Anda di halaman 1dari 103

.

id
go
s.
bp
b.
ka
to
er
ok
oj
m
//
s:
tp
ht

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020 1


id
o.
s .g
bp
b.
ka
to
er
ok
oj
//m
s:
tp
ht

1 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020


INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT
KABUPATEN MOJOKERTO 2020

ISBN :-
Katalog : 4102004.3516
No Publikasi : 35160.2007

id
o.
Ukuran buku : 17,6 cm x 25 cm

.g
Jumlah Halaman : viii + 92

s
bp
b.
Naskah :
ka
to

Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik


er
ok

Gambar Kulit :
oj
//m

Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik


s:
tp

Diterbitkan oleh :
ht

©Badan Pusat Statistik Kabupaten Mojokerto

Dicetak oleh:
CV. Azka Putra Pratama

Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan / atau menggandakan


sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan
Pusat Statistik
TIM PENYUSUN

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT

KABUPATEN MOJOKERTO 2020

id
Pengarah:

o.
.g
Ir. Lutfin Fana, M.M

s
bp
b.
Penanggung Jawab:
ka
to

Ir. Siti Nur Aisyah, M.Si


er
ok

Penyunting:
oj
//m

Ir. Siti Nur Aisyah, M.Si


s:
tp
ht

Penulis dan Pengolah Data:


Esti Indri Aryani, S.ST., M.Si.

Desain Kover dan Tata Letak:


Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
BPS Kabupaten Mojokerto

iii
ht
tp
s:
//m
oj
ok
er
to
ka
b.
bp
s.g
o.
id
KATA PENGANTAR

Pembangunan yang telah dilakukan oleh Pemerintah selama ini


dimaksudkan untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. Untuk mencapai tujuan
tersebut, Pemerintah menjalankan program pembangunan yang berkesinambungan,
menyeluruh, terarah dan terpadu. Agar program tersebut bisa berjalan sesuai yang
direncanakan, maka perlu dievaluasi terhadap sejumlah indikator yang mencerminkan
taraf kesejahteraan rakyat.

Publikasi “Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020” ini

id
menyajikan indikator-indikator yang dimaksud. Data yang digunakan bersumber dari

o.
BPS, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, serta Kementrian Kesehatan. Data yang

.g
berasal dari BPS, utamanya bersumber dari hasil Susenas, Sakernas, SDKI dan hasil

s
bp
Sensus Penduduk. b.
ka
Hasil pengolahan data dari berbagai sumber tersebut akan disajikan dalam
to

bentuk analisis indikator kependudukan, kesehatan dan gizi, pendidikan,


er

ketenagakerjaan, taraf dan pola konsumsi, perumahan dan lingkungan, serta


ok

indikator kemiskinan dan indikator sosial lainnya.


oj
//m

Kami berharap semoga dengan kehadiran publikasi ini dapat memberikan


s:

manfaat bagi seluruh pengguna data, khususnya Pemerintah Daerah Kabupaten Mo-
tp

jokerto dalam melakukan evaluasi program pembangunan kesejahteraan rakyat.


ht

Akhir kata, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak
yang turut berpartisipasi dalam penyusunan indikator kesejahteraan rakyat dan
semoga kehadiran publikasi ini bermanfaat bagi pengguna data secara luas.

Mojokerto, Agustus 2020


BPS KABUPATEN MOJOKERTO
Kepala,

Ir. Lutfin Fana, MM

v
ht
tp
s:
//m
oj
ok
er
to
ka
b.
bp
s.g
o.
id
DAFTAR ISI

Halaman
Kata Pengantar ……………………………………………………………………………………………………….. v
Daftar Isi ………………………………………………………………………………………………………………….. vii

1. Kependudukan …………………………………………………………………………………………….. 1

1.1 Jumlah, Laju Pertumbuhan Penduduk dan rasio Jenis kelamin …………. 2
1.2 Kepadatan dan Persebaran Penduduk …………………………………………………. 3
1.3 Angka Beban Ketergantungan ……………………………………………………………... 5

id
o.
1.4 Penggunaan Alat/Cara KB …………………………………………………………………... 7

s.g
bp
2. Kesehatan ……………………………………………………………………………………………………..
b. 9
ka
2.1 Derajat dan Status Kesehatan Penduduk …………………………………………….. 10
to

2.2 Tingkat Imunitas dan Gizi balita …………………………………………………………... 13


er

2.3 Pemanfaatan Fasilitas Tenaga Kesehatan …………………………………………... 18


ok
oj
//m

3. Pendidikan …………………………………………………………………………………………………... 23
s:

3.1 Angka Buta Huruf …………………………………………………………………………………. 24


tp

3.2 Rata-rata Lama Sekolah ……………………………………………………………………….. 26


ht

3.3 Tingkat Pendidikan ………………………………………………………………………………. 27


3.4 Tingkat Partisipasi Sekolah ………………………………………………………………….. 28
3.5 Kualitas Pelayanan Pendidikan …………………………………………………………... 31

4. Ketenagakerjaan ………………………………………………………………………………………….. 35
4.1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) ………………………………………... 36

4.2 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) ………….……………………………………... 39

4.3 Tingkat Pengangguran Menurut Jenjang Pendidikan ………………………….. 41

4.4 Lapangan Usaha dan Status Pekerjaan ………………………………………………... 44

vii
4.5 Status Pekerjaan Utama ..…………………………………………………………………... 45

4.6 Upah/Gaji/Pendapatan Bersih …………………………………………………………….. 46

5. Taraf dan Pola Konsumsi …………………………………………………………………………….. 47

5.1 Pengeluaran Rumah Tangga …………….………………………………………………….. 47

5.2 Konsumsi Penduduk ………..…………………………………………………………………... 51

6. Perumahan dan Lingkungan ……………………………………………………………………….. 53

6.1 Kualitas Rumah Tangga ……………………………………………………………………….. 54

id
6.2 Fasilitas Rumah Tinggal ………………………………………………………………………. 55

o.
.g
6.3 Status Kepemilikan Rumah Tangga …………………………………………………….. 57

s
bp
b.
7. Kemiskinan ………………………………………………………………………………………………….. 59
ka

7.1 Perkembangan Penduduk Miskin di Kabupaten Mojokerto…….……………. 60


to
er

7.2 Garis Kemiskinan, Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Kepara- 62


ok

han Kemiskinan …………………………………………………………………………………...


oj

7.3 Karakteristik Pendidikan Anggota Rumah Tangga ……………………………... 64


//m

7.4 Karakteristik Ketenagakerjaan Anggota Rumah Tangga ……………………… 67


s:
tp

7.5 Karakteristik Perumahan Rumah Tangga …………………………………………….. 69


ht

7.6 Rumah Tangga Penerima Beras Sejahtera (Rastra) ………………………………. 71

8. Sosial Lainnya ……………………………………………………………………………………………... 73

8.1 Persentase Penduduk Menurut Jenis Kegiatan …………………………………... 73

8.2 Persentase Penduduk yang Mempunyai Akses Teknologi Informasi dan 74


Komunikasi …………………………………………………………………………………………..

8.3 Persentase Penduduk Penerima Kredit Usaha dan Penerima Pelayanan 76


Kesehatan Gratis ………………………………………………………………………………...

Lampiran …………………………………………………………………………………………………………………… 81

viii Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020


1. KEPENDUDUKAN

Pertumbuhan penduduk menjadi isu kependudukan


yang sering dibahas. Penduduk memang dapat menjadi modal
dasar dalam pembangunan. Namun, di sisi lain penduduk
juga dapat menjadi hambatan dalam mencapai tujuan pem-
bangunan. Hal ini dimungkinkan terjadi apabila pertum-

id
o.
buhan jumlah penduduk tidak terkendali dan tidak diimbangi

.g
dengan pemenuhan kebutuhan penduduk seperti sandang,

s
bp
pangan, papan, dan kebutuhan akan pendidikan dan kesehatan
b.
yang layak.
ka

Pemenuhan kebutuhan hidup yang tidak tercukupi


to
er

dikhawatirkan akan menimbulkan berbagai masalah. Penye-


ok

Tingginya tingkat pertum- diaan pangan yang tidak mencukupi dapat menimbulkan
oj

buhan penduduk menjadi-


//m

terjadinya kelaparan dan dapat meningkatkan jumlah ke-


kan masalah serius yang
matian penduduk. Selanjutnya, ketersediaan pemukiman
s:

harus dihadapi oleh


tp

pemerintah, termasuk
yang tidak mencukupi dapat mengakibatkan munculnya
ht

munculnya tindakan krimi- pemukiman-pemukiman liar, kumuh dan tidak layak huni ka-
nalitan, tingkat Kesehatan, rena keterbatasan lahan yang tersedia. Seiring dengan
serta kualitas sumber
meningkatnya jumlah penduduk, masalah lain dapat muncul
daya manusia yang ren-
seperti terjadinya gangguan keamanan akibat meningkatnya
dah.
aksi kriminalitas; menurunnya tingkat kesehatan masyara-
kat akibat sarana kesehatan yang kurang memadai, dan
rendahnya kualitas sumber daya manusia terkait dengan sara-
na pendidikan yang terbatas.
Selain tingkat pertumbuhan penduduk, komposisi
penduduk, serta ketimpangan distribusi penduduk antar
wilayah juga menjadi masalah serius yang harus segera di-
tangani oleh pemerintah.

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020 1


Kebijakan pemerintah terkait kependudukan baik da- Gambar 1.1 Tingkat Per-
lam kuantitas maupun kualitas penduduk harus terus dil- tumbuhan Penduduk
Kabupaten Mojokerto,
aksanakan dan selalu dilakukan evaluasi. Kebijakan dalam
2017-2019
upaya memperbaiki kualitas sumber daya manusia terus
0,87 0,86
ditingkatkan untuk kesejahteraan hidup masyarakat.
0,86
1.1. Jumlah, Laju Pertumbuhan Penduduk dan 0,85
Rasio Jenis Kelamin 0,84 0,84
0,83
Jumlah penduduk yang besar dan persebaran penduduk 0,82
yang masih belum merata merupakan masalah klasik

id
0,81 0,81

o.
kependudukan yang terjadi sekarang ini dan terus menjadi per- 0,80

.g
hatian pemerintah. Saat ini jumlah penduduk Kabupaten Mo-

s
0,79

bp
jokerto menduduki peringkat kelima belas terbesar dari 38 Ka-
b. 0,78
bupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur. Jumlah penduduk Kabu- 2017 2018 2019
ka
to

paten Mojokerto pada tahun 2019 menurut Proyeksi Penduduk Sumber: Proyeksi Penduduk
er

Berdasarkan SP2010 tercatat sebanyak 1.117.688 jiwa. Jumlah Berdasarkan SP2010


ok

penduduk tersebut mengalami kenaikan sejumlah 8.970 jiwa


oj
//m

atau sekitar 0,81 persen, jika dibandingkan dengan jumlah


penduduk tahun 2018 yang mencapai 1.108.718 jiwa. Dalam ku-
s:
tp

run waktu lima tahun terakhir jumlah penduduk Kabupaten


ht

Mojokerto mengalami pertambahan sebesar 37.299 jiwa atau

Tabel 1.1 Jumlah, Laju Pertumbuhan Penduduk dan Rasio


Jenis Kelamin,

Jumlah
Laju Pertumbuhan Rasio Jenis
Tahun Penduduk
per Tahun (%) Kelamin
(Jiwa)
(1) (2) (3) (4)
2015 1.080.389 0,93 99,78
2016 1.090.075 0,90 99,79
2017 1.099.504 0,86 99,79
2018 1.108.718 0,84 99,83
2019 1.117.688 0,81 99,83

Sumber: Proyeksi Penduduk Berdasarkan SP2010

2 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020


sekitar 3,45 persen dari jumlah penduduk tahun 2015 yang sebe-
sar 1.080.389 jiwa.
Tingkat pertumbuhan penduduk Kabupaten Mojokerto pa-
da tahun 2019 sebesar 0,81 persen. Menurun jika dibandingkan
dengan tahun sebelumnya, dimana pada tahun 2018 pertum-
buhan penduduk Kabupaten Mojokerto sebesar 0,90 persen. Hal
tersebut dapat menjadi indikasi keberhasilan pemerintah daerah
dalam mengendalikan pertumbuhan penduduk di Kabupaten Mo-
jokerto.
Jika ditinjau dari komposisi penduduk menurut jenis ke-

id
o.
lamin, maka rasio jenis kelamin penduduk Kabupaten Mojokerto

.g
pada tahun 2019 sebesar 99,83. Artinya bahwa dari setiap 1000

s
bp
penduduk perempuan, ada sebanyak 998 penduduk laki-laki.
b.
Dengan kata lain, jumlah penduduk laki-laki di Kabupaten
ka

Mojokerto lebih sedikit daripada jumlah penduduk perempuan.


to
er

1.2. Kepadatan dan Persebaran Penduduk


ok
oj
//m

Ketimpangan persebaran atau distribusi penduduk yang


masih belum merata menjadi salah satu persoalan yang masih
s:
tp

harus dihadapi oleh Kabupaten Mojokerto. Ketimpangan


ht

persebaran penduduk terlihat jelas antara penduduk di desa dan


kota. Distribusi penduduk yang tidak merata menimbulkan
berbagai masalah terkait kepadatan penduduk dan tekanan
penduduk di suatu wilayah.
Ada beberapa wilayah yang mempunyai jumlah penduduk
yang sangat besar, sementara masih ada wilayah lain yang hanya
dihuni oleh penduduk dengan jumlah yang relatif sedikit.
Keadaan ini sangat berpengaruh pada kondisi sosial ekonomi
masyarakat setempat. Di satu sisi, wilayah dengan jumlah
penduduk yang besar akan dihadapkan pada persoalan mening-
katnya jumlah pengangguran karena tidak memadainya penye-
diaan lapangan pekerjaan, permasalahan kebutuhan lahan untuk

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020 3


pemukiman, serta tidak memadainya akses fasilitas pendidi- Gambar 1.2 Kepadatan
Penduduk Kabupaten
kan dan kesehatan serta masalah-masalah sosial lainnya. Di
Mojokerto,
sisi lain, wilayah dengan jumlah penduduk yang relatif sedikit Tahun 2016-2019
akan memunculkan persoalan optimalisasi pengelolaan sum-
ber daya alam. Hal ini karena kekurangan tenaga kerja, pa- 1.560

dahal kekayaan sumber daya alam wilayah tersebut melimpah. 1.550

Kepadatan penduduk di Kabupaten Mojokerto dari ta- 1.540

hun ke tahun meningkat seiring dengan peningkatan jumlah 1.530

penduduk. Pada tahun 2016 kepadatan penduduk Kabupaten 1.520

Mojokerto sekitar 1.519 jiwa per km2. Tahun 2017 meningkat

id
1.510

o.
menjadi 1.532 jiwa per km2. Selanjutnya pada tahun 2018 1.500

.g
sebesar 1.545 per jiwa km2, dan tahun 2019 sebanyak 1.557 ji-

s
1.490

bp
2016 2017 2018 2019
wa per km2.
b.
Tingkat kepadatan penduduk Kabupaten/Kota di Sumber: Proyeksi Penduduk
ka

Provinsi Jawa Timur tahun 2019 bervariasi. Kepadatan Berdasarkan SP2010


to
er

penduduk tertinggi terjadi di Kota Surabaya yang mencapai


ok

8.262 jiwa per km2, diikuti Kota Mojokerto dengan kepadatan


oj

penduduk 6.384 jiwa per km2.


//m
s:

Tabel 1.2 Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan


tp

Kepadatan Penduduk Kabupaten Mojokerto dan Sekitarnya


ht

Jumlah Kepadatan
Kabupaten/ Luas Wila-
Penduduk Penduduk (jiwa
Kota yah (km2)
(Jiwa) per km2)
(1) (2) (3) (4)
Kab Mojokerto 1.117.688 718 1.557
Kab Jombang 1.263.814 1.115 1.133
Kab Sidoarjo 2.249.476 634 3.546
Kab Gresik 1.312.881 1.191 1.102
Kota Mojokerto 129.014 20 6.384
Kota Surabaya 2.896.195 351 8.262

Sumber: Proyeksi Penduduk Berdasarkan SP2010


Tingginya rasio penduduk yang tinggal di Jawa Timur
didorong oleh pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Jumlah
penduduk terbesar mendiami kota-kota besar di Jawa Timur.

4 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020


Dengan luas wilayah kurang dari 2 persen dari total wilayah
daratan di Jawa Timur menyebabkan kepadatan penduduk di
kota-kota besar tersebut sangat tinggi.

1.3. Angka Beban Ketergantungan

Angka Beban Ketergantungan (dependency ratio)


merupakan salah satu indikator demografi yang penting.
Semakin tinggi persentase angka beban ketergantungan
menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung

id
penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk

o.
yang belum produktif dan tidak produktif lagi.

s .g
Keberhasilan pembangunan bidang kependudukan

bp
dapat dilihat pada perubahan komposisi penduduk menurut
b.
ka
umur. Ini tercermin pada semakin rendahnya angka beban
to

ketergantungan. Semakin kecil angka beban ketergantungan


er
ok

akan memberikan kesempatan besar bagi penduduk usia


oj

produktif untuk meningkatkan kualitas dirinya.


//m

Selama periode 2016-2019 angka beban ketergantungan


s:
tp

setiap tahun cenderung stabil. Pada tahun 2016 angka beban


ht

ketergantungan Kabupaten Mojokerto sebesar 42,58 persen.


Hal ini berarti bahwa dari 100 penduduk usia produktif me-
nanggung sekitar 43 penduduk usia tidak produktif. Pada ta-
hun 2019 angka beban tanggungan penduduk berada pada po-
sisi 42,25 persen. Artinya, setiap 100 penduduk produktif
masih menanggung beban 42 penduduk tidak produktif (di
bawah umur 15 tahun dan 65 tahun ke atas).

Rasio ketergantungan diperkirakan akan mencapai titik


terendah pada periode 2020-2030. Kondisi ini dikenal sebagai
“bonus demografi”. Pada periode inilah ada peluang lebih be-
sar untuk melakukan investasi manusia guna mendorong
produksi. Di satu sisi mereka dapat mendorong ekonomi untuk

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020 5


tumbuh jika sebagian besar dari mereka bekerja. Di sisi lain,
mereka juga dapat menciptakan instabilitas sosial dan politik
jika diantara mereka banyak yang tidak bekerja. Mereka
dikatakan usia produktif, tetapi tidak dapat termanfaatkan
tenaganya karena tidak terserap di pasar kerja.

Tabel 1.3 Komposisi Penduduk (jiwa) dan Angka Beban


Tahun
Angka Beban
0-14 15-64
Tahun 65 Tahun + Ketergantungan
Tahun Tahun
(jiwa)

id
(1) (2) (3) (4) (5)

o.
2016 254.278 764.529 71.268 42,58

.g
2017 253.520 772.159 73.825 42,39

s
bp
2018 252.852 779.199 76.667 42,29
2019 252.117 785.712 79.859
b. 42,25
ka

Sumber: Proyeksi Penduduk Berdasarkan SP2010


to
er

Tabel 1.3 menunjukkan bahwa pada tahun 2016 ada


ok

sebanyak 254.278 jiwa yang berusia muda (0-14 tahun). Pada


oj
//m

tahun 2017 mengalami penurunan menjadi 253.520. Semen-


s:

tara itu, pada tahun 2018 dan 2019 komposisi penduduk beru-
tp

sia muda (0-14 tahun) memiliki jumlah yang tidak jauh ber-
ht

beda yakni sebanyak 252.852, dan 252.117 jiwa.


Tabel 1.3 juga memperlihatkan bahwa struktur umur
penduduk Kabupaten Mojokerto masih didominasi oleh
penduduk usia produktif. Berdasarkan Proyeksi Penduduk
Hasil Perbaikan Supas 2015, jumlah penduduk usia produktif
mencapai 764.529 jiwa pada tahun 2016 hingga tahun 2019
menjadi 785.712 jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk
usia produktif di Kabupaten Mojokerto menjadi sangat poten-
sial sebagai modal dasar yang besar untuk pembangunan.
Sementara itu, jumlah penduduk usia lanjut (65 tahun
ke atas) pada tahun 2016 berjumlah 71.268 jiwa. Pada tahun
2017 meningkat menjadi 73.825 jiwa. Selanjutnya pada tahun

6 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020


2018 dan 2019 mengalami peningkatan sebesar 76.667 dan
79.859 jiwa. Meskipun penduduk usia lanjut meningkat tetapi
karena penduduk usia muda (0-14 tahun) terus menurun me-
nyebabkan angka beban ketergantungan (dependency ratio) di
Kabupaten Mojokerto cenderung menurun setiap tahun.

1.4 Penggunaan Alat/Cara KB

Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu


program pemerintah yang bertujuan untuk menekan laju per-
tumbuhan penduduk, mengurangi angka kelahiran anak dan ke-

id
o.
matian ibu. Program KB dilakukan dengan metode kontrasepsi/

.g
KB yang beragam jenis/macamnya. Badan Kependudukan dan

s
bp
Keluarga Berencana Nasional
b. (BKKBN) selaku instansi
pemerintah yang menangani program KB ini mengharapkan
ka

cakupan akseptor KB terus meningkat, terutama metode kon-


to
er

trasepsi jangka panjang (MKJP) seperti IUD dan Implant.


ok

Dengan peningkatan cakupan KB, harapannya laju pertumbuhan


oj
//m

penduduk bisa dikendalikan lebih baik lagi.


Berdasarkan masa kerjanya, kontrasepsi dibedakan men-
s:
tp

jadi dua kelompok yaitu sementara (reversible) dan permanen.


ht

Pilihan kontrasepsi untuk menunda kehamilan dan mengatur


jarak kehamilan adalah kontrasepsi yang bersifat sementara,
baik jangka pendek maupun jangka panjang. Pilihan jenis alat/
cara KB tertentu dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain
faktor keamanan, efek samping, harga, serta cara penggunaan
yang paling praktis, efisien, minim resiko terhadap kesehatan
dan nyaman bagi penggunanya.
Menurut hasil Susenas 2017-2019, persentase wanita beru-
mur 15-49 tahun yang berstatus kawin yang sedang
menggunakan alat/cara KB mengalami penurunan setiap tahun.
Sebesar 77,27 persen pada tahun 2017 dan menjadi 67,16 pada
tahun 2018, dan menurun lagi menjadi 63,95 persen tahun 2019.

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020 7


Tabel 1.4 Persentase Wanita Berumur 15-49 Tahun dan Ber-
status Kawin yang sedang Menggunakan Alat/Cara Kontrasepsi
Menurut Jenis Alat/Cara KB Kabupaten Mojokerto, 2017—2019

Alat/Cara Kontrasepsi 2017 2018 2019


(1) (2) (3) (4)
MOW/Tubektomi 3,86 6,61 8,39
MOP/Vasektomi 1,00 0,17 0,62
AKDR/IUD/Spiral 8,04 8,87 4,47
Suntikan 59,58 51,79 59,30
Susuk KB/Norplant/Implanon/Alwalit 5,43 5,58 5,11
Pil 19,42 23,52 18,99
Kondom/Karet 1,08 2,56 0,30
Intravag/Tisue/Kondom Wanita 0,00 0,00 0,00

id
Cara Tradisional 1,58 0,90 2,82

o.
% Wanita Yang Sedang
77,27 67,16 63,95

.g
Menggunakan Alat/Cara Kontrasepsi

s
bp
Sumber: Hasil Susenas 2017—2019
b.
Tabel 1.4 memperlihatkan bahwa dari berbagai macam
ka

alat/cara KB, suntikan dan pil paling banyak diminati. Dari


to

tahun ke tahun, alat/cara kontrasepsi yang paling banyak


er
ok

diminati yaitu suntikan dan pil masing-masing sebesar 59,30


oj

dan 18,99 persen pada tahun 2019.


