Anda di halaman 1dari 25

PANDUAN KEGIATAN

OUTING CLASS
PESANTREN UMMUL QURO TASIKMALAYA
2021 – 2022

A. PENDAHULUAN

Outing Class adalah metode pendidikan, pembelajaran serta pembinaan pelengkap


untuk membina santri. Didalamnya para peserta diberi kesempatan untuk melakukan aktivitas
diluar lingkungan lembaga, melakukan kunjungan ke tempat-tempat yang bisa memberikan
penyegaran ruhiyah, jasadiyah dan fikriyah. Sehingga tempat yang dikunjungi haruslah
mendukung terhadap 3 aspek tersebut.

Titik tekan pembinaan dalam Outing Class adalah pada aspek ruhiyah, jasadiyah dan
fikriyah. Didalamnya diciptakan iklim sosial yang dibingkai nilai-nilai Islam dan kedisiplinan
secara fisik sehari penuh. Pada hari itu peserta Outing Class berada dalam kehidupan islami
secara nyata diluar aturan yang digulirkan didalam lembaga.

Ketiga aspek diatas merupakan bagian dari proses pembentukan pribadi muslim santri
dengan berpandangan pada 10 muwashofat muslim, yaitu :
1.   Salimul Aqidah (Aqidah yang selamat)
2. Shahihul ‘Ibadah (‘Ibadah yang benar)
3. Matinul Khuluq (Akhlak yang mantap)
4. Qowiyyul Jismi (Memiliki Fisik yang kuat dan sehat)
5. Mutsaqqoful Fikri (Luas ilmu pengetahuan)
6. Mujahadatun Linafsihi (Mampu melawan nafsu)
7. Harishun 'ala Waqtihi (Pandai menjaga waktu)
8. Munazhzhamun fi Syu'unihi (Tersusun dalam segala urusan)
9. Qodirun 'alal Kasbi (Mandiri, Berdikari)
10. Naafi'un Lighoirihi (Bermanfaat untuk orang lain)
Al-Qur'an dan Sunnah  merupakan dua pusaka Rasulullah saw yang harus selalu dirujuk
oleh setiap muslim dalam segala aspek kehidupan. Satu dari sekian aspek kehidupan yang
amat penting adalah pembentukan dan pengembangan peribadi muslim. Peribadi muslim
yang dikehendaki oleh Al-Qur'an dan sunnah adalah peribadi yang soleh, peribadi yang
sikap, ucapan dan tindakannya terwarnai oleh nilai-nilai yang datang dari Allah swt.
Persepsi masyarakat tentang peribadi muslim memang berbeda-beda, bahkan banyak yang
pemahamannya sempit sehingga seolah-olah peribadi muslim itu tercermin pada orang yang
hanya rajin menjalankan Islam dari aspek ubudiyah, padahal itu hanyalah salah satu aspek
yang harus lekat pada peribadi seorang muslim. Oleh kerana itu standard peribadi muslim
yang berdasarkan Al-Qur'an dan sunnah merupakan sesuatu yang harus dirumuskan,
sehingga menjadi acuan bagi pembentukan peribadi muslim. Bila disederhanakan, sekurang-
kurangnya ada sepuluh profil atau ciri khas yang harus lekat pada peribadi muslim.

Terdapat kadiah tentang pentingnya melakukan sautu perjalanan sebagai sarana pembentukan
pribadi muslim yang sesuai dengan syariat islam.
ِ ‫ا‬8888888888888َ‫ت أِل ُولِي اأْل َ ْلب‬
‫ب‬ ٍ ‫ا‬8888888888888َ‫ار آَل ي‬8888888888888
ِ َ‫ ِل َوالنَّه‬8888888888888ْ‫ف اللَّي‬
ِ ‫اختِاَل‬ ِ ْ‫ت َواأْل َر‬
ْ ‫ض َو‬ ‫إِ َّن فِي َخ ْل‬
َّ ‫ق‬8888888888888
ِ ‫ َما َوا‬8888888888888‫الس‬ ِ

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat "
tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal," (QS. Ali Imran: 190)

