Abstract: Fruit and vegetable consumption in Indonesia is low. Adolescents are one of the most
vulnerable age group about consumption of vegetables and fruit. Eating habits during adolescence
will give an impact on health in the future. College students are the age group of transition from late
adolescence into early adulthood. This research will show the behavior of eating vegetables and fruit
on a college student in a dorm. This research was a cross sectional study with quantitative approach.
Instruments in this study were questionnaire with a sample of 79 college student. Sampling used simple
random sampling method. The variables in the study were attitude toward behavior, subjective norms,
behavioral control, and intention of eating vegetables and fruits. Variables that affected intention of
eating vegetables and fruits was attitudes toward behavior (p = 0.001). Attitude toward behavior with (B
= 16.785) contributed on the intention to eat vegetables and fruit. The conclusion of this study, attitudes
toward behavior affected the intention to eat vegetables and fruit, while subjective norms, and behavior
control were not affected.
Abstrak : Konsumsi sayur dan buah di Indonesia masih rendah. Remaja merupakan kelompok usia yang
paling rentan dalam hal konsumsi sayur dan buah. Kebiasaan makan semasa remaja akan memberikan
dampak pada kesehatan dalam masa depannya. Mahasiswa merupakan kelompok usia transisi dari
masa remaja akhir menjadi dewasa awal. Penelitian ini dilakukan untuk melihat niat makan sayur dan
buah pada mahasiswa asrama. Penelitian ini menggunakan rancang bangun cross sectional dengan
pendekatan kuantitatif. Instrumen dalam penelitian ini adalah kuisioner dengan sampel berjumlah 79
orang. Pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling. Variabel dalam penelitian ini
adalah sikap, norma subyektif, kontrol perilaku dan, niat makan sayur dan buah. Variabel yang memiliki
pengaruh terhadap niat makan sayur dan buah adalah sikap (p = 0,001). Variabel sikap memberikan
kontribusi terhadap niat makan sayur dan buah dalam nilai Exp (B) sebesar 18,333. Kesimpulan dari
penelitian ini adalah sikap berpengaruh terhadap niat makan sayur dan buah, sedangkan norma subyektif,
dan kontrol perilaku tidak berpengaruh.
34
Dwi Pandrya Dhaneswara, Faktor yang Mempengaruhi Niat Makan… 35
stroke dan 31% penyakit jantung di seluruh rencana yang akan datang dan meningkatkan
dunia disebabkan oleh kurangnya konsumsi pergaulan di lingkungan serta hidup lebih
sayur dan buah (WHO, 2003). mandiri (Poltekkes Depkes Jakarta I,
Konsumsi sayur dan buah sesuai 2010).
anjuran bisa mencegah terjadinya berbagai Berdasarkan pengambilan data awal
macam penyakit degeneratif seperti diabetes, pada mahasiswa di asrama putra dan putri
hipertensi, obesitas, penyakit jantung Universitas Airlangga dengan jumlah
koroner (PJK) dan kanker (Almatsier, 2006). 20 responden dari 10 mahasiswa dan 10
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mahasiswi didapatkan bahwa sebanyak 50%
konsumsi sayur dan buah yang cukup dapat tidak mengkonsumsi sayur dan buah setiap
menurunkan resiko terjadinya beberapa hari. Mahasiwa yang tinggal di asrama putra
penyakit kronik. Hasil penelitian He et al dan putri sebanyak 60% rata-rata hanya
(2007), menyebutkan peningkatan konsumsi mengkonsumsi buah 1 porsi/hari. Konsumsi
buah yang sebelumnya kurang dari 3 porsi sayur didapatkan sebesar 35% untuk 1 porsi/
menjadi lebih dari 5 porsi sehari berkaitan hari dan 65% untuk 2 porsi/hari.
dengan penurunan 17 % risiko terjadinya Mahasiswa sebagai generasi penerus
PJK. Studi meta-analysis Dauchet et al bangsa dan bagian dari masyarakat Indonesia
(2005), risiko terjadinya stroke menurun diharapkan memiliki perilaku hidup dan pola
sebesar 11% untuk setiap tambahan porsi makan yang sehat. Oleh karena itu perlu
buah per hari. adanya faktor-faktor yang mendukung, yang
Menurut WHO (2003), rekomendasi mampu mengarahkan seorang mahasiswa
untuk makan sayur dan buah adalah untuk berperilaku menjaga kesehatannya,
sebanyak 3–5 porsi sehari atau sebanyak seperti konsumsi sayur dan buah sesuai
400 gram perhari. Selain itu dalam piramida anjuran. Faktor itu bisa dari diri sendiri,
penunjuk makanan merekomendasikan keluarga, teman, maupun lingkungannya.
untuk makan sayur sebanyak 3–5 kali Niat merupakan faktor yang paling
dalam sehari dan buah sebanyak 2–4 kali berpengaruh untuk memunculkan perilaku.