//m

Selain alat kontrasepsi suntikan dan pil, beberapa alat


s:

kontasepsi lain yang masih sering digunakan adalah MOW/


tp
ht

Tubektomi, AKDR/IUD/Spiral, dan Susuk KB/Norplant/


Implanon/Alwalit. Pada 2018 penggunaan MOW/Tubektomi
sebesar 6,61 persen dan naik menjadi 8,39 persen pada 2019.
Penggunaan AKDR/IUD/Spiral menurun dari 8,87 persen di
2018 menjadi 4,47 persen di 2019. Penggunaan Susuk KB/
Norplant/Implanon/Alwalit juga turun dari 5,58 persen pada
2018 menjadi 5,11 persen pada 2019. Penurunan maupun
peningkatan pemakaian alat kontrasepsi tersebut murni pili-
han masyarakat dan kenyamanan dalam penggunaan alat kon-
trasepsi. Jenis alat/cara KB yang paling sedikit digunakan
adalah intravag/tisue/kondom wanita (nihil), MOP/vasektomi
0,62 persen, dan kondom/karet sebesar 0,30 persen.

8 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020


2. KESEHATAN

Tingkat kesehatan masyarakat merupakan indikator


penting untuk menggambarkan mutu pembangunan manusia
suatu wilayah. Semakin sehat kondisi masyarakat, maka se-
makin mendukung proses pembangunan ekonomi suatu wila-
yah khususnya peningkatan produktivitas kerja. Berkaitan
dengan pembangunan kesehatan, pemerintah telah

id
o.
melakukan berbagai program terutama kemudahan akses pe-

.g
layanan publik di bidang kesehatan, serta pembangunan fasil-

s
bp
itas kesehatan. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk mening-
b.
katkan derajat kesehatan masyarakat, yang tercermin pada
ka
to

Keberhasilan di bidang peningkatan indikator Angka Harapan Hidup.


er

kesehatan dapat diukur Program pembangunan dibidang kesehatan yang telah


ok

dengan beberapa indi- dilakukan pemerintah selama ini antara lain: meningkatkan
oj

kator kesehatan, seperti


//m

akses masyarakat terhadap fasilitas kesehatan, serta mening-


Umur Harapan Hidup,
katkan pelayanan kesehatan yang berkualitas, merata serta
s:

Angka Kesakitan, Preva-


tp

lensi Balita Kurang Gizi, terjangkau. Upaya nyata yang dilakukan diantaranya dengan
ht

serta kemudahan akses memberikan pelayanan kesehatan gratis bagi penduduk


terhadap fasilitas dan miskin, menyediakan sumber daya kesehatan yang kompeten
pelayanan kesehatan.
dan mendistribusikannya secara merata. Selain itu, pening-
katan sarana dan prasarana kesehatan juga dilakukan melalui
pembangunan Puskesmas, Rumah sakit, Polindes dan Po-
syandu, serta penyediaan obat-obatan untuk seluruh lapisan
masyarakat.
Keberhasilan dalam bidang kesehatan dapat diukur dari
beberapa indikator, seperti Umur Harapan Hidup, Angka
Kesakitan, Prevalensi Balita Kurang Gizi, persentase kelahiran
oleh tenaga medis, persentase penduduk yang berobat ke ru-
mah sakit, klinik, puskesmas, dan beberapa indikator lainnya.

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020 9


2.1 Derajat dan Status Kesehatan Penduduk
Keberhasilan program kesehatan dan program
pembangunan sosial ekonomi suatu wilayah pada umumnya
dapat dilihat dari peningkatan umur harapan hidup
pendudukya. Meningkatnya daya beli masyarakat akan
meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan, kemampu-
an memenuhi kebutuhan gizi dan kalori, serta kemampuan
memperoleh pendidikan yang lebih baik sehingga bisa
mendapat pekerjaan dengan penghasilan yang memadai. Pada

id
akhirnya semua itu dapat meningkatkan derajat kesehatan

o.
.g
masyarakat dan mampu memperpanjang usia harapan hidup.

s
bp
Definisi Umur Harapan Hidup (UHH) adalah Rata-rata
b.
tahun hidup yang masih akan dijalani oleh seseorang yang telah
ka

berhasil mencapai umur x, pada suatu tahun tertentu, dalam


to
er

situasi mortalitas yang berlaku di lingkngan masyarakatnya.


ok

Umur harapan hidup pada waktu lahir adalah perkiraan lama


oj

hidup rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan


//m

pola mortalitas menurut umur. Umur Harapan Hidup


s:
tp

merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam


ht

meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan


meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Umur
Harapan Hidup yang rendah di suatu daerah harus diikuti
dengan program pembangunan kesehatan, dan program sosial
lainnya termasuk kesehatan lingkungan, kecukupan gizi dan
kalori, serta program pemberantasan kemiskinan.
Idealnya, Umur Harapan Hidup dihitung berdasarkan
Angka Kematian Menurut Umur (Age Specific Death Rate/
ASDR). Datanya diperoleh dari catatan registrasi kematian
secara bertahun-tahun sehingga memungkinkan dibuat Tabel
Kematian. Sayangnya, sistem registrasi penduduk di Indonesia
belum berjalan dengan baik. Oleh karena itu, untuk menghitung

10 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020


Umur Harapan Hidup digunakan cara tidak langsung dengan
program Mortpak Life.
Hasil penghitungan proyeksi yang dilakukan oleh BPS RI,
rata-rata UHH penduduk Kabupaten Mojokerto selama 5 tahun
Gambar 2.1 Umur Harapan Hidup (UHH) Kabupaten Mojokerto
dan Sekitarnya Tahun 2015—2019
74,50 74,13
73,88 73,98
73,85 73,87
74,00 73,98
73,82
73,63 73,67 73,71
73,50 73,21
73,01
72,78 72,86
73,00 72,69

id
72,61

o.
72,50 72,46
72,33 72,36 72,43
72,30 72,24

.g
72,00 72,03 72,10
71,96 72,27

s
72,04

bp
71,50 71,77 71,87
71,67
71,00
b.
ka
2015 2016 2017 2018 2019
Kab Mojokerto Kab Jombang Kab Sidoarjo
to

Kab Gresik Kota Mojokerto Kota Surabaya


er

Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur


ok

terakhir menunjukkan trend meningkat yaitu dari 71,96 (2015)


oj

menjadi 72,43 (2019).


//m

Pada umumnya wilayah sekitar Kabupaten Mojokerto,


s:
tp

seperti Kabupaten Jombang, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten


ht

Gresik, Kota Surabaya, dan Kota Mojokerto memiliki UHH yang


lebih tinggi dari rata-rata UHH Jawa Timur yang sebesar 70,68
tahun (2015) dan 71,18 tahun (2019). Kabupaten Jombang
memiliki UHH paling rendah dibandingkan dengan lima kabu-
paten/kota lainnya. Wilayah yang memiliki UHH yang cukup
tinggi adalah Kota Surabaya dengan nilai mencapai 74 tahun,
Kabupaten Sidoarjo dan Kota Mojokerto dengan UHH sebesar
73,98 dan 73,21 tahun pada 2019.
Merujuk pada konsep yang diterapkan oleh BPS dalam
Susenas, maka Morbiditas (angka kesakitan) menunjukkan
adanya gangguan/keluhan kesehatan yang mengakibatkan ter-
ganggunya aktivitas sehari-hari baik dalam melakukan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020 11


pekerjaan, bersekolah, mengurus rumah tangga maupun
melakukan aktivitas lainnya. Pada umumnya keluhan
kesehatan yang mengindikasikan adanya suatu penyakit yang
dialami oleh penduduk adalah panas, batuk, pilek, asma/
napas sesak, diare, sakit kepala berulang, sakit gigi, campak,
dll. Semakin banyak penduduk yang mengalami gangguan
kesehatan berarti semakin rendah derajat kesehatan di wila-
yah tersebut dan semakin tinggi angka kesakitan di wilayah
tersebut (semakin banyak penduduk yang mengalami sakit).
Hasil Susenas tahun 2019 menunjukkan Angka

id
Kesakitan penduduk Kabupaten Mojokerto sebesar 16,73 per-

o.
.g
sen, menurun dari tahun sebelumnya yang mencapai 17,24

s
bp
persen. Angka Kesakitan penduduk tahun 2019 jenis kelamin
b.
laki-laki (sekitar 16,73 persen) lebih rendah dari perempuan
ka

(17,71 persen).
to
er

Rata-rata Hari Rawat Inap Kabupaten Mojokerto ber-


ok

dasarkan hasil Susenas 2019 ialah 6,52 hari. Rata-rata Hari


oj

Rawat Inap jenis kelamin laki-laki lebih tinggi dari perempu-


//m

an, laki-laki sebesar 7,58 hari dan perempuan 5,48 hari. Keti-
s:
tp

ganya mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Pada


ht

tahun 2018 Rata-rata Hari Rawat Inap Kabupaten Mojokerto


5,34 hari dengan jenis kelamin laki-laki 6,18 hari dan per-
empuan 4,75 hari. Angka tersebut berarti laki-laki menjalani
rawat inap lebih lama dari perempuan.

Tabel 2.1 Angka Kesakitan dan Rata –rata Hari Rawat Inap
Angka Kesakitan Rata - Rata Hari
Jenis Kelamin (%) Rawat Inap
2018 2019 2018 2019
(1) (2) (3) (4) (5)
Laki-Laki 17,24 16,73 6,18 7,58
Perempuan 19,28 17,71 4,75 5,48
Laki-Laki+Perempuan 18,26 17,22 5,34 6,52
Sumber: Hasil Susenas 2018—2019

12 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020


2.2 Tingkat Imunitas dan Gizi Balita

Ibu yang sedang mengandung harus mulai memper-


hatikan semua asupan makanan dan melakukan imunisasi.
Kedua hal tersebut merupakan gizi dan imunisasi awal
seorang anak. Kemudian setelah sang anak lahir dilanjutkan
dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada anak. Perlakuan
ini sangat dianjurkan karena ASI merupakan makanan
pertama bayi yang memiliki peranan penting dalam proses
tumbuh kembang anak.

id
o.
ASI memiliki manfaat sangat besar untuk jangka

.g
panjang karena ASI adalah nutrisi terbaik dan terlengkap.

s
bp
ASI mengandung protein dan zat-zat gizi berkualitas tinggi
b.
serta mengandung zat antibodi yang berguna untuk pertum-
ka

buhan dan perkembangan kecerdasan bayi, serta melindungi


to
er

tubuh bayi dari alergi dan diare serta penyakit infeksi lainnya.
ok

Oleh sebab itu, pemerintah menganjurkan agar seorang ibu


oj

dapat memberikan ASI eksklusif kepada bayi sejak dilahirkan


//m

sampai usia 6 bulan tanpa menambahkan atau mengganti


s:
tp

makanan/minuman lain. Selanjutnya, setelah bayi berusia 6


ht

bulan keatas dilanjutkan bersama dengan makanan tamba-


han. ASI tetap diberikan hingga usia 2 tahun.
Seorang ibu dianjurkan dapat menyusui bayinya selama
sekitar 2 tahun, karena semakin lama bayi mendapatkan ASI
akan memberikan kekebalan/proteksi yang lebih kuat. Ber-
dasarkan Susenas tahun 2019, sebanyak 94,48 persen anak
usia 0-23 bulan pernah mendapatkan ASI. Terjadi sedikit
penurunan dibandingkan tahun 2017 yang sebesar 96,31 per-
sen.
Bila dilihat rata-rata lamanya pemberian ASI, terjadi
penurunan yaitu dari selama 10 bulan di tahun 2017 turun
menjadi 8 bulan di tahun 2019. Kondisi ini terjadi karena

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020 13


Tabel 2.2 Persentase Anak Usia 0 - 23 Bulan yang Pernah
Disususi dan Lamanya disusui Kabupaten Mojokerto,

Anak Usia 0-23 bulan Rata - Rata lama


Jenis Kelamin yang pernah disusui Disusui (bulan)

2017 2019 2017 2019


(1) (2) (3) (4) (5)
Laki-Laki 95,34 92,67 11,69 6,85
Perempuan 97,44 96,18 8,39 9,13
Laki-Laki+Perempuan 96,31 94,48 10,15 8,04

id
Sumber: Hasil Susenas 2017—2019

o.
.g
rata-rata lama disusui untuk bayi laki-laki pada tahun 2019

s
bp
menurun tajam dan hampir 7 bulan saja disusui. Sementara
b.
pada bayi perempuan, lama pemberian ASI justru sedikit
ka

meningkat menjadi selama 9 bulan. Dengan demikian,


to
er

dimungkinkan bayi usia 0-23 bulan jenis kelamin perempuan


ok

cenderung memiliki tingkat imunitas dan pertumbuhan yang


oj

lebih baik dibandingkan pada bayi laki-laki.


//m

Selain ASI, imunisasi sangat diperlukan bagi perkem-


s:
tp

bangan dan peningkatan kekebalan serta daya tahan tubuh


ht

balita agar lebih kuat terhadap serangan penyakit. Jenis


imunisasi ada dua macam yaitu imunisasi pasif yang merupa-
kan kekebalan bawaan pada anak sejak lahir dan imunisasi
aktif berupa kekebalan yang didapat dari pemberian vaksin
kepada anak melalui suntik atau tetes. Kementerian
Kesehatan menganjurkan agar semua anak dapat memperoleh
imunisasi secara lengkap. Anak yang mendapat imunisasi da-
sar lengkap akan terlindungi dari beberapa penyakit berbaha-
ya dan akan mencegah penularan kepada orang disekitarnya.
Jenis imunisasi yang wajib diberikan pada balita adalah BCG,
DPT, Polio, Campak/Morbili dan Hepatitis B.

14 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020


Pada tahun 2019 sekitar 71,92 persen anak umur 12-59
bulan sudah diimunisasi lengkap. Sementara hasil Susenas
2017, jumlah anak umur 12-59 bulan yang mendapatkan
imunisasi wajib mencapai 62,05 persen. Secara umum,
persentase anak umur 12-59 bulan yang pernah mendapatkan
jenis imunisasi dasar selain campak pada tahun 2019 sudah
di atas 90 persen.
Pada tahun 2019 balita yang mendapatkan imunisasi
dasar Campak sekitar 83 persen, yang berarti ada pening-

id
Tabel 2.3 Persentase Anak Umur 12-59 Bulan yang Pernah

o.
Diimunisasi Menurut Jenis Imunisasi Kabupaten Mojokerto,

.g
2017—2019

s
bp
b. Laki-
Jenis Imi- Laki-Laki Perempuan
Laki+Perempuan
ka
nusasi
2017 2019 2017 2019 2017 2019
to

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


er

BCG 98,99 97,31 97,3 97,7 98,17 97,5


ok
oj

DPT 95,43 94,59 93,85 94,68 94,66 94,64


//m

Polio 97,83 97,26 94,51 96,51 96,21 96,89


s:

Campak 71,62 82,42 69,18 83,63 70,43 83,01


tp
ht

Hepatitis B 93,09 96,94 97,62 92,04 95,31 94,55

Sumber: Hasil Susenas 2017—2019


katan dari tahun 2017 dimana jumlah balita yang mendapat
imunisasi Campak di tahun tersebut mencapai 70,43 persen.
Persentase balita yang pernah diimunisasi Polio pada tahun
2017 sebesar 96,21 persen meningkat menjadi sebesar 96,89
persen pada tahun 2019.
Persentase anak umur 12-59 bulan yang pernah
diimunisasi BCG pada tahun 2017 sebesar 98,17 persen turun
menjadi sebesar 97,5 persen pada tahun 2019. Persentase
anak umur 12-59 bulan yang pernah diimunisasi DPT pada
tahun 2017 sebesar 94,66 persen turun menjadi sebesar 94,64

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020 15


persen pada tahun 2019. Persentase anak umur 12-59 bulan
yang pernah diimunisasi Hepatitis B pada tahun 2017 sebesar
95,31 persen menurun menjadi sebesar 94,55 persen.
Selain pemenuhan ASI bagi balita, program kecukupan
gizi juga sangat penting bagi balita. Kekurangan gizi pada
balita akan mempengaruhi kecerdasan dan pertumbuhan
anak. Kasus gizi buruk umumnya menimpa balita dengan latar
belakang ekonomi kurang/lemah. Gizi buruk adalah bentuk
terparah dari proses terjadinya kekurangan gizi menahun.
Persentase balita gizi buruk adalah rasio balita dalam kondisi

id
gizi buruk (berat badan sangat kurang) terhadap total balita

o.
.g
periode tersebut. Kondisi ini dilihat dari keadaan tubuh anak

s
bp
atau bayi serta berdasarkan berat badan menurut umur.
b.
Status gizi balita secara sederhana dapat diketahui
ka

dengan membandingkan antara berat badan menurut umur


to
er

maupun menurut panjang badannya dengan rujukan (standar)


ok

yang telah ditetapkan. Apabila berat badan menurut umur


oj

sesuai dengan standar, anak disebut gizi baik. Jika sedikit di


//m

bawah standar disebut gizi kurang. Apabila jauh di bawah


s:
tp

standar dikatakan gizi buruk.


ht

Menurut WHO (1999) mengelompokkan wilayah yaitu


kecamatan untuk kabupaten/kota dan kabupaten/kota untuk
provinsi berdasarkan prevalensi gizi kurang dari seluruh
jumlah balita ke dalam 4 kelompok , yaitu:

rendah = jika gizi kurang di bawah 10 %


sedang = jika gizi kurang antara 10-19 %
tinggi = jika gizi kurang antara 20-29 %
sangat tinggi = jika gizi kurang 30 % atau lebih.

Jumlah balita status gizi buruk di Kabupaten


Mojokerto signifikan mengalami penurunan. Dari hasil
penimbangan yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten

16 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020


Mojokerto, terdapat 0,30 persen balita berstatus gizi buruk
tahun 2019 di Kabupaten Mojokerto. Angka ini turun 0,05
persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar
0,35 persen berstatus gizi buruk. Hal ini sesuai dengan
Tabel 2.4 Persentase Balita Menurut Status Gizi
Kabupaten Mojokerto Tahun 2017—2019

Status Gizi 2017 2018 2019


(1) (2) (3) (4)
Lebih 2,87 2,23 1,84
Baik 95,03 96,44 92,17

id
Kurang 1,06 0,98 5,69

o.
Buruk 1,04 0,35 0,30

s .g
bp
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto
b.
Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) tahun 2011-
ka

2015 oleh Pemprov Jawa Timur yang mengacu kepada


to
er

Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program


ok

Pembangunan yang berkeadilan yang terfokus pada


oj

penurunan kemiskinan dan kelaparan. Upaya penurunan


//m

kembali status gizi buruk balita diperlukan dengan program


s:
tp

posyandu di desa-desa.
ht

Berdasarkan status gizi, jumlah balita di Kabupaten Mo-


jokerto yang mengalami gizi kurang tahun 2019 sejumlah 5,69
persen. Angka ini mengalami peningkatan signifikan. Sebab
pada tahun 2017 balita gizi kurang hanya sebesar 1,06 persen.
Fenomena yang perlu mendapat perhatian serius dari
Pemerintahan Daerah melalui Dinas Kesehatan.

2.3 Pemanfaatan Fasilitas Tenaga Kesehatan

Upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dapat dil-


akukan dengan meningkatkan pertolongan persalinan oleh
tenaga medis dan pelayanan neonatal. Upaya tersebut dapat
memengaruhi keselamatan ibu dan bayinya. Oleh sebab itu,

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020 17


pemerintah selalu berupaya untuk memperluas akses, sarana
pelayanan serta tenaga kesehatan dengan cara meningkatkan
jumlah maupun kompetensinya. Diantaranya dengan mening-
katkan pelayanan kebidanan dengan menempatkan bidan di
desa-desa.
Usaha Pemerintah Kabupaten Mojokerto dalam menye-
diakan tenaga kesehatan ternyata menunjukkan hasil yang
baik. Persentase balita yang kelahirannya ditolong oleh tenaga
kesehatan selama 2018—2019 sama yaitu sebesar 100 persen.
Peran dokter sebagai penolong persalinan mengalami

id
penurunan, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Sementa-

o.
.g
ra penolong persalinan yang dilakukan oleh bidan meningkat

s
Tabel 2.5 Persentase Balita Menurut Penolong Per-
bp
b.
salinan Kabupaten Mojokerto, Tahun 2018—2019
ka
to

Tahun
er

2018 2019
ok

(1) (2) (3)


oj
//m

Tenaga Kesehatan 100 100


s:

- Dokter 45.59 41.50


tp

- Bidan 54.41 56.98


ht

- Lainnya 0 1.51
Bukan Tenaga Kesehatan 0 0
- Dukun Beranak 0 0
- Lainnya 0 0

Sumber: Hasil Susenas 2018—2019


dan masih mendominasi yaitu 54,41 persen pada tahun 2018
dan 56,98 persen di tahun 2019.
Selama tiga tahun terakhir, masyarakat Kabupaten Mo-
jokerto sudah tidak pernah memanfaatkan jasa dukun
beranak untuk menolong proses kelahiran bayi. Hal ini sejalan
dengan semakin meningkatnya pemahaman dan kesadaran
masyarakat akan pentingnya kesehatan ibu dan anak.

18 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020


Pada umumnya pemanfaatan fasilitas kesehatan oleh
penduduk sangat erat kaitannya dengan kondisi sosial
ekonomi penduduk dan kondisi wilayah tempat tinggal.
Perbedaan jenis fasilitas kesehatan dan tempat berobat yang
dipilih secara nyata berbeda antara penduduk di pedesaan
dan perkotaan. Fasilitas kesehatan bisa dipilih karena
keberadaan dan pertimbangan jarak menuju lokasi fasilitas
pelayanan kesehatan tersebut. Disamping itu, kultur/budaya,
kebiasaan dan perilaku penduduk itu sendiri juga dapat
menentukan jenis pengobatan dan tempat berobat.

id
Peningkatan perubahan sikap masyarakat yang lebih

o.
.g
baik tersebut ditandai dengan banyaknya penduduk yang ber-

s
bp
obat ke tenaga kesehatan. Praktek dokter/bidan merupakan
b.
fasilitas kesehatan yang paling banyak dikunjungi sebagai
ka

tempat berobat. Pada 2019 sekitar 55,36 persen penduduk


to
er

Kabupaten Mojokerto memilih berobat ke praktek dokter/


ok

bidan, dan meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang


oj

sebesar 48,57 persen. Penduduk laki-laki yang berobat ke


//m

tempat praktek dokter/bidan semula sebesar 48,85 persen


s:
tp

(2018) menjadi 55,96 persen (2019). Sementara penduduk


ht

perempuan yang berobat ke tempat praktek dokter/bidan pa-


da tahun 2018 sebesar 48,36 persen naik menjadi 54,84 per-
sen pada 2019.
Puskesmas/Pustu merupakan alternatif kedua tempat
berobat. Pada tahun 2018 penduduk yang berobat ke fasilitas
kesehatan tersebut sebesar 21,48 persen, menurun menjadi
17,05 persen (2019). Hal ini bisa terjadi kemungkinan karena
kualitas pelayanan di tempat praktek dokter/bidan masih
lebih baik daripada Puskesmas/Pustu. Atau mungkin karena
pertimbangan jarak dan biaya, maka banyak masyarakat lebih
memilih berobat ke praktek dokter/bidan yang terdekat dari
tempat tinggalnya.