َ ‫ا اَل تَ ْع َمى ااْل َب‬88َ‫ا فَاِنَّه‬8ۚ 8َ‫ َمعُوْ نَ بِه‬8‫ان ي َّْس‬


‫وْ بُ الَّتِ ْي‬88ُ‫ا ُر َو ٰل ِك ْن تَ ْع َمى ْالقُل‬8‫ْص‬ ٌ ‫ض فَتَ ُكوْ نَ لَهُ ْم قُلُوْ بٌ يَّ ْعقِلُوْ نَ بِهَٓا اَوْ ٰا َذ‬
ِ ْ‫اَفَلَ ْم يَ ِس ْيرُوْ ا فِى ااْل َر‬
‫فِى الصُّ ُدوْ ِر‬
Maka tidak pernahkah mereka berjalan di bumi, sehingga hati (akal) mereka dapat
memahami, telinga mereka dapat mendengar? Sebenarnya bukan mata itu yang buta, tetapi
yang buta ialah hati yang di dalam dada. Qs. Al Hajj : 46
Sehingga dengan demikian program outing class ini bukan hanya sebatas ajang liburan atau
mencari hiburan, akan tetapi berlibur sejalan dengan tadabbur dan tafakur. Dan harapannya
semakin tumbuh kecintaan para santri terhadap Allah swt, dan senantiasa istiqomah
menjalankan sunnah didalam setiap aspek kehidupannya.
Selayang Pandang
Muhammad Alfatih adalah sosok pemimpin yang tangguh dan menjadi teladan bagi sebuah
generasi gemilang. Ia senantiasa menjaga amalan hariannya hingga menjadikannya sosok
yang besar di usia muda. Katya fenomenalnya adalah mampu menaklukkan kota
konstantinopel. Muhammad Alfatih merupakan sosok panglima yang disabdakan oleh
Rasulullah saw yang akan menaklukkan kota konstantinopel dan menciptakan peradaban
islam setelahnya.
“Kota konstantinopel akan jatuh ke tangan islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah
sebaik-baik pemimpin, dan pasukan yang berada dibawah komandonya adalah sebaik-baik
pasukan.” HR. Ahmad Bin Hanbal Al Musnas 4/335.
Begitulah sosok pribadi muslim yang dicita-citakan oleh lembaga, diharapkan oleh ummat,
dengan kualitas pribadi yang tangguh, yang mampu menjadi pembaharu menuju peradaban
islam yang maju dan diridhoi oleh Allah swt.
B. TUJUAN OUTING CLASS :

1. Tujuan-tujuan individual :
Tadabbur dan tafakur
Meningkatkan kebugaran fisik dan melatih disiplin waktu.
Menghilangkan kejenuhan karena biasanya pertemuan-pertemuan dilakukan di
ruangan-ruangan atau di lingungan pesantren
Berlatih mempersiapkan suatu perjalanan dengan segala perbekalan yang
efektif dan efisien
Refreshing mental dan fisik untuk memperbarui semangat, serta membiasakan
amal jama’i.
Berlatih menanggung beban fisik, menahan lapar dan dahaga, serta bersabar
terhadap hasrat psikis dan fisik untuk istirahat dan bersantai, makan dan
minum.
Memompa semangat dan melatih diri mengemban tanggung jawab.
Bukti amal nyata yang keluar dari kebiasaan kelembagaan
2. Tujuan Umum :
Saling mengenal dengan para anggota secara mendalam melalui interaksi
dengan mereka di sepanjang perjalanan.
Membangun mahabbah dan itsar
Memperkuat hubungan antar anggota, antar anggota dengan mentor dan
membingkai hubungan tersebut dengan bingkai Islam secara detail sepanjang
hari; etika bergaul, tolong menolong, makan dan minum, sabar dan tabah
menanggung ujian perjalanan.
Mengenal potensi anggota dalam hal bersifat ubudiyah, amal yaumiyah,
keprajuritan dan kepemimpinan, persauaraan, serta penyelesaian problem yang
terjadi dalam perjalanan
Menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam muswashofat muslim
Melatih untuk memanaj program outing class dimasing-masing kelompok
Melatih anggota untuk melakukan tugas-tugas kepemimpinan.
Melatih anggota untuk mengatur keuangan dan mengelola logistik.
Melatih anggota keterampilan P3K.
Melatih anggota untuk mampu membedakan skala prioritas
3. Tujuan Lembaga
Tercapainya muwashofat muslim dalam diri santri
C. AGENDA OUTING CLASS :

1. Waktu pelaksanaan kegiatan

Kegiatan dilaksanakan dipertenganahan semester (dengan durasi 12 jam dalam


satu hari)
Keberangkatan pukul 06.30 wib dari pondok
Kepulangan 16.00 wib atau dengan perkiraan 20.00 wib di pondok
2. Tempat
Representative dan mudah dijangkau serta efisien waktu
Menghindari lokasi maksiat dan berbahaya
Memperhatikan situasi dan kondisi adat setempat
Memenuhi syarat tarwihiyah/ santai dan refresh serta tarbawiyah
3. Prosedur Pelaksanaan
Pembentukan panitia
Pembuatan proposal dan Penyusunan badget anggaran
Survey lokasi pelaksanaan
Kordinasi secara berkala
Sosialisasi kepada seluruh peserta dan panitia
Penyiapan semua alat dan sarana yang diperlukan dalam acara
4. Muatan acara
Muatan agenda outing class terdiri dari kegiatan-kegiatan yang didasarkan pada
pedoman tarbiyah, sehingga terdapat keselarasan antara kegiatan dengan tujuan.

