang ekuivalen dengan


at
//j

distribusi penduduk yang merata. Penghitungan sumbangan pendapatan


s:

untuk IDG sama dengan penghitungan untuk IPG. Selanjutnya masing-


tp
ht

masing indeks komponen dibagi 50. Nilai 50 dianggap sebagai kontribusi


ideal dari masing-masing kelompok gender untuk semua komponen IDG.
Indikator dalam IDG sebenarnya masih belum mencakup semua ranah
kehidupan secara keseluruhan, seperti pada indikator parlemen, dianggap
hanya relevan bagi negara maju (Klasen, 2006).
Kemudian pada indikator pengambilan keputusan hanya dilihat pada
aspek ekonomi semata, padahal ketimpangan gender lebih banyak terjadi
pada aspek non-ekonomi seperti pengambilan keputusan dalam rumah
tangga (pemilihan menu makanan, pembelian alat-alat rumah tangga,
pemeliharaan kesehatan anggota rumah tangga, dan pengaturan
pembayaran sekolah). Metode penghitungan IDG memang masih mengacu

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


17
pada metodologi lama sampai indeks ketidaksetaraan gender (IKG) bisa
dihitung. Meski demikian, secara umum indeks pemberdayaan gender tetap
dapat memperlihatkan capaian pemberdayaan secara gender yang ada di
masyarakat.

id
g o.
s.
bp
g.
en
at
//j
s:
tp
ht

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


18
ht
tp
s:
//j
at
en
g.
bp
s.
go.
id
ht
tp
s:
//j
at
en
g.
bp
s.
go.
id
BAB III GAMBARAN UMUM GENDER DI JATENG

Istilah gender sangat terkait dengan paradigma yang berlaku pada


masyarakat, yaitu perbedaan fungsi dan peran antara laki-laki dan
perempuan. Di sebagian negara-negara di dunia termasuk Indonesia yang
memiliki budaya patriarki, perbedaan tersebut cukup jelas terjadi di
masyarakat. Pada praktiknya, perbedaan tersebut sering menimbulkan
ketidakadilan, terutama terhadap kaum perempuan baik di lingkungan

id
rumah tangga, pekerjaan, kehidupan bermasyarakat, maupun bernegara.

g o.
Diskriminasi terhadap perempuan dalam kehidupan melalui praktik-praktik
s.
bp
nilai-nilai budaya, sosial dan nilai-nilai kehidupan lainnya tidak dapat
g.

dihindari.
en

Selama ini peran publik dan domestik menjadi pembeda antara


at

peran laki-laki dan perempuan di masyarakat. Laki-laki cenderung berperan


//j
s:

dalam aktivitas publik, yaitu aktivitas yang dilakukan di luar rumah dan
tp

bertujuan mendapatkan pendapatan. Sedangkan perempuan lebih banyak


ht

dalam peran domestik, yaitu aktivitas yang dilakukan di dalam rumah, yaitu
mengurus rumah tangga dan tidak dimaksudkan untuk mendapat
pendapatan. Kedua peran ini dapat menjelaskan perbedaan peran gender
dalam masyarakat selama ini. Secara umum, perempuan lebih berperan
secara domestik dibandingkan publik. Hal ini tidak terlepas dengan kodrat
perempuan untuk mengurus rumah tangga. Sementara untuk mencari
nafkah keluarga menjadi tanggung jawab laki-laki.
Banyak pandangan mengenai perempuan bahwa perempuan
hanyalah pendamping hidup, bersifat lemah, selalu memakai perasaan,
berpikiran sempit dan lain sebagainya. Disamping itu budaya patriarki yang

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


21
masih kuat berkembang pada masyarakat Indonesia, terkadang
menempatkan perempuan pada posisi nomor dua. Salah satunya adalah
kurang diakuinya partisipasi perempuan dalam pengambilan keputusan
sehingga kepentingannya belum banyak terwakili. Hal ini juga berdampak
pada ketidaksetaraan perempuan dibandingkan dengan laki-laki.
Pada perkembangannya, saat ini perempuan Indonesia sudah
memberikan sumbangan besar bagi kesejahteraan keluarga dan
pembangunan masyarakat. Terlihat dari banyaknya perempuan yang

id
berkarya dan bekerja untuk menambah penghasilan keluarga. Bahkan

o.
banyak perempuan yang menjadi tulang punggung keluarga karena suami

g
s.
tidak bekerja atau menjadi orang tua tunggal. Di samping itu banyak
bp
prestasi-prestasi yang diperoleh para perempuan Indonesia pada level
g.
en

nasional maupun internasional. Potensi yang dimiliki oleh perempuan


at

Indonesia, tidak kalah dengan laki-laki. Semakin banyak kesempatan yang


//j

diberikan pada perempuan untuk peran publik, maka akan meningkatkan


s:
tp

kemakmuran masyarakat Indonesia. Mengingat jumlah penduduk


ht

perempuan hampir sama dengan penduduk laki-laki.

3.1. KOMPOSISI PENDUDUK


Penduduk merupakan komponen utama dalam pembangunan
nasional yang tidak hanya digunakan sebagai alat pembangunan tapi juga
sebagai sasaran dalam pembangunan. Jumlah penduduk laki-laki di Jawa
Tengah menurut hasil SP2020 sebanyak 18,36 juta jiwa, atau 50,29 persen
dari penduduk Jawa Tengah. Sementara jumlah penduduk perempuan di
Jawa Tengah menurut hasil SP2020 sebanyak 18,15 juta jiwa, atau 49,71
persen dari penduduk Jawa Tengah. Dari kedua informasi tersebut, dapat

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


22
disimpulkan bahwa rasio jenis kelamin penduduk Jawa Tengah sebesar
101,15. Hal tersebut menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki-laki masih
sedikit lebih besar dibanding dengan penduduk perempuan.
Rasio jenis kelamin kelompok umur muda menunjukkan jumlah
penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan penduduk
perempuan. Pada kelompok usia remaja hingga menjelang 30 tahun, jumlah
penduduk laki-laki lebih banyak daripada penduduk perempuan. Pada
kelompok umur yang lebih tinggi, karena umur harapan hidup laki-laki lebih

id
rendah dari perempuan, maka kecenderungannya jumlah penduduk laki-

o.
laki lebih sedikit dibandingkan dengan penduduk perempuan.

g
s.
bp
Gambar 3.1. Rasio Jenis Kelamin menurut Kelompok Umur Tahun 2020
g.
en
at
//j
s:
tp
ht

Sumber : BPS Provinsi Jateng (Hasil Sensus Penduduk 2020)

Rasio jenis kelamin bervariasi menurut kelompok umur maupun


kabupaten/kota. Hasil SP2020 menunjukkan rasio jenis kelamin di level
kabupaten/kota secara umum selaras dengan level provinsi, yaitu penduduk
laki-laki lebih besar daripada perempuan. Namun demikian, di beberapa
kabupaten/kota tercatat lebih banyak penduduk perempuan daripada
penduduk laki-laki, yang dinyatakan dengan rasio jenis kelamin kurang dari

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


23
100. Kabupaten/kota tersebut antara lain Kabupaten Wonogiri, Kudus, Pati,
Karanganyar, Semarang, Sragen, Klaten, Kota Magelang, Kota Semarang,
Kota Salatiga, dan Kota Surakarta. Rasio jenis kelamin tertinggi dicatat oleh
Kabupaten Wonosobo (103,99) dan terendah ditemukan di Kota Surakarta
(96,88).
Gambar 3.2. Rasio Jenis Kelamin menurut Kabupaten/Kota 2020

id
g o.
s.
bp
g.
en
at
//j
s:
tp
ht

Sumber : BPS Provinsi Jateng (Hasil Sensus Penduduk 2020)

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


24
Tak kalah penting peran perempuan adalah dalam sisi produktivitas,
yaitu sebagai penyumbang angkatan kerja. Dari komposisi penduduk, usia
produktif penduduk, yaitu pada kelompok usia 15-64 tahun, didominasi
oleh kaum perempuan. Komposisi penduduk perempuan yang besar
merupakan aset dan potensi wilayah, namun sebaliknya, jika perempuan
tidak mampu berkarya secara produktif, baik untuk pribadi, keluarga
maupun ranah masyarakat, maka justru akan menjadi beban bagi wilayah.
Gambar 3.3 Piramida Penduduk Jawa Tengah 2020

id
o.
75 +

g
70 - 74
65 - 69 s.
bp
60 - 64
g.

55 - 59
en

50 - 54
45 - 49
at

40 - 44
//j

35 - 39
s:

30 - 34
tp

25 - 29
ht

20 - 24
15 - 19
10-14
5-9
0-4

(10,00) (8,00) (6,00) (4,00) (2,00) 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00

Laki-laki Perempuan

Sumber : BPS Provinsi Jateng (Hasil Sensus Penduduk 2020)

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


25
3.2. KESEHATAN
Tingkat kesehatan merupakan indikator penting untuk
menggambarkan kualitas pembangunan manusia suatu wilayah.
Masyarakat yang sehat akan berdampak pada meningkatnya produktivitas
dan pada akhirnya mendukung membaiknya proses serta dinamika
pembangunan ekonomi suatu negara/wilayah. Pemerintah Provinsi Jawa
Tengah menuangkan program kesehatan dalam RPJPD 2005-2025 dan
dalam pelaksanaannya pemerintah sudah melakukan berbagai program

id
kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya

g o.
memberikan kemudahan akses pelayanan publik bidang kesehatan seperti
s.
bp
puskesmas yang sasaran utamanya menurunkan Angka Kesakitan
g.

masyarakat, menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi, menurunkan


en

prevalensi gizi buruk dan gizi kurang serta meningkatkan Usia Harapan
at

Hidup.
//j
s:

Upaya pemerintah melalui program-program pembangunan yang


tp

telah dilakukan diantaranya meningkatkan akses masyarakat terhadap


ht

fasilitas kesehatan dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,


berkualitas, merata serta terjangkau, dengan memberikan pelayanan
kesehatan gratis bagi penduduk miskin, menyediakan sumber daya
kesehatan yang kompeten dan mendistribusikan tenaga kesehatan secara
merata ke seluruh wilayah, meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan
melalui pembangunan puskesmas, rumah sakit, polindes dan posyandu
serta menyediakan obat-obatan yang terjangkau oleh masyarakat.

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


26
3.2.1. Kualitas Kesehatan Masyarakat
Faktor biologis dan gaya hidup memengaruhi kualitas kesehatan
masyarakat. Daya tahan perempuan lebih baik dibanding laki-laki. Dari sejak
masa di dalam kandungan hingga lahir, laki-laki lebih rentan terhadap
infeksi prenatal atau masalah lain di dalam kandungan. Dari segi kromosom,
sejak lahir wanita dibekali sepasang kromosom X yang mengandung sekitar
1100 gen, selain berperan penting dalam pengaturan hormone. Kromosom
X juga berperan dalam fungsi vital tubuh lainnya, sementara pada laki-laki

id
yang memiliki kromosom Y hanya mengandung sekitar 100 gen.

g o.
Meski perempuan memiliki usia harapan hidup yang lebih tinggi dari
s.
laki-laki, namun secara umum perempuan lebih sensitif terhadap rasa sakit.
bp
Kondisi ini terlihat dari data keluhan kesehatan. Dalam kurun waktu 2018
g.
en

hingga 2020, persentase perempuan yang mempunyai keluhan kesehatan


at

lebih banyak dibanding laki- laki. Selama kurun waktu tersebut, penduduk
//j
s:

yang mengalami keluhan kesehatan baik pada penduduk perempuan


tp

maupun laki-laki berfluktuasi.


ht

Dalam kurun waktu satu tahun terakhir 34 persen wanita menderita


beberapa jenis penyakit. Sementara untuk pria, persentasenya hanya
sebesar 27 persen saja. Jack Duckett, konsumen dari Lifestyles Analyst di
Mintel mengungkapkan jika wanita adalah sosok pribadi yang lebih rentan
menderita berbagai masalah kesehatan jika dibandingkan dengan pria.
Wanita juga menjadi sosok yang mudah mengalami penurunan sistem
kekebalan tubuh. Kenapa wanita lebih mudah sakit tentu bukan tanpa
alasan. Jack Duckett mengungkapkan jika aktivitas wanita di rumah yang
padat sekaligus perannya sebagai ibu rumah tangga membuatnya bekerja
lebih giat jika dibandingkan dengan para pria. Banyak yang tidak menyadari

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


27
atau memang tidak mengakui, sebenarnya pekerjaan mengurus rumah dan
mengasuh anak yang dilakukan wanita tidak semudah yang dilihat dan tidak
mudah. Pekerjaan ini bahkan bisa dikatakan mampu menguras tenaga dan
membuat wanita rentan mengalami penurunan sistem imun tubuh,
kelelahan, juga rentan sakit (Female.com, 2016).
Gambar 3.4. Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan
dalam Sebulan Terakhir menurut Jenis Kelamin di Jawa Tengah, 2018-2020

45
38,89

id
40 36,32
34,75 34,38

o.
35 32,36 32,38

g
30
25 s.
bp
20
g.

15
en

10
at
//j

5
s:

0
tp

2018 2019 2020


ht

Laki-laki Perempuan

Sumber : BPS Provinsi Jateng (2021)

Merujuk pada konsep yang diterapkan oleh BPS dalam Susenas,


Morbiditas (angka kesakitan) menunjukkan adanya gangguan/keluhan
kesehatan yang mengakibatkan terganggunya aktivitas sehari-hari, baik
dalam melakukan pekerjaan, bersekolah, mengurus rumah tangga maupun
melakukan aktivitas lainnya. Pada umumnya keluhan kesehatan yang
mengindikasikan adanya suatu penyakit yang biasa dialami oleh penduduk
adalah panas, batuk, pilek, asma/napas sesak, diare, sakit kepala berulang,
sakit gigi, campak, dll. Semakin banyak penduduk yang mengalami

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


28
gangguan kesehatan berarti derajat kesehatan di wilayah tersebut semakin
rendah atau menunjukkan bahwa angka kesakitan di wilayah tersebut tinggi
(penduduknya banyak yang mengalami sakit).
Gambar 3.5. Angka Kesakitan menurut Jenis Kelamin di Jawa Tengah,
2018-2020
18 17,53
17,5 17,28
17 16,47
16,5 16,19
16 15,66
15,5

id
15 14,63

o.
14,5

g
14
13,5
s.
bp
13
2018 2019 2020
g.