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020 19


Sementara, sekitar 11,36 persen penduduk memilih bero-
bat ke klinik/praktek dokter bersama pada 2019. Angka ini
sedikit menurun daripada tahun sebelumnya yang sebesar
15,39 persen. Rumah sakit dan klinik/praktek dokter bersama
Tabel 2.7 Persentase Penduduk yang Berobat Jalan Menurut
Tempat Berobat, Kabupaten Mojokerto Tahun 2018—2019

Laki-
Laki-Laki Perempuan
Tempat Berobat Laki+Perempuan
2018 2019 2018 2019 2018 2019
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Rumah Sakit 15,34 12,67 15,88 15,01 15,64 13,94

id
o.
Praktek Dokter / 48,85 55,96 48,35 54,84 48,57 55,36

.g
Klinik/Praktek Dokter

s
15,88 12,91 14,99 10,03 15,39 11,36
Bersama

bp
Puskesmas/Pustu 22,15 14,39 20,92 19,32 21,48
b. 17,05
UKBM
ka
(Poskesdes,Polinde
4,21 3,58 5,42 6,36 4,87 5,08
to

s,Posyandu,Balai
er

Pengobatan)
ok

Praktek Pengobatan
3,44 3,34 3,23 1,94 3,33 2,59
Tradisional/Alternatif
oj
//m

Lainnya 1,62 2,21 0,82 0,81 0,18 1,46


s:

Sumber: Hasil Susenas 2018—2019


tp
ht

menjadi pilihan berikutnya untuk berobat jalan. Penduduk


yang berobat jalan ke rumah sakit pada 2019 sekitar 13,94
persen, turun dibanding 2018 yang sebesar 15,64 persen.
Semakin besar dan lengkap fasilitas pelayanan kesehatan,
maka berbagai keluhan dan masalah kesehatan semakin cepat
dan dapat tertangani dengan baik.
Persentase penduduk yang memanfaatkan berobat ke
UKBM (Poskesdes, Polindes, Posyandu, Balai Pengobatan)
meningkat dari 4,87 persen pada 2018 menjadi 5,08 persen
pada 2019. Sementara penduduk yang melakukan pengobatan
tradisional/alternatif sebesar 2,59 persen selama tahun 2019.
Menurun dari tahun sebelumnya yang sebesar 3,33 persen.

20 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020


Sementara penduduk yang berobat ke lainnya (non medis)
atau diobati sendiri, seperti hanya minum obat beli sendiri,
meningkat dari 0,18 persen (2018) menjadi 1,46 persen
(2019). Ini juga sebuah fenomena yang menarik untuk
dicermati lebih lanjut.
Perubahan tahun ini paling signifikan terjadi pada minat
berobat masyarakat ke praktek dokter/bidan yang meningkat
jauh. Sedangkan tempat-tempat berobat lain justru mengala-
mi penurunan meskipun tidak signifikan. Selain meningkat,
minat berobat ke praktek dokter/bidan juga masih menjadi

id
yang utama dan dominan dengan lebih dari separuh masyar-

o.
.g
kat yang memilih tempat berobat tersebut. Terjadinya

s
bp
pergeseran dan perubahan perilaku penduduk yang berobat
b.
dari tenaga kesehatan yang tidak terlatih/tradisional beralih
ka

berobat ke tenaga kesehatan yang terlatih secara medis mem-


to
er

perlihatkan adanya peningkatan pengetahuan dan kesadaran


ok

masyarakat secara keseluruhan akan makna dan pentingnya


oj

kesehatan. Ini juga merupakan indikator meningkatnya kon-


//m

disi sosial ekonomi masyarakat suatu wilayah.


s:
tp
ht

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020 21


ht
tp
s:
//m
oj
ok
er
to
ka
b.
bp
s.g
o.
id
3. PENDIDIKAN

Pada era globalisasi modern saat ini perkembangan di


segala bidang keilmuan semakin pesat. Dari berbagai perkem-
bangan ilmu pengetahuan, salah satu yang menjadi perhatian
para ilmuwan adalah mengenai konsep pembangunan. Paradig-
ma baru konsep pembangunan ini dipicu oleh kegagalan konsep

id
o.
pembangunan era sebelum tahun 1970-an yang menitikberatkan

.g
pembangunan hanya pada pertumbuhan ekonomi saja. Namun,

s
bp
pada kenyataannya pembangunan untuk mencapai kesejahter-
b.
Pendidikan merupakan
aan masyarakat tidak bisa hanya dipandang dari aspek ekonomi
ka
cikal bakal terbentuknya
saja, tetapi juga dari aspek sosial dimana salah satunya adalah
to

sumber daya manusia


er

yang handal. Sistem aspek pendidikan.


ok

pendidikan yang baik Pendidikan merupakan cikal bakal dari terbentuknya


oj

akan melahirkan gen-


//m

kualitas sumber daya manusia yang handal. Sistem pendidikan


erasi penerus bangsa
yang baik akan melahirkan generasi penerus bangsa yang cer-
s:

yang cerdas, berakhlak,


tp

dan kompeten, dan das, berakhlak, dan kompeten. Faktor pendidikan penduduk
ht

menjadi salah satu menjadi salah satu indikator penting pembentuk sumber daya
indikator penting pem-
manusia yang menentukan kewibawaan sebuah negara.
bentuk sumber daya
Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui
manusia yang menen-
tukan kewibawaan se- bidang pendidikan telah lama dilakukan oleh pemerintah Indo-
buah negara. nesia. Pembangunan pendidikan di Indonesia sejak tahun 1980-
an ditempuh melalui empat kebijakan pokok yaitu memperoleh
kesempatan pendidikan, peningkatan mutu pendidikan,
efisiensi manajemen pendidikan dan peningkatan relevansi pen-
didikan mulai dari anak usia dini sampai dengan usia lanjut.
Memasuki era tahun 1990-an, pendidikan Indonesia
menekankan pada pengembangan sumber daya manusia yang
mampu menjawab tantangan masa depan melalui pelaksanaan

23
program wajib belajar 9 tahun dan program kejar paket. Sebagai
tindak lanjut dari keseriusan pemerintah di bidang pendidikan,
maka diterbitkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sis-
tem Pendidikan bahwa anggaran pendidikan baik pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah sekurang-kurangnya sebesar 20 persen
dari total anggaran belanja.
Pembahasan mengenai indikator bidang pendidikan menjadi
penting untuk melihat capaian dan tantangan ke depan sebagai ba-
han evaluasi pemerintah pelaksanaan pembangunan bidang pen-
didikan. Pembahasan akan difokuskan pada indikator capaian,

id
o.
seperti harapan lama sekolah, rata-rata lama sekolah, tingkat pen-

.g
didikan, dan tingkat partisipasi sekolah. Sedangkan indikator tan-

s
bp
tangan di bidang pendidikan akan difokuskan pada kualitas pela-
b.
yanan pendidikan, serta angka putus sekolah dan angka mengulang.
ka
to

3.1 Harapan Lama Sekolah (HLS)


er
ok

Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan lamanya sekolah


oj

(dalam tahun) yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada


//m

umur tertentu di masa mendatang. Diasumsikan bahwa peluang


s:

anak tersebut akan tetap bersekolah per jumlah penduduk untuk


tp
ht

umur yang sama saat ini.


Angka HLS dihitung untuk penduduk berusia 7 tahun ke atas.
HLS bisa digunakan untuk mengetahui sistem pembangunan pen-
didikan di berbagai jenjang yang dapat ditunjukkan dalam bentuk
lamanya pendidikan (dalam tahun) yang diharapkan dapat dicapai
oleh setiap anak usia sekolah di wilayah itu.
Indikator Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama
Sekolah (RLS) digunakan sebagai variabel pendidikan sejak tahun
2010. Untuk penghitungan Indeks Pembangunan Manusia (IPM),
Angka Buta Huruf dan Melek Huruf tidak dipakai lagi karena diang-
gap sudah tidak relevan. Angka buta huruf sudah tidak sensitif lagi
dalam menangkap pergerakan persentase penduduk melek huruf.

24 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020


Harapan Lama Sekolah (HLS) Kabupaten Mojokerto tahun
2019 mencapai 12,61 tahun. Artinya bahwa lamanya sekolah yang
diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu (7 tahun
ke atas) di masa mendatang adalah selama 12,61 tahun atau setara
dengan lulus pendidikan setingkat SLTA. Angka ini mengalami pen-
ingkatan sebesar 0,08 tahun, dari tahun sebelumnya yang hanya
sebesar 12,53 tahun.
Tabel 3.1. Harapan Lama Sekolah menurut Kabupaten/Kota
di Sekitar Kabupaten Mojokerto Tahun 2017—2019

Kabupaten/Kota 2017 2018 2019

id
o.
(1) (2) (3) (4)

.g
Kab Mojokerto 12,52 12,53 12,61

s
bp
Kab Jombang 12,70 12,99 13,00
Kab Sidoarjo b. 14,34 14,75 14,91
ka
Kab Gresik 13,70 13,71 13,72
to

Kota Mojokerto 13,81 13,82 13,83


er

Kota Surabaya 14,41 14,78 14,79


ok

Sumber: Hasil Susenas 2016—2018


oj

Pada tahun 2019, dari 6 (enam) kabupaten/kota eks Ka-


//m

residenan Surabaya ternyata Kabupaten Mojokerto mempunyai ang-


s:
tp

ka HLS terendah. Sementara HLS Kabupaten Jombang menempati


ht

terendah kedua yakni 13,00 tahun. Fenomena yang menarik Kabu-


paten Sidoarjo mempunyai HLS mencapai 14,91 tahun mengungguli
HLS Kota Surabaya sebesar 14,79 tahun. Padahal pada tahun sebe-
lumnya Kota Surabaya berada pada posisi pertama. Secara umum,
keenam kabupaten/kota ini mengalami kenaikan HLS pada tahun
2019.
Jika dilihat secara gender, HLS penduduk laki-laki di Kabupat-
en Mojokerto lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk perempu-
an. HLS penduduk laki-laki tahun 2018 sebesar 12,95 tahun dan ta-
hun 2019 naik menjadi sebesar 12,96 tahun. HLS penduduk per-
empuan tahun 2018 sebesar 12,52 tahun naik menjadi sebear 12,61
pada tahun 2019.

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020 25


3.2 Rata-rata Lama Sekolah (RLS)

Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Kabupaten Mojokerto tahun


2019 mencapai 8,49 tahun. Artinya bahwa secara rata-rata
penduduk Kabupaten Mojokerto yang berusia 15 tahun ke atas
pernah mengenyam bangku pendidikan sekolah selama 8,49 tahun
atau setara dengan kelas VIII (kelas 2) setingkat SLTP. Tentunya
capaian ini masih dibawah target pemerintah dengan program wajib
belajar 9 tahun. Namun demikian, jika dibandingkan dengan tahun
sebelumnya RLS Kabupaten Mojokerto mengalami peningkatan

id
o.
sebesar 0,31 tahun dari 8,18 tahun.

.g
Secara gender, RLS penduduk laki-laki lebih tinggi dibanding-

s
bp
kan dengan penduduk perempuan. RLS penduduk laki-laki men-
b.
capai 9,11 tahun, sedangkan RLS perempuan lebih kecil yaitu 7,89
ka

tahun. Keadaan tersebut telah naik dari tahun 2018 yaitu RLS laki-
to
er

lai sebesar 8,92 tahun dan RLS perempuan hanya 7,56 tahun.
ok

Secara parsial, RLS kabupaten/kota sekitarnya tahun 2019


oj
//m

bervariasi dengan selisih 1—2 tahun. Penduduk Kabupaten Mojok-


erto mempunyai rata-rata lama sekolah terpendek, dan hampir sama
s:
tp

dengan Kabupaten Jombang. Sementara penduduk Kota Surabaya


ht

memiliki RLS terbesar yaitu 10,47 tahun atau setara Perguruan


Tinggi. RLS semua kabupaten/kota meningkat selama tahun 2019.

Tabel 3.2. Rata-rata Lama Sekolah menurut Kabupaten/


Kota di Sekitar Kabupaten Mojokerto Tahun 2017—2019

Kabupaten/Kota 2017 2018 2019


(1) (2) (3) (4)
Kabupaten Mojokerto 8,15 8,18 8,49
Kabupaten Jombang 8,06 8,21 8,53
Kabupaten Sidoarjo 10,23 10,24 10,25
Kabupaten Gresik 8,95 8,96 9,29
Kota Mojokerto 9,98 9,99 10,24
Kota Surabaya 10,45 10,46 10,47
Sumber: Hasil Susenas 2017—2019

26 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020


3.3 Tingkat Pendidikan

Secara umum, tingkat pendidikan penduduk Kabupaten


Mojokerto tidak begitu tinggi. Persentase penduduk Kabupaten
Mojokerto usia 15 tahun ke atas yang tidak mempunyai ijazah SD
sebanyak 13,12 persen, tamat Sekolah Dasar (SD) atau sederajat
sebesar 22,86 persen, dan tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP)
sebesar 27,28 persen. Dengan demikian, total sebanyak 63,26 per-
sen penduduk Kabupaten Mojokerto usia 15 tahun ke atas hanya
lulus SMP ke bawah. Kesimpulannya, program wajib belajar 9 tahun

id
o.
yang dicanangkan pemerintah belum optimal hasilnya.

s .g
Gambar 3.1 Persentase Penduduk Kabupaten Mojokerto Usia 15

bp
Tahun ke Atas Menurut Jenis Kelamin dan Pendidikan Tertinggi
b.
ka
to

Sarjana/ke atas
er
ok

Diploma
oj

SMA/sederajat
//m
s:

SMP/sederajat
tp

SD/sederajat
ht

Tidak punya ijazah SD

0 5 10 15 20 25 30 35 40
Laki-laki+Perempuan Perempuan Laki-laki

Sumber: Susenas Jawa Timur 2019

Sementara, persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang


tamat Sekolah Menengah Atas (SMA) ke atas hanya 36,74 persen
yang terdiri dari tamat SMA atau sederajat sebesar 30,65 persen.
Adapun yang tamat diploma (D1/D3) dan tamat sarjana (S1/D4/S2/
S3) hanya sebesar 1,09 persen dan 4,99 persen.
Jika penduduk di sekitar Kabupaten Mojokerto diperbanding-
kan, maka penduduk Kabupaten Sidoarjo yang memiliki ijazah

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020 27


paling tinggi dengan persentase penduduk usia di atas 15 tahun
yang tamat SMA ke atas sebanyak 43,55 persen. Adapun Kabupaten
Jombang memiliki kualitas pendidikan hampir sama dengan Kabu-
paten Mojokerto, yakni persentase penduduk usia 15 tahun ke atas
yang lulus SMA ke atas hanya 36,05 persen.

Gambar 3.2 Perbandingan Persentase Penduduk Kabupaten Sidoarjo,


Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Jombang 15 Tahun Ke Atas Menurut
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2019

40

id
30

o.
.g
20

s
bp
10
b.
0
ka
to
er
ok

Kab Mojokerto Kab Jombang Kab Sidoarjo


oj
//m

Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur, 2019


s:

3.4 Tingkat Partisipasi Sekolah


tp
ht

Untuk mengetahui capaian di bidang pendidikan, salah


satunya dengan melihat perkembangan tingkat partisipasi sekolah
penduduknya. Indikator yang digunakan untuk mengkaji tingkat
partisipasi sekolah, antara lain: angka partisipasi sekolah (APS),
angka partisipasi kasar (APK), dan angka partisipasi murni (APM).
Angka partisipasi sekolah merupakan ukuran daya serap lem-
baga pendidikan terhadap penduduk usia sekolah (usia 7 – 18
tahun). APS digunakan sebagai indikator dasar untuk melihat
seberapa besar akses penduduk pada fasilitas pendidikan khu-
susnya bagi penduduk usia sekolah. Semakin tinggi APS semakin
besar jumlah penduduk yang memiliki kesempatan mengenyam
bangku sekolah.

28 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020


Sementara untuk dapat melihat partisipasi penduduk yang
menikmati pendidikan sesuai dengan kelompok usianya digunakan
indikator Angka Partisipasi Murni (APM).

Gambar 3.3 Angka Partisipasi Sekolah (APS) Kabupaten

100

90

80

70

60

99,75

98,08
99,54

100

100
50

96,55

83,75

81,80
80,15
40

id
30

o.
20

.g
10

s
bp
0
7 - 12 13 - 15 16 - 18

b.
Laki-laki Perempuan Laki-laki+Perempuan
ka

Sumber: Hasil Susenas, 2019


to
er

Indikator APS Kabupaten Mojokerto menurut kelompok usia


ok

sekolah ditunjukkan pada Gambar 3.3. APS kelompok usia 7-12 ta-
oj

hun Kabupaten Mojokerto tahun 2019 sebesar 99,75 persen, artinya


//m

99,75 persen penduduk Kabupaten Mojokerto usia 7-12 tahun telah


s:
tp

mengenyam pendidikan di Sekolah Dasar (tanpa memandang ting-


ht

katan/kelas di sekolahnya). APS kelompok usia 13-15 tahun Kabu-


paten Mojokerto tahun 2019 sebesar 98,06. Interpretasinya bahwa
penduduk Kabupaten Mojokerto usia 13-15 tahun yang mengenyam
sampai SLTP sebesar 98,06 persen. Sementara itu, APS kelompok
usia 16-18 tahun Kabupaten Mojokerto tahun 2019 sebesar 81,8 per-
sen. Hal ini menunjukkan bahwa ada sekitar 18,2 persen penduduk
Kabupaten Mojokerto usia 16-18 tahun yang tidak melanjutkan
sekolah ke jenjang pendidikan tingkat SLTA atau sederajat.
Secara umum, APS penduduk laki-laki dan perempuan
pada masing-masing usia sekolah tidak berbeda signifikan. Berarti
pendidikan tidak memandang gender, baik penduduk laki-laki mau-
pun perempuan memperoleh hak yang sama mengakses pendidikan.

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020 29


APS dapat digunakan untuk melihat partisipasi penduduk
kelompok usia tertentu dalam pendidikan. Namun, APS tidak dapat
mengukur ketepatan jenjang pendidikan yang sedang dijalani ke-
lompok usia tertentu tersebut. Untuk melihat partisipasi penduduk
kelompok usia tertentu yang mengenyam pendidikan sesuai dengan
kelompok usianya tersebut digunakan indikator Angka Partisipasi
Murni (APM). Secara ringkas, APM dijabarkan dengan rumus se-
bagai berikut:

id
o.
s .g
Gambar 3.4 Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi

bp
Kasar (APK) menurut Jenjang Sekolah di Kabupaten Mojokerto, b.
ka

89,51
to

APK 91,91
103,21
er
2019

ok

75,55
APM 82,92
oj

97,74
//m

87,15
APK 90,91
s:

103,99
2018

tp

74,74
ht

APM 78,97
97,54

0 20 40 60 80 100 120

SMA/SMK/MA SMP/MTs SD/MI

Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur, 2018—2019

Secara umum, APM menurut jenjang sekolah di Kabupaten


Mojokerto ditunjukkan pada Gambar 3.4. Penduduk usia 7-12 tahun
yang mengenyam bangku pendidikan Sekolah Dasar (SD/MI) di Ka-
bupaten Mojokerto tahun 2019 sebesar 97,74 persen, naik sebesar
0,2 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sementara itu,
penduduk usia 13-15 tahun yang sedang bersekolah pada jenjang
Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs) tahun 2019 sebanyak 82,92
persen, naik sebesar 3,95 persen dibandingkan tahun 2018. Adapun
s
30 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020
sisanya 17,08 persen penduduk usia 13 -15 tahun tidak melanjutkan
lagi di sekolah formal/nonformal pada jenjang ini.
APM pada jenjang SMA/SMK/MA tahun di Kabupaten Mo-
jokerto tahun 2019 hanya sebesar 75,55 persen. Dapat diartikan
bahwa penduduk Kabupaten Mojokerto usia 16—18 tahun yang
sedang duduk di bangku pendidikan formal/nonformal pada
Sekolah Menengah Atas (SMA/SMK/MA) hanya 75,55 persen.
Angka Partisipasi Kasar (APK) untuk melihat partisipasi
penduduk (tanpa melihat usianya) yang sedang bersekolah pada
jenjang tertentu dibandingkan penduduk usia sekolah pada jenjang

id
o.
yang sesuai. Pada tahun 2019, APK pada jenjang SD/MI sebesar

.g
103,21 persen. APK untuk jenjang SMP/MTs sekitar 91,91 persen,

s
bp
sedangkan APK pada jenjang SMA/SMK/MA sekitar 89,51 persen.
b.
APK semua jenjang pendidikan di tahun 2019 mengalami pening-
ka

katan apabila dibandingkan dengan tahun 2018.


to
er

Angka APK maupun APM Kabupaten Mojokerto tahun 2019


ok

cenderung meningkat pada semua jenjang pendidikan. Fenomena


oj

yang menggembirakan ini tetap harus mendapat perhatian supaya


//m

kultur pendidikan menjadi semakin baik.


s:
tp
ht

3.5 Kualitas Pelayanan Pendidikan

Keberhasilan pembangunan di bidang pendidikan salah


satunya ditentukan oleh kualitas pelayanan pendidikan. Mutu
pelayanan pendidikan perlu mendapat perhatian utama guna
melahirkan generasi penerus bangsa yang berkualitas. Keputusan
Menteri Pendidikan Nasional No 129a/U/2004 tentang Standar Pe-
layanan Minimal Bidang Pendidikan merupakan salah satu upaya
pemerintah dalam menjamin kualitas pendidikan di Indonesia.
Pengukuran mutu pelayanan pendidikan dapat dilihat dari
rasio murid/guru, rasio guru/sekolah dan rasio murid/kelas. Rasio-
rasio tersebut untuk melihat seberapa memadai fasilitas sekolah
(sekolah/kelas/guru) yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan jasa

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020 31


Gambar 3.5 Rasio Murid Terhadap Guru Menurut Jenjang
Pendidikan di Kabupaten Mojokerto, 2016—2019

18
18
17
16
16 16 16
15 15 15
14 14 15
14
13
13 13
12
12
11
10

id
2016 2017 2018 2019

o.
.g
SD SMP SMA/SMK

s
bp
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto
b.
pendidikan seluruh penduduk usia sekolah di Kabupaten Mojokerto.
ka

Rasio murid/guru menurut jenjang pendidikan di Kabupaten


to
er

Mojokerto selama 4 tahun terakhir terlihat pada Gambar 3.5. Secara


ok

besaran angka rasio murid/guru menurun tahun 2019. Rasio murid/


oj

guru diartikan sebagai banyaknya murid yang dibimbing oleh satu


//m

orang guru. Semakin kecil rasio murid/guru, maka semakin sedikit


s:
tp

murid yang dibimbing oleh seorang guru. Dalam kondisi demikian,


ht

diharapkan transfer ilmu dari guru pada anak didiknya semakin baik
dan kualitas pelayanan pendidikan semakin bagus.
Pada tahun 2019, rasio murid/guru paling besar terjadi pada
SMA/SMK yaitu sebesar 16 murid setiap satu orang guru. Selanjut-
nya rasio murid/guru pada jenjang SD dan SMP sama yaitu sebesar
15 murid untuk setiap guru. Rasio murid/guru pada jenjang SMA/
SMK dan SMP mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya, se-
baliknya pada jenjang SD mengalami penurunan sedikit.
Secara spasial, rasio murid terhadap guru menurut jenjang
pendidikan di Kabupaten Mojokerto relatif merata dengan rasio
antara 8 sampai 24 murid untuk setiap satu orang guru. Umumnya,
kondisi lembaga pendidikan di pedesaan berbeda dengan di daerah

32 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020


perkotaan. Hal ini bisa terjadi disebabkan oleh tingginya permintaan
jasa pendidikan di perkotaan atau wilayah perbatasan desa dengan
kota dan tidak diimbangi dengan jumlah tenaga guru yang tersedia.
Secara umum, jumlah guru di Kabupaten Mojokerto harus terus
ditambah agar sebanding dengan penambahan anak didik baru.
Selain rasio murid/guru, indikator yang dapat digunakan un-
tuk menganalisis kualitas pelayanan pendidikan adalah rasio murid
terhadap sekolah. Rasio murid/sekolah menggambarkan kemampu-
an sekolah dalam menampung peserta didik. Pada tahun 2019 rasio

id
Gambar 3.6 Rasio Murid Terhadap Sekolah Menurut

o.
Jenjang Pendidikan di Kabupaten Mojokerto, 2016—2019

s .g
bp
400 359
b. 343
350
ka
292
273268
300
to

237 240
250 211
er

200 163161162160
ok

150
oj
//m

100
50
s:

0
tp

SD SMP SMA/SMK
ht

2016 2017 2018 2019

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto

murid/sekolah mengalami kenaikan pada jenjang SMP dan SMA/


SMK. Dan sebaliknya pada jenjang SD mengalami sedikit
penurunan. Rasio murid/sekolah tahun 2019 untuk jenjang SD
sebesar 160, sedangkan untuk jenjang SMP sebesar 237 dan untuk
jenjang SMA/SMK sebesar 292.
Kenaikan rasio murid/sekolah pada jenjang SMP dan SMA/
SMK ternyata disertai dengan peningkatan indikator APK dan APM.
Peningkatan tersebut menunjukkan perbaikan kinerja pendidikan,
khususnya pada jenjang pendidikan tingkat menengah.