Perencanaan kegiatan
Agenda acara minimal meliputi :

 Agenda kategori pemeliharaan jasadiyah bersifat refreshing / hiburan


sepert olah raga; lomba-lomba; doorprize; masak dan makan bersama
 Agenda kategori peningkatan kualitas fikriyah (mentoring) seperti
pembahasan tema tertentu misal kajian tentang rintangan dakwah dan
solusinya; kajian sejarah organisasi untuk mengambil ibrah, tadabbur
dan tafakur atas ciptaan Allah.
 Agenda yang bersifat peningkatan kualitas Ruhiyah seperti
menunaikan amalan sunnah; menunaikan ibadah tepat waktu, tilawah
 Agenda yang bersifat peningkatan kualitas ukhuwah sesama anggota,
anggota dan mentor, anggota dengan masyarakat sekitar

Evaluasi pelaksanaan Outing Class.


Pembuatan laporan program Outing Class.
5. Persiapan acara :
Menentukan waktu dan tempat.
Menentukan teknis keberangkatan, alat transfortasi dan kelengkapan kegiatan
Menentukan anggaran dan biaya
Pembentukan panitia grup
Menetapkan konsep kegiatan dimasing-masing grup (materi mentoring dan
kegiatan praktis pendukung mentoring)
Menentukan rencana pemenuhan konsumsi
6. Susunan Acara
Pembukaan
Tasmi Al Quran
Arahan Pimpinan Pesantren
Do’a dan tutup
Pemberangkatan ke lokasi
Sarapan pagi bersama
Shalat dhuha, tilawah (menyesuaikan dengan waktu kegiatan)
Mentoring (teoritis) : Tematis; Kajian tentang kendala aktivitas Islam dan
solusinya;
Olah raga ringan (pergeangan, senanm)
Mentoring (praktis) : Olah raga dikemas dalam bentuk lomba; silaturahim
tokoh ulama; Meminta nasihat; dsb.
Makan siang
Agenda pendukung
Persiapan perpulangan
D. Adab Pelaksanaan
1. Membaca do’a safar ketika hendak berangkat
2. Menghidupkan sunnah dzikrullah sesuai dengan situasi dan kondisi
3. Menjauhi afaatul lisan/penyakit lidah
4. Menjaga suasana syura dan ta’awun
5. Meningkatkan nilai tafakkur dan I’tibar
6. Menjaga adab safar
7. Memperhatikan peraturan dan adat setempat

E. KEPANITIAAN
Panitian terdiri atas :
1. Panitia inti, yaitu tim penglelola mentoring
2. Panitia kegiatan, yaitu struktur yang dibentuk oleh setiap grup mentoring
F. MUWASHOFAT MUSLIM
Berikut merupakan gambaran umum dan point-point dari 10 muwashofat sebagai pribadi
muslim
Menjadi kader dakwah merupakan keharusan bukanlah sebuah pilihan, dan aset yang paling
utama Rashidul Harokah dalam dakwah adalah kader itu sendiri, adanya kader maka ada
satu proses dakwah yang dilakukan secara continue. Betapa pentinya kader dalam barisan
dakwah sehingga ia mendapat perhatian khusus dalam setiap pengkajian dakwah.
Oleh karena itu, melakukan pembinaan dan pengajaran yang berkelanjutan terhadap seorang
kader dakwah menjadi satu proses yang amatlah penting, seorang aktivis dakwah harus
mempunyai pencapaian diri yang maksimal, menjadi pribadi-pribadi qurani yang mampu
menggerakan lisan dan perbuatan mereka menuju perjuangan untuk kemenangan Islam.
Persepsi masyarakat tentang pribadi muslim memang berbeda-beda, bahkan banyak yang
pemahamannya sempit sehingga seolah-olah pribadi muslim itu tercermin pada orang yang
hanya rajin menjalankan Islam dari aspek ubudiyah, padahal itu hanyalah salah satu aspek
yang harus lekat pada pribadi seorang muslim. Oleh karena itu standar pribadi muslim yang
berdasarkan Al-Qur’an dan sunnah merupakan sesuatu yang harus dirumuskan, sehingga
menjadi acuan bagi pembentukan pribadi muslim.
Bila disederhanakan, sekurang-kurangnya ada sepuluh karakter atau ciri khas yang harus
lekat pada seorang kader dakwah sebagai pribadi muslim.
1. SALIMUL AQIDAH (AQIDAH YANG BERSIH)
Hal yang utama yang harus dimiliki seorang kader dakwah adalah aqidah yang bersih
(salimul aqidah) yaitu aqidah yang tidak terkotori dari segala bentuk penghambaan terhadap
ciptaan Allah, salah satunya adalah syirik. contoh kecil dari syirik adalah percaya pada
sesuatu selain Allah misalnya percaya pada paranormal. Aqidah yang bersih (salimul
aqidah) merupakan sesuatu yang harus ada pada setiap muslim. Dengan aqidah yang bersih,
seorang muslim akan memiliki ikatan yang kuat kepada Allah Swt dan dengan ikatan yang
kuat itu dia tidak akan menyimpang dari jalan dan ketentuan- ketentuan-Nya. Dengan
kebersihan dan kemantapan aqidah, seorang muslim akan menyerahkan segala perbuatannya
kepada Allah sebagaimana firman-Nya: Katakanlah! Sesungguhnya sembahyangku,
ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. (QS 6:162).
Karena memiliki aqidah yang salim merupakan sesuatu yang amat penting, maka dalam
da’wahnya kepada para sahabat di Makkah, Rasulullah Saw mengutamakan pembinaan
aqidah, iman atau tauhid.
Beberapa contoh dari penerapan Salimul Aqidah, yaitu:
1) Tidak mengkafirkan seorang muslim;
2) Tidak mengedepankan makhluq atas Khaliq;
3) Mengingkari orang-orang yang memperolok-olokkan ayat-ayat Allah swt dan tidak
bergabung dalam majlis mereka;
4) Mengesakan Allah swt dalam Rububiah dan Uluhiah;
5) Tidak menyekutukan Allah swt, dalam Asma-Nya, sifat-Nya dan Af’al-Nya;
6) Tidak meminta berkah dengan mengusap-usap kuburan;
7) Mempelajari berbagai aliran yang membahas Asma’ dan Sifat dan mengikuti madzhab
salaf;
8) Mengetahui batasan-batasan wala’ dan bara’;
9) Berteman dengan orang-orang shalih dan meneladaninya;
10) Meyakini terhapusnya dosa dengan taubat Nashuha;
11) Memprediksikan datangnya kematian kapan saja;
12) Meyakini bahwa masa depan ada di tangan Islam;
13) Berusaha meraih rasa manisnya iman;
14) Berusaha meraih rasa manisnya ibadah;
15) Merasakan adanya para malaikat mulia yang mencatat amalnya;
16) Merasakan adanya istighfar para malaikat dan do’a mereka.

