Anda di halaman 1dari 11

Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya Vol 6 No 1 Juni 2020, 1-11

p-ISSN 2407-781X, e-ISSN 2655-2655

EVALUASI KERUSAKAN BARANG DALAM PROSES PENGIRIMAN


DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS
Somadi*, Benowo Seto Priambodo, Putu Rimayanthi Okarini
Program Studi D-IV Logistik Bisnis, Politeknik Pos Indonesia
Email: somadi@poltekpos.ac.id; benowopriambodo@gmail.com; putu.rima97@gmail.com

Artikel masuk : 26-01-2020 Artikel direvisi : 17-04-2020 Artikel diterima : 04-06-2020


*Penulis Korespondensi

Abstrak -- PT. Titipan Mahakam Express merupakan perusahaan ekspedisi yang merupakan vendor
dari Toyota untuk mengirim suku cadang mobil dari Jakarta ke Balikpapan. Namun dalam pengiriman
barang, seringkali barang mengalami kerusakan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui barang
yang mengalami kerusakan pada proses pengiriman dan faktor penyebab terjadinya kerusakan
barang, serta upaya yang dilakukan untuk mengurangi kerusakan barang. Penelitian dilakukan pada
barang kiriman dari Toyota yang mengalami kerusakan ketika dilakukan pengiriman oleh PT. Titipan
Mahakam Express dari bulan Juli 2019 hingga Desember 2019. Teknik pengumpulan data
menggunakan observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Teknik analisis menggunakan metode
Seven Tools dan analisis 5W+1H. Berdasarkan hasil penelitian bahwa barang yang mengalami
kerusakan dalam proses pengiriman yaitu accu, kaca, bumper, kap mesin, dan radiator. Terjadinya
kerusakan barang disebabkan oleh kurangnya jumlah SDM, kurangnya skill mengemudi, driver
mengejar waktu, kualitas material packaging kurang bagus, barang terguncang saat perjalanan,
keterbatasan jumlah armada, biaya transportasi mahal, tidak adanya pelatihan dan SOP kerja. Upaya
untuk meminimalisir terjadinya kerusakan barang yaitu perekrutan SDM berpengalaman, pengawasan
pada proses bongkar muat, pemberian estimasi waktu perjalanan, karyawan mentaati peraturan kerja,
pelatihan peningkatan kemampuan SDM, pemberian perintah kerja sesuai job description, penambahan
jumlah armada, penghematan biaya transportasi, perawatan dan perbaikan mesin kendaraan secara
berkala, menggunakan material packaging yang kuat, melakukan penyusunan barang dengan benar
ketika muat barang.

Kata kunci: Barang Rusak; Pengendalian Kualitas; Pengiriman Barang; Seven Tools; 5W+1H

Abstract -- PT. Titipan Mahakam Express is an expedition company that is a vendor from Toyota to
send auto parts sent from Jakarta to Balikpapan. But in the delivery of goods, often the goods sent have
been damaged. The purpose of this research is to find out which goods have been damaged in the
shipping process and the factors causing damage to the goods and the efforts made to reduce damage
to the goods. The study was conducted on shipments from Toyota that were damaged when shipping
by PT. Titipan Mahakam Express from July 2019 to December 2019. Data collection techniques using
observation, interviews, and documentation studies. The analysis technique uses the Seven Tools
method and 5W + 1H analysis. Based on the results of research that the goods that have been damaged
in the delivery process are batteries, bumpers, bumpers, hood, and radiator. Damage to goods is caused
by lack of human resources, lack of driving skills, drivers chasing time, the quality of packaging materials
is not good, goods are shaken when traveling, limited fleet numbers, expensive transportation costs,
lack of training, and SOPs for work. Efforts to minimize damage to goods are the recruitment of
experienced human resources, supervision of the loading and unloading process, giving estimated
travel time, employees obeying work regulations, training in improving human resource capabilities,
giving work orders according to the job description, increasing fleet numbers, saving transportation
costs, maintenance and repairs vehicle engines periodically, use strong packaging material, do the
goods properly when loading goods..

Keywords: Defective Goods, Quality Control, Delivery of Goods, Seven Tools, 5W+1H

DOI: http://dx.doi.org/10.30656/intech.v6i1.2008 1
Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya Vol 6 No 1 Juni 2020, 1-11
p-ISSN 2407-781X, e-ISSN 2655-2655

