Anda di halaman 1dari 14

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NIAT MAKAN SAYUR DAN BUAH

PADA MAHASISWA ASRAMA UNIVERSITAS AIRLANGGA

FACTOR THAT AFFECT INTENTION TO EAT VEGETABLES AND FRUIT IN


STUDENT DORMITORY OF AIRLANGGA UNIVERSITY

Dwi Pandrya Dhaneswara


Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga Surabaya
Email : pandryadhaneswara@gmail.com

Abstract: Fruit and vegetable consumption in Indonesia is low. Adolescents are one of the most
vulnerable age group about consumption of vegetables and fruit. Eating habits during adolescence
will give an impact on health in the future. College students are the age group of transition from late
adolescence into early adulthood. This research will show the behavior of eating vegetables and fruit
on a college student in a dorm. This research was a cross sectional study with quantitative approach.
Instruments in this study were questionnaire with a sample of 79 college student. Sampling used simple
random sampling method. The variables in the study were attitude toward behavior, subjective norms,
behavioral control, and intention of eating vegetables and fruits. Variables that affected intention of
eating vegetables and fruits was attitudes toward behavior (p = 0.001). Attitude toward behavior with (B
= 16.785) contributed on the intention to eat vegetables and fruit. The conclusion of this study, attitudes
toward behavior affected the intention to eat vegetables and fruit, while subjective norms, and behavior
control were not affected.

Keyword: Intention, eating, fruit and vegetable

Abstrak : Konsumsi sayur dan buah di Indonesia masih rendah. Remaja merupakan kelompok usia yang
paling rentan dalam hal konsumsi sayur dan buah. Kebiasaan makan semasa remaja akan memberikan
dampak pada kesehatan dalam masa depannya. Mahasiswa merupakan kelompok usia transisi dari
masa remaja akhir menjadi dewasa awal. Penelitian ini dilakukan untuk melihat niat makan sayur dan
buah pada mahasiswa asrama. Penelitian ini menggunakan rancang bangun cross sectional dengan
pendekatan kuantitatif. Instrumen dalam penelitian ini adalah kuisioner dengan sampel berjumlah 79
orang. Pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling. Variabel dalam penelitian ini
adalah sikap, norma subyektif, kontrol perilaku dan, niat makan sayur dan buah. Variabel yang memiliki
pengaruh terhadap niat makan sayur dan buah adalah sikap (p = 0,001). Variabel sikap memberikan
kontribusi terhadap niat makan sayur dan buah dalam nilai Exp (B) sebesar 18,333. Kesimpulan dari
penelitian ini adalah sikap berpengaruh terhadap niat makan sayur dan buah, sedangkan norma subyektif,
dan kontrol perilaku tidak berpengaruh.

Kata kunci: Niat, makan, buah dan sayur

PENDAHULUAN zat gizi yang seimbang untuk mencukupi


Makan dengan menu seimbang kebutuhan tubuh (Almatsier, 2004).
(appropriate diet) merupakan salah Kurangnya asupan sayur dan buah
satu cerminan perilaku hidup sehat menjadi salah satu masalah yang berkaitan
(Notoatmodjo, 2007). Menu seimbang dengan perilaku makan. Hal ini bisa
artinya kualitas dan kuantitas makanan menyebabkan tubuh kekurangan nutrisi
cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. seperti serat, mineral, vitamin dan tidak
Makanan yang dimakan setidaknya seimbangnya asam basa tubuh jika kurang
mencukupi tiga fungsi yaitu sebagai zat dalam konsumsi sayur dan buah. Selain
tenaga (karbohidrat), zat pembangun itu dapat menimbulkan berbagai macam
(protein), dan zat pengatur (vitamin dan penyakit (Sekarindah, 2008). Laporan World
mineral). Makanan yang dikonsumsi sehari- Health Organization (WHO) pada tahun
hari harus beraneka ragam agar diperoleh 2003 menyebutkan sebanyak 11% penyakit

34
Dwi Pandrya Dhaneswara, Faktor yang Mempengaruhi Niat Makan… 35

stroke dan 31% penyakit jantung di seluruh rencana yang akan datang dan meningkatkan
dunia disebabkan oleh kurangnya konsumsi pergaulan di lingkungan serta hidup lebih
sayur dan buah (WHO, 2003). mandiri (Poltekkes Depkes Jakarta I,
Konsumsi sayur dan buah sesuai 2010).
anjuran bisa mencegah terjadinya berbagai Berdasarkan pengambilan data awal
macam penyakit degeneratif seperti diabetes, pada mahasiswa di asrama putra dan putri
hipertensi, obesitas, penyakit jantung Universitas Airlangga dengan jumlah
koroner (PJK) dan kanker (Almatsier, 2006). 20 responden dari 10 mahasiswa dan 10
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mahasiswi didapatkan bahwa sebanyak 50%
konsumsi sayur dan buah yang cukup dapat tidak mengkonsumsi sayur dan buah setiap
menurunkan resiko terjadinya beberapa hari. Mahasiwa yang tinggal di asrama putra
penyakit kronik. Hasil penelitian He et al dan putri sebanyak 60% rata-rata hanya
(2007), menyebutkan peningkatan konsumsi mengkonsumsi buah 1 porsi/hari. Konsumsi
buah yang sebelumnya kurang dari 3 porsi sayur didapatkan sebesar 35% untuk 1 porsi/
menjadi lebih dari 5 porsi sehari berkaitan hari dan 65% untuk 2 porsi/hari.
dengan penurunan 17 % risiko terjadinya Mahasiswa sebagai generasi penerus
PJK. Studi meta-analysis Dauchet et al bangsa dan bagian dari masyarakat Indonesia
(2005), risiko terjadinya stroke menurun diharapkan memiliki perilaku hidup dan pola
sebesar 11% untuk setiap tambahan porsi makan yang sehat. Oleh karena itu perlu
buah per hari. adanya faktor-faktor yang mendukung, yang
Menurut WHO (2003), rekomendasi mampu mengarahkan seorang mahasiswa
untuk makan sayur dan buah adalah untuk berperilaku menjaga kesehatannya,
sebanyak 3–5 porsi sehari atau sebanyak seperti konsumsi sayur dan buah sesuai
400 gram perhari. Selain itu dalam piramida anjuran. Faktor itu bisa dari diri sendiri,
penunjuk makanan merekomendasikan keluarga, teman, maupun lingkungannya.
untuk makan sayur sebanyak 3–5 kali Niat merupakan faktor yang paling
dalam sehari dan buah sebanyak 2–4 kali berpengaruh untuk memunculkan perilaku.
(Rahmawati, 2000). Konsumsi sayur dan Niat juga diasumsikan sebagai determinan
buah di Indonesia masih rendah. Hal ini langsung dari perilaku dan mengarahkan
bisa dilihat pada rerata konsumsi sayur dan perilaku yang berada dalam kendali
olahannya sebesar 57,1 gram/orang/hari. seseorang. Semakin kuat niat seseorang
Rerata konsumsi buah dan olahannya juga untuk menampilkan suatu perilaku, semakin
terlihat masih rendah yaitu 33,5 gram/orang/ besar kemungkinan perilaku tersebut akan
hari (Survei Diet Total, 2014). dilakukan. Niat makan sayur dan buah
Remaja menjadi kelompok usia yang pada mahasiswa diharapkan mampu
sangat rentan jika mereka kurang dalam memunculkan perilaku untuk makan sayur
makan sayur dan buah. Hal ini dikarenakan dan buah.
masa remaja adalah periode yang penting Niat dari suatu perilaku hanya dapat
dalam pertumbuhan dan perkembangan muncul jika seseorang mampu memutuskan
manusia. Pada masa remaja merupakan keinginannya untuk melakukan atau
saat yang tepat untuk pertumbuhan dan tidak melakukan perilaku. Ajzen (2005),
perkembangannya dalam menanamkan menjelaskan dalam Theory of Planned
kebiasaaan makan yang sehat. Jika pada Behavior bahwa faktor yang dapat
masa remaja pola makannya sudah tidak mempengaruhi niat adalah sikap, norma
sehat maka bisa berdampak pada kesehatan subyektif, dan kontrol perilaku. Semakin
di masa depannya (Wulansari, 2009). positif sikap, norma subyektif, dan kontrol
Mahasiswa merupakan kelompok usia perilaku terhadap perilaku untuk makan
transisi dari masa remaja akhir menjadi sayur dan buah dalam memprediksi niat,
dewasa awal yang lebih mandiri dalam diharapakan niat dapat menggambarkan
menentukan makanan apa yang akan perilakunya untuk makan sayur dan buah.
dikonsumsi. Masa remaja akhir dapat dilihat Tujuan umum dari penelitian adalah
dengan pertumbuhan yang melambat. Pada menganalisis faktor yang mempengaruhi
tahap ini, remaja akan lebih memikirkan niat makan sayur dan buah pada mahasiswa
36 Jurnal Promkes, Vol. 4, No. 1 Juli 2016: 34–47