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020 33


Peningkatan kualitas pelayanan pendidikan pada semua jen-
jang di Kabupaten Mojokerto perlu terus dilakukan, karena faktor
pendidikan akan berdampak pada pembangunan. Semakin baik
kualitas pelayanan pendidikan akan mempercepat pembangunan.
Upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan
tidak hanya didorong dengan penambahan jumlah guru dan unit
sekolah (faktor input) saja. Namun, yang perlu menjadi perhatian
penuh adalah keseluruhan sistem pendidikan. Sebuah sistem
mengandung rangkaian kegiatan mulai dari input, proses, output,
serta semua faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi

id
o.
proses yang terjadi. Masing-masing komponen yang mempengaruhi

.g
tercapai atau tidaknya target dan tujuan utama bidang pendidikan di

s
bp
Kabupaten Mojokerto harus terus dievaluasi. Menjadi kewajiban
b.
pemangku kebijakan di bidang pendidikan dan masyarakat luas agar
ka

semua permasalahan di bidang pendidikan segera bisa teratasi di


to
er

masa mendatang.
ok
oj
//m
s:
tp
ht

34 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020


4. KETENAGAKERJAAN

Memantapkan pembangunan secara menyeluruh di


berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing
kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber
daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta ke-
mampuan ilmu dan teknologi yang terus meningkat menjadi

id
o.
sasaran pembangunan ideal suatu daerah.

.g
Isu penting terkait faktor ketenagakerjaan dalam aktifi-

s
bp
tas bisnis dan perekonomian unggulan di Kabupaten Mojok-
b.
Isu penting terkait faktor erto sangat menarik untuk dibahas. Ketenagakerjaan masih
ka

ketenagakerjaan masih menjadi permasalahan yang harus dihadapi oleh pemerintah


to
er

menjadi permasalahan
untuk menerapkan strategi dan langkah tepat untuk men-
ok

yang harus dihadapi oleh


dukung kebijakan serta tujuan pembangunan daerah.
oj

pemerintahan daerah untuk


Tenaga kerja merupakan modal dasar bagi geraknya
//m

menerapkan strategi dan


roda perekonomian. Kondisi yang berhubungan dengan
s:

langkah tepat untuk men-


tp

dukung kebijakan serta jumlah dan komposisi tenaga kerja akan terus berubah seir-
ht

tujuan pembangunan
ing dengan proses demografi. Karena itu, data mengenai
daerah.
perkembangan ketenagakerjaan sangat penting bagi
pemerintah daerah dalam pengambilan kebijakan yang tepat
sasaran.
Bab ini memberikan gambaran beberapa indikator
ketenagakerjaan yang bersumber dari Survei Angkatan Kerja
Nasional (SAKERNAS) kondisi Agustus tahun 2014-2019.
Indikator tersebut antara lain Tingkat Partisipasi Angkatan
Kerja (TPAK), Tingkat Penggangguran Terbuka (TPT), per-
sentase pengangguran menurut tingkat pendidikan, lapangan
usaha dan jumlah jam kerja, status pekerjaan, serta ke-
lompok upah, gaji/ pendapatan bersih.

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020 35


4.1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Gambar 4.1
Penduduk yang termasuk angkatan kerja adalah Jumlah Angkatan Kerja
penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang bekerja, atau Kabupaten Mojokerto,
2014—2019 (Orang)
punya pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, dan
pengangguran. Penduduk yang termasuk bukan angkatan
kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang
masih sekolah, mengurus rumah tangga, atau melaksanakan
kegiatan lainnya selain kegiatan pribadi.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) merupakan

id
rasio antara jumlah angkatan kerja dengan jumlah penduduk

o.
usia kerja/usia produktif 15 tahun ke atas. Selain TPAK, da-

s .g
lam analisis angkatan kerja dikenal pula indikator untuk

bp
mengukur pengangguran yaitu Tingkat Pengangguran Ter-
b.
buka (TPT). Pengangguran terbuka didefinisikan sebagai
ka
to

orang yang mencari pekerjaan, atau yang sedang memper-


er

siapkan usaha, atau yang tidak mencari pekerjaan karena me-


ok

rasa tidak mungkin lagi mendapatkan pekerjaan, termasuk


oj

mereka yang baru mendapat kerja tapi belum mulai bekerja. Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur
//m

Angka TPAK dan TPT dapat mengindikasikan besarnya


s:
tp

persentase penduduk usia kerja yang aktif secara ekonomi di


ht

suatu wilayah serta besarnya persentase angkatan kerja yang


termasuk dalam pengangguran. Idealnya, pencapaian hasil
pembangunan suatu wilayah dikatakan tinggi (berhasil baik)
apabila capaian angka TPAK tinggi dan sebaliknya angka TPT
semakin rendah.
Jumlah angkatan kerja di Kabupaten Mojokerto pada
tahun 2017 sebesar 620.659 orang, turun sebanyak 3.926
orang menjadi 616.733 orang di tahun 2018. Pada tahun 2019
angkatan kerja sebesar 601.378 orang, turun kembali
sejumlah 15.355 orang. Sejalan dengan itu, terjadi penurunan
angka Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Kabupat-
en Mojokerto selama tahun 2018 dan 2019. Sementara tahun
2017 sempat naik angkanya.

36 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020


Tabel 4.1 Penduduk Kabupaten Mojokerto Usia 15 Tahun ke
Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama, Tahun 2014—2019

Jenis Kegiatan
Satuan 2014 2015 2017 2018 2019
Utama
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Angkatan Kerja
Orang 553.405 575.330 620.659 616.733 601.378
(AK)
Bekerja Orang 532.294 552.002 589.641 590.384 579.219
Pengangguran Orang 21.111 23.328 31.018 26.349 22.159
2. Tingkat
Partisipasi
% 67,8 69,56 73,22 71,92 69,35
Angkatan Kerja
(TPAK)
3. Tingkat

id
Pengangguran % 3,81 4,05 5 4,27 3,68

o.
Terbuka (TPT)

s.g
Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur

bp
Perubahan jumlah angkatan kerja berdampak pada ang-
b.
ka
ka Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Kabupaten
to

Mojokerto. Pada tahun 2017 sebesar 73,22 persen. pada ta-


er

hun 2018 TPAK turun menjadi 71,92 persen. Sementara pada


ok

Gambar 4.2 Tingkat


tahun 2019 turun lagi menjadi 69,35. Secara umum, angka ini
oj

Partisipasi Angkatan Kerja


bermakna bahwa 69,35 persen penduduk Kabupaten Mojok-
//m

(TPAK) Kabupaten
erto yang berusia 15 tahun ke atas memutuskan untuk ikut
s:

Mojokerto, 2014—2019
tp

aktif di pasar kerja. Adapun 30,65 persen sisanya memutus-


ht

kan untuk fokus sekolah, mengurus rumah tangga, maupun


memiliki kegiatan lainnya di luar kegiatan ekonomi seperti
perkumpulan atau kegiatan bukan pribadi lainnya.
Penduduk usia kerja tahun 2019 sebanyak 867.266
orang, meningkat dari 857.479 orang tahun sebelumnya.
Ternyata 30,65 persennya masuk dalam penduduk bukan
angkatan kerja yaitu sebanyak 265.848 orang. Sekitar 23,99
persen sekolah; 66,84 persen mengurus rumah tangga; dan
9,17 persen sisanya memiliki kegiatan lainnya selain kegiatan
pribadi.
Penduduk yang bekerja di Kabupaten Mojokerto tahun
2019 sebanyak 579.219 orang, turun sebesar 11.165 orang
Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur dibanding tahun 2018. Ini mengindikasikan lapangan kerja

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020 37


tahun 2019 yang menerima pekerja baru masih lebih sedikit
dari jumlah lapangan kerja yang melepas pekerja baik karena
pensiun maupun penyebab lain. Adapun penduduk yang
menganggur turun dari 26.349 orang menjadi 22.159 orang.
Ini mengindikasikan bahwa ada perpindahan angkatan kerja
terutama penganggur ke penduduk bukan angkatan kerja.
Pada tahun 2019 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Kabupaten Mojokerto menurun dibanding tahun 2018, dari
4,27 persen menjadi 3,68 persen. Hal ini menunjukkan bah-
wa masih ada penduduk usia kerja yang belum bekerja kare-

id
na sedang mencari kerja, sedang mempersiapkan usaha, su-

o.
dah diterima kerja tapi belum mulai kerja, atau bahkan ter-

s .g
masuk yang tidak mencari kerja karena pesimis dan apatis.

bp
Banyak hal yang terindikasi dan mempengaruhi tingkat
b.
pengangguran di Kabupaten Mojokerto, antara lain: adanya
ka
to

kesenjangan antara penawaran dan permintaan atau antara


Gambar 4.3 Tingkat
er

ketersediaan dan kebutuhan perusahaan/usaha, minimnya


Pengangguran Terbuka
ok

informasi tentang kebutuhan dunia usaha, serta dari sisi mu- (TPT) Kabupaten
oj

tu tenaga kerja. Kualitas tenaga kerja di Kabupaten Mojok- Mojokerto, 2014—2019


//m

erto relatif masih rendah, tercermin dari kualitas pendidikan


s:
tp

dan keahlian yang dimiliki oleh tenaga kerja di Kabupaten


ht

Mojokerto rata-rata masih rendah.


Faktor budaya dan pemahaman masyarakat akan pent-
ingnya pendidikan untuk bisa memenuhi tuntutan pasar ker-
ja turut memengaruhi tingkat pengangguran. Sering menjadi
dilema bagi mereka yang sudah memasuki usia kerja untuk
memilih melanjutkan pendidikan dan menunda sementara
peran aktifnya di pasar kerja. Apalagi program wajib belajar
dan biaya pendidikan gratis yang dicanangkan pemerintah
menjadi faktor penunda bagi mereka yang sudah memasuki
usia kerja untuk fokus bersekolah dahulu. Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur

Berdasarkan jenis kelamin (gender), pada tahun 2019


TPAK perempuan lebih rendah dibandingkan laki-laki. TPAK

38 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020


laki-laki sebesar 87,03 persen, sedangkan TPAK perempuan
sebesar 51,92 persen.
TPAK Kabupaten Mojokerto pada tahun 2019 berada
posisi ke-19 yaitu dengan TPAK 69,35. Kabupaten/kota
dengan angka TPAK tertinggi di seputaran daerah Kabupaten
Mojokerto, yaitu Kabupaten Jombang 70,87 persen. Semen-
tara Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Gresik, Kota Mojokerto,
dan Kota Surabaya posisinya berada dibawah Kabupaten Mo-
jokerto.

4.2. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

id
o.
Tingkat pengangguran terbuka Kabupaten Mojokerto

s .g
tahun 2019 berbeda menurut gender. TPT jenis kelamin laki-

bp
laki pada tahun 2019 menurun sebesar 0,11 persen yaitu dari
b.
ka
3,24 persen di tahun 2018 menjadi 3,13 persen di tahun
to

2019. Sementara, TPT jenis kelamin perempuan juga


er

menurun 1,14 persen yaitu dari 5,73 persen di tahun 2018


ok
oj

Gambar 4.4 Tingkat Pengangguran (TPT) dan Tingkat Partisipasi


//m

Angkatan Kerja (TPAK) Menurut Kabupaten/Kota, 2019


s:
tp
ht

Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020 39


menjadi 4,59 persen di tahun 2019. Secara keseluruhan, TPT
laki-laki dan perempuan mengalami penurunan sebesar 0,59
persen dari 4,27 persen di tahun 2018 menjadi 3,68 persen di
tahun 2019.
Pada tahun 2019, pengangguran terbanyak ditemukan
pada penduduk perempuan dibandingkan laki-laki. TPT pada
perempuan terlihat lebih tinggi jika dibandingkan laki-laki.
TPT perempuan sebesar 4,59 persen, sementara TPT laki-laki
tercatat 3,13 persen.
Cukup tingginya tingkat pengangguran pada perempu-

id
an menunjukkan bahwa perempuan lebih banyak mengurus

o.
rumah tangga dan anak sehingga lebih banyak yang memilih

.g
tidak bekerja. Laki-laki sebagai kepala keluarga dan

s
bp
umumnya lebih memiliki keahlian, lebih mudah terserap da-
b.
lam pasar kerja. Sementara, sebagian besar tenaga kerja per-
ka

empuan terserap di sektor pertanian atau sektor lainnya se-


to
er

bagai buruh lepas yang tidak memerlukan keahlian khusus.


ok

Pada tahun 2019 terjadi penurunan TPT di Kabupaten


oj

Mojokerto. Dari 6 kabupaten/kota sekitar Kabupaten Mojok-


//m

erto, ada 4 wilayah yang mengalami penurunan TPT. Angka


s:

TPT yang semakin rendah memberikan indikasi bahwa


tp
ht

jumlah masyarakat yang bekerja dan mempunyai pendapatan


semakin meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan
kata lain, terjadi peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Kabupaten/kota yang mengalami penurunan TPT
terbesar adalah Kabupaten Mojokerto yang menurun sebesar
1,04 persen yaitu dari 4,72 persen di tahun 2018 menjadi 3,68
di tahun 2019. Disusul Kabupaten Gresik yang turun sebesar
0,28 persen. Kabupaten Jombang dan Kota Surabaya men-
galami penurunan yang sama yaitu sebesar 0,25 persen, se-
dangkan Kabupaten Sidoarjo yang turun 0,01 persen. Semen-
tara TPT Kota Mojokerto naik sebesar 0,20 persen.

40 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020


4.3. Tingkat Pengangguran Menurut Jenjang
Pendidikan

Mendapatkan pekerjaan yang layak tentunya sangat


diharapkan oleh setiap orang. Salah satu upaya untuk
mendapatkan kesempatan itu adalah dengan pendidikan
tinggi yang ditamatkan. Dengan semakin ketatnya tingkat
persaingan di pasar kerja serta keterbatasan ketersediaan
lapangan usaha, maka sebagian orang berusaha dengan
meningkatkan kualitas keterampilan yang dimiliki.
Namun, seiring dengan kondisi tersebut muncul per-

id
o.
masalahan, yaitu masih banyak lulusan pendidikan tinggi

.g
yang tidak terserap pada lapangan usaha. Salah satu

s
bp
penyebabnya adalah sebagian besar lulusan tinggi cenderung
b.
enggan menerima pekerjaan yang tidak sesuai dengan jenis
ka

keahlian dan jenjang pendidikan yang ditamatkan. Oleh ka-


to

rena itu, sebagian dari mereka yang tidak mendapatkan


er
ok

pekerjaan menjadi pengangguran.


oj
//m

Gambar 4.5 Tingkat Pengangguran (TPT) menurut Tingkat


Pendidikan Kabupaten Mojokerto, 2019
s:
tp
ht

Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur

Berdasarkan tingkat pendidikan, kenaikan TPT terting-


gi tahun 2019 terjadi pada penduduk tamatan SMA dengan
kenaikan sebesar 2,13 persen atau sekitar 2.349 orang

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020 41


dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini mengindikasikan
bahwa peluang kerja untuk tamatan SMA semakin sedikit.
Berikutnya TPT penduduk pendidikan SD ke bawah naik dari
1,73 persen menjadi 1,82 persen pada tahun 2019. TPT
penduduk lulusan SMK meningkat menjadi 7,20 persen dari
7,19 persen. Sementara, TPT penduduk untuk tingkat pen-
didikan SMP dan universitas mengalami penurunan.
Pada tahun 2019 TPT penduduk tamatan SMK menem-
pati TPT tertinggi yaitu sebesar 7,20 persen. Demikian juga
TPT penduduk laki-laki lulusan SMK sebesar 6,16 persen ada-

id
lah TPT tertinggi pada laki-laki, naik dari 5,31 persen. Se-

o.
mentara TPT penduduk perempuan yang berpendidikan SMK

.g
sebesar 10,2 persen. Meskipun turun dari 12,96 persen, tetapi

s
bp
merupakan TPT tertinggi kedua pada perempuan. Hal ini
b.
perlu dikaji lebih lanjut agar diperoleh solusi permasalahan
ka

tingginya angka TPT dari lulusan jenjang pendidikan SMK.


to
er

Seharusnya lulusan program vokasi memiliki keterampilan


ok

dan keahlian lebih baik sehingga lebih siap memasuki dunia


oj

kerja.
//m

Tabel 4.2 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kabupaten Mojokerto


s:

Menurut Tingkat Pendidikan, Tahun 2018—2019


tp
ht

Laki-laki Perempuan
Tingkat pendidikan yang ditamatkan
2018 2019 2018 2019
(1) (2) (3) (4) (5)
SD/belum tamat SD 0,99 2,85 2,67 0,49
SMP 5,67 1,39 8,70 3,02
SMA 2,38 3,18 3,18 7,72
SMK 5,31 6,16 12,96 10,20
D I/II/III - - - -
Universitas 3,19 - 9,41 10,35
Total 3,24 3,13 5,73 4,59

Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur

42 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020


Tingkat pengangguran penduduk tamatan SMA pada
tahun 2019 sebesar 4,84 persen (5.585 orang), naik dari 2,71
persen (3.236 orang). Tingkat pengangguran penduduk laki-
laki berijazah SMA sekitar 3,18 persen (2.333 orang), naik
dari 2,38 persen. Adapun tingkat pengangguran penduduk
perempuan berpendidikan SMA sekitar 7,72 persen (3.252
orang), meningkat drastis dari 3,18 persen. Ini mengindikasi-
kan semakin sedikit lapangan kerja untuk penduduk berpen-
didikan SMA.
TPT pada penduduk yang berpendidikan SD ke bawah

id
meningkat dari 1,73 persen (3.726 orang) pada 2018 menjadi

o.
2,85 persen (3.316 orang) pada 2019. TPT penduduk laki-laki

.g
lulusan SD ke bawah naik dari 0,99 persen menjadi 2,85 per-

s
bp
sen (2.931 orang). Sementara TPT penduduk perempuan ta-
b.
matan SD ke bawah turun dari 2,67 persen menjadi 0,49 per-
ka

sen (385 orang).


to
er

Penduduk berpendidikan SMP yang menganggur


ok

sejumlah 2.646 orang di tahun 2019 (TPT 1,98 persen),


oj

menurun signifikan dari 10.569 orang tahun 2018 (TPT 7,06


//m

persen). Pada tahun 2019 sekitar 1.188 orang penduduk laki-


s:

laki berpendidikan SMP tidak memiliki pekerjaan. Sementa-


tp
ht

ra, ada 1.458 orang penduduk perempuan berpendidikan


SMP yang menganggur.
Sekitar 5,11 persen penduduk lulusan universitas men-
jadi penganggur terdidik pada tahun 2019 yaitu sebanyak
2.266 orang (semuanya berjenis kelamin perempuan).
Penduduk perempuan sarjana yang mesti menganggur sekitar
10,35 persen, merupakan TPT tertinggi pada perempuan. Sar-
jana laki-laki lebih banyak terserap pada pasar tenaga kerja
dibanding sarjana perempuan. Ini menunjukkan kesempatan
laki-laki dalam bekerja dan meniti karir lebih besar. Fenome-
na gender yang menarik untuk dicermati.
Jumlah penganggur dari tingkat pendidikan diploma
pada tahun 2018 dan 2019 tidak ada, baik laki-laki maupun

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020 43


perempuan. Ini menunjukkan tamatan diploma mudah Gambar 4.6 Persentase
terserap pada lapangan kerja sesuai dengan keahliannya, Penduduk Yang Bekerja
meski lulusan diploma harus bersaing ketat dengan sarjana. Menurut Lapangan
Usaha Kabupaten
Secara umum, TPT penduduk perempuan lebih tinggi
Mojokerto, 2019
dibandingkan dengan TPT penduduk laki-laki. Pemerintah
daerah memiliki tugas dan tanggung jawab untuk membuka
lapangan usaha baru yang lebih terbuka bagi siapa saja
dengan tidak membedakan jenis kelamin. Dengan demikian,
mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak lagi. Selain
peran pemerintah daerah, peran dunia pendidikan serta

id
pihak swasta sangat diharapkan agar lulusan yang dihasilkan

o.
sudah siap bekerja dan siap ditampung oleh para pelaku

.g
usaha. Disamping itu, pemerintah juga dapat memberikan

s
bp
Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur
stimulus dan mendorong penduduk untuk lebih mudah ber-
b.
wirausaha.
ka
to

4.4. Lapangan Usaha dan Status Pekerjaan


er
ok

Distribusi penduduk yang bekerja menurut lapangan


oj

usaha pada publikasi ini dibagi menjadi 3 sektor lapangan


//m

usaha yaitu sektor pertanian (pertanian, kehutanan dan peri-


s:

kanan), sektor industri (pertambangan dan penggalian, in-


tp
ht

dustri pengolahan, listrik, gas dan air serta konstruksi), dan


sektor jasa-jasa (perdagangan besar, eceran, rumah makan
dan hotel, angkutan, pergudangan, komunikasi, asuransi,
usaha persewaan bangunan/tanah, jasa perusahaan, serta
jasa kemasyarakatan).
Berdasarkan hasil Sakernas 2019, persentase penduduk
yang bekerja pada sektor pertanian mengalami penurunan
dibandingkan tahun 2018 yaitu dari 17,77 persen menjadi
16,37 persen. Pada sektor industri mengalami penurunan
sebesar 1,25 persen dari 41,29 persen menjadi 40,04 persen.
Kenaikan terjadi pada penduduk yang bekerja di sektor jasa-
jasa. Pada tahun 2019 ada sekitar 43,60 persen penduduk

44 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020


yang bekerja pada sektor tersebut, dan pada tahun sebe-
lumnya sebesar 40,94 persen. Jadi, penduduk bekerja di
sektor jasa-jasa meningkat sebesar 2.66 persen.
Secara umum, sektor industri masih tetap menjadi
lapangan usaha yang diminati bagi para tenaga kerja dan
menyerap tenaga kerja selama tahun 2019 meskipun sedikit
menurun dan banyak yang beralih pada sektor lainnya.
Pergeseran tenaga kerja dari sektor primer (pertanian) ke
sektor industri dan jasa-jasa. Hal ini menunjukkan bahwa
minat penduduk Kabupaten Mojokerto pada pekerjaan di

id
sektor pertanian semakin menurun. Sektor industri dan jasa

o.
-jasa dinilai sebagai ladang pekerjaan yang lebih menjan-

.g
jikan di Kabupaten Mojokerto. Saat ini sektor jasa-jasa ada-

s
bp
lah sektor yang paling diminati oleh penduduk Kabupaten
b.
Mojokerto karena mudah juga hasilnya yang dinilai luma-
ka

yan tanpa harus keluar rumah.


to
er

4.5. Status Pekerjaan Utama


ok
oj

Jumlah penduduk yang bekerja sebagai buruh/


//m

Gambar 4.7 Persentase


Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas karyawan/pegawai masih tetap paling besar dibandingkan
s:

yang Bekerja Selama Seminggu status pekerjaan yang lain. Pada tahun 2019 penduduk
tp

yang lalu Menurut Status Usaha


ht

yang bekerja sebagai buruh/karyawan sebesar 44,54 persen


Kabupaten Mojokerto, 2019
atau naik sebesar 1,96 persen. Adapun jumlah pekerja be-
rusaha sendiri dengan persentase terbesar kedua yaitu
14,78 persen di tahun 2019. Persentase ini menurun
dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 16,06 persen.
Jumlah pekerja yang berusaha dibantu buruh tidak
tetap/buruh tidak dibayar pada tahun 2019 sekitar 13,09
persen, turun 0,32 persen dari tahun 2018. Peningkatan
terjadi pada pekerja bebas pertanian yaitu 9,45 persen pa-
da tahun 2018 menjadi 10,32 persen pada tahun 2019.
Sementara, persentase pekerja untuk status pekerjaan
Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur
lainnya masing-masing kurang dari 10 persen.

