Anda di halaman 1dari 6

BIOLOGI

(ENZIM)

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK I
KELAS: XII MIPA 1

 NUR AISYA
 ANDI NURUSWA.P
 RITA SAPUTRI
 JESICA
 ANDIKA
 RENDI.K
 SARDIANTO

SMA NEGERI 1 KODEOHA


TAHUN PELAJARAN 2021/2022
Enzim
Beberapa reaksi kimia dalam tubuh mahluk hidup terjadi sangat cepat. Hal ini terjadi karena
adanya suatu zat yang membantu proses tersebut. Apabila zat ini tidak ada, proses tersebut berjalan
lambat atau tidak berlangsung sama sekali. Zat tersebut adalah enzim.

Enzim dapat mempercepat reaksi kimia, dengan cara menurunkan energi aktivasi. Energi aktivasi
adalah energi awal yang diperlukan untuk memulai reaksi kimia. Enzim merupakan biokatasilator, yang
artinya dapat mempercepat reaksi-reaksi biologi tanpa mengalami perubahan struktur kimia. Menurut
Kuhne, seorang ahli yang banyak melakukan penyelidikan tentang fermentasi pada tahun 1878, enzim
berasal dari kata en dan zyme yang berarti sesuatu di dalam ragi.

Berdasarkan komponen penyusunnya, enzim dibedakan menjadi enzim sederhana dan enzim
konjugasi. Enzim sederhana hanya terdiri atas protein. Enzim konjungsi terdiri atas bagian protein dan
struktur tambahan yang tersusun atas bahan nonprotein. Enzim konjugasi disebut juga holoenzim.
Bagian yang berupa protein disebut apoenzim yang umumnya bersifat termolabil atau tidak tahan
panas. Struktur tambahan berbahan nonprotein berfungsi untuk meningkatkan kemampuan enzim
berikatan dengan substrat. Struktur tersebut dikenal dengan sebuah kofaktor.

Terdapat dua tipe kofaktor, yaitu koenzim jika kofaktor tersebut merupakan senyawa organik
nonprotein yang terikat secara nonkovalen dengan sisi aktif enzim, contohnya vitamin B (B1, B2), NAD
(nikotinamide adenin dinukleotida), dan FAD (Flavin adenin dinukleotida). Tipe kedua adalah gugus
prostetik jika penyusun kofaktornya merupakan senyawa anorganik seperti logam dan terikat secara
kovalen dengan sisi aktif enzim. Contoh gugus prostetik adalah gugus Fe pada hemoglobin, serta Mg, Cu,
dan K pada klorofil.

1. Sifat-Sifat Enzim

Dalam metabolisme enzim berperan amat vital karena mempunyai sifat-sifat sebagai berikut.

a. Enzim adalah suatu protein.


b. Biokatalisator, yaitu sebagai katalisator hidup yang bekerja mempercepat terjadinya reaksi kimia
dalam tubuh tetapi tidak berubah setelah proses reaksi selesai.
c. Mempercepat reaksi dengan jalan menurunkan energi aktivasi, yaitu energi awal untuk memulai
reaksi.
d. Bekerja sangat spesifik, artinya bahwa enzim tidak dapat bekerja pada semua zat, tetapi hanya
dapat bekerja pada zat tertentu (substrat tertentu). Satu enzim hanya bekerja untuk satu
substrat saja.
e. Dapat bekerja bolak balik, maksudnya enzim tidak menentukan arah suatu reaksi, hanya sekedar
mempercepat proses reaksi sehingga reaksi dapat mencapai kesetimbangan. Contohnya, lipase
dapat mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Sebaliknya lipase dapat
menggabungkan asam lemak dan gliserol menjadi lemak kembali.
f. Tidak tahan terhadap suhu tinggi. Pada umumnya, enzim bekerja pada suhu 30-37°C, pada suhu
0°C, enzim menjadi inaktif, tetapi tidak rusak. Di atas 60°C enzim rusak.
g. Substrat asing dapat menghambat kerja enzim, substrat asing tersebut dinamakan inhibitor

Ada dua jenis inhibitor,yaitu inhibitor kompetitif dan inhibitor nonkompetitif.

1.) Inhibitor kompetitif

Pada pengamatan ini, zat-zat penghambat mempunyai struktur yang mirip dengan struktur
substrat. Dengan demikian, baik substrat maupun zat penghambat berkompetisi atau bersaing
untuk bergabung dengan sisi aktif enzim. Jika zat penghambat lebih dulu berkaitan dengan sisi
aktif enzim, substrat tidak dapat lagi berikatan dengan sisi aktif enzim.

2.) Inhibitor nonkompetitif

Pada pengamatan ini, substrat sudah tidak dapat berikatan dengan kompleks enzim-
inhibitor karena sisi aktif enzim berubah.