Laki-laki Perempuan
en
at

Sumber : BPS Provinsi Jateng (2021)


//j
s:

Hasil Susenas tahun 2020 menunjukkan angka kesakitan penduduk


tp

Jawa Tengah mencapai 16,86 persen, mengalami peningkatan dari tahun


ht

sebelumnya. Angka kesakitan penduduk Jawa Tengah baik penduduk


perempuan maupun penduduk laki-laki lebih tinggi jika dibandingkan tahun
sebelumnya. Angka kesakitan perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki,
diantaranya disebabkan perilaku dan gaya hidup manusia. Dikutip dari
laman dailymail.co.uk, para ahli menemukan bahwa wanita memiliki risiko
lebih besar untuk sakit jika dibandingkan dengan pria. Temuan ini bahkan
diperkuat dengan penelitian yang dilakukan pada beberapa wanita di
Amerika Serikat. Dari beberapa ribu wanita yang diteliti, para ahli
menemukan bahwa setidaknya ada 81 persen wanita yang mengalami sakit
kepala dalam kurun waktu satu tahun terakhir. Sementara untuk pria,

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


29
hanya 68 persen pria yang merasakan sakit yang sama. Studi lain juga
menemukan bahwa hampir 57 persen wanita merasakan sakit punggung.
Untuk pria, hanya 50 persen saja yang merasakan sakit punggung. Tak
hanya sakit kepala dan punggung, studi juga menyebutkan bahwa wanita
rentan terhadap sakit lain.

3.2.2. Akses Kesehatan Masyarakat


Akses penduduk dalam memanfaatkan tenaga kesehatan dapat dilihat

id
dari ketersediaan/kemudahan mencapai fasilitas/tempat dan tenaga

g o.
kesehatan sebagai rujukan penduduk jika mengalami keluhan sakit hingga
s.
bp
harus pergi berobat. Dari informasi tersebut dapat teridentifikasi berbagai
g.

masalah yang dihadapi penduduk dalam mengakses dan memanfaatkan


en

fasilitas serta pelayanan kesehatan. Ketersediaan serta keterjangkauan


at

fasilitas dan sarana kesehatan merupakan salah satu faktor yang penting
//j
s:

untuk diperhatikan. Ketersediaan fasilitas kesehatan seperti rumah sakit


tp

dan puskesmas dalam pelayanan kesehatan penduduk menjadi suatu


ht

keharusan. Selain jumlah fasilitas kesehatan yang tersedia, derajat


kesehatan penduduk tercermin dari persentase penduduk yang berobat ke
fasilitas kesehatan. Pemerintah harus meningkatkan akses masyarakat
terhadap fasilitas kesehatan dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang
bermutu dan berkualitas, merata serta terjangkau. Akses penduduk dalam
memanfaatkan tenaga kesehatan dapat dilihat dari ketersediaan/
kemudahan mencapai fasilitas kesehatan sebagai rujukan penduduk jika
mengalami keluhan sakit hingga harus pergi berobat.
Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan penduduk dalam akses
fasilitas kesehatan antara lain jarak tempat tinggal dengan letak sarana

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


30
pelayanan kesehatan, kualitas pelayanan, sosial ekonomi penduduk yaitu
kemampuan penduduk untuk membiayai pengobatannya, serta jenis
pelayanan kesehatan. Dari 35,63 persen penduduk yang mengalami keluhan
kesehatan dalam satu bulan terakhir, tercatat 49,09 persen penduduk yang
berobat jalan. Dalam kurun waktu 2018-2019, baik penduduk laki-laki
maupun perempuan yang mempunyai keluhan kesehatan memiliki
kecenderungan mengalami peningkatan persentase yang melakukan
berobat jalan. Sedangkan pada tahun 2020, terjadi penurunan persentase

id
penduduk yang melakukan berobat jalan. Ada dugaan bahwa selama

o.
pandemi Covid-19, penduduk yang mengalami sakit menghindari berobat

g
s.
jalan. Hal ini bisa terjadi sebagai akibat kekhawatiran penduduk, agar tidak
bp
terinfeksi virus Covid-19 di fasilitas kesehatan.
g.
en

Gambar 3.6. Persentase Penduduk yang Mempunyai Keluhan Kesehatan


dan Berobat Jalan dalam Sebulan Terakhir menurut Jenis Kelamin
at

di Jawa Tengah, 2018-2020


//j
s:

56 55,03
tp

54 52,53
ht

52 50,94 50,79
50 49,17

48 47,17

46

44

42
2018 2019 2020

Laki-laki Perempuan

Sumber : BPS Provinsi Jateng (2021)

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


31
3.3. PENDIDIKAN
Pendidikan sangat erat kaitannya dengan kualitas sumber daya
manusia di suatu negara. Pendidikan juga merupakan salah satu aspek yang
dapat digunakan untuk melihat kesetaraan gender. Di Jawa Tengah,
kesempatan untuk memperoleh pendidikan antara laki-laki dan perempuan
sudah mulai setara. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi
jenjang pendidikan, maka kesenjangan antara laki-laki dan perempuan
sudah mulai berkurang (Gambar 3.7). Pada jenjang pendidikan Perguruan

id
Tinggi (D1/D2/D3 dan S1 ke atas), persentase perempuan yang memperoleh

g o.
ijazah melebihi persentase laki-laki.
s.
bp
Gambar 3.7. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas menurut
Jenis Kelamin dan Ijasah Tertinggi yang Dimiliki di Jawa Tengah, 2020
g.
en

100
at

90
80
//j

70
s:

60
tp

50
40
ht

30
20
10
0
Laki-laki Perempuan Total
D4/S1+ 5,27 5,45 5,36
D1/D2/D3 1,6 1,93 1,77
SMK 8,33 5,57 6,93
SMA 17,63 16,13 16,86
SMP 23,93 22,61 23,25
SD 28,84 27,16 27,99
Tidak Punya Ijasah 14,41 21,15 17,84

Sumber : BPS Provinsi Jateng (2021)

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


32
Hal ini menunjukkan bahwa budaya masyarakat Jawa Tengah yang
memprioritaskan laki-laki untuk memperoleh pendidikan lebih tinggi
dibanding perempuan sudah mulai memudar. Namun, pada jenjang
pendidikan sekolah menengah persentase perolehan ijazah laki-laki masih
lebih besar dibandingkan perempuan. Demikian pula dengan persentase
perempuan yang tidak memiliki ijazah, juga lebih besar dibandingkan
dengan laki-laki.
Kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dapat juga dilihat dari

id
rasio Angka Partisipasi Murni (APM) perempuan terhadap laki-laki pada tiga

o.
jenjang pendidikan (Gambar 3.8). APM adalah proporsi anak sekolah pada

g
s.
satu kelompok usia tertentu yang bersekolah pada jenjang yang sesuai
bp
dengan kelompok usianya.
g.
en

Gambar 3.8. Rasio APM Perempuan Terhadap Laki-laki di Jawa Tengah,


Tahun 2016-2020
at
//j

108,00 107,46
s:
tp

107,00
ht

106,00

105,00
105,45
103,76 104,55
104,00 104,15

103,00
102,26
102,00
101,40
101,00
100,57 99,97 100,72
100,00

99,00 99,60
99,09 99,28
98,78 98,90
98,00
2016 2017 2018 2019 2020

SD SMP SMA

Sumber : BPS Provinsi Jateng (2021)

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


33
Pada tahun 2020, rasio APM pada jenjang SD dan SMA di atas 100,
menunjukkan bahwa kesempatan perempuan untuk bersekolah pada
jenjang tersebut lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Khusus untuk jenjang
pendidikan SMA, rasio APM perempuan mengalami peningkatan selama
periode 2018-2020 dari 98,78 menjadi 104,55. Sementara jenjang
pendidikan SD relatif stagnan. Tingginya rasio APM pada jenjang SMA
merupakan prestasi bagi perempuan Indonesia dalam mengejar
ketertinggalannya dalam aspek pendidikan pada level yang lebih tinggi.

id
o.
3.4. TENAGA KERJA

g
s.
bp
Dalam kehidupan bermasyarakat, jenis kelamin masih sering
g.

digunakan sebagai persyaratan dalam pembagian kerja. Laki-laki memiliki


en

kewajiban untuk mencari nafkah dan bekerja, sedangkan perempuan


at

memiliki kewajiban untuk mengurus rumah tangga. Selain itu, laki-laki


//j
s:

dianggap memiliki fisik yang kuat yang menyebabkan laki-laki memiliki


tp

peluang lebih tinggi untuk mendapatkan kesempatan kerja dibandingkan


ht

perempuan. Namun di sisi lain, banyak juga jenis pekerjaan yang


mensyaratkan dilakukan oleh perempuan karena lebih memerlukan
ketelatenan dan ketelitian.
Perbedaan kesempatan kerja tersebut berdampak pada partisipasi
tenaga kerja yang tercermin dari angka Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
(TPAK). Pada tahun 2020 angka TPAK perempuan hanya sekitar 57,54
persen, sedangkan TPAK laki-laki sudah mencapai sekitar 81,68 persen
(Gambar 3.9). Angka TPAK ini menunjukkan adanya kesenjangan antara laki-
laki dan perempuan dalam aspek ketenagakerjaan. Pada tahun 2020 saat

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


34
terjadinya pandemi Covid-19, TPAK perempuan justru meningkat 2,19
persen poin, sedangkan TPAK laki-laki malah menurun 1,10 persen poin.
Gambar 3.9. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menurut Jenis
Kelamin di Jawa Tengah, Tahun 2016-2020

90

81,68
80 82,46 81,59 82,78
80,87

id
70

g o.
60
s. 57,54
bp
56,26 56,43 55,35
g.

50 53,94
en

2016 2017 2018 2019 2020


at

Laki-laki Perempuan
//j
s:

Sumber : BPS Provinsi Jateng (2021)


tp

Terlihat bahwa persentase perempuan yang bekerja masih jauh


ht

lebih sedikit dibandingkan laki-laki. Pada tahun 2020, proporsi perempuan


yang bekerja sebesar 54,33 persen sedangkan proporsi laki-laki mencapai
75,85 persen (Gambar 3.10). Rendahnya TPAK perempuan dapat dilihat
pada kegiatan seminggu yang lalu yang sekaligus menunjukkan adanya
stigma pembagian peran laki-laki adalah bekerja dan perempuan adalah
mengurus rumah tangga. Pada 2020 dicatat bahwa selain bekerja, sebagian
penduduk perempuan melakukan kegiatan lain selama seminggu yang lalu
seperti mengurus rumah tangga dengan proporsi 32,26 persen. Sementara
laki-laki yang mengurus rumah tangga hanya sebesar 5,77 persen (Gambar
3.10).

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


35
Gambar 3.10. Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Jenis
Kegiatan Seminggu yang Lalu dan Jenis Kelamin di Jawa Tengah,
Tahun 2020
80,00
75,85

70,00

60,00
54,33

50,00

id
o.
40,00

g
32,26
s.
bp
30,00
g.

20,00
en
at
//j

10,00 6,67 6,57


5,83 5,77 5,88
3,63
s:

3,21
tp

0,00
ht

Laki-laki Perempuan

Bekerja Pengangguran Sekolah Mengurus Ruta Lainnnya

Sumber : BPS RI (2021)

Bahwa terjadi kesenjangan antara penduduk laki-laki dan


perempuan juga terlihat dari status pekerjaan utama. Persentase
perempuan sebagai pekerja keluarga mencapai 23,26 persen dari semua
perempuan usia 15 tahun ke atas yang bekerja. Angka tersebut jauh lebih
tinggi dari persentase laki-laki yang hanya 7,23 persen (Gambar 3.11). Hal
ini menunjukkan bahwa persentase perempuan yang bekerja namun tidak
mendapat upah jauh lebih tinggi dibandingkan laki-laki.

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


36
Gambar 3.11. Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja
menurut Status Pekerjaan dan Jenis Kelamin di Jawa Tengah, Tahun 2020

100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%

id
30%

o.
20%

g
10%
s.
bp
0%
Laki-laki Perempuan
g.

7. Pekerja keluarga/tak
7,23 23,26
dibayar
en

6. Pekerja bebas di
12,41 2,59
at

nonpertanian
//j

5. Pekerja bebas di pertanian 4,98 4,17


s:

4. Buruh/Karyawan/Pegawai 34,74 33,23


tp

3. Berusaha dibantu buruh


4,12 1,83
tetap/buruh dibayar
ht

2. Berusaha dibantu buruh


tidak tetap/Buruh tidak 19,22 15,19
dibayar
1. Berusaha sendiri 17,31 19,73

Sumber : BPS RI (2021)

Kesenjangan dari kesempatan kerja juga terlihat dari rata-rata upah


yang diterima oleh laki-laki dan perempuan. Rata-rata upah yang diterima
pekerja laki-laki lebih tinggi dari perempuan. Hal ini terlihat dari rasio rata-
rata upah pekerja perempuan terhadap laki-laki selama lima tahun terakhir
relatif tidak mengalami perubahan pada kisaran angka 0,7.

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


37
Gambar 3.12. Rata-rata Upah Pekerja menurut Jenis Kelamin
di Jawa Tengah, Tahun 2020 (Ribuan Rupiah)

3.000

2.410 2.434
2.500 2.344
2.255
2.125

2.000 1.820
1.791
1.725
1.653
1.516
1.500

id
1.000

g o.
500
s.
bp
g.

0
en

2016 2017 2018 2019 2020


at

Laki-laki Perempuan
//j
s:

Sumber : BPS RI (2021)


tp
ht

3.5. KESEMPATAN DALAM PEMERINTAHAN


Untuk memperjuangkan kepentingan perempuan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, maka perempuan harus mewakili aspirasinya
pada lembaga legislatif. Dengan duduk pada lembaga legislatif, maka
kepentingan perempuan akan mampu diperjuangkan. Keterwakilan
perempuan dalam parlemen ini menjadi salah satu indikator kesetaraan
gender dalam bidang politik. Dalam Undang-Undang No. 8 tahun 2012
mengenai batas minimum keterwakilan perempuan dalam parlemen
minimal 30 persen, sepertinya belum memenuhi. Bahkan pada tahun 2020,
keterwakilan perempuan dalam parlemen di Jawa Tengah baru mencapai

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


38
18,80 persen. Data Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Tengah mencatat dari
117 orang anggota DPRD, hanya 22 orang anggota DPRD perempuan.
Di sisi lain, kontribusi perempuan dalam pemerintahan di Jawa
Tengah sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) jumlahnya semakin tinggi.
Jumlah PNS perempuan lebih banyak dibandingkan PNS Laki-laki. Jika dilihat
menurut pendidikannya, PNS perempuan lebih unggul dibanding PNS laki-
laki (Gambar 3.13).
Gambar 3.13. Jumlah PNS menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin
di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020

id
g o.
130.000

120.000
s.
bp
110.000
g.