2. SHAHIHUL IBADAH (IBADAH YANG BENAR)


Hal selanjutnya yang harus diperbuat semua kader dakwah adalah melakukan ibadah yang
benar. Ibadah yang benar (shahihul ibadah) merupakan salah satu perintah Rasul Saw yang
penting, dalam satu haditsnya; beliau menyatakan: “shalatlah kamu sebagaimana kamu
seperti melihat aku shalat.” Dari ungkapan ini maka dapat disimpulkan bahwa dalam
melaksanakan setiap peribadatan haruslah merujuk kepada sunnah Rasul Saw yang berarti
tidak boleh ada unsur penambahan atau pengurangan. Prinsip dasarnya kita harus Ittiba’
jangan Taqlid
Beberapa aplikasi dalam kehidupan sehari-hari dari shahihul ibadah, yaitu:
1. Khusyu’ dalam shalat;
2. Qiyamul-Lail minimal satu kali dalam sepekan;
3. Bersedekah;
4. Berpuasa sunnat minimal dua hari dalam satu bulan;
5. Menjaga organ tubuh (dari dosa);
6. Haji jika mampu;
7. Khusyu’ saat membaca Al Qur’an;
8. Sekali Khatam Al Qur’an setiap dua bulan;
9. Banyak dzikir kepada Allah swt sembari menghafalkan bacaan ringan;
10. Banyak berdo’a dengan memperhatikan syarat dan adabnya;
11. Banyak bertaubat;
12. Selalu memperbaharui niat dan meluruskannya;
13. Memerintahkan yang Ma’ruf;
14. Mencegah yang Munkar;
15. Ziarah kubur untuk mengambil ‘Ibrah;
16. Merutinkan shalat sunnah Rawatib;
17. Senantiasa bertafakkur;
18. Beri’tikaf satu malam pada setiap bulannya
3. MATINUL KHULUQ (AKHLAK YANG KOKOH)
Seorang kader dakwah juga harus memiliki akhlak yang mulia, sehingga dapat menjadi
teladan bagi umat muslim yang lainnya. Akhlak yang kokoh (matinul khuluq) atau akhlak
yang mulia merupakan sikap dan prilaku yang harus dimiliki oleh setiap muslim, baik dalam
hubungannya kepada Allah maupun dengan makhluk-makhluk-Nya. Dengan akhlak yang
mulia, manusia akan bahagia dalam hidupnya, baik di dunia apalagi di akhirat. Karena
begitu penting memiliki akhlak yang mulia bagi umat manusia, maka Rasulullah Saw diutus
untuk memperbaiki akhlak dan beliau sendiri telah mencontohkan kepada kita akhlaknya
yang agung sehingga diabadikan oleh Allah di dalam Al- Qur’an, Allah berfirman yang
artinya :  Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. (QS 68:4)
Aplikasi dari matinul khuluq yang dapat diperaktikkan dalam kehidupan sehari-hari, antara
lain:
1. Tidak ‘inad (membangkang);
2. Tidak banyak mengobrol;
3. Sedikit bercanda;
4. Tidak berbisik tentang sesuatu yang bathil;
5. Tidak hiqd (menyimpan kemarahan);
6. Tidak hasad;
7. Memiliki rasa malu untuk berbuat kesalahan;
8. Menjalin hubungan baik dengan tetangga;
9. Tawadhu’ tanpa merendahkan diri;
10. Berani;
11. Halus;
12. Menjenguk orang sakit;
13. Komitmen dengan adab meminta idzin;
14. Berterimakasih kepada orang yang berbuat baik;
15. Merendahkan suara;
16. Menyambung persaudaraan (Shilatur-Rahim);
17. Komitmen dengan adab mendengar;
18. Komitmen dengan adab berbicara;
19. Memuliakan tamu;
20. Senyum, salam dan sapa di depan orang lain;