(Rahmawati, 2000). Konsumsi sayur dan Niat juga diasumsikan sebagai determinan
buah di Indonesia masih rendah. Hal ini langsung dari perilaku dan mengarahkan
bisa dilihat pada rerata konsumsi sayur dan perilaku yang berada dalam kendali
olahannya sebesar 57,1 gram/orang/hari. seseorang. Semakin kuat niat seseorang
Rerata konsumsi buah dan olahannya juga untuk menampilkan suatu perilaku, semakin
terlihat masih rendah yaitu 33,5 gram/orang/ besar kemungkinan perilaku tersebut akan
hari (Survei Diet Total, 2014). dilakukan. Niat makan sayur dan buah
Remaja menjadi kelompok usia yang pada mahasiswa diharapkan mampu
sangat rentan jika mereka kurang dalam memunculkan perilaku untuk makan sayur
makan sayur dan buah. Hal ini dikarenakan dan buah.
masa remaja adalah periode yang penting Niat dari suatu perilaku hanya dapat
dalam pertumbuhan dan perkembangan muncul jika seseorang mampu memutuskan
manusia. Pada masa remaja merupakan keinginannya untuk melakukan atau
saat yang tepat untuk pertumbuhan dan tidak melakukan perilaku. Ajzen (2005),
perkembangannya dalam menanamkan menjelaskan dalam Theory of Planned
kebiasaaan makan yang sehat. Jika pada Behavior bahwa faktor yang dapat
masa remaja pola makannya sudah tidak mempengaruhi niat adalah sikap, norma
sehat maka bisa berdampak pada kesehatan subyektif, dan kontrol perilaku. Semakin
di masa depannya (Wulansari, 2009). positif sikap, norma subyektif, dan kontrol
Mahasiswa merupakan kelompok usia perilaku terhadap perilaku untuk makan
transisi dari masa remaja akhir menjadi sayur dan buah dalam memprediksi niat,
dewasa awal yang lebih mandiri dalam diharapakan niat dapat menggambarkan
menentukan makanan apa yang akan perilakunya untuk makan sayur dan buah.
dikonsumsi. Masa remaja akhir dapat dilihat Tujuan umum dari penelitian adalah
dengan pertumbuhan yang melambat. Pada menganalisis faktor yang mempengaruhi
tahap ini, remaja akan lebih memikirkan niat makan sayur dan buah pada mahasiswa
36 Jurnal Promkes, Vol. 4, No. 1 Juli 2016: 34–47
asrama Universitas Airlangga berdasarkan tujuan untuk melihat pengaruh sikap, norma
Theory of Planned Behavior. Tujuan subyektif, dan kontrol perilaku terhadap niat
khususnya yang pertama adalah untuk untuk makan buah dan sayur dengan uji
melihat kararkterisitik mahasiswa asrama regresi logistik. Sebelumnya, skor pada tiap
Universitas Airlangga. Tujuan yang kedua variabel akan dikategorikan dalam rentang
untuk mengidentifikasi sikap, norma tingkatan untuk mengetahui gambaran
subyektif, kontrol perilaku dan niat untuk pada subyek penelitian. Sikap, norma
makan sayur dan buah pada mahasiswa subyektif dan kontrol perilaku memiliki
asrama. Ketiga adalah untuk menganalisis kategori kurang baik, baik, sangat baik.
pengaruh sikap, norma subyektif, dan Niat dikategorikan kedalam kuat dan dan
kontrol perilaku terhadap niat makan sayur lemah.