asrama Universitas Airlangga berdasarkan tujuan untuk melihat pengaruh sikap, norma
Theory of Planned Behavior. Tujuan subyektif, dan kontrol perilaku terhadap niat
khususnya yang pertama adalah untuk untuk makan buah dan sayur dengan uji
melihat kararkterisitik mahasiswa asrama regresi logistik. Sebelumnya, skor pada tiap
Universitas Airlangga. Tujuan yang kedua variabel akan dikategorikan dalam rentang
untuk mengidentifikasi sikap, norma tingkatan untuk mengetahui gambaran
subyektif, kontrol perilaku dan niat untuk pada subyek penelitian. Sikap, norma
makan sayur dan buah pada mahasiswa subyektif dan kontrol perilaku memiliki
asrama. Ketiga adalah untuk menganalisis kategori kurang baik, baik, sangat baik.
pengaruh sikap, norma subyektif, dan Niat dikategorikan kedalam kuat dan dan
kontrol perilaku terhadap niat makan sayur lemah.
dan buah. Pengukuran variabel sikap,
norma subyektif, dan kontrol perilaku
menggunakan 6 skala. Sikap dihitung
METODE
menggunakan rumus:
Penelitian ini merupakan penilitian
Observasional analitik dengan menggunakan ABi ∞ Σ bi ei
pendekatan kuantitatif. Berdasarkan waktu
pengambilan data, penelitian ini bersifat ABi : total nilai attitude untuk setiap
cross sectional. responden
Populasi mahasiswa yang tinggal di bi : skor behavioral beliefs untuk
asrama Universitas Airlangga adalah 376 setiap pertanyaan
mahasiswa. Asrama putra berjumlah 150 ei : skor outcome evaluations untuk
orang dan untuk asrama putri berjumlah setiap pertanyaan
226 orang . Sampel dalam penelitian ini
adalah mahasiswa asrama yang dihitung Norma subyektif dihitung menggunakan
menggunakan rumus simple random rumus:
sampling sebanyak 79 mahasiswa sebagai
responden . SNi ∞ Σ ni mi
Lokasi penelitian ini berada di
Asrama Mahasiswa Putra dan Putri
Universitas Airlangga. Penelitian ini SNi : total nilai subjective norm setiap
dilakukan antara bulan Maret-April responden
2016. Teknik pengumpulan data primer ni : skor normative beliefs untuk
dimulai dengan peneliti menjelaskan pada setiap pertanyaan
responden tentang penjelasan tujuan dan mi : skor motivation to comply untuk
pelaksanaan penelitian. Setelah responden setiap pertanyaan
memahami akan dilakukan pengisian
dan penandatanganan lembar persetujuan Sedangkan untuk nilai kontrol perilaku
(informed consent). Pengisian kuesioner yang dirasakan dihitung dengan rumus:
dilakukan dalam waktu sekitar 20 menit
yang dilaksanakan di asrama di luar jam
kuliah. PBCi ∞ Σ ci pi
Variabel bebas atau independen dalam
penelitian ini adalah sikap, norma subyektif
PBCi : total nilai perceived
dan kontrol perilaku dalam makan sayur dan
behavioral control untuk
buah pada mahasiswa asrama Universitas
setiap responden
Airlangga. Variabel terikat atau dependen
ci : skor control belief untuk
dalam penelitian ini adalah niat untuk makan
setiap pertanyaan
buah dan sayur pada mahasiswa asrama
mi : skor perceived power untuk
Universitas Airlangga.
setiap pertanyaan
Pengolahan data menggunakan teknik
skoring yang kemudian dianalisis dengan
Dwi Pandrya Dhaneswara, Faktor yang Mempengaruhi Niat Makan… 37

Berdasarkan rentang nilai total untuk Tabel 1. K a r a k t e r i s t i k R e s p o n d e n