4. QOWIYYUL JISMI (JASMANI YANG KUAT)


"Allah lebih menyukai umat yang kuat daripada umat yang lemah". oleh karena itu, seorang
kader dakwah  harus mempunya jasmani yang kuat agar mampu menjalankan semua
aktivitas dakwahnya. Kekuatan jasmani (qowiyyul jismi) merupakan salah satu sisi pribadi
muslim yang harus ada. Kekuatan jasmani berarti seorang muslim memiliki daya tahan
tubuh sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam secara optimal dengan fisiknya yang kuat.
Shalat, puasa, zakat dan haji merupakan amalan di dalam Islam yang harus dilaksanakan
dengan fisik yang sehat atau kuat, apalagi perang di jalan Allah dan bentuk- bentuk
perjuangan lainnya. Oleh karena itu, kesehatan jasmani harus mendapat perhatian seorang
muslim dan pencegahan dari penyakit jauh lebih utama daripada pengobatan. Meskipun
demikian, sakit tetap kita anggap sebagai sesuatu yang wajar bila hal itu kadang-kadang
terjadi, dan jangan sampai seorang muslim sakit-sakitan. Karena kekuatan jasmani juga
termasuk yang penting, maka Rasulullah Saw bersabda yang artinya: “Mu’min yang kuat
lebih aku cintai daripada mu’min yang lemah” (HR. Muslim).

Aplikasi dari matinul khuluq yang dapat diperaktikkan dalam kehidupan sehari-hari, antara
lain:
1) Mengikuti petunjuk kesehatan dalam makanan dan minuman, seperti:
a. Membersihkan peralatan makan dan minum;
b. Menjauhi makanan yang diawetkan dan mengkonsumsi minuman alami;
c. Mengatur waktu-waktu makan;
d. Mampu menyediakan makanan;
e. Tidak berlebihan dalam mengkonsumsi yang berlemak;
f. Tidak berlebihan dalam mengkonsumsi garam;
g. Tidak berlebihan dalam mengkomsumsi gula;
h. Selektif dalam memilih produk makanan

2) Mengikuti petunjuk kesehatan tentang tidur dan bangun tidur, seperti:


a. Tidur 6 – 8 jam dan bangun sebelum fajar;
b. Berlatih 10 – 15 menit setiap hari;
c. Berjalan 2 – 3 jam setiap pekan;
d. Mengobati diri sendiri;
e. Tidak mempergunakan obat tanpa meminta petunjuk

5. MUTSAQQOFUL FIKR (BERPIKIR YANG INTELEK)


Intelek dalam berpikir (mutsaqqoful fikri) merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang
penting. Karena itu salah satu sifat Rasul adalah fatonah (cerdas) dan Al-Qur’an banyak
mengungkap ayat-ayat yang merangsang manusia antuk berpikir, misalnya firman Allah
yang artinya: Mereka bertanya kepadamu tentang, khamar dan judi. Katakanlah: ‘pada
keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya
lebih besar dari manfaatnya.’ Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan.
Katakanlah: ‘Yang lebih dari keperluan.’ Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepadamu supaya kamu berpikir (QS 2:219).
Di dalam Islam, tidak ada satupun perbuatan yang harus kita lakukan, kecuali harus dimulai
dengan aktivitas berpikir. Karenanya seorang muslim harus memiliki wawasan keislaman
dan keilmuan yang luas. Bisa kita bayangkan, betapa bahayanya suatu perbuatan tanpa
mendapatka pertimbangan pemikiran secara matang terlebih dahulu. Oleh karena itu Allah
mempertanyakan kepada kita tentang tingkatan intelektualitas seseorang sebagaimana
firman-Nya yang Artinya :  Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui
dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang
dapat menerima pelajaran. (QS 39:9).
Aplikasi dari mutsaqqoful fikri yang dapat diperaktikkan dalam kehidupan sehari-hari,
antara lain:
1) Hafal juz 28 dan 29 dengan baik;
2) Membaca tafsir Al Qur’an juz 28 dan 29;
3) Mengaitkan antara Al Qur’an dengan realita;
4) Mengahafalkan seluruh hadits dari Arba’in An Nawaiah;
5) Menghafal 50 Riyadhush-Shalihin;
6) Mengkaji marhalah Madaniah dan menguasai karakteristiknya;
7) Mengenal sirah 20 syuhada dari kalangan sahabat ;
8) Mengetahui hukum Zakat;
9) Mengetahui fiqih Haji;
10) Membaca tujuh jam setiap pekan di luar spesialisasinya;
11) Mengetahui sisi-sisi Syumuliyatul Islam;
12) Mengetahui problematika kaum muslimin nasional dan internasional;
13) Mengetahui apa kerugian dunia akibat kemunduran kaum muslimin;
14) Mengetahui urgensi Khilafah dan kesatuan kaum muslimin;
15) Mengetahui arus pemikiran Islam kontemporer;
16) Menghadiri orientasi dan seminar-seminar kita;
17) Mengetahui dan mengulas tiga risalah ;
18) Mengetahui dan mengulas risalah Aqaid;
19) Memahami amal jama’I dan taat;
20) Membantah suara-suara miring yang dilontarkan kepada kita;
21) Mengetahui bagaimana proses berdirinya negara Israil:
22) Mengetahui informasi baru dari problematika kontemporer;
23) Memiliki kemampuan mengulas apa yang ia baca;
24) Menyebar luaskan apa saja yang diterbitkan oleh koran dan terbitan-terbitan kita;
25) Berpartisipasi dalam melontarkan dan memecahkan masalah