100.000
en

90.000
at

80.000
//j

70.000
s:

60.000
tp

50.000
ht

40.000

30.000

20.000

10.000

0
DIV/S1/S2/
SD SMP SMA DI/DII DIII
S3
Laki-laki 2.478 5.484 29.152 4.086 8.708 93.962
Perempuan 215 369 12.810 4.639 27.859 120.613

Sumber : BKN Kanreg I Yogyakarta

Hal ini terlihat dari jumlah PNS perempuan dengan tingkat


pendidikan Diploma I ke atas yang tercatat lebih banyak dibandingkan PNS
Laki-laki. Banyaknya PNS perempuan dengan tingkat pendidikan yang tinggi,

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


39
membuktikan kesempatan untuk mendapatkan kesetaraan gender dengan
laki-laki semakin tinggi di sektor Pemerintahan. Keinginan untuk
mendapatkan hak-hak yang sama dan ikut memegang andil dalam
pemerintahan tidak hanya menjadi harapan tapi juga sebagai bentuk
capaian emansipasi perempuan saat ini.

id
g o.
s.
bp
g.
en
at
//j
s:
tp
ht

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


40
ht
tp
s:
//j
at
en
g.
bp
s.
go.
id
ht
tp
s:
//j
at
en
g.
bp
s.
go.
id
BAB IV CAPAIAN PEMBANGUNAN GENDER DI JAWA
TENGAH
Isu gender menjadi salah satu perhatian dalam tujuan pembangunan
berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs). SDGs merupakan
kelanjutan dari tujuan pembangunan millenium/Millenium Development
Goals (MDGs) yang telah berakhir pada tahun 2015. Kesetaraan gender
tercantum dalam tujuan ke-5 SDGs yakni “Mencapai Kesetaraan Gender dan
Memberdayakan Kaum Perempuan”. Gender merupakan isu yang bersifat

id
multidimensi. Isu ini meliputi sisi kesehatan, pendidikan dan ekonomi yang

g o.
juga menjadi fokus SDGs. Selain secara khusus dicantumkan dalam tujuan
s.
bp
kelima, isu gender juga tercakup pada hampir seluruh tujuan dalam tujuan
g.

pembangunan berkelanjutan.
en

Berbagai kebijakan diambil untuk mewujudkan kesetaraan dan


at

keadilan gender, diantaranya ditetapkan melalui GBHN 1999, UU Nomor 25


//j
s:

Tahun 2000 tentang Propenas 2000-2004, UU Nomor 23 Tahun 2004


tp

tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga dan RUU Kesetaraan


ht

dan Keadilan Gender. Diharapkan dengan upaya pemerintah yang didukung


kesadaran dan partisispasi masyarakat, keadilan dan kesetaraan gender
dapat tercapai.
Kesetaraan gender (gender equity) lebih dimaknai sebagai kesamaan
kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan serta
hak-haknya sebagai manusia dalam berperan dan berpartisipasi di segala
bidang. Sementara keadilan gender (gender equality) merupakan proses
dan perlakuan adil terhadap perempuan dan laki-laki, sehingga dalam
menjalankan kehidupan bernegara dan bermasyarakat, tidak ada
pembakuan peran, beban ganda, subordinasi, marginalisasi dan kekerasan

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


43
terhadap perempuan maupun laki-laki (Pembangunan Manusia Berbasis
Gender 2013, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak dan BPS). Oleh sebab itu, untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan
gender harus dihilangkan diskriminasi antara perempuan dan laki-laki dalam
memperoleh akses, kesempatan berpartisipasi, dan kontrol atas
pembangunan serta memperoleh manfaat yang setara dan adil dari
pembangunan. Dengan demikian, perempuan akan memiliki peluang dan
kesempatan dalam menggunakan sumber daya dan mempunyai akses

id
untuk mengambil keputusan untuk menggunakan sumber daya tersebut.

o.
Dengan beberapa kebijakan-kebijakan yang lebih berpihak pada

g
s.
kesetaraan dan keadilan gender, maka perempuan di Indonesia akan
bp
mempunyai peran yang lebih besar dalam pembangunan dan
g.
en

penyelenggaraan negara. Tingkat keberhasilan pembangunan yang sudah


at

mengakomodasi persoalan gender dapat diukur, salah satunya adalah


//j

dengan IPG (Indeks Pembangunan Gender). Pertama kali IPG diperkenalkan


s:
tp

oleh United Nations Development Programs (UNDP) dalam Laporan


ht

Pembangunan Manusia tahun 1995.


IPG merupakan ukuran pembangunan manusia yang merupakan
komposit dari empat indikator, yang lebih menekankan status perempuan,
khususnya dalam mengukur kemampuan dasar. Dari angka IPG diharapkan
mampu memberikan perkembangan capaian pembangunan yang sudah
mengakomodasi kesetaraan dan keadilan gender. Secara umum,
pembangunan manusia secara kuantitatif telah digambarkan dari angka
IPM. Namun demikian, angka IPM ini belum mampu menjelaskan
perbedaan capaian kualitas hidup antara laki-laki dan perempuan.

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


44
4.1. IPG Jawa Tengah dan Provinsi di Pulau Jawa
Pemerataan pembangunan menjadi salah satu agenda penting baik
dalam program nawacita maupun tujuan pembangunan berkelanjutan.
Melihat keterbandingan antar wilayah dapat menjadi evaluasi sejauh mana
disparitas telah diminimalisir. Disamping itu, keterbandingan antar wilayah
di Indonesia juga berperan penting dalam mengukur keberhasilan di
wilayah masing-masing. Semakin rendah IPG suatu wilayah, semakin besar
pula ketimpangan yang terjadi antara pembangunan manusia perempuan

id
dan laki-laki.

g o.
Gambar 4.1. IPG Provinsi di Pulau Jawa Tahun 2020
s.
bp
94,63 94,80
95,00
g.

94,00
en

93,00 92,18
at

91,74
92,00 91,07 91,06
//j

91,00
s:

90,00 89,20
tp

89,00
ht

88,00
87,00
86,00

Sumber : BPS RI (2021)

Di dalam lingkup provinsi di Pulau Jawa, Jawa Tengah sudah berada


di posisi yang cukup tinggi. Tercermin dari posisi angka IPG Jawa Tengah
tertinggi ketiga setelah DI Yogyakarta dan DKI Jakarta (Gambar 4.1), bahkan
jika dibandingkan IPG Nasional juga lebih tinggi. Provinsi-provinsi di Pulau

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


45
Jawa dengan angka IPG terendah adalah Jawa Barat, diikuti oleh Jawa Timur
dan Banten.
Pembahasan mengenai kesetaraan gender menjadi salah satu
pembahasan yang penting dalam pembangunan sosial dan ekonomi suatu
wilayah. Capaian pembangunan akan terlihat dari peningkatan indikator-
indikator pembangunan yang berkaitan dengan gender. Perbandingan
pembangunan terkait gender antarprovinsi di Pulau Jawa dapat dilakukan
dengan memperhatikan capaian pembangunan dari masing-masing

id
komponen pembentuknya.

o.
Tabel 4.1. Komponen IPG Provinsi di Pulau Jawa Tahun 2020

g
s.
bp
DKI JAWA JAWA JAWA
KOMPONEN DIY BANTEN INDONESIA
JAKARTA BARAT TENGAH TIMUR
g.

UHH LAKI-LAKI 71,10 71,30 72,51 73,22 69,42 68,08 69,59


en

PEREMPUAN 74,80 75,00 76,30 76,83 73,27 71,93 73,46


at

HLS LAKI-LAKI 13,09 12,50 12,70 15,59 13,24 12,89 12,93


//j

PEREMPUAN 12,94 12,56 12,79 15,63 13,19 12,99 13,04


s:

RLS LAKI-LAKI 11,50 8,97 8,16 9,96 8,30 9,33 8,90


tp

PEREMPUAN 10,76 8,11 7,24 9,16 7,30 8,45 8,07


ht

PPP LAKI-LAKI 22.614 15.275 15.031 17.050 16.707 17.027 15.463


PEREMPUAN 16.742 7.937 9.724 13.000 9.976 10.309 9.004
IPM LAKI-LAKI 83,66 76,31 75,87 82,76 76,16 76,62 75,98
PEREMPUAN 79,17 68,07 69,94 78,46 69,36 70,29 69,19
IPG 94,63 89,2 92,18 94,8 91,07 91,74 91,06
Sumber : BPS RI (2021)

IPM Laki-laki semua provinsi di Pulau Jawa lebih tinggi dibandingkan


IPM Perempuan. IPM laki-laki di Jawa Tengah merupakan yang terendah
dibandingkan provinsi lain di Pulau Jawa. Sedangkan IPM perempuan di
Jawa Tengah menempati peringkat kedua terbawah setelah Jawa Barat.
Dilihat dari komponen pembentuknya, Jawa Tengah unggul di dimensi
kesehatan. Hal ini terlihat dari nilai UHH Jawa Tengah baik laki-laki maupun

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


46
perempuan yang keduanya menempati posisi tertinggi kedua setelah DI
Yogyakarta serta lebih tinggi jika dibanding UHH laki-laki dan perempuan
Nasional.

4.2. Perkembangan Pembangunan Gender


Jawa Tengah
Capaian Indeks Pembangunan Gender (IPG) di Jawa Tengah tahun
2020 tercatat sebesar 92,18 meningkat dibanding IPG Jawa Tengah tahun
2019 yang tercatat sebesar 91,89. Penjabarannya, IPM laki-laki di Jawa

id
Tengah sebesar 75,87 dan perempuan sebesar 69,94. Sejak tahun 2010 IPM

g o.
laki-laki di Jawa Tengah sudah berstatus ‘tinggi’ (nilainya diatas 70),
s.
bp
sedangkan IPM perempuan masih berstatus ‘sedang’ (antara 60 sampai
g.

dengan 70). Masih terdapat kesenjangan capaian pembangunan manusia


en

antara laki-laki dan perempuan. Hal inilah yang menyebabkan IPG Jawa
at

Tengah masih berada di bawah angka 100 dalam kurun waktu 2010 hingga
//j
s:

sekarang.
tp

Meskipun capaian pembangunan perempuan masih belum mampu


ht

menyamai laki-laki, namun secara trend, perkembangan pembangunan


manusia perempuan tumbuh lebih cepat dibanding laki-laki. Dalam kurun
waktu 2011 hingga 2020, rata-rata pertumbuhan IPM laki-laki sekitar 0,72
persen, sementara perempuan 0,93 persen. IPG Jawa Tengah sempat
mengalami penurunan pada tahun 2017 penyebabnya adalah pertumbuhan
IPM perempuan kalah cepat dibanding IPM laki-laki.
Pada tahun 2017 IPM perempuan hanya tumbuh 0,53 persen
sementara IPM laki-laki tumbuh hingga 0,83 persen. Kemudian di tahun
2018, pembangunan gender di Jawa Tengah kembali mengalami sedikit
peningkatan sekitar 0,003 persen. Peningkatan ini terjadi karena

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


47
pertumbuhan IPM perempuan yang kembali lebih besar dibanding
pertumbuhan IPM laki-laki pada periode tahun 2017. IPM perempuan
tumbuh 0,88 persen sementara IPM laki-laki tumbuh 0,87 persen.
Sedangkan pada tahun 2019, pembangunan gender di Jawa Tengah
mengalami penurunan 0,06 persen, yang dipengaruhi oleh IPM perempuan
yang hanya tumbuh 0,81 persen sementara IPM laki-laki tumbuh hingga
0,88 persen.
Gambar 4.2. Perkembangan IPG, IPM Perempuan dan IPM Laki-laki
Jawa Tengah Tahun 2010-2020

id
o.
100,00

g
92,21 92,22 91,94 91,95 91,89 92,18
91,12 91,50 91,89
90,32 90,92
s.
bp
90,00
g.
en

80,00
75,13 75,79 75,87
at

74,48
73,00 73,39 73,87
71,00 71,56 72,25
70,63
//j

70,00
s:

69,94
68,48 69,08 69,64
tp

67,08 67,67 68,12


65,20 66,10
ht

60,00 63,79 64,55

50,00
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

IPG IPM P IPM L

Sumber : BPS RI (2021)

IPG merupakan agregasi dari tiga dimensi, yaitu kesehatan,


pendidikan, serta standar hidup layak. Dimensi kesehatan diwakili oleh
Umur Harapan Hidup saat lahir (UHH). Secara genetik, perempuan
mempunyai daya tahan kesehatan yang lebih baik dibanding laki-laki. Dalam
jurnal Bio Essays, diketahui, kekuatan perempuan ada pada tambahan

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


48
kromosom X pada perempuan. Kromosom inilah yang memberikan akses ke
mikroRNA, molekul-molekul yang meregulasi protein yang dibutuhkan
untuk sistem imunitas. Sabra Klein, profesor mikrobiologi dan imunologi
molekuler di Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health di US
menyatakan salah satu alasan perempuan secara umum memiliki respon
imun yang lebih kuat ketimbang laki-laki adalah karena faktor gen dan
hormon (beritasatu.com, 2011). Hal inilah yang secara umum memengaruhi
usia harapan hidup perempuan lebih tinggi di banding laki-laki. Namun

id
demikian, secara praktik di beberapa wilayah, female advantages lebih kecil

o.
sebagai akibat tindakan diskriminasi, kekerasan, dan budaya yang

g
menyebabkan rendahnya peluang akses perempuan dalam bidang s.
bp
kesehatan.
g.
en

Gambar 4.3. Perkembangan UHH menurut Jenis Kelamin


Di Jawa Tengah Tahun 2010-2020
at
//j

77,00
76,30
76,02 76,10
s:

