Abstrak -- PT. Titipan Mahakam Express merupakan perusahaan ekspedisi yang merupakan vendor
dari Toyota untuk mengirim suku cadang mobil dari Jakarta ke Balikpapan. Namun dalam pengiriman
barang, seringkali barang mengalami kerusakan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui barang
yang mengalami kerusakan pada proses pengiriman dan faktor penyebab terjadinya kerusakan
barang, serta upaya yang dilakukan untuk mengurangi kerusakan barang. Penelitian dilakukan pada
barang kiriman dari Toyota yang mengalami kerusakan ketika dilakukan pengiriman oleh PT. Titipan
Mahakam Express dari bulan Juli 2019 hingga Desember 2019. Teknik pengumpulan data
menggunakan observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Teknik analisis menggunakan metode
Seven Tools dan analisis 5W+1H. Berdasarkan hasil penelitian bahwa barang yang mengalami
kerusakan dalam proses pengiriman yaitu accu, kaca, bumper, kap mesin, dan radiator. Terjadinya
kerusakan barang disebabkan oleh kurangnya jumlah SDM, kurangnya skill mengemudi, driver
mengejar waktu, kualitas material packaging kurang bagus, barang terguncang saat perjalanan,
keterbatasan jumlah armada, biaya transportasi mahal, tidak adanya pelatihan dan SOP kerja. Upaya
untuk meminimalisir terjadinya kerusakan barang yaitu perekrutan SDM berpengalaman, pengawasan
pada proses bongkar muat, pemberian estimasi waktu perjalanan, karyawan mentaati peraturan kerja,
pelatihan peningkatan kemampuan SDM, pemberian perintah kerja sesuai job description, penambahan
jumlah armada, penghematan biaya transportasi, perawatan dan perbaikan mesin kendaraan secara
berkala, menggunakan material packaging yang kuat, melakukan penyusunan barang dengan benar
ketika muat barang.
Kata kunci: Barang Rusak; Pengendalian Kualitas; Pengiriman Barang; Seven Tools; 5W+1H
Abstract -- PT. Titipan Mahakam Express is an expedition company that is a vendor from Toyota to
send auto parts sent from Jakarta to Balikpapan. But in the delivery of goods, often the goods sent have
been damaged. The purpose of this research is to find out which goods have been damaged in the
shipping process and the factors causing damage to the goods and the efforts made to reduce damage
to the goods. The study was conducted on shipments from Toyota that were damaged when shipping
by PT. Titipan Mahakam Express from July 2019 to December 2019. Data collection techniques using
observation, interviews, and documentation studies. The analysis technique uses the Seven Tools
method and 5W + 1H analysis. Based on the results of research that the goods that have been damaged
in the delivery process are batteries, bumpers, bumpers, hood, and radiator. Damage to goods is caused
by lack of human resources, lack of driving skills, drivers chasing time, the quality of packaging materials
is not good, goods are shaken when traveling, limited fleet numbers, expensive transportation costs,
lack of training, and SOPs for work. Efforts to minimize damage to goods are the recruitment of
experienced human resources, supervision of the loading and unloading process, giving estimated
travel time, employees obeying work regulations, training in improving human resource capabilities,
giving work orders according to the job description, increasing fleet numbers, saving transportation
costs, maintenance and repairs vehicle engines periodically, use strong packaging material, do the
goods properly when loading goods..
Keywords: Defective Goods, Quality Control, Delivery of Goods, Seven Tools, 5W+1H
DOI: http://dx.doi.org/10.30656/intech.v6i1.2008 1
Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya Vol 6 No 1 Juni 2020, 1-11
p-ISSN 2407-781X, e-ISSN 2655-2655
2 DOI: http://dx.doi.org/10.30656/intech.v6i1.2008
Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya Vol 6 No 1 Juni 2020, 1-11
p-ISSN 2407-781X, e-ISSN 2655-2655
dilakukan perawatan secara rutin dan pengiriman barang dalam rangka pengendalian
menggunakan kebijakan korektif untuk kerusakan. kualitas. Hal ini disebabkan karena pengendalian
Sementara itu, permasalahan pada faktor kualitas menjadi faktor utama untuk meningkatkan
manusia disebabkan karena operator kurang kualitas produk, sehingga diharapkan dalam
memahami penggunaan mesin roller, kelelahan proses produksi tidak terjadi kecacatan dan
dan tidak berhati-hati, sedangkan permasalahan produk memiliki mutu yang sesuai dengan
metode karena operator kurang teliti dalam harapan konsumen (Wisnubroto, Oesman, &
menyentuh keramik yang belum kering dan Kusniawan, 2019).