sikap (AB) secara langsung dibagi menjadi berdasarkan Jenis Kelamin, Umur,
tiga berdasarkan sifat pengaruh nilai AB Fakultas dan Uang Saku pada
tersebut terhadap perilaku, yaitu: 5≤ AB Mahasiswa Asrama Universitas
< 60=kurang baik, 60 ≤ AB < 120 = baik, Airlangga tahun 2016
120 ≤ AB ≤ 180 = sangat baik. Rentang
Jenis Kelamin N %
nilai total untuk norma subyektif (SN secara Laki-Laki 32 40,5%
langsung dibagi menjadi tiga berdasarkan Perempuan 47 59,5%
sifat pengaruh nilai SN tersebut terhadap Total 79 100%
perilaku, yaitu: 6 ≤ SN <o99o 70 = kurang Umur Responden N %
baik, 70 ≤ SN < 140 = baik 140 ≤ SN ≤ 17 tahun 2 2,5%
216 = sangat baik. Rentang nilai total 18 tahun 17 21,5%
untuk kontrol perilaku yang dirasakan 19 tahun 36 45,6%
(PBC) secara langsung dibagi menjadi 20 tahun 20 25,3%
tiga berdasarkan sifat pengaruh nilai PBC 20 tahun keatas 4 5,1%
tersebut terhadap perilaku, yaitu:5 ≤ PBC < Total 79 100%
60 = kurang baik, 60 ≤ PBC < 120 = baik, Fakultas N %
120 ≤ PBC ≤ 180 = sangat baik. FST 31 39,2 %
FKM 18 22,8 %
Data tersebut selanjutnya ditabulasi
FKH 12 15,2 %
dan dianalisis secara deskriptif dengan
FKP 3 3,8 %
menggunakan uji satistik Regresi Logistik FPK 7 8,9 %
Berganda untuk mengetahui pengaruh FH 1 1,3 %
antara variabel bebas terhadap variabel FISIP 2 2,5 %
terikat. Data Hasil observasi yang diperoleh FV 1 1,3 %
dikumpulkan kemudian diolah dan disajikan FEB 2 2,5 %
dalam bentuk tabel yang kemudian diolah FIB 2 2,5 %
dan dianalisis secara deskriptif. Total 79 100 %
Uang Saku N %
Tinggi 7 8,9%
HASIL PENELITIAN Sedang 57 72,2%
Pada penelitian ini dapat dilihat Rendah 15 19,0%
karakterisitik penghuni asrama mahasiswa Total 79 100%
sebagai responden berdasarkan jenis
kelamin, umur, fakultas, dan uang saku.
mahasiswa memiliki uang saku yang cukup
Karakteristik responden dilihat sebagai latar
untuk membeli sayur dan buah. Uang
belakang responden dalam niat makan sayur
saku responden juga menujukkan bahwa
dan buah.
mayoritas responden tergolong dalam
Pada penelitian ini mayoritas responden
kelompok ekonomi menengah keatas.
berjenis kelamin perempuan dengan usia
Berdasarkan tabel 1 mayoritas
antara 18-20 tahun. Penghuni asrama
responden memiliki Sikap terhadap Perilaku
adalah mahasiswa dari berbagai fakultas di
yang sangat baik tentang makan sayur dan
Universitas Airlangga. Mayoritas penghuni
buah (62 dari 79). Sikap dapat dibentuk
asrama adalah mahasiswa Fakultas Sains
oleh pengetahuan yang baik terhadap suatu
dan Teknologi (FST), Kedokteran Hewan
perilaku tertentu. Mahasiswa dengan tingkat
(FKH), dan Kesehatan Masyarakat (FKM).
pendidikan tinggi memungkinkan untuk
Hal ini dikarenakan lokasi asrama yang
memiliki sikap yang baik untuk makan
juga masuk kedalam kawasan kampus C
sayur dan buah.
Universitas Airlangga.
Berdasarkan tabel 2 Mayoritas
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan
mahasiswa memiliki norma subyektif
mayoritas mahasiswa mempunyai
yang sangat baik untuk makan sayur dan
uang saku dalam kategori sedang yaitu
buah yaitu sebesar 67,1 %. Mahasiswa
sebesar Rp 500.000-Rp 1.000.000. Hal
tergolong pada usia remaja menuju dewasa,
ini menggambarkan bahwa mayoritas
sehingga telah memiliki kedewasaan sikap
38 Jurnal Promkes, Vol. 4, No. 1 Juli 2016: 34–47

Tabel 2. Distribusi Responden berdasarkan Tabel 3. Tabulasi Silang antara Sikap


Sikap, Norma Subyektif, kontrol dengan Niat Makan Sayur dan
perilaku dan niat pada Mahasiswa Buah di Asrama Mahasiswa
Asrama Universitas Airlangga Universitas Airlangga Tahun
tahun 2016 2016
Sikap N % Niat
Total
Sangat Baik 62 78,5% AB Lemah Kuat
Baik 17 21,5% n % n % N %
Kurang Baik 0 0% KB 0 0 0 0 0 0
Total 79 100% B 15 88,2 2 11,8 17 100
Norma Subyektif N % SB 18 29 44 71 62 100
Sangat Baik 53 67,1% Total 33 41,8 46 58,2 79 100
Baik 26 32,9% Sig = 0,000
Kurang Baik 0 0% Ket. AB=Sikap, KB=Kurang Baik, B=Baik,
Total 79 100% SB=Sangat Baik.
Kontrol Perilaku N %
Sangat Baik 32 40,5%
Baik 39 49,4% Berdasarkan tabel 3 mayoritas
Kurang Baik 8 10,1% responden dengan sikap (AB) yang sangat
Total 79 100% baik (SB) memiliki niat yang kuat untuk
Niat N % makan sayur dan buah. Beberapa mahasiswa
Kuat 46 58,2% asrama Universitas Airlangga dengan sikap
lemah 33 41,8% yang sangat baik ada yang memiliki niat
Total 79 100% yang lemah untuk makan sayur dan buah.
Hal ini munjukkan bahwa responden
untuk mengikuti lingkungannya. Dengan dengan sikap yang baik tidak selalu
lingkungan yang mendukung untuk makan mempunyai niat yang kuat untuk makan
sayur dan buah dapat memunculkan norma sayur dan buah. Berdasarkan hasil uji regresi
subyektif yang mendukung juga untuk logistik sederhana antara sikap terhadap
makan sayur dan buah. perilaku dan niat makan sayur dan buah
Berdasarkan tabel 2 Terdapat 49,4% memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000.
responden yang memiliki kontrol perilaku Dapat dikatakan bahwa ada pengaruh antara
yang baik tentang makan sayur dan buah (39 sikap terhadap perilaku dan niat makan
dari 79). Tetapi beberapa responden masih sayur dan buah.
memiliki kontrol perilaku yang kurang baik
tentang makan sayur dan buah.
Kontrol perilaku bisa dibentuk Tabel 4. Tabulasi Silang antara Norma
berdasarkan tingkat kemudahan atau Subyektif dengan Niat Makan
kesulitan untuk memunculkan perilaku. Sayur dan Buah di Asrama
Mayoritas responden telah memiliki Mahasiswa Universitas Airlangga
kemudahan untuk untuk makan sayur dan Tahun 2016
buah, tetapi masih ditemukan juga beberapa Niat
Total
responden yang mungkin kesulitan untuk SN Lemah Kuat
makan sayur dan buah. n % n % n %
Berdasarkan tabel 2 mayoritas KB 0 0 0 0 0 0
responden memiliki Niat yang kuat untuk B 15 57,7 11 42,3 26 100
makan sayur dan buah. Dapat dikatakan SB 18 34 35 66 53 100
bahwa mahasiswa asrama memiliki Total 33 41,8 46 58,2 79 100
Sig = 0,047
keinginan yang kuat untuk memenuhi
kebutuhan nutrisinya agar tetap terjaga Ket. SN=Norma Subyektif, KB=Kurang Baik,
kesehatannya dengan makan sayur dan B=Baik, SB=Sangat Baik.
buah.
Dwi Pandrya Dhaneswara, Faktor yang Mempengaruhi Niat Makan… 39