PENDAHULUAN Yuliati, 2016). Hal yang menyebabkan munculnya


Perusahaan jasa pengiriman barang saat rasa ketidakpuasan terhadap pelayanan disebab-
ini diuntungkan dengan terus meningkatnya per- kan karena pelayanan yang diberikan oleh
mintaan konsumen akan suatu produk. Hal ini perusahaan tidak sesuai dengan harapan
disebabkan salah satunya oleh membanjirnya konsumen (Haryanto, 2017).
bisnis e-commerce di Indonesia seiring dengan Pada dasarnya, pengiriman barang menjadi
kemajuan teknologi dan gaya hidup masyarakat salah satu aktivitas dalam logistik karena aktivitas
yang terus berubah. Dengan demikian, pengirim- logistik mencakup pengiriman barang, pe-
an barang saat ini telah menjadi kebutuhan utama nyimpanan, pengendalian persediaan, penagihan
bagi setiap orang dengan harapan bahwa dan pembayaran, pengemasan dan pelabelan,
pengiriman barang dapat dilakukan secara cepat, serta aktivitas lainnya (Safitri, 2019). PT. Titipan
kondisi barang kiriman yang aman sesuai dengan Mahakam Express atau PT. TIMEX merupakan
kondisi awal, barang tiba tepat waktu dan barang perusahaan pengiriman barang atau ekspedisi
dikirim sesuai dengan tujuan pengiriman yang berfokus kepada pengantaran barang antar
(Mamuaya & Aminah, 2016). Sehingga pulau yaitu dari pulau Jawa menuju pulau
perusahaan jasa pengiriman barang dituntut untuk Kalimantan tepatnya dari DKI Jakarta menuju
memperhatikan aspek quality, cost, dan time. Balikpapan. Saat ini, perusahaan dipercaya oleh
Ketiga aspek tersebut merupakan bagian yang Toyota untuk mengirim spare part atau suku
tidak terlepaskan dari pelayanan yang diberikan cadang mobil milik Toyota yang dikirim dari
oleh perusahaan (Yasmin, 2019). Jakarta menuju Kalimantan Timur yaitu
Dengan demikian, perusahaan jasa Balikpapan. Namun dalam operasionalnya,
pengiriman harus memperhatikan kualitas perusahaan jarang menerapkan strategi apapun
pelayanan yang diberikan kepada konsumen. Hal ataupun melakukan penelitian untuk memperbaiki
ini disebabkan karena kualitas pelayanan kualitas pelayanannya, sehingga hal tersebut
merupakan salah satu upaya dari perusahaan memberikan dampak negatif bagi perusahaan
dalam membangun kerjasama dengan konsumen. berupa adanya komplain pelanggan. Salah satu
Dengan adanya pelayanan prima dan berkualitas komplain dari Toyota yaitu adanya kerusakan
yang diberikan perusahaan kepada konsumen barang (Tabel 1). Terjadinya komplain pelanggan
akan memberikan dampak positif peningkatan karena konsumen merasakan ketidakpuasan
citra perusahaan. Hal ini disebabkan karena terhadap pelayanan yang didapatkannya dari
pelayanan yang berkualitas tentunya pelayanan perusahaan, dengan kata lain bahwa harapan
tersebut telah memenuhi standar kualitas dalam yang diinginkan konsumen dengan kenyataan
pelayanan (Suminar & Apriliawati, 2018). yang diterimanya berbeda, dan kenyataan
Untuk itu, diperlukan suatu pengendalian tersebut jauh dari harapan konsumen (Somadi &
kualitas pelayanan agar perusahaan bisa terus Hidayat, 2019).
bersaing dalam bisnis, meningkatkan nilai jual, Berdasarkan penelitian sebelumnya bahwa
dan memperoleh kepercayaan konsumen. Untuk kerusakan produk pada saat pengiriman barang
itu, kualitas pelayanan perusahaan harus terus terjadi biasanya disebabkan oleh berbagai faktor
dijaga dan dapat dijadikan sebagai suatu alat diantaranya faktor manusia, metode kerja,
untuk memenangkan persaingan bisnis karena material, dsb. Berdasarkan penelitian Puspitasari
kualitas pelayanan akan membuat konsumen bahwa penyebab kecacatan produk saat distribusi
menjadi puas dan loyal, sehingga konsumen akan di PT Indolakto dipengaruhi oleh beberapa faktor
terus menggunakan produk yang dihasilkan oleh antara lain manusia, metode kerja, dan pallet.
perusahaan, sehingga hal tersebut berdampak Permasalahan pada manusia disebabkan karena
pada stabilitas ataupun peningkatan keuntungan jumlah tenaga kerja terlalu sedikit, sedangkan
perusahaan. Sebaliknya, apabila kualitas permasalahan pada metode kerja disebabkan
pelayanan kurang baik, maka akan mengakibat- karena pemilihan jasa transportasi, produk tidak di
kan pelanggan tidak puas yang akan berimbas double wrapping, jumlah tumpukan tiap pallet
pada menurunnya profit perusahaan. yang berbeda. Sementara itu, permasalahan pada
Kepuasan konsumen pada dasarnya pallet disebabkan karena kurangnya pemelihara-
merupakan kondisi bahwa harapan konsumen an pada pallet (Puspitasari, 2018). Penelitian
terhadap suatu pelayanan yang diberikan oleh lainnya yang menyatakan bahwa penyebab cacat
perusahaan sesuai dengan apa yang diterimanya. barang NKI disebabkan oleh material, mesin,
Jika konsumen merasa bahwa pelayanan yang manusia, dan metode. Permasalahan pada
diberikan perusahaan tidak sesuai dengan material karena material yang digunakan tidak
harapan konsumen maka konsumen akan merasa sesuai standar yang ditetapkan, sedangkan
tidak puas, begitu juga sebaliknya. (Panjaitan & permasalahan mesin karena mesin tidak

2 DOI: http://dx.doi.org/10.30656/intech.v6i1.2008
Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya Vol 6 No 1 Juni 2020, 1-11
p-ISSN 2407-781X, e-ISSN 2655-2655

dilakukan perawatan secara rutin dan pengiriman barang dalam rangka pengendalian
menggunakan kebijakan korektif untuk kerusakan. kualitas. Hal ini disebabkan karena pengendalian
Sementara itu, permasalahan pada faktor kualitas menjadi faktor utama untuk meningkatkan
manusia disebabkan karena operator kurang kualitas produk, sehingga diharapkan dalam
memahami penggunaan mesin roller, kelelahan proses produksi tidak terjadi kecacatan dan
dan tidak berhati-hati, sedangkan permasalahan produk memiliki mutu yang sesuai dengan
metode karena operator kurang teliti dalam harapan konsumen (Wisnubroto, Oesman, &
menyentuh keramik yang belum kering dan Kusniawan, 2019).
material yang digunakan tidak sesuai standar Untuk melakukan pengendalian kualitas
(Matondang & Ulkhaq, 2018). dalam penelitian ini menggunakan metode seven
tools dan analisis 5W+1H. Seven tools merupakan
Tabel 1. Data Pengiriman dan Kerusakan Barang alat penguji kualitas dasar yang dapat membantu
Milik Toyota Periode Juli s/d Desember 2019 organisasi atau perusahaan dalam memecahkan
masalah dan perbaikan proses, karena seven
Nama Jml. Jml. Jml tools sangat diperlukan bagi setiap organisasi
Bulan untuk berkembang menuju puncak keunggulan.
Produk Delivery Rusak Baik
Konsep seven tools berasal dari Kaoru Ishikawa
Kaca 80 5 75 bahwa 95% masalah terkait kualitas dapat
Bumper 60 4 56 diselesaikan dengan alat dasar ini (Wicaksono,
Jul Kap Mesin 48 2 46 2018). Metode seven tools juga berguna untuk
Radiator 60 3 57
mengetahui ketidakteraturan dalam proses
Accu 80 6 74
produksi dan menyebabkan semakin besar
Total 328 20 308
Kaca 72 4 68
kesalahan yang terjadi di ruang produksi. Metode
Bumper 64 5 59 seven tools pada dasarnya terdiri dari tujuh alat
Agu Kap Mesin 45 2 43 kendali antara lain yaitu check sheet, histogram,
Radiator 65 3 62 scatter diagram, stratifikasi, diagram pareto,
Accu 80 4 76 control chart, fishbone (Wicaksono, 2018).
Total 326 18 308 Metode seven tools merupakan statistical process
Kaca 75 4 71 control yang digunakan untuk mengatasi
Bumper 60 3 57 permasalahan yang ada di perusahaan baik
Sep Kap Mesin 48 3 45 perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur
Radiator 62 2 60
(Matondang & Ulkhaq, 2018).
Accu 80 5 75
Total 325 17 308
Sementara itu analisis 5W+1H digunakan
Kaca 74 4 70 untuk merancang strategi dalam mengatasi
Bumper 64 4 60 permasalahan yang ada di perusahaan. Analisis
Okt Kap Mesin 42 3 39 5W+1H meliputi what bermakna apa permasalah-
Radiator 62 5 57 an yang akan dilakukan perbaikan, why bermakna
Accu 80 4 76 kenapa perlu dilakukan perbaikan, where ber-
Total 322 20 302 makna dimana lokasi untuk melakukan perbaikan,
Kaca 78 6 72 when bermakna kapan tindakan perbaikan dilaku-
Bumper 70 3 67 kan, who bermakna siapa pihak yang ber-
Nov Kap Mesin 48 2 46 tanggung jawab terhadap perbaikan, dan how
Radiator 65 3 62
bermakna bagaimana strategi untuk mengatasi
Accu 80 5 75
Total 341 19 322
permasalahan yang akan dilakukan tindakan
Kaca 82 5 77 perbaikan (Somadi & Hidayat, 2019).
Bumper 68 4 64 Dengan demikian, mengacu pada latar
Des Kap Mesin 50 3 47 belakang yang telah dibahas sebelumnya maka
Radiator 70 5 65 tujuan penelitian antara lain: pertama, untuk
Accu 80 6 74 mengetahui barang yang mengalami kerusakan
Total 350 23 327 ketika proses pengiriman. Kedua, mencari faktor
Total Keseluruhan 1992 117 1875 yang menyebabkan barang rusak ketika proses
pengiriman barang. Ketiga, yaitu mengusulkan
Berdasarkan beberapa review terhadap perbaikan yang dilakukan untuk mengurangi
literatur, penelitian sebelumnya, dan kondisi per- kerusakan barang pada saat pengiriman barang.
masalahan yang ada, maka perusahaan perlu
mencari faktor penyebab kerusakan barang dan METODE PENELITIAN
upaya perbaikan yang diperlukan sebagai upaya Penelitian berlokasi di PT. Titipan
untuk meminimalisasi kerusakan ketika Mahakam Express atau PT. TIMEX. Data yang