75,87 75,99 76,16


76,00 75,95
tp

75,10 75,28
74,75 74,92
ht

75,00
74,18 74,23 74,37
73,88 73,96 74,02 74,08
74,00
73,28
73,00 72,73 72,91 73,09

72,00 72,33 72,51


72,10 72,16 72,28
71,97 72,05
71,00 71,37
70,99 71,18
70,80
70,00
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

UHH Total UHH L UHH P

Sumber : BPS RI (2021)

Pada tahun 2020 UHH perempuan di Jawa Tengah telah mencapai


76,30 tahun, sementara laki-laki mencapai 72,51 tahun. Sejak tahun 2010

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


49
nilai UHH perempuan dan laki-laki setiap tahunnya mengalami peningkatan
yang berarti, indikasi tingkat kesejahteraan dan pembangunan perempuan
dan laki-laki mengalami perbaikan. Di sisi yang lain, selisih UHH antara
perempuan dan laki-laki di Jawa Tengah setiap tahunnya mengalami
penurunan, yang mengindikasikan bahwa suatu saat nanti fenomena female
advantages bisa jadi tidak lagi muncul di Jawa Tengah.
Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
adalah melalui pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu investasi yang

id
dilakukan pemerintah dalam membangun negara. Tingkat pendidikan yang

o.
baik akan mengarahkan suatu negara menuju kondisi yang lebih baik.

g
s.
Karena itu, pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam
bp
pembangunan.
g.
en

Gambar 4.4. Perkembangan HLS menurut Jenis Kelamin


Di Jawa Tengah Tahun 2010-2020
at
//j

13,00
s:

12,50
tp
ht

12,00

11,50

11,00

10,50
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
HLS Total 11,09 11,18 11,39 11,89 12,17 12,38 12,45 12,57 12,63 12,68 12,70
HLS L 11,17 11,22 11,43 11,91 12,20 12,29 12,34 12,52 12,62 12,69 12,70
HLS P 10,95 11,15 11,35 11,87 12,14 12,47 12,57 12,63 12,64 12,66 12,79

Sumber : BPS RI (2021)

Todaro (2006) mengemukakan bahwa pendidikan merupakan tujuan


pembangunan yang mendasar. Pendidikan adalah hal pokok untuk

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


50
menggapai kehidupan yang memuaskan dan berharga, karena pendidikan
adalah hal yang fundamental untuk membentuk kapabilitas manusia yang
lebih luas dan berada pada inti makna pembangunan. Pendidikan juga
memainkan peranan kunci dalam membentuk kemampuan sebuah Negara
berkembang untuk menyerap teknologi modern dan untuk
mengembangkan kapasitas agar tercipta pertumbuhan serta pembangunan
berkelanjutan (Sri Endang, 2010).
Salah satu statistik yang digunakan untuk mengukur kualitas

id
pendidikan suatu negara adalah harapan lama sekolah (HLS) penduduk usia

o.
7 tahun keatas. HLS juga menjadi gambaran tentang keberhasilan

g
s.
pembangunan pendidikan. Pada tahun 2020 HLS perempuan adalah 12,70
bp
tahun dan laki-laki sebesar 12,79 persen. Dengan nilai pencapaian yang
g.
en

relatif hampir sama, Mengindikasikan bahwa kesetaraan pembangunan


at

dalam aspek pendidikan dapat diwujudkan secara merata dalam waktu


//j

yang tidak lama.


s:
tp

Gambar 4.5. Perkembangan RLS menurut Jenis Kelamin


ht

Di Jawa Tengah Tahun 2010-2020


8,50
8,16
8,06
8,00 7,86
7,79
7,68 7,69
7,59 7,53
7,50 7,34 7,39 7,40 7,47
7,36 7,35 7,24
7,27
7,15
7,03 7,03
7,00 6,93
6,74 6,77 6,80 6,87
6,71 6,78
6,65
6,50
6,50 6,40
6,18 6,23
6,12 6,15
6,00
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Sumber : BPS RI (2021)

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


51
Salah satu ukuran capaian pada bidang pendidikan adalah rata-rata
lama sekolah, berbeda dengan harapan lama sekolah yang memperlihatkan
capaian jangka pendek, rata-rata lama sekolah menggambarkan capaian
pendidikan jangka panjang. Rata-rata lama sekolah didefinisikan sebagai
jumlah tahun yang digunakan oleh penduduk laki-laki dan perempuan usia
25 tahun ke atas dalam menjalani pendidikan formal. Pada tahun 2020 rata-
rata pendidikan laki–laki sekitar 1 tahun lebih lama dibandingkan
perempuan. Pada tahun 2020, rata-rata pendidikan yang dijalani oleh laki-

id
laki adalah sekitar 8,16 tahun, sedangkan perempuan 7,24 tahun.

o.
Gambar 4.6. Perkembangan Perkembangan Pengeluaran Perkapita yang

g
s.
Disesuaikan menurut Jenis Kelamin di Jawa Tengah Tahun 2010-2020
bp
16.000 15.279
15.031
g.

14.822
15.000
14.214
en

13.871
14.000 13.469
13.226 13.286 13.345
at

12.961
12.701
//j

13.000
s:

12.000
tp

11.102 10.930
10.777
ht

11.000 10.377
10.153
9.930 9.895
9.497 9.618 9.640 9.603
10.000 9.296
9.107 9.207
8.992 8.945 9.001
8.643 8.788
9.000 8.394
8.058
8.000
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Sumber : BPS RI (2021)

Kesetaraan gender juga dapat dilihat dari ada tidaknya perbedaan


capaian perempuan dan laki-laki dalam perekonomian. Dalam konteks
kesetaraan gender, indikator yang dapat menunjukan ada tidaknya
perbedaan adalah data upah dan pendapatan per kapita. Namun, karena
masalah ketersediaan data upah dan pendapatan per kapita, maka indikator

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


52
ini kemudian digantikan dengan data pengeluaran per kapita yang
disesuaikan sebagai proksi.
Selama periode 2010 hingga 2020, nilai pengeluaran per kapita yang
disesuaikan pada kelompok penduduk perempuan selalu jauh lebih rendah
dibandingkan pada laki-laki (Gambar 4.6). Pada tahun 2020 pengeluaran
perkapita yang disesuaikan perempuan adalah sebesar 10,93 juta rupiah,
sedangkan pengeluaran perkapita yang disesuaikan laki-laki adalah sebesar
15,03 juta rupiah. Rendahnya capian perempuan dalam ekonomi salah

id
satunya dipengaruhi oleh keterbatasan perempuan dalam memasuki pasar

o.
tenaga kerja di lapangan usaha tertentu yang lebih banyak membutuhkan

g
s.
tenaga kerja laki-laki, seperti pada pertambangan dan penggalian, listrik,
bp
gas dan air, serta angkutan, pergudangan dan komunikasi. Lapangan usaha
g.
en

yang masih didominasi oleh laki-laki tersebut memiliki tingkat produktivitas


at

yang relatif tinggi dibanding lapangan usaha lainnya.


//j
s:
tp

4.3. Capaian Pembangunan Gender Kabupaten/Kota


ht

Pembangunan yang merata antar wilayah merupakan salah satu


tujuan dari otonomi daerah. Pembangunan yang terjadi di Jawa Tengah
tidak hanya terfokus pada cakupan provinsi tapi juga memperhitungkan
disparitas yang terjadi antar wilayah kabupaten/kota. Lebih dari setengah
(18 Kabupaten/Kota) di wilayah Jawa Tengah secara total (laki-laki dan
perempuan) memiliki capaian pembangunan manusia pada kategori tinggi
dan terdapat sebanyak 3 Kota yang berada di kategori sangat tinggi.

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


53
Tabel 4.2. Status Pembangunan Manusia Kabupaten/Kota di Jawa Tengah
menurut Jenis Kelamin

IPM Laki- IPM


Kabupaten/Kota IPM
Laki Perempuan
Cilacap Tinggi Sedang Sedang
Banyumas Tinggi Sedang Tinggi
Purbalingga Tinggi Sedang Sedang
Banjarnegara Sedang Sedang Sedang
Kebumen Tinggi Sedang Sedang
Purworejo Tinggi Tinggi Tinggi
Wonosobo Tinggi Sedang Sedang

id
Magelang Tinggi Sedang Sedang
Boyolali Tinggi Tinggi Tinggi

o.
Klaten Tinggi Tinggi Tinggi

g
Sukoharjo Tinggi Tinggi Tinggi
Wonogiri Tinggi s.
Sedang Tinggi
bp
Karanganyar Tinggi Tinggi Tinggi
g.

Sragen Tinggi Tinggi Tinggi


en

Grobogan Tinggi Sedang Sedang


Blora Tinggi Sedang Sedang
at

Rembang Tinggi Sedang Tinggi


//j

Pati Tinggi Sedang Tinggi


s:

Kudus Tinggi Tinggi Tinggi


Jepara Tinggi Sedang Tinggi
tp

Demak Tinggi Sedang Tinggi


ht

Semarang Tinggi Tinggi Tinggi


Temanggung Tinggi Sedang Sedang
Kendal Tinggi Tinggi Tinggi
Batang Tinggi Sedang Sedang
Pekalongan Tinggi Sedang Sedang
Pemalang Tinggi Sedang Sedang
Tegal Tinggi Sedang Sedang
Brebes Tinggi Sedang Sedang
Kota Magelang Sangat Tinggi Tinggi Tinggi
Kota Surakarta Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi
Kota Salatiga Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi
Kota Semarang Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi
Kota Pekalongan Tinggi Tinggi Tinggi
Kota Tegal Tinggi Tinggi Tinggi
Sumber : BPS RI (2021), data diolah

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


54
Sementara itu, masih ditemukan 14 kabupaten/kota dengan IPM
berada di kategori sedang. Jika dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya, capaian pembangunan manusia di Jawa Tengah secara
keseluruhan telah mengalami peningkatan sehingga sejak tahun 2012 tidak
ada lagi kabupaten/kota yang berada pada kategori rendah.
Gambar 4.7. Indeks Pembangunan Gender menurut Kabupaten/Kota di
Jawa Tengah, 2020
100

id
o.
95

g
s.
bp
90
g.
en

85
at
//j
s:

80
tp
ht

75

IPG Kab/Kota IPG Jateng

Sumber : BPS RI (2021)

Apabila ditinjau berdasarkan gender, terlihat bahwa IPM laki-laki di


Jawa Tengah pada tahun 2020 di hampir seluruh kabupaten/kota (30
kabupaten/kota) berada di kategori tinggi, empat kabupaten/kota berada

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


55
di kategori sangat tinggi dan hanya ada satu kabupaten/kota dengan
capaian IPM berada di kategori sedang (Tabel 4.2). Hal ini berkebalikan
dengan capaian IPM perempuan, dimana capaiannya di banyak
kabupaten/kota masih berada pada kategori sedang dan 12
kabupaten/kota berada di kategori tinggi serta tiga kota berada pada
kategori sangat tinggi.
Capaian perbandingan antara pembangunan perempuan dan laki-
laki tercermin dari indeks pembangunan gender (IPG). Pada tahun 2020, IPG

id
Jawa Tengah berada pada angka 92,18. Pada level kabupaten/kota, nilai IPG

o.
tertinggi dicapai oleh Kota Surakarta dengan nilai IPG sebesar 96,84,

g
s.
sedangkan IPG terendah dicapai oleh Kabupaten Blora dengan nilai IPG
bp
sebesar 83,88. Secara keseluruhan terdapat 20 kabupaten/kota yang
g.
en

berada di atas provinsi (Gambar 4.7).


at

Perbedaan capaian pembangunan manusia antar kabupaten/kota di


//j

Jawa Tengah masih menjadi masalah yang harus diselesaikan agar capaian
s:
tp

pembangunan di Jawa Tengah menjadi lebih berimbang. Hal ini juga sejalan
ht

dengan semangat Nawa Cita poin ke tiga yaitu membangun Indonesia dari
pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka
negara kesatuan. Pada tahun 2020, IPG tertinggi dicapai oleh Kota
Surakarta, diikuti oleh Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sukoharjo,
Kabupaten Semarang dan Kabupaten klaten pada urutan ke dua hingga ke
lima. Sejak tahun 2010 nilai IPG Kota Surakarta telah menduduki peringkat
pertama dan masih bertahan pada tahun 2020. Salah satu faktor yang
mendukung IPG Kota Surakarta berada di posisi pertama adalah komponen
Umur harapan hidup dan harapan lama sekolah perempuan yang meningkat
lebih cepat dibandingkan laki-laki.

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


56
Kabupaten yang menempati urutan terakhir IPG berada di
Kabupaten Blora. Besarnya kesenjangan capaian pembangunan antara
perempuan dan laki-laki di Kabupaten Blora terutama disebabkan oleh
ketimpangan pendapatan, harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah
(dilihat dari komponen IPG pada tabel lampiran 1). Secara umum,
kabupaten/kota dengan nilai IPG rendah cenderung memiliki perbedaan
signifikan antara upah yang diterima pekerja perempuan dan laki-laki.

id
Tabel 4.3 Angka IPG dan IPM Menurut Kabupaten/Kota dengan

o.
Angka IPG Tertinggi dan Terendah, 2020

g
Indeks s. Indeks
bp
Kabupaten/Kota Pembangunan Pembangunan
g.

