id
go
s.
bp
b.
ka
to
er
ok
oj
m
//
s:
tp
ht
ISBN :-
Katalog : 4102004.3516
No Publikasi : 35160.2007
id
o.
Ukuran buku : 17,6 cm x 25 cm
.g
Jumlah Halaman : viii + 92
s
bp
b.
Naskah :
ka
to
Gambar Kulit :
oj
//m
Diterbitkan oleh :
ht
Dicetak oleh:
CV. Azka Putra Pratama
id
Pengarah:
o.
.g
Ir. Lutfin Fana, M.M
s
bp
b.
Penanggung Jawab:
ka
to
Penyunting:
oj
//m
iii
ht
tp
s:
//m
oj
ok
er
to
ka
b.
bp
s.g
o.
id
KATA PENGANTAR
id
menyajikan indikator-indikator yang dimaksud. Data yang digunakan bersumber dari
o.
BPS, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, serta Kementrian Kesehatan. Data yang
.g
berasal dari BPS, utamanya bersumber dari hasil Susenas, Sakernas, SDKI dan hasil
s
bp
Sensus Penduduk. b.
ka
Hasil pengolahan data dari berbagai sumber tersebut akan disajikan dalam
to
manfaat bagi seluruh pengguna data, khususnya Pemerintah Daerah Kabupaten Mo-
tp
Akhir kata, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak
yang turut berpartisipasi dalam penyusunan indikator kesejahteraan rakyat dan
semoga kehadiran publikasi ini bermanfaat bagi pengguna data secara luas.
v
ht
tp
s:
//m
oj
ok
er
to
ka
b.
bp
s.g
o.
id
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ……………………………………………………………………………………………………….. v
Daftar Isi ………………………………………………………………………………………………………………….. vii
1. Kependudukan …………………………………………………………………………………………….. 1
1.1 Jumlah, Laju Pertumbuhan Penduduk dan rasio Jenis kelamin …………. 2
1.2 Kepadatan dan Persebaran Penduduk …………………………………………………. 3
1.3 Angka Beban Ketergantungan ……………………………………………………………... 5
id
o.
1.4 Penggunaan Alat/Cara KB …………………………………………………………………... 7
s.g
bp
2. Kesehatan ……………………………………………………………………………………………………..
b. 9
ka
2.1 Derajat dan Status Kesehatan Penduduk …………………………………………….. 10
to
3. Pendidikan …………………………………………………………………………………………………... 23
s:
4. Ketenagakerjaan ………………………………………………………………………………………….. 35
4.1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) ………………………………………... 36
vii
4.5 Status Pekerjaan Utama ..…………………………………………………………………... 45
id
6.2 Fasilitas Rumah Tinggal ………………………………………………………………………. 55
o.
.g
6.3 Status Kepemilikan Rumah Tangga …………………………………………………….. 57
s
bp
b.
7. Kemiskinan ………………………………………………………………………………………………….. 59
ka
Lampiran …………………………………………………………………………………………………………………… 81
id
o.
buhan jumlah penduduk tidak terkendali dan tidak diimbangi
.g
dengan pemenuhan kebutuhan penduduk seperti sandang,
s
bp
pangan, papan, dan kebutuhan akan pendidikan dan kesehatan
b.
yang layak.
ka
Tingginya tingkat pertum- diaan pangan yang tidak mencukupi dapat menimbulkan
oj
pemerintah, termasuk
yang tidak mencukupi dapat mengakibatkan munculnya
ht
munculnya tindakan krimi- pemukiman-pemukiman liar, kumuh dan tidak layak huni ka-
nalitan, tingkat Kesehatan, rena keterbatasan lahan yang tersedia. Seiring dengan
serta kualitas sumber
meningkatnya jumlah penduduk, masalah lain dapat muncul
daya manusia yang ren-
seperti terjadinya gangguan keamanan akibat meningkatnya
dah.
aksi kriminalitas; menurunnya tingkat kesehatan masyara-
kat akibat sarana kesehatan yang kurang memadai, dan
rendahnya kualitas sumber daya manusia terkait dengan sara-
na pendidikan yang terbatas.
Selain tingkat pertumbuhan penduduk, komposisi
penduduk, serta ketimpangan distribusi penduduk antar
wilayah juga menjadi masalah serius yang harus segera di-
tangani oleh pemerintah.
id
0,81 0,81
o.
kependudukan yang terjadi sekarang ini dan terus menjadi per- 0,80
.g
hatian pemerintah. Saat ini jumlah penduduk Kabupaten Mo-
s
0,79
bp
jokerto menduduki peringkat kelima belas terbesar dari 38 Ka-
b. 0,78
bupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur. Jumlah penduduk Kabu- 2017 2018 2019
ka
to
paten Mojokerto pada tahun 2019 menurut Proyeksi Penduduk Sumber: Proyeksi Penduduk
er
Jumlah
Laju Pertumbuhan Rasio Jenis
Tahun Penduduk
per Tahun (%) Kelamin
(Jiwa)
(1) (2) (3) (4)
2015 1.080.389 0,93 99,78
2016 1.090.075 0,90 99,79
2017 1.099.504 0,86 99,79
2018 1.108.718 0,84 99,83
2019 1.117.688 0,81 99,83
id
o.
lamin, maka rasio jenis kelamin penduduk Kabupaten Mojokerto
.g
pada tahun 2019 sebesar 99,83. Artinya bahwa dari setiap 1000
s
bp
penduduk perempuan, ada sebanyak 998 penduduk laki-laki.
b.
Dengan kata lain, jumlah penduduk laki-laki di Kabupaten
ka
id
1.510
o.
menjadi 1.532 jiwa per km2. Selanjutnya pada tahun 2018 1.500
.g
sebesar 1.545 per jiwa km2, dan tahun 2019 sebanyak 1.557 ji-
s
1.490
bp
2016 2017 2018 2019
wa per km2.
b.
Tingkat kepadatan penduduk Kabupaten/Kota di Sumber: Proyeksi Penduduk
ka
Jumlah Kepadatan
Kabupaten/ Luas Wila-
Penduduk Penduduk (jiwa
Kota yah (km2)
(Jiwa) per km2)
(1) (2) (3) (4)
Kab Mojokerto 1.117.688 718 1.557
Kab Jombang 1.263.814 1.115 1.133
Kab Sidoarjo 2.249.476 634 3.546
Kab Gresik 1.312.881 1.191 1.102
Kota Mojokerto 129.014 20 6.384
Kota Surabaya 2.896.195 351 8.262
id
penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk
o.
yang belum produktif dan tidak produktif lagi.
s .g
Keberhasilan pembangunan bidang kependudukan
bp
dapat dilihat pada perubahan komposisi penduduk menurut
b.
ka
umur. Ini tercermin pada semakin rendahnya angka beban
to
id
(1) (2) (3) (4) (5)
o.