DOI: http://dx.doi.org/10.30656/intech.v6i1.2008 3
Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya Vol 6 No 1 Juni 2020, 1-11
p-ISSN 2407-781X, e-ISSN 2655-2655

digunakan dalam penelitian ini bersumber dari Friyatna, 2019). Adapun langkah-langkah analisis
data primer dan data sekunder. Data primer 5W+1H yang dilakukan dalam penelitian ini antara
diperlukan untuk mengetahui penyebab lain sebagai berikut:
kerusakan barang kiriman dan solusi yang perlu 1. What: Apa permasalahan yang perlu dilakukan
dilakukan, sedangkan data sekunder berasal dari tindakan perbaikan?
studi dokumentasi yang diperoleh dari staf bagian 2. When: Kapan tindakan perbaikan dapat
gudang. Data sekunder yang diperlukan berupa dilakukan?
data kerusakan barang dalam periode Juli – 3. Who: Siapa pihak yang dapat melakukan
Desember 2019, sedangkan data primer diperoleh tindakan perbaikan tersebut?
dari hasil observasi dan wawancara yang 4. Where: Dimana tindakan perbaikan dapat
dilakukan di PT. TIMEX. Adapun kriteria partisipan dilakukan?
yang terlibat untuk wawancara, yakni mampu 5. Why: Mengapa harus dilakukan tindakan
memahami proses pengiriman barang, memiliki perbaikan?
tangung jawab terhadap pengiriman barang, dan 6. How: Bagaimana cara untuk melakukan
terlibat langsung dalam pengiriman barang. perbaikan terhadap permasalahan yang
Jumlah partisipan yang terlibat dalam penelitian terjadi?
ini sebanyak 7 orang yang terdiri dari 1 orang
sebagai kepala gudang, 3 orang sebagai staf HASIL DAN PEMBAHASAN
bagian gudang, 3 orang sebagai sopir yang Berdasarkan data yang dikumpulkan di PT.
mengangkut barang. TIMEX, maka data tersebut selanjutnya dilakukan
Metode dalam penelitian ini menggunakan pengolahan data. Pengolahan data menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan teknik analisis analisis seven tools dan analisis 5W+1H. Berikut
menggunakan metode seven tools dan analisis adalah hasil pengolahan data beserta pembahas-
5W+1H. Seven tools merupakan alat pengujian an pada masing-masing hasil pengolahan data.
kualitas dasar yang dapat membantu perusahaan
dalam memecahkan masalah dan perbaikan Check Sheet
proses, karena seven tools sangat diperlukan bagi Pemeriksaan produk yang mengalami
setiap organisasi untuk berkembang menuju kecacatan yang terjadi dalam pengiriman barang
puncak keunggulan (Wicaksono, 2018). Adapun di PT. TIMEX menggunakan lembar pengamatan
teknik analisis seven tools yang digunakan dalam Check Sheet yang bertujuan untuk memberikan
penelitian ini meliputi analisis check sheet, informasi berupa nama produk yang mengalami
histogram, scatter diagram, diagram pareto, kerusakan, banyaknya produk yang mengalami
stratifikasi, control chart, fishbone, dan peta kerusakan, dan waktu pengamatan. Tabel 2
kontrol. berikut merupakan check sheet produk yang
Menurut Momon (2011), adapun langkah- mengalami kerusakan yang dicatat oleh operator
langkah teknik seven tools, antara lain yaitu: Departemen Warehouse PT. TIMEX untuk
1. Check sheet, digunakan untuk periode Juli – Agustus 2019.
mempermudah dalam pengumpulan dan
meringkas data. Tabel 2. Check Sheet Produk Rusak
2. Stratifikasi, digunakan untuk memperlihatkan
Perusahaan: PT. TIMEX
permasalahan berdasarkan kelompok. Tgl : 31-12-19
Nama Jasa: Ekspedisi
3. Diagram Pareto, digunakan untuk Seksi:
Perihal : Produk
menunjukkan permasalahan berdasarkan Warehouse
Rusak
urutan banyaknya kejadian.
4. Fishbone, digunakan untuk menggambarkan Nama pemeriksa: Prayogi Gifa
Periode Pengamatan: Juli – Desember 2019
penyebab terjadinya permasalahan.
5. Diagram tebar, digunakan untuk menguji
Kode
kekuatan hubungan antara dua variabel. Jenis Terhitung Jumlah
Barang
6. Histogram, digunakan untuk membantu
menemukan variasi. IIIII IIIII IIIII
A Kaca 28
7. Peta kontrol, digunakan untuk IIIII IIIII III
IIIII IIIII IIIII
mengendalikan proses. B Bumper 23
IIIII III
Sementara itu, analisis 5W1H digunakan
untuk melakukan investigasi terhadap per- C Kap Mesin IIIII IIIII IIIII 15
masalahan yang terjadi dan digunakan juga untuk IIIII IIIII IIIII
D Radiator 21
menyelesaikan permasalahan yang terjadi IIIII I
dengan bantuan analisis What, Where, Why, IIIII IIIII IIIII
E Accu 30
Who, When dan How (Hardono, Pratama, & IIIII IIIII IIIII