material yang digunakan tidak sesuai standar Untuk melakukan pengendalian kualitas
(Matondang & Ulkhaq, 2018). dalam penelitian ini menggunakan metode seven
tools dan analisis 5W+1H. Seven tools merupakan
Tabel 1. Data Pengiriman dan Kerusakan Barang alat penguji kualitas dasar yang dapat membantu
Milik Toyota Periode Juli s/d Desember 2019 organisasi atau perusahaan dalam memecahkan
masalah dan perbaikan proses, karena seven
Nama Jml. Jml. Jml tools sangat diperlukan bagi setiap organisasi
Bulan untuk berkembang menuju puncak keunggulan.
Produk Delivery Rusak Baik
Konsep seven tools berasal dari Kaoru Ishikawa
Kaca 80 5 75 bahwa 95% masalah terkait kualitas dapat
Bumper 60 4 56 diselesaikan dengan alat dasar ini (Wicaksono,
Jul Kap Mesin 48 2 46 2018). Metode seven tools juga berguna untuk
Radiator 60 3 57
mengetahui ketidakteraturan dalam proses
Accu 80 6 74
produksi dan menyebabkan semakin besar
Total 328 20 308
Kaca 72 4 68
kesalahan yang terjadi di ruang produksi. Metode
Bumper 64 5 59 seven tools pada dasarnya terdiri dari tujuh alat
Agu Kap Mesin 45 2 43 kendali antara lain yaitu check sheet, histogram,
Radiator 65 3 62 scatter diagram, stratifikasi, diagram pareto,
Accu 80 4 76 control chart, fishbone (Wicaksono, 2018).
Total 326 18 308 Metode seven tools merupakan statistical process
Kaca 75 4 71 control yang digunakan untuk mengatasi
Bumper 60 3 57 permasalahan yang ada di perusahaan baik
Sep Kap Mesin 48 3 45 perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur
Radiator 62 2 60
(Matondang & Ulkhaq, 2018).
Accu 80 5 75
Total 325 17 308
Sementara itu analisis 5W+1H digunakan
Kaca 74 4 70 untuk merancang strategi dalam mengatasi
Bumper 64 4 60 permasalahan yang ada di perusahaan. Analisis
Okt Kap Mesin 42 3 39 5W+1H meliputi what bermakna apa permasalah-
Radiator 62 5 57 an yang akan dilakukan perbaikan, why bermakna
Accu 80 4 76 kenapa perlu dilakukan perbaikan, where ber-
Total 322 20 302 makna dimana lokasi untuk melakukan perbaikan,
Kaca 78 6 72 when bermakna kapan tindakan perbaikan dilaku-
Bumper 70 3 67 kan, who bermakna siapa pihak yang ber-
Nov Kap Mesin 48 2 46 tanggung jawab terhadap perbaikan, dan how
Radiator 65 3 62
bermakna bagaimana strategi untuk mengatasi
Accu 80 5 75
Total 341 19 322
permasalahan yang akan dilakukan tindakan
Kaca 82 5 77 perbaikan (Somadi & Hidayat, 2019).
Bumper 68 4 64 Dengan demikian, mengacu pada latar
Des Kap Mesin 50 3 47 belakang yang telah dibahas sebelumnya maka
Radiator 70 5 65 tujuan penelitian antara lain: pertama, untuk
Accu 80 6 74 mengetahui barang yang mengalami kerusakan
Total 350 23 327 ketika proses pengiriman. Kedua, mencari faktor
Total Keseluruhan 1992 117 1875 yang menyebabkan barang rusak ketika proses
pengiriman barang. Ketiga, yaitu mengusulkan
Berdasarkan beberapa review terhadap perbaikan yang dilakukan untuk mengurangi
literatur, penelitian sebelumnya, dan kondisi per- kerusakan barang pada saat pengiriman barang.