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020 45


Gambar 4.8
4.6. Upah/ Gaji/ Pendapatan Bersih Rata-rata Upah/Gaji Bersih Buruh/
Karyawan Selama Sebulan
Balas jasa yang diberikan pada pekerja sebagai Menurut Jenis Kelamin
Kabupaten Mojokerto,
imbalan atas jasa yang diberikan selama proses 2019 (Ribuan Rupiah)
produksi barang/jasa pada suatu perusahaan disebut
upah/gaji. Besaran nilai upah/gaji yang digunakan
untuk memenuhi kebutuhan hidup, baik sandang,
pangan, papan, pendidikan, kesehatan dan se-
bagainya, dapat menjadi tolok ukur kehidupan buruh/
karyawan/pegawai masuk kategori layak atau tidak.

id
Rata-rata upah/gaji bersih sebulan di Kabupat-

o.
en Mojokerto selama tahun 2019 meningkat sebesar

s .g
8,94 persen. Rata-rata upah/gaji bersih yang diterima

bp
oleh buruh/karyawan selama sebulan pada tahun b.
2019 sebesar 2,71 juta rupiah meningkat sebanyak
ka
to

223 ribu rupiah dibandingkan dengan rata-rata upah/ Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur
er

gaji bersih di tahun 2018 yang sebesar 2,49 juta rupi-


ok

ah.
oj

Rata-rata upah/gaji bersih sebulan untuk bu-


//m

ruh/karyawan laki-laki senilai Rp2.999.539,00 di ta-


s:
tp

hun 2019, naik dibandingkan kondisi 2018 yang


ht

nilainya Rp2.678.624,00. Sementara untuk perempu-


an sebesar Rp2.027.458,00 turun dibanding tahun
2018 yang senilai Rp2.068.546,00.

46 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020


5. TARAF DAN POLA KONSUMSI

Pola konsumsi masyarakat menunjukkan kemampuan


masyarakat untuk mengkonsumsi barang maupun jasa. Ke-
mampuan untuk mengkonsumsi barang/jasa dipengaruhi oleh
seberapa besar pendapatan mereka yang dialokasikan untuk
konsumsi. Bisa diartikan bahwa konsumsi seseorang berband-

id
ing lurus dengan pendapatannya. Semakin besar pendapatan

o.
.g
semakin besar pula pengeluaran konsumsi. Oleh karena itu,

s
dapat dikatakan bahwa pola konsumsi menjadi indikator kese-

bp
jahteraan rumah tangga/keluarga.
b.
ka
to

5.1. Pengeluaran Rumah Tangga


er
ok

Pola konsumsi dapat dikenali berdasarkan alokasi


oj
//m

Gambar 5.1
penggunaannya. Secara garis besar, alokasi penge-luaran kon-
s:

Persentase Pengeluaran Per sumsi masyarakat digolongkan ke dalam dua ke-lompok


tp

Kapita Sebulan Menurut


penggunaan, yaitu pengeluaran untuk makanan dan penge-
ht

Jenis Pengeluaran,
luaran untuk bukan makanan. Struktur konsumsi masyarakat
Jawa Timur mulai mengalami perkembangan. Sebagian besar
pengeluaran konsumsinya tidak lagi untuk konsumsi ma-
kanan, tetapi untuk konsumsi bukan makanan. Pergeseran
pola konsumsi ini dipengaruhi oleh perubahan pendapatan
seseorang. Semakin tinggi pendapatan, cenderung semakin
tinggi pengeluaran untuk bukan makanan. Pergeseran pola
pengeluaran terjadi karena elastisitas per-mintaan terhadap
makanan pada umumnya rendah. Sebaliknya elastisitas per-
Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur
mintaan terhadap barang bukan makanan pada umumnya
tinggi. Keadaan ini tampak jelas pada kelompok penduduk
dengan tingkat konsumsi makanan yang telah mencapai titik

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020 47


jenuh, sehingga peningkatan pendapatan akan digunakan untuk
memenuhi kebutuhan bukan makanan atau ditabung.

Tabel 5.1 Rata-rata Pengeluaran per Kapita Menurut Jenis


Pengeluaran Kabupaten Mojokerto, Tahun 2018—2019

Pengeluaran Per Kapita Sebulan


Jenis Pengeluaran Nominal (Rp) Persentase
2018 2019 2018 2019
(1) (2) (3) (4) (5)
Makanan 545.031 586.121 52,67 50,92
Bukan Makanan 489.776 564.934 47,33 49,08
- Perumahan 213.889 240.600 20,67 20,90

id
- Barang dan Jasa 133.860 146.655 12,94 12,74

o.
.g
- Pakaian 29.531 34.657 2,85 3,01

s
- Barang Tahan Lama 60.884 74.974 5,88 6,51

bp
- Lainnya 51.612 68.049 4,99
b. 5,91
Jumlah 1.034.807 1.151.055
ka
to

Sumber: Hasil Susenas 2018—2019


er

Gambaran konsumsi masyarakat dapat dilihat pada Tabel


ok

5.1. Selama tahun 2018-2019 rata-rata total pengeluaran per


oj
//m

kapita sebulan penduduk naik dari Rp1.034.807,00 menjadi


Rp1.151.055,00. Pada tahun 2018 sekitar Rp545.031,00 atau
s:
tp

52,67 persen dikeluarkan untuk konsumsi makanan, sedangkan


ht

Rp489.776,00 atau 47,33 persen dikeluarkan untuk konsumsi


bukan makanan. Untuk tahun 2019 sekitar Rp586.121,00 atau
50,92 persen dikeluarkan untuk konsumsi makanan dan
Rp564.934,00 atau 49,08 persen untuk konsumsi bukan ma-
kanan. Dilihat dari persentase tersebut, pengeluaran untuk ma-
kanan justru mengalami penurunan dan sebaliknya penge-
luaran bukan makanan naik selama tahun 2019. Hal ini meng-
gambarkan bahwa saat ada peningkatan penghasilan rumah
tangga, maka semakin besar proporsi pengeluaran untuk bukan
makanan.
Kenaikan proporsi terbesar pengeluaran bukan makanan
terjadi pada jenis pengeluaran lainnya dari 4,99 persen menjadi

48 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020


5,91 persen. Berikutnya proporsi pengeluaran barang tahan
lama naik dari 5,88 persen menjadi 6,51 persen. Disamping
itu, proporsi pengeluaran untuk perumahan dan pakaian juga
meningkat. Sementara, proporsi pengeluaran pada barang dan
jasa turun dari 12,94 persen menjadi 12,74 persen.
Pengeluaran tertinggi penduduk untuk konsumsi ma-
kanan di wilayah sekitar Kabupaten Mojokerto pada tahun
2019 terjadi di Kabupaten Jombang sebesar 51,44 persen. Se-
lanjutnya Kabupaten Mojokerto 50,92 persen dan Kabupaten
Gresik 45,12 persen. Sementara persentase pengeluaran ma-

id
kanan kabupaten/kota lainnya berada di bawah 45 persen.

o.
Pengeluaran tertinggi untuk konsumsi non makanan di

.g
wilayah seputaran Kabupaten Mojokerto tahun 2019 terjadi di

s
bp
Kota Surabaya sebesar 63,40 persen. Kemudian Kota Mojok-
b.
erto 55,36 persen dan Kabupaten Sidoarjo 54,88 persen. Sela-
ka

ma 2019 tidak ada wilayah di seputar Kabupaten Mojokerto


to
er

yang persentase pengeluaran per kapita non makanannya di


ok

bawah 45 persen.
oj
//m

Tabel 5.2 Pengelompokan Kuintil Pengeluaran Perkapita


Sebulan (Rupiah) Kabupaten Mojokerto, Tahun 2019
s:
tp

Kuintil 1 2 3 4 5 Rata-rata
ht

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Pengeluaran
555,057 768,939 1,030,318 1,299,286 2,103,043 1,151,054
Perkapita

Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur, Data Susenas 2019

Pengeluaran penduduk per kapita sebulan tahun 2019


disajikan pada Tabel 5.2. Pengeluaran per kapita sebulan pada
kuintil 1 sebesar Rp555 ribu. Untuk kuintil 2 sebesar Rp769
ribu dan kuntil 3 sebesar Rp1.030 ribu, untuk kuintil 4 dan 5
masing-masing Rp1,29 juta dan Rp2,10 juta. Dengan
demikian, jika diambil rata-ratanya, maka pengeluaran per
kapita penduduk Kabupaten Mojokerto sebesar Rp1,151 juta.

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020 49


Masyarakat bisa jadi tidak hanya berbeda dalam hal be-
saran pengeluaran, tetapi juga berbeda dalam hal pola kon-
sumsi. Hal ini dikarenakan perbedaan pada besar kecilnya
pendapatan yang diperoleh oleh berbagai lapisan masyarakat.
Perbedaan ini bisa menimbulkan kesenjangan yang berakibat
pada ketimpangan kemakmuran antarkelompok pendapatan
masyarakat. Ketimpangan tingkat kemakmuran antarlapisan
masyarakat ini dapat diukur dengan pendekatan pendapatan
maupun dengan pendekatan pengeluaran. Data pendapatan
sulit diperoleh karena sulitnya mendapatkan pengakuan jujur

id
dari responden. Oleh karena itu, penghitungan distribusi pen-

o.
dapatan menggunakan data pengeluaran sebagai pendekatan

.g
(proxy) pendapatan. Dengan pendekatan pengeluaran, pal-

s
bp
ing tidak dapat digunakan sebagai petunjuk untuk melihat
b.
perkembangan pendapatan rumah tangga.
ka

Salah satu indikator untuk mengukur tingkat pemer-


to
er

ataan pendapatan penduduk adalah menggunakan kriteria


ok

Bank Dunia. Menurut kriteria Bank Dunia, penduduk digo-


oj

longkan menjadi tiga kelas yaitu 40 persen penduduk ber-


//m

pendapatan rendah, 40 persen penduduk berpendapatan se-


s:

dang, dan 20 persen penduduk berpendapatan tinggi. Selain


tp
ht

kriteria yang ditetapkan oleh Bank Dunia tersebut di atas, ada


indikator yang juga sering digunakan yaitu Indeks Gini (Gini
Ratio). Nilai dari indeks ini berkisar antara 0 dan 1. Apabila
Indeks Gini bernilai 0, maka pendapatan masyarakat merata
(tidak timpang). Sementara, Indeks Gini bernilai 1 menunjuk-
kan pendapatan timpang sempurna. Indeks Gini semakin
mendekati 0 berarti tingkat ketimpangan/kesenjangan antar
kelompok pengeluaran semakin rendah. Demikian juga se-
baliknya, semakin mendekati 1 dapat diartikan bahwa tingkat
ketimpangan pengeluaran antar kelompok pengeluaran se-
makin tinggi.

50 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020


Tabel 5.3 Indeks Gini Kabupaten Mojokerto Tahun 2012—2017

Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur

id
o.
Indeks Gini Kabupaten Mojokerto periode tahun 2012

.g
hingga 2017 berfluktuasi. Pada tahun 2012 dan 2013 angka

s
bp
Indeks Gini tetap pada kisaran 0,28. Pada tahun 2014 turun
b.
menjadi 0,27 dan naik lagi menjadi 0,31 pada tahun 2015.
ka

Pada tahun 2016 turun menjadi 0,3 dan di tahun 2017 men-
to
er

jadi 0,32. Secara umum, tingkat ketimpangan antarkelompok


ok

pengeluaran penduduk di Kabupaten Mojokerto cenderung


oj

meningkat setiap tahun.


//m
s:

5.2. Konsumsi Penduduk


tp
ht

Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk men-


gukur tingkat kesejahteraan penduduk adalah tingkat
kecukupan gizi yang mencakup konsumsi energi dan protein.
Jumlah konsumsi energi dan protein dihitung berdasarkan
jumlah dari hasil kali antara kuantitas setiap makanan yang
dikonsumsi dengan besarnya kandungan kalori dan protein
dalam setiap makanan tersebut. Angka Kecukupan Gizi
(AKG) yang dianjurkan adalah suatu kecukupan rata-rata zat
gizi setiap hari bagi semua orang menurut golongan umur,
jenis kelamin, ukuran tubuh, serta aktivitas tubuh untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimal. Berdasarkan Pera-
turan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2013 tentang

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020 51


Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan bagi bangsa
Indonesia, bahwa rata-rata kecukupan energi dan protein
bagi penduduk Indonesia masing-masing sebesar 2.150 kilo
kalori dan 57 gram protein per hari.
Rata-rata konsumsi energi/kalori per kapita per hari
dari penduduk Kabupaten Mojokerto pada tahun 2019 sebe-
sar 2.329,74 kkal. Sementara, rata-rata konsumsi protein per
kapita per hari pada tahun 2019 sebesar 69,33 gram. Ini
menunjukkan konsumsi energi dan protein per hari
penduduk Kabupaten Mojokerto di tahun 2019 sudah me-

id
menuhi syarat minimal kecukupan gizi sesuai Permenkes RI.

o.
Tabel 5.4 Rata-rata Konsumsi Penduduk Kabupaten/

s .g
Kota Sekitar Kabupaten Mojokerto, Tahun 2019

bp
Kalori Protein
b.
Kabupaten/Kota
(Kkal) (Gram)
ka
(1) (2) (3)
to

Kabupaten Mojokerto 2.329,74 69,33


er

Kabupaten Jombang 2.141,58 64,90


ok

Kabupaten Sidoarjo 2.035,85 63,05


oj

Kabupaten Gresik 2.023,65 60,42


//m

Kota Mojokerto 1.930,54 60,41


s:

Kota Surabaya 1.958,98 62,30


tp

Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur


ht

Adapun rata-rata asupan energi/kalori penduduk sepu-


tar Kabupaten Mojokerto berkisar 1.930,54—2.329,74 kkal di
tahun 2019. Selain Kabupaten Mojokerto, ternyata rata-rata
konsumsi energi penduduk semua kabupaten/kota di sekitar
Kabupaten Mojokerto belum memenuhi syarat kecukupan
gizi yang ditentukan yaitu minimal sebesar 2.150 kkal. Se-
mentara itu, rata-rata konsumsi protein penduduk wilayah di
sekitar Kabupaten Mojokerto antara 60,41—69,33 gram. Hal
ini menunjukkan kecukupan asupan protein penduduk di
semua kabupaten/kota sekitar Kabupaten Mojokerto sudah
sesuai yang disyaratkan yaitu minimal 57 gram per hari.

52 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020


6. PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN

Salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia


adalah adanya rumah tinggal. Selain merupakan kebutuhan
mendasar, rumah tinggal juga merupakan faktor penentu in-
dikator kesejahteraan rakyat. Rumah sebagai tempat tinggal
mempunyai pengaruh terhadap produktivitas kerja seseorang
karena selain sebagai tempat tinggal atau hunian juga ber-

id
o.
fungsi sebagai tempat pendidikan, pembinaan keluarga, dan

.g
peningkatan kualitas generasi yang akan datang. Kondisi pe-

s
bp
rumahan yang baik menunjang keberhasilan pembangunan
b.
sosial ekonomi. Sebab dengan kualitas kehidupan yang layak
ka

Rumah sebagai tempat melalui pemenuhan kebutuhan tempat tinggal akan terwujud
to
er

tinggal atau hunian juga peningkatan kesejahteraan rakyat.


ok

berfungsi sebagai tempat


Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan
pendidikan, pembinaan
oj

dan Pemukiman mencantumkan bahwa salah satu tujuan


//m

keluarga dalam upaya pe-


ningkatan kualitas generasi diselenggarakannya perumahan dan kawasan permukiman
s:

mendatang. Kondisi pe- yaitu untuk menjamin terwujudnya rumah yang layak huni
tp

rumahan yang layak huni


ht

dan terjangkau dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi,


akan memengaruhi produk-
teratur, terencana, terpadu, dan berkelanjutan. Definisi pe-
tivitas kerja untuk pening-
rumahan itu sendiri merupakan kumpulan rumah sebagai
katan kesejahteraan rakyat.
bagian dari permukiman, baik perkotaan maupun perdesaan
yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan fasilitas
umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak hu-
ni.
Status sosial seseorang juga dapat ditunjukkan melalui
kualitas/kondisi rumah. Semakin tinggi status sosial
seseorang semakin besar peluang untuk memenuhi kebu-
tuhan akan tempat tinggal dengan kualitas yang lebih baik.
Salah satu fasilitas perumahan yang dapat mencerminkan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020 53


tingkat kesejahteraan penghunimya adalah kualitas material
seperti: jenis atap, dinding dan lantai terluas yang digunakan.
Selain itu, juga memenuhi fasilitas penunjang lain yang meli-
puti luas lantai hunian, sumber air minum, fasilitas tempat
buang air besar, dan sumber penerangan. Kualitas perumahan
yang baik dan penggunaan fasilitas perumahan yang memadai
akan memberikan kenyamanan bagi penghuninya.

6.1. Kualitas Rumah Tinggal

Rumah tinggal dapat dikategorikan ke dalam rumah

id
yang layak huni jika memenuhi beberapa kriteria kualitas ru-

o.
mah tempat tinggal seperti memiliki lantai, dinding dan atap

s .g
yang memenuhi syarat, serta mempunyai luas lantai yang

bp
mencukupi/sebanding dengan banyaknya penghuni, termasuk
b.
fasilitas penerangan, air minum dan tempat pembuangan
ka
to

akhir/tinja. Selain itu, kualitas bangunan tempat tinggal dapat


er

mencerminkan kondisi sosial ekonomi dari penghuninya. Ru-


ok

mah dengan bangunan yang kualitasnya baik tentunya kondisi


oj

ekonominya juga lebih baik dibandingkan mereka yang


//m

menempati rumah dengan kualitas bangunan yang lebih ren-


s:
tp

dah.
ht

Persentase rumah tangga di Kabupaten Mojokerto


dengan lantai bukan tanah mengalami peningkatan pada ta-
hun 2018. Berdasarkan Susenas 2019, rumah yang ber-
lantaikan bukan tanah sebesar 94,55 persen, naik dibanding-
kan tahun 2018 yang sebesar 93,63 persen.
Indikator lain yang menentukan kualitas rumah tinggal
adalah penggunaan atap dan dinding terluas. Rumah tempat
tinggal dengan atap beton, genteng, dan asbes di Kabupaten
Mojokerto sebesar 100 persen selama 2018-2019. Adapun in-
dikator dinding terluas tembok dan kayu di tahun 2019 juga
meningkat menjadi 96,63 persen dari 95,75 persen di tahun
sebelumnya.

54 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020


Tabel 6.1 Persentase Rumah Tangga Menurut Beberapa
Indikator Kualitas Perumahan Kabupaten Mojokerto,
2018 dan 2019

Tahun
Indikator Kualitas Perumahan
2018 2019
(1) (2) (3)
Lantai bukan tanah (%) 93,63 94,55
Atap beton, genteng, dan asbes (%) 100 100
Dinding terluas tembok dan kayu (%) 95,75 96,63
Luas lantai rumah terbanyak (50—99 m2) (%) 54,47 53,59

id
Rata-rata luas lantai rumah (m2) 50-99 50-99

o.
Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur

s .g
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) salah satu

bp
kriteria rumah sehat adalah rumah tinggal yang memiliki luas
b.
ka
lantai per orang minimal 10 m². Sementara kategori rumah
to

sehat (menurut Kemenkes, 2005), adalah rumah yang mem-


er

iliki luas lantai minimum 8 m² per kapita, memiliki kualitas


ok

bangunan yang baik, berada dalam lingkungan yang bersih


oj
//m

dan bebas dari polusi, serta memiliki penataan ventilasi yang


s:

cukup untuk keluar masuknya udara dan sinar matahari.


tp

Rata-rata luas lantai di Kabupaten Mojokerto pada


ht

2018—2019 berada pada luasan 50—99 m². Tahun 2018 ru-


mah tangga yang mendiami tempat tinggal pada luasan 50—
99 m² sebesar 54,47 persen, tetapi pada tahun 2019 turun
menjadi 53,59 persen.

6.2. Fasilitas Rumah Tinggal

Salah satu kebutuhan vital dan sangat penting bagi ru-


mah tangga dalam kehidupan sehari-hari adalah ketersediaan
air dalam jumlah yang cukup, terutama untuk keperluan
dikonsumsi dan sanitasi. Kedua hal ini merupakan tujuan
dari program penyediaan air bersih yang senantiasa di-
canangkan oleh pemerintah pusat dan daerah.

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020 55


Tabel 6.2 Persentase Rumah Tangga Menurut Beberapa
Fasilitas Perumahan Kab. Mojokerto, Tahun 2017—2018

Tahun
Indikator Fasilitas Perumahan
2018 2019
(1) (2) (3)
Air kemasan, air isi ulang & ledeng 36,76 45,04

Sumur bor/pompa, sumur terlindungi 54,11 45,24

Jamban sendiri 84,98 88,35

Tempat pembuangan akhir tinja dengan


91,95 90,78
tangki septik

id
Sumber penerangan listrik 100 100

o.
.g
Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur

s
bp
Rumah tangga di Kabupaten Mojokerto pengguna air
b.
minum/bersih pada tahun 2019 mencapai 90,28 persen,
ka

turun dari tahun 2018 yang telah mencapai 90,87 persen. Air
to
er

minum yang dominan digunakan penduduk Kabupaten Mo-


ok

jokerto bersumber dari sumur bor/pompa, sumur terlindungi


oj

dan terbanyak kedua air kemasan/air isi ulang/ledeng.


//m

Fasilitas perumahan yang cukup penting peranannya


s:

dalam usaha sanitasi adalah penyediaan sarana jamban. Jika


tp
ht

dilihat dari segi kesehatan lingkungan dan masyarakat, masa-


lah pembuangan tinja dapat mencemari lingkungan terutama
tanah dan sumber air. Untuk mencegah dan mengurangi kon-
taminasi penyakit terhadap lingkungan, maka pembuangan
tinja harus dikelola dengan baik sesuai ketentuan jamban
yang sehat. Ini dapat dilihat dari ketersediaan jamban sendiri
dengan tangki septik. Pada tahun 2019 rumah tangga yang
menggunakan jamban dengan tangki septik mencapai 90,78
persen atau turun dibandingkan tahun 2018 sebesar 91,95
persen. Sebaliknya, rumah tangga yang memiliki jamban
sendiri meningkat dari 84,98 persen tahun 2018 menjadi
88,35 persen tahun 2019.

56 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020


Gambar 6.2 Sumber Penerangan Rumah
tangga Kabupaten Mojokerto, Tahun 2019

Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur

id
o.
Keberadaan energi untuk penerangan merupakan fasil-

s .g
itas perumahan yang penting. Sumber penerangan yang ideal

bp
adalah yang berasal dari listrik (PLN dan Non PLN), karena
b.
cahaya listrik lebih terang daripada sumber penerangan
ka
to

lainnya. Rumah tangga di Kabupaten Mojokerto yang telah


er

menikmati fasilitas penerangan listrik tahun 2019 sebanyak


ok

100 persen dan semuanya merupakan listrik PLN. Untuk


oj

wilayah di sekitar Kabupaten Mojokerto, hanya ada satu kota


//m

di sekitar daerah Kabupaten Mojokerto yang rumah tanggan-


s:

ya masih menggunakan penerangan bukan listrik. Kota terse-


tp
ht

but adalah Kota Mojokerto yang memiliki 0,18 persen rumah


tangga pengguna bukan listrik.