4 DOI: http://dx.doi.org/10.30656/intech.v6i1.2008
Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya Vol 6 No 1 Juni 2020, 1-11
p-ISSN 2407-781X, e-ISSN 2655-2655

Histogram Berdasarkan tampilan diagram scatter


Histogram digunakan untuk membantu (Gambar 2) diperoleh informasi bahwa pola yang
dalam menentukan variasi distribusi atau dihasilkan yaitu pola linear yaitu mendekati garis
frekuensi dari suatu pengukuran, dan 450, yang dapat diartikan bahwa jumlah
memperlihatkan karakteristik dari data yang dibagi pengiriman barang dan jumlah produk yang
menjadi kelas-kelas. Histogram dibagi menjadi mengalami kerusakan ketika pengiriman barang
dua sumbu yakni sumbu y memperlihatkan saling berkorelasi.
frekuensi data dari setiap kelas, sedangkan
sumbu x menunjukan jenis produk rusak. Control Chart
Control chart merupakan alat untuk
mengevaluasi suatu proses, apakah dalam
keadaan terkendali atau tidak. Untuk mengetahui
terkendali atau tidak, penelitian ini menggunakan
peta kendali P yang bertujuan untuk mengetahui
apakah produk yang mengalami kecacatan masih
dalam batas yang disyaratkan atau tidak. Selain
itu karena perusahaan melakukan 100% inspeksi,
maka pengukuran control chart harus mengguna-
kan peta pengendali proporsi kesalahan. Peta
kendali p dapat membantu untuk melakukan
pengendalian kualitas produksi serta dapat
memberikan informasi kepada perusahaan
mengenai waktu dan lokasi dilakukannya tindakan
Gambar 1. Grafik Histogram Jumlah Produk perbaikan (Manan, Handika, & Nalhadi, 2018).
Rusak Keunggulan peta pengendali p adalah ketepatan-
nya dalam memutuskan apakah sampel sudah
Berdasarkan tampilan grafik histogram berada didalam atau diluar batas kendali (Somadi
pada gambar 1 menunjukkan berupa pola & Usnandi, 2019). Adapun penentuan garis
distribusi menyerupai lonceng, yang dapat tengah, batas pengendali bawah dan batas
diartikan bahwa data yang digunakan berdistribusi pengendali atasnya adalah:
normal. Hal ini sesuai dengan konsep statistika Garis tengah dihitung dengan:
bahwa data yang digunakan harus berdistribusi
normal. ∑𝐷
𝑝̅ = ∑𝑛
(1)
Scatter Diagram
Scatter diagram atau dalam istilah lain Selanjutnya akan ditentukan batas kendali
dinamakan dengan diagram pencar menunjukkan atas dan batas kendali bawah yang ditunjukkan
hubungan dari suatu penyebab terhadap akibat oleh rumus berikut:
atau kedekatan dari dua data. Pada
permasalahan ini, dua data yang dicari kedekatan 3 𝑝̅ (1− 𝑝̅ )
hubungannya yaitu antara jumlah produk UCL = 𝑝̅ + √ (2)
𝑛𝑖
pengiriman dan jumlah produk rusak. 3 𝑝̅ (1− 𝑝̅ )
LCL = 𝑝̅ + √ (3)
𝑛𝑖
Dimana:
𝑝̅ : Garis pusat peta pengendali proporsi
kesalahan
∑ 𝐷 : Total kerusakan barang
∑ 𝑛 : Total kiriman
pi : Proporsi kesalahan setiap sampel
/sub kelompok pada setiap kali
observasi
ni : Banyaknya sampel yang diambil pada
setiap observasi yang bervariasi
Sampel yang diambil dalam penelitian
berupa jumlah kiriman dan jumlah barang rusak
Gambar 2. Scatter Diagram Korelasi antara dari bulan Juli 2019 – Desember 2019. Tabel 3.
Jumlah Pengiriman dengan Jumlah Produk rusak

DOI: http://dx.doi.org/10.30656/intech.v6i1.2008 5
Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya Vol 6 No 1 Juni 2020, 1-11
p-ISSN 2407-781X, e-ISSN 2655-2655

berikut merupakan jumlah barang kiriman dan Untuk observasi kelima dengan sampel
barang rusak yang terjadi pada bulan Juli 2019 s/d sebanyak 341 unit maka batas pengendalinya
Desember 2019. adalah sebagai berikut:
3 0,058735 (1− 0,058735)
UCL 𝑝 = 0,058735 + √ = 0,113263
341
Tabel 3. Jumlah Barang Kiriman dan Barang 3 0,058735 (1− 0,058735)
Rusak Bulan Juli 2019 s/d Desember 2019 LCL 𝑝 = 0,058735 − √ = 0,004207
341

Jumlah Barang Jumlah Barang Untuk observasi keenam dengan sampel


Bulan
Kiriman Rusak sebanyak 350 unit maka batas pengendalinya
Juli 328 20 adalah sebagai berikut:
3 0,058735 (1−0,058735)
Agst 326 18 UCL 𝑝 = 0,058735 + √ = 0,112791
350
Sept 325 17 3 0,058735 (1− 0,058735)
LCL 𝑝 = 0,058735 − √ = 0,004679
Okt 322 20 350

Nov 341 19 Berdasarkan perhitungan di atas, terlihat


Des 350 23
nilai P, CL, UCL, dan LCL. Hasil nilai P, UCL, dan
LCL bervariasi untuk setiap bulannya. Sedangkan
Total 1992 117 nilai CL bernilai tetap setiap bulannya. Tabel 4
merupakan rekapitulasi perhitungan P, CL, UCL,
Berdasarkan Tabel 3, diperoleh informasi dan LCL Untuk Produk Kiriman Rusak.
mengenai jumlah barang kiriman dan jumlah
barang yang rusak pada saat pengiriman. Dengan Tabel 4. Rekapitulasi Perhitungan P, CL, UCL,
data tersebut dapat dilakukan perhitungan P, CL, dan LCL untuk Produk Kiriman Rusak
UCL, dan LCL. Adapun hasil perhitungan P, CL,
UCL, dan LCL diuraikan sebagai berikut. Bulan P CL UCL LCL