masalahan yang ada, maka perusahaan perlu
mencari faktor penyebab kerusakan barang dan METODE PENELITIAN
upaya perbaikan yang diperlukan sebagai upaya Penelitian berlokasi di PT. Titipan
untuk meminimalisasi kerusakan ketika Mahakam Express atau PT. TIMEX. Data yang
DOI: http://dx.doi.org/10.30656/intech.v6i1.2008 3
Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya Vol 6 No 1 Juni 2020, 1-11
p-ISSN 2407-781X, e-ISSN 2655-2655
digunakan dalam penelitian ini bersumber dari Friyatna, 2019). Adapun langkah-langkah analisis
data primer dan data sekunder. Data primer 5W+1H yang dilakukan dalam penelitian ini antara
diperlukan untuk mengetahui penyebab lain sebagai berikut:
kerusakan barang kiriman dan solusi yang perlu 1. What: Apa permasalahan yang perlu dilakukan
dilakukan, sedangkan data sekunder berasal dari tindakan perbaikan?
studi dokumentasi yang diperoleh dari staf bagian 2. When: Kapan tindakan perbaikan dapat
gudang. Data sekunder yang diperlukan berupa dilakukan?
data kerusakan barang dalam periode Juli – 3. Who: Siapa pihak yang dapat melakukan
Desember 2019, sedangkan data primer diperoleh tindakan perbaikan tersebut?
dari hasil observasi dan wawancara yang 4. Where: Dimana tindakan perbaikan dapat
dilakukan di PT. TIMEX. Adapun kriteria partisipan dilakukan?
yang terlibat untuk wawancara, yakni mampu 5. Why: Mengapa harus dilakukan tindakan
memahami proses pengiriman barang, memiliki perbaikan?
tangung jawab terhadap pengiriman barang, dan 6. How: Bagaimana cara untuk melakukan
terlibat langsung dalam pengiriman barang. perbaikan terhadap permasalahan yang
Jumlah partisipan yang terlibat dalam penelitian terjadi?
ini sebanyak 7 orang yang terdiri dari 1 orang
sebagai kepala gudang, 3 orang sebagai staf HASIL DAN PEMBAHASAN
bagian gudang, 3 orang sebagai sopir yang Berdasarkan data yang dikumpulkan di PT.
mengangkut barang. TIMEX, maka data tersebut selanjutnya dilakukan
Metode dalam penelitian ini menggunakan pengolahan data. Pengolahan data menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan teknik analisis analisis seven tools dan analisis 5W+1H. Berikut
menggunakan metode seven tools dan analisis adalah hasil pengolahan data beserta pembahas-
5W+1H. Seven tools merupakan alat pengujian an pada masing-masing hasil pengolahan data.
kualitas dasar yang dapat membantu perusahaan
dalam memecahkan masalah dan perbaikan Check Sheet
proses, karena seven tools sangat diperlukan bagi Pemeriksaan produk yang mengalami
setiap organisasi untuk berkembang menuju kecacatan yang terjadi dalam pengiriman barang
puncak keunggulan (Wicaksono, 2018). Adapun di PT. TIMEX menggunakan lembar pengamatan
teknik analisis seven tools yang digunakan dalam Check Sheet yang bertujuan untuk memberikan
penelitian ini meliputi analisis check sheet, informasi berupa nama produk yang mengalami
histogram, scatter diagram, diagram pareto, kerusakan, banyaknya produk yang mengalami
stratifikasi, control chart, fishbone, dan peta kerusakan, dan waktu pengamatan. Tabel 2
kontrol. berikut merupakan check sheet produk yang
Menurut Momon (2011), adapun langkah- mengalami kerusakan yang dicatat oleh operator
langkah teknik seven tools, antara lain yaitu: Departemen Warehouse PT. TIMEX untuk
1. Check sheet, digunakan untuk periode Juli – Agustus 2019.
mempermudah dalam pengumpulan dan
meringkas data. Tabel 2. Check Sheet Produk Rusak
2. Stratifikasi, digunakan untuk memperlihatkan
Perusahaan: PT. TIMEX
permasalahan berdasarkan kelompok. Tgl : 31-12-19
Nama Jasa: Ekspedisi
3. Diagram Pareto, digunakan untuk Seksi:
Perihal : Produk
menunjukkan permasalahan berdasarkan Warehouse
Rusak
urutan banyaknya kejadian.