2. Cara kerja enzim

Banyak enzim yang dapat bekerja bolak-balik. Enzim dapat mengubah substrat menjadi hasil
akhir. Sebaliknya, enzim juga dapat mengembalikan hasil akhir menjadi substrat jika lingkungannya
berubah. Contohnya enzim lipase dapat berfungsi sebagai katalisator dalam perubahan lemak
menjadi asam lemak dan gliserol. Enzim lipase juga dapat mengubah kembali gliserol dan asam lemak
menjadi lemak (lipid).
Enzim bekerja spesifik, artinya enzim mempunyai fungsi yang khusus. Untuk perubahan zat
tertentu, di perlukan enzim tertentu pula. Contohnya pada pemecahan rafinosa (suatu trikasarida)
yang di lakukan oleh enzim sukrase, akan terurai menjadi melibiosa dan fruktosa. Akan tetapi, apabila
di lakukan oleh enzim emulsi rafinosa akan teruarai menjadi sukrosa dan galaktosa.

Cara kerja enzim ada dua macam, yaitu dengan model kunci gembok dan kecocokan terinduksi

a.) Kunci gembok (lock and key)

Teori lock and key diperkenalkan oleh Emil Fischer pada tahun 1894. Menurut teori ini
cara kerja enzim dianalogikan seperti gembok dan kuncinya , substrat adalah kunci dan enzim
adalah gemboknya. Menurut teori ini hanya substrat yang memiliki bentuk spesifik yang
komplementer dengan sisi aktif enzim yang dapat berikatan dengan enzim tersebut dan
bereaksi.

b.) Kecocokan terinduksi (induced fit)

Teori induced fit diperkenalkan oleh Daniel Koshland pada tahun 1958, 26 tahun setelah
dibuatnya teori lock and key terbentuklah teori ini. Menurut teori ini hanya susbtrat yang
mampu menginduksi perubahan halus pada sisi aktif enzim yang dapat berikatan dengan
enzim dan membentuk kompleks enzim substrat untuk menghasilkan produk.

3. Faktor yang Memengaruhi Kerja Enzim

Ada empat faktor yang memengaruhi kerja enzim, yaitu suhu, pH, konsentrasi, dan Inhibitor.

a. Suhu
Karena enzim tersusun dari protein, enzim sangat peka terhadap suhu. Suhu yang terlalu
tinggi dapat menyebatbkan denaturasi protein Suhu yang terlalu rendah dapat menghambat reaksi.
Suhu optimum setiap enzim berbeda-beda. Enzim-enzim yang terdapat dalam tubuh umumnya memiliki
suhu optimum sekitar 30-40C. Kebanyakan enzim tidak menunjukkan reaksi jika suhu turun sampai
sekitar 0'C tetapi enzim tidak rusak. Jika suhu normal kembalil, enzim akan aktif kembali. Enzim tahan
pada suhu rendah, tetapi dapat rusak di atas suhu 50'C.

b. Perubahan pH
Enzim juga sangat terpengaruh oleh pH. Perubahan pH dapat memengaruhi perubahan asam
amino kunci pada sisi aktif enzim sehingga menghalangii sisi aktif bergabung dengan substratnya. pH
optimum yang diperlukan berbeda-beda, bergantung pada jenis enzimnya.

c. Konsentrasi enzim dan substrat


Agar reaksi berjalan optimum, perbandingan jumlah antara enzim dan substrat harus sesuai. Jika
enzim terlalu sedikit dan substrat terlalu banyak, reaksi akan berjalan lambat dan bahkan ada substrat
yang tak terkatalisasi. Semakin banyak enzim, reaksi akan semakin cepat.

d. Inhibitor enzim
Sering kali kerja enzim dihambat oleh suatu zat yang disebut inhibitor. Jika inhibitor
ditambahkan ke dalam campuran enzim dan substrat, kecepatan reaksi akan turun. Cara kerja inhibitor
ini adalah berikatan dengan enzim membentuk kompleks enzim inhibitor yang masih mampu atau tidak
mampu berikatan dengan Substrat.

4. Nomenklatur dan Klasifikasi Enzim

Enzim diberi nama dengan menambah akhiran -ase pada nama substrat yang diubah oleh enzim
tersebut. Misalnya substrat maltosa diubah oleh enzim maltase menjadi glukosa; enzim yang mengubah
lemak (lipid) adalah lipase; enzim yang mengubah karbohidrat merupakan kelompok karbohidrase. Ada
pula nama enzim yang tidak berakhiran -ase, misalnya pepsin, tripsin, ptialin, dan erepsin.
Berdasarkan peristiwa yang terjadi di dalam suatu reaksi, enzim dapat digolongkan
menjadi dua golongan.
a. Golongan hidrolase, yaitu enzim yang dengan penambahan air atau dengan adanya air dapat
mengubah suatu substrat menjadi hasil akhir, misalnya karboksilase, protease, dan lipase.
b. Golongan desmolase, yaitu enzim yang dapat memecah ikatan C-C atau C-N. Contohnya enzim-
enzim peroksidase,. dehidrogenase, katalase, karboksilase, dan transaminase.

Dengan berkembangnya ilmu genetika dan dilakukannya berbagai percobaan di bidang ini, dapat
dibuktikan bahwa pembentukan enzim atau kelompok enzim diatur oleh gen atau kelompok gen dalam
kromosom. George Beadle dan Edward Tatum mendapat hadiah Nobel pada tahun 1958 atas jasa
mereka menemukan gen pengendali sintesis protein dan enzim yang disimpulkan dalam suatu teori
"one gene one enzyme".

Anda mungkin juga menyukai