OUTING CLASS
PESANTREN UMMUL QURO TASIKMALAYA
2021 – 2022
A. PENDAHULUAN
Titik tekan pembinaan dalam Outing Class adalah pada aspek ruhiyah, jasadiyah dan
fikriyah. Didalamnya diciptakan iklim sosial yang dibingkai nilai-nilai Islam dan kedisiplinan
secara fisik sehari penuh. Pada hari itu peserta Outing Class berada dalam kehidupan islami
secara nyata diluar aturan yang digulirkan didalam lembaga.
Ketiga aspek diatas merupakan bagian dari proses pembentukan pribadi muslim santri
dengan berpandangan pada 10 muwashofat muslim, yaitu :
1. Salimul Aqidah (Aqidah yang selamat)
2. Shahihul ‘Ibadah (‘Ibadah yang benar)
3. Matinul Khuluq (Akhlak yang mantap)
4. Qowiyyul Jismi (Memiliki Fisik yang kuat dan sehat)
5. Mutsaqqoful Fikri (Luas ilmu pengetahuan)
6. Mujahadatun Linafsihi (Mampu melawan nafsu)
7. Harishun 'ala Waqtihi (Pandai menjaga waktu)
8. Munazhzhamun fi Syu'unihi (Tersusun dalam segala urusan)
9. Qodirun 'alal Kasbi (Mandiri, Berdikari)
10. Naafi'un Lighoirihi (Bermanfaat untuk orang lain)
Al-Qur'an dan Sunnah merupakan dua pusaka Rasulullah saw yang harus selalu dirujuk
oleh setiap muslim dalam segala aspek kehidupan. Satu dari sekian aspek kehidupan yang
amat penting adalah pembentukan dan pengembangan peribadi muslim. Peribadi muslim
yang dikehendaki oleh Al-Qur'an dan sunnah adalah peribadi yang soleh, peribadi yang
sikap, ucapan dan tindakannya terwarnai oleh nilai-nilai yang datang dari Allah swt.
Persepsi masyarakat tentang peribadi muslim memang berbeda-beda, bahkan banyak yang
pemahamannya sempit sehingga seolah-olah peribadi muslim itu tercermin pada orang yang
hanya rajin menjalankan Islam dari aspek ubudiyah, padahal itu hanyalah salah satu aspek
yang harus lekat pada peribadi seorang muslim. Oleh kerana itu standard peribadi muslim
yang berdasarkan Al-Qur'an dan sunnah merupakan sesuatu yang harus dirumuskan,
sehingga menjadi acuan bagi pembentukan peribadi muslim. Bila disederhanakan, sekurang-
kurangnya ada sepuluh profil atau ciri khas yang harus lekat pada peribadi muslim.
Terdapat kadiah tentang pentingnya melakukan sautu perjalanan sebagai sarana pembentukan
pribadi muslim yang sesuai dengan syariat islam.
ِ ا8888888888888َت أِل ُولِي اأْل َ ْلب
ب ٍ ا8888888888888َار آَل ي8888888888888
ِ َ ِل َوالنَّه8888888888888ْف اللَّي
ِ اختِاَل ِ ْت َواأْل َر
ْ ض َو إِ َّن فِي َخ ْل
َّ ق8888888888888
ِ َما َوا8888888888888الس ِ
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat "
tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal," (QS. Ali Imran: 190)
1. Tujuan-tujuan individual :
Tadabbur dan tafakur
Meningkatkan kebugaran fisik dan melatih disiplin waktu.
Menghilangkan kejenuhan karena biasanya pertemuan-pertemuan dilakukan di
ruangan-ruangan atau di lingungan pesantren
Berlatih mempersiapkan suatu perjalanan dengan segala perbekalan yang
efektif dan efisien
Refreshing mental dan fisik untuk memperbarui semangat, serta membiasakan
amal jama’i.
Berlatih menanggung beban fisik, menahan lapar dan dahaga, serta bersabar
terhadap hasrat psikis dan fisik untuk istirahat dan bersantai, makan dan
minum.
Memompa semangat dan melatih diri mengemban tanggung jawab.
