Anda di halaman 1dari 11

RUANG LINGKUP KOMUNIKASI ORGANISASI

DEFINISI KOMUNIKASI

1. Definisi Hovland, Janis dan Kelly


Hovland, Janis dan Kelley seperti yang dikemukakan oleh Forsdale (1981) adalah ahli
Sosiologi Amerika, mengatakan bahwa, “communication is the process by which an
individual transmits stimuli (usually verbal) to modivy the behavior of other individuals”.
Dengan katakata lain komunikasi adalah proses individu mengirim stimulus yang biasanya
dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain.
2. Harold Lasswell
Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab
pertanyaan sebagai berikut : Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?
Jadi, berdasarkan paradigm Lasswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan
oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu
3. Wilbur Schramm
Menyatakan komunikasi sebagai suatu proses berbagi (sharing process)
4. Definisi William J. Seller
Dia mengatakan komunikasi adalah proses simbol verbal dan nonverbal dikirimkan, diterima
dan diberi arti.

MODEL KOMUNIKASI

1 Model Lasswell

Dia menggunakan lima pertanyaan yang perlu ditanyakan dan dijawab dalam melihat proses
komunikasi, yaitu who (siapa), says what (mengatakan apa), in which medium atau dalam media
apa, to whom atau kepada siapa, dan dengan what effect atau apa efeknya.

2 Model Shannon

Model ini berbeda dengan model Lasswell mengenai istilah yang digunakan bagi masing-masing
komponen seperti

a. Sumber informasi (Information Source) Dalam komunikasi manusia yang menjadi sumber
informasi adalah otak.

b. Transmitter, Langkah kedua dari model Shannon adalah memilih transmitter. Kita dapat
membedakan dua macam komunikasi yaitu komunikasi tatap muka dan komunikasi menggunakan
mesin.

c. Penyandian (encodin ) pesan, Penyandian (encodin) pesan diperlukan untuk mengubah ide dalam
otak ke dalam suatu sandi yang cocok dalam transmitter.

d. Penerima dan deeoding, Istilah Shannon mengenai penerima dan decoding atau
penginterpretasian pesan seperti berlawanan dengan istilah penyandian pesan.

e. Tujuan (Destination), Komponen terahir dari shannom adalah destination (tujuan) yang dimaksud
oleh si komunikator

f. Sumber Ganguan (Noise), Dalam model komunikasi Shannon ini terlihat adanya faktor sumber
gangguan pada waktu memindahkan signal dari transmitter kepada sipenerima.

3. Model Schraumn
Dia memperlihatkan pentingnya peranan pengalaman dalam proses komunikasi. Bidang pengalaman
akan menentukan apakah pesan yang dikirimkan diterima oleh sipenerima sesuai dengan apa yang
dimaksudkan oleh sipengirim pesan. Schraumn mengatakan jika tidak ada kesamaan dalam bidang
pengalaman, bahasa yang sama, latar belakang yang sama, kebudayaan yang sama, maka sedikit
kemungkinan pesan yang diterima diinterpretasikan dengan benar.

4.. Model Seiler

William J. Seiler (1988) memberikan model komunikasi dua arah dan bersifat lebih universal.
Menurut Seiler Source atau pengirim pesan mempunyai empat peranan yaitu menentukan arti apa
yang akan dikomunikasikan, menyandikan arti ke dalam suatu pesan, mengirimkan pesan dan
mengamati, dan bereaksi terhadap respons dari penerima pesan.

C. KOMUNIKASI ORGANISASI

Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling
berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah tangga, di tempat
pekerjaan, di pasar, dalam masyarakat atau dimana saja manusia berada.

Istilah organisasi berasal dari bahasa Latin organizare, yang secara harafiah berarti paduan dari
bagian-bagian yang satu sama lainnya saling bergantung.

Komunikasi Organisasi merupakan bentuk pertukaran pesan antara unit-unit komunikasi yang
berada dalam organisasi tertentu. Organisasi sendiri terdiri dari unit-unit komunikasi dalam
hubunganhubungan hirarkis antara yang satu dengan yang lainnya dan berfungsi dalam suatu
lingkungan. Komunikasi organisasi melibatkan manusia sebagai subyek yang terlibat dalam proses
menerima, menafsirkan, dan bertindak atas informasi.

