Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN


PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI

A. Masalah Utama
Perubahan persepsi sensori : Halusinasi
B. Proses Terjadinya Masalah
1. Pengertian
Halusinasi adalah pengalaman sensorik tanpa rangsangan eksternal terjadi
pada keadaan kesadaran penuh yang menggambarkan hilangnya kemampuan
menilai realitas (Sunaryo, 2014).
Halusinasi adalah persepsi sensori yang salah atau pengalaman persepsi
yang tidak sesuai dengan kenyataan (Sheila L Vidheak, 2011 : 298).
Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan
sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi, suatu pencerapan panca indra tanpa ada
rangsangan dari luar (Maramis, 2009).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa halusinasi adalah gangguan persepsi tanpa
ada rangsangan dari luar ekternal.
Tanda dan Gejala:
1. Bicara, senyum, tertawa sendiri
2. Mengatakan mendengarkan suara, melihat, mengecap, menghirup
(mencium) dan merasa suatu yang tidak nyata.
3. Merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungannya
4. Tidak dapat membedakan hal yang nyata dan tidak nyata
5. Tidak dapat memusatkan perhatian atau konsentrasi.
6. Sikap curiga dan saling bermusuhan.
7. Pembicaraan kacau kadang tak masuk akal.
8. Menarik diri menghindar dari orang lain.
9. Sulit membuat keputusan.
10. Ketakutan.
11. Tidak mau melaksanakan asuhan mandiri: mandi, sikat gigi, ganti pakaian,
berhias yang rapi.
12. Mudah tersinggung, jengkel, marah.
13. Menyalahkan diri atau orang lain.
14. Muka marah kadang pucat.
15. Ekspresi wajah tegang.
16. Tekanan darah meningkat.
17. Nafas terengah-engah.
18. Nadi cepat
19. Banyak keringat.

2. Penyebab
Yang menjadi penyebab atau sebagai triger munculnya halusinasi antara lain
klien menarik diri dan harga diri rendah. Akibat rendah diri dan kurangnya
keterampilan berhubungan sosial klien menjadi menarik diri dari lingkungan.
Dampak selanjutnya klien akan lebih terfokus pada dirinya. Stimulus internal
menjadi lebih dominan dibandingkan stimulus eksternal. Klien lama kelamaan
kehilangan kemampuan membedakan stimulus internal dengan stumulus
eksternal. Kondisi ini memicu terjadinya halusinasi.
Tanda dan gejala :
 Aspek fisik :
 Makan dan minum kurang
 Tidur kurang atau terganggu
 Penampilan diri kurang
 Keberanian kurang
 Aspek emosi :
 Bicara tidak jelas, merengek, menangis seperti anak kecil
 Merasa malu, bersalah
 Mudah panik dan tiba-tiba marah
 Aspek sosial
 Duduk menyendiri
 Selalu tunduk
 Tampak melamun
 Tidak peduli lingkungan
 Menghindar dari orang lain
 Tergantung dari orang lain
 Aspek intelektual
 Putus asa
 Merasa sendiri, tidak ada sokongan
 Kurang percaya diri

3. Akibat
Klien yang mengalami halusinasi dapat kehilangan control dirinya
sehingga bisa membahayakan diri sendiri, orang lain maupun merusak
lingkungan (risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan). Hal ini terjadi
jika halusinasi sudah sampai fase ke IV, di mana klien mengalami panik dan
perilakunya dikendalikan oleh isi halusinasinya. Klien benar-benar kehilangan
kemampuan penilaian realitas terhadap lingkungan. Dalam situasi ini klien dapat
melakukan bunuh diri, membunuh orang lain bahkan merusak lingkungan.
Tanda dan gejala :
- Muka merah
- pandangan tajam
- Otot tegang
- Nada suara tinggi
- Berdebat
- Memaksakan kehendak: merampas makanan, memukul jika tidak senang.