dan buah. Pengukuran variabel sikap,
norma subyektif, dan kontrol perilaku
menggunakan 6 skala. Sikap dihitung
METODE
menggunakan rumus:
Penelitian ini merupakan penilitian
Observasional analitik dengan menggunakan ABi ∞ Σ bi ei
pendekatan kuantitatif. Berdasarkan waktu
pengambilan data, penelitian ini bersifat ABi : total nilai attitude untuk setiap
cross sectional. responden
Populasi mahasiswa yang tinggal di bi : skor behavioral beliefs untuk
asrama Universitas Airlangga adalah 376 setiap pertanyaan
mahasiswa. Asrama putra berjumlah 150 ei : skor outcome evaluations untuk
orang dan untuk asrama putri berjumlah setiap pertanyaan
226 orang . Sampel dalam penelitian ini
adalah mahasiswa asrama yang dihitung Norma subyektif dihitung menggunakan
menggunakan rumus simple random rumus:
sampling sebanyak 79 mahasiswa sebagai
responden . SNi ∞ Σ ni mi
Lokasi penelitian ini berada di
Asrama Mahasiswa Putra dan Putri
Universitas Airlangga. Penelitian ini SNi : total nilai subjective norm setiap
dilakukan antara bulan Maret-April responden
2016. Teknik pengumpulan data primer ni : skor normative beliefs untuk
dimulai dengan peneliti menjelaskan pada setiap pertanyaan
responden tentang penjelasan tujuan dan mi : skor motivation to comply untuk
pelaksanaan penelitian. Setelah responden setiap pertanyaan
memahami akan dilakukan pengisian
dan penandatanganan lembar persetujuan Sedangkan untuk nilai kontrol perilaku
(informed consent). Pengisian kuesioner yang dirasakan dihitung dengan rumus:
dilakukan dalam waktu sekitar 20 menit
yang dilaksanakan di asrama di luar jam
kuliah. PBCi ∞ Σ ci pi
Variabel bebas atau independen dalam
penelitian ini adalah sikap, norma subyektif
PBCi : total nilai perceived
dan kontrol perilaku dalam makan sayur dan
behavioral control untuk
buah pada mahasiswa asrama Universitas
setiap responden
Airlangga. Variabel terikat atau dependen
ci : skor control belief untuk
dalam penelitian ini adalah niat untuk makan
setiap pertanyaan
buah dan sayur pada mahasiswa asrama
mi : skor perceived power untuk
Universitas Airlangga.
setiap pertanyaan
Pengolahan data menggunakan teknik
skoring yang kemudian dianalisis dengan
Dwi Pandrya Dhaneswara, Faktor yang Mempengaruhi Niat Makan… 37
ketika dewasa dan usia lanjut (Arisman, Sikap terhadap perilaku dibentuk oleh
2009). Preferensi makanan remaja masa keyakinan yang diperoleh dari konsekuensi
kini cenderung pada makanan yang tinggi dalam menampilkan suatu perilaku yang bisa
gula, tinggi lemak, rendah vitamin dan disebut dengan behavioral beliefs (Ajzen,
mineral. Hal ini akan berdampak buruk 2005). Hal ini berkaitan dengan penilaian
untuk kesehatan di masa yang akan datang seseorang secara subyektif terdahap
(Brown, 2005). sekitarnya dan kemampuan untuk memahami
Salah satu kelompok usia yang paling lingkungan tersebut. Menurut Azwar (2011),
rentan jika kurang konsumsi sayur dan buah faktor yang mempengaruhi sikap adalah
adalah remaja. Masa remaja merupakan pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain
periode yang penting pada pertumbuhan yang dianggap penting, media massa, serta
dan kematangan manusia. Pada periode faktor emosi dalam diri individu. Penelitian
ini merupakan saat yang tepat untuk Badrialaily (2004), menunjukkan adanya
membangun tubuh dan menanamkan hubungan antara pengetahuan dan sikap gizi
kebiasaaan pola makan yang sehat. Jika mahasiswa terhadap serat.
sejak remaja pola makan seseorang Pada penelitian ini sikap diukur
sudah tidak sehat, maka hal tersebut akan melalui manfaat makan sayur dan buah bagi
berdampak pada kesehatan yang akan datang responden. Keyakinan ini yang nantinya
(Wulansari, 2009). yang nantinya akan dijadikan dugaan
Pada masa remaja seseorang rentan terhadap niat untuk makan sayur dan buah.
mengalami masalah gizi. Remaja merupakan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
masa peralihan dari masa anak-anak ke masa sebanyak 78,5 % responden memiliki sikap
dewasa yang ditandai dengan perubahan yang sangat baik terkait perilaku makan
fisik, fisiologis dan psikososial. Kelompok sayur dan buah. Sikap yang sangat baik
ini berada pada fase pertumbuhan yang pesat ini menunjukkan bahwa mahasiswa asrama
(Growth Spurt) sehingga dibutuhkan gizi Universitas Airlangga memiliki sikap yang
yang relatif besar jumlahnya (Aritonang, mendukung terbentuknya niat makan sayur
I.dkk, 2009). dan buah.