6. MUJAHADATUN LINAFSIHI (MELAWAN HAWA NAFSU)


Berjuang melawan hawa nafsu (mujahadatun linafsihi) merupakan salah satu kepribadian
yang harus ada pada diri seorang muslim, karena setiap manusia memiliki kecenderungan
pada yang baik dan yang buruk. Melaksanakan kecenderungan pada yang baik dan
menghindari yang buruk amat menuntut adanya kesungguhan dan kesungguhan itu akan ada
manakala seseorang berjuang dalam melawan hawa nafsu. Oleh karena itu hawa nafsu yang
ada pada setkal diri manusia harus diupayakan tunduk pada ajaran Islam, Rasulullah Saw
bersabda yang artinya: Tidak beragmana seseorang dari kamu sehingga ia menjadikan hawa
nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (ajaran islam) (HR. Hakim). Bahwasanya syaithan
selalu menghembuskan bisikan-bisikan yang menyesatkan manusia disaat manusia lalai dari
berdzikir kepada Allah subhanahu wata’ala. Sebagaimana firman-Nya
(artinya): “Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Rabb yang Maha Pemurah (Al
Qur’an), Kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan). Maka syaitan itulah yang
menjadi teman yang selalu menyertainya.” (Az Zukhruf: 36)
Adapun ketika seorang hamba berdzikir kepada Allah subhanahu wata’ala, maka syaithan
bersifat khannas yaitu ‘mundur’ dari perbuatan menyesatkan manusia. Sebagaimana dalam
firman-Nya yang artinya Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang
yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya.
Aplikasi dari mujahadatun linafsihi yang dapat diperaktikkan dalam kehidupan sehari-hari,
antara lain:
1) Memerangi dorongan-dorongan nafsu;
2) Tidak berlebihan dalam mengkonsumsi yang mubah, menjauhi yang syubhat an haram;
3) Selalu menyertakan niat jihad;
4) Menjadikan dirinya bersama orang-orang baik;
5) Memakan apa yang disuguhkan dengan penuh keridhaan;
6) Menyumbangkan sebagian hartanya untuk amal Islami;
7) Sabar atas bencana/musibah;
8) Menyesuaikan perbuatan dengan ucapannya;
9) Menerima dan memikul beban-beban da’wah.

7. HARITSUN ‘ALA WAQTIHI (PANDAI MENJAGA WAKTU)


Pandai menjaga waktu (harishun ala waqtihi) merupakan faktor penting bagi manusia
terutama bagi kamu seorang kader dakwah. dengan kata lain seorang kader dakwah harus
pandai mendisiplinkan waktunya agar semua urusannya dapat terlaksana dengan tepat
waktu.  Hal ini karena waktu itu sendiri mendapat perhatian yang begitu besar dari Allah dan
Rasul-Nya. Allah Swt banyak bersumpah di dalam Al-Qur’an dengan menyebut nama waktu
seperti wal fajri, wad dhuha, wal asri, wallaili dan sebagainya. Allah Swt memberikan waktu
kepada manusia dalam jumlah yang sama setiap, Yakni 24 jam sehari semalam. Dari waktu
yang 24 jam itu, ada manusia yang beruntung dan tak sedikit manusia yang rugi. Karena itu
tepat sebuah semboyan yang menyatakan: “Lebih baik kehilangan jam daripada kehilangan
waktu.” Waktu merupakan sesuatu yang cepat berlalu dan tidak akan pernah kembali lagi.
Oleh karena itu setiap muslim amat dituntut untuk memanaj waktunya dengan baik,
sehingga waktu dapat berlalu dengan penggunaan yang efektif, tak ada yang sia-sia. Maka
diantara yang disinggung oleh Nabi Saw adalah memanfaatkan momentum lima perkara
sebelum datang lima perkara, yakni waktu hidup sebelum mati, sehat sebelum sakit, muda
sebelum tua, senggang sebelum sibuk dan kaya sebelum miskin.
Aplikasi dari harishun ala waqtihi yang dapat diperaktikkan dalam kehidupan sehari-hari,
antara lain:
1) Memperhatikan adab Islam dalam berkunjung dan mempersingkat pemenuhan hajatnya;
2) Memelihara janji umum dan khusus;
3) Mengisi waktunya dengan hal-hal yang berfaedah dan bermanfaat.
4) Mampu mengatur waktu dan aktivitas dan membuat skala prioritas