1. Pengaruh Komunikasi terhadap Perilaku Organisasi.

Sebagai komunikator, seorang pemimpin organisasi, manajer, atau administrator harus memilih
salah satu berbagai metode dan teknik komunikasi yang disesuaikan dengan situasi pada waktu
komunikasi dilancarkan.

2) Peranan informasi

Dalam organisasinya, seorang manajer berfungsi sebagai pusat informasi. Ia mengembangkan pusat
informasi bagi kepentingan organisasinya. Peranan informasional meliputi perananperanan sebagai
berikut:

a. Peranan monitor

b. Peranan Penyebar.

c. Peranan Juru Bicara.

3) Peranan Memutuskan.

. Ada empat peranan yang dicakup pada peranan ini:

a. Peranan Wiraswasta.

b. Peranan Pengendali Gangguan.


c. Peranan Penentu Sumber.

d. Peranan Perunding.

2. Dimensi-Dimensi Komunikasi Dalam Kehidupan Organisasi

a. Komunikasi Internal.

Komunikasi internal organisasi adalah proses penyampaian pesan antara anggota-anggota organisasi
yang terjadi untuk kepentingan organisasi, seperti komunikasi antara pimpinan dengan bawahan,
antara sesama bawahan, dsb.

Komunikasi internal ini lazim dibedakan menjadi dua, yaitu:

1) Komunikasi Vertikal, yaitu komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. Komunikasi
dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan.

2) Komunikasi Horizontal Atau Lateral, yaitu komunikasi antara sesama seperti dari karyawan
kepada karyawan, manajer kepada manajer.

b. Komunikasi Eksternal.

Komunikasi eksternal organisasi adalah komunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak di
luar organisasi.

Komunikasi eksternal terdiri dari jalur secara timbal balik:

1) Komunikasi Dari Organisasi Kepada Khalayak.

2) Komunikasi Dari Khalayak Kepada Organisasi.

3. Sistem Komunikasi organisasi

Sistem komunikasi didalam organisasi secara mendasar dibagi menjadi dua bagian, yaitu formal dan
informal. Komunikasi didalam organisasi lebih kompleks, tidak seperti komunikasi interpersonal dan
komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi membutuhkan sistem-sistem yang mengatur perilaku
komunikasi setiap anggotanya.

4. Sistem Komunikasi Formal

Sistem komunikasi formal adalah komunikasi yang ditujukan untuk mengatur aliran pesan dan
komunikasi didalam suatu organisasi. Sistem ini dibuat karena organisasi memiliki banyak jabatan,
memiliki hierarki kekuasaan,dan karena organisasi membutuhkan sebuah sistem untuk mengatur
komunikasi agar pekerjaan dapat efektif.

Didalam sistem komunikasi formal, ada beberapa bentuk sistem komunikasi yaitu downward,
upward, dan horizontal.

5. Sistem komunikasi informal

Sistem komunikasi informal adalah aplikasi sistem komunikasi interpersonal dan kelompok didalam
organisasi, dimana sistem komunikasi informal ini sama sekali tidak seperti organisasi yang kita kenal
secara umum.

6. Personal network
Setiap individu mempunyai jaringannya tersendiri, dimana setiap orang memiliki jaringan seperti
sarang laba-laba. Karena setiap individu mempunyai berbagai macam kebutuhan (kognisi, afeksi dan
konasi) terhadap individu lain. Didalam jaringan personal ada dua macam sistem, yaitu interlocking
personal network dan radial personel network.

7. Konsep Kunci Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan
hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau
yang selalu berubah-ubah. Definisi ini mengandung tujuh konsep kunci proses, pesan, jaringan,
saling tergantung, hubungan, lingkungan dan ketidakpastian.

a) Proses

Karena gejala menciptakan dan menukar informasi ini berjalan terus menerus dan tidak ada henti-
hentinya maka dikatakan sebagai suatu proses.

b) Pesan

Komunikasi tersebut efektif kalau pesan yang dikirimkan itu diartikan sama dengan apa yang
dimaksudkan oleh si pengirim.

c) Jaringan

Organisasi terdiri dari satu seri orang yang tiap-tiapnya menduduki posisi atau peranan tertentu
dalam organisasi.

