Anda di halaman 1dari 18

Gambaran Pelayanan Pada Organisasi Perangkat Daerah

NAMA : BAMBANG BUDIONO


NPM : 207322076
Mata Kuliah : Pengelolaan Keuangan Publik
Dosen Pengasuh : Dr. Ranggi Ade Febrian, S.IP.,M.SI

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ruang lingkup perencanaan pembangunan daerah meliputi tahapan, tata cara


penyusunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah yang
terdiri atas Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Strategis Organisasi Perangkat Daerah
(Renstra OPD), Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD), dan Rencana Kerja Satuan
Kerja Perangkat Daerah (Renja OPD). Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah
(Renstra OPD) adalah dokumen perencanaan OPD untuk periode lima tahun. Renstra OPD
disusun sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD serta berpedoman kepada RPJM Daerah dan
bersifat indikatif. Fungsi Renstra OPD adalah sebagai acuan perencanaan bagi OPD dalam
penyelenggaraan pembangunan daerah. Perumusan rancangan Renstra OPD merupakan
proses yang tidak terpisahkan dan dilakukan bersamaan dengan tahap perumusan rancangan
awal RPJMD. Sedangkan Renja OPD merupakan perencanaan tahunan OPD yang harus
mengacu pada Renstra OPD. Dalam hal ini, Organisasi Perangkat Daerah menyusun Renstra
OPD yang disusun dengan tahapan sebagai berikut:

a. persiapan penyusunan Renstra OPD;


b. penyusunan rancangan Renstra OPD;
c. penyusunan rancangan akhir Renstra OPD; dan
d. penetapan Renstra OPD

1.2 Landasan Hukum

Landasan hukum penyusunan Rencana Strategis Sekretariat Daerah Kabupaten Rokan


Hilir 2016-2021 ini terdiri dari Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Daerah,
dan ketentuan peraturan lainnya yang mengatur tentang struktur organisasi, tugas dan fungsi,
kewenangan Sekretariat Daerah, serta pedoman yang dijadikan acuan dalam penyusunan
perencanaan dan penganggaran Sekretariat Daerah.

Landasan Hukum tersebut antara lain adalah sebagai berikut:


1. Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan,
Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten
Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi, dan Kota Batam
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 181, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3902) sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2008 tentang Perubahan Ketiga
Atas Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4880);
2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4389);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
124);
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Nasional
Jangka Panjang (RPJPN) Tahun 2005-2025
8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Tahun 2014 Nomor 246);
9. Perturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapakali terakhir dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua
Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah;
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 Tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah, Dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
12. Peraturan Daerah Kabupaten Rokan Hilir Nomor 10 Tahun 2007 tentang Urusan
Pemerintahan Kabupaten Rokan Hilir (Lembaran Daerah Tahun 2007 Nomor 10);
13. Peraturan Daerah Kabupaten Rokan Hilir Nomor 21 Tahun 2012 tentang Pokok-Pokok
Pengelolaan Keuangan Kabupaten Rokan Hilir (Lembaran Daerah Tahun 2012 Nomor
21);
14. Peraturan Daerah Kabupaten Rokan Hilir Nomor 01 Tahun 2017 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2005 – 2025;
15. Peraturan Daerah Kabupaten Rokan Hilir Nomor 02 Tahun 2017 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Rokan Hilir Tahun
2016 – 2021;

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud penyusunan Rencana Strategis Sekretariat Daerah ini adalah untuk


mendapatkan dokumen perencanaan yang bersifat strategis berjangka waktu lima tahunan
yang akan menjadi pedoman bagi Sekretariat Daerah di dalam mewujudkan Visi dan Misi
Pembangunan Daerah yang tertuang di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Rokan Hilir 2016-2021.
Penyusunan Rencana Strategis Sekretariat Daerah Kabupaten Rokan Hilir ini bertujuan
untuk:

1. Mendapatkan perencanaan yang bersifat strategis lima tahunan.


2. Menjadi pedoman bagi Sekretariat Daerah Kabupaten Rokan Hilir dalam menyusun
perencanaan tahunan (Renja OPD).
3. Menjadi acuan dalam pengukuran kinerja OPD melalui indikator yang telah
ditetapkan.
4. Memudahkan pengawasan, evaluasi dan monitoring terhadap jalannya pembangunan,
khususnya yang dijalankan oleh Sekretariat Daerah Kabupaten Rokan Hilir
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN OPD

Selanjutnya akan diuraikan gambaran pelayanan OPD yang terdiri dari peran (tugas
dan fungsi) Sekretariat Daerah Kabupaten Rokan Hilir dalam penyelenggaraan urusan
pemerintahan daerah; sumber daya yang dimiliki dalam penyelenggaraan tugas dan
fungsinya; capaian-capaian penting yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan Renstra OPD
periode sebelumnya; capaian program prioritas OPD yang telah dihasilkan melalui
pelaksanaan RPJMD periode sebelumnya; dan hambatan-hambatan utama yang masih
dihadapi dan dinilai perlu untuk diatasi melalui Rencana Strategis Sekretariat Daerah
Kabupaten Rokan Hilir ini.

2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah


Berdasarkan Peraturan Bupati Rokan Hilir Nomor 41 Tahun 2016 tentang kedudukan,
susunan organisasi, tugas, fungsi dan tata kerja sekretariat daerah Kabupaten Rokan Hilir.
Dengan demikian pada hakekatnya Tugas Pokok Sekretariat Daerah Kabupaten Rokan Hilir
merupakan upaya pembinaan, penyempurnaan, penertiban, pengawasan dan pengendalian
manajemen secara terencana, bertahap dan berkelanjutan untuk peningkatan kinerja seluruh
Unit Satuan Kerja dalam ruang lingkup Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir melalui kerja
sama secara terkoordinasi guna mengambil langkah pembaharuan sektor penyelenggara
negara (public service reform) dalam rangka mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Yang
Baik (good governance). Adapun fungsi Sekretariat Daerah Kabupaten Rokan Hilir yakni
dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Mengkoordinasikan, perumusan, kebijakan Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir;


2) Pembinaan penyelenggaraan Pemerintah dalam arti mengumpulkan dan menganalisa
data, merumuskan program dan petunjuk teknis (Juknis) serta memantau perkembangan
penyelenggaraan pemerintahan;
3) Pembinaan pelaksanaan pembangunan di bidang pembangunan perekonomian melalui
proses pengumpulan, analisa data dan menetapkan kebijakan secara transparan;
4) Pembinaan terhadap kegiatan kemasyarakatan;
5) Melakukan pembinaan terhadap kegiatan pembangunan bidang kesejahteraan sosial;
6) Pembinaan administrasi organisasi dan tatalaksana serta memberikan pelayanan teknis
administrasi kepada seluruh perangkat daerah;
7) Koordinasi perumusan peraturan perundang-undangan dan pembinaan hukum
menyangkut tugas pokok dan fungsi pemerintahan Kabupaten Rokan Hilir;
8) Melakukan koordinasi penyusunan anggaran Sekretariat Daerah dengan pihak terkait;
9) Melaksanakan dan mengimplementasikan hubungan masyarakat dan hubungan antara
lembaga perangkat daerah dan organisasi profesi lainnya;
10) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati Rokan Hilir sesuai dengan
fungsinya.
Dalam rangka penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi tersebut di atas, Susunan
Organisasi Sekretariat Daerah terdiri dari :
1) Tipelogi Sekretariat Daerah ditetapkan sebagai tipe A terdiri 3 (tiga) Asisten,
dengan susunan organisasi, terdiri dari :
a. Sekretaris Daerah.
b. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, mengkoordinasikan:
a) Bagian Tata Pemerintahan, terdiri atas:
b) Sub Bagian Administrasi Pemerintahan;
c) Sub Bagian Administrasi Kewilayahan;
d) Sub Bagian Otonomi Daerah.
2) Bagian Kesejahteraan Rakyat, terdiri atas:
a) Sub Bagian Bina Mental Spritual;
b) Sub Bagian Kesejahteraan Sosial;
c) Sub Bagian Kesejahteraan Masyarakat.
3) Bagian Hukum, terdiri atas:
a) Sub Bagian Perundang-undangan;
b) Sub Bagian Bantuan Hukum;
c) Sub Bagian Dokumentasi dan Informasi.
4) Bagian Kerja Sama, Perbatasan dan Pertanahan, terdiri atas:
a) Sub Bagian Kerja Sama;
b) Sub Bagian Perbatasan;
c) Sub Bagian Pertanahan.
d) Asisten Perekonomian dan Pembangunan, mengkoordinasikan:
5) Bagian Perekonomian, terdiri atas:
a) Sub Bagian Pembinaan BUMD dan BLUD;
b) Sub Bagian Pengendalian dan Distribusi Perekekonomian;
c) Sub Bagian Perencanaan Dan Pengawasan Ekonomi Mikro Kecil.
6) Bagian Administrasi Pembangunan, terdiri atas:
a) Sub Bagian Penyusunan Program;
b) Sub Bagian Pengendalian Program;
c) Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan.
7) Bagian Pengadaan Barang dan Jasa, terdiri atas:
a) Sub Bagian Pengelolaan Pengadaan Barang Dan Jasa;
b) Sub Bagian Pengelolaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik;
c) Sub Bagian Pembinaan Dan Advokasi Pengadaan Barang Dan Jasa.
8) Bagian Sumber Daya Alam, terdiri atas:
a) Sub Bagian Sumber Daya Alam Pertanian, Kehutanan, Kelautan Dan
Perikanan;
b) Sub Bagian Sumber Daya Alam Pertambangan Dan Lingkungan Hidup;
c) Sub Bagian Sumber Daya Alam Energi Dan Air.
d) Asisten Administrasi Umum, mengkoordinasikan:
9) Bagian Umum, terdiri atas:
a) Sub Bagian Tata Usaha Pimpinan, Staf Ahli Dan Kepegawaian;
b) Sub Bagian Perlengkapan;
c) Sub Bagian Rumah Tangga.
10) Bagian Organisasi, terdiri atas:
a) Sub Bagian Kelembagaan dan Analisis Jabatan;
b) Sub Bagian Pelayanan Publik Dan Tata Laksana;
c) Sub Bagian Kinerja Dan Reformasi Birokrasi.
11) Bagian Protokol Dan Komunikasi Pimpinan, terdiri atas:
a) Sub Bagian Protokol;
b) Sub Bagian Komunikasi Pimpinan;
c) Sub Bagian Dokumentasi Pimpinan.
12) Bagian Perencanaan Dan Keuangan, terdiri atas:
a) Sub Bagian Perencanaan;
b) Sub Bagian Keuangan;
c) Sub Bagian Pelaporan.
d) Staf Ahli Terdiri dari:
1) Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik;
2) Staf Ahli Bidang Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan;
2.2 Sumber Daya OPD
a. Sumber daya manusia
Untuk menunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Sekretariat Daerah Kabupaten
Rokan Hilir memiliki pegawai sebanyak 200 orang PNS. Masih belum meratanya tingkat
Pendidikan ASN pada lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Rokan Hilir merupakan
salah satu isu yang harus dipecahkan dikemudian hari. Untuk menggambarkan kinerja
Sekretariat Daerah Kabupaten Rokan hilir ini akan dilakukan dengan pendekatan penggunaan
anggaran (keuangan) terhadap realiasi anggaran. Dengan kata lain, apakah peningkatan atau
penurunan anggaran yang digunakan dapat meningkatkan kinerja pada organisasi pemerintah
daerah. Pengukuran ini menjadi penting untuk memahami apakah organisasi pemerintah
daerah memiliki pemahaman terhadap kebutuhan anggaran (sebagai input) dalam mencapai
target kinerja (sebagai output). Dengan demikian setiap Bagian dalam Sekretariat Daerah
Kabupaten Rokan Hilir akan dituntut untuk mencapai hasil penyerapan dana dan sekaligus
melakukan efensiensi anggran. Maka prinsip-prinsip efisiensi, efektivitas, maupun ekonomis
dalam pelaksanaan seluruh aktivitas maupun penggunaan sumberdaya organisasi harus
terukur untuk mencapai hasil-hasil pembangunan. Sebagai gambaran kinerja serapan
keuangan dilakukan dengan menggunkan data tahun 2017-2018.

Belanja langsung digunakan oleh Sekretariat Daerah Kabupaten Rokan Hilir untuk
membiayai program-program yang telah direncanakan setiap tahunnya. Program-program
yang dilaksanakan disesuaikan dengan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), serta
kondisi yang berkembang. Pelaksanaan program juga disesuaikan dengan ketersediaan
keuangan daerah Kabupaten Rokan Hilir dan sumber daya yang dimiliki Sekretariat Daerah.
Ada kegiatan yang sepenuhnya dapat dilaksanakan sehingga pencapaian kinerja dapat 100
persen, namun ada program yang tidak dapat sepenuhnya dilaksanakan dan bahkan ada yang
tidak dapat dilaksanakan karena terbatasnya sumber daya manusia yang dimiliki dan atau
keuangan daerah yang tidak memungkinkan untuk pelaksanaan kegiatan.

2.3 Tantangan dan Peluang Sekretariat Daerah Kabupaten Rokan Hilir


Tantangan dan peluang merupakan kondisi dimana OPD tidak dapat
mengintervensinya namun demikian tantangan dan peluang merupakan suatu kondisidimana
OPD dapat mengambil kesempatan dan meminimalkan resiko ancaman yangada dikemudian
hari khususnya dalam melaksanakan tugas di bidang penyusunankebijakan dan
pengkoordinasian perangkat daerah dapat diidentifikasikan sebagaiberikut :
1. Tugas pokok dan fungsi yang akan dipengaruhi oleh aturan atau perundang -
undangan dari pusat
2. Adanya dukungan dan komitmen dari Pimpinan khususnya Bupati
3. Adanya keinginan kuat untuk mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan
yang baik.
4. Kurangnya pemahaman terhadap tugas pokok dan fungsinya.
5. Peningkatan target kinerja Aparatur ASN
6. Mewujudkan pelayanan publik yang prima.
7. Kurang optimalnya kinerja SDM aparatur
8. Kurang optimalnya penggunaan prasarana dan sarana.
9. Peningkatan perekonomian daerah, kerjasama dan penanaman modal
10. Kurangnya disiplin dan budaya kerja yang rendah.
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

Pada analisis isu-isu strategis ini merupakan bagian penting dalam dokumen Rencana
Strategis karena merupakan pondasi pemikiran dalam penajaman dan penyelarasan visi, misi
dan arah pembangunan daerah. Uraian permasalahan pembangunan yang mengawali bagi
analisis isu-isu strategis ini, dimaksudkan sebagai acuan untuk merumuskan isu-isu strategis
yang akan dipertimbangkan dalam membuat kebijakan dalam rangka menghasilkan kinerja
Sekretariat Daerah Kabupaten Rokan Hilir dalam kurun waktu Tahun 2016-2021.

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan OPD


Identifikasi permasalahan pembangunan digunakan untuk menentukan program
pembangunan daerah yang tepat sebagai solusi terhadap permasalahan yang dihadapi.
Identifikasi dengan menggunakan kriteria tertentu harus dilakukan sehingga
menghasilkan daftar permasalahan yang secara faktual dihadapi dalam pembangunan.
Kriteria yang digunakan untuk mengidentifikasi permasalahan yang akan diangkat
adalah:
1. Cakupan masalah yang luas.
2. Permasalahan cenderung meningkat atau membesar pada masa yang akan
datang dan berdampak negatif.
3. Memerlukan upaya penanganan yang konsisten dari waktu ke waktu serta
sinergitas berbagai pihak.
Berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan yang dilaksanakan oleh Sekretariat
Daerah yang berkaitan dengan pelayanan kepada Kepala Daerah dan Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) dapat diidentifikasi 3 (tiga) klasifikasi permasalahan
pelayanan Sekretariat Daerah, yaitu permasalahan pada kebijakan, program dan
kebutuhan teknis operasional pada kegiatan. Pada tataran kebijakan Sekretariat Daerah dapat
diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut :
1. Belum optimalnya manajemen ASN dalam rangka peningkatkan kualitas kinerja
dan menciptakan budaya kerja positif yang kondusif bagi terciptanya birokrasi
yang bersih dan akuntabel, efektif, dan efisien serta mampu memberikan pelayanan
yang berkualitas
2. Kualitas penerapan sistem akuntabilitas keuangan dan kinerja yang terintegrasi
masih perlu ditingkatkan
Pada tingkat implementasi program pada Bagian di lingkungan Sekretariat Daerah dapat
diidentifikasikan permasalahan pelayanan sebagai berikut :

1. Tata kelola pemerintahan yang belum efektif, efisien dan akuntabel


2. Tata kelola administrasi asset pemerintahan belum optimal
3. Sistem tata kelola administrasi pemerintahan yang belum optimal
4. Penyusunan produk hukum daerah yang sesuai dengan kondisi daerah dan
peraturan perundang-undangan yang diatasnya
5. Kesadaran hukum aparatur dan masyarakat terhadap hukum masih perlu
ditingkatkan
6. Peraturan perundang-undangan tentang pengadaan barang dan jasa yang dinamis
7. Kebutuhan data dan informasi perekonomian dan pembinaan potensi daerah
yang terbaru
8. Keterbatasan sumber daya (modal, SDM) dalam pelaksanaan pembangunan daerah
9. Kapasitas SDM komunikasi dan informasi perlu ditingkatkan
10. Penyebarluasan informasi kepada masyarakat perlu ditingkatkan
11. Kelembagaan yang belum efektif dan efisien
12. Penyelenggaraan pelayanan kepada Bupati, Wakil Bupati, Sekda, Asisten dan Staf
Ahli Bupati
13. Penyelenggaraan administrasi umum untuk mendukung pelaksanaan tugas
dilingkungan Sekretariat Daerah
14. Penyelenggaraan yang harus sesuai dengan standar keprotokolan Permasalahan teknis
operasional kegiatan yang dapat diidentifikasi dari pelayanan Sekretariat Daerah,
sebagai berikut :
1) Perlunya koordinasi berbagai pihak terkait dalam rangka penyelenggaaan
pemerintahan daerah
2) Data dan informasi yang berhubungan dengan perekonomian dan pembinaan
potensi daerah masih belum optimal
3) Sarana penyebarluasan informasi kepada masyarakat butuh ditingkatkan
4) Adanya kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan SDM Faktor-faktor yang
mempengaruhi pelayanan Sekretariat Daerah sebagai Satuan Kerja Perangkat
Daerah yang memiliki tugas pokok membantu Bupati dalam menyusun kebijakan
dan mengkoordinasikan Dinas Daerah dan Lembaga Daerah adalah faktor internal
dan eksternal Sekretariat Daerah, faktor internal yang mempengaruhi Sekretariat
Daerah antara lain :
a) Jumlah dan kapasitas aparatur belum seluruhnya memenuhi tuntutan tugas dan
belum sesuai dengan beban kerja.
b) Masih lemahnya pemahaman Tugas dan Fungsi para aparatur pemerintah
mengakibatkan tidak maksimalnya hasil koordinasi.
c) Pola pembinaan aparatur yang belum terorientasikan pada peningkatan kinerja.
d) Mekanisme dan pola kerja pada setiap unit kerja belum tertata dalam suatu
sistem yang terpadu, efektif dan efesien Sedangkan masalah eksternal yang
mempengaruhi kinerja Sekretariat daerah Kabupaten Rokan Hilir adalah :
1. Adanya interpretasi terhadap otonomi daerah yang dapat menimbulkan
kesenjangan dalam penyelenggaraan pemerintahan.
2. Kebijakan Pemerintah Pusat yang tidak konsisten dan tidak proporsional
dapat
menimbulkan pengaruh terhadap kinerja Sekretariat Daerah.
3. Terlalu cepat dan sering berubahnya peraturan perundang-undangan oleh
Pemerintah Pusat yang tidak diikuti dengan peraturan Berdasarkan data
dan informasi tersebut di atas secara umum isu-isu strategis yang dihadapi
oleh Sekretariat Daerah dalam kurun waktu 2016- 2021, adalah sebagai
berikut:
a. Pemanfaatan sumber daya aparatur Pada Sekretariat Daerah
Sumber daya aparatur merupakan aset strategis dalam kerangka
perwujudan good governance. Tuntutan kerjat terhadap kebutuhan
pelayanan prima (services excelent) perlu diimbangi dengan citra
birokrasi yang mempunyai kompetensi yang baik dalam bidang
profesionalisme aparatur, penguasaan komunikasi dan presentasi serta
pemahaman terhadap manajemen standar pelayanan minimal public
services and public complaint. Selain hal itu sumber daya aparatur juga
diarahkan kepada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan,
yang menekankan pada transparansi, manajemen pemerintahan yang
lebih transparan, akuntabilitas, dan peningkatan efektivitas dan
efisiensi serta ada upaya dan perhatian yang sungguh - sungguh
terhadap penanganan dan pemberantasan korupsi, kolusi, dan
nepotisme (KKN). Pendayagunaan aparatur pemerintah OPD
Sekretariat Daerah dalam makna lain adalah juga pengembangan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang pada hakekatnya merupakan
upaya pembinaan, penyempurnaan, penertiban, pengawasan dan
pengendalian manajemen secara terencana, bertahap dan berkelanjutan
untuk meningkatkan kinerja seluruh aparatur yang ada pada Sekretariat
Daerah, melalui kerjasama secara terkoordinasi guna mengambil
langkah pembaharuan sektor penyelenggara negara (public service
reform) dalam rangka mewujudkan good governance yang
diwacanakan dalam RPJMD Kabupaten Rokan Hilir 2016-2021.
b. Tuntutan peningkatan kualitas pelayanan publik. Tujuan
diselenggarakannya pemerintahan dan pembangunan adalah dalam
rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat, sehingga pemerintah
dituntut untuk dapat menunjukkan kinerja terbaik yakni kemajuan
pembangunan dan pelayanan yang dapat memuaskan publik. Berbagai
kebijakan baru pemerintah telah dikeluarkan dan harus dilaksanakan
oleh Pemerintah Daerah dalam rangka menyikapi tuntutan tersebut.
Standar pelayanan (SPM, SPP, SOP) harus diterapkan, baik yang
menyangkut sarana-prasarana, mekanisme/prosedur, SDM,
keterbukaan informasi dan lainlain. Kemudahan perizinan,
transparansi/kejelasan SOP, tidak adanya pungutan liar dan iklim yang
kondusif, akan sangat menunjang kegairahan dalam berinvestasi.
c. Belum optimalnya pelaksanaan reformasi birokrasi. Birokrasi
Pemerintah Daerah khususnya pada Sekretariat Pemerintahan
merupakan faktor yang sangat menentukan berjalannya
penyelenggaraan pemerintahan daerah sebagaimana diamanatkan
dalam peraturan perundang- undangan yang berlaku, oleh karena itu
reformasi birokrasi pemerintah daerah sejak dicanangkan pada tahun
2005, senantiasa harus dilanjutkan secara terus menerus sehingga
mampu beradaptasi dengan berbagai tantangan di masa depan yang
semakin kompleks dan beragam sejalan dengan perkembangan dan
perubahan kebijakan penyelenggaraan pemerintahan daerah, tuntutan
masyarakat serta dinamika global yang senantiasa mempengaruhi
manajemen penyelenggaraan pemerintahan daerah. Reformasi
birokrasi pemerintah daerah yang harus dilakukan adalah
restrukturisasi dan refungsionalisasi lembaga perangkat daerah,
ketatalaksanaan (mekanisme dan standar operasional prosedur),
pelayanan perizinan, sistem pengelolaan keuangan daerah, manajemen
kepegawaian daerah, manajemen pelayanan kepada masyarakat, sistem
pengawasan dan pengendalian internal serta artikulasi partisipasi
masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian
penyelenggaraan pemerintahan daerah. Upaya untuk memperbaiki tata
kepemerintahan juga dilakukan dalam seluruh aspek manajemen
(perencanaan, kelembagaan dan ketatalaksanaan, pendayagunaan
aparatur, pelaporan dan pertanggungjawaban).
d. Manajemen Keuangan dan Aset Daerah Keuangan dan aset daerah
merupakan salah satu modal utama dalam penyelenggaraan
pemerintah, oleh karena itu manajemen keuangan dan aset daerah
menjadi sesuatu hal yang strategis dalam pencapaian keberhasilan
pembangunan. Manajemen keuangan dan pengelolaan aset daerah lebih
diarahkan kepada entreupreneurnal management yang pada intinya
diarahkan pada pengelolaan keuangan dan aset daerah yang lebih
berorientasi kinerja (Performance Budget), bukan pada kebijakan
(Policy Budget). Sistem manajemen keuangan daerah (financial
management system) merupakan bagian penting dalam rangka
mendukung terciptanya good governance di daerah. Bagian-bagian lain
yang sama pentingnya adalah menata sistem pembiayaan, sistem
penganggaran, dan sistem akuntansi serta sistem pemeriksaan.
Tuntutan pembaharuan sistem keuangan tersebut adalah agar
pengelolaan dana masyarakat (public fund) dilakukan secara transparan
dengan mendasarkan konsep value for money sehingga tercipta
akuntabilitas publik (public accountability).

3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Terpilih
Visi Bupati dan Wakil Bupati Rokan Hilir 2016-2021 adalah:
“Terwujudnya Rokan Hilir sebagai Kawasan Industri guna menuju masyarakat
madani dan mandiri yang sejahtera”
Beberapa kata kunci yang terdapat di dalam visi di atas dijelaskan sebagai berikut:
 Terwujudnya Kawasan industri maksudnya adalah terbangunnya sentra
industri terpadu berbasis potensi daerah dan masyarakat yang mendukung
peningkatan perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat.
 Menuju masyarakat madani maksudnya adalah terwujudnya masyarakat
beradab, demokratis, etika dan moralitas tinggi, transparan, toleransi,
berpotensi, aspiratif, bermotivasi, sederhana dan konsisten.
 Daerah yang Mandiri maksudnya adalah terwujudnya kemampuan daerah
yang mandiri dalam mengatur dan mengurus daerah dan mengurangi
ketergantungan dengan pihak luar
 Masyarakat Sejahtera maksudnya adalah terpenuhinya keinginan dan harapan
hidup yang lebih baik, kemampuan memenuhi konsumsi dasar (pangan,
sandang, papan) dan terwujudnya kemudahan akses pendidikan, kesehatan, air
bersih dan transportasi Untuk mewujudkan Visi tersebut di atas, maka dilakukan
melalui pelaksanaan Misi sebagai berikut:
1. Membangun masyarakat Rokan Hilir yang berbudaya melayu, berakhlak,
beriman dan bertaqwa;
2. Mengembangkan industri Hulu dan Hilir pada sektor non minyak dan gas
untuk membuka lapangan kerja baru, peningkatan pendapatan dan
kemandirian masyarakat;
3. Mengembangkan Sumber Daya Manusia berkualitas melalui peningkatan
derajat kesehatan dan derajat pendidikan individu dan masyarakat;
4. Mengedepankan prinsip good governance untuk pelayanan kepada
masyarakat dan peningkatan iklim investasi;
5. Pembangunan infrastruktur untuk pengembangan perekonomian di
perdesaan dan perkotaan;