Gender (IPG) Manusia (IPM)


en

(1) (2) (3)


IPG Tertinggi
at

Kota Surakarta 96,84 82,21


//j

Karanganyar 96,52 75,86


s:

Sukoharjo 96,49 76,98


tp

Kab Semarang 96,38 74,10


ht

Klaten 96,17 75,56


IPG Terendah
Blora 86,69 69,95
Pemalang 86,36 66,11
Grobogan 86,14 69,87
Brebes 85,83 66,32
Cilacap 83,88 68,84
JAWA TENGAH 92,18 71,87
Sumber: BPS (2021), Data diolah

Kesetaraan gender ditunjukkan oleh angka IPG yang mendekati 100,


karena dalam penghitungan indikator ini diperoleh dari perbandingan IPM
perempuan dibanding IPM laki-laki. Di beberapa kabupaten/kota
kesetaraan gendernya sudah sangat baik yang terefleksi dari angka IPG

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


57
yang tinggi, namun dalam pencapaian pembangunan manusianya masih
rendah.
Gambar 4.8. Posisi Kabupaten/Kota di Jawa Tengah menurut Kuadran
Berdasarkan Angka IPG dan IPM,Tahun 2020

id
g o.
s. 3300
bp
g.
en
at
//j
s:
tp
ht

3300

Sumber : BPS RI (2021), Data Diolah

Capaian pembangunan manusia terefleksi dari angka Indeks


Pembangunan Manusia (IPM). Sebagai contoh Kabupaten Banjarnegara,

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


58
mempunyai angka IPG yang sangat tinggi yaitu 95,38, namun capaian angka
IPMnya sangat rendah, hanya 67,34 atau nomor 3 terendah. Artinya daerah
ini mencapai keseimbangan pembangunan antara perempuan dan laki-laki,
namun pada tataran kategori rendah. Sebaliknya, ada beberapa
kabupaten/kota yang capaian pembangunannya tinggi namun kesetaraan
gendernya masih rendah, seperti Rembang, Banyumas, Demak, Kudus dan
Wonogiri .
Kaitan antara angka IPG dan capaian IPMnya disajikan pada Gambar

id
4.8. Pada Kuadran I, adalah kabupaten/kota dengan capaian angka IPM

o.
yang tinggi atau di atas IPM Jawa Tengah, dan angka IPG nya juga tinggi

g
s.
atau di atas rata-rata Jawa Tengah. Pada kuadran ini, tingginya
bp
pembangunan manusia yang dicapai, sejalan dengan kesetaraan gender
g.
en

yang diperoleh juga. Sebagai contoh Kota Surakarta, mempunyai angka IPG
at

yang paling tinggi di Jawa Tengah, sedangkan angka IPM menduduki


//j

peringkat ketiga tertinggi. Sebaliknya, pada Kuadran III terdapat


s:
tp

kabupaten/kota dengan IPM dan IPG yang rendah. Sebagai contoh Brebes,
ht

mempunyai angka IPM yang paling rendah di Jawa Tengah, sedangkan


angka IPG menduduki peringkat keempat terendah.
Pada kuadran II Kabupaten Banyumas, Sragen, Jepara dan Demak
mempunyai capaian IPM yang tinggi, namun kesetaraan gendernya masih
rendah. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun kualitas cakupan
pembangunannya sudah cukup tinggi, namun kurang berbasis gender.
Dilihat dari unsur pembentuk IPGnya, kesenjangan kabupaten/kota tersebut
dipengaruhi oleh perbedaan yang signifikan pada pengeluaran per kapita
laki-laki dan perempuan. Sementara unsur lainnya seperti pendidikan
capaiannya relatif sama.

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


59
Pada kuadran IV, kabupaten/kota yang mempunyai angka IPG tinggi
namun capaian IPMnya sangat rendah. Hal ini menunjukkan kesetaraan
gender di kabupaten/kota tersebut sudah cukup tinggi, namun kualitas
capaian pembangunannya masih rendah. Kabupaten/Kota yang termasuk
tipe tersebut adalah Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen,
Wonosobo, Temanggung dan Kabupaten Pekalongan yang terletak pada
kuadran IV.

id
g o.
s.
bp
g.
en
at
//j
s:
tp
ht

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


60
ht
tp
s:
//j
at
en
g.
bp
s.
go.
id
ht
tp
s:
//j
at
en
g.
bp
s.
go.
id
BAB V CAPAIAN PEMBERDAYAAN GENDER DI JAWA
TENGAH
Pemberdayaan secara definisi merupakan proses pembangunan
dimana masyarakat berinisiatif untuk memulai proses kegiatan untuk
memperbaiki situasi dan kondisi. Inti dari pemberdayaan ini adalah agar
masyarakat memperoleh serta memaksimalkan daya, kekuatan, dan
kemampuan. Beberapa indikator yang umumnya digunakan dalam
mengukur pemberdayaan diantaranya: partisipasi dalam pendidikan, dalam

id
dunia kerja, serta parisipasi dalam jabatan publik.

g o.
Sistem patriarki yang mendominasi sebagian besar masyarakat
s.
bp
menjadikan laki-laki memiliki hak istimewa terhadap perempuan. Dominasi
g.

mencakup mulai dari ranah personal hingga lainnya. Secara historis,


en

patriarki telah terwujud dalam sosial, budaya, hukum, politik, dan ekonomi
at

dalam berbagai budaya yang berbeda. Upaya pemberdayaan yang


//j
s:

mencakup seluruh lapisan masyarakat tanpa memandang gender menjadi


tp

langkah penting proses modernisasi masyarakat, untuk mewujudkan


ht

masyarakat yang adil dan bermartabat.


Dalam menilai sejauh mana pemberdayaan gender di Indonesia,
digunakan sebuah indeks komposit, yaitu Indeks Pemberdayaan Gender
(IDG). Berbeda dengan IPG, IDG lebih fokus untuk melihat sejauh mana
kesetaraan gender dalam hal peran aktif di dunia politik, pengambilan
keputusan, dan ekonomi. Indikator ini merupakan adopsi dari Gender
Empowerment Measure (GEM) yang disusun oleh UNDP.

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


63
5.1. IDG Jawa Tengah dan Provinsi di Pulau Jawa
Posisi IDG Jawa Tengah pada tahun 2020 sebesar 71,73, dalam
lingkup provinsi di Pulau Jawa, menempati posisi ke empat setelah DKI
Jakarta sebesar 75,16, DI Yogyakarta sebesar 74,73 dan Jawa Timur sebesar
73,03. Berbeda dengan IPG Jawa Tengah yang tercatat lebih tinggi
dibanding Nasional, IDG Jawa Tengah justru lebih rendah dibandingkan IDG
Nasional yang tercatat sebesar 75,57.
Gambar 5.1. IDG Provinsi di Pulau Jawa Tahun 2020

id
o.
76,00 75,14 75,16 74,73

g
74,00
72,18 s.
73,59 73,04
73,03
bp
72,00 71,73
g.

70,24
en

70,00 69,48 68,83


68,76
at

68,00
//j
s:

66,00
tp

64,00
ht

DKI JAKARTA JAWA BARAT JAWA DI JAWA TIMUR BANTEN


TENGAH YOGYAKARTA

2019 2020

Sumber : BPS RI (2021)

IDG Jawa Tengah pada tahun 2020 mengalami penurunan sebesar


0,45 poin atau menurun sebesar -0,62 persen. Provinsi lain di Pulau Jawa
yang juga mengalami penurunan IDG adalah Banten sebesar 0,07 poin atau
menurun -0,10 persen dan Jawa Timur sebesar 0,01 poin atau menurun
-0,01 persen. Provinsi di Pulau Jawa yang mengalami kenaikan IDG tertinggi

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


64
adalah DI Yogyakarta dengan kenaikan 1,14 poin atau meningkat 1,55
persen.

5.2. Perkembangan Pemberdayaan Gender


Jawa Tengah
Pemberdayaan gender di Jawa Tengah pada periode 2010 – 2017
selalu mengalami peningkatan, namun sejak tahun 2018 – 2020 mulai
mengalami penurunan. Pada tahun 2020, IDG Jawa Tengah berada pada

id
level 71,73, menurun 0,45 poin atau turun 0,62 persen dibanding tahun

g o.
2019.
s.
bp
Gambar 5.2. IDG Jawa Tengah Tahun 2010 - 2020
g.

76,00
en

74,89
74,46
at

74,00 74,03
//j
s:

72,00
tp

71,73
ht

70,00

69,06
68,00
67,96

66,00

64,00
2010 2012 2014 2016 2018 2020

Sumber : BPS RI (2021)

Penurunan IDG tahun 2020 terutama terjadi karena penurunan dua


komponen yakni persentase keterlibatan perempuan di parlemen dan
sumbangan perempuan dalam pendapatan kerja. Persentase keterlibatan
perempuan di parlemen menurun dari 19,17 pada tahun 2019, menjadi

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


65
18,80 pada tahun 2020, sedangkan sumbangan perempuan dalam
pendapatan kerja menurun dari 34,31 menjadi 34,29. IDG pada periode
tahun 2018-2020 cenderung menurun dibandingkan dengan tren
pertumbuhan selama 8 tahun terakhir. Capaian ini menunjukkan belum
adanya perbaikan keadaan pemberdayaan gender di Jawa Tengah.
Gambar 5.3. Komponen IDG Jawa Tengah Tahun 2019 - 2020

100,00
19,17 18,80
80,00 34,31 34,29
49,36 50,20

id
60,00

g o.
40,00
s.
bp
20,00
g.

0,00
en

2019 2020 2019 2020 2019 2020


at

Persentase Keterlibatan di Persentase Tenaga Sumbangan dalam


//j

Parlemen Manager, Profesional, Pendapatan Kerja


Administrasi, Teknisi
s:
tp

Laki-laki Perempuan
ht

Sumber : BPS RI (2021)

Ruang berpolitik perempuan telah diatur oleh pemerintah guna


mendorong peran aktif dan kontribusi para politisi perempuan dalam
parlemen yang selama ini masih didominasi laki-laki. Hal ini tertuang dalam
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 yang diperbahrui dengan Undang-
Undang nomor 7 Tahun 2017, disebutkan bahwa sekurang-kurangnya 30%
keterwakilan perempuan pada kepengurusan partai politik tingkat pusat
dan bakal calon anggota DPR/DPRD lembaga legislatif. Hingga saat ini,
target 30% agar anggota parlemen terisi oleh wakil perempuan belum

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


66
tercapai. Keterlibatan perempuan di parlemen Jawa Tengah pada periode
2010-2017 terus meningkat dari 19 persen menjadi 24 persen, namun turun
selama periode 2018-2020 menjadi bertutur-turut 22 persen, 19,17 persen,
bahkan pada tahun 2020 lebih rendah dibanding tahun 2010 menjadi hanya
18,80 persen.
Gambar 5.4. Perkembangan Persentase Keterlibatan Perempuan di
Parlemen Jawa Tengah Tahun 2010 – 2020
25,00
24,00 24,00 24,00
24,24

id
23,00

g o.
22,00
21,00
s.
bp
21,00
19,00
g.

18,80
19,00
19,17
en

19,00 19,00
at

17,00
//j
s:
tp

15,00
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
ht

Sumber : BPS RI (2021)

Kesetaraan gender sebagai salah satu tujuan pembangunan global


membutuhkan aksi nyata dalam upaya meraihnya. Perempuan selama ini
memiliki capaian lebih rendah dibanding laki-laki serta mengalami berbagai
diskriminasi sebagai dampak budaya patriarki. Isu kesetaraan dan keadilan
gender diharapkan dapat digaungkan lebih tegas ketika perempuan mampu
berpartisipasi dan menduduki jabatan yang strategis dalam parlemen.
Keterlibatan perempuan di lembaga eksekutif diharapkan mampu
membawa peluang perubahan bagi pemberdayaan perempuan di Indonesia
(BPS, 2018). Hal yang perlu dikaji lebih lanjut adalah apakah keterwakilan

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


67
perempuan di parlemen berpengaruh signifikan terhadap disahkannya
peraturan-peraturan yang memperjuangkan kesetaraan gender, baik di
level nasional maupun daerah.
Gambar 5.5. Perkembangan Persentase Perempuan sebagai Tenaga
Profesional Jawa Tengah Tahun 2010 – 2020
52,00

50,20
50,00
49,30
49,36

id
o.
48,00 47,57

g
47,72
46,97
s.
bp
45,70 46,97
46,00
g.

45,67
en

44,89
45,22
at

44,00
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
//j
s:

Sumber : BPS RI (2021)


tp

Tahun 2010 hingga tahun 2020, persentase perempuan sebagai


ht

tenaga professional seperti manager, profesional, administrasi, teknisi


menunjukkan fluktuasi, yaitu pada tahun 2010 tercatat hanya sebesar 44,89
persen dan pada tahun 2020 kembali naik menjadi sebesar 50,20 persen,
sebelumnya pada tahun 2012, 2014 dan 2017 mengalami penurunan
dibandingkan tahun sebelumnya.
Sumbangan perempuan dalam pendapatan kerja Jawa Tengah
mengalami peningkatan, yaitu tahun 2010 sebesar 32,05 persen meningkat
menjadi sebesar 34,29 persen pada tahun 2020. Jika dibandingkan dengan
sumbangan pendapatan laki-laki, capaian ini memang masih cukup jauh,
namun perkembangan sumbangan perempuan dalam pendapatan kerja

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


68
yang cukup lambat ini, lima tahun ke depan diharapkan akan semakin
meningkat.
Gambar 5.6. Perkembangan Sumbangan Perempuan dalam Pendapatan
Kerja di Jawa Tengah Tahun 2010 – 2020
35,00

34,60 34,31
34,50
34,51
34,00 34,28 34,29
34,13

33,50

id
o.
33,46
33,00

g
32,99
s.
bp
32,50
32,05 32,55
g.

32,33
32,00
en

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
at
//j

Sumber : BPS RI (2021)


s:
tp

5.3. Capaian Pemberdayaan Gender Kabupaten/Kota


ht

Kesetaraan gender menjadi salah satu fokus pembangunan


pemerintah yang tercantum dalam RPJMN 2020-2024. Salah satu upaya
untuk mencapai kesetaraan gender diwujudkan dengan penetapan program
pengarusutamaan gender (PUG). PUG merupakan strategi
mengintegrasikan perspektif gender dalam pembangunan. Pengintegrasian
perspektif gender tersebut dimulai dari proses perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, serta pemantauan dan evaluasi seluruh kebijakan, program
dan kegiatan pembangunan. Pengarusutamaan gender dilaksanakan baik di
level pusat maupun daerah. Melalui pelaksanaan PUG, diharapkan dapat
meningkatkan capaian kesetaraan gender antarwilayah secara merata.

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


69
Gambar 5.7. IDG Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Tahun 2020

48,70
Jepara

Kota Pekalongan

Batang

Blora

Sragen

Pati

Kebumen

id
o.
Magelang

g
Cilacap
s.
bp
Wonogiri
g.