2016 254.278 764.529 71.268 42,58
.g
2017 253.520 772.159 73.825 42,39
s
bp
2018 252.852 779.199 76.667 42,29
2019 252.117 785.712 79.859
b. 42,25
ka
tara itu, pada tahun 2018 dan 2019 komposisi penduduk beru-
tp
sia muda (0-14 tahun) memiliki jumlah yang tidak jauh ber-
ht
id
o.
matian ibu. Program KB dilakukan dengan metode kontrasepsi/
.g
KB yang beragam jenis/macamnya. Badan Kependudukan dan
s
bp
Keluarga Berencana Nasional
b. (BKKBN) selaku instansi
pemerintah yang menangani program KB ini mengharapkan
ka
id
Cara Tradisional 1,58 0,90 2,82
o.
% Wanita Yang Sedang
77,27 67,16 63,95
.g
Menggunakan Alat/Cara Kontrasepsi
s
bp
Sumber: Hasil Susenas 2017—2019
b.
Tabel 1.4 memperlihatkan bahwa dari berbagai macam
ka
id
o.
melakukan berbagai program terutama kemudahan akses pe-
.g
layanan publik di bidang kesehatan, serta pembangunan fasil-
s
bp
itas kesehatan. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk mening-
b.
katkan derajat kesehatan masyarakat, yang tercermin pada
ka
to
dengan beberapa indi- dilakukan pemerintah selama ini antara lain: meningkatkan
oj
lensi Balita Kurang Gizi, terjangkau. Upaya nyata yang dilakukan diantaranya dengan
ht
id
akhirnya semua itu dapat meningkatkan derajat kesehatan
o.
.g
masyarakat dan mampu memperpanjang usia harapan hidup.
s
bp
Definisi Umur Harapan Hidup (UHH) adalah Rata-rata
b.
tahun hidup yang masih akan dijalani oleh seseorang yang telah
ka
id
72,61
o.
72,50 72,46
72,33 72,36 72,43
72,30 72,24
.g
72,00 72,03 72,10
71,96 72,27
s
72,04
bp
71,50 71,77 71,87
71,67
71,00
b.
ka
2015 2016 2017 2018 2019
Kab Mojokerto Kab Jombang Kab Sidoarjo
to
id
Kesakitan penduduk Kabupaten Mojokerto sebesar 16,73 per-
o.
.g
sen, menurun dari tahun sebelumnya yang mencapai 17,24
s
bp
persen. Angka Kesakitan penduduk tahun 2019 jenis kelamin
b.
laki-laki (sekitar 16,73 persen) lebih rendah dari perempuan
ka
(17,71 persen).
to
er
an, laki-laki sebesar 7,58 hari dan perempuan 5,48 hari. Keti-
s:
tp
Tabel 2.1 Angka Kesakitan dan Rata –rata Hari Rawat Inap
Angka Kesakitan Rata - Rata Hari
Jenis Kelamin (%) Rawat Inap
2018 2019 2018 2019
(1) (2) (3) (4) (5)
Laki-Laki 17,24 16,73 6,18 7,58
Perempuan 19,28 17,71 4,75 5,48
Laki-Laki+Perempuan 18,26 17,22 5,34 6,52
Sumber: Hasil Susenas 2018—2019
id
o.
ASI memiliki manfaat sangat besar untuk jangka
.g
panjang karena ASI adalah nutrisi terbaik dan terlengkap.
s
bp
ASI mengandung protein dan zat-zat gizi berkualitas tinggi
b.
serta mengandung zat antibodi yang berguna untuk pertum-
ka
tubuh bayi dari alergi dan diare serta penyakit infeksi lainnya.
ok
id
Sumber: Hasil Susenas 2017—2019
o.
.g
rata-rata lama disusui untuk bayi laki-laki pada tahun 2019
s
bp
menurun tajam dan hampir 7 bulan saja disusui. Sementara
b.
pada bayi perempuan, lama pemberian ASI justru sedikit
ka
id
Tabel 2.3 Persentase Anak Umur 12-59 Bulan yang Pernah
o.
Diimunisasi Menurut Jenis Imunisasi Kabupaten Mojokerto,
.g
2017—2019
s
bp
b. Laki-
Jenis Imi- Laki-Laki Perempuan
Laki+Perempuan
ka
nusasi
2017 2019 2017 2019 2017 2019
to
id
gizi buruk (berat badan sangat kurang) terhadap total balita
o.
.g
periode tersebut. Kondisi ini dilihat dari keadaan tubuh anak
s
bp
atau bayi serta berdasarkan berat badan menurut umur.
b.
Status gizi balita secara sederhana dapat diketahui
ka
id
Kurang 1,06 0,98 5,69
o.
Buruk 1,04 0,35 0,30
s .g
bp
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto
b.
Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) tahun 2011-
ka
posyandu di desa-desa.
ht
id
penurunan, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Sementa-
o.
.g
ra penolong persalinan yang dilakukan oleh bidan meningkat
s
Tabel 2.5 Persentase Balita Menurut Penolong Per-
bp
b.
salinan Kabupaten Mojokerto, Tahun 2018—2019
ka
to
Tahun
er
2018 2019
ok
- Lainnya 0 1.51
Bukan Tenaga Kesehatan 0 0
- Dukun Beranak 0 0
- Lainnya 0 0
id
Peningkatan perubahan sikap masyarakat yang lebih
o.
.g
baik tersebut ditandai dengan banyaknya penduduk yang ber-
s
bp
obat ke tenaga kesehatan. Praktek dokter/bidan merupakan
b.
fasilitas kesehatan yang paling banyak dikunjungi sebagai
ka
Laki-
Laki-Laki Perempuan
Tempat Berobat Laki+Perempuan
2018 2019 2018 2019 2018 2019
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Rumah Sakit 15,34 12,67 15,88 15,01 15,64 13,94
id
o.
Praktek Dokter / 48,85 55,96 48,35 54,84 48,57 55,36
.g
Klinik/Praktek Dokter
s
15,88 12,91 14,99 10,03 15,39 11,36
Bersama
bp
Puskesmas/Pustu 22,15 14,39 20,92 19,32 21,48
b. 17,05
UKBM
ka
(Poskesdes,Polinde
4,21 3,58 5,42 6,36 4,87 5,08
to
s,Posyandu,Balai
er
Pengobatan)
ok
Praktek Pengobatan
3,44 3,34 3,23 1,94 3,33 2,59
Tradisional/Alternatif
oj
//m
id
yang utama dan dominan dengan lebih dari separuh masyar-
o.
.g
kat yang memilih tempat berobat tersebut. Terjadinya
s
bp
pergeseran dan perubahan perilaku penduduk yang berobat
b.
dari tenaga kesehatan yang tidak terlatih/tradisional beralih
ka
id
o.
pembangunan era sebelum tahun 1970-an yang menitikberatkan
.g
pembangunan hanya pada pertumbuhan ekonomi saja. Namun,
s
bp
pada kenyataannya pembangunan untuk mencapai kesejahter-
b.
