Disusun Oleh :
Gina Nurdallena Rahmadani
N10118092
2. Golongkan NAPZA?
Jawab :
Golongan I adalah narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan dan tidak ditujukan untuk terapi serta mempunyai potensi sangat
tinggi menimbulkan ketergantungan, contohnya heroin.
Narkotika golongan II adalah narkotika yang memiliki khasiat pengobatan dan
sering digunakan sebagai obat alternatif tapi sebagai pilihan yang terakhir,
contohnya morfin.
Berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun 1997, psikotropika adalah zat atau
obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psiko aktif
melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan
khas pada aktivitas mental dan perilaku. Zat adiktif adalah bahan yang dapat
menimbulkan kerugian bagi seseorang yang menggunakannya akibat timbulnya
ketergantungan psikis seperti golongan alkohol, nikotin dan sebagainya. Jenis-jenis
NAPZA antara lain heroin, morfin, ganja, ekstasi, sabu- sabu, obat penenang, dan
alkohol.
Jenis-jenis Narkoba
Yang merupakan Narkoba ialah :
a) Opiat atau Opium (candu) : Merupakan golongan Narkotika alam yang
sering digunakan dengan cara dihisap (inhalasi).
b) Morfin : Merupakan zat aktif (narkotika) yang diperoleh dari candu melalui
pengolahan secara kimia. Umumnya candu mengandung 10% morfin. Cara
pemakaiannya disuntik di bawah kulit, ke dalam otot atau pembuluh darah
(intravena)
c) Heroin : Merupakan golongan narkotika semisintetis yang dihasilkan atas
pengolahan morfin secara kimiawi melalui 4 tahapan sehingga diperoleh
heroin paling murni berkadar 80% hingga 99%. Heroin murni berbentuk
bubuk putih sedangkan heroin tidak murni berwarna putih keabuan (street
heroin).Zat ini sangat mudah menembus otak sehingga bereaksi lebih kuat dari
pada morfin itu sendiri. Umumnya digunakan dengan cara disuntik atau
dihisap. Timbul rasa kesibukan yang sangat cepat/rushing sensastion (± 30-60
detik) diikuti rasa menyenangkan seperti mimpi yang penuh kedamaian dan
kepuasan atau ketenangan hati (euforia).Ingin selalu menyendiri untuk
menikmatinya.
d) Ganja : Berasal dari tanaman kanabis sativa dan kanabis indica. Pada tanaman
ini terkandung 3 zat utama yaitu tetrahidrokanabinol, kanabinol dan
kanabidiol. Cara penggunaannya dihisap dengan cara dipadatkan menyerupai
rokok atau dengan menggunakan pipa rokok.
e) LSD atau lysergic acid atau acid, trips, tabs : Termasuk sebagai golongan
halusinogen (membuat khayalan) yang biasa diperoleh dalam bentuk kertas
berukuran kotak kecil sebesar 1⁄4 perangko dalam banyak warna dan gambar.
Ada juga yang berbentuk pil atau kapsul. Cara menggunakannya dengan
meletakkan LSD pada permukaan lidah dan bereaksi setelah 30-60 menit
kemudian dan berakhir setelah 8-12 jam.
f) Kokain : Mempunyai 2 bentuk yakni bentuk asam (kokain hidroklorida) dan
bentuk basa (free base). Kokain asam berupa kristal putih, rasa sedikit pahit
dan lebih mudah larut dibanding bentuk basa bebas yang tidak berbau dan
rasanya pahit. Nama jalanan kadang disebut koka, coke, happy dust, snow,
charlie, srepet, salju, putih. Disalahgunakan dengan cara menghirup yaitu
membagi setumpuk kokain menjadi beberapa bagian berbaris lurus di atas
permukaan kaca dan benda yang mempunyai permukaan datar. Kemudian
dihirup dengan menggunakan penyedot atau gulungan kertas. Cara lain adalah
dibakar bersama tembakau yang sering disebut cocopuff. Menghirup kokain
berisiko luka pada sekitar lubang hidung bagian dalam.
Sumber :
Darwis, A., Dalimunthe, D, E., Riadi, S. 2017. NARKOBA, BAHAYA DAN CARA
MENGANTISIPASINYA. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Volume 1
No. 1. Viewed On 23 September 2021. From <media.neliti.com>.