4. Fishbone, digunakan untuk menggambarkan Nama pemeriksa: Prayogi Gifa
Periode Pengamatan: Juli – Desember 2019
penyebab terjadinya permasalahan.
5. Diagram tebar, digunakan untuk menguji
Kode
kekuatan hubungan antara dua variabel. Jenis Terhitung Jumlah
Barang
6. Histogram, digunakan untuk membantu
menemukan variasi. IIIII IIIII IIIII
A Kaca 28
7. Peta kontrol, digunakan untuk IIIII IIIII III
IIIII IIIII IIIII
mengendalikan proses. B Bumper 23
IIIII III
Sementara itu, analisis 5W1H digunakan
untuk melakukan investigasi terhadap per- C Kap Mesin IIIII IIIII IIIII 15
masalahan yang terjadi dan digunakan juga untuk IIIII IIIII IIIII
D Radiator 21
menyelesaikan permasalahan yang terjadi IIIII I
dengan bantuan analisis What, Where, Why, IIIII IIIII IIIII
E Accu 30
Who, When dan How (Hardono, Pratama, & IIIII IIIII IIIII
4 DOI: http://dx.doi.org/10.30656/intech.v6i1.2008
Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya Vol 6 No 1 Juni 2020, 1-11
p-ISSN 2407-781X, e-ISSN 2655-2655
DOI: http://dx.doi.org/10.30656/intech.v6i1.2008 5
Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya Vol 6 No 1 Juni 2020, 1-11
p-ISSN 2407-781X, e-ISSN 2655-2655
berikut merupakan jumlah barang kiriman dan Untuk observasi kelima dengan sampel
barang rusak yang terjadi pada bulan Juli 2019 s/d sebanyak 341 unit maka batas pengendalinya
Desember 2019. adalah sebagai berikut:
3 0,058735 (1− 0,058735)
UCL 𝑝 = 0,058735 + √ = 0,113263
341
Tabel 3. Jumlah Barang Kiriman dan Barang 3 0,058735 (1− 0,058735)
Rusak Bulan Juli 2019 s/d Desember 2019 LCL 𝑝 = 0,058735 − √ = 0,004207
341
6 DOI: http://dx.doi.org/10.30656/intech.v6i1.2008
Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya Vol 6 No 1 Juni 2020, 1-11
p-ISSN 2407-781X, e-ISSN 2655-2655
DOI: http://dx.doi.org/10.30656/intech.v6i1.2008 7
Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya Vol 6 No 1 Juni 2020, 1-11
p-ISSN 2407-781X, e-ISSN 2655-2655
8 DOI: http://dx.doi.org/10.30656/intech.v6i1.2008
Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya Vol 6 No 1 Juni 2020, 1-11
p-ISSN 2407-781X, e-ISSN 2655-2655
sopir, dan biaya penyeberangan (Mayangsari, pekerjaan yang ditanggung oleh satu
2013). pekerja.
Dengan demikian, dari berbagai penyebab b. Melakukan pengawasan pada saat proses
terjadinya permasalahan produk rusak kiriman, bongkar ataupun muat untuk meminimalisir
maka perlu dilakukan langkah-langkah perbaikan kesalahan yang dilakukan oleh karyawan,
untuk mengurangi produk rusak. Jika tidak segera jika tidak benar akan diberikan punishment.
dilakukan perbaikan, maka dapat menimbulkan c. Memberikan waktu estimasi perjalanan
ketidakpuasan konsumen. Seperti diketahui, yang harus ditaati oleh driver dan juga
bahwa apabila konsumen merasa tidak puas memberikan tata tertib berlalu lintas dalam
dengan apa yang diterimanya, maka konsumen pengiriman yang harus dipatuhi oleh driver.
akan mencari dan beralih ke perusahaan lain 2. Faktor Method
untuk memenuhi kebutuhannya akan jasa a. Karyawan harus menjalankan SOP yang
pengiriman barang. Selain itu adanya kerusakan ada di perusahaan dengan sebaik-baiknya.