Pendidikan merupakan
aan masyarakat tidak bisa hanya dipandang dari aspek ekonomi
ka
cikal bakal terbentuknya
saja, tetapi juga dari aspek sosial dimana salah satunya adalah
to
dan kompeten, dan das, berakhlak, dan kompeten. Faktor pendidikan penduduk
ht
menjadi salah satu menjadi salah satu indikator penting pembentuk sumber daya
indikator penting pem-
manusia yang menentukan kewibawaan sebuah negara.
bentuk sumber daya
Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui
manusia yang menen-
tukan kewibawaan se- bidang pendidikan telah lama dilakukan oleh pemerintah Indo-
buah negara. nesia. Pembangunan pendidikan di Indonesia sejak tahun 1980-
an ditempuh melalui empat kebijakan pokok yaitu memperoleh
kesempatan pendidikan, peningkatan mutu pendidikan,
efisiensi manajemen pendidikan dan peningkatan relevansi pen-
didikan mulai dari anak usia dini sampai dengan usia lanjut.
Memasuki era tahun 1990-an, pendidikan Indonesia
menekankan pada pengembangan sumber daya manusia yang
mampu menjawab tantangan masa depan melalui pelaksanaan
23
program wajib belajar 9 tahun dan program kejar paket. Sebagai
tindak lanjut dari keseriusan pemerintah di bidang pendidikan,
maka diterbitkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sis-
tem Pendidikan bahwa anggaran pendidikan baik pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah sekurang-kurangnya sebesar 20 persen
dari total anggaran belanja.
Pembahasan mengenai indikator bidang pendidikan menjadi
penting untuk melihat capaian dan tantangan ke depan sebagai ba-
han evaluasi pemerintah pelaksanaan pembangunan bidang pen-
didikan. Pembahasan akan difokuskan pada indikator capaian,
id
o.
seperti harapan lama sekolah, rata-rata lama sekolah, tingkat pen-
.g
didikan, dan tingkat partisipasi sekolah. Sedangkan indikator tan-
s
bp
tangan di bidang pendidikan akan difokuskan pada kualitas pela-
b.
yanan pendidikan, serta angka putus sekolah dan angka mengulang.
ka
to
id
o.
(1) (2) (3) (4)
.g
Kab Mojokerto 12,52 12,53 12,61
s
bp
Kab Jombang 12,70 12,99 13,00
Kab Sidoarjo b. 14,34 14,75 14,91
ka
Kab Gresik 13,70 13,71 13,72
to
id
o.
sebesar 0,31 tahun dari 8,18 tahun.
.g
Secara gender, RLS penduduk laki-laki lebih tinggi dibanding-
s
bp
kan dengan penduduk perempuan. RLS penduduk laki-laki men-
b.
capai 9,11 tahun, sedangkan RLS perempuan lebih kecil yaitu 7,89
ka
tahun. Keadaan tersebut telah naik dari tahun 2018 yaitu RLS laki-
to
er
lai sebesar 8,92 tahun dan RLS perempuan hanya 7,56 tahun.
ok
id
o.
yang dicanangkan pemerintah belum optimal hasilnya.
s .g
Gambar 3.1 Persentase Penduduk Kabupaten Mojokerto Usia 15
bp
Tahun ke Atas Menurut Jenis Kelamin dan Pendidikan Tertinggi
b.
ka
to
Sarjana/ke atas
er
ok
Diploma
oj
SMA/sederajat
//m
s:
SMP/sederajat
tp
SD/sederajat
ht
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Laki-laki+Perempuan Perempuan Laki-laki
40
id
30
o.
.g
20
s
bp
10
b.
0
ka
to
er
ok
100
90
80
70
60
99,75
98,08
99,54
100
100
50
96,55
83,75
81,80
80,15
40
id
30
o.
20
.g
10
s
bp
0
7 - 12 13 - 15 16 - 18
b.
Laki-laki Perempuan Laki-laki+Perempuan
ka
sekolah ditunjukkan pada Gambar 3.3. APS kelompok usia 7-12 ta-
oj
id
o.
s .g
Gambar 3.4 Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi
bp
Kasar (APK) menurut Jenjang Sekolah di Kabupaten Mojokerto, b.
ka
89,51
to
APK 91,91
103,21
er
2019
ok
75,55
APM 82,92
oj
97,74
//m
87,15
APK 90,91
s:
103,99
2018
tp
74,74
ht
APM 78,97
97,54
0 20 40 60 80 100 120
id
o.
yang sesuai. Pada tahun 2019, APK pada jenjang SD/MI sebesar
.g
103,21 persen. APK untuk jenjang SMP/MTs sekitar 91,91 persen,
s
bp
sedangkan APK pada jenjang SMA/SMK/MA sekitar 89,51 persen.
b.
APK semua jenjang pendidikan di tahun 2019 mengalami pening-
ka
18
18
17
16
16 16 16
15 15 15
14 14 15
14
13
13 13
12
12
11
10
id
2016 2017 2018 2019
o.
.g
SD SMP SMA/SMK
s
bp
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto
b.
pendidikan seluruh penduduk usia sekolah di Kabupaten Mojokerto.
ka
diharapkan transfer ilmu dari guru pada anak didiknya semakin baik
dan kualitas pelayanan pendidikan semakin bagus.
Pada tahun 2019, rasio murid/guru paling besar terjadi pada
SMA/SMK yaitu sebesar 16 murid setiap satu orang guru. Selanjut-
nya rasio murid/guru pada jenjang SD dan SMP sama yaitu sebesar
15 murid untuk setiap guru. Rasio murid/guru pada jenjang SMA/
SMK dan SMP mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya, se-
baliknya pada jenjang SD mengalami penurunan sedikit.
Secara spasial, rasio murid terhadap guru menurut jenjang
pendidikan di Kabupaten Mojokerto relatif merata dengan rasio
antara 8 sampai 24 murid untuk setiap satu orang guru. Umumnya,
kondisi lembaga pendidikan di pedesaan berbeda dengan di daerah
id
Gambar 3.6 Rasio Murid Terhadap Sekolah Menurut
o.
Jenjang Pendidikan di Kabupaten Mojokerto, 2016—2019
s .g
bp
400 359
b. 343
350
ka
292
273268
300
to
237 240
250 211
er
200 163161162160
ok
150
oj
//m
100
50
s:
0
tp
SD SMP SMA/SMK
ht
id
o.
proses yang terjadi. Masing-masing komponen yang mempengaruhi
.g
tercapai atau tidaknya target dan tujuan utama bidang pendidikan di
s
bp
Kabupaten Mojokerto harus terus dievaluasi. Menjadi kewajiban
b.
pemangku kebijakan di bidang pendidikan dan masyarakat luas agar
ka
masa mendatang.
ok
oj
//m
s:
tp
ht
id
o.
sasaran pembangunan ideal suatu daerah.
