NPM : 1910070100097
14 DESEMBER 2021
BAGIAN FARMAKOLOGI
FK UNBRAH
Ditulis oleh: dr. Dita Hasni,M.Biomed
1
Obat sedasi hipnosis, mood stabilizer, antidepressant dan antipsikotik
DISKRIPSI TUGAS
Bentuk luaran: dokumen yang berisi tugas identifikasi golongan obat, dosis dan sediaan, serta
menuliskan obat yang dipilih sesuai kasus yang diberikan
2
1. Sebutkan mekanisme kera, indikasi dan prototipe golongan obat dibawah ini dibawah ini
No Mekanisme kerja Indikasi
Obat sedatif
hipnotik
1 Benzodiazepine bekerja dengan cara Pemakaian jangka pendek
meningkatkan aktivitas gamma- pada ansietas atau insomnia,
aminobutyric acid (GABA). tambahan pada putus alkohol
GABA merupakan akut, status epileptikus,
neurotransmitter yang berfungsi kejang demam, spasme otot.
untuk mengurangi keaktifan
dari sel saraf yang ada di otak,
sehingga menimbulkan efek
lebih tenang.
2 Buspirone Obat ini bekerja dengan cara Buspirone adalah obat yan
mengubah tingkat bahan kimia g berfungsi untuk
di otak sehingga dapat mengobati gangguan
mengurangi kecemasan berlebih
kecemasan. Buspirone dapat (anxiety disorder). Obat ini
mengurangi rasa mudah gelisah tergolong
dan marah serta mengontrol sebagai obat kelas
gejala gangguan kecemasan, ansiolitik yang bekerja
seperti pola tidur tidak teratur, memengaruhi kinerja
terus menerus berkeringat, dan senyawa organik
detak jantung berdegup endogenus dalam otak,
kencang. disebut neurotransmiter.
3 Ramelteon ramelteon bekerja pada
reseptor melatonin, yang
diketahui terlibat dalam
modulasi siklus tidur-bangun
normal. Inti suprachiasmatik
(SCN) mengendalikan ritme
tidur dan terjaga, dan
merupakan lokasi dimana
terdapat sebagian besar
reseptor melatonin.
Ramelteon mengikat
reseptor melatonin MTI dan
MT2 di SCN, sehingga
menghambat penembakan
neuron dan dengan demikian
memungkinkan mekanisme
homeostatik yang
menyebabkan tidur.
4 Barbiturat Mekanisme kerja insomnia yang sulit
turunan barbiturat yaitu beke diobati dan berat pada
rja menekan transmisi pasien yang pernah
sinaptik pada sistem mendapat barbiturat.
pengaktifan retikula di otak Peringatan: hindari
dengan cara mengubah penggunaan sedapat
permeabilitas membran sel mungkin; ketergantungan
sehingga mengurangi dan toleransi mudah terjadi.
rangsangan sel postsinaptik
dan menyebabkan deaktivasi
korteks serebal
Obat Mood
Stabilizer
1 Lithium Lithium bekerja dengan cara Indikasi penggunaan lithiu
meningkatkan aktivitas m adalah untuk
kimiawi di dalam sistem penanganan awal episode
saraf dan otak untuk mania dan terapi lanjutan
mengurangi frekuensi gangguan bipolar. Sebelum
perubahan suasana hati pada memulai pemberian obat
penderita gangguan mood. lithium, perlu dilakukan
Dengan begitu, penderita pemeriksaan tanda-tanda
bisa mengendalikan suasana vital, fungsi ginjal, dan
hatinya saat menghadapi elektrolit serum
permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari.
2 Anticonvulsant yang Mekanisme kerja untuk mencegah atau
digunakan untuk antikonvulsan adalah dengan mengatasi kejang atau
mood stabilizer cara menekan rangsangan epilepsi.
pada saraf (eksitasi), untuk
mengurangi kemungkinan
aktivitas kejang. Selain
kejang, antikonvulsan juga
dapat digunakan pada
beberapa kondisi berikut ini:
Nyeri neuropatik.
No Mekanisme kerja Indikasi
Obat antidepresant
1 SSRI SSRI bekerja memblokir Indikasi: Episode depresi
serotonin agar tidak diserap mayor, gangguan panik
kembali oleh sel saraf (saraf dengan atau tanpa
biasanya mendaur ulang agorafobia, gangguan
neurotransmitter ini). Hal ini ansietas secara umum,
menyebabkan peningkatan gangguan ansietas sosial
konsentrasi serotonin, yang (fobia sosial), gangguan
dapat meningkatkan mood obsesif konvulsif.
dan kembali menumbuhkan
minat terhadap aktivitas
yang dulunya Anda sukai.
2 SNRI SNRI menghambat untuk menangani depresi
serotonin dan norepinephrine
agar tidak diserap kembali
oleh sel saraf.
Norepinephrine terlibat
dalam sistem saraf otak yang
memicu respon rasa
ketertarikan terhadap
rangsangan dari luar dan
memotivasi mereka untuk
melakukan sesuatu.
