Anda di halaman 1dari 8

3.

8 PENDIFERENSIALAN IMPLISIT

Suatu fungsi yang ditulis dengan y = f(x), dimana variabel y dan x terpisah pada ruas kiri dan
kanan, maka fungsi tersebut berbentuk eksplisit. Andaikan suatu fungsi ditulis dalam bentuk
persamaan f(x, y) = 0, dimana antara variabel y dan x tidak terpisah, maka fungsi tersebut
berbentuk implisit. Perhatikan contoh dari fungsi-fungsi berikut:
1) 𝑦 = 𝑥 3 − 2𝑥 + 1; 2) 𝑦𝑥 2 + 3𝑥 = 4 3) cos(𝑥𝑦) = 4 − 𝑥𝑦
Nomor 1) merupakan suatu fungsi berbentuk eksplisit, juga dapat ditulis dalam bentuk implisit
yakni:
𝑦 − 𝑥 3 + 2𝑥 − 1 = 0
Nomor 2) merupakan suatu fungsi berbentuk implisit.
𝑦𝑥 2 + 3𝑥 = 4
𝑦𝑥 2 = 4 − 3𝑥
4 − 3x
y=
x2
Jadi nomor 2) juga merupakan fungsi yang berbentuk eksplisit
Nomor 3) merupakan suatu fungsi berbentuk implisit. Fungsi dalam nomor 3 sulit untuk
dipisahkan antara variabel y dan x sehingga fungsi dalam nomor 3) tidak dapat ditulis dalam
bentuk eksplisit
Jadi setiap fungsi dalam bentuk eksplisit dapat ditulis dalam bentuk implisit, tetapi sebaliknya
tidak semua fungsi implisit dapat ditulis dalam bentuk eksplisit.
Dalam pasal-pasal sebelumnya, turunan dari fungsi eksplisit dapat dicari. Dalam pasal ini akan
dibahas bagaimana cara mencari turunan dari suatu fungsi dalam bentuk implisit atau sering
disebut dengan pendiferensialan implisit.
dy
Dari contoh di atas, untuk nomor 1) dapat dicari karena fungsi tersebut berbentuk eksplisit.
dx
dy
Juga untuk nomor 2) dapat dicari karena walaupun fungsi tersebut ditulis dalam bentuk
dx
implisit tetapi fungsi tersebut dapat ditulis dalam bentuk eksplisit. Selanjutnya bagaimana cara

56
dy
mencari dari fungsi nomor 3) dimana fungsi tersebut tidak bisa ditulis dalam bentuk
dx
dy
eksplisit. Untuk mencari dari nomor 3), perhatikan cara penyelesaiannya
dx

cos(𝑥𝑦) = 4 − (𝑥𝑦)2 
d
dx dx
(
(cos(xy )) = d 4 − ( xy ) 2 )

 − sin( xy )
d
dx
( xy ) =
d
dx
(4) −
d
dx
(
( xy ) 2 )
 − sin( xy )
d
dx
( xy ) =
d
dx
(4) −
d 2 2
dx
x y ( )
 d d   d 2 d 2 
 − sin( xy ) x ( y ) + y ( x)  = 0 −  x 2 (y ) + y2 (x )
 dx dx   dx dx 
 dy   dy 
 − sin( xy ) x + y  = − x 2 2 y + y 2 2x 
 dx   dx 
dy dy
 − x sin( xy ) − y sin( xy ) = −2 x 2 y − 2 xy 2
dx dx
dy dy
 2x 2 y − x sin( xy ) = y sin( xy ) − 2 xy 2
dx dx

 (2 x 2
y − x sin( xy ) ) dy
dx
= y sin( xy ) − 2 xy 2

dy y sin( xy ) − 2 xy 2
 =
dx 2 x 2 y − x sin( xy )
Jadi dalam mencari turunan dari fungsi yang berbentuk implisit, aturan-aturan dalam mencari
turunan dari suatu fungsi eksplisut dapat digunakan
Aturan Pangkat. Pada pasal sebelumnya, telah dicari bahwa 𝐷𝑥 (𝑥 𝑛 ) = 𝑛𝑥 𝑛−1 , dengan n
bilangan bulat. Selanjutnya dalam pasal ini Aturan Pangkat lebih diperluas pada pangkat
rasional seperti teorema berikut

Teorema A (Aturan Pangkat).