.g
Isu penting terkait faktor ketenagakerjaan dalam aktifi-
s
bp
tas bisnis dan perekonomian unggulan di Kabupaten Mojok-
b.
Isu penting terkait faktor erto sangat menarik untuk dibahas. Ketenagakerjaan masih
ka
menjadi permasalahan
untuk menerapkan strategi dan langkah tepat untuk men-
ok
dukung kebijakan serta jumlah dan komposisi tenaga kerja akan terus berubah seir-
ht
tujuan pembangunan
ing dengan proses demografi. Karena itu, data mengenai
daerah.
perkembangan ketenagakerjaan sangat penting bagi
pemerintah daerah dalam pengambilan kebijakan yang tepat
sasaran.
Bab ini memberikan gambaran beberapa indikator
ketenagakerjaan yang bersumber dari Survei Angkatan Kerja
Nasional (SAKERNAS) kondisi Agustus tahun 2014-2019.
Indikator tersebut antara lain Tingkat Partisipasi Angkatan
Kerja (TPAK), Tingkat Penggangguran Terbuka (TPT), per-
sentase pengangguran menurut tingkat pendidikan, lapangan
usaha dan jumlah jam kerja, status pekerjaan, serta ke-
lompok upah, gaji/ pendapatan bersih.
id
rasio antara jumlah angkatan kerja dengan jumlah penduduk
o.
usia kerja/usia produktif 15 tahun ke atas. Selain TPAK, da-
s .g
lam analisis angkatan kerja dikenal pula indikator untuk
bp
mengukur pengangguran yaitu Tingkat Pengangguran Ter-
b.
buka (TPT). Pengangguran terbuka didefinisikan sebagai
ka
to
mereka yang baru mendapat kerja tapi belum mulai bekerja. Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur
//m
Jenis Kegiatan
Satuan 2014 2015 2017 2018 2019
Utama
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Angkatan Kerja
Orang 553.405 575.330 620.659 616.733 601.378
(AK)
Bekerja Orang 532.294 552.002 589.641 590.384 579.219
Pengangguran Orang 21.111 23.328 31.018 26.349 22.159
2. Tingkat
Partisipasi
% 67,8 69,56 73,22 71,92 69,35
Angkatan Kerja
(TPAK)
3. Tingkat
id
Pengangguran % 3,81 4,05 5 4,27 3,68
o.
Terbuka (TPT)
s.g
Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur
bp
Perubahan jumlah angkatan kerja berdampak pada ang-
b.
ka
ka Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Kabupaten
to
(TPAK) Kabupaten
erto yang berusia 15 tahun ke atas memutuskan untuk ikut
s:
Mojokerto, 2014—2019
tp
id
na sedang mencari kerja, sedang mempersiapkan usaha, su-
o.
dah diterima kerja tapi belum mulai kerja, atau bahkan ter-
s .g
masuk yang tidak mencari kerja karena pesimis dan apatis.
bp
Banyak hal yang terindikasi dan mempengaruhi tingkat
b.
pengangguran di Kabupaten Mojokerto, antara lain: adanya
ka
to
informasi tentang kebutuhan dunia usaha, serta dari sisi mu- (TPT) Kabupaten
oj
id
o.
Tingkat pengangguran terbuka Kabupaten Mojokerto
s .g
tahun 2019 berbeda menurut gender. TPT jenis kelamin laki-
bp
laki pada tahun 2019 menurun sebesar 0,11 persen yaitu dari
b.
ka
3,24 persen di tahun 2018 menjadi 3,13 persen di tahun
to
id
an menunjukkan bahwa perempuan lebih banyak mengurus
o.
rumah tangga dan anak sehingga lebih banyak yang memilih
.g
tidak bekerja. Laki-laki sebagai kepala keluarga dan
s
bp
umumnya lebih memiliki keahlian, lebih mudah terserap da-
b.
lam pasar kerja. Sementara, sebagian besar tenaga kerja per-
ka
id
o.
masalahan, yaitu masih banyak lulusan pendidikan tinggi
.g
yang tidak terserap pada lapangan usaha. Salah satu
s
bp
penyebabnya adalah sebagian besar lulusan tinggi cenderung
b.
enggan menerima pekerjaan yang tidak sesuai dengan jenis
ka
id
lah TPT tertinggi pada laki-laki, naik dari 5,31 persen. Se-
o.
mentara TPT penduduk perempuan yang berpendidikan SMK
.g
sebesar 10,2 persen. Meskipun turun dari 12,96 persen, tetapi
s
bp
merupakan TPT tertinggi kedua pada perempuan. Hal ini
b.
perlu dikaji lebih lanjut agar diperoleh solusi permasalahan
ka
kerja.
//m
Laki-laki Perempuan
Tingkat pendidikan yang ditamatkan
2018 2019 2018 2019
(1) (2) (3) (4) (5)
SD/belum tamat SD 0,99 2,85 2,67 0,49
SMP 5,67 1,39 8,70 3,02
SMA 2,38 3,18 3,18 7,72
SMK 5,31 6,16 12,96 10,20
D I/II/III - - - -
Universitas 3,19 - 9,41 10,35
Total 3,24 3,13 5,73 4,59
id
meningkat dari 1,73 persen (3.726 orang) pada 2018 menjadi
o.
2,85 persen (3.316 orang) pada 2019. TPT penduduk laki-laki
.g
lulusan SD ke bawah naik dari 0,99 persen menjadi 2,85 per-
s
bp
sen (2.931 orang). Sementara TPT penduduk perempuan ta-
b.
matan SD ke bawah turun dari 2,67 persen menjadi 0,49 per-
ka
id
pihak swasta sangat diharapkan agar lulusan yang dihasilkan
o.
sudah siap bekerja dan siap ditampung oleh para pelaku
.g
usaha. Disamping itu, pemerintah juga dapat memberikan
s
bp
Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur
stimulus dan mendorong penduduk untuk lebih mudah ber-
b.
wirausaha.
ka
to
id
sektor pertanian semakin menurun. Sektor industri dan jasa
o.
-jasa dinilai sebagai ladang pekerjaan yang lebih menjan-
.g
jikan di Kabupaten Mojokerto. Saat ini sektor jasa-jasa ada-
s
bp
lah sektor yang paling diminati oleh penduduk Kabupaten
b.
Mojokerto karena mudah juga hasilnya yang dinilai luma-
ka
yang Bekerja Selama Seminggu status pekerjaan yang lain. Pada tahun 2019 penduduk
tp
id
Rata-rata upah/gaji bersih sebulan di Kabupat-
o.
en Mojokerto selama tahun 2019 meningkat sebesar
s .g
8,94 persen. Rata-rata upah/gaji bersih yang diterima
bp
oleh buruh/karyawan selama sebulan pada tahun b.