Berdasarkan Theory of Planned Norma subyektif adalah persepsi
Behavior yang dikemukakan oleh Ajzen individu terhadap pandangan orang
(2005), sikap ditentukan oleh keyakinan sekitar dalam menampilkan maupun
terhadap konsekuensi yang timbul dari tidak menampilkan perilaku tertentu dan
suatu perilaku yang ditampilkan. Ajzen kesediaan untuk mematuhi tuntutan dari
menyatakan bahwa keyakinan dapat tokoh yang penting menurut dirinya (Ajzen,
diperoleh dengan melihat bagaimana 2005). Norma subjektif berkaitan dengan
perilaku tesebut jika dimunculkan maupun perasaan dan dugaan seseorang tentang
tidak dimunculkan akan memberikan harapan terhadap orang-orang yang berada di
manfaat maupun kerugian yang akan lingkungan sekitarnya dalam menampilkan
didapatkan sebagai konsekuensi. Evaluasi perilaku tertentu. Subjective norm ditentukan
dari berbagai informasi yang masuk kedalam oleh referent dan motivation to comply atau
individu tentang perilaku tertentu dapat keinginan untuk mengikuti.
memperkuat keyakinan sesorang terhadap Sama dengan sikap terhadap perilaku,
perilaku tersebut mauapun sebaliknya. maka norma subjektif juga ditentukan oleh
Seseorang yang percaya bahwa keyakinan. Perbedaannya adalah sikap
berperilaku tertentu akan memberikan merupakan keyakinan terhadap perilaku
pada hasil yang baik bagi dirinya, maka yang diperoleh dari diri sendiri, sedangkan
seseorang akan memiliki sikap yang norma subyektif merupakan keyakinan
baik juga. Sedangkan apabila seseorang yang diperoleh dari orang lain. Norma
percaya bahwa berperilaku tertentu akan subyektif adalah keyakinan yang didapat
memberikan hasil yang tidak baik baginya, dari berbagai pandangan orang di sekitarnya
maka sseorang akan bersikap tidak baik juga yang dianggap penting oleh orang itu dalam
(Ajzen, 1985). menampilkan perilaku.
42 Jurnal Promkes, Vol. 4, No. 1 Juli 2016: 34–47
akses, ketersediaan sumberdaya, dan adanya paling berpengaruh adalah variabel yang
kesempatan untuk menampilkan perilaku paling dianggap penting (Ajzen, 2005). Hal
(Ajzen, 2005). ini menunjukkan bahwa sikap memberikan
Pada penelitian ini niat diukur pengaruh paling besar terhadap niat makan
berdasarkan keinginan responden untuk sayur dan buah. Sesuai dengan penelitian
makan sayur dan buah disaat ini dan yang Rusdin (2011), terkait pemilihan penolong
akan datang. Mayoritas responden telah persalinan, bahwa variabel sikap terhadap
memiliki niat yang kuat untuk makan sayur perilaku merupakan variabel yang paling
dan buah. Hal ini menunjukkan mayoritas berpengaruh terhadap niat.
mahasiswa asrama memiliki niat yang Sikap terhadap makan sayur dan buah
positif untuk memunculkan perilaku makan menunjukkan pengaruhnya yang paling
sayur dan buah. besar dalam niat untuk makan sayur dan
Hasil penelitian menunjukkan hanya buah. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian
variabel sikap yang berpengaruh secara Padgett (2009), tentang konsumsi fast food
signifikan terhadap niat makan sayur dan pada generasi muda Cina yang menunjukkan
buah. Analisis dilakukan untuk melihat bahwa variabel kontrol perilaku yang
pengaruh sikap, norma subyektif dan memiliki pengaruh paling kuat terhadap
kontol perilaku terhadap niat makan niat. Hal ini bisa dikarenakan bah
sayur dan buah pada mahasiswa asrama Penelitian Muna (2015), yang juga
Universitas Airlangga. Sedangkan variabel mengaplikasikan Theory of Planned
norma subyektif dan kontrol perilaku Behavior menunjukkan adanya pengaruh
tidak memberikan pengaruh terhadap sikap terhadap niat pelajar untuk berkendara
niat makan sayur dan buah. Berdasarkan sepeda motor di wilayah Surabaya Timur.