Bukti amal nyata yang keluar dari kebiasaan kelembagaan
2. Tujuan Umum :
Saling mengenal dengan para anggota secara mendalam melalui interaksi
dengan mereka di sepanjang perjalanan.
Membangun mahabbah dan itsar
Memperkuat hubungan antar anggota, antar anggota dengan mentor dan
membingkai hubungan tersebut dengan bingkai Islam secara detail sepanjang
hari; etika bergaul, tolong menolong, makan dan minum, sabar dan tabah
menanggung ujian perjalanan.
Mengenal potensi anggota dalam hal bersifat ubudiyah, amal yaumiyah,
keprajuritan dan kepemimpinan, persauaraan, serta penyelesaian problem yang
terjadi dalam perjalanan
Menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam muswashofat muslim
Melatih untuk memanaj program outing class dimasing-masing kelompok
Melatih anggota untuk melakukan tugas-tugas kepemimpinan.
Melatih anggota untuk mengatur keuangan dan mengelola logistik.
Melatih anggota keterampilan P3K.
Melatih anggota untuk mampu membedakan skala prioritas
3. Tujuan Lembaga
Tercapainya muwashofat muslim dalam diri santri
C. AGENDA OUTING CLASS :
Perencanaan kegiatan
Agenda acara minimal meliputi :
E. KEPANITIAAN
Panitian terdiri atas :
1. Panitia inti, yaitu tim penglelola mentoring
2. Panitia kegiatan, yaitu struktur yang dibentuk oleh setiap grup mentoring
F. MUWASHOFAT MUSLIM
Berikut merupakan gambaran umum dan point-point dari 10 muwashofat sebagai pribadi
muslim
Menjadi kader dakwah merupakan keharusan bukanlah sebuah pilihan, dan aset yang paling
utama Rashidul Harokah dalam dakwah adalah kader itu sendiri, adanya kader maka ada
satu proses dakwah yang dilakukan secara continue. Betapa pentinya kader dalam barisan
dakwah sehingga ia mendapat perhatian khusus dalam setiap pengkajian dakwah.
Oleh karena itu, melakukan pembinaan dan pengajaran yang berkelanjutan terhadap seorang
kader dakwah menjadi satu proses yang amatlah penting, seorang aktivis dakwah harus
mempunyai pencapaian diri yang maksimal, menjadi pribadi-pribadi qurani yang mampu
menggerakan lisan dan perbuatan mereka menuju perjuangan untuk kemenangan Islam.
Persepsi masyarakat tentang pribadi muslim memang berbeda-beda, bahkan banyak yang
pemahamannya sempit sehingga seolah-olah pribadi muslim itu tercermin pada orang yang
hanya rajin menjalankan Islam dari aspek ubudiyah, padahal itu hanyalah salah satu aspek
yang harus lekat pada pribadi seorang muslim. Oleh karena itu standar pribadi muslim yang
berdasarkan Al-Qur’an dan sunnah merupakan sesuatu yang harus dirumuskan, sehingga
menjadi acuan bagi pembentukan pribadi muslim.
Bila disederhanakan, sekurang-kurangnya ada sepuluh karakter atau ciri khas yang harus
lekat pada seorang kader dakwah sebagai pribadi muslim.
1. SALIMUL AQIDAH (AQIDAH YANG BERSIH)
Hal yang utama yang harus dimiliki seorang kader dakwah adalah aqidah yang bersih
(salimul aqidah) yaitu aqidah yang tidak terkotori dari segala bentuk penghambaan terhadap
ciptaan Allah, salah satunya adalah syirik. contoh kecil dari syirik adalah percaya pada
sesuatu selain Allah misalnya percaya pada paranormal. Aqidah yang bersih (salimul
aqidah) merupakan sesuatu yang harus ada pada setiap muslim. Dengan aqidah yang bersih,
seorang muslim akan memiliki ikatan yang kuat kepada Allah Swt dan dengan ikatan yang
kuat itu dia tidak akan menyimpang dari jalan dan ketentuan- ketentuan-Nya. Dengan
kebersihan dan kemantapan aqidah, seorang muslim akan menyerahkan segala perbuatannya
kepada Allah sebagaimana firman-Nya: Katakanlah! Sesungguhnya sembahyangku,
ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. (QS 6:162).