6.3. Status Kepemilikan Rumah Tinggal

Status kepemilikan rumah tinggal merupakan salah sa-


tu indikator untuk melihat tingkat kesejahteraan dan pening-
katan taraf hidup masyarakat. Kondisi ekonomi rumah tang-
ga sangat memengaruhi kepemilikan rumah tinggal. Status
kepemilikan rumah tinggal yang dicakup di sini adalah rumah
milik sendiri, kontrak/sewa, bebas sewa, rumah dinas, atau
status kepemilikan lainnya. Rumah tangga yang menempati
rumah milik sendiri merasa lebih tenang dibandingkan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020 57


dengan yang menempati rumah dengan cara kontrak/sewa
karena telah mampu memenuhi kebutuhan dasar yaitu tem-
pat tinggal yang tetap/permanen dalam jangka panjang.
Berdasarkan hasil Susenas 2019, rumah tangga di Ka-
bupaten Mojokerto yang menempati rumah milik sendiri
sebesar 91,64 persen, dan sisanya 8,36 persen adalah bukan
milik sendiri. Rumah tangga yang menempati rumah bukan
milik sendiri terdiri dari kontrak/sewa sebesar 5,4 persen;
bebas sewa sebesar 2,96 persen; rumah dinas dan lainnya
masing-masing sebesar 0 persen. Penguasaan rumah tinggal

id
milik sendiri tahun 2019 mengalami penurunan sebesar 2,44

o.
poin persen menjadi sebesar 91,64 persen.

s .g
Kebijakan pemerintah berupa pembangunan pe-

bp
rumahan rakyat sederhana untuk masyarakat yang belum b.
ka
memiliki rumah sangat memengaruhi bertambahnya rumah
to

tangga yang memiliki rumah sendiri. Perumahan rakyat se-


er

derhana itu terutama diperuntukkan bagi masyarakat dengan


ok

pendapatan menengah ke bawah, berbagai fasilitas dan


oj
//m

kemudahan dari sisi pendanaan juga diberikan seperti pengu-


rangan suku bunga pinjaman, uang muka yang rendah, pem-
s:
tp

berian kredit ringan perumahan, dan sebagainya.


ht

Tabel 6.3 Persentase Rumah Tangga Menurut Status


Kepemilikan Rumah Tinggal Kabupaten Mojokerto, 2018—2019

Indikator Fasilitas Tahun


Perumahan 2018 2019
(1) (2) (3)
Milik Sendiri 94,08 91,64
Kontrak/sewa 3,53 5,4
Bebas Sewa 2,24 2,96
Rumah Dinas 0 0
Lainnya 0,16 0

Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur

58 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020


7. KEMISKINAN

Kemiskinan merupakan suatu keadaan dimana


seseorang tidak bisa memenuhi kebutuhan dasar hidupnya.
Mahatma Gandhi menyebut mereka sebagai the last, the
least, the lowest, and the loss. Pada dasarnya kemiskinan
berhubungan dengan kurangnya akses seseorang terhadap

id
fasilitas pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Kemiski-

o.
nan telah menjadi masalah klasik yang dialami oleh setiap

s .g
negara. Permasalahan ini harus dilihat dari berbagai aspek

bp
karena kemiskinan merupakan masalah multidimensi yang
b.
tidak hanya berhubungan dengan kondisi ekonomi, tetapi
ka
to

juga sosial dan budaya.


er

Kemiskinan menjadi ma- Penanggulangan kemiskinan menjadi salah satu agenda pent-
ok

salah klasik di setiap ing di setiap negara. Di Indonesia, tiap era kepemimpinan
oj

negara. Kemiskinan meru- memiliki program khusus untuk pengentasan kemiskinan.


//m

pakan masalah multidi-


Pada masa orde baru pernah digalakkan program Inpres De-
s:

mensi yang tidak hanya


tp

berhubungan dengan
sa Tertinggal (IDT) yang bertujuan menanggulangi permasa-
ht

kondisi ekonomi, tetapi lahan ketersediaan infrastruktur di desa-desa yang relatif be-
juga masalah sosial dan lum maju. Pada masa kepemimpinan Susilo Bambang
budaya. Yudhoyono (SBY) dibentuk Tim Nasional Percepatan Pe-
nanggulangan Kemiskinan (TNP2K) yang merupakan tim
lintas sektor dan lintas pemangku kepentingan di tingkat
pusat untuk menyelaraskan berbagai kegiatan percepatan pe-
nanggulangan kemiskinan. Sementara itu, masa kepemimpi-
nan Jokowi-JK juga menempatkan pengentasan kemiskinan
sebagai salah satu fokus utama pemerintah sebagaimana ter-
tuang dalam sembilan agenda prioritas (nawa cita), yaitu
meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui
peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan, peningkatan
d

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020 59


layanan kesehatan masyarakat, serta peningkatan kesejahteraan
masyarakat.

7.1 Perkembangan Penduduk Miskin di


Kabupaten Mojokerto

Kemiskinan merupakan permasalahan bangsa yang


mendesak dan memerlukan langkah-langkah penanganan dan
pendekatan yang sistemik, terpadu dan menyeluruh. Dalam
rangka memenuhi kebutuhan dasar warga negara, diperlukan
langkah-langkah strategis dan komprehensif (TNP2K, 2014).

id
Pemerintah Kabupaten Mojokerto sebagaimana tertuang dalam

o.
misinya, Makin Mandiri dan Sejahtera Bersama Wong Cilik,

s .g
telah melakukan berbagai upaya untuk menurunkan angka kem-

bp
iskinan di Kabupaten Mojokerto. b.
ka
Pemerintah Daerah melalui Dinas Sosial terus berusaha
to

meningkatkan dan menyempurnakan berbagai program pe-


er

nanggulangan kemiskinan, terutama program Jalinkesra


ok

(Kerjasama Lintas Sektor Peningkatan Kesejahteraan Rakyat).


oj
//m

Upaya lain yang dilakukan yaitu dengan meningkatkan kemam-


puan dan pendapatan rumah tangga miskin melalui kemudahan
s:
tp

akses modal untuk usaha kecil dan mikro, serta keterlibatan


ht

penduduk miskin dalam kegiatan/proyek padat karya. Langkah


lainnya yaitu pemberian bantuan langsung untuk pendidikan
dan kesehatan melalui program PKH, KIP, KIS, serta program
lainnya untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk miskin
seperti raskin, tambahan protein (pembagian telur), dan
lainnya.
Persentase penduduk miskin di Kabupaten Mojokerto
cenderung turun seiring banyaknya program pengentasan kem-
iskinan yang digalakkan oleh pemerintah daerah. Dalam kurun
sewindu, persentase penduduk miskin Kabupaten Mojokerto
berhasil menjadi satu digit, turun sebesar 0,94 persen dari 10,71
persen pada tahun 2012 menjadi 9,75 persen pada tahun 2019.

60 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020


Tabel 7.1 Perkembangan Penduduk Miskin Kabupaten Mojokerto,
Tahun 2012—2019
Jumlah Penduduk Miskin Persentase Penduduk
Tahun
(1000) Miskin
(1) (2) (3)
2012 112,70 10,71
2013 116,60 10,99
2014 113,33 10,56
2015 113,90 10,56
2016 115,38 10,61
2017 111,79 10,19
2018 111,55 10,08

id
2019 108,81 9,75

o.
Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur, diolah dari Susenas 2012—2019

s .g
Pada periode 2015—2019, persentase penduduk miskin

bp
cenderung turun kecuali pada tahun 2016. Penduduk miskin
b.
ka
Kabupaten Mojokerto tahun 2016 sedikit meningkat dari
to

10,56 persen menjadi 10,61 persen. Salah satu faktor yang


er

memengaruhi kenaikan persentase penduduk miskin ini ada-


ok

lah kenaikan harga bahan bakar minyak di tahun 2015 yang


oj
//m

menyebabkan inflasi tahun 2016.


s:

Gambar 7.1 Persentase Penduduk Miskin Kabupaten


tp

Mojokerto, 2015—2019
ht

Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur, Data Susenas 2015—2019

Jumlah penduduk miskin tahun 2019 sekitar 108,81


ribu orang, turun dari tahun 2018 yang berjumlah 111,55 ribu
orang. Dengan demikian, persentase penduduk miskin Kabu-
paten Mojokerto turun dari 10,08 persen menjadi 9,75 per-
sen.

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020 61


Gambar 7.2 Persentase Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/
Kota sekitar Kabupaten Mojokerto, 2015—2019

id
o.
s .g
bp
Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur, Data Susenas 2015—2019
b.
Seluruh wilayah sekitar Kabupaten Mojokerto memper-
ka

lihatkan ada penurunan persentase penduduk miskin selama 5


to
er

tahun terakhir. Pada tahun 2019 Kabupaten Gresik masih


ok

tetap dengan persentase penduduk miskin terbesar yaitu 11,35


oj

persen. Meski pada tahun 2017 persentase penduduk miskin


//m

Kabupaten Jombang (10,48 persen) di atas Kabupaten Mojok-


s:

erto (10,19 persen), di tahun 2018 Kabupaten Jombang mam-


tp
ht

pu menggapai tingkat kemiskinan satu digit yaitu 9,56 persen.


Sementara Kabupaten Sidoarjo, Kota Mojokerto dan Kota Su-
rabaya periode 2015—2019 tingkat kemiskinannya satu digit.

7.2 Garis Kemiskinan, Indeks Kedalaman Kem-


iskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan

Garis Kemiskinan merupakan batas yang digunakan un-


tuk mengelompokkan penduduk miskin dan tidak miskin.
Penghitungan garis kemiskinan antara daerah perkotaan dan
perdesaan dilakukan terpisah. Penduduk miskin adalah
penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran makanan dan
non makanan per bulan di bawah garis kemiskinan.

62 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020


Garis kemiskinan Kabupaten Mojokerto mengalami
peningkatan selama 2015-2019. Pada tahun 2015 garis
kemiskinan Kabupaten Mojokerto sebesar Rp 311.022,00
dan terus meningkat hingga mencapai Rp 394.003,00 pada
tahun 2019.
Kemiskinan harus dipandang secara luas dan menye-
luruh (konverhensif) agar dalam implementasi program ke-
bijakan pengentasan kemiskinan dapat dilaksanakan secara
efektif dan efisien. Kemiskinan bukan hanya persoalan ban-
yaknya penduduk miskin, tetapi juga seberapa besar jarak

id
rata-rata pengeluaran penduduk miskin terhadap garis

o.
kemiskinan atau tingkat kedalaman kemiskinan (P1), dan

s .g
keragaman atau persebaran pengeluaran antar penduduk

bp
miskin itu sendiri (P2).b.
Indeks kedalaman kemiskinan (P1) di Kabupaten
ka

Mojokerto mencapai 1,67 pada tahun 2015, kemudian turun


to
er

0,14 poin menjadi 1.53 pada tahun 2016. Lalu kembali naik
ok

pada tahun 2017 dan 2018 masing-masing menjadi 1,7 dan


oj

1,81. Kemudian turun di tahun 2019 menjadi 1,29.


//m
s:

Tabel 7.2 Garis Kemiskinan, Indeks Kedalaman Kemiskinan


tp

(P1), dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)


ht

Kabupaten Mojokerto, 2015—2019

Indeks 2015 2016 2017 2018 2019

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Garis Kemiskinan 311.022 330.940 345.487 370.610 394.003

Indeks Kedalaman
1,67 1,53 1,70 1,81 1,29
Kemiskinan (P1)

Indeks Keparahan
0,43 0,35 0,46 0,48 0,27
Kemiskinan (P2)

Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020 63


Penurunan P1 di tahun 2019 menunjukkan rata-rata
pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan
semakin mendekat. Ini berarti penduduk miskin di Kabupaten
Mojokerto mengalami kenaikan dan semakin mudah untuk
mengangkat supaya mendekati garis kemiskinan.
Indeks keparahan kemiskinan (P2) Kabupaten Mojokerto
mempunyai pola antar waktu yang serupa dengan indeks
kedalaman kemiskinan (P1). Pada tahun 2015 P2 Kabupaten
Mojokerto sebesar 0,43 dan mengalami penurunan 0,08 poin
pada tahun 2016 menjadi 0,35. Sementara, pada tahun 2017

id
dan 2018 P2 meningkat menjadi 0,46 dan 0,48. Dan

o.
mengalami penurunan drastis di tahun 2019 menjadi 0,27.

.g
Penurunan nilai P2 yang menurun di tahun 2019 ini

s
bp
menandakan ketimpangan pendapatan di antara penduduk
b.
miskin semakin sempit.
ka

Karakteristik rumah tangga miskin dapat dilihat dari


to
er

kondisi pendidikan dan ketenagakerjaan dari anggota rumah


ok

tangga miskin, serta kondisi perumahan rumah tangga. Pema-


oj

haman tentang karakteristik rumah tangga miskin penting se-


//m

bagai dasar penyusunan program kebijakan pengentasan kem-


s:

iskinan di suatu wilayah agar lebih tepat sasaran. Karakteristik


tp
ht

kemiskinan dapat berbeda antar wilayah.

7.3 Karakteristik Pendidikan Anggota Rumah Tangga

Pembahasan tentang kemiskinan tidak dapat dipisahkan


dari tingkat pendidikan. Kemiskinan lekat dengan tingkat pen-
didikan yang rendah dari anggota rumah tangga miskin. Pen-
didikan memberikan kemampuan untuk berkembang melalui
penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan. Jika kesem-
patan menikmati pendidikan dimiliki oleh anggota rumah
tangga miskin, maka peluang untuk keluar dari kemiskinan di
masa yang akan datang semakin besar.

64 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020


Tabel 7.3 Karakteristik Pendidikan Penduduk Miskin
Kabupaten Mojokerto, 2015—2019

Karakteristik Pendidikan 2015 2016 2017 2018 2019


(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Angka Melek Huruf
a. 15 - 24 Tahun 100 100 100 100 100
b. 15 - 55 Tahun 99,35 99,47 98,54 100 100
2 Angka Partisipasi Sekolah
a. 7 - 12 Tahun 100 98,82 100 100 100
b. 13 - 15 Tahun 100 87,84 85,42 86,86 100
3 Pendidikan yang Ditamatkan (15 +)

id
o.
a. Tidak Tamat SD 25,7 19,26 18,54 19,54 20,74

.g
b. Tamat SD dan SLTP 61,29 60,98 62,17 57,36 60,81

s
bp
c. Tamat SLTA ke atas 13,01 19,85 19,29 23,11 18,45
b.
Sumber: BPS Republik Indonesia
ka

Jenjang pendidikan yang ditamatkan penduduk miskin


to
er

di Kabupaten Mojokerto makin meningkat tiap tahun sejalan


ok

dengan pelaksanaan program dan kebijakan di bidang pendidi-


oj

kan baik oleh pemerintah pusat maupun daerah dalam rangka


//m

meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Angka Melek


s:

Huruf (AMH) merupakan indikator yang menunjukkan pro-


tp
ht

porsi penduduk miskin yang dapat membaca dan menulis ka-


limat sederhana. AMH penduduk miskin di Kabupaten Mojok-
erto pada tahun 2019 telah mencapai 100 persen baik pada ke-
lompok umur 15-24 tahun maupun pada kelompok umur 15-55
tahun. AMH untuk kelompok umur 15-24 tahun sebesar 100
persen selama periode 2015—2019. Sementara pada kelompok
umur 15-55 tahun ada kenaikan sebesar 0,65 poin persen sela-
ma lima tahun terakhir.
Angka Melek Huruf penduduk miskin di wilayah kabu-
paten/kota seputar Kabupaten Mojokerto rata-rata sudah ting-
gi. AMH kelompok umur 15-24 tahun sudah mencapai 100
persen, kecuali hanya Kota Mojokerto sebesar 94,02 persen.

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020 65


Sementara, AMH miskin usia 15-55 tahun semua juga sudah
mencapai angka di atas 96 persen.
Perkembangan angka melek huruf pada penduduk
miskin dalam tiga tahun terakhir sejalan dengan kenaikan
Angka Partisipasi Sekolah (APS). APS penduduk miskin usia
7-12 tahun selama periode tahun 2017-2019 di Kabupaten
Mojokerto sebesar 100 persen. Sementara itu, APS penduduk
miskin usia 13-15 tahun meningkat dari 85,42 persen di tahun
2017 menjadi sebesar 86,86 persen pada tahun 2018 dan 100
persen pada tahun 2019. Fenomena ini menunjukkan bahwa

id
pada tahun 2019 semua penduduk miskin yang lulus Sekolah

o.
Dasar dapat melanjutkan sekolah lagi ke jenjang yang lebih

.g
tinggi. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan

s
bp
(minimal lulus pendidikan dasar) mulai meningkat. Oleh ka-
b.
rena itu, APS pada kelompok umur 7-12 dan 13-15 tahun ini
ka

dapat dipakai untuk memantau pelaksanaan program wajib


to
er

belajar 9 tahun khususnya untuk penduduk miskin kelompok


ok

usia sekolah.
oj
//m

Gambar 7.3 Persentase Penduduk Miskin Usia 15+ Menurut


Pendidikan yang Ditamatkan Kab. Mojokerto, 2017—2019
s:
tp
ht

Sumber: BPS Republik Indonesia

66 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020


Menurut tingkat pendidikan yang ditamatkan,
penduduk miskin usia 15 tahun ke atas yang tamat SD dan
SLTP pada tahun 2017 mencapai 62,17 persen, turun menjadi
57,36 persen pada tahun 2018, dan pada tahun 2019 mening-
kat menjadi 60,81 persen. Sementara, pada tahun 2017 ter-
dapat sekitar 19,29 persen penduduk miskin usia 15 tahun ke
atas di Kabupaten Mojokerto tamat SLTA ke atas, lalu
meningkat menjadi 23,11 persen pada tahun 2018 dan turun
menjadi 18,45 persen pada 2019 Adapun penduduk miskin
usia 15 tahun ke atas yang tidak tamat SD meningkat dari

id
18,54 persen tahun 2017 menjadi 19,54 persen tahun 2018

o.
dan 20,74 persen pada 2019.

s .g
bp
7.4 Karakteristik Ketenagakerjaan Anggota Ru-
mah Tangga
b.
ka
to

Beberapa ahli menyatakan bahwa pengangguran meru-


er

pakan awal dari kemiskinan, meski tidak mudah untuk mem-


ok

buktikannya secara empiris. Pengangguran mengakibatkan


oj
//m

seseorang tidak mempunyai pendapatan sehingga kehilangan


kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada
s:
tp

akhirnya menjauhkannya dari akses pendidikan, kesehatan,


ht

dan kehidupan yang layak.


Persentase penduduk miskin Kabupaten Mojokerto usia
15 tahun ke atas yang tidak bekerja sebesar 38,12 persen pada
tahun 2017. Persentase ini meningkat 5,56 poin persen pada
tahun 2018 menjadi sebesar 43,68 persen. Sama halnya pada
2019 yang mengalami kenaikan menjadi 44,63 persen. Ban-
yaknya pengangguran pada komunitas penduduk miskin di
tahun 2019 perlu memperoleh perhatian lebih.
Penduduk miskin identik dengan pendidikan dan ket-
erampilan yang rendah, sehingga memengaruhi pemilihan
jenis pekerjaannya. Sebagian besar penduduk miskin usia 15
tahun ke atas bekerja di sektor informal.

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020 67


Tabel 7.4 Persentase Penduduk Miskin Usia 15 Tahun Ke
Atas di Kabupaten Mojokerto Menurut Status Bekerja dan
Lapangan Pekerjaan, 2017—2019

Karakteristik Ketenagakerjaan 2017 2018 2019


(1) (2) (3) (4)
1. Status Bekerja
Tidak Bekerja 38,12 43,68 44,63
Bekerja di Sektor Informal 45 26,34 25,53
Bekerja di Sektor Formal 16,88 29,99 29,85
2. Lapangan Pekerjaan
Tidak Bekerja 38,12 43,68 44,63
Bekerja di Sektor Pertanian 18,5 12,68 13,63

id
Bekerja Bukan di Sektor Pertanian 43,38 43,64 41,74

o.
Sumber: BPS Republik Indonesia

s .g
bp
Terdapat 45 persen penduduk miskin usia 15 tahun ke
b.
atas di Kabupaten Mojokerto yang bekerja di sektor informal
ka

pada tahun 2017. Kemudian menurun tajam menjadi 26,34


to
er

persen pada tahun 2018, dan menurun kembali menjadi sebe-


ok

sar 25,53 persen pada tahun 2019. Ini mengindikasikan bahwa


oj

dari penduduk miskin yang bekerja di sektor informal pada ta-


//m

hun 2017, sebagian pindah bekerja di sektor formal dan sebagi-


s:

an lagi tidak bekerja/pengangguran di tahun 2018. Sementara


tp
ht

itu, pada tahun 2019 ada penduduk miskin yang semula bekerja
di sektor informal menjadi penganggur. Adapun penduduk
miskin yang bekerja di sektor formal pada tahun 2019 sekitar
29,85 persen, naik dari tahun 2017 yang sebesar 16,88 persen.
Berdasarkan lapangan pekerjaan, persentase penduduk
miskin yang bekerja bukan di sektor pertanian terbesar. Pada
tahun 2017 sebanyak 43,38 persen penduduk miskin usia 15
tahun ke atas yang bekerja bukan di sektor pertanian, mening-
kat menjadi 43,64 persen pada tahun 2018, dan menurun men-
jadi 43,64 persen pada tahun 2019. Sementara, persentase
penduduk miskin yang bekerja di sektor pertanian meningkat
pada tahun 2019 menjadi 13,63 persen dari yang tahun sebe-
lumnya sebesar 12,68 persen.

68 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020


7.5 Karakteristik Perumahan Rumah Tangga

Karakteristik perumahan tempat tinggal rumah tangga


miskin tidak kalah penting untuk dibahas. Selama ini, BPS
menggunakan delapan variabel perumahan untuk mengidentifi-
kasi dan mendefinisikan rumah tangga miskin, yaitu: luas lantai
per kapita, jenis lantai, ketersediaan air bersih, jenis jamban,
kepemilikan asset, pendapatan, pengeluaran, dan konsumsi
lauk pauk (daging, ikan, telur, ayam).