Juli 0,060976 0,058735 0,113974 0,003496


Garis pusat (CL) atau 𝑝̅
1992
𝑝̅ = = 0.058735 Agst 0,055215 0,058735 0,114087 0,003383
117
Untuk observasi pertama dengan sampel Sept 0,052308 0,058735 0,114143 0,003327
sebanyak 328 unit maka batas pengendalinya Okt 0,062112 0,058735 0,114315 0,003155
adalah sebagai berikut:
3 0,058735 (1− 0,058735) Nov 0,055718 0,058735 0,113263 0,004207
UCL 𝑝 = 0,058735 + √ = 0,113974
328
Des 0,065714 0,058735 0,112791 0,004679
3 0,058735 (1− 0,058735)
LCL 𝑝 = 0,058735 − √ = 0,003496
328
Berdasarkan Tabel 4 diperoleh informasi
Untuk observasi kedua dengan sampel
mengenai hasil perhitungan P, CL, UCL, dan LCL.
sebanyak 326 unit maka batas pengendalinya
Data tersebut digunakan untuk membuat peta
adalah sebagai berikut:
kendali P. Gambar 3 adalah peta kendali P untuk
3 0,058735 (1− 0,058735)
UCL 𝑝 = 0,058735 + √ = 0,114087 produk kiriman yang mengalami kerusakan.
326
3 0,058735 (1− 0,058735)
LCL 𝑝 = 0,058735 − √ = 0,003383
326

Untuk observasi ketiga dengan sampel


sebanyak 325 unit maka batas pengendalinya
adalah sebagai berikut:
3 0,058735 (1− 0,058735)
UCL 𝑝 = 0.000726 + √ = 0,114143
325
3 0,058735 (1− 0,058735)
LCL 𝑝 = 0,058735 − √ = 0,003327
325

Untuk observasi keempat dengan sampel


sebanyak 322 unit maka batas pengendalinya
adalah sebagai berikut:
3 0,058735 (1− 0,058735)
UCL 𝑝 = 0,058735 + √ = 0,114315
322
3 0,058735 (1− 0,058735)
LCL 𝑝 = 0,058735 − √ = 0,003155 Gambar 3. Grafik Peta Kendali P Produk Rusak
322

6 DOI: http://dx.doi.org/10.30656/intech.v6i1.2008
Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya Vol 6 No 1 Juni 2020, 1-11
p-ISSN 2407-781X, e-ISSN 2655-2655

Berdasarkan hasil peta kendali P, bahwa Fishbone Diagram


kondisi kerusakan barang kiriman masih dalam Fishbone diagram yang bertujuan untuk
kondisi yang terkendali. Hal ini terlihat dari nilai mencari akar penyebab permasalahan yang
probabilitas (P) tidak melebih batas kendali atas terjadi baik penyebab utama maupun akar
(UCL), dan batas kendali bawah (LCL) atau nilai P masalah dari penyebab utama tersebut (Somadi &
berada diantara UCL dan LCL. Dengan demikian, Hidayat, 2019). Dengan demikian, analisis
kondisi barang yang mengalami kerusakan masih fishbone diagram dapat digunakan untuk
dalam kondisi terkendali. menganalisa penyebab permasalahan kerusakan
barang kiriman yang terjadi di PT. TIMEX.
Diagram Pareto
Diagram pareto bertujuan untuk
memperjelas faktor yang paling penting atau yang
paling besar dari beberapa faktor yang ada.
Diagram pareto juga dapat digunakan untuk
menentukan critical to quality dan selanjutnya
dilakukan pengukuran menggunakan peta kendali
yang menghitung batas bawah dan batas atas
yang bertujuan untuk mengetahui apakah perlu
atau tidaknya dilakukan proses perbaikan
(Somadi & Usnandi, 2019). Gambar 4 adalah
diagram pareto kerusakan barang kiriman.

Gambar 4. Diagram Pareto Gambar 5. Fishbone Diagram

Stratifikasi Berdasarkan pangkal masalah, maka dapat


Berdasarkan data jenis dan jumlah produk dilakukan analisa penyebab terjadinya masalah
rusak pada PT. TIMEX maka dapat dilakukan dari cabang hingga ke akar sehingga didapatkan
pengklasifikasian data menjadi kelompok yang akar permasalahan utama yang kemudian dapat
lebih kecil sehingga terlihat lebih jelas. Stratifikasi dipikirkan langkah perbaikan untuk permasalahan
pada barang kiriman didasarkan pada 5 jenis tersebut. Hal ini disebabkan jika tidak dilakukan
produk, dimana jenis produk yang rusak paling identifikasi terhadap akar masalah penyebab
tinggi adalah accu, diikuti kaca, bumper, radiator, kerusakan barang, maka kerusakan barang akan
dan kap mesin. Berdasarkan jumlah total yang terus terjadi. Dengan demikian, selain perusahaan
diperiksa sebanyak 1.992 unit, terdapat 1.875 unit yang akan dirugikan, pihak konsumen juga akan
yang berkualitas baik dan 587 unit yang dirugikan. Padahal konsumen telah melakukan
dinyatakan cacat (tabel 5). kewajibannya dengan membayar ongkos kirim,
namun konsumen tidak mendapatkan hak yang
Tabel 5. Stratifikasi Produk Rusak PT. TIMEX semestinya, yaitu tidak terjadinya kerusakan
Pack Muat Delivery Bongkar In
barang (Musyafah, Khasna, & Turisno, 2018).
Jenis Jml Berdasarkan faktor penyebab pada analisis
ing Brg Brg Brg bound
Kaca 25    diagram fishbone (Gambar 5) akan memberikan
Bumper 23    dampak terhadap terjadinya permasalahan yang
Kap 15    ada. Dengan demikian, perlu diketahui dampak
Mesin yang terjadi dari permasalahan yang ada. Tabel 6
Radiator 21    merupakan dampak dari faktor permasalahan
Accu 30     dalam proses pengiriman barang di PT. TIMEX.

DOI: http://dx.doi.org/10.30656/intech.v6i1.2008 7
Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya Vol 6 No 1 Juni 2020, 1-11
p-ISSN 2407-781X, e-ISSN 2655-2655