C. Pohon Masalah

Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

Perubahan sensori perseptual: halusinasi

Isolasi sosial : menarik diri

D. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji


1. Masalah keperawatan
a. Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
b. Perubahan sensori perseptual : halusinasi
c. Isolasi sosial : menarik diri
2. Data yang perlu dikaji
a. Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
Data Subyektif :
- Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
- Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika
sedang kesal atau marah.
- Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
Data Objektif :
- Mata merah, wajah agak merah.
- Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai: berteriak, menjerit,
memukul diri sendiri/orang lain.
- Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
- Merusak dan melempar barang-barang.
b. Perubahan sensori perseptual : halusinasi
Data Subjektif :
- Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan dengan
stimulus nyata
- Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang nyata
- Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulus
- Klien merasa makan sesuatu
- Klien merasa ada sesuatu pada kulitnya
- Klien takut pada suara/bunyi/gambar yang dilihat dan didengar
- Klien ingin memukul/melempar barang-barang
Data Objektif :
- Klien berbicara dan tertawa sendiri
- Klien bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu
- Klien berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu
- Disorientasi
c. Isolasi sosial : menarik diri
Data Subyektif :
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
Data Obyektif :
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif
tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup, Apatis, Ekspresi
sedih, Komunikasi verbal kurang, Aktivitas menurun, Posisi janin pada saat
tidur, Menolak berhubungan, Kurang memperhatikan kebersihan

E. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan sensori persepsi : halusinasi
2. Isolasi sosial : menarik diri

F. Rencana Tindakan Keperawatan


Diagnosa I : Perubahan sensori persepsi halusinasi
Tujuan umum : Klien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dasar untuk kelancaran
hubungan interaksi seanjutnya
Tindakan :
1.1 Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi
terapeutik dengan cara :
a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
g. Berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar klien
2. Klien dapat mengenal halusinasinya
Tindakan :
2.1 Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap
2.2 Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya:
bicara dan tertawa tanpa stimulus memandang ke kiri/ke kanan/ kedepan
seolah-olah ada teman bicara
2.3 Bantu klien mengenal halusinasinya
a. Tanyakan apakah ada suara yang didengar
b. Apa yang dikatakan halusinasinya
c. Katakan perawat percaya klien mendengar suara
itu , namun perawat sendiri tidak mendengarnya.
d. Katakan bahwa klien lain juga ada yang seperti itu
e. Katakan bahwa perawat akan membantu klien
2.4 Diskusikan dengan klien :
a. Situasi yang menimbulkan/tidak menimbulkan halusinasi
b. Waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi (pagi, siang, sore, malam)
2.5 Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi
halusinasi (marah, takut, sedih, senang) beri kesempatan klien
mengungkapkan perasaannya
3. Klien dapat mengontrol halusinasinya
Tindakan :
3.1 Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi
halusinasi ( tidur, marah, menyibukkan diri dll)
3.2 Diskusikan manfaat cara yang digunakan klien, jika bermanfaat ber pujian
3.3 Diskusikan cara baru untuk memutus/mengontrol timbulnya halusinasi:
a. Katakan “ saya tidak mau dengar”
b. Menemui orang lain
c. Membuat jadwal kegiatan sehari-hari
d. Meminta keluarga/teman/perawat untuk menyapa jika klien tampak
bicara sendiri
3.4 Bantu klien memilih dan melatih cara memutus halusinasinya secara
bertahap
3.5 Beri kesempatan untuk melakukan cara yang telah dilatih
3.6 Evaluasi hasilnya dan beri pujian jika berhasil
3.7 Anjurkan klien mengikuti TAK, orientasi, realita, stimulasi persepsi
4. Klien mendapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya
Tindakan :
4.1 Anjurkan klien untuk memberitahu keluarga jika mengalami halusinasi
4.2 Diskusikan dengan keluarga (pada saat berkunjung/pada saat kunjungan
rumah):
a. Gejala halusinasi yang dialami klien
b. Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutus
halusinasi
c. Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi dirumah, diberi
kegiatan, jangan biarkan sendiri, makan bersama, bepergian bersama
d. Beri informasi waktu follow up atau kenapa perlu mendapat
bantuan : halusinasi tidak terkontrol, dan resiko mencederai diri atau
orang lain
5. Klien memanfaatkan obat dengan baik
Tindakan :
5.1 Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis, frekuensi dan
manfaat minum obat
5.2 Anjurkan klien meminta sendiri obat pada perawat dan merasakan
manfaatnya
5.3 Anjurkan klien bicara dengan dokter tentang manfaat dan efek
samping minum obat yang dirasakan
5.4 Diskusikan akibat berhenti obat-obat tanpa konsultasi
5.5 Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar.