2019 sebesar 2,71 juta rupiah meningkat sebanyak
ka
to
223 ribu rupiah dibandingkan dengan rata-rata upah/ Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur
er
ah.
oj
id
ing lurus dengan pendapatannya. Semakin besar pendapatan
o.
.g
semakin besar pula pengeluaran konsumsi. Oleh karena itu,
s
dapat dikatakan bahwa pola konsumsi menjadi indikator kese-
bp
jahteraan rumah tangga/keluarga.
b.
ka
to
Gambar 5.1
penggunaannya. Secara garis besar, alokasi penge-luaran kon-
s:
Jenis Pengeluaran,
luaran untuk bukan makanan. Struktur konsumsi masyarakat
Jawa Timur mulai mengalami perkembangan. Sebagian besar
pengeluaran konsumsinya tidak lagi untuk konsumsi ma-
kanan, tetapi untuk konsumsi bukan makanan. Pergeseran
pola konsumsi ini dipengaruhi oleh perubahan pendapatan
seseorang. Semakin tinggi pendapatan, cenderung semakin
tinggi pengeluaran untuk bukan makanan. Pergeseran pola
pengeluaran terjadi karena elastisitas per-mintaan terhadap
makanan pada umumnya rendah. Sebaliknya elastisitas per-
Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur
mintaan terhadap barang bukan makanan pada umumnya
tinggi. Keadaan ini tampak jelas pada kelompok penduduk
dengan tingkat konsumsi makanan yang telah mencapai titik
id
- Barang dan Jasa 133.860 146.655 12,94 12,74
o.
.g
- Pakaian 29.531 34.657 2,85 3,01
s
- Barang Tahan Lama 60.884 74.974 5,88 6,51
bp
- Lainnya 51.612 68.049 4,99
b. 5,91
Jumlah 1.034.807 1.151.055
ka
to
id
kanan kabupaten/kota lainnya berada di bawah 45 persen.
o.
Pengeluaran tertinggi untuk konsumsi non makanan di
.g
wilayah seputaran Kabupaten Mojokerto tahun 2019 terjadi di
s
bp
Kota Surabaya sebesar 63,40 persen. Kemudian Kota Mojok-
b.
erto 55,36 persen dan Kabupaten Sidoarjo 54,88 persen. Sela-
ka
bawah 45 persen.
oj
//m
Kuintil 1 2 3 4 5 Rata-rata
ht
Pengeluaran
555,057 768,939 1,030,318 1,299,286 2,103,043 1,151,054
Perkapita
id
dari responden. Oleh karena itu, penghitungan distribusi pen-
o.
dapatan menggunakan data pengeluaran sebagai pendekatan
.g
(proxy) pendapatan. Dengan pendekatan pengeluaran, pal-
s
bp
ing tidak dapat digunakan sebagai petunjuk untuk melihat
b.
perkembangan pendapatan rumah tangga.
ka
id
o.
Indeks Gini Kabupaten Mojokerto periode tahun 2012
.g
hingga 2017 berfluktuasi. Pada tahun 2012 dan 2013 angka
s
bp
Indeks Gini tetap pada kisaran 0,28. Pada tahun 2014 turun
b.
menjadi 0,27 dan naik lagi menjadi 0,31 pada tahun 2015.
ka
Pada tahun 2016 turun menjadi 0,3 dan di tahun 2017 men-
to
er
id
menuhi syarat minimal kecukupan gizi sesuai Permenkes RI.
o.
Tabel 5.4 Rata-rata Konsumsi Penduduk Kabupaten/
s .g
Kota Sekitar Kabupaten Mojokerto, Tahun 2019
bp
Kalori Protein
b.
Kabupaten/Kota
(Kkal) (Gram)
ka
(1) (2) (3)
to
id
o.
fungsi sebagai tempat pendidikan, pembinaan keluarga, dan
.g
peningkatan kualitas generasi yang akan datang. Kondisi pe-
s
bp
rumahan yang baik menunjang keberhasilan pembangunan
b.
sosial ekonomi. Sebab dengan kualitas kehidupan yang layak
ka
Rumah sebagai tempat melalui pemenuhan kebutuhan tempat tinggal akan terwujud
to
er
mendatang. Kondisi pe- yaitu untuk menjamin terwujudnya rumah yang layak huni
tp
id
yang layak huni jika memenuhi beberapa kriteria kualitas ru-
o.
mah tempat tinggal seperti memiliki lantai, dinding dan atap
s .g
yang memenuhi syarat, serta mempunyai luas lantai yang
bp
mencukupi/sebanding dengan banyaknya penghuni, termasuk
b.
fasilitas penerangan, air minum dan tempat pembuangan
ka
to
dah.
ht
Tahun
Indikator Kualitas Perumahan
2018 2019
(1) (2) (3)
Lantai bukan tanah (%) 93,63 94,55
Atap beton, genteng, dan asbes (%) 100 100
Dinding terluas tembok dan kayu (%) 95,75 96,63
Luas lantai rumah terbanyak (50—99 m2) (%) 54,47 53,59
id
Rata-rata luas lantai rumah (m2) 50-99 50-99
o.
Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur
s .g
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) salah satu
bp
kriteria rumah sehat adalah rumah tinggal yang memiliki luas
b.
ka
lantai per orang minimal 10 m². Sementara kategori rumah
to
Tahun
Indikator Fasilitas Perumahan
2018 2019
(1) (2) (3)
Air kemasan, air isi ulang & ledeng 36,76 45,04
id
Sumber penerangan listrik 100 100
o.
.g
Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur
s
bp
Rumah tangga di Kabupaten Mojokerto pengguna air
b.
minum/bersih pada tahun 2019 mencapai 90,28 persen,
ka
turun dari tahun 2018 yang telah mencapai 90,87 persen. Air
to
er
id
o.
Keberadaan energi untuk penerangan merupakan fasil-
s .g
itas perumahan yang penting. Sumber penerangan yang ideal
bp
adalah yang berasal dari listrik (PLN dan Non PLN), karena
b.
cahaya listrik lebih terang daripada sumber penerangan
ka
to
id
milik sendiri tahun 2019 mengalami penurunan sebesar 2,44
o.
poin persen menjadi sebesar 91,64 persen.
s .g
Kebijakan pemerintah berupa pembangunan pe-
bp
rumahan rakyat sederhana untuk masyarakat yang belum b.
ka
memiliki rumah sangat memengaruhi bertambahnya rumah
to
id
fasilitas pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Kemiski-
o.
nan telah menjadi masalah klasik yang dialami oleh setiap
s .g
negara. Permasalahan ini harus dilihat dari berbagai aspek
bp
karena kemiskinan merupakan masalah multidimensi yang
b.