Tabel 6. Analisis Sebab Akibat Kerusakan pengiriman barang kemungkin-


an besar tidak hanya terjadi oleh beberapa faktor
Faktor Sebab Akibat yang sudah dijelaskan sebelumnya, namun
Kurangnya Pekerjaan mungkin juga disebabkan oleh faktor lain yang
jumlah sumber menumpuk dan belum teridentifikasi dalam analisis yang dilaku-
daya manusia tidak adanya kan. Faktor kondisi jalan yang ditempuh dan sulit
(SDM) yang pengawasan untuk diprediksi oleh kendaraan dalam pengirim-
dimiliki operasional, yang an barang menuju lokasi pengiriman (Vikaliana,
mengakibatkan
2017). Kemudian, faktor alam seperti gempa
penyusunan paket
menjadi
bumi, longsor, cuaca buruk, dan kondisi lain yang
Man terjadi di luar kemampuan manusia. Selain itu,
sembarangan
faktor sumber daya manusia juga mempengaruhi
keselamatan barang kiriman pada saat proses
Skill mengemudi Kurang profesional
bongkar muat barang (Andrestia, 2014). Per-
yang dinilai dalam bekerja yang
kurang dan mengakibatkan
masalahan dalam pengangkutan darat juga bisa
mengejar target menyetir secara disebabkan oleh kecelakaan truk atau kerusakan
waktu yang sembarangan mesin truk yang tidak dapat diduga dalam
ditetapkan pelaksanaan pengangkutan barang (Wihapsoro,
Kualitas material Packaging menjadi 2010). Hal senada juga disampaikan oleh hasil
packaging tidak kuat dan penelitian dari Rosalina, bahwa kerusakan barang
kurang bagus kurang bagus dalam pengiriman merupakan kesalahan peng-
Materi angkut dalam menjaga barang kiriman namun
al Terguncang saat Barang menjadi tidak dipungkiri juga dapat disebabkan oleh faktor
perjalanan pecah belah dan lain seperti bencana alam yang tidak dapat
tidak disusun secara dikendalikan oleh manusia (Rosalina,
tipe barang Nursyamsudin, & Abikusna, 2019).
Keterbatasan Penghematan biaya Hasil penelitian dari Mayangsari (2013),
jumlah armada bensin serta adanya bahwa penyebab terjadinya kerusakan barang
dan biaya penumpukan barang pada saat pengiriman yaitu people, method,
Machi transportasi yang pada saat proses
ne material, dan machine. Pada faktor people,
mahal pengiriman dan
dinyatakan overload kurangnya pengawasan dan perhatian dari bagian
capacity operasional yang mengakibatkan kurangnya
kesadaran dalam bekerja dan tanggung jawab
Program Komunikasi antar
pelatihan yang pihak menjadi tidak terhadap tugasnya. Kemudian sopir sembarangan
tidak lancar dan membuat dalam menyetir sehingga barang mengalami
diselenggarakan karyawan bekerja goncangan. Hal ini dikarenakan kurangnya skill
Metho dan tidak adanya tidak secara yang dimiliki oleh sopir dan jumlah sopir hanya
d SOP kerja prosedur, dan berjumlah 9 orang dengan sistem rolling setiap
mengakibatkan minggunya. Selain itu kemacetan lalu lintas juga
layout penempatan berpengaruh terhadap emosi supir karena sopir
posisi muat barang dikejar target waktu pengiriman. Faktor method,
menjadi tidak teratur
perusahaan tidak menggunakan perhitungan
volume pada barang yang akan dikirimkan, hanya
Berdasarkan hasil analisis, bahwa faktor menggunakan satuan koli dimana satuan ini tidak
dominan terjadinya kerusakan barang kiriman memiliki ukuran pasti. Sehingga pada saat barang
disebabkan oleh faktor man. Permasalahan dalam dimuat dalam truk, jumlah barang yang dimuat
faktor man mengakibatkan penataan muatan melebihi dari jumlah kapasitas muatan, akibatnya
barang tidak dilakukan secara tertata atau penataan barang dipadatkan dan sembarangan.
sembarangan dan sopir mengemudi dengan Faktor material, packing yang kurang baik. Faktor
kecepatan tinggi karena dikejar target. Akibatnya machine, jumlah kendaraan yang tidak mencukupi
ketika sopir mengemudi dengan kecepatan tinggi karena kuantitas barang kiriman melebihi
dengan kondisi jalan yang rusak dan kontur jalan keberadaan jumlah kendaraan yang ada. Hal ini
yang menanjak dan menurun serta menikung, disebabkan karena sebelumnya adanya penunda-
membuat barang menjadi terguncang dan jatuh an pengiriman barang agar kiriman barang
menimpa barang lainnya ataupun barang menjadi tersebut dikirimkan bersamaan dengan paket lain
terbalik. Hal ini diperparah dengan kondisi yang memiliki rute yang sama guna menghemat
packaging barang yang kurang baik dan kondisi biaya transportasi seperti biaya BBM, uang jalan
muatan yang overload.

8 DOI: http://dx.doi.org/10.30656/intech.v6i1.2008
Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya Vol 6 No 1 Juni 2020, 1-11
p-ISSN 2407-781X, e-ISSN 2655-2655