Diagnosa II : isolasi sosial menarik diri


Tujuan umum : klien tidak terjadi perubahan sensori persepsi: halusinasi
Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
1.1. Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik, memperkenalkan diri,
jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat
kesepakatan dengan jelas tentang topik, tempat dan waktu.
1.2. Beri perhatian dan penghaargaan: temani klien walau tidak menjawab.
1.3. Dengarkan dengan empati: beri kesempatan bicara, jangan terburu-buru,
tunjukkan bahwa perawat mengikuti pembicaraan klien.
2. Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
Tindakan :
2.1. Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya
2.2. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab
menarik diri atau mau bergaul
2.3. Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta
penyebab yang muncul
2.4. Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya
3. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan
kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
Tindakan :
3.1 Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan
dengan orang lain
a. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan
tentang keuntungan berhubungan dengan prang lain
b. Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang
lain
c. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan
perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain
3.2 Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan
orang lain
a. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan
orang lain
b. Diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan
orang lain
c. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan
perasaan tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
4. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial
Tindakan :
4.1 Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain
4.2 Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain melalui
tahap :
- K–P
- K – P – P lain
- K – P – P lain – K lain
- K – Kel/Klp/Masy
4.3 Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai
4.4 Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan
4.5 Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam mengisi
waktu
4.6 Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan
4.7 Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan
5. Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang
lain
Tindakan :
5.1 Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan
orang lain
5.2 Diskusikan dengan klien tentang perasaan masnfaat berhubungan dengan
orang lain
5.3 Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan
manfaat berhubungan dengan oranglain
6. Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga
Tindakan :
6.1 Bina hubungan saling percaya dengan keluarga :
- Salam, perkenalan diri
- Jelaskan tujuan
- Buat kontrak
- Eksplorasi perasaan klien
6.2 Diskusikan dengan anggota keluarga tentang :
- Perilaku menarik diri
- Penyebab perilaku menarik diri
- Akibat yang terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapi
- Cara keluarga menghadapi klien menarik diri
6.3 Dorong anggota keluarga untukmemberikan dukungan kepada klien untuk
berkomunikasi dengan orang lain
6.4 Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien
minimal satu kali seminggu
6.5 Beri reinforcement positif positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh
keluarga
Lampiran
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI
SENSORI HALUSINASI
Hari : Senin, 6 Mei 2019
Pertemuan :1
Sp/Dx : 1/ Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi pendengaran.
Ruangan : Flamboyan
Nama Klien : Nn. W