Andaikan r bilangan rasional sebarang. Maka
𝐷𝑥 (𝑥 𝑟 ) = 𝑟𝑥 𝑟−1

Bukti

57
𝑝
Karena r bilangan rasional, maka r dapat ditulis dalam bentuk , dengan p dan q bilangan bulat
𝑞

dan q > 0. Andaikan


𝑝
𝑦 = 𝑥𝑟 = 𝑥 𝑞
Maka
𝑦𝑞 = 𝑥𝑝
Dan, dengan menggunakan pendiferensialan implicit,

𝐷𝑥 (𝑦 𝑞 ) = 𝐷𝑥 (𝑥 𝑝 )
𝑞𝑦 𝑞−1 𝐷𝑥 𝑦 = 𝑝𝑥 𝑝−1
Jadi,
px p −1 p x p −1 p x p −1 p x p −1
Dx y = = = =
qy q −1 q y q −1 q  p  q −1 q qp ( q −1)
xq  x
 
 
 p p p
p x p −1 p p −1− p − q  p p −1− p + q p q −1
= = x = x = x
q p − qp q q q
x
= rx r −1
Jadi terbukti bahwa 𝐷𝑥 (𝑥 𝑟 ) = 𝑟𝑥 𝑟−1

58
3.9 LAJU YANG BERKAITAN

Jika suatu peubah y tergantung kepada waktu t, maka turunannya disebut laju sesaat perubahan.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali kaitannya dengan laju sesaat, seperti laju air
mengalir dalam drum air, laju pemuaian bola besi, laju perubahan jarak dsb. Mungkin saja ,
diketahuinya y secara gambling dalam bentuk t, ada hubungan yang mengaitkan y dengan peubah
dx dy dx dy
lain x. Jika diketahui sesuatu tentang , maka kita juga dapat mencari karena dan
dt dt dt dt
adalah laju-laju yang berkaitan. Misalnya laju perubahan volume air dalam drum berkaitan
dengan laju ketinggian air dan/atau laju jari-jarinya.
Contoh 1.
Seorang anak melepaskan sebuah balon pada jarak 120 meter dari seorang pengamat yang berdiri
di tanah. Jika balon naik secara lurus dengan laju 6 meter/detik, seberapa cepat jarak antara
pengamat dan balon bertambah pada waktu balon pada ketinggian 50 meter?
Penyelesaian
Untuk menjawab persoalan tersebut perhatikan langkah-langkah di bawah ini
1) Andaikan t menyatakan banyaknya detik
s
setelah balon dilepas, h menyatakan h

ketinggian balon dan s jarak antara pengamat


120
dan balon. Peubah h dan s tergantung pada t
Gambar 1
sedangkan jarak antara pengamat dan anak
yang melepaskan balon tetap seperti diperlihatkan pada Gambar 1
dh ds
2) Untuk semua t > 0, diketahui = 6 . Akan dicari pada h = 50
dt dt
3) Menurut Teorema Pythagoras
𝑠 2 = ℎ2 + (120)2
4) Dengan mendiferensialkan secara implicit terhadap t dan menggunakan aturan pangkat, maka
diperoleh:
ds dh
2s = 2h
dt dt
atau
ds dh
s =h
dt dt
59
5) Dari Teorema Pythagoras, bilamana h = 50, maka
𝑠 = √(50)2 + (120)2 = √2500 + 14400 = √16900 = 130
Bilamana data-data ini disulihkan ke dalam persamaan pada langkah 4), maka diperoleh:
ds
130 = 50(6)
dt
atau
ds 300 4
= = 2  2,308
dt 130 13
Pada saat h = 50, jarak antara pengamat dan balon bertambah dengan kecepatan 2,308
meter/detik
Dari contoh 1 di atas, prosedur sistematis dalam menyelesaikan masalah laju-laju yang berkaitan
adalah sebagai berikut:
Langkah 1. Andaikan t menyatakan waktu yang terlalui. Gambarkan sebuah diagram yang
berlaku untuk semua t > 0. Beri pengenal besaran-besaran yang nilainya tidak
berubah bila t bertambah dengan nilai-nilai konstantanya yang diketahui. Berikan
nama huruf pada besaran yang berubah sesuai dengan t, dan beri pengenal bagian-
bagian gambar yang sesuai dengan pengenal ini.
Langkah 2. Nyatakan apa yang diketahui dan apa yang diinginkan tentang peubah-peubah
tersebut. Informasi akan berbentuk turunan-turunan terhadap peubah t.
Langkah 3. Tuliskan sebuah persamaan yang mengaitkan peubah-peubah itu yang sahih untuk
semua waktu t > 0, bukan hanya pada beberapa saat tertentu
Langkah 4. Diferensialkan secara implisit persamaan yang ditemukan dalam Langkah 3 terhadap
t. Persamaan yang dihasikan, memuat turunan-turunan terhadap t, benar untuk
semua t > 0.
Langkah 5. Pada tahap ini, sulihkan ke dalam persamaan yang ditemukan dalam Langkah 4
semua data yang sahih pada saat tertentu seperti yang diperlukan oleh solusi
masalah. Pecahkan untuk turunan yang diinginkan.