8. MUNAZHZHAMUN FI SYU’UNIHI (TERATUR DALAM SETIAP URUSAN)


Teratur dalam suatu urusan (munzhzhamun fi syuunihi) termasuk kepribadian seorang
muslim yang ditekankan oleh Al-Qur’an maupun sunnah. Oleh karena itu dalam hukum
Islam, baik yang terkait dengan masalah ubudiyah maupun muamalah harus diselesaikan dan
dilaksanakan dengan baik. Ketika suatu urusan ditangani secara bersama-sama, maka
diharuskan bekerjasama dengan baik sehingga Allah menjadi cinta kepadanya. Dengan kata
lain, suatu udusán dikerjakan secara profesional, sehingga apapun yang dikerjakannya,
profesionalisme selalu mendapat perhatian darinya. Bersungguh-sungguh, bersemangat dan
berkorban, adanya kontinyuitas dan berbasih ilmu pengetahuan merupakan diantara yang
mendapat perhatian secara serius dalam menunaikan tugas-tugasnya.
Aplikasi dari munzhzhamun fi syuunihi yang dapat diperaktikkan dalam kehidupan sehari-
hari, antara lain:
1) Shalat sebagai penata waktunya;
2) Teratur di dalam rumah dan kerjanya;
3) Merapikan ide-ide dan pikiran-pikirannya;
4) Disiplin dalam bekerja;
5) Memberitahukan gurunya problematika yang muncul

9. QODIRUN ‘ALAL KASBI (MANDIRI)


Memiliki kemampuan usaha sendiri atau yang juga disebut dengan mandiri (qodirun alal
kasbi) merupakan ciri lain yang harus ada pada seorang muslim. Ini merupakan sesuatu yang
amat diperlukan. Mempertahankan kebenaran dan berjuang menegakkannya baru bisa
dilaksanakan manakala seseorang memiliki kemandirian, terutama dari segi ekonomi. Tak
sedikit seseorang mengorbankan prinsip yang telah dianutnya karena tidak memiliki
kemandirian dari segi ekonomi. Karena itu pribadi muslim tidaklah mesti miskin, seorang
muslim boleh saja kaya raya bahkan memang harus kaya agar dia bisa menunaikan haji dan
umroh, zakat, infaq, shadaqah, dan mempersiapkan masa depan yang baik. Oleh karena itu
perintah mencari nafkah amat banyak di dalam Al-Qur’an maupun hadits dan hal itu
memilik keutamaan yang sangat tinggi. Dalam kaitan menciptakan kemandirian inilah
seorang muslim amat dituntut memiliki keahlian apa saja yang baik, agar dengan
keahliannya itu menjadi sebab baginya mendapat rizki dari Allah Swt, karena rizki yang
telah Allah sediakan harus diambil dan mengambilnya memerlukan skill atau ketrampilan.
Aplikasi dari qodirun alal kasbi yang dapat diperaktikkan dalam kehidupan sehari-hari,
antara lain:
1) Bekerja dan berpenghasilan;
2) Tidak berambisi menjadi pegawai negeri;
3) Mengutamakan spesialisasi langka yang penting dan dinamis;
4) Berusaha memiliki spesialisasi;
5) Ekonomis dalam rizki/nafkah ;
6) Mengutamakan produk umat Islam;
7) Tidak membelanjakan harta kepada non muslim;
8) Bersemangat untuk memperbaiki kualitas produk dengan harga sesuai
9) Mampu mengelola keuangan, dan berusaha untuk tidak selalu tergantung dengan keluarga
10) Mampu menyelesaikan masalah sendiri
11) Mampu membedakan kepentingan pribadi dan kepentingan umat
12) Tidak tergantung dengan orang lain
13) Mampu menempatkan diri