sikap responden menunjukkan bahwa Hal ini menunjukkan bahwa pada usia
semakin baik sikap makan niat untuk remaja sikap yang dimiliki mampu untuk
makan sayur dan buah akan semakin kuat. mempengaruhi niatnya dalam berperilaku.
Dapat disimpulkan bahwa semakin baik Pembentukan sikap yang baik bisa dari
sikap maka niat untuk makan sayur dan pengetahuannya tentang sayur dan buah
buah akan semakin besar. Hal ini telah yang baik juga. Menurut Notoatmodjo
sesuai dalam Theory of Planned Behavior (2004) kurangnya pengetahuan tentang
yang dikemukaka oleh Ajzen (2005), yang suatu bahan makanan akan menyebabkan
menyebutkan bawa sikap terhadap perilaku sesorang salah memilih makanan sehingga
merupakan salah satu faktor pembentuk akan menurunkan konsumsi makanan sehat
niat. dan akan berdampak pada masalah gizi
Sikap terhadap perilaku didapatkan lainnya.
dari penjumlahan hasil kali antara kekuatan Pada penelitian ini norma subyektif
belief (kepercayaan) terhadap perilaku dan kontrol perilaku tidak menunjukkan
dan evaluasi terhadap perilaku tersebut. pengaruh yang signifikan terhadap niat
Sikap positif ditandai dengan mayoritas untuk makan sayur dan buah. Hal ini tidak
responden menyadari akan manfaat makan sesuai dengan Theory of Planned Behavior
sayur dan buah sesuai kebutuhan dan akan (Azjen, 2005) bahwa norma subyektif dan
menguntungkan bagi tubuh mereka. Hal kontrol perilaku merupakan variabel yang
ini berarti bahwa penghuni asrama telah mempengaruhi niat. Norma subyektif yang
memiliki kepercayaan atau keyakinan dan dimiliki oleh seseorang dapat dipengaruhi
evaluasi yang positif untuk makan sayur oleh sejauh mana orang yang dianggap
dan buah sehingga memunculkan niat yang penting (Referent) dapat mendukung maupun
positif juga untuk makan sayur dan buah. melarang dalam memunculkan perilaku.
Dibuktikan dengan hasil penelitian yang Dapat disimpulkan bahwa pengaruh referent
menunjukkan adanya pengaruh antara belum tentu bisa berpengaruh terhadap niat
sikap niat responden untuk makan sayur responden untuk makan sayur dan buah
dan buah. pada mahasiswa yang tinggal diasrama.
Pada Theory of Planned Behavior Norma subyektif berkaitan dengan
disebutkan bahwa dari ketiga variabel yang keyakinan sesorang untuk mengikuti orang-
44 Jurnal Promkes, Vol. 4, No. 1 Juli 2016: 34–47
orang yang dianggap penting seperti orang kesesuaian sikap terhadap kelompok sebaya
tua, orang dengan status sosial lebih tinggi, sangat penting untuk menjaga eksistensinya.
teman sebaya, teman dekat dan lain-lain. Seringkali juga seorang remaja lebih ingin
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan seperti teman-temannya sehingga kesesuaian
Gibney (2011), bahwa pengaruh khusus sikap dengan keluarganya akan berkurang.