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien.
Data subjektif :
 Klien mengatakan mendengar suara laki-laki yang mengejeknya.
 Klien mengatakan suara itu datang ketika sendiri di kamar.
Data objektif :
 Klien tampak tertawa sendiri.
 Klien tampak mengarahkan telinganya ke suatu tempat.
2. Diagnosa Keperawatan.
Gangguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran
3. Tujuan Tindakan Keperawatan.
Pasien mampu :
a. Membina hubungan saling percaya.
b. Mengenal halusinasi dan mampu mengontrol halusinasi dengan
menghardik.
c. Mengontrol halusinasi dengan enam benar minum obat.
d. Mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap.
e. Mengontrol halusinasi dengan melakukan aktivitas sehari-hari.
4. Tindakan Keperawatan.
a. Membina hubungan saling percaya.
b. Membantu pasien menyadari gangguan sensori persepsi halusinasi.
c. Melatih pasien cara mengontrol halusinasi.
STATEGI PELAKSANAAN (SP) 1 : PENGKAJIAN DAN MENGENAL
HALUSINASI.
B. Strategi Komunikasi.
1. Fase Orientasi.
a. Salam terapeutik : Assalamualaikum..!!! selamat pagi bu… perkenalkan
nama saya Winda Rizki Amalia. Saya mahasiswa praktek dari Fakultas
Keperawatan STIKes Bhamada Slawi yang akan dinas di ruangan
flamboyan ini selama 2 minggu. Hari ini saya dinas pagi dari jam 07:00
pagi sampai jam 14:00 siang. Saya akan merawat mbak selama di rumah
sakit ini. Nama mbak siapa? Senangnya mbak di panggil apa ?
b. Evaluasi/validasi : Bagaimana keadaan W hari ini ?
c. Kontrak :
 Topik : Baiklah W, bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang
suara yang mengganggu W dan cara mengontrol suara-suara tersebut,
Apakah bersedia?
 Waktu : Berapa lama W mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau
20 menit?
 Tempat : W mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di
ruang tamu? Baiklah W.
2. Fase Kerja .
Apakah W mendengar suara tanpa ada wujudnya? Saya percaya W mendengar
suara tersebut, tetapi saya sendiri tidak mendengar suara itu. Apakah W
mnedengarnya trus menerus atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering W
mendengar suara itu? Berapa kali dalam sehari W mendengarnya? Pada
keadaan apa suara itu terdengar? Apakah pada waktu sendiri? Apa yang W
rasakan ketika mendengar suara itu? Bagaimana perasaan W ketika mendengar
suara tersebut? Kemudian apa yang W lakukan? Apakah dengan cara tersebut
suara-suara itu hilang? Apa yang W alami itu namanya Halusinasi. Ada empat
cara untuk mengontrol halusinasi yaitu menghardik, minum obat, bercakap-
cakap, dan melakukan aktifitas.
Bagaimana kalau kita latih cara yang pertama dahulu, yaitu dengan
menghardik, apakah W bersedia? Bagaimana kalau kita mulai ya.. baiklah saya
akan mempraktekan dahulu baru W mempraktekkan kembali apa yang telah
saya lakukan. Begini W jika suara itu muncul katakan dengan keras “
pergi..pergi saya tidak mau dengar.. kamu suara palsu” sambil menutup kedua
telinga W. seperti ini ya W. coba sekarang W ulangi lagi seperti yang saya
lakukan atdi. Bagus sekali W, coba sekali lagi W. wah bagus sekali W.
3. Terminasi.
a. Evaluasi subjektif dan objektif :
Bagaimana perasaan W setelah kita kita bercakap-cakap? Jadi suara-suara
itu menyuruh W untuk mengejek, terus menerus terjadi dan terutama kalau
sendiri dan W merasa kesal. Seperti yang telah kita perlajari bila suara-
suara itu muncul W bisa mengatakan “ pergi-pergi saya tidak mau dengar
kamu suara palsu”
b. RTL :
W lakukan itu sampai suara itu tidak terdengar lagi, lakukan itu selama 3
kali sehari yaitu jam 90:00, 14:00 dan jam 20:00 cara mengisi buku
kegiatan harian adalah sesuai dengan jadwal keegiatan harian yang telah
kita buat tadi ya W? . Jika W melakukanya secara mandiri makan W
menuliskan M, jika W melakukannya dibantu atau diingatkan oleh
keluarga atau teman maka W buat W, Jika W tidak melakukanya maka W
tulis T. apakah W mengerti? Coba W ulangi? Naah bagus W.
c. Kontrak yang akan datang :
 Topik :
Baik lah W bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang tentang
cara yang kedua yaitu denganminum obat untuk mencegah suara-suara
itu muncul, apakah W bersedia?
 Waktu :
W mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00 ?
 Tempat :
W maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang
tamu? Baiklah W besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa
besok W. saya permisi Assalamualaikum WR,WB.

STATEGI PELAKSANAAN (SP) 2 : ENAM BENAR MINUM OBAT


Hari : Selasa, 7 Mei 2019.
Pertemuan :2
Sp/Dx : 2/ Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Dengar.
Ruangan : Flamboyan
Nama Klien : Nn. W
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data subjektif :
 Klien mengatakan mendengar suara laki-laki yang mengejeknya.
 Klien mengatakan suara itu timbul ketika sendiri.
Data objektif :
 Klien tampak mengarahkan telinga ke suatu tempat.
 Klien tampak tertawa dan berbicara sendiri.
2. Diagnosa Keperawatan.
Gangguan Persepsi Sensori :Halusinasi pendengaran
3. Tujuan Tindakan Keperawatan.
Pasien mampu mengontrol halusinasi pendengaran dengan enam benar minum
obat.
4. Tindakan Keperawatan.
a. Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. Jelaskan pentingnya penggunaan obat pada gangguan jiwa.
c. Jelaskan akibat bila obat tidak digunakan sesuai program.
d. Jelaskan akibat bila putus obat.
e. Jelaskan cara mendapatkan obat.
f. Jelaskan cara menggunakan obat dengan prinsip 6 benar (benar obat, benar
pasien, benar cara, benar waktu, benar dosis dan kontinuitas.