tidak hanya berhubungan dengan kondisi ekonomi, tetapi
ka
to
Kemiskinan menjadi ma- Penanggulangan kemiskinan menjadi salah satu agenda pent-
ok
salah klasik di setiap ing di setiap negara. Di Indonesia, tiap era kepemimpinan
oj
berhubungan dengan
sa Tertinggal (IDT) yang bertujuan menanggulangi permasa-
ht
kondisi ekonomi, tetapi lahan ketersediaan infrastruktur di desa-desa yang relatif be-
juga masalah sosial dan lum maju. Pada masa kepemimpinan Susilo Bambang
budaya. Yudhoyono (SBY) dibentuk Tim Nasional Percepatan Pe-
nanggulangan Kemiskinan (TNP2K) yang merupakan tim
lintas sektor dan lintas pemangku kepentingan di tingkat
pusat untuk menyelaraskan berbagai kegiatan percepatan pe-
nanggulangan kemiskinan. Sementara itu, masa kepemimpi-
nan Jokowi-JK juga menempatkan pengentasan kemiskinan
sebagai salah satu fokus utama pemerintah sebagaimana ter-
tuang dalam sembilan agenda prioritas (nawa cita), yaitu
meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui
peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan, peningkatan
d
id
Pemerintah Kabupaten Mojokerto sebagaimana tertuang dalam
o.
misinya, Makin Mandiri dan Sejahtera Bersama Wong Cilik,
s .g
telah melakukan berbagai upaya untuk menurunkan angka kem-
bp
iskinan di Kabupaten Mojokerto. b.
ka
Pemerintah Daerah melalui Dinas Sosial terus berusaha
to
id
2019 108,81 9,75
o.
Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur, diolah dari Susenas 2012—2019
s .g
Pada periode 2015—2019, persentase penduduk miskin
bp
cenderung turun kecuali pada tahun 2016. Penduduk miskin
b.
ka
Kabupaten Mojokerto tahun 2016 sedikit meningkat dari
to
Mojokerto, 2015—2019
ht
id
o.
s .g
bp
Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur, Data Susenas 2015—2019
b.
Seluruh wilayah sekitar Kabupaten Mojokerto memper-
ka
id
rata-rata pengeluaran penduduk miskin terhadap garis
o.
kemiskinan atau tingkat kedalaman kemiskinan (P1), dan
s .g
keragaman atau persebaran pengeluaran antar penduduk
bp
miskin itu sendiri (P2).b.
Indeks kedalaman kemiskinan (P1) di Kabupaten
ka
0,14 poin menjadi 1.53 pada tahun 2016. Lalu kembali naik
ok
Indeks Kedalaman
1,67 1,53 1,70 1,81 1,29
Kemiskinan (P1)
Indeks Keparahan
0,43 0,35 0,46 0,48 0,27
Kemiskinan (P2)
id
dan 2018 P2 meningkat menjadi 0,46 dan 0,48. Dan
o.
mengalami penurunan drastis di tahun 2019 menjadi 0,27.
.g
Penurunan nilai P2 yang menurun di tahun 2019 ini
s
bp
menandakan ketimpangan pendapatan di antara penduduk
b.
miskin semakin sempit.
ka
id
o.
a. Tidak Tamat SD 25,7 19,26 18,54 19,54 20,74
.g
b. Tamat SD dan SLTP 61,29 60,98 62,17 57,36 60,81
s
bp
c. Tamat SLTA ke atas 13,01 19,85 19,29 23,11 18,45
b.
Sumber: BPS Republik Indonesia
ka
id
pada tahun 2019 semua penduduk miskin yang lulus Sekolah
o.
Dasar dapat melanjutkan sekolah lagi ke jenjang yang lebih
.g
tinggi. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan
s
bp
(minimal lulus pendidikan dasar) mulai meningkat. Oleh ka-
b.
rena itu, APS pada kelompok umur 7-12 dan 13-15 tahun ini
ka
usia sekolah.
oj
//m
id
18,54 persen tahun 2017 menjadi 19,54 persen tahun 2018
o.
dan 20,74 persen pada 2019.
s .g
bp
7.4 Karakteristik Ketenagakerjaan Anggota Ru-
mah Tangga
b.
ka
to
id
Bekerja Bukan di Sektor Pertanian 43,38 43,64 41,74
o.
Sumber: BPS Republik Indonesia
s .g
bp
Terdapat 45 persen penduduk miskin usia 15 tahun ke
b.
atas di Kabupaten Mojokerto yang bekerja di sektor informal
ka
itu, pada tahun 2019 ada penduduk miskin yang semula bekerja
di sektor informal menjadi penganggur. Adapun penduduk
miskin yang bekerja di sektor formal pada tahun 2019 sekitar
29,85 persen, naik dari tahun 2017 yang sebesar 16,88 persen.
Berdasarkan lapangan pekerjaan, persentase penduduk
miskin yang bekerja bukan di sektor pertanian terbesar. Pada
tahun 2017 sebanyak 43,38 persen penduduk miskin usia 15
tahun ke atas yang bekerja bukan di sektor pertanian, mening-
kat menjadi 43,64 persen pada tahun 2018, dan menurun men-
jadi 43,64 persen pada tahun 2019. Sementara, persentase
penduduk miskin yang bekerja di sektor pertanian meningkat
pada tahun 2019 menjadi 13,63 persen dari yang tahun sebe-
lumnya sebesar 12,68 persen.
id
Karakteristik Perumahan Kabupaten Mojokerto, 2017—2019
o.
.g
Karakteristik Perumahan 2017 2018 2019
s
bp
(1) (2) (3) (4)
1 Penggunaan Air Layak
b. 84,98 64,21 72,26
ka
id
o.
Sumber: BPS Republik Indonesia
s .g
menjadi 42,29 persen. Pada tahun 2017 pengguna air bersih
bp
meningkat menjadi sebanyak 84,98 persen, tetapi tahun 2018
b.
mengalami penurunan kembali menjadi sebesar 64,21 persen.
ka
id
7.6 Rumah Tangga Penerima Beras Sejahtera
o.
.g
(Rastra)
s
bp
Guna meningkatkan
b. kesejahteraan masyarakat
ka
pemerintah menyelenggarakan program penanggulangan
to
id
* Data persentase rumah tangga miskin penerima BPNT baru ada
o.
tahun 2019
s .g
Jumlah rumah tangga miskin penerima beras miskin
bp
atau beras sejahtera di Kabupaten Mojokerto setiap tahunnya
b.
ka
berbeda. Untuk persentase rumah tangga miskin penerima
to
mentara itu, pada tahun 2018 naik drastis menjadi 75,66 per-
ok
id
kegiatan lainnya.
o.
Penduduk Kabupaten Mojokerto usia 15 tahun ke atas
s .g
yang kegiatan seminggu terakhir bekerja tercatat sebanyak
bp
68,54 persen. Definisi bekerja disini adalah melakukan kegiatan
b.
ka
bekerja minimal satu jam yang menghasilkan nilai ekonomis
to
Kegiatan, 2019
s:
tp
ht
id
yang sedang mencari pekerjaan.
o.