Berdasarkan tabel 4 mayoritas Tabel 6. Hasil Uji Regresi Pengaruh Sikap,


responden dengan norma subyektif (SN) Norma Subyektif, dan Kontrol
yang sangat baik (SB) memiliki niat Perilaku yang Dirasakan terhadap
yang kuat untuk makan sayur dan buah. Niat Makan Sayur dan Buah di
Meskipun begitu ada beberapa responden Asrama Mahasiswa Universitas
dengan norma subyektif yang sangat baik Airlangga Tahun 2016
tetapi masih memiliki niat yang lemah untuk
Variabel Variabel
makan sayur dan buah. Sig Pengaruh
Bebas Terikat
Berdasarkan hasil uji regresi logistik AB 0,001 +
sederhana antara norma subyektif dan SN Niat 0,866 -
niat makan sayur dan buah diketahui PBC 0,105 -
memiliki nilai signifikansi sebesar 0,047. Variabel Bebas Exp (B)
Dapat dikatakan bahwa ada pengaruh yang
Sikap (AB) 18,333
signifikan antara norma subyektif pada
responden dengan niat makan sayur dan Ket. AB=Sikap, SN=Norma Subyektif,
buah. PBC=Kontrol Perilaku
Berdasarkan tabel 5 mayoritas
responden dengan kontrol perilaku (PBC)
yang sangat baik juga memiliki niat yang responden dalam makan sayur dan buah
kuat untuk makan sayur dan buah. Tetapi dengan niat makan sayur dan buah.
dapat dilihat juga bahwa ada beberapa Analisis multivariat menggunakan
responden dengan kontrol perilaku sangat analisis statistik regresi logistik berganda.
baik (SB) namun memiliki niat yang lemah Analisis dilakukan untuk melihat pengaruh
untuk makan sayur dan buah. Sebaliknya sikap, norma subyektif, dan kontrol perilaku
beberapa responden dengan kontrol perilaku secara bersama-sama terhadap niat.
yang kurang baik semuanya memiliki niat Hasil uji regresi logistik berganda yang
yang lemah untuk makan sayur dan buah. terlihat pada tabel 6, dari ketiga variabel
Hal ini menunjukkan tidak selalu responden bebas, yaitu: sikap, norma subyektif, dan
dengan kontrol perilaku yang baik memiliki kontrol perilaku, hanya variabel jenis
niat yang kuat. sikap yang menunjukkan adanya pengaruh
Berdasarkan hasil uji regresi logistik signifikan terhadap niat untuk makan sayur
sederhana antara kontrol perilaku dan niat dan buah. Dapat disimpulkan bahwa hanya
makan sayur dan buah menunjukkan nilai variabel sikap yang dapat digunakan untuk
signifikansi sebesar 0,039. Dapat dikatakan pendugaan niat makan sayur dan buah.
bahwa ada pengaruh yang signifikan antara Variabel sikap kemudian dijadikan
persepsi kontrol perilaku yang dimiliki pendugaan dalam membandingkan besarnya
kemungkinan mahasiswa asrama yang
memiliki niat kuat untuk makan sayur
Tabel 5. Tabulasi Silang antara Kontrol dan buah dibanding dengan yang lemah.
Perilaku dengan Niat Makan Sayur Besarnya pembandingan tersebut dilihat
dan Buah di Asrama Mahasiswa berdasarkan nilai Exp (B).
Universitas Airlangga Tahun Dapat dilihat bahwa semakin baik
2016 sikap maka niat untuk makan sayur dan
Niat buah akan meningkat 18,333 kalinya.
Total
PBC Lemah Kuat Dapat disimpulkan juga juga semakin baik
n % n % N % sikap menimbulkan niat yang semakin kuat
KB 8 100 0 0 8 100
untuk makan sayur dan buah. Dari hasil ini
B 19 48,7 20 51,3 39 100
SB 6 18,8 26 81,3 32 100
menunjukkan bahwa sikap merupakan faktor
Total 33 41,8 46 58,2 79 100 utama yang menentukan niat mahasiswa
Sig = 0,039 untuk makan sayur dan buah. Sikap sendiri
dapat dibentuk melalui keyakinan individu
Ket. PBC=Kontrol Perilaku, KB=Kurang Baik,
B=Baik, SB=Sangat Baik. tentang manfaat makan sayur dan buah.
40 Jurnal Promkes, Vol. 4, No. 1 Juli 2016: 34–47

PEMBAHASAN Semakin besar pendapatan kelurga maka


Menurut Arisman (2004) remaja laki- semakin besar juga pengeluaran untuk
laki memerlukan lebih banyak energi konsumsi sayur dan buah.
dibandingkan dengan perempuan karena Soekirman (2000), mengatakan bahwa
perbedaan komposisi tubuh dan kecepatan tingginya pendapat seseorang cenderung
pertumbuhan. Perempuan mempunyai selera diikuti dengan tingginya jumlah makanan
makan yang berubah-ubah dan cenderung yang akan dikonsumsi. Penelitian Mac
lebih memperhatikan jumlah makanan yang Farlane (2007), menunjukkan bahwa
mereka konsumsi. Perempuan akan makan masyarakat dengan status ekonomi yang
sayur dan buah lebih banyak daripada laki- tinggi akan selalu tersedia sayur dan buah
laki meskipun dalam porsi yang lebih sedikit dirumah sehingga konsumsi sayur dan
(Baker dan Wardle, 2003). buahnya akan lebih tinggi dibandingkan
Banyak penelitian yang menunjukkan dengan keluarga ekonomi rendah.
adanya kecenderungan perbedaan konsumsi Keluarga dengan pendapatan yang
pangan laki-laki dan perempuan. Menurut rendah akan sulit memenuhi kebutuhan
Dewi (1997), laki-laki cenderung tidak suka makannya sesuai dengan yang diperlukan
makanan yang ringan atau tidak membuat tubuh. Uang yang terbatas tidak akan
kenyang. Hal ini juga dapat memunculkan memberikan banyak pilihan terhadap
perbedaan konsumsi sayur dan buah pada makanan yang akan dikonsumsi. Hartoyo
laki-laki maupun perempuan (Wulansari, (1997) dalam Bahria (2009), mengatakan
2009). bahwa buah secara ekonomi merupakan
Mayoritas penghuni asrama Universitas barang normal dengan elastisitas
Airlangga adalah perempuan. Responden pengeluaran yang positif. Hal ini berarti
perempuan kemungkinan akan memiliki dengan meningkatnya pendapatan seseorang
niat makan sayur dan buah yang lebih besar maka konsumsi sayur dan buah juga akan
dibandingkan dengan laki-laki. Responden semakin meningkat.
perempuan berada pada asrama putri dan Hasil penelitian menunjukkan
responden laki-laki pada asrama putra. karakteristik mahasiswa yang dijadikan
Asrama putra dan putri memiliki jarak yang sebagai responden berdasarkan kategori
tidak berjauhan. Keduanya berada kedalam umur mayoritas penghuni asrama berkisar
kawasan Kampus C Universitas Airlangga. antara 18–20 tahun dengan jumlah terbanyak
Uang saku berhubungan dengan pada umur 19. Hal ini menunjukkan
pendapatan keluarga. Pendapatan merupakan bahwa penghuni asrama mahasiswa masih
salah satu faktor dalam memilih makanan. tergolong dalam kelompok usia remaja
Pemilihan makanan yang semakin baik akhir.
karena pendapatan yang semakin tinggi juga. Usia 18–21 tahun merupakan kriteria
Menurut Suhardjo (2003), meningkatnya remaja akhir sebelum memasuki usia dewasa.
pendapatan seseorang dapat menimbulkan Ciri-ciri remaja akhir atau late adolescence
perubahan dalam konsumsi makanannya. dapat dilihat dengan pertumbuhan yang
Termasuk disini adalah konsumsi sayur mulai lambat tetapi tetap berlangsung.
dan buah bagi mahasiswa. Pada penelitian Perkembangan emosi, konsentrasi dan cara
Zenk (2005), menunjukkan sesorang dengan berpikir sudah mulai stabil pada remaja
penghasilan dan status ekonomi semakin akhir. Terjadinya peningkatan kemampuan
meningkat akan lebih banyak dalam dalam penyelesaian masalah. Pada tahap ini,
konsumsi sayur dan buah. remaja sudah mulai memiliki rencana yang
Mahasiswa yang tinggal di asrama akan darang, dan bagaimana meningkatkan
mayoritas memiliki uang saku kategori pertemanan serta hidup lebih mandiri
sedang dengan kisaran antara Rp 500.000– (Poltekkes Depkes Jakarta I, 2010).
1.000.000. Hal ini menggambarkan bahwa Perilaku makan pada masa remaja
mayoritas mahasiswa memiliki uang saku akan menetap hingga dewasa nanti (Brown,
yang cukup untuk makan sayur dan buah. 2005). Kebiasaan makan yang dilakukan
Uang saku dapat menggambarkan status semasa remaja akan memberikan dampak
ekonomi keluarga mahasiswa asrama. pada kesehatan dalam masa depannya yaitu
Dwi Pandrya Dhaneswara, Faktor yang Mempengaruhi Niat Makan… 41