B. Strategi Komunikasi.
1. Fase Orientasi.
a. Salam Terapeutik.
Assalamualaikum W, masih ingat dengan saya? bagaimana perasaan W
hari ini?
b. Evaluasi/validasi.
Apakah W Halusinasinya masih ada? Apakah W telah melakukan apa
yang telah kita pelajari kemarin? Bagaimana pakah dengan menghardik
suara-suara yang W dengar berkurang? Bagus sekarag coba praktekkan
pada saya bagaiman W melakukannya. Bagus sekali W. coba lihat jadwal
kegiatan hariannya bagus sekali W.
c. Kontrak.
 Topik :
Baiklah W sesuai janji kita kemaren hari ini kita akan latihan cara
yang kedua dari empat mengendalikan suara-suara yang muncul yaitu
cara minum obat yang benar, Apakah bersedia?
 Waktu :
Berapa lama W mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit?
 Temapat :
W mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di ruang
tamu? Baiklah W.
2. Fase Kerja.
W sudah dapat obat dari ibuk Perawat? W perlu meminum obat ini secara
teratur agar pikiran jadi tenang, dan tidurnya juga menjadi nyenyak. Obatnya
ada tiga macam, yang warnanya orange namanya CPZ minum 3 kali sehari
gunanya supaya tenang dan berkurang rasa marah dan mondar mandirnya,
yang warnanya putih namanya THP minum 3 kali sehari supaya relaks dan
tidak kaku, yang warnanya merah jambu ini namanya HLP gunannya untuk
menghilangkan suara-suara yang W dengar. semuanya ini harus W minum 3
kali sehari yaitu jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam. Bila nanti mulut W
terasa kering, untuk membantu mengatasinya W bisa menghisap es batu yang
bisa diminta pada perawat. Bila W merasa mata berkunang-kunang, W
sebaiknya istirahat dan jangan beeraktivitas dulu. Jangan pernah menghentikan
minum obat sebelum berkonsultasi dengan dokter ya W.
Sebelum W meminum obat lihat dulu label yang menempel di bungkus obat,
apakah benar nama W yang tertulis disitu. Selain itu W perlu memperhatikan
jenis obatnya, berapa dosis, satu atau dua butir obat yang harus diminum, jam
berapa saja obatnya harus diminum, dan cara meminum obanya. W harus
meminum obat secara teratur dan tidak menghentikannya tanpa konsultasi
dengan dokter. Sekarang kita memasukan waktu meminum obat kedalam
jadwal ya W. cara mengisi jadwalnya adalah jika W minum obatnya sendiri
tanpa diingatkan oleh perawat atau teman maka di isi dengan M atinya mandiri,
jika W meminum obatnya diingatkan oleh perawat atau oleh teman maka di isi
B artinya dibantu, jika W tidak meminum obatnya maka di isi T artinya tidak
melakukannya. Mengerti W? coba W ulangi kembali cara mengisi jadwal
kegiatan? Nah bagus, W sudah mengerti.
3. Fase Terminasi.
a. Evaluasi subjektif dan objektif :
Bagaimana perasaan W setelah kita berbincang-bincang tentang obat?
Sudah berapa cara yang kita latih untuk mengontrol suara-suara? Coba W
sebutkan.
b. RTL :
Jadwal minum obatnya sudah kita buat yaitu07:00, 13:00 dan 19:00 pada
jadwal kegiatan W. Nah sekarang kita masukan kedalam jadwal minum
obat yang telah kita buat tadi ya W. jangan lupa laksanakan semua dengan
teratur ya W.
c. Kontrak yang akan datang :
 Topik :
Baik lah W bagaimana kalau besok kita bertemu lagi untuk melihat
manfaat minum obat dan berlatih cara untuk mengontrol halusinasi
yang ketiga yaitu bercakap-cakap dengan orang lain. apakah W
bersedia?
 Waktu
W mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00 ?
 Tempat :
W maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di
ruang tamu? Baiklah B besok saya akan kesini jam 11:00 sampai
jumpa besok W. saya permisi Assalamualaikum WR,WB.

STATEGI PELAKSANAAN (SP) 3 : BERCAKAP-CAKAP.