JAWA TENGAH 71,73


en

Tegal
at

Karanganyar
//j
s:

Semarang
tp

Kota Magelang
ht

Sukoharjo

Pemalang

Temanggung 84,21
0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00

Sumber : BPS RI (2021)

Secara wilayah, IDG Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2020 berada
pada level 71,73. Sebanyak 21 (60 persen) kabupaten/kota berada di bawah
angka provinsi dan hanya terdapat 14 kabupaten/kota dengan capaian IDG
di atas provinsi. IDG tertinggi dicapai oleh Kabupaten Temanggung (84,21),
sedangkan IDG terendah dicapai oleh Kabupaten Wonosobo (48,70).
Capaian IDG kabupaten/kota di Jawa Tengah relatif bervariasi. Sebagian

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


70
besar kabupaten/kota di Jawa Tengah memiliki nilai IDG 70-80. Hanya ada
tiga kabupaten/kota dengan IDG di atas 80 yaitu Temanggung, Boyolali dan
Pemalang. Sementara itu, masih terdapat empat kabupaten/kota dengan
IDG di bawah 60 yaitu Kota Pekalongan, Grobogan, Jepara dan Wonosobo.
Pemberdayaan gender erat kaitannya dengan pembangunan gender.
Pemberdayaan gender terjadi ketika perbaikan kualitas hidup perempuan
melalui peningkatan kualitas pendidikan dan ekonomi berhasil mendorong
terwujudnya pemberdayaan (Cinar, 2018). Idealnya, peningkatan

id
pembangunan gender akan menciptakan keseimbangan pemberdayaan

o.
antara laki-laki dan perempuan. Selama ini, perempuan cenderung

g
s.
tertinggal di berbagai peran seperti ekonomi tenaga kerja dan pengambilan
bp
keputusan yang disebabkan oleh mengakarnya budaya patriarki. Seiring
g.
en

dengan meningkatnya kualitas perempuan antarwaktu, yang ditandai


at

dengan peningkatan IPG, pemberdayaan yang adil dan seimbang antara


//j

laki-laki dan perempuan diharapkan dapat terwujud.


s:
tp

Keterkaitan antara IPG dan IDG menunjukkan hubungan yang positif.


ht

Artinya, wilayah dengan tingkat pembangunan gender yang tinggi akan


memiliki tingkat pemberdayaan gender yang tinggi pula, begitupun
sebaliknya. Capaian pembangunan provinsi merupakan agregasi dari
capaian seluruh wilayah yang lebih kecil di bawahnya. Percepatan
pembangunan yang terjadi pada tingkat provinsi juga dipengaruhi
pertumbuhan di level kabupaten/kota.
Analisis capaian pembangunan gender dengan perbandingan angka
provinsi diperlukan untuk mengetahui posisi capaian pembangunan gender
suatu wilayah relatif terhadap capaian provinsi beserta perkembangannya.

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


71
Analisis ini dilakukan dengan membuat analisis scater diagram yang
mengelompokan IPM dan IPG menjadi empat kuadran.
Peningkatan kualitas pembangunan manusia baik pada laki-laki
maupun perempuan diharapkan dapat diikuti dengan peningkatkan
pemberdayaan gender. Untuk mengetahui perbandingan capaian
pembangunan dan pemberdayaan gender di tingkat kabupaten/kota
dengan provinsi dan mengelompokkan kabupaten/kota menurut
capaiannya dapat dilakukan dengan membuat analisis scater diagram IPG

id
dan IDG. Capaian IPG dan IDG suatu provinsi akan menentukan posisi

o.
kuadran, sedangkan perbedaan kecepatan IPG dan IDG suatu provinsi

g
s.
dibanding provinsi lain dan nasional akan menentukan pergeseran kuadran
bp
antarwaktu.
g.
en

Capaian IPG dan IDG setiap provinsi dikelompokkan ke dalam empat


at

kuadran, yaitu:
//j

• Kuadran I : Kelompok pertama, merupakan kabupaten/kota dengan IPG


s:
tp

dan IDG di atas angka provinsi;


ht

• Kuadran II : Kelompok kedua, merupakan kabupaten/kota dengan kondisi


IPG di atas angka provinsi tetapi IDG di bawah angka provinsi;
• Kuadran III : Kelompok ketiga, adalah kabupaten/kota dengan IPG dan IDG
di bawah angka provinsi; dan
• Kuadran IV : kelompok keempat, adalah kabupaten/kota dengan kondisi
IPG di bawah angka provinsi tetapi IDG di atas angka provinsi.

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


72
Gambar 5.8. Posisi Kabupaten/Kota di Jawa Tengah menurut Kuadran
Berdasarkan Angka IDG dan IPG Tahun 2020

3300

id
g o.
s.
bp
g.
en
at
//j
s:
tp

3300
ht

Sumber : BPS RI (2021), Data Diolah

Sebagian besar kabupaten/kota di Jawa Tengah memiliki nilai IPG


dan IDG di bawah angka provinsi (kuadran III). Sedangkan di kuadran IV,
terdapat tiga kabupaten/kota yang berada di kuadran ini yakni Banyumas,
Pemalang dan Kabupaten Tegal. Kabupaten/Kota di kuadran IV memiliki
kualitas pembangunan gender di bawah angka provinsi, tetapi memiliki
capaian pemberdayaan gender di atas angka provinsi. Tingginya capaian

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


73
IDG di ketiga kabupaten ini terutama disebabkan oleh indikator persentase
perempuan dalam parlemen yang mencapai lebih dari 20 persen.
Kuadran II berisi kabupaten/kota dengan IPG di atas angka provinsi,
tetapi capaian IDG di bawah angka provinsi. Di kuadran II, terdapat lima
kabupaten/kota yang berada di kuadran ini yakni Kebumen, Purworejo,
Klaten, Kota Pekalongan dan Kota Tegal. Dari kelima kabupaten/kota hanya
Kabupaten Kebumen yang memiliki indikator persentase perempuan dalam
parlemen lebih dari 20 persen.

id
Sedangkan kabupaten kota yang memilki capaian baik IPG maupun

o.
IDG yang lebih baik dibandingkan angka provinsi berada di Kuadran I antara

g
s.
lain Banjarnegara, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Kabupaten Semarang,
bp
Temanggung, Kendal, Kota Magelang, Kota Surakarta, Kota Salatiga dan
g.
en

Kota Semarang.
at
//j
s:
tp
ht

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


74
ht
tp
s:
//j
at
en
g.
bp
s.
go.
id
ht
tp
s:
//j
at
en
g.
bp
s.
go.
id
BAB VI KESIMPULAN

Gender bukan dimaknai sebagai perbedaan fisik antara laki-laki dan


perempuan dalam arti biologis. Pemaknaan gender mengacu pada perbedaan laki-
laki dan perempuan dalam peran, perilaku, kegiatan serta atribut yang
dikonstruksikan secara sosial. Kesetaraan Gender adalah kesamaan kondisi bagi
perempuan dan laki-laki untuk memperoleh kesempatan dan hak-haknya sebagai
manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik,

id
ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan, dan kesamaan dalam

o.
menikmati hasil pembangunan Kesetaraan gender dapat dicapai dengan

g
s.
mengurangi kesenjangan antara penduduk perempuan dan laki-laki dalam
bp
mengakses dan mengontrol sumber daya, berpartisipasi dalam pengambilan
g.

keputusan dan proses pembangunan, serta mendapatkan manfaat dari kebijakan


en

dan program pembangunan.


at

Dalam mengukur kesetaraan gender tersebut, ada beberapa indeks yang


//j
s:

digunakan yaitu IPM, IPG, dan IDG. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
tp

merupakan ukuran kualitas hidup manusia dalam bidang kesehatan, pendidikan,


ht

maupun ekonomi. Ukuran tersebut kemudian digunakan untuk mengukur Indeks


Pembangunan Gender (IPG) yang difokuskan pada faktor ketidaksetaraan antara
laki-laki dan perempuan di berbagai level. Sedangkan Indeks Pemberdayaan
Gender (IDG) mengukur partisipasi aktif perempuan pada kegiatan ekonomi yaitu
dengan indikator persentase sumbangan perempuan dalam pendapatan kerja,
kegiatan politik dengan indikator keterlibatan perempuan di parlemen, serta
dalam pengambilan keputusan melalui indikator perempuan sebagai tenaga
manajer, professional, administrasi, teknisi. Kesimpulannya, IDG digunakan untuk
melihat sejauh mana pencapaian kapabilitas perempuan dalam berbagai bidang
kehidupan.

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


77
Indeks Pembangunan Gender (IPG) Jawa Tengah tahun 2020 tercatat
sebesar 92,18, meningkat 0,29 poin atau tumbuh 0,32 persen dibanding tahun
2019. Meskipun nilai IPG meningkat, namun masih ditemukan kesenjangan
capaian pembangunan manusia antara laki-laki dan perempuan di Jawa Tengah.
Sejak tahun 2010 IPM laki-laki di Jawa Tengah sudah berstatus ‘tinggi’ (nilainya
diatas 70), sedangkan IPM perempuan masih berstatus ‘sedang’ (antara 60 sampai
dengan 70). Hal inilah yang menyebabkan IPG Jawa Tengah masih berada di bawah
angka 100 dalam kurun waktu 2010 hingga sekarang.
Di dalam lingkup provinsi di Pulau Jawa, nilai IPG Jawa Tengah sudah

id
berada di posisi yang cukup tinggi. Tercermin dari posisi angka IPG Jawa

g o.
Tengah tertinggi ketiga setelah DI Yogyakarta dan DKI Jakarta, bahkan jika
s.
bp
dibandingkan IPG Nasional juga lebih tinggi. Provinsi di Pulau Jawa dengan
g.

angka IPG terendah adalah Jawa Barat, diikuti oleh Jawa Timur dan Banten.
en

IPM ditinjau berdasarkan gender, terlihat bahwa IPM laki-laki di


at

Jawa Tengah pada tahun 2020 hampir seluruh kabupaten/kota (30


//j
s:

kabupaten/kota) berada di kategori tinggi, empat kabupaten/kota berada


tp

di kategori sangat tinggi dan hanya ada satu kabupaten/kota dengan


ht

capaian IPM berada di kategori sedang. Hal ini berkebalikan dengan capaian
IPM perempuan, dimana capaiannya di banyak kabupaten/kota masih
berada pada kategori sedang dan 12 kabupaten/kota berada di kategori
tinggi serta tiga kota berada pada kategori sangat tinggi.
Capaian perbandingan antara pembangunan perempuan dan laki-
laki tercermin dari indeks pembangunan gender (IPG). Pada tahun 2020, IPG
Jawa Tengah berada pada angka 92,18. Pada level kabupaten/kota, nilai IPG
tertinggi dicapai oleh Kota Surakarta dengan nilai IPG sebesar 96,84,
sedangkan IPG terendah dicapai oleh Kabupaten Blora dengan nilai IPG

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


78
sebesar 83,88. Secara keseluruhan terdapat 20 kabupaten/kota yang
berada di atas provinsi.
IPM dan IPG pada level provinsi dan kabupaten/kota memiliki
hubungan yang positif. Daerah dengan IPM tinggi cenderung memiliki nilai
IPG yang tinggi pula, begitupun sebaliknya. Kualitas pembangunan gender di
sebagian besar kabupaten/kota di Jawa Tengah sudah cukup baik. Hal ini
tercermin dari posisi capaian IPM dan IPG kabupaten/kota yang berada di
atas provinsi ada 14 kabupaten/kota, sedangkan 11 kabupaten/kota dengan

id
capaian IPM dan IPG di bawah provinsi Jawa Tengah. Keterkaitan antara IPG

o.
dan IDG di tingkat provinsi dan kabupaten/kota juga menunjukkan

g
hubungan yang positif. s.
bp
Posisi IDG Jawa Tengah pada tahun 2020 sebesar 71,73, dalam
g.
en

lingkup provinsi di Pulau Jawa, menempati posisi ke empat setelah DKI


at

Jakarta sebesar 75,16, DI Yogyakarta sebesar 74,73 dan Jawa Timur sebesar
//j

73,03. Berbeda dengan IPG Jawa Tengah yang tercatat lebih tinggi
s:
tp

dibanding Nasional, IDG Jawa Tengah justru lebih rendah dibandingkan IDG
ht

Nasional yang tercatat sebesar 75,57.


Secara provinsi, IDG Jawa Tengah pada tahun 2020 berada pada
level 71,73. Sebanyak 21 kabupaten/kota (60 persen) berada di bawah
angka provinsi dan hanya terdapat 14 kabupaten/kota dengan capaian IDG
di atas provinsi. IDG tertinggi dicapai oleh Kabupaten Temanggung (84,21),
sedangkan IDG terendah dicapai oleh Kabupaten Wonosobo (48,70).
Capaian IDG kabupaten/kota di Jawa Tengah relatif bervariasi. Sebagian
besar kabupaten/kota di Indonesia memiliki nilai IDG 70-80. Hanya ada tiga
kabupaten/kota dengan IDG di atas 80 yaitu Temanggung, Boyolali dan

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


79
Pemalang. Sementara itu, masih terdapat 4 kabupaten/kota dengan IDG di
bawah 60 yaitu Kota Pekalongan, Grobogan, Jepara dan Wonosobo.
Daerah dengan tingkat pembangunan gender yang tinggi cenderung
memiliki tingkat pemberdayaan gender yang tinggi pula, begitupun
sebaliknya. Posisi capaian IPG dan IDG sebagian besar kabupaten/kota di
Jawa Tengah masih berada di bawah provinsi. Hal ini menunjukkan bahwa
kualitas pembangunan gender di sebagian besar kabupaten/kota di Jawa
Tengah belum diikuti dengan peningkatan pemberdayaan gender.

id
g o.
s.
bp
g.
en
at
//j
s:
tp
ht

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


80
DAFTAR PUSTAKA

Amartya Sen, 1989: International Development Freedom: Third World


Badan Pusat Statistik. (2015). Indeks Pembangunan Gender 2014. Jakarta:
BPS
Badan Pusat Statistik. (2019). Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2019.
Jakarta: BPS
Badan Pusat Statistik. Indeks Pembangunan Gender (IPG). Diakses pada 15
Maret 2021. https://www.bps.go.id/indicator/40/463/1/indeks-
pembangunan-gender-ipg-.html

id
Badan Pusat Statistik. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menurut Jenis

o.
Kelamin. Diakses pada 15 Maret 2021.

g
https://www.bps.go.id/indicator/40/462/1/indeks-pembangunan-
manusia-ipm-menurut-jenis-kelamin.html s.
bp
Badan Pusat Statistik. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG). Diakses pada 15
g.

