PENDAHULUAN
I. DEFINISI
Menstruasi adalah perdarahan yang berasal dari uterus (rahim) sebagai tanda bahwa
alat kandungan menjalankan fungsinya, terjadi setiap bulan secara teratur pada seorang
wanita dewasa yang sehat dan tidak hamil. Salah satu gannguan menstruasi yaitu
menorraghia. Menorrhagia adalah pendarahan pada saat menstruasi yang melebihi keadaan
normal. Jumlah pendarahanya lebih dari 80 ml per siklus.
II. ETIOLOGI
Penyebab menorraghia antara lain : gangguan sistemik atau kelainan uterus spesifik,
kehamilan termasuk intrauterine kehamilan, kehamilan ektopik, dan keguguran. Dalam
beberapa penelitian dari remaja dengan menorrhagia akut, yang mendasari gangguan
perdarahan menyumbang 3% sampai 13% dari presentasi ruang gawat darurat. Meskipun
penyakit von Willebrand memiliki insiden 1% pada populasi umum, prevalensi pada wanita
dengan menorrhagia mungkin setinggi 20%. Hipotiroidisme juga mungkin berhubungan
dengan menstruasi yang berat. Penyebab rahim spesifik menorrhagia lebih sering terjadi
pada wanita usia subur dan yang lebih tua termasuk fibroid, adenomiosis, polip
endometrium, dan kanker ginekologi.
Penyebab menoragia sangat dipengaruhi kondisi dalam uterus. Yang berkaitan
dengan fibrin dan platelet yang mempengaruhi proses pembekuan darah. Hal ini dapat
terjadi apabila terdapat gangguan pembekuan darah, misalnya pada penyakit von
Willebrands dan trombositopenia. Dapat pula disebabkan karena adanya adanya polip,
mioma, dan hiperplasia endometrium. Kondisi yang paling sering menyebabkan menoragia
karena mioma uteri (Wiknjosastro, 2011).
Penyebab menoragia Menurut Novita (2015) :
a. Gangguan pembekuan
Peluruhan saaat haid bersifat self limited karena haid berlangsung secara simultan
diseluruh endometrium serta jaringan endometrium yang terbentukoleh estrogen dan
progesterone normalyang bersifat stabil. Estrogen breaktrough bleeding menyebabkan
lapisan endometrium menjadi semakin menebal namun akhirnya runtuh karena kurang
sempurnanya struktur endometrium karena tidak sebandingnya jumlah progesterone yang
ada banding jumlah estrogen.
b. Gangguan dalam organ pelvis
Menoragia biasanya berhubungan dengan fibroid pada uterus, adenommiosis, infeksi
pelvis dan polips endometrial. Wanita dengan pendarahan haid melebihi 200 cc, 50 %
mengalami fibroid, sedangkan 40 % pasien dengan adenomiosis mengalami perdarahan
haid melebihin 800cc.
III. PATOFISIOLOGI
Pada siklus ovulasi normal, hipotalamus mensekresi Gonadotropin releasing hormon
(GnRH), yang menstimulasi pituitary agar melepaskan Folicle-stimulating hormone (FSH). Hal
ini pada gilirannya menyebabkan folikel di ovarium tumbuh dan matur pada pertengahan siklus,
pelepasan leteinzing hormon (LH) dan FSH menghasilkan ovulasi. Perkembangan folikel
menghasilkan esterogen yang berfungsi menstimulasi endometrium agar berproliferasi. Setelah
ovum dilepaskan kadar FSH dan LH rendah. Folikel yang telah kehilangan ovum akan
berkembang menjadi korpus luteum, dan korpus luteum akan mensekresi progesteron.
Progesteron menyebabkan poliferasi endometrium untuk berdeferemnsiasi dan stabilisasi, 14 hari
setelah ovulasi terjadilah menstruasi. Menstruasi berasal dari peluruhan endometrium sebagai
akibat dari penurunan kadar esterogen dan progesteron akibat involusi korpus luteum.