dari lingkungan sosial seperti tekanan Hal ini dapat mengakibatkan berubahnya
sosial dari teman dan keluarga berdampak pola makan remaja itu sendiri yang mungkin
pada perilaku makan. Maltz (2004), juga teman temannya tidak mendukung untuk
menyatakan bahwa peranan tokoh penting makan sayur dan buah dan cenderung makan
atau tokoh otoritatif memberikan pengaruh makanan yang kurang bergizi. Kebiasaan
yang sangat besar dalam pembentukan makan remaja mudah dipengaruhi oleh
keyakinan yang akan menjadi landasan teman-temannya (Sutama, 2009)
dalam berperilaku. Hal ini bisa dikarenakan Penelitian Seo et al (2011), menemukan
mahasiswa asrama yang jauh dari keluarga bahwa konsumsi makanan cepat saji pada
mulai kehilangan panutan dari orang tua siswa sekolah menegah terkait erat dengan
mereka dirumah dan mengakibatkan kurang teman-temannya. Sebagian besar subyek
peduli terhadap pola makannya. Tentu saja penelitian mengungkapkan bahwa mereka
ini juga akan mempengaruhi niat mahasiswa makan makanan cepat saji ketika hari-hari
dalam makan sayur dan buah. khusus atau pada saat bertemu dengan
Keluarga memiliki peranan yang sangat teman-teman. Mahasiswa asrama yang jauh
penting dalam pembentukan pola makan. dari keluarga dan yang mungkin akan lebih
Situasi dalam rumah merupakan hal yang sering bersama teman-temannya akan sangat
dapat membangun sikap terhadap makanan mungkin untuk lebih sering makan makanan
dan penerimaan terhadap makanan tersebut. cepat saji dibandingkan untuk konsumsi
Pada umumnya ibu dipandang lebih sayur dan buah.
berpengaruh daripada anggota keluarga lain Kontrol perilaku merupakan persepsi
karena peranan ibu sebagai pengatur rumah mengenai sulit tidaknya melakukan perilaku
tangga dalam menyiapkan makanan sehari- tersebut. Hasil penelitian menunjukkan tidak
hari. Banyak pesan yang disampaikan oleh adanya pengaruh kontrol perilaku terhadap
ibu terkait konsumsi makanan merupakan niat. Hal ini tidak sama dengan penelitian
bentuk dukungan sosial. Menurut Gottlieb Fauzia (2015), yang menyebutkan bahwa
dalam Laksono (2008), dukungan sosial kontrol perilaku mampu mempengaruhi niat
dapat terdiri dari in formasi atau nasehat remaja untuk tidak merokok di Tuban. Hal
verbal maupun non verbal. Mahasiwa ini menunjukkan bahwa kesulitan maupun
asrama yang jauh dari orang tua tentunya kemudahan responden dalam makan sayur
akan sulit mendapatkan dukungan sosial dan buah belum bisa untuk menjadi faktor
seperti ini. Hal ini dapat memungkinkan yang mampu mempengaruhi niat untuk
tidak adanya pengaruh antara norma makan sayur dan buah pada mahasiswa
subyektif dan niat untuk makan sayur asrama Universitas Airlangga.
dan buah pada mahasiswa yang tinggal Ada banyak faktor yang mempengaruhi
di asrama. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemilihan makanan oleh seseorang. Hartono
dukungan sosial dari keluarga belum tentu (2004), mengatakan bahwa faktor yang
mempengaruhi perilaku makan sayur dan mempengaruhi pemilihan makanan diantara
buah. adalah kesenangan dan ketidaksengajaan
Selain berasal dari orang tua, normative (food like and dislike) dan kebiasaan
belief juga bisa berasal dari teman sebaya. (food habit). Studi tentang pola konsumsi
Pengaruh teman sebaya adalah salah satu serat pada mahasiswa yang dilakukan
faktor yang menentukan pemilihan makanan Badrialaily (2004), menggambarkan bahwa
oleh remaja. Remaja sangat menginginkan banyak faktor yang menjadi kendala untuk
pengakuan dari teman sebayanya yang makan sayur dan buah diantaranya adalah
sering kali memberikan pengaruh besar menu di warung yang tidak sesuai selera,
terhadap pola makan termasuk dalam ketersediaan, uang saku yang terbatas, dan
konsumsi sayur dan buah. Bagi seseorang preferensi terhadap sayuran tertentu. Faktor
Dwi Pandrya Dhaneswara, Faktor yang Mempengaruhi Niat Makan… 45
kendala tersebut belum tentu mempengaruhi untuk makan sayur dan buah mahasiswa.
niat mahasiswa untuk makan sayur dan Sedangkan, Variabel Norma Subyektif
buah, hal ini ditunjukkan dengan mayoritas dan Kontrol Perilaku tidak mempengaruhi
responden yang memiliki kontol perilaku niat untuk makan buah dan sayur pada
baik masih ada yang niatnya lemah untuk mahasiswa asrama Universitas Airlangga.