sopir, dan biaya penyeberangan (Mayangsari, pekerjaan yang ditanggung oleh satu
2013). pekerja.
Dengan demikian, dari berbagai penyebab b. Melakukan pengawasan pada saat proses
terjadinya permasalahan produk rusak kiriman, bongkar ataupun muat untuk meminimalisir
maka perlu dilakukan langkah-langkah perbaikan kesalahan yang dilakukan oleh karyawan,
untuk mengurangi produk rusak. Jika tidak segera jika tidak benar akan diberikan punishment.
dilakukan perbaikan, maka dapat menimbulkan c. Memberikan waktu estimasi perjalanan
ketidakpuasan konsumen. Seperti diketahui, yang harus ditaati oleh driver dan juga
bahwa apabila konsumen merasa tidak puas memberikan tata tertib berlalu lintas dalam
dengan apa yang diterimanya, maka konsumen pengiriman yang harus dipatuhi oleh driver.
akan mencari dan beralih ke perusahaan lain 2. Faktor Method
untuk memenuhi kebutuhannya akan jasa a. Karyawan harus menjalankan SOP yang
pengiriman barang. Selain itu adanya kerusakan ada di perusahaan dengan sebaik-baiknya.
barang kiriman, perusahaan harus memberikan Apabila karyawan melakukan SOP dengan
ganti rugi sesuai ketentuan yang berlaku benar sesuai dengan kebijakan perusaha-
meskipun terkadang uang ganti rugi yang diterima an, maka karyawan tersebut mendapatkan
oleh konsumen tidak sesuai dengan harga barang penghargaan yang diberikan oleh
yang rusak. Ada beberapa upaya yang dapat perusahaan, namun jika tidak melaksana-
dilakukan oleh konsumen apabila terjadinya kan SOP dengan sebaik-baiknya maka
kerusakan dalam pengiriman barang salah akan mendapatkan hukuman.
satunya upaya hukum. Upaya hukum yang dapat b. Memberikan pelatihan secara berkala untuk
ditempuh konsumen dengan jalur diluar membaha perintah kerja yang telah dibuat
pengadilan yaitu penyelesaian secara langsung sebelumnya guna melancarkan komunikasi
antara konsumen dengan pihak perusahaan atau antar divisi atau pihak yang terlibat.
melalui hukum dalam pengadilan (Amira & Asrori, c. Memberikan perintah kerja kepada
2016). Hal tersebut terjadi di perusahaan jasa karyawan yang bertanggung jawab dalam
pengiriman yakni JNE, bahwa apabila dalam melaksanakan prosedur tersebut.
proses pengiriman terjadi klaim dari konsumen 3. Faktor Machine
yang disebabkan oleh rusaknya barang milik a. Melakukan penambahan jumlah armada
konsumen, maka pihak JNE akan bertanggung agar tidak ada kapasitas overload pada
jawab kepada pihak pengguna jasa dengan saat pengiriman barang.
melakukan penggantian paling banyak 10 kali dari b. Melaksanakan penghematan biaya
biaya pengiriman (Amalia & Suryono, 2019). transportasi, meliputi biaya bensin yang
lebih ditekankan, biaya penggantian part
Analisis 5W+1H mesin dilakukan ketika sudah tidak layak
Untuk melakukan langkah-langkah perbaik- pakai, dan biaya lain-lain seperti uang tol
an pada produk rusak dibantu dengan analisis perlu pengecekan agar tidak ada peng-
5W+1H. What, yaitu terjadinya kerusakan produk gelapan oleh supir.
pada proses pengiriman. When, yaitu perbaikan c. Melakukan perawatan mesin secara
harus segera dilakukan yaitu pada awal tahun berkala agar tidak rusak.
2020 karena lebih cepat, maka lebih baik untuk 4. Faktor Material
menghindari permasalahan yang terjadi dalam a. Memilih material packaging yang kuat dan
proses pengiriman barang. Who, yaitu pihak yang baik dengan menetapkan standarisasi
dapat melakukan perbaikan yakni bagian packaging agar tidak mudah rusak.
operasional dan kepala gudang/ manager b. Melakukan proses penyusunan atau
warehouse. Where, yaitu perbaikan dilakukan di penempatan barang dengan baik dan benar
warehouse kantor pusat maupun warehouse pada saat muat barang agar tidak pecah
kantor cabang. Why, yaitu dilakukannya dalam perjalanan akibat guncangan.
perbaikan untuk mengurangi adanya komplain Berbagai rekomendasi dalam analisis
oleh konsumen sehingga brand image 5W+1H yang telah dilakukan dalam mengurangi
perusahaan bagus dan tetap dipercaya oleh kerusakan barang kiriman, langkah tersebut
konsumen. 6) How, yaitu rekomendasi perbaikan senada dengan hasil penelitian dari Mayangsari,
untuk mengurangi produk kiriman rusak adalah bahwa tahap perbaikan untuk permasalahan
sebagai berikut: kerusakan barang kiriman yaitu melakukan
1. Faktor Man perbaikan struktur organisasi perusahaan yang
a. Melakukan rekrutmen sumber daya memiliki peranan penting dalam kelancaran
manusia (SDM) dengan kriteria yang bisnis, pendefinisian tugas yang jelas masing-
berpengalaman agar mengurangi beban masing bagian, penetapan harga paket yang

DOI: http://dx.doi.org/10.30656/intech.v6i1.2008 9
Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya Vol 6 No 1 Juni 2020, 1-11
p-ISSN 2407-781X, e-ISSN 2655-2655

terstandarisasi, perubahan pencatatan dokumen Asuransi untuk Kepentingan Pihak Ketiga


secara terkomputerisasi untuk meminimalisir Antara PT. Asuransi Ramayana dan JNE
terjadinya kesalahan pencatatan dan penggunaan Dalam Penyelenggaran Pengangkutan
ruangan arsip, serta mempermudah pencarian Barang. Jurnal Privat Law, 7(2), 259–264.
dokumen, adanya otorisasi manifest oleh kedua Retrieved from
belah pihak (kantor pusat dan kantor cabang), https://jurnal.uns.ac.id/privatlaw/article/view/
membuat rute dan jadwal pengiriman barang, 39334
merancang laporan secara terkomputerisasi Amira, F., & Asrori, M. H. S. (2016). Tanggung
(Mayangsari, 2013). Sementara itu, hasil Jawab Pengiriman Barang Ekspedisi Atas
penelitian dari Matondang dan Ulkhaq, bahwa Kehilangan dan / atau Kerusakan Barang
untuk mengatasi barang rusak yaitu melakukan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 38
briefing, melakukan pengecekan dan perawatan Tahun 2009 Tentang Pos (Studi Kasus di
terhadap mesin secara rutin, dan membuat Kantor Pos Solo). Privat Law, 4(1), 117–124.
program pelatihan (Matondang & Ulkhaq, 2018). Retrieved from
https://jurnal.hukum.uns.ac.id/index.php/PRI
KESIMPULAN VATLAWII/article/view/966
Berdasarkan hasil pengolahan data dan Andrestia, Z. (2014). Pelaksanaan Sistem Ganti
pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat Rugi Barang Yang Hilang atau Rusak Dalam
disimpulkan bahwa jenis barang yang rusak ketika Pengiriman Barang Pada PT. Citra Van
proses pengiriman barang yakni kaca, bumper, Titipan Kilat Pekanbaru Menurut Ekonomi
radiator, accu dan kap mesin. Adapun faktor yang Islam. Skripsi. Universitas Islam Negeri
menyebabkan kerusakan barang yakni faktor Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru.
man, method, machine, dan material antara lain Retrieved from http://repository.uin-
yaitu kurangnya jumlah SDM, kurangnya skill suska.ac.id/8918/
sopir dalam mengemudi, mengejar target waktu, Hardono, J., Pratama, H., & Friyatna, A. (2019).
kualitas material packaging kurang bagus, Analisis Cacat Produk Green Tyre dengan
terguncang saat perjalanan, keterbatasan jumlah Pendekatan Seven Tools. Jurnal INTECH
armada, dan biaya transportasi yang mahal, serta Teknik Industri Universitas Serang Raya,
program pelatihan yang tidak diselenggarakan 5(1), 1–6.
dan tidak adanya SOP kerja. Sementara itu upaya https://doi.org/10.30656/intech.v5i1.1462
untuk meminimalisir terjadinya kerusakan dalam Haryanto, R. E. (2017). Pengaruh Kualitas
pengiriman barang antara lain rekrutmen SDM Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan,
yang berpengalaman, melakukan pengawasan Studi kasus pada perusahaan JNE Cabang
saat proses bongkar muat, pemberian estimasi Padang. Retrieved from
waktu perjalanan, sopir patuh terhadap tata tertib, https://supplychainindonesia.com/logistik-
karyawan menjalankan SOP dengan benar, dan-layanan-pelanggan/
pemberian pelatihan, pemberian perintah kerja Mamuaya, H. I., & Aminah, S. (2016).
kepada karyawan yang mampu menjalankan Perlindungan Hukum terhadap Konsumen
tanggung jawabnya, penambahan jumlah armada, Pengguna Jasa Ekspedisi Pengiriman
penghematan biaya transportasi, perawatan dan Barang PT Jne di Semarang. Diponegoro
perbaikan pada mesin secara berkala, memilih Law Journal, 4(4), 1–11. Retrieved from
material packaging yang kuat dan baik, dan https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/ar
melakukan penyusunan atau penempatan barang ticle/view/10780
dengan baik dan benar saat muat barang. Manan, A., Handika, F. S., & Nalhadi, A. (2018).
Adapun bagi yang ingin melakukan Usulan Pengendalian Kualitas Produksi
penelitian selanjutnya, maka dapat menggunakan Benang Carded Dengan Metode Six Sigma.
metode lain sehingga menghasilkan penelitian Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas
yang lebih detail dan meyakinkan kembali Serang Raya, 4(1), 38–44.
terhadap hasil penelitian. Selain itu juga, diharap- https://doi.org/10.30656/intech.v4i1.856
kan melakukan pengujian untuk mengetahui Matondang, T. P., & Ulkhaq, M. M. (2018). Aplikasi
korelasi secara statistik guna mengetahui faktor Seven Tools untuk Mengurangi Cacat
yang dominan dan tidak dominan yang me- Produk White Body pada Mesin Roller.
nyebabkan kerusakan barang kiriman. Sehingga Jurnal Sistem Dan Manajemen Industri, 2(2),
strategi yang diusulkan dapat difokuskan kepada 59. https://doi.org/10.30656/jsmi.v2i2.681
permasalahan yang dianggap paling dominan. Mayangsari, N. (2013). Evaluasi Pengendalian
Internal Menggunakan Metode Lean Six
DAFTAR PUSTAKA Sigma Untuk Meningkatkan Efektivitas dan
Amalia, P. N., & Suryono, A. (2019). Perjanjian Efisiensi Pada Aktivitas Pengiriman Barang