d) Keadaan Saling Tergantung

Konsep kunci komunikasi organisasi keempat adalah keadaan yang saling tergantung satu bagian
dengan bagian lainnya.

e) Hubungan

Karena organisasi merupakan suatu sistem terbuka, sistem kehidupan sosial maka untuk
berfungsinya bagian-bagian itu terletak pada tangan manusia. Dengan kata lain jaringan melalui
mana jalannya pesan dalam suatu organisasi dihubungkan oleh manusia.

f) Lingkungan

Yang dimaksud dengan lingkungan adalah semua totalitas secara fisik dan faktor sosial yang
diperhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenai individu dalam suatu sistem.

g) Ketidakpastian

Yang dimaksud dengan ketidakpastian adalah perbedaaan informasi yang tersedia dengan informasi
yang diharapkan.

BAB II. IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI

A. Pengertian Iklim Komunikasi

iklim komunikasi merupakan gabungan dari persepsi-persepsi mengenai suatu peristiwa komunikasi,
perilaku, respon pegawai satu dengan pegawai lainnya, ekspektasi (harapan), berbagai pertentangan
antar individu, dan kesempatan bagi pertumbuhan dalam organisasi
B. Alasan Pentingnya Iklim

Dengan iklim, kita dapat mengaitkan konteks organisasi dengan hal-hal lainnya seperti perasaan-
perasaan, pengalaman-pengalaman dan harapan-harapan anggota organisasi dan membantu
menjelaskan perilaku anggota organisasi, sehingga dapat memahami dengan baik apa yang
mendorong anggota organisasi untuk bersikap dengan cara-cara tertentu

C. Iklim Komunikasi Organisasi dalam Perkembangannya

1. Unsur-Unsur Dasar Organisasi

a. Anggota Organisasi

b. Pekerjaan dalam Organisasi

c. Praktik-praktik dalam pengelolaan

d. Struktur Organisasi

e. Pedoman Organisasi

2. Pemahaman Unsur-Unsur Organisasi

Unsur-unsur dasar organisasi (anggota, pekerjaan, praktik-praktik yang berhubungan dengan


pengelolaan, struktur; dan pedoman) dimengerti secara efektif untuk menciptakan evaluasi dan
reaksi yang menunjukkan apakah setiap unsur dasar tersebut dan seberapa baik unsur ini beroperasi
bagi anggota organisasi.

3. Faktor Analisis: Yang Memengaruhi lklim Komunikasi Organisasi

Jika ingin "mengukur" iklim komunikasi organisasi, maka hal itu meliputi penelitian atas persepsi
anggota organisasi mengenai pengaruh komunikasi.

4. Pengaruh Komunikasi

Iklim komunikasi dapat memberikan petunjuk untuk anggota bagaimana dia harus berperilaku.
Ketetapan yang ada, yang telah diambil oleh anggota organisasi untuk melaksanakan tugastugas
secara efektif dan untuk mengaitkan diri anggota ke organisasi.

BAB III. SALURAN DAN MEDIA KOMUNIKASI ORGANISASI

A. Sifat Aliran Informasi

Aliran informasi adalah suatu proses dinamik, dalam proses inilah pesan-pesan secara tetap dan
berkesinambungan diciptakan, ditampilkan, dan diinterpretasikan. Proses ini berlangsung terus dan
berubah secara konstan.

1) Penyebaran pesan secara serentak

Dengan berkembangnya media telekomunikasi, tugas menyebarkan informasi kepada semua


anggota secara serentak menjadi lebih sederhana bagi sebagian organisasi. Dengan berkembangnya
sistem kabel dan telepon yang lebih canggih, dirangkaikan dengan video, semua organisasi dapat
berhubungan secara visual dan vokal antara satu dengan yang lainnya sambil tetap berada di tempat
kerja masing-masing.
2) Penyebaran pesan secara berurutan

Haney mengemukakan bahwa penyampaian pesan berurutan merupakan bentuk komunikasi yang
utama, yang pasti terjadi dalam organisasi, meliputi perluasan bentuk penyebaran dyadic.