Maret 2021. https://www.bps.go.id/indicator/40/468/1/indeks-


en

pemberdayaan-gender-idg-.html
Badan Pusat Statistik. (2021). Keadaan Pekerja di Indonesia Agustus 2021.
at

Jakarta: Badan Pusat Statistik.


//j

Badan Pusat Statistik. (2021). Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia Agustus


s:

2021. Jakarta: Badan Pusat Statistik.


tp

Badan Pusat Statistik. Keterlibatan Perempuan di Parlemen (Persen).


ht

Diakses pada 15 Maret 2021.


https://www.bps.go.id/indicator/40/464/1/keterlibatan-perempuan-
di-parlemen.html
Badan Pusat Statistik. Perempuan sebagai Tenaga Profesional (Persen).
Diakses pada 15 Maret 2021.
https://www.bps.go.id/indicator/40/466/1/perempuan-sebagai-
tenaga-profesional.html
Badan Pusat Statistik. Sumbangan Pendapatan Perempuan (Persen). Diakses
pada 15 Maret 2021.
https://www.bps.go.id/indicator/40/467/1/sumbangan-pendapatan-
perempuan.html
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah (2021). Indeks Pembangunan
Manusia Provinsi Jawa Tengah 2020. Semarang : Badan Pusat Statistik
Provinsi Jawa Tengah.

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


81
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah (2021). Jawa Tengah Dalam
Angka 2021. Semarang : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah.
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah (2017). Statistik Kesejahteraan
Rakyat Provinsi Jawa Tengah 2016. Semarang : Badan Pusat Statistik
Provinsi Jawa Tengah.
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah (2018). Statistik Kesejahteraan
Rakyat Provinsi Jawa Tengah 2017. Semarang : Badan Pusat Statistik
Provinsi Jawa Tengah.
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah (2019). Statistik Kesejahteraan
Rakyat Provinsi Jawa Tengah 2018. Semarang : Badan Pusat Statistik
Provinsi Jawa Tengah.
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah (2020). Statistik Kesejahteraan

id
Rakyat Provinsi Jawa Tengah 2019. Semarang : Badan Pusat Statistik

o.
Provinsi Jawa Tengah.

g
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah (2021). Statistik Kesejahteraan
s.
Rakyat Provinsi Jawa Tengah 2020. Semarang : Badan Pusat Statistik
bp
Provinsi Jawa Tengah.
g.

Beritasatu.com. Bukti Perempuan Lebih Kuat dari Laki-laki. Diakses pada 16


en

Maret 2021. https://www.beritasatu.com/kesehatan/12394/bukti-


perempuan-lebih-kuat-dari-laki-laki
at

Female.com. Ternyata Wanita Lebih Mudah Sakit Dibanding Pria, Alasannya?


//j

Diakses pada 16 Maret 2021. https://www.fimela.com/beauty-


s:

health/read/3759617/ternyata-wanita-lebih-mudah-sakit-dibanding-
tp

pria-alasannya
ht

KPPPA. 2018. Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018. Jakarta: KPPPA.


Korps Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Udayana, 2014. Memperkuat
Mekanisme Nasional Negara ASEAN Daftar Pustaka http://www.bps.go.id58
Daftar Pustaka dalam Usaha Mencapai Kesetaraan Gender. Korps Mahasiswa
Hubungan Internasional Universitas Udayana, Jakarta, 2014.
Michael P. Todaro, Stephen C. Smith Economic Development. Erlangga, 2006.
Stephan Klasen, UNDP's Gender-related Measures: Some Conceptual
Problems and Possible Solutions. Journal of Human Development
and Capabilities, 2006, vol. 7, issue 2, 243-274

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


82
LAMPIRAN 1
Indeks Pembangunan Gender (IPG) Beserta Komponen, 2019-2020
UHH
Kode Provinsi/Kab/Kota Laki-laki Perempuan Total
2019 2020 2019 2020 2019 2020
3300 JAWA TENGAH 72,33 72,51 76,16 76,30 74,23 74,37
3301 Cilacap 71,58 71,85 75,35 75,56 73,52 73,73
3302 Banyumas 71,59 71,80 75,37 75,55 73,55 73,72
3303 Purbalingga 71,06 71,22 74,87 74,99 73,02 73,14
3304 Banjarnegara 72,09 72,31 75,82 75,99 74,01 74,18
3305 Kebumen 71,26 71,50 75,06 75,24 73,22 73,40
3306 Purworejo 72,62 72,85 76,31 76,51 74,52 74,72

id
3307 Wonosobo 69,61 69,89 73,48 73,70 71,60 71,82

o.
3308 Magelang 71,62 71,84 75,38 75,55 73,56 73,72

g
3309 Boyolali 73,98 74,15 77,73 77,85 75,83 75,95
3310 Klaten 74,88 s.
75,01 78,60 78,69 76,68 76,78
bp
3311 Sukoharjo 75,77 75,90 79,52 79,61 77,55 77,65
g.

3312 Wonogiri 74,22 74,35 77,93 78,02 76,07 76,16


3313 Karanganyar 75,59 75,72 79,23 79,32 77,38 77,47
en

3314 Sragen 73,76 73,91 77,45 77,54 75,62 75,71


at

3315 Grobogan 72,71 72,90 76,40 76,54 74,61 74,75


//j

3316 Blora 72,32 72,54 76,03 76,21 74,23 74,41


s:

3317 Rembang 72,53 72,67 76,22 76,34 74,43 74,55


3318 Pati 74,09 74,22 77,82 78,01 76,04 76,22
tp

3319 Kudus 74,67 74,80 78,47 78,57 76,50 76,60


ht

3320 Jepara 73,89 74,04 77,71 77,81 75,74 75,84


3321 Demak 73,46 73,59 77,20 77,29 75,31 75,40
3322 Semarang 73,78 73,93 77,52 77,61 75,63 75,73
3323 Temanggung 73,63 73,75 77,40 77,49 75,48 75,58
3324 Kendal 72,43 72,58 76,16 76,26 74,33 74,43
3325 Batang 72,69 72,84 76,48 76,58 74,59 74,69
3326 Pekalongan 71,63 71,79 75,40 75,52 73,57 73,69
3327 Pemalang 71,26 71,50 75,06 75,24 73,22 73,40
3328 Tegal 69,40 69,68 73,29 73,47 71,40 71,60
3329 Brebes 67,01 67,40 70,96 71,23 69,04 69,33
3371 Kota Magelang 74,91 75,04 78,64 78,74 76,75 76,85
3372 Kota Surakarta 75,32 75,45 79,03 79,12 77,12 77,22
3373 Kota Salatiga 75,32 75,45 79,07 79,29 77,22 77,40
3374 Kota Semarang 75,45 75,59 79,17 79,26 77,25 77,34
3375 Kota Pekalongan 72,37 72,50 76,08 76,18 74,28 74,38
3376 Kota Tegal 72,44 72,61 76,26 76,38 74,34 74,46

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


83
EYS
Kode Provinsi/Kab/Kota Laki-laki Perempuan Total
2019 2020 2019 2020 2019 2020
3300 JAWA TENGAH 12,69 12,70 12,66 12,79 12,68 12,70
3301 Cilacap 12,93 12,94 12,48 12,49 12,49 12,50
3302 Banyumas 12,90 12,92 12,82 12,85 12,82 12,85
3303 Purbalingga 12,19 12,20 11,78 11,79 11,98 11,99
3304 Banjarnegara 11,42 11,45 11,68 11,69 11,45 11,46
3305 Kebumen 13,01 13,33 13,48 13,53 13,04 13,34
3306 Purworejo 13,63 13,64 13,32 13,33 13,49 13,50
3307 Wonosobo 11,71 11,72 11,77 11,78 11,74 11,75

id
3308 Magelang 12,52 12,53 12,94 12,95 12,53 12,54

o.
3309 Boyolali 12,17 12,18 12,77 13,12 12,43 12,56

g
3310 Klaten 13,08 13,09 13,46 13,50 13,24 13,25
3311 Sukoharjo 13,81 s.
13,82 14,21 14,22 13,82 13,83
bp
3312 Wonogiri 12,49 12,50 12,22 12,25 12,48 12,49
g.

3313 Karanganyar 13,32 13,33 13,75 13,76 13,67 13,68


en

3314 Sragen 12,82 12,85 12,66 12,82 12,69 12,83


3315 Grobogan 13,75 13,76 12,29 12,30 12,29 12,30
at

3316 Blora 12,92 12,93 12,19 12,20 12,19 12,20


//j

3317 Rembang 12,13 12,14 11,92 12,08 12,10 12,11


s:

3318 Pati 12,68 12,95 12,41 12,64 12,41 12,65


tp

3319 Kudus 13,18 13,19 13,26 13,27 13,22 13,23


ht

3320 Jepara 12,70 12,71 13,06 13,07 12,74 12,75


3321 Demak 12,87 13,21 13,24 13,51 13,01 13,31
3322 Semarang 13,11 13,12 12,94 12,97 12,94 12,97
3323 Temanggung 12,10 12,11 12,29 12,30 12,13 12,14
3324 Kendal 12,80 12,81 12,92 13,17 12,80 12,95
3325 Batang 11,93 11,94 12,06 12,07 12,00 12,01
3326 Pekalongan 12,08 12,09 12,97 12,98 12,40 12,41
3327 Pemalang 12,18 12,19 11,78 11,79 11,94 11,95
3328 Tegal 13,22 13,23 12,04 12,32 12,58 12,67
3329 Brebes 12,13 12,14 12,00 12,03 12,03 12,04
3371 Kota Magelang 14,07 14,43 13,81 13,82 13,81 14,14
3372 Kota Surakarta 14,47 14,77 14,59 14,93 14,55 14,87
3373 Kota Salatiga 15,24 15,39 15,35 15,42 15,34 15,41
3374 Kota Semarang 15,71 15,72 15,22 15,23 15,51 15,52
3375 Kota Pekalongan 12,69 12,70 12,85 12,86 12,83 12,84
3376 Kota Tegal 12,81 12,98 13,22 13,23 13,04 13,05

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


84
MYS
Kode Provinsi/Kab/Kota Laki-laki Perempuan Total
2019 2020 2019 2020 2019 2020
3300 JAWA TENGAH 8,06 8,16 7,03 7,24 7,53 7,69
3301 Cilacap 7,42 7,46 6,47 6,49 6,93 6,97
3302 Banyumas 7,95 7,97 7,14 7,24 7,42 7,52
3303 Purbalingga 7,47 7,48 6,76 6,87 7,14 7,24
3304 Banjarnegara 6,66 6,90 6,32 6,57 6,50 6,74
3305 Kebumen 7,97 7,98 7,09 7,10 7,53 7,54
3306 Purworejo 8,64 8,85 7,49 7,70 7,91 8,12
3307 Wonosobo 7,01 7,02 6,51 6,61 6,76 6,81
3308 Magelang 8,30 8,31 7,28 7,29 7,77 7,78

id
3309 Boyolali 8,46 8,64 6,94 7,25 7,56 7,84

o.
3310 Klaten 8,94 9,17 7,77 8,07 8,31 8,58

g
3311 Sukoharjo 9,72 9,96 8,67 8,87 9,10 9,34
3312 Wonogiri 7,61 s.
7,92 6,71 6,80 7,04 7,33
bp
3313 Karanganyar 9,32 9,33 7,93 8,02 8,52 8,56
g.

3314 Sragen 8,12 8,41 6,61 6,93 7,34 7,65


en

3315 Grobogan 7,35 7,36 6,34 6,50 6,86 6,91


3316 Blora 7,14 7,40 6,06 6,30 6,58 6,83
at

3317 Rembang 7,71 7,72 6,61 6,68 7,15 7,16


//j

3318 Pati 7,78 8,04 6,69 6,91 7,19 7,44


s:

3319 Kudus 9,20 9,38 8,10 8,18 8,63 8,75


tp

3320 Jepara 7,89 8,08 6,81 7,12 7,44 7,68


ht

3321 Demak 8,27 8,28 6,91 7,22 7,55 7,71


3322 Semarang 8,44 8,45 7,62 7,63 8,01 8,02
3323 Temanggung 7,52 7,53 6,80 7,01 7,15 7,24
3324 Kendal 7,91 8,10 6,63 6,84 7,25 7,45
3325 Batang 7,33 7,43 6,17 6,53 6,63 6,87
3326 Pekalongan 7,21 7,28 6,56 6,57 6,88 6,91
3327 Pemalang 6,94 6,95 5,92 5,94 6,41 6,42
3328 Tegal 7,44 7,60 6,31 6,32 6,86 6,98
3329 Brebes 6,76 6,77 5,38 5,45 6,20 6,21
3371 Kota Magelang 11,05 11,11 9,96 10,16 10,33 10,39
3372 Kota Surakarta 11,10 11,25 10,09 10,30 10,54 10,69
3373 Kota Salatiga 10,99 11,00 9,94 10,06 10,41 10,42
3374 Kota Semarang 11,41 11,42 10,15 10,16 10,52 10,53
3375 Kota Pekalongan 8,95 9,06 8,50 8,78 8,71 8,96
3376 Kota Tegal 8,70 8,88 7,82 8,02 8,31 8,51

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


85
Pengeluaran per Kapita
Kode Provinsi/Kab/Kota Laki-laki Perempuan Total
2019 2020 2019 2020 2019 2020
3300 JAWA TENGAH 15.279 15.031 9.895 9.724 11.102 10.930
3301 Cilacap 15.697 15.313 7.242 7.156 10.639 10.440
3302 Banyumas 16.865 16.609 8.027 7.901 11.703 11.448
3303 Purbalingga 13.665 13.382 9.632 9.416 10.131 9.914
3304 Banjarnegara 10.863 10.549 8.468 8.207 9.547 9.263
3305 Kebumen 11.904 11.636 8.305 8.205 9.066 8.901
3306 Purworejo 11.539 11.309 10.028 9.854 10.342 10.163
3307 Wonosobo 14.835 14.504 9.570 9.329 10.871 10.621
3308 Magelang 13.537 13.364 8.493 8.436 9.387 9.301

id
3309 Boyolali 17.580 17.340 12.630 12.464 13.079 12.910

o.
3310 Klaten 13.298 13.141 11.588 11.439 12.074 11.921

g
3311 Sukoharjo 12.499 12.259 11.104 10.875 11.557 11.325
3312 Wonogiri s.
12.995 12.733 8.492 8.357 9.426 9.286
bp
3313 Karanganyar 12.124 11.988 11.217 11.029 11.569 11.428
g.