Hari : Rabu, 8 Mei 2019.
Pertemuan :3
Sp/Dx : 3/ Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran.
Ruangan : Flamboyan
Nama Klien : Nn. W
A. Proses Keperawatan.
1. Kondisi Klien.
Data subjektif :
 Klien mengatakan mendengar suara laki-laki yang mengejeknya.
 Klien mengatakan suara itu tibmul ketika sendiri.
Data objektif :
 Klien tampak mengarahkan telinga ke suatu tempat.
 Klien tampak tertawa sendiri.
2. Diagnosa Keperawatan.
Gangguan persepsi sensori : Halusinasi Pendengaran.
3. Tujuan Tindakan Keperawatan.
Klien mampu mengontrol halusinasinya dengan cara bercakap-cakap dengan
orang lain.
4. Tindakan Keperawatan.
a. Evaluasi ke jadwal harian
b. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain.
c. Menganjurkan kepada klien agar memasukan kegiatan ke jadwal kegiatan
harian klien.

B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi.
a. Salam Terapeutik.
Asalamualaikum W.. selamat pagi..
b. Evaluasi/validasi.
Bagaimana perasaan W hari ini? Apakah Halusinasinya masih muncul?
Apap kah W telah melakukan dua cara yang telah kita pelajari untuk
menghilangkan suara-suara yang menganggu? Coba saya lihat jadwal
kegiatan harian W? bagus sekali W, sekarang coba lihat obatnya. Ya
bagus W minum obat dengan teratur jam 07:00, 13:00 dan 19:00 dan
latihan menghardik suara-suara juga dilakukan dengan teratur.
Sekarang coba ceritakan pada saya apakah dengan dua cara tadi suara-
suara yang W dengarkan berkurang? Coba sekarang praktekkan cara
menghardik suara-suara yang telah kita pelajari. Coba ceritakan perbedaan
minum obat secara teratur dengan yang dulu tidak teratur? Dan jelaskan
kembali pada saya cara minum obat dengan benar. Bagus sekali W.
c. Kontrak.
 Topik :
Baiklah W sesuai janji kita kemaren hari ini kita akan belajar cara
ketiga dari empat cara mengendalikan suara-suara yang muncul yaitu
bercakap-cakap dengan orang lain, Apakah bersedia?
 Waktu :
Berapa lama W mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit?
 Tempat :
W mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di ruang
tamu? Baiklah W.
2. Fase Kerja.
Caranya adalah jika W mulai mendengar suara-suara, langsung saja W cari
teman untuk diajak berbicara. Minta teman W untuk berbicara dengan W.
contohnya begini W : tolong berbicara dengan saya.. saya mulai mendengar
suara-suara. Ayo kita ngobrol dengan saya! Atau W minta pada ibu perawat
untuk berbicara dengannya seperti “ buk tolong berbicara dengan saya karena
saya mulai mendengar suara-suara:. Coba w praktekkan, bagus sekali W.
3. Fase Terminasi.
a. Evaluasi Subjektif dan Objektif :
Bagaimana perasaan W setelah kita berlatih tentang cara mengontrol
suara-suara dengan bercakap-cakap. Jadi sudah berapa cara yang kita latih
untuk mengontrol suara-suara? Coba sebutkan! Bagus sekali W.mari kita
masukan kedalam jadwal kegiatan harian ya W.
b. RTL :
Berapa kali W akan bercakap-cakap. Ya dua kali W. jam berapa saja W?
baiklah W jam 09:00 dan 16:00. Jangan lupa W lakukan cara yang ketiga
agar suara-suara yang W dengarkan tidak mengganggu W lagi.
c. Kontrak yang akan datang :
 Topik :
Baik lah W bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang tentang
manfaat bercakap-cakap dan berlatih cara keempat untuk mengontrol
suara-suara atau halusinasi W yaitu dengan cara melakukan kegiatan
aktivitas fisik, apakah W bersedia?
 Waktu :
W mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00 ? Berapa lama W
mau berbincang-bincang?
 Tempat :
W maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di
ruang tamu? Baiklah W besok saya akan kesini jam 11:00 sampai
jumpa besok W. saya permisi Assalamualaikum WR,WB.

STATEGI PELAKSANAAN (SP) 4 : MELAKUKAN AKTIVITAS SEHARI-HARI.