Pada siklus anovulasi, perkembangan folikel terjadi dengan adanya stimulasi dari FSH,
tetapi dengan berkurangnya LH, maka ovulasi tidak terjadi. Akibatnya tidak ada korpus luteum
yang terbentuk dan tidak ada progesteron yang disekresi. Endometrium berplroliferasi dengan
cepat, ketika folikel tidak terbentuk produksi esterogen menurun dan mengakibatkan perdarahan.
Kebanyakan siklus anovulasi berlangsung dengan pendarahan yang normal, namun
ketidakstabilan poliferasi endometrium yang berlangsung tidak mengakibatkan pendarahan
hebat.
IV. MANIFESTASI KLINIS
Gejala:
Pasien mengeluhkan menstruasi berkepanjangan. Mereka juga mungkin memiliki tanda-
tanda kelelahan ringan dan dalam kasus-kasus kehilangan darah yang parah. Gejala ini ada atau
mungkin tidak terjadi dengan dismenore.
Tanda-tanda:
Orthostasis, takikardia, dan pucat, terutama dalam kasus-kasus kehilangan darah akut
yang signifikan.
Tes laboratorium
Hitung darah lengkap dan kadar feritin; hemoglobin dan hematokrit hasil mungkin
rendah.
Jika ada riwayat, pengujian dapat dilakukan untuk mengidentifikasi gangguan
koagulasi sebagai penyebab.
Tes Diagnostik lainnya
USG panggul, gambar panggul resonansi magnetic, Papanicolaou (Pap) smear, Biopsi
endometrium, Histeroskopi, Sonohysterogram (Dipiro, et al, 2008).
V. TERAPI
Tujuan terapi :
a. Terapi menorrhagia harus mengurangi aliran darah menstruasi
b. meningkatkan kualitas hidup pasien
c. menunda kebutuhan untuk intervensi bedah
Terapi farmakologi
Tabel 2. Agen Terapi untuk menorrhagia
STUDI KASUS
Data pasien
Nama Pasien : Nn AB
Umur : 18 thn
Sex : Perempuan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
BB/TB : 47/159
Pernah mengalami kecelakaan tunggal dua bulan yang lalu, dibawa ke rumah sakit dan terdapat
luka pada leher dan kepalanya. Semenjak kejadian tersebut saat ini remaja itu sering
mengeluhkan menoraghie gangguan lambung dan pencernaan serta depresi.
Riwayat pengobatan
Data pasien
Nama Pasien : Nn AB
Umur : 18 thn
Sex : Perempuan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
BB/TB : 47/159
Pernah mengalami kecelakaan tunggal dua bulan yang lalu, dibawa ke rumah sakit dan terdapat
luka pada leher dan kepalanya. Semenjak kejadian tersebut saat ini remaja itu sering
mengeluhkan menoraghie gangguan lambung dan pencernaan serta depresi.
Data laboratorium
Riwayat pengobatan
Assesment :
1. Hb pasien sangat rendah (≤ 5,0) sehingga perlu transfusi darah untuk memenuhi Hb
normal (11,0-16,5%)
2. Diberikan terapi Asam mefenamat 3x500 mg untuk mengatasi nyeri perut dan
pendarahan yang dialami pasien.
3. Pemberian estrogen i.v tetap diberikan sampai pendarahan pasien berhenti hingga
membaik.
4. Diberikan omeprazole untuk gangguan lambung dan pencernaan. Dosis 20 mg
1xsehari
5. Perlu diberikan Paracetamol untuk mengatasi demam. Dosis 500mg 3x sehari. Bisa
dihentikan jika suhu tubuh mulai normal.
6. Diberikan Sertralie untuk mengatasi depresi pasca kecelakaan. Dosis 50-100 mg per
hari.
Monitoring kadar Hb, Hct, trombosit, eritrosit, kreatinin dan BUN, leukocytes.
DAFTAR PUSTAKA
Novita, T. H, 2015, Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi Pada Ny. R P 2A0 umur 29
tahun Dengan Menoragia Di Rsu Assalam Gemolong Sragen, Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan, Surakarta.
Wiknjosastro H. Ilmu Kebidanan. Edisi ke-4. Jakarta: Yayaan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo; 2009.