Anda di halaman 1dari 6

ABSTRAK

Percobaan indikator asam dan basa dilakukan untuk mengamati perubahan warna
indikator pada larutan asam dan basa. Pengujiannya dilakukan dengan cara memasukkan kertas
lakmus dan meneteskan indikator kedalam larutan asam atau basa. Larutan yang digunakan
dalam percobaan ini yaitu air untuk menguji kenetralan, larutan asam yang digunakan yaitu
HCl dan CH3COOH, larutan basa yang digunakan yaitu larutan NaOH, sedangkan larutan H2O
untuk larutan netral. Dari percobaan diperoleh hasil ternyata lakmus merah akan berubah
menjadi biru ketika dimasukkan kedalam larutan basa dan lakmus biru akan berubah menjadi
merah jika dimasukkan kedalam larutan asam. Indikator yang digunakan adalah metyl red,
metyl blue, metyl orange, metyl red dan idikator PP. Begitu pula dengan indikator yang
diteteskan akan terjadi perubahan warna jika diteteskan kedalam larutan asam atau basa. Jadi,
indikator digunakan untuk menentukan sifat dan pH suatu larutan.
Kata kunci: indikator asam dan basa, asam, dan, basa.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehidupan sehari-hari, industri maupun laboratorium tidak terlepas dari
kimia. Didalam kimia dikenal suatu larutan, dimana larutan merupakan hal yang
sangat penting dan hal dasar yang harus diketahui, terutama bagi seseorang yang
bekerja dibidang industri maupun didalam laboratorium. Banyak reaksi kimia
yang dikenal, terutama didalam laboratorium atau di industri yang terjadi didalam
larutan. Menurut Arrhenius asam adalah zat yang bila dilarutkan dalam air terionisasi
menghasilkan ion H+ dalam larutannya. Sedangkan basa adalah zat yang bila
dilarutkan dalam air terionisasi menghasilkan ion OH-. Menurut lewis, asam
adalah suatu spesies yang dapat menerima pasangan elektron bebas (akseptor
pasangan elektron) dalam suatu reaksi kimia. Basa adalah suatu spesies yang
dapat memberikan pasangan elektron bebas (donor pasangan elektron).

Asam dan basa sudah dikenal sejak lama dan disebut dengan istilah pH (pangkat Hidrogen).

Larutan asam mempunyai rasa asam dan bersifat korosif (merusak logam, marmer, dan

berbagai bahan lain). Sedangkan larutan basa terasa lebih pahit dan bersifat kaustik (licin

seperti bersabun). Indikator pH sangat penting keberadaannya untuk menunjukkan sifat asam

dan basa pada suatu larutan. Hingga saat ini sudah banyak ditemui berbagai bentuk indikator

pH dari bahan sintetis. Beberapa jenis indikator pH diantaranya dalam bentuk larutan dan

kertas indikator asam basa. Namun salah satu bentuk yang praktis dan banyak digunakan

karena relatif lebih awet adalah kertas indikator asam basa yang sangat dibutuhkan di tingkat

sekolah lanjutan sampai dengan perguruan tinggi.

Indikator asam basa adalah suatu bahan yang dapat mengidentifikasi sifat asam dan basa

suatu larutan. Apabila suatu bahan indikator diujikan terhadap larutan asam basa maka akan

terjadi perubahan warna yang dapat membedakan suatu larutan bersifat asam atau basa. Pada

percobaan sains untuk menguji larutan asam basa biasanya menggunakan indikator sintetis

antara lain kertas lakmus, fenolftalein, metil merah dan brom timol biru. Salah satu bentuk