makan sayur dan buah. Sikap memberikan pengaruh yang posisitif
Hambatan yang pertama adalah terhadap niat makan sayur dan buah.
kesukaan seseorang dalam memilih Semakin baik sikap mampu menambah
makanan tertentu. Seseorang seringkali tidak kuat niat sebesar 16 kalinya. Sedangkan
suka terhadap makanan tertentu. Penelitian responden dengan norma subyektif dan
Farhatun (2012), tentang konsumsi serat kontrol perilaku yang sudah baik belum
pada mahasiswa menyebutkan bahwa tentu memiliki niat yang kuat untuk makan
penyajian jenis makanan bersumber serat sayur dan buah. Mayoritas penghuni
tinggi seringkali kurang memikat selera asrama mahasiswa Universitas Airlangga
makan dibandingkan dengan jenis makanan adalah perempuan dengan rentang usia 18-
lainnya. Sayur dan buah merupakan salah 21 tahun. Perempuan diketahui memiliki
satu makanan dengan sumber serat tinggi niat yang lebih besar daripada laki-laki
tersebut. Akibatnya mahasiswa seringkali untuk makan sayur dan buah. Mayoritas
tidak mau untuk makan makanan berserat responden memiliki uang saku yang cukup
tersebut. Hambatan kedua terkait dengan untuk makan sayur dan buah. Uang saku
kontrol perilaku adalah ketersediaan sayur memberikan pengaruh dalam hal memilih
dan buah. Penelitian story et al (2002) jenis makanan. Semakin besar uang saku
dalam Waysima dkk (2011), menunjukkan maka semakin besar kesempatan untuk
bahwa faktor penting yang mempengaruhi makan sayur dan buah.
perilaku makan remaja salah satunya
adalah ketersediaan pangan. Mahasiswa SARAN
yang tinggal di asrama kemunginan sulit
untuk mendapat ketersedian sayur dan Bagi Asrama Mahasiswa Universitas
buah layaknya dirumah bisa menjadi Airlangga, dilihat dari sikap yang mampu
penghambat untuk makan sayur dan buah mempengaruhi niat untuk makan sayur dan
sesuai kebutuhan. Hambatan ketiga terkait buah maka perlu adanya upaya pembentukan
dengan uang saku untuk membeli makanan. sikap yang baik melalui penguatan keyakinan
Jika dilihat lagi mayoritas responden responden tentang manfaat sayur dan buah.
telah memiliki uang saku yang tergolong Hal ini bisa dilakukan dengan menambah
cukup untuk makan sayur dan buah. Hal informasi melalui media promosi kesehatan
ini tentunya yang juga bisa mempengaruhi di lingkungan asrama. -Terkait kontrol
kontrol perilakunya. Pada penelitian Zenk perilaku responden yang menunjukkan
(2005), menunjukkan sesorang dengan masih adanya beberapa responden dengan
penghasilan dan status ekonomi yang kontol perilaku yang kurang baik bisa diatasi
semakin meningkat akan lebih banyak dalam dengan memudahkan akses untuk makan
konsumsi sayur dan buah. Kenyataannya sayur dan buah di lingkungan asrama, salah
niat mahasiswa untuk makan sayur dan satunya dengan menyediakan menu sayuran
buah belum bisa ditentukan dari kontrol dan buah-buahan yang beragam di kantin
perilakunya. asrama.
Waysima, dkk. 2011. Persepsi dan Sikap Children Cross- Sectional Survey. Ann
Afektif Mempengaruhi Perilaku Ibu Nutr Metab.
Menyediakan Makanan Ikan Laut dalam WHO. 2011. Noncommunicable disease
menu Keluarga. Bogor: Jurnal Ilmu country profiles 2011 WHO global report,
Kearga dan Konsumen, Januari 2011, Geneva. World Health Organization.
Vol.4, No.1. Institut Pertanian Bogor. Wulansari, N.D. 2009. Konsumsi Serta
WHO. 2003. Fruits And Vegetables Intake Preferensi Buah dan Sayur Pada Remaja
In A Sample Of 11-Year-Old Children SMA dengan Status Sosial Ekonomi
In 9 Europian Countries: The Pro Yang Berbeda di Bogor. Skripsi. Institut
Pertanian Bogor.