Tabel 7.5 Persentase Rumah Tangga Menurut Beberapa

id
Karakteristik Perumahan Kabupaten Mojokerto, 2017—2019

o.
.g
Karakteristik Perumahan 2017 2018 2019

s
bp
(1) (2) (3) (4)
1 Penggunaan Air Layak
b. 84,98 64,21 72,26
ka

2 Penggunaan Jamban Sendiri/Bersama 76,31 79,52 89,04


to
er

Sumber: BPS Republik Indonesia


ok

Penggunaan air bersih berkaitan dengan kualitas hidup


oj

seseorang. Air bersih sangat dibutuhkan untuk kebutuhan mi-


//m

num dan sanitasi. Air minum yang tidak terjamin kebersi-


s:

hannya berbahaya bagi kesehatan karena dapat menimbulkan


tp
ht

penyakit. Ketika ada kepala rumah tangga atau anggota rumah


tangga yang sakit, pengeluaran untuk berobat akan semakin
menambah beban rumah tangga tersebut, yang pada akhirnya
semakin mendorong ke tingkat kemiskinan yang semakin da-
lam (TNP2K, 2010). Air bersih yang dicakup di sini adalah air
kemasan bermerk, air isi ulang, air leding, sumur bor/pompa,
dan sumur/mata air terlindung.
Penggunaan air bersih pada rumah tangga miskin di Ka-
bupaten Mojokerto berfluktuasi tiap tahun. Pada tahun 2014
penggunaan air bersih sebanyak 77,22 persen. Selanjutnya ta-
hun 2015 ada penurunan pengguna air bersih menjadi 68,58
persen. Persentase pengguna air bersih turun lagi di tahun 2016

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020 69


Gambar 7.4 Persentase Rumah Tangga Yang Menggunakan
Air Bersih Rumah Tangga Miskin Kab. Mojokerto, 2014—2019

id
o.
Sumber: BPS Republik Indonesia

s .g
menjadi 42,29 persen. Pada tahun 2017 pengguna air bersih

bp
meningkat menjadi sebanyak 84,98 persen, tetapi tahun 2018
b.
mengalami penurunan kembali menjadi sebesar 64,21 persen.
ka

Sementara pada tahun 2019 naik menjadi 77,26 persen.


to
er

Karakteristik perumahan yang penting yang dapat menc-


ok

erminkan rumah tangga miskin adalah penggunaan jamban


oj

sendiri/bersama. Ketersediaan tempat buang air besar


//m

(jamban) di rumah tangga merupakan salah satu syarat hidup


s:

sehat. Selama tiga tahun terakhir pengguna jamban sendiri/


tp
ht

Gambar 7.5 Persentase Rumah Tangga Miskin di


Kabupaten Mojokerto Menurut Jenis Jamban, 2014—2019

Sumber: BPS Republik Indonesia

70 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020


bersama di Kabupaten Mojokerto oleh penduduk miskin su-
dah di atas 75 persen.
Pada tahun 2014 terdapat 69,74 persen rumah tangga
miskin di Kabupaten Mojokerto yang menggunakan jamban
sendiri/bersama. Pada tahun 2015 terjadi sedikit penurunan
menjadi 68,69 persen, dan turun kembali pada tahun 2016
sebesar 4,64 poin persen menjadi 64,05 persen. Pada tahun
2017 terjadi peningkatan sebesar 12,26 poin persen menjadi
76,31 persen, dan naik kembali di tahun 2018 dan 2019 mas-
ing-masing sebesar 79,52 dan 89,04 persen.

id
7.6 Rumah Tangga Penerima Beras Sejahtera

o.
.g
(Rastra)

s
bp
Guna meningkatkan
b. kesejahteraan masyarakat
ka
pemerintah menyelenggarakan program penanggulangan
to

kemiskinan. Program Rastra (sebelumnya disebut program


er

Beras Miskin/Raskin) adalah program bantuan dari


ok

pemerintah untuk keluarga berpendapatan rendah (rumah


oj
//m

tangga miskin dan rentan). Tujuannya untuk mengurangi


beban pengeluaran para Keluarga Sasaran Penerima Manfaat
s:
tp

(KPM) dalam memenuhi kebutuhan pangan khususnya beras.


ht

Dengan terpenuhinya kebutuhan pokok berupa beras diharap-


kan masyarakat dapat meningkatkan kesehatan dan produk-
tivitasnya.
Selain program Rastra, ada Program Bantuan Pangan
Non Tunai (BPNT). Bantuan sosial pangan BPNT ini
disalurkan dalam bentuk non tunai dari pemerintah kepada
Keluarga Penerima Manfaat (KPM) setiap bulan.
Mekanismenya uang elektronik ini digunakan hanya untuk
membeli bahan pangan di pedagang bahan pangan atau dise-
but E—warong yang bekerja sama dengan Bank Penyalur.
Bahan pangan dalam program BPNT ini adalah beras dan/
atau telur.

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020 71


Tabel 7.6 Persentase Rumah Tangga Miskin yang Menerima
Beras Miskin (Raskin)/ Beras Sejahtera (Rastra)
Kabupaten Mojokerto, Tahun 2017—2019

Ruta Miskin Penerima Rata-rata Beras Rata-rata Beras


Tahun
Rastra atau BPNT (%) Rastra (kg) BPNT (kg)
(1) (2) (3) (4)
2017 40,24 7,09
2018 75,66 5,86
2019* 33,37 10,00 9,84
Sumber: BPS Republik Indonesia

id
* Data persentase rumah tangga miskin penerima BPNT baru ada

o.
tahun 2019

s .g
Jumlah rumah tangga miskin penerima beras miskin

bp
atau beras sejahtera di Kabupaten Mojokerto setiap tahunnya
b.
ka
berbeda. Untuk persentase rumah tangga miskin penerima
to

Raskin/Rastra pada tahun 2017 sebanyak 40,24 persen. Se-


er

mentara itu, pada tahun 2018 naik drastis menjadi 75,66 per-
ok

sen. Sementara, persentase rumah tangga miskin penerima


oj
//m

Rastra atau BPNT menjadi 33,37 persen di tahun 2019.


Rata-rata jumlah Rastra yang diterima per kilo gram (kg)
s:
tp

oleh rumah tangga miskin di Kabupaten Mojokerto setiap ta-


ht

hun berbeda. Rata-rata beras yang diterima berupa Rastra


sebesar 7,09 kg pada tahun 2017, turun pada tahun 2018 men-
jadi 5,86 kg, kemudian naik menjadi 10,00 kg pada tahun
2019. Sementara, rata-rata beras yang diterima berupa BPNT
sekitar 9,84 kg. Program Rastra atau BPNT ini diharapkan san-
gat membantu rumah tangga miskin agar tingkat/taraf hidup
mereka tidak jatuh lebih miskin lagi.

72 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020


8. SOSIAL LAINNYA

8.1 Persentase Penduduk Menurut Jenis Kegiatan

Penduduk usia 10 tahun ke atas menurut kegiatannya


dibagi menjadi empat kelompok besar, yaitu: penduduk yang
bekerja, sekolah, mengurus rumah tangga dan melakukan

id
kegiatan lainnya.

o.
Penduduk Kabupaten Mojokerto usia 15 tahun ke atas

s .g
yang kegiatan seminggu terakhir bekerja tercatat sebanyak

bp
68,54 persen. Definisi bekerja disini adalah melakukan kegiatan
b.
ka
bekerja minimal satu jam yang menghasilkan nilai ekonomis
to

dalam seminggu terakhir baik sebagai pengusaha, pekerja


er

dibayar maupun pekerja tidak dibayar (pekerja keluarga).


ok
oj

Gambar 8.1 Persentase Penduduk Kabupaten Mojokerto Menurut


//m

Kegiatan, 2019
s:
tp
ht

Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur

Persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang


melakukan kegiatan bekerja tercatat terbanyak dibanding
kegiatan lainnya. Persentase terbesar kedua adalah penduduk

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020 73


yang mengurus rumah tangga atau sebesar 21,03 persen. Sebagian
besar yang mengurus rumah tangga adalah ibu rumah tangga.
Distribusi penduduk ketiga yang terbesar adalah yang
melakukan kegiatan sekolah. Penduduk usia 15 tahun ke atas yang
kegiatan utamanya bersekolah sebesar 7,55 persen. Bersekolah yang
dimaksud adalah menjalani pendidikan setingkat SMP, SMA dan
perguruan tinggi.
Sisanya 2,88 persen adalah penduduk yang melakukan
kegiatan lainnya, seperti penduduk yang tidak melakukan kegiatan
apapun, punya pekerjaan tetapi untuk sementara tidak bekerja, dan

id
yang sedang mencari pekerjaan.

o.
.g
8.2 Persentase Penduduk yang Mempunyai Akses

s
bp
Teknologi Informasi dan Komunikasi
b.
ka
Memasuki era digital, hal yang tak kalah menarik lainnya un-
to

tuk diketahui seberapa jauh perkembangan kesejahteraan rakyat


er

dengan melihat penguasaan/kepemilikan akses teknologi informasi


ok

dan komunikasi.
oj
//m

Di abad ke 20 ini, kemajuan teknologi informasi berkembang


cepat. Era penggunaan telepon sudah bergeser ke telepon seluler/
s:
tp

handphone (HP). Bagi masyarakat sekarang, HP lebih praktis dan


ht

ekonomis dibanding telepon. Memiliki HP tidak memerlukan biaya


pemasangan dan tidak bergantung adanya sarana kabel telepon.
Cukup dengan memanfaatkan tower signal, penggunaan HP bisa
dilakukan dimana saja.
Di samping itu, pembelian pulsa HP bisa disesuaikan dengan
kondisi keuangan masing-masing individu. Bahkan hanya dengan
perangkat HP, siapapun bisa melakukan akses internet dengan
tujuan yang lebih luas.
Kepopuleran HP dibandingkan telepon terlihat jelas dari hasil
data Susenas 2019. Rumah tangga yang masih memiliki telepon
kabel di rumah tercatat hanya 0,72 persen saja. Kondisi tersebut
berbeda jauh dengan rumah tangga yang anggotanya memiliki HP

74 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020


Gambar 8.2 Persentase Rumah Tangga yang Menguasai/Memiliki
Alat Komunikasi dan Informasi di Kabupaten Mojokerto, 2019

id
o.
s .g
bp
Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur
b.
yang mencapai sekitar 89,52 persen. Rumah tangga pengguna HP
ka

merasa cukup terbantu dibandingkan yang menggunakan telepon.


to
er

Berbagai aplikasi yang ditawarkan oleh perusahaan komunikasi


ok

seluler, menjadikan HP sebagai alat komunikasi yang paling dimi-


oj

nati di kalangan masyarakat.


//m

Dengan memanfaatkan aplikasi HP, rumah tangga bisa


s:

melakukan komunikasi lewat whatshapp, instagram, facebook, line


tp
ht

dan aplikasi lainnya yang semuanya tidak bisa dinikmati jika


menggunakan telepon biasa. Kelebihan lainnya, untuk daerah-
daerah terpencil yang tidak mempunyai jaringan telepon, rumah
tangga bisa melakukan komunikasi melalui HP berkat adanya
tower signal di daerah tersebut.
Sementara, dari seluruh rumah tangga di Kabupaten Mo-
jokerto, anggota rumah tangganya yang menguasai atau memiliki
alat informasi berupa komputer atau laptop tercatat sebesar 20,19
persen. Persentase ini meningkat dari tahun sebelumnya yang
sebesar 19,91 persen. Diduga peningkatan ini seiring dengan makin
meningkatnya kebutuhan untuk pendidikan, teknologi, dan
informasi.

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020 75


Beberapa rumah tangga memanfaatkan komputer dan laptop
sebagai sarana penunjang pendidikan dan mengembangkan bisnis
(hasil usaha). Berbagai produk usaha dapat dipasarkan dengan
menggunakan komputer dan laptop yang terhubung jaringan
internet memunculkan pasar online. Pendek kata, penggunaan alat
komunikasi dan informasi semakin diperlukan dan berkembang di
tengah masyarakat Kabupaten Mojokerto.

8.3. Persentase Penduduk Penerima Kredit Usaha


dan yang Memiliki Jaminan Kesehatan

id
Untuk meningkatkan produktivitas usaha masyarakat, banyak

o.
tersedia kredit usaha dari pemerintah dan swasta. Bahkan untuk

s .g
mendukung usaha mikro kecil dan menengah (UMKM),

bp
Pemerintah Kabupaten Mojokerto mengadakan program kredit
b.
ka
usaha rakyat (KUR) dengan prosedur yang mudah dan bunga yang
to

relatif murah.
er

Terkait kredit usaha rakyat, tidak sedikit masyarakat yang


ok

masih minim pengetahuannya tentang kredit usaha. Akibatnya, di


oj
//m

antaranya terjebak pada rentenir dan sistem ijon. Sosialisasi KUR


juga dirasakan masih minim. Hal ini menyebabkan tidak begitu
s:
tp

banyak rumah tangga yang memanfaatkan kredit usaha.


ht

Rumah tangga di Kabupaten Mojokerto yang menerima


kredit usaha rakyat (KUR) pada tahun 2019 tercatat hanya 9,63
persen. Selain KUR, rumah tangga juga menerima kredit usaha
lain. Kredit usaha terbanyak adalah kredit lainnya sebesar 16,87
persen, diikuti program koperasi (8,39 persen) dan program bank
selain KUR (7,37 persen).
Di beberapa daerah khususnya pedesaan, usaha koperasi
lebih menonjol dibanding perusahaan pembiayaan lainnya. Sebagi-
an besar perusahaan pembiayaan di daerah adalah bank. Akan
tetapi, koperasi tetap menjadi pilihan favorit masyarakat
perdesaan. Bagi masyarakat pedesaan, prosedur untuk melakukan

76 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020


pengajuan kredit melalui bank dianggap cukup rumit sehingga ada
rasa takut untuk memanfaatkan kredit usaha.

Gambar 8.3 Persentase Penduduk Penerima Kredit Usaha


Menurut Jenis Kredit Usaha di Kabupaten Mojokerto, 2019

id
o.
s .g
bp
b.
ka

Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur


to
er

Dua jenis kredit usaha yang sering digunakan penerima


ok

kredit usaha adalah KUBE/KUB dan perseorangan (lainnya)


oj
//m

masing-masing 1,27 persen dan 2,1 persen. Bagi wilayah yang tidak
s:

tersedia lembaga pembiayaan, meminjam uang kepada individu


tp

atau seseorang untuk usaha menjadi hal yang lumrah. Padahal


ht

memimjam kepada individu atau perseorangan cukup berisiko


karena kebanyakan berbunga tinggi. Meskipun demikian,
persentase masih 2,1 persen. Hal ini mengindikasikan adanya
kecenderungan meminjam uang secara individu atau kepada
perseorangan untuk usaha masih menjadi alternatif.
Selain program kredit usaha, program kesejahteraan rakyat
di Kabupaten Mojokerto juga melalui jaminan kesehatan. Dari
seluruh penduduk Kabupaten Mojokerto, yang memiliki jaminan
kesehatan tercatat sebanyak 61,58 persen pada tahun 2019.
Berdasarkan jenis kelamin, pemilik jaminan kesehatan terdiri
60,55 persen dari penduduk laki-laki dan 62,6 persen dari
penduduk perempuan.

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020 77


Gambar 8.4 Persentase Penduduk yang Memiliki Jaminan
Kesehatan Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Mojokerto, 2019

id
o.
s .g
Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur

bp
b.
Dari total seluruh penduduk yang memiliki jaminan
ka
kesehatan, terbanyak menggunakan jaminan kesehatan Non
to

Penerima Bantuan Iuran 30,7 persen, jaminan kesehatan Pen-


er

erima Bantuan Iuran Kesehatan sebesar 24,56 persen, dan ja-


ok

minan kesehatan dari Perusahaan/Kantor 4,35 persen.


oj
//m

Adapun pemilik Jamkesda sebesar 2,21 persen. Pengguna


s:

program kesehatan yang berasal dari Asuransi Swasta tercatat


tp

hanya sebesar 0,57 persen. Sementara itu, sekitar 38,42 persen


ht

penduduk Kabupaten Mojokerto tahun 2019 tidak memiliki


jaminan kesehatan.
Jaminan kesehatan di Kabupaten Mojokerto bermanfaat
dan membantu masyarakat. Terlebih bagi rumah tangga
kurang mampu, mengingat biaya berobat ke rumah sakit
umum dan swasta masih relatif mahal. Biaya untuk membeli
obat-obatan dan peralatan kesehatan lainnya juga sangat
mahal. Biaya berobat ke tempat praktek dokter, bidan, atau
tenaga medis lainnya juga cukup mahal. Oleh karena itu,
program jaminan kesehatan perlu untuk ditingkatkan agar
derajat kesehatan masyarakat terus meningkat.

78 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020


Gambar 8.5 Persentase Penduduk Kabupaten Mojokerto yang
Memiliki Jaminan Kesehatan Menurut Jenis Jaminan
Kesehatan, 2019

id
o.
s .g
bp
b.
ka
Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur
to

Di Kabupaten Mojokerto sendiri, untuk meringankan


er
ok

biaya berobat bagi warga miskin selain dari program layanan


oj

kesehatan yang berasal dari pemerintah dan swasta, juga


//m

terdapat lembaga sosial lainnya yang ikut menyediakan


s:

pembiayaan kesehatan gratis. Lembaga sosial tersebut bisa


tp

dalam bentuk LSM, aktivitas layanan organisasi sosial/


ht

organisasi politik, maupun yang disediakan oleh lembaga


keagamaan dan lembaga bantuan kemanusiaan lainnya.

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020 79


ht
tp
s:
//m
oj
ok
er
to
ka
b.
bp
s.g
o.
id
ht
tp
s:
//m
oj
ok
er
tok
a b.
bp
s.
go
.id
LAMPIRAN
ht
tp
s:
//m
oj
ok
er
to
ka
b.
bp
s.g
o.
id
TABEL KEMISKINAN KABUPATEN/KOTA TAHUN 2019

1 Kode Kabupaten/Kota
Jumlah
Penduduk
Miskin
Persentase
Penduduk P1 P2
Garis
Kemiskinan
(Rp/Kapita/
Miskin (P0)
(000) Bulan)
3501 Pacitan 75,86 13,67 1,75 0,34 283.321
3502 Ponorogo 83,97 9,64 1,70 0,40 313.175
3503 Trenggalek 76,44 10,98 1,37 0,30 323.787
3504 Tulungagung 70,01 6,74 0,84 0,17 341.651
3505 Blitar 103,75 8,94 1,13 0,23 318.534
3506 Kediri 163,95 10,42 1,24 0,22 305.491
3507 Malang 246,60 9,47 1,57 0,40 329.512

id
3508 Lumajang 98,88 9,49 1,09 0,20 296.633

o.
3509 Jember 226,57 9,25 1,22 0,24 339.685

.g
3510 Banyuwangi 121,37 7,52 1,29 0,34 353.873

s
3511 Bondowoso 103,33 13,33 1,67 0,33 380.350

bp
3512 Situbondo 76,44 b. 11,20 1,49 0,30 305.280
3513 Probolinggo 207,22 17,76 3,20 0,85 417.991
ka
3514 Pasuruan 141,09 8,68 1,56 0,43 335.653
to

3515 Sidoarjo 119,29 5,32 1,22 0,42 462.738


er

3516 Mojokerto 108,81 9,75 1,29 0,27 394.003


ok

3517 Jombang 116,44 9,22 1,77 0,53 399.633


3518 Nganjuk 118,51 11,24 1,22 0,23 408.160
oj

3519 Madiun 71,91 10,54 1,53 0,34 344.994


//m

3520 Magetan 60,43 9,61 1,56 0,36 336.989


s:

3521 Ngawi 119,43 14,39 2,65 0,72 325.235


tp

3522 Bojonegoro 154,64 12,38 1,95 0,43 347.786


ht

3523 Tuban 170,80 14,58 2,84 0,75 348.503


3524 Lamongan 157,11 13,21 2,53 0,67 380.220
3525 Gresik 148,61 11,35 2,21 0,61 466.154
3526 Bangkalan 186,11 18,90 4,00 1,08 389.170
3527 Sampang 202,21 20,71 3,20 0,70 346.075
3528 Pamekasan 122,43 13,95 1,85 0,39 332.775
3529 Sumenep 211,98 19,48 3,03 0,79 357.473
3571 Kota Kediri 20,54 7,16 1,23 0,32 471.893
3572 Kota Blitar 10,10 7,13 1,14 0,23 456.778
3573 Kota Malang 35,39 4,07 0,55 0,13 543.966
3574 Kota Probolinggo 16,37 6,91 1,04 0,26 501.505
3575 Kota Pasuruan 12,92 6,46 0,91 0,17 434.435
3576 Kota Mojokerto 6,63 5,15 0,59 0,14 467.997
3577 Kota Madiun 7,69 4,35 0,50 0,08 478.304
3578 Kota Surabaya 130,55 4,51 0,62 0,15 567.474
3579 Kota Batu 7,89 3,81 0,30 0,05 501.016
Jawa Timur 4.112,25 10,37 1,80 0,45 397.687
Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020 83


Persentase Penduduk Miskin Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Kabupaten/Kota
dan Pendidikan yang Ditamatkan, Tahun 2018-2019

2 No

1
Kabupaten/Kota,

Pacitan
2018
20,70
<SD
2019
23,31
Laki-Laki + Perempuan
Tamat SD/SMP
2018
68,51
2019
71,57
SLTA+
2018
10,79
2019
5,13
2 Ponorogo 26,92 38,44 55,74 51,45 17,34 10,11
3 Trenggalek 27,54 21,79 64,29 68,21 8,17 10,00
4 Tulungagung 17,89 21,61 61,58 59,88 20,53 18,51
5 Blitar 44,15 30,04 45,43 60,84 10,41 9,12
6 Kediri 28,15 27,37 55,54 52,63 16,31 20,00
7 Malang 36,76 34,76 57,79 59,10 5,45 6,14
8 Lumajang 30,85 32,55 60,69 61,12 8,46 6,33
9 Jember 44,98 44,82 48,34 44,73 6,68 10,45

id
10 Banyuwangi 42,81 44,40 47,38 45,76 9,81 9,84

o.
11 Bondowoso 49,47 52,96 40,92 34,54 9,61 12,51

.g
12 Situbondo 51,58 39,87 38,90 50,27 9,51 9,85

s
bp
13 Probolinggo 44,80 41,62 45,13 43,94 10,07 14,45
14 Pasuruan 44,47 35,14 b. 48,64 55,15 6,89 9,71
15 Sidoarjo 14,54 14,37 54,25 52,56 31,21 33,06
ka

16 Mojokerto 19,54 20,74 57,36 60,81 23,11 18,45


to

17 Jombang 32,56 17,18 45,61 65,10 21,83 17,72


er

18 Nganjuk 27,14 24,12 55,10 56,76 17,76 19,11


ok

19 Madiun 27,99 37,69 51,76 46,29 20,25 16,02


oj

20 Magetan 22,43 30,46 56,40 54,74 21,17 14,80


//m

21 Ngawi 39,01 34,21 49,51 56,32 11,48 9,48


22 Bojonegoro 35,72 29,27 54,47 56,61 9,81 14,11
s:

23 Tuban 35,49 31,64 56,64 58,69 7,87 9,66


tp

24 Lamongan 24,56 18,70 55,09 60,47 20,35 20,82


ht

25 Gresik 17,46 15,65 53,36 52,99 29,19 31,36


26 Bangkalan 37,84 44,99 56,92 49,98 5,24 5,03
27 Sampang 50,59 52,93 44,88 38,83 4,53 8,24
28 Pamekasan 28,15 32,34 50,13 51,99 21,72 15,67
29 Sumenep 49,17 40,11 37,98 45,45 12,85 14,44
Kota
71 Kediri 15,01 21,33 59,17 54,99 25,82 23,68
72 Blitar 15,60 18,47 55,92 61,06 28,48 20,47
73 Malang 28,18 30,37 47,06 38,43 24,77 31,20
74 Probolinggo 32,63 15,83 50,73 60,75 16,64 23,42
75 Pasuruan 20,13 7,32 60,75 53,61 19,12 39,07
76 Mojokerto 19,22 17,13 44,40 60,64 36,38 22,24
77 Madiun 9,65 11,38 64,61 37,53 25,74 51,09
78 Surabaya 28,17 19,57 53,84 50,66 17,98 29,77
79 Batu 38,63 23,86 32,85 46,57 28,52 29,57
Jawa Timur 34,83 32,72 51,66 52,85 13,50 14,43

Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur

84 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020


TABEL AHH, EYS dan MYS KABUPATEN/KOTA TAHUN 2018-2019

3 Kode Kabupaten/Kota
2018
AHH

2019 2018
EYS

2019 2018
MYS

2019
3501 Pacitan 71,52 71,77 12,61 12,62 7,19 7,28
3502 Ponorogo 72,43 72,65 13,71 13,72 7,17 7,21
3503 Trenggalek 73,35 73,59 12,12 12,25 7,27 7,28
3504 Tulungagung 73,74 73,95 13,05 13,15 8,06 8,07
3505 Blitar 73,16 73,39 12,44 12,45 7,27 7,29
3506 Kediri 72,37 72,54 12,87 12,88 7,68 8,01
3507 Malang 72,26 72,45 12,87 13,17 7,18 7,27
3508 Lumajang 69,70 69,94 11,79 11,80 6,21 6,22
3509 Jember 68,74 68,99 13,21 13,22 6,07 6,18

id
3510 Banyuwangi 70,34 70,54 12,69 12,78 7,12 7,13

o.
3511 Bondowoso 66,27 66,55 12,95 13,27 5,62 5,71

.g
3512 Situbondo 68,73 68,97 13,01 13,14 6,11 6,12

s
bp
3513 Probolinggo 66,71 67,00 12,07 12,34 5,71 5,77
3514 Pasuruan 70,01 b.70,17 12,30 12,31 6,83 7,11
ka
3515 Sidoarjo 73,82 73,98 14,75 14,91 10,24 10,25
3516 Mojokerto 72,24 72,43 12,53 12,61 8,18 8,49
to

3517 Jombang 72,04 72,27 12,99 13,00 8,21 8,53


er

3518 Nganjuk 71,25 71,44 12,84 12,85 7,61 7,63


ok

3519 Madiun 70,97 71,22 13,13 13,14 7,57 7,80


oj

3520 Magetan 72,30 72,49 13,73 14,00 7,95 7,96


//m

3521 Ngawi 71,92 72,16 12,68 12,69 6,88 6,98


3522 Bojonegoro 71,07 71,36 12,35 12,36 6,77 7,09
s:

3523 Tuban 71,01 71,26 12,19 12,20 6,52 6,81


tp

3524 Lamongan 72,04 72,27 13,46 13,47 7,83 7,89


ht

3525 Gresik 72,46 72,61 13,71 13,72 8,96 9,29


3526 Bangkalan 69,94 70,11 11,58 11,59 5,33 5,66
3527 Sampang 67,79 67,96 11,76 12,08 4,36 4,55
3528 Pamekasan 67,22 67,45 13,62 13,63 6,35 6,40
3529 Sumenep 70,94 71,22 13,07 13,19 5,23 5,46
3571 Kota Kediri 73,80 73,96 14,96 14,97 9,91 9,92
3572 Kota Blitar 73,36 73,60 14,02 14,31 9,90 10,10
3573 Kota Malang 72,93 73,15 15,40 15,41 10,16 10,17
3574 Kota Probolinggo 70,00 70,19 13,56 13,57 8,49 8,69
3575 Kota Pasuruan 73,01 71,40 13,82 13,60 9,99 9,11
3576 Kota Mojokerto 72,59 73,21 14,21 13,83 11,11 10,24
3577 Kota Madiun 73,98 72,75 14,78 14,39 10,46 11,13
3578 Kota Surabaya 71,18 74,13 13,59 14,79 9,10 10,47
3579 Kota Batu 72,37 72,54 14,04 14,12 8,77 9,06
3500 JAWA TIMUR 70,97 71,18 13,10 13,16 7,39 7,59

Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020 85


Status Gizi Balita Kabupaten Mojokerto Tahun 2019

4 Puskesmas
Jumlah
balita
Gizi Buruk

Diukur Jumlah %
Gizi Kurang

Jumlah %
Gizi Baik

Jumlah %
Gizi Lebih

Jumlah %
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
01. Sooko 4.074 8 0,20 272 6,68 3.698 90,77 104 2,55
02. Trowulan 2.689 3 0,11 203 7,55 2.450 91,11 36 1,34
03. Tawangsari 1.782 6 0,34 105 5,89 1.661 93,21 17 0,95
04. Puri 4.568 32 0,70 206 4,51 4.298 94,09 64 1,40
05. Gayaman 2.884 5 0,17 195 6,76 2.628 91,12 62 2,15

id
06. Bangsal 2.879 2 0,07 195 6,77 2.672 92,81 11 0,38

o.
.g
07. Gedeg 2.023 11 0,54 213 10,53 1.780 87,99 30 1,48

s
bp
08. Lespadangan 1.202 6 0,50 81 6,74 1.087 90,43 34 2,83
09. Kemlagi 2.335 5
b.
0,21 201 8,61 2.080 89,08 54 2,31
ka
10. Kedungsari 1.228 7 0,57 161 13,11 1.042 84,85 25 2,04
to

11. Dawarblandong 3.424 9 0,26 139 4,06 3.220 94,04 65 1,90


er

12. Kupang 3.494 6 0,17 168 4,81 3.286 94,05 40 1,14


ok

13. Jetis 1.989 5 0,25 163 8,20 1.755 88,24 71 3,57


oj
//m

14. Mojosari 2.743 5 0,18 81 2,95 2.629 95,84 32 1,17


s:

15. Madupuro 2.413 5 0,21 96 3,98 2.272 94,16 44 1,82


tp

16. Pungging 2.866 10 0,35 171 5,97 2.558 89,25 138 4,82
ht

17. Watukenongo 1.521 0 0,00 41 2,70 1.458 95,86 22 1,45


18. Ngoro 3.256 1 0,03 18 0,55 3.199 98,25 40 1,23
19. Manduro 1.755 17 0,97 59 3,36 1.685 96,01 12 0,68
20. Dlanggu 3.520 8 0,23 139 3,95 3.328 94,55 52 1,48
21. Kutorejo 2.112 1 0,05 218 10,32 1.848 87,50 46 2,18
22. Pesanggrahan 2.046 15 0,73 84 4,11 1.958 95,70 4 0,20
23. Pacet 1.781 12 0,67 151 8,48 1.610 90,40 21 1,18
24. Pandan 1.508 7 0,46 117 7,76 1.336 88,59 55 3,65
25. Trawas 1.335 1 0,07 87 6,52 1.203 90,11 46 3,45
26. Gondang 2.663 4 0,15 167 6,27 2.488 93,43 8 0,30
27. Jatirejo 3.141 11 0,35 106 3,37 2.929 93,25 106 3,37
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto

86 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020


Persentase Penduduk di Jawa Timur Dirinci Menurut Kabupaten/Kota,
Jenis Kelamin dan Keluhan Kesehatan (angka Kesakitan) Selama Sebulan Terakhir, 2018 - 2019

5 No

1
Kabupaten/Kota,

Pacitan
Laki - Laki
2018
15,95
2019
12,8
2018
16,63
Perempuan
2019
16,63
2 Ponorogo 11,77 21,46 11,97 11,97
3 T renggalek 15,97 19,1 16,45 16,45
4 T ulungagung 14,09 18,37 16,68 16,68
5 Blitar 23,95 24 24,70 24,70
6 Kediri 15,31 16,54 15,28 15,28
7 Malang 11,71 17,38 11,95 11,95
8 Lumajang 10,17 16,63 11,77 11,77
9 Jember 15,13 14,64 14,36 14,36
17,62 19,29 19,29

id
10 Banyuwangi 16,79
17,31 18,19 18,19

o.
11 Bondowoso 22,23
14,80 14,33 14,33

.g
12 Situbondo 20,91
13,05 13,29 13,29

s
13 Probolinggo 20,98

bp
14 Pasuruan 12,81 15,24 12,24 12,24
15 Sidoarjo 10,44 b.
10,15 10,65 10,65
17,24 19,28 19,28
ka
16 Mojokerto 16,73
17 Jombang 15,91 19,52 16,27 16,27
to

18 Nganjuk 12,58 20,5 12,32 12,32


er

19 Madiun 8,91 14,62 9,75 9,75


ok

20 Magetan 12,18 16,11 13,29 13,29


oj

21 Ngawi 11,99 13,79 14,56 14,56


//m

22 Bojonegoro 15,95 20,51 19,33 19,33


23 T uban 15,50 15,18 13,69 13,69
s:

24 Lamongan 12,46 16,21 14,14 14,14


tp

25 Gresik 12,47 10,31 14,07 14,07


ht

26 Bangkalan 9,50 7,94 10,97 10,97


27 Sampang 24,23 27,01 29,70 29,70
28 Pamekasan 16,88 18,95 15,99 15,99
29 Sumenep 11,19 9,18 13,53 13,53
Kota
71 Kediri 8,59 14,97 10,34 10,34
72 Blitar 15,96 21,87 16,24 16,24
73 Malang 10,58 12,81 12,29 12,29
74 Probolinggo 11,58 19,31 12,38 12,38
75 Pasuruan 16,63 18,11 16,05 16,05
76 Mojokerto 11,58 15,73 15,52 15,52
77 Madiun 8,94 13,32 8,05 8,05
78 Surabaya 13,37 14,59 11,85 11,85
79 Batu 12,10 15,43 14,98 14,98
Jawa Timur 14,03 16,43 14,7 14,7

Ket : Keluhan kesehatan (Panas, Batuk, Pilek,Diare, Pusing, Penyakit Kronis dsb)
Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020 87


Persentase Penduduk di Jawa Timur Dirinci Menurut Kabupaten/Kota,
Jenis Kelamin dan Rata-Rata Hari Sakit Rawat Inap (Lama Sakit), 2018 - 2019

6 No

1
Kabupaten/Kota

Pacitan
2018
Laki - Laki

5,83
2019
5,07
Perempuan
2018
4,04
2019
4,76
2 Ponorogo 5,25 6,12 4,60 7,02
3 Trenggalek 4,97 4,94 4,12 5,94
4 Tulungagung 6,22 6,95 4,91 4,70
5 Blitar 10,39 6,11 4,29 4,38
6 Kediri 5,78 5,64 4,98 4,86
7 Malang 6,47 6,90 4,86 5,09
8 Lumajang 4,84 3,94 3,94 4,15
9 Jember 5,69 5,62 4,25 4,64

id
10 Banyuwangi 5,67 5,08 4,41 4,37

o.
11 Bondowoso 5,28 5,86 4,26 4,67

.g
12 Situbondo 5,37 5,39 4,78 4,84

s
13 Probolinggo 5,09 4,33 4,22 3,93

bp
14 Pasuruan 5,29 4,94 5,20 5,31
15 Sidoarjo 6,72
b. 5,27 5,29 4,17
ka
16 Mojokerto 6,18 7,58 4,75 5,48
7,45 5,87 4,52 5,36
to

17 Jombang
18 Nganjuk 5,45 6,41 4,94 4,50
er

19 Madiun 5,53 6,13 5,26 5,36


ok

20 Magetan 6,41 5,33 5,63 5,04


oj

21 Ngawi 5,57 5,06 4,04 5,85


//m

22 Bojonegoro 4,34 4,84 6,07 4,47


23 Tuban 7,13 7,78 4,38 4,44
s:

24 Lamongan 7,82 6,92 5,59 5,25


tp

25 Gresik 6,82 5,60 5,71 5,11


ht

26 Bangkalan 4,17 5,49 3,82 4,55


27 Sampang 4,31 4,76 3,45 3,98
28 Pamekasan 3,86 5,19 4,01 3,51
29 Sumenep 4,36 6,27 3,69 3,64
Kota
71 Kediri 6,31 5,01 4,80 4,75
72 Blitar 9,16 7,87 6,23 6,84
73 Malang 5,76 5,46 9,19 3,83
74 Probolinggo 5,57 5,50 4,65 4,94
75 Pasuruan 6,62 6,23 7,26 4,64
76 Mojokerto 5,33 6,13 3,95 5,69
77 Madiun 5,41 6,30 4,74 5,02
78 Surabaya 5,73 5,63 5,03 4,56
79 Batu 10,57 9,50 4,69 6,42
Jawa Timur 6,01 5,81 4,48 4,78

Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur

88 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020


Persentase Anak Usia 0-23 Bulan (Baduta) di Jawa Timur Dirinci Menurut Kabupaten/Kota,
Jenis Kelamin dan Pemberian ASI, 2017 - 2019

7 No

1
Kabupaten/Kota

Pacitan
Laki - Laki
2017
100,00
2019
100,00
2017
Perempuan

100,00
2019
100,00
2 Ponorogo 94,34 94,09 100,00 100,00
3 Trenggalek 100,00 97,03 96,34 96,08
4 Tulungagung 86,54 92,15 90,53 97,15
5 Blitar 100,00 95,55 87,80 100,00
6 Kediri 90,93 94,50 98,35 95,01
7 Malang 91,28 93,08 98,17 97,25
8 Lumajang 92,98 95,73 92,83 95,83
9 Jember 97,01 96,23 98,49 100,00

id
10 Banyuwangi 94,08 92,76 95,58 92,24

o.
11 Bondowoso 100,00 95,17 84,94 100,00

.g
12 Situbondo 100,00 92,71 82,95 82,22

s
13 Probolinggo 90,66 91,39 90,37 91,97

bp
14 Pasuruan 84,00 94,10 88,97 93,15
15 Sidoarjo 98,23
b. 100,00 96,35 95,67
ka
16 Mojokerto 95,34 92,67 97,44 96,18
to

17 Jombang 86,70 97,59 97,51 98,41


er

18 Nganjuk 96,10 95,45 88,08 94,29


100,00 94,04 93,67 96,53
ok

19 Madiun
20 Magetan 100,00 100,00 98,33 100,00
oj

21 Ngawi 77,24 93,54 83,88 91,90


//m

22 Bojonegoro 93,89 95,53 95,80 98,08


s:

23 Tuban 83,67 95,30 94,30 97,75


tp

24 Lamongan 95,97 98,75 96,70 96,65


ht

25 Gresik 88,11 95,03 92,71 97,04


26 Bangkalan 96,49 97,46 100,00 97,32
27 Sampang 93,56 100,00 96,51 98,46
28 Pamekasan 94,24 97,83 86,23 96,98
29 Sumenep 100,00 83,82 93,42 81,96
Kota
71 Kediri 97,53 100,00 91,87 97,93
72 Blitar 76,40 100,00 89,69 95,00
73 Malang 97,19 100,00 100,00 97,51
74 Probolinggo 98,26 93,12 86,36 100,00
75 Pasuruan 95,64 98,89 93,46 89,95
76 Mojokerto 100,00 100,00 100,00 84,69
77 Madiun 86,63 96,58 100,00 93,07
78 Surabaya 96,28 95,64 93,20 97,73
79 Batu 91,00 95,41 90,98 100,00
Jawa Timur 93.50 95,40 94,16 96,02

Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020 89


Rata-rata Konsumsi Kalori dan Protein Per Kapita Sehari

8
Menurut Kabupaten/Kota di Jawa Timur, 2019

No Kabupaten/Kota Kalori (Kkal) Protein (Gram)


1 Pacitan 2.178,13 60,23
2 Ponorogo 2.086,75 57,77
3 Trenggalek 2.078,75 58,04
4 Tulungagung 2.038,56 59,03
5 Blitar 2.016,18 54,97
6 Kediri 2.100,43 59,30
7 Malang 1.970,17 55,93
8 Lumajang 2.163,19 60,90
9 Jember 2.104,20 59,32
10 Banyuwangi 2.097,85 59,16

id
11 Bondowoso 2.188,73 62,21

o.
12 Situbondo 2.154,09 61,28

.g
13 Probolinggo 2.081,78 58,97

s
bp
14 Pasuruan 2.207,29 62,42
15 Sidoarjo 2.035,85
b. 63,05
16 Mojokerto 2.329,74 69,33
ka

17 Jombang 2.141,58 64,90


to

18 Nganjuk 2.067,97 57,54


er

19 Madiun 2.050,77 56,61


ok

20 Magetan 2.075,58 58,17


oj

21 Ngawi 2.162,94 62,60


//m

22 Bojonegoro 2.215,62 60,71


23 Tuban 2.218,23 67,30
s:

24 Lamongan 2.098,28 60,49


tp

25 Gresik 2.023,65 60,42


ht

26 Bangkalan 1.919,13 53,88


27 Sampang 2.015,73 61,39
28 Pamekasan 1.916,83 54,63
29 Sumenep 2.544,53 80,30
Kota
71 Kediri 2.023,83 59,42
72 Blitar 2.034,16 60,06
73 Malang 1.926,48 59,55
74 Probolinggo 1.966,36 61,23
75 Pasuruan 2.109,78 66,41
76 Mojokerto 1.930,54 60,41
77 Madiun 2.022,29 61,61
78 Surabaya 1.958,98 62,30
79 Batu 1.884,07 54,30
Jawa Timur 2.088,09 60,79

Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur

90 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020


Persentase Rumah Tangga di Jawa Timur Dirinci Menurut Kabupaten/Kota

9
dan Sumber Penerangan, 2019

Sumber Penerangan
No Kabupaten/Kota
Listrik PLN Listrik Non PLN Bukan Listrik Jumlah
1 Pacitan 99,89 - 0,11 100,00
2 Ponorogo 99,95 - 0,05 100,00
3 Trenggalek 100 - - 100,00
4 Tulungagung 99,7 0,3 - 100,00
5 Blitar 99,92 - 0,08 100,00
6 Kediri 100 - - 100,00
7 Malang 100 - - 100,00
8 Lumajang 100 - - 100,00
9 Jember 99,96 - 0,04 100,00

id
10 Banyuwangi 99,4 0,14 0,46 100,00

o.
11 Bondowoso 100 - - 100,00

.g
12 Situbondo 98,26 1,74 - 100,00

s
13 Probolinggo 97,17 1,58 1,26 100,00

bp
14 Pasuruan 99,95 0,05 - 100,00
15 Sidoarjo 100
b. - - 100,00
ka
16 Mojokerto 100 - - 100,00
to

17 Jombang 100 - - 100,00


er

18 Nganjuk 99,57 0,3 0,14 100,00


99,85 0,1 0,05
ok

19 Madiun 100,00
20 Magetan 100 - - 100,00
oj

21 Ngawi 100 - - 100,00


//m

22 Bojonegoro 99,88 - 0,12 100,00


s:

23 Tuban 100 - - 100,00


tp

24 Lamongan 99,7 0,2 0,1 100,00


ht

25 Gresik 100 - - 100,00


26 Bangkalan 99,91 - 0,09 100,00
27 Sampang 100 - - 100,00
28 Pamekasan 100 - - 100,00
29 Sumenep 86,61 12,25 1,14 100,00
Kota
71 Kediri 100 - - 100,00
72 Blitar 100 - - 100,00
73 Malang 100 - - 100,00
74 Probolinggo 100 - - 100,00
75 Pasuruan 100 - - 100,00
76 Mojokerto 99,82 - 0,18 100,00
77 Madiun 100 - - 100,00
78 Surabaya 99,91 0,09 - 100,00
79 Batu 99,85 0,15 - 100,00
Jawa Timur 99,42 0,47 0,11 100,00

Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020 91


Angka Partisipasi Sekolah Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota

10
dan Golongan Umur Tahun 2018 -2019

Angka Partisipasi Sekolah


No Kabupaten/Kota 7 - 12 th 13-15th
2018 2019 2018 2019
1 Pacitan 100,00 99,00 100,00 96,60
2 Ponorogo 100,00 100,00 100,00 99,41
3 Trenggalek 100,00 100,00 84,16 93,47
4 Tulungagung 100,00 99,72 100,00 98,48
5 Blitar 100,00 99,54 95,35 98,36
6 Kediri 100,00 99,25 98,47 99,09
7 Malang 100,00 100,00 100,00 98,38
8 Lumajang 97,21 98,84 90,10 96,23
9 Jember 100,00 99,64 86,38 96,85

id
10 Banyuwangi 100,00 99,85 90,77 98,24

o.
11 Bondowoso 97,38 99,72 99,84 97,64

.g
12 Situbondo 94,47 99,57 94,74 96,04

s
bp
13 Probolinggo 98,40 99,64 91,35 93,77
14 Pasuruan 95,60 b. 99,39 85,83 97,47
15 Sidoarjo 100,00 99,62 100,00 99,64
ka

16 Mojokerto 100,00 99,75 86,86 98,08


to

17 Jombang 100,00 99,67 100,00 99,20


er

18 Nganjuk 100,00 99,74 100,00 99,09


ok

19 Madiun 100,00 99,39 92,52 97,21


oj

20 Magetan 100,00 99,52 100,00 99,31


//m

21 Ngawi 100,00 100,00 100,00 99,38


22 Bojonegoro 99,97 100,00 100,00 95,90
s:

23 Tuban 100,00 99,76 89,35 93,29


tp

24 Lamongan 96,98 99,68 100,00 98,12


ht

25 Gresik 98,97 99,72 98,06 99,45


26 Bangkalan 100,00 99,52 94,28 91,96
27 Sampang 97,44 99,38 94,89 94,96
28 Pamekasan 100,00 99,68 93,18 97,92
29 Sumenep 100,00 99,72 93,70 97,12
Kota
71 Kediri 100,00 100,00 100,00 99,61
72 Blitar 100,00 100,00 68,52 97,47
73 Malang 100,00 100,00 45,18 95,59
74 Probolinggo 98,37 99,78 100,00 97,49
75 Pasuruan 100,00 99,44 100,00 94,95
76 Mojokerto 100,00 99,64 56,89 99,05
77 Madiun 100,00 99,44 100,00 99,03
78 Surabaya 95,67 99,65 81,61 98,48
79 Batu 100,00 99,72 100,00 98,83
Jawa Timur 99,07 99,65 94,20 97,43

Sumber: BPS Republik Indonesia

92 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020


Jumlah Pengangguran Terbuka (TPT) dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

11
Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2018 dan 2019

TPT TPAK
No Kabupaten/Kota
2018 2019 2018 2019
1 Pacitan 1,43 0,95 79,41 79,55
2 Ponorogo 3,87 3,58 72,07 71,09
3 Trenggalek 4,17 3,43 75,19 73,24
4 Tulungagung 2,61 3,36 70,62 70,40
5 Blitar 3,37 3,11 70,61 72,85
6 Kediri 4,25 3,68 67,70 71,61
7 Malang 3,24 3,82 69,70 69,96
8 Lumajang 2,55 2,81 68,10 65,92
9 Jember 4,09 3,80 67,90 67,01

id
10 Banyuwangi 3,67 4,08 72,12 72,06

o.
11 Bondowoso 3,90 2,96 71,45 75,81

.g
12 Situbondo 1,92 2,82 71,87 72,20

s
13 Probolinggo 4,15 3,88 68,41 68,62

bp
14 Pasuruan 6,11 b. 5,42 69,59 68,64
15 Sidoarjo 4,73 4,72 64,53 66,82
ka
16 Mojokerto 4,27 3,68 71,92 69,35
to

17 Jombang 4,64 4,39 69,86 70,87


er

18 Nganjuk 2,64 3,22 67,91 66,67


ok

19 Madiun 3,81 3,62 69,52 70,35


20 Magetan 3,92 77,60
oj

3,08 72,19
21 Ngawi 3,83 75,41
//m

3,70 72,41
22 Bojonegoro 4,19 3,70 67,13 71,15
s:

23 Tuban 2,83 2,76 71,78 68,62


tp

24 Lamongan 3,17 4,00 68,02 68,89


ht

25 Gresik 5,82 5,54 67,29 65,65


26 Bangkalan 5,25 5,84 68,86 63,11
27 Sampang 2,41 2,81 67,31 66,42
28 Pamekasan 2,92 2,32 69,35 68,13
29 Sumenep 1,79 2,17 71,53 75,04
Kota
71 Kediri 3,63 4,22 65,09 64,60
72 Blitar 4,06 4,64 72,21 72,06
73 Malang 6,79 6,04 65,94 65,89
74 Probolinggo 3,64 4,41 64,89 63,85
75 Pasuruan 4,55 5,06 66,33 67,91
76 Mojokerto 2,45 2,65 69,19 64,88
77 Madiun 3,85 4,01 64,41 66,73
78 Surabaya 6,12 5,87 66,98 68,61
79 Batu 3,12 2,48 70,52 71,01
Jawa Timur 3,99 3,92 69,37 69,45

Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mojokerto 2020 93


ht
tp
s:
//m
oj
ok
er
to
ka
b.
bp
s.g
o.
id

Anda mungkin juga menyukai