3 MOA-i Monoamine oxidase untuk menangani depresi
inhibitor (MAOIs) bekerja
menghambat enzim
monoamine oxidase yang
dapat menghancurkan
serotonin, epinefrin, dan
dopamin. Ketiga
neurotransmitter ini
bertanggung jawab untuk
menimbulkan perasaan
bahagia.
4 TCA Antidepresan Trisiklik untuk menangani depresi
(TCA) Mekanisme kerjanya
menghambat pengambilan
kembali amin biogenik spt E,
Serotonin dan dopamin
didalam otak, Tidak lagi
digunakan sebagai obat lini
pertama, karena efek
sampingnya Efek samping
yang sering efek kolinergik
seperti mulut kering,
sembelit, penglihatan kabur,
pusing, takikardi
5 Atypical antidepresant memengaruhi senyawa pengirim untuk menangani depresi
pesan di otak (neurotransmiter)
yang digunakan untuk
berkomunikasi antar sel otak
sehingga bisa mengubah suasana
hati dan meredakan depresi.
Antipsikotik
1 Phenotiazines mengurangi efek dari kerja untuk mengobati gangguan
dopamin yang berlebihan, seperti mental, seperti skizofrenia
gejala psikosis berupa halusinasi dan gangguan psikotik.
dan delusi, atau kecemasan.
2 Butyrophenones Haloperidol merupakan untuk mengendalikan dan
suatu antipsikotik tipikal mengurangi gejala
bekerja dengan memblokir psikosis yang bisa dialami
reseptor dopamin oleh penderita gangguan
postsinaptik dan terdapat mental.
dalam sediaan oral, injeksi
intravena, dan intramuskular.
Secara total, terdapat 4 jalur
dopamin utama pada otak
yaitu jalur nigrostriatal, jalur
tuberoinfundibular,
mesokortikal, dan
mesolimbik.
3 Thioxanthine Menghambat reseptor dopamin untuk mengatasi gejala
dalam otak. psikotik.
Kondisi: Gangguan
bipolar saat episode manik
akut
Sediaan obat: Obat minum
Dewasa: Dosis awal 2 mg
sekali sehari. Dosis bisa
ditingkatkan secara
bertahap sampai dosis
maksimal 6 mg per hari.
Kondisi: Gangguan tingkah
laku yang berkaitan
dengan autisme
Sediaan obat: Obat minum
Tujuan: Menangani ganggu
an kecemasan atau kaku
otot
Tujuan: Menangani gejala
putus zat alkohol
Kondisi: Sindrom Tourette
Anak-anak usia 3–12
tahun: dosis awal 0,25
mg per hari. Dosis dapat
ditingkatkan menjadi
0,5–3 mg per hari bila
diperlukan. Dosis
maksimal 3 mg perhari.
Haloperidol suntik
Kondisi: Psikosis, skizofrenia
Kasus
1. Seorang perempuan berusia 23 tahun dibawa oleh keluarga nya ke puskesmas dengan
keluhan sering marah- marah tanpa jelas. Hal ini dialami Sejak + 2 minggu yang lalu. Pasien
mengaku marah-marah karen ia merasa stress telat wisuda dan banyak tekanan dari orang
sekitarnya untuk segera menyelesaikan studinya serta pasien baru putus dari pacarnya 3
bulan yang lalu. Pasien selalu marah dan memukul orang-orang disekitarnya jika ada yang
tidak sesuai dengan keinginanya. Pasien juga mudah tersinggung. Pasien sempat memukul
ibunya karena coba memegangnya pada saat mengamuk. Pasien juga selalu membongkar
barang-barang di rumahnya yang mana barang tersebut sudah dia rapikan pada awalnya.
Pasien juga biasanya suka berdandan dan berganti-ganti baju, sehingga hampir 4-5 helai baju
tiap hari. Pasien jarang tidur dan biasanya tidur sekitar 2-3 jam saja kemudian bangun dan
sudah tidak tidur lagi sampai pagi. Dokter mendiagnosis dengan gangguan bipolar episode
manik. Tuliskan resep nya
Jawaban:
D/ Bipolar
3. Seorang laki-laki berusia 24 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan sulit jatuh tidur.
pasien mulai mengalami keluhan sulit tidur sejak 2 minggu yang lalu. Akhir bulan depan
akan ada promosi untuk kenaikan jabatan. pasien sibuk mempersiapkan diri untuk itu, dan
dia merasa harus bekerja lebih giat daripada biasanya agar dia juga mendapatkan promosi
jabatan.Dengan naiknya jabatan pasien, maka gaji yang diterima pasien menjadi bertambah
sehingga pasien dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari ibu dan ketiga adiknya.& bulan
yang lalu, ayah pasien meninggal sehingga ia merasa harus menjadi tulang punggung
keluarga. 2 adik pasien merupakanmahasiswa dan 1 adik pasien maih SMP. Dokter
mendiagnosa dengan initial insomnia.Tuliskan resep nya.
Jawaban:
(Fasilitator)