B. Pola Aliran Informasi

pola aliran informasi dibedakan menjadi :

1. Pola roda adalah pola yang mengarahkan seluruh informasi kepada individu yang menduduki
posisi sentral.
2. Pola lingkaran adalah pola informasi yang memungkinkan semua anggota berkomunikasi
satu dengan yang lainnya hanya melalui sejenis sistem pengulangan pesan.

C. Peranan Jaringan-Kerja Komunikasi

Suatu organisasi terdiri dari anggota-anggota yang berada dengan posisinya masing-masing. Tiap
posisinya (jabatan) berkomunikasi dengan orang dengan posisi lainnya dan pada tiap anggotanya
mendapat peran sendiri-sendiri. Peran-peran itulah yang kemudian “dimainkan” dalam setiap
kesempatan apapun sehingga di dalam organisasi terdapat orangorang dengan “tanggung jawabnya”
sendiri dalam mengontrol maupun menerjemahkan pesan.

D. Arah Aliran Informasi

1. Komunikasi Ke Bawah

Komunikasi ke bawah dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi mengalir dari jabatan
berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih rendah.

2. Komunikasi Ke Atas

Komunikasi ke atas dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi mengalir dari tingkat yang lebih
rendah (bawahan) ke tingkat yang lebih tinggi (pimpinan).

3. Komunikasi Horisontal

Komunikasi horizontal yaitu informasi yang bergerak di antara orang-orang dan jabatan-jabatan yang
sama tingkat otoritasnya.

4. Komunikasi Lintas Saluran

Komunikasi lintas saluran, adalah informasi yang bergerak di antara orang-orang dan jabatan-
jabatan yang tidak menjadi atasan ataupun bawahan satu dengan yang lainnya.

5. Komunikasi Informal, Pribadi, atau Selentingan

Dalam istilah komunikasi, selentingan digambarkan sebagai ‘’metode penyampaian laporan rahasia
dari orang ke orang yang tidak dapat diperoleh melalui saluran biasa’’.

BAB IV. TEORI ORGANISASI

A. Sejarah Perkembangan Teori Organisasi


1. Pengaruh Klasik Tentang Teori Organisasi

Aliran lainnya terdiri dari apa teoretisi organisasi kadang-kadang menyebut teori manajemen klasik
untuk membedakannya dari pendekatan yang lebih sosiologis. Aliran ini dibentuk oleh Frederick
Taylor, Henri Fayol, dan Chester Barnard, antara lain, dan fokus pada masalah praktis yang dihadapi
oleh manajer organisasi industri.

2. Pengaruh Kontemporer tentang Teori Organisasi

Sama seperti ide-ide klasik membentuk latar belakang untuk diskusi kita dari akar teori organisasi
secara umum, ada ide-ide kunci dan teori-teori yang secara khusus berhubungan dengan
masingmasing dari tiga perspektif modernisme, interpretivisme simbolik, dan postmodernisme.

3. Modernis: Teori Sistem Umum

Untuk memahami pentingnya sistem berpikir teori organisasi, diperlukan untuk memahami konsep
sistem. Masing-masing bagian disusun untuk memengaruhi orang lain dan masing-masing
tergantung pada keseluruhan. Penggunaan "sesuatu" istilah menunjukkan betapa umum Teori
Sistem Umum.

4. Simbolik-Interpretasi:

Menurut teori Weick, ketika Anda menggunakan konsep seperti organisasi, Anda menciptakan
fenomena yang Anda cari untuk belajar. Demikian pula, dalam konseptualisasi lingkungan, organisasi
menghasilkan situasi yang mereka merespon. Teori Pengesahan memfokuskan perhatian pada asal-
usul realitas subjektif organisasi.

5. Posmodernisme dalam Teori Organisasi

Postmodernisme adalah relativistik dalam arti bahwa ia meninggalkan pengertian ten tang kriteria
universal bagi kebenaran atau keunggulan, itu tidak mengorbankan standar sama sekali.

B. TEORI KLASIK

Teori klasik atau struktural berasal dari dua teori yaitu pertama teori sanitefik manajemen yang
dikembangkan oleh W.Taylor 1911 yang menekankan pada pembagian pekerjaan untuk
mendapatkan hasil maksimal dengan biaya seefisien mungkin. Kedua berasal dari teori birokrasi
yang dikembangkan oleh Max Weber 1947 yang menekankan pada pentingnya bentuk struktur
hierarki yang efektif bagi organisasi.