.g
8.2 Persentase Penduduk yang Mempunyai Akses
s
bp
Teknologi Informasi dan Komunikasi
b.
ka
Memasuki era digital, hal yang tak kalah menarik lainnya un-
to
dan komunikasi.
oj
//m
id
o.
s .g
bp
Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur
b.
yang mencapai sekitar 89,52 persen. Rumah tangga pengguna HP
ka
id
Untuk meningkatkan produktivitas usaha masyarakat, banyak
o.
tersedia kredit usaha dari pemerintah dan swasta. Bahkan untuk
s .g
mendukung usaha mikro kecil dan menengah (UMKM),
bp
Pemerintah Kabupaten Mojokerto mengadakan program kredit
b.
ka
usaha rakyat (KUR) dengan prosedur yang mudah dan bunga yang
to
relatif murah.
er
id
o.
s .g
bp
b.
ka
masing-masing 1,27 persen dan 2,1 persen. Bagi wilayah yang tidak
s:
id
o.
s .g
Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur
bp
b.
Dari total seluruh penduduk yang memiliki jaminan
ka
kesehatan, terbanyak menggunakan jaminan kesehatan Non
to
id
o.
s .g
bp
b.
ka
Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur
to
1 Kode Kabupaten/Kota
Jumlah
Penduduk
Miskin
Persentase
Penduduk P1 P2
Garis
Kemiskinan
(Rp/Kapita/
Miskin (P0)
(000) Bulan)
3501 Pacitan 75,86 13,67 1,75 0,34 283.321
3502 Ponorogo 83,97 9,64 1,70 0,40 313.175
3503 Trenggalek 76,44 10,98 1,37 0,30 323.787
3504 Tulungagung 70,01 6,74 0,84 0,17 341.651
3505 Blitar 103,75 8,94 1,13 0,23 318.534
3506 Kediri 163,95 10,42 1,24 0,22 305.491
3507 Malang 246,60 9,47 1,57 0,40 329.512
id
3508 Lumajang 98,88 9,49 1,09 0,20 296.633
o.
3509 Jember 226,57 9,25 1,22 0,24 339.685
.g
3510 Banyuwangi 121,37 7,52 1,29 0,34 353.873
s
3511 Bondowoso 103,33 13,33 1,67 0,33 380.350
bp
3512 Situbondo 76,44 b. 11,20 1,49 0,30 305.280
3513 Probolinggo 207,22 17,76 3,20 0,85 417.991
ka
3514 Pasuruan 141,09 8,68 1,56 0,43 335.653
to
2 No
1
Kabupaten/Kota,
Pacitan
2018
20,70
<SD
2019
23,31
Laki-Laki + Perempuan
Tamat SD/SMP
2018
68,51
2019
71,57
SLTA+
2018
10,79
2019
5,13
2 Ponorogo 26,92 38,44 55,74 51,45 17,34 10,11
3 Trenggalek 27,54 21,79 64,29 68,21 8,17 10,00
4 Tulungagung 17,89 21,61 61,58 59,88 20,53 18,51
5 Blitar 44,15 30,04 45,43 60,84 10,41 9,12
6 Kediri 28,15 27,37 55,54 52,63 16,31 20,00
7 Malang 36,76 34,76 57,79 59,10 5,45 6,14
8 Lumajang 30,85 32,55 60,69 61,12 8,46 6,33
9 Jember 44,98 44,82 48,34 44,73 6,68 10,45
id
10 Banyuwangi 42,81 44,40 47,38 45,76 9,81 9,84
o.
11 Bondowoso 49,47 52,96 40,92 34,54 9,61 12,51
.g
12 Situbondo 51,58 39,87 38,90 50,27 9,51 9,85
s
bp
13 Probolinggo 44,80 41,62 45,13 43,94 10,07 14,45
14 Pasuruan 44,47 35,14 b. 48,64 55,15 6,89 9,71
15 Sidoarjo 14,54 14,37 54,25 52,56 31,21 33,06
ka
3 Kode Kabupaten/Kota
2018
AHH
2019 2018
EYS
2019 2018
MYS
2019
3501 Pacitan 71,52 71,77 12,61 12,62 7,19 7,28
3502 Ponorogo 72,43 72,65 13,71 13,72 7,17 7,21
3503 Trenggalek 73,35 73,59 12,12 12,25 7,27 7,28
3504 Tulungagung 73,74 73,95 13,05 13,15 8,06 8,07
3505 Blitar 73,16 73,39 12,44 12,45 7,27 7,29
3506 Kediri 72,37 72,54 12,87 12,88 7,68 8,01
3507 Malang 72,26 72,45 12,87 13,17 7,18 7,27
3508 Lumajang 69,70 69,94 11,79 11,80 6,21 6,22
3509 Jember 68,74 68,99 13,21 13,22 6,07 6,18
id
3510 Banyuwangi 70,34 70,54 12,69 12,78 7,12 7,13
o.
3511 Bondowoso 66,27 66,55 12,95 13,27 5,62 5,71
.g
3512 Situbondo 68,73 68,97 13,01 13,14 6,11 6,12
s
bp
3513 Probolinggo 66,71 67,00 12,07 12,34 5,71 5,77
3514 Pasuruan 70,01 b.70,17 12,30 12,31 6,83 7,11
ka
3515 Sidoarjo 73,82 73,98 14,75 14,91 10,24 10,25
3516 Mojokerto 72,24 72,43 12,53 12,61 8,18 8,49
to
4 Puskesmas
Jumlah
balita
Gizi Buruk
Diukur Jumlah %
Gizi Kurang
Jumlah %
Gizi Baik
Jumlah %
Gizi Lebih
Jumlah %
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
01. Sooko 4.074 8 0,20 272 6,68 3.698 90,77 104 2,55
02. Trowulan 2.689 3 0,11 203 7,55 2.450 91,11 36 1,34
03. Tawangsari 1.782 6 0,34 105 5,89 1.661 93,21 17 0,95
04. Puri 4.568 32 0,70 206 4,51 4.298 94,09 64 1,40
05. Gayaman 2.884 5 0,17 195 6,76 2.628 91,12 62 2,15
id
06. Bangsal 2.879 2 0,07 195 6,77 2.672 92,81 11 0,38
o.
.g
07. Gedeg 2.023 11 0,54 213 10,53 1.780 87,99 30 1,48
s
bp
08. Lespadangan 1.202 6 0,50 81 6,74 1.087 90,43 34 2,83
09. Kemlagi 2.335 5
b.