ketika dewasa dan usia lanjut (Arisman, Sikap terhadap perilaku dibentuk oleh
2009). Preferensi makanan remaja masa keyakinan yang diperoleh dari konsekuensi
kini cenderung pada makanan yang tinggi dalam menampilkan suatu perilaku yang bisa
gula, tinggi lemak, rendah vitamin dan disebut dengan behavioral beliefs (Ajzen,
mineral. Hal ini akan berdampak buruk 2005). Hal ini berkaitan dengan penilaian
untuk kesehatan di masa yang akan datang seseorang secara subyektif terdahap
(Brown, 2005). sekitarnya dan kemampuan untuk memahami
Salah satu kelompok usia yang paling lingkungan tersebut. Menurut Azwar (2011),
rentan jika kurang konsumsi sayur dan buah faktor yang mempengaruhi sikap adalah
adalah remaja. Masa remaja merupakan pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain
periode yang penting pada pertumbuhan yang dianggap penting, media massa, serta
dan kematangan manusia. Pada periode faktor emosi dalam diri individu. Penelitian
ini merupakan saat yang tepat untuk Badrialaily (2004), menunjukkan adanya
membangun tubuh dan menanamkan hubungan antara pengetahuan dan sikap gizi
kebiasaaan pola makan yang sehat. Jika mahasiswa terhadap serat.
sejak remaja pola makan seseorang Pada penelitian ini sikap diukur
sudah tidak sehat, maka hal tersebut akan melalui manfaat makan sayur dan buah bagi
berdampak pada kesehatan yang akan datang responden. Keyakinan ini yang nantinya
(Wulansari, 2009). yang nantinya akan dijadikan dugaan
Pada masa remaja seseorang rentan terhadap niat untuk makan sayur dan buah.
mengalami masalah gizi. Remaja merupakan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
masa peralihan dari masa anak-anak ke masa sebanyak 78,5 % responden memiliki sikap
dewasa yang ditandai dengan perubahan yang sangat baik terkait perilaku makan
fisik, fisiologis dan psikososial. Kelompok sayur dan buah. Sikap yang sangat baik
ini berada pada fase pertumbuhan yang pesat ini menunjukkan bahwa mahasiswa asrama
(Growth Spurt) sehingga dibutuhkan gizi Universitas Airlangga memiliki sikap yang
yang relatif besar jumlahnya (Aritonang, mendukung terbentuknya niat makan sayur
I.dkk, 2009). dan buah.
Berdasarkan Theory of Planned Norma subyektif adalah persepsi
Behavior yang dikemukakan oleh Ajzen individu terhadap pandangan orang
(2005), sikap ditentukan oleh keyakinan sekitar dalam menampilkan maupun
terhadap konsekuensi yang timbul dari tidak menampilkan perilaku tertentu dan
suatu perilaku yang ditampilkan. Ajzen kesediaan untuk mematuhi tuntutan dari
menyatakan bahwa keyakinan dapat tokoh yang penting menurut dirinya (Ajzen,
diperoleh dengan melihat bagaimana 2005). Norma subjektif berkaitan dengan
perilaku tesebut jika dimunculkan maupun perasaan dan dugaan seseorang tentang
tidak dimunculkan akan memberikan harapan terhadap orang-orang yang berada di
manfaat maupun kerugian yang akan lingkungan sekitarnya dalam menampilkan
didapatkan sebagai konsekuensi. Evaluasi perilaku tertentu. Subjective norm ditentukan
dari berbagai informasi yang masuk kedalam oleh referent dan motivation to comply atau
individu tentang perilaku tertentu dapat keinginan untuk mengikuti.
memperkuat keyakinan sesorang terhadap Sama dengan sikap terhadap perilaku,
perilaku tersebut mauapun sebaliknya. maka norma subjektif juga ditentukan oleh
Seseorang yang percaya bahwa keyakinan. Perbedaannya adalah sikap
berperilaku tertentu akan memberikan merupakan keyakinan terhadap perilaku
pada hasil yang baik bagi dirinya, maka yang diperoleh dari diri sendiri, sedangkan
seseorang akan memiliki sikap yang norma subyektif merupakan keyakinan
baik juga. Sedangkan apabila seseorang yang diperoleh dari orang lain. Norma
percaya bahwa berperilaku tertentu akan subyektif adalah keyakinan yang didapat
memberikan hasil yang tidak baik baginya, dari berbagai pandangan orang di sekitarnya
maka sseorang akan bersikap tidak baik juga yang dianggap penting oleh orang itu dalam
(Ajzen, 1985). menampilkan perilaku.
42 Jurnal Promkes, Vol. 4, No. 1 Juli 2016: 34–47

Norma subyektif tidak hanya stabil dalam berbagai macam situasi.