C. TEORI TRANSISIONAL

Teori Perilaku

Teori Komunikasi Kewenangan Chester Barnard

la menyarakan bahwa organisasi adalah sistem orang, bukan strukrur yang direkayasa secara
mekanis.

Teori Hubungan Manusia

Teori ini menyarankan strategi peningkatan dan penyempurnaan organisasi dengan meningkatkan
kepuasan anggota organisasi dan menciptakan organisasi yang dapat membantu individu
mengembangkan potensinya.
Teori Sistem Sosial

Teori ini memandang organisasi sebagai kaitan bermacammacam komponen yang saling tergantung
satu sama lain dalam mencapai tujuan organisasi. Setiap bagian mempunyai peranan masing-masing
dan berhubungan dengan bagian-bagian lain dan karena itu koordinasi penting dalam teori ini.

Teori Politik

Menekankan pada kekuasaan (power), konflik dan distribusi dari sumber-sumber yang langka
sebagai pokok permasalahan pada organisasi.

Teori Simbollk

Perspektif teori simbolis didasarkan pada asumsi mengenai hakekat organisasi dan tingkah laku
manusia

D. TRADISI STUDI ORGANISASI

a. Tradisi Posisional

Tradisi ini memberikan perhatian pada struktur dan peran-peran formal dalam organisasi.

b. Tradisi Relasional

Tradisi ini dibangun di atas asumsi dasar bahwa organisasi terbentuk karena adanya interaksi timbal
balik antar individu.

c. Tradisi Kultural

Kajian sentral dalam tradisi ini adalah ten tang simbol-simbol dan pengertian yang membentuk suatu
organisasi.

Organisasi dalam Berbagai Metafora

Metafora atau kiasan adalah bentuk ucapan yang didalamnya suatu istilah dipergunakan untuk
menjelaskan sesuatu dan mendekatkan sesuatu agar lebih mudah dipahami melalui penyerupaan
atau kemiripan pada sesuatu yang lain.

E. PERSPEKTIF TEORI-TEORI KOMUNIKASI ORGANISASI

1. Teori Birokrasi

Max Weber mendefinisikan sebuah organisasi sebagai sebuah sistem kegiatan yang bertujuan dan
bersifat interpersonal yang dirancang untuk mengkoordinasikan tugas-tugas. Dalam teori ini,
organisasi dipahami untuk menjalankan kekuasaan.

2. Teori Empat Sistem

Rensis Likert menganggap bahwa sebuah organisasi dapat berfungsi dimanapun sepanjang terdapat
kesinambungan dari empat sistem yang ada, yaitu:

Sistem eksploitatif otoritatif

Sistem kepernimpinan yang baik-otoritatif

Sistem konsultatif
Sistem manajemen partisipasi

F. PERBEDAAN DAN PERKEMBANGAN TEORI-TEORI KLASIK, TEORI TRANSISIONAL, DAN TEORI


MUTAKHIR

Teori Klasik memenringkan aspek srrukrur dan fungsi. Bahwa unruk mencapai efisiensi yang cinggi,
maka strukrur organisasi harus srabil. Semakin stabil maka semakin efisien. Sehingga srrukrur-
strukrur dan fungsi cenderung selalu tetap/tidak berubah. Dua benruk organisasi yang popular
dalam teori ini adalah organisasi sosial clan formal.

BAB V. MANAJEMEN KONFLIK

A. Hakikat Konflik

Mitchelll, B., Setiawan, dan Rahmi, D.H. (2001) menjelaskan bahwa konflik atau pertentangan pada
kondisi tertentu mampu mengidentifikasikan sebuah proses pengelolaan lingkungan dan sumber
daya yang tidak berjalan secara efektif, mempertajam gagasan, bahkan dapat menjelaskan
kesalahpahaman.

B. PROSES TERJADINYA KONFLIK

Hendricks, W (1992) mengindentifikasi proses terjadinya konflik terdiri dari tiga tahap: pertama;
peristiwa sehari-hari, kedua; adanya tantangan, sedangkan yang ketiga; timbulnya pertentangan.