60
3.10 DIFRENSIAL DAN HAMPIRAN

Diferensial. Diferensial didefenisikan sebagai berikut:

Definsi (Diferensial)
Andaikan y = f(x) terdiferensialkan di x, dx menyatakan pertambahan sebarang dari x.
Diferensial yang berpadanan dy dari peubah takbebas y didefenisikan oleh
dy = f ‘(x) dx

Dari defenisi di atas, karena dy = f ‘(x) dx, pembagian kedua ruas oleh dx menghasilkan
dy
f ' ( x) =
dx
Hal ini ditafsirkan bahwa turunan sebagai hasilbagi dua diferensial. Berpadanan terhadap setiap
aturan turunan, terdapat aturan diferensial yang diperoleh dengan mengalikan dengan dx. Aturan-
aturan diferensial dapat dilihat dalam Tabel di bawah.
Aturan Turunan Aturan Diferensial
d 1. 𝑑(𝑘 ) = 0
1. (k ) = 0
dx
d du 2. 𝑑 (𝑘𝑢) = 𝑘𝑑𝑢
2. (ku ) = k
dx dx
d du dv 3. 𝑑 (𝑢 + 𝑣 ) = 𝑑𝑢 + 𝑑𝑣
3. (u + v) = +
dx dx dx
d du dv
4. (u − v) = − 4. 𝑑 (𝑢 − 𝑣 ) = 𝑑𝑢 − 𝑑𝑣
dx dx dx
d dv du
5. (uv) = u +v 5. 𝑑 (𝑢𝑣 ) = 𝑢𝑑𝑣 + 𝑣𝑑𝑢
dx dx dx
du dv
v −u
d u dx dx  u  udv − vdu
6.  = 6. d   =
dx  v  v2
v v2
d n du
7. (u ) = nu n −1
dx dx 7. 𝑑 (𝑢𝑛 ) = 𝑛𝑢𝑛−1 𝑑𝑢

Aturan diferensial untuk fungsi komposisi sebagai berikut: andaikan y = f(x) dan x = g(t). Maka t
adalah peubah bebas dan x maupun y tergantung padanya.
x = g(t) maka dx = g’(t)dt dan y = f(x) maka dy = f ‘(x)dx
Karena y = f(x) dan x = g(t) maka y = f(g(t)).
61
y = f(g(t)) dan dx = g’(t)dt maka
dy = f ' ( x)dx
= f ' ( g (t )) g ' (t )dt

Contoh 1. Cari dy dari: (a) y = x5 – 3x2 + 5; (b) y = sin (3t2 – 2t + 3)


Penyelesaian
(a) dy = (5x4 – 6x)dx
(b) dy =( cos (3t2 – 2t + 3))∙(6t – 2)dt = (6t – 2) cos (3t2 – 2t + 3)dt
Hampiran. Andaikan y = f(x). Jika x diberikan suatu tambahan ∆x, maka y menerima tambahan
yang berpadanan dengan ∆y, yang dapat dihampiri oleh dy. Jadi f(x + ∆x) dihampiri oleh
f(x + ∆x)  f(x) + dy = f(x) + f ‘(x) ∆x
dx = ∆x

Contoh 2. Dengan menggunakan diferensial cari √8,5


Penyelesaian
Pandang 𝑦 = √𝑥. Bila x berubah dari √9 = 3 ke (secara hampiran) √8,5.
1
1 −2 1
𝑦 = √𝑥 , maka dy = x dx = dx
2 2 x
Di x = 9 dan dx = 8,5 – 9 = –0,5 bernilai
1 1
dy = (−0,5) = − = −0,08333
2 9 12
Jadi
√8,5 ≈ √9 + 𝑑𝑦 = 3 + (−0,08333) = 2,91667
Penaksiran Galat (”Error”). Dalam mengukur peubah x tertentu yang bernilai x0 dengan galat
yang mungkin ±∆𝑥. Nilai x0 kemudian digunakan untuk menghitung nilai y0 untuk y yang
tergantung pada x, tetapi seberapa besar Galatnya? Untuk menaksir galat dengan menggunakan
diferensial

Contoh 3. Rusuk kubus diukur sebesar 20,3 cm dengan galat  0,05 cm. Hitung volume kubus
dan berikan taksiran untuk volume kubus tersebut?

62
Penyelesaian
Volume kubus dengan panjang rusuk x adalah V = x3. Jadi dV = 3x2dx.
Jika x = 20,3 dan dx = 0,05, maka
V = (20,3)3 = 8365,427 dan dV = 3(20,3)2(0,05) = 61,8135
Jadi Volume kubus adalah 8365,427  61,8135

63

Anda mungkin juga menyukai