indikator yang praktis dan mudah digunakan adalah kertas indikator pH sintetis dengan
menggunakan kertas lakmus merah dan biru.
1.2 Tujuan
Mempelajari sifat asam basa, menentukan pH asam basa, menentukan kadar asam asetat
dalam cuka makanan.
1.3 Manfaat Praktikum
Mahasiswa mengetahui sifat asam basa, menentukan pH asam basa, menentukan kadar
asam asetat dalam cuka makanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa
Latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu.
Basa digunakan dalam pembuatan sabun. Di alam, asam ditemukan dalam buah-buahan,
misalnya asam sitrat dalam buah jeruk berfungsi untuk memberi rasa limun yang tajam
(Santoso, 2017).
Senyawa asam dan basa banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Secara umum zat-
zat yang berasa masam mengandung zat kimia yang disebut asam. Contohnya jeruk yang
mengandung asam sitrat. Sifat kimia asam diantaranya: (1) menyebabkan perubahan warna
pada zat warna tumbuhan misalnya mengubah warna lakmus dari biru menjadi merah; (2)
menhantarkan arus listrik; (3) menghasilkan gas hidrogen jika direaksikan dengan logam
tertentu seperti seng, magnesium, dan besi; (4) menghasilkan gas 14 karbondioksida jika
NaHCO3. Berbeda dengan asam, basa memiliki rasa pahit dan terasa licin. Basa menyebabkan
perubahan zat warna tumbuhan, misalnya mengubah warna lakmus dari merah menjadi biru.
Larutan basa dalam air menghantarkan arus listrik (Chimayah, 2019).
pH merupakan suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau
basa yang dimiliki oleh suatu zat, larutan atau benda. Kadar pH diukur pada skala 0 sampai 14.
Istilah pH berasan dari “p” lambang matematika dari negative logaritma, dan “H” lambing
kimia untuk unsur hydrogen. Definisi yang formal tentang pH adalah negative logaritma dari
aktivitas ion Hidrogen. Dapat dinyatakan dengan persamaan “pH = - log [H+]”, pH dibentuk
dari informasi kuantitatif yang dinyatakan oleh tingkat keasaman atau basa yang berkaitan
dengan aktivitas ion hydrogen. Jika konsentrasi H+ lebih besar daripada OH-, maka material
tersebut bersifat asam, yaitu nilai pH kurang dari 7. Jika OHlebih besar daripada H+, maka
material tersebut bersifat basa, yaitu dengan nilai pH lebih dari 7 (Ariska, 2019).
Indikator asam basa adalah suatu senyawa organik yang dapat berubah warna dengan
berubahnya pH, biasa digunakan untuk membedakan suatu larutan bersifat asam atau basa
dengan cara memberikan perubahan warna yang berbeda pada larutan asam dan basa. Indikator
asam basa yang sering digunakan di Laboratorium kimia saat ini adalah indikator sintesis.
Setiap indikator sintesis memiliki karakteristik berupa trayek pH yang ditunjukkan oleh
perubahan warna pada kondisi asam dan basa serta harga tetapan indikator. Keberadaan
indikator sintesis yang terbatas menyebabkan pemakaiannya dibatasi. Selain itu, indikator
sintesis harganya cukup mahal, serta dapat menyebabkan polusi lingkungan (Rahmawati dkk.,
2016).
Indikator asam-basa dapat dibuat dari bahan alami dengan mengekstrak bagian dari
tanaman. Beberapa tanaman seperti ubi ungu, bunga pukul empat, bunga kana, bunga tapak
dara, bunga mata kucing, bunga pacar ungu, bunga kenikir, bunga terompet ungu dan bunga
kangkung telah digunakan sebagai indikator alami. Semua sumber tersebut memiliki
karakteristik warna yang memberikan perubahan warna pada lingkungan pH yang berbeda,
bahkan dapat dijadikan dasar penentuan pH suatu larutan. Penggunaan indikator alami
umumnya hanya dilakukan dalam waktu yang singkat mengingat kelemahannya yang tidak
tahan lama (Sukemi dkk., 2017).
DAFTAR PUSTAKA

Ariska, F. 2019. Rancang Bangun Alat Pendeteksi Kualitas Air. Other Thesis, Politeknik
Negeri Sriwijaya.

Chimayah, M. 2019. Pengembangan kemampuan kinerja ilmiah siswa pada pemanfaatan


berbagai Ekstrak tumbuhan sebagai Indikator Asam Basa. Diploma thesis, UIN Sunan
Gunung Djati Bandung.

Rahmawati., Siti, N., dan Ratman. 2016. Indicator Asam Basa dari Bunga Dadap Merah. Jurnal
Akademika Kimia. 5(1): 29 – 36.

Santoso, R. B. 2017. Citra Digital Deteksi PH Larutan Berdasarkan Warna Kertas Indikator
Universal Menggunakan METODE EUCLIDEAN DISTANCE. Undergraduate thesis,
Universitas 17 AGUSTUS 1945.

Sukemi., Usman., Boyfanie, I. P., Widya, P., Nindy, N. R., dan Sela, D. A. P. 2017. Indicator
Asam Basa dari Ekstrak Etanol Pucuk Daun Pucuk Merah (Syzygium oleana). Jurnal
Kimia dan Pendidikan Kimia. 2(3): 139 – 144.

Anda mungkin juga menyukai