3314 Sragen 17.164 16.975 11.422 11.292 12.720 12.589


en

3315 Grobogan 15.464 15.281 7.566 7.461 10.350 10.221


3316 Blora 14.382 14.004 5.968 5.841 9.795 9.571
at

3317 Rembang 15.762 15.359 7.351 7.135 10.551 10.328


//j

3318 Pati 14.893 14.526 9.861 9.601 10.660 10.390


s:

3319 Kudus 15.433 15.146 10.618 10.464 11.318 11.160


tp

3320 Jepara 14.569 14.214 8.566 8.341 10.609 10.343


ht

3321 Demak 14.919 14.597 8.807 8.613 10.344 10.128


3322 Semarang 13.031 12.882 11.892 11.733 12.116 11.966
3323 Temanggung 11.102 11.022 8.913 8.767 9.489 9.343
3324 Kendal 15.077 14.842 10.738 10.567 11.597 11.425
3325 Batang 13.084 12.899 8.295 8.163 9.573 9.431
3326 Pekalongan 14.758 14.392 8.798 8.644 10.508 10.312
3327 Pemalang 12.640 12.466 5.947 5.899 8.546 8.461
3328 Tegal 14.795 14.465 7.615 7.461 9.798 9.612
3329 Brebes 15.121 14.725 7.108 6.943 10.238 10.058
3371 Kota Magelang 13.946 13.619 12.076 11.775 12.514 12.210
3372 Kota Surakarta 15.229 14.932 13.783 13.504 15.049 14.761
3373 Kota Salatiga 19.965 19.523 15.419 15.176 15.944 15.699
3374 Kota Semarang 16.437 16.128 14.590 14.287 15.550 15.243
3375 Kota Pekalongan 16.697 16.404 12.275 12.066 12.680 12.467
3376 Kota Tegal 18.512 18.088 12.167 11.924 13.250 12.999

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


86
IPM
IPG
Kode Provinsi/Kab/Kota Laki-laki Perempuan Total
2019 2020 2019 2020 2019 2020 2019 2020
3300 JAWA TENGAH 75,79 75,87 69,64 69,94 71,73 71,87 91,89 92,18
3301 Cilacap 75,09 75,06 65,08 65,07 69,98 69,95 86,67 86,69
3302 Banyumas 76,44 76,45 67,42 67,48 71,96 71,98 88,20 88,27
3303 Purbalingga 72,80 72,70 67,47 67,45 68,99 68,97 92,68 92,78
3304 Banjarnegara 69,04 69,22 65,85 65,95 67,34 67,45 95,38 95,28
3305 Kebumen 73,15 73,39 68,28 68,29 69,60 69,81 93,34 93,05
3306 Purworejo 74,96 75,13 71,15 71,34 72,50 72,68 94,92 94,96
3307 Wonosobo 71,68 71,63 66,46 66,44 68,27 68,22 92,72 92,75
3308 Magelang 74,46 74,46 68,34 68,36 69,87 69,87 91,78 91,81

id
3309 Boyolali 77,79 78,01 72,73 73,48 73,80 74,25 93,50 94,19

o.
3310 Klaten 77,21 77,46 74,15 74,49 75,29 75,56 96,04 96,17

g
3311 Sukoharjo 78,74 78,90 76,05 76,13 76,84 76,98 96,58 96,49
3312 Wonogiri 74,26 74,55 s.
67,88 67,90 69,98 70,25 91,41 91,08
bp
3313 Karanganyar 77,33 77,29 74,61 74,60 75,89 75,86 96,48 96,52
g.

3314 Sragen 77,75 78,15 71,06 71,60 73,43 73,95 91,40 91,62
en

3315 Grobogan 76,31 76,31 65,61 65,73 69,86 69,87 85,98 86,14
3316 Blora 74,23 74,45 62,32 62,45 68,65 68,84 83,96 83,88
at

3317 Rembang 75,04 74,90 65,17 65,16 70,15 70,02 86,85 87,00
//j

3318 Pati 75,96 76,44 69,58 69,94 71,35 71,77 91,60 91,50
s:

3319 Kudus 79,02 79,15 73,41 73,41 74,94 75,00 92,90 92,75
tp

3320 Jepara 75,83 75,94 68,94 69,10 71,88 71,99 90,91 90,99
ht

3321 Demak 76,57 76,82 69,35 69,83 71,87 72,22 90,57 90,90
3322 Semarang 75,90 75,87 73,17 73,12 74,14 74,10 96,40 96,38
3323 Temanggung 71,89 71,90 68,37 68,53 69,56 69,57 95,10 95,31
3324 Kendal 75,63 75,82 70,22 70,66 71,97 72,29 92,85 93,19
3325 Batang 72,62 72,70 66,14 66,50 68,42 68,65 91,08 91,47
3326 Pekalongan 73,27 73,23 67,83 67,72 69,71 69,63 92,58 92,48
3327 Pemalang 71,41 71,41 61,28 61,29 66,32 66,32 85,81 85,83
3328 Tegal 73,88 74,03 64,08 64,25 68,24 68,39 86,74 86,79
3329 Brebes 70,77 70,75 61,11 61,10 66,12 66,11 86,35 86,36
3371 Kota Magelang 81,35 81,59 77,70 77,73 78,80 78,99 95,51 95,27
3372 Kota Surakarta 82,91 83,24 80,19 80,61 81,86 82,21 96,72 96,84
3373 Kota Salatiga 86,23 86,24 81,92 82,08 83,12 83,14 95,00 95,18
3374 Kota Semarang 85,33 85,22 81,53 81,38 83,19 83,05 95,55 95,49
3375 Kota Pekalongan 77,83 77,88 73,88 74,12 74,77 74,98 94,92 95,17
3376 Kota Tegal 78,60 78,90 73,39 73,52 74,93 75,07 93,37 93,18

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


87
LAMPIRAN 2
Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Beserta Komponen, 2019-2020

Persentase Keterlibatan di Parlemen


Kode Provinsi/Kab/Kota
2019 2020
L P L P
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
3300 JAWA TENGAH 80,83 19,17 81,20 18,80
3301 Cilacap 76,00 24,00 74,00 26,00
3302 Banyumas 78,00 22,00 78,00 22,00
3303 Purbalingga 77,78 22,22 77,78 22,22
3304 Banjarnegara 74,00 26,00 74,00 26,00

id
3305 Kebumen 78,00 22,00 78,00 22,00
3306 Purworejo 82,22 17,78 82,22 17,78

o.
3307 Wonosobo 97,78 2,22 95,56 4,44

g
3308 Magelang 88,00 12,00 86,00 14,00
3309 Boyolali
s.
68,89 31,11 68,89 31,11
bp
3310 Klaten 82,00 18,00 84,00 16,00
3311 Sukoharjo 77,78 22,22 77,78 22,22
g.

3312 Wonogiri 84,00 16,00 83,67 16,33


en

3313 Karanganyar 80,00 20,00 80,00 20,00


3314 Sragen 88,89 11,11 88,64 11,36
at

3315 Grobogan 88,00 12,00 88,00 12,00


//j

3316 Blora 86,67 13,33 88,89 11,11


s:

3317 Rembang 86,67 13,33 86,36 13,64


tp

3318 Pati 84,00 16,00 84,00 16,00


ht

3319 Kudus 91,11 8,89 91,11 8,89


3320 Jepara 86,00 14,00 88,00 12,00
3321 Demak 88,00 12,00 88,00 12,00
3322 Semarang 82,00 18,00 81,63 18,37
3323 Temanggung 66,67 33,33 66,67 33,33
3324 Kendal 75,56 24,44 75,56 24,44
3325 Batang 84,44 15,56 84,44 15,56
3326 Pekalongan 73,33 26,67 72,09 27,91
3327 Pemalang 70,00 30,00 68,00 32,00
3328 Tegal 76,00 24,00 76,00 24,00
3329 Brebes 84,00 16,00 84,00 16,00
3371 Kota Magelang 80,00 20,00 80,00 20,00
3372 Kota Surakarta 80,00 20,00 77,78 22,22
3373 Kota Salatiga 80,00 20,00 80,00 20,00
3374 Kota Semarang 80,00 20,00 79,59 20,41
3375 Kota Pekalongan 88,57 11,43 91,18 8,82
3376 Kota Tegal 86,67 13,33 86,67 13,33

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


88
Persentase Tenaga Manager,
Profesional, Administrasi, Teknisi
Kode Provinsi/Kab/Kota
2019 2020
L P L P
(1) (2) (7) (8) (9) (10)
3300 JAWA TENGAH 50,64 49,36 49,80 50,20
3301 Cilacap 54,89 45,11 56,03 43,97
3302 Banyumas 50,60 49,40 50,13 49,87
3303 Purbalingga 52,64 47,36 54,04 45,96
3304 Banjarnegara 43,20 56,80 50,58 49,42
3305 Kebumen 50,88 49,12 45,80 54,20
3306 Purworejo 47,76 52,24 48,14 51,86
3307 Wonosobo 50,14 49,86 54,36 45,64
3308 Magelang 54,08 45,92 46,04 53,96

id
3309 Boyolali 54,03 45,97 51,86 48,14

o.
3310 Klaten 44,27 55,73 39,28 60,72

g
3311 Sukoharjo 49,75 50,25 45,72 54,28
3312 Wonogiri s.
51,03 48,97 55,24 44,76
bp
3313 Karanganyar 49,96 50,04 44,80 55,20
g.

3314 Sragen 50,97 49,03 51,05 48,95


en

3315 Grobogan 59,56 40,44 55,87 44,13


3316 Blora 60,08 39,92 54,57 45,43
at

3317 Rembang 48,99 51,01 52,87 47,13


//j

3318 Pati 49,31 50,69 51,05 48,95


s:

3319 Kudus 54,30 45,70 48,42 51,58


tp

3320 Jepara 53,00 47,00 54,69 45,31


ht

3321 Demak 46,85 53,15 45,45 54,55


3322 Semarang 54,41 45,59 51,72 48,28
3323 Temanggung 49,22 50,78 47,31 52,69
3324 Kendal 51,80 48,20 53,90 46,10
3325 Batang 47,02 52,98 52,07 47,93
3326 Pekalongan 52,69 47,31 49,35 50,65
3327 Pemalang 50,84 49,16 49,49 50,51
3328 Tegal 49,55 50,45 54,59 45,41
3329 Brebes 52,90 47,10 47,25 52,75
3371 Kota Magelang 47,49 52,51 44,93 55,07
3372 Kota Surakarta 49,11 50,89 48,94 51,06
3373 Kota Salatiga 51,70 48,30 51,20 48,80
3374 Kota Semarang 48,78 51,22 48,85 51,15
3375 Kota Pekalongan 44,57 55,43 47,36 52,64
3376 Kota Tegal 41,64 58,36 44,11 55,89

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


89
Sumbangan dalam Pendapatan Kerja IDG
Kode Provinsi/Kab/Kota
2019 2020
2019 2020
L P L P
(1) (2) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
3300 JAWA TENGAH 65,69 34,31 65,71 34,29 72,18 71,73
3301 Cilacap 73,65 26,35 73,56 26,44 69,13 70,22
3302 Banyumas 69,16 30,84 69,13 30,87 71,92 71,74
3303 Purbalingga 69,76 30,24 69,81 30,19 70,60 70,27
3304 Banjarnegara 71,07 28,93 71,12 28,88 72,84 73,20
3305 Kebumen 74,33 25,67 74,21 25,79 67,15 66,89
3306 Purworejo 65,90 34,10 65,97 34,03 70,03 69,83
3307 Wonosobo 75,32 24,68 75,33 24,67 46,29 48,70
3308 Magelang 62,23 37,77 62,18 37,82 67,74 69,65

id
3309 Boyolali 59,30 40,70 59,27 40,73 81,88 81,95

o.
3310 Klaten 62,19 37,81 62,28 37,72 72,35 69,42

g
3311 Sukoharjo 58,94 41,06 58,98 41,02 78,52 77,98
3312 Wonogiri 60,75 s.
39,25 60,80 39,20 71,88 71,56
bp
3313 Karanganyar 61,86 38,14 61,89 38,11 74,76 74,29
g.

3314 Sragen 62,82 37,18 62,86 37,14 65,07 65,20


en

3315 Grobogan 74,57 25,43 74,44 25,56 56,31 57,18


3316 Blora 65,24 34,76 65,12 34,88 65,59 64,37
at

3317 Rembang 68,18 31,82 68,22 31,78 65,79 65,78


//j

3318 Pati 68,58 31,42 68,64 31,36 66,99 66,69


s:

3319 Kudus 58,91 41,09 58,95 41,05 65,24 65,18


tp

3320 Jepara 76,26 23,74 76,34 23,66 58,20 55,76


ht

3321 Demak 61,23 38,77 61,26 38,74 67,20 66,85


3322 Semarang 54,17 45,83 54,28 45,72 74,97 75,40
3323 Temanggung 59,14 40,86 59,21 40,79 84,46 84,21
3324 Kendal 64,70 35,30 64,73 35,27 77,24 76,96
3325 Batang 71,68 28,32 71,57 28,43 63,78 63,81
3326 Pekalongan 73,81 26,19 73,71 26,29 70,87 71,68
3327 Pemalang 64,66 35,34 64,78 35,22 80,08 80,95
3328 Tegal 70,95 29,05 70,92 29,08 72,58 72,12
3329 Brebes 74,72 25,28 74,80 25,20 62,04 61,93
3371 Kota Magelang 58,17 41,83 58,03 41,97 76,81 76,35
3372 Kota Surakarta 56,05 43,95 55,93 44,07 77,88 79,42
3373 Kota Salatiga 58,60 41,40 58,58 41,42 76,19 76,07
3374 Kota Semarang 62,79 37,21 62,87 37,13 74,57 74,67
3375 Kota Pekalongan 71,47 28,53 71,50 28,50 60,95 58,29
3376 Kota Tegal 69,53 30,47 69,38 30,62 63,66 64,07

Analisis Pembangunan Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah 2020


90
ht
tp
s:
//j
at
en
g.
bp
s.
go.
id

Anda mungkin juga menyukai