dipengaruhi oleh referent atau orang penting Sedangkan persepsi kontrol perilaku dapat
disekitarnya, tetapi juga dipengaruhi oleh berubah-ubah sesuai situasi maupun perilaku
keinginan untuk mengikuti tutuntan orang yang akan ditampilkan
di sekitarnya. Menurut Ajzen (2005), jika Perilaku seseorang tidak hanya
seseorang yakin bahwa kebanyakan referent berada dalam kendalinya, melainkan dapat
mendukung untuk berperilaku tertentu, dan dipengaruhi dari adanya sumberdaya, dan
dia memiliki motivasi untuk mengikutinya, kemampuan untuk menampilkan perilaku
maka sesorang akan mendapatkan itu (Ajzen, 2002). Persepsi kontol perilaku
tekanan sosial untuk melakukan perilaku menggambarkan tentang keyakinan
itu. Sebaliknya, jika seseorang memiliki seseorang dalam kemudahan untuk
keyakinan bahwa kebanyakan referent menampilkan perilaku. Jika seseorang
tidak mendukung dalam menampilkan merasa bahwa dirinya kekurangan
perilaku tertentu, dan motivasi untuk sumberdaya maupun mendapatkan kesulitan
memunculkan perilaku itu tidak ada, dan tidak mempunyai kesempatan dalam
maka akan menimbulkan norma subyektif menampilkan suatu perilaku makan niat
dalam seseorang untuk tidak memunculkan untuk menampilkan perilaku itu juga akan
perilaku tertentu. Pada penelitian ini referent semakin rendah
adalah orang tua, teman dan pandangan Faktor pengukuran dalam kemudahan
masyarakat terhadap makan sayur dan maupun kesulitan untuk menampilkan
buah. perilaku dalam penelitian ini adalah
Berdasarkan hasil penelitian mayoritas kemampuan mahasiswa untuk membeli,
mahasiswa asrama Universitas Airlangga kemudahan akses, dan akibat kedepannya
memiliki norma subyektif yang sangat dalam memunculkan perilaku. Dari hasil
baik (67,1 %). Banyaknya responden penelitian, mayoritas responden dapat
yang memiliki norma subyektif yang baik dikatakan memiliki kontrol perilaku yang
tentunya tidak hanya dipengaruhi oleh baik. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas
tuntutan tokoh penting namun berkaitan responden merasa mudah untuk makan sayur
juga dengan keinginan responden untuk dan buah.
memenuhi tuntutan itu. Niat atau intensi merupakan komponen
Perceived behavioral control atau bisa dalam diri individu yang mengacu pada
disebut juga dengan kontrol perilaku adalah keinginan untuk melakukan tingkah
persepsi seseorang tentang kemudahan atau laku tertentu (Ajzen, 1985). Niat adalah
kesulitan serta ada tidaknya sumber daya kesungguhan seseorang untuk melakukan
dalam menampilkan suatu perilaku tertentu. perbuatan atau memunculkan suatu
Kontrol perilaku yang dirasakan, menurut perilaku tertentu. Niat menghubungkan
Theory of Planned Behavior (Ajzen, 2005) antara pertimbangan sesorang yang sudah
adalah keyakinan seseorang mengenai dipengaruhi berbagai faktor dan diyakini
kemudahan maupun kesulitan atau yang maupun diinginkan untuk menampilkan
bisa menghalangi dalam menampilkan suatu perilaku tertentu.
suatu perilaku tertentu. Keyakinan ini Menurut Theory of Planned Behavior,
dapat didasari oleh pengalaman yang sudah seseorang dapat bertindak sesuai dengan
dialami dirinya, tetapi juga bisa didapatkan niatnya jika orang itu memiliki kontrol dalam
dari pengalaman orang lain. Selain itu menampilkan perilaku tersebut (Ajzen,
juga dipengaruhi oleh faktor lain yang 2002). Teori ini tidak hanya melihat perilaku
meningkatkan atau menurunkan persepsi manusia secara rasional tetapi juga berasal
mengenai kesulitan untuk menampilkan dari keyakinan seseorang bahwa perilaku
suatu perilaku tertentu. dipengaruhi oleh kontrol atau kesedaran
Ajzen (2005), mengungkapkan bahwa seseorang dalam menampilkannya. Suatu
kontrol perilaku berbeda dengan locus of perilaku tidak hanya bergantung pada niat
control atau pusat kendali yang pernah seseorang tetapi juga bisa berdasarkan
disampaikan oleh Rotter’s. Pada locus of faktor lain yang tidak dibawah kontol atau
control keyakinan seseorang bisa relatif kesadaran orang itu seperti kemudahan
Dwi Pandrya Dhaneswara, Faktor yang Mempengaruhi Niat Makan… 43

akses, ketersediaan sumberdaya, dan adanya paling berpengaruh adalah variabel yang
kesempatan untuk menampilkan perilaku paling dianggap penting (Ajzen, 2005). Hal
(Ajzen, 2005). ini menunjukkan bahwa sikap memberikan
Pada penelitian ini niat diukur pengaruh paling besar terhadap niat makan
berdasarkan keinginan responden untuk sayur dan buah. Sesuai dengan penelitian
makan sayur dan buah disaat ini dan yang Rusdin (2011), terkait pemilihan penolong
akan datang. Mayoritas responden telah persalinan, bahwa variabel sikap terhadap
memiliki niat yang kuat untuk makan sayur perilaku merupakan variabel yang paling
dan buah. Hal ini menunjukkan mayoritas berpengaruh terhadap niat.
mahasiswa asrama memiliki niat yang Sikap terhadap makan sayur dan buah
positif untuk memunculkan perilaku makan menunjukkan pengaruhnya yang paling
sayur dan buah. besar dalam niat untuk makan sayur dan
Hasil penelitian menunjukkan hanya buah. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian
variabel sikap yang berpengaruh secara Padgett (2009), tentang konsumsi fast food
signifikan terhadap niat makan sayur dan pada generasi muda Cina yang menunjukkan
buah. Analisis dilakukan untuk melihat bahwa variabel kontrol perilaku yang
pengaruh sikap, norma subyektif dan memiliki pengaruh paling kuat terhadap
kontol perilaku terhadap niat makan niat. Hal ini bisa dikarenakan bah
sayur dan buah pada mahasiswa asrama Penelitian Muna (2015), yang juga
Universitas Airlangga. Sedangkan variabel mengaplikasikan Theory of Planned
norma subyektif dan kontrol perilaku Behavior menunjukkan adanya pengaruh
tidak memberikan pengaruh terhadap sikap terhadap niat pelajar untuk berkendara
niat makan sayur dan buah. Berdasarkan sepeda motor di wilayah Surabaya Timur.
sikap responden menunjukkan bahwa Hal ini menunjukkan bahwa pada usia
semakin baik sikap makan niat untuk remaja sikap yang dimiliki mampu untuk
makan sayur dan buah akan semakin kuat. mempengaruhi niatnya dalam berperilaku.
Dapat disimpulkan bahwa semakin baik Pembentukan sikap yang baik bisa dari
sikap maka niat untuk makan sayur dan pengetahuannya tentang sayur dan buah
buah akan semakin besar. Hal ini telah yang baik juga. Menurut Notoatmodjo
sesuai dalam Theory of Planned Behavior (2004) kurangnya pengetahuan tentang
yang dikemukaka oleh Ajzen (2005), yang suatu bahan makanan akan menyebabkan
menyebutkan bawa sikap terhadap perilaku sesorang salah memilih makanan sehingga
merupakan salah satu faktor pembentuk akan menurunkan konsumsi makanan sehat
niat. dan akan berdampak pada masalah gizi
Sikap terhadap perilaku didapatkan lainnya.
dari penjumlahan hasil kali antara kekuatan Pada penelitian ini norma subyektif
belief (kepercayaan) terhadap perilaku dan kontrol perilaku tidak menunjukkan
dan evaluasi terhadap perilaku tersebut. pengaruh yang signifikan terhadap niat
Sikap positif ditandai dengan mayoritas untuk makan sayur dan buah. Hal ini tidak
responden menyadari akan manfaat makan sesuai dengan Theory of Planned Behavior
sayur dan buah sesuai kebutuhan dan akan (Azjen, 2005) bahwa norma subyektif dan
menguntungkan bagi tubuh mereka. Hal kontrol perilaku merupakan variabel yang
ini berarti bahwa penghuni asrama telah mempengaruhi niat. Norma subyektif yang
memiliki kepercayaan atau keyakinan dan dimiliki oleh seseorang dapat dipengaruhi
evaluasi yang positif untuk makan sayur oleh sejauh mana orang yang dianggap
dan buah sehingga memunculkan niat yang penting (Referent) dapat mendukung maupun
positif juga untuk makan sayur dan buah. melarang dalam memunculkan perilaku.
Dibuktikan dengan hasil penelitian yang Dapat disimpulkan bahwa pengaruh referent
menunjukkan adanya pengaruh antara belum tentu bisa berpengaruh terhadap niat
sikap niat responden untuk makan sayur responden untuk makan sayur dan buah
dan buah. pada mahasiswa yang tinggal diasrama.
Pada Theory of Planned Behavior Norma subyektif berkaitan dengan
disebutkan bahwa dari ketiga variabel yang keyakinan sesorang untuk mengikuti orang-
44 Jurnal Promkes, Vol. 4, No. 1 Juli 2016: 34–47