Sholihah, Q. 2015. EFEKTIVITAS PROGRAM P4GN TERHADAP PENCEGAHAN
PENYALAHGUNAAN NAPZA. Jurnal Kesehatan Masyarakat vol. 9 No. 1.
Viewed On 23 September 2021. From https://journal.unnes.ac.id.
Sumber :
Uhl, G. R., Koob, G. F., & Cable, J. (2019). The neurobiology of addiction. Annals of
the New York Academy of Sciences, 1451(1), 5–28.
https://doi.org/10.1111/nyas.13989
7. Pencegahan secara internal (diri sendiri) dan eksternal (keluarga dan lingkungan)
Jawab :
Pencegahan dan penanggulangan narkoba banyak yang masih bisa dilakukan
untuk mencegah penggunaan dan membantu remaja yang sudah terjerumus ke dalam
penyalahgunaan narkoba. Penanggulangan penyalahgunaan narkoba bukan saja
merupakan tanggung jawab pemerintah semata, namun upaya tersebut pun merupakan
tanggung jawab masyarakat umum yang diawali dari kelompok terkecil yaitu
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat tempat para
remaja mengaktualisasikan dirinya.
Ada tiga tingkat intervensi yang dapat dilakukan dalam menanggulangi
masalah penyalahgunaan narkoba, yaitu:
1. Primer, sebelum penyalahgunaan terjadi, atau disebut sebagai fungsi preventif.
Biasanya dalam bentuk pendidikan, penyebaran informasi mengenai bahaya
narkoba, pendekatan melalui keluarga, dll. Instansi pemerintah, seperti halnya
BKKBN, lebih banyak berperan pada tahap intervensi ini. Dalam menjalankan
fungsi ini, upaya yang harus di lakukan oleh pemerintah meliputi melakukan
sosialisasi secara berkala, pendirian lembaga-lembaga pengawasan, membentuk
aturan perundang-undangan dalam berbagai bentuk, dan bahkan menjalin
kerjasama inernasional baik bilateral, regional, maupun multilateral. Selain itu,
kegiatan yang dapat dilakukan seputar pemberian informasi melalui berbagai
bentuk materi komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) yang ditujukan kepada
remaja langsung dan keluarga.
2. Sekunder, pada saat penggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya
penyembuhan (treatment). Fase ini meliputi: 1) fase penerimaan awal antara 1 - 3
hari dengan melakukan pemeriksaan fisik dan mental; 2) fase detoksifikasi dan
terapi komplikasi medik, antara 1 - 3 minggu untuk melakukan pengurangan
ketergantungan bahan-bahan adiktif secara bertahap.
3. Tertier, yaitu upaya untuk merehabilitasi mereka yang sudah memakai dan dalam
proses penyembuhan. Tahap ini biasanya terdiri atas: 1) fase stabilisasi, antara 3-
12 bulan, untuk mempersiapkan pengguna kembali ke masyarakat; 2) fase
sosialiasi dalam masyarakat, agar mantan penyalahguna narkoba mampu
mengembangkan kehidupan yang bermakna di masyarakat. Tahap ini biasanya
berupa kegiatan konseling, membuat kelompok- kelompok dukungan,
mengembangkan kegiatan alternatif, dll.
Sumber :
Amanda, M , P., Humaedi, S., Santoso, M, B. 2017. PENYALAHGUNAAN
NARKOBA DI KALANGAN REMAJA (ADOLESCENT SUBSTANCE ABUSE).
Jurnal Penelitian & PPM Vol 4, No: 2. Viewed On 23 September 2021. From
<jurnal.unpad.ac.id>
8. Diagnose banding dari scenario
Jawab :
Ketergantungan zat merupakan dampak dari penyalahgunaan NAPZA yang
parah, hal ini sering dianggap sebagai penyakit. Ketergantungan seperti
ketidakmampuan untuk mengendalikan atau menghentikan pemakaian zat
menimbulkan gangguan fisik yang hebat jika dihentikan akan berbahaya dan
merugikan keluarga serta menimbulkan dampak sosial yang luas.
Sumber:
Sholihah, Q. 2015. Efektivitas Program P4GN terhadap Pencegahan
Penyalahgunaan NAPZA. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 9(1)