0,21 201 8,61 2.080 89,08 54 2,31
ka
10. Kedungsari 1.228 7 0,57 161 13,11 1.042 84,85 25 2,04
to
16. Pungging 2.866 10 0,35 171 5,97 2.558 89,25 138 4,82
ht
5 No
1
Kabupaten/Kota,
Pacitan
Laki - Laki
2018
15,95
2019
12,8
2018
16,63
Perempuan
2019
16,63
2 Ponorogo 11,77 21,46 11,97 11,97
3 T renggalek 15,97 19,1 16,45 16,45
4 T ulungagung 14,09 18,37 16,68 16,68
5 Blitar 23,95 24 24,70 24,70
6 Kediri 15,31 16,54 15,28 15,28
7 Malang 11,71 17,38 11,95 11,95
8 Lumajang 10,17 16,63 11,77 11,77
9 Jember 15,13 14,64 14,36 14,36
17,62 19,29 19,29
id
10 Banyuwangi 16,79
17,31 18,19 18,19
o.
11 Bondowoso 22,23
14,80 14,33 14,33
.g
12 Situbondo 20,91
13,05 13,29 13,29
s
13 Probolinggo 20,98
bp
14 Pasuruan 12,81 15,24 12,24 12,24
15 Sidoarjo 10,44 b.
10,15 10,65 10,65
17,24 19,28 19,28
ka
16 Mojokerto 16,73
17 Jombang 15,91 19,52 16,27 16,27
to
Ket : Keluhan kesehatan (Panas, Batuk, Pilek,Diare, Pusing, Penyakit Kronis dsb)
Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur
6 No
1
Kabupaten/Kota
Pacitan
2018
Laki - Laki
5,83
2019
5,07
Perempuan
2018
4,04
2019
4,76
2 Ponorogo 5,25 6,12 4,60 7,02
3 Trenggalek 4,97 4,94 4,12 5,94
4 Tulungagung 6,22 6,95 4,91 4,70
5 Blitar 10,39 6,11 4,29 4,38
6 Kediri 5,78 5,64 4,98 4,86
7 Malang 6,47 6,90 4,86 5,09
8 Lumajang 4,84 3,94 3,94 4,15
9 Jember 5,69 5,62 4,25 4,64
id
10 Banyuwangi 5,67 5,08 4,41 4,37
o.
11 Bondowoso 5,28 5,86 4,26 4,67
.g
12 Situbondo 5,37 5,39 4,78 4,84
s
13 Probolinggo 5,09 4,33 4,22 3,93
bp
14 Pasuruan 5,29 4,94 5,20 5,31
15 Sidoarjo 6,72
b. 5,27 5,29 4,17
ka
16 Mojokerto 6,18 7,58 4,75 5,48
7,45 5,87 4,52 5,36
to
17 Jombang
18 Nganjuk 5,45 6,41 4,94 4,50
er
7 No
1
Kabupaten/Kota
Pacitan
Laki - Laki
2017
100,00
2019
100,00
2017
Perempuan
100,00
2019
100,00
2 Ponorogo 94,34 94,09 100,00 100,00
3 Trenggalek 100,00 97,03 96,34 96,08
4 Tulungagung 86,54 92,15 90,53 97,15
5 Blitar 100,00 95,55 87,80 100,00
6 Kediri 90,93 94,50 98,35 95,01
7 Malang 91,28 93,08 98,17 97,25
8 Lumajang 92,98 95,73 92,83 95,83
9 Jember 97,01 96,23 98,49 100,00
id
10 Banyuwangi 94,08 92,76 95,58 92,24
o.
11 Bondowoso 100,00 95,17 84,94 100,00
.g
12 Situbondo 100,00 92,71 82,95 82,22
s
13 Probolinggo 90,66 91,39 90,37 91,97
bp
14 Pasuruan 84,00 94,10 88,97 93,15
15 Sidoarjo 98,23
b. 100,00 96,35 95,67
ka
16 Mojokerto 95,34 92,67 97,44 96,18
to
19 Madiun
20 Magetan 100,00 100,00 98,33 100,00
oj
8
Menurut Kabupaten/Kota di Jawa Timur, 2019
id
11 Bondowoso 2.188,73 62,21
o.
12 Situbondo 2.154,09 61,28
.g
13 Probolinggo 2.081,78 58,97
s
bp
14 Pasuruan 2.207,29 62,42
15 Sidoarjo 2.035,85
b. 63,05
16 Mojokerto 2.329,74 69,33
ka
9
dan Sumber Penerangan, 2019
Sumber Penerangan
No Kabupaten/Kota
Listrik PLN Listrik Non PLN Bukan Listrik Jumlah
1 Pacitan 99,89 - 0,11 100,00
2 Ponorogo 99,95 - 0,05 100,00
3 Trenggalek 100 - - 100,00
4 Tulungagung 99,7 0,3 - 100,00
5 Blitar 99,92 - 0,08 100,00
6 Kediri 100 - - 100,00
7 Malang 100 - - 100,00
8 Lumajang 100 - - 100,00
9 Jember 99,96 - 0,04 100,00
id
10 Banyuwangi 99,4 0,14 0,46 100,00
o.
11 Bondowoso 100 - - 100,00
.g
12 Situbondo 98,26 1,74 - 100,00
s
13 Probolinggo 97,17 1,58 1,26 100,00
bp
14 Pasuruan 99,95 0,05 - 100,00
15 Sidoarjo 100
b. - - 100,00
ka
16 Mojokerto 100 - - 100,00
to
19 Madiun 100,00
20 Magetan 100 - - 100,00
oj
10
dan Golongan Umur Tahun 2018 -2019
id
10 Banyuwangi 100,00 99,85 90,77 98,24
o.
11 Bondowoso 97,38 99,72 99,84 97,64
.g
12 Situbondo 94,47 99,57 94,74 96,04
s
bp
13 Probolinggo 98,40 99,64 91,35 93,77
14 Pasuruan 95,60 b. 99,39 85,83 97,47
15 Sidoarjo 100,00 99,62 100,00 99,64
ka
11
Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2018 dan 2019
TPT TPAK
No Kabupaten/Kota
2018 2019 2018 2019
1 Pacitan 1,43 0,95 79,41 79,55
2 Ponorogo 3,87 3,58 72,07 71,09
3 Trenggalek 4,17 3,43 75,19 73,24
4 Tulungagung 2,61 3,36 70,62 70,40
5 Blitar 3,37 3,11 70,61 72,85
6 Kediri 4,25 3,68 67,70 71,61
7 Malang 3,24 3,82 69,70 69,96
8 Lumajang 2,55 2,81 68,10 65,92
9 Jember 4,09 3,80 67,90 67,01
id
10 Banyuwangi 3,67 4,08 72,12 72,06
o.
11 Bondowoso 3,90 2,96 71,45 75,81
.g
12 Situbondo 1,92 2,82 71,87 72,20
s
13 Probolinggo 4,15 3,88 68,41 68,62
bp
14 Pasuruan 6,11 b. 5,42 69,59 68,64
15 Sidoarjo 4,73 4,72 64,53 66,82
ka
16 Mojokerto 4,27 3,68 71,92 69,35
to
3,08 72,19
21 Ngawi 3,83 75,41
//m
3,70 72,41
22 Bojonegoro 4,19 3,70 67,13 71,15
s: