DISUSUN OLEH :
PROGRAM PASCASARJANA
ILMU PEMERINTAHAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
KOTA PEKANBARU
TAHUN 2021
1
BAB I
PENDAHULUAN
berbagai pelayanan publik yang diperlukan oleh masyarakat, mulai dari pelayanan
dan lainnya.
negara maju pada awal tahun 1990-an banyak diilhami oleh tekanan masyarakat
pemerintah.
dilaksanakan oleh pemerintah, antara lain melalui Inpres No. 5 Tahun 1984
mutu pelayanan, maka telah diterbitkan pula Inpres No. 1 Tahun 1995 tentang
2
Menpan No. 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan
dan penduduk atas jasa, barang, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan
1.2. Permasalahan
publik ?
1.3. Tujuan
publik.
3
BAB II
PEMBAHASAN
jasa baik oleh pemerintah, pihak swasta atas nama pemerintah ataupun pihak
yang dilakukan oleh pemerintah terhadap sejumlah manusia yang memiliki setiap
menawarkan kepuasan meskipun hasilnya terikat pada suatu produk secara fisik
(Sinambela : 2005).
Badan Usaha Milik Negara/Daerah dalam bentuk barang dan atau jasa baik dalam
tidak dapat dimiliki (Daviddow dan Uttal dalam Rustiana Harahap : 2010).
orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai
dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan dan dilakukan oleh
4
organisasi pemerintah yang melayani pelayanan publik. Secara teoritis tujuan
aspek apapun khususnya suku, ras, agama, golongan, status sosial dan
lain-lain.
Adapun dalam definisi strategis dinyatakan bahwa kualitas adalah segala sesuatu
5
yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs
of customers).
pelanggan. Salah satu pendekatan kualitas pelayanan yang banyak dijadikan acuan
oleh pemberi jasa. Yang meliputi fasilitas fisik (gedung, gudang, dan lain
6
Membiarkan konsumen menunggu tanpa adanya suatu alasan yang jelas
Pelayanan publik yang berkualitas bukan hanya mengacu pada pelayanan itu
mengukur pelayanan publik yang berkualitas. Hal ini berarti, pemerintah melalui
7
2.2. Teori Pelayanan Publik Yang Partisipatif
Kata partisipasi adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa Inggris yakni
Davis, partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosi seseorang kepada
suatu perencanaan serta dalam pelaksanaan dan juga ikut memikul tanggung
jawab sesuai dengan tingkat kematangan dan tingkat kewajibannya. Partisipasi itu
menjadi baik dalam bidang-bidang fisik maupun bidang mental serta penentuan
kebijaksanaan.
Adapun dibawah ini akan disebutkan dan dijelaskan satu persatu konsep
partisipasi oleh para ahli yang diantaranya adalah sebagai berikut. Davis
kelompok yang mendorong dia untuk berkontribusi terhadap tujuan kelompok dan
mempertanggung-jawabkan keterlibatannya.
proses perencanaan dan pembuatan keputusan tentang apa yang dilakukan, dalam
8
Menurut Ach. Wazir Ws., et al. partisipasi bisa diartikan sebagai keterlibatan
seseorang secara sadar ke dalam interaksi sosial dalam situasi tertentu. Dengan
atau dalam kelompok, melalui berbagai proses berbagi dengan orang lain dalam
hal nilai, tradisi, perasaan, kesetiaan, kepatuhan dan tanggung jawab bersama.
Berdasarkan dari beberapa pendapat para ahli dan pakar diatas, jelas sekali
semua proses pelayanan publik yang dijalankan kepala daerah berserta aparatur
pengguna jasa layanan publik, yang melihat, merasakan dan bersentuhan secara
lansung dengan badan dan instansi pelayanan publik, masyarakat diharapkan bisa
9
dalam menghadapi kompetisi global.Selain itu, pemerintah juga bertugas
dankonsistensi untuk memenuhi harapan itu. Untuk itu, individu pejabat dan
good governance.
pengelolaan sumber daya dan aset daerah. pejabat, dan pihak-pihak yang ingin
memanfaatkan keputusan dan sumber daya lokal untuk kepentingan pribadi atau
kelompoknya.
10
perencanaan dan anggaran untuk diimplementasikan.Lebih lanjut suhirman (2007)
inimenyebabkan tidak ada kewajiban dan keinginan yang kuat (terutama dalam
harapan masyarakat.
11
68 Tahun1999 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat Dalam
Penyelenggaraan Negara.
Dalam Peraturan Pemerintah ini diatur mengenai hak dan tanggung jawab
serta kewajiban masyarakat dan Penyelenggara negara secara berimbang. Hal ini
dipegang oleh rakyat. Oleh karenanya rakyatlah yang pada dasarnya menentukan
langsung kepala daerah melalui tahapan pemilu, dimana masyarakat bebas untuk
sesama manusia sama dan sederajat dengan hak dan kewajiban yang sama,
12
melalui dialog tanpa kekerasan dan menghormati hasil yang disepakati,memiliki
jiwa yang jujur dan semangat yang sportif. Keempat karakter atau perilaku dasar
tinggi.
Tidak itu saja, karena sebuah dialog yang terbukadan berhasil baik hanya dapat
dilakukan apabila masing masing peserta juga berjiwa yang jujur dan bersemangat
yang sportif, yaitu berani menerima kelebihan lawan dan mengakui kekurangan
Pancasila. Jadi dalam menegakkan budaya dasar bangsa Indonesia yang pertama-
13
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Jadi kesimpulan yang dapat di ambil dari makalah ini adalah bagaimana
Relasi antara pemerintah dan masyarakat dalam kerangka pelayanan publik perlu
sebagai Cervice Costumer yang pasif, lemah dan termajinalisasi tetapi masyarakat
14