Hari : Kamis, 9 Mei 2019.
Pertemuan :4
Sp/Dx : 4/ gangguan persepsi sensori : Halusinasi Pendengaran.
Ruangan : Flamboyan
Nama Klien : Nn. W
A. Proses Keperawatan.
1. Kondisi Klien
Data subjektif :
 Klien mengatakan masih mendengar suara laki-laki yang mengejeknya.
 Klien mengatakan mendengarnya ketika sendiri.
Data objektif :
 Klien masih tampak berbicara sendiri.
 Klien masih tampak mengarahkan telinga kesuatu tempat.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan persepsi sensori : Halusinasi Pendengaran.
3. Tujuan Tindakan Keperawatan.
Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara melakukan kegiatan.
4. Tindakan Keperawatan.
a. Evaluasi jadwal kegiatan harian.
b. Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara melakukan kegiatan
yang mampu klien lakukan.
c. Menganjurkan klien memasukan kegiatan ke jadwal kegiatan sehari-hari
klien.

B. Strategi Komunikasi.
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik.
Asalamualaikum W.. selamat pagi.. masih ingat dengan saya?
b. Evaluasi validasi.
Bagaimana perasaan W hari ini? Apakah masih ada halusinasinya?
Apakah W telah melakukan tiga cara yang telah dipelajari untuk
menghilangkan suara-suara yang menganggu? Coba saya lihat jadwal
kegiatan hariannya? Bagus sekali W, W minum obatnya dengan teratur,
latihan bercakap-cakap dengan teman dan perawat juga dilakukan dengan
teratur. Sekarang coba ceritakan pada saya apakah dengan ketiga cara
tadisuara-suara yang W dengarkan berkurang? Bagus sekali W, dengan
suara-suara itu sudah tidak menganggu W lagi. Coba sekarang W
praktekkan lagi bagaimana cara menghardik suara-suara yang telah kita
pelajari dan jelaskan kembali pada saya 6 cara minum obat yang benar dan
dengan siapa W bisa bercakap-cakap. Bagus sekali W, W sudah bisa
mempraktekkannya.
c. Kontrak.
 Topik :
Baiklah W sesuai janji kita kemaren hari ini kita akan latihan cara
yang muncul yaitu melakukan aktivitas fisik yaitu membersih kamar
tujuannya kalau W sibuk maka kesempatan muncul suara-suara akan
berkurang. Apakah bersedia?
 Waktu :
Bagaimana kalau 20 menit? W mau berbincang-bincang dimana?
Bagai mana kalau di ruang tamu? Baiklah W.
 Tempat :
Berapa lama W mau berbincang-bincang?
2. Fase Kerja.
Baiklah mari kita merapikan tempat tidur. Tujuan nya agar W dapat
mengalihkan suara yang didengar. Diaman kamar tidur W? nah kalau kita akan
merapika tempati tidur, kita pindahkan dulu bantal, guling dan selimutnya.
Bagus sekali sekarang kita pasang sepraynya lagi, kita mulai dari arah atas.. ya
sekarang bagian kaki, tarik dan masukkan, lalu bagian pinggir dimasukkan.
Sekarang ambil bantal dan letakkan dibagian atas kepalaselanjutnya kita lipat
dan rapikan selimutnya dan letakan dibawah kaki. Bagus sekali W. W dapat
melakukannya dengan baik dan rapi.
3. Fase Terminasi.
a. Evaluasi subjektif dan objektif :
Bagaimana perasaan W setelah kita membereskan tempat tidur apakah
selama kegiatan berlangsung suara-suara itu datang? O bagus sekali W jadi
selama latihan suara-suara itu tidak ada ya W jadi W dapat melakukan
kegiatan untuk menghilangkan suara-suara nah sekarang coba ulangi
langkah-langkah yang tadi telah kita lakukan!
b. RTL :
Bagus sekali W sekarang masukan kedalam jadwal kegiatan harian. Bagus
sekali W. Jam berapa Bakan melakuan kegiatan ini? Baiklah W jam 06:00
dan jam 15:00 setelah bangun tidurya. Bagus.
c. Kontrak yang akan datang :
 Topik :
Baik lah W bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang tentang
kebersihan diri. apakah W bersedia?
 Waktu :
W mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00 ? Berapa lama W
mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?
 Tempat
W maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di
ruang tamu? Baiklah W besok saya akan kesini jam 11:00 sampai
jumpa besok W. saya permisi Assalamualaikum WR,WB.

Anda mungkin juga menyukai