10. NAAFI’UN LIGHOIRIHI (BERMANFAAT BAGI ORANG LAIN)


Bermanfaat bagi orang lain (nafi’un lighoirihi) merupakan sebuah tuntutan kepada setiap
muslim. Manfaat yang dimaksud tentu saja manfaat yang baik sehingga dimanapun dia
berada, orang disekitarnya merasakan keberadaannya karena bermanfaat besar. Maka jangan
sampai seorang muslim adanya tidak menggenapkan dan tidak adanya tidak mengganjilkan.
Maksudnya disini adalah bahwa ada tidaknya keberadaan seorang muslim tidak berpengaruh
nyata pada situasi yang sedang dialakmi seorang muslim lainnya. Ini berarti setiap muslim
itu harus selalu berpikir, mempersiapkan dirinya dan berupaya semaksimal untuk bisa
bermanfaat dalam hal-hal tertentu sehingga jangan sampai seorang muslim itu tidak bisa
mengambil peran yang baik dalam masyarakatnya. Dalam kaitan inilah, Rasulullah saw
bersabda yang artinya: sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain
(HR. Qudhy dari Jabir).
Aplikasi dari nafi’un lighoirihi yang dapat diperaktikkan dalam kehidupan sehari-hari,
antara lain:
1) Komitmen dengan adab Islam di dalam rumah atau selama perjalanan;
2) Saling berbagi dengan teman
3) Membantu teman, guru, orang tua, saudara dan orang lain yang membutuhkan;
4) Melaksanakan hak sebagai anak, kakak, teman, murid dan anggota masyarakat;
5) Memberi hadiah kepada teman;
6) Memberikan pelayanan umum karena Allah swt;
7) Memberikan sesuatu dari yang dimiliki (sedekah, infak, zakat, wakaf);
8) Dekat dengan setiap orang;
9) Mendorong orang lain berbuat baik;
10) Membantu yang membutuhkan;
11) Membantu yang kesulitan;
12) Membantu yang terkena musibah;
13) Menolong yang terzhalimi;
14) Berusaha memenuhi hajat orang lain
15) Bersemangat menda’wahi dirinya, teman-temannya, dan kerabatnya;
16) Memberi makan orang lain;
17) Mendo’akan yang bersin.
G. FORMAT EVALUASI
Format evaluasi merupakan berita acara yang wajib dilaporkan oleh mentor kepada
penanggung jawab mentoring, untuk kemudian digunakan sebagai alat ukur pertama capaian
keberhasilan dari kegiatan outing class, yang terdiri atas capaian pelaksanaan, kesadaran akan
urgensi dari setiap amalan, kefahaman atas materi yang dibawakan baik secara teori maupun
secara praktik.
Berita acara terdiri atas waktu pelaksanaan, absen kehadiran, evaluasi kegiatan, mutaba’ah
ubudiyah, dan tulisan pendek santri tentang hikmah perjalanan outing class yang memiliki
korelasi dengan bahan ajar yang telah diberikan dalam agenda mentoring yang telah
dilaksanakan beberapa lama sebelum kegiatan outing class juga point-point dari 10
muwashofat pribadi muslim yang dipaparkan pada penjelasan awal.

H. PENUTUP
Demikian panduan ini dibuat, semoga dapat menjadi washilah dalam membuat program kerja
yang terencana, terarah, terstruktur dan berorientasi nilai. Dalam hal ini Pesantren Ummul
Quro menetapkan nilai yang diharapkan adalah tertanamnya 10 muwashofat muslim dalm
pribadi santri. Sehingga harapan besarnya adalah santri sebagai outputnya bisa memberikan
manfaat untuk ummat, dunia hingga akhirat.
BERITA ACARA DAN EVALUASI KEGIATAN OUTING CLASS
Hari, Tanggal : .......................... Tempat : ..........................
Berangkat pada : pukul ................ wib Kedatangan : pukul ................ wib
Mentor : ..........................
Ketua : .......................... Tepat / Terlambat
Kehadiran Anggota :
Kehadiran Keterangan
No Nama
H S I A

Agenda Outing Class :


N AGENDA DURASI IMPLEMENTAS CATATAN
O (MENIT/JAM) I
√ x
1 Pembukaan
2 Tilawah
3 Kultum
4 Materi
6 Makan Bersama
7 Hiburan
8 Evaluasi
9 Penutup
10 Lain-lain
Mutaba’ah Ubudiyah
AlMa'tsura Shalat Sholat Sunnah
Tilawah Istighfar
No Nama Anggota t Berjama'ah Dhuh Rawatib Capaian
1 juz 100 x
2x 5x a 5x

CATATAN MENTOR :
Nama : .............................
Kelas : .............................
Mentor : .............................

Hikmah Outing Class :


......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................

Nama : .............................
Kelas : .............................
Mentor : .............................

Hikmah Outing Class :


......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
AJUAN KEUANGAN
ANGGARAN DAN BIAYA

NO. PENGAJUAN : .........................


NAMA KEGIATAN : .........................
WAKTU PELAKSANAAN : .........................
PENANGGUNG JAWAB : .........................

AJUAN
NO NAMA SANTRI JUMLAH SALDO
NOMINAL (RP)
TOTAL RP ...................................

ANGGARAN DITERIMA RP ...................................

LEBIH/KURANG RP ...................................

MENTOR, BENDAHARA,

......................................... .........................................
LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN
ANGGARAN DAN BIAYA

NO. PENGAJUAN : ......................... CASH OUT : RP ...........................


NAMA KEGIATAN : .........................
WAKTU PELAKSANAAN : ......................... SALDO : RP ...........................
PENANGGUNG JAWAB : .........................

NO PENGELUARAN
PEMASUKAN JUMLAH SALDO
AKUN
BARANG/JASA BIAYA SATUAN
TOTAL RP .....................................

ANGGARAN DITERIMA RP .....................................

LEBIH/KURANG RP .....................................

MENTOR, BENDAHARA,

......................................... .........................................

Anda mungkin juga menyukai