3.3 Penentuan Isu-isu Strategis Selama kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan
Sekretariat Daerah dituntut lebih responsif, kreatif dan inovatif dalam menghadapi
perubahan-perubahan baik ditingkat lokal, regional dan nasional. Perencanaan pembangunan
hendaknya selalu memperhatikan isu isu dan permasalahan yang mungkin dihadapi kedepan
oleh masyarakat sehingga arah pelaksanaan pembangunan menjadi lebih tepat sasaran. Untuk
itu perlu diantisipasi dengan perencanaan yang matang dan konferensif sehingga arah
pembangunan sesuai dengan tujuan pembangunan daerah. Memperhatikan isu dan
permasalahan pembangunan yang dihadapi diharapkan kualitas penyelenggaraan
pemerintahan menuju good governance and clean government sehingga akan berdampak
pada kualitas pembangunan daerah. Berkaitan dengan isu-isu dan masalah pembangunan
yang akan dihadapi Kabupaten Rokan Hilir pada tahun 2016-2021 tidak bisa dilepaskan
dengan permasalahan dan isu pembangunan provinsi dan nasional. Secara umum, isu dan
permasalahan yang dihadapi antara lain :
1. Adanya tuntutan akuntabilitas tata pengelolaan pemerintahan.
2. Perkembangan Iptek yang pesat tidak dibarengi dengan semangat SDM untuk
meningkatkan kemampuannya.
3. Tuntutan masyarakat untuk memberikan pelayanan yang prima.
4. Ekspektasi terhadap produk hukum daerah yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat
5. Dinamika pengorganisasian dan ketatalaksanaan perangkat daerah
6. Membangun komitmen seluruh aparatur dalam melaksanakan tupoksi untuk
mewujudkan komitmen. Permasalahan tersebut memerlukan penanganan secara
komprehensif melalui pendekatan spasial sebagaimana ditetapkan dalam RPJMD
Kabupaten Rokan Hilir yang mencakup arahan kebijakan, indikasi program
pemanfaatan ruang dan indikasi sumber pendanaan program pemanfaatan ruang dan
target indicator yang harus dicapai. Implikasinya terhadap pelayanan tugas pokok dan
fungsi Sekretariat Daerah Kabupaten Rokan Hilir , sebagai berikut :
1. Membangun sistem pelayanan prima yang murah, aman, cepat, efisien, dan
transparan.
2. Membangun komitmen seluruh aparatur dalam melaksanakan tupoksi untuk
mewujudkan akuntabilitas.
3. Meningkatkan komitmen aparatur dalam penyelenggaraan pemerintahan,
pembangunan dan pelayanan masyarakat.
4. Menyusun kebijakan yang efektif untuk mewujudkan penyelenggaraan
pelayanan sesuai kebutuhan masyarakat
5. Menerapkan kebijakan pola kerja, pola pembinaan aparat yang sesuai dengan
potensi dan kondisi daerah sebagai bahan masukan kepada Pemerintah
Provinsi dalam menetapkan kebijakan Nasional yang strategis dengan
memperhatikan kepentingan Daerah Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi
OPD Sekretariat Daerah adalah kondisi yang menjadi perhatian karena
dampaknya yang signifikan bagi OPD dimasa datang. Suatu kondisi/kejadian yang
menjadi isu strategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan
menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak
dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan layanan kepada
masyarakat dalam jangka panjang. Berdasarkan hasil analisis terhadap isu
strategis Sekretariat Daerah diidentifikasi sebagai berikut :
1. Efektivitas penyelenggaraan tugas dan fungsi perangkat daerah
2. Peningkatan kualitas koordinasi dalam komitmen pimpinan dan jajarannya
dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada
masyarakat
3. Peningkatan sumber daya aparatur didukung dengan sarana prasarana yang
optimal
4. Penyusunan kebijakan yang efektif dengan memperhatikan pelayanan
masyarakat
5. Penyiapan produk hukum daerah yang sesuai dengan peraturan perundangan
diatasnya dan memperhatikan kebutuhan masyarakat

Anda mungkin juga menyukai