barang kiriman, perusahaan harus memberikan Apabila karyawan melakukan SOP dengan
ganti rugi sesuai ketentuan yang berlaku benar sesuai dengan kebijakan perusaha-
meskipun terkadang uang ganti rugi yang diterima an, maka karyawan tersebut mendapatkan
oleh konsumen tidak sesuai dengan harga barang penghargaan yang diberikan oleh
yang rusak. Ada beberapa upaya yang dapat perusahaan, namun jika tidak melaksana-
dilakukan oleh konsumen apabila terjadinya kan SOP dengan sebaik-baiknya maka
kerusakan dalam pengiriman barang salah akan mendapatkan hukuman.
satunya upaya hukum. Upaya hukum yang dapat b. Memberikan pelatihan secara berkala untuk
ditempuh konsumen dengan jalur diluar membaha perintah kerja yang telah dibuat
pengadilan yaitu penyelesaian secara langsung sebelumnya guna melancarkan komunikasi
antara konsumen dengan pihak perusahaan atau antar divisi atau pihak yang terlibat.
melalui hukum dalam pengadilan (Amira & Asrori, c. Memberikan perintah kerja kepada
2016). Hal tersebut terjadi di perusahaan jasa karyawan yang bertanggung jawab dalam
pengiriman yakni JNE, bahwa apabila dalam melaksanakan prosedur tersebut.
proses pengiriman terjadi klaim dari konsumen 3. Faktor Machine
yang disebabkan oleh rusaknya barang milik a. Melakukan penambahan jumlah armada
konsumen, maka pihak JNE akan bertanggung agar tidak ada kapasitas overload pada
jawab kepada pihak pengguna jasa dengan saat pengiriman barang.
melakukan penggantian paling banyak 10 kali dari b. Melaksanakan penghematan biaya
biaya pengiriman (Amalia & Suryono, 2019). transportasi, meliputi biaya bensin yang
lebih ditekankan, biaya penggantian part
Analisis 5W+1H mesin dilakukan ketika sudah tidak layak
Untuk melakukan langkah-langkah perbaik- pakai, dan biaya lain-lain seperti uang tol
an pada produk rusak dibantu dengan analisis perlu pengecekan agar tidak ada peng-
5W+1H. What, yaitu terjadinya kerusakan produk gelapan oleh supir.
pada proses pengiriman. When, yaitu perbaikan c. Melakukan perawatan mesin secara
harus segera dilakukan yaitu pada awal tahun berkala agar tidak rusak.
2020 karena lebih cepat, maka lebih baik untuk 4. Faktor Material
menghindari permasalahan yang terjadi dalam a. Memilih material packaging yang kuat dan
proses pengiriman barang. Who, yaitu pihak yang baik dengan menetapkan standarisasi
dapat melakukan perbaikan yakni bagian packaging agar tidak mudah rusak.
operasional dan kepala gudang/ manager b. Melakukan proses penyusunan atau
warehouse. Where, yaitu perbaikan dilakukan di penempatan barang dengan baik dan benar
warehouse kantor pusat maupun warehouse pada saat muat barang agar tidak pecah
kantor cabang. Why, yaitu dilakukannya dalam perjalanan akibat guncangan.
perbaikan untuk mengurangi adanya komplain Berbagai rekomendasi dalam analisis
oleh konsumen sehingga brand image 5W+1H yang telah dilakukan dalam mengurangi
perusahaan bagus dan tetap dipercaya oleh kerusakan barang kiriman, langkah tersebut
konsumen. 6) How, yaitu rekomendasi perbaikan senada dengan hasil penelitian dari Mayangsari,
untuk mengurangi produk kiriman rusak adalah bahwa tahap perbaikan untuk permasalahan
sebagai berikut: kerusakan barang kiriman yaitu melakukan
1. Faktor Man perbaikan struktur organisasi perusahaan yang
a. Melakukan rekrutmen sumber daya memiliki peranan penting dalam kelancaran
manusia (SDM) dengan kriteria yang bisnis, pendefinisian tugas yang jelas masing-
berpengalaman agar mengurangi beban masing bagian, penetapan harga paket yang
DOI: http://dx.doi.org/10.30656/intech.v6i1.2008 9
Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya Vol 6 No 1 Juni 2020, 1-11
p-ISSN 2407-781X, e-ISSN 2655-2655
10 DOI: http://dx.doi.org/10.30656/intech.v6i1.2008
Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya Vol 6 No 1 Juni 2020, 1-11
p-ISSN 2407-781X, e-ISSN 2655-2655
DOI: http://dx.doi.org/10.30656/intech.v6i1.2008 11