orang yang dianggap penting seperti orang kesesuaian sikap terhadap kelompok sebaya
tua, orang dengan status sosial lebih tinggi, sangat penting untuk menjaga eksistensinya.
teman sebaya, teman dekat dan lain-lain. Seringkali juga seorang remaja lebih ingin
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan seperti teman-temannya sehingga kesesuaian
Gibney (2011), bahwa pengaruh khusus sikap dengan keluarganya akan berkurang.
dari lingkungan sosial seperti tekanan Hal ini dapat mengakibatkan berubahnya
sosial dari teman dan keluarga berdampak pola makan remaja itu sendiri yang mungkin
pada perilaku makan. Maltz (2004), juga teman temannya tidak mendukung untuk
menyatakan bahwa peranan tokoh penting makan sayur dan buah dan cenderung makan
atau tokoh otoritatif memberikan pengaruh makanan yang kurang bergizi. Kebiasaan
yang sangat besar dalam pembentukan makan remaja mudah dipengaruhi oleh
keyakinan yang akan menjadi landasan teman-temannya (Sutama, 2009)
dalam berperilaku. Hal ini bisa dikarenakan Penelitian Seo et al (2011), menemukan
mahasiswa asrama yang jauh dari keluarga bahwa konsumsi makanan cepat saji pada
mulai kehilangan panutan dari orang tua siswa sekolah menegah terkait erat dengan
mereka dirumah dan mengakibatkan kurang teman-temannya. Sebagian besar subyek
peduli terhadap pola makannya. Tentu saja penelitian mengungkapkan bahwa mereka
ini juga akan mempengaruhi niat mahasiswa makan makanan cepat saji ketika hari-hari
dalam makan sayur dan buah. khusus atau pada saat bertemu dengan
Keluarga memiliki peranan yang sangat teman-teman. Mahasiswa asrama yang jauh
penting dalam pembentukan pola makan. dari keluarga dan yang mungkin akan lebih
Situasi dalam rumah merupakan hal yang sering bersama teman-temannya akan sangat
dapat membangun sikap terhadap makanan mungkin untuk lebih sering makan makanan
dan penerimaan terhadap makanan tersebut. cepat saji dibandingkan untuk konsumsi
Pada umumnya ibu dipandang lebih sayur dan buah.
berpengaruh daripada anggota keluarga lain Kontrol perilaku merupakan persepsi
karena peranan ibu sebagai pengatur rumah mengenai sulit tidaknya melakukan perilaku
tangga dalam menyiapkan makanan sehari- tersebut. Hasil penelitian menunjukkan tidak
hari. Banyak pesan yang disampaikan oleh adanya pengaruh kontrol perilaku terhadap
ibu terkait konsumsi makanan merupakan niat. Hal ini tidak sama dengan penelitian
bentuk dukungan sosial. Menurut Gottlieb Fauzia (2015), yang menyebutkan bahwa
dalam Laksono (2008), dukungan sosial kontrol perilaku mampu mempengaruhi niat
dapat terdiri dari in formasi atau nasehat remaja untuk tidak merokok di Tuban. Hal
verbal maupun non verbal. Mahasiwa ini menunjukkan bahwa kesulitan maupun
asrama yang jauh dari orang tua tentunya kemudahan responden dalam makan sayur
akan sulit mendapatkan dukungan sosial dan buah belum bisa untuk menjadi faktor
seperti ini. Hal ini dapat memungkinkan yang mampu mempengaruhi niat untuk
tidak adanya pengaruh antara norma makan sayur dan buah pada mahasiswa
subyektif dan niat untuk makan sayur asrama Universitas Airlangga.
dan buah pada mahasiswa yang tinggal Ada banyak faktor yang mempengaruhi
di asrama. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemilihan makanan oleh seseorang. Hartono
dukungan sosial dari keluarga belum tentu (2004), mengatakan bahwa faktor yang
mempengaruhi perilaku makan sayur dan mempengaruhi pemilihan makanan diantara
buah. adalah kesenangan dan ketidaksengajaan
Selain berasal dari orang tua, normative (food like and dislike) dan kebiasaan
belief juga bisa berasal dari teman sebaya. (food habit). Studi tentang pola konsumsi
Pengaruh teman sebaya adalah salah satu serat pada mahasiswa yang dilakukan
faktor yang menentukan pemilihan makanan Badrialaily (2004), menggambarkan bahwa
oleh remaja. Remaja sangat menginginkan banyak faktor yang menjadi kendala untuk
pengakuan dari teman sebayanya yang makan sayur dan buah diantaranya adalah
sering kali memberikan pengaruh besar menu di warung yang tidak sesuai selera,
terhadap pola makan termasuk dalam ketersediaan, uang saku yang terbatas, dan
konsumsi sayur dan buah. Bagi seseorang preferensi terhadap sayuran tertentu. Faktor
Dwi Pandrya Dhaneswara, Faktor yang Mempengaruhi Niat Makan… 45

kendala tersebut belum tentu mempengaruhi untuk makan sayur dan buah mahasiswa.
niat mahasiswa untuk makan sayur dan Sedangkan, Variabel Norma Subyektif
buah, hal ini ditunjukkan dengan mayoritas dan Kontrol Perilaku tidak mempengaruhi
responden yang memiliki kontol perilaku niat untuk makan buah dan sayur pada
baik masih ada yang niatnya lemah untuk mahasiswa asrama Universitas Airlangga.
makan sayur dan buah. Sikap memberikan pengaruh yang posisitif
Hambatan yang pertama adalah terhadap niat makan sayur dan buah.
kesukaan seseorang dalam memilih Semakin baik sikap mampu menambah
makanan tertentu. Seseorang seringkali tidak kuat niat sebesar 16 kalinya. Sedangkan
suka terhadap makanan tertentu. Penelitian responden dengan norma subyektif dan
Farhatun (2012), tentang konsumsi serat kontrol perilaku yang sudah baik belum
pada mahasiswa menyebutkan bahwa tentu memiliki niat yang kuat untuk makan
penyajian jenis makanan bersumber serat sayur dan buah. Mayoritas penghuni
tinggi seringkali kurang memikat selera asrama mahasiswa Universitas Airlangga
makan dibandingkan dengan jenis makanan adalah perempuan dengan rentang usia 18-
lainnya. Sayur dan buah merupakan salah 21 tahun. Perempuan diketahui memiliki
satu makanan dengan sumber serat tinggi niat yang lebih besar daripada laki-laki
tersebut. Akibatnya mahasiswa seringkali untuk makan sayur dan buah. Mayoritas
tidak mau untuk makan makanan berserat responden memiliki uang saku yang cukup
tersebut. Hambatan kedua terkait dengan untuk makan sayur dan buah. Uang saku
kontrol perilaku adalah ketersediaan sayur memberikan pengaruh dalam hal memilih
dan buah. Penelitian story et al (2002) jenis makanan. Semakin besar uang saku
dalam Waysima dkk (2011), menunjukkan maka semakin besar kesempatan untuk
bahwa faktor penting yang mempengaruhi makan sayur dan buah.
perilaku makan remaja salah satunya
adalah ketersediaan pangan. Mahasiswa SARAN
yang tinggal di asrama kemunginan sulit
untuk mendapat ketersedian sayur dan Bagi Asrama Mahasiswa Universitas
buah layaknya dirumah bisa menjadi Airlangga, dilihat dari sikap yang mampu
penghambat untuk makan sayur dan buah mempengaruhi niat untuk makan sayur dan
sesuai kebutuhan. Hambatan ketiga terkait buah maka perlu adanya upaya pembentukan
dengan uang saku untuk membeli makanan. sikap yang baik melalui penguatan keyakinan
Jika dilihat lagi mayoritas responden responden tentang manfaat sayur dan buah.
telah memiliki uang saku yang tergolong Hal ini bisa dilakukan dengan menambah
cukup untuk makan sayur dan buah. Hal informasi melalui media promosi kesehatan
ini tentunya yang juga bisa mempengaruhi di lingkungan asrama. -Terkait kontrol
kontrol perilakunya. Pada penelitian Zenk perilaku responden yang menunjukkan
(2005), menunjukkan sesorang dengan masih adanya beberapa responden dengan
penghasilan dan status ekonomi yang kontol perilaku yang kurang baik bisa diatasi
semakin meningkat akan lebih banyak dalam dengan memudahkan akses untuk makan
konsumsi sayur dan buah. Kenyataannya sayur dan buah di lingkungan asrama, salah
niat mahasiswa untuk makan sayur dan satunya dengan menyediakan menu sayuran
buah belum bisa ditentukan dari kontrol dan buah-buahan yang beragam di kantin
perilakunya. asrama.