10 DOI: http://dx.doi.org/10.30656/intech.v6i1.2008
Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya Vol 6 No 1 Juni 2020, 1-11
p-ISSN 2407-781X, e-ISSN 2655-2655

PT. Olivia Arlly Belle Surabaya. Calyptra: e/


Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Suminar, R., & Apriliawati, M. (2018). Pelayanan
Surabaya, 2(2), 1–18. Retrieved from Prima Pada Orang Tua Siswa di Sempoa
https://webhosting.ubaya.ac.id/~journalubay SIP TC Paramount Summarecon.
aac/index.php/jimus/article/view/484 SEKRETARI, 4(2), 1–25.
Momon, A. (2011). Implementasi sistem https://doi.org/10.32493/skr.v4i2.822
pengendalian kualitas dengan metode Vikaliana, R. (2017). Faktor-Faktor Risiko Risiko
seven tools terhadap produk shotblas pada Dalam Perusahaan Jasa Pengiriman. Jurnal
proses cast wheel di PT. XYZ. Majalah Logistik Indonesia, 1(1), 68–76.
Ilmiah SOLUSI, 10(21), 1–14. Retrieved https://doi.org/https://doi.org/10.31334/jli.v1i
from 1.128
https://journal.unsika.ac.id/index.php/solusi/ Wicaksono, N. A. (2018b). Pengendalian Kualitas
article/view/86 Produk Baju Kerja Perawat Untuk
Musyafah, A. A., Khasna, H. W., & Turisno, B. E. Meminimasi Jumlah Produk Cacat Dengan
(2018). Perlindungan Konsumen Jasa Metode Seven Tools. Skripsi. Universitas
Pengiriman Barang Dalam Hal Terjadi Islam Indonesia, Ypgyakarta. Retrieved from
Keterlambatan Pengiriman Barang. Law https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/1
Reform, 14(2), 151. 1896
https://doi.org/10.14710/lr.v14i2.20863 Wihapsoro, A. P. (2010). Tanggung Jawab
Panjaitan, J. E., & Yuliati, A. L. (2016). Pengaruh Pengangkut Atas Keterlambatan dan/atau
Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Kerusakan Dalam Pengiriman Paket Barang
Pelanggan Pada JNE Cabang Bandung [The Melalui Jalur Darat (Studi di PT. Siba
Influence of Service Quality on Customer Transindo Kota Surabaya). Skripsi.
Satisfaction at JNE Branch in Bandung]. Universitas Negeri Semarang. Retrieved
DeReMa (Development Research of from https://lib.unnes.ac.id/4012/
Management): Jurnal Manajemen, 11(2), Wisnubroto, P., Oesman, T. I., & Kusniawan, W.
265. (2019). Pengendalian Kualitas Terhadap
https://doi.org/10.19166/derema.v11i2.197 Produk Cacat Menggunakan Metode Seven
Puspitasari, H. I. (2018). Identifikasi Faktor Tool Guna Meningkatkan Produktivitas di
Penyebab Kecacatan Produk Saat Distribusi CV. Madani Plast Solo. Industrial
di PT. Indolakto. Skripsi. Universitas Atma Engineering Journal of The University of
Jaya Yogyakarta. Retrieved from http://e- Sarjanawiyata Tamansiswa, 2(2), 82–91.
journal.uajy.ac.id/15519/ Retrieved from
Rosalina, R., Nursyamsudin, & Abikusna, R. A. http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/IEJST/a
(2019). Perlindungan Konsumen Jasa rticle/view/4460
Pengiriman Barang PT. J&T Express Kota Yasmin, G. N. S. A. (2019). Peran Logistik dalam
Cirebon Perspektif Hukum Islam. Al- Kemajuan E-Commerce di Indonesia.
Mustashfa: Jurnal Penelitian Hukum Retrieved from
Ekonomi Islam, 4(1), 129–146. Retrieved https://supplychainindonesia.com/peran-
from logistik-dalam-kemajuan-e-commerce-
http://syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/al- indonesia/
mustashfa/article/view/4970
Safitri, T. (2019). Penerapan E-Logistik dalam E-
commerce. Retrieved from
https://supplychainindonesia.com/penerapa
n-e-logistik-dalam-e-commerce/
Somadi, S., & Hidayat, F. (2019). Rancangan
Strategi untuk Mengatasi Penolakan Truk
dan Kontainer oleh Customer. Jurnal
Logistik Bisnis, 9(02), 118–124.
https://doi.org/10.46369/logistik.v9i02.574
Somadi, & Usnandi. (2019). Pengendalian
Kualitas Starter Clutch Dalam Upaya
Mengurangi Product Defect di PT XYZ :
Pendekatan DMAIC. JBME: Jurnal Bisnis
Manajemen & Ekonomi, 17(2), 120–139.
Retrieved from
http://journal.widyatama.ac.id/index.php/jbm

DOI: http://dx.doi.org/10.30656/intech.v6i1.2008 11

Anda mungkin juga menyukai