C. PENGELOLAAN KONFLIK

Konflik dapat dicegah atau dikelola dengan:

1. Disiplin Mempertahankan disiplin dapat digunakan untuk mengelola dan mencegah konflik.

2. Komunikasi, Suatu Komunikasi yang baik akan menciptakan lingkungan yang terapetik dan
kondusif.

3. Mendengarkan secara aktif Mendengarkan secara aktif merupakan hal penting untuk mengelola
konflik.

Metode untuk Menangani Konflik

Metode yang sering digunakan untuk menangani konflik adalah pertama dengan mengurangi konflik;
kedua dengan menyelesaikan konflik

Ekstensi Konflik

Konflik merupakan peristiwa yang tidak dapat dihindarkan dalam kehidupan organisasi, bahkan
konflik selalu hadir dalam setiap hubungan kerja sama antar individu, kelompok maupun organisasi.

Jenis-Jenis Konflik

1) Konflik dalam diri individu 2) Konflik antar individu dalam organisasi 3) Konflik antara individu dan
kelompok 4) Konflik antar kelompok 5) Konflik antar organisasi

Penyebab Konflik
Champbell, K.F., Corbally, J.E. dan Nystrand, R.C. (1988:187) mengidentifikasi sumber-sumber
terjadinya konflik dikarenakan adanya pengawasan yang terlalu ketat terhadap karyawan,
persaingan untuk memperebutkan sumber-sumber organisasi yang terbatas, perbedaan nilai,
perbedaan keyakinan (belief) dan persaainagn antar kelompok/bagian (parties).

D. MANAJEMEN KONFLIK

Manajemen konflik merupakan pendekatan yang diciptakan oleh pemimpin organisasi dalam
mengoptimalkan konflik melalui proses identifikasi, klasifikasi, analisis penyebab, serta penyelesaian
masalah. Dengan penerapan manajemen konflik yang baik dan tepat diharapkan dapat mengatasi
masalah yang muncul dalam organisasi dan selanjutnya diharapkan memberikan dampak positif
pada peningkatan kinerja karyawan

E. PERANAN KONFLIK

Konflik tidak selalu merugikan organisasi selama konflik ditangani dengan baik maka konflik akan:

1. Mengarah ke inovasi dan perubahan

2. Memberi tenaga kepada orang bertindak

3. Menyumbangkan perlindungan untuk hal-hal dalam organisasi

4. Merupakan unsur penting dalam analisis sistem organisas

Penanganan Konflik

Spiegel (dalam Juanita) menjelaskan ada lima tindakan dalam penanganan konflik:

1. Berkompetisi

2. Menghindari konflik

3. Akomodasi

4. Kompromi

5. Berkolaborasi

BAB VI. TEKNOLOGI INFORMASI DALAM ORGANISASI

A. Asumsi Teknologi lnformasi dalam Organisasi

Berikut ini adalah asumsi-asumsi tentang ketiga hal tersebut (Pace dan Faules, 2002):

a. Media memiliki sisi positif sekaligus negatif di dalam pelaksanaan komunlkasi organisasi.

b. Mengendalikan sisi negatif perkembangan teknologi informasi melalui pemahaman tingkat


selektivitas terhadap penggunaan media dan memaknai setiap pesan sesuai dengan situasi pengirim
pesan.

c. Tingkat selektivitas: ditentukan nilai-nilai budaya, tema dan kebutuhan pesan yang ingin
disampaikan/didapat

d. Organisasi adalah suatu entitas yang dikonstruksi secara sosial. Tidak akan dipungkuri bahwa
organisasi berasal dari orang- orang yang mayoritas sebelumnya belum mengenal sama sekali.
e. Anggota organisasi biasanya menyampaikan keinginan untuk berintreraksl lebih banyak melalui
tatap muka walau membawa risiko bekerja tak eflsien (Goldhaber. 1979).

f. Fulk dan Stelnfield [1990) menyatakan, "Kenyataannya komunikasi efektlf adalah komunikasi yang
tujuan intinya memacu penerapan teknologl informasi dalam organisasi.

B. Dampak Teknologi Informasi Terhadap Organisasi

1. Dampak pada Struktur Organisasi

2. Dampak Fnngsi Kerja dan Penempatan Somber Daya Manusia, Keahlian Teknologi

3. Efisiensi dan Produktivitas

Anda mungkin juga menyukai