Karena memiliki aqidah yang salim merupakan sesuatu yang amat penting, maka dalam
da’wahnya kepada para sahabat di Makkah, Rasulullah Saw mengutamakan pembinaan
aqidah, iman atau tauhid.
Beberapa contoh dari penerapan Salimul Aqidah, yaitu:
1) Tidak mengkafirkan seorang muslim;
2) Tidak mengedepankan makhluq atas Khaliq;
3) Mengingkari orang-orang yang memperolok-olokkan ayat-ayat Allah swt dan tidak
bergabung dalam majlis mereka;
4) Mengesakan Allah swt dalam Rububiah dan Uluhiah;
5) Tidak menyekutukan Allah swt, dalam Asma-Nya, sifat-Nya dan Af’al-Nya;
6) Tidak meminta berkah dengan mengusap-usap kuburan;
7) Mempelajari berbagai aliran yang membahas Asma’ dan Sifat dan mengikuti madzhab
salaf;
8) Mengetahui batasan-batasan wala’ dan bara’;
9) Berteman dengan orang-orang shalih dan meneladaninya;
10) Meyakini terhapusnya dosa dengan taubat Nashuha;
11) Memprediksikan datangnya kematian kapan saja;
12) Meyakini bahwa masa depan ada di tangan Islam;
13) Berusaha meraih rasa manisnya iman;
14) Berusaha meraih rasa manisnya ibadah;
15) Merasakan adanya para malaikat mulia yang mencatat amalnya;
16) Merasakan adanya istighfar para malaikat dan do’a mereka.
Aplikasi dari matinul khuluq yang dapat diperaktikkan dalam kehidupan sehari-hari, antara
lain:
1) Mengikuti petunjuk kesehatan dalam makanan dan minuman, seperti:
a. Membersihkan peralatan makan dan minum;
b. Menjauhi makanan yang diawetkan dan mengkonsumsi minuman alami;
c. Mengatur waktu-waktu makan;
d. Mampu menyediakan makanan;
e. Tidak berlebihan dalam mengkonsumsi yang berlemak;
f. Tidak berlebihan dalam mengkonsumsi garam;
g. Tidak berlebihan dalam mengkomsumsi gula;
h. Selektif dalam memilih produk makanan
H. PENUTUP
Demikian panduan ini dibuat, semoga dapat menjadi washilah dalam membuat program kerja
yang terencana, terarah, terstruktur dan berorientasi nilai. Dalam hal ini Pesantren Ummul
Quro menetapkan nilai yang diharapkan adalah tertanamnya 10 muwashofat muslim dalm
pribadi santri. Sehingga harapan besarnya adalah santri sebagai outputnya bisa memberikan
manfaat untuk ummat, dunia hingga akhirat.
BERITA ACARA DAN EVALUASI KEGIATAN OUTING CLASS
Hari, Tanggal : .......................... Tempat : ..........................
Berangkat pada : pukul ................ wib Kedatangan : pukul ................ wib
Mentor : ..........................
Ketua : .......................... Tepat / Terlambat
Kehadiran Anggota :
Kehadiran Keterangan
No Nama
H S I A
CATATAN MENTOR :
Nama : .............................
Kelas : .............................
Mentor : .............................
Nama : .............................
Kelas : .............................
Mentor : .............................
AJUAN
NO NAMA SANTRI JUMLAH SALDO
NOMINAL (RP)
TOTAL RP ...................................
LEBIH/KURANG RP ...................................
MENTOR, BENDAHARA,
......................................... .........................................
LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN
ANGGARAN DAN BIAYA
NO PENGELUARAN
PEMASUKAN JUMLAH SALDO
AKUN
BARANG/JASA BIAYA SATUAN
TOTAL RP .....................................
LEBIH/KURANG RP .....................................
MENTOR, BENDAHARA,
......................................... .........................................