SIMPULAN DAFTAR PUSTAKA


Semua responden memiliki sikap Ajzen, I. 1985. From intentions to actions:
dan norma subyektif yang baik dalam A theory of planned behavior. In J. Kuhl
makan sayur dan buah tetapi masih ada & J. Beckman (Eds.), Action-control:
responden dengan kontrol perilaku yang From cognition to behavior (pp. 11–39).
kurang baik. Hasil penelitian menunjukkan Germany: Springer.
bahwa variabel sikap mempengaruhi niat
46 Jurnal Promkes, Vol. 4, No. 1 Juli 2016: 34–47

Ajzen, I. 2005. Attitudes, Personality, and Merokok pada Mahasiswa. Skripsi.


Behavior (2nd. Edition). England: Open S1. Fakultas Psikologi Universitas
University Press / McGraw- Hill. Muhammadiyah Malang.
Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. MacFarlane, Abbie, et al. 2007. Adolescent
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. H o m e F o o d E n v i ro n m e n t a n d
Arisman. 2008. Buku Ajar Ilmu Gizi: Gizi Socioeconomic Position. Asia Pac J Clin
dalam Daur Kehidupan. Jakarta: Penerbit Nutr; 16(4): 748–756
Buku Kedokteran EGC Maltz, M. 2004. Psycho-cybernetics
Badrialaily. 2004. Studi tentang Pola Mutakhir (The new Psycho-cybernetics).
Konsumsi Serat pada Mahasiswa. Bogor: Interaksara. Jakarta
Departemen Gizi masyarakat dan Sumber Muna, AN. 2015. Faktor yang Mempengaruhi
Daya keluarga, Fakultas Pertanian IPB. Perilaku Berkendara Sepeda Motor Pada
Bahria. 2009. Hubungan antara Pengetahuan Pelajar SMP Berdasarkan Theory Of
Gizi, kesukaan dan Faktor Lain dengan Planned Behavior. Skripsi. Universitas
Konsumsi Sayur dan Buah pada Remaja Airlangga
di 4 SMA di Jakarta tahun 2009. Skripsi. Padgett, BC., 2009. The Usefulness Of Theory
Depok. Fakultas Kesehatan Masyarakat of Planned behavior For Undersatnding
UI. U.S. Fast-Food Consumption Among
Baker, Anna., Wardle , J. 2003. Sex Chinese Generation Y Consumers. Texas
Differences in Fruit and Vegetable Intake Tech University. USA
in Older Adults. Appetite, 40, 269–275 Poltekkes Depkes Jakarta I. 2010. Kesehatan
Brown, J.E. 2005. Nutrition Through the Remaja: Problem dan Solusinya. Jakarta:
Life Cycle (edisi kedua). USA: Thomson Salemba Medika.
Wadsworth. Rahmawati, D. 2000. Perilaku Makan
Dauchet, Luc, et al. 2005. Fruit and Vegetable Sayur Berdasarkan Sosiodemografi, Self
consumption and Risk of Stroke: A Meta- Efficacy, Sikap, Niat, Preferensi, dan
analysis of Cohort Studies. Neurology. Ketersediaan Sayur Pada Murid Kelas
Departemen Kesehatan RI. 2014. Buku VI SD Muhammadiyah 12. [Skripsi].
Studi Diet Total: Survei Konsumsi Rusdin. 2011. Pengaruh Sikap terhadap
Makanan Individu Indonesia 2014. Badan Perilaku, Norma Subyektif, dan Kontrol
Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Perilaku yang Dirasakan terhadap
Depkes RI.Jakarta Notoadmodjo, S., Tindakan Memilih Penolong Persalinan
2007. Promosi Kesehatan: Teori dan di Puskesmas Rasana’e Timur Kota Bima.
Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta Skripsi. Surabaya: Universitas Airlangga.
Farhatun, S. 2012. Perilaku Konsumsi Serat Sekarindah, T. 2008. Terapi Jus Sayur
Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan buah. Jakarta: Puspa Swara.
dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Seo, H.S et al. 2011. Factors Influencing Fast
Negeri Jakarta Tahun 2012. Skripsi. Food Consumption Behaviorsof Middle-
UIN Jakarta. School Students in Seoul: an Application
Fauzia, WN. 2015.Aplikasi Theory of of Theory of Planned Behaviors. Kore:
Planned behavior terhadap intensi The Korean Nutrition Society and
remaja putra untuk berperilaku tidak the Korean Society of Community
merokok. Skripsi. Universitas Airlangga Nutrition.
Hartono, A. 2004. Terpai Gizi & Diet Rumah Soekirman. 2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya
Sakit, Ed 2. Jakarta: EGC. untuk Keluarga dan Masyarakat. Jakarta
He, F.J., C.A Nowson, M. Lucas, GA : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,
Mcgregor. 2007. Increased Consumption Departemen Pendidikan Nasional.
of Fruit and Vegetables is Related to Sutama, A. et al. 2009. Buku Ajar
Reduced Risk of Coronary Heart Disease: Keperawatan pediatrik Wong, Ed 6, Vol
Meta-analysis of Cohort Studies. Journal 1. Jakarta: EGC
of Human Hypertension. Thalib, S.B. 2010. Psikologi Pendidikan
Laksono, W.T. 2008. Hubungan Antara Berbasis Analisis Empiris Aplikatif .
Dukungan Sosial dengan Intensi Berhenti Jakarta: Kencana.
Dwi Pandrya Dhaneswara, Faktor yang Mempengaruhi Niat Makan… 47

Waysima, dkk. 2011. Persepsi dan Sikap Children Cross- Sectional Survey. Ann
Afektif Mempengaruhi Perilaku Ibu Nutr Metab.
Menyediakan Makanan Ikan Laut dalam WHO. 2011. Noncommunicable disease
menu Keluarga. Bogor: Jurnal Ilmu country profiles 2011 WHO global report,
Kearga dan Konsumen, Januari 2011, Geneva. World Health Organization.
Vol.4, No.1. Institut Pertanian Bogor. Wulansari, N.D. 2009. Konsumsi Serta
WHO. 2003. Fruits And Vegetables Intake Preferensi Buah dan Sayur Pada Remaja
In A Sample Of 11-Year-Old Children SMA dengan Status Sosial Ekonomi
In 9 Europian Countries: The Pro Yang Berbeda di Bogor. Skripsi. Institut
Pertanian Bogor